Top Banner

of 59

Print Skripsi Sidang

Jul 21, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PERSENTASE KARKAS DAN KARAKTERISTIK ORGAN DALAM AYAM BROILER HASIL PENAMBAHAN ZEOLIT DALAM RANSUM DAN LITTERNYA

SKRIPSI WIDYA WARDHANI

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PETERNAKAN BOGOR 2011

RINGKASAN Widya Wardhani D14070205. Persentase Karkas dan Karakteristik Organ Dalam Ayam Broiler Hasil Penambahan Zeolit dalam Ransum dan Litternya. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Maria Ulfah, S.Pt., MSc.Agr Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Pollung H. Siagian, MS Seiring dengan terus meningkatnya permintaan masyarakat terhadap daging ayam maka perlu dilakukan peningkatan manajemen pemeliharaan dan pakan untuk memenuhi permintaan dan peningkatan kualitas. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan zeolit (Aclinop) dalam ransum dan penaburan zeolit (alam) pada litter atau interaksi antara keduanya terhadap persentase karkas, saluran pencernaan dan organ pencernaan serta karakteristik fisiknya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2011 di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas (Kandang C), Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Ayam broiler yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 72 ekor (20%) dari 360 ekor ayam broiler yang telah dipelihara selama 35 hari. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 4 x 3. Faktor pertama adalah konsentrasi Aclinop yang ditambahkan pada ransum, terdiri dari empat taraf ( 0, 1, 2, dan 3 kg Aclinop/ 100 kg ransum). Faktor kedua adalah zeolit yang ditaburkan pada litter terdiri dari tiga taraf (0, 2,5, dan 5 kg/m2 litter), masing-masing dengan tiga ulangan sehingga terdapat 36 unit percobaan yang tiap unitnya diambil dua ekor dari 10 ekor per kandang secara acak. Peubah yang diamati pada penelitian ini antara lain persentase karkas, persentase saluran pencernaan (rempela, duodenum, jejunum, ileum, sekum dan kolon), persentase organ pencernaan (hati, ginjal dan pankreas) dan panjang relatif usus. Hasil analisis ragam menunjukkan tidak terdapat pengaruh dari penambahan Aclinop dalam ransum dan penaburan zeolit pada litter serta interaksinya terhadap semua peubah yang diamati. Hal ini menunjukkan bahwa faktor taraf penambahan Aclinop dalam ransum dan taraf penaburan zeolit pada litter bertindak bebas satu sama lain. Penambahan zeolit dalam ransum dan litter memberikan hasil yang lebih baik (5,54%) terhadap bobot potong ayam broiler. Penambahan zeolit (Aclinop) yang semakin meningkat dalam ransum menyebabkan bobot dan persentase usus halus (duodenum, jejunum dan ileum) menurun. Kata kunci: ayam broiler, Aclinop, zeolit alam, persentase karkas, saluran pencernaan, organ dalam

ABSTRACT Carcass Percentage and Internal Organ Characteristics of Broiler Chickens Supplemented with Zeolite on Their Ration and Litter Wardhani, W., M. Ulfah., P. H. Siagian Since the demand of the meat is significanty increasing, therefore management improvement of broiler chickens farming to improve the meat yield and quality is important to be done. The purpose of this study was to determine the effect of Aclinop addition on broiler ration and zeolite sowing on litter and the interaction between them on live weight, carcass percentage and internal organ characterictics. This study used 72 chickens that have been maintained for 35 days. The results show that the Aclinop addition on broiler rations and zeolite sowing on litter didnt significantly effect the carcass percentage and internal organ characteristics. However, the treatment of Aclinop addition on the diet and litter give a better result (5,54%) for the final weight of broiler chickens and decrease weight and percentage of duodenum, jejunum and ileum. Keywords : broiler chicken, zeolite, internal organ, live weight, carcass

PERSENTASE KARKAS DAN KARAKTERISTIK ORGAN DALAM AYAM BROILER HASIL PENAMBAHAN ACLINOP DALAM RANSUM DAN ZEOLIT PADA LITTERNYA

WIDYA WARDHANI D14070205

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ILMU PRODUKSI DAN TEKNOLOGI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PETERNAKAN BOGOR 2011

PERSENTASE KARKAS DAN KARAKTERISTIK ORGAN DALAM AYAM BROILER HASIL PENAMBAHAN ACLINOP DALAM RANSUM DAN ZEOLIT PADA LITTERNYA

Oleh WIDYA WARDHANI D14070205

Skripsi ini telah disetujui untuk disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal November 2011

Menyetujui,

Pembimbing Utama,

Pembimbing Anggota,

(Maria Ulfah, S.Pt., M.Sc.Agr) NIP: 19761101 199903 2 001

(Prof.Dr.Ir.Pollung H.Siagian, MS) NIP: 19460825 197711 1 001

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 29 Mei 1989 dari pasangan Bapak Drs. Slamet Yuwono dan Ibu Dra. Darminilika. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis mengawali pendidikan dasar pada tahun 1995 di Sekolah Dasar Negeri IV/187 Patokan, Situbondo dan diselesaikan pada tahun 2001. Pendidikan menengah pertama Penulis dimulai pada tahun 2001 dan diselesaikan pada tahun 2004 di MTs PPMI Assalaam Surakarta dan dilanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA Assalaam Sukoharjo pada tahun 2004 dan diselesaikan pada tahun 2007. Penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada tahun 2007 melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan terdaftar sebagai mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor pada tahun 2008. Selama menjadi mahasiswa, Penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (HIMAPROTER) sebagai staf divisi Pengembangan Organisasi pada periode 2008/2009, kemudian menjabat sebagai kepala divisi Pengembangan Organisasi di Himpunan Mahasiswa Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan (HIMAPROTER) pada periode 2009/2010 dan aktif pada berbagai kepanitiaan baik tingkat universitas maupun nasional. Penulis pernah mengikuti kegiatan magang di peternakan ayam broiler SMK Farming, Pati pada tahun 2008 dan Balai Besar Peternakan dan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, Bogor pada tahun 2009.

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim, Alhamdulillah, puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis diberi kemudahan dalam penelitian dan Penulisan skripsi yang berjudul Persentase Karkas dan Karakteristik Organ Dalam Ayam Broiler Hasil Penambahan Zeolit dalam ransum dan Litternya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-Nya serta orang-orang yang senantiasa berjuang di jalan-Nya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Maret 2011 bertempat di Laboraturium Ilmu Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penambahan Aclinop dalam ransum dan penaburan zeolit pada litter serta interaksi antara keduanya terhadap persentase karkas dan organ pencernaan serta karakteristik fisik organ pencernaan ayam broiler. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah pengetahuan. Terima kasih yang sebesar-besarnya Penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah mendorong, membantu dan mengizinkan untuk mempergunakan bagian atau materi yang diperlukan selama penelitian dan Penulisan skripsi ini. Bogor, Juli 2011

Penulis

DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ........................................................................................................................ ii ABSTRACT .......................................................................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................................iv LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. v RIWAYAT HIDUP ...............................................................................................................vi KATA PENGANTAR .........................................................................................................vii DAFTAR ISI ........................................................................................................................ viii DAFTAR TABEL ................................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................xi PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1 Latar Belakang ............................................................................................... 1 Tujuan ............................................................................................................ 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 3 Zeolit .............................................................................................................. 3 Sifat Kimia dan Fisika ........................................................................... 3 Morfologi dan Sistem Kristal ................................................................ 3 Pemanfaatan Zeolit pada Peternakan Ayam Broiler ...................................... 4 Ayam Broiler ................................................................................................. 5 Karkas Ayam ........................................................................................... 5 Saluran Pencernaan ................................................................................ 5 Organ Dalam Ayam Broiler .......................................................................... 7 Hati ........................................................................................................... 7 Ginjal ........................................................................................................ 7 Pankreas ................................................................................................... 8 METODE PENELITIAN ..................................................................................................... 9 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 9 Materi............................................................................................................. 9 Prosedur ....................................................................................................... 11 Rancangan Percobaan .................................................................................. 14

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................... 17 Bobot Potong Ayam Broiler ........................................................................ 17 Bobot dan Persentase Karkas Ayam Broiler ............................................... 19 Bobot dan Persentase Saluran Pencernaan Ayam Broiler ........................... 20 Bobot dan Persentase Proventrikulus................................................. 20 Bobot dan Persentase Rempela ........................................................... 22 Bobot dan Persentase Duodenum ....................................................... 23 Bobot dan Persentase Jejunum ........................................................... 24 Bobot dan Persentase Ileum ................................................................ 26 Bobot dan Persentase Sekum .............................................................. 27 Bobot dan Persentase Kolon ............................................................... 28 Organ Dalam Ayam Broiler ........................................................................ 30 Bobot dan Persentase Hati ................................................................... 30 Bobot dan Persentase Ginjal ............................................................... 31 Bobot dan Persentase Pankreas........................................................... 32 Panjang Relatif Usus ................................................................................... 33 Panjang Relatif Duodenum ................................................................. 33 Panjang Relatif Jejunum ...................................................................... 34 Panjang Relatif Ileum........................................................................... 35 KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 37 Kesimpulan .................................................................................................. 37 Saran ............................................................................................................ 37 UCAPAN TERIMA KASIH.............................................................................................. 38 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 39 LAMPIRAN ......................................................................................................................... 42

ix

DAFTAR TABEL Nomor Halaman 10 15 17 19

1. Kandungan Nutrien Ransum yang Diberikan pada Ayam Broiler.................................... 2. Perlakuan Antara Penambahan Zeolit dalam Litter dan Ransum Ayam Broiler....................... 3. Rataan Bobot Potong Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.............. 4. Rataan Bobot dan Persentase Karkas Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.... 5. Rataan Bobot dan Persentase Proventrikulus Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter....................................................................................... 6. Rataan Bobot dan Persentase Rempela Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter ... 7. Rataan Bobot dan Persentase Duodenum Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter... 8. Rataan Bobot dan Persentase Jejunum Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.... 9. Rataan Bobot dan Persentase Ileum Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.... 10. Rataan Bobot dan Persentase Sekum Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter..... 11. Rataan Bobot dan Persentase Kolon Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.... 12. Rataan Bobot dan Persentase Hati Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.... 13. Rataan Bobot dan Persentase Ginjal Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.... 14. Rataan Bobot dan Persentase Pankreas Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.... 15. Panjang Relatif Duodenum Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter......................... 16. Panjang Relatif Jejunum Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter.......................... 17. Panjang Relatif Ileum Ayam Broiler Hasil Penambahan Aclinop dalam Ransum dan Zeolit pada Litter..........................

21 22 23 25 26 28 29 30 31 32 34 34 35

DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 43 43 44 44 45 45 46 46 47 47 48 48

1 Rataan dan ANOVA Bobot Potong Ayam Broiler.................... 2. Rataan dan ANOVA bobot Karkas Ayam Broiler......... 3. Rataan dan ANOVA Bobot Proventrikulus Ayam Broiler.... 4. Rataan dan ANOVA Bobot Rempela Ayam Broiler.......... 5. Rataan dan ANOVA Bobot Duodenum Ayam Broiler......... 6. Rataan dan ANOVA Bobot Jejunum Ayam Broiler.................. 7. Rataan dan ANOVA Bobot Ileum Ayam Broiler...................... 8. Rataan dan ANOVA Bobot Sekum Ayam Broiler.................... 9. Rataan dan ANOVA Bobot Kolon Ayam Broiler..................... 10. Rataan dan ANOVA Bobot Hati Ayam Broiler........................ 11. Rataan dan ANOVA Bobot Ginjal Ayam Broiler.................... 12. Rataan dan ANOVA Bobot Pankreas Ayam Broiler................

PENDAHULUAN Latar Belakang Produksi peternakan ayam broiler dewasa ini berkembang sangat pesat seiring dengan semakin meningkatnya permintaan pasar terhadap ayam broiler. Permintaan yang tinggi ini tentunya harus selalu diimbangi dengan perbaikan manajemen dalam pemeliharaan ayam broiler. Perbaikan kualitas pakan dan upaya menciptakan lingkungan kandang yang nyaman merupakan salah satu faktor penting dalam perbaikan manajemen pemeliharaan ayam broiler. Salah satu upaya dalam memaksimalkan manajemen pemeliharaan adalah melalui penggunaan zeolit. Zeolit merupakan suatu kelompok mineral yang dihasilkan dari proses hidrotermal pada batuan beku basa. Mineral ini biasanya dijumpai mengisi celah-celah ataupun rekahan dari batuan tersebut. Selain itu zeolit juga merupakan endapan dari aktivitas vulkanik yang banyak mengandung unsur silika. Struktur fisik zeolit yang berongga menyebabkan zeolit dapat menyerap sesuatu disekitarnya yang berdiameter lebih kecil. Mineral zeolit jika ditambahkan dalam ransum diduga berfungsi dalam membantu pengangkutan zat makanan atau memperlambat laju pergerakan digesta dalam proses pencernaan, sehingga diharapkan akan menghasilkan karkas dan organ dalam yang baik. Pemanfaatan mineral zeolit dalam litter juga mulai dirasa perlu terutama untuk menekan zat-zat yang menyebabkan pencemaran udara, sehingga lingkungan kandang ayam broiler menjadi lebih sehat yang pada akhirnya ayam dapat menghasilkan performa yang lebih baik. Sampai saat ini belum ditemukan taraf penggunaan yang tepat penambahan zeolit dalam ransum dan litter secara bersamaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh kombinasi penambahan zeolit baik dalam ransum dan maupun litternya. Pemanfaatan zeolit dalam pakan dan litter tentunya memerlukan pengujian yang serius terutama terhadap karkas dan organ dalamnya, sehingga diharapkan dapat menunjukkan hasil yang baik terhadap hasil pemotongan ayam broiler serta kualitas fisik organ dalam.

Tujuan Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan zeolit (Aclinop) dalam ransum dan penaburan zeolit (alam) pada litter atau interaksi antara keduanya terhadap persentase karkas dan organ pencernaan serta karakteristik fisik organ pencernaan ayam broiler.

2

TINJAUAN PUSTAKA Zeolit Nama zeolit ini berasal dari bahasa Yunani yaitu Zeni" dan Lithos" yang berarti batu yang mendidih, karena apabila dipanaskan akan membuih dan mengeluarkan air (Lefond, 1983). Zeolit merupakan mineral mikro yang dapat digunakan dalam ransum sebagai sumber mineral. Kelompok mineral ini merupakan kelompok mineral yang berasal dari logam-logam alkali dan alkali tanah (terutama Ca dan Na). Zeolit bersifat sebagai penyaring molekul dan penukar ion yang dalam penggunaannya dapat meningkatkan efisiensi pakan ternak. Struktur zeolit yang berpori juga membuat zeolit dapat menyerap senyawa yang bersifat cairan, menyaring yang berukuran halus, menukar ion serta sebagai katalisator (Harjanto, 1987). Sifat Kimia dan Fisika Mineral zeolit adalah kelompok mineral alumunium silikat terhidrasi LmAlxSiyOz nH2O, dari logam alkali dan alkali tanah (terutama Ca,dan Na), m, x, y, dan z merupakan bilangan 2 hingga 10, n koefisiensien dari H2O, serta L adalah logam. Zeolit secara empiris ditulis x/n Mn+ [(AlO2)x (SiO2)y] zH2O. Komponen pertama Mn+ adalah sumber kation yang dapat bergerak bebas dan dapat dipertukarkan secara sebagian atau secara sempurna oleh kation lain (Ginting et al., 2007). Beberapa spesimen zeolit berwarna putih, kebiruan, kemerahan, coklat, dan lain-lain, karena hadirnya oksida besi atau logam lainnya. Densitas zeolit antara 2,0 2,3 g/cm3, dengan bentuk halus dan lunak. Kilap yang dimiliki bermacam-macam. Struktur zeolit dapat dibedakan dalam tiga komponen yaitu rangka aluminosilikat, ruang kosong saling berhubungan yang berisi kation logam, dan molekul air dalam fase occluded (Harben & Kuzvart, 1996). Morfologi dan Sistem Kristal Zeolit berbentuk kristal aluminosilikat terhidrasi yang mengandung muatan positif dari ion-ion logam alkali dan alkali tanah dalam kerangka kristal tiga dimensi (Hay, 1966), dengan setiap oksigen membatasi antara dua tetrahedra.

Zeolit pada dasarnya memiliki tiga variasi struktur yang berbeda yaitu: a) struktur seperti rantai (chain-like structure), dengan bentuk kristal acicular dan prismatic, contoh: natrolit, b) struktur seperti lembaran (sheet-like structure), dengan bentuk kristal platy atau tabular biasanya dengan basal cleavage baik, contoh: heulandit, c) struktur rangka, dimana kristal yang ada memiliki dimensi yang hampir sama, contoh: kabasit. Zeolit mempunyai kerangka terbuka, sehingga memungkinkan untuk melakukan adsorpsi Ca bertukar dengan 2(Na,K) atau CaAl dengan (Na,K)Si. Morfologi dan struktur kristal yang terdiri dari rongga-rongga yang berhubungan ke segala arah menyebabkan permukaan zeolit menjadi luas. Morfologi ini terbentuk dari unit dasar pembangunan dasar primer yang membentuk unit dasar pembangunan sekunder dan begitu seterusnya. Pemanfaatan Zeolit pada Peternakan Ayam Broiler Zeolit dewasa ini semakin dimaksimalkan pemanfaatannya di bidang peternakan. Terutama dalam peternakan ayam broiler, zeolit dapat dimanfaatkan sebagai penurun kandungan amonia dan H2S yang tidak diinginkan bila ditaburkan dalam litter (Polat et al., 2004). Selain itu, sifat zeolit yang mempunyai daya serap tinggi sehingga dapat menahan air hingga 60% dari bobotnya karena mempunyai struktur kristal yang prioritasnya tinggi. Molekul air di pori-pori dapat dengan mudah menguap atau diserap kembali tanpa merusak struktur zeolit (Kocakusak et al., 2001). Sementara dalam pemanfaatannya untuk ransum, zeolit dapat digunakan sebagai sumber mineral. Zeolit memiliki sifat menyaring molekul dan penukar ion sehingga dapat meningkatkan efisiensi pakan ternak. Mekanisme aksi zeolit dalam pencernaan ternak diperkirakan terpusat pada struktur klinoptilolit yang stabil pada lingkungan asam dan dapat melakukan pertukaran ion serta penerapan tanpa terjadi pencernaan zeolit (Papaioannou, 2002). Hasil penelitian Yenita (1993) menunjukkan bahwa penambahan zeolit pada taraf 0, 3 dan 6% berpengaruh nyata memperbaiki penambahan bobot potong dan konversi ransum, tetapi tidak berpengaruh terhadap konsumsi ransum.

4

Ayam Broiler Karakteristik ayam broiler modern menurut Pond et al. (1995) adalah pertumbuhan yang cepat, banyak penimbunan lemak pada bagian dada dan otot-otot daging, serta aktivitasnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis ayam petelur. Ayam broiler merupakan ayam muda jantan atau betina yang menghasilkan daging dan umumnya dipanen pada umur 5-6 minggu dengan bobot potong antara 1,2-1,9 kg/ekor (Kartasudjana, 2005). Menurut Rasyaf (2003), broiler dipasarkan pada umur 5-6 minggu dengan bobot hidup antara 1,3-1,6 kg per ekor. Karkas Ayam Karkas ayam pedaging menurut BSN (1995) ialah bagian dari ayam pedaging hidup, setelah dipotong, dibului, dikeluarkan organ dalam dan lemak abdominalnya, dipotong kepala dan leher serta kedua kakinya (ceker). Karkas unggas biasanya dijual kepada konsumen dalam bentuk karkas utuh, belahan karkas kiri dan kanan, seperempat karkas atau potongan-potongan karkas yang lebih kecil.

Persentase pemotongan pada ayam broiler, ayam lokal dan kalkun meningkat selama pertumbuhan, peningkatan umur dan kenaikan bobot potong. Pada itik dan unggas yang lebih kecil misalnya burung puyuh, persentase pemotongan selama pertumbuhan secara relatif adalah konstan (Soeparno,1994). Pada umur yang sama, ayam broiler dan kalkun jantan mempunyai persentase karkas yang lebih tinggi daripada betina (Moran,1977). Saluran Pencernaan Pencernaan dapat didefinisikan sebagai proses perombakan protein, lemak, dan karbohidrat menjadi bagian yang lebih kecil sehingga mudah diserap. Dalam prosesnya tentunya terdapat organ-organ penting yang diperlukan untuk menunjang penyerapan zat-zat makanan yang dimakan sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik (Putnam, 1991). Proses pencernaan makanan pada ayam diawali dari mulut (paruh). Pakan masuk mulut dalam keadaan utuh atau sudah dikoyak oleh paruh, kemudian dengan tekanan lidah akan masuk ke rongga pharink dan oesofagus. Mulut menghasilkan saliva yang mengandung amylase dan maltase, di dalam mulut pencernaan belum 5

optimal karena di mulut pakan hanya lewat. Proses selanjutnya terjadi di oesofagus, di dalam oesofagus pakan akan menuju ke tembolok dengan bantuan mukosa yang dihasilkan oleh oesofagus. Tembolok adalah modifikasi dari oesofagus yang berfungsi menyimpan pakan sementara. Di tembolok pakan sekaligus direndam sehingga menjadi lebih lunak. Proses pencernaan selanjutnya proventrikulus. Proventrikulus, atau juga disebut dengan perut kelenjar yang mensekresikan pepsinogen dan HCl untuk mencerna protein dan lemak. Pencernaan makanan di proventrikulus belum maksimal karena dalam proventrikulus pakan hanya tinggal sebentar. Selanjutnya, pencernaan berlangsung di empedal/gizard. Pada bagian ini makanan akan dilumat dan dicampur dengan air sehingga menjadi pasta (chyme). Kekuatan empedal dipengaruhi dari kebiasaan makan ayam, ayam yang hidup bebas berkeliaran memiliki empedal yang lebih kuat daripada empedal ayam yang dikurung dengan pakan yang lebih lunak. Pada empedal disekresikan coilin untuk melindungi permukaan empedal terhadap kerusakan yang disebabkan oleh pakan atau benda lain yang tertelan. Di empedal ini pakan dicerna secara mekanik (Scanes et al., 2004). Pencernaan enzimatis terjadi di usus halus. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum. Duodenum adalah bagian paling atas dari usus halus. Dalam duodenum terjadi pencernaan yang paling aktif dengan hidrolisis dari nutrient kasar yang berupa pati lemak dan protein. Penyerapan hasil pencernaan sebagian besar terjadi di duodenum ini. Di duodenum disekresikan enzim dari pankreas dan dari getah empedu. Selanjutnya proses pencernaan terjadi di jejunum. Jejunum adalah kelanjutan duodenum yang berfungsi seperti duodenum yaitu penyerapan makanan yang belum selesai saat di duodenum. Lalu proses pencernaan berlanjut ke ileum, dimana ileum merupakan kelanjutan dari jejunum dengan fungsi yang sama yaitu penyerapan makanan dan pencernaan secara enzimatis. Panjang dari usus halus ini bervariasi tergantung pada kebiasaan makan dari unggas atau ayam tersebut (Scanes et al., 2004). Proses selanjutnya terjadi di sekum. Sekum terdiri atas dua ceca atau saluran buntu. Nutrien yang tidak tercerna akan mengalami dekomposisi oleh mikroba sekum, tetapi penyerapan sangat sedikit. Di sekum pakan mengalami pencernaan secara mikrobiologi. Kemudian menuju ke usus besar atau disebut juga intestinum 6 terjadi di

crasum. Disini terjadi perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses. Di bagian ini juga bermuara saluran urin dari ginjal, sehingga urin dan feses yang keluar akan menjadi satu dan disebut ekskreta. Feses dan urin juga akan mengalami penyerapan air sekitar 72-75%. Disini juga terdapat muara saluran reproduksi, dan proses pencernaan akan berakhir di kloaka, dimana kloaka adalah tempat keluarnya ekskreta dan juga telur pada ayam betina. Pakan dalam saluran pencernaan ayam kurang lebih empat jam (Scanes et al., 2004). Organ Dalam Ayam Broiler Hati Menurut Tanudimadja (1981), hati terdiri dari dua gelambir yang besar, berwarna coklat kemerahan, terletak pada lengkungan duodenum dan ampela. Ressang (1984) menyatakan bahwa salah satu fungsi hati adalah untuk menyaring racun yang masuk kedalam darah. Hati yang mengalami keracunan akan memperlihatkan kelainan secara fisik, yaitu adanya perubahan warna hati, pembengkakan, pengecilan pada salah satu lobi atau tidak adanya kantong empedu. Nilai kisaran bobot hati menurut Putnam (1991) yaitu antara 1,70-2,80% dari bobot hidup. Ginjal Ginjal pada unggas terletak di belakang paru-paru dan berjumlah dua buah. Saluran ureter menghubungkan antara ginjal dan kloaka (Bell dan Weaver, 2002). Ginjal berperan dalam mempertahankan keseimbangan susunan darah dengan mengeluarkan zat-zat seperti air yang berlebih, sisa-sisa metabolisme, garam-garam organik dan bahan-bahan lain yang terlarut dalam darah (Ressang, 1984). Ginjal merupakan organ yang menyaring plasma dari darah dan secara selektif menyerap kembali air serta unsur-unsur berguna dari filtrat, yang pada akhirnya mengeluarkan kelebihan dan produk buangan plasma. Hampir semua jenis ternak bentuk ginjalnya seperti kacang (Frandson, 1992). Suprijatna et al. (2008) menyatakan fungsi utama ginjal adalah mereduksi urin melalui filtrasi darah sehingga air dan limbah metabolisme disekresikan. Proses yang selanjutnya terjadi yaitu reabsorbsi beberapa nutrien (misalnya glukosa dan elektrolit) yang kemungkinan digunakan kembali oleh tubuh. 7

Pankreas Pankreas adalah organ yang berwarna merah terletak antara lipatan duodenal loop yang berfungsi untuk mensekresikan enzim amilase, protease dan lipase untuk membantu pencernaan karbohidrat, potein dan lemak. Bobot pankreas berkisar antara 2,5-4 g pada ayam dewasa (Sturkie, 2000). Pankreas merupakan salah satu aksesoris organ pencernaan yang mempunyai peranan penting pada pencernaan unggas, yakni terdapat kelenjar endokrin dan eksokrin yang secara fisiologis mempunyai peranan yang sangat berbeda. Kelenjar endokrin berfungsi untuk menghasilkan hormon insulin, glukagon, somatostatin dan polipeptida. Fungsi kelenjar eksokrin adalah menghasilkan dan mengeluarkan cairan yang berhubungan pencernaan dan penyerapan yang dibutuhkan dalam usus halus (Scanes et al., 2004).

8

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2011. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa proksimat pakan dilaksanakan di Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Teknologi, Institut Pertanian Bogor. Pengukuran bobot dan panjang relatif organ pencernaan dilaksanakan di Laboraturium Biologi dan Nutrisi Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Materi Ayam Broiler Ayam broiler yang digunakan dalam penelitian ini adalah 72 ekor ayam broiler Strain Cobb CP 707 produksi PT. Charoen Pokphan Jaya Farm (20%) yang berasal dari 360 ekor ayam broiler yang telah dipelihara selama 35 hari. Kandang Kandang yang digunakan dalam penelitian adalah kandang dengan sistem litter dengan luas 36 m2 kemudian dibagi menjadi 36 petak kandang, sehingga tiap petak kandang berukuran 1 x 1 x 0,8 m2 dan masing-masing diisi dengan 10 ekor ayam broiler. Zeolit Zeolit dalam penelitian ini ditambahkan dalam ransum dan litter. Zeolit yang digunakan dalam ransum adalah Aclinop dan yang ditambahkan pada litter adalah zeolit alam yang berasal dari CV. Minatama, Lampung. Penambahan Aclinop dalam ransum dan penaburan zeolit pada litter disesuaikan berdasarkan taraf yang telah ditentukan.

Ransum Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum komersial CP 511 produksi PT. Charoen Pokphan Jaya Farm (Tabel 1). Aclinop yang ditambahkan ke dalam ransum terdiri dari empat taraf yaitu 0 kg Aclinop/ 100 kg ransum, 1 kg Aclinop/ 100 kg ransum, 2 kg Aclinop/ 100 kg ransum dan 3 kg Aclinop/ 100 kg ransum masing-masing disebut R0, R1, R2 dan R3. Aclinop yang ditambahkan dalam ransum diberikan sejak hari pertama pemberian ransum. Tabel 1. Kandungan Nutrien Ransum yang Diberikan pada Ayam BroilerNutrien Kadar air (%) Protein kasar (%) Lemak kasar (%) Abu (%) Serat kasar (%) Ca (%) P (%) EM (kkal/kg) R0 13,41 20,16 9,64 4,66 1,80 0,93 0,51 2900-3000 R1 13,361

R2 13,311

R3 13,271

Standar Maks. 132 18,0-22,03 Min. 32 Maks. 82 Maks. 62 0,89-953 0,38-0,453 3050-31503

19,961 9,551 5,461 1,801 0,921 0,501 -

19,771 9,461 6,251 1,791 0,911 0,501 -

19,581 9,371 7,031 1,791 0,911 0,501 -

Keterangan: Hasil analisis Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Teknologi, IPB (2011). 1 Hasil Perhitungan, 2 BSN (2011) 3 Leeson dan Summers (2005), EM: Energi Metabolis.

Litter Alas kandang atau litter yang digunakan adalah sekam padi yang ditaburkan pada lantai kandang dengan ketebalan 5 cm dari permukaan lantai. Penambahan zeolit pada alas sekam ini terdiri dari tiga taraf pemberian yang berbeda yaitu 0 kg zeolit per m2 litter, 2,5 kg zeolit per m2 litter dan 5 kg zeolit per m2 litter masingmasing disebut L0, L1 dan L2. Pemberian zeolit pada litter dalam penelitian ini dilakukan pada hari ke-21 pemeliharaan. Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa setelah umur pemeliharaan tersebut kotoran ayam semakin banyak sehingga diharapkan penambahan zeolit pada litter menjadi lebih efisien untuk mengurangi bau yang ditimbulkan oleh ekskreta ayam.

10

Peralatan Peralatan yang digunakan adalah tempat pakan, tempat minum, ember, gayung, lampu, koran, sekat seng, tirai plastik, timbangan, meteran dan peralatan kebersihan kandang. Untuk pengujian karakteristik fisik saluran pencernaan digunakan alat ukur (penggaris, jangka sorong) dan timbangan digital. Prosedur Persiapan Kandang Persiapan kandang diawali dengan pembersihan dan desinfeksi kandang dan peralatan yang akan digunakan. Lantai kandang disapu lalu kandang dicuci dengan cara disikat menggunakan sabun dan air kemudian dikeringkan. Proses selanjutnya adalah pembersihan menggunakan karbol lalu dibilas dengan air dan dikeringkan. Kandang yang telah kering sempurna selanjutnya dikapur. Kandang dibagi menjadi 36 petak kandang. Setiap petak kandang mempunyai ukuran 1 x 1 x 0,8 m3. Pemetakan kandang dilakukan dengan menyekat kandang menjadi 36 bagian. Sekat dibuat dari bilah bambu yang telah dipotong dan dibersihkan. Bagian lantai kandang ditaburi alas berupa sekam dengan ketebalan 5 cm dari lantai kandang. Kandang didesinfeksi menggunakan air dan formalin. Campuran ini disemprotkan keseluruh bagian kandang untuk membunuh semua kuman penyakit yang masih terdapat didalam kandang. Semua peralatan pemeliharaan yang akan digunakan dicuci dan disterilkan terlebih dahulu. Peralatan dicuci menggunakan air dan deterjen. Peralatan disikat, dibilas sampai bersih dengan air lalu dikeringkan. Kandang kemudian dikosongkan sampai anak ayam umur sehari (Day Old Chick/ DOC) tiba. Pemeliharaan Kandang dan peralatan dipastikan sudah dalam keadaan siap sebelum DOC datang. Persiapan kedatangan DOC meliputi brooder yang telah dinyalakan sekitar 6-8 jam sebelumnya. Brooder yang digunakan berupa lampu pijar 60 watt yang sekaligus dapat berfungsi sebagai alat penerangan dalam kandang. Koran diletakkan diatas sekam agar DOC terhindar dari luka akibat tekstur sekam yang tajam dan menghindari sekam termakan oleh DOC. Segera setelah DOC datang dilakukan 11

pemeriksaan kesehatan dan penimbangan. Day Old Chick yang telah ditimbang selanjutnya dipilih secara acak untuk dimasukkan ke dalam tiap petak kandang sebanyak 10 ekor per kandang dan diberi minum air gula untuk mengembalikan energi setelah pengangkutan. Selama minggu pertama pemeliharaan DOC harus diperhatikan secara intensif. Day Old Chick membutuhkan suhu lingkungan 32-33C oleh karena itu, pemanas dipasang 24 jam, tirai tidak boleh dibuka, diberikan obat antistress (Vitastress). Pemberian ransum dilakukan setiap empat jam sekali untuk merangsang pertumbuhan ayam. Ransum ditaburkan pada feeder tray untuk memudahkan ayam dalam mengkonsumsi ransum yang disediakan. Mulai minggu kedua pemeliharaan, lapisan koran yang menutupi litter tidak lagi digunakan. Tirai mulai dibuka 1/3 bagian dan penggunaan brooder hanya diperlukan pada malam hari. Minggu ketiga, tirai sudah dapat dibuka 2/3 bagian. Lampu hanya berfungsi sebagai penerang kandang sehingga hanya digunakan pada malam hari. Tempat ransum diganti dengan tempat ransum gantung yang digantung sesuai ketinggian ayam agar mudah dijangkau. Tirai dibuka seluruhnya pada minggu keempat kecuali pada saat hujan dan cuaca dingin. Ayam dipanen pada minggu kelima. Penimbangan sebelum pemanenan harus dilakukan untuk mengetahui bobot akhir ayam broiler saat panen. Kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan setiap hari selama pemeliharaan adalah pemberian pakan dan air minum disediakan ad libitum sehingga harus selalu diisi sebelum habis. Ayam yang mati segera dibawa ke Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor agar penyebab kematian ayam dapat diketahui. Setiap akhir minggu pemeliharaan dilakukan penimbangan ayam dan penimbangan sisa pakan sehingga konsumsi dan perkembangan bobot potong ayam broiler dapat diketahui. Metode Pemotongan Untuk memperoleh hasil pemotongan yang baik, ayam yang akan dipotong dipuasakan terlebih dahulu agar saluran pencernaan bersih sehingga mempermudah penanganan dan pengamatan. Cara pemotongan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode Kosher, yaitu memotong arteri karotis, vena jugularis dan 12

oesofagus. Pada saat penyembelihan, darah harus keluar sebanyak mungkin. Jika darah dapat keluar secara sempurna, maka beratnya sekitar 4% dari bobot tubuh. Setelah proses penyembelihan, dilakukan pencabutan dan pembersihan bulu. Proses pembersihan bulu ini dapat dipermudah dengan sebelumnya mencelupkan ayam ke dalam air panas dengan suhu 50-54C selama 30 detik. Proses selanjutnya adalah pemotongan bagian kepala dan kaki serta pengeluaran organ dalam. Proses pengeluaran organ dalam dimulai dari pemisahan tembolok dan trakhea serta kelenjar minyak bagian ekor. Kemudian pembukaan rongga badan dengan membuat irisan dari kloaka ke arah tulang dada. Kloaka dan organ dalam lalu dikeluarkan, kemudian dilakukan pemisahan tiap-tiap organ (Soeparno,1994). Pengujian Karasteristik Fisik Pengujian karakteristik fisik alat pencernaan broiler dilakukan pada hari ke 35 pemeliharaan. Pengujian dilakukan dengan mengambil ayam secara acak dari tiap sekat sebanyak dua ekor atau 20%. Setelah ayam dipotong kemudian segera diukur bobot saluran pencernaannya (proventrikulus, rempela, duodenum, jejunum, ileum, sekum, kolon, hati, ginjal dan pankreas). Selain pengukuran bobot saluran pencernaan diukur pula panjang usus halusnya (duodenum, jejunum dan ileum). Peubah yang Diamati Pada akhir penelitian ini dilakukan pemotongan sebanyak 20% dari jumlah ayam penelitian yang diamati dari masing-masing petak. Peubah yang diukur pada penelitian ini antara lain : 1. Bobot potong, diperoleh dengan cara menimbang ayam broiler yang telah dipuasakan selama 12 jam terlebih dahulu. 2. Bobot karkas, diperoleh dengan cara menimbang ayam broiler yang telah dipotong dan tanpa kepala, kaki serta organ dalamnya. 3. Persentase karkas terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot karkas 4. = x 100%

Persentase bobot saluran pencernaan terhadap bobot potong meliputi: Persentase bobot ampela terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot ampela = x 100% 13

Persentase bobot usus halus terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: a. b. c. % bobot duodenum = % bobot jejunum % bobot ileum = = x 100% x 100% x 100%

Persentase bobot sekum terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot sekum x 100%

Persentase bobot kolon terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot kolon x 100%

5.

Persentase bobot organ dalam terhadap bobot potong meliputi: Persentase bobot hati terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot hati = x 100%

Persentase ginjal terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot ginjal = x 100%

Persentase bobot pankreas terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: % bobot pankreas = x 100%

6.

Panjang relatif usus halus terhadap bobot potong, dihitung dengan rumus: Panjang relatif duodenum = Panjang relatif jejunum Panjang relatif ileum = = x 100% x 100% x 100%

Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 4 x 3. Faktor pertama berupa taraf Aclinop yang ditambahkan pada ransum ( 0, 1, 2, dan 3 kg Aclinop/ 100 kg ransum). Faktor kedua ialah zeolit yang ditaburkan pada litter (0, 2,5, dan 5 kg/m2 litter), dengan demikian terdapat 12 perlakuan dan masing-masing dengan tiga ulangan sehingga terdapat 36 satuan unit percobaan. Pada akhir 14

pemeliharaan (35 hari) tiap petak kandang percobaan diambil dua ekor ayam secara acak sehingga ada 72 ekor ayam yang dipotong. Dua belas perlakuan tersebut asingmasing adalah R0L0, R0L1, R0L2, R1L0, R1L1, R1L2, R2L0, R2L1,R2L2, R3L0, R3L1, dan R3L2 selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Perlakuan Antara Penambahan Zeolit dalam Litter dan Ransum Ayam Broiler Taraf Zeolit dalam Litter (kg/m2) 0,0 (L0) 2,5 (L1) 5,0 (L2) Total Taraf Aclinop dalam Ransum (kg/100 kg) 0,0 (R0) R0L0 (3) R1L0 (3) R2L0 (3) 9 1,0 (R1) R0L1 (3) R1L1 (3) R2L1 (3) 9 2,0 (R2) R0L2 (3) R1L2 (3) R2L2 (3) 9 3,0 (R3) R0L3 (3) R1L3 (3) R2L3 (3) 9 12 12 12 36

Total

Model matematika rancangan percobaan mengikuti Gasperz (1995) yaitu, Yijk = + i + j + ()ij + ijk Keterangan : Yijk i j = nilai pengamatan karkas dan organ dalam ayam broiler pada taraf penambahan Aclinop dalam ransum dan zeolit pada litter yang berbeda = nilai tengah pengaruh kombinasi pemberian taraf Aclinop dalam ransum dan zeolit pada litter = pengaruh faktor perlakuan penambahan Aclinop dalam ransum pada taraf ke-i ( i = 0,0 ; 1,0 ; 2,0 dan 3,0 kg Aclinop per 100 kg ransum) = pengaruh faktor perlakuan penaburan zeolit dalam litter pada taraf ke-j (j = 0,0 ; 2,5 dan 5,0 kg per m2 litter) ()ij = pengaruh interaksi penambahan Aclinop dalam ransum pada taraf ke-i dan penaburan zeolit pada litter pada taraf ke-j. ijk = pengaruh galat percobaan yang berasal dari faktor perlakuan penambahan Aclinop dalam ransum taraf ke-i dan faktor perlakuan penambahan zeolit dalam litter taraf ke-j pada ulangan ke-k ; k=1,2 dan 3.

15

Analisis Data Data yang didapat terlebih dahulu diuji syarat validitas prosedur parametrik (keaditifan, kehomogenan, kenormalan data serta kebebasan galat). Sesudah memenuhi syarat maka dilakukan uji parametrik dengan analisis ragam atau analysis of variance (ANOVA). Analisis ragam dilakukan untuk melihat pengaruh tiap faktor perlakuan dan interaksinya. Pengujian ini dilakukan menggunakan software Minitab 14. Jika hasil analisis ragam menunjukkan nyata (P