8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 1/43
BAB IIDASAR PERENCANAAN
Dalam pelaksanaan perencanaan, pengambil kebijakan
harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan di sekitar
lokasi proyek, sehingga tidak terjadi kesulitan ataupun permasa-
lahan dikemudian hari setelah struktur perkerasan jalan
dilaksanakan.
Struktur perkerasan dapat dikelompokkan ke dalam 2
golongan, yaitu: struktur perkerasan lentur dan struktur
perkerasan kaku. Pengelompokkan struktur perkerasan umumnya
lebih didasarkan pada bahan perkerasan jalan yang digunakan.
2.1 Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Konstruksi perkerasan yang menggunakan aspal sebagai
bahan pengikat. Desain struktur perkerasan lentur didasarkan
pada analisis sistem lapisan dimana beban kendaraan dipikul oleh
semua lapisan perkerasan sebagai satu kesatuan. Dapat juga
dikatakan bahwa lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul
dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. Kontribusi
setiap lapisan perkerasan dalam memikul beban kendaraan
ditentukan oleh karakteristik bahan dan tebal dari masing-masing
lapisan perkerasan tersebut. Bahan perkerasan dengan kualitas
yang lebih baik pada umumnya digunakan sebagai lapisan
perkerasan yang lebih atas. Sedangkan, lapisan-lapisan di
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 2/43
bawahnya menggunakan bahan perkerasan dengan kualitas yang
lebih rendah meskipun harus tetap lebih baik dari kualitas tanah
dasar yang mendukungnya.
2..1.1. Kriteria Konstruksi Perkerasan Lentur
Guna dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada
sipemakai jalan, maka konstruksi perkerasan jalan haruslah
memenuhi syarat-syarat tertentu yang dapat dikelompokkan
menjadi 2 kelompok yaitu :
Syarat-syarat berlalu lintas
Konstruksi perkerasan lentur dipandang dari keamanan dan
kenyamanan berlalu lintas haruslah memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :
a.Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut
dan tidak berlubang.
b.Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah
bentuk akibat beban yang bekerja diatasnya.
c.Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik
antara ban dan permukaan jalan sehingga tak mudah selip.
d.Permukaan tidak mengkilap, tidak silau jika kena sinar
matahari.
Syarat-syarat kekuatan struktural
Konstruksi perkerasan jalan dipandang dari segi kemampuan
memikul dan menyebarkan beban, haruslah memenuhi syarat-
syarat :
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 3/43
a. Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan
beban/muatan lalu lintas ke tanah dasar.
b.Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap
kelapisan dibawahnya.
c.Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang
jatuh diatasnya dapat cepat dialirkan.
d.Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa
menimbulkan deformasi yang berarti.
Untuk dapat memenuhi hal-hal tersebut diatas, perencanaan danpelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan haruslah
mencakup :
1.Perencanaan tebal masing-masing lapisan perkerasan.
Dengan memperhatikan daya dukung tanah dasar, beban
lalu lintas yang akan dipikulnya, keadaan lingkungan, jenis
lapisan yang dipilih, dapatlah ditentukan tebal masing-masing lapisan berdasarkan beberapa metoda yang ada.
2.Analisa campuran bahan
Dengan memperhatikan mutu dan jumlah bahan setempat
yang tersedia, direncanakan suatu susunan campuran
tertentu sehingga terpenuhi spesifikasi dari jenis lapisan
yang dipilih.
3.Pengawasan pelaksanaan pekerjaan.
Perencanaan tebal perkerasan yang baik, susunan
campuran yang memenuhi syarat, belumlah dapat menjamin
dihasilkannya lapisan perkerasan yang memenuhi apa yang
diinginkan jika tidak dilakukan pengawasan pelaksanaan
yang cermat mulai dari tahap penyiapan lokasi dan material
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 4/43
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 5/43
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 6/43
ini dapat dicapai dengan pelengkapan drainase yang memenuhi
syarat.
Kekuatan dan keawetan struktur perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat–sifat dan daya dukung tanah dasar. Dari
bermacam-macam cara pemeriksaan untuk menentukan kekuatan
tanah dasar, yang umum dipakai adalah cara CBR. Dalam hal ini
digunakan nomogram penetapan tebal perkerasan, maka harga
CBR tersebut dapat dikorelasikan terhadap Daya Dukung Tanah
Dasar (DDT)
Penentuan daya dukung tanah dasar berdasarkan evaluasi
hasil pemeriksaan laboratorium tidak dapat mencakup secara
detail (tempat demi tempat) sifat-sifat dan daya dukung tanah
dasar sepanjang suatu bagian jalan. Koreksi-koreksi perlu
dilakukan baik dalam tahap perencanaan detail maupun
pelaksanaan, disesuaikan dengan kondisi setempat. Koreksi-
koreksi semacam ini akan diberikan pada gambar rencana atau
dalam spesifikasi pelaksanaan.
Umumnya masalah-masalah yang sering ditemui
menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut:
a.Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) dari macam
tanah tertentu akibat beban lalu lintas. Perubahan bentuk
yang besar akan mengakibatkan jalan tersebut rusak.
Tanah-tanah dengan plastisitas tinggi cenderung untuk
mengalami hal tersebut.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 7/43
b.Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat
perubahan kadar air. Hal ini dapat dikurangi dengan
memadatkan tanah pada kadar air optimum .
c.Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan
secara pasti pada daerah dengan macam tanah yang sangat
berbeda sifat dan kedudukannya, atau akibat pelaksanaan.
Perencanaan tebal dapat dibuat berbeda-beda dengan
membagi jalan menjadi segmen-segmen berdasarkan sifat
tanah yang berlainan.d.Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah
pembebanan lalu lintas dari macam tanah tertentu.
e.Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu lintas dan
penurunan yang diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir
kasar (granular soil) yang tidak dipadatkan secara baik pada
saat pelaksanaan.
Untuk sedapat mungkin mencegah timbulnya persoalan diatas
maka tanah dasar harus dikerjakan sesuai dengan “Peraturan
Pelaksanaan Pembangunan Jalan Raya” edisi terakhir.
Lapis Pondasi Bawah (Subbase Course)
Lapis Pondasi Bawah adalah Lapis Perkerasan yang terletakantara lapis pondasi atas dan tanah dasar. Fungsi lapisan pondasi
bawah antara lain :
a.Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk
mendukung dan menyebarkan beban roda ke tanah dasar.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 8/43
b.Mencapai effisiensi penggunaan material yang relatif murah
agar lapisan-lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya
(penghematan biaya konstruksi)
c.Lapis peresapan untuk mencegah agar air tanah dasar tidak
berkumpul di lapis pondasi.
d.Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan
lancar. Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya
dukung tanah dasar terhadap roda-roda alat-alat besar atau
karena kondisi lapangan yang memaksa harus segeramenutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.
e.Lapisan untuk mencegah partikel-partikel halus dari tanah
dasar naik ke lapis pondasi atas. Untuk lapisan pondasi
bawah haruslah memenuhi syarat filter yaitu:
515
15≥
Subgrade D
Subbase D5
85
15<
Subgrade D
Subbase D
dimana:
D15 = diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang
lolos 15%
D85 = diameter butir pada keadaan banyaknya persen yang
lolos 85%
Bermacam-macam type tanah setempat (CBR ≥ 20%, PI ≤
10%) yang relatif lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan
sebagai bahan pondasi bawah. Campuran-campuran tanah
setempat dengan kapur atau semen portland dalam beberapa
hal sangat dianjurkan, agar didapat bantuan yang effektif
terhadap kestabilan konstruksi perkerasan.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 9/43
Jenis Lapis Pondasi Bawah yang umum digunakan di Indonesia
antara lain adalah:
1.Agregat bergradasi baik yang dapat dibedakan atas:
a. Sirtu/Pitrun Kelas A
b. Sirtu/Pitrun Kelas B
c. Sirtu/Pitrun Kelas C
Sirtu kelas A bergradasi lebih kasar dari sirtu kelas B,yang
masing-masing dapat dilihat pad spesifikasi.
2.Stabilisasi
a. Stabilisasi agregat dengan semen (Cement Treated
Subbase)
b. Stabilisasi agregat dengan kapur (Lime Treated
Subbase)
c. Stabilisasi tanah dengan semen (Soil Cement
Stabilization)
d. Stabilisasi tanah dengan kapur (Soil Lime
Stabilization)
Lapis Pondasi Atas (LPA)
Lapis Pondasi Atas (Base Course) adalah Lapisan perkerasan
yang terletak diantara lapis pondasi bawah dan lapis permukaan.Fungsi lapis pondasi antara lain :
a.Sebagai lapisan perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda dan menyebarkannya ke lapisan dibawahnya.
b.Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.
c.Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 10/43
Bahan-bahan untuk lapis pondasi umumnya harus cukup
kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban roda.
Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan sebagai
bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan
pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan
teknik. Bermacam-macam bahan alam/bahan setempat (CBR ≥
50%, PI ≤ 4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi,
antara lain : batu pecah, kerikil pecah, stabilisasi tanah dengan
semen atau kapur.
Jenis Lapis Pondasi Atas yang umum digunakan di Indonesia
antara lain adalah :
1.Agregat bergradasi baik yang dapat dibedakan atas:
Batu Pecah Kelas A
Batu Pecah Kelas B
Batu Pecah Kelas C
Batu pecah kelas A mempunyai gradasi yang lebih kasar
dari batu pecah kelas B, batu pecah kelas B lebih kasar dari
batu pecah kelas C. Kriterianya dapat dilihat dari spesifikasi
yang diberikan.
2.Pondasi Macadam
3.Pondasi Telford4.Penetrasi Macadam (Lapen)
5.Aspal Beton Pondasi (Asphalt Concrete Base/Asphalt treated
Base)
Lapis Permukaan (Surface Course)
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 11/43
Lapis Permukaan adalah Lapisan yang terletak paling atas.
Fungsi lapis permukaan antara lain :
a.Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda
b.Sebagai lapisan kedap air untuk melindungi badan jalan
dari kerusakan akibat cuaca.
c.Sebagai lapisan aus (Wearing Course).
d.Sebagai lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah
Guna dapat memenuhi fungsi tersebut diatas, lapis permukaan
dibuat dengan menggunakan bahan pengikat aspal sehingga
menghasilkan lapisan yang kedap air dengan stabilitas yang tinggi
dan daya tahan yang lama.
Jenis lapis permukaan yang umum diguanakan di Indonesia
antara lain.
1.Lapisan yang bersifat non struktural, berfungsi sebagai lapisan
aus dan kedap air antara lain :
a.Burtu (Laburan aspal satu lapis)
Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi
dengan satu lapis agregat bergradasi seragam, dengan tebal
maksimum 2 cm.
b.Burda (Laburan Aspal Dua Lapis)
Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi
agregat yang dikerjakan dua kali secara berurutan dengan
tebal padat maksimum 3,5cm.
c.Latasir (Lapis Tipis Aspal Pasir)
Lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal dan pasir alam
bergradasi menerus dicampur, dihampar dan dipadatkan
pada suhu tertentu dengan tebal padat 1-2 cm.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 12/43
d.Buras (Laburan Aspal)
Lapis penutup terdiri dari lapisan aspal taburan pasir
dengan ukuran butir maksimum 3/8 inch.
e.Latasbum (Lapis Tipis Asbuton Murni)
Lapis penutup yang terdiri dari campuran asbuton dan
bahan pelunak dengan perbandingan tertentu yang
dicampur secara dingin dengan tebal padat maksimum 1
cm.
f.Lataston (Lapis Tipis Aspal Beton)s..Dikenal dengan nama Hot Roll Sheet (HRS) yang merupakan
lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat
bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan
perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan
dalam keadaan panas. Tebal padat antara 2,5 – 3 cm.
2.Lapisan yang bersifat struktural, berfungsi sebagai lapisan yang
menahan dan menyebarkan beban roda.
a.Penetrasi Macadam (Lapen)
Lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat
pengunci bergradasi terbuka dan seragam yang diikat oleh
aspal dan dipadatkan lapis demi lapis. Diatas lapen ini beri
laburan aspal dengan agregat penutup. Tebal lapisan satu
lapis dapat bervariasi dari 4-10 cm.
b.Lasbutag
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 13/43
Lapisan yang terdiri dari campuran antara agregat, asbuton
dan bahan pelunak yang diaduk, dihampar dan dipadatkan
secara dingin. Tebal padat tiap lapisan antara 3-5 cm.
c.Laston (Lapis Aspal Beton)
Lapisan yang terdiri dari campuran aspal keras dan agregat
yang mempunyai gradasi menerus, dicampur, dihampar dan
dipadatkan pada suhu tertentu.
2.1.3. Proses Perencanaan Perkerasan Lentur Jalan
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 14/43
Mulai
Input Parameter PerencanaanKekuatan tanah dasar Daya
Dukung Tanah Dasar (DDT)
Faktor Regional (FR)
- Intensitas curah hujan
- Kelandaian jalan
- kendaraan !erat
- Pertim!angan teknis
"e!an lalu lintas #$R pada lajur
rencana
Konstruksi !ertahap atau tidakdan pentahapannya
Indeks permukaan
- a%al - IPo
- akhir - IPt
&enis lapisan
perkerasan
Konstruksi !ertahap
Tentukan ITP
selama 'R
Tentukan ITP
tahap I
Tentukan ITP *
untuk tahap I dan
tahap II
Koe+isien kekuatan
relati+
Tentukan te!al lapis
perkerasan
,elesai
Gambar 2.2:
Bagan Alir Metode Bina Marga
2.2 Kontruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 15/43
Pelaksanaan perencanaan ini mengacu pada Pedoman Pe-
rencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen (Pd T-14-2003)yang
merupakan penyempurnaan Petunjuk Perencanaan Perkerasan
Kaku (Rigid Pavement) yang diterbitkan oleh Departemen Peker-
jaan Umum Tahun 1985 – SKBI 2.3.28.1985.
Dalam penerapan jalan beton semen, pengambil kebijakan
harus mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan di sekitar
lokasi proyek, sehingga tidak terjadi kesulitan ataupun permasa-
lahan dikemudian hari setelah perkerasan beton semen dilak-
sanakan.
Perlu diketahui bahwa pedomanPd T-14-2003merupakan
adopsi dari AUSTROADS,Pavement Design, A Guide to the Structural
Design of Pavements(1992), dengan demikian setelah diterbitkannya
pedoman ini, maka pedoman yang terdahulu oleh Departemen
Pekerjaan Umum dinyatakan tidak berlaku lagi.
2.2.1Struktur dan Jenis Perkerasan Beton Semen
Perkerasan beton semen dibedakan ke dalam 4(empat) jenis,
yaitu :
• Perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan;
• Perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan;
• Perkerasan beton semen menerus dengan tulangan;
• Perkerasan beton semen pra-tegang.
Jenis perkerasan beton semen pra-tegang tidak dibahas
dalam laporan ini. Perkerasan beton semen adalah struktur yang
terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus)
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 16/43
tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan,
terletak di atas lapis pondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau
dengan lapis permukaan beraspal. Struktur perkerasan beton
semen secara tipikal sebagaimana terlihat pada gambar di bawah
ini1.
Gambar 2.3:
Tipikal Struktur Perkerasan
Beton Semen
Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan
terutama diperoleh dari pelat beton. Sifat, daya dukung dan
keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi keawetan dan
kekuatan perkerasan beton semen. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah kadar air pemadatan, kepadatan dan peru-
bahan kadar air selama masa pelayanan. Lapis pondasi bawah
pada perkerasan beton semen adalah bukan merupakan bagianutama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang
berfungsi sebagai berikut :
• Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar;
1
-----, (2003), “Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen”, No. : Pd-T-14/2003, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Jakarta, p 74!
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 17/43
• Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan
dan tepi-tepi pelat;
• Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat;
• Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.
Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta
dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas dan mengha-
silkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya.
Bila diperlukan tingkat kenyaman yang tinggi, permukaan perke-
rasan beton semen dapat dilapisi dengan lapis campuran beraspal
setebal 5 cm.
2.2.2Beton Semen
Kekuatan beton harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik
lentur ( flexural strength) umur 28 hari, yang didapat dari hasil
pengujian balok dengan pembebanan tiga titik (ASTM C-78) yang besarnya secara tipikal sekitar 3–5 MPa (30-50 kg/cm2). Kuat
tarik lentur beton yang diperkuat dengan bahan serat penguat
seperti serat baja, aramit atau serat karbon, harus mencapai kuat
tarik lentur 5–5,5 MPa (50-55 kg/cm2). Kekuatan rencana harus
dinyatakan dengan kuat tarik lentur karakteristik yang dibulatkan
hingga 0,25 MPa (2,5 kg/cm2) terdekat.
Hubungan antara kuat tekan karakteristik dengan kuat
tarik-lentur beton dapat didekati dengan rumus berikut :
fcf = K (fc’)0,50 dalam MPa
fcf = 3,13 K (fc’)0,50 kg/cm2
Dimana,
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 18/43
fcf =kuat tekan beton karakteristik 28 hari (kg/cm2)
fc’ =kuat tarik lentur beton 28 hari (kg/cm2)
K =0,7 untuk agregat tidak dipecah;
0,75 untuk agregat pecah
Kuat tarik lentur dapat juga ditentukan dari hasil uji kuat
tarik belah beton yang dilakukan menurut SNI 03-2491-1991
sebagai berikut :
fcf = 1,37 fcs, dalam MPa atau
fcf = 13,44 fcs, dalam kg/cm2
Dimana, fcs : kuat tarik belah beton 28 hari
Beton dapat diperkuat dengan serat baja(steel-fibre) untuk
meningkatkan kuat tarik lenturnya dan mengendalikan retak pada
pelat khususnya untuk bentuk tidak lazim. Serat baja dapat
digunakan pada campuran beton, untuk jalan plaza tol, putaran
dan perhentian bus. Panjang serat baja antara 15 mm dan 50 mm
yang bagian ujungnya melebar sebagai angker dan/atau sekrup
penguat untuk meningkatkan ikatan. Secara tipikal serat dengan
panjang antara 15 dan 50 mm dapat ditambahkan ke dalam
adukan beton, masing-masing sebanyak 75 dan 45 kg/m³. Semen
yang akan digunakan untuk pekerjaan beton harus dipilih dan
sesuai dengan lingkungan dimana perkerasan akan dilaksanakan.
2.2.3Umur Rencana
Umur rencana perkerasan jalan ditentukan atas pertim-
bangan klasifikasi fungsional jalan, pola lalu-lintas serta nilai
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 19/43
ekonomi jalan yang bersangkutan, yang dapat ditentukan antara
lain dengan metodeBenefit Cost Ratio (BCR), Internal Rate of Return
(IRR), kombinasi dari metode tersebut atau cara lain yang tidak
terlepas dari pola pengembangan wilayah. Umumnya perkerasan
beton semen dapat direncanakan dengan umur rencana (UR) 20
tahun sampai 40 tahun.
2.2.4Pertumbuhan Lalu-Lintas
Volume lalu-lintas akan bertambah sesuai dengan umur
rencana atau sampai tahap di mana kapasitas jalan dicapai
dengan faktor pertumbuhan lalu-lintas yang dapat ditentukan
berdasarkan rumus sebagai berikut :
Dimana,
R =Faktor pertumbuhan lalu-lintas;
i =Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %;UR =Umur rencana
2.2.5Lalu-Lintas Rencana
Lalu-lintas rencana adalah jumlah kumulatif sumbu kenda-
raan niaga pada lajur rencana selama umur rencana, meliputi
proporsi sumbu serta distribusi beban pada setiap jenis sumbu
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 20/43
kendaraan. Beban pada suatu jenis sumbu secara tipikal dike-
lompokkan dalam interval 10 kN (1 ton) bila diambil dari survai
beban.
Jumlah sumbu kendaraan niaga selama umur rencana
dihitung dengan rumus berikut :
JSKN = JSKNH x 365 x R x C
Dimana,
JSKN : Jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur
rencana ;
JSKNH : Jumlah total sumbu kendaraan niaga per hari
pada saat jalan dibuka;
R : Faktor pertumbuhan komulatif yang besarnya
tergantung dari pertumbuhan lalu lintas tahunan
dan umur rencana.
C : Koefisien distribusi kendaraan.
2.2.6Bahu
Bahu dapat terbuat dari bahan lapisan pondasi bawah
dengan atau tanpa lapisan penutup beraspal atau lapisan beton
semen. Perbedaan kekuatan antara bahu dengan jalur lalu-lintas
akan memberikan pengaruh pada kinerja perkerasan. Hal tersebut
dapat diatasi dengan bahu beton semen, sehingga akan mening-
katkan kinerja perkerasan dan mengurangi tebal pelat.
Bahu beton semen dalam pengertia ini adalah bahu yang
dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu-lintas dengan lebar
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 21/43
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 22/43
Ukuran batang pengikat dihitung dengan persamaan sebagai
berikut :
At = 204 x b x h dan
l = (38,3 x φ) + 75
Dimana,
At = Luas penampang tulangan per meter panjang sam-
bungan (mm2);
b = Jarak terkecil antar sambungan atau jarak sambung-
an dengan tepi perkerasan (m);
h = Tebal pelat (m);
l = Panjang batang pengikat (mm);
φ = Diameter batang pengikat yang dipilih (mm);
Jarak batang pengikat yang digunakan adalah 75 cm. Tipi-
kal sambungan memanjang diperlihatkan pada halaman berikut-
nya.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 23/43
Gambar 2.4:
Tipikal Struktur Perkerasan
Beton Semen
Sambungan pelaksanaan memanjang
Sambungan pelaksanaan memanjang umumnya dilakukan
dengan cara penguncian. Bentuk dan penguncian dapat berbentuk
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 24/43
trapesium atau setengah lingkaran sebagai mana diperlihatkan
pada Gambar 2.3.
Gambar 2.5:
Ukuran Standar Penguncian Sambungan Memanjang
Sebelum penghamparan pelat beton di sebelahnya, permu-
kaan sambungan pelaksanaan harus dicat dengan aspal atau
kapur tembok untuk mencegah terjadinya ikatan beton lamadengan yang baru.
Sambungan Susut Memanjang
Sambungan susut memanjang dapat dilakukan dengan
salah satu dari dua cara ini, yaitu menggergaji atau membentuk
pada saat beton masih plastis dengan kedalaman sepertiga dari
tebal pelat.
Sambungan Susut Melintang
Kedalaman sambungan kurang lebih mencapai seperempat
dari tebal pelat untuk perkerasan dengan lapis pondasi berbutir
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 25/43
atau sepertiga dari tebal pelat untuk lapis pondasi stabilisasi
semen sebagai mana diperlihatkan pada Gambar 6 dan 7.
Jarak sambungan susut melintang untuk perkerasan beton
bersambung tanpa tulangan sekitar 4 - 5 m, sedangkan untuk
perkerasan beton bersambung dengan tulangan 8 - 15 m dan
untuk sambungan perkerasan beton menerus dengan tulangan
sesuai dengan kemampuan pelaksanaan. Sambungan ini harus
dilengkapi dengan ruji polos panjang 45 cm, jarak antara ruji 30
cm, lurus dan bebas dari tonjolan tajam yang akan mempengaruhi
gerakan bebas pada saat pelat beton menyusut. Setengah panjang
ruji polos harus dicat atau dilumuri dengan bahan anti lengket
untuk menjamin tidak ada ikatan dengan beton.
Gambar 2.6:
Sambungan Susut Melintang Tanpa Ruji
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 26/43
Gambar 2.7:
Sambungan Susut Melintang Dengan Ruji
2.2.7.2 Sambungan Pelaksanaan Melintang
Sambungan pelaksanaan melintang yang tidak direncana-
kan (darurat) harus menggunakan batang pengikat berulir,
sedangkan pada sambungan yang direncanakan harus mengguna-
kan batang tulangan polos yang diletakkan di tengah tebal pelat.
Tipikal sambungan pelaksanaan melintang diperlihatkan pada
Gambar 2.6 dan Gambar 2.7.
Sambungan pelaksanaan tersebut di atas harus dilengkapi
dengan batang pengikat berdiameter 16 mm, panjang 69 cm dan
jarak 60 cm, untuk ketebalan pelat sampai 17 cm. Untuk kete-
balan lebih dari 17 cm, ukuran batang pengikat berdiameter 20
mm, panjang 84 cm dan jarak 60 cm.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 27/43
Gambar 2.8:
Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidakdirencanakan untuk pengecoran per lajur
Gambar 2.9:Sambungan pelaksanaan yang direncanakan dan yang tidakdirencanakan untuk pengecoran seluruh lebar perkerasan
2.2.7.3 Sambungan Isolasi
Sambungan isolasi memisahkan perkerasan dengan ba-
ngunan yang lain, misalnyamanhole, jembatan, tiang listrik, jalan
lama, persimpangan dan lain sebagainya. Contoh persimpangan yang membutuhkan sambungan isolasi diperlihatkan pada Gbr
2.8. Sambungan isolasi harus dilengkapi dengan bahan penutup
( joint sealer) setebal 5 – 7 mm dan sisanya diisi dengan bahan
pengisi ( joint filler) sebagai mana diperlihatkan pada Gbr 2.9.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 28/43
Gambar 2.10:
Contoh Persimpangan Yang MembutuuhkanSambungan Isolasi
Gambar 2.11a :
Sambungan Isolasi Dengan Ruji
Gambar 2.11 b :
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 29/43
Sambungan Isolasi Tanpa Ruji
Gambar 2.11c :
Sambungan Isolasi Dengan Penebalan Tepi
2.2.7.4 Pola Sambungan
Pola sambungan pada perkerasan beton semen harus meng-
ikuti batasan-batasan sebagai berikut :
• Hindari bentuk panel yang tidak teratur. Usahakan bentuk
panel sepersegi mungkin;
• Perbandingan maksimum panjang panel terhadap lebar adalah
1,25;
• Jarak maksimum sambungan memanjang 3 - 4 meter;
• Jarak maksimum sambungan melintang 25 kali tebal pelat,
maksimum 5,0 meter;• Semua sambungan susut harus menerus sampai kerb dan
mempunyai kedalaman seperempat dan sepertiga dari tebal
perkerasan masing-masing untuk lapis pondasi berbutir dan
lapis stabilisasi semen;
• Antar sambungan harus bertemu pada satu titik untuk men-
ghindari terjadinya retak refleksi pada lajur yang bersebelahan;
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 30/43
• Sudut antar sambungan yang lebih kecil dari 60 derajat harus
dihindari dengan mengatur 0,5 m panjang terakhir dibuat
tegak lurus terhadap tepi perkerasan;
• Apabila sambungan berada dalam area 1,5 meter dengan
manhole atau bangunan yang lain, jarak sambungan harus
diatur sedemikian rupa sehingga antara sambungan dengan
manhole atau bangunan yang lain tersebut membentuk sudut
tegak lurus. Hal tersebut berlaku untuk bangunan yang
berbentuk bundar. Untuk bangunan berbentuk segi empat,sambungan harus berada pada sudutnya atau di antara dua
sudut;
• Semua bangunan lain sepertimanholeharus dipisahkan dari
perkerasan dengan sambungan muai selebar 12 mm yang
meliputi keseluruhan tebal pelat;
•
Perkerasan yang berdekatan dengan bangunan lain ataumanholeharus ditebalkan 20% dari ketebalan normal dan
berangsur-angsur berkurang sampai ketebalan normal sepan-
jang 1,5 meter;
• Panel yang tidak persegi empat dan yang mengelilingi manhole
harus diberi tulangan berbentuk anyaman sebesar 0,15%
terhadap penampang beton semen dan dipasang 5 cm di bawah
permukaan atas. Tulangan harus dihentikan 7,5 cm dari
sambungan.
2.2.7.5 Penutup Sambungan
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 31/43
Penutup sambungan dimaksudkan untuk mencegah masuk-
nya air dan atau benda lain ke dalam sambungan perkerasan.
Benda-benda lain yang masuk ke dalam sambungan dapat
menyebabkan kerusakan berupa gombal dan atau pelat beton
yang saling menekan ke atas (blow up).
Gambar 2.12:
Detail Potongan Melintang Sambungan Perkerasan
- . ,am!ungan isolasi" . ,am!ungan pelaksanaan memanjang/ . ,am!ungan susut memanjangD . ,am!ungan susut melintang$ . ,am!ungan susut melintang yang direncanakanF . ,am!ungan pelaksanaan melintang yang tidak direncanakan
2.2.8 Perkerasan Beton Semen Untuk Kelandaian Curam
Untuk jalan dengan kemiringan memanjang yang lebih besar
dari 3%, perencanaannya harus ditambah dengan angker panel
( panel anchored) dan angker blok (anchor block). Jalan dengan
kondisi ini harus dilengkapi dengan angker yang melintang untuk
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 32/43
keseluruhan lebar pelat sebagaimana diperlihatkan pada Gambar
2.11 dan Gambar 2.12.
Gambar 2.13:
Angker Panel
Gambar 2.14:
Angker Blok
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 33/43
2.2.9 Langkah Perencanaan Perkerasan Beton Semen
Bagan alir perencanaan perkerasan beton semen dapat
dilihat pada Gambar 2.13 di bawah ini atau secara penjelasan
dapat dilihat pada Daftar 2.1.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 34/43
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 35/43
yan$ dimulai dari #e#an roda tertin$$i dari "enis sum#uS&)& terse#ut%
12 9itun$ persentase dari repetisi *atik yan$ direncanakanterhadap "umlah repetisi i"in%
13 en$an men$$unakan *aktor erosi /., tentukan "umlahrepetisi i"in untuk erosi%
14 9itun$ persentase dari repetisi erosi yan$ direncanakanterhadap "umlah repetisi i"in%
1+ lan$i lan$kah 11 sampai den$an 14 untuk setiap #e#anper roda pada sum#u terse#ut sampai "umlah repetisi
#e#an i"in, yan$ masin$-masin$ mencapai 10 "uta dan100 "uta repetisi%
1! 9itun$ "umlah total *atik den$an men"umlahkanpersentase *atik dari setiap #e#an roda pada S&)&terse#ut% en$an cara yan$ sama hitun$ "umlah totalerosi dari setiap #e#an roda pada S&)& terse#ut%
17 lan$i lan$kah sampai den$an lan$kah 1! untuksetiap "enis kelom-pok sum#u lainnya%
1 9itun$ "umlah total kerusakan aki#at *atik dan "umlahtotal kerusakan aki#at erosi untuk seluruh "eniskelompok sum#u%
1 lan$i lan$kah 7 sampai den$an lan$kah 1 hin$$adiperoleh kete-#alan tertipis yan$ men$hasilkan totalkerusakan aki#at *atik dan atau erosi : 100;% &e#alterse#ut se#a$ai te#al perkerasan #eton semen yan$direncanakan%
2.2.10 Perencanaan Tulangan
Tujuan utama pemakaian perkuatan / penulangan pada
perkerasan beton semen, adalah untuk :
• Membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat di-
pertahankan;
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 36/43
• Memungkinkan penggunaan pelat yang lebih panjang agar
dapat mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga
dapat meningkatkan kenyamanan;
• Mengurangi biaya pemeliharaan;
Jumlah tulangan yang diperlukan dipengaruhi oleh jarak
sambungan susut, sedangkan dalam hal beton bertulang menerus,
diperlukan jumlah tulangan yang cukup untuk mengurangi
sambungan susut.
2.2.11 Perkerasana Beton Semen Bersambung Tanpa Tulangan
Pada perkerasan beton semen bersambung tanpa tulangan,
ada kemungkinan penulangan perlu dipasang guna mengen-
dalikan retak. Bagian-bagian pelat yang diperkirakan akan meng-
alami retak akibat konsentrasi tegangan yang tidak dapat dihin-
dari dengan pengaturan pola sambungan, maka pelat harus diberi
tulangan.
Penerapan tulangan umumnya dilaksanakan pada :
a% Pelat dengan bentuk tak lazim (odd-shaped slabs);
#% Pelat disebut tidak lazim bila perbadingan antara panjangdengan lebar lebih besar dari 1,25, atau bila pola sambungan
pada pelat tidak benar-benar berbentuk bujur sangkar atau
empat persegi panjang;
c% Pelat dengan sambungan tidak sejalur (mismatched joints);
d% Pelat berlubang ( pits or structures).
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 37/43
2.2.12 Perkerasan Beton Semen Bersambung Dengan Tulangan
Luas penampang tulangan dapat dihitung dengan persa-
maan berikut :
Dimana,
As = Luas penampang tulangan baja (mm2/m lebar pelat)
fs = Kuat-tarik ijin tulangan (MPa). Biasanya 0,6 kali tegangan
leleh.
g =Gravitasi (m/detik2).
h =Tebal pelat beton (m)
L =Jarak antara sambungan yang tidak diikat dan/atau tepi
bebas pelat (m)
M =Berat per satuan volume pelat (kg/m3)μ =Koefisien gesek antara pelat beton dan pondasi bawah
2.2.13 Perkerasan Beton Semen Menerus Dengan Tulangan
Tulangan memanjang yang dibutuhkan pada perkerasan
beton semen bertulang menerus dengan tulangan dihitung dari
persamaan berikut :
Dimana,
Ps =Persentase luas tulangan memanjang yang dibutuhkan
terhadap luas penampang beton (%);
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 38/43
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 39/43
tiga tebal pelat untuk tebal pelat > 20 cm. Tulangan arah meman-
jang dipasang di atas tulangan arah melintang.
2.2.14 Perencanaan Lapis Tambah
Pelapisan tambahan pada perkerasan beton semen dibeda-
kan atas :
• Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perke-
rasan lentur;
•
Pelapisan tambahan perkerasan beton semen di atas perke-rasan beton semen;
• Pelapisan tambahan perkerasan lentur di atas perkerasan
beton semen.
2.2.15 Pelapisan Tambahan Perkerasan Beton Aspal di Atas
Perkerasan Beton Semen
Struktur perkerasan beton semen harus dievaluasi agar
supaya tebal efektifnya dapat dinilai sebagai aspal beton. Untuk
menentukan tebal efektif (Te) setiap lapisan perkerasan yang ada
harus dikonversikan kedalam tebal ekivalen aspal beton sesuai
dengan Daftar 2.2.
Dengan demikian tebal lapis tambahan yang diperlukan,dihitung berdasarkan perhitungan lapis tambahan pada perke-
rasan lentur. Dalam menentukan tebal ekivalen perkerasan beton
semen perlu memperhatikan kondisi dan daya dukung lapisan
beton semen yang ada. Apabila lapisan-lapisan perkerasan telah
diketahui dan kondisinya ditetapkan, kemudian faktor konversi
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 40/43
yang sesuai dipilih dari Daftar 2.2 dan tebal efektif dari setiap
lapisan dapat ditentukan.
Tebal efektif setiap lapisan merupakan hasil perkalian
antara tebal lapisan dan faktor konversi. Tebal efektif untuk
seluruh perkerasan merupakan jumlah tebal efektif dari masing-
masing lapisan.
Tebal lapisan tambahan dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Tr = T - Te
Dimana,
Tr =Tebal lapisan tambahan;
T =Tebal perlu berdasarkan beban rencana dan daya dukung
tanah dasar dan atau lapis pondasi bawah dari jalan lama
sesuai prosedur yang telah diuraikan;
Te=Tebal efektif perkerasan lama.
Tebal lapis tambahan perkerasan lentur yang diletakkan
langsung di atas perkerasan beton semen dianjurkan minimum
100 mm. Apabila tebal lapisan tambahan lebih dari 180 mm,
konstruksi lapis tambahan dapat menggunakan lapisan peredam
retak sebagai mana terlihat pada gambar berikut ini.
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 41/43
Gambar 2.16:
Lapisan Peredam Retak Pada Sistem Pelapisan Tambahan
&)<68<6 =
1% Beton aspal se#a$ai lapisan aus2% Beton aspal se#a$ai lapis perata3% Beton aspal se#a$ai lapisan peredam retak4% Perkerasan #eton semen lama yan$ ada.+% &anah dasar
Tabel2.2 :
Faktor Konversi Lapis Perkerasan LamaUntuk Perencanaan Lapis TambahanMenggunakan Perkerasan Beton Aspal
Klassi
fkasi
Bahan
DESKRIPSI
BAHAN
Faktor
Konver
si
> &anah dasar asli, tanah dasar per#aikanden$an #ahan #er#utir, atau sta#ilisasi kapur
0
>> ?apis pondasi atau pondasi #a'ah yan$ terdiridari #ahan #er#utir #er$radasi #aik, kerasmen$andun$ #ahan halus #ersi*at plastis,
den$an (B) 5 20% /k @ 0,2 untuk P> Plastisitas>ndek. : !, dan 0,1 untuk P> A !%
0,1 0,2
>>> ?apis pondasi atau pondasi #a'ah yan$dista#ilisasi semen atau kapur den$an P> : 10
0,2 0,3
>C a% ?apis permukaan atau lapis pondasi den$an#ahan pen$ikat aspal emulsi atau aspal cairyan$ telah retak menyeluruh, pelepasan#utir, penurunan mutu a$re-$at, pen$aluran
pada "e"ak roda, dan penurunan sta-#ilitas%
0,3 0,+
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 42/43
#% Perkerasan #eton semen termasukperkerasan yan$ telah itutup lapisperaspalan. yan$ telah patah-patah
men"adi poton$an-poton$an den$an#erukuran : 0,! m dalam arah dimensimaksimal% /k @ 0,+ apa#ila di$unakan lapispondasi #a'ah, dan 0,3 apa#ila pelatlan$sun$ diatas tanah dasar%%
C a% ?apis permukaan dan lapis pondasi #etonaspal, yan$ telah menun"ukkan pola retakyan$ "elas%
#% ?apis permukaan dan lapis pondasi, den$an#ahan pen$ikat aspal emulsi atau aspal
cair, yan$ telah me-nun"ukkan retak halus,pelepasan #utir atau penurun-an mutua$re$at, dan alur kecil pada "e"ak roda tapimasih mantap%
c% Perkerasan #eton semen termasukperkerasan yan$ telah ditutup peraspalan.yan$ telah retak dan tidak rata dan tidak#isa ditutup secara #aik% Poton$an-po-ton$an pelat #erukuran sekitar 1 sampai 4m2, dan telah diper#aiki%
0,+ 0,7
C> a% ?apis permukaan dan lapis pondasi #etonaspal yan$ telah menun"ukkan retak halusden$an pola setempat-setempat dan alurkecil pada "e"ak roda tapi masih mantap%
#% ?apis permukaan dan lapis pondasi den$an#ahan pe-n$ikat aspal emulsi atau aspalcair yan$ masih mantap, secara umum#elum retak, tidak menun"ukkan ke$e-mukan #leedin$., dan ter"adi alur kecilpada "e"ak roda%
c% Perkerasan #eton semen termasukperkerasan yan$ telah ditutup lapisperaspalan. yan$ masih mantap dan telahditutup (undersealed), telah retak-retak tapiti-dak terdapat poton$an poton$an pelatyan$ #erukur-an le#ih kecil dari 1 m2
0,7 0,
C>> a. ?apis permukaan dan lapis pondasi #etonaspal, secara umum #elum retak, danterdapat alur kecil pada "e"ak roda%
b. Perkerasan #eton semen yan$ masih
mantap, sudah ditutup (undersealed) dan
0, 1,0
8/16/2019 Tori Jembarnn Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/tori-jembarnn-jalan 43/43
umumnya #elum retakc. ?apis pondasi #eton semen, di#a'ah lapis
permukaan #eraspal, yan$ masih mantap,
tidak ter"adi pampin$ (pumping) danmem#erikan retak reDeksi yan$ kecil padapermukaan