Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu 1
77

Tori Keperawatan

Dec 28, 2015

Download

Documents

dewi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Tori Keperawatan

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk

pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya

ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan

merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian

juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan

kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.

Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah

menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan.

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam melaksanakan

prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah

dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat

diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan

ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau

suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari

fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung.Yang

dimaksud teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan

fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam

menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan

digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan

beberapa teori keperawatan yang perlu diketahui oleh para perawat profesional sehingga

mampu mengaplikasikan praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai

dasar keperawatan.

1

Page 2: Tori Keperawatan

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan apakah tujuan teori

dan model keperawatan ?

2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-faktor yang

mempengaruhi teori keperawatan ?

3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori keperawatan?

C. TUJUAN

1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model keperawatan

2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi

teori keperawatan

3. Mengetahui pandangan beberapa ahlitentang model konsep dan teori keperawatan

2

Page 3: Tori Keperawatan

BAB II

KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik tentang

fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui penggunaan symbol dan

diafragma. Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu obyek, benda,

suatu peristiwa atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa

ide, pandangan atau keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat

abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena,

mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah.

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep atau definisi

yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena –

fenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep tersebut dengan maksud

untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena.

Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha untuk menguraikan dan

menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam

membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan,

menjelaskan memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.

Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk

menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.1

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan

kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan

1A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 413

Page 4: Tori Keperawatan

memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar

mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu

saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

B. TUJUAN TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

a. Tujuan Teori Keperawatan

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu

keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai,

diantaranya:

1. Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang

kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk

tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan

dapat teratasi.

2. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami

berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan kemudian dapat

memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai masalah keperawatan.

3. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain masalah dalam keperawatan

dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga segala

bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.

4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi

keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan

dapat terus bertambah dan berkembang.1

b. Tujuan Model Keperawatan

1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.

2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan

keperawatan oleh tim keperawatan.

1 A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 434

Page 5: Tori Keperawatan

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap

anggota tim keperawatan.2

C. KARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATAN

Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik dasar teori keperawatan :

1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai hubungan yang

spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia,

konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan

2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan dengan alasan

atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang

logis

3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori keperawatan dapat

digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai

dengan situasi praktek keperawatan

4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang

dilakukan melalui penelitian

5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek

keperawatan1

D. FAKTOR PENGARUH TEORI KEPERAWATAN

1. Filosofi Florence Nigtingale

2 Zaidin Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Halaman 981 A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 41

5

Page 6: Tori Keperawatan

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori

keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi peran

perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta pentingnya

pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal dengan teori

lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada pendidikan keperawatan

serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang efesien.Beliau juga membedakan

praktek keperawatan dengan kedokteran dan perbedaan perawatan pada orang yang

sakit dengan yang sehat.

2. Kebudayaan

Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori

keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan

pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita

mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan

identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan keperawatan

sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah

pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai

profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah ada sehingga peran perawat

dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang

sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim kesehatan.

3. Sistem Pendidikan

Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori

keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum

keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem

pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga

teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan

keperawatan.

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu

keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas

yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup

kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu 6

Page 7: Tori Keperawatan

keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu

keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan.1

E. SEJARAH KEPERAWATAN DALAM ISLAM

Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ad, banyak dari

mereka yang hanya mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat yaitu

Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris.

Sesungguhnya apabila kita ingin menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum

agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa kegelapan dan

kebodohan di karenakan pada waktu itu kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak

menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab

dimana Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan

terutama dalam dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib tapi dalam

ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung  ajaran dan nilai- nilai kesehatan seperti

perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ),

menjaga kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain

sebagainya.

Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the

3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for Nurses

in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998,

menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama dimasa sejarah islam.

Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah

Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah

seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang lain.

Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam

Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar yaitu

suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya seorang dokter

dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah

berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan 1 A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 42

7

Page 8: Tori Keperawatan

membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang

Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat

perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan

Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.

Dalam beberapa literatur sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja

bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu

Sulaiman, dan Hindun.3

Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :

a. Ku’ayibat,

b. Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,

c. Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan

d. Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.

Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam

1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)

Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570

M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan dengan

perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang keperawatan

dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan

oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya sedikit

sekali lilatur tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal seorang perawat yang

bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan peran keperawatan yaitu Rufaidah

binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty 2001, Al Osimy, 1994)

2. MasaSetelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M)

Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang

sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran dimasa

3 http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/8

Page 9: Tori Keperawatan

itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi pedoman

yang juga menyediakan pelayanan keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang

“The Reason Why Some Persons and the Common People Leave a Physician Even if

He Is Clever” dan “A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases,

for That is Not Within the Realm of Possibility.” Di masa ini ada perawat diberi nama

“Al Asiyah” dari kata Aasa yang berarti mengobati luka, dengan tugas utama

memberikan makanan, memberikan obat, dan rehidrasi.

3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)

Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan

perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban Islam

dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan antara ruang

pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat

laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004)

4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development

Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa,

Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-

negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai tahun

1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan

perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King

Saud. (Amreding, 2003)

Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb,

seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di

Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi

Keperawatan di Arab Saudi.3

F. PANDANGAN BEBERAPA AHLI TENTANG MODEL KONSEP DAN TEORI

KEPERAWATAN

3 http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/9

Page 10: Tori Keperawatan

1. Siti Rufaidah

Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat

muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu

berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa

membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai

Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi

menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi

Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim Sementara sejarah perawat di Eropa

dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern,

Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat

muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal

diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab

Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur.

Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan

dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis

belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya.

Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk

pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.

Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang.

Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian

kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat

anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki

kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang

diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal

yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan

(human touch) mesti seimbang.3

2. Florence Nightingale (Teori Nightingale)3 http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-binti-saad/

10

Page 11: Tori Keperawatan

Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern

(modern nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale

meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan

yang layak. Komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan, antara lain:

a. Udara segar

b. Air bersih

c. Saluran pembuangan yang efesien

d. Kebersihan

e. Cahaya

Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah

ventilasi yang cukup bagi klien.Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara

terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu, setiap

perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih udara luar

tanpa harus membuatnya kedinginan. Komponen lain yang tidak kalah penting dalam

perawatn klien adalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat member

manfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa

klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat

kontraindikasi .focus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia

berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik

kebersihan klien, perawat maupun lingkungan.4

Selain kelima komponen lingkungan diatas, seorang perawat juga harus

memperhatikan kehangatan, ketenangan, dan makanan klien.

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 10911

PerawatKesehata

n

Lingkungan

Klien

Gambar 1.1. Model teori nightingale

Page 12: Tori Keperawatan

Asumsi Utama Teori Nightingale

Nightingale mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu

memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit

merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari

gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip perawatan

adalah menjaga agar proses reparative ini tidak terganggu dan tiak menyediakan

kondisi yang optimal untuk proses tersebut. Untuk mencapai kondisi kesehatan,

perawat harus menggunakan nalarnya, disertai ketekunan dan observasi.

Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan

penyakit melalui faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health

nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang

sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat

kematiannya.

Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal yang

memengaruhi sakit dan sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan

interaksi perawat dengan klien. Jika seseonrang ingin sehat, perawat, alam, dan orang

yang bersangkutan harus bekerja sama agar proses reparative dapat berjalan. Hubungan

ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Pengaruh Teori Nightingale Terhadap Keperawatan

12

Manusia

Alam/ PerawatLingkungan

Penyakit

Proses reparatif

Kesehatan manusia

Gambar 1.2. Hubungan faktor kesehatan manusia

Page 13: Tori Keperawatan

Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah

awal dalam formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah

meletakkan suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatn sesudahnya. Didasari

atau tidak, Nightingale telah member pedoman umum bagi perawat dalam merawat

klien.Prinsip-prinsip dasar perbaikan lingkungan dan penanganan psikologis terhadap

klien dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan perawatan

kontemporer.Ide-ide Nightingale telah mendorong pemikiran produktif bagi perawat

dan profesi keperawatan.4

3. Virginia Henderson (Teori Henderson)

Defenisi Keperawatan Menurut Henderson

Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi

keperawatan). Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang

pendidikannya.Ia menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus menyertakan prinsip

kesetimbangan fisiologis. Henderson sendiri kemudian mengemukakan sebuah defenisi

keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional. Menurutnya, tugas unik perawat adalah

membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui upayanya

melaksanakan berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan

individu atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri

oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untk

itu. Di samping itu, Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang

dikenal dengan “The Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas

perawat adalah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat

mungkin.Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada

dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu

mengunjungi pasien.4

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 1124 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 113

13

Page 14: Tori Keperawatan

Konsep Utama Teori Henderson

Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan

lingkungan.

1. Manusia. Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan

untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta bantuan untuk

meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14

komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas

kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Bernapas secara normal

2) Makan dan minum dengan cukup

3) Membuang kotoran tubuh

4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan

5) Tidur dan istirahat

6) Memilih pakaian yang sesuai

7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan

mengubah lingkungan

8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen

9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai

10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan, rasa

takut, atau pendapat

11) Beribadah sesuai dengan keyakinan

12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi

13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi

14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun pada

perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan yang

tersedia.

14

Page 15: Tori Keperawatan

Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi

empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual

kebutuhan dasar poin a-i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j dan n termasuk

komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan spiritual, dan komponen l

dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.

Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat

dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga,

mereka merupakan satu kesatuan (unit).4

2. Keperawatan. Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam

keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai

fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia

(14 komponen di atas). Untuk menjlankan fungsinya, perawat harus memiliki

pengetahuan biologis maupun sosial.

3. Kesehatan. Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi

bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit.

Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.

Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan,

kehendak, serta pengetahuan yang cukup.

4. Lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek

lingkungan.

a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit

akan menghambat kemampuan tersebut

b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis

c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan

d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam

memberikan resep

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 11415

Page 16: Tori Keperawatan

e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang

kontruksi bangunan dan pemeliharaannya

f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk

memperkirakan adanya bahaya.4

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan

klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan, mulai

dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.

1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien

2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien

3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam

memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan

pasien yang berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah

kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai

penolong untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali

kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia yang

tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras saling

bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan pasien

bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski diagnosisnya

berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Hanya saja,

kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi patologis dan faktor lainnya,

seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial atau budaya, serta kekuatan fisik

dan intelektual.

Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa

perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.Henderson sendiri

mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah kepada

pasien atau tenaga kesehatan lainnya.Tugas perawat adalah membantu pasien dalam

melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada dokter.Rencana perawatan yang

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 11516

Page 17: Tori Keperawatan

dirumuskan perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa sehingga dapat

memenuhi rencana pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

Keyakinan dan tata Nilai Teori Henderson

Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan

hidup secar individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga

kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan

penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan

memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.Bantuan ini diberikan

oleh perawat karena kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau kemauan klien dalam

melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.4

Aplikasi Teori henderson dalam Proses Keperawatan

Defenisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik

keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi

asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat

dari kemajuan kondisi pasien, yang smula bergantung pada orang lain menjadi mandiri.

Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 11717

Perawat

Dokter

Pasien

Gambar 1.3. Hubungan Perawat, pasien dan dokter

Page 18: Tori Keperawatan

mandiri (independent) dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta

mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan dasar.

Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien

berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data , perawat menggunakan

metode observasi, indera penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data

terkummpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan

perngetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis

keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan menurut Henderson, dibuat

dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya, dengan atau

tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang

dimiliki individu.

Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana

kebutuhan sesuai kebutuhan indiviu, termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika

ditemukan adanya perubahan, serta dokumentasi bagaimana perawat membantu

individu dalam keadaan sehat atau sakit.Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat

membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana

perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit,

atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya

individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya,

keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Terakhir,

perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai

kemandirian pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.4

4. Imogene King (Teori King)

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan

pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan,

sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 11718

Page 19: Tori Keperawatan

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya

yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang

saling berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana

didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang

dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan

suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti

bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai

dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang

manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan

objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari

masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai

makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu

dengan yang lain.1

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar

yaitu:

1. Informasi kesehatan

2. Pencegah penyakit

3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan

teori yang terdiri dari komponen yang dapat digambarkan pada gambar 1.5.

1 A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 5019

Sistem SosialSistem Sosial

Sistem InterpersonalSistem Interpersonal

Sistem personal

Gambar 1.4. Hubungan system personal, interpersonal, dan sosialGambar 1.4. Hubungan system personal, interpersonal, dan sosial

Page 20: Tori Keperawatan

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan

manusia menurut King terdiri dari komponen:

1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam

memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan gambaran

hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.

2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn

respons dari individu.

3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara

perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.

20

Perawat

Aksi

KlienRRRRRR

Perawat

Aksi

KlienRRRRRR

ReaksiIIII

Transaksi

GG

Perawat

Aksi

Klien

Perawat

Aksi

Klien

Reaksi

Interaksi Transaksi

Gambar 1.5. Model konsep menurut King

Page 21: Tori Keperawatan

4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu

persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.1

5. Dorothe E. Orem (Teori Orem)

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada

kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur

dalam kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk

teori self care diantaranya :

1. Perawatan Diri Sendiri (self care)

Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :

pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu

serta dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi serta

mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan ; kedua,self care agency,

merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri,

yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-

lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang

merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn

diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ;

keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada

penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan

dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh,

self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan

mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.

2. Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala

perencanaan kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat

diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi

kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan

tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

1 A. Aziz alimul Hidayat. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Hal 50-5121

Page 22: Tori Keperawatan

3. Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan

perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada

Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan

pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.Dalam

pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan

keperawatan diantaranya :

a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)

Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara

penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan

perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,

pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan

system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas

dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih

dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang

lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan

ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan

pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta

keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan

ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui

bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental.

b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)

`Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan

ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada

pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti

cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam

ambulasi dan perawatan luka.

c. System suportif dan edukatif

Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan

dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar

22

Page 23: Tori Keperawatan

mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan keperawatan

setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien

yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.1

6. Jean Watson (Teori Watson)

` Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori

pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini didasari

pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa

manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan

diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi

kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi,

kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan

istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang

meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan

interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.1

1 A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 451 A. Aziz alimul Hidayat. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan edisi 2. Halaman 49

23

Kebutuhan Blophysikal

Kebutuhan psikofisikal

Intra personal-interpersonal

Kebutuhan psikososial

Kebutuhan makanan dan cairanKebutuhan eliminasiKebutuhan ventilasi

Kebutuhan aktivitas dan istirahatKebutuhan seksualitas

Kebutuhan berprestasiKebutuhan berorganisasi

Kebutuhan aktualisasi diri

Gambar 1.6. cabang kebutuhan manusia menurut Jean Watson

Page 24: Tori Keperawatan

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia

adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,

sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan

sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan

antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan

harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit,

mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah

“human science and humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam

keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif himanistik yang

dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu

mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang kuat.Filosofi

humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan,

sedangkan dasar seni dapat membantu perawat menbgembangkan vidsi mereka serta

nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir

kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan

keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan

penyakit.4

Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson

Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara interpersonal.

2. Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan

kepuasan pada kebutuhan manusia.

3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan

perkembangan individu dan keluarga.

4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang sebagaimana

mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya nantinya.

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 12824

Page 25: Tori Keperawatan

5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan

perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk memilih

kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.

6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada curing

(mengobati).

7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

Factor carative teori Watson

Struktur dibangun dari sepuluh factor carative yaitu:

1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.

2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).

3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.

4. Membina hubungan saling percaya dab saling bantu (helping-trust).

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.

6. Menggunakan metode mpemecahan masalah yang sistemantis dalam pengambilan

keputusan.

7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki mental,

sosiokultural, dan spiritual.

9. Membantu dlam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.4

7. Hidegard E. Pepelau (Teori Peplau)

Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 september 1909 di Reading,

Pennsylvania. Peplau lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, penssyilvania

4 Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Hal 130-13225

Page 26: Tori Keperawatan

pada tahun 1931. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari

Bennington Univercity, Vermont pada Tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam

bidang keperawatan psikiatri dari Teacher’s College, Columbia, New York pada Tahun

1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan kurikulum pada tahun 1953.

Keperawatan Psikodinamik

Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan, khususnya keperawatan

psikiatri, sanga5t banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul

interpersonal relations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan istilah

keperawatan psikodinamik.Menurutnya, keperawatan psikodinamik merupakan

kemampuan seortang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu orang

lain, mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan prinsip

hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level pengalaman.

Fase orientasi

Pada fase ini, perawat dank lien bertindaj sebagai dua indsividu yang belum

saling kenal mengenal. Selama fase orientasi, koien merupakan seseorang yang

memerlukan bantuan professional dan perawat berperan membantu klien mengenali dan

memahami masalahnya serat menentukan apa myang klien perlukan saat itu. Jadi, fase

orientasi ini merupakan fase untuk menetukan adanya masalah.

Fase identifikasi

Pada fase ini, klien memberikan respons atau mnegidentifikasi persoalan yang

ia hadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien

berbeda satu sama lain. Di sini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan membantu

klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman yang

mengorientasi ulang perasaannya dan menguatkan kekuatan positif pada pribadi klien

serta memneri kepuasan yang diperlukan.

Fase eksploitasi

Pada fase 4 ini, perawat memberi layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan

klien. Disinilah, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari proses

interpersonal. Selama fase eksploitasim, klien mengambil secara penuh nilai yang

ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan.26

Page 27: Tori Keperawatan

Prisnsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali, memahami keadaan

klien, dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali

dan mengfungkapkan perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan

mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.

Fase resolusi/terminasi

Pada fase resolusi, tujuan bersama antara perawat bdan klien sudah samapi pada

tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapiutik yang selama ini

terjalin.Fase resolusi terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua bekah pihak, sebab

disini dapat terjadi peningkatan kecemasan dabn ketegangan jika ada hal-halk yang

belum terselesaikan pada masing-masing fase.Indicator keberhasilan untuk fase ini

adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan perawat. Selanjutnay,

baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang matang dan lebih

berpengalaman.4

Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan

1. Keperawatan. Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah proses yang

signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal. Keperawatan merupakan

instrument edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan menborong kepribadian

seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif, produktif, personal, dan kehidupan

komunitas. Profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legaldi dalaam

pemanfaatan keperawatan secara vefektif berikut segala konsekuensinya bagi klien.

2. Individu. Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai kemampuan

untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kebutuhan.

3. Kesehatan. Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang

menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan

proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif,

konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.

4. Lingkungan. Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan lingkungan

sebagai salah satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong perawat untuk

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 132-13427

Page 28: Tori Keperawatan

memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus membiasakan diri

dengan rutinitas rumah sakit.

8. Martha E. Rogers (Teori Roger)

Teori Manusia sebagai Satu kesatuan (Unitary Human Beings)

Model Rogers pertama kali dipublikasikan pada 1970, yaitu An Introduction to

the Theoritical Basis of Nursing. Rogers kemudian memperjelas dan mendefenisikan

konsep-konsepnya, salah satunya The Science of Unitary human Beings: A Paradigm

for Nursing.

Rogers mengambil pengetahuan dari antropologi, psikologi, sosiologi, astronomi,

agama, filsafat, matematika, sastra, dan sumber-sumber lain yang membangun

modelnya berdasarkan manusia sebagai suatu kesatuan (unitary human beings) dan

lingkungan sebagai bidang energi yang menyatu dengan proses kehidupan.

Dalam model keperawatannya, Rogers meletakkan dasar-dasar yang

menggambarkan proses kehidupan manusia. Proses kehidupan manusia dicirikan oleh

keseluruhan (wholeness), keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality),

pola (pattern) dan organisasi, ilmu pengetahuan, serta pemikiran.4

Teori Rogers dan Konsep Utama Keperawatan

1. Keperawatan. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan

unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan sebagai ilmu merupakan ilmu

pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar mempertahankan

dan memulihkan kesehatan, mencegah penyakit, merawat, serta merehabilitasi individu

yang sakit dan cacat. Pada dasarnya, ilmu keperawatan mempelajari sifat dan arah

pengembangan manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dengan lingkungan. Kaitannya

dengan proses kehidupan manusia, ilmu keperawatan merupakan ilmu pengetahuan

empiris yang menggambarkan, menerangkan, dan memprediksi proses kehidupan

manusia. Oleh sebab itu, keperawatan bersifat unik karena merupakan satu-satunya

ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Lebih

lanjut, praktik keperawatan profesional merupakan praktik yang bersifat kreatif, 4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 137-138

28

Page 29: Tori Keperawatan

imajinatif, dan eksis untuk melayani individu. Praktik keperawatan profesional tidak

memiliki fungsi dependen, melainkan bersifat kolaboratif.

2. Individu. Individu menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa

disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan bahkan

berbeda dari bagian-bagiannya. Manusia sebagai satu kesatuan merupakan aspek

integral manusia dengan lingkungan. Manusia berada dalam proses kehidupan yang

kontinu dengan lingkungan secara keseluruhan, yang tidak dipahami jika

disederhanakan menjadi bagian-bagian tertentu. Proses kehidupan, menurut Rogers,

adalah homeodinamis yang bersifat probalistik. Rogers mengartikan individu sebagai

sistem terbuka di dalam proses kontinu bersama sistem terbuka lingkungan.

Keperawatan memandang individu sebagai bagian dari satu kesatuan yang tidak dapat

disederhanakan.

3. Lingkungan. Rogers mendefenisikan lingkungan sebagai suatu medan energi empat

dimensi yang tidak dapat disederhanakan, yang dicirikan oleh pola dan manifestasi

karakter yang berbeda dengan bagian-bagiannya. Lingkungan mencakup segala sesuatu

yang berada di luar manusia. Manusia merupakan medan energi yang dinamis yang

terus melakukan pertukaran dengan medan lingkungan, keduanya bersifat tidak

terbatas. Interaksi antara manusia dan lingkungan bersifat kontinu, mutual, dan

simultan.

4. Kesehatan. Rogers banyak menggunakan kata kesehatan (health) dalam tulisan

pertamanya, namun ia tidak pernah mendefinisikan kata tersebut. Ia menggunakan kata

kesehatan positif (positive health) untuk menunjukkan kondisi bugar (wellness) dan

tidak adanya penyakit dan penyakit parah. Istilah health digunakan oleh Rogers dalam

konteks nilai yang ditentukan oleh budaya atau individu.4

9. Sister Calista Roy (Teori Roy)

Model Adaptasi Roy

ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi

keperawatan, yakni keperawatan, tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.

1. Elemen keperawatan

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 138-13929

Page 30: Tori Keperawatan

Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan

dalam melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).

Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan

praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap

kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.

Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh

untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons

terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan

individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut

memerlukan perawatan.

Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan

lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-

komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling

ketergantungan.

2. Elemen manusia

Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit

yang saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan

balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan

dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai kognator

dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.

Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis,

konsep diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.

Pada model adaptasi keperawatan, manusia dilihat dari sistem kehidupan yang

terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.

Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan

eksternal dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem

regulator dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau

respons tidak efektif.

30

Page 31: Tori Keperawatan

Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator

dihubungkan dengan konsep diri dan fungsi peran.

3. Elemen lingkungan

Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang

mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.

4. Elemen sehat

Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi

pada mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).

Proses adaptasi

Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua

interaksi individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti yang

berikut.

1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus

tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka

akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat

diperlukan untuk mengatasi stres.

2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons adaptif atau

tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat

meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup,

pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.

Aplikasi Model Adaptasi Roy

Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan, dan sebagai pedoman dalam

memberikan perawatan pada anak-anak, lansia, dan di komunitas.Model ini lebih

menekankan pada faktor psikologis.2

2 H. Zaidin Ali. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Halaman 104-10631

Page 32: Tori Keperawatan

10. Leininger (Teori Leininger)

Teori ini diagagas pertama kali oleh Madeleine Leininger yang diinspirasi oleh

pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern

United States pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perubahan perilaku di antara

anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger

menelaah kembali profesi keperawatan.ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan perawat

untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang.

Pada tahun 1960, Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural nursing,

ethnonursing, dan cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985, Leinenger

mempublikasikan teorinya untuk pertama kalinya, sedangkan ide-ide dan teorinya

mulai dipresentasikan pada tahun 1988.Teori Leinenger kemudian disebut sebagai

Cultural Care Diversity and Universality.Tetapi para ahli sering menyebutnya sebagai

Trancultural Nursing Theory atau teori perawatan transkultural.

Konsep Teori Keperawatan Transkultural

Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang

berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang

berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, nilai-nilai,

keyakinan tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan

mengembangkan body of knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat

praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey,

1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat

dalam memahami budaya klien.

Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,

keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock atau

culture imposition.Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari

atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien). Klien akan

merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi karena perbedaan nilai

budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture imposition adalah kecenderungan

tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan,

memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya

32

Page 33: Tori Keperawatan

kepada individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini

bahwa budayanya lebih tinggi daripada budaya kelompok lain.

Model matahari terbit (sunrise model) ini melambangkan esensi keperawatan

dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan

kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih

dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang

dimensi dan budaya serta struktur sosial yang berkembang di berbagai belahan dunia

(secara global) maupun masyarakat dalam lingkup yang sempit.

Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh

tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,

nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan.4

Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi

masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan.

semua langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik,

penyembuhan penyakit, dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh

faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan

kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola,

dan praktik keperawatan (care expression, pattern, and practices).Dengan demikian,

ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara

holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok,

komunitas, maupun institusi di berbagai sistem kesehatan. Jika disesuaikan dengan

proses keperawatan, ketujuh faktor tersebut masuk ke dalam level pertama yaitu tahap

pengkajian.

Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara

sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan

profesional melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut

digambarkan oleh Leinenger dengan gambar seperti di bawah ini. Oleh karena itu

perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang

akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal

tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan keperawatan.

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 14233

Page 34: Tori Keperawatan

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan

tiga prinsip asuhan keperawatan, yaitu :

1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau

memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat

kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.

2. Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,

atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk

beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya

hidup individu atu klien.

3. Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi atau

mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup

klien ke arah yang lebih baik.

Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada

asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and well

being, yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan

kesehatan yang sensitif, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat

kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.4

4 Asmadi. Konsep Dasar Keperawatan. Halaman 145-14634

Sistem generik atau tradisional

Asuhan

Keperawatan

Sistem profesional

Gambar 1.7. peran perawat dalam teori keperawatan transkultular

Page 35: Tori Keperawatan

11. Abdellah (Teori Abdellah)

Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al. (1960)

meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi

kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik klien maupun keluarga.

Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan

keterampilam dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan

perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tenyang ilmu-

ilmu dasar dan keterampilan keperawatan tertentu.Perawat adalah pemberi jalan dalam

menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan

gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalanm

bidang-bidang berikut ini:

1. Kenyamanan. Kebersihan dan keamanan.

2. Keseimbangan fisiologi.

3. Faktor-faktor psikologi dan sosial.

4. Faktor-faktor sosiologi dan komunitas.

Dalam keempat bidang diatas, Abdellah et al.(1960) mengidentifikasi kebutuhan

klien secara spesifik, yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan Abdellah:

1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.

2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal.

3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera atau trauma lain dan mencegah meluasnya

infeksi.

4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki

deformitas.

5. Memfasilitasi masukan oksigen keseluruhsel tubuh.

6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.

7. Mempertahankan eliminasi.35

Page 36: Tori Keperawatan

8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

9. Mengenali respons-respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis,

fisiologis, dan kompensasi.

10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.

11. Mempertahankan fungsi sensorik.

12. Menfidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negative.

13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale-balik antara emosi dan

penyakit organic.

14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal.

15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.

16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.

17. Menghasilkan dan/atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.

18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki

kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.

19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan-fisik

dan emosional.

20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam

mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit.

21. Memehami peran dari masalah sosial sebagai factor-faktor yang mempengaruhi

dalam munculnya suatu penyakit.5

12. Ida Orlando (Teori Orlando)

Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, dimana

bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan

atau mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs, 1995). Teori

Orlando secara radikal mengubah focus keperawatan dari diagnose medis klien dan

5 http://Teori Keperawatan_ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/36

Page 37: Tori Keperawatan

kegiatan-kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak

dan ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan

(Schmieding, 1995). Teori Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi profesi

keperawatan. Tiga elemen, yaitu perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan perawat,

akan membentuk situasi keperawatan (Marriner-Tomey, 1994). Setelah perawat

melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan dampak kebutuhan pada tingkat

kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi

kebutuhan, yang pada akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stress yang dialami

oleh klien (Chinn dan Jacobs, 1995)6

13. Myra Levine (Teori Levine)

Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan

pada tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintregasi yang saling

berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa intervensi

keperawatan merupakan akivitas konservasi, dengan konservasi energi sebagai

pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut konservasi energy

dalam lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya sebagai empat prinsip

konservasi dalam keperawatan:

1. Konservasi energi klien

2. Konservasi struktur integritas

3. Konservasi integritas personal

4. Konservasi integrasi social

Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang

ditujukan pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.7

14.Dorothy Johnshon (Teori Jhonson)

Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien

beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat

6 http://Teori Keperawatan_Ida Orlando « Elisasiregar's Blog.mht7 http://Teori Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht

37

Page 38: Tori Keperawatan

mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan

stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya

(Johnson, 1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada

pengelompokkan perilaku berikut:

1. Perilaku mencari keamanan

2. Perilaku mencari perawatan

3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi

4. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural

5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan cultural

6. Perilaku seksual dan identitas peran

7. Perilaku melindungi diri sendiri

Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku

diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara

efektif didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi normal,

perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat mengidentikasi

ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk

mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.8

15.Betty Neuman (Teori Neuman)

Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep

Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan

yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis

pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan

adalah komunitas.

Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel

yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain, garis

pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status

nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan

8 http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht38

Page 39: Tori Keperawatan

sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi

adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi,

tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi didaerah yang ada. Intervensi keperawatan

diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan

tersier.Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan

yang dinamis.Sehingga Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat

menyeluruh dan saling ketergantungan (interpendensi).

Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar

pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia

sebagai suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu

kesatuan dari variable yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan

spiritual, juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan serta

klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan

kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stressor.

Secara umum focus dari model konsep keperawatan menurut Nueman ini

berfokus pada respons terhadap stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses

adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawtan seharusnya dilakukan menurut

Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor.Upaya

tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder, dan tersier.9

Pencegahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk

mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor serta

mendukung koping pada pasien secara konstruktif.Pencegahan sekunder menurut

Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi gejala penyakit

serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan tersier dapat meliputi

pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih

lanjut dari komplikasi suatu penyakit.Upaya pencegahan tersebut dipentingkan

kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.

16. Joyce Travelbee (Teori Travelbee)

9 http://Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht39

Page 40: Tori Keperawatan

Konsep- konsep dasar dan definisi- definisi

1. Manusia. Manusia ditemukan sebagai individu yang unik dan takdapat dipisahkan

dalam suatu waktu adaa didunia ini. tidak ada yang seperti manusia baik yang

pernah hidup ataupun yang akan hidup.

2. Pasien. Kata pasien adalah merupakan hal yang klise yang berguna untuk

komunikasi ekonomi. sebenrnya pasien itu tidaklah ada. hanya ada mahluk hidup

individu yang membutuhkan kepedulian, pelayanan, dan bantuan dari orang lain

yang dipercaya dapat memberikan pertolongan yang dibutuhkan.

3. Perawat. Perawat juga seorang manusia “perawat memiliki tubuh yang

berpengetanhuan khusus dan berkemampuan untuk menggunakanya yang bertujuan

membantu orang lauin untuk mencegah penyakit atau memelihara tingkat kesehatan

yang tinggi.

4. Penyakit. penyakit dalah sebuah kategori dan klasifikasi . travelbee tidak

menggunakan kata penyakit (illness) sebagai definisi dari tidak sehat akan tetapi ia

lebih mengidentifikasakannya dari pengalaman sakit seseorang. travelbee

menemukan penyakit sebagai criteria subjektiv dan objektif ditentukan oleh dampak

luar dari penyakit dalam diri individu. sedangkan criteria subjektiv lebih kepada apa

yang seseorang rasakan sebagai penyakit.

5. Penderitaan. Penderitaan adalah perasaan yang tidak senang yang meluas dari

mental yang pindah dengan sederhana, secara fisik, atau ketidak sesuain spiritual

hingga penderitaan tersebut dinamakan tingkat yang menular “tidak terjaga”dan

seterusnya meningkat dari persamaan apatis.

6. Rasa Sakit. Rasa sakit itu sendiri tidak dapat diamati hanya saja dampaknya tidak

tertulis. rasa sakit adalah pengalaman tersendiri dan susah untuk dikomunikasikan

keindividu. penderitaan dapat diganti diatas continuum, seperti yang telah

diilustrasikan di gambar 23-1

7. Harapan. Harapan adalah karakterisasi yang dibangun oleh mental dengan

keinginan untuk memeperoleh sebuah penyelesaian atau menyelesaikan sebuah

penggabungan perwencanaan dengan beberapa tingkatan pengharapan bahwa apa

yang diinginkan atau diminta dapat tercapai. harapan berhubungan atau adakaitanya

40

Page 41: Tori Keperawatan

dengan ketergantungan dengan yang lain, pilihan, keinginan, kepercayaan,

kegigihan, keberanian dan orientasi pada masa depan.

8. Keputuasaan. Keputusasaan adalah ketiadaan pengharapan.

9. Komunikasi. Komunikasi adalah proses yang dapat memungkinkan perawat untuk

membangun hubungan antar sesama manusia dan dengan demikian memenuhi

tujuan dari keperawatan, yakni membantu individu- individu dan keluarga-keluarga

untuk mencegah dan untuk penanggulangan dengan pengalaman penyakit dan

penderitaan bahkan jika dibutuhkan untuk membantui mereka untuk menemukan

arti dari pengalaman ini.

10. Interaksi. kata interaksi (interaction) mengacu pada banyak hubungan selama dua

individu yang dapat berpengaruh timbal balikantara sesame dan dapat

berkomunikasi secara verbal taupun nonverbal.10

Interaksi Antara Perawat Dan Pasien. Kata interaksi antara perawat dan pasien

mengacu pada hubungan antra perawat dan seseorang yang menderita sakit dan

dikarakteristikkan oleh fakta bahwa antara kedua individu merasa dipenanggulangan

klise yang lain.

Kebutuhan keperawatan. Sebuah kebutuhan keperawatan adalah rasa kebutuhan dari

seseorang yang sakit (atau keluarga) yang dapat ditemukan oleh perawat professional

pelaksana dan dengan meletakkan dalam jangkauan definisi yang legal/ sah atau dalam

praktik keperawatan.

Pengobatan untuk diri sendiri. Pengobatan yang digunakan untuk diri sendiri adalaah

kemampuan seseorang untuk menggunakan secara sadar dan dalam memenuhi

kekhawatiran dalam berusaha untuk memebangun hub dan intervensi struktur

keperawatan.hal ini memerlukan pengetahuan diri sendiri, kepemahaman diri sendiri,

pemahaman dari pengetahuan. seseorang yang dinamis kemampuan untuk

mengintetprestasikan sesuatu pengetahuan pribadi yang sama dengan pengetahuan yang

lain, dan kemampuan dalam campur tangan yang efektif dalam situasi keperawatan.

Rasa empati . Empati adalah proses yang mana individu dapat memehami psikologi

dari orang lain.

10 http://Ilmu Keperawatan_ JOYCE TRAVELBEE.mht41

Page 42: Tori Keperawatan

Rasa simpati. Simpati termasuk keinginan untuk memebantu seseorang yang sedang

mengalami tekanan/ stress.

Hubungan. Hubungan adalah suatu proses, satu kejadian, satu pengalaman atau

pengalaman yang berkelanjutan dengan cara bersama dan dengan keperawatan dan

menerima kepedulianya. hal ini menyusun sebuah kelompok yang menyangkut pikiran

dan perasaan, pikiran-pikiran ini, perasaan-perasaan dan penderitaan yang diubah atau

dikomunikasikan oleh seorang terhadap orang lain.

Hubungan antara sesama manusia. Sebuah hubungan antara sesame manusia adalah

pengalaman utama dari pengalaamn yang berkelanjutan antara perawat dan penerima

keperawatanya.karakteristi utama dr pengalaman adalah kebutuhan keperawatan dalam

individu (atau keluarga) itu bertemu. hub antara sesame manusia dalam situasi

keperawatan adalah berarti terusmenerus dengan maksud . keperawatan adalah suatu

kepandaian. hubungan antara sessama manusia dibangun ketika perawat dan penerima

perawatanya mencapai sebuah hub setelah meningkat atas tahapan pertemuan yang

original, munculnya identitas, empati dan simpati.

Asumsi Utama Keperawatan

Travelbee mendefinisikan keperawatan sebagai sebuah proses antar diri

perseorangan komunitas untuk mencegah dan menanggulangi dengan pengalaman dari

penyakit dan penderitaan dan bahkan jika diperlukan untuk sebuah proses antar diri

seseorang karena ini adalah merupakan sebuah pengalaman yang terjadi antara perawat

dan individu atau sekelompok individu – individu.

Personal/ orang. Kata person didefinisikan sebagai manusia, antara keduanya antara

perawat dan pasien dalah manusia, seorang manusia dalah pribadi yang unik, indifidu

yang tidak dapat dipisahkan yang berproses berkelanjutan menjadi susunan dan

perubahan.

Kesehatan. Travelbee mendevinisikan kesehatan sebagai kesehatan subjektif dan

objektif.status kesehatan subjektif seseorang adalah sebuah definisi secara individu

yang membaik dalam persetujuandengan penilain diri sendiri dari status fisik,-emosi

dan spiritual. kesehatan objektif adalah ketiadaan penyakit yang tidak dapat dilihat,

ketidak mampuan atau ukuran kecatatan dan pemeriksaan fisik, uji laboratorium,

penafsiran oleh seorang direktur spiritual, atau penasehat psikologi.42

Page 43: Tori Keperawatan

Lingkungan. Travelbee tidak secara tegas mendefinisikan lingkungan dalam

teorinya.di mendefinisikan kondisi dan kehidupan pengalam pertemuan oleh semua

manusi selama menderita, harapan dan kesakitan dan kondisi ini dapat disamakan

dengan lingkungan.10

17.Paterson and Zderad (Teori Humanistik)

Keperawatan Humanistik

Keperawatan humanistic adalah respon keperawatan kepada pergerakan

humanistic terhadap ilmu jiwa, yang mana terlihat sebagai alternative kepada dua ilmu

jiwa yang dominan.Ilmu jiwa Freudian tampak terbatas dalam orientasinya menghadapi

orang yang sakit, dan perilaku jiwa menjadi orientasi yang mekanisme.Orientasi yang

humanistik mencoba mengambil sebuah pandangan yang lebih luas terhadap potensial

dari manusia, mencoba untuk mengerti mereka dari konteks pengalaman hidup mereka

di dunia ini dari pada mencoba untuk menggantikan pandangan mereka, tujuannya

adalah untuk suplemen mereka.

Praktek dari keperawatan humanistik ini berakar dari pemikiran yang

eksistensial.Eksistensialisme adalah pendekatan filosofi untuk mengetahui

kehidupan.Individu dipandang sebagai kemungkinan-kemungkinan pada saat membuat

pilihan.Pilihan ini menggambarkan hubungan dan artian dari seseorang.Seperti

psikologi humanistik, eksistensialisme adalah sebuah respon terhadap filosofi dominan

yang positif dan yang diterapkan.Menurut tulisan Kirkegaard dan Nietzche, dengan

memiliki kesempatan untuk memilih, setiap tindakan yang kita pilih adalah signifikan

dan memberikan arti kehidupan kita.

Teori humanistik Keperawatan dan Metaparadigma

1. Manusia

Manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan.

Manusia sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam waktu

dan jarak. Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka terhadap pilihan,

mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu sekarang dan masa

10 http://Ilmu Keperawatan_ JOYCE TRAVELBEE.mht43

Page 44: Tori Keperawatan

depan. Aplikasi dalam dunia keperawatan adalah jelas bahwa manusia memerlukan

informasi.Mereka membutuhkan pilihan.Individu dan kelompok membutuhkan

kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.

2. Kesehatan

Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari

kehidupan dan kematian.Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya penyakit.

Kesehatan adalah sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan. Kesehatan bisa

ditemukan pada kemauan seseorang untuk terbuka kepada pengalaman kehidupan

mereka terhadap fisik, sosial, spiritual, kognitif atau keadaan emosi mereka.Implikasi

terhadap praktek keperawatan membuka jarak yang luas untuk definisi

kesehatan.Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika setuju terhadap orang atau mereka

yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan mempunyai hubungan dengan orang yang

menerima perawatan adalah kritikal, bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan

penghargaan terhadap hubungan yang eksis dalam kehidupan sehari-hari.

3. Keperawatan

Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain

dalam waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan

kesehatan. Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus

pada seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan,

ini akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien

tentang dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan.Paterson dan Zderad

mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari setiapmanusia.

Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan

metodologi.Teori bisa diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari

situasi manusia.Kerangka kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan

dari keperawatan humanistic manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa praktek

keperawatan.Mereka menyebut praktek keperawatan adalah metodologi, yang

mengatakan bahwa keperawatan sebagai campuran yang unik antara seni dan ilmu.Seni

keperawatan diwujudkan dari interaksi antara perawat dan klien.Keperawatan sebagai

44

Page 45: Tori Keperawatan

seni yang sanggup untuk menggunakan teori-teori diantara konteks kehidupan sebagai

perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan.11

Fenomenologi Nursologi dan Proses Keperawatan

a. Assessment

Merupakan pengumpulan data subjek dan objek tentang seseorang melalui

observasi, interaksi dengan klien, dan informasi dari sumber lainya seperti hasil

laboraturium

b. Diagnosa

Merujuk kepada langkah terhadap proses keperawatan dimana perawat membuat

sebuah statement masalah. Perawat mengumpulkan data menurut tingkat kebutuhan

pasien, kemudian menganalisa data dengan mengklasifikasikan data tersebut, lalu

membandingkan dengan pengetahuan teori dan prinsip, dan akhirnya tiba pada

suatu kesimpulan yang menyatakan kalau itu sebuah masalah

c. Perencanaan dan implementasi

Fase ini merupakan proses keperawatan yang menyebutkan sebuah tujuan atau hasil

yang dicapai oleh klien dengan objektif menjadi tujuan yang terdepan. Tindakan

perawat dan klien yang khusus diuraikan secara jelas.Fenomenologi nursologi tidak

menjelaskan bentuk dari tujuan yang langsung terhadap rencana

keperawatan.Keperawatan humanistik memperhatikan orang yang membutuhkan

kebutuhan.Tujuannya adalah kesejahteraan yang diterbitkan melalui dialog.

d. Evaluasi

Fase ini menyebutkan apa tingkah laku klien yang telah berubah sebagai ukuran

umtuk menjadi tujuan dan objektif. Tingkah laku mengubah hasil dari tindakan

perawat dan klien. Melalui humanistik yang alami, perhatiannya tidak dengan hasil

tingkah laku tetapi dengan pengalaman klien. Seorang klien yang mampu untuk

membuat pilihan tentang perawatan kesehatan mereka dan bertanggung jawab

terhadap pilihannya, dapat menemukan arti dalam kehidupannya. Dengan

11 http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht45

Page 46: Tori Keperawatan

melakukan hal ini dengan seorang perawat, klien mempunyai kesempatan untuk

menegaskan situasi humanness dari perspeksinya, hasil pertumbuhan personak atau

kesehatan.11

Karakteristik Teori dan Kerja Paterson and Zderad

a. Teori dapat berhubungan timbal balik degan cara untuk menciptakan cara yang

berbeda untuk melihat fenomena penting

b. Teori harus masuk akal dan alam.

c. Teori juga harus sederhana tetapi menyeluruh atau umum.

d. Teori bisa menjadi dasar untuk hipotesis yang diuji atau untuk teori yang

dibangkitka.

e. Teori menyumbang dan menolong untuk meningkatkan pengetahuan dengan

disiplin melalu implementasi penelitian untuk menvalidasi teori-teori tersebut.

f. Teori bisa digunakan oleh praktisi-praktisi untuk menuntun dan membuktikan

praktek mereka.

g. Teori harus konsisten dengan teori-teori yang tervalidasi, hukum, dan prinsipal

tetapi membuka pertanyaan yang tidak terjawab yang diperlukan untuk diinvestigasi

18. Lydia E. Hall (Teori Hall)

Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana masimg-

masing lingkaran menunjukkan proses keperawatannya yaitu:

1. Lingkaran Kepedulian (care)

Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan menyediakan

kebutuhan pasien baik secara jasmani maupun rohani. Ketika kepedulian (care)

berfungsi perawat menerapkan pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan

biologi yang menjadi dasar ilmu keperawatan yang kuat.Perawat harus menciptakan 11 http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht

46

Page 47: Tori Keperawatan

suasana yang nyaman pada diri pasien, sehingga pasien itu menganggap perawat

sebagai penghibur dan pemberi kenyamanan.

2. Lingkaran inti (core)

Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias membantu

pasien untuk menyatakan perasaan/penyakit yang dideritanya. Intinya perawatharus

mempedulikan pasien untuk kesembuhannya.Perawat yang professional dengan

menggunakan tehnik berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk

melihat status kesehatan sekarang dan yang akan datang.

3. Lingkaran keperawatan (cure)

Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan cara

pengobatan suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang bias

membantu si pasien agar cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban

keluarga.12

Teori Hall dan 4 konsep utama

Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara

manusia,kesehatan,bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan. Uraiannya dapat

dijelaskan seperti dibawah ini:

1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu

penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih .individu ini

membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh.

2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri

3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan individu akan

menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.

4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian , inti , dan keperawatan).

Tujuan utama adalah untuk mencapai suat hubungan antara individu dengan

individu dengan individu lain/antara perawat dengan pasien.12

12 http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht12 http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht

47

Page 48: Tori Keperawatan

Proses Keperawatan

Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini

meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi

dan evaluasi.

a. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien. Menurut

teori Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan pasien

dibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus mengarah

pada peningkatan kesehatan individu.

b. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan, dimana perawat mengamati

penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya. Sehingga

proses penyembuhannya akan lebih muda.

c. Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah

membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi

kehidupannya. Inti dari perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih

mengerti dengan kebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan

pasien untuk mencapai kesembuhan dengan pengobatan medis.

d. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini adalah

merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan pasien

yang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan kebutuhan

kenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga untuk

memahami dan menerapkan rencana yang medis.

e. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan pada

pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien dalam

mencapai suatu kesehatan.

Aplikasi dan Pembatasan Teori

Di dalam meninjau ulang teori keperawatan Hall ada beberapa area yang

membatasi aplikasi kepada kepedulian pasien.

Yang pertama untuk area ini adalah langkah suatu penyakit. Pasien

membutuhkan perhatian yang lebih dari seorang perawat untuk proses 48

Page 49: Tori Keperawatan

penyembuhannya. Faktor yang kedua adalah masalah umur. Yang ketiga faktor

pembatasan adalah uraian bagaimana cara membantu seseorang kea rah yang lebih

mengerti tentang kesehatan. Faktor yang keempat adalah keluaga hanya berada di

dalam perawatan melingkar (care, core, cure).

Akhirnya, Theori Hall hanya untuk individu atau seseorang yang sedang sakit.

Ini tidak akan menandakan bahwa keperawatan berhubungan langsung dengan

kesehatan individu, kelurga dan masyarakat dan meniadakan konsep tentang kesehatan

dan pelayanan kesehatan untuk mencegah suatu penyakit. Seorang kllien dibentuk oleh

bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status

patologis dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh perawatan. Perawat sebagai

pemberi perawatan.12

19.Ernestine Wiedenbach

Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah

yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang

dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986).13 Kerangka

Kerja Praktik: Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan

bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti

filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)

Teori Ernestine Wiedenbach

1. The agent : mid wife. Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan

bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan

untuk persipan menjadi orang tua.

2. He recipient. Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut

Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.

3. The Goal / purpose. Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan

memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal.

4. The Means Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan.14

20. Parse (Teori Parse)

12 http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht13 Potter dan Perry.Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Halaman 27214 http://konsep dasar keperawatan\teori ernestine.mht

49

Page 50: Tori Keperawatan

Teori Parse (1981) adalah Untuk memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit

yang hidup dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat (Parse, 1990)

(Nursing as science and art [Marriner-Torney, 1994]).13

Kerangka Kerja Praktik yaitu manusia secara terus menerus berinteraksi dengan

lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya (Marriner-

Torney, 1994).

Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau

hilangnya penyakit (Parse, 1990; Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995).

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan

kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual keperawatan

memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar

mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu

saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai

dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan model konsep

keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan. Ada beberapa

yang mempengaruhi teori keperawatan yaitu, filosofi Nightingale, kebudayaan, pendidikan,

dan ilmu keperawatan.

B. SARAN

13 Potter dan Perry.Buku Ajar FundamentalKeperawatan, Konsep, Proses, dan Praktik. Halaman 27350

Page 51: Tori Keperawatan

Dalam penysunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal tiga literatur

untuk menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu ditambahkan lagi

buku-buku kesehatan lainnya yang belum tersedia di perpustakaan untuk menunjang

penyelesaian tugas mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika

2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya Medika

3. http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan-islam-rufaidah-

binti-saad/

4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

5. http://Teori Keperawatan_ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/

6. http://Teori Keperawatan_Ida Orlando « Elisasiregar's Blog.mht

7. http://Teori Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht

8. http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht

9. http://Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht

10. http://Ilmu Keperawatan_ JOYCE TRAVELBEE.mht

11. http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad « Elisasiregar's Blog.mht

51

Page 52: Tori Keperawatan

12. http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht

13. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses &

Praktik. Jakarta: EGC.

14. http://konsep dasar keperawatan\teori ernestine.mht

52