Transcript
HASIL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
5.1 HASIL PENELITIAN
5.1.1 Analisis Univariat
Dengan analisis univariat, dapat diketahui distribusi frekuensi setiap variabel
yang diteliti dalam penelitian ini, diantaranya ASI EKSLUSIF di wilayah
kerja Puskesmas CURUG, umur, pekerjaan, penyuluhan, membantu
persalinan, IMD, motivasi dan pengetahuan . Berikut ini adalah hasil analisis
variabel-variabel tersebut.
Persentase Pemberian ASI EKSLUSIF Berdasarkan Tingkatan pendidikan
Ibu bulan Mei 2011 di Wilayah Kerja Puskesmas Curug
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
0 SD 1 SMP 2 SMA * 0 TIDAK 1 YA
60 100.0% 0 .0% 60 100.0%
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
1
0 SD 1 SMP 2 SMA * 0 TIDAK 1 YA Crosstabulation
0 TIDAK 1 YA
Total0.E0 1.E0
0 SD 1 SMP 2 SMA
0.E0 Count 9 8 17
% within 0 SD 1 SMP 2 SMA
52.9% 47.1% 100.0%
1.E0 Count 9 16 25
% within 0 SD 1 SMP 2 SMA
36.0% 64.0% 100.0%
2.E0 Count 11 7 18
% within 0 SD 1 SMP 2 SMA
61.1% 38.9% 100.0%
Total Count 29 31 60
% within 0 SD 1 SMP 2 SMA
48.3% 51.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value dfAsymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 2.844a 2 .241
Likelihood Ratio 2.875 2 .238
Linear-by-Linear Association
.259 1 .611
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,22.
Diagram di atas menunjukkan hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan
pemberian ASI ekslusif bulan Mei 2011. Dari data 60 orang didapatkan bahwa
tingkat pendidikan ibu SD yang tidak memberikan ASI ada 9 orang dengan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
2
persentase 52.9% dan yang memberikan ASI ada 8 orang dengan persentase
47,1%. Tingkat pendidikan ibu SMP yang tidak memberikan ASI ada 9 orang
dengan persentase 36% dan yang memberikan ASI ada 16 orang dengan
persentasi 64%. Tingkat pendidikan ibu SMA yang tidak memberikan ASI ada
11 orang dengan persentase 61,1% dan yang memberikan ASI ada 7 orang
dengan persentase 38,9%.
Persentase Tingkat Pendidikan Ibu
0 SD 1 SMP 2 SMA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0.E0 17 28.3 28.3 28.3
1.E0 25 41.7 41.7 70.0
2.E0 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
3
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 60 ibu, 17 ibu (28.3%) pendidikan
SD, 25 ibu (41.7%) pendidikan SMP, 18 ibu (30%) tingkat pendidikan SMA.
Persentase Ibu Rumah Tangga dan Yang Bekerja
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
4
28,3
41,7
30%
0 IRT 1 Bkerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0.E0 46 76.7 76.7 76.7
1.E0 14 23.3 23.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 60 ibu, 49 orang yang hanya
sebagai ibu rumah tangga (76.70%), sedangkan 14 orang yang bekerja diluar
rumah baik sebagai buruh maupun karyawan kantor (23.3%).
Hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
5
76,7
23,3
0 IRT 1 Bkerja * 0 TIDAK 1 YA Crosstabulation
0 TIDAK 1 YA
Total0.E0 1.E0
0 IRT 1 Bkerja 0.E0 Count 20 26 46
% within 0 IRT 1 Bkerja 43.5% 56.5% 100.0%
1.E0 Count 9 5 14
% within 0 IRT 1 Bkerja 64.3% 35.7% 100.0%
Total Count 29 31 60
% within 0 IRT 1 Bkerja 48.3% 51.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1.861a 1 .173
Continuity Correctionb 1.121 1 .290
Likelihood Ratio 1.877 1 .171
Fisher's Exact Test .227 .145
Linear-by-Linear Association 1.830 1 .176
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,77.
b. Computed only for a 2x2 table
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 60 ibu, terdapat 20 ibu rumah tangga
yang tidak memberikan ASI (43.5%) dan yang memberikan ASI hanya 26
orang (56.5%), sedangkan hanya 9 orang ibu yang bekerja yang tidak
memberikan ASI (64.3%) dan yang memberikan ASI ada 5 orang (35,7%).
Persentase Yang Menerima Penyuluhan dan Tidak
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
6
0 TIDAK 1 YA
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0.E0 37 61.7 61.7 61.7
1.E0 23 38.3 38.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 60 ibu, terdapat 37 ibu yang tidak
mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya ASI (61.7%) dan 23 ibu yang
mendapatkan penyuluhan ASI baik diposyandu, puskesmas, maupun dari
bidan (38,3%) .
Hubungan Penyuluhan dengan Pemberian ASI
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
7
61,7
38,3
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 14.299a 1 .000
Continuity Correctionb 12.361 1 .000
Likelihood Ratio 15.231 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.061 1 .000
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,12.
b. Computed only for a 2x2 table
Persentase yang Membantu Persalinan
0 Dukun 1 Bidan 2 Dokter
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0.E0 4 6.6 6.6 6.6
1.E0 43 71.7 71.7 78.3
2.E0 13 21.7 21.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
8
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 60 ibu, terdapat 4 ibu yang dibantu
oleh dukun selama persalinan 6,6%, 43 orang yang dibantu oleh bidan 71,7%
dan 13 orang yang dibantu oleh dokter selama persalinan 21,7%.
Hubungan IMD dengan pemberian ASI
0 TIDAK 1 YA * 0 TIDAK 1 YA Crosstabulation
0 TIDAK 1 YA
Total0.E0 1.E0
0 TIDAK 1 YA 0.E0 Count 10 3 13
% within 0 TIDAK 1 YA 76.9% 23.1% 100.0%
1.E0 Count 19 28 47
% within 0 TIDAK 1 YA 40.4% 59.6% 100.0%
Total Count 29 31 60
% within 0 TIDAK 1 YA 48.3% 51.7% 100.0%
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
9
6,6%
71,7%
21,7
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 5.432a 1 .020
Continuity Correctionb 4.069 1 .044
Likelihood Ratio 5.644 1 .018
Fisher's Exact Test .028 .021
Linear-by-Linear Association 5.341 1 .021
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,28.
b. Computed only for a 2x2 table
Persentase Pengetahuan IBU
0 kurang 1 Baik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0.E0 42 70.0 70.0 70.0
1.E0 18 30.0 30.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
10
70%30 %
Diagram di atas menunjukkan bahwa dari 60 ibu, 42 ibu yang mempunyai
pengetahuan kurang 70%, dan 18 ibu yang mempunyai pengetahuan baik
30%.
Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI
0 kurang 1 Baik * 0 TIDAK 1 YA Crosstabulation
0 TIDAK 1 YA
Total0.E0 1.E0
0 kurang 1 Baik 0.E0 Count 16 6 22
% within 0 kurang 1 Baik 72.7% 27.3% 100.0%
1.E0 Count 13 25 38
% within 0 kurang 1 Baik 34.2% 65.8% 100.0%
Total Count 29 31 60
% within 0 kurang 1 Baik 48.3% 51.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 8.277a 1 .004
Continuity Correctionb 6.807 1 .009
Likelihood Ratio 8.505 1 .004
Fisher's Exact Test .007 .004
Linear-by-Linear Association 8.140 1 .004
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,63.
b. Computed only for a 2x2 table
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
11
h. Frekuensi diare
balita
Frekuensi diare balita per
tahun
Dari sampel keluarga
balita gizi buruk,
didapatkan 53.48% yang
menderita diare
>5kali/tahun.
Ada
i. Frekuensi
ISPA balita
Frekuensi ISPA pada balita
per tahun
Dari sampel keluarga
balita gizi buruk,
didapatkan 60.46% yang
menderita ISPA
>5kali/tahun
Ada
j. Riwayat
tuberkulosis
pada balita
Riwayat tuberkulosis pada
balita yang baru didiagnosis
maupun sedang dalam
pengobatan
Dari sampel keluarga
balita gizi buruk,
didapatkan 34.88%
memiliki riwayat
tuberkulosis
Ada
Umpan Balik
1 Catatan dan
laporan
Pencatatan dan pembuatan
laporan mengenai hasil
pengumpulan data sesuai
dengan waktu.
Ada Tidak ada
2. Rapat evaluasi
kerja
Rapat kerja yang membahas
laporan kegiatan untuk
evaluasi program yang telah
dijalankan
Ada Tidak ada
3. Supervisi Dimanfaatkan hasil supervise
dan saran-saran yang diajukan
untuk peningkatan kualitas
dan kuantitas penatalaksanaan
Ada Tidak ada
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
12
Dampak
1. Balita gizi
buruk
Pertumbuhan dan
perkembangan terhambat.Ada Tidak ada
Penyakit kronik Ada Tidak ada
Pendidikan yang terganggu Ada Tidak ada
Kualitas sumber daya
manusia menurunAda Tidak ada
5.2.1. Masalah sesungguhnya
Berdasarkan hasil evaluasi program mengenai faktor yang mempengaruhi
program gizi di Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja tahun 2011, ditemukan
masalah, yaitu :
Ambang batas masalah gizi buruk di suatu wilayah adalah < 0,5%. Status
gizi balita di Puskesmas Balaraja 0,85% yang masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat.
5.2.2. Prioritas masalah
Penetapan masalah dari kegiatan yang sebenarnya adalah masalah
yang ada di keluaran (output), setelah itu dirumuskan masalah dari
unsur lain untuk mencari faktor penyebab masalah dan dipikirkan cara
penyelesaiannya.
Oleh karena masalah yang ditemukan ternyata hanya satu, maka tidak
dilakukan penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik
Scoring dari Bryant.
Masalah: Ambang batas masalah gizi buruk di suatu wilayah adalah
0,5%. Status gizi balita di Puskesmas Balaraja 0,85% yang masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
13
5.2.3. Penyebab dan penyelesaian masalah
Masalah
Status gizi balita di Puskesmas Balaraja 0,85% masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat.
Penyebab
1. Asupan makanan balita gizi buruk yang kurang dari AKG sebesar
76,74%.
2. Pengasuh balita dengan gizi buruk sebanyak 58,14% bukan ibu.
3. Pendidikan pengasuh balita gizi buruk sebanyak 37,2% tidak
memenuhi wajib belajar.
4. Frekuensi penimbangan balita gizi buruk yang tidak rutin setiap
bulannya sebesar 18,6%.
5. Pengasuh balita gizi buruk yang tidak paham mengenai pengetahuan
gizi dasar sebanyak 65,02%.
6. Penghasilan keluarga balita gizi buruk yang berada dibawah UMR
sebesar 74,42%.
7. Kurangnya higienitas pada balita gizi buruk sebesar 53.48%
8. Frekuensi diare pada balita gizi buruk > 5x / tahun sebesar 53,48%.
9. Frekuensi ISPA pada balita gizi buruk > 5x / tahun sebesar 60,46%.
10. Persentase riwayat tuberculosis pada balita gizi buruk sebesar 34,80%.
Penyelesaian Masalah
Untuk dapat memperbaiki masalah, maka perlu dilakukannya perbaikan
terhadap hal-hal yang menjadi penyebab masalah tersebut. Oleh sebab itu,
berikut ini merupakan beberapa usulan yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan penyebab masalah tersebut, diantaranya:
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
14
Membuat perencanaan dan pelaksanaan penyuluhan gizi secara
berkala melalui posyandu, kegiatan PKK, dan berbagai kegiatan
masyarakat yang mencakup perilaku sadar gizi dan pengetahuan
gizi dasar sesuai dengan usia balita.
Memotivasi orang tua untuk memberikan makanan pokok dan
PMT dan menjelaskan contoh makanan pokok yang bergizi tinggi
beserta cara mengolahnya, serta memberikan resep-resep makanan
bergizi dari bahan-bahan sederhana dan mudah diolah.
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya Ibu sebagai pengasuh
anak
Memotivasi orang tua yang memiliki anak dengan gangguan gizi
untuk datang konseling gizi secara teratur ke Puskesmas/ Posyandu
dengan memberikan penjelasan betapa pentingnya gizi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. untuk secara rutin
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita untuk dengan
datang ke posyandu atau puskesmas.
Meningkatkan frekuensi kunjungan ke rumah-rumah dan
melakukan 5 langkah dasar pelaksanaan Posyandu secara teratur
dan penyuluhan gizi secara berkala agar dapat mengoptimalkan
upaya penjaringan anak gangguan gizi.
Memberikan edukasi tentang cara menjaga higienitas balita.
Para Kader di seluruh Posyandu berkoordinasi dengan bidan desa
untuk merencanakan pengumpulan dana swadaya demi penyediaan
PMT pemulihan lokal mandiri bagi balita gizi buruk.
Menjelaskan kepada orang tua balita untuk melakukan pengobatan
segera pada balita yang menderita penyakit infeksi.
Memotivasi keluarga balita gizi buruk untuk mencari penghasilan
tambahan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
15
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Untuk menjawab tujuan penelitian maka kesimpulan yang dapat ditarik dari
penelitian ini adalah :
6.1.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gizi Buruk pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Balaraja tahun 2011, antara lain:
Asupan makanan
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan asupan makanan dengan nilai p = 0,001 dan X2 =
10.840
Pengasuh balita
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan pengasuh dengan nilai p = 0,017 dan X2 = 5.677
Status pendidikan pengasuh balita
Dimana secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara status gizi dan status pendidikan pengasuh balita dengan
nilai p = 0,494 dan X2 = 0.468
Status ekonomi keluarga balita
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan status ekonomi keluarga balita dengan nilai p =
0,002 dan X2 = 9.364
Frekuensi ke Posyandu
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan frekuensi ke posyandu dengan nilai p = 0,044 dan
X2 = 4.074
Pengetahuan Gizi Dasar pengasuh balita
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
16
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan Pengetahuan Gizi Dasar pengasuh balita dengan
nilai p = 0,03 dan X2 = 9.121
Higienitas balita
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan kebersihan balita dengan nilai p = 0,002 dan X2 =
9.364
Frekuensi Penyakit Diare
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan frekuensi penyakit diare dengan nilai p = 0,002 dan
X2 = 9.755
Frekuensi Penyakit ISPA
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan frekuensi penyakit ISPA dengan nilai p = 0,005 dan
X2 = 7.929
Riwayat Tuberkulosis
Dimana secara statistik terdapat hubungan yang signifikan antara
status gizi dan riwayat tuberculosis p = 0,001 dan X2 = 11.965
6.1.2. Upaya yang Dilakukan dalam Menghadapi Masalah Gizi Buruk
pada Balita di Puskesmas Balaraja :
Membuat perencanaan dan pelaksanaan penyuluhan gizi secara
berkala melalui posyandu, kegiatan PKK, dan berbagai kegiatan
masyarakat yang mencakup perilaku sadar gizi dan pengetahuan
gizi dasar sesuai dengan usia balita.
Memotivasi orang tua untuk memberikan makanan pokok dan
PMT dan menjelaskan contoh makanan pokok yang bergizi tinggi
beserta cara mengolahnya, serta memberikan resep-resep makanan
bergizi dari bahan-bahan sederhana dan mudah diolah.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
17
Memberikan penyuluhan tentang pentingnya Ibu sebagai pengasuh
anak
Memotivasi orang tua yang memiliki anak dengan gangguan gizi
untuk datang konseling gizi secara teratur ke Puskesmas/ Posyandu
dengan memberikan penjelasan betapa pentingnya gizi bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. untuk secara rutin
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita untuk dengan
datang ke posyandu atau puskesmas.
Meningkatkan frekuensi kunjungan ke rumah-rumah dan
melakukan 5 langkah dasar pelaksanaan Posyandu secara teratur
dan penyuluhan gizi secara berkala agar dapat mengoptimalkan
upaya penjaringan anak gangguan gizi.
Memberikan edukasi tentang cara menjaga higienitas balita.
Para Kader di seluruh Posyandu berkoordinasi dengan bidan desa
untuk merencanakan pengumpulan dana swadaya demi penyediaan
PMT pemulihan lokal mandiri bagi balita gizi buruk.
Menjelaskan kepada orang tua balita untuk melakukan pengobatan
segera pada balita yang menderita penyakit infeksi.
Memotivasi keluarga balita gizi buruk untuk mencari penghasilan
tambahan.
6.2. SARAN
Setelah melakukan serangkaian proses evaluasi terhadap program yang telah
dirancang dan dilaksanakan oleh Puskesmas Balaraja terhadap peningkatan
status gizi balita, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan baik oleh pihak
Puskesmas, dinas kesehatan dan masyarakat
6.2.1. Puskesmas Balaraja
Mengoptmalisasikan peranan TPG dalam klinik gizi dan membuat
perencanaan penyuluhan gizi secara berkala melalui posyandu,
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
18
kegiatan PKK dan berbagai kegiatan masyarakat yang mencakup
perilaku sadar gizi dan pengetahuan gizi dasar sesuai balita.
Memperluas cakupan konseling gizi hingga seluruh balita dengan
gangguan gizi buruk sehingga dapat mencegah timbulnya kasus
gizi buruk berulang.
Merevitalisasi pelaksanaan pos gizi yang sudah ada dengan
melibatkan berbagai lapisan masyarakat demi terciptanya
masyarakat sadar gizi.
Puskesmas melakukan upaya mandiri dengan penyediaan makanan
tambahan dan memotivasi upaya swadaya serta mensosialisasikan
cara pembuatan dan pemberian makanan tambahan dari bahan
pangan lokal yang ekonomis dan memenuhi standar.
Petugas Puskesmas meningkatkan upaya promosi kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi pada balita dengan
penyakit infeksi yang berkepanjangan seperti penggalakan program
PHBS baik di Posyandu, sekolah dan berbagai kegiatan serta
memberikan penyuluhan bagaimana mencegah dan menangani
balita yang menderita infeksi.
Pemberian penyuluhan kepada ibu dan anggota keluarga lain
tentang bagaimana mengasuh anak dengan baik, pentingnya peran
serta ibu dalam mengasuh balita dan pentingnya pemenuhan
pendidikan wajib belajar 9 tahun sehingga kelak kualitas keluarga
Indonesia dapat ditingkatkan.
Mengadakan suatu evaluasi untuk mengetahui apakah penjelasan
yang telah diberikan oleh TPG dimengerti oleh orang tua balita.
Membuat kotak saran mengenai pelayanan klinik gizi untuk
menilai umpan balik dari orangtua balita.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
19
6.2.2. Masyarakat
Seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat ikut berperan aktif
dalam memantau dan meningkatkan status gizi balita di Balaraja
serta memiliki kesadaran gizi yang tinggi.
Petugas desa, tokoh masyarakagt, tokoh agama, ibu-ibu PKK, guru
dan tokoh lain yang memiliki peranan penting dalam masyarakat
diharapkan terlibat dalam pembentukan dan pelaksanaan pos gizi
untuk menciptakan masyarakat sadar gizi.
Melakukan upaya mandiri dalam membantu terlaksananya program
gizi Puskesmas seprti koordinasi yang baik dalam upaya swadaya,
pemberian makanan tambahan dan membentuk komunitas peduli
terhadap balita dengan gangguan gizi.
Diharapkan para orang tua dengan balita gizi buruk dapat
membawa secara rutin balitanya untuk konseling gizi di Puskesmas
dan berupaya untuk memberikan asupan makanan yang lebih baik
supaya dapat memperbaiki status gizi balitanya.
Masyarakat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelaksanaan
gizi seimbang dalam pemberian asupan makanan anak dan
menerapkan perilaku sadar gizi.
Menerapkan PHBS dalam keseharian dalam upaya mencegah
terjadinya penyakit infeksi pada balita dan menanganinya secara
tepat.
6.2.3. Dinas Kesehatan
Menyediakan media informasi yang dapat digunakan dalam
kegiatan penyuluhan sehingga penyampaiannya menjadi lebih
mudah dan lebih jelas.
Memberikan pelatihan kepada petugas puskesmas secara periodik
untuk terus memperbaharui pengetahuan.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (BAPPENAS). Rencana Aksi Nasional Pangan
dan Gizi 2011-2015. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS);
2010
2. Husaini Y, dkk. Pedoman Penyuluhan Gizi dan Kesehatan dalam
Penatalaksanaan Balita Gizi Buruk Secara Rawat Jalan untuk Puskesmas.
Bogor: Tim Klinik Gizi Puslitbang Gizi dan Makanan; 2003
3. Tim Pelaksana Program PERGIZI. Laporan Pelaksanaan Program
Penanggulangan Anak Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Edukasi dan Rehabilitasi Gizi
(PERGIZI). Bogor: Puslitbang Gizi dan Makanan; 2009
4. World Health Organization (WHO). Millennium Development Goals
(MDGs). United States: WHO; 2011
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Petunjuk Teknis Kegiatan
Program Gizi Tahun 2011. Tangerang: Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang; 2011
6. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang. Profil Kesehatan Kabupaten
Tangerang tahun 2010. Tangerang: Dinas Kesehatan Kabupaten
Tangerang; 2011
7. Minarto. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat tahun 2010-2014.
Diunduh tanggal 15 November 2011. Diunduh dari
http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/658
8. Protein energy malnutrition. Diakses dari http://www.gale.com. Pada
tanggal 22 September 2011
9. Protein energy undernutrition Diakses dari http://www.merckmanual.com.
Pada tanggal 22 September 2011
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
21
10. Laporan Penanggulangan Gizi Buruk di Indonesia Tahun 2005. 2005.
Diakses dari http://www .depkes.com . Pada tanggal 20 September 2011
11. Protein energy malnutrition WHO. Diakses dari http://www.WHO.com.
Pada tanggal 22 September 2011
12. Protein energy malnutrition. Diakses dari http://www.nutrition.com. Pada
tanggal 22 September 2011
13. Marasmus. Diakses dari http://www.wikipedia.com. Pada tanggal 22
September 2011
14. Kwashiokor. Diakses dari http://www.wikipedia.com.Pada tanggal 22
September 2011
15. Murniningsih, Sulastri. HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN
MAKANAN TAMBAHAN PADA USIA DINI DENGAN TINGKAT
KUNJUNGAN KE PELAYANAN KESEHATAN DI KELURAHAN
SINE SRAGEN.2008. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/1100/1/3c.pdf.
Pada tanggal 22 September 2011
16. Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi usia Kurang
dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan.
2009. Diakses dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/
123456789/14297/1/09E02620.pdf. Pada 25 September 2011.
17. Pro Health. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Anak Usia Prasekolah.
2009. Diakses dari http://forbetterhealth.wordpress.com/
2009/02/10/pemberian-makanan-tambahan-pmt-balita/. Pada tanggal 1
Oktober 2011.
18. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita Dengan Bahan Utama
Jagung. Diakses dari www.solex-un.net/repository/id/hlth/CR4-Res1-
ind.pdf. Pada tanggal 1 Oktober 2011
LAMPIRAN
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas Balaraja Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Periode 31 Oktober - 24 Desember 2011
22
top related