1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat alami sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun yang lalu (Sidik, 1998). Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik, flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya daratan, perairan dan angkasa dan mencakup kekayaan/ potensi yang ada di dalamnya. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami bumi Indonesia, termasuk tanaman obat. Indonesia yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati tersebut, memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies di antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat (Puslitbangtri, 1992). Keanekaragaman hayati Indonesia ini diperkirakan terkaya kedua di dunia setelah Brazil dan terutama tersebar di masing-masing pulau-pulau besar di Indonesia. Pengembangan obat alami ini memang patut mendapatkan perhatian yang lebih besar bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi juga permintaan pasar akan bahan baku obat-obat tradisional ini terus meningkat untuk kebutuhan domestik maupun internasional. Hal ini tentunya juga akan berdampak positif bagi peningkatan pendapatan petani dan penyerapan tenaga kerja baik dalam usaha tani maupun dalam usaha pengolahannya. B. Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari obat alami? 2. Bagaimana manfaat obat alami bagi kesehatan manusia? 3. Bagaimana tata cara budidaya jambu biji? 4. Apa saja hama & penyakit dari jambu biji? 5. Bagaiman cara panen buah jambu biji? 6. Kegiatan apa yang dilakukan pascapanen jambu biji?
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat alami sudah dikenal dan digunakan di seluruh dunia sejak beribu tahun
yang lalu (Sidik, 1998). Di Indonesia, penggunaan obat alami yang lebih dikenal
sebagai jamu, telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus
dilestarikan sebagai warisan budaya. Bahan baku obat alami ini, dapat berasal dari
sumber daya alam biotik maupun abiotik. Sumber daya biotik meliputi jasad renik,
flora dan fauna serta biota laut, sedangkan sumber daya abiotik meliputi sumber daya
daratan, perairan dan angkasa dan mencakup kekayaan/ potensi yang ada di
dalamnya.
Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki
keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami bumi Indonesia,
termasuk tanaman obat. Indonesia yang dianugerahi kekayaan keanekaragaman hayati
tersebut, memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman dan 940 spesies di antaranya
diketahui berkhasiat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat (Puslitbangtri,
1992). Keanekaragaman hayati Indonesia ini diperkirakan terkaya kedua di dunia
setelah Brazil dan terutama tersebar di masing-masing pulau-pulau besar di Indonesia.
Pengembangan obat alami ini memang patut mendapatkan perhatian yang
lebih besar bukan saja disebabkan potensi pengembangannya yang terbuka, tetapi
juga permintaan pasar akan bahan baku obat-obat tradisional ini terus meningkat
untuk kebutuhan domestik maupun internasional. Hal ini tentunya juga akan
berdampak positif bagi peningkatan pendapatan petani dan penyerapan tenaga kerja
baik dalam usaha tani maupun dalam usaha pengolahannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari obat alami?
2. Bagaimana manfaat obat alami bagi kesehatan manusia?
3. Bagaimana tata cara budidaya jambu biji?
4. Apa saja hama & penyakit dari jambu biji?
5. Bagaiman cara panen buah jambu biji?
6. Kegiatan apa yang dilakukan pascapanen jambu biji?
2
7. Makanan / minuman apa yang dapat dihasilkan dari jambu biji?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari tanaman alami
2. Memahami manfaat obat alami untuk kesehatan manusia.
3. Mengetahui cara budidaya jambu biji sebagai tanaman herbal.
4. Memberikan contoh hama dan penyakit dari jambu biji.
5. Memberikan tata cara panen jambu biji.
6. Memberikan contoh hasil olahan berupa makanan / minuman dari jambu biji.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obat Alami
Yang dimaksud dengan obat alami adalah sediaan obat, baik berupa obat
tradisional, fitofarmaka dan farmasetik, dapat berupa simplisia (bahan segar atau yang
dikeringkan), ekstrak, kelompok senyawa atau senyawa murni yang berasal dari alam,
yang dimaksud dengan obat alami adalah obat asal tanaman. Pada tabel di bawah ini
dapat dilihat daftar beberapa tanaman obat yang mempunyai prospek pengembangan
yang potensial.
B. Manfaat Bagi Kesehatan Manusia
Di samping kebutuhan akan sandang, pangan, papan serta pendidikan,
kesehatan juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, karena dengan
kondisi kesehatan yang baik dan kondisi tubuh yang prima, manusia dapat
melaksanakan proses kehidupan, tumbuh dan menjalankan aktivitasnya dengan baik.
Apabila terjadi suatu keadaan sakit atau gangguan kesehatan, maka obat akan menjadi
suatu bagian penting yang berperan aktif dalam upaya pemulihan kondisi sakit
tersebut.
Selama ini, pembangunan kesehatan meletakkan ilmu pengobatan Barat
(modern) sebagai dasar sistem kesehatan nasional, begitu pula berbagai peraturan dan
kebijakan lebih banyak menyangkut obat-obatan modern. Di lain pihak, merujuk pada
filosofi pengobatan Timur, eksistensi manusia tidak terpisah dari unsur alam semesta,
yang meliputi air, api, tanah dan udara. Keberadaan manusia di tengah kehidupan
harus dipandang secara holistik. Ketika manusia terganggu kesehatannya, harmoni
kehidupannyapun terganggu. Pada saat inilah manusia membutuhkan obat untuk
memulihkan kesehatannya.
Berbicara mengenai obat alami, sumber penggunaannya dapat ditelusuri dari
budaya dan konsep kesehatan dari beberapa prinsip pandang di antaranya Ayurveda,
Cina dan Unani-Tibb (Wijesekera, 1991)
Sistem Ayurveda yang berkembang di India dan kawasan Asia Tenggara
menganut konsep pemulihan kesehatan berdasarkan pengembalian (restorasi) dan
menjaga keseimbangan tubuh pada keadaan normal. Sistem Cina, yang berkembang
4
di Cina, Jepang, Korea dan Taiwan, pada intinya menekankan pada pengembalian
hubungan fungsional yang dinamis antar organ tubuh. Sedangkan sistem Unani-Tibb
yang berkembang di Timur Tengah terutama Mesir dan Turki, berdasarkan konsep
terapi yang sistematis. Di Indonesia sendiri, landasan ilmiah konsep pengobatan
tradisional belum didokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah
dirasakan terutama oleh masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas pengobatan
modern.
Penggunaan tanaman obat di kalangan masyarakat sangat luas, mulai untuk
bahan penyedap hingga bahan baku industri obat-obatan dan kosmetika. Namun, di
dalam sistim pelayanan kesehatan masyarakat, kenyataannya peran obat-obat alami
belum sepenuhnya diakui, walaupun secara empiris manfaat obat-obat alami tersebut
telah terbukti. Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan jamu sebagai obat kuat,
obat pegal linu, mempertahankan keayuan, pereda sakit saat datang bulan dan lain-
lain, menyiratkan penggunaan jamu yang sangat luas di masyarakat. Memang
disadari, bahwa produksi jamu belum banyak tersentuh oleh hasil-hasil penelitian
karena antara lain disebabkan para produsen jamu pada umumnya masih berpegang
teguh pada ramuan yang diturunkan turun-temurun. Akibatnya, hingga saat ini obat
tradisional masih merupakan bahan pengobatan alternatif di samping obat modern.
Dengan adanya krisis moneter yang melanda Indonesia dan berlanjut menjadi
krisis ekonomi yang berkepanjangan, berdampak pada melonjaknya harga obat-
obatan modern secara drastis oleh karena lebih dari 90% bahan bakunya tergantung
impor. Obat tradisional, yang merupakan potensi bangsa Indonesia, oleh karena itu
dapat ikut andil dalam memecahkan permasalahan ini dan sekaligus memperoleh serta
mendayagunakan kesempatan untuk berperan sebagai unsur dalam sistem pelayanan
kesehatan masyarakat, terlebih-lebih dengan adanya kebijakan Menteri Kesehatan RI
tahun 1999 untuk mengembangkan dan memanfaatkan tanaman obat asli Indonesia
untuk kebutuhan farmasi di Indonesia.
Kecenderungan kuat untuk menggunakan pengobatan dengan bahan alam,
tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga berlaku di banyak negara karena cara-
cara pengobatan ini menerapkan konsep back to nature atau kembali ke alam yang
diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat-obat modern .
Mengingat peluang obat-obat alami dalam mengambil bagian di dalam sistem
pelayanan kesehatan masyarakat cukup besar dan supaya dapat menjadi unsur dalam
5
sistem ini, obat alami perlu dikembangkan lebih lanjut agar dapat memenuhi
persyaratan keamanan, khasiat dan mutu.
C. Kajian Umum Jambu Biji
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu (Inggris = Lambo guava).
Tanaman ini berasal dari Brazilia Amerika Tengah, menyebar ke Thailand kemudian
ke negara Asia lainnya seperti Indonesia. Hingga saat ini telah dibudidayakan &
menyebar luas di daerah-daerah Jawa. Jambu biji sering disebut juga jambu klutuk,
jambu siki, atau jambu batu. Jambu tersebut kemudian dilakukan persilangan melalui
stek atau okulasi dengan jenis yg lain, sehingga akhirnya mendapatkan hasil yg lebih
besar dengan keadaan biji yg lebih sedikit bahkan tdk berbiji yg diberi nama jambu
Bangkok karena proses terjadinya dari Bangkok.
1. Kandungan
Diantara berbagai jenis buah, jambu biji mengandung vitamin C yang
paling tinggi dan cukup mengandung vitamin A. Dibanding buah-buahan
lainnya seperti jeruk manis yang mempunyai kandungan vitamin C 49 mg/100
gram bahan, kandungan vitamin C jambu biji 2 kali lipat. Vitamin C ini sangat
baik sebagai zat antioksidan. Sebagian besar vitamin C jambu biji
terkonsentrasi pada kulit dan daging bagian luarnya yang lunak dan tebal.
Kandungan vitamin C jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang.
Selain pemasok andal vitamin C, jambu biji juga kaya serat, khususnya pectin
(serat larut air), yang dapat digunakan untuk bahan pembuat gel atau jeli.
Manfaat pectin lainnya adalah untuk menurunkan kolesterol yaitu mengikat
kolesterol dan asam empedu dalam tubuh dan membantu pengeluarannya.
6
Penelitian yang dilakukan Singh Medical Hospital and Research center
Morrabad, India menunjukkan jambu biji dapat menurunkan kadar kolesterol
total dan trigliserida darah serta tekanan darah penderita hipertensi essensial.
Jambu biji juga mengandung tannin, yang menimbulkan rasa sepat
pada buah tetapi juga berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi
darah, dan berguna untuk menyerang virus. Jambu biji juga mengandung
kalium yang berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung,
mengaktifkan kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel-
sel tubuh, mengendalikan keseimbangan cairan pada jaringan dan sel tubuh
serta menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah, serta
menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi).
Dalam jambu biji juga ditemukan likopen yaitu zat nirgizi potensial
lain selain serat. Likopen adalah karatenoid (pigmen penting dalam tanaman)
yang terdapat dalam darah (0,5 mol per liter darah) serta memiliki aktivitas
anti oksidan. Riset-riset epidemologis likopen pada studi yang dilakukan
peneliti Itali, mencakup 2.706 kasus kanker rongga mulut, tekek,
kerongkongan, lambung, usus besar dan dubur, jika mengkonsumsi likopen
yang meningkat, khususnya pada jambu biji yang daging buahnya berwarna
merah, berbiji banyak dan berasa manis mempunyai efek memberikan
perlindungan pada tubuh dari beberapa jenis kanker.
2. Manfaat Jambu Biji
Untuk menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah serta mencegah
munculnya kanker, memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit,
meningkatkan kesehatan gusi, gigi dan pembuluh kapiler serta membantu
penyerapan zat besi dan penyembuhan luka. Jambu biji juga berkhasiat anti
radang, anti diare dan menghentikan pendarahan, misalnya pada penderita
demam berdarah dengue (DHF).
D. Pedoman Budidaya Jambu Biji
Jambu biji dibudidayakan di negara-negara seperti Jepang, Malaysia, Brazilia
& lain-lain. Di Indonesia, Pulau Jawa merupakan sentra penanaman buah jambu
terbesar antara lain di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah DI Yogyakarta,
& Jawa Timur. Sentra produksi yg lain adalah Sumatera & Kalimantan. Pada tahun-
7
tahun terakhir ini jambu biji telah berkembang & kemudian muncul jambu Bangkok
yg dibudidayakan di kota Kleri, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
1. SYARAT TUMBUH JAMBU BIJI
Iklim Yang Cocok untuk budidaya jambu biji
• Dalam budidaya tanaman jambu biji / jambu air angin berperan
dlm penyerbukan, namun angin yg kencang dapat menyebabkan
kerontokan pada bunga.
• Tanaman jambu biji merupakan tanaman daerah tropis & dapat
tumbuh di daerah sub-tropis dengan intensitas curah hujan yg
diperlukan berkisar antara 1000-2000 mm/tahun & merata
sepanjang tahun.
• Tanaman jambu biji dapat tumbuh berkembang serta berbuah
dengan optimal pada suhu sekitar 23-28 derajat C di siang hari.
Kekurangan sinar matahari dapat menyebabkan penurunan hasil
atau kurang sempurna (kerdil), yg ideal musim berbunga &
berbuah pada waktu musim kemarau yaitu sekitar bulan Juli-
September sedang musim buahnya terjadi bulan Nopember-
Februari bersamaan musim penghujan.
• Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah karena kebanyakan
tumbuh di dataran rendah & sedang. Apabila udara mempunyai
kelembaban yg rendah, berarti udara kering karena miskin uap air.
Kondisi demikian cocok utk pertumbuhan tanaman jambu biji.
Media Tanam Jambu Biji
• Tanaman jambu biji sebenarnya dapat tumbuh pada semua jenis
tanah.
• Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yg subur & gembur serta
banyak mengandung unsur nitrogen, bahan organik atau pada tanah
yg keadaan liat & sedikit pasir.
• Derajat keasaman tanah (pH) tdk terlalu jauh berbeda dengan
tanaman lainnya, yaitu antara 4,5-8,2 & bila kurang dari pH
tersebut maka perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
Ketinggian Tempat
Jambu biji dapat tumbuh subur pada daerah tropis dengan ketinggian
antara 5-1200 m dpl.
8
2. PEDOMAN BUDIDAYA JAMBU BIJI
Pembibitan jambu biji
Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan &
okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara menanam biji dengan
secara langsung.
• Persyaratan Benih jambu biji
Benih yg diambil biasanya dipilih dari benih-benih yg disukai oleh
masyarakat konsumen yg merupakan bibit unggulan seperti jambu
bangkok. Bibit yg baik antara lain yg berasal dari:
a) Buah yg sudah cukup tua.
b) Buahnya tdk jatuh hingga pecah.
c) Pengadaan bibit lebih dari satu jenis utk menjamin
kemungkinan adanya persarian bersilang.
• Penyiapan Benih Jambu Biji
Setelah buah dikupas & diambil bijinya, lalu disemaikan dengan
jalan fermentasi biasa (ditahan selama 1-2 hari) sesudah itu di
angin-anginkan selama 24 jam (sehari semalam). Biji tersebut
direndam dengan larutan asam dengan perbandingan 1:2 dari air &
larutan asam yg terdiri dari asam chlorida (HCl) 25% Asam Sulfat
(H2S04) BJ : 1.84, caranya direndam selama 15 menit kemudian
dicuci dengan air tawar yg bersih sebanyak 3 kali berulang/dengan
air yg mengalir selama 10 menit, kemudian dianginkan selama 24
jam. utk menghidari jamur, biji dapat dibalur dengan larutan
Dithane 45, Attracol 70 WP atau fungisida lainnya. Setelah batang
pokok telah mencapai ketinggia 5-6 meter bibit yg disemaikan baru
dapat dilakukan okulasi /cangkok yg kira-kira telah bergaris tengah
1cm & tumbuh lurus, kemudian dengan menggunakan pisau
okulasi dilakukan pekerjaan okulasi & setelah selesai
pencangkokan ditaruh dlm media tanah baik dlm bedengan maupun
didalam pot/kantong plastik, setelah tanaman sudah cukup kuat
baru dipindah kelokasi yg telah disiapkan.
• Teknik Penyemaian Benih Jambu Biji
Pilih lahan yg gembur & sudah mendapat pengairan serta mudah
dikeringkan disamping itu mudah diawasi utk penyemaian. Cara
9
penyemaian adalah sebagai berikut: tanah dicangkul sedalam 20-30
cm sambil dibersihkan dari rumput-rumput, batu-batu & sisa
pepohonan & benda keras lainnya, kemudian tanah dihaluskan
sehingga menjadi gembur & dibuat bedengan yg berukuran lebar 3-
4 m & tinggi sekitar 30 cm, panjang disesuaikan dengan lahan yg
idel sekitar 6-7 m, dengan keadaan bedengan membujur dari utara
ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar matahari, dengan
jarak antara bedeng 1 m, & utk menambah kesuburan dapat diberi
pupuk hijau, kompos/pupuk kandang sebanyak 40 kg dengan
keadaan sudah matang & benih siap disemaikan. Selain melalui
proses pengecambahan biji juga dapat langsung ditunggalkan pada
bedeng-bedang yg sudah disiapkan, utk menyiapkan pohon pangkal
lebih baik melalui proses pengecambahan, biji-biji tersebut ditanam
pada bedeng-bedeng yg berjarak 20-30 cm setelah berkecambah
sekitar umur 1-2 bulan, sudah tumbuh daun sekitar 2-3 helai maka
bibit dapat dipindahkan dari bedeng persemaian ke bedeng
penanaman. Setelah mencapai keinggian 5-6 m, kurang lebih telah
berumur 6-9 bulan pencangkokan atau okulasi dapat dimulai
dengan mengerat cabang sepanjang 10-15 cm kemudian diberi
media tanah yg telah diberi pupuk kandang, kemudian dibalut
dengan sabut kelapa atau plastik yg telah diberi lubang-lubang
sirkulasi, kemudian diikat dengan tali plastik supaya menjaga
petumbuhan akar tdk mengalami hambatan. Akar akan tumbuh
dengan cepat, sekitar 2-3 bulan. Mulai dlakukan okulasi dengan
mata tangkai yg telah berumur 1 th, melalui cara Forkert yng
disempurnakan, dengan lebar 0,8 cm setinggi 10 cm dari
permukaan tanah, setelah dikupas kulitya sebesar 2/3 pada bagian
bibir kulit & setelah berumur 2-3 minggu tali dilepas jika kelihatan
mata tetap konndisi hijau, okulasi dianggap berhasil & pohon
pangkal diatas okulasi setinggi 5 cm direndahakan supaya memberi
kesempatan mata terebut utk berkembang & setelah itu pohon
pangkal dipotong, bibit hasil okulasi dapat dipindah pada pot-pot
atau kantong plastik, kemudian dilakukan pemotongan pada akar
tunggang sedikit supaya akar akan lebih cepat berkebang. Setelah
10
itu baru dilakukan penanaman dlm lobang-lobang bedengan yg
telah dipersiapkan.
• Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemberian pupuk kandang sebelum disemaikan akan lebih
mendorong pertumbuhan benih secara cepat & merata, setelah bibit
mulai berkecambah sekitar umur 1-1,5 bulan dilakukan penyiraman
dengan menggunakan larutan Atoik 0,05-0,1% atau Gandasil D
0,2%, utk merangsang secara langsung pada daun & akar, sehingga
memberikan kekuatan vital utk kegiatan pertumbuhan sel. Setelah
itu dilakukan penyiraman pagi-sore secara rutin, hingga kecambah
dipindah ke bedeng pembibitan, penyiraman dilakukan cukup 1
kali tiap pagi hari sampai menjelang mata hari terbit, alat yg
digunakan "gembor" supaya penyiraman dapat merata & tdk
merusak bedengan, diusahakan supaya air dapat menembus
sedalam 3-4 cm dari permukaan. Selanjutnya dilakukan
pendangiran bedengan supaya tetap gembur, dilakukan setiap 2-3
minggu sekali, rumput yg tumbuh disekitarnya supaya disiangi,
hindarkan dari serangan hama & penyakit, sampai umur kurang
lebih 1 tahun, baru setelah itu dapat dilakukan pengokulasian
dengan sistem Fokert yg sudah disempurnakan, sebelum dilakukan
okulasi daun-daun pohon induk yg telah dipilih mata kulitnya
dirontokkan, kemudian setelah penempelan mata kulit dilakukan,
ditunggu sampai mata kulit itu tumbuh tunas, setelah itu batang
diatas tunas baru pada pohon induk di pangkas, kemudian rawat
dengan penyiraman 2 kali sehari & mendangir serta membersihkan
rumput-rumput yg ada disekitarnya. pemberian pupuk daun dengan
Gundosil atau Atonik diberikan setiap 2 minggu sekali selama 4
bulan dengan cara disemprotkan melalui daun, tiap tanaman
disemprot 50 cc larutan.
• Pemindahan Bibit
Cara pemindahan bibit yg telah berkecambah atau telah di cangkok
maupun diokulasi dapat dengan mencungkil atau membuka plastik
yg melekat pada media penanaman dengan cara hati-hati jangan
sampai akar menjadi rusak, & pencungkilan dilakukan dengan
11
kedalaman 5 cm, agar tumbuh akar lebih banyak maka dlm
penanaman kembali akar tunggangnya dipotong sedikit utk
menjaga terjadinya penguapan yg berlebihan, kemudian lebar daun
dipotong separuh. Ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak
6-7 m & ditutupi dengan atap yg dipasang miring lebih tinggi di
timur, dengan harapan dapat lebih banyak kena sinar mata hari
pagi. & dilakukan penyiraman secara rutin tiap hari 2 kali, kecuali
ditanam pada musim penghujan.
Pengolahan Media Tanam
• Persiapan
Sebagai salah satu syarat dlm mempersiapkan lahan kebun buah-
buahan khususnya Jambu biji dipilih tanah yg subur, banyak
mengandung unsur nitrogen, meskipun pada daerah perbukitan
tetapi tanahnya subur, dilakukan dengan cara membuat sengkedan
(teras) pada bagian yg curam, kemudian utk menggemburkan tanah
perlu di bajak atau cukup dicangkul dengan kedalaman sekitar 30
cm secara merata. Selanjutnya diberi pupuk kandang dengan dosis
40 kg/m persegi, kemudian dibuatkan bedengan dengan ukuran
1,20 m yg panjangnya disesuaikan dengan ukuran yg diperlukan.
• Pembukaan Lahan
Tanah yg akan dipergunakan utk kebun jambu biji dikerjakan
semua secara bersama, tanaman pengganggu seperti semak-semak
& rerumputan dibuang, & benda-benda keras disingkirkan
kemudian tanah dibajak atau dicangkul dalam, dengan
mempertimbangkan bibit yg mau ditanam. Bila bibit berasal dari
cangkokan pengolahan tanah tdk perlu terlalu dlm (30 cm), tetapi
bila hasil okulasi perlu pengolahan yg cukup dlm (50 cm).
Kemudian dibuatkan saluran air selebar 1 m & ke dlm disesuaikan
dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem pembuangan
air yg kurang lancar. Tanah yg kurus & ukurang humus/ tanah
cukup liat diberikan pupuk hijau yg dibuat dengan cara mengubur
ranting-ranting & dedaunan dengan kondisi seperti ini dibiarkan
selama kurang lebih 1 tahun sebelumnya. Kemudian dilakukan
12
pemupukan sebanyak 2 kaleng minyak tanah (4 kg) per meter
persegi. Dilanjutkan pembuatan bedengan sesuai dengan
kebutuhan.
• Pembentukan Bedengan
Tanah yg telah gembur, dibuatkan bedang-bedang yg berukuran 3
m lebar, panjang sesuai dengan kebutuhan, tinggi sekitar 30 cm.
Bagian atas tanah diratakan guna menopang bibit yg akan ditanam.
Idealnya jarak baris penanaman benih sekitar 4 m, dipersiapakan
jarak didalam baris bedengan sepanjang 2,5 m dengan keadaan
membujur dari utara ke selatan, supaya mendapatkan banyak sinar
matahari pagi, setelah diberi atap pelindung dengan jarak antara
bedeng 1 m, utk sarana lalu-lintas para pekerja & dapat digunakan
sebagai saluran air pembuangan, utk menambah kesuburan dapat
diberi pupuk hijau, kompos/pupuk kandang yg sudah matang.
Terkecuali apabila penanaman jenis jambu Bangkok menggunakan
jarak tanaman antara 3 x 2 m.
• Pengapuran
Pengapuran dilakukan apabila dataran yg berasal dari tambak &
juga dataran yg baru terbentuk tdk bisa ditanami, selain tanah
masih bersifat asam juga belum terlalu subur. Caranya dengan
menggali lobang-lobang dengan ukuran 1 x 1 m, dasar lobang
ditaburkan kapur sebanyak 0,5 liter utk setiap lobang, guna
menetralkan pH tanah hingga mencapai 4,5-8,2. Setelah 1 bulan
dari penaburan kapur diberi pupuk kandang.
• Pemupukan
Setelah jangka waktu 1 bulan dari pemberian kapur pada lubang-
lubang yg ditentukan kemudian diberikan pupuk kandang dengan
urutan pada bulan pertama diberi NPK dengan dosis 12:24:81
ons/pohon, bulan kedua dilakukan sama dengan bulan pertama,
pada bulan ketiga diberi NPK dengan dosis 15:15:15 ons/pohon &
bulan ke 4 sampai tanaman berbuah, supaya jambu tetap bebuah
gunakan pupuk kandang yg sudah matang & ditanamkan sejauh 30
cm dari batang tanaman. Pemupukan merupakan bagian terpenting
yg peggunaannya tdk dapat sembarangan, terlebih-lebih kalau
13
menggunakan pupuk buatan seperti NPK, kalau dilakukan
berlebihan akan berakibat adanya perubahan sifat dari pupuk
menjadi racun yg akan membahayakan tanaman itu sendiri.
Teknik Penanaman
• Penentuan Pola Tanaman
Setelah terjadi proses perkecambahan biji yg telah cukup umur
ditempatan pada bedeng-bedang yg telah siap. Juga penyiapan
pohon pangkal sebaiknya melalui proses perkecambahan kemudian
ditanam dengan jarak 20 x 30 cm setelah berkecambah & berumur
1-2 bulan atau telah tumbuh daun sebanyak 2- 3 helai maka
bibit/zaeling dapat dipindahkan pada bedeng ke dua yg telah
dibentuk selebar 3-4 m dengan jarak tanam 7-10 m dengan
kedalaman sekitar 30- 40 cm, jarak antara bedeng selebar 1 m,
didahului perataan tanah ditengah bedengan guna pembuatan