PEMANFAATAN LABORATORIUM BAHASA MULTIMEDIA DALAM PENGAJARAN KEMAHIRAN BERBICARA
KELAS X DI SMA NEGERI 1 MALANG
Yusman M. Syatibi Nawawi
Yusuf HanafiJurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri
Malang (UM)Jalan Semarang No 5 Malang
Email: [email protected]
Abstrak: Pengajaran kemahiran berbicara membutuhkanlaboratorium bahasa multimedia sebagai mediapenunjangnya. Penelitian ini bertujuan untukmendapatkan informasi tentang laboratorium bahasamultimedia sehingga dapat dijadikan pertimbangandalam pemanfaatannya. Tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui pemanfaatan laboratorium bahasamultimedia dan efektivitasnya dalam pengajaranberbicara di SMA Negeri 1 Malang. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa laboratorium bahasa multimediasudah digunakan dalam pengajaran berbicara, melaluipemanfaatan home theatre, televisi dan parabola, sertamic wireless clip on. Laboratorium bahasa multimediaterbukti efektif dalam meningkatkan motivasi belajardan prestasi siswa dalam kemahiran berbicara.
Kata kunci: pengajaran, laboratorium bahasa
multimedia, berbicara.
Abstract: Teaching the skill of speaking needs languagelaboratory of multimedia as a media to support it.Thisresearch is aimed to knowing the utilization of thelanguage laboratory of multimedia and effectiveness ofutilization of the language laboratory of multimedia inteaching the skill of speaking at State Senior HighSchool 1 of Malang. The results of the research showsthat language laboratory of multimedia was used inteaching the skill of speaking. The facility that usedin teaching the skill of speaking in languagelaboratory of multimedia are includes home theatre,television and paraboles, and mic wireless clip on. Languagelaboratory of multimedia can increase the learning
1
motivation and students' achievement in teaching theskill of speaking.
Keywords: Teaching, language laboratory of multimedia,
speaking.
ص: اءةال�ملخ� ة ك�ف���� مي���� ن� ة ل�ت� ي� س�اس���� �لة ا ي� وي� ك�وس���� لى ال�معم���ل ال�لغ���� م م�ه���ارة ال�كلام ا+ علي� اج9 ت� اح�ت���وي� ادة ال�معم����ل ال�لغ����� ف� ت ع����رف� اس����� هي� ل�ت حثF ف�� Iا ال�ب ذف� ل�ه����ذ� ه����� �ا الا م����� �كلم. ا ي� ال�ت ذ� ف� لام�ي����� ال�يوي� ادة ال�معم��ل ال�لغ��� ف� ت ة اس��� عال�ي��� ج9 و ف�� �Yم��الان Iولى ب� �ة الا وي���� ان�� Fال�ي ي� ال�مذرس��ة م م�ه��ارة ال�كلام ف� علي� ل�تن9 �حثF ع�لي ا Iج9 ال�ب �Yان ي������� bن� .دل�ت ج9 �Yم�������الان Iولى ب� �ة الا وي��������� ان�� Fال�ي ي� ال�مذرس�������ة م م�ه�������ارة ال�كلام ف� علي� ل�ت
وع. ال�س��هولة Iب س��� �ي� الا ة ل�مه��ارة ال�كلام م��رة ف� ي��� mnن ة ال�عر م ال�لغ��� علي� ي� ت� ذم ف� خ� وي� م�س��ت ال�معم��ل ال�لغ���ود Iوج��� Iن� . ر ال�صوت Iوم�كب ، ون9 ، م�كروف� ار� لف� ، ت� ة لي� ي� Fمت ة ب� رف� ها غ�� ي� ال�معمل م�ن� م م�هارة ال�كلام ف� علي� ي� ت� ف�ا مام����� بFر اه�ن ي� ال�معم����ل اك����� ان9 ف� م����ا ك����� ن� علم ح�ي� ي� ال�ت غ����ون9 ف� نمت هم ن�� ن�� �ذ� ا لام�ي����� ه����ر ال�ي ة ال�س����هولة ظ�� ذ� ه�����
ا م�ن9 م����� مه�����ا ا+ علن� ة ت� ق���� ت�� وع ال�م�����ادة وط�ر ب����� ت� Iل�����ف� ب� ت ح� ا لا ن�� ذ� ص�����ل وه������ ي� ال�ف� علمهم ف� وح�ماس����ة م�ن9 ت�كلم. ي� ال�ت ات ف� Iي ن�� ذر ي ال�ي ار� ح�ت لف� ن9 وب�Iرام�ج9 ال�ي ي�� و وور ف� Iلام ون� ف�� �الا
اج: ي ، م�هارة ال�كلام.ك�لمات ال�مف� وي� م، ال�معمل ال�لغ� علي� ال�تDi berbagai daerah, teknologi menjadi kebutuhan
kehidupan masyarakat pada umumnya. Hampir seluruh aspek
kehidupan berbasiskan teknologi, khususnya teknologi
komunikasi dan informasi. Oleh karena itu, dibutuhkan
pengajaran yang bisa memanfaatkan perkembangan
teknologi yang ada, untuk mencapai suatu pendekatan
baru pada peserta didik yang efektif. Hal ini menjadi
suatu pertimbangan dalam hal pemanfaatan laboratorium
bahasa multimedia sebagai alat bantu untuk memahami
materi-materi atau informasi yang akan disampaikan,
2
agar para peserta didik dapat belajar dengan suasana
yang menyenangkan, dan lebih menarik serta dapat
memahami dengan mudah, tepat, dan cepat.
Media pembelajaran saat ini sudah semakin beragam,
mulai dari media konvensional seperti buku dan alat
peraga tradisional sampai dengan media modern audio
visual berupa kaset, film, parabola televisi maupun
alat peraga modern lainnya. Dengan beragam media
tersebut, praktik pengajaran dapat menghadirkan suasana
menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik.
Kegiatan belajar mengajar tentunya akan lebih
efektif dan mudah diterima oleh peserta didik apabila
materi yang disajikan menarik dan menyenangkan. Salah
satu alat bantu media pengajaran adalah laboratorium
bahasa karena dapat diterima oleh semua orang dengan
mengabaikan tingkat pendidikan, usia, dan kecerdasan.
Soeparno (dalam Rosyidi, 2009:26) menjelaskan
bahwa media pembelajaran merupakan perpaduan dari
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Dengan kata lain media adalah hardware yang telah diisi
dengan perangkat lunak (software). Oleh karena itu, media
sangat membantu proses pembelajaran, termasuk
pengajaran bahasa Arab, agar terwujud tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, melalui bantuan
fasilitas-fasilitas yang telah tersedia.
Seiring dengan perkembangan zaman dan munculnya
persaingan global, setiap orang dituntut untuk
menguasai teknologi dan informasi agar bisa
3
berkomunikasi satu dengan yang lainnya dan bersaing di
dalam kehidupannya. Kehidupan politik, sosial, ekonomi,
budaya tidak bisa lepas dari penguasaan teknologi yang
disampaikan melalui bahasa (Supriatna, 2002:1).
Menurut Effendy (2005:113), kegiatan berbicara
yang sebenarnya merupakan kegiatan yang menarik dan
ramai dalam kelas bahasa sering kali terjadi
sebaliknya. Kegiatan berbicara menjadi kaku dan
akhirnya macet. Ini terjadi mungkin karena penguasaan
kosakata dan pola kalimat oleh siswa masih sangat
terbatas. Namun demikian, kunci keberhasilan tersebut
sebenarnya ada pada guru. Apabila guru dapat secara
tepat memilih topik pembicaraan sesuai dengan tingkat
kemampuan siswa, dan memiliki kreativitas dalam
mengembangkan model-model pengajaran berbicara yang
banyak sekali variasinya, tentu kemacetan tidak akan
terjadi.
Ada berbagai macam media yang mewarnai dunia
pendidikan dewasa ini, mulai dari yang paling sederhana
sampai yang paling canggih seiring dengan perkembangan
zaman. Salah satu media yang berkembang saat ini yaitu
media audio (dengar). Media audio adalah segala jenis
media yang hanya dapat dinikmati oleh alat indera
pendengar dan mampu menggugah imajenasi para
pendengarnya. Pemanfaatan media (laboratorium bahasa)
untuk menunjang tercapainya penguasaan keterampilan
berbahasa dirasa tepat.
4
Di banyak negara, penggunaan laboratorium bahasa
dalam pembelajaran bahasa asing telah menunjukkan
keberhasilan yang cukup mengagumkan. Sedangkan di
Indonesia penggunaan laboratorium bahasa lebih pada
sekedar keyakinan bahwa laboratorium bahasa itu
perangkat canggih. Oleh karena itu, penggunaan
laboratorium bahasa diharapkan memberikan hasil yang
lebih baik daripada tidak menggunakan laboratorium
bahasa.
Laboratorium bahasa sebenarnya tidak lain adalah
suatu perangkat media pembelajaran seperti media
pembelajaran lainnya, bila dimanfaatkan dengan baik
akan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran,
namun apabila kurang tepat penggunaanya akan mubazir
(Setyapranata, 2003:2). Hal ini juga sesuai dengan apa
yang dikatakan Sabariati (1992:21), bahwa keberhasilan
dalam melaksanakan program pendidikan tidak hanya
bergantung pada program itu sendiri atau penyediaan
fasilitas lainnya tetapi juga ditentukan oleh bagaimana
fasilitas-fasilitas yang ada dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Beberapa peneliti sebelumnya telah membahas
tentang pemanfaatan laboratorium bahasa, di antaranya
skripsi Aniza dengan judul “Pemanfaatan Laboratorium
Bahasa dalam Pembelajaran Istima’(Menyima’) di Jurusan
Sastra Arab Universitas Negeri Malang ”, dan skripsi
Olivia Renata dengan judul “Pemanfaatan Laboratorium
Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa Arab (istima’) kelas VIII
5
di MTs An-Nur Bululawang Malang”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa secara umum kondisi
laboratorium bahasa dalam keadaan baik. Perangkat-
perangkat keras dan lunak yang ada di laboratorium
bahasa sudah memadai. Adapun dalam penggunaan
laboratorium bahasa yaitu kemampuan siswa mengalami
peningkatan dalam memahami materi dan menangkap
pelajaran dengan mudah. Sedangkan hambatan-hambatan
yang sering dialami yaitu kesulitan dalam mengoprasikan
peralatan, sebagian headset yang rusak dan kurangnya
peralatan pada siswa (booth).
Laboratorium bahasa multimedia yang ada di SMA
Negeri 1 Malang adalah salah satu teknologi baru yang
dihadirkan sebagai perpaduan Smart Board Digital, internet
dan parabola. Smart Board dengan tipe terbaru di
laboratorium di SMA Negeri 1 Malang juga dilengkapi
dengan Smart Notebook, yaitu semacam papan interaktif
yang bersambung dengan monitor di meja siswa, sehingga
laboratorium ini dinamai Laboratorim Bahasa Multimedia.
Maka dengan hal itu, laboratorium bahasa
multimedia sangatlah praktis untuk meningkatkan
kemahiran berbahasa siswa, khususnya siswa di SMA
Negeri 1 Malang karena telah ditunjang dengan sarana
dan prasarana yang serba ada. Sebab kemampuan berbicara
bukanlah kemampuan yang hanya mencukupkan atas
kemampuan individunya saja, namun saling berkaitan
dengan yang lain termasuk di dalamnya adalah alat bantu
dalam kemampuan berbicara.
6
METODE PENELITIAN
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk
mendeskripsikan pemanfaatan laboratorium bahasa
multimedia di SMA Negeri 1 Malang. Oleh karena itu
jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Deskriptif kualitatif adalah
suatu rancangan penelitian yang menggambarkan variabel
atau kondisi seperti apa adanya dalam suatu situasi
(Ainin, 2007:67). Sedangkan tujuan deskriptif
kualitatif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-
takta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang
diteliti, karena itu penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi pada masa
kini. Deskripsi peristiwa tersebut dilakukan secara
sistematik dan lebih menekankan pada data faktual.
Menurut Arikunto (2003:291), penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status atau gejala yang
ada, yaitu keadaan gejala apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.
Data yang dikumpulkan berupa data – data dari hasil
observasi yaitu mengenai kondisi laboratorium bahasa
multimedia, penggunaan laboratorium bahasa multimedia
dalam pengajaran bahasa Arab, efektivitas pemanfaatan
laboratorium bahasa multimedia bagi siswa dalam
7
pengajaran bahasa Arab, dan faktor-faktor yang
mendukung dan yang menghambat pemanfaatan laboratorium
bahasa multimedia dalam pengajaaran bahasa Arab di SMA
Negeri 1 Malang.
Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standart data yang
ditetapkan. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian
ini, yaitu: (1) Observasi; (2) Wawancara; (3) Tes; (4)
Angket atau kuesioner; dan (5) Dokumentasi
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis
data deskriptif dengan langkah-langkah, yaitu: (1)
Pengumpulan data (data collection); (2) Reduksi data (data
reduction); (3) Penyajian data (data display); (4) Penyimpulan
(conclution: drawing/verifying).Sedangkan Tahap-tahap
mengumpulan data dalam penelitian ini melalui tiga
tahap yaitu: (1) Tahap persiapan; (2) Tahap pengambilan
data; dan (3) Tahap penyelesaian.
HASIL PENELITIAN
Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Multimedia dalam
Pengajaran Kemahiran Berbicara
Berdasarkan hasil obeservasi diketahui, bahwa
siswa berlatih menirukan percakapan yang dipendengarkan
oleh guru, baik yang dilakukan oleh guru atau dari alat
bantu pendengaran seperti video, film, dan acara
8
televisi. Sedangkan dari hasil wawancara dengan guru
mata pelajaran bahasa Arab diketahuai, bahwa
pelaksanaan pengajaran berbicara di laboratorium bahasa
multimedia sering memperdengarkan materi kepada siswa
melalui media yang berupa dialog sederhana. Setelah
siswa mendengarkan dengan seksama kemudian siswa
diminta untuk menirukan, memahami dan melakukan dialog
antara guru dan siswa, maupun siswa antar siswa. Dialog
yang diperagakan oleh siswa berjalan dengan efisien.
Hal tersebut karena didukung adanya tempat yang nyaman.
Home Theatre dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
Home Theatre merupakan perangkat keras yang
dimiliki SMA Negeri 1 Malang sebagai media
pembelajaran. Home theatre adalah tempat atau ruangan
untuk kegiatan acting atau tempat untuk menampilkan
suatu pertunjukan. Oleh karena itu, demi kenyamanan dan
kelancaran belajar siswa, maka Home theatre dilengkapi
dengan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukungnya,
seperti adanya Mic wireless clip on, lampu lighting , kamera
studio, LCD, (support zoom dan rotation). Disamping itu,
Home theatre yang ada di SMA Negeri 1 Malang terkadang
juga difungsikan untuk pidato, rapat dewan guru,
penyambutan tamu dan kegiatan-kegiatan yang memerlukan
media tersebut.
Di dalam home theatre sering memfungsikan mic wireless
clip on sebagai media pendukung kelancaran pengajaran
kemahiran berbicara. Mic wireless clip on merupakan salah satu
9
alat pengeras suara yang dapat dipergunakan tanpa
adanya kabel. mic wireless clip on di dalam laboratorium
bahasa multimedia yang dimiliki SMA Negeri 1 Malang
dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan
kegiatan-kegiatan lainnya seperti diskusi, drama,
master of ceremony, dan pidato. Dengan menggunakan mic
wireless clip on pengguna akan lebih nyaman dan bebas
bergerak sesuai kebutuhan yang diperlukannya.
Adapun pengajaran yang di laksanakan di home
theatre, yaitu: guru terlebih dahulu menayangkan dan
memperdengarkan materi di layar LCD dengan salah satu
tema yaitu: ِ ان9 َمكَ ْرف�ُ ال�ْ َ Kemudian .(kata keterangan tempat) ط��guru meminta siswa untuk memahami dan mengucapkan
kembali sebagaimana yang telah dipelajari bersama.
Setelah itu, guru meminta pada masing-masing siswa
secara bergantian untuk memperagakan dan mengucapkan
ulang mengenai materi tersebut di depan (home theatre)
dengan menggunakan mic wireless clip on sebagai media
pendukungnya.
Televisi dan Parabola dalam Pengajaran Kemahiran
Berbicara
Televisi dan parabola selain sebagai media hiburan
dan informasi juga dapat digunakan sebagai media
pembelajaran. Dengan menggunakan televisi sebagai media
pembelajaran maka kita bisa mendapatkan informasi
10
langsung dan nyata, serta memperluas tinjauan kelas,
melintasi berbagai daerah bahkan berbagai negara.
Adapun monitor LCD TV di SMA Negeri 1 Malang
berukuran 55 inci yang berhubung langsung dengan
monitor yang ada di meja siswa, sehingga siswa lebih
fokus pada apa yang telah diperlihatkan oleh pengajar.
Dalam hal ini, Televisi dan parabola telah dipergunakan
sebagai media pembelajaran bagi siswa kelas X SMA
Negeri 1 Malang.
Acara televisi yang dipergunakan sebagai
pengajaran kemahiran berbicara diantaranya: acara
televisi yang menggunakan bahasa Arab, seperti berita
dan film. Salah satu acara televisi yang digunakan
sebagai media pengajaran adalah sejarah-sejarah Islam
yang berkembang di Timur tengah. Guru dan siswa
bersama-sama menyaksikan dan memperhatikan acara
televisi tersebut untuk mendapatkan informasi sekaligus
untuk mengetahui lahjah (cara bicara orang Arab). Dan
siswa mencatat kata atau kalimat yang tidak dipahami di
acara televisi tersebut untuk ditanyakan kepada guru.
Kemudian siswa diberi kesempatan oleh guru untuk
menceritakan ulang dengan menggunakan bahasa Arab
sebagaimana yang telah disaksikan diacara televisi
tersebut.
Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Multimedia
Bagi Siswa dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
11
Pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia yang
ada di SMA Negeri 1 Malang sangat baik, hal ini
diketahui dari hasil wawancara. Menurut guru bahasa
Arab kelas X (Keterampilan) pemanfaatan laboratorium
bahasa multimedia meningkatkan motivasi, minat,
ketertarikan siswa dalam belajar, selain itu
pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar bahasa Arab
khususnya dalam kemahiran berbicara.
Sedangkan dari hasil angket yang telah disebarkan
kepada siswa diketahui, bahwa pemanfaatan laboratorium
bahasa multimedia meningkatkan motivasi belajar siswa.
Hal tersebut diketahui dari hasil angket, yaitu dari
jumlah 29 siswa, 6 siswa menyatakan sangat menigkat, 23
siswa manyatakan meningkat, 0 siswa menyatakan cukup
meningkat, dan 0 siswa menyatakan tidak meningkat.
Peningkatan pemahaman siswa terhadap materi
pengajaran berbicara di laboratorium bahasa multimedia
menujukkan kenaikan yang signifikan, hal tersebut dapat
diketahui dari angket yang disebarkan kepada siswa,
yaitu dari jumlah 29 siswa, 2 siswa menyatakan sangat
meningkat, 24 siswa menyatakan meningkat, 2 siswa
menyatakan cukup meningkat dan 0 siswa menyatakan tidak
meningkat. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan guru
dari hasil wawancara yang telah dilakukan.
Ketertarikan atau minat sisiwa dalam pengajaran
berbicara di laboratorium bahasa multimedia sangat
bagus, dan mayoritas siswa menyatakan tertarik ketika
12
pengajaran berbicara dilaksanakan di laboratorium
bahasa multimedia. Pernyataan siswa dari 29 siswa, 14
siswa menyatakan sangat menarik, 15 siswa menyatakan
menarik, 0 siswa menyatakan kurang menarik, dan 0 siswa
menyatakan tidak menarik. Hal tersebut juga diperkuat
oleh pernyataan siswa yang menyatakan kenyamanannya, 10
siswa menyatakan sangat nyaman, 18 menyatakan nyaman, 1
siswa menyatakan cukup nyaman, dan 0 siswa menyatakan
tidak nyaman.
Selain wawancara dan angket, untuk mengetahui
efektivitas, serta untuk mengetahui hasil belajar siswa
dalam pengajaran berbicara perlu mengadakan tes
pelaksanaan berbicara di dalam kelas dan di
laboratorium bahasa multimedia.Hasil rekapan tes yang dilaksanakan di dalam kelas
sebagai berikut:
No Pengucapan danintonasi
Tingkatresponsif
MinatBelajar
1 A : 0 A : 0 A : 02 B : 15 B : 21 B : 183 C : 13 C : 8 C : 104 D : 1 D : 0 D : 1Keterangan: angka-angka dalam tabel di atas menunjukkan
jumlah siswa.
Sedangkan hasil rekapan tes yang dilaksanakan di
dalam laboratorium bahasa multimedia sebagai berikut:
No Pengucapan danIntonasi
TingkatResponsif
MinatBelajar
1 A : 10 A : 5 A : 8
13
2 B : 17 B : 22 B : 213 C : 2 C : 2 C : 04 D : 0 D : 0 D : 0Keterangan: angka-angka dalam tabel di atas menunjukkan
jumlah siswa.
Dengan dua perbandingan hasil tes di atas
menunjukkan bahwa tempat dan suasana berpengaruh pada
proses kegiatan belajar mengajar khususnya kemahiran
berbicara.
PEMBAHASAN
Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Multimedia dalam
Pengajaran Kemahiran Berbicara
Laboratorium bahasa multimedia digunakan untuk
pengajaran bahasa Arab, termasuk di dalamnya kemahiran
berbicara. Untuk pengajaran kemahiran berbicara
sangatlah efektif dan nyaman apabila menggunakan
laboratorium bahasa multimedia tersebut, selain
peralatannya lengkap juga didukung oleh tempat yang
kondusif, sehingga kegiatan belajar mengajar terasa
tenang dan nyaman.
Pengajaran kemahiran berbicara merupakan salah
satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam
pengajaran bahasa modern termasuk bahasa Arab.
Berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling
pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan
bahasa sebagai medianya.
14
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran, guru
menggunakan media-media yang telah tersedia, antara
lain: pemutaran video, film, televisi dengan tujuan
agar siswa mudah memahami dan mengetahui langsung lahjah
(cara bicara orang Arab) yang digunakan oleh penutur
asli. Penggunaan media dalam pengajaran berbicara
sangat membantu siswa untuk kemahian berbicara siswa,
karena setelah mengikuti pelajaran yang diberikan guru,
siswa dapat menceritakan kembali, melakukan dialog dan
kegiatan-kegiatan lainnya yang mampu meningkatkan
kemahiran berbicara.
Disamping itu, dari hasil observasi dan wawancara
diketahui bahwa kegiatan dalam proses belajar mengajar
bahasa Arab berbicara di laboratorium bahasa multimedia
sangatlah membantu motivasi belajar siswa, menigkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam berbahasa.
Kegiatan-kegiatan yang dapat membatu siswa
terhadap kemahiran berbicara yang dijelaskan oleh
(Effendy, 2005) yaitu melalui beberapa tahapan (a)
latihan asosiasi dan identifikasi, (b) latihan pola
kalimat (pattern practice, (c) latihan percakapan, (d)
bercerita, (e) diskusi, (f) wawancara, (g) drama, dan
(h) berpidato.
Dengan demikian, pengajaran bahasa Arab dalam
kemahiran berbicara hendaknya juga bisa melakukan ke
delapan tahapan tersebut, agar tingkat kemahian
berbicara akan lebih meningkat.
15
Penggunaan dan tata tertib laboratorum bahasa
multimedia di SMA Negeri 1 Malang diharuskan untuk
ditaati oleh semua pihak yang menggunakannya, agar
semua pihak dapat menggunakannya dengan tertib dan
teratur. Namun melihat jadwal yang telah disusun,
diketahui bahwa untuk pelajaran bahasa Arab hanya ada
satu pertemuan dalam satu minggu untuk kelas X. Artinya
kesempatan belajar bahasa Arab di laboratorium bahasa
multimedia terlalu sedikit waktunya. Oleh karena itu,
diperlukan jadwal tambahan pengguanaan, agar tujuan
pengajaran dalam kemahiran berbicara bisa tercapai.
Home Theatre dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
Home theatre akan memberikan sumbangsih terhadap
pemahaman belajar siswa dan akan menghasilkan prestasi
belajar siswa dalam pengajaran kemahiran berbicara
apabila digunakan dengan benar.
Salah satu perlengkapan di Home theatre yaitu: mic
wireless clip on untuk pengajaran kemahiran berbicara.
Penggunaan mic wireless clip on dirasa sangat efektif bagi
guru dan siswa pengajar bahasa Arab di SMA Negeri 1
Malang. Guru tidak perlu membuang banyak energi untuk
menghampiri siswa. Selain itu, siswa bisa lebih fokus
terhadap materi yang disampaikan oleh guru, karena
penggunaan mic wireless clip on itu dapat meminimalisir
efek suara lain yang mengganggu pendengaran siswa.
Dengan demikian, penggunaan mic wireless clip on dapat
membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar, sehingga
16
hasil yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran dapat
diperoleh dengan maksimal.
Dengan kelengkapan fasilitas yang ada di home
theatre seperti yang telah dipaparkan di atas dan pada
bab sebulumnya, maka kegiatan belajar siswa kelas X
(keterampilan) akan terasa mudah untuk dilakukannya.
Adapun aktivitas siswa kelas X (keterampilan) yang
dilaksanakan di home theatre tersebut, yaitu siswa diberi
kesempatan untuk melakukan dialog sederhana dan
mengekspresikannya. Dengan demikian, dapat menghasilkan
antusiasme siswa kelas X (keterampilan) dalam belajar,
serta lebih tenang dan nyaman daripada dilaksanakan di
kelas.
Namun penggunaan home theatre kurang begitu maksimal
untuk pengajaran kemahiran berbicara kelas X
(keterampilan) SMA Negeri 1 Malang, sebab kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan hanya terfokus pada
kegiatan percakapan antar siswa. Padahal home theatre
dapat digunakan untuk latihan pidato, drama, puisi,
atau kegiatan lainnya yang dapat menghasilkan kemahiran
dalam berbicara siswa.
Televisi dan Parabola dalam Pengajaran Kemahiran
Berbicara
Sejalan dengan kemajuan teknologi, guru dan siswa
kelas X SMA Negeri 1 Malang telah mempergunakan
televisi dan parabola sebagai media penunjang
pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar dalam
17
pempergunakan media tersebut, siswa diharapkan
setidaknya mampu untuk mengenali dan menirukan dialeg
Arab (lahjah) yang telah dilakukan oleh penutur asli.
Kehadiran televisi ini dapat membantu meningkatkan
kelancaran proses belajar mengajar pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Malang. Selain itu siswa akan merasa
senang ketika menyaksikan suatu tayangan berbahasa Arab
yang disiarkan langsung dari stasiun televisi Timur
tengah. Di samping itu, tingkat pengetahuan siswa dalam
mengenali lahjah (cara bicara orang Arab) dan kecakapan
berbicara juga bertambah.
Meskipun hasil belajar dan antusiasme siswa
bertambah dalam pengajaran kemahiran berbicara, namun
kelemahan-kelemahan televisi sebagai media pengajaran,
sama halnya yang terjadi pada film, yakni televisi
terlalu menekankan pentingnya materi daripada proses
pengembangan materi tersebut. Kekurangan lainnya yang
begitu mencolok adalah sifat komunikasinya hanya satu
arah.
Apabila pembelajaran melalui televisi dilakukan dengan
siaran langsung, maka yang pasti akan terjadi adalah
kesulitan terintegrasikannya jadwal siaran pembelajaran
di televisi dengan jadwal pembelajaran di sekolah. Dari
sifatnya yang sentralistik ini, guru di sekolah sulit
untuk mengontrol proses penyampaian pesannya.
18
Faktor yang Menghambat dan Mendukung Pemanfaatan
Laboratorium Bahasa Multimedia bagi Siswa dalam
Pengajaran Berbicara
Peneliti merasa perlu untuk mencantumkan faktor
penghambat dan faktor pendukung pada bab ini, agar
menjadi suatu pertimbangan dalam memanfaatkan
laboratorium bahasa multimedia untuk kemahiran
berbicara.
Berdasarkan hasil observasi, kegiatan belajar
mengajar di laboratorium bahasa multimedia tidak dapat
berlangsung apabila ada gangguan listrik (padam).
Mahalnya fasilitas yang ada dilaboratorium bahasa
multimedia juga menghambat bagi pengajar untuk
berkreasi dengan bebas, karena pengajar masih
menghawatirkan kerusakannya. Dan juga kadangkala
pengguna laboratorium bahasa multimedia kesulitan dalam
mengoprasikan peralatan. Oleh karena itu, pengajar
atau pihak pengelolah dituntut bisa dan menguasai
teknik khusus dan skill lebih dalam memanfaatkan
laboratorium bahasa multimedia, agar proses belajar
berjalan dengan lancar.
Selalain faktor penghambat yang telah dijabarkan
di atas ada pula faktor pendukung, yaitu laboratorium
ini dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang modern
sehingga dapat membantu meningkatkan pemahaman siswa
dalam memahami pelajaran, meningkatkan daya tarik dan
perhatian siswa karena penyampaian pesan dapat
diperkuat dengan teks, suara, gambar, video, dan
19
animasi. Sedangkan faktor yang mendukung pada guru,
yaitu guru merasa nyaman, tenang, dan tidak bising
karena guru tidak harus banyak mengeluarkan energi
seperti berjalan menghampiri masing-masing siswa atau
mengeluarkan suara yang keras untuk memperdengarkan
penjelasan guru pada siswa. Di dalam laboratorium
bahasa multimedia ini guru cukup dengan mengunakan
fasilitas-fasiltas yang ada.
Selain itu, Dengan menggunakan laboratorium bahasa
multimedia, pengajaran dapat dihubungkan pada
pembelajaran online sehingga pengajaran bahasa Arab
lebih cepat untuk meningkatkan kemampuan dalam
berbicara siswa dan dapat mengenali penutur asli.
Menggunakan komputer dan database sehingga pembelajaran
dapat dikembangkan semaksimal mungkin dalam kegiatan
belajar mengajar, dan dapat menyimpan berbagai data
untuk kepentingan pengembangan pembelajaran.
Efektivitas Pemanfaatan Laboratorium Bahasa Multimedia
bagi Siswa dalam Pengajaran Kemahiran Berbicara
Dari uraian di atas, pengajaran di laboratorium
bahasa multimedia dapat memberikan motivasi belajar
siswa, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam
berbahasa, hal ini karena ketenangan, kenyamanan, dan
kefokusan dalam belajar dapat dirasakan oleh siswa.
Laboatorium bahasa mempunyai peran yang penting
dalam pembelajaran karena dengan adanya laboratorium
bahasa multimedia ketertarikan siswa pada pelajaran
20
tersebut meningkat. Dengan demikian, fasilitas-
fasilitas tersebut memungkinkan semua siswa untuk dapat
melakukan latihan berbahasa secara intensif dan lebih
fokus. Kegiatan belajar mengajar di laboratorium bahasa
menjadikan suasana berbeda dibandingkan dengan belajar
di kelas. Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Izzan
(2007:195), laboratorium bahasa memungkinkan pelajar
dapat melakukan latihan yang intensif dan efektif
daripada di dalam kelas.
Selain itu, peralatan laboratorium bahasa
multimedia dengan didesain secara maksimal dapat
peningkatkan kemampuan siswa dalam berbahasa Arab
secara signifikan. Simulasi berbagai cara berkomunikasi
dapat dilakukan oleh semua siswa. Motivasi belajar
siswa meningkat setelah memanfaatkan laboratorium
bahasa multimedia karena pengajaran yang dilaksanakan
di laboratorium bahasa multimedia tersebut jadi lebih
bervariasi. Selain itu, mayoritas siswa menyatakan
bahwa proses belajar mangajar di laboratorium bahasa
multimedia sangat menarik. Oleh karena itu pemanfaatan
laboratorium bahasa multimedia sudah di fungksikan
sebagaimana mestinya.
Pembelajaran bahasa Arab melalui laboratorium
bahasa dibagi menjadi 4 fungsi dasar yaitu, percakapan
(conversation), mendengarkan (listening), menulis (reading), dan
fungsi manajemen instruktur dalam mengatur kegiatan
belajar mengajar. Artinya proses balajar mangajar di
laboratorim bahasa multimedia lebih bervariasi dalam
21
belajar, sehingga tujuan pembelajaran mudah untuk
dicapai.
Sedangkan pengajaran yang dilaksanakan dalam kelas
guru terbatas untuk menggunakan model pengajaran yang
bervariasi, guru menyampaikan materi kepada semua siswa
secara satu arah, bertanya kepada semua siswa atau
secara satu persatu, guru dituntut bergerak secara
aktif menjangkau seluruh penjuru kelas agar dapat lebih
memperhatikan setiap siswa.
Atas perbedaan kelengkapan fasilitas di dalam
laboratorium bahasa multimedia dan di dalam kelas dapat
memberikan hasil belajar yang berbeda, apa bila
pengajaran berbicara dilaksanakan di laboratorium
bahasa tentunya akan mengantarkan kepada tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Selain itu, hasil tes menunjukkan bahwa
penggunaan laboratorium bahasa multimedia dapat
meningkatkan prestasi siswa, baik pengucapan dan
intonasi, tingkat responsifnya, maupun minat belajar
siswa, sebagaimana yang telah di jabarkan di bab
sebelumnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengajaran bahasa Arab di SMA Negeri 1 Malang
telah menggunakan laboratorium bahasa multimedia
sebagai medianya. Di dalamnya yaitu meliputi home
22
theatre, televisi dan parabola, serta mic wireless clip on.
Dalam pengajaran berbicara siswa berlatih menirukan
percakapan yang dipendengarkan oleh guru, baik yang
dilakukan oleh guru atau dari alat bantu pendengaran
seperti video, film, dan acara televisi. Diketahui dari
hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab
bahwa pelaksanaan pengajaran berbicara di laboratorium
bahasa multimedia sering memperdengarkan materi melalui
media yang berupa dialog sederhana. Setelah siswa
mendengarkan dengan seksama kemudian siswa diminta
untuk memahami, menirukan, dan melakukan dialog antara
guru dan siswa maupun siswa antar siswa. Dialog yang
diperagakan oleh siswa berjalan dengan lancar. Selain
hal tersebut, siswa juga diperdengarkan serta
diperlihatkan film atau video berbahasa Arab, kemudian
guru meminta siswa untuk menceritakan ulang dengan
menggunakan bahasa Arab. Namun di dalam menggunakan
media tidak semua bisa di manfaatkan dengan maksimal,
hal ini dibuktikan dengan terbatasnya penggunaan home
theatre. Selain itu, hambatan yang diketahui yaitu
kesulitan mengoprasikan peralatan.
Pemanfaatan laboratorium bahasa multimedia dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar bahasa Arab
khususnya dalam kemahiran berbicara. Bagitu juga
diketahui dari hasil angket bahwa, pemanfaatan
laboratorium bahasa multimedia meningkatkan motivasi
belajar siswa, pemahaman siswa, serta ketertarikan atau
minat sisiwa dalam pengajaran berbicara. Selain itu,
23
hasil tes menunjukkan adanya kemajuan bagi siswa dalam
belajar bahasa Arab.
Saran-saran
Hasil penelitian ini menenjukkan bahwa pemanfaatan
laboratorium bahasa multimedia di SMA Negeri 1 Malang
terbukti secara efektif dapat meningkatkan minat dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Arab.
Dengan demikian peneliti berusaha memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Hendaknya kepala sekolah mempertahankan sekaligus
mengembangkan laboratorium bahasa multimedia baik
dari pembangunan atapun fasilitas-fasilitasnya,
sehingga hal tersebut akan dapat menjadikan
laboratorium bahasa multimedia sebagai sarana
pendidikan yang lebih nyaman, dan lebih menyenangkan
untuk pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
2. Hendaknya guru bahasa Arab mempertahankan proses
belajar mengajar bahasa Arab dengan menggunakan
laboratorium bahasa multimedia sebagai media
pembelajaran, selain itu tetap meningkatkan kualitas
personalnya sehingga memiliki kompetensi pada proses
belajar mengajar, dan juga guru bersama siswa
menggunakan chatting/dialog langsung dengan penutur
asli melalui media yang sudah ada dan menggunakan
home theatre dengan maksimal, sehingga kemampuan dalam
percakapan dan pemahaman siswa lebih cepat meningkat.
24
3. Hendaknya siswa bersama-sama dengan seluruh
pengelola laboratorium bahasa multimedia terus
memanfaatkan dengan baik laboratorium bahasa
multimedia beserta isinya, sehingga diharapkan
laboratorium bahasa multimedia di SMA Negeri 1 Malang
tetap bisa digunakan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR RUJUKAN
Ainin, Moh. 2001. Metodologi Penelitian Bahasa Arab. Surabaya.Hilal Pustaka.
Aniza. 2005. Pemanfaatan Laboratorium Bahasa dalam Pembelajaran Istima’ (Menyima’) Di Jurusan Sastra Arab Universitas Universitas Negeri Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.Edisi Revisi. Jakarta: PT. Rineka.
Effendy, Achmad Fuad. 2005. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Izzan, Ahmad. 2007. Metodologi pembelajaran bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
25
Renata, Olivia. 2008. Pemanfaatan Laboratorium Bahasa dalam Pembelajaran bahasa Arab (istima’) kelas VIII di Mts. An-nur Bululawang Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang.
Rosyidi, Abdul Wahab. 2009. Media pembelajaran bahasa Arab.Malang: UIN Malang Press.
Setyapranata, S. 2003. Laboratorium Bahasa Sebagai Media Pengajaran. Makalah disajikan dalam penelitian pengelolaan laboratorium bahasa guru bahasa Inggris SLTA/MTs, proyek peningkatan mutu pendidikan. Jakarta, Mei-Juni.
26