1 BAB I PENDAHULUAN Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos, "persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846 (Muhardi 1989). Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar (Dardjat M T 1986). .
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-"tidak, tanpa" dan aesthētos,
"persepsi, kemampuan untuk merasa"), secara umum berarti suatu tindakan
menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya
yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh
Oliver Wendel Holmes Sr pada tahun 1846 (Muhardi 1989).
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu analgetik dan
anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa disertai hilangnya perasaan secara total.
seseorang yang mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik
tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu meringankan rasa nyeri.
Beberapa jenis anestesi menyebabkan hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya
hanya menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap sadar (Dardjat
M T 1986).
.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GANGLION
1. Pengertian
Kista Ganglion atau biasa disebut Ganglion merupakan kista yang terbentuk dari
kapsul suatu sendi atau sarung suatu tendo. Kista ini berisi cairan kental jernih yang mirip
dengan jelly yang kaya protein. Kista merupakan tumor jaringan lunak yang paling sering
didapatkan pada tangan (Harun, 2010).
Ganglion biasanya melekat pada sarung tendon pada tangan atau pergelangan
tangan atau melekat pada suatu sendi; namun ada pula yang tidak memiliki hubungan
dengan struktur apapun. Kista ini juga dapat ditemukan di kaki. Ukuran kista bervariasi,
dapat bertambah besar atau mengecil seiring berjalannya waktu dan bahkan menghilang.
Selain itu kadang dapat mengalami inflamasi jika teriritasi. Konsistensi dapat lunak
hingga keras seperti batu akibat tekanan tinggi cairan yang mengisi kista sehingga kadang
didiagnosis sebagai tonjolan tulang. Ganglion timbul pada tempat-tempat berikut ini
(Jonathan et al, 2008)
a. Pergelangan tangan – punggung tangan ("dorsal wrist ganglion"), pada
telapak tangan ("volar wrist ganglion"), atau kadang pada daerah ibu jari.
Kista ini berasal dari salah satu sendi pergelangan tangan, dan kadang
diperberat oleh cedera pada pergelangan tangan.
b. Telapak tangan pada dasar jari-jari ("flexor tendon sheath cyst"). Kista ini
berasal dari saluran yang menjaga tendon jari pada tempatnya, dan kadang
terjadi akibat iritasi pada tendon - tendinitis.
c. Bagian belakang tepi sendi jari ("mucous cyst"), terletak di sebelah dasar
kuku. Kista ini dapat menyebabkan lekukan pada kuku, dan dapat menjadi
terinfeksi dan menyebabkan infeksi sendi walaupun jarang. Hal ini biasanya
disebabkan arthritis atau taji tulang pada sendi.
3
2. Etiologi
Penjelasan yang paling sering digunakan untuk mengungkapkan pembentukan
kista hingga degenerasi mukoid dari kolagen dan jaringan ikat. Teori ini menunjukkan
bahwa sebuah ganglion mewakili struktur degeneratif yang melingkupi perubahan
miksoid dari jaringan ikat. Teori yang lebih baru, yang dipostulasikan oleh Angelides
pada 1999, menjelaskan bahwa kista terbentuk akibat trauma jaringan atau iritasi struktur
sendi yang menstimulasi produksi asam hialuronik. Proses ini bermula di pertemuan
sinovial-kapsular. Musin yang terbentuk membelah sepanjang ligamentum sendi serta
kapsul yang melekat untuk kemudian membentuk duktus kapsular dan kista utama.
Duktus pada akhirnya akan bergabung menjadi kista ganglion soliter yang besar. Seperti
yang telah disebutkan, penyebab ganglion tidak sepenuhnya diketahui, namun ganglion
dapat terjadi akibat robekan kecil pada ligamentum yang melewati selubung tendon atau
kapsul sendi baik akibat cedera, proses degeneratif atau abnormalitas kecil yang tidak
diketahui sebelumnya (Harun, 2010).
1. Tanda dan gejala (Harun, 2010)
a. Keterbatasan gerak
b. Parestesia
c. Kelemahan
d. Nyeri
e. Adanya Benjolan pada bagian belakang pergelangan tangan, sisi telapak
pergelanagn tangan, sendi jari
3. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi tergantung pada lokasi dan ukuran
ganglion. Komplikasi utama adalah keterbatasan gerak pada sendi dimana
terdapat ganglion. Tidak seperti tumor lain, ganglion tidak pernah berubah
menjadi ganas. Komplikasi yang dapat terjadi akibat prosedur bedah yang
dilakukan berupa rekurensi walaupun kemungkinannya tidak besar. Selain itu
juga terdapat resiko infeksi, keterbatasan gerak, kerusakan serabut saraf atau
pembuluh darah (Harun, 2010).
4
2. Diagnosis (Harun, 2010).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan kadang melalui
pemeriksaan radiologik.
a. anamesis bisa didapatkan benjolan yang tidak bergejala namun kadang
ditemukan nyeri serta riwayat penggunaan lengan yang berlebihan.
b. Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan lunak yang tidak nyeri tekan.
Melalui transiluminasi diketahui bahwa isi benjolan bukan merupakan massa
padat tapi merupakan cairan. Pada aspirasi diperoleh cairan dengan viskositas
yang tinggi dan jernih. Sering juga ditemukan adanya gangguan pergerakan
dan parestesia dan kelemahan pada pergelangan tangan ataupun lengan.
4. Diagnosis Banding
Ganglion dapat didiagnosis banding dengan benjolan lain yang mungkin didapatkan di
tangan seperti lipoma, kista sebasea dan nodul rheumatoid arthritis (Jonathan et al, 2008)
3. Penatalaksanaan (Jonathan et al, 2008)
Terdapat tiga pilihan utama penatalaksanaan ganglion.
a. Pertama, membiarkan ganglion tersebut jika tidak menimbulkan keluhan apapun.
Setelah diagnosis ditegakkan dan pasien diyakinkan bahwa massa tersebut
bukanlah kanker atau hal lain yang memerlukan pengobatan segera, pasien
diminta untuk membiarkan dan menunggu saja.
b. Jika ganglion menimbulkan gejala dan ketidaknyamanan ataupun masalah
mekanis, terdapat dua pilihan penatalaksanaan: aspirasi (mengeluarkan isi kista
dengan menggunakan jarum) dan pengangkatan kista secara bedah.
Aspirasi melibatkan pemasukan jarum ke dalam kista dan mengeluarkan isinya
setelah mematirasakan daerah sekitar kista dengan anestesi lokal. Karena
diperkirakan bahwa inflamasi berperan dalam produksi dan akumulasi cairan di
dalam kista, obat anti inflamasi (steroid) kadang diinjeksikan ke dalam kista
sebagai usaha untuk mengurangi inflamasi serta mencegah kista tersebut terisi
kembali oleh cairan kista. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan
5
substansi lain seperti hialuronidase bersama dengan steroid setelah aspirasi
meningkatkan angka kesembuhan dari 57% (aspirasi dan steroid) menjadi 89%
dengan substansi tambahan.
c. Jika kista rusak, menimbulkan nyeri, masalah mekanis dan komplikasi saraf
(hilangnya fungsi motorik dan sensorik akibat tekanan ganglion pada saraf) atau
timbul kembali setelah aspirasi, maka eksisi bedah dianjurkan. Hal ini melibatkan
insisi di atas kista, identifikasi kista, dan mengangkatnya bersama dengan
sebagian selubung tendo atau kapsul sendi dari mana kista tersebut berasal.
Lengan kemudian dibalut selama 7-10 hari. Eksisi kista ini biasanya merupakan
prosedur minor, tapi dapat menjadi rumit tergantung pada lokasi kista dan apakah
kista tersebut melekat pada struktur lain seperti pembuluh darah, saraf atau
tendon.
B. ANASTESI
1. Sejarah Anestesi
Anastesiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari hal-hal yang
menyangkut anastesi. Menurut asal katanya anasthesia berasal dari kata ‘an’ yang berarti
tidak, dan ‘estesia’ yang berarti rasa. Dengan demikian kira-kira anestesia berarti tidak
berasa. Istilah anastesia pertama kali digunakan oleh Oliver Wendell Holmes tahun 1846.
Analgesia ialah pemberian obat untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran pasien (Muhardi,1989).
Rasa nyeri merupakan masalah ‘unik’, di satu pihak bersifat melindungi badan
kita dan di lain pihak merupakan suatu siksaan. Dalam upaya menghilangkan rasa nyeri,
rasa takut pra-operasi perlu ikut dihilangkan untuk menciptakan kondisi optimal bagi
pelaksanaan pembedahan. Kondisi optimal tercapai bila ‘trias anestesi’ sudah terpenuhi
yaitu meliputi hipnotik, analgetik, dan sedatif (Muhardi,1989).
2. Jenis Anastesi
Sebagian besar operasi dilakukan dengan anestesi umum, lainnya dengan
anestesi regional atau lokal. Operasi sekitar kepala, leher, intra-torakal, intra-abdominal
paling baik dilakukan dengan anestesia umum endotrakea (Dardjat,1986).
6
Anastesi spinal (subarakhnoid) adalah anastesi regional dengan tindakan
penyuntikan obat anastetik lokal ke dalam ruang subarakhnoid. Anastesi
spinal/subarakhnoid disebut juga sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok
intratekal (Dardjat,1986).
Anastesi spinal dapat diberikan pada tindakan yang melibatkan tungkai bawah,
panggul, dan perineum. Anestesi ini juga digunakan pada keadaan khusus seperti bedah