perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : IRHAS BINANGKHID K 7108163 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 i
106
Embed
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY …/Penerapan... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK
BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III
PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh :
IRHAS BINANGKHID
K 7108163
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : IRHAS BINANGKHID
NIM : K 7108163
Jurusan /Program Studi : IP/ PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “PENERAPAN METODE
PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III PARANGHARJO
NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012 ” ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Irhas Binangkhid
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK
BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III
PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN 2012
Oleh :
IRHAS BINANGKHID
K7108163
Skripsi
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
iiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Irhas Binangkhid. PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN IPA POKOK BAHASAN ENERGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI III PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI. Skripsi Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Juni 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012, (2) Mendiskripsikan proses penerapan metode pembelajaran discovery inquiry dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD N III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi, sedangkan variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran discovery inquiry.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012 yang berjumlah 19 siswa. Yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah observasi, dokumentasi, wawancara dan tes. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi setelah diadakan tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran discovery inquiry. Hal itu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya hasil nilai afektif siswa dan nilai hasil belajar siswa dari sebelum dan sesudah tindakan. Pada prasiklus diperoleh rata-rata nilai afektif 69,21, Siklus I menjadi 70,94, Siklus II menjadi 73,26 dan Siklus III rata-rata nilai afektif kelas meningkat menjadi 80,78. Sedangkan nilai hasil belajar siswa pada prasiklus rata-rata 54,74, Siklus I menjadi 65,16, Siklus II menjadi 74,42 dan Siklus III rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,52.
Dengan demikian bahwa dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun 2012.
Kata kunci: Kualitas proses pembelajaran, metode pembelajaran discovery
inquiry.
i
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Irhas Binangkhid. APPLICATION OF DISCOVERY INQUIRY LEARNING METHOD TO IMPROVE THE QUALITY OF SCIENCE LEARNING PROCESS OF ENERGY SUBJECT IN FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN III PARANGHARJO NGUNTORONADI WONOGIRI. Surakarta. Skripsi: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, June 2012.
This study purposed to: (1) Improve the quality of the science learning
process of energy subjects in the fourth grade students OF SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012, (2) Describing the process of inquiry discovery learning method can improve the quality of the science learning process of energy subjects in fourth grade students of SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012.
Dependent variable in this study is the quality of the science learning process of energy subjects, while the independent variables used in this study is the discovery inquiry learning method.
The research form is classroom action research was conducted in 3 cycles. Each cycle consists of four stages, namely planning, implementation of the action, observation and reflection. As research subjects is a fourth grade students of SDN III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri in 2012, amounting to 19 students. This consisted of 9 male students and 10 female students. The data collection techniques used observation, documentation, interviews and tests. The data analysis techniques used an interactive analytical model that has three components, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Based on the research results can be concluded that there was an increase in the quality of the science learning process of energy subject after class action using discovery inquiry learning methods. It can be shown by the increasing the students’ affective value and students score before and after the research action. In Pre-cycles obtained an average of affective value of 69,21, cycle I to be 70,94, and Cycle II to 73,26, and in Cycle III the average of affective value increased to 80,78. Meanwhile students score in Pre-cycles obtained an average value 54,74, cycle I to be 65,16, and Cycle II to 74,42, and in Cycle III the average value increased to 82,52.
Therefore that the application of discovery inquiry learning method can improve the quality of the science learning process of energy subject in fourth grade students of SDN Parangharjo III Nguntoronadi Wonogiri in 2012.
11) Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan
penemuan.
12) Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi atas hasil temuannya. (Nanang Hanafiah : 2009 : 78)
e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Discovery dan Inquiry
1. Keunggulan Metode Discovery dan Inquiry
Beberapa keunggulan metode discovery dan inquiry, yaitu :
a) Membantu peserta didik untuk mengembangkan, kesiapan, serta
penguasaan keterampilan dalam proses kognitif.
b) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga
dapat dimengerti dan mengendap dalam pikirannya.
c) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk
belajar lebih giat lagi.
d) Memberikan peluang untuk berkembang dan maju sesuai dengan
kemampuan dan minat masing-masing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
e) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan
proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada peserta
didik dengan peran guru yang sangat terbatas.
2. Kelemahan Metode Discovery dan Inquiry
Beberapa kelemahan metode discovery dan inquiry, yaitu :
a) Siswa harus memiliki kesiapan dan kematangan mental, siswa harus
berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan
baik.
b) Metode ini tidak akan mencapai hasil yang memuaskan apabila di
dalam kelas jumlah siswanya terlalu gemuk.
c) Ada kritik, bahwa proses dalam metode discovey dan inquiry terlalu
mementingkan proses pengertian saja, kurang memperhatikan
perkembangan sikap dan keterampiklan bagi siswa. (Nanang Hanafiah :
2009 : 79)
4. Pembelajaran IPA dengan metode Discovery Inquiry
Selama ini banyak guru yang menggunakan metode konvensional dalam
proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, secara umum yang dimaksud
dengan metode pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran dengan cara
ceramah dimana peran guru disini aktif dan siswa cenderung pasif. Ada sebuah
pendapat bahwa metode tersebut sudah tidak layak untuk digunakan, hingga
kini muncul metode pembelajaran baru yaitu metode discovery inquiry.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut siswa tidak
hanya belajar dari buku, melainkan dituntut untuk belajar mengembangkan
kemampuan dirinya. Maka metode discovery inquiry dapat melatih
keterampilan siswa untuk berfikir secara kreatif dan inovatif, merupakan
latihan awal bagi siswa berfikir kritis untuk mengembangkan daya cipta dan
mengembangkan minat dalam diri siswa secara dini. IPA diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
masalah-masalahnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan dengan pendekatan yang
dapat menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena
itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar
secara langsung melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan terhadap hasil penelitian ini diantaranya adalah
Hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh Khusnul Khotimah (2008) dalam skripsinya
yang berjudul Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika melalui metode
Discovery Inquiry pada siswa kelas VII SMPN 5 Sukoharjo, menyimpulkan
bahwa penerapan metode discovery inquiry dapat meningkatkan pemahaman
konsep matematika pada siswa kelas VII SMPN 5 Sukoharjo. Penelitian tersebut
memiliki persamaan dalam pemilihan metode discovery inquiry sebagai variabel
bebas (Y). Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak
pada mata pelajaran yang diteliti yaitu Matematika, subyek penelitian yang dipilih
adalah peserta didik kelas VII, tempat penelitian yaitu SMPN 5 Sukoharjo, dan
perbedaan yang terakhir adalah waktu penelitian yang dilaksanakan pada tahun
2008. Dan Hasil penelitian tindakan kelas oleh Rika Nanda Puspitasari (2009)
dalam skripsinya yang berjudul Upaya Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui
Penerapan Metode Guided Inquiry pada siswa kelas III SD Negeri Karangbangun,
Karanganyar. menyimpulkan bahwa Penerapan metode guided inquiry - discovery
dapat meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri Karangbangun
Karanganyar. Penelitian tersebut memiliki persamaan dalam pemilihan
pembelajaran discovery inquiry sebagai variabel bebas (Y). Perbedaannya subyek
penelitian yang dipilih adalah peserta didik kelas III, tempat penelitian yaitu SDN
Karangbangun Karanganyar, dan perbedaan yang terakhir adalah waktu penelitian
yang dilaksanakan pada tahun 2009.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teoritik yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh alur
kerangka berpikir bahwa kondisi awal di SDN III Parangharjo, proses
pembelajaran IPA di kelas IV lebih banyak berpusat pada guru, guru lebih banyak
berceramah. Siswa hanya sebagai pendengar, dan kurang aktif dalam
pembelajaran, kondisi seperti ini mengakibatkan siswa merasa bosan dan enggan
belajar IPA. Akibatnya nilai hasil belajar IPA tentang energi rendah.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada mata
pelajaran IPA di sekolah, perlu adanya penelitian yang sifatnya lebih inovatif agar
pembelajaran IPA lebih bisa dinikmati siswa dengan penuh semangat. Upaya yang
dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penerapan
metode discovery inquiry, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna dan
berkesan bagi peserta didik, dan dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Tindakan dalam penelitian ini dilaksanakan melalui 3 siklus, dan masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan
refleksi.
Dengan penerapan metode pembelajaran discovery inquiry maka kualitas
proses pembelajaran IPA meningkat dan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Agar kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalanya
penelitian tidak menyimpang dari pokok permasalahan maka diperoleh alur
berfikir yang tertera pada gambar 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
Gambar 1. Kerangka Berfikir.
Kondisi Awal
Guru menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga siswa kurang aktif dan bosan dalam pembelajaran. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif.
Kualitas belajar rendah
Nilai hasil belajar siswa rendah.
Tindakan
Guru menerapkan metode
Discovery Inquiry dengan
3 siklus melalui tahapan
perencanaan, tindakan,
evaluasi dan refleksi.
Sehingga kualitas proses
dan hasil pembelajaran
akan baik.
Siklus 1 Kualitas proses pembelajaran
meningkat
Kondisi Kualitas proses pembelajaran IPA
meningkat dan hasil belajar siswa meningkat tinggi.
Siklus 2 Kualitas proses pembelajaran
meningkat
Siklus 3 Kualitas proses pembelajaran
meningkat tinggi
Pembelajaran IPA dengan menggunakan metode Discovery Inquiry
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka hipotesis
tindakan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: ”Melalui penerapan
metode pembelajaran discovery inquiry dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran IPA pokok bahasan energi pada siswa kelas IV SD Negeri III
Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri Tahun 2012 “.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri III Parangharjo Kecamatan
Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri, Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi
penelitian adalah :
a. Sekolah tersebut belum pernah digunakan untuk obyek penelitian sehingga
terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
b. Terdapat permasalahan dalam proses pembelajaran IPA di kelas IV.
c. Mempertimbangkan kemudahan kerjasama antara peneliti, pihak sekolah dan
objek yang diteliti.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun 2012. Waktu
penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu mulai bulan Januari 2012
sampai dengan bulan Juni 2012. Secara rinci jadwal pelaksanaan kegiatan
penelitian pada lampiran 1.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ditetapkan guru dan siswa kelas IV SD Negeri III
Parangharjo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun 2012, dengan
jumlah siswa 19 orang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pada
dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda. Dari 19 siswa ini
kesemuanya adalah anak yang normal, tidak cacat dalam artian tidak ada anak
yang ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
C. Sumber Data
Sumber data atau infomasi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Sumber data primer (pokok)
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu siswa kelas IV,
guru kelas IV, kepala sekolah atau pihak lain yang berhubungan.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah meliputi arsip atau
dokumen, tes hasil belajar, dan lembar observasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memecahkan masalah masalah dalam penelitian diperlukan data
yang relevan dengan permasalahannya, sedangkan untuk mendapatkan data
tersebut perlu digunakan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Observasi
Choli Narbuko dan Abu Achmadi (2007: 70) menyatakan bahwa
Observasi merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.
Riduwan (2010: 104) observasi yaitu melakukan pengamatan objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan.
Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
partisipan, dimana peneliti berperan aktif mengamati dan mengikuti semua
kegiatan yang sedang dilakukan. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
mengenai partisipasi dan keaktifan siswa kelas IV dalam proses pembelajaran
dan untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola KBM di SD Negeri
III Parangharjo Nguntoronadi Wonogiri tahun 2012.
2. Pencatatan Arsip dan Dokumentasi
Riduwan (2010: 105) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh
data langung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang
relevan.
a. Arsip
1) KTSP tentang ruang lingkup materi, tujuan, kompetensi dasar, hasil
belajar, indikator, dan materi pokok kelas IV
2) Program pengajaran semester (PROMES) tentang alokasi waktu dan pokok
bahasan yang diajarkan.
b. Dokumentasi
Berupa nilai formatif siswa sebelum dikenai tindakan.
3. Wawancara
Riduwan (2010: 102) menyatakan wawancara adalah suatu cara yang
digunakan untuk memperoleh informasi bertujuan mengetahui responden
secara lebih mendalam.
Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui
komunikasi langsung dengan responden, dalam hal ini adalah guru dan siswa
kelas IV. Hasil wawancara akan membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
4. Tes
Riduwan (2010: 105) Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan atau
alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes digunakan untuk mengetahui perkembangan pemahaman konsep
bentuk gaya dan energi, yang merupakan serangkaian pertanyaan yang harus
dijawab / dilakukan untuk menunjukkan seberapa baik orang mengetahui
tentang sesuatu atau seberapa baik orang dapat melakukan sesuatu. Tes ini
diberikan pada awal penelitian untuk mengidentifikasi kekurangan atau
kelemahan siswa dalam pembelajaran bentuk energi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
E. Validitas Data
Dalam penelitian ini diperlukan adanya validitas data dengan maksud
semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya
diteliti atau diukur.
Menurut Suharsini Arikunto (2010: 64) di dalam penelitian diperlukan
adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan
hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur dan diteliti. Di dalam
penelitian ini untuk mengguji kesahihan data digunakan triangulasi data dan
triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut adalah:
1. Triangulasi data/ sumber adalah dengan data atau informasi yang diperoleh
selalu dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari
segi koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali
data yang sejenis bisa diperoleh dari narasumber (manusia), dari kondisi
lokasi, dari aktifitas yang menggambarkan perilaku siswa atau dari sumber
yang berupa catatan/arsip yang memuat catatan yang berkaitan dengan data
yang dimaksud. Dengan cara ini data sejenis bisa teruji kemantapan dan
kebenarannya dari sumber data yang berbeda-beda. Data dalam penelitian
ini berasal dari beberapa sumber yaitu: (a) Observer (guru kelas) berupa
hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung,
(b) Siswa berupa hasil tes pemahaman konsep, (c) Dokumen berupa video
dan foto selama pembelajaran. Oleh karena itu data dari hasil tes siswa
dikomparisikan dengan hasil observasi siswa.
2. Triangulasi metode
Triangulasi metode yaitu seorang peneliti mengumpulkan data sejenis
dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti
menggunakan metode pengumpulan data berupa lembar observasi kemudian
dilakukan wawancara dengan informan yang sama dan hasilnya diuji
dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik dokumentasi
pada pelaksanaan kegiatan. Dalam penelitian ini digunakan beberapa
metode pengumpulan data antara lain: (a) Metode observasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
mendapatkan data aktivitas siswa dan guru saat pembelajaran, (b) Tes untuk
mendapatkan data tentang nilai hasil belajar siswa siswa, (c) Wawancara
untuk mendapatkan informasi tentang efektifitas penggunaan metode
discovery inquiry. Oleh karena itu data yang diperoleh melalui metode tes
dalam penelitian ini dibandingkan dengan data yang diperoleh melalui
metode wawancara dan metode observasi.
F. Teknik Analisis Data
Data yang berupa hasil pengamatan atau obervasi diklasifikasikan
sebagai data kualitatif. Data ini diinterpertasikan kemudian dihubungkan dengan
data kuantitatif (tes) sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif interaktif
(Milles dan Hubberman, 2007 : 20) yang terdiri dari tiga komponen analisis, yaitu
Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 69,21 Ketuntasan Klasikal = 52,63 % Nilai dibawah KKM = 47,37 % Dari Tabel 1 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4
sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
Gambar 4. Grafik Nilai Afektif Prasiklus.
Nilai afektif siswa yang rendah berpengaruh pada nilai hasil belajar yang
rendah. Hal ini ditunjukkan pada perolehan hasil evaluasi pra siklus. Terbukti dari 19
siswa kelas IV SD Negeri III Parangharjo sebanyak 13 siswa atau 68,42%
mendapatkan nilai dibawah KKM yang ditentukan yaitu 70.
Agar lebih jelas maka kondisi awal nilai hasil belajar IPA pokok bahasan
energi (lampiran 17) pada siswa kelas IV SDN III Parangharjo dapat dilihat pada
Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata =54,74 Ketuntasan Klasikal = 31,58 % Nilai dibawah KKM = 68,42 %
2
7
9
1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
48-58 59-69 70-80 81-91
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
Dari Tabel 2 di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 5
sebagai berikut :
Gambar 5. Grafik hasil evaluasi sebelum penerapan metode discovery inquiry
Pada konsisi awal ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang dapat
dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase (%) 1 Tuntas 6 31,58 2 Tidak Tuntas 13 68,42
Dari Tabel 3 di atas dapat disajikan grafik pada Gambar 6 di bawah ini.
1
2
4 4
2
6
0
1
2
3
4
5
6
7
15-25 26-36 37-47 48-58 59-69 70-80
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
41
Gambar 6. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal.
Sesuai Gambar 6 di atas, sebelum penerapan metode discovery inquiry
diperoleh sejumlah 6 siswa atau 31,58% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70, sedangkan siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70 sejumlah 13 anak atau 68,42%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal hanya 31,58%.
Pada kondisi awal, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan
nilai rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Rekapitulasi Nilai rata-rata, Nilai tertinggi dan nilai terendah siswa pada
kondisi awal
No Keterangan Tes awal
1 Nilai Terendah 20
2 Nilai Tertinggi 75
3 Rata-Rata Nilai 54,74
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai
terendah siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.
6
13
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
JUM
LAH
SIS
WA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
42
Gambar 7: Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Siswa Pada Kondisi Awal.
Analisa dari data nilai IPA materi energi siswa pada kondisi awal diperoleh
persentase ketuntasan klasikal sebesar 31,58%. Berdasarkan hasil nilai yang masih
rendah dan banyak siswa yang belum dapat mencapai KKM menunjukkan bahwa
kualitas proses pembelajaran masih rendah yang berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Hal tersebut masih di bawah ketuntasan klasikal yang diharapkan dari pihak
peneliti, yaitu 85%. Dengan demikian perlu diadakan suatu tindak lanjut untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Untuk itu peneliti mengadakan diskusi
dengan guru kelas IV SD N III Parangharjo untuk melaksanakan pembelajaran IPA,
melalui penerapan metode pembelajaran discovery inquiry. Dengan penerapan
metode pembelajaran discovery inquiry diharapkan kualitas proses pembelajaran akan
meningkat dan nilai hasil belajar pada siswa akan mengalami peningkatan sehingga
ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
43
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus
1. Siklus I
Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, yaitu pada tanggal 2 April
dan 5 April 2012. Masing-masing pertermuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan-tahapan
yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a). Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri
III Parangharjo pada tanggal 2 April 2012. Peneliti dan guru kelas IV
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Diperoleh
kesepakatan bahwa pelaksanaan siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
sesuai dengan jadwal pelajaran IPA. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam
waktu 2 × 35 menit pada jam pelajaran 1-2. Adapun deskripsi perencanaan siklus
I sebagai berikut:
Dengan berpedoman pada kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SD 2007 kelas IV. Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran Matematika dengan menerapkan metode discovery inquiry sebagai
berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi energi
(pertemuan I dan pertemuan II pada lampiran 4) dengan SK dan KD sebagai
berikut :
Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan
sekitar serta sifat-sifatnya.
2) Menyiapkan lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas siswa
dalam pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
3) Mempersiapkan peralatan media berupa LCD dan alat peraga untuk
melakukan percobaan berupa sendok, kawat, korek api, mentega, lilin dll.
b). Pelaksanaan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan penerapan
metode discovery inquiry dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
disusun sebelumnya.
Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti yang berkolaborasi dengan guru.
Peneliti disini bertindak sebagai pengajar dan guru sebagai observer atau
pengamat.
Pertemuan Ke-1
Pertemuan ke I dilaksanakan hari Senin, 2 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode discovery inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali berdoa dan
menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang energi panas dan sumbernya.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mengajak siswa
untuk melihat video tentang macam-macam energi, yaitu tentang energi panas,
energi bunyi dan energi alternatif.
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang macam-macam
energi, selanjutnya guru mulai membahas tentang energi panas, guru kemudian
menerangkan sumber energi panas dan perambatannya. Setelah siswa paham
kemudian guru membentuk kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan
percobaan agar siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya melalui metode
discovery inquiry.
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dibentuk menjadi 5 kelompok dimana salah satu
sebagai ketua kelompok.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang dibawa
kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok ini siswa
dilatih untuk bertanggung jawab dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan
soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah.
Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Rabu, 4 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode discovery inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran dengan mengajak siswa
berdoa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
yaitu bagaimana perambatan energi panas, Sebelum masuk pada materi
pembelajaran, guru mengajak siswa untuk melihat video tentang energi panas,
setelah siswa melihat video tersebut, guru kemudian bertanya jawab dengan siswa
tentang isi video tersebut, guru kembali mengulas materi pembelajaran yang telah
lalu. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa diajak kembali mengingat
tentang sumber energi panas dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran yang telah
lalu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
Guru kemudian melanjutkan materi yaitu perambatan energi bunyi, guru
menjelaskan secara singkat tentang perambatan energi bunyi, kemudian guru
membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan tentang
perambatan energi bunyi
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dalam satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan
salah satu sebagai ketua kelompok.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, melakukan penelitian dan mencari langkah penyelesaian dari
berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam
kegiatan kelompok ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab dan saling
membantu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru meminta
beberapa siswa untuk maju mengerjakan soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan
memberikan pesan-pesan moral.
c). Observasi
Pada tahap observasi yang bertindak sebagai pengamat (Observer) adalah
Kepala SD Negeri III Parangharjo. Observer mengamati aktivitas siswa selama
pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry. Aktivitas yang diamati
berdasarkan lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
47
observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran kemudian dibandingkan dan
disesuaikan dengan perolehan nilai belajar siswa. Selain menggunakan lembar
observasi, peneliti juga menggunakan foto dan video untuk melihat kembali
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berikut uraian hasil observasi pada siklus
I:
1) Siklus I Pertemuan 1
a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran baik. Aktivitas
siswa yang sudah sangat baik meliputi: (a) keantusiasan siswa untuk
mengikuti pelajaran. (b) interaksi yang positif antar siswa, (c) siswa
mematuhi perintah guru, (d) keberanian siswa untuk bertanya jika kurang
jelas.
Aktivitas siswa yang masih cukup baik dan perlu diperbaiki
meliputi: (a) kemampuan siswa menjawab pertanyaan yang diberikan guru
dengan benar, (b) kemampuan siswa mengemukakan pendapat atau
jawaban dengan bahasa yang benar, (c) konsentrasi dan keseriusan siswa
dalam pembelajaran, (d) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang
diberikan guru.
Aktivitas siswa yang masih kurang dan harus diperbaiki meliputi:
(a) kemampuan siswa untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang
ditetapkan guru melalui metode discovery inquiry, (b) ketrampilan siswa
dalam melaksanakan penemuan.
Dari hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran,
penggunaan metode discovery inquiry dapat menarik perhatian,
keantusiasan dan konsentrasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Semua
siswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan peneliti mengenai
langkah-langkah penemuan. Dari kegiatan penemuan, siswa dapat
mengumpulkan data terhadap masalah yang ditetapkan guru. Tetapi, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
kurang tanggap terhadap kegiatan penemuan karena discovery inquiry
merupakan hal baru bagi siswa. Siswa yang aktif hanya yang itu-itu saja.
Siswa yang terlihat aktif dalam pembelajaran dan terampil dalam
penemuan juga masih sedikit. Hanya 9 siswa yang terhitung terampil
untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang ditetapkan guru, siswa
yang lain masih ragu-ragu.
Keterampilan dan siswa dalam melaksanakan penemuan masih
sangat kurang, untuk melaksanakan tugas sesuai dengan lembar kegiatan
saja masih ragu dan kurang tepat, sehingga peneliti harus membimbing
siswa untuk melakukan penyelidikan dan penemuan.
Interaksi yang terjalin antara peneliti dengan siswa sudah baik.
Siswa juga mematuhi perintah yang diberikan oleh peneliti. Misalnya:
peneliti menyuruh siswa menuliskan jawaban di papan tulis, dan
sebagainya. Interaksi antara siswa dengan siswa juga sudah baik, hal itu
ditunjukkan dengan adanya kerjasama antar siswa dalam menemukan
jawaban terhadap masalah yang ditetapkan guru, selain itu pada saat tanya
jawab jika ada siswa yang menjawab kurang tepat, maka siswa yang lain
mengoreksi dan membenarkan jawaban tersebut, meskipun masih saling
menyalahkan.
Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas penemuan dan
evaluasi pemahaman konsep masih kurang, terkadang siswa masih
mengeluh dalam mengerjakan. Kejujuran siswa dalam mengerjakan tugas
dan evaluasi pemahaman konsep juga masih kurang, masih ada siswa yang
mencontek dan melihat jawaban teman. Oleh karena itu, kejujuran siswa
dalam mengerjakan tugas dan evaluasi pemahaman konsep perlu
pengawasan.
b) Hasil Kolaborasi Pembelajaran.
Kinerja guru dalam pembelajaran sudah baik. Sebelum memulai
pembelajaran, peneliti yang bertindak sebagai guru selalu melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
persiapan baik dalam mempersiapkan RPP, ruang kelas, materi, media.
metode, dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Peneliti masih kurang melibatkan siswa dalam tanya jawab baik
secara lisan maupun tertulis selama proses pembelajaran. Peneliti juga
kurang melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan. Tetapi, peneliti
sudah baik dalam memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
jika kurang jelas. Peneliti juga baik dalam memberikan motivasi kepada
siswa, tetapi pemberian penguatan masih kurang. Pada akhir
pembelajaran, selalu diadakan evaluasi untuk mengetahui kualitas
pembelajaran yang berpengaruh pada hasil belajar siswa. Adapun kinerja
guru yang perlu diperbaiki yaitu: (a) memantau kemajuan belajar atau
pemahaman konsep siswa selama proses pembelajaran, (b) melibatkan
siswa dalam kesimpulan.
2) Siklus I Pertemuan II
a) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik dan meningkat dari
pertemuan I. Pada pertemuan II, siswa yang terlibat dalam discovery
inquiry sudah lebih meningkat dari pertemuan I. Pada pertemuan I hanya 9
siswa yang aktif, maka pada pertemuan II ada 12 siswa yang terlihat aktif
dalam pembelajaran. Keterampilan dalam melaksanakan kegiatan
penemuan sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Siswa sudah
dapat mandiri menemukan jawaban terhadap masalah yang ditetapkan
guru, walaupun terkadang siswa masih sering bertanya pada guru.
Dari hasil observasi terlihat konsentrasi dan perhatiannya dalam
mengikuti pembelajaran mengalami peningkatan, kemampuan siswa untuk
mengumpulkan data dan melakukan penemuan juga lebih baik dari
sebelumnya. Hal itu terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang dapat
menjawab pertanyaan yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
Interaksi positif antar siswa juga terlihat baik, misalnya: pada saat
siswa menjawab pertanyaan atau maju ke depan kelas, siswa lain
memberikan semangat dengan memberikan tepuk tangan.
Aktivitas siswa yang masih perlu diperbaiki yaitu: (a) konsentrasi siswa
dalam pembelajaran, (b) kemampuan mengemukakan pendapat atau
jawaban dengan bahasa yang benar, (c) keterampilan siswa melaksanakan
penemuan.
b) Hasil Kolaborasi Pembelajaran.
Kinerja guru dalam pembelajaran meningkat dari pertemuan
sebelumnya. Peneliti sudah lebih matang dalam mempersiapkan segala
sesuatu dalam pembelajaran, baik persiapan RPP, materi, metode, media,
dan kesiapan siswa. Peneliti juga menyampaikan tujuan yang akan
dicapai.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti sudah lebih banyak
mengaktifkan siswa. Siswa yang aktif dalam pembelajaran sudah hampir
menyeluruh. Setiap akhir pembelajaran, peneliti juga melaksanakan
evaluasi pemahaman konsep yang sudah disesuaikan dengan tujuan,
materi, dan indikator yang telah ditetapkan. Kinerja peneliti perlu
ditingkatkan dalam melibatkan siswa mengambil kesimpulan.
Berdasarkan hasil penilaian afektif siklus I (lampiran 8) maka dapat dibuat
Tabel 5 sebagai berikut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus I
Interval Median F % Relatif Kumulatif
48-58 53 2 10,53 10,53 59-69 64 5 26,31 36,84 70-80 75 10 52,63 89,47 81-91 86 2 10,53 100 Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 70,94 Ketuntasan Klasikal = 63,16 % Nilai dibawah KKM = 36,84 % Dari Tabel 5 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 8 sebagai berikut :
Gambar 8. Grafik Nilai Afektif Siklus I dengan Penerapan Metode
Discovery Inquiry.
d). Refleksi
Data hasil observasi dari observer dikumpulkan untuk dianalisis dan
direfleksi bersama peneliti yang bertindak sebagai guru. Pembahasan hasil
observasi dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam pembelajaran
2
5
10
2
0
2
4
6
8
10
12
48-58 59-69 70-80 81-91
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
52
untuk diperbaiki, sedangkan yang sudah baik dipertahankan dan
ditingkatkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama
pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode discovery inquiry
menunjukkan adanya perubahan dan peningkatan aktivitas siswa maupun
kinerja guru dalam pembelajaran.
Perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus I yaitu siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM (70) sebanyak 6 anak dengan nilai terendah 25. Siswa yang
nilainya diatas batas KKM sebanyak 13 siswa dengan nilai tertinggi 80 atau
ketuntasan siswa secara klasikal sebanyak 68,42% dengan nilai rata-rata . Dari data
tersebut hanya ada 6 dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi ada
peningkatan baik dari nilai kondisi awal ke siklus I.
Adapun nilai hasil belajar siklus I (lampiran 18) dengan penerapan metode
discovery inquiry dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai hasil belajar siswa siklus I dengan
penerapan metode discovery inquiry
Interval Median F % Relatif Kumulatif
15-25 20 1 5,26 5,26 26-36 31 1 5,26 10,52 37-47 42 1 5,26 15,79 48-58 53 2 10,53 26,32 59-69 64 1 5,26 31,58 70-80 75 13 68,42 100,00 Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 65,16 Ketuntasan Klasikal = 68,42 % Nilai dibawah KKM = 31,58 % Dari Tabel 6 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 9 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
53
Gambar 9. Grafik Hasil Evaluasi Siklus I dengan Penerapan Metode Discovery
Inquiry.
Pada siklus I ini diperoleh data ketuntasan belajar siswa yang dapat dilihat
pada Tabel 7 di bawah ini.
Tabel 7. Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I.
No Ketuntasan Jumlah Siswa
Jumlah Presentase (%) 1 Tuntas 13 68,42 2 Tidak Tuntas 6 31,58
Dalam bentuk grafik, Tabel 7 di atas dapat disajikan pada Gambar 10 di bawah ini.
1 1 12
1
13
0
2
4
6
8
10
12
14
15-25 26-36 37-47 48-58 59-69 70-80
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
Gambar 10. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa pada Siklus I.
Sesuai Gambar 7 di atas, penerapan metode discovery inquiry pada siklus I
diperoleh sejumlah 13 siswa atau 68,42% yang mendapat nilai mencapai ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70, sedangkan siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) ≥ 70 sejumlah 6 anak atau 31,58%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ketuntasan klasikal hanya 31,58%.
Pada siklus I, untuk data rekapitulasi nilai terendah, nilai tertinggi, dan nilai
rata-rata dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini.
Tabel 8. Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa Pada
Siklus I
No Keterangan Siklus I
1 Nilai Terendah 25
2 Nilai Tertinggi 80
3 Rata-Rata Nilai 65,16
Untuk memperjelas rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai
terendah siswa pada siklus I dapat dilihat pada Gambar 11 berikut ini.
13
6
0
5
10
15
20
25
Tuntas Tidak Tuntas
JUM
LAH
SIS
WA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
Gambar 11 : Grafik Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, dan Nilai
Terendah Siswa Pada Siklus I
Berdasarkan hasil analisa setelah diadakan tindakan pada siklus I ini
diketahui bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Discovery Inquiry maka
kualitas proses pembelajaran IPA dapat meningkat. Peningkatan terlihat dari
meningkatnya hasil belajar IPA tentang energi pada kondisi awal sebelum
dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I. Kondisi tersebut
dapat dilihat pada Tabel 9:
Tabel 9: Perbandingan Rekapitulasi Nilai Rata-rata, Nilai Terendah, Nilai
Tertinggi Siswa dan Ketuntasan Klasikal Pada Kondisi Awal dan Siklus I
Keterangan Kondisi Awal Siklus I Nilai Terendah 20 25
Rata-rata Nilai 54,74 65,15
Nilai Tertinggi 75 80
Ketuntasan Klasikal 31,58 % 68,42 %
Perbandingan rekapitulasi nilai rata-rata, nilai tertendah, dan nilai tertinggi
siswa pada kondisi awal dan siklus I Tabel 9 di atas dapat disajikan pada Gambar 12
berikut ini.
0102030405060708090
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata
NIL
AI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
Gambar 12. Perkembangan Nilai Kondisi Awal dan Nilai Siklus I.
2. Siklus II
Tindakan siklus II dilakukan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama satu minggu
yaitu pada tanggal 11 April 2012 dan 12 April 2012. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a). Perencanaan
Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan memperbaiki
kekurangan siklus I agar dalam proses pembelajaran di siklus II menjadi lebih baik.
Tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Peneliti menggunakan acuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun
2007 dalam pembelajaran. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut:
1) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP Siklus II lampiran 5).
2) Menyiapkan lembar penilaian afektif dan lembar observasi aktivitas siswa.
3) Menyiapkan media pembelajaran atau peralatan yang digunakan dalam
pembelajaran dan menyiapkan sumber-sumber pelajaran yang diperlukan
20
75
54.74
31.5825
80
65.16 68.42
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai Ketuntasan Klasikal %
Kondisi Awal Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
dalam menunjang kemampuan siswa dalam memahami materi pelajaran yang
akan diajarkan.
b). Pelaksanaan
Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan metode
pembelajaran discovery inquiry dengan pemantapan dari siklus I yaitu pada materi
pokok energi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah
disusun.
Pertemuan I
Pertemuan ke I dilaksanakan hari Rabu, 11 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode Discovery Inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran diawali dengan
menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu tentang energi bunyi dan
perambatannya.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Sebelum masuk pada materi pembelajaran, guru mengadakan
tanya jawab materi pembelajaran yang telah lalu yaitu tentang energi panas.
Melalui tanya jawab dan latihan soal. Siswa bersama guru membahas PR yang
diberikan pada pembelajaran yang telah lalu.
Guru kembali mengulas materi tentang energi panas agar siswa lebih
paham, selanjutnya guru mulai membahas tentang energi bunyi, guru
menerangkan sumber energi bunyi dan pemanfaatan energi bunyi.
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dibentuk menjadi 5 kelompok dimana salah satu
sebagai ketua kelompok.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
berinteraksi, mencari langkah penyelesaian dari berbagai buku yang dibawa
kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam kegiatan kelompok ini siswa
dilatih untuk bertanggungjawab dan saling membantu untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Guru meminta beberapa siswa untuk maju mengerjakan
soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah.
Pertemuan II
Pertemuan ke II dilaksanakan hari Kamis, 12 April 2012. Pembelajaran
dilaksanakan dengan menerapkan metode Discovery Inquiry pada mata pelajaran
IPA di kelas IV. Guru membuka proses pembelajaran dengan mengajak siswa
berdoa.
Sebagai kegiatan awal, guru mengadakan absensi untuk mengetahui
kehadiran siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini
yaitu bagaimana perambatan energi bunyi, Sebelum masuk pada materi
pembelajaran, guru mengajak siswa untuk melihat video tentang energi bunyi,
setelah siswa melihat video tersebut, guru kemudian bertanya jawab dengan siswa
tentang isi video tersebut, guru kembali mengulas materi pembelajaran yang telah
lalu. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa diajak kembali mengingat
tentang sumber energi bunyi dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
Siswa bersama guru membahas PR yang diberikan pada pembelajaran yang telah
lalu.
Guru kemudian melanjutkan materi yaitu perambatan energi bunyi, guru
menjelaskan secara singkat tentang perambatan energi bunyi, kemudian guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
membagi kelas menjadi beberapa kelompok untuk melakukan percobaan tentang
perambatan energi bunyi
Guru mulai mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok yang
terdiri dari 3-4 siswa. Dimana dalam satu kelas dibagi menjadi 5 kelompok dan
salah satu sebagai ketua kelompok.
Setelah siswa duduk dengan kelompoknya, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan secara berkelompok. Kemudian siswa saling berdiskusi dan
memberikan informasi bersama untuk lebih memahami apa yang disampaikan
oleh guru. Siswa aktif menunjukkan aktivitas bertanya dan mengerjakan tugas
dengan berdiskusi kelompok. Siswa dalam kelompok saling membagi tugas,
berinteraksi, melakukan penelitian dan mencari langkah penyelesaian dari
berbagai buku yang dibawa kemudian mengerjakan dan berdiskusi. Dalam
kegiatan kelompok ini siswa dilatih untuk bertanggungjawab dan saling
membantu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Guru meminta
beberapa siswa untuk maju mengerjakan soal di depan kelas secara bergantian.
Setelah siswa menyelesaikan tugas kelompok, kemudian siswa diberikan
latihan untuk dikerjakan secara mandiri. Setelah selesai guru meminta tugas
latihan individu untuk dikumpulkan di depan kelas dan melakukan refleksi yaitu
memberikan motivasi kepada siswa agar lebih meningkatkan kemampuannya.
Bagi siswa yang mendapatkan nilai tertinggi mendapatkan penghargaan atas
prestasinya. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah dan
memberikan pesan-pesan moral.
c). Observasi
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa lembar observasi,
kamera dan video.
Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
disusun. Pengamatan tidak hanya ditunjukkan pada kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran termasuk pengelolaan kelas dalam setiap pertemuan.
Keseluruhan data yang diperoleh dalam kegiatan ini, termasuk hasil tes,
dipergunakan sebagai bahan dan masukan untuk menganalisis perkembangan
kemampuan siswa. Setelah data observasi diperoleh, maka guru kelas IV
berdiskusi dengan peneliti untuk mengetahui pemahaman jaring-jaring balok dan
kubus dari tiap – tiap siklus sebagai bahan pertimbangan yang akan digunakan
untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Hasil observasi aktivitas siswa pada
siklus II secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.
Dari hasil pengamatan dan hasil yang diperoleh siswa pada siklus II, dapat
diketahui bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan dengan metode discovery inquiry
aktivitas siswa sudah maksimal, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan baik.
Berdasarkan hasil penilaian afektif pada siklus II (lampiran 9) maka dapat
dibuat Tabel 10 sebagai berikut :
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siklus II
Jumlah 19 100,00 Keterangan: Nilai rata-rata = 73,26 Ketuntasan Klasikal = 84,21 % Nilai dibawah KKM = 15,79 % Dari Tabel 10 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 13 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
Gambar 13. Grafik Nilai Afektif Siklus II dengan Penerapan Metode Discovery Inquiry.
d). Refleksi
Pada siklus II juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi data
seperti yang dilakukan pada siklus I. Pada lembar observasi kegiatan siswa terjadi
perubahan aktifitas yang cukup signifikan. Pada siklus I siswa belum berani dan
masih ragu-ragu dalam menyampaikan tanggapan, namun pada siklus II dengan
adanya bintang prestasi dapat memotivasi siswa agar mendapat penghargaan sebagai
siswa maupun kelompok terbaik, sehingga sebagian besar siswa sudah mempunyai
keberanian untuk bertanya dan menyampaikan tanggapan. Demikian juga dalam
mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan siswa sudah
memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa belajar kelompok dengan saling membagi
tugas, ada siswa yang bertugas merangkum atau mencatat hasil percobaan, dan ada
yang maju ke depan kelas mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Perolehan nilai hasil belajar siswa pada siklus II yaitu siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM (70) sebanyak 3 anak, dengan nilai terendah 40. Siswa yang
1 1
15
1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
48-58 59-69 70-80 81-91
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
nilainya diatas batas KKM sebanyak 16 siswa dengan nilai tertinggi 95 atau
ketuntasan siswa secara klasikal sebanyak 84,21% dengan nilai rata-rata 74,42. Dari
data tersebut hanya ada 3 siswa dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi
ada peningkatan baik dari siklus I ke siklus II.
Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai siklus II (lampiran 19) yang dapat
dibuat Tabel 11 sebagai berikut.
Tabel 11. Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II SDN III Parangharjo
Keterangan: Nilai rata-rata = 80,78 Ketuntasan Klasikal = 89,47 % Nilai dibawah KKM = 10,53 % Dari Tabel 15 diatas dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 18 sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
Gambar 18. Grafik Nilai Afektif Siklus III dengan Penerapan Metode
Discovery Inquiry.
d). Refleksi
Pada siklus III juga dilakukan diskusi yang mendalam terhadap deskripsi
data seperti yang dilakukan pada siklus II. Pada lembar observasi kegiatan siswa
terjadi perubahan aktifitas yang cukup signifikan. Pada siklus II siswa belum berani
dan masih ragu-ragu dalam menyampaikan tanggapan, namun pada siklus III dengan
bantuan tabel prestasi dan bintang prestasi dapat memotivasi siswa agar mendapat
penghargaan sebagai siswa maupun kelompok terbaik, sehingga sebagian besar siswa
sudah mempunyai keberanian untuk bertanya dan menyampaikan tanggapan.
Demikian juga dalam mengerjakan tugas kelompok atau diskusi, secara keseluruhan
siswa sudah memperlihatkan aktivitas yang baik. Siswa belajar kelompok dengan
saling membagi tugas, ada siswa yang bertugas merangkum atau mencatat hasil
diskusi, ada yang mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kedepan kelas.
Perolehan nilai pada siklus III yaitu siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM (70) sebanyak 2 anak, dengan nilai terendah 45. Siswa yang nilainya diatas
2
6
10
1
0
2
4
6
8
10
12
59-69 70-80 81-91 92-102
frek
uens
i
interval nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
batas KKM sebanyak 17 siswa dengan nilai tertinggi 100 atau ketuntasan siswa
secara klasikal sebanyak 89,47% dengan nilai rata-rata 82,52. Dari data tersebut
hanya ada 2 siswa dari 19 siswa yang nilainya di bawah KKM (70), jadi ada
peningkatan baik dari siklus II ke siklus III.
Hal tersebut dapat dilihat dari data nilai hasil belajar siswa siklus III
(lampiran 20) kelas IV SDN III Parangharjo pada Tabel 16.
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus III