Page 1
95
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten
Lumajang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menegaskan bahwa negara mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini semakin dipertegas pada
Bab I pasal 1 angka 5 PP Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa bahwa
yang dimaksud sebagai Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui
dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dapat diketahui bahwa meskipun lahirnya sebuah Desa
mendahului daripada lahirnya sebuah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, namun dengan tujuan untuk mengadakan tertib hukum dan
kepastiaan hukum bagi terciptanya sinergitas kehidupan organisasi
pemerintahan di Indonesia serta mensukseskan pembangunan di segala
bidang dan sebagai upaya mencapai cita-cita nasional berdasarkan
Pancasila, yakni masyarakat yang adil dan makmur, baik materiil maupun
Page 2
96
spirituil, maka perlu penguatan Pemerintahan Desa agar mampu
menyelenggarakan pemerintahannya, yakni mulai dari penataan
administrasinya, pengelolaan keuangan dan kekayaannya, penguatan
kapasitas aparatur pelaksananya, hingga pemberdayaan masyarakatnya
secara akuntabel, efektif dan efisien.
Sejalan dengan hal tersebut, pada pasal 98 ayat (2) PP Nomor
72 tahun 2005 tentang Desa, Pemerintah Kabupaten memiliki fungsi
pembinaan dan pengawasan. Pada pasal 101 PP Nomor 72 tahun 2005
tentang Desa terdapat 16 bentuk pembinaan dan pengawasan yang
harus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, yaitu :
a. Menetapkan pengaturan kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa;
b. Memberikan pedoman pelaksanaan tugas pembantuan dari
kabupaten/kota ke desa;
c. Memberikan pedoman penyusunan peraturan desa dan peraturan
kepala desa;
d. Memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan
lembaga kemasyarakatan;
e. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan
partisipatif;
f. Melakukan penelitian tentang penyelenggaraan pemerintahan desa;
g. Melakukan evaluasi dan pengawasan peraturan desa;
h. Menetapkan pembiayaan alokasi dana perimbangan untuk desa;
i. Mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan aset
desa;
Page 3
97
j. Melakukan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan;
k. Memfasilitasi keberadaan kesatuan masyarakat hukum adat, nilai
adat istiadat, lembaga adat beserta hak-hak tradisionalnya dalam
pelaksanaan pemerintahan desa;
l. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pemerintah desa
dan lembaga kemasyarakatan;
m. Menetapkan pakaian dan atribut lainnya bagi Kepala Desa, Perangkat
Desa dan BPD sesuai dengan kondisi dan sosial budaya masyarakat
setempat;
n. Memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa dan lembaga kemasyarakatan;
dan
o. Memberikan sanksi atas penyimpangan yang dilakukan oleh kepala
desa sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan;
p. Melakukan upaya-upaya percepatan atau akselerasi pembangunan
perdesaan.
Upaya untuk mengoptimalkan peran pembinaan terhadap
penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada Pemerintahan Kabupaten
dibutuhkan suatu organisasi pemerintahan yang secara khusus
memfasilitasi penyelenggaraan pemerintahan desa dari sisi penyusunan
regulasi dan kebijakan dalam memperlakukan Pemerintahan Desa, mulai
dari penataan administrasinya, pengelolaan keuangan dan kekayaannya
serta penguatan kapasitas aparatur pelaksananya. Institusi yang
Page 4
98
dimaksud adalah Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah
Kabupaten Lumajang.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor
15 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat
Daerah Kabupaten Lumajang sebagaimana telah diubah dengan
peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 tahun 2009, Bagian
Pemerintahan Desa adalah merupakan salah satu di antara 10 (sepuluh)
Bagian pada Sekretariat Daerah dan termasuk dalam lingkup koordinasi
Asisten Tata Praja Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang.
5.1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dari penyusunan Buku Rencana Kerja
(RENJA) ini adalah untuk memberikan kontribusi dalam perencanaan
program kerja dan kegiatan sebagai upaya peningkatan kinerja organisasi
baik dalam bentuk regulasi, distribusi dan alokasi sumber daya lembaga
Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang.
5.1.3 Ruang Lingkup
Adanya keterbatasan prasyarat penyususunan RENJA, maka
RENJA Tahun 2013 dibatasi pada penyajian rencana kinerja yang terkait
dengan kegiatan-kegiatan yang dimuat dalam Daftar Anggaran Satuan
Kerja (DASK) Tahun 2013 dengan beberapa perbaikan pada indikator
kinerja, penetapan target dan mengkaitkannya dengan sasaran.
Page 5
99
5.1.3 Landasan Hukum
Adapun Landasan Hukum yang digunakan dalam penyusunan
RENJA ini adalah:
a. Undang-undang Dasar 1945;
b. TAP MPR RI Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
c. Undang-undang Nomor: 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
d. Undang-undang Nomor: 32 Tahun 2001;
e. Undang-undang Nomor: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
f. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2008;
g. Instruksi Presiden RI Nomor: 9 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan
Pendayagunaan Aparatur Negara;
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 54 Tahun 2010;
i. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 050/3722/SJ Tangga 28
September 2011 tentang Penyusunan dan Penetapan Dokumen
Rencana Daerah;
j. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor: 15 Tahun 2007
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah
Kabupaten Lumajang;
k. Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor: 15 Tahun 2008
tentang Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Sekretariat Daerah
Kabupaten Lumajang
Page 6
100
l. Instruksi Bupati Lumajang Nomor: 01 Tahun 2009 tentang
Peningkatan Kinerja dan Aparatur di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Lumajang;
m. Surat Kepala Bappeda Kabupaten Lumajang Nomor:
050/1006/427.62/2001 Tanggal 28 Oktober Tahun 2011 tentang
Penyusunan Rencana Kerja.
5.1.5 Kedudukan
Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
merupakan bagian dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sekretarian
Daerah Kabupaten Lumajang, yang memiliki anggaran dalam pelaksanaan
programdan kegiatannya yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Lumajang.
5.1.6Tugas Pokok Dan Fungsi
Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 Tahun 2007
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten
Lumajang sebagaimana telah diubah dengan peraturan Daerah Kabupaten
Lumajang Nomor 15 tahun 2009, mempunyai tugas membantu Sekretaris
daerah dalam melaksanakan perumusan kebijakan dan program serta
petunjuk teknis penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta pembinaan
Administrasi Tata laksana kelembagaan Pemerintahan Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD).
Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) mempunyai fungsi sebagai
berikut :
Page 7
101
a. Perumusan dan penyusunan program kerja Bagian Pemerintahan Desa ;
b. Pemberian arahan dan petunjuk teknis penyelenggaraan pemerintahan
Desa dan Administrasi Tata Laksana Kelembagaan Pemerintahan Desa
dan Administrasi Tata Laksana Kelembagaan Pemerintahan Desa dan
BPD ;
c. Pengkoordinasian pelaksanaan pembinaan Administrasi tata Laksana
Kelembagaan Pemerintahan Desa dan BPD ;
d. Perumusan bahan pembinaan Administrasi Tata Laksana Kelembagaan
Pemerintahan Desa dan BPD ;
e. Penyusunan pedoman / petunjuk teknis Tata Laksana Kelembagaan
Pemerintahan Desa dan BPD ;
f. Pemfasilitasian penyelesaian perselisihan antar Desa ;
g. Pengaturan dan pemfasilitasian kunjungan kerja pada Pemerintahan
Desa dan BPD ;
h. Pelaksanaan analisa dan kegiatan terhadap potensi desa ;
i. Pelaporan pelaksanaan tugas dan program kerja Bagian pemerintahan
Desa ;
j. Pemberian saran dan pertimbangan mengenai langkah-langkah dan
tindakan-tindakan yang perlu diambi; di bidang tugasnya kepada
Sekretaris Daerah melalui Asisten Tata Praja ;
k. Pelaksanaan tugas-tugas lain sesuai bidang tugasnya yang diberikan
oleh Sekretaris Daerah dan Asisten Tata Praja.
Page 8
102
5.1.7 Susunan Organisasi
Susunan organisasi Bagian Pemerintahan Desa (PEMDES)
Kabupaten Lumajang sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Lumajang Nomor 15 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang sebagaimana telah diubah
dengan peraturan Daerah Kabupaten Lumajang Nomor 15 tahun 2009, dan
Bagian Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Lumajang merupakan unsur
staf yang dipimipn oleh seorang Kepala Bagian berkedudukan di bawah
bertanggungjawab kepada Asisten Tata Praja yang mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan, perumusan kebijaksanaan koordinasi,
pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan teknis dalam
menyelenggarakan Pemerintahan Desa, meliputi Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa, Kelembagaan Pemerintahan Desa serta
Pengembangan Potensi Desa.
Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
dibantu oleh 3 Kepala Sub Bagian yaitu :
a. Sub Bagian Penyelenggaraan Pemerintahan Desa ;
b. Sub Bagian Kelembagaan Pemerintahan Desa ; dan
c. Sub Bagian Pengembangan Potensi Desa.
Page 9
KEPALA BAGIAN PEMERINTAHAN DESA
KASUBBAG PENYELENGGARAAN KASUBBAG KELEMBAGAAN KASUBBAG PENGEMBANGANPEMERINTAHAN DESA PEMERINTAHAN DESA POTENSI DESA
----
STAF STAF STAF
103
Struktur organisasi Bagian Pemerintahan Desa Setda Kabupaten
Lumajang dapat dilihat sebagai berikut :
5.1.8 Kondisi Lingkungan Organisasi
Setiap organisasi, termasuk Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat
Daerah Kabupaten Lumajang, dituntut untuk siap menghadapi perubahan.
Salah satu strategi tersebut adalah meningkatkan kinerja aparaturnya.
Peningkatan kinerja aparatur akan berimplikasi pada efektifitas, kreatifitas
serta produktifitas organisasi dalam menghasilkan kebijakan / keputusan /
regulasi. Upaya pencapaian visi dan misi dimaksud sangatlah ditentukan oleh
faktor – faktor lingkungan di sekitarnya yang meliputi:
1. Lingkungan Internal
a. Kekuatan
1) Adanya Sumber Daya Manusia (SDM)
2) Adanya sarana dan prasarana
Page 10
104
b. Kelemahan
1) Tidak semua SDM memiliki kualitas yang memadai, misalnya tidak
memiliki kemampuan professional, tidak memiliki sikap
perjuangan, pengabdian, dan disiplin.
2) Tidak semua sarana dan prasarana tercukupi
2. Lingkungan Eksternal
a. Peluang
Adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
Desa, dimana meskipun desa ditetapkan sebagai entitas yang
otonom dan mandiri, namun dalam rangka mensinergikan gerak
pembangunan secara nasional tetap harus sejalan dengan program
Pemerintah, terutama dalam hal penyelenggaraan pemerintahannya,
sehingga Pemerintahan Desa tidak menjadi bagian yang terpisahkan
dari Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Ancaman
Regulasi yang mengatur tentang Desa dan Pemerintahan Desa saat
ini dirasakan sudah tidak lagi mengakomodasi kepentingan dan
perkembangan desa, sehingga membutuhkan pembaharuan
regulasi.
Adapun jam kerja di Bagian Pemerintahan Desa adalah mulai pukul
07.00 WIB yang ditandai dengan kegiatan apel pagi terlebih dahulu hingga
pukul 15.30 WIB yang juga ditandai dengan kegiatan apel sore terlebih
dahulu. Jam kerja dimaksud berlaku pada hari Senin s.d Kamis, sedangkan
untuk hari Jum’at dimulai pukul 05.30 WIB yang ditandai dengan kegiatan
senam pagi, dan berakhir pada pukul 11.00 WIB yang ditandai dengan
Page 11
105
kegiatan apel siang terlebih dahulu. Sehingga rincian untuk jumlah jam kerja
adalah sebagai berikut :
No Hari Jam Kerja Total
1. Senin s.d Kamis 07.00 – 15.30 8 jam 30 menit
2. Jum’at 05.30– 11.00 6 jam 30 menit
5.1.9 Faktor – Faktor Kunci Keberhasilan
Faktor kunci keberhasilan yang dilandasi oleh visi, dan misi nilai
stratejik Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang
memiliki posisi yang sangat penting dalam menerapkan proses perwujudan
taat pemerintahan yang baik di samping sebagai unsur staf bupati dalam
pelaksanaan tugas-tugas dalam rangka pencapaian tujuan pemerintah
daerah.
Beberapa aspek stratejik wajib dijadikan perhatian oleh aparatur
Pemerintah Daerah Kabupaten Lumajang, yang merupakan faktor-faktor
kunci keberhasilan telah diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Tuntutan peningkatan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam rangka
peningkatan pelayanan publik. Hal ini sejalan dengan penetapan
nominasi pelayanan terbaik. Penerapan standart pelayanan minimal
(SPM), Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan ISSO 9000;
2. Pemenuhan kelembagaan dalam Program Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor: 15 Tahun 2008. Kelembagaan yang kaya fungsi dan
ramping struktur menjadi aspek stratejik terkini, implementasinya
diharapkan memberi dampak pada peningkatan kualitas pelayanan
publik;
Page 12
106
3. Pembangunan sistem administrasi keuangan daerah terpadu. Tuntutan
perubahan yang diamanatkan dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor: 13 Tahun 2008 dan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Daerah. Secara hakiki ketentuan hukum tersebut
menuntut perubahan pendekatan penganggaran dari Line Item Budgeting
System menjadi Performance Budgeting System. Selain itu juga
menyangkut penatausahaan anggaran yang harus disesuaikan dengan
tuntutan perubahan sistem akuntansi dari Single Entry menjadi Double
Entry. Salah satu upaya konkrit yang harus dilaksanaakan setiap
pemerintah daerah adalah merencanakan secara matang tentang apa
yang akan dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pembangunan di
daerahnya yang dilakukan secara tepat waktu dan disusun sesuai dengan
standar pemerintah yang diterima umum.
5.1.0 Visi dan Misi
a. Visi
Visi adalah pandangan atau wawasan ke depan / kemampuan
dalam melihat inti persoalan. Visi Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat
Daerah Kabupaten Lumajang merupakan hasil refleksi dan proyeksi
mengenai arah yang hendak dicapai dengan mempertimbangkan
berbagai aspek penting terkait dengan pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi yang diamanahkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang.
Sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Lumajang serta
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka Bagian
Pemerintahan Desa Setda Kabupaten Lumajang yang merupakan
unsur staf Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang, mempunyai visi
Page 13
107
“Terwujudnya Pemerintahan Desa
yang Sejahtera dan Bermartabat”.
yang maknanya adalah :
Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kabupaten Lumajang ke
depan diharapkan mampu mewujudkan Pemerintahan Desa sebagai
institusi pemerintahan yang efektif, efisien dan akuntabel dalam
menyelenggarakan roda pemerintahannya.
b. Misi
Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi yang telah ditetapkan
sebelumnya, yang merupakan cara yang digunakan untuk mencapai visi.
Misi adalah pedoman yang wajib dipegang teguh oleh setiap Aparat
Pemerintah Kabupaten Lumajang dalam mewujudkan visi. Untuk
mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka Bagian Pemerintahan Desa
Setda Kabupaten Lumajang menetapkan misi sebagai berikut :
1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kinerja Kepala
Desa, Perangkat Desa dan keanggotaan BPD.
2. Penataan pengelolaan keuangan di desa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. Penyusunan dan penyempurnaan regulasi tentang penyelenggaraan
pemerintahan desa.
4. Peningkatan tata kelola administrasi pemerintahan desa sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penjelasan Misi :
Page 14
108
1. Upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia, khususnya
stakeholder unsur pemerintahan desa merupakan bagian
terpenting agar penyelenggaraan pemerintahan di desa berjalan
sebagaimana ketentuan yang berlaku.
2. Tata kelola keuangan yang baik sebagaimana ketentuan yang
berlaku akan meminimalisir penyalahgunaan kewenangan atas
uang Negara (bantuan keuangan ke Desa).
3. Memberikan respon cepat atas regulasi yang diterapkan oleh
Pemerintah Pusat agar implementasi aturan yang terkait dengan
desa tepat sasaran.
4. Penataan administrasi yang rapi dan tercatat secara baik akan
memudahkan pucuk pimpinan (top manager) memperoleh data
yang cepat sehingga pengambilan keputusannya dapat tepat
sasaran.
5.2 Gambaran Karakteristik Responden
Gambaran karakteristik responden dapat diketahui berdasarkan hasil
penyebaran kuesioner yang telah dilakukan kepada seluruh karyawan Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Pada penelitian ini
mendiskripsikan mengenai pengaruh kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Pemerintahanan Desa
(PEMDES Kabupaten Lumajang. Hasil penyebaran kuesioner yang telah
dilakukan kepada 80 responden yaitu seluruh karyawan Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang dan dapat
dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir dan usia
Page 15
109
berdasarkan hasil tersebut maka karakteristik responden dapat diuraikan
sebagai berikut:
5.2.1 Jenis Kelamin Responden
Jumlah masing-masing jenis kelamin seluruh karyawan Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang, dapat dilihat pada
tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Responden Prosentase
Pria
Wanita
56
24
70%
30%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 5.1, dapat diketahui bahwa dari 80 responden yaitu seluruh
karyawan Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
menunjukkan bahwa sebanyak 56 responden atau sebesar 70% adalah pria
dan 24 responden atau 30% adalah wanita. Berdasarkan hasil tersebut dapat
membuktikan bahwa sebagain besar pegawai adalah pria, banyaknya
pegawai pria tersebut dikarenakan selama ini dinas memberikan pelayanan
secara langsung kepada masyarakat sehingga memiliki intensitas pekerjaan
yang tinggi baik dilapangan maupun dikantor.
5.2.2 Tingkat Usia Responden
Karakteristik usia responden yaitu karyawan Dinas Pemerintahan
Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:
Tabel 5.2
Page 16
110
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Responden Prosentase
21 – 30 tahun
31 - 40 tahun
41 – 50 tahun
> 50 tahun
21
49
9
1
26,25%
61,25%
11,25%
1,25%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 5.2 maka dapat diketahui bahwa dari 80 responden
yaitu seluruh karyawan Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten
Lumajang menunjukkan bahwa sebanyak 21 responden atau sebesar
26,25% berusia 21 – 30 tahun, 49 responden atau 61,25% berusia 31 – 40
tahun dan sebanyak 9 responden atau 11,25% berusia 41 – 50 tahun serta
sebanyak 1 responden atau pegawai berusia >50 tahun dengan demikian
dapat dikatakan bahwa sebagian besar pegawai adalah berusia 31-40 tahun
yaitu sebanyak 49 responden atau 61,25%. Hasil karakteristik responden
berdasarkan usia tersebut menunjukkan bahwa selama ini instansi banyak
memperkerjakan pegawai yang telah memiliki pengalaman dalam bekerja
sehingga dapat memberikan pelayanan secara maksimal kepada
masyarakat.
5.2.3 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir yang dimiliki oleh responden yaitu seluruh
karyawan Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut:
Tabel 5.3Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Page 17
111
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden Prosentase
SMU
Diploma (D1, D2 & D3)
Perguruan Tinggi (S1)
S2
13
14
45
8
16,25%
17,5%
56,25%
10%
Jumlah 80 100%
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 5.3, dari 80 responden yaitu seluruh karyawan
Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang dapat
diketahui bahwa sebanyak 13 responden atau 16,25% mempunyai tingkat
pendidikan Sekolah Menengah Umum, sebanyak 14 responden atau 17,5%
mempunyai tingkat pendidikan Diploma (D1, D2 dan D3), sebanyak 45
responden atau 56,25% memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu Perguruan
Tinggi (S1) dan sebanyak 8 responden atau 10% memiliki pendidikan terakhir
S2. Hasil tersebut menunjukkan bahwa intansi melakukan seleksi atau
persyaratan terkait dalam proses penerimaan pegawai, dimana pendidikan
juga menjadi syarat yang harus dipenuhi oleh calon pegawai.
5.2.4 Hasil Analisis Deskriptif
Pada bagian ini akan disajikan megenai deskripsi hasil jawaban
responden mengenai variabel penelitian yag digunakan.
a. Kepemimpinan (X1)
Variabel kepemimpinan terbagi menjadi 12 item pertanyaan dan
deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan sebagi berikut:
Tabel 5.4
Page 18
112
Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kepemimpinan (X1)
Item Jawaban RespondenSS % S % N % TS % STS %
X1.1 14 17,5 41 51,3 21 26,3 4 5,0 - -X1.2 13 16,3 45 56,3 22 27,5 - - - -X1.3 9 11,3 52 65,0 19 23,8 - - - -X1.4 14 17,5 51 63,8 15 18,8 - - - -X1.5 13 16,3 43 53,8 24 30 - - - -X1.6 10 12,5 46 57,5 21 26,3 3 3,8 - -X1.7 14 17,5 42 52,3 23 28,8 1 1,3 - -X1.8 16 20,0 45 56,3 17 21,3 2 2,5 - -X1.9 8 10 45 56,3 27 33,8 - - - -X1.10 11 13,8 45 56,3 23 28,8 1 1,3 - -X1.11 10 12,5 45 56,3 22 27,5 3 3,8 - -X1.12 11 13,8 46 57,5 23 28,8 - - - -
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa untuk item ketiga
dalam hal ini mengenai pemimpin ditempat karyawan bekerja mendorong
orang lain untuk bergerak maju dengan karyawan tersebut ditanggpi secara
positif oleh karyawan. Kondisi ini menunjukkan bahwa selama ini para
karyawan merasakan bahwa pimpinan selalu berupaya untuk memberikan
dorongan kepada karyawan untuk selalu bekerja sesuai dengan ketentuan
atau prosedur yang telah ditetapkan. Para karyawan memberikan tanggapan
yang positif terhadap upaya pimpinan untuk memberikan dorongan untuk
bekerja dengan lebih baik.
b. Budaya Organisasi (X2)
Variabel budaya organisasi terbagi menjadi 7 item pertanyaan dan
deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan sebagi berikut:
Tabel 5.5Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Variabel Budaya
Organisasi (X2)
Page 19
113
Item Jawaban RespondenSS % S % N % TS % STS %
X2.1 16 20 48 60 16 20 - - - -X2.2 12 15,0 48 60 20 25 - - - -X2.3 21 26,3 41 51,3 18 22,5 - - - -X2.4 14 17,5 47 58,8 19 23,8 - - - -X2.5 17 21,3 44 55 19 23,8 - - - -X2.6 19 23,8 41 51,3 20 25 - - - -X2.7 16 20 46 57,5 18 22,5 - - - -
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa untuk item pertama
dalam hal ini mengenai karyawan berani mengambil risiko untuk nama baik
institusi ditanggapai secara positif oleh karyawan. Hasil distribusi jawaban
responden menunjukkan bahwa selama ini dalam bekerja para karyawan
selalu mampu memberikan dukungan terkait dengan upaya untuk
memaksimalkan potensi diri yang dimiliki sehingga para karyawan berani
mengambil risiko untuk tetap menjaga nama baik dari instansi.
c. Motivasi Kerja (X3)
Variabel motivasi kerja terbagi menjadi 11 item pertanyaan dan
deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan sebagi berikut:
Tabel 5.6Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Variabel Motivasi Kerja
(X3)
Page 20
114
Item Jawaban RespondenSS % S % N % TS % STS %
X3.1 10 12,5 49 61,3 21 26,3 - - - -X3.2 12 15 48 60 20 25 - - - -X3.3 17 21,3 43 53,8 20 25 - - - -X3.4 14 17,5 48 60 17 21,3 1 1,3 - -X3.5 21 26,3 42 52,5 17 21,3 - - - -X3.6 10 12,5 41 51,3 29 36,3 - - - -X3.7 10 12,5 41 51,3 29 36,3 - - - -X3.8 11 13,8 44 55,0 25 31,3 - - - -X3.9 8 10 48 60 24 30 - - - -X3.10 16 20 47 58,8 17 21,3 - - - -X3.11 17 21,3 43 53,8 20 25 - - - -
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui bahwa untuk item pertama
dalam hal ini mengenai karyawan berani mengambil risiko untuk nama baik
institusi. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa selama
ini dalam bekerja para karyawan selalu mampu memberikan dukungan
terkait dengan upaya untuk memaksimalkan potensi diri yang dimiliki
sehingga para karyawan berani mengambil risiko untuk tetap menjaga
nama baik dari instansi.
d. Kepuasan Kerja Pegawai (Y1)
Variabel kepuasan kerja pegawai kerja terbagi menjadi 9 item
pertanyaan dan deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan
sebagi berikut:
Tabel 5.7Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Variabel Kepuasan Kerja
Pegawai (Y1)Item Jawaban Responden
SS % S % N % TS % STS %
Page 21
115
Y1.1 13 16,3 46 57,5 21 26,3 - - - -Y1.2 15 18,8 46 57,5 19 23,8 - - - -Y1.3 11 13,8 46 57,5 23 28,8 - - - -Y1.4 7 8,8 49 61,3 24 30 - - - -Y1.5 10 12,5 48 60 22 27,5 - - - -Y1.6 7 8,8 44 55 29 36,3 - - - -Y1.7 6 7,5 49 61,3 25 31,3 - - - -Y1.8 10 12,5 52 65 18 22,5 - - - -Y1.9 16 20 53 66,3 11 13,8 - - - -
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui bahwa untuk item
kesembilan dalam hal ini mengenai rekan kerja merupakan rekan kerja yang
kooperatif dan selalu mendukung secara sosial ditanggapi secara positif
oleh karyawan. Hasil distribusi jawaban responden menunjukkan bahwa
dalam bekerja diinstansi para karyawan dapat bekerja dengan baik antar
karyawan sehingga aktivitas para karyawan diperusahaan dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Kondisi
tersebut juga mengindikasikan bahwa selama ini para karyawan dapat
bekerja secara harmonis sehingga segala aktivitas para karyawan dapat
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan..
e. Kinerja Pegawai (Y2)
Variabel kinerja pegawai kerja terbagi menjadi 7 item pertanyaan dan
deskripsi masing-masing item pernyataan dapat diuraikan sebagi berikut:
Tabel 5.8Diskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Variabel Kinerja Pegawai
(Y2)Item Jawaban Responden
SS % S % N % TS % STS %Y2.1 10 12,5 47 58,8 23 28,8 - - - -
Page 22
116
Y2.2 8 10,0 42 52,5 29 36,3 1 1,3 - -Y2.3 11 13,8 51 63,8 18 22,5 - - - -Y2.4 10 12,5 49 61.3 21 26,3 - - - -Y2.5 6 7,5 48 60 26 32,5 - - - -Y2.6 9 11,3 56 70 15 18,8 - - - -Y2.7 10 12,5 49 61,3 20 25,0 1 1,3 - -
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui bahwa untuk item keenam
dalam bekerja mampu memelihara harga diri dan nama baik pribadi dan
perusahaan ditanggapi secara positif oleh karyawan. Kenyataan tersebut
menunjukkan bahwa selama ini para karyawan dapat memberikan yang
terbaik kepada instansi sehingga nama baik perusahaan dan pribadi selalu
dijaga oleh setiap karyawan.
5.3 Uji Instrumen
5.3.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk melihat valid tidaknya masing-masing
instrumen dalam variabel kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Motivasi
Kerja serta Kinerja Karyawan Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES
Kabupaten Lumajang. Nilai kritik dari pengujian ini adalah dengan DF= n-1
taraf signifikan 0,05 (5%). Instrumen dikatakan valid jika angka koefisien
korelasi yang diperoleh lebih besar dari nilai kritik r. Adapun hasil uji validitas
pada pengujian ini untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Tabel 5.9Uji Validitas Variabel Kepemimpinan
Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan
X1.1 0,600 0,325 Valid
X1.2 0,494 0,325 Valid
X1.3 0,533 0,325 Valid
Page 23
117
Kepemimpinan X1.4 0,647 0,325 Valid
X1.5 0,508 0,325 Valid
X1.6 0,607 0,325 Valid
X1.7 0,527 0,325 Valid
X1.8 0,542 0,325 Valid
X1.9 0,547 0,325 Valid
X1.10 0,532 0,325 Valid
X1.11 0,341 0,325 Valid
X1.12 0,580 0,325 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 5.4, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen
kepemimpinan adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih besar
dari nilai kritik atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian semua
instrumen pada variabel kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini
dapat digunakan untuk menjelaskan variabel kepemimpinan pada Dinas
Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang. Adapun untuk
mengetahui uji validitas variabel budaya organisasi dapat dilihat pada tabel
5.5.
Tabel 5.10
Uji Validitas Budaya Organisasi
Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan
Page 24
118
Budaya
Organisasi
X2.1 0,592 0,325 Valid
X2.2 0,549 0,325 Valid
X2.3 0,681 0,325 Valid
X2.4 0,526 0,325 Valid
X2.5 0,629 0,325 Valid
X2.6 0,466 0,325 Valid
X2.7 0,453 0,325 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 5.5, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel
budaya organisasi adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih
besar dari nilai kritik atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian
semua instrumen pada variabel budaya organisasi yang digunakan dalam
penelitian ini dapat digunakan untuk menjelaskan budaya organsiasi pada
Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang. Hasil uji
validitas variabel motivasi kerja dapat dilihat pada tabel 5.6.
Page 25
119
Tabel 5.6
Uji Validitas Motivasi Kerja
Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan
Motivasi
X3.1 0,431 0,325 Valid
X3.2 0,312 0,325 Valid
X3.3 0,565 0,325 Valid
X3.4 0,459 0,325 Valid
X3.5 0,385 0,325 Valid
X3.6 0,551 0,325 Valid
X3.7 0,573 0,325 Valid
X3.8 0,480 0,325 Valid
X3.9 0,606 0,325 Valid
X3.10 0,509 0,325 Valid
X3.11 0,426 0,325 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 5.6, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel
motivasi kerja adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih besar
dari nilai kritik atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Dengan demikian semua
instrumen pada variabel motivasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini
dapat digunakan untuk menjelaskan motivasi kerja karyawan pada Dinas
Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang. Hasil uji validitas
variabel kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemerintahanan Desa
(PEMDES Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel 5.7.
Page 26
120
Tabel 5.11
Uji Validitas Kepuasan Kerja Pegawai (Y1)
Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan
Kepuasan
Kerja
Y1.1 0,540 0,325 Valid
Y1.2 0,666 0,325 Valid
Y1.3 0,630 0,325 Valid
Y1.4 0,595 0,325 Valid
Y1.5 0,588 0,325 Valid
Y1.6 0,544 0,325 Valid
Y1.7 0,371 0,325 Valid
X1.8 0,464 0,325 Valid
X1.9 0,363 0,325 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 5.7, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel
kepuasan kerja pegawai pada Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES
Kabupaten Lumajang adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih
besar dari nilai kritik atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Hasil tersebut
dapat membuktikan bahwa semua instrumen pada variabel kepuasan kerja
pegawai yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk
menjelaskan kepuasan kerja para pegawai pada Dinas Pemerintahanan
Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang. Adapun untuk mengetahui uji validitas
variabel kinerja pegawai pada Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES
Kabupaten Lumajang dapat dilihat pada tabel 5.8.
Page 27
121
Tabel 5.12
Uji Validitas Kinerja Pegawai (Y)
Variabel Item Koefisien Korelasi r tabel Keterangan
Kinerja
Pegawai
Y2.1 0,666 0,325 Valid
Y2.2 0,354 0,325 Valid
Y2.3 0,572 0,325 Valid
Y2.4 0,519 0,325 Valid
Y2.5 0,481 0,325 Valid
X2.6 0,485 0,325 Valid
X2.7 0,618 0,325 Valid
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 5.8, dapat disimpulkan bahwa semua instrumen variabel
kinerja karyawan pada Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten
Lumajang adalah valid, karena terbukti bahwa nilai koefisien lebih besar dari
nilai kritis atau tabel pada tingkat signifikan 5%. Hasil tersebut dapat
membuktikan bahwa semua instrumen pada variabel kinerja yang digunakan
dalam penelitian ini dapat digunakan untuk menjelaskan kinerja para pegawai
pada Dinas Pemerintahanan Desa (PEMDES Kabupaten Lumajang.
Page 28
122
5.3.2 Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas untuk masing-masing variabel penelitian dapat
dilihat pada tabel 5.9 di bawah:
Tabel 5.13
Hasil Uji Reliabilitas
Item Koefisien Reliabilitas Hasil Uji
Kepemimpinan
Budaya Organisasi
Motivasi Kerja
Kepuasan Kerja
Kinerja Karyawan
0,774
0,628
0,667
0,685
0,757
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa seluruh
variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel, hal tersebut
dikarenakan koefisien Cronbach’s Alpha diatas 0,6. Berdasarkan hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa semua instrumen dalam penelitian ini
meskipun dilakukan pengujian secara berulang-ulang dapat menghasilkan
hasil yang sama sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh
kepemimpinan, budaya organisasi, motivasi terhadap kepuasan kerja dan
kinerja karyawan pada Dinas Pemerintahanan Desa Kabupaten Lumajang
(PEMDES).
Page 29
123
5.4 Hasil Analisis Data
Pengujian model penelitian secara terperinci dan bertahap sesuai
dengan urutan hipotesisi yang di ajukan pada penelitian ini dan
pembahasannya adalah sebagai berikut :
5.4.1 Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(kepemimpinan ) terhadap variabel independen (kepuasan kerja).
Tabel 5.14Pengaruh Variabel Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja
Coefficientsa
19.603 2.722 7.202 .000
.328 .059 .536 5.608 .000
(Constant)
Kepemimpinan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah
sebagai berikut :
Y1 = 19,603 + 0,328 X + e
a. Nilai konstanta sebesar 19,603 yang menunjukkan nilai kepuasan kerja
apabila kepemimpinan sama dengan nol.
b. Variabel kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan kerja
dengan nilai koefisien = 0,328, artinya apabila kepemimpinan l semakin baik
maka kepuasan kerja pegawai akan semakin meningkat.
Page 30
124
5.4.2 Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen (budaya
organisasi ) terhadap variabel independen (kepuasan kerja).
Tabel 5.15Pengaruh Variabel Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja
Coefficientsa
22.607 1.605 14.089 .000
.451 .059 .656 7.685 .000
(Constant)
Budaya Organisasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah
sebagai berikut :
Y1 = 22,607 + 0,451 X + e
a. Nilai konstanta sebesar 22,607 yang menunjukkan nilai kepuasan kerja
apabila budaya organisasi sama dengan nol.
b. Variabel budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan
kerja dengan nilai koefisien = 0,451, artinya apabila budaya organisasi
semakin baik maka kepuasan kerja pegawai akan semakin meningkat.
5.4.3 Pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Lumajang
Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(motivasi) terhadap variabel independen (kepuasan kerja).
Page 31
125
Tabel 5.16Pengaruh Variabel Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja
Coefficientsa
20.691 1.854 11.163 .000
.340 .044 .656 7.675 .000
(Constant)
Motivasi Kerja
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kepuasan Kerjaa.
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah
sebagai berikut :
Y1 = 20,691 + 0,340 X + e
a. Nilai konstanta sebesar 20,691 yang menunjukkan nilai kepuasan kerja
apabila motivasi kerja sama dengan nol.
b. Variabel motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan
kerja dengan nilai koefisien = 0,340, artinya apabila motivasi kerja
semakin tinggi maka kepuasan kerja pegawai akan semakin meningkat.
5.4.4 Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(kepemimpinan) terhadap variabel independen (kinerja karyawan).
Tabel 5.17Pengaruh Variabel Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa
.757 4.870 .155 .877
.613 .105 .552 5.849 .000
(Constant)
Kepemimpinan
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kinerja Karyawana.
Sumber : Data Primer Diolah
Page 32
126
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah
sebagai berikut :
Y1 = 0,757 + 0,613 X + e
a. Nilai konstanta sebesar 0,757 yang menunjukkan nilai kinerja karyawan
apabila kepemimpinan sama dengan nol.
b. Variabel kepemimpinan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan dengan nilai koefisien = 0,613, artinya apabila kepemimpinan
semakin baik maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.
5.5.6 Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada
Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen (budaya
organisasi) terhadap variabel independen (kinerja karyawan).
Tabel 5.18Pengaruh Variabel Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa
8.407 3.037 2.768 .007
.765 .111 .615 6.893 .000
(Constant)
Budaya Organisasi
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kinerja Karyawana.
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah
sebagai berikut :
Y1 = 8,407 + 0,765 X + e
a. Nilai konstanta sebesar 8,407 yang menunjukkan nilai kinerja karyawan
apabila budaya organisasi sama dengan nol.
Page 33
127
b. Variabel budaya organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan dengan nilai koefisien = 0,765, artinya apabila budaya
organsiasi semakin baik maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.
5.5.7 Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(motivasi) terhadap variabel independen (kinerja karyawan).
Tabel 5.19Pengaruh Variabel Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa
4.562 3.454 1.321 .191
.592 .083 .630 7.165 .000
(Constant)
Motivasi Kerja
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kinerja Karyawana.
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah
sebagai berikut :
Y1 = 4,562 + 0,592 X + e
a. Nilai konstanta sebesar 4,562 yang menunjukkan nilai kinerja karyawan
apabila motivasi kerja sama dengan nol.
b. Variabel motivasi kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan dengan nilai koefisien = 0,592, artinya apabila motivasi kerja
semakin tinggi maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.
Page 34
128
5.5.8Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karayawan pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel independen
(kepuasan kerja) terhadap variabel independen (kinerja karyawan).
Tabel 5.20Pengaruh Variabel Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Coefficientsa
-10.694 5.553 -1.926 .058
1.144 .159 .631 7.189 .000
(Constant)
Kepuasan Kerja
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Kinerja Karyawana.
Sumber : Data Primer Diolah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui persamaan regresinya adalah
sebagai berikut :
Y1 = -10,694 + 1,144 X + e
a. Nilai konstanta sebesar -10,694 yang menunjukkan nilai kinerja
karyawan apabila kepuasan kerja sama dengan nol.
b. Variabel kepuasan kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
karyawan dengan nilai koefisien = 0,592, artinya apabila motivasi kerja
semakin tinggi maka kinerja pegawai akan semakin meningkat
Page 35
129
Model hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini
dapat disajikan pada Gambar 5.1.
Gambar 5.1. Diagram Jalur Pengaruh Antar Variabel
Berdasarkan gambar diagram di atas maka dapat diketahui
pengaruh antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Peran kepemimpinan (X1)
Budaya Organisai (X2)
Motivasi kerja (X2)
Kinerja karyawanKepuasan Kerja (Y1)
0,328
0,451
0,340
0,613
0,592
0,765
1,144
Page 36
130
5.6 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis data penelitian maka pembahasan
masing-masing variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengaruh kepemimpinan terhadap kepuasan kerja pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara kepemimpinan terhadap kepuasan kerja para pegawai di Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Hasil analisis
menunjukkan bahwa kepemimpinan merupakan proses atau serangkaian
kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain berisi
menggerakkan, membimbing dan mengarahkan serta mengawasi orang lain
dalam berbuat sama. Seluruh kegiatan itu dapat disebut sebagai usaha
mempengaruhi perasaan, pikiran dan tingkah laku orang lain kearah
pencapaian tujuan. Kepemimpinan juga bisa diartikan proses interaksi
antara pemimpin dengan pegawainya untuk berbuat sesuatu yang sesuai
dengan tujuan organisasi. Kepemimpinan pada suatu organisasi sangat
ditentukan oleh bagaimana pimpinan mampu menerapkan gaya
kepemimpinan yang tepat.
Kepemimpinan dibutuhkan para pegawai, karena adanya suatu
keterbatasan dan kelebihan-kelebihan tertentu pada manusia. Di satu pihak,
manusia terbatas kemampuannya untuk memimpin, di pihak lain ada orang
yang mempunyai kelebihan kemampuan untuk memimpin. Di sinilah
timbulnya kebutuhan akan pemimpin dan kepemimpinan. Betapa pentingnya
pemimpin dan kepemimpinan dalam suatu kelompok jika terjadi suatu
konflik atau perselisihan diantara orang-orang dalam kelompok, maka
Page 37
131
orang-orang mencari cara pemecahan supaya terjamin keteraturan dan
dapat ditaati bersama. Melalui kepemimpinan yang tepat maka dengan
sendirinya upaya perusahaan untuk memberikan jaminan kepuasan dalam
bekerja para karyawan dapat terwujud. Kepemimpinan dapat memotivasi
para karyawan untuk bekerja secara maksimal diperusahaan dan pada
akhirnya meningkatkan kepuasan dalam bekerja diperusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yafang
Tsai (2011) dan Rani Mariam (2009) yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh antara gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.
Adanya pengaruh tersebut dikarenakanlam bekerja diistansi pemimpin
selalu memotivasi dan mempengaruhi bawahannya untuk mencapai tujuan
tim atau perusahaan, upaya tersebut mampu memberikan dukungan dalam
upaya meningkatkan kkepuasan para karyawan dalam bekerja.
Dengan demikian, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh Positif kepemimpinan terhadap kepuasan kerja, maka
menandakan bahwa hasil penelitian ini mendukung teori Siagian bahwa
Kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang
bersifat positif maupun yang bersifat negatif tentang pekerjaannya.
2. Pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja para pegawai di Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Hasil analisis
menunjukkan bahwa dengan adanya penciptaan budaya organisasi yang
Page 38
132
ditunjukkan dengan adanya hubungan karyawan dalam hal kenyakinan,
kepercayaan dan keterbukaan mrupakan pertimbangan mendasar. Iklim
organisasi seperti itu dianggap sejalan dengan produktivitas yang tinggi dan
implementasi strategi organisasi yang efektif. Jika budaya oraganisasi
merupakan iklim terbuka dan memancing karyawan untuk mengutarakan
ketidakpuasan dan perhatian seperti itu dapat ditangani dengan cara yang
positif. Iklim keterbukaan tercipta apabila karyawan memiliki kenyakinan yang
tinggi dan percaya pada keadilan keputusan dan tindakan manajerial.
Menciptakan iklim keterbukaan, keyakinan dan kepercayaan amat tergantung
pada nilai dan tujuan manajemen. Iklim ini menuntut kesungguhan
manajemen puncak untuk memperlakukan karyawan secara wajar serta
adanya tujuan organisasi yang memenuhi dan mengintegrasikan kebutuhan
dan tujuan karyawan serta organisasi.
Budaya organisasi dapat dijelaskan melalui kombinasi antara nilai dan
tujuan manajemen puncak, kebijakan mendasar tertentu dan juga
implementasi dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut. Apabila
manajemen puncak sebuah organisasi tidak memiliki integritas dan tidak
dapat dipercaya serta tidak peduli kepada karyawan akan mempunyai
dampak terhadap seluruh organisasi. Sebaliknya jika manajemen puncak
menunjukkan komitmennya terhadap hubungan manusiawi yang baik dan
mendukung berbagai fungsi dan program personalia serta kebijakan yang
terkait dengan manajemen sumber daya manusia, maka kemungkinan iklim
tersebut dapat tercipta dan dipertahankan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Dr. Hsin Kuang Chi, Nan Haw,Dr. Huery Ren Yeh, Shih Chien Chiou
Page 39
133
Huei Yu, Graduate Student, Nan Haw University, Taiwan (2006), Yafang Tsai
(2011), Rani Mariam (2009) dan Abdullah (2006) yang menyatakan bahwa
budaya organisasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja para karyawan.
Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa selama ini karyawan berani
mengambil risiko untuk nama baik institusi dan didalam mengerjakan tugas
keryawan senatiasa bekerja dengan cermat dan memperlihatkan dengan
rinci sehingga mampu memberikan dukungan dalam upaya menciptakan
kepuasan kerja karyawan.
Dengan demikian, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh Positif antara budaya organisasi terhadap kepuasan kerja maka
menandakan bahwa hasil penelitian ini mendukung teori Davis Newstrom
bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi motivasi, prestasi dan
kepuasan kerja. Budaya oraganisasi mempengaruhi hal tersebut dengan
membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari
berbagai tindakan
3. Pengaruh motivasi terhadap kepuasan kerja pada Dinas Pemerintahan
Desa (PEMDES) Lumajang
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara motivasi terhadap kepuasan kerja para pegawai di Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Hasil analisis
menunjukkan bahwa motivasi kerja seseorang karyawan sangat
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan yang dapat dicapai pada
pekerjaannya. Pemberian motivasi secara individu kepada karyawan akan
Page 40
134
berjalan lebih cepat sehingga karyawan dapat bekerja secara maksimal di
perusahaan.
Seorang pimpinan hendaknya didalam memberikan motivasi yang
sesuai harus dapat melihat perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dan
memilih cara apa yang bisa digunakan agar mereka termotivasi dalam
bekerja. Pemberian motivasi yang sesuai dan tepat dengan kebutuhan
karyawan harus dipertahankan agar karyawan dapat menghasilkan
kepuasan kerja karyawan yang sesuai dengan kehendak perusahaan.
Dalam melaksanakan manajemen seorang manajer harus dapat memotivasi
orang-orang yang bekerja padanya agar tercapai kepuasan kerja yang tinggi.
Orang-orang tersebut merupakan sumber yang penting dalam setiap
organisasi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Eddy Wahyono (2009) yang menyatakan bahwa motivasi
berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. Adanya pengaruh tersebut
menunjukkan bahwa motivasi yang diberikan perusahaan kepada karyawan
dalam hal ini mengenai dasar pemberian insentif yang diberikan sudah
sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga memberikan dukungan untuk
bekerja secara maksimal diperusahaan.
Dengan demikian, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh positif motivasi terhadap kepuasan kerja, maka menandakan
bahwa hasil penelitian ini mendukung teori Mangkunegara bahwa Motivasi
terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi
(situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri
pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap
Page 41
135
mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk
berusaha mencapai kepuasan kerja secara maksimal.
4. Pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara kepemimpinan terhadap kinerja para pegawai di Dinas Pemerintahan
Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Berdasarkan hasil analisis
menujukkan bahwa kepemimpinan pada suatu perusahaan akan berjalan
dengan baik apabila ditunjang oleh karyawan. Memiliki kemampuan yang
berbeda antar satu dengan yang lain. Untuk meningkatkan kemampuan
karyawan tersebut, diperlukan peranan seorang pemimpin yang mempunyai
ketrampilan untuk membina, mengarahkan, dan memahami keinginan –
keinginan dan aspirasi dari anggotanya. Untuk bekerja secara sungguh-
sungguh, orientasi seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan
menggerakkan anggotanya berhubungan sangat erat dengan gaya
kepemimpinan yang diterapkan, serta mampu mendorong semangat kerja
karyawanya untuk bekerja secara sunguh-sunguh.
Karyawan mungkin melaksanakan tugas-tugas pekerjaan yang
dibebankan dengan baik. Dan mungkin pula tidak.hal ini akan terjadi apabila
karyawan tersebut tidak mempunyai dorongan untuk bekerja dengan baik
untuk mengatasinya, diperlukan kepemimipinan yang mampu
menggerakkan karyawanya agar bersemangat dalam bekerja.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Dr. Hsin Kuang Chi, Nan Haw,Dr. Huery Ren Yeh, Shih Chien Chiou
Page 42
136
Huei Yu, Graduate Student, Nan Haw University, Taiwan (2006), Emmanuel
Ogbonna dan Lioyd C. Harris (2000), Dag A Sandbakken (2009), Rani
Mariam (2009) yang menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa
instansi selalu melakukan pengawasan ditempat bekerja memiliki
kemampuan untuk memberi bantuan secara teknis dan memberi dukungan
perilaku para karyawan sehingga dapat memberikan jaminan dalam bekerja
diperusahaan atau instansi.
Dengan demikian, hasil penelitian ini yang menyatakan bahwa adanya
pengaruh positif antara kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, maka
menandakan bahwa hasil penelitian ini mendukung teori Gibson, Ivancevich
dan Donnely (ahwa “ Bagaimana pemimpin mengusahakan supaya
bawahan memenuhi tugas mereka, hal itu sebagian besar tergantung pada
gaya kepemimpinan yang digunakan dan tindakan – tindakan manager
mempunyai pengaruh yang kuat dalam upaya peningkatan kinerja para
karyawan di perusahaan”.
5. Pengaruh budaya terhadap kinerja karyawan pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
natara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan para pegawai di Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Adanya pengaruh
yang signifikan menunjukkan bahwa dengan adanya perubahan atas
Page 43
137
budaya organisasi pada instansi menentukan adanya perubahan yang
terjadi pada kinerja pegawai. Menurut Phegan (2001 : 1) dalam Wibowo
(2001) Budaya Organisasi yaitu tentang bagaimana orang merasa
melakukan pekerjaan baik dan orang bekejasama dalaqm harmoni. Budaya
organisasi merupakan pola yang rumit tentang bagaimana orang
melakukan sesuatu, apa yang mereka yakini, apa yang dihargai dan
dihukum. Kondisi tersebut menjadikan bahwa kondisi budaya organisasi
yang terdapat pada instansi secara langsung memberikan dampak positif
terhadap perubahan pencapaian kinerja para pegawai.
6. Pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara motivasi terhadap kinerja para pegawai di Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Motivasi terbentuk
dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi (situation)
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang
terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Sikap mental
merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha
mencapai prestasi kerja secara maksimal. (Mangkunegara, 2000:68).
Seorang pimpinan hendaknya didalam memberikan motivasi yang sesuai
harus dapat melihat perilaku yang ditunjukkan oleh karyawan dan memilih
cara apa yang bisa digunakan agar mereka termotivasi dalam bekerja.
Pemberian motivasi yang sesuai dan tepat dengan kebutuhan karyawan
harus dipertahankan agar karyawan dapat mengasilkan prestasi kerja yang
sesuai dengan kehendak perusahaan. Dalam melaksanakan manajemen
Page 44
138
seorang manajer harus dapat memotivasi orang-orang yang bekerja
padanya agar tercapai prestasi kerja yang tinggi. Orang-orang tersebut
merupakan sumber yang penting dalam setiap organisasi. (Moekijat,
1985:109)
Motivasi mempunyai peranan penting didalam meningkatkan prestasi
kerja karyawan. Hal ini disebabkan prestasi kerja karyawan secara langsung
berperan dalam menentukan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan.
Pengaruh motivasi harus dapat menggerakkan kemauan kerja karyawan
supaya bekerja labih baik dan benar guna mencapai prestasi kerja yang
tinggi. Dengan kinerja yang tinggi dan hasil yang didapatkan sesuai dengan
yang diinginkan perusahaan akan menyebabkan karyawan tersebut.
Nantinya dapat digunakan oleh pekerja dalam memenuhi kebutuhan
fisiologisnya, barulah menuju pada tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.
7. Kepuasan kerja berpengaruh pada kinerja karayawan pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
Kepuasan kerja berpengaruh pada kinerja karayawan pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa dengan adanya perubahan kepuasan pegawai
denga sendirinya akan memberikan dampak positif terhadap pencapaian
kinerja. Dengan kata lain semakin puas para pegawai bekerja di instansi
maka upaya untuk memaksimalkan kemampuan atau potensi dapat
terwujud secara maksimal. Kepuasan pada dasarnya merupakan kondisi
yang dirasakan para pegawai dalam bekerja di instansi.
Page 45
139
Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup
penting dalam organisasi, hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat
mempengaruhi perilaku individu dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Menurut Robbins (2003:30) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai
perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima dalam suatu sikap
pada suatu perilaku sehingga dalam hal ini diyakini bahwa karyawan
yang puas akan lebih produktif dari pada karyawan yang tidak puas.
Menurut Luthans (2006) kepuasan kerja adalah hasil dari persepsi
karyawan mengenai seberapa baik pekerjaan mereka memberikan hal
yang dinilai penting. Memburga dan Larsena (2007), bahwa kepuasan
kerja mengacu pada kepuasan individu – individu secara keseluruhan
atau kurang kepuasan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan saat ini
diperusahaan tertentu.
8. Kepemimpinan mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap
kinerja karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Kepemimpinan mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap
kinerja karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas Pemerintahan
Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang. Adanya pengaruh secara tidak
langsung menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara ketiga
variabel yang meliputi kepemimpinan, kinerja karyawan dan kepuasan
kerja karyawan. Adanya perubahan ketiga variabel tersebut dapat
memberikan dampak atau pengaruh terhadap ketiga variabel terkait
Page 46
140
upaya instansi untuk meningkatkan kepuasan dan kinerja para karyawan
dalam bekerja diinstansi.
Hasil analisis dapat memberikan gambaran mengenai peranan
kepemimpinan dalam upaya peningkatan kinerja karyawan, kesesuaian
antara gaya kepemimpinan dengan keberadaan karyawan pada
diinstansi selanjutnya dapat meningkatkan kepuasan dan pada ahirnya
dapat memberikan jaminan atas peningkatan kinerja para karyawan
dalam bekerja diinstansi.
9. Budaya organisasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap
kinerja karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas
Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang
Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa budaya
organisasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja
karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas Pemerintahan Desa
(PEMDES) Kabupaten Lumajang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
terdapat keterkaitan antara budaya organisasi, kinerja dan kepuasan
kerja karyawan. Semakin baiknya kondisi budaya organisasi pada
instansi maka upaya peningkatan perbaikan kinerja dan kepuasan para
pegawai dalam bekerja dapat terwujud secara maksimal.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa dengan semakin
baikknya budaya organisasi pada perusahaan maka dengan sendirinya
akan memberikan dukungan dalam upaya untuk meningkatkan
kepuasan karyawan. Kondisi ini menjadikan para karyawan memiliki
keinginan untuk bekerja lebih baik sesuai dengan harapan instansi.
Page 47
141
Apabila hal ini terwujud maka upaya untuk memaksimalkan kinerja dapat
secara maksimal dilakukan oleh karyawan.
10. Motivasi mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap kinerja
karyawan melalui kepuasaan kerja pada Dinas Pemerintahan Desa
(PEMDES) Kabupaten Lumajang
Hasil analisis dapat diketahui bahwa motivasi mempunyai
pengaruh tidak langsung terhadap kinerja karyawan melalui kepuasaan
kerja pada Dinas Pemerintahan Desa (PEMDES) Kabupaten Lumajang.
Dengan demikian adanya perubahan atas motivasi kerja para pegawai
akan memberikan dampak positif terhadap upaya menciptakan atau
meningkatkan kepuasan dan kinerja pegawai.
Motivasi pada dasarnya merupakan dorongan para karyawan
untuk bekerja secara maksimal di instansi. Apabila kondisi ini terwujud
maka dengan sendirinya dapat menciptaka dalam bekerja dan selajutnya
mampu mendukung upaya instansi untuk memaksimalkan potensi
karyawan dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja para karyawan
dalam bekerja diinstansi.