1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat alami sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun
yang lalu (Sidik, 1998). Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal
sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus
dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari
sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik,
flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya
daratan, perairan dan angkasa dan mencakup kekayaan/ potensi yang ada di
dalamnya.
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki
keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami bumi Indonesia,
termasuk tanaman obat. Indonesia yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati
tersebut, memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies di antaranya
diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat (Puslitbangtri,
1992). Keanekaragaman hayati Indonesia ini diperkirakan terkaya kedua di dunia
setelah Brazil dan terutama tersebar di masing-masing pulau-pulau besar di Indonesia.
Pengembangan obat alami ini memang patut mendapatkan perhatian yang
lebih besar bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi
juga permintaan pasar akan bahan baku obat-obat tradisional ini terus meningkat
untuk kebutuhan domestik maupun internasional. Hal ini tentunya juga akan
berdampak positif bagi peningkatan pendapatan petani dan penyerapan tenaga kerja
baik dalam usaha tani maupun dalam usaha pengolahannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari obat alami?
2. Bagaimana manfaat obat alami bagi kesehatan manusia?
3. Bagaimana tata cara budidaya jambu biji?
4. Apa saja hama & penyakit dari jambu biji?
5. Bagaiman cara panen buah jambu biji?
6. Kegiatan apa yang dilakukan pascapanen jambu biji?
2
7. Makanan / minuman apa yang dapat dihasilkan dari jambu biji?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari tanaman alami
2. Memahami manfaat obat alami untuk kesehatan manusia.
3. Mengetahui cara budidaya jambu biji sebagai tanaman herbal.
4. Memberikan contoh hama dan penyakit dari jambu biji.
5. Memberikan tata cara panen jambu biji.
6. Memberikan contoh hasil olahan berupa makanan / minuman dari jambu biji.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obat Alami
Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat
tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang
dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam,
yang dimaksud dengan obat alami adalah obat asal tanaman. Pada tabel di bawah ini
dapat dilihat daftar beberapa tanaman obat yang mempunyai prospek pengembangan
yang potensial.
B. Manfaat Bagi Kesehatan Manusia
Di samping kebutuhan akan sandang, pangan, papan serta pendidikan,
kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena dengan
kondisi kesehatan yang baik dan kondisi tubuh yang prima, manusia dapat
melaksanakan proses kehidupan, tumbuh dan menjalankan aktivitasnya dengan baik.
Apabila terjadi suatu keadaan sakit atau gangguan kesehatan, maka obat akan menjadi
suatu bagian penting yang berperan aktif dalam upaya pemulihan kondisi sakit
tersebut.
Selama ini, pembangunan kesehatan meletakkan ilmu pengobatan Barat
(modern) sebagai dasar sistem kesehatan nasional, begitu pula berbagai peraturan dan
kebijakan lebih banyak menyangkut obat-obatan modern. Di lain pihak, merujuk pada
filosofi pengobatan Timur, eksistensi manusia tidak terpisah dari unsur alam semesta,
yang meliputi air, api, tanah dan udara. Keberadaan manusia di tengah kehidupan
harus dipandang secara holistik. Ketika manusia terganggu kesehatannya, harmoni
kehidupannyapun terganggu. Pada saat inilah manusia membutuhkan obat untuk
memulihkan kesehatannya.
Berbicara mengenai obat alami, sumber penggunaannya dapat ditelusuri dari
budaya dan konsep kesehatan dari beberapa prinsip pandang di antaranya Ayurveda,
Cina dan Unani-Tibb (Wijesekera, 1991)
Sistem Ayurveda yang berkembang di India dan kawasan Asia Tenggara
menganut konsep pemulihan kesehatan berdasarkan pengembalian (restorasi) dan
menjaga keseimbangan tubuh pada keadaan normal. Sistem Cina, yang berkembang
4
di Cina, Jepang, Korea dan Taiwan, pada intinya menekankan pada pengembalian
hubungan fungsional yang dinamis antar organ tubuh. Sedangkan sistem Unani-Tibb
yang berkembang di Timur Tengah terutama Mesir dan Turki, berdasarkan konsep
terapi yang sistematis. Di Indonesia sendiri, landasan ilmiah konsep pengobatan
tradisional belum didokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah
dirasakan terutama oleh masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas pengobatan
modern.
Penggunaan tanaman obat di kalangan masyarakat sangat luas, mulai untuk
bahan penyedap hingga bahan baku industri obat-obatan dan kosmetika. Namun, di
dalam sistim pelayanan kesehatan masyarakat, kenyataannya peran obat-obat alami
belum sepenuhnya diakui, walaupun secara empiris manfaat obat-obat alami tersebut
telah terbukti. Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan jamu sebagai obat kuat,
obat pegal linu, mempertahankan keayuan, pereda sakit saat datang bulan dan lain-
lain, menyiratkan penggunaan jamu yang sangat luas di masyarakat. Memang
disadari, bahwa produksi jamu belum banyak tersentuh oleh hasil-hasil penelitian
karena antara lain disebabkan para produsen jamu pada umumnya masih berpegang
teguh pada ramuan yang diturunkan turun-temurun. Akibatnya, hingga saat ini obat
tradisional masih merupakan bahan pengobatan alternatif di samping obat modern.
Dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia dan berlanjut menjadi
krisis ekonomi yang berkepanjangan, berdampak pada melonjaknya harga obat-
obatan modern secara drastis oleh karena lebih dari 90% bahan bakunya tergantung
impor. Obat tradisional, yang merupakan potensi bangsa Indonesia, oleh karena itu
dapat ikut andil dalam memecahkan permasalahan ini dan sekaligus memperoleh serta
mendayagunakan kesempatan untuk berperan sebagai unsur dalam sistem pelayanan
kesehatan masyarakat, terlebih-lebih dengan adanya kebijakan Menteri Kesehatan RI
tahun 1999 untuk mengembangkan dan memanfaatkan tanaman obat asli Indonesia
untuk kebutuhan farmasi di Indonesia.
Kecenderungan kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam,
tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga berlaku di banyak negara karena cara-
cara pengobatan ini menerapkan konsep back to nature atau kembali ke alam yang
diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat-obat modern .
Mengingat peluang obat-obat alami dalam mengambil bagian di dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat cukup besar dan supaya dapat menjadi unsur dalam
5
sistem ini, obat alami perlu dikembangkan lebih lanjut agar dapat memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat dan mutu.
C. Kajian Umum Jambu Biji
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu (Inggris = Lambo guava).
Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand kemudian
ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan &
menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk,
jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian dilakukan persilangan melalui
stek atau okulasi dengan jenis yg lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil yg lebih
besar dengan keadaan biji yg lebih sedikit bahkan tdk berbiji yg diberi nama jambu
Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok.
1. Kandungan
Diantara berbagai jenis buah, jambu biji mengandung vitamin C yang
paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah-buahan
lainnya seperti jeruk manis yang mempunyai kandungan vitamin C 49 mg/100
gram bahan, kandungan vitamin C jambu biji 2 kali lipat. Vitamin C ini sangat
baik sebagai zat antioksidan. Sebagian besar vitamin C jambu biji
terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan tebal.
Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang.
Selain pemasok andal vitamin C, jambu biji juga kaya serat, khususnya pectin
(serat larut air), yang dapat digunakan untuk bahan pembuat gel atau jeli.
Manfaat pectin lainnya adalah untuk menurunkan kolesterol yaitu mengikat
kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan membantu pengeluarannya.
6
Penelitian yang dilakukan Singh Medical Hospital and Research center
Morrabad, India menunjukkan jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol
total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita hipertensi essensial.
Jambu biji juga mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat
pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi
darah, dan berguna untuk menyerang virus. Jambu biji juga mengandung
kalium yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung,
mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel-
sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan dan sel tubuh
serta menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah, serta
menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Dalam jambu biji juga ditemukan likopen yaitu zat nirgizi potensial
lain selain serat. Likopen adalah karatenoid (pigmen penting dalam tanaman)
yang terdapat dalam darah (0,5 mol per liter darah) serta memiliki aktivitas
anti oksidan. Riset-riset epidemologis likopen pada studi yang dilakukan
peneliti Itali, mencakup 2.706 kasus kanker rongga mulut, tekek,
kerongkongan, lambung, usus besar dan dubur, jika mengkonsumsi likopen
yang meningkat, khususnya pada jambu biji yang daging buahnya berwarna
merah, berbiji banyak dan berasa manis mempunyai efek memberikan
perlindungan pada tubuh dari beberapa jenis kanker.
2. Manfaat Jambu Biji
Untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta mencegah
munculnya kanker, memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit,
meningkatkan kesehatan gusi, gigi dan pembuluh kapiler serta membantu
penyerapan zat besi dan penyembuhan luka. Jambu biji juga berkhasiat anti
radang, anti diare dan menghentikan pendarahan, misalnya pada penderita
demam berdarah dengue (DHF).
D. Pedoman Budidaya Jambu Biji
Jambu biji dibudidayakan di negara-negara seperti Jepang, Malaysia, Brazilia
& lain-lain. Di Indonesia, Pulau Jawa merupakan sentra penanaman buah jambu
terbesar antara lain di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah DI Yogyakarta,
& Jawa Timur. Sentra produksi yg lain adalah Sumatera & Kalimantan. Pada tahun-
7
tahun terakhir ini jambu biji telah berkembang & kemudian muncul jambu Bangkok
yg dibudidayakan di kota Kleri, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
1. SYARAT TUMBUH JAMBU BIJI
Iklim Yang Cocok untuk budidaya jambu biji
• Dalam budidaya tanaman jambu biji / jambu air angin berperan
dlm penyerbukan, namun angin yg kencang dapat menyebabkan
kerontokan pada bunga.
• Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis & dapat
tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yg
diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun & merata
sepanjang tahun.
• Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah
dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari.
Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil
atau kurang sempurna (kerdil), yg ideal musim berbunga &
berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-
September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-
Februari bersamaan musim penghujan.
• Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan
tumbuh di dataran rendah & sedang. Apabila udara mempunyai
kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air.
Kondisi demikian cocok utk pertumbuhan tanaman jambu biji.
Media Tanam Jambu Biji
• Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis
tanah.
• Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta
banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah
yg keadaan liat & sedikit pasir.
• Derajat keasaman tanah (pH) tdk terlalu jauh berbeda dengan
tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 & bila kurang dari pH
tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
Ketinggian Tempat
Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian
antara 5-1200 m dpl.
8
2. PEDOMAN BUDIDAYA JAMBU BIJI
Pembibitan jambu biji
Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan &
okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan
secara langsung.
• Persyaratan Benih jambu biji
Benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh
masyarakat konsumen yg merupakan bibit unggulan seperti jambu
bangkok. Bibit yg baik antara lain yg berasal dari:
a) Buah yg sudah cukup tua.
b) Buahnya tdk jatuh hingga pecah.
c) Pengadaan bibit lebih dari satu jenis utk menjamin
kemungkinan adanya persarian bersilang.
• Penyiapan Benih Jambu Biji
Setelah buah dikupas & diambil bijinya, lalu disemaikan dengan
jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di
angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam). Biji tersebut
direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air &
larutan asam yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat
(H2S04) BJ : 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian
dicuci dengan air tawar yg bersih sebanyak 3 kali berulang/dengan
air yg mengalir selama 10 menit, kemudian dianginkan selama 24
jam. utk menghidari jamur, biji dapat dibalur dengan larutan
Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Setelah batang
pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yg disemaikan baru
dapat dilakukan okulasi /cangkok yg kira-kira telah bergaris tengah
1cm & tumbuh lurus, kemudian dengan menggunakan pisau
okulasi dilakukan pekerjaan okulasi & setelah selesai
pencangkokan ditaruh dlm media tanah baik dlm bedengan maupun
didalam pot/kantong plastik, setelah tanaman sudah cukup kuat
baru dipindah kelokasi yg telah disiapkan.
• Teknik Penyemaian Benih Jambu Biji
Pilih lahan yg gembur & sudah mendapat pengairan serta mudah
dikeringkan disamping itu mudah diawasi utk penyemaian. Cara
9
penyemaian adalah sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30
cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu & sisa
pepohonan & benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan
sehingga menjadi gembur & dibuat bedengan yg berukuran lebar 3-
4 m & tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yg
idel sekitar 6-7 m, dengan keadaan bedengan membujur dari utara
ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari, dengan
jarak antara bedeng 1 m, & utk menambah kesuburan dapat diberi
pupuk hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg dengan
keadaan sudah matang & benih siap disemaikan. Selain melalui
proses pengecambahan biji juga dapat langsung ditunggalkan pada
bedeng-bedang yg sudah disiapkan, utk menyiapkan pohon pangkal
lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam
pada bedeng-bedeng yg berjarak 20-30 cm setelah berkecambah
sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka
bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng
penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang lebih telah
berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai
dengan mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi
media tanah yg telah diberi pupuk kandang, kemudian dibalut
dengan sabut kelapa atau plastik yg telah diberi lubang-lubang
sirkulasi, kemudian diikat dengan tali plastik supaya menjaga
petumbuhan akar tdk mengalami hambatan. Akar akan tumbuh
dengan cepat, sekitar 2-3 bulan. Mulai dlakukan okulasi dengan
mata tangkai yg telah berumur 1 th, melalui cara Forkert yng
disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm setinggi 10 cm dari
permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3 pada bagian
bibir kulit & setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas jika kelihatan
mata tetap konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil & pohon
pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya memberi
kesempatan mata terebut utk berkembang & setelah itu pohon
pangkal dipotong, bibit hasil okulasi dapat dipindah pada pot-pot
atau kantong plastik, kemudian dilakukan pemotongan pada akar
tunggang sedikit supaya akar akan lebih cepat berkebang. Setelah
10
itu baru dilakukan penanaman dlm lobang-lobang bedengan yg
telah dipersiapkan.
• Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan akan lebih
mendorong pertumbuhan benih secara cepat & merata, setelah bibit
mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman
dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D
0,2%, utk merangsang secara langsung pada daun & akar, sehingga
memberikan kekuatan vital utk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah
itu dilakukan penyiraman pagi-sore secara rutin, hingga kecambah
dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1
kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, alat yg
digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata & tdk
merusak bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus
sedalam 3-4 cm dari permukaan. Selanjutnya dilakukan
pendangiran bedengan supaya tetap gembur, dilakukan setiap 2-3
minggu sekali, rumput yg tumbuh disekitarnya supaya disiangi,
hindarkan dari serangan hama & penyakit, sampai umur kurang
lebih 1 tahun, baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian
dengan sistem Fokert yg sudah disempurnakan, sebelum dilakukan
okulasi daun-daun pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya
dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan,
ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang
diatas tunas baru pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat
dengan penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta membersihkan
rumput-rumput yg ada disekitarnya. pemberian pupuk daun dengan
Gundosil atau Atonik diberikan setiap 2 minggu sekali selama 4
bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap tanaman
disemprot 50 cc larutan.
• Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yg telah berkecambah atau telah di cangkok
maupun diokulasi dapat dengan mencungkil atau membuka plastik
yg melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan
sampai akar menjadi rusak, & pencungkilan dilakukan dengan
11
kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm
penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit utk
menjaga terjadinya penguapan yg berlebihan, kemudian lebar daun
dipotong separuh. Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak
6-7 m & ditutupi dengan atap yg dipasang miring lebih tinggi di
timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari
pagi. & dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali
ditanam pada musim penghujan.
Pengolahan Media Tanam
• Persiapan
Sebagai salah satu syarat dlm mempersiapkan lahan kebun buah-
buahan khususnya Jambu biji dipilih tanah yg subur, banyak
mengandung unsur nitrogen, meskipun pada daerah perbukitan
tetapi tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat sengkedan
(teras) pada bagian yg curam, kemudian utk menggemburkan tanah
perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30
cm secara merata. Selanjutnya diberi pupuk kandang dengan dosis
40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan dengan ukuran
1,20 m yg panjangnya disesuaikan dengan ukuran yg diperlukan.
• Pembukaan Lahan
Tanah yg akan dipergunakan utk kebun jambu biji dikerjakan
semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak
& rerumputan dibuang, & benda-benda keras disingkirkan
kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan
mempertimbangkan bibit yg mau ditanam. Bila bibit berasal dari
cangkokan pengolahan tanah tdk perlu terlalu dlm (30 cm), tetapi
bila hasil okulasi perlu pengolahan yg cukup dlm (50 cm).
Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m & ke dlm disesuaikan
dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan
air yg kurang lancar. Tanah yg kurus & ukurang humus/ tanah
cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dengan cara mengubur
ranting-ranting & dedaunan dengan kondisi seperti ini dibiarkan
selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan
12
pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter
persegi. Dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan
kebutuhan.
• Pembentukan Bedengan
Tanah yg telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yg berukuran 3
m lebar, panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm.
Bagian atas tanah diratakan guna menopang bibit yg akan ditanam.
Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 m, dipersiapakan
jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan
membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar
matahari pagi, setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara
bedeng 1 m, utk sarana lalu-lintas para pekerja & dapat digunakan
sebagai saluran air pembuangan, utk menambah kesuburan dapat
diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang.
Terkecuali apabila penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan
jarak tanaman antara 3 x 2 m.
• Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran yg berasal dari tambak &
juga dataran yg baru terbentuk tdk bisa ditanami, selain tanah
masih bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya dengan
menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang
ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter utk setiap lobang, guna
menetralkan pH tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan
dari penaburan kapur diberi pupuk kandang.
• Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur pada lubang-
lubang yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang dengan
urutan pada bulan pertama diberi NPK dengan dosis 12:24:81
ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama,
pada bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon &
bulan ke 4 sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah
gunakan pupuk kandang yg sudah matang & ditanamkan sejauh 30
cm dari batang tanaman. Pemupukan merupakan bagian terpenting
yg peggunaannya tdk dapat sembarangan, terlebih-lebih kalau
13
menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau dilakukan
berlebihan akan berakibat adanya perubahan sifat dari pupuk
menjadi racun yg akan membahayakan tanaman itu sendiri.
Teknik Penanaman
• Penentuan Pola Tanaman
Setelah terjadi proses perkecambahan biji yg telah cukup umur
ditempatan pada bedeng-bedang yg telah siap. Juga penyiapan
pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian
ditanam dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah & berumur
1-2 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka
bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua yg telah
dibentuk selebar 3-4 m dengan jarak tanam 7-10 m dengan
kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara bedeng selebar 1 m,
didahului perataan tanah ditengah bedengan guna pembuatan
lubang-lubang penanaman. utk menghindari sengatan sinar
matahari secara langsung dibuat atap yg berbentuk miring lebih
tinggi ke timur dengan maksud supaya mendapatkan sinar matahari
pagi hari secara penuh.
• Pembuatan Lubang Tanaman
Pembuatan lubang pada bedeng-bedeng yg telah siap utk tempat
penanaman bibit jambu biji yg sudah jadi dilakukan setelah tanah
diolah secara matang kemudian dibuat lobang-lobang dengan
ukuran 1 x 1 x 0,8 m yg sebaiknya telah dipersiapkan 1 bulan
sebelumnya & pada waktu penggalian tanah yg diatas & yg
dibawah dipisahkan, nantinya akan dipergunakan utk penutup
kembali lubang yg telah diberi tanaman, pemisahan tanah galian
tersebut dibiarkan selama 1 minggu dimaksudkan agar jasad renik
yg akan mengganggu tanaman musnah; sedangkan jarak antar
lubang sekitar 7-10 m.
• Cara Penanaman
Setelah berlangsung selama 1 pekan lubang ditutup dengan
susunan tanah seperti semula & tanah di bagian atas dikembalikan
setelah dicampur dengan 1 blek (1 blek ± 20 liter) pupuk kandang
14
yg sudah matang, & kira-kira 2 pekan tanah yg berada di lubang
bekas galian tersebut sudah mulai menurun baru bibit jambu biji
ditanam, penanaman tdk perlu terlalu dalam, secukupnya,
maksudnya batas antara akar & batang jambu biji diusahakan
setinggi permukaan tanah yg ada disekelilingnya. Kemudian
dilakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari (pagi & sore),
kecuali pada musim hujan tdk perlu dilakukan penyiraman.
• Lain-lain
Pada awal penanaman di kebun perlu diberi perlindungan yg
rangkanya dibuat dari bambu/bahan lain dengan dipasang posisi
agak tinggi disebelah timur, agar tanaman mendapatkan lebih
banyak sinar matahari pagi dari pada sore hari, & utk atapnya dapat
dibuat dari daun nipah, kelapa/tebu. Sebaiknya penanaman
dilakukan pada awal musim penghujan, agar kebutuhan air dapat
dipenuhi secara alamiah.
Pemeliharaan Tanaman
Meskipun penanaman jambu biji mampu tumbuh & menghasilkan tanpa
perlu diperhatikan keadaan tanah & cuaca yg mempengaruhinya tetapi
akan lebih baik apabila keberadaannya diperhatikan, karena tanaman yg
diperhatikan dengan baik akan memberikan imbalan hasil yg memuaskan.
• Penjarangan & Penyulaman
Karena kondisi tanah telah gembur & mudah tanaman lain akan
tumbuh kembali terutama Gulma (tanaman pengganggu), seperti
rumput-rumputan & harus disiangi sampai radius 1,5-2 m
sekeliling tanaman rambutan. Apabila bibit tdk tumbuh dengan
baik segera dilakukan penggantian dengan bibit cadangan. &
apabila tumbuh tanaman terlalu jauh jaraknya maka perlu
dilakukan penyulaman & sebaliknya apabila tumbuhnya sangat
berdekatan penjarangan.
• Penyiangan
Selama 2 minggu setelah bibit yg berasal dari cangkokan/ okulasi
ditanam di lahan perlu penyiangan dilakukan hanya pada batang
dahan tua (warna coklat) dengan dahan muda (warna hijau) &
15
apabila buah terlalu banyak, tunas yg ada dlm satu ranting bisa
dikurangi, dengan dikuranginya tunas yg tdk diperlukan akan
berakibat buah menjadi besar & menjadi manis rasanya. Khusus
jambu non biji dengan membatasi percabangan buahnya maksimal
3 buah setelah panjang 30-50 cm dilakukan pangkasan, & setelah
tumbuh cabang tersier segera dilenturkan ke arah mendatar, guna
utk merangsang tunas bunga & buah yg akan tumbuh.
• Pembubunan
Supaya tanah tetap gembur & subur pada lokasi penanaman bibit
jambu biji perlu dilakukan pembalikan & penggemburan tanah
supaya tetap dlm keadaan lunak, dilakukan setiap 1 bulan sekali
hingga tanaman bisa dianggap telah kuat betul.
• Perempalan
Agar supaya tanaman jambu biji mendapatkan tajuk yg rimbun,
setelah tanaman berumur 2 tahun segera dilakukan perempelan/
pemangkasan pada ujung cabang-cabangnya. Disamping utk
memperoleh tajuk yg seimbang juga berguna memberi bentuk
tanaman, juga memperbanyak & mengatur produksi agar tanaman
tetap terpelihara & pemangkasan juga perlu dilakukan setelah masa
panen buah berakhir, dengan harapan agar muncul tajuk-tajuk baru
sebagai tempat munculnya bunga baru pada musim berikutnya
dengan hasil lebih meningkat atau tetap stabil keberadaannya.
• Pemupukan
Untuk menjaga agar kesuburan lahan tanaman jambu biji tetap
stabil perlu diberikan pupuk secara berkala dengan aturan:
a) Pada tahun 0-1 umur penanaman bibit diberikan pada setiap
pohon dengan campuran 40 kg pupuk kandang, 50 kg TSP,
100 gram Urea & 20 gram ZK dengan cara ditaburkan
disekeliling pohon atau dengan jalan menggali di sekeliling
pohon sedalam 30 cm & lebar antara 40-50 cm, kemudian
masukkan campuran tersebut & tutup kembali dengan tanah
galian sebelumnya. Tanaman bisa berbuah 2 kali setahun.
b) Pemupukan tanaman umur 1-3 tahun, setelah tanaman
berbuah 2 kali. Pemupukan dilakukan dengan NPK 250
16
gram/pohon, & TSP 250 gram/pohon, & seterusnya cara
seperti ini dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan TSP &
NPK dengan takaran sama.
c) Pemupukan tanaman umur 3 tahun keatas, Kalau
pertumbuhan tanaman kurang sempurna, terutama terlihat
pada pertumbuhan tuas hasil pemangkasan raning, berarti
selain TSP & NPK dengan ukuran yg sama tanaman
memerlukan pupuk kandang sebanyak 2 kaleng minyak per
pohon. Cara pemupukan dilakukan dengan membuat
torakan yg mengelilingi tanaman persis di bawah ujung
tajuk dengan kedalaman sekitar 30-40 cm & pupuk segera
di tanam dlm torakan tersebut & ditutup kembali dengan
bekas galian terdahulu.
• Pengairan & Penyiraman
Selama dua minggu pertama setelah bibit yg berasal dari
cangkokan atau okulasi ditanam, penyiraman dilakukan sebanyak
dua kali sehari, pagi & sore. & minggu-minggu berikutnya
penyiraman dapat dikurangi menjadi satu kali sehari. Apabila
tanaman jambu biji telah tumbuh benar-benar kuat frekuensi
penyiraman bisa dikurangi lagi yg dapat dilakukan saat-saat
diperlukansaja. & bila turun hujan terlalu lebat diusahakan agar
sekeliling tanaman tdk tegenang air dengan cara membuat lubang
saluran utk mengalirkan air. Sebaliknya pada musim kemarau
tanah kelihatan merekah maka diperlukan penyiraman dengan
menggunakan pompa air 3 PK utk lahan seluas kurang lebih 3000
m 2 & dilakukan sehari sekali tiap sore hari.
• Waktu Penyemprotan Pestisida
Guna menjaga kemungkinan tumbuhnya penyakit atau hama yg
ditimbulkan baik karena kondisi cuaca & juga dari hewan-hewan
perusak, maka perlu dilakukan penyemprotan pestisida pada
umumnya dengan nogos, antara 15-20 hari sebelum panen & juga
perlu disemprot dengan sevin atau furadan terutama utk
menghindarkan adanya ulat jambu, tikus atau jenis semut-semutan,
disamping itu penyemprotan dilakukan dengan fungisida jenis
17
Delsene 200 MX guna memberantas cendawan yg akan
mengundang hadirnya semut-semut.Disamping itu juga digunakan
insektisida guna memberantas lalat buah & kutu daun disemprot 2
x seminggu & setelah sebulan sebelum panen penyemprotan
dihentikan.
• Pemeliharaan Lain
Untuk memacu munculnya bunga Jambu biji diperlukan larutan
KNO3 (Kalsium Nitrat) yg akan mempercepat 10 hari lebih awal
dari pada tdk diberi KNO3 & juga mempunyai keunggulan
memperbanyak "dompolan" bunga (tandan) jambu biji pada setiap
stadium (tahap perkembangan) & juga mempercepat pertumbuhan
buah jambu biji, cara pemberian KNO3 dengan jalan
menyemprotkan pada pucuk-pucuk cabang dengan dosis antara 2-3
liter larutan KNO3 utk setiap 10 pucuk tanaman dengan ukuran
larutan KNO3 adalah 10 gram yg dilarutkan dengan 1 liter
pengencer teknis.
E. Hama & Penyakit Jambu Biji
1. Hama Jambu Biji
� Ulat daun (trabala pallida)
� Pengendalian: dengan menggunakan nogos.
� Ulat keket (Ploneta diducta).
� Pengendalian: sama dengan ulat daun.
� Semut & tikus
� Pengendalian: dengan penyemprotan sevin & furadan.
� Kalong & Bajing
� Keberadaan serangga ini dipengaruhi faktor lingkungan baik
lingkungan biotik maupun abiotik. yg termasuk faktor biotik
seperti persediaan makanan,
� Pengendalian: dengan menggunakan musuh secara alami.
� Ulat putih
� Gejala: buah menjadi berwarna putih hitam,
18
� Pengendalian: dilakukan penyemprotan dengan insektisida yg
sesuai sebanyak 2 kali seminggu hingga satu bulan sebelum
panen penyemprotan dihentikan.
� Ulat penggerek batang (Indrabela sp)
� Gejala: membuat kulit kayu & mampu membuat lobang
sepanjang 30 cm;
� Pengendalian: sama dengan ulat putih.
� Ulat jengkal (Berta chrysolineate)
� Ulat pemakan daun muda, berbentuk seperti tangkai daun
berwarna cokelat & beruas-ruas
� Gejala: pinggiran daun menjadi kering, keriting berwarna
cokelat kuning.
� Pengendalian: sama dengan ulat putih.
2. Penyakit Jambu Biji
� Penyakit karena ganggang (Cihephaleusos Vieccons)
� Menyerang daun tua & muncul pada musim hujan.
� Gejala: adanya bercak-bercak kecil dibagian atas daun disertai
serat-serat halus berwarna jingga yg merupakan kumpulan
sporanya.
� Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene
200 MX.
� Jamur Ceroospora psidil , Jamur karat poccinia psidil, Jamur allola
psidil
� Gejala: bercak pada daun berwarna hitam.
� Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene
200 MX.
� Penyakit karena cendawan (jamur) Rigidoporus Lignosus
� Gejala: rizom berwarna putih yg menempel pada akar &
apabila akar yg kena dikupas akan nampak warna kecoklatan.
� Pengendalian: dengan menyempotakan fungisida seperti Dlsene
200 MX.
19
� Gulma
Segala macam tumbuhan pengganggu tanaman jambu biji yg
berbentuk rerumputan yg berada disekitar tanaman jambu biji yg
mengganggu pertumbuhan & perkembangan bibit tanaman, oleh sebab
itu perlu dilakukan penyiangan secara rutin.
F. Panen Buah Jambu Biji
Ciri & Umur Panen
Buah jambu biji umumnya pada umur 2-3 tahun akan mulai berbuah, berbeda
dengan jambu yg pembibitannya dilakukan dengan cangkok/stek umur akan lebih
cepat kurang lebih 6 bulan sudah bisa buah, jambu biji yg telah matang dengan ciri-
ciri melihat warna yg disesuikan dengan jenis jambu biji yg ditanam & juga dengan
mencium baunya serta yg terakhir dengan merasakan jambu biji yg sudah masak
dibandingkan dengan jambu yg masih hijau & belum masak, dapat dipastikan bahwa
pemanenan dilakukan setelah jambu bewarna hijau pekat menjadi muda ke putih-
putihan dlm kondisi ini maka jambu telah siap dipanen.
Cara Panen
Cara pemanenan yg terbaik adalah dipetik beserta tangkainya, yg sudah
matang (hanya yg sudah masak) sekaligus melakukan pemangkasan pohon agar tdk
menjadi rusak, waktunya setelah 4 bulan umur buah kemudian dimasukkan ke dlm
keranjang yg dibawa oleh pemetik & setelah penuh diturunkan dengan tali yg telah
disiapkan sebelumnya, hingga pemanenan selesai dilakukan. Pemangkasan dilakukan
sekaligus panen supaya dapat bertunas kembali dengan baik dengan harapan dapat
cepat berbuah kembali.
Periode Panen
Periode pemanenan setelah buah jambu biji dilakukan pembatasan buah dlm
satu rantingnya kurang lebih 2-3 buah, hal ini dimaksudkan agar buah dapat
berkembang besar & merata. Dengan sistem ini diharapkan pemanenan buah dapat
dilakukan dua kali dlm setahun (6 bulan) atau sekitar 2-3 bulan setelah berbuah,
dengan dicari buah yg masak, & yg belum masak supaya ditinggal & kemudian
dipanen kembali, catatan apabila buah sudah masak tetapi tdk dipetik maka akan
berakibat datangnya binatang pemakan buah seperti kalong, tupai dll.
20
Prakiraan Produksi
Apabila penanganan & pemeliharaan semenjak pembibitan hingga panen
dilakukan secara baik & benar serta memenuhi aturan yg ada maka dapat diperkirakan
mendapatkan hasil yg diharapkan. Pada penanaman 400 pohon setelah 2-3 bulan dari
pohon cangkokan setelah tanam sudah mulai berbunga & 6 bulan sudah mulai
dipanen, pemanenan dilakukan setiap 4 hari sekali dengan hasil setiap panenan
seberat 100 kg buah jambu. Di Indonesia per tahunnya dapat mencapai 53.200 ton
dengan luas tanaman selebar 17.100 hektar. Harga jual sekarang ke konsumen
mencapai Rp. 650,- per ikat atau sampai Rp.750/ kg.
G. Pascapanen
1. Pengumpulan
Setelah dilakukan pemanenan yg benar buah jambu biji harus dikumpulkan
secara baik, biasanya dikumpulkan tdk jauh dari lokasi pohon sehingga selesai
pemanenan secara keseluruhan. Hasil panen selanjutnya dimasukkan dlm
keranjang dengan diberi dedauan menuju ke tempat penampungan yaitu dlm
gudang/gubug.
2. Penyortiran & Penggolongan
Tujuan penyortiran buah jambu biji dimaksudkan jambu yg bagus mempunyai
harga jualnya tinggi, biasanya dipilih berdasarkan ukuran & mutunya, buah yg
kecil tetapi baik mutunya dapat dicampur dengan buah yg besar dengan mutu
sama, yg biasanya dijual dlm bentuk kiloan atau bijian & perlu diingat bahwa
dlm penyortiran diusahakan sama besar & sama baik mutunya. & dilakukan
sesuai dengan jenis jambu biji, jangan dicampur adukkan dengan jenis yg lain.
3. Penyimpanan
Penyimpanan jambu biji biasanya tdk terlalu lama mengingat daya tahan
jambu biji tdk bisa terlalu lama & sementara belum dapat dijual ke pasar
ditampung dulu dlm gubug-gubug atau gudang dengan menggunakan kantong
PE, suhu sekitar 23-25 derajat C & jambu dapat bertahan hingga 15 hari dlm
kantong PE & ditambah 7 hari setelah dikeluarkan dari kantong PE, sehingga
dapat meningkatkan daya simpan 4,40 kali dibandingkan tanpa perlakuan.
Tekanan yg baik adalah -1013 mbar & dapat menghasilkan kondisi PE
melengket dengan sempurna pada permukaan buah, konsentrasi C0² sebesar
5,21% & kerusakan 13,33% setelah penyimpanan dlm kantong PE. Jalan yg
21
terbaik utk penyimpanan buah jambu dengan jalan diawetkan, biasanya
dilakukan dengan jalan dibuat asinan atau manisan & dimasukkan dlm kaleng
atau botol atau dapat juga dengan menggunakan kantong plastik. Hal ini dapat
menjaga kesterilan & ketahanan sehingga dapat lama dlm penyimpanannya.
Serta biasanya dibuat minuman atau koktail.
4. Pengemasan & Pengangkutan
Jambu biji dengan hasil jual dapat tinggi tdk tergantung dari rasanya saja,
tetapi pada kenampakan & cara pengikatannya, apa bilaakan di jual tdk jauh
dari lokasi maka cukup dibawa dengan dimasukkan dlm keranjang dengan
melalui sarana sepeda atau kendaraan bermotor. utk pengiriman dengan jarak
yg agak jauh (antar pulau) yg membutuhkan waktu hingga 2-3 hari lamanya
perjalanan buah jambu batu dilakukan dengan cara di pak dengan
menggunakan peti yg berukuran persegi panjang 60 x 28,5 x 28,5 cm, keempat
sudutnya yg panjang dengan jarak 1 cm, sisi yg pendek sebaiknya dibuat dari
1atau 2 lembar papan setebal 1cm, karena sisi ini dlm pengangkutan akan
diletakkan di bagian bawah, sebaiknya pembuatan peti dilakukan jarang-
jarang guna utk memberi kebebasan udara utk keluar masuk dlm peti.
Sebelumnya buah jambu dipilih & di pak. Setelah itu disusun berderet
berbentuk sudut terhadap sisi peti, yg sebelumnya dialasi dengan lumut/sabut
kelapa, atau bahan halus & lembut lainnya. Kemudian setelah penuh lapisan
atas dilapisi lagi dengan sabut kelapa yg terakhir ditutup dengan papan,
sebaiknya kedua sisi panjang dibentuk agak gembung, biasanya penempatan
peti bagian yg pendek ditempatkan dibawah didalam perjalanan.
5. Penanganan Lain
Agar hasil penyimpanan dapat bernilai tinggi maka perlu dilakukan
pengolahan terlebih dulu. & biasanya dengan cara pengawetan yg kemudian
disimpan atau dikemas dlm botol/kaleng atau juga dengan kantong plastik,
guna menghambat proses pembusukan buah didalam botol, & dapat membuka
peluang utk menikmati buah jambu biji pada setiap saat tanpa menunggu
musim berbuah berikutnya. Seperti berbentuk koktail jambu, manisan jambu
& jambu biji kalengan. Dengan membuka peluang utk dilakukan eksport buah
olahan dari buah jambu biji. Seperti jus jambu biji berbentuk cairan agak
kental atau sirup.
22
6. Pengemasan
Jambu biji dikemas dengan peti kayu/bahan lain yg sesuai dengan berat bersih
maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan diberi label yg bertuliskan antara
lain: nama barang, golongan ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat
bersih, negara/tempat tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.
23
BAB III
HASIL OLAHAN JAMBU BIJI
A. Makanan
� Cheesecake Isi Jambu Biji
Jambu biji merah biasa kita jus saja dengan tambahan es, membuat jambu biji
merah ini segar untuk dibikmati. Tetapi kali ini jambu biji merah dipakai
untuk isian cheescake.
Bahan:
� 100 g mentega tawar
� 75 ml madu
� 250 g biskuit keping manis, siap santap, hancurkan
Isi:
� 400 g cream cheese
� 50 g gula pasir
� 2 sdm air jeruk lemon
� 2 sdt gelatin sapi bubuk, campur dengan 50 ml air panas, tim hingga
bening
� 100 ml thickened cream (krim kental), kocok hingga kaku
� 400 g jambu biji warna merah, buang bijinya, buat setup jambu,
haluskan
24
Cara Membuat:
1. Olesi loyang bundar bongkar pasang diameter 20 cm dengan margarin
hingga rata. Sisihkan.
2. Lelehkan mentega di atas api kecil, masukkan madu. Aduk rata.
Masukkan biskuit yang sudah dihancurkan, aduk rata. Angkat.
3. Tuang ke dalam loyang, tekan-tekan dengan punggung sendok hingga
menutupi dasar dan bagian tepi loyang. Dinginkan di dalam lemari
pendingin selama 1 jam. Sisihkan.
4. Isi: Kocok cream cheese dan gula hingga lembut. Masukkan, air jeruk
lemon dan gelatin yang sudah ditim, kocok terus hingga rata.
5. Masukkan krim kental, aduk rata.
6. Tuang adonan isi ke dalam cetakan, ratakan. Letakkan setup jambu
yang sudah dihaluskan di beberapa titik adonan cheesecake. Dengan
bantuan tusuk satai, buat motif marmer.
7. Dinginkan selama 3 – 4 jam di dalam lemari pendingin hingga
mengeras. Keluarkan dari cetakan, potong-potong. Sajikan.
� PUDING SEMANGKA ( berbahan dasar jambu biji merah )
Dinamakan pudding semangka? Karena puding ini bentuknya seperti buah
semangka. Puding ini tidak menggunakan bahan dasar semangka,akan tetapi
berbahan dasar jambu biji merah.
Bahan I:
� 200 gram Daging jambu biji merah , dipotong-potong
� 200 ml Air
� 1 bungkus Agar-agar
25
� 75 gram Gula pasir
� 3 tetes Pewarna merah jambu
� 3 buah Putih telur
� 1 sdm Gula pasir
� 20 gram Kismis, dipotong kecil
Bahan II:
� 300 ml Air
� 50 gram Gula pasir
� 1 bungkus Agar-agar bubuk
� Pewarna hijau, kuning
Cara Membuat Puding Semangka:
� Daging jambu diblender dan air lalu ukur 400 ml.
� Hasil dari blenderan tersebut dimasak bersama agar-agar dan gula
sambil diaduk hingga mendidih, lalu tambahkan pewarna merah. Aduk
rata.
� Kocok putih telur dg mixer berkecepatan tinggi , masukkan gula pasir
sedikit demi sedikit sambil dikocok hingga berbentuk busa kaku.
� Tuang adonan agar2 ke dalam putih telur, aduk dengan whisk hingga
tercampur.
� Tuang adonan ke dalam cetakan segitiga, celupkan kismis di beberapa
tempat.
� Sementara itu rebus bahan II sambil diaduk hingga mendidih, lalu bagi
dua, 1 di beri pewarna hijau dan 1 nya lg beri wrn kuning. tuang
adonan kuning ke adonan merah jambu yang sudah beku. Tunggu
beberapa saat sebelum adonan kuning beku , sentuh perlahan dg bila
tdk menempel.terakhir tuang tuang perlahan adonan wrna hijau
B. Minuman
� Jus Jambu Biji
Resep jus jambu biji ini sangat cocok dibuat dimusim panas gini. Selain segar
jus jambu biji juga memiliki kandungan gizi dan vitamin yang tinggi. Cara
pembuatannya juga mudah, berikut resep minuman jus jambu biji yang
dicampur dengan buah nanas dan strowberry.
26
Bahan Jus Jambu Biji :
� Stroberi, 100 gram
� Nanas, 100 gram
� Jambu Biji Merah, 100 gram
� Air matang, 1 gelas ( 250 ml )
� Es serut secukupnya
Cara Membuat Jus Jambu Biji :
� Campur semua bahan, haluskan dengan blender.
� Tuang dalam gelas saji, sajikan.
Untuk 2 gelas
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat tradisional, fitofarmaka dan
farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang dikeringkan), ekstrak,
kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam, yang dimaksud
dengan obat alami adalah obat asal tanaman. Pada tabel di bawah ini dapat dilihat
daftar beberapa tanaman obat yang mempunyai prospek pengembangan yang
potensial.
B. Saran
Kami menyarankan pada para pembaca sekalian untuk semakin
menggalakkan penggunaan tanaman obat karena melihat bahwa tanaman obat
memiliki fungsi dan khasiat yang lebih ampuh dibandingkan dengan obat-obatan
kimia. Selain itu juga tanaman obat lebih mudah didapat dan diolah dengan teknologi
yang lebih sederhana serta pembudidayaannya juga tidak membutuhkan banyak biaya.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1166
http://www.hasbihtc.com/mengenal-aneka-tumbuhan-herbal-dan-
khasiatnya.html#ixzz3C4rGnZgq
http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/cara-budidaya-jambu-biji-jambu-batu.html
http://anekaresepmasakan.info/cheesecake-isi-jambu-biji/
http://resepmasakanindonesia.biz/resep-jus-jambu-biji/
http://tutiadiwiryarecipe.blogspot.com/2013/12/puding-semangka-berbahan-dasar-
jambu.html