Transcript
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN NEUROPATI SENSORIK DIABETIK DENGAN LAMANYA MENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
PROPOSAL SKRIPSI
Bagus Fitriadi Kurnia Putra
J500 070 054
BAB IPENDAHULUAN
...
A. Latar Belakang MasalahDiabetes Melitus (DM) disebut juga The
Great Imitator karena dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan (Suyono, 2005).
DM tipe 2 merupakan bagian terbesar dari diabetes pada usia dewasa, yaitu sekitar 85-90% dari seluruh DM di dunia (Hermawan, 2004).
Indonesia menempati peringkat keempat jumlah penderita DM dengan jumlah 8,4 juta, di bawah India (31 juta), Cina (29,8 juta), dan AS (17,7 juta), (WHO, 2004).
... Menurut PERKENI (2006), prevalensi DM pada
daerah urban sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%.
Berdasar pola pertambahan penduduk, diperkirakan pada 2030 nanti ada 194 juta penduduk dewasa, maka diperkirakan terdapat 12 juta penyandang DM di daerah urban dan 8,1 juta di daerah rural (PERKENI, 2006).
Komplikasi menahun DM antara lain Neuropati diabetik (60%), PJK (20,5%), retinopati diabetik (10%), dan nefropati diabetik (7,1%) (Waspadji, 2005).
• Apakah terdapat
hubungan antara
lamanya menderita
DM tipe 2 dengan
terjadinya neuropati
sensorik diabetik
B.Perumusan Masalah
• Mengetahui hubungan
antara lamanya
menderita DM tipe 2
dengan terjadinya
neuropati sensorik
diabetik
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
• Dapat menjelaskan tentang pengaruh lamanya menderita DM tipe 2 terhadap terjadinya neuropati sensorik diabetik.
Manfaat praktis
• Memberi informasi yang berguna bagi masyarakat tentang penyakit neuropati diabetik.
• Sebagai pertimbangan dalam usaha pencegahan dan penatalaksanaan DM agar tidak terjadi komplikasi lain.
A. Diabetes Melitus
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya (ADA, 2005).
FAKTOR RESIKODapat
dimodifikasi
• Overweight• Hipertensi• Dislipidemia• Unhealthy
diet
Tidak dapat dimodifikasi
• Ras & etnik• Riwayat
keluarga• Usia tua
Faktor lain
• Penderita PCOS
• Riwayat TGT• Riwayat
penyakit kardiovaskuler
Klasifikasi
DM Tipe 1 (IDDM)
DM
Tip
e 2
(NID
DM
)
Diabetes Tipe lain
Diabetes Melitus
Gestasional
Keluhan klasik DM berupa poliuria, polifagia, polidipsia, dan penurunan berat badan.
Radang akut berbagai organ.
Komplikasi kronik lain: kesemutan, mata kabur, kulit
gatal, disfungsi ereksi, dll.
Gambaran Klinis
Neuropati Diabetik Kardiopati
Diabetik Ulkus Diabetik Retinopati Diabetik Nefropati Diabetik
Komplikasi
Neuropati Diabetik adalah Penyakit sistem saraf yang menyebabkan kematian rasa, rasa tebal, nyeri, dan ketidakmampuan merasakan panas dan dingin
(RCEP, 2001).
Klasifikasi Neuropati Diabetik•Neuropati Sensoris•Neuropati Motoris•Neuropati Otonom
B. Neuropati Diabetik
DM tipe 2
Gangguan sistemKonduksi saraf
Hiperglikemia
Hiperinsulinemia Resistensi insulin
Disfungsi Endotel
VasokonstriksiVasa vasorumJalur
Mioinositol ↓Jalur
Poliol↑
Lama menderita DM
Neuropati sensorik diabetik
Kendali glikemik
Jenis Kelamin
Usia StatusHipertensi
Kerangka Berpikir
HipotesisTerdapat hubungan antara
lamanya menderita DM tipe 2 dengan terjadinya neuropati sensorik diabetik.
BAB IIIMETODE PENELITIAN
Desain penelitian
Teknik sampling
Populasi penelitian
Tempat & waktu
penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional.
Penelitian ini dilaksanakan di balai pengobatan Puskesmas Gemarang, Kabupaten Ngawi.Direncanakan pada bulan April 2011.
Semua pasien DM yang menjalani rawat jalan di balai pengobatan Puskesmas Gemarang, Kabupaten
Ngawi.
Purposive sampling.
Keterangan
N1=N2 Sampel masing-masing kelompokσ² Varians gabungan populasi
Z₁₋α/2 Statistik Z (1,96)
Z1-β Power penelitian (0,846)
(μ1-μ2)2 Selisih rerata minimal (3,8)
Estimasi Besar Sampel
Murti (2006)
KRITERIA RESTRIKSI
• Penderita DM tipe 2 yang menjalani rawat jalan di balai pengobatan Puskesmas Gemarang, Kabupaten Ngawi.
• Pendidikan minimal SMA/sederajat.
Kriteria Inklusi
• Tidak bersedia menjadi objek penelitian.
• Menderita sakit berat.• Menderita kelainan saraf
primer yang menyebabkan terjadinya neuropati.
Kriteria Eksklusi
Identifikasi Variabel
Variabel bebas Lama menderita DM
Variabel tergantun
gNeuropati Diabetik
Variabel lain
Kendali glikemik, usia, jenis kelamin, dan status
hipertensi
Definisi Operasional• Penyakit saraf yang menyebabkan kematian rasa, rasa
tebal, nyeri, dan ketidakmampuan untuk merasakan panas dan dingin (RCEP, 2001).
Neuropati Diabetik
• Rentang waktu menderita DM sejak pertama kali terdiagnosis DM, berdasar anamnesis dan/atau status pasien.
Lama menderita DM
• Dinyatakan baik apabila pasien rutin berobat dan rerata kadar glukosa darah sewaktu < 200 mg/dl.Kendali glikemik
• Dinyatakan hipertensi apabila tekanan sistolik > 140 mmHg atau tekanan diastolik > 90 mmHg (Bandiara, 2008).
Status hipertensi
• Satuan waktu yang mengatur waktu keberadaan suatu makhluk (Arsin, 2006). Usia pasien ditentukan pada saat ditentukan pada saat pengambilan data.
Usia
Intrumen Penelitian
1. Kuesioner.
2. Garputala frekuensi 128 atau 256 Hz.
3. Jarum.
4. Kapas.
Analisis Data
• Data yang diperoleh dianalisis dengan uji T tak berpasangan dengan program SPSS for Windows versi 16,0.
Kerangka Penelitian
Pasien DM tipe 2
Neuropati (+)
Rerata lama menderita DM
Rerata lama menderita DM
Neuropati (-)
Uji statistik
Pemeriksaan fisik
dan anamnesis
Jadwal Penelitian Kegiatan
Bulan ke:1 2 3 4 5 6
Persiapan• Studi pustaka• Penyusunan
proposal
Pelaksanaan• Pengambilan
data• Pengolahan data
Penyelesaian•Penyusunan skripsi
. .. . .
.
Daftar PustakaAction on Smoking and Health, 2002. Smoking and Diabetes. Diakses pada 21 Desember 2010 dari http://www.ash.org.uk/html Ahmad, M.N., 2006. Neuropati Diabetik Simptomatik Perifer. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. American Diabetes Association, 2005. All About Diabetes. Diakses pada 13 Desember 2010 dari
http://www.diabetes.org/about-diabetes.html Arsin, A. et al., 2006. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Kassa-Kassi,
Makassar: Universitas Hassanudin Makassar. h: 1-5. Bailes, B., 2002. Diabetes Melitus and Its Chronic Complications. AORN Journal.p: 76: 269-71. Bandiara, R., 2008. An Update Management Concept in Hypertension. Sub Bagian Ginjal Hipertensi. Bandung: Bag. Ilmu Penyakit
Dalam FK UNPAD/RS. Dr.Hasan Sadikin. h: 1. Bicerstaff, E.R., 2004. Neurosurgical Examination in Clinical Practice. Singapore: PG Publishing Ltd. p: 134-35. Booya, F., et al., 2005. Potential Risk Factor for Diabethic Neuropathy; A Case Control Study. Biomed Central Neurology. p: 5-24. Clark, C.M., et al., 2005. Prevention and Treatment of Complications of Diabetes Melitus. The New England Journal of Medicine. p:
1210-17. Dorland, W.A.N, 2002. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary (29 th ed). Hartanto, H. et al. (Alih Bahasa), Jakarta: EGC. h: 309
Foundation for Health in Aging, 2002. Diabetes Neuropathy. Diakses pada 13 Desember 2010 dari http://www.healthinaging.org Hermawan, G., et al., 2004. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Dalam. Surakarta: SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr.Moewardi
Surakarta. h: 24-27. Hughes, R.A., 2002. Pheripheral Neuropathy. British Medical Journal. p: 324;466-9. Kusuma, A.W., 2007. Hubungan Lama Menderita DM dengan Terjadinya Neuropati Otonomik Diabetik. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Sebelas Maret. Manes, C., et al., 2005. Vascular Risk Factor and Diabetic Neuropathy. The New Medical Journal of Medicine. p: 341-50. Mansjoer, A.,et al., 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius FKUI. h: 580-81. Mardjono, M., 2003. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. h: 383. Maulana, M., 2009. Mengenal Diabetes Melitus-Penanganan praktis menangani penyakit kencing manis. Jogjakarta: Ar-ruzz media. h: 216. Meijer, J.W., et al., 2003. Cilnical Diagnosis Polyneuropathy with the Diabetic Neuropathy Symptom and Diabetic Neuropathy Examination Scores.
Diabetic Care. p: 698. Murti, B., 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press. h: 112. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. h:79. Oktaviani, 2010. Hubungan Kendali Glikemik dengan Neuropati Diabetik. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pengurus Besar PERKENI, 2006. Konsensus Pencegahan dan Pengelolaan Diabetes Melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta. h: 7.
Purwanto, A.P., 2004. Diktat Kuliah Patologi Klinik. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. h: 13
Rendel M.S., et al., 2009. A Comparation of Nerve Conduction Velocities and Current Perception Tresholds as Correlates of Clinical Severity of Diabetes Sensory Neuropathy, J Neurosurgery Psychiatry. p: 502-11.
RCEP, 2001. Diabetes Melitus. Diakses pada 13 Desember 2010 dari http://www.RCEP7.org/projects/handbook/diabetes.pdf
Scheteingart, David., 2006. Patofisiolgi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC. h: 118-9.
Soegondo, S., 2010. Diabetes Melitus. Diakses pada 30 juli 2010 dari http://www.ilunifk83.com/kesehatan-ilmukedokteran /diabetes melitus-t224.htm
Sudoyo, A.W., et al., 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI. h: 1902-04.
Suyono, S., 2005. Kecenderungan Peningkatan Jumlah Penyandang Diabetes: Penatalaksanaan DM Terpadu. Jakarta: Balai penerbit FKUI. h: 1-5.
Syamsurijal, M.A., 2009. Hubungan Neuropati Diabetik dengan Kepatuhan Minum Obat Berkhasiat Hipoglikemik. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Tjokroprawiro, A., 2005. Angiopati Diabetik (Mikro dan Makroangiopati Diabetik). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h: 601.
Waspadji, S., 2005. Komplikasi Kronik Diabetes; Mekanisme Terjadinya, Diagnosis, dan Strategi Pengelolaan. Dalam: Aru W, dkk. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan FKUI. h: 1887-89.
WHO, 2004. Original Article: Global Prevalence of Diabetes Estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diakses pada 4 Februari 2011 dari http://www.who.int/entity/diabcare0504.pdf
Wisramayasa, G., 1997. Neuropati Diabetik: Patogenesis dan Penatalaksanaan. Majalah Diabetes Surabaya, Pusat Diabetes dan Nutrisi RSUD Dr.Soetomo-FK Unair. 3: 31-4.
Zimmet, O., 2003. The Burden of Type 2 Diabetes; Are We Enaugh? Diabetes Metab. 29: 6S9-18. Diakses pada 6 Februari 2011 dari http://www.joplink/prev/03.002.html
top related