Top Banner
95 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Gambaran Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini semakin dipertegas pada Bab I pasal 1 angka 5 PP Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa bahwa yang dimaksud sebagai Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
68

Bab v Revisi

Dec 25, 2015

Download

Documents

FaisalRizal

ffff
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Bab v Revisi

95

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten

Lumajang

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menegaskan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-

kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang

masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini semakin dipertegas pada

Bab I pasal 1 angka 5 PP Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa bahwa

yang dimaksud sebagai Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang

berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Dapat diketahui bahwa meskipun lahirnya sebuah Desa

mendahului daripada lahirnya sebuah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, namun dengan tujuan untuk mengadakan tertib hukum dan

kepastiaan hukum bagi terciptanya sinergitas kehidupan organisasi

pemerintahan di Indonesia serta mensukseskan pembangunan di segala

bidang dan sebagai upaya mencapai cita-cita nasional berdasarkan

Pancasila, yakni masyarakat yang adil dan makmur, baik materiil maupun

Page 2: Bab v Revisi

96

spirituil, maka perlu penguatan Pemerintahan Desa agar mampu

menyelenggarakan pemerintahannya, yakni mulai dari penataan

administrasinya, pengelolaan keuangan dan kekayaannya, penguatan

kapasitas aparatur pelaksananya, hingga pemberdayaan masyarakatnya

secara akuntabel, efektif dan efisien.

Sejalan dengan hal tersebut, pada pasal 98 ayat (2) PP Nomor

72 tahun 2005 tentang Desa, Pemerintah Kabupaten memiliki fungsi

pembinaan dan pengawasan. Pada pasal 101 PP Nomor 72 tahun 2005

tentang Desa terdapat 16 bentuk pembinaan dan pengawasan yang

harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, yaitu :

a. Menetapkan pengaturan kewenangan kabupaten/kota yang

diserahkan pengaturannya kepada desa;

b. Memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari

kabupaten/kota ke desa;

c. Memberikan pedoman penyusunan peraturan desa dan peraturan

kepala desa;

d. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan

lembaga kemasyarakatan;

e. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan

partisipatif;

f. Melakukan penelitian tentang penyelenggaraan pemerintahan desa;

g. Melakukan evaluasi dan pengawasan peraturan desa;

h. Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa;

i. Mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset

desa;

Page 3: Bab v Revisi

97

j. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan;

k. Memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai

adat istiadat, lembaga adat beserta hak-hak tradisionalnya dalam

pelaksanaan pemerintahan desa;

l. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa

dan lembaga kemasyarakatan;

m. Menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Kepala Desa, Perangkat

Desa dan BPD sesuai dengan kondisi dan sosial budaya masyarakat

setempat;

n. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan;

dan

o. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh kepala

desa sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan;

p. Melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan

perdesaan.

Upaya untuk mengoptimalkan peran pembinaan terhadap

penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada Pemerintahan Kabupaten

dibutuhkan suatu organisasi pemerintahan yang secara khusus

memfasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa dari sisi penyusunan

regulasi dan kebijakan dalam memperlakukan Pemerintahan Desa, mulai

dari penataan administrasinya, pengelolaan keuangan dan kekayaannya

serta penguatan kapasitas aparatur pelaksananya. Institusi yang

Page 4: Bab v Revisi

98

dimaksud adalah Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah

Kabupaten Lumajang.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor

15 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Daerah Kabupaten Lumajang sebagaimana telah diubah dengan

peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 tahun 2009, Bagian

Pemerintahan Desa adalah merupakan salah satu di antara 10 (sepuluh)

Bagian pada Sekretariat Daerah dan termasuk dalam lingkup koordinasi

Asisten Tata Praja Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang.

5.1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penyusunan Buku Rencana Kerja

(RENJA) ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam perencanaan

program kerja dan kegiatan sebagai upaya peningkatan kinerja organisasi

baik dalam bentuk regulasi, distribusi dan alokasi sumber daya lembaga

Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang.

5.1.3 Ruang Lingkup

Adanya keterbatasan prasyarat penyususunan RENJA, maka

RENJA Tahun 2013 dibatasi pada penyajian rencana kinerja yang terkait

dengan kegiatan-kegiatan yang dimuat dalam Daftar Anggaran Satuan

Kerja (DASK) Tahun 2013 dengan beberapa perbaikan pada indikator

kinerja, penetapan target dan mengkaitkannya dengan sasaran.

Page 5: Bab v Revisi

99

5.1.3 Landasan Hukum

Adapun Landasan Hukum yang digunakan dalam penyusunan

RENJA ini adalah:

a. Undang-undang Dasar 1945;

b. TAP MPR RI Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

c. Undang-undang Nomor: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

d. Undang-undang Nomor: 32 Tahun 2001;

e. Undang-undang Nomor: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

f. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2008;

g. Instruksi Presiden RI Nomor: 9 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan

Pendayagunaan Aparatur Negara;

h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 54 Tahun 2010;

i. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 050/3722/SJ Tangga 28

September 2011 tentang Penyusunan dan Penetapan Dokumen

Rencana Daerah;

j. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor: 15 Tahun 2007

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah

Kabupaten Lumajang;

k. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor: 15 Tahun 2008

tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah

Kabupaten Lumajang

Page 6: Bab v Revisi

100

l. Instruksi Bupati Lumajang Nomor: 01 Tahun 2009 tentang

Peningkatan Kinerja dan Aparatur di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Lumajang;

m. Surat Kepala Bappeda Kabupaten Lumajang Nomor:

050/1006/427.62/2001 Tanggal 28 Oktober Tahun 2011 tentang

Penyusunan Rencana Kerja.

5.1.5 Kedudukan

Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

merupakan bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sekretarian

Daerah Kabupaten Lumajang, yang memiliki anggaran dalam pelaksanaan

programdan kegiatannya yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Kabupaten Lumajang.

5.1.6Tugas Pokok Dan Fungsi

Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2007

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten

Lumajang sebagaimana telah diubah dengan peraturan Daerah Kabupaten

Lumajang Nomor 15 tahun 2009, mempunyai tugas membantu Sekretaris

daerah dalam melaksanakan perumusan kebijakan dan program serta

petunjuk teknis penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta pembinaan

Administrasi Tata laksana kelembagaan Pemerintahan Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD).

Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) mempunyai fungsi sebagai

berikut :

Page 7: Bab v Revisi

101

a. Perumusan dan penyusunan program kerja Bagian Pemerintahan Desa ;

b. Pemberian arahan dan petunjuk teknis penyelenggaraan pemerintahan

Desa dan Administrasi Tata Laksana Kelembagaan Pemerintahan Desa

dan Administrasi Tata Laksana Kelembagaan Pemerintahan Desa dan

BPD ;

c. Pengkoordinasian pelaksanaan pembinaan Administrasi tata Laksana

Kelembagaan Pemerintahan Desa dan BPD ;

d. Perumusan bahan pembinaan Administrasi Tata Laksana Kelembagaan

Pemerintahan Desa dan BPD ;

e. Penyusunan pedoman / petunjuk teknis Tata Laksana Kelembagaan

Pemerintahan Desa dan BPD ;

f. Pemfasilitasian penyelesaian perselisihan antar Desa ;

g. Pengaturan dan pemfasilitasian kunjungan kerja pada Pemerintahan

Desa dan BPD ;

h. Pelaksanaan analisa dan kegiatan terhadap potensi desa ;

i. Pelaporan pelaksanaan tugas dan program kerja Bagian pemerintahan

Desa ;

j. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan

tindakan-tindakan yang perlu diambi; di bidang tugasnya kepada

Sekretaris Daerah melalui Asisten Tata Praja ;

k. Pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai bidang tugasnya yang diberikan

oleh Sekretaris Daerah dan Asisten Tata Praja.

Page 8: Bab v Revisi

102

5.1.7 Susunan Organisasi

Susunan organisasi Bagian Pemerintahan Desa (PEMDES)

Kabupaten Lumajang sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten

Lumajang Nomor 15 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang sebagaimana telah diubah

dengan peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 tahun 2009, dan

Bagian Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Lumajang merupakan unsur

staf yang dipimipn oleh seorang Kepala Bagian berkedudukan di bawah

bertanggungjawab kepada Asisten Tata Praja yang mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan, perumusan kebijaksanaan koordinasi,

pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan teknis dalam

menyelenggarakan Pemerintahan Desa, meliputi Penyelenggaraan

Pemerintahan Desa, Kelembagaan Pemerintahan Desa serta

Pengembangan Potensi Desa.

Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

dibantu oleh 3 Kepala Sub Bagian yaitu :

a. Sub Bagian Penyelenggaraan Pemerintahan Desa ;

b. Sub Bagian Kelembagaan Pemerintahan Desa ; dan

c. Sub Bagian Pengembangan Potensi Desa.

Page 9: Bab v Revisi

KEPALA BAGIAN PEMERINTAHAN DESA

KASUBBAG PENYELENGGARAAN KASUBBAG KELEMBAGAAN KASUBBAG PENGEMBANGANPEMERINTAHAN DESA PEMERINTAHAN DESA POTENSI DESA

----

STAF STAF STAF

103

Struktur organisasi Bagian Pemerintahan Desa Setda Kabupaten

Lumajang dapat dilihat sebagai berikut :

5.1.8 Kondisi Lingkungan Organisasi

Setiap organisasi, termasuk Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat

Daerah Kabupaten Lumajang, dituntut untuk siap menghadapi perubahan.

Salah satu strategi tersebut adalah meningkatkan kinerja aparaturnya.

Peningkatan kinerja aparatur akan berimplikasi pada efektifitas, kreatifitas

serta produktifitas organisasi dalam menghasilkan kebijakan / keputusan /

regulasi. Upaya pencapaian visi dan misi dimaksud sangatlah ditentukan oleh

faktor – faktor lingkungan di sekitarnya yang meliputi:

1. Lingkungan Internal

a. Kekuatan

1) Adanya Sumber Daya Manusia (SDM)

2) Adanya sarana dan prasarana

Page 10: Bab v Revisi

104

b. Kelemahan

1) Tidak semua SDM memiliki kualitas yang memadai, misalnya tidak

memiliki kemampuan professional, tidak memiliki sikap

perjuangan, pengabdian, dan disiplin.

2) Tidak semua sarana dan prasarana tercukupi

2. Lingkungan Eksternal

a. Peluang

Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang

Desa, dimana meskipun desa ditetapkan sebagai entitas yang

otonom dan mandiri, namun dalam rangka mensinergikan gerak

pembangunan secara nasional tetap harus sejalan dengan program

Pemerintah, terutama dalam hal penyelenggaraan pemerintahannya,

sehingga Pemerintahan Desa tidak menjadi bagian yang terpisahkan

dari Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Ancaman

Regulasi yang mengatur tentang Desa dan Pemerintahan Desa saat

ini dirasakan sudah tidak lagi mengakomodasi kepentingan dan

perkembangan desa, sehingga membutuhkan pembaharuan

regulasi.

Adapun jam kerja di Bagian Pemerintahan Desa adalah mulai pukul

07.00 WIB yang ditandai dengan kegiatan apel pagi terlebih dahulu hingga

pukul 15.30 WIB yang juga ditandai dengan kegiatan apel sore terlebih

dahulu. Jam kerja dimaksud berlaku pada hari Senin s.d Kamis, sedangkan

untuk hari Jum’at dimulai pukul 05.30 WIB yang ditandai dengan kegiatan

senam pagi, dan berakhir pada pukul 11.00 WIB yang ditandai dengan

Page 11: Bab v Revisi

105

kegiatan apel siang terlebih dahulu. Sehingga rincian untuk jumlah jam kerja

adalah sebagai berikut :

No Hari Jam Kerja Total

1. Senin s.d Kamis 07.00 – 15.30 8 jam 30 menit

2. Jum’at 05.30– 11.00 6 jam 30 menit

5.1.9 Faktor – Faktor Kunci Keberhasilan

Faktor kunci keberhasilan yang dilandasi oleh visi, dan misi nilai

stratejik Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang

memiliki posisi yang sangat penting dalam menerapkan proses perwujudan

taat pemerintahan yang baik di samping sebagai unsur staf bupati dalam

pelaksanaan tugas-tugas dalam rangka pencapaian tujuan pemerintah

daerah.

Beberapa aspek stratejik wajib dijadikan perhatian oleh aparatur

Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang, yang merupakan faktor-faktor

kunci keberhasilan telah diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Tuntutan peningkatan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam rangka

peningkatan pelayanan publik. Hal ini sejalan dengan penetapan

nominasi pelayanan terbaik. Penerapan standart pelayanan minimal

(SPM), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan ISSO 9000;

2. Pemenuhan kelembagaan dalam Program Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor: 15 Tahun 2008. Kelembagaan yang kaya fungsi dan

ramping struktur menjadi aspek stratejik terkini, implementasinya

diharapkan memberi dampak pada peningkatan kualitas pelayanan

publik;

Page 12: Bab v Revisi

106

3. Pembangunan sistem administrasi keuangan daerah terpadu. Tuntutan

perubahan yang diamanatkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri

Nomor: 13 Tahun 2008 dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003

tentang Keuangan Daerah. Secara hakiki ketentuan hukum tersebut

menuntut perubahan pendekatan penganggaran dari Line Item Budgeting

System menjadi Performance Budgeting System. Selain itu juga

menyangkut penatausahaan anggaran yang harus disesuaikan dengan

tuntutan perubahan sistem akuntansi dari Single Entry menjadi Double

Entry. Salah satu upaya konkrit yang harus dilaksanaakan setiap

pemerintah daerah adalah merencanakan secara matang tentang apa

yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pembangunan di

daerahnya yang dilakukan secara tepat waktu dan disusun sesuai dengan

standar pemerintah yang diterima umum.

5.1.0 Visi dan Misi

a. Visi

Visi adalah pandangan atau wawasan ke depan / kemampuan

dalam melihat inti persoalan. Visi Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat

Daerah Kabupaten Lumajang merupakan hasil refleksi dan proyeksi

mengenai arah yang hendak dicapai dengan mempertimbangkan

berbagai aspek penting terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi yang diamanahkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.

Sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Lumajang serta

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka Bagian

Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Lumajang yang merupakan

unsur staf Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, mempunyai visi

Page 13: Bab v Revisi

107

“Terwujudnya Pemerintahan Desa

yang Sejahtera dan Bermartabat”.

yang maknanya adalah :

Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang ke

depan diharapkan mampu mewujudkan Pemerintahan Desa sebagai

institusi pemerintahan yang efektif, efisien dan akuntabel dalam

menyelenggarakan roda pemerintahannya.

b. Misi

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi yang telah ditetapkan

sebelumnya, yang merupakan cara yang digunakan untuk mencapai visi.

Misi adalah pedoman yang wajib dipegang teguh oleh setiap Aparat

Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam mewujudkan visi. Untuk

mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Bagian Pemerintahan Desa

Setda Kabupaten Lumajang menetapkan misi sebagai berikut :

1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kinerja Kepala

Desa, Perangkat Desa dan keanggotaan BPD.

2. Penataan pengelolaan keuangan di desa sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Penyusunan dan penyempurnaan regulasi tentang penyelenggaraan

pemerintahan desa.

4. Peningkatan tata kelola administrasi pemerintahan desa sesuai

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penjelasan Misi :

Page 14: Bab v Revisi

108

1. Upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya

stakeholder unsur pemerintahan desa merupakan bagian

terpenting agar penyelenggaraan pemerintahan di desa berjalan

sebagaimana ketentuan yang berlaku.

2. Tata kelola keuangan yang baik sebagaimana ketentuan yang

berlaku akan meminimalisir penyalahgunaan kewenangan atas

uang Negara (bantuan keuangan ke Desa).

3. Memberikan respon cepat atas regulasi yang diterapkan oleh

Pemerintah Pusat agar implementasi aturan yang terkait dengan

desa tepat sasaran.

4. Penataan administrasi yang rapi dan tercatat secara baik akan

memudahkan pucuk pimpinan (top manager) memperoleh data

yang cepat sehingga pengambilan keputusannya dapat tepat

sasaran.

5.2 Gambaran Karakteristik Responden

Gambaran karakteristik responden dapat diketahui berdasarkan hasil

penyebaran kuesioner yang telah dilakukan kepada seluruh karyawan Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Pada penelitian ini

mendiskripsikan mengenai pengaruh kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pemerintahanan Desa

(PEMDES Kabupaten Lumajang. Hasil penyebaran kuesioner yang telah

dilakukan kepada 80 responden yaitu seluruh karyawan Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang dan dapat

dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir dan usia

Page 15: Bab v Revisi

109

berdasarkan hasil tersebut maka karakteristik responden dapat diuraikan

sebagai berikut:

5.2.1 Jenis Kelamin Responden

Jumlah masing-masing jenis kelamin seluruh karyawan Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang, dapat dilihat pada

tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase

Pria

Wanita

56

24

70%

30%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 5.1, dapat diketahui bahwa dari 80 responden yaitu seluruh

karyawan Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

menunjukkan bahwa sebanyak 56 responden atau sebesar 70% adalah pria

dan 24 responden atau 30% adalah wanita. Berdasarkan hasil tersebut dapat

membuktikan bahwa sebagain besar pegawai adalah pria, banyaknya

pegawai pria tersebut dikarenakan selama ini dinas memberikan pelayanan

secara langsung kepada masyarakat sehingga memiliki intensitas pekerjaan

yang tinggi baik dilapangan maupun dikantor.

5.2.2 Tingkat Usia Responden

Karakteristik usia responden yaitu karyawan Dinas Pemerintahan

Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.2

Page 16: Bab v Revisi

110

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Responden Prosentase

21 – 30 tahun

31 - 40 tahun

41 – 50 tahun

> 50 tahun

21

49

9

1

26,25%

61,25%

11,25%

1,25%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 5.2 maka dapat diketahui bahwa dari 80 responden

yaitu seluruh karyawan Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten

Lumajang menunjukkan bahwa sebanyak 21 responden atau sebesar

26,25% berusia 21 – 30 tahun, 49 responden atau 61,25% berusia 31 – 40

tahun dan sebanyak 9 responden atau 11,25% berusia 41 – 50 tahun serta

sebanyak 1 responden atau pegawai berusia >50 tahun dengan demikian

dapat dikatakan bahwa sebagian besar pegawai adalah berusia 31-40 tahun

yaitu sebanyak 49 responden atau 61,25%. Hasil karakteristik responden

berdasarkan usia tersebut menunjukkan bahwa selama ini instansi banyak

memperkerjakan pegawai yang telah memiliki pengalaman dalam bekerja

sehingga dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada

masyarakat.

5.2.3 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki oleh responden yaitu seluruh

karyawan Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:

Tabel 5.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Page 17: Bab v Revisi

111

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Prosentase

SMU

Diploma (D1, D2 & D3)

Perguruan Tinggi (S1)

S2

13

14

45

8

16,25%

17,5%

56,25%

10%

Jumlah 80 100%

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel 5.3, dari 80 responden yaitu seluruh karyawan

Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang dapat

diketahui bahwa sebanyak 13 responden atau 16,25% mempunyai tingkat

pendidikan Sekolah Menengah Umum, sebanyak 14 responden atau 17,5%

mempunyai tingkat pendidikan Diploma (D1, D2 dan D3), sebanyak 45

responden atau 56,25% memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu Perguruan

Tinggi (S1) dan sebanyak 8 responden atau 10% memiliki pendidikan terakhir

S2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa intansi melakukan seleksi atau

persyaratan terkait dalam proses penerimaan pegawai, dimana pendidikan

juga menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh calon pegawai.

5.2.4 Hasil Analisis Deskriptif

Pada bagian ini akan disajikan megenai deskripsi hasil jawaban

responden mengenai variabel penelitian yag digunakan.

a. Kepemimpinan (X1)

Variabel kepemimpinan terbagi menjadi 12 item pertanyaan dan

deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan sebagi berikut:

Tabel 5.4

Page 18: Bab v Revisi

112

Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kepemimpinan (X1)

Item Jawaban RespondenSS % S % N % TS % STS %

X1.1 14 17,5 41 51,3 21 26,3 4 5,0 - -X1.2 13 16,3 45 56,3 22 27,5 - - - -X1.3 9 11,3 52 65,0 19 23,8 - - - -X1.4 14 17,5 51 63,8 15 18,8 - - - -X1.5 13 16,3 43 53,8 24 30 - - - -X1.6 10 12,5 46 57,5 21 26,3 3 3,8 - -X1.7 14 17,5 42 52,3 23 28,8 1 1,3 - -X1.8 16 20,0 45 56,3 17 21,3 2 2,5 - -X1.9 8 10 45 56,3 27 33,8 - - - -X1.10 11 13,8 45 56,3 23 28,8 1 1,3 - -X1.11 10 12,5 45 56,3 22 27,5 3 3,8 - -X1.12 11 13,8 46 57,5 23 28,8 - - - -

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa untuk item ketiga

dalam hal ini mengenai pemimpin ditempat karyawan bekerja mendorong

orang lain untuk bergerak maju dengan karyawan tersebut ditanggpi secara

positif oleh karyawan. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama ini para

karyawan merasakan bahwa pimpinan selalu berupaya untuk memberikan

dorongan kepada karyawan untuk selalu bekerja sesuai dengan ketentuan

atau prosedur yang telah ditetapkan. Para karyawan memberikan tanggapan

yang positif terhadap upaya pimpinan untuk memberikan dorongan untuk

bekerja dengan lebih baik.

b. Budaya Organisasi (X2)

Variabel budaya organisasi terbagi menjadi 7 item pertanyaan dan

deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan sebagi berikut:

Tabel 5.5Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Variabel Budaya

Organisasi (X2)

Page 19: Bab v Revisi

113

Item Jawaban RespondenSS % S % N % TS % STS %

X2.1 16 20 48 60 16 20 - - - -X2.2 12 15,0 48 60 20 25 - - - -X2.3 21 26,3 41 51,3 18 22,5 - - - -X2.4 14 17,5 47 58,8 19 23,8 - - - -X2.5 17 21,3 44 55 19 23,8 - - - -X2.6 19 23,8 41 51,3 20 25 - - - -X2.7 16 20 46 57,5 18 22,5 - - - -

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa untuk item pertama

dalam hal ini mengenai karyawan berani mengambil risiko untuk nama baik

institusi ditanggapai secara positif oleh karyawan. Hasil distribusi jawaban

responden menunjukkan bahwa selama ini dalam bekerja para karyawan

selalu mampu memberikan dukungan terkait dengan upaya untuk

memaksimalkan potensi diri yang dimiliki sehingga para karyawan berani

mengambil risiko untuk tetap menjaga nama baik dari instansi.

c. Motivasi Kerja (X3)

Variabel motivasi kerja terbagi menjadi 11 item pertanyaan dan

deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan sebagi berikut:

Tabel 5.6Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Variabel Motivasi Kerja

(X3)

Page 20: Bab v Revisi

114

Item Jawaban RespondenSS % S % N % TS % STS %

X3.1 10 12,5 49 61,3 21 26,3 - - - -X3.2 12 15 48 60 20 25 - - - -X3.3 17 21,3 43 53,8 20 25 - - - -X3.4 14 17,5 48 60 17 21,3 1 1,3 - -X3.5 21 26,3 42 52,5 17 21,3 - - - -X3.6 10 12,5 41 51,3 29 36,3 - - - -X3.7 10 12,5 41 51,3 29 36,3 - - - -X3.8 11 13,8 44 55,0 25 31,3 - - - -X3.9 8 10 48 60 24 30 - - - -X3.10 16 20 47 58,8 17 21,3 - - - -X3.11 17 21,3 43 53,8 20 25 - - - -

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa untuk item pertama

dalam hal ini mengenai karyawan berani mengambil risiko untuk nama baik

institusi. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa selama

ini dalam bekerja para karyawan selalu mampu memberikan dukungan

terkait dengan upaya untuk memaksimalkan potensi diri yang dimiliki

sehingga para karyawan berani mengambil risiko untuk tetap menjaga

nama baik dari instansi.

d. Kepuasan Kerja Pegawai (Y1)

Variabel kepuasan kerja pegawai kerja terbagi menjadi 9 item

pertanyaan dan deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan

sebagi berikut:

Tabel 5.7Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Variabel Kepuasan Kerja

Pegawai (Y1)Item Jawaban Responden

SS % S % N % TS % STS %

Page 21: Bab v Revisi

115

Y1.1 13 16,3 46 57,5 21 26,3 - - - -Y1.2 15 18,8 46 57,5 19 23,8 - - - -Y1.3 11 13,8 46 57,5 23 28,8 - - - -Y1.4 7 8,8 49 61,3 24 30 - - - -Y1.5 10 12,5 48 60 22 27,5 - - - -Y1.6 7 8,8 44 55 29 36,3 - - - -Y1.7 6 7,5 49 61,3 25 31,3 - - - -Y1.8 10 12,5 52 65 18 22,5 - - - -Y1.9 16 20 53 66,3 11 13,8 - - - -

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui bahwa untuk item

kesembilan dalam hal ini mengenai rekan kerja merupakan rekan kerja yang

kooperatif dan selalu mendukung secara sosial ditanggapi secara positif

oleh karyawan. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa

dalam bekerja diinstansi para karyawan dapat bekerja dengan baik antar

karyawan sehingga aktivitas para karyawan diperusahaan dapat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kondisi

tersebut juga mengindikasikan bahwa selama ini para karyawan dapat

bekerja secara harmonis sehingga segala aktivitas para karyawan dapat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan..

e. Kinerja Pegawai (Y2)

Variabel kinerja pegawai kerja terbagi menjadi 7 item pertanyaan dan

deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan sebagi berikut:

Tabel 5.8Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Variabel Kinerja Pegawai

(Y2)Item Jawaban Responden

SS % S % N % TS % STS %Y2.1 10 12,5 47 58,8 23 28,8 - - - -

Page 22: Bab v Revisi

116

Y2.2 8 10,0 42 52,5 29 36,3 1 1,3 - -Y2.3 11 13,8 51 63,8 18 22,5 - - - -Y2.4 10 12,5 49 61.3 21 26,3 - - - -Y2.5 6 7,5 48 60 26 32,5 - - - -Y2.6 9 11,3 56 70 15 18,8 - - - -Y2.7 10 12,5 49 61,3 20 25,0 1 1,3 - -

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa untuk item keenam

dalam bekerja mampu memelihara harga diri dan nama baik pribadi dan

perusahaan ditanggapi secara positif oleh karyawan. Kenyataan tersebut

menunjukkan bahwa selama ini para karyawan dapat memberikan yang

terbaik kepada instansi sehingga nama baik perusahaan dan pribadi selalu

dijaga oleh setiap karyawan.

5.3 Uji Instrumen

5.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk melihat valid tidaknya masing-masing

instrumen dalam variabel kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi

Kerja serta Kinerja Karyawan Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES

Kabupaten Lumajang. Nilai kritik dari pengujian ini adalah dengan DF= n-1

taraf signifikan 0,05 (5%). Instrumen dikatakan valid jika angka koefisien

korelasi yang diperoleh lebih besar dari nilai kritik r. Adapun hasil uji validitas

pada pengujian ini untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 5.9Uji Validitas Variabel Kepemimpinan

Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan

X1.1 0,600 0,325 Valid

X1.2 0,494 0,325 Valid

X1.3 0,533 0,325 Valid

Page 23: Bab v Revisi

117

Kepemimpinan X1.4 0,647 0,325 Valid

X1.5 0,508 0,325 Valid

X1.6 0,607 0,325 Valid

X1.7 0,527 0,325 Valid

X1.8 0,542 0,325 Valid

X1.9 0,547 0,325 Valid

X1.10 0,532 0,325 Valid

X1.11 0,341 0,325 Valid

X1.12 0,580 0,325 Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 5.4, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen

kepemimpinan adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih besar

dari nilai kritik atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian semua

instrumen pada variabel kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini

dapat digunakan untuk menjelaskan variabel kepemimpinan pada Dinas

Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang. Adapun untuk

mengetahui uji validitas variabel budaya organisasi dapat dilihat pada tabel

5.5.

Tabel 5.10

Uji Validitas Budaya Organisasi

Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan

Page 24: Bab v Revisi

118

Budaya

Organisasi

X2.1 0,592 0,325 Valid

X2.2 0,549 0,325 Valid

X2.3 0,681 0,325 Valid

X2.4 0,526 0,325 Valid

X2.5 0,629 0,325 Valid

X2.6 0,466 0,325 Valid

X2.7 0,453 0,325 Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 5.5, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel

budaya organisasi adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih

besar dari nilai kritik atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian

semua instrumen pada variabel budaya organisasi yang digunakan dalam

penelitian ini dapat digunakan untuk menjelaskan budaya organsiasi pada

Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang. Hasil uji

validitas variabel motivasi kerja dapat dilihat pada tabel 5.6.

Page 25: Bab v Revisi

119

Tabel 5.6

Uji Validitas Motivasi Kerja

Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan

Motivasi

X3.1 0,431 0,325 Valid

X3.2 0,312 0,325 Valid

X3.3 0,565 0,325 Valid

X3.4 0,459 0,325 Valid

X3.5 0,385 0,325 Valid

X3.6 0,551 0,325 Valid

X3.7 0,573 0,325 Valid

X3.8 0,480 0,325 Valid

X3.9 0,606 0,325 Valid

X3.10 0,509 0,325 Valid

X3.11 0,426 0,325 Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 5.6, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel

motivasi kerja adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih besar

dari nilai kritik atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian semua

instrumen pada variabel motivasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini

dapat digunakan untuk menjelaskan motivasi kerja karyawan pada Dinas

Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang. Hasil uji validitas

variabel kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemerintahanan Desa

(PEMDES Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel 5.7.

Page 26: Bab v Revisi

120

Tabel 5.11

Uji Validitas Kepuasan Kerja Pegawai (Y1)

Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan

Kepuasan

Kerja

Y1.1 0,540 0,325 Valid

Y1.2 0,666 0,325 Valid

Y1.3 0,630 0,325 Valid

Y1.4 0,595 0,325 Valid

Y1.5 0,588 0,325 Valid

Y1.6 0,544 0,325 Valid

Y1.7 0,371 0,325 Valid

X1.8 0,464 0,325 Valid

X1.9 0,363 0,325 Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 5.7, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel

kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES

Kabupaten Lumajang adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih

besar dari nilai kritik atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Hasil tersebut

dapat membuktikan bahwa semua instrumen pada variabel kepuasan kerja

pegawai yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk

menjelaskan kepuasan kerja para pegawai pada Dinas Pemerintahanan

Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang. Adapun untuk mengetahui uji validitas

variabel kinerja pegawai pada Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES

Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel 5.8.

Page 27: Bab v Revisi

121

Tabel 5.12

Uji Validitas Kinerja Pegawai (Y)

Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan

Kinerja

Pegawai

Y2.1 0,666 0,325 Valid

Y2.2 0,354 0,325 Valid

Y2.3 0,572 0,325 Valid

Y2.4 0,519 0,325 Valid

Y2.5 0,481 0,325 Valid

X2.6 0,485 0,325 Valid

X2.7 0,618 0,325 Valid

Sumber: Data Primer Diolah

Dari tabel 5.8, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel

kinerja karyawan pada Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten

Lumajang adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih besar dari

nilai kritis atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Hasil tersebut dapat

membuktikan bahwa semua instrumen pada variabel kinerja yang digunakan

dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menjelaskan kinerja para pegawai

pada Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang.

Page 28: Bab v Revisi

122

5.3.2 Uji Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel penelitian dapat

dilihat pada tabel 5.9 di bawah:

Tabel 5.13

Hasil Uji Reliabilitas

Item Koefisien Reliabilitas Hasil Uji

Kepemimpinan

Budaya Organisasi

Motivasi Kerja

Kepuasan Kerja

Kinerja Karyawan

0,774

0,628

0,667

0,685

0,757

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa seluruh

variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, hal tersebut

dikarenakan koefisien Cronbach’s Alpha diatas 0,6. Berdasarkan hasil

analisis dapat disimpulkan bahwa semua instrumen dalam penelitian ini

meskipun dilakukan pengujian secara berulang-ulang dapat menghasilkan

hasil yang sama sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh

kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi terhadap kepuasan kerja dan

kinerja karyawan pada Dinas Pemerintahanan Desa Kabupaten Lumajang

(PEMDES).

Page 29: Bab v Revisi

123

5.4 Hasil Analisis Data

Pengujian model penelitian secara terperinci dan bertahap sesuai

dengan urutan hipotesisi yang di ajukan pada penelitian ini dan

pembahasannya adalah sebagai berikut :

5.4.1 Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(kepemimpinan ) terhadap variabel independen (kepuasan kerja).

Tabel 5.14Pengaruh Variabel Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja

Coefficientsa

19.603 2.722 7.202 .000

.328 .059 .536 5.608 .000

(Constant)

Kepemimpinan

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah

sebagai berikut :

Y1 = 19,603 + 0,328 X + e

a. Nilai konstanta sebesar 19,603 yang menunjukkan nilai kepuasan kerja

apabila kepemimpinan sama dengan nol.

b. Variabel kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja

dengan nilai koefisien = 0,328, artinya apabila kepemimpinan l semakin baik

maka kepuasan kerja pegawai akan semakin meningkat.

Page 30: Bab v Revisi

124

5.4.2 Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen (budaya

organisasi ) terhadap variabel independen (kepuasan kerja).

Tabel 5.15Pengaruh Variabel Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja

Coefficientsa

22.607 1.605 14.089 .000

.451 .059 .656 7.685 .000

(Constant)

Budaya Organisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah

sebagai berikut :

Y1 = 22,607 + 0,451 X + e

a. Nilai konstanta sebesar 22,607 yang menunjukkan nilai kepuasan kerja

apabila budaya organisasi sama dengan nol.

b. Variabel budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan

kerja dengan nilai koefisien = 0,451, artinya apabila budaya organisasi

semakin baik maka kepuasan kerja pegawai akan semakin meningkat.

5.4.3 Pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Lumajang

Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(motivasi) terhadap variabel independen (kepuasan kerja).

Page 31: Bab v Revisi

125

Tabel 5.16Pengaruh Variabel Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja

Coefficientsa

20.691 1.854 11.163 .000

.340 .044 .656 7.675 .000

(Constant)

Motivasi Kerja

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah

sebagai berikut :

Y1 = 20,691 + 0,340 X + e

a. Nilai konstanta sebesar 20,691 yang menunjukkan nilai kepuasan kerja

apabila motivasi kerja sama dengan nol.

b. Variabel motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan

kerja dengan nilai koefisien = 0,340, artinya apabila motivasi kerja

semakin tinggi maka kepuasan kerja pegawai akan semakin meningkat.

5.4.4 Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(kepemimpinan) terhadap variabel independen (kinerja karyawan).

Tabel 5.17Pengaruh Variabel Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan

Coefficientsa

.757 4.870 .155 .877

.613 .105 .552 5.849 .000

(Constant)

Kepemimpinan

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kinerja Karyawana.

Sumber : Data Primer Diolah

Page 32: Bab v Revisi

126

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah

sebagai berikut :

Y1 = 0,757 + 0,613 X + e

a. Nilai konstanta sebesar 0,757 yang menunjukkan nilai kinerja karyawan

apabila kepemimpinan sama dengan nol.

b. Variabel kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan dengan nilai koefisien = 0,613, artinya apabila kepemimpinan

semakin baik maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.

5.5.6 Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada

Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen (budaya

organisasi) terhadap variabel independen (kinerja karyawan).

Tabel 5.18Pengaruh Variabel Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Coefficientsa

8.407 3.037 2.768 .007

.765 .111 .615 6.893 .000

(Constant)

Budaya Organisasi

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kinerja Karyawana.

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah

sebagai berikut :

Y1 = 8,407 + 0,765 X + e

a. Nilai konstanta sebesar 8,407 yang menunjukkan nilai kinerja karyawan

apabila budaya organisasi sama dengan nol.

Page 33: Bab v Revisi

127

b. Variabel budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan dengan nilai koefisien = 0,765, artinya apabila budaya

organsiasi semakin baik maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.

5.5.7 Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(motivasi) terhadap variabel independen (kinerja karyawan).

Tabel 5.19Pengaruh Variabel Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan

Coefficientsa

4.562 3.454 1.321 .191

.592 .083 .630 7.165 .000

(Constant)

Motivasi Kerja

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kinerja Karyawana.

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah

sebagai berikut :

Y1 = 4,562 + 0,592 X + e

a. Nilai konstanta sebesar 4,562 yang menunjukkan nilai kinerja karyawan

apabila motivasi kerja sama dengan nol.

b. Variabel motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan dengan nilai koefisien = 0,592, artinya apabila motivasi kerja

semakin tinggi maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.

Page 34: Bab v Revisi

128

5.5.8Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karayawan pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen

(kepuasan kerja) terhadap variabel independen (kinerja karyawan).

Tabel 5.20Pengaruh Variabel Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Coefficientsa

-10.694 5.553 -1.926 .058

1.144 .159 .631 7.189 .000

(Constant)

Kepuasan Kerja

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Kinerja Karyawana.

Sumber : Data Primer Diolah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah

sebagai berikut :

Y1 = -10,694 + 1,144 X + e

a. Nilai konstanta sebesar -10,694 yang menunjukkan nilai kinerja

karyawan apabila kepuasan kerja sama dengan nol.

b. Variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja

karyawan dengan nilai koefisien = 0,592, artinya apabila motivasi kerja

semakin tinggi maka kinerja pegawai akan semakin meningkat

Page 35: Bab v Revisi

129

Model hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini

dapat disajikan pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Diagram Jalur Pengaruh Antar Variabel

Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat diketahui

pengaruh antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Peran kepemimpinan (X1)

Budaya Organisai (X2)

Motivasi kerja (X2)

Kinerja karyawanKepuasan Kerja (Y1)

0,328

0,451

0,340

0,613

0,592

0,765

1,144

Page 36: Bab v Revisi

130

5.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka pembahasan

masing-masing variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara kepemimpinan terhadap kepuasan kerja para pegawai di Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Hasil analisis

menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan proses atau serangkaian

kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain berisi

menggerakkan, membimbing dan mengarahkan serta mengawasi orang lain

dalam berbuat sama. Seluruh kegiatan itu dapat disebut sebagai usaha

mempengaruhi perasaan, pikiran dan tingkah laku orang lain kearah

pencapaian tujuan. Kepemimpinan juga bisa diartikan proses interaksi

antara pemimpin dengan pegawainya untuk berbuat sesuatu yang sesuai

dengan tujuan organisasi. Kepemimpinan pada suatu organisasi sangat

ditentukan oleh bagaimana pimpinan mampu menerapkan gaya

kepemimpinan yang tepat.

Kepemimpinan dibutuhkan para pegawai, karena adanya suatu

keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Di satu pihak,

manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang

yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin. Di sinilah

timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan. Betapa pentingnya

pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu kelompok jika terjadi suatu

konflik atau perselisihan diantara orang-orang dalam kelompok, maka

Page 37: Bab v Revisi

131

orang-orang mencari cara pemecahan supaya terjamin keteraturan dan

dapat ditaati bersama. Melalui kepemimpinan yang tepat maka dengan

sendirinya upaya perusahaan untuk memberikan jaminan kepuasan dalam

bekerja para karyawan dapat terwujud. Kepemimpinan dapat memotivasi

para karyawan untuk bekerja secara maksimal diperusahaan dan pada

akhirnya meningkatkan kepuasan dalam bekerja diperusahaan. Hasil

penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yafang

Tsai (2011) dan Rani Mariam (2009) yang menyatakan bahwa terdapat

pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.

Adanya pengaruh tersebut dikarenakanlam bekerja diistansi pemimpin

selalu memotivasi dan mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan

tim atau perusahaan, upaya tersebut mampu memberikan dukungan dalam

upaya meningkatkan kkepuasan para karyawan dalam bekerja.

Dengan demikian, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa adanya

pengaruh Positif kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, maka

menandakan bahwa hasil penelitian ini mendukung teori Siagian bahwa

Kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang

bersifat positif maupun yang bersifat negatif tentang pekerjaannya.

2. Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja para pegawai di Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Hasil analisis

menunjukkan bahwa dengan adanya penciptaan budaya organisasi yang

Page 38: Bab v Revisi

132

ditunjukkan dengan adanya hubungan karyawan dalam hal kenyakinan,

kepercayaan dan keterbukaan mrupakan pertimbangan mendasar. Iklim

organisasi seperti itu dianggap sejalan dengan produktivitas yang tinggi dan

implementasi strategi organisasi yang efektif. Jika budaya oraganisasi

merupakan iklim terbuka dan memancing karyawan untuk mengutarakan

ketidakpuasan dan perhatian seperti itu dapat ditangani dengan cara yang

positif. Iklim keterbukaan tercipta apabila karyawan memiliki kenyakinan yang

tinggi dan percaya pada keadilan keputusan dan tindakan manajerial.

Menciptakan iklim keterbukaan, keyakinan dan kepercayaan amat tergantung

pada nilai dan tujuan manajemen. Iklim ini menuntut kesungguhan

manajemen puncak untuk memperlakukan karyawan secara wajar serta

adanya tujuan organisasi yang memenuhi dan mengintegrasikan kebutuhan

dan tujuan karyawan serta organisasi.

Budaya organisasi dapat dijelaskan melalui kombinasi antara nilai dan

tujuan manajemen puncak, kebijakan mendasar tertentu dan juga

implementasi dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut. Apabila

manajemen puncak sebuah organisasi tidak memiliki integritas dan tidak

dapat dipercaya serta tidak peduli kepada karyawan akan mempunyai

dampak terhadap seluruh organisasi. Sebaliknya jika manajemen puncak

menunjukkan komitmennya terhadap hubungan manusiawi yang baik dan

mendukung berbagai fungsi dan program personalia serta kebijakan yang

terkait dengan manajemen sumber daya manusia, maka kemungkinan iklim

tersebut dapat tercipta dan dipertahankan.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Dr. Hsin Kuang Chi, Nan Haw,Dr. Huery Ren Yeh, Shih Chien Chiou

Page 39: Bab v Revisi

133

Huei Yu, Graduate Student, Nan Haw University, Taiwan (2006), Yafang Tsai

(2011), Rani Mariam (2009) dan Abdullah (2006) yang menyatakan bahwa

budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja para karyawan.

Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa selama ini karyawan berani

mengambil risiko untuk nama baik institusi dan didalam mengerjakan tugas

keryawan senatiasa bekerja dengan cermat dan memperlihatkan dengan

rinci sehingga mampu memberikan dukungan dalam upaya menciptakan

kepuasan kerja karyawan.

Dengan demikian, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa adanya

pengaruh Positif antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja maka

menandakan bahwa hasil penelitian ini mendukung teori Davis Newstrom

bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan

kepuasan kerja. Budaya oraganisasi mempengaruhi hal tersebut dengan

membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari

berbagai tindakan

3. Pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pada Dinas Pemerintahan

Desa (PEMDES) Lumajang

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara motivasi terhadap kepuasan kerja para pegawai di Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Hasil analisis

menunjukkan bahwa motivasi kerja seseorang karyawan sangat

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yang dapat dicapai pada

pekerjaannya. Pemberian motivasi secara individu kepada karyawan akan

Page 40: Bab v Revisi

134

berjalan lebih cepat sehingga karyawan dapat bekerja secara maksimal di

perusahaan.

Seorang pimpinan hendaknya didalam memberikan motivasi yang

sesuai harus dapat melihat perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dan

memilih cara apa yang bisa digunakan agar mereka termotivasi dalam

bekerja. Pemberian motivasi yang sesuai dan tepat dengan kebutuhan

karyawan harus dipertahankan agar karyawan dapat menghasilkan

kepuasan kerja karyawan yang sesuai dengan kehendak perusahaan.

Dalam melaksanakan manajemen seorang manajer harus dapat memotivasi

orang-orang yang bekerja padanya agar tercapai kepuasan kerja yang tinggi.

Orang-orang tersebut merupakan sumber yang penting dalam setiap

organisasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Eddy Wahyono (2009) yang menyatakan bahwa motivasi

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Adanya pengaruh tersebut

menunjukkan bahwa motivasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan

dalam hal ini mengenai dasar pemberian insentif yang diberikan sudah

sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga memberikan dukungan untuk

bekerja secara maksimal diperusahaan.

Dengan demikian, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa adanya

pengaruh positif motivasi terhadap kepuasan kerja, maka menandakan

bahwa hasil penelitian ini mendukung teori Mangkunegara bahwa Motivasi

terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi

(situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap

Page 41: Bab v Revisi

135

mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk

berusaha mencapai kepuasan kerja secara maksimal.

4. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

antara kepemimpinan terhadap kinerja para pegawai di Dinas Pemerintahan

Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil analisis

menujukkan bahwa kepemimpinan pada suatu perusahaan akan berjalan

dengan baik apabila ditunjang oleh karyawan. Memiliki kemampuan yang

berbeda antar satu dengan yang lain. Untuk meningkatkan kemampuan

karyawan tersebut, diperlukan peranan seorang pemimpin yang mempunyai

ketrampilan untuk membina, mengarahkan, dan memahami keinginan –

keinginan dan aspirasi dari anggotanya. Untuk bekerja secara sungguh-

sungguh, orientasi seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan

menggerakkan anggotanya berhubungan sangat erat dengan gaya

kepemimpinan yang diterapkan, serta mampu mendorong semangat kerja

karyawanya untuk bekerja secara sunguh-sunguh.

Karyawan mungkin melaksanakan tugas-tugas pekerjaan yang

dibebankan dengan baik. Dan mungkin pula tidak.hal ini akan terjadi apabila

karyawan tersebut tidak mempunyai dorongan untuk bekerja dengan baik

untuk mengatasinya, diperlukan kepemimipinan yang mampu

menggerakkan karyawanya agar bersemangat dalam bekerja.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Dr. Hsin Kuang Chi, Nan Haw,Dr. Huery Ren Yeh, Shih Chien Chiou

Page 42: Bab v Revisi

136

Huei Yu, Graduate Student, Nan Haw University, Taiwan (2006), Emmanuel

Ogbonna dan Lioyd C. Harris (2000), Dag A Sandbakken (2009), Rani

Mariam (2009) yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh

terhadap kinerja karyawan. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa

instansi selalu melakukan pengawasan ditempat bekerja memiliki

kemampuan untuk memberi bantuan secara teknis dan memberi dukungan

perilaku para karyawan sehingga dapat memberikan jaminan dalam bekerja

diperusahaan atau instansi.

Dengan demikian, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa adanya

pengaruh positif antara kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, maka

menandakan bahwa hasil penelitian ini mendukung teori Gibson, Ivancevich

dan Donnely (ahwa “ Bagaimana pemimpin mengusahakan supaya

bawahan memenuhi tugas mereka, hal itu sebagian besar tergantung pada

gaya kepemimpinan yang digunakan dan tindakan – tindakan manager

mempunyai pengaruh yang kuat dalam upaya peningkatan kinerja para

karyawan di perusahaan”.

5. Pengaruh budaya terhadap kinerja karyawan pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

natara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan para pegawai di Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Adanya pengaruh

yang signifikan menunjukkan bahwa dengan adanya perubahan atas

Page 43: Bab v Revisi

137

budaya organisasi pada instansi menentukan adanya perubahan yang

terjadi pada kinerja pegawai. Menurut Phegan (2001 : 1) dalam Wibowo

(2001) Budaya Organisasi yaitu tentang bagaimana orang merasa

melakukan pekerjaan baik dan orang bekejasama dalaqm harmoni. Budaya

organisasi merupakan pola yang rumit tentang bagaimana orang

melakukan sesuatu, apa yang mereka yakini, apa yang dihargai dan

dihukum. Kondisi tersebut menjadikan bahwa kondisi budaya organisasi

yang terdapat pada instansi secara langsung memberikan dampak positif

terhadap perubahan pencapaian kinerja para pegawai.

6. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan antara motivasi terhadap kinerja para pegawai di Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Motivasi terbentuk

dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation)

kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang

terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental

merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha

mencapai prestasi kerja secara maksimal. (Mangkunegara, 2000:68).

Seorang pimpinan hendaknya didalam memberikan motivasi yang sesuai

harus dapat melihat perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dan memilih

cara apa yang bisa digunakan agar mereka termotivasi dalam bekerja.

Pemberian motivasi yang sesuai dan tepat dengan kebutuhan karyawan

harus dipertahankan agar karyawan dapat mengasilkan prestasi kerja yang

sesuai dengan kehendak perusahaan. Dalam melaksanakan manajemen

Page 44: Bab v Revisi

138

seorang manajer harus dapat memotivasi orang-orang yang bekerja

padanya agar tercapai prestasi kerja yang tinggi. Orang-orang tersebut

merupakan sumber yang penting dalam setiap organisasi. (Moekijat,

1985:109)

Motivasi mempunyai peranan penting didalam meningkatkan prestasi

kerja karyawan. Hal ini disebabkan prestasi kerja karyawan secara langsung

berperan dalam menentukan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.

Pengaruh motivasi harus dapat menggerakkan kemauan kerja karyawan

supaya bekerja labih baik dan benar guna mencapai prestasi kerja yang

tinggi. Dengan kinerja yang tinggi dan hasil yang didapatkan sesuai dengan

yang diinginkan perusahaan akan menyebabkan karyawan tersebut.

Nantinya dapat digunakan oleh pekerja dalam memenuhi kebutuhan

fisiologisnya, barulah menuju pada tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.

7. Kepuasan kerja berpengaruh pada kinerja karayawan pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

Kepuasan kerja berpengaruh pada kinerja karayawan pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa dengan adanya perubahan kepuasan pegawai

denga sendirinya akan memberikan dampak positif terhadap pencapaian

kinerja. Dengan kata lain semakin puas para pegawai bekerja di instansi

maka upaya untuk memaksimalkan kemampuan atau potensi dapat

terwujud secara maksimal. Kepuasan pada dasarnya merupakan kondisi

yang dirasakan para pegawai dalam bekerja di instansi.

Page 45: Bab v Revisi

139

Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup

penting dalam organisasi, hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat

mempengaruhi perilaku individu dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

Menurut Robbins (2003:30) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai

perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima dalam suatu sikap

pada suatu perilaku sehingga dalam hal ini diyakini bahwa karyawan

yang puas akan lebih produktif dari pada karyawan yang tidak puas.

Menurut Luthans (2006) kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi

karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal

yang dinilai penting. Memburga dan Larsena (2007), bahwa kepuasan

kerja mengacu pada kepuasan individu – individu secara keseluruhan

atau kurang kepuasan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan saat ini

diperusahaan tertentu.

8. Kepemimpinan mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap

kinerja karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Kepemimpinan mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap

kinerja karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas Pemerintahan

Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Adanya pengaruh secara tidak

langsung menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara ketiga

variabel yang meliputi kepemimpinan, kinerja karyawan dan kepuasan

kerja karyawan. Adanya perubahan ketiga variabel tersebut dapat

memberikan dampak atau pengaruh terhadap ketiga variabel terkait

Page 46: Bab v Revisi

140

upaya instansi untuk meningkatkan kepuasan dan kinerja para karyawan

dalam bekerja diinstansi.

Hasil analisis dapat memberikan gambaran mengenai peranan

kepemimpinan dalam upaya peningkatan kinerja karyawan, kesesuaian

antara gaya kepemimpinan dengan keberadaan karyawan pada

diinstansi selanjutnya dapat meningkatkan kepuasan dan pada ahirnya

dapat memberikan jaminan atas peningkatan kinerja para karyawan

dalam bekerja diinstansi.

9. Budaya organisasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap

kinerja karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas

Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa budaya

organisasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja

karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas Pemerintahan Desa

(PEMDES) Kabupaten Lumajang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

terdapat keterkaitan antara budaya organisasi, kinerja dan kepuasan

kerja karyawan. Semakin baiknya kondisi budaya organisasi pada

instansi maka upaya peningkatan perbaikan kinerja dan kepuasan para

pegawai dalam bekerja dapat terwujud secara maksimal.

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa dengan semakin

baikknya budaya organisasi pada perusahaan maka dengan sendirinya

akan memberikan dukungan dalam upaya untuk meningkatkan

kepuasan karyawan. Kondisi ini menjadikan para karyawan memiliki

keinginan untuk bekerja lebih baik sesuai dengan harapan instansi.

Page 47: Bab v Revisi

141

Apabila hal ini terwujud maka upaya untuk memaksimalkan kinerja dapat

secara maksimal dilakukan oleh karyawan.

10. Motivasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja

karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas Pemerintahan Desa

(PEMDES) Kabupaten Lumajang

Hasil analisis dapat diketahui bahwa motivasi mempunyai

pengaruh tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui kepuasaan

kerja pada Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang.

Dengan demikian adanya perubahan atas motivasi kerja para pegawai

akan memberikan dampak positif terhadap upaya menciptakan atau

meningkatkan kepuasan dan kinerja pegawai.

Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan para karyawan

untuk bekerja secara maksimal di instansi. Apabila kondisi ini terwujud

maka dengan sendirinya dapat menciptaka dalam bekerja dan selajutnya

mampu mendukung upaya instansi untuk memaksimalkan potensi

karyawan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja para karyawan

dalam bekerja diinstansi.