PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT
INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
KOGNITIF DAN PSIKOMOTOR SISWA
ARTIKEL ILMIAH
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer
Peneliti :
Risma Yulia Amiranti (702011018)
Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., M.T.
Angela Atik Setiyanti, S.Pd., M.Cs.
Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
November 2015
Penerapan Model Pembelajaran Explicit Instruction untuk Meningkatkan
Kemampuan Kognitif dan Psikomotor Siswa
1)Risma Yulia Amiranti,
2)Ariya Dwika Cahyono, S.Kom., M.T.,
3)
Angela Atik Setiyanti, S.Pd.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)
Abstract
The purpose of this research is to determine whether there is an increase in cognitive and
psychomotor abilities of student on the subject of ICT after applying learning model of
Explicit Instruction by using NetSupport School. The research method used is a quasi
experimental design with nonequivalent control group design. Population in this research
is class XI student of SMA Negeri 1 Pabelan and the sample consisted of 20 students of
experimental class and 20 students of control class. The results showed that the
implementing learning model of Explicit Instruction by using the NetSupport School
proved to increase cognitive and psychomotor abilities of student on the subjects of ICT
in SMA Negeri 1 Pabelan.
Keywords : Explicit Instruction, NetSupport School, cognitive, psychomotor, ICT.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan kognitif
dan psikomotor siswa pada mata pelajaran TIK setelah diterapkan model pembelajaran
Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School. Metode penelitian yang
digunakan adalah quasi experimental design dengan desain nonequivalent control group
design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pabelan dan
sampelnya adalah 20 siswa kelas eksperimen dan 20 siswa kelas kontrol. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan
menggunakan NetSupport School terbukti meningkatkan kemampuan kognitif dan
psikomotor siswa pada mata pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Pabelan.
Kata kunci : Explicit Instruction, NetSupport School, kognitif, psikomotor, TIK.
1)
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan
Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2)
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 3)
Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
2
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam mengembangkan
Sumber Daya Manusia (SDM). Proses belajar mengajar tidak terlepas dari
komponen siswa dan guru. Komponen-komponen pembelajaran akan saling
berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan [1]. Proses belajar mengajar dinyatakan berhasil
apabila semua siswa mencapai hasil belajar sesuai dengan batas nilai KKM yang
telah ditentukan. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya [2]. Pada umumnya hasil
belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor. Mata ajar pemahaman konsep lebih menekankan pada aspek kognitif,
sedangkan mata ajar praktik lebih menekankan pada aspek psikomotor. Pada
kedua aspek tersebut mengandung aspek afektif [3].
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran
TIK di SMA Negeri 1 Pabelan terdapat permasalahan pada hasil belajar siswa.
Permasalahan yang ditemukan adalah proses pembelajaran yang kurang menarik.
Siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang diterapkan di sekolah karena
selama ini guru hanya menerapkan model pembelajaran konvensional. Pada
model pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered karena guru
menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dan siswa hanya
mendengarkan penjelasan dari guru. Hal tersebut yang menyebabkan siswa
kurang tertarik dengan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa belum
memenuhi nilai di atas KKM yang ditentukan sekolah, yaitu ≥ 75.
Pembelajaran pada mata pelajaran TIK dilaksanakan di laboratorium
komputer. Pada laboratorium komputer tersedia LCD projector dan setiap
komputer terhubung dengan jaringan LAN. Penyampaian materi dilakukan
dengan menampilkan materi di layar LCD projector kemudian guru menjelaskan.
Kondisi ruang laboratorium komputer yang cukup luas membuat materi yang ada
di layar LCD projector tidak dapat diperhatikan oleh semua siswa dengan jelas.
Hanya beberapa siswa yang tempat duduknya di depan dan lurus dengan layar
LCD projector yang dapat melihat materi dengan jelas. Permasalahan lain yang
ditemukan adalah kurangnya pengawasan guru terhadap aktivitas siswa yang
menyebabkan siswa dapat melakukan aktivitas lain yang tidak berhubungan
dengan materi yang diajarkan, misalnya bermain game dan browsing website.
Berdasarkan masalah yang ditemukan maka proses pembelajaran harus
memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah. Adanya jaringan LAN di
laboratorium komputer maka dapat mempermudah akses antar komputer satu
dengan komputer lain serta akses komputer siswa dengan komputer guru. Guru
dapat menggunakan jaringan LAN untuk mengembangkan pembelajaran dengan
menggunakan program aplikasi NetSupport School. Penggunaan NetSupport
School bertujuan untuk mempermudah guru memberikan materi pelajaran secara
terorganisir. Selain itu, guru juga dapat mengendalikan siswa melalui komputer
server. Demikian, siswa akan fokus pada pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan hasil belajarnya. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini
adalah hasil belajar pada aspek kognitif dan psikomotor.
3
Selain memanfaatkan fasilitas yang ada, perlu dilakukan perubahan model
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selama ini guru masih
menerapkan model pembelajaran konvensional. Tidak mudah bagi guru untuk
menerapkan berbagai model pembelajaran inovatif yang umumnya memerlukan
persiapan yang matang, berbagai media serta fasilitas yang mendukung. Begitu
juga dengan siswa yang terbiasa hanya menerima ceramah dan materi dari guru,
siswa merasa malas apabila harus belajar secara mandiri. Demikian, diperlukan
suatu model pembelajaran yang tidak sepenuhnya menghilangkan ceramah dari
guru, namun juga mampu mengembangkan kemandirian, kemampuan berfikir,
serta ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran. Salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah model
pembelajaran Explicit Instruction. Model pembelajaran Explicit Instruction
merupakan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah
demi selangkah [4].
Berdasarkan latar belakang di atas maka akan dilakukan penelitian tentang
penerapan model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan
NetSupport School untuk meningkatkan nilai kognitif dan psikomotor siswa pada
mata pelajaran TIK di SMA Negeri 1 Pabelan.
2. Kajian Pustaka
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini digunakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan
dengan penelitian ini. Penelitian yang pertama oleh Putu Prema Savita Shanti
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Explicit Instruction Terhadap Hasil
Belajar TIK Siswa Kelas VIII (Studi Kasus : SMP Negeri 3 Singaraja Tahun
Ajaran 2012/2013)”, menyimpulkan hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran Explicit Instruction lebih tinggi dari model pembelajaran
konvensional sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang
dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction [5].
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Nonie Angeline Yunita dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Power Point dan Animasi
Berbasis Macromedia Flash dengan Model Explicit Instruction pada Mata
Pelajaran Desain Grafis Kelas XI IPA di SMA Negeri 11 Yogyakarta”,
menunjukkan bahwa penerapan model Explicit Instruction pada mata pelajaran
Desain Grafis menggunakan media Power Point dan Animasi Berbasis
Macromedia Flash dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA
Negeri 11 Yogyakarta yang diterapkan dalam materi penggunaan perangkat lunak
pembuat animasi [6]. Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Niken Yunistira
dengan judul “Penerapan Aplikasi NetSupport School Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
(KKPI) di SMK Negeri 5 Padang”, menyebutkan bahwa penerapan aplikasi
NetSupport School dapat diterapkan dengan baik terhadap hasil belajar siswa
kelas X di SMK Negeri 5 Padang pada mata pelajaran KKPI [7].
Penelitian yang dilakukan oleh Putu dan Nonie terdapat persamaan dengan
penelitian ini, yaitu menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction.
4
Penelitian yang dilakukan oleh Niken juga terdapat persamaan dengan penelitian
ini, yaitu menggunakan NetSupport School. Selain itu juga terdapat perbedaan
dengan penelitian ini, yaitu (1) Penelitian yang dilakukan oleh Putu belum
menggunakan aplikasi pembelajaran, sedangkan penelitian ini menggunakan
aplikasi NetSupport School, (2) Penelitian yang dilakukan oleh Nonie
menggunakan media Power Point dan Macromedia Flash untuk meneliti hasil
belajar Desain Grafis, sedangkan penelitian ini menggunakan aplikasi NetSupport
School untuk meneliti nilai kognitif dan psikomotor pada mata pelajaran TIK, (3)
Penelitian yang dilakukan oleh Niken hanya menggunakan aplikasi NetSupport
School untuk meneliti hasil belajar siswa pada mata pelajaran KKPI, sedangkan
penelitian ini menggabungkan penerapan model pembelajaran Explicit Instruction
dengan menggunakan NetSupport School untuk meneliti nilai kognitif dan
psikomotor siswa pada mata pelajaran TIK.
Model Pembelajaran Explicit Instruction
Istilah lain dari model pembelajaran Explicit Instruction adalah model
pembelajaran langsung, direct instruction, active teaching model, training model,
mastery teaching. Model Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan
mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang
terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap,
selangkah demi selangkah. Pengetahuan deklaratif (dapat diungkapkan dengan
kata-kata) adalah pengetahuan tentang sesuatu, sedangkan pengetahuan prosedural
adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu [4]. Proses
pembelajaran dengan model Explicit Instruction yang memuat pemahaman
pengetahuan deklaratif dan prosedural sehingga diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan dasar dan kemampuan akademik siswa. Sintaks model Explicit
Instruction ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1 Sintaks Model Explicit Instruction [3]
Fase Peran Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasikan pengetahuan
dan keterampilan
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan
benar, atau menyajikan informasi demi tahap.
Fase 3
Membimbing pelatihan
Guru merencanakan dan memberi bimbingan
pelatihan awal.
Fase 4
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
Mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi umpan
balik.
Fase 5
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus
pada penerapan kepada situasi lebih kompleks
dan kehidupan sehari-hari.
5
NetSupport School
Program aplikasi NetSupport School adalah suatu program aplikasi yang
dapat meremote atau mengendalikan komputer dari jarak jauh dengan melalui
jaringan komputer. NetSupport School merupakan sebuah sistem atau program
aplikasi komputer yang dijalankan pada beberapa komputer atau PC yang
terhubung dengan jaringan [9]. NetSupport School memiliki fungsi yang dapat
menunjang proses pembelajaran di laboratorium komputer. NetSupport School
menyediakan kemampuan untuk mengatur dan memberikan konten pelajaran,
memonitor komputer siswa, dan menjadikan siswa fokus pada pembelajaran [10].
NetSupport School merupakan sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk
mempermudah guru dalam memberikan pelajarannya secara terorganisir dan
terkontrol. Guru mendemonstrasikan materi pelajaran melalui komputer server
dan siswa dapat melihat penjelasan guru pada komputer masing-masing. Dengan
menggunakan NetSupport School, guru dapat memonitor seluruh tampilan layar
siswa atau melihat apa saja yang dijalankan oleh siswa. Guru juga dapat
mengendalikan siswa melalui komputer server sehingga siswa akan fokus pada
pembelajaran. NetSupport School dirancang untuk mempermudah interaksi antara
guru dengan siswa atau pun antar siswa, misalnya seperti chatting, mengirim
informasi atau pesan (send message), sharing file, dan lain-lain. Guru juga dapat
memberikan feedback dari hasil kerja siswa secara langsung melalui NetSupport
School. Dengan demikian, guru tidak perlu mendatangi komputer siswa satu per
satu.
Kognitif pada Pembelajaran TIK
Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di
dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis,
mensistesis, dan kemampuan mengevaluasi [3]. Aspek kognitif yang mencakup
kegiatan mental (otak) dengan menggunakan CAI (pembelajaran berbantuan
komputer) dapat dilakukan pada penerapan media pembelajaran TIK. Aspek
kognitif terdiri dari enam tingkatan, yaitu : (1) Pengetahuan (knowledge). Pada
tahap ini menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall) berbagai informasi
yang telah diterima sebelumnya [3]. Dengan bantuan media komputer mampu
menampilkan visual berupa gambar dan suara sehingga mempermudah seseorang
dalam mengingat kembali. (2) Pemahaman (comprehension). Pemahaman
dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan, informasi
yang telah diketahui [3]. Dengan bantuan media komputer pembelajaran akan
lebih mudah dan mampu memperjelas materi yang akan dijelaskan sehingga dapat
mempermudah pemahaman peserta didik dalam memahami materi yang
dijelaskan. (3) Penerapan (application). Penerapan merupakan kemampuan untuk
menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari ke dalam situasi
yang baru [3]. Dengan bantuan media komputer dapat mempermudah
mengaplikasikan sesuatu yang dapat digunakan dalam dunia nyata menggunakan
visualisasi yang ada pada komputer. (4) Analisis (analysis). Dalam tingkat ini
peserta didik diharapkan menunjukkan hubungan di antara berbagai gagasan
dengan cara membandingkan gagasan tersebut dengan standar, prinsip atau
prosedur yang telah dipelajari [3]. Dengan bantuan media komputer dapat
6
mempermudah menganalisis sesuatu dengan menggunakan visualisasi yang ada
pada komputer. (5) Sintesis (synthesis). Sintesis merupakan kemampuan
seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur
pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh [3].
Dengan bantuan media komputer dapat mempermudah mensintesis sesuatu
dengan menggunakan visualisasi yang ada pada komputer. (6) Evaluasi
(evaluation). Pada tahap ini mengharapkan peserta didik mampu membuat
penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda
dengan menggunakan kriteria tertentu [3]. Dengan bantuan media komputer dapat
mempermudah suatu evaluasi sesuatu dengan menggunakan visualisasi yang ada
pada komputer.
Psikomotor pada Pembelajaran TIK
Kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang mencakup gerakan
fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan tangan ini menunjuk pada tingkat
keahlian seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu [3]. Aspek
psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu : (1) Imitasi adalah kemampuan
melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau
diperhatikan sebelumnya. (2) Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan
sederhana yang belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau
petunjuk saja. (3) Presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang
akurat sehingga mampu menghasilkan produk kerja yang presisi. (4) Artikulasi
yaitu kemampuan melakukan kegiatan kompleks dan ketepatan sehingga produk
kerjanya utuh. (5) Naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara
refleks yaitu kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi
[3]. Dengan bantuan media komputer dapat mempermudah proses pembelajaran
TIK dalam mengembangkan aspek psikomotor. Penilaian hasil belajar psikomotor
dapat dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan cara mengetes
peserta didik atau dapat juga setelah proses belajar selesai.
3. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (Quasi Experimental Design). Desain eksperimen yang digunakan adalah
Nonequivalent Control Group Design. Di mana terdapat dua kelompok yang
berbeda, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang dipilih tidak
secara random [11]. Kedua kelompok diberi pre-test untuk mengetahui keadaan
awal, dikenai treatment, kemudian diberikan post-test kepada kedua kelompok
untuk melihat keadaan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1
Pabelan Tahun Ajaran 2015/2016. Pemilihan sampel tidak diambil secara acak,
namun berdasarkan rekomendasi dari sekolah dan guru TIK SMA Negeri 1
Pabelan. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2,
masing-masing kelas berjumlah 20 siswa. Berdasarkan hasil pre-test, kelas XI
IPA 1 ditetapkan sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas
kontrol.
7
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, observasi, dan
kuesioner (angket). Tes dijadikan acuan untuk mengetahui nilai kognitif siswa.
Observasi digunakan untuk mengetahui penilaian unjuk kerja siswa dengan
melakukan pengamatan terhadap keterampilan (psikomotor) siswa. Kuesioner
(angket) digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran
yang telah dilakukan.
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-
test berupa pilihan ganda (multiple choice). Pre-test dan post-test menggunakan
soal yang sama namun hanya dibedakan pada penomoran soal. Kisi-kisi soal tes
dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Kisi-kisi Soal Tes
No. Aspek yang Diamati Indikator
1. Pengetahuan (knowledge) 1.1 Siswa mampu menjelaskan pengertian program
pengolah angka
1.2 Siswa mampu mengidentifikasi format pada
Microsoft Excel
2. Pemahaman
(comprehension)
2.1 Siswa mampu menjelaskan format dan fungsi
pada lembar kerja Microsoft Excel
3. Penerapan (application) 3.1 Siswa mampu melakukan langkah dasar
pengoperasian Microsoft Excel
3.2 Siswa mampu menggunakan fungsi pada lembar
kerja Microsof Excel
4. Analisis (analysis) 4.1 Siswa mampu menganalisis fungsi pada lembar
kerja Microsoft Excel
5. Sintesis (synthesis) 5.1 Siswa mampu mengatur format pada Microsoft
Excel
6. Evaluasi (evaluation) 6.1 Siswa mampu membuktikan fungsi statistik
Instrumen yang digunakan untuk penilaian unjuk kerja siswa menggunakan
rubrik lembar penilaian. Pengisian rubrik lembar penilaian dilakukan dengan
memberikan check list pada kolom skor yang tersedia dan kriteria penilaiannya
menggunakan skala likert. Kisi-kisi soal unjuk kerja dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Kisi-kisi Soal Unjuk Kerja
No. Aspek yang Diamati Indikator
1. Imitasi 1.1 Siswa dapat mengatur pembuatan data pada
lembar kerja Microsoft Excel
2. Manipulasi 2.1 Siswa dapat mengidentifikasi format pada
Microsoft Excel
3. Presisi 3.1 Siswa dapat melakukan perhitungan fungsi
pada Microsoft Excel
4. Artikulasi 4.1 Siswa dapat mengoperasikan dokumen
pengolah angka dengan variasi teks
5. Naturalisasi 5.1 Siswa dapat menggunakan perintah dasar
Microsoft Excel
8
Kemampuan siswa pada setiap aspek kognitif dan psikomotor kelas
eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan kriteria penilaian sebagai berikut:
81% sampai 100% = sangat tinggi, 61% sampai 80% = tinggi, 41% sampai 60%
= sedang, 21% sampai 40% = rendah, dan 0% sampai 20% = sangat rendah [12].
Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap persiapan meliputi: (1) Melaksanakan studi
pendahuluan melalui observasi untuk mengetahui keadaan sekolah, fasilitas yang
ada di sekolah, dan proses pembelajaran yang selama ini dilakukan di sekolah
serta melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui permasalahan yang
dihadapi selama pembelajaran dan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
mata pelajaran TIK. (2) Menentukan populasi dan sampel penelitian yang
nantinya akan diterapkan dalam penelitian. (3) Studi literature dilakukan untuk
memperoleh teori mengenai permasalahan yang akan diteliti. (4) Menyiapkan
RPP, materi ajar, dan aplikasi NetSupport School. (5) Menyusun instrumen
penelitian berupa tes, rubrik lembar penilaian, dan kuesioner (angket). (6)
Melakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba instrumen tes berupa validitas
dan reliabilitas yang dilakukan terhadap 30 siswa kelas XII SMA Negeri 1
Pabelan. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Kriteria soal dikatakan valid jika nilai r
hitung > 0,3 [13]. Hasil uji validitas dari 30 soal ada 20 soal yang valid dan ada 10
soal yang tidak valid. Instrumen rubrik penilaian unjuk kerja di uji validitas oleh
ahli. Setelah uji validitas, dilakukan uji reliabilitas. Instrumen yang reliabel berarti
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama [13]. Kriteria suatu instrumen penelitian
dikatakan reliabel apabila koefisien reliabilitas > 0,6 [14]. Berdasarkan
perhitungan dengan bantuan software statistik diperoleh nilai 0,815 maka
instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian.
Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dengan memberikan tes awal atau
pre-test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian memberikan
perlakuan kepada kelas eksperimen, yaitu menerapkan model pembelajaran
Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School dan menerapkan
metode konvensional pada kelas kontrol. Selanjutnya kelas eksperimen dan kelas
kontrol diberikan tes akhir atau post-test untuk melihat nilai kognitif siswa dan
diberikan unjuk kerja melalui pengisian check list pada rubrik lembar penilaian
untuk melihat nilai psikomotor siswa. Pada kelas eksperimen juga diberikan
kuesioner (angket) untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan model
pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School.
Tahap penelitian yang ketiga adalah tahap akhir. Hasil pre-test, post-test,
dan rubrik lembar penilaian dievaluasi untuk mengetahui nilai kognitif dan
psikomotor siswa. Tahap akhir terdiri dari beberapa tahap, yaitu (1) pengolahan
data, (2) analisis data, (3) penarikan kesimpulan, dan (4) penulisan laporan.
Data pada aspek kognitif diperoleh dari data nilai pre-test dan post-test
sedangkan data pada aspek psikomotor diperoleh dari unjuk kerja siswa. Hasil
perhitungan data pada aspek kognitif dan psikomotor dianalisis dengan melakukan
uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis. Uji normalitas dilakukan untuk
mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Sedangkan uji
9
homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti mempunyai
varian yang sama. Apabila data nilai pre-test dan post-test yang telah diuji terbukti
berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen maka tahap selanjutnya
adalah menguji hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan pengujian
Independent-Sample T-Test. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai
thitung dengan nilai ttabel pada tingkat signifikansi 5%. Apabila nilai thitung < nilai ttabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan apabila nilai thitung > nilai ttabel maka
Ha diterima dan Ho ditolak [12]. Perhitungan pengujian dilakukan dengan
bantuan software statistik. Langkah terakhir yaitu penarikan kesimpulan dari hasil
penelitian.
4. Hasil Penelitan dan Pembahasan
Penelitian dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-
masing selama empat kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x45 menit. Pokok
bahasan yang disampaikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, yaitu
dokumen pengolah angka dengan variasi teks dan tabel. Kelas XI IPA 1 sebagai
kelas eksperimen dan kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen
adalah kelas yang akan diberi perlakuan (model pembelajaran Explicit Instruction
dengan menggunakan NetSupport School). Kelas kontrol adalah kelas yang tidak
diberi perlakuan (model pembelajaran konvensional).
Pada pertemuan pertama, memberikan tes awal atau pre-test selama 30
menit kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan
awal yang dimiliki siswa. Hasil pre-test yang lebih rendah akan dijadikan sebagai
kelas eksperimen. Pada pertemuan kedua dan ketiga, memberikan perlakuan
kepada kelas eksperimen dan menerapkan model pembelajaran konvensional pada
kelas kontrol. Materi belajar pada pertemuan kedua adalah mendemonstrasikan
pembuatan spreadsheet baru pada Microsoft Excel dan melakukan langkah dasar
pengoperasian pada Microsoft Excel, sedangkan materi belajar pada pertemuan
ketiga adalah menjelaskan format dan fungsi pada Microsoft Excel dan
memasukkan data dalam cell pada Microsoft Excel. Pada pertemuan keempat,
memberikan tes akhir atau post-test selama 30 menit kepada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Post-test digunakan untuk membandingkan nilai kognitif siswa
sebelum dan sesudah dilaksanakan pembelajaran. Soal pre-test dan post-test
berupa pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 soal. Pre-test dan post-test
menggunakan soal yang sama, namun hanya dibedakan pada penomoran soal.
Post-test kelas eksperimen dilakukan menggunakan Test Designer pada
NetSupport School. Setelah mengerjakan post-test, siswa diperintahkan untuk
mengerjakan unjuk kerja selama 45 menit. Penilaian unjuk kerja melalui
pengisian check list pada rubrik lembar penilaian untuk melihat nilai psikomotor
siswa. Pada kelas eksperimen juga diberikan kuesioner (angket) untuk mengetahui
tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran Explicit Instruction
dengan menggunakan NetSupport School.
Proses pemberian perlakuan pada kelas eksperimen guru mengawali
pembelajaran dengan salam pembuka, berdo’a, dan mengecek kehadiran siswa.
Selanjutnya guru menyalakan komputer server yang sudah terhubung jaringan
LAN sehingga dapat berhubungan langsung dengan komputer siswa. Pada
10
komputer server dan komputer siswa sudah terinstall software NetSupport School.
Dengan demikian, komputer siswa dapat terhubung langsung dengan NetSupport
School sehingga guru dapat mengendalikan komputer siswa melalui komputer
server.
Pada proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Explicit
Instruction terdapat lima fase. (1) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan
mempersiapkan siswa. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada pertemuan hari ini, kemudian guru meminta siswa untuk menyalakan
komputer dan bersiap untuk menerima materi yang akan dipelajari. (2) Fase 2 :
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan. Pada pertemuan kedua, guru
mendemonstrasikan pembuatan spreadsheet baru pada Microsoft Excel dan
menjelaskan langkah dasar pengoperasian pada Microsoft Excel melalui
NetSupport School. Pada pertemuan ketiga, guru menjelaskan format dan fungsi
pada Microsoft Excel dan mendemonstrasikan cara memasukkan data dalam cell
pada Microsoft Excel melalui NetSupport School. Selama guru menjelaskan
melalui NetSupport School, siswa memperhatikan penjelasan guru melalui
komputer masing-masing. (3) Fase 3 : Membimbing pelatihan. Guru menyuruh
siswa berlatih mengoperasikan Microsoft Excel dan guru membimbing pelatihan
siswa melalui NetSupport School. (4) Fase 4 : Mengecek pemahaman dan umpan
balik. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa dan meminta siswa untuk
menjawabnya. Guru akan memberikan umpan balik dengan memperhatikan
jawaban siswa kemudian membetulkan apabila ada kesalahan. (5) Fase 5 :
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan. Guru memberikan latihan soal
kepada siswa untuk latihan lanjutan. Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru
memberi kesimpulan materi yang sudah dipelajari itu.
Pada tahap persiapan (pra penelitian) diperoleh nilai ulangan harian dan
unjuk kerja siswa pada mata pelajaran TIK. Berikut rata-rata nilai ulangan harian
dan unjuk kerja siswa yang diperoleh pada tahap pra penelitian.
Tabel 4 Nilai Ulangan Harian dan Unjuk Kerja pada Tahap Pra Penelitian
Kelas Ulangan Harian Unjuk Kerja
Eksperimen 70,25 68,98
Kontrol 71,75 69,87
Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai ulangan harian pada kelas
eksperimen sebesar 70,25 dan kelas kontrol sebesar 71,75. Sedangkan rata-rata
nilai unjuk kerja siswa pada kelas eksperimen sebesar 68,98 dan kelas kontrol
sebesar 69,87. Dari perolehan nilai ulangan harian dan unjuk kerja siswa pada
tahap pra penelitian menunjukkan bahwa kedua kelas memperoleh rata-rata nilai
di bawah KKM, yaitu ≤ 75.
Pengujian nilai kognitif dan psikomotor diawali dengan menguji normalitas,
homogenitas, dan yang terakhir menguji hipotesis. Setelah dihitung menggunakan
software statistik diperoleh data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
dinyatakan berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya melakukan uji
hipotesis yang diperoleh dengan uji Independent-Sample T-Test. Berikut tabel
perbandingan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
11
Tabel 5 Hasil Nilai Pre-Test, Post-Test, dan Unjuk Kerja Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Tes Mean df Sig. (2-
tailed)
thitung ttabel
Kontrol Eksperimen
Pre-test 66,75 63,50 38 0,177 -1.376 2,024
Post-test 78,25 86,25 38 0,000 5,326 2,024
Unjuk Kerja 71,58 87,00 38 0,000 9,626 2,024
Pada Tabel 5 menunjukkan perbandingan nilai pre-test, post-test, dan unjuk
kerja siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen memperoleh
rata-rata nilai pre-test sebesar 63,50, post-test sebesar 86,25, dan nilai unjuk kerja
sebesar 87,00. Sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata nilai pre-test
sebesar 66,75, post-test sebesar 78,25, dan unjuk kerja sebesar 71.58. Kelas
eksperimen dan kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan nilai kognitif
yang dapat dilihat dari nilai pre-test ke nilai post-test, namun peningkatan nilai
kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Peningkatan
rata-rata nilai pre-test ke post-test pada kelas eksperimen sebesar 22,75 dan pada
kelas kontrol hanya 11,50. Sedangkan peningkatan rata-rata nilai unjuk kerja
siswa pada kelas eksperimen sebesar 18,02 dan pada kelas kontrol hanya 1,71.
Peningkatan nilai kognitif dan psikomotor siswa pada kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan kelas eksperimen menerapkan
model pembelajaran baru, yaitu model pembelajaran Explicit Instruction dengan
menggunakan NetSupport School yang dapat menjadikan siswa lebih fokus dan
berkonsentrasi pada pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Setelah mendapatkan rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
maka selanjutnya melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Diketahui nilai
pre-test berdistribusi normal dan homogen sehingga memenuhi syarat untuk
melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan bantuan software statistik
dengan tingkat signifikansi 5%. Teknik analisis uji pre-test dilakukan untuk
mengetahui nilai kognitif siswa pada tahap awal. Uji-t pada nilai pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai thitung < ttabel (-1,376 > 2,024) maka
dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nilai pre-test kelas eksperimen dan
kelas kontrol sebelum diberikan treatment atau perlakuan memiliki kemampuan
yang setara. Selanjutnya untuk menjawab hipotesis maka dilakukan uji-t pada
nilai post-test dan unjuk kerja. Pada nilai post-test kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh nilai thitung > ttabel (5,326 > 2,024) maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai kognitif siswa yang
signifikan antara kelas yang menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction
dengan menggunakan NetSupport School dan kelas yang menerapkan model
pembelajaran konvensional. Pada nilai unjuk kerja kelas eksperimen dan kelas
kontrol diperoleh nilai nilai thitung > ttabel (9,626 > 2,024) maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan nilai psikomotor siswa yang
signifikan antara kelas yang menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction
dengan menggunakan NetSupport School dan kelas yang menerapkan model
pembelajaran konvensional.
12
Terdapat perbedaan nilai kognitif dan psikomotor siswa pada kelas
eksperimen setelah diberikan treatment dikarenakan berubahnya model
pembelajaran, yang semula menerapkan model pembelajaran konvensional
berganti dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan
menggunakan NetSupport School. Pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School
memperoleh nilai kognitif dan psikomotor lebih tinggi daripada pembelajaran
yang menerapkan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan nilai kognitif dan psikomotor siswa yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Selisih nilai kognitif yang diperoleh dari nilai post-
test siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 8,00 sedangkan selisih nilai
psikomotor yang diperoleh dari nilai unjuk kerja siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol adalah 15,42.
Penjabaran kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
yang ditinjau dari setiap aspek dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 6 Analisis kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan analisis data kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen yang
diukur dengan nilai post-test diperoleh rata-rata kemampuan kognitif kelas
eksperimen adalah 86,67% (seluruh aspek) telah mencapai kriteria sangat tinggi.
Pada Gambar 6 menunjukkan kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen pada
setiap aspek mencapai kriteria sangat tinggi dengan perolehan nilai presentase
lebih dari 80%. Kemampuan kognitif siswa kelas kontrol yang diukur dengan nilai
post-test diperoleh rata-rata kemampuan kognitif kelas kontrol adalah 78,47%
(seluruh aspek) telah mencapai kriteria tinggi. Pada Gambar 6 menunjukkan
kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen pada aspek pengetahuan,
pemahaman, penerapan, dan analisis menunjukkan kriteria tinggi dengan
perolehan nilai presentase masing-masing 78,33%; 68,33%; 76,67%; 77,5%; dan
pada aspek sintesis dan evaluasi mencapai kriteria sangat tinggi dengan perolehan
nilai presentase masing-masing 86,67% dan 83,33%. Pada aspek sintesis dan
evaluasi baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol mencapai kriteria sangat
tinggi, namun perolehan nilai presentase kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas
kontrol. Berdasarkan hasil penjabaran kemampuan kognitif siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol maka dapat disimpulkan kemampuan siswa pada
setiap aspek kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol terpenuhi, namun
Pengetahuan Pemahaman Penerapan Analisis Sintesis Evaluasi
Kontrol 78,33 68,33 76,67 77,5 86,67 83,33
Eksperimen 81,67 91,67 82,5 82,5 91,67 90
0
20
40
60
80
100
Pe
rse
nta
se P
en
ilaia
n
Analisis Kemampuan Kognitif
13
kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Selisih kemampuan kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada aspek
pengetahuan 3,34%, aspek pemahaman 23,34%, aspek penerapan 5,83%, aspek
analisis 5%, aspek sintesis 5%, dan aspek evaluasi 6,67%.
Penjabaran kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang ditinjau dari setiap aspek dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 7 Analisis kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan analisis data kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen
yang diukur dengan rubrik lembar penilaian unjuk kerja diperoleh rata-rata
kemampuan psikomotor kelas eksperimen adalah 87,43% (seluruh aspek) telah
mencapai kriteria sangat tinggi. Pada Gambar 7 menunjukkan kemampuan
psikomotor siswa kelas eksperimen pada setiap aspek mencapai kriteria sangat
tinggi dengan perolehan nilai presentase lebih dari 80%. Kemampuan psikomotor
siswa kelas kelas kontrol yang diukur dengan rubrik lembar penilaian unjuk kerja
diperoleh rata-rata kemampuan kontrol kelas kontrol 71,91% (seluruh aspek)
mencapai kriteria tinggi. Pada Gambar 7 menunjukkan kemampuan psikomotor
siswa kelas kontrol pada aspek imitasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi
menunjukkan kriteria tinggi dengan perolehan nilai presentase masing-masing
88,33%; 62,25%; 70,63%; 79,58%; dan pada aspek manipulasi mencapai kriteria
sedang dengan perolehan nilai presentase 58,75%. Berdasarkan hasil penjabaran
kemampuan psikomotor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dapat
disimpulkan kemampuan siswa pada setiap aspek psikomotor kelas eksperimen
dan kelas kontrol terpenuhi, namun kemampuan psikomotor siswa kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Selisih kemampuan kognitif siswa
kelas eksperimen dan kelas kontrol pada aspek imitasi 4,2%, aspek manipulasi
26,25%, aspek presisi 24,25%, aspek artikulasi 16,25%, dan aspek naturalisasi
6,67%.
Kemampuan kognitif dan psikomotor siswa pada kelas eksperimen
memperoleh presentase lebih tinggi daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan
kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Explicit Instruction dengan
menggunakan NetSupport School sedangkan kelas kontrol menerapkan model
pembelajaran konvensional. Model pembelajaran Explicit Instruction memiliki
kelebihan yaitu guru menyampaikan materi dan mendemonstrasikan keterampilan
secara bertahap, selangkah demi selangkah. Selain itu, siswa juga memiliki
Imitasi Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
Kontrol 88,33 58,75 62,25 70,63 79,58
Eksperimen 92,50 85,00 86,50 86,88 86,25
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
Pe
rse
nta
se P
en
ilaia
n
Analisis Kemampuan Psikomotor
14
kesempatan lebih banyak untuk belajar dan berlatih. NetSupport School dapat
mempermudah guru dalam menyampaikan materi ajar dan juga mempermudah
siswa dalam memahami materi yang diajarkan. Dengan NetSupport School siswa
lebih fokus dalam pembelajaran karena siswa dapat secara langsung melihat
materi yang diajarkan guru melalui komputer masing-masing. Siswa dengan
melihat materi yang ada di komputer secara langsung maka dalam pembelajaran
siswa menggunakan dua indra sekaligus, yaitu indra penglihatan dan indra
pendengaran. Selama ini dalam pembelajaran siswa hanya menggunakan indra
pendengarannya saja karena hanya mendengarkan ceramah dari guru. Dengan
adanya NetSupport School menjadikan siswa lebih tertarik dan dapat menyerap
materi yang dijelaskan guru sehingga memudahkan siswa dalam memahami
materi. Selain itu, NetSupport School juga dapat membantu guru dalam
memonitor aktivitas siswa melalui komputer server serta mempermudah interaksi
antara guru dengan siswa atau pun antar siswa.
Keberhasilan siswa dalam pembelajaran TIK pada kemampuan kognitif dan
psikomotor adalah siswa mampu memperoleh nilai di atas KKM yang telah
ditentukan sekolah, yaitu ≥ 75. KKM digunakan sebagai tolak ukur kemampuan
siswa dalam menanggapi materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
Keberhasilan pembelajaran dapat dilihat baik secara individual maupun rata-rata
kelas. Berdasarkan hasil ketuntasan KKM kelas eksperimen dapat dikatakan
tercapai karena seluruh siswa memperoleh nilai di atas KKM. Keberhasilan model
pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School juga
dilihat dari hasil kuesioner (angket). Kuesioner (angket) diberikan pada kelas
eksperimen untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran
Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport School. Kisi-kisi kuesioner
(angket) tanggapan siswa terdiri dari empat aspek, yaitu perhatian (attention),
relevansi (relevance), kepercayaan diri (confidence), dan kepuasan (satisfaction)
[15]. Hasil dari perhitungan kuesioner (angket) siswa dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 8 Hasil Kuesioner (Angket) Siswa
No. Aspek Persentase (%)
1. Perhatian (Attention) 86,88%
2. Relevansi (Relevance) 87,50%
3. Kepercayaan Diri (Confidence) 89,17%
4. Kepuasan (Satisfaction) 93,13%
Berdasarkan Tabel 8, perolehan persentase pada aspek yang berhubungan
dengan perhatian (attention) siswa terhadap pembelajaran sebesar 86,88%,
relevansi (relevance) bahan ajar terhadap kebutuhan siswa sebesar 87,50%,
kepercayaan diri (confidence) siswa terhadap pembelajaran sebesar 89,17%, dan
kepuasan (satisfaction) siswa terhadap pembelajaran sebesar 93,13%. Dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa memberikan tanggapan positif terhadap
model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan NetSupport
School.
15
5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa : (1) Model pembelajaran Explicit Instruction dengan menggunakan
NetSupport School terbukti meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotor
siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai pada tahap pra penelitian dan
setelah penelitian. Pada tahap pra penelitian kemampuan kognitif kelas
eksperimen memperoleh nilai hanya 70,25 kemudian setelah dilakukan penelitian
meningkat menjadi 86,25 sedangkan untuk kemampuan psikomotor kelas
eksperimen memperoleh nilai 68,98 meningkat menjadi 86,25. (2) Ada perbedaan
kemampuan kognitif dan psikomotor siswa yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata nilai post-test
kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai post-test kelas kontrol, yaitu
86,25 > 78,25 dengan selisih keduanya adalah 8,00 dan rata-rata nilai unjuk kerja
kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata nilai kelas kontrol, yaitu 87,50 > 71,58
dengan selisih keduanya adalah 15,92. (3) Model pembelajaran Explicit
Instruction dengan menggunakan NetSupport School memberikan tanggapan
positif terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil
perhitungan pada kuesioner (angket) yang menunjukkan perolehan persentase di
atas 80% pada setiap indikator.
6. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini, saran yang
diusulkan sebagai upaya pertimbangan dan pemikiran antara lain : (1) Penerapan
model pembelajaran Explicit Instruction dan penggunaan NetSupport School
dapat menambah skill guru dalam pembelajaran serta guru mampu memanfaatkan
fitur-fitur yang ada pada NetSupport School. (2) Penelitian ini sebagai referensi
pada penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat menerapkan pada mata
pelajaran lain dan dapat meneliti pada aspek lain selain kognitif dan psikomotor
siswa.
7. Daftar Pustaka
[1] Hamalik, Oemar, 2004, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.
[2] Sudjana, Nana, 2005, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung :
Remaja Roesdakarya.
[3] Haryati, Mimin, 2007, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta : Gedung Persada Pers.
[4] Trianto, 2009, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif : Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana.
[5] Shanti, Putu Prema Savita, 2013, Pengaruh Model Pembelajaran Explicit
Instruction Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIII (Studi Kasus :
SMP Negeri 3 Singaraja Tahun Ajaran 2012/2013), Kumpulan Artikel
Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), Volume 2,
Nomor 4, Juni 2013 : 544-549.
[6] Yunita, Nonie Angeline, 2012, Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Menggunakan Media Power Point dan Animasi Berbasis Macromedia Flash
16
dengan Model Explicit Instruction pada Mata Pelajaran Desain Grafis Kelas
XI IPA di SMA Negeri 11 Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Teknologi
Informasi, Volume 1, Nomor 4, Desember 2012.
[7] Yunistira, Niken, 2014, Penerapan Aplikasi NetSupport School Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi (KKPI) di SMK Negeri 5 Padang, Journal
Universitas Bung Hatta, Volume 1 Nomor 1, Tahun 2014.
[8] Hanafiah, Nanang, dan Cucu Suhana, 2009, Konsep Strategi Pembelajaran,
Bandung : Remaja Roesdakarya.
[9] Arief, Nur Erwan, 2014, Penerapan Software Netsupport School untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran TIK di SMA N 6
Garut, Skripsi S1, Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
[10] Anonim, 2015, NetSupport School [Online], www.netsupportschool.com.
Diakses tanggal 15 Juli 2015.
[11] Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D,
Bandung : Alfabeta.
[12] Riduwan dan Akdon, 2009, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika untuk
Penelitian, Bandung : Alfabeta.
[13] Sugiyono, 2013, Statistika untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta.
[14] Siregar, Syofian, 2013, Statistika Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif,
Jakarta : Bumi Aksara
[15] Kurnia, Suci, 2015, Kisi-Kisi dan Angket Respon Siswa [Online],
http://dokumen.tips/documents/kisi-kisi-dan-angket-respon-siswa.html.
Diakses tanggal 25 Juli 2015.