1Vol. 55 | Agustus 2014ISSN: 2087-5975 www.the-mni.com
Rp. 25.000 @MNImagz
Money & I Magazine
www.the-mni.com
Money&IEmpowEring EntrEprEnEur
Vol. 55 Agustus 2014
JangoSejuta Goresan Mengartunkan Bali
Healthy Living
6 Cara Unik Tingkatkan Performa Kerja
Front Of Mind
Pierre Morad OmidyarFinding The Neverland of “eBay”
Melalui maskot kartunnya bernama Made Bogler
[Bog-Bog], Jango ‘Menertawai’ Bali dengan banyolan
satir khasnya, kritik visual tanpa kata-kata!
2 Vol. 55 | Agustus 2014
3Vol. 55 | Agustus 2014
4 Vol. 55 | Agustus 2014
Pada tahun 1911, dua tim
petualang melakukan persiapan
untuk perjalanan mereka
menjadi orang pertama dalam
sejarah modern yang akan
mencapai kutub selatan. Tim pertama
dipimpin oleh Roald Amundsen dan tim
kedua dipimpin oleh RF Scott. Mereka
sebaya, namun memimpin tim dengan cara
berbeda. Amundsen memilih strategi jalan
tempuh sejauh 15-20 mil per hari. Apapun
yang terjadi, mereka harus konsisten untuk
berjalan sejauh 15-20 mil.
Satu kali, anggota tim merasa bisa mencapai
hingga 25 mil dalam sehari, ketika cuaca
tengah baik, namun Amundsen menolaknya.
Namun, ketika cuaca tengah buruk, mereka
tetap konsisten untuk mengejar 15-20 mil
jarak tempuh, sekalipun dengan tertatih.
Berbeda dengan Scott, strateginya adalah
berjalan sejauh-jauhnya, ketika cuaca tengah
baik dan berhenti ketika cuaca memburuk.
Perbedaan strategi ini mengantarkan
Amundsen lebih dulu mencapai kutub selatan
dengan jarak waktu lebih dari sebulan
lamanya, sementara Scott dan timnya,
jauh tertinggal. Sekalipun mereka berhasil
mencapai kutub selatan dengan kekalahan
telak dan kondisi babak belur. Mereka
pada akhirnya juga tidak selamat, ketika
menempuh perjalanan pulang. Seluruh tim
yang dipimpin Scott tewas hanya beberapa
mil dari pos pemberhentian.
Kisah ini diceritakan dengan sangat baik oleh
Jim Collins dalam bukunya yang berjudul
Great By Choice. Collins adalah seorang
akademisi yang menaruh perhatian besar
pada kewirausahaan. Dalam penelitiannya,
Jims menemukan fakta, bahwa banyak
perusahaan yang berhasil mencapai
kesuksesan bisnisnya dengan menjalankan
strategi layaknya Amundsen.
Bahkan belakangan Jims memverifikasi
temuannya tersebut dengan membuat
studi kecil. Dua orang dimintanya untuk
menuju satu tempat. Orang pertama
dimintanya untuk berjalan sejauh 20 mil baru
beristirahat, namun terus melakukan itu
secara konsisten. Hanya boleh beristirahat
setelah menempuh jarak 20 mil. Sementara
orang kedua, tidak diberikan aturan
tersebut. Kapanpun ingin beristirahat, Jims
memperbolehkannya. Dan hasilnya adalah
orang pertamalah yang berhasil lebih dulu
mencapai tujuan.
Di sini, Jims kemudian menuliskan
konklusinya, bahwa sejumlah perusahaan
hebat, tidaklah menjadi hebat karena hal-hal
yang kita anggap tidak biasa.
Mereka tidak lebih kreatif
FROM THE EDITORSARIF RAHMANEDitor in CHiEF
Sejumlah perusahaan hebat tidaklah menjadi hebat karena hal-hal yang kita anggap biasa.”
Jim Collins
“20 Mil
5Vol. 55 | Agustus 2014
Mereka tidak lebih visioner
Mereka tidak lebih karismatik
Mereka tidak lebih ambisius
Mereka tidak lebih diberkati keberuntungan
Mereka tidak lebih berani mengambil resiko
Mereka tidak lebih heroik
Mereka tidak lebih berani mengambil
langkah besar
Mereka hanya memiliki disiplin fanatik
tingkat tinggi. Itu tulis Jims dalam bukunya.
Artinya, jika kita memiliki kedisiplinan
melakukan pekerjaan dengan konsisten,
maka peluang meraih keberhasilan menjadi
besar. Persoalannya, banyak orang yang
gagal meraih itu, karena tidak memiliki
kedisiplinan, bahkan pada hal-hal yang
sederhana. Mereka tidak cukup disiplin
dalam waktu kerja yang mereka miliki.
Mereka tidak disiplin untuk terus produktif.
Mereka memilih untuk break ketika “cuaca
buruk”, dan bekerja hanya saat “cuaca
baik” saja, sebagaimana Scott lakukan.
And at the end of the day, mereka gagal dan
menyalahkan cuaca yang buruk sebagai
alibi. Sementara mereka yang terus bekerja
konsisten, di tengah “cuaca” apapun, mereka
menuai keberhasilannya dengan gemilang.
Jika kita tilik dari sisi historis yang berbeda,
rasanya, keberhasilan Indonesia lepas dari
penjajahan pun tidak lepas dari pola ini.
Coba bayangkan, apa yang sesungguhnya
Indonesia miliki untuk layak menjadi merdeka,
dijajah lebih dari 3 negara, selama lebih dari
3 abad, tanpa kemampuan teknologi dan
pendidikan yang mumpuni. Jika bukan karena
semangat menyala yang tak jua padam, maka
kemerdekaan ini mungkin hanya angan-angan.
Dan hari ini, 68 tahun sudah kita menghirup
udara kemenangan. Jika saja, setiap dari
kita, masyarakat, semua kalangan masih bisa
memelihara sikap disiplin fanatik sebagaimana
para founding fathers kita, ditambah dengan
pengetahuan yang upgrade setiap waktu, maka
Indonesia harusnya berada pada kasta yang
berbeda di mata dunia. Inilah PR bersama
untuk Indonesia yang lebih baik. Merdeka!
Roald Amundsen mengadakan Pesta,
ketika mencapai Kutub Selatan pada tahun
1911 bersama 52 Huskies dan 5 orang
anggotanya
ww
w.s
cott
vsam
un
dse
n.b
logs
po
t.co
m
6 Vol. 55 | Agustus 2014
22SPECIAL FEATURE : CrEAtiVEprEnEurSHipKreatifitas ternyata bukan hanya didominasi kalangan seniman, nama-nama lain muncul ke permukaan dari berbagai latar belakang. Steve Jobs dan Bill Gates adalah beberapa nama yang bisa kita ke depankan. Kreativitas pada akhirnya menjadi roda penggerak sejumlah perubahan besar di muka bumi. Lalu apa itu kreativitas?
63
CONTENTS
04 From the Editor
08 Contributors
10 Follow Me On Twitter
12 Travellers Note : Tarian, Yang Memanggil Kahyangan
14 Quotes Of The Month
16 Event : BPR Lestari Gelar Gathering Untuk Anak Asuh
38 Info Niaga : Sepaket Kebaikan Alam di Sawah Indah
48 Book Review
50 Review : Gadget, Music & Movie
56 Travellers Note : Bromo
70 Inspiration : Griya Unik Dari Ex Container
72 The Rookie : Retno Sofniek, Kicauan Asik Berbahasa Inggris
76 Teenlit Corner :
Eps. XiX : A Confession
76 Life Style : Tas Petite-Malle Antik, Sentuhan Baru Louis Vuitton
Publisher Alex P. Chandra (PT. BPR Sri Artha Lestari); Chief Operations Arif Rahman; Public Relations Manager Erry Yoga Sugama; Head of Contents Arif Rahman: Editorial Support Putera Adnyana; Designer Renata Wahyu Diandara; Photographer I.B. Baruna Luhur; Money & I Magazine is published monthly by PT. BPR Sri Artha Lestari, Jalan Teuku Umar 110 Denpasar, Bali, Indonesia. Tel: +62 361 246-706; Fax: +62 361 246-705. No part of this publication may be reproduced or transmitted in any form or by any means, electronic or mechanical, including photocopy, recording or any information storage or retrieval system without permission in writing from PT. BPR Sri Artha Lestari. While the editors do their utmost to verify information published, they do not accept responsibility for its absolute accuracy; Editorial & Advertising E-mail: [email protected]. Tel: +62 361 784-3244.
Janggo
Photographer : IB Baruna Luhur
Sosialita :Bermandikan Cahaya Kecantikan di Cahaya Dewi
24Interview : Jango, Sejuta Goresan Mengartunkan Bali
44Healthy Living : Enam Cara Unik Tingkatkan Performa Kerja 60
Front Of Mind :Pierre Morad Omidyar
52Movie Review :Teenage Mutant Ninja turtles
Ilustrasi : Monez
7Vol. 55 | Agustus 2014
8 Vol. 55 | Agustus 2014
CONTRIBUTORS
Alex P Chandra Chairman BPR Lestari dan juga
publisher majalah M&I, memulai
karir sebagai profesional
banker di BCA selama 8 tahun
sebelum akhirnya memutuskan
untuk mendirikan bisnisnya
sendiri BPR Lestari, perusahaan
yang dibawanya menjadi BPR
terbesar di Bali dalam waktu 5
tahun.
Notes From a FriendCipaganti, Lesson Learned p.16
YuswohadyMerupakan penulis dari sekitar
40 buku mengenai pemasaran.
Pernah bekerja selama 12 tahun
di MarkPlus Inc dengan posisi
terakhir sebagai Chief Executive.
Di bidang keorganisasian
Yuswohady pernah menjadi
Sekretaris Jendral Indonesia
Marketing Association (IMA).
Insight Accidental WOM p.42
Pribadi BudionoUlasannya erat terkait dengan
kepemimpinan yang banyak di
adopsi dari sejumlah pemikir
besar. Direktur Utama BPR
Lestari ini mengintrepretasikan
dengan memberikan alternatif
solusi pada permasalahan
yang kerap dihadapi bangsa ini
khususnya yang ada di Bali.
Leadership Memimpin Dengan Memberi Contoh p.20
Suzanna ChandraSmart Family adalah rubrik yang
diasuh oleh Managing Director -
Lestari Living ini. Wanita yang
pernah menimba pengalaman
hidup di Australia ini dengan
lugas memaparkan bagaimana
kiat cerdik untuk mengelola
keuangan dan investasi
khususnya di property.
Smart Family Holiday Yuk! p.36
I Made Wenten B
Perannya sebagai Direktur
di BPR Lestari membawanya
dekat dengan human resource &
development. Pengetahuannya
akan hal tersebut dipaparkan
dalam rubrik Growth Strategies,
bagaimana membangun karir
dan kompeten dalam dunia kerja.
Growth Strategy Membuat Tidak Nyaman p.54
Samantha Chandra
Menjadi blogger sejak tahun
2008, dan menuliskan
rekaan imajinasinya di www.
adriannaandevan.blogspot.com.
Hingga saat ini, lebih dari 30
episode sudah di tuliskannya.
Sejak vol. 37, majalah ini
menayangkan ceritanya secara
berkala.
Teenlit CornerA Confession p.76
Denny Santoso
Adalah seorang ahli diet, nutrisi,
dan fitnes. Aktif menyebarkan
cara diet sehat dan berolahraga
yang benar melalui www.
PanduanDiet.com, twitter
@dennysantoso, serta Buku
Rahasia Diet. Denny Santoso
juga founder www.SixReps.com,
jejaring sosial bagi fitness mania.
Fitness Mitos-Mitos Mengecilkan Perut p.46
Hary Susanto
Movie reviewer, horror and
thriller mania. Blognya www.
movienthusiast.com yang
mengulas soal film meraih
sejumlah penghargaan tahun
2013 lalu. Blog tersebut saat ini
sudah dikunjungi lebih dari 2 juta
kali. Hary memiliki perspektif
unik soal film yang di review-nya.
Movie Review teenage Mutant Ninja Turtles p.52
9Vol. 55 | Agustus 2014
10 Vol. 55 | Agustus 2014
alex p chandra@alex_lestari
Pendiri BPR Lestari. Sekarang
BPR #3 se-Indonesia dari sisi aset.
Membangun bisnis dari nol sejak
14 tahun lalu. Sekarang chairman
dari grup bisnis Lestari.
Kerobokan - Kuta.Bali.
www.alexpchandra.com
Joined July 2010
Ada 3 faktor yang mempengaruhi jumlah wealth kita di masa yg akan datang, nilai yg diinvesatasikan, return dan waktu. #wealth101
(1) Unsur ketiga dalam wealth creation adalah investasi.#wealth101
(2) Nilai wealth kita di masa yang akan datang merupakan fungai eksponensial dari waktu.#wealth101
(3) Makanya ‘waktu’ works like magic.#wealth101
(4) Berinvestasi-lah sedini mungkin. Karena jika hasil investasinya di-reinvestasikan kembali, dalam waktu yang panjang, kenaikannya tidak linear.
(5) “It is not how much you spend that count. It is how much you accumulate”#wealth101
(6) Ingat, kaya bukan gaya. #wealth101
(7) Ada komponen Life Style disitu. Kita akan lebih cepat ‘financially free’ jika life-style lebih sederhana. #wealth101
(8) Ingat, financial freedom tercapai ketika pasif income lebih besar dari living lifestyle cost.#wealth101
(9) Jadi, fokus membangun investasi kita. Belajar dan praktek. Mulai-lah membangun sejak dini. Let’s time do the magic.#wealth101
Tweets Tweets and replies
FOLLOWING
11Vol. 55 | Agustus 2014
12 Vol. 55 | Agustus 2014
13Vol. 55 | Agustus 2014
SnApSHOT
Ada yang menarik di gelaran
pembukaan Nusa Penida Festival
2014 (8/6) lalu. Beberapa tarian
Bali langka yang bersifat sakral
dan historis dipertunjukan dalam
sebuah pawai budaya. Tiga diantaranya menjadi
sorotan, yakni Tari Sang Hyang Grodogan, Tari
Sang Hyang Jaran dan Tari Sang Hyang Dedari.
Tiga tarian ini dikenal sebagai tarian khas dari
tanah Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Tari
Sang Hyang sendiri merupakan jenis tari paling
istimewa yang diwariskan oleh budaya Pra-Hindu
Bali. Tarian ini memang tak sembarang disuguhkan
lantaran sifatnya yang sakral, sehingga hanya
dipertunjukan pada upacara-upacara Hindu
tertentu saja.
Tari Sang Hyang juga dikenal sebagai tari penolak
bala, di mana dipercaya oleh Umat Hindu Bali
sebagai media pembuka jalan komunikasi spiritual
antara mereka dengan Sang Pencipta. Penari
yang menarikan segala bentuk gerakan Tari
Sang Hyang biasanya akan mengalami trance
(kerasukan), di mana dipercaya tengah dirasuki
roh bidadari kahyangan. Segala jenis Tarian Sang
Hyang biasanya diiringi oleh paduan suara pria
dan wanita. Mereka menyenandungkan sebuah
tembang kuno yang kaya dengan makna relijius.
Masing-masing jenis Tari Sang Hyang memiliki
keunikan dan kisahnya tersendiri. Dalam Tari Sang
Hyang Grodogan, suguhan tarinya tak seperti tari
Bali pada umumnya. Mereka menggunakan media
gegulak beroda kayu (menyerupai perahu) yang
digerakan sambil diiringi gending Sang Hyang.
Istilah “grodog” itu sendiri muncul dari suara
yang ditimbulkan oleh roda kayu yang digerakan
tersebut. Para pria nampak bersemangat
menggerakan gegulak tersebut. Mereka seolah
Tarian... Yang Memanggil Kahyangan
mengibaratkan gegulak sebagai perahu yang
tengah berlayar dan terombang-ambing di laut
lepas. Konon tarian ini tak pernah dipentaskan lagi
sejak tahun 1970 dan baru dibangkitkan kembali
pada 2012 lalu. Tarian ini dipercaya berkembang
dari Nusa Lembongan.
Berbeda dengan Sang Hyang Grodogan, Tari
Sang Hyang Jaran menggunakan boneka kayu
berbentuk kuda sebagai instrumen tariannya.
Biasanya ditarikan oleh seorang pria atau
pemangku, di mana ia akan mengendarai sebuah
‘kuda-kudaan’. Sang penari nantinya akan
mengalami trance dari roh kuda tunggangan
dewata. Sambil diiringi lantunan Gending Sang
Hyang, sang penari pun akan berkeliling dan berlari
kecil dengan kuda-kudaannya, di mana pada salah
satu kesempatan juga akan menginjak-injak bara
api dari batok kelapa .
Tari Sang Hyang Dedari juga termasuk salah satu
tari paling sakral yang uniknya dilakukan oleh
seorang gadis cilik yang belum akil balig. Penari
ini biasanya merupakan penari ‘terpilih’ dan
diupacarai sebelumnya untuk memohon datangnya
sang Dedari ke dalam badan kasar mereka.
14 Vol. 55 | Agustus 2014
WHATEVER,INDONESIAI LOVE
Dirgahayu Tanah Airku!
www.the-mni.com
15Vol. 55 | Agustus 2014
WHATEVER,INDONESIA
Dirgahayu Tanah Airku!
16 Vol. 55 | Agustus 2014
NOTES FROM A FRIEND Alex P. ChandraPublisher of Money & I Magazine
@alex_lestari
Cipaganti, Lesson Learned“There are two money problems; not enough
money and too much money”
- T Kiyosaki
Saya tidak bisa begitu mengerti
apa yang Kiyosaki maksud
dengan problem too much money.
Bagaimana mungkin too much
money bisa menjadi sebuah
problem? Namun, itu sampai saya membaca
kasusnya Cipaganti. Cipaganti Group tumbuh
dari sebuah bisnis kecil. “Dulu di tahun 80-
an cuma menyewakan mesin Mollen,” kata
teman saya yang mengetahui sejarah bos
Cipaganti ini saat memulai usahanya.
Cipaganti yang saya kenal adalah
perusahaan travel, jasa transportasi yang
menyewakan mobil dan bus-bus, di mana
kemudian menggurita sampai IPO segala.
Di Bali, saya melihat balihonya terpampang
besar mengenai IPO-nya Cipaganti. Yes,
Cipaganti rocks! Sampai saya terkaget
membaca, bahwa Cipaganti gagal membayar
dana investasi yang dikelola oleh koperasinya
sendiri. Jumlah dana yang dikelolanya tidak
tanggung-tanggung, yakni mencapai 3,2
triliun. Koperasi Cipaganti mengelola dana
3,2 triliun, and it is not even a bank!
Baru mulai masuk akal kenapa Cipaganti
bisa gagal bayar, antara lain setelah
melihat portofolio bisnisnya. Transportasi,
Perhotelan, SBPU, Mini Market, dan
Pertambangan. Sebuah konglomerasi kecil.
Sebuah petualangan bisnis yang menurut
analisa saya di-drive oleh banyaknya dana
yang diinvestasikan oleh para investor di
Koperasi Cipaganti.
Koperasinya kebanjiran ‘dana’, yang
kemudian memaksa para pengelolanya untuk
berekspansi. Dan jadilah macam-macam
ww
w.ji
lipo
llo.c
om
17Vol. 55 | Agustus 2014
NOTES FROM A FRIEND
Saya percaya, pertumbuhan sebuah perusahaan
harusnya berlangsung secara bertahap, stages.
Terutama, saya percaya pertumbuhan sebuah
bisnis harus didukung oleh kapasitas organisasinya.
Kapasitas orang-orangnya. Ketika pertumbuhan
bisnisnya jauh melampaui pertumbuhan kapasitas
organisasinya, kekacauan pun mulai muncul.”
“
bisnis itu, seperti mini market, SPBU, dan
Pertambangan. C’mon!
Jim Collins dalam bukunya How The Mighty
Falls, mengatakan bahwa salah satu alasan
sebuah korporasi yang tadinya berhasil
menjadi gagal adalah ketika perusahaan
tersebut memaksa pertumbuhan dengan
tidak disiplin. Berekspansi ke segala penjuru.
Dia menyebutnya Undisciplined Pursuit of
Growth; mengejar pertumbuhan secara tidak
disiplin.
Collins lebih lanjut menerangkan, bahwa
sebuah tindakan yang tidak disiplin
berekspansi ini kadang kala merupakan efek
dari keberhasilan yang luar biasa. Arogansi
kesuksesan. Pemimpin yang sukses mulai
merasa bahwa dia unbeatable. Everything he
touches turn to gold!
Cipaganti sukses luar biasa
di bisnis transportasinya.
Kemudian mendirikan
koperasi yang dipercaya
investor, karena profil
bisnisnya. Koperasinya
kebanjiran dana, dan
mulailah berekspansi
secara tidak disiplin.
Success creates too much
money! Dan too much
money, ketika tidak
disikapi dengan bijaksana
akan mendorong
bisnisnya bocor disana-sini, namun biasanya
sudah terlambat. Dalam kasus Cipaganti,
untuk menutup kebocorannya, koperasinya
kemungkinan terpaksa ‘mencari dana segar’
baru untuk menutup lubangnya. Sampai
kemudian lubangnya terlalu besar untuk bisa
ditutup lagi.
Business leaders, hati-hati dengan persoalan
too much money! (Especially when it’s not your
own money.)
Catatan: Saya tidak mengetahui secara persis
kasus Cipaganti. Informasi yang saya peroleh
adalah berdasarkan informasi di media. Saya
mencoba menganalisanya dari sisi manajemen.
seseorang yang sangat confident untuk
berekpansi secara tidak disiplin.
Saya percaya, pertumbuhan sebuah
perusahaan harusnya berlangsung secara
bertahap, stages. Terutama, saya percaya
pertumbuhan sebuah bisnis harus didukung
oleh kapasitas organisasinya. Kapasitas
orang-orangnya.
Ketika pertumbuhan bisnisnya jauh
melampaui pertumbuhan kapasitas
organisasinya, kekacauan pun mulai muncul.
Kebocoran mulai muncul. Kebocoran
mungkin tidak terdeteksi secara dini, ketika
cash flow is still pouring in.
Dan bahayanya, ketika mulai disadari, bahwa
piv
ota
lpm
.co
m
18 Vol. 55 | Agustus 2014
EVENT
Jumat, 11 Juli 2014 lalu, BPR
Lestari menggelar social gathering,
di mana mengundang para anak
asuh dan sekaligus orang tua asuh
yang bernaung di bawah program
Lestari Anak Asuh. Acara kumpul-kumpul
tersebut merupakan bentuk silaturahmi guna
mendekatkan BPR Lestari selaku donatur
dengan seluruh anak asuh penerima beasiswa
dan orang tua kandungnya serta para orang
tua asuh yang turut berkontribusi besar dalam
pendidikan mereka.
BPR Lestari Gelar Gathering Untuk Anak Asuh
Hadir tiga yayasan selaku orangtua asuh,
yakni Komunitas Cinta Kasih, Panti Asuhan
Eben Hazera, dan Yayasan Sanglah yang
bekerjasama dengan BPR Lestari dalam
pengadaan dana pendidikan untuk anak-anak
kurang mampu, mulai dari jenjang sekolah
dasar hingga menengah ke atas.
Lestari Anak Asuh merupakan salah satu
program BPR Lestari yang peduli terhadap
permasalahan pendidikan dan kesejahteraan
di kalangan masyarakat kurang mampu di
Kota Denpasar. “BPR Lestari melalui Lestari
Anak Asuh ini punya komitmen penuh untuk
membantu pendidikan anak-anak kurang
mampu, kehidupan manula, dan fakir miskin,”
ungkap Erry Yoga Sugama, Public Relation
BPR Lestari.
Pribadi Budiono, Direktur Utama BPR
Lestari yang turut hadir dalam social gathering
tersebut mengatakan bahwa pendidikan
sangatlah penting keberadaannya, karena
itu merupakan salah satu cara bagi bangsa
19Vol. 55 | Agustus 2014
ini untuk memutuskan rantai kemiskinan
masyarakatnya. Oleh karena itu, BPR Lestari
ingin ikut berkontribusi dalam memajukan
pendidikan di Indonesia dengan menyumbang
dana pendidikan dan beasiswa untuk anak-
anak kurang mampu. Tercatat puluhan anak
asuh telah menerima dana pendidikan dari
BPR Lestari
“Jangan pernah menyerah untuk mengejar
mimpi-mimpi kalian. Gunakan kesempatan
belajar yang telah diberikan sebaik mungkin
ini dengan menunjukan prestasi gemilang
kalian,” kata Pribadi Budiono di hadapan para
anak asuh BPR Lestari. Dalam acara social
gathering itu pula, BPR Lestari memberikan
apresiasi kepada para anak asuh dalam
bentuk bingkisan perlengkapan sekolah. Tak
ketinggalan pula untuk mereka yang sukses
mengukir prestasi sebagai juara kelas di
sekolahnya masing-masing, juga mendapatkan
hadiah khusus dari BPR Lestari.
“Kami berharap BPR Lestari dapat terus
membantu mereka yang kurang beruntung
menikmati bangku pendidikan,” pungkas Yoga.
EVENT
20 Vol. 55 | Agustus 2014
Ada sebuah kisah inspiratif. Kisah seorang Mahatma Gandhi muda, ketika ia tinggal dan belajar di Universitas College London.
Ia tinggal bersama orang tua angkat. Suatu hari, ibu angkatnya mendatangi Gandhi dan berkata, “Gandhi, putra saya ini tidak
mau mendengar saya. Namun entah mengapa dia selalu mau mendengar nasehat Anda. Putra saya terlalu banyak makan gula.
Saya sangat khawatir, giginya rusak dan gula sangat berbahaya. Jadi, bisakah Anda menasehatinya agar tidak makan gula lagi”.
Gandhi pun menyanggupi untuk menasehati putranya.
Hari-hari pun berlalu sejak percakapan itu. Setelah beberapa bulan tidak ada perubahan, anaknya tetap makan gula sebanyak sebelumnya.
Melihat tidak ada perubahan, suatu ketika, ibu angkatnya itu menemui Gandhi lagi dan berkata “Gandhi, apa Anda ingat apa yang saya katakan
beberapa bulan lalu mengenai kebiasaan putra saya makan gula? Anda bilang akan menasehatinya, tapi kenapa belum?” Gandhi menjawab,
“Saya sudah menasehati putra ibu, agar tidak makan gula banyak, tapi baru pagi ini”. “Baru pagi ini? Mengapa menunggu selama itu?” tanya ibu
angkatnya. “Karena, saya pun baru kemarin berhenti makan gula,” jawab Gandhi.
MemimpinDengan Contoh
LEADERSHIP Pribadi BudionoDirektur Utama BPR Lestari
ww
w.fo
rbes
.com
21Vol. 55 | Agustus 2014
Untuk memberi nasehat kepada seorang,
anak atau timnya, apalagi melarang, tidak
cukup dengan kata-kata. Tapi harus dimulai
dari diri sendiri. Bagaimana seorang
pimpinan berbicara kepada pegawainya
untuk disiplin dan tidak terlambat, sementara
ia sendiri datang terlambat. Bagaimana
seorang ayah melarang putranya merokok,
sementara ia sendiri masih pecandu rokok.
Setiap hari kegiatan Wali Kota Surabaya,
Risma, dimulai sehabis sholat subuh
keliling dari berbagai sudut kota, kampung,
ditemani dengan sopirnya. Perlengkapan
sapu, linggis, sepatu boot selalu ada dalam
mobilnya. Risma banyak menjumpai
berbagai hal. Anak-anak yang tidak sekolah,
karena menjadi pengemis. Gorong-gorong
yang mampet ketika hujan deras. Ketika
melihat ini, ia turun bersama sopirnya untuk
membersihkan gorong-gorong yang mampet
dengan linggis. Ikut membersihkan jalan.
Yang paling fenomenal adalah ketika ia
blusukan ke lokalisasi Dolly dan menanyakan
beberapa hal kepada WTS serta mucikarinya.
Pada akhirnya, awal Juni 2014, ia menutup
permanen lokalisasi terbesar di Asia
Tenggara. Apa yang dilakukan Risma tidak
akan memberikan hasil secara langsung.
Banjir masih tetap terjadi. Pengemis masih
ada. Di berbagai sudut kota masih kelihatan
kumuh dan kotor. Tapi, yang dilakukan
memberikan dampak yang sangat besar.
Ia memperoleh dukungan dari semua
komponen masyarakat.
Masyarakat menjadi disiplin. Tidak
membuang sampah sembarangan. Taman
kota dibangun di mana-mana, agar
masyarakat ada tempat rekreasi yang murah.
Anak-anak putus sekolah dibawa ke panti
asuhan untuk dididik. Pedestrian diperbaiki
dan tidak kalah bagusnya dengan luar negeri.
Sekarang pejalan kali sangat dimanjakan.
Perbaikan-perbaikan kecil telah dilakukan.
Akumulasi dari perbaikan-perbaikan yang
telah dilakukan, Surabaya pun menjelma
menjadi kota yang bagus, hijau, bersih dan
enak untuk pejalan kaki.
Belajar dari Zhu Rongji, bagaimana
memberantas korupsi di negeri kita. Ketika
dilantik menjadi Perdana Menteri Cina tahun
1998, Zhu Rongji menyatakan, “Berikan saya
100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para
koruptor dan 1 lagi buat saya sendiri, jika
saya pun melakukan hal itu.” Zhu Rongji tidak
asal bicara. Banyak koruptor yang dihukum
berat bahkan banyak yang dieksekusi mati.
Ini akan memberikan dampak yang sangat
besar bagi Cina. Efek jera yang tinggi. Indeks
korupsi turun.
Bagaimana dengan negeri kita?
Cara terbaik untuk memimpin dan
mempengaruhi tim Anda adalah dengan
selalu memberikan contoh dan teladan
untuk ditiru. Dengan selalu melakukan hal
yang benar dan menghindari pelanggaran,
bawahan Anda akan merasa segan untuk
melakukan hal serupa. Memberikan contoh
yang baik memang tidak menjamin 100% tim
Anda mengikuti. Setidaknya dengan memberi
contoh yang baik. Anda akan membuat tim
Anda menaruh respek lebih pada Anda.
Dengan begitu Anda akan lebih mudah untuk
menggerakkan mereka. Menggerakkan
untuk mencapai tujuan.
Bayangkan jika Anda bersikap semaunya di
kantor dan tidak mempertimbangkan apa
yang dipikirkan oleh bawahan Anda. Jika
Anda sendiri tidak bisa menunjukkan contoh-
contoh yang baik dalam bekerja, tim Anda
pun tidak lagi akan menaruh respek kepada
Anda. Melakukan hal-hal negatif hanya akan
memberi bawahan Anda alasan untuk ikut
melakukannya.
Ciptakanlah kebiasaan-kebiasaan baik di
lingkungan Anda. Jadilah orang yang tidak
hanya dapat diandalkan dalam sebuah
pekerjaan, melainkan juga punya karakter
yang baik dan bisa dicontoh. Para pemimpin
yang baik mendorong orang mereka maju
dengan semangat, inspirasi, kepercayaan,
dan visi. Jika Anda memimpin sebuah tim
yang tidak mempercayai Anda, produktivitas
akan turun. Antusiasme dan semangat akan
hilang. Visi Anda mencoba begitu keras untuk
membuat suatu hal terjadi akan kehilangan
daya tariknya. Semua karena tim Anda tidak
akan mempercayai Anda lagi. Bagaimana
dengan Anda?
“Berikan saya 100 peti mati, 99 akan saya kirim untuk para koruptor dan 1 lagi buat saya sendiri, jika saya melakukan
hal itu.”
LEADERSHIP
22 Vol. 55 | Agustus 2014
23Vol. 55 | Agustus 2014
Sejumlah pakar memberikan definisinya,
kebanyakan dari mereka menjabarkan
bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk
melihat sesuatu dengan sudut pandang yang
berbeda atau bahkan baru. Melihat persoalan
yang tidak dilihat oleh orang kebanyakan,
melihat solusi ketika orang lain buntu. Tingkat
kreativitas setiap orang berbeda tergantung
dari beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Motivasi, pengetahuan, dan pelatihan yang
ditempuh setiap orang, diyakini menjadi faktor
pembeda kreatifnya seseorang dengan orang
lainnya.
Dari sisi bisnis, maka kreativitas adalah
fase yang membawa roda perusahaan terus
berputar dan tumbuh. Inilah alasannya
mengapa ada perusahaan yang bisa bertahan
lama hingga berganti abad, namun ada
pula perusahaan yang tak lebih dari usia
kebun jagung. Bahkan, ada pula perusahaan
yang terus berkembang melewati berbagai
rintangan. Dan hebatnya, proses kreativitas
yang melahirkan ide-ide, terkadang bisa
muncul dari mana saja. Bahkan dari produk-
produk yang sudah dihasilkan sebelumnya.
Itu pula sebabnya, mengapa banyak
pengusaha yang berhasil sukses dengan
cara memodifikasi cara-cara lama dengan
pendekatan baru yang lebih efektif dan
praktis bagi konsumen. Ide-ide baru terkadang
muncul dari hal-hal sederhana yang terkadang
dianggap remeh oleh orang lain.
Cerita yang sama, kami peroleh dari salah satu
narasumber kami yang sudah sepuluh tahun
terjun dalam industri kreatif. Produk yang
dihasilkan pun tidak main-main, yakni gambar-
gambar lucu dalam goresan tinta. Nama tokoh
rekaannya, jauh lebih populer dari nama
kreatornya sendiri. Siapa dia dan bagaimana
kisah perjalanannya merintis bisnis di industri
ini, mungkin bisa menjadi inspirasi baru bagi
Anda yang tertantang terjun dalam genre
usaha yang sama. Kami juga menghadirkan
nama lain yang profilnya kami sajikan dalam
rubrik ini. Dia adalah seniman gambar dunia
digital yang sudah menjadi ikon dalam industri
ini. Kepada reporter Money & I, mereka
bertutur soal keberaniannya menantang cara-
cara mainstream!
Shakespeare, nama ini dikenal karena sejumlah karya besarnya dalam dunia teater. Picasso, dengan seni lukisnya yang indah. Adapula nama Mozart, gubahan simfoninya, mengundang decak kagum hingga lintas generasi. Mereka adalah orang-orang yang selama ini dikenal sebagai tokoh dengan tingkat kreatifitas yang tinggi, lebih jauh dari kebanyakan orang yang hanya menghasilkan karya biasa-biasa saja. Mereka adalah orang-orang yang cenderung
produktif dengan menggunakan otak kanannya, dan menafikan “benar-salah”, sebagaimana kinerja otak kiri. Namun seiring waktu, ternyata para pengguna otak kanan bukan hanya didominasi kalangan seniman. Pelan tapi pasti, nama-nama lain muncul kepermukaan dari berbagai latar belakang ilmu pengetahuan. Einstein atau Thomas Alfa Edison misalkan, tanpa pemikiran kreatifnya, mungkin saat ini bisa jadi dunia masih gelap gulita. Dalam bidang teknologi, Steve Jobs dan Bill Gates adalah nama lain yang bisa kita ke depankan. Kreativitas pada akhirnya menjadi roda penggerak sejumlah perubahan besar di muka bumi. Lalu apa itu kreativitas?
CREATIVEprEnEurSHip
SPECIAL FEATURESPECIAL FEATURESPECIAL FEATURESPECIAL FEATURE
24 Vol. 55 | Agustus 2014
JAngo Sejuta Goresan Mengartunkan
BALI
Hampir 13 tahun, Jango dan Bog-bog sukses ‘menertawai’ Bali dengan banyolan satir khasnya. Melalui maskot kartunnya, Made Bogler, Majalah Bog-bog menyoroti perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat Bali
dalam bentuk kritik visual tanpa kata-kata.
Adalah Jango Pramartha, sosok yang
bertanggung jawab di balik kesuksesan
Majalah Bog-bog. Idenya untuk
membuat satu-satunya majalah kartun di
Indonesia tersebut telah menempatkan
profesi kartunis bangsa ini di tingkat paling eksklusif.
Terlebih dengan konsep kreatif yang begitu berani,
yakni mengolah elemen ‘kritik’ menjadi sebuah hiburan.
Kartun Bog-bog membawa isu-isu terpenting yang terjadi
di dalam kehidupan masyarakat Bali. Jango, sebagai
sang kreatornya mengambil sampel-sampel persoalan
dari fenomena perubahan sosial masyarakat Bali dan
kemudian menuangkannya dalam bentuk visual kartun.
Kartun-kartunnya bercerita tanpa banyak kata, hanya
mengandalkan simbol universal yang menegaskan sebuah
kritikan satir.
Semenjak dirilis Majalah Bog-bog telah menjadi fenomena
kultur pop tersendiri di ranah industri kreatif Indonesia.
Tak hanya pujian berupa Rekor Muri sebagai majalah
kartun pertama yang dimiliki Indonesia, tetapi juga
mendorong para generasi muda untuk melirik profesi
kartunis, tidak hanya sebagai sekadar passion, tetapi juga
masa depan mereka. Pria kelahiran 21 Desember 1965 ini
mengemas Bog-bog tak hanya sebagai majalah atau media
kritik sosial, tetapi juga sebagai sebuah bisnis kreatif.
Dalam perkembangannya, Bog-bog juga muncul sebagai
merchandise dan jasa desain & ilustrasi.
Kartun telah membawa Jango meraih berbagai
pencapaian penting dalam karirnya. Karya-karya kartun
dari mantan Ketua Persatuan Kartunis Indonesia
(PAKARTI) periode 2005-2010 ini seringkali diikut
sertakan tampil di berbagai galeri ternama di Eropa dan
Australia. Pria yang pernah mengisi kolom karikatur Bali
Post, The Jakarta Post, dan kini aktif untuk Harian Nusa
Bali ini juga menginiasiasi beberapa pagelaran eksibisi
tingkat nasional maupun internasional.
Kepada Money & I Magazine, Suami dari Putu Sefty
Virgantini dan ayah dari Putu Pramilla Seftyta Devi, Made
Gede Rendy Jati Satriani, dan Nyoman Tridy Dinusa
Bhakti ini tanpa ragu menceritakan perjalanan karir
profesionalnya sebagai kartunis hingga pertemuannya
dengan ide Bog-bog itu sendiri. Berikut petikan panjang
wawacaranya!
SPECIAL FEATURE
25Vol. 55 | Agustus 2014
26 Vol. 55 | Agustus 2014
Mengapa karya-karya kartun Anda kerap
menyentil isu lingkungan, sosial budaya,
dan pariwisata Bali?
Dari dulu saya memang tertarik dengan
gaya political cartoon. Itu yang menyebabkan
kartun-kartun saya kerap mengangkat isu-isu
dari fenomena sosial dalam masyarakat Bali.
Penggambaran tentang peristiwa perubahan
sosial yang terjadi di dalam masyarakat.
Permasalahan-permasalahan tersebut
dapat dengan mudah saya rangkum dalam
sebuah gambar, misalnya bagaimana Pulau
Seribu Pura berubah menjadi Pulau Seribu
Hotel atau sawah-sawah yang beralih fungsi
sebagai lapangan golf. Isu-isu seperti itu yang
saya tuangkan ke dalam kartun.
Saya sempat lama menjadi kontributor untuk
Harian Bali Post. Selain saya menyumbang
tulisan tentang sosial budaya, di situ saya
juga mengisi rubrik karikatur mereka.
Ketika saya menulis artikel yang begitu
panjang dan dalam, barangkali tak semua
orang tertarik untuk memperhatikannya.
Namun, ketika saya menggambar karikatur
yang berisi sentilan isu sosial budaya,
banyak orang kemudian menyoroti saya.
Bisa dikatakan, dalam political cartoon ini
tersimpan idealisme saya tentang bagaimana
menyikapi fenomena dari perubahan sosial
Bali yang meski diterjang oleh globalisasi
dan industri pariwisata, namun masih
tetap kuat mempertahankan budayanya.
Dengan menangkap segala perubahan sosial
masyarakat Bali ke dalam karya-karya inilah
yang menjadi dasar kuat bagi saya dalam
mengenali Bali lebih dalam.
Apa yang menginspirasi Anda untuk
mengolah kartun sebagai salah satu
produk industri kreatif?
Perkenalan saya dengan Dr. Carol Warren,
seorang antropolog dari Murdoch University,
Western Australia, telah membuka mata
27Vol. 55 | Agustus 2014
SPECIAL FEATURE
saya tentang posisi dan peran penting kartun dalam sebuah budaya.
Kartun tidak sekadar dianggap sebagai seni seni terapan. Kartun
tidak sekadar untuk hiburan, tetapi baginya kartun menjadi sebuah
kajian budaya. Bu Carol secara intensif menanyakan perihal kartun-
kartun saya di Bali Post dan ia mempelajari bagaimana kartun-kartun
tersebut mampu mewakili potret kehidupan masyarakat Bali saat
itu. Terlebih ketika saya berkesempatan menimba ilmu di Australia,
di mana saat itu saya kuliah University of Western Australia untuk
ELICOS, saya benar-benar melihat perspektif berbeda, bagaimana
orang luar mengapresiasi seni kartun itu sendiri. Meski saya
berkuliah di UWA, namun beberapa kali saya sempat diajak Bu
Carol untuk mengisi presentasi di Murdoch. Di sela-sela presentasi
tersebut, saya mendapati pameran yang memajang
beragam t-shirt ilustrasi kartun di sana. Dari sini
akhirnya saya terinspirasi untuk menerapkan ekonomi
kreatif melalui kartun-kartun saya. Pada tahun 1996,
saya mendirikan sebuah toko t-shirt bernama JOP
(Jango Paramartha) Shop di Kuta.
Bisa ceritakan konsep kreatif dari JOP Shop
tersebut?
JOP SHOP berusaha berbicara tentang isu lingkungan
dan pariwisata melalui kartun atau ilustrasi pada
seluruh t-shirt nya. Sederhananya melalui t-shirt
JOP SHOP, saya ikut mengajak orang-orang yang
mengenakannya untuk berperan sebagai ambassador
dalam pelestarian lingkungan dan budaya Bali. Saya
menyodorkan ini lho ada beberapa perubahan sosial
yang terjadi di Bali. Ketika turis-turis membeli karya
saya, otomatis ia akan menyebarkan cerita yang
Saya memang tertarik dengan gaya political cartoon. itu yang menyebabkan kartun-kartun saya kerap mengangkat isu-isu dari fenomena sosial dalam masyarakat Bali. permasalahan-permasalahan tersebut dapat dengan mudah saya rangkum dalam sebuah gambar...”
- Jango Pramartha
“
28 Vol. 55 | Agustus 2014
terkandung dalam t-shirt itu kepada teman-
temannya.
Apakah Anda mengarahkannya kepada satu
target pasar yang spesifik?
Pangsa pasarnya memang turis saat itu,
karena lokasi tokonya di Kuta. Responnya
sangat bagus saat itu, bahkan mampu
menarik atensi media-media dan beberapa
tokoh nasional, seperti Wimar Witoelar dan
Goenawan Mohamad. Ya, lantaran konsep
t-shirt kartun yang dibalut oleh kampanye
sosial dan lingkungan itu. Satu t-shirt saya
yang paling berkesan, di mana karikatur
di dalamnya menggambarkan pengaruh
globalisasi pada masyarakat Bali. Itu sangat
unik, karena saya menemukan kata “Bali” di
dalam “Globalism”. Jadi, ketika itu saya sorot
menjadi kartun, ternyata magnetnya sangat
kuat bagi siapa pun yang melihatnya, terutama
turis-turis asing.
Memangnya saat itu belum ada kompetitor
yang membuat konsep t-shirt serupa?
Setahu saya belum ada konsep t-shirt yang
menampilkan gaya political cartoon dengan
menyerempet ke isu sosial, budaya, serta
lingkungan Bali saat itu. Jadi, saya pikir
enggak ada salahnya saya mencoba konsep ini.
Apalagi saya sadar punya kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide political cartoon ini.
Tinggal bagaimana cara mengemasnya dengan
baik, agar menarik untuk dijual.
Bagaimana Anda mengembangkan bisnis ini?
Apakah bisa survive?
JOP Shop sempat merasakan masa-masa
kejayaannya. Toko ini saya kelola sendiri,
Awalnya di sebuah tempat kecil mirip gudang
yang letaknya menjorok ke dalam, seperti
di lorong kecil begitu. Lantas dua tahun
berikutnya, saya pindahkan ke tempat yang
lebih memadai. Waktu itu, harga kontrak
tempatnya masih murah yang awalnya Rp 18
juta berubah menjadi Rp 24 juta dan sempat
berada di kisaran Rp 32 juta. Namun, ketika
menginjak tahun 2000, harganya naik drastis,
yakni sekitar Rp 150 juta. Di sinilah titik krisis
saya dimulai.
Mana mungkin saya sanggup membayar
harga sewa tempat 150 juta tersebut, apalagi
diharuskan kontrak minimal 3 tahun. Akhirnya
saya memutuskan untuk pindah dari tempat
itu dan mencari yang biaya kontraknya lebih
miring. Sayangnya di tempat yang baru,
kondisi penjualan kami malah memburuk
lantaran lokasi tokonya yang kurang strategis.
Akhirnya saya memutuskan untuk tutup toko
saja.
Kemudian Anda membuat Bog-bog?
Saya sempat dibantu oleh seorang kawan
untuk memasukan beberapa koleksi t-shirt
saya untuk dijual di sebuah mall terbesar di
bilangan Simpang Siur Kuta. Meski begitu,
saya tetap berusaha mencari cara untuk
29Vol. 55 | Agustus 2014
mengontrak tempat yang baru atau pun
mengajak kerjasama beberapa pihak.
Sayangnya tidak menemukan hasil yang
diharapkan. Suatu hari, ketika saya bertemu
dengan dua kawan lama Ebo dan Cece
Riberu, tercetus sebuah ide untuk membuat
majalah kartun. Dengan penuh percaya diri,
kami akhirnya mulai mengerjakannya. Kami
buatkan konsep sebuah majalah kartun yang
mampu berbicara tentang segala persoalan
Bali dan mudah dicerna oleh turis-turis asing.
Tercetus pula karakter Made Bogler. Itu
kita bertiga yang bikin karakternya. Kami
berusaha menampilkan sebuah karakter
yang mampu mewakili identitas masyarakat
Bali itu sendiri.
Sebelum memulainya, seberapa optimis
Anda saat itu terhadap peluang bisnis
Majalah Bog-bog?
Enggak, awal-awalnya saya pun enggak
yakin kalau majalah ini akan menghasilkan
uang. Tapi, ya karena saat itu belum ada
kerjaan yang bisa kami usahakan, jadinya
fokus dengan proyek ini. Waktu cetakan
edisi pertama, Bog Bog rilis juga belum
terlalu bagus. Kami pikir, ya yang penting
ada dulu lah. Nanti dalam perjalanannya,
kita bisa evaluasi lagi, yang penting jadi dulu
edisi pertamanya. Saya masih ingat, edisi
30 Vol. 55 | Agustus 2014
pertama Bog-bog rilis pada 1 April 2001. Ya
April Mop, karena memang ingin disesuaikan
dengan filosofi nama Bog-Bog itu sendiri.
Bog-bog itu artinya bohong dalam Bahasa
Bali. Saya melihat bahwa kartun itu sendiri
sebenarnya bersifat bohong dan abstrak.
Tapi konteks ‘bohong’ disini dimaksudkan
untuk menghibur. Lihat saja film-film kartun,
bagaimana karakternya yang dibanting
jutaan kali, tetap saja enggak mati-mati
kan. Kelebihan Bog-bog adalah bagaimana
kartun-kartunnya mampu menyampaikan
sebuah pesan dengan tanpa kata-kata. Itu
yang berusaha kami tonjolkan.
Katanya dulu sempat digratiskan ya?
Di awal pendirian, bog-bog benar-benar
murni hidup dari iklan. Waktu itu belum ada
merchandise, tapi sebenarnya di otak saya
konsep bisnis merchandise bog-bog itu sudah
ada sejak awal pendirian. Lumayan banyak
yang ingin beriklan dengan kita. Malah
banyak hotel mengirimkan e-mail positif
atas terbitnya Bog-bog. Dulu kami sengaja
gratiskan, namun lama-kelamaan kami buat
berbayar. Itu akibat dari permintaan oplah
yang cukup banyak dan demi menekan
cost produksi. Bog-bog itu ternyata tidak
hanya digemari oleh tamu-tamu asing,
malah tukang parkir atau juru masak hotel
sekalipun kerap mengambil majalah ini. Jadi,
biar nggak asal ngambil dan semuanya dapat
majalah, kami terpaksa jadikan berbayar saja.
Selamat, Bog-bog telah melewati usia
1 dekadenya. Bagaimana Anda dan tim
mampu mempertahankan konsistensi ini?
Melewati satu dekade ini tidak mudah.
Banyak yang bilang setelah berhasil melewati
fase 10 tahun, maka majalah ini sudah pasti
settle dan setidaknya bisa dikatakan cukup
legend. Kami sadar, bahwa kami berada di
dalam lingkaran industri kreatif. Oleh karena
itu, manajemen Bog-bog ini kami perkuat.
Mulai 2003, kami buatkan tim manajemen
dengan orang-orang yang berkapasitas di
bidangnya. Dari yang semula hanya tiga
orang saja, kini tim Bog-bog jumlahnya
sudah 13 orang. Kami kembangkan bisnis
kreatif yang kami miliki dengan membuat
merchandise dan membentuk BOG Design.
Majalah tetap menjadi ujung tombak
Bog-bog yang membuat kita dikenal di
mana-mana. Sementara BOG Design ini
memberikan support jasa bagi mereka yang
menggelar event dan membutuhkan jasa
kartunis untuk membuatkan cendera mata
kartun secara on the spot.
Seperti apa fase krisis yang pernah dilalui
Bog-bog dalam satu dekade perjalanannya
ini?
Sebelumnya kami sempat mengalami pasang
surut. Pasca Bom Bali, Majalah Bog Bog
sempat terkena imbasnya. Namun, lantaran
banyaknya dukungan dari tokoh masyarakat
dan elemen pariwisata, membuat kami bisa
berdiri lagi. Banyak yang berharap, agar Bog-
bog bisa menunjukan kepada dunia, bahwa
Bali masih bisa tersenyum dan bangkit pasca
Bom Bali. Pada tahun 2006, kami kembali
merasakan titik krisis dalam Bog Bog. Saat
itu, saya dan Ebo selaku founder merasa jenuh
dan ingin menyudahi majalah ini. Intinya,
kami jenuh dengan segala rutinitas Bog-Bog.
Saya dan Ebo juga tidak mengerti kenapa itu
bisa terjadi.
Hanya majalahnya saja yang kami
ingin hentikan. Sementara untuk bisnis
merchandise dan BOG Design masih
tetap akan kami jalankan. Buru-buru
saya umumkan kepada tim, bahwa akan
diadakan pertemuan untuk mengabarkan
pemberhentian majalah ini secara resmi.
Namun, sebelum itu terjadi, manajer saya
mencoba memberikan saran untuk tidak
menutup Bog-bog. Majalah ini ternyata
memberikan kontribusi dalam penguatan
keuangan kami.
Sebenarnya saat itu, kami juga masih
mengalami problem dalam hal keuangan.
Manajer kami ini pun memberikan opsi
bahwa jika kami bersikeras menamatkan
perjalanan Bog-bog, kami pun dipaksa
harus mencoret empat karyawanya, demi
menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Namun, sebagai founder yang telah lama
bersama-sama dengan tim ini, saya menjadi
tidak tega. Jadi kami memutuskan untuk
tetap menghidupkan majalah ini dan
mencari akar permasalahan dalam sistem
kerja kami. Ibaratnya, jangan sampai hanya
karena mencari tikus, kami harus membakar
rumah sendiri. Jadi, secara perlahan kami
evaluasi cara kerja, manajemen, dan tim
kami. Semuanya berproses, hingga kami bisa
sekuat sekarang.
Punya impian yang belum tercapai untuk
Bog-bog?
Saya berkeinginan untuk membuat semacam
galeri kartun yang berkonsep one stop
shopping. Siapa pun bisa menikmati karya bog
bog, sambil ngopi-ngopi dan melihat langsung
proses kreatif para kartunis kami di galeri
tersebut.
Pasca Bom Bali, Majalah Bog Bog sempat terkena
imbasnya. Namun, lantaran banyaknya
dukungan dari tokoh masyarakat dan elemen
pariwisata, membuat kami bisa berdiri lagi.
Banyak yang berharap, agar Bog-bog bisa
menunjukan kepada dunia, bahwa Bali masih
bisa tersenyum dan bangkit pasca Bom Bali.”
“
31Vol. 55 | Agustus 2014
32 Vol. 55 | Agustus 2014
Apa yang membuat Anda terdorong untuk
menekuni ilustrasi?
Sebelum mengawali semuanya ini, saya
sempat bekerja sebagai reporter event
Majalah Magic Wave pada tahun 2002.
Kebetulan kantor kami berdampingan dengan
kantor Bog-bog waktu itu. Meski tugas utama
saya menulis, tapi terkadang saya curi-curi
waktu senggang untuk menggambar ilustrasi.
Di lihatlah gambar-gambar ilustrasi saya oleh
Pak Jango Bog-bog. Jujur saya kurang pede
untuk memperlihatkan kartun saya ke orang-
orang Bog-bog, karena saya merasa masih
jauh dari mereka. Tapi, Pak Jango melihat dari
sudut pandang yang berbeda, bahwa gambar
saya itu punya keunikan tersendiri. Ia bilang
tidak ada salahnya menjadi beda. Diferensiasi
itu penting, apalagi dalam bisnis. Akhirnya
saya diberi ruang satu halaman di Majalah
Bog-bog untuk mengembangkan karakter
khusus yang idenya dicetuskan oleh Pak
Jango. Respon pembaca pun sangat bagus,
sehingga saya pun rutin mengisi kartun yang
bertajuk Urban Party itu.
Tentang apa Urban Party tersebut?
Kebetulan Majalah Bog-bog ini kan target
pasarnya juga untuk turis-turis asing. Jadi,
kartun Urban Party ini dimaksudkan untuk
memberi gambaran tentang aktivitas lifestyle
apa saya yang kerap dilakukan bule-bule di
Bali.
Bisa deskripsikan style kartun Anda?
Sebenarnya style kartun saya cenderung
imajinatif dan bentuk-bentuk yang tidak
proporsional. Pernah melihat karakter animasi
band Gorillaz? Ya, kurang lebih menyerempet
dengan gaya ilustrasi yang seperti itu. Saya
akui kelemahan saya memang terletak
pada penciptaan detil-detil karakter tubuh
manusia yang proporsional. Saya tidak bisa
menggambar seperti gaya kartun-kartun Bog-
bog. Mungkin memang style saya sudah seperti
ini. Saya juga percaya, bahwa pengalaman apa
yang saya terima dan bacaan-bacaan apa yang
pernah saya sentuh di masa kecil memberikan
pengaruh yang signifikan pada style gambar
saya saat ini. Dulu itu, saya senang sekali
membaca buku-buku komik semacam Ghost
Bumps. Bentuk-bentuk dengan style semacam
komik itu masih terus menempel dalam pikiran
saya.
Bagaimana ceritanya Anda akhirnya lebih
memilih karir profesional sebagai ilustrator,
terlebih di jalur freelance seperti sekarang?
Pada 2004, saya bekerja full-time sebagai
pattern-designer di sebuah perusahaan garmen
sembari juga masih mengerjakan Urban Party
menyebut nama Monez di ranah industri kratif Bali, kita akan dituntun kepada sosok ilustrator muda yang memiliki ciri khas goresan eksentrik dalam setiap karya-karyanya. Ilustrasi-ilustrasinya telah banyak digunakan untuk corporate identity dan tersebar menghiasi kampanye-kampanye kreatif peduli lingkungan. Pelbagai eksibisi nasional maupun Internasional pun pernah memajang salah satu karyanya. Tak hanya itu, gambar-gambar imajinatifnya juga turut tercatut indah dalam buku cerita dongeng karya penulis dari
Amerika Serikat. Uniknya, nama Monez ini tak hanya merupakan identitas sang kreator, namun juga berfungsi sebagai ‘brand’ untuk usaha jasa desain dan ilustrasinya. Adalah Ida Bagus ‘Monez’ Ratu Antoni Putra, seorang pemuda Tabanan di balik alter ego Monez tersebut. Nama Monez yang menjadi sapaan akrab dalam kesehariannya tersebut juga mampu membuatnya dikenal secara profesional. Pemuda kelahiran 28 April 1981 ini konsisten dalam menghasilkan karya-karya berkualitas. Terlebih, profesi ilustrator yang ia geluti berada di jalur freelance. Money & I Magazine pun berkesempatan menelisik lebih jauh ‘dapur kreatif’ Monez, seperti apa dunia ilustrasi yang ditekuni Monez serta titik awal bagaimana ia terjun di dalamnya. Berikut petikan wawancara kami dengan lulusan PSSRD Universitas Udayana (sekarang ISI Denpasar) ini.
Dunia Imaji Monez
33Vol. 55 | Agustus 2014
SPECIAL FEATURE
untuk Bog-bog. Saya bekerja selama delapan
tahun di sana dan cukup beruntung, karena
di sana saya bertemu orang-orang yang
memperkenalkan saya dengan komunitas-
komunitas ilustrator berbasis online.
Mulailah saya menyentuh situs semacam
DevianArt dan mengunggah ilustrasi-
ilustrasi saya ke sana. Dari sana, kemudian
pikiran saya pun terbuka, bahwa gambar-
gambar dengan gaya seperti ini memang
ada pasarnya di luaran sana. Mungkin kalau
sebatas di lokal saja, ilustrasi seperti saya ini
hanya akan berakhir sebagai desain t-shirt.
Tapi, kalau untuk market luar, produknya
bisa lebih luas, misalnya ilustrasi untuk buku
dongeng, ilustrasi untuk sampul album musik,
karakter untuk game, dan merchandise.
Inilah memperkuat keinginan saya untuk
fokus menekuni bidang ilustrasi secara
profesional. Sambil berproses, saya pun terus
mempelajari tren yang tengah berkembang
dalam dunia ilustrasi.
Sejak tahun 2006, saya mulai mendapatkan
banyak order dari yayasan-yayasan LSM
yang bergerak untuk lingkungan, Mereka
sering minta untuk dibuatkan ilustrasi untuk
social campaign. Nah, karena saya merasa
orderan yang datang semakin banyak dan
memecah fokus saya terhadap pekerjaan
utama di perusahaan, sehingga saya
memutuskan untuk resign dari pekerjaan
full time sebelumnya. Saya tidak ingin
konsentrasi saya pecah jadi dua, sehingga
hasil yang didapat tidak mampu maksimal.
Akhirnya, saya pun memulai profesi
ilustrator freelance ini dari rumah. Saya juga
berpikir untuk ke depan, bahwa saya tidak
ingin terlalu lama bekerja di kantoran. Kalau
saya enggak berhenti sekarang, mungkin
saya akan di sana lebih lama. Delapan tahun
bagi saya sudah cukup mendapatkan banyak
pengalaman dan pembelajaran. Saya ingin
mengejar passion saya di bidang ilustrasi ini
selagi masih muda dan bersemangat.
34 Vol. 55 | Agustus 2014
Sebenarnya Monez ini hanya sekadar nama
brand dari jasa ilustrasi Anda atau nama
pena panggung Anda sebagai seorang
ilustrator?
Dua-duanya. Dari sejak zaman sekolah,
kawan-kawan sering manggil saya Monez
seperti itu. Sapaan akrab itu terbawa
dalam diri saya hingga sekarang. Kalau
misalnya saya memperkenalkan diri atau
menyerahkan kartu nama dengan nama
lengkap saya, takutnya orang jadi bingung.
Saya permudah saja dengan mem-branding
diri saya sepenuhnya dengan nama Monez
itu. Jadi, kalau dengar nama Monez, mereka
akan ingat saya sebagai ilustrator Bali.
Sebelum mengajukan resign, seberapa yakin
Anda dengan prospek sebagai freelance
ilustrator ini?
Yakin enggak yakin sih! Tapi ya prinsip saya
waktu adalah yang penting dikerjakan dulu,
selagi ada niat besar di sana. Sebelum resign,
saya sudah prepare untuk menghadapi
tantangan sebagai freelancer seperti ini. Saya
memperhitungkan untuk mencari klien-klien,
terutama yang saya rasa merupakan kategori
klien berkelanjutan.
Apa ada strategi khusus dalam
mendapatkan klien?
Saya sangat terbantu dengan keberadaan
sosial media. Perkenalan pertama saya
dengan Friendster, Multiplay, dan DevianArt
ternyata membukakan banyak jejaring
dengan orang di luar sana yang berminat
terhadap karya ilustrasi saya. Beberapa klien
mulai berdatangan. Terlebih kini dengan
hadirnya Facebook, Twitter, dan Instagram
membuat semua promosi dan branding saya
menjadi lebih mudah. Strategi sosial media
ini lah yang saya optimalkan, disamping
membangun jejaring dengan orang-orang di
dunia nyata.
Jenis proyek yang paling dominan ditangani
sejauh ini?
Untuk saat ini, lebih banyak children book.
Saya juga lebih suka mengerjakan project ini,
karena buku anak-anak itu memberi ruang
imajinasi yang lebih luas untuk ilustrasi.
Biasanya klien saya untuk project ini berasal
dari Australia dan Amerika. Pengerjaannya
memang lumayan lama, hampir 3 bulan,
karena harus menyesuaikan dengan alur
cerita dan imajinasi si penulis. Jadi, antara
saya dan si penulis harus punya satu visi, agar
ilustrasi yang dikerjakan juga maksimal.
35Vol. 55 | Agustus 2014
Apakah pernah ada klien yang meminta
dibuatkan gambar yang jauh dari style
ilustrasi Anda?
Pernah. Dulu pernah, beberapa perusahaan
yang memesan gambar jauh dari style saya.
Meski begitu, saya tetap memperlihatkan
portfolio saya dan memberikan pengertian
terhadap mereka akan style gambar yang
saya miliki. Namun, sekarang, klien-klien
yang datang sudah enggak lagi begitu.
Mungkin sebelumnya, sudah sempat cek
portofolio saya di website.
Hampir empat tahun Anda bekerja sebagai
freelancer ilustrator. Di tahun ke berapa
Anda sudah merasa berada di titik puncak
atau titik paling stabil atas apa yang tengah
Anda bangun sejauh ini?
Buat saya ini belum puncak. Saya masih
mencari pola dari sistem kerja dan
manajemen saya. Di sini, saya masih
berproses dan terus belajar mengaktualisasi
diri. Sekarang saya sudah berani merekrut
satu karyawan untuk diajak membantu
membuat ilustrasi. Ya, orderan semakin
menumpuk dan saya sudah kewalahan untuk
mengejar deadline sendiri, bahkan dulu
sempat saya menolak order saking penuhnya.
Jadi, ada baiknya mencari satu ilustrator lagi
yang mampu menyesuaikan ritme kerja dan
style gambar saya.
Ternyata ada baiknya juga saya pernah kerja
kantoran dulu. Karena sedikit tidaknya
pengalaman manajemen yang pernah saya
dapatkan di sana, kini bisa saya terapkan
untuk Monez. Sebagai seorang freelancer,
kita bisa mengusahakan dan belajar
mendirikan bisnis kita sendiri dari nol. Kita
dapat mengembangkan pengetahuan kita
terhadap suatu hal yang baru. Saya merasa
jalur ini sangat banyak membantu saya dalam
mengembangkan diri. Bagaimana saya bisa
mempelajari tren yang tengah berkembang
dan tidak pernah menutup diri dari segala
perspektif baru.
Ada hal yang ingin Anda realisasikan lagi
untuk kemajuan Monez ke depannya?
Saya bercita-cita ingin membuatkan studio
ilustrasi sendiri untuk Monez lengkap dengan
tim ilustrator yang punya style gambar
beragam. Karena saya pikir sangat penting
menyiapkan tim yang mampu menjawab
tantangan industri. Tentunya dengan
menawarkan banyak style akan sangat mudah
menerima proyek ilustrasi yang beragam.
Dewasa ini, saya mengamati banyak orang-
orang kreatif di dunia barat sana yang
mengincar ilustrator-ilustrator di Asia. Celah
yang seperti ini harus kita manfaatkan.
Selain itu, saya juga ingin merekrut seorang
marketer untuk membantu saya menjalankan
bisnis Monez ini. Namun, saya masih mencari
formula yang tepat untuk manajemen yang
masih terbilang kecil seperti ini.
36 Vol. 55 | Agustus 2014
Suzana ChandraManaging Director, Lestari LivingSMART FAMILY
Liburan sekolah tengah tahun yang
panjang, memberikan tantangan
yang beragam bagi orang tua dan
juga anak-anak. Beberapa pilihan
seperti summer camps untuk
menari, gymnastic, belajar memasak, melukis,
jalan-jalan, dan lain-lain, terkadang masih
tidak cukup untuk memberikan aktivitas
yang berguna untuk mengisi waktu libur dan
menghibur active young minds. Kerepotan
akan bertambah kalau pada saat yang
bersamaan, beberapa pekerjaan memiliki
deadline yang hampir bersamaan.
Jauh-jauh hari, tepatnya beberapa bulan
sebelum libur panjang tersebut, saya melihat
kalender di depan saya, dan menimang-
nimang apa yang dapat saya lakukan dalam
juggling works selama school holiday. Akhirnya
saya putuskan untuk menjadwalkan satu
minggu jalan-jalan ke Hongkong dan Macau
di pertengahan liburan sekolah. Idenya
adalah untuk “memecah” liburan panjang,
supaya tidak monoton bagi anak-anak.
Disamping itu, kebetulan ada tiket promo
dari Cathay Pacific Airlines.
Untuk liburan kali ini, saya memutuskan
untuk mengurus jadwal dan tujuan wisata
sendiri, tanpa tour. Berbekal informasi dari
beberapa teman, tips dari banyak artikel dan
tentu saja informasi dari Uncle Google, saya
membuat itinerary jalan-jalan kali ini.
Pada hari Jumat, 11 Juli 2014, kami sampai
di Hongkong Airport. Ini adalah airport baru
yang dibangun di tanah reklamasi. Yaitu
tanah yang diciptakan dengan menimbun
laut dangkal. Dari pesawat, kita bisa lihat
bahwa Hongkong Airport berada di luar
Pulau Lantau. Tepatnya di daerah Chep Lap
Kok, sekitar 40 km dari pusat kota. Besarnya
airport luar biasa, yaitu seluas 1,225 km2
(sebagai perbandingan airport Soekarno-
Hatta hanya seluas 18 km2), dengan 2
terminal masing-masing sebesar 710 ribu
m2, ada dua run way sepanjang 3,800 m
dengan 102 gates. Melayani 60 airlines yang
terbang ke 140 kota termasuk 40 tujuan
domestik. Airport ini merupakan airport ke-5
tersibuk di dunia.
Turun dari pesawat, kita harus naik kereta
api bawah tanah untuk menuju Imigrasi yang
memiliki counter banyak sekali. Petugas di
lapangan dengan sigap mengatur alur para
penumpang untuk mengantri dan mengisi
jalur-jalur yang tersedia. Sangat efisien.
Dengan segitu banyaknya penumpang yang
turun, antriannya tidak sampai 10 menit.
Disediakan juga antrian yang khusus untuk
penumpang usia 65 tahun dan penumpang
yang disable.
Keluar dari Imigrasi, kita sampai di bagian
pick up luggage yang luar biasa besarnya.
Semua sign sangat jelas, dalam tulisan
Mandarin dan English, menunjukkan kemana
kita harus mengambil koper-koper. Karena
besarnya ban berjalan dan design-nya
yang panjang melengkung, kita tidak perlu
bedesak-desakan dalam mengambil koper.
semua dengan santai dapat meraih koper
miliknya. Duh, bandingkan dengan usaha
pada saat kita ambil koper di tanah air.
Bandaranya besar sekali dan sangat sibuk,
tetapi semua sign-nya sangat jelas dan
diposisikan dengan sedemikian rupa seperti
map berjalan. Kemana mata menengok, signs
selalu mengantar kita ke tujuan yg dicari.
Yang paling amazing adalah connectivity yang
didesain sedemikian rupa, dari satu tempat
ke tempat lain. Baik dari udara (bandara),
ke darat (trans, MTR dan bus, jalan kaki),
maupun dengan air (ferry).
Semuanya terhubung dengan mudah. Dari
satu gedung ke gedung lain semua terhubung
dengan koridor yang diisi dengan toko-toko
dan resto yang menarik, art gallery dan
lain-lain. Feast to the eyes. Semua dapat
dilakukan tanpa harus keluar dari gedung
dan sangat nyaman dengan air conditioner.
Holiday Yuk ...!
ww
w.c
ina.
pan
du
anw
isat
a.co
m
37Vol. 55 | Agustus 2014
SMART FAMILY
Hmm, terbayang berapa besar listrik yang
dibutuhkan ya? Apa tipe pembangkit tenaga
listrik yang dipakai?
Kami naik bus menuju Hotel Royal Park-Sha
Tin. Pada saat bertanya, di bagian informasi,
kami langsung ditujukan ke counter yang
menjual Octopus Card yang dapat digunakan
untuk bus, MTR (kereta api bawah tanah),
dan di berbagai supermarket dan toko.
Dengan menggeret luggages, kami menuju
bus station. Agak ragu juga, bagaimana
turun naik bus dengan membawa luggage
yang besar dan kebetulan saya membawa
orang tua (usia di atas 65 tahun). Ternyata,
semuanya as smooth as porcelain. Masuk bus,
scan octopus card, koper tinggal di-rolling saja
(tidak usah diangkat), kemudian langsung
ditaruh di tempat yang disiapkan untuk
luggages, sehingga penumpang bisa langsung
melenggang cari tempat duduk. Koper-koper
kecil bisa ditaruh di tak atas. Very efficient!
Pengalaman ini terjadi di setiap sudut kota
Hongkong. Kami terkagum-kagum melihat
sedemikian canggihnya mereka mendesain
semua kota. Berbagai akomodasi/hotel selalu
terhubung dengan bus terminal, dengan
MTR, dengan food court dan restoran, dengan
toilet yang bersih dan di tempat-tempat
strategis. Shops/ retailers selalu diposisikan
di setiap koridor, dengan desain yang sangat
mengundang selera. Semuanya terhubung
seperti kaki gurita yang selalu memiliki akses
ke berbagai tempat.
Bahkan, 90% kita dapat melakukan semua
kegiatan, tanpa harus keluar dari gedung
atau beranda. Jarang sekali kita harus
berjalan di pinggir jalan raya. Kalau kita
keluar, bahu jalan sedemikian lebarnya,
sedemikian nyamannya untuk berjalan.
Bersih, nyaman dan sign tujuan ada di mana-
mana, sangat jelas. Di tempat-tempat umum
terlihat tanda dilarang merokok FINE $6,000
(sekitar IDR 1 juta rupiah). Tempat sampah
dimana-mana, dan tempat sampahnya selalu
dikosongkan serta dibersihkan.
Yang lebih amazing adalah jumlah
pengunjung. Banyak sekali. Selama 5 hari
di Hongkong, semua sudut kota selalu
penuh dengan pengunjung. Baik daerah
turis maupun daerah lokal, daerah modern
maupun “old Hongkong” semua penuh
dengan manusia. Semua orang bertransaksi.
Katanya banyak sekali pengunjung dari
mainland Cina. Busyeeet, marketnya besar
sekali. Pemandangan sedikit berbeda,
adalah pada saat kami menuju Macau.
Macau dapat ditempuh dengan 1 jam kapal
ferry. Ini merupakan daerah tersendiri,
sehingga passport dan kartu keberangkatan
dibutuhkan. Konektivitasnya tetap sama,
di mana semua hotel terhubung satu sama
lain, dan semua dipenuhi dengan koridor
shop “High End Brands”. Yang tidak ada
adalah kereta api, dan bus juga sangat
sedikit. Di Macau, dipenuhi dengan Casino
dan pertunjukan. Cukup dua malam saja,
untuk mengenal Macau dan old Macau yang
kebanyakan adalah budaya dan bangunan
peninggalan Portugis.
Pada hari terakhir, kami pulang dengan
ferry ke Hongkong Airport. Check in luggage
di ferry terminal yang ternyata di-connect
dengan international flight langsung. Jadi
tidak usah ambil luggage lagi. Sejam ber-ferry
ria, kami tiba langsung di bagian Imigrasi di
Hongkong International Airport. Luar biasa
konektivitasnya.
Hmm, sepanjang perjalanan, saya terus
berbicara mengenai konektivitas, efisiensi
penggunaan ruang/daerah, kebersihan, dan
kenyamanan. Free internet ada dimana-mana.
Informasi ada dimana-mana. Hmm, jalan-
jalan seperti ini, membuka mata bahwa masih
banyak sekali yang bisa diperbaiki untuk
Indonesia tercinta ini. Hmm, semoga saja
pemerintahan yang baru ini benar-benar
mau membangun indonesia. Hmm, tidak
usah muluk-muluk, lihat dan contoh saja
Hongkong dan Singapura, bahkan Malaysia.
Hmm, Indonesiaku, tanah yang kucinta. There
is so much we can do! Perubahan akan perlu
waktu, tetapi harus dimulai pada satu waktu.
Dan waktunya adalah sekarang.
38 Vol. 55 | Agustus 2014
INFO NIAGA
Nuansa alam pedesaan dengan
hamparan hijau persawahan
beratmosfer sejuk dan
tenang kini menjadi incaran
masyarakat urban di akhir
pekan. Mereka yang jenuh dengan hiruk
pikuk perkotaan, panorama sesak gedung-
gedung modern, dan luapan kemacetan,
ingin kembali menikmati esensi dari liburan
yang tenang dan kembali ke alam. Inilah
yang menjadi inspirasi utama dari kehadiran
Sawah Indah.
Berlokasi di Jalan Raya Goa Gajah Ubud,
Sawah Indah benar-benar menarik kita untuk
menjauh dari titik-titik teramai perkotaan.
Hanya membutuhkan waktu kurang
lebih 35 menit dari kota Denpasar untuk
mencapai restoran yang didirikan oleh Deka
Sugiyantha sejak 5 tahun silam ini. Sesuai
dengan namanya Sawah Indah, maka sawah
pun menjadi ikonnya. Berhektar-hektar
pemandangan lanksap sawah pun telah siap
menyambut pengunjung.
“Saya mencoba menawarkan sebuah
restoran dan sekaligus tempat rekreasi
keluarga yang mengusung konsep pedesaan.
Karena bagi masyarakat perkotaan, konsep-
konsep pedesaan seperti ini masih begitu
segar di mata mereka. Saya berusaha
memperkuat konsep ini baik dalam pemilihan
tempat dan menu makanannya,” papar
Deka Sugiyantha. Sawah Indah memang
dirancang dengan semangat aristektur Bali
pedesaan. Atap alang-alang, kolam, dan
bale-bale gazebo Bali saling bersinergi untuk
mengoptimalisasikan suasana retreat itu
sendiri. Terlebih dengan kepungan eksotisme
alam pedesaan di sekeliling Sawah Indah.
Demi mempertegas konsep “restoran di
tengah sawah”, Sawah Indah menawarkan
varian menu yang sesuai dengan tema alam
dan pedesaan itu sendiri. Bebek Crispy
Cabe Ijo dan Timbung Gurami menjadi dua
andalannya. Tentu yang paling unik adalah
Timbung Gurami, di mana ikan gurami
dibakar di dalam bambu. Lantaran bambu
inilah yang membuat bumbu rempah-rempah
tradisional dapat lebih meresap ke dalam
ikan yang dibakar. Menikmati dua cita rasa
hidangan tersebut di atas bale dengan
panorama sawah masih belum lengkap
Sepaket Kebaikan Alamdi “Sawah Indah”
39Vol. 55 | Agustus 2014
INFO NIAGA
dengan racikan segar es buah di dalam
kelapa ala Sawah Indah. Harga menunya pun
cukup terjangkau, yakni berada di kisaran Rp
20.000 – Rp 90.000
Fun Outbond
Meski Sawah Indah berkonsep restoran,
namun tak serta merta membuat
Deka Sugiyantha berfokus hanya pada
pengembangan kulinernya semata. Malah,
pria yang pernah merintis usaha ekspor
untuk mendekatkan pengunjung dengan
alam. “Bahkan kami punya aktivitas fun
game di lumpur yang begitu menarik atensi
pengunjung,” tambahnya.
Program-program outbound ini pun tak
hanya diminati oleh pengunjung restoran
yang datang secara individu atau grup
dalam jumlah kecil, tapi juga menarik atensi
grup corporate maupun komunitas dengan
kapasitas yang besar. Tak heran jika program
furniture dan patung ini pun menyuntikan ide-
ide kreatifnya guna menghidupkan nuansa
rekreasi di dalam Sawah Indah. Aktivitas
outbond pun dipilih sebagai salah satu ‘menu
utama’ dari keunikan Sawah Indah.
“Enggak afdol rasanya, kalau jauh-jauh ke
Ubud hanya untuk makan sambil melihat
panorama. Kalau ada aktivitas outbond kan
liburan jadi lebih seru,” ungkapnya. Adapun
aktivitas-aktivitas outbond yang ditawarkan
seperti rafting, cycling, trekking, dan ATV
Adventure. Kegiatan bersepeda dan trekking
menjadi dua kegiatan yang paling digemari di
Sawah Indah. Menurut Sugiyantha, seluruh
aktivitas outbond itu sejatinya bertujuan
40 Vol. 55 | Agustus 2014
INFO NIAGA
outbond menjadi salah satu daya tarik
Sawah Indah. Setiap aktivitas outbond itu
sendiri ditawarkan dalam bentuk paket yang
harganya berkisar dari Rp 150.000 – Rp
350.000 dan sudah termasuk makan siang.
Satu program aktivitas akan berlangsung
selama 3-4 jam.
Tak hanya untuk pengunjung dewasa,
Sugiyantha juga menawarkan program
outbound edukatif untuk anak-anak. Mereka
akan diajak untuk mempelajari aktivitas
petani secara langsung, seperti cara
membajak sawah, menanam padi, hingga
memelihara bebek sekalipun. “Respon dari
beberapa sekolah sangat positif terhadap
program ini dan sangat antusias mengajak
anak didiknya untuk ikut program tersebut.
Saya punya keyakinan bahwa program ini
memang sangat dibutuhkan oleh anak didik
kita,” jelas pria yang berdomisili di Sesetan
ini.
Sawah Indah juga sangat ideal sebagai venue
untuk penyelenggaraan sebuah event dengan
kapasitas mencapai 200 orang. Bahkan,
restoran ini sudah beberapa kali digunakan
sebagai wedding venue. Sawah Indah tak
pernah sepi pengunjung. Tercatat 300-
400 pengunjung setiap harinya memenuhi
restoran ini dan terpantau padat di jam-jam
makan siang.
Bagi Anda yang ingin merasakan sepaket
pengalaman alam di sebuah restoran bercita
rasa Indonesia, maka Sawah Indah bisa
menjadi pilihan utama pelepas penat Anda.
(ADV)
41Vol. 55 | Agustus 201447the-mni.com | Vol. 53 June 2014 |
42 Vol. 55 | Agustus 2014
ACCIDENTAL WOM
Beberapa waktu lalu seorang
pramugari Garuda Indonesia
bikin heboh di jagad Twitter.
Pasalnya seorang penumpang
asal Kepong, Malaysia
“memergoki” sang pramugari sedang
khusyuk menunaikan ibadah sholat sekitar
10 menit setelah pesawat lepas landas.
Kagum dengan kesolehan si pramugari, si
penumpang sontak memotretnya dengan
kamera ponsel dan kemudian menyebarkan
luaskannya melalui akun Facebook. Sejurus
kemudian, decak kagum membahana di jagad
Twitter dan Facebook.
INSIGHT YuswohadyPraktisi Pemasaran dan ex. Sekjen Indonesia Marketing Association
ww
w.s
oo
per
boy
.co
m
Berikut ini komentar akun @sooperboycom
di Twitter: “Salut..! Pramugari tertangkap
Sholat di dalam Pesawat. http://goo.gl/f1BPJa
Ini baru pramugari idaman.” Sementara
komentar akun @saptuari bernuansa
menyindir kita-kita: “Mbak Pramugari Garuda
ini tetap sholat di Pesawat… Subhanallah!
Kamu yg di darat gimana?”
Dengan “word of mouth” (WOM) tersebut,
tak terhindarkan lagi, brand Garuda
Indonesia pun ikut-ikutan melambung
setinggi langit. Sang pramugari telah
mengharumkan nama Garuda Indonesia.
Authentic
Kenapa “aksi” si pramugari begitu
menghebohkan dan memicu positive
word of mouth yang luar biasa di dunia
maya? Setidaknya ada tiga alasan.
Pertama, it’s touching the heart. Ya, karena
peristiwa itu menyentuh hati siapapun
yang mengetahuinya. Kesolehan si
pramugari menyentuh hati, tak hanya
dari sisi emosional, tapi juga sisi spiritual
kita. Peristiwa itu menjadi sebuah oase
menyejukkan di tengah anggapan miring
mengenai profesi pramugari. Peristiwa kecil
itu begitu menyentuh lubuk hati terdalam
43Vol. 55 | Agustus 2014
dari si penumpang, sehingga kemudian
menggerakkannya menyebarkan ke banyak
orang melalui media sosial.
Kedua, it’s an engaging story. Peristiwa
tersebut menciptakan sebuah cerita
yang menggugah orang-orang untuk
meresponnya. Bagaimana si penumpang
awalnya punya persepsi negatif alias suudzon
kepada si pramugari. Bagaimana ia kemudian
kagum dan memotretnya untuk diunggah
di Facebook. Juga, bagaimana para netizen
kemudian meresponnya dengan decak-
kagum mengharu-biru. Semuanya terjalin
menjadi sebuah cerita menghebohkan yang
membuat semua orang terlibat dan “terhisap”
ke dalamnya.
Ketiga, it’s authentic and spontaneous. Aksi
si pramugari maupun si penumpang adalah
sebuah peristiwa yang genuine tanpa
dibuat-buat, tanpa direkayasa secuilpun.
Seluruh jalinan cerita itu merupakan suatu
yang otentik, karena belum pernah terjadi
sebelumnya. Coba Anda bayangkan, apa yang
bakal terjadi, jika Garuda Indonesia mereka-
ulang peristiwa tersebut (bahkan dengan
pramugari dan pesawat yang sama) dan
kemudian menyebarkannya di media sosial?
Saya jamin 1000%, bukan decak kagum
yang dituai, justru sebaliknya cemoohan. Ya,
karena ketika peristiwa itu direplikasi, maka
serta-merta ia akan kehilangan keotentikan
dan spontanitasnya, sehingga dampak word
of mouth-nya menjadi luntur .
Menjadi Brand Ambassador
Apa pelajaran paling berharga yang kita
peroleh dari kasus mbak pramugari? Pesan
terpenting yang kita peroleh adalah bahwa
setiap karyawan bisa memainkan peran
sebagai brand ambassador bagi perusahaan
tempat ia bekerja. Pertanyaan saya: jika Anda
seorang pegawai administrasi, resepsionis,
atau seorang satpam, apakah Anda bisa
mengharumkan nama perusahaan seperti
halnya si pramugari? Why not! Kehadiran
media sosial menjadikan siapapun di dalam
perusahaan untuk menjadi brand ambassador
yang powerful.
Dua tahun lalu ada peristiwa menghebohkan,
ketika Agus Chaerudin, seorang office boy
yang bekerja di Bank Syariah Mandiri cabang
Bekasi menemukan amplop di tempat
sampah yang di dalamnya tersimpan uang
Rp 100 juta. Agus tak menyentuh sama
sekali uang itu, ia langsung mengambil dan
menyerahkannya ke satpam. “Itu bukan
rezeki saya, itu hak kantor. Allah Maha
Melihat, Maha Mengetahui,” ujarnya polos.
Kejujuran si OB telah menyentuh hati dan
menimbulkan decak kagum banyak orang,
persis seperti yang terjadi pada si pramugari.
So, seperti halnya mbak pramugari dan
mas OB di atas, siapapun karyawan kini
bisa mengharumkan nama perusahaan dan
menjadi “hero of the company” dengan
menciptakan positive word of mouth. Kabar
baiknya, di era media sosial sekarang ini,
kejadian seperti yang mereka alami semakin
sering kemungkinannya untuk bisa terjadi.
Namun, apakah kejadian mbak pramugari
dan OB itu bisa didesain sebelumnya
atau direkayasa sedemikian rupa untuk
menghasilkan efek WOM yang powerful?
Barangkali ini kabar buruknya: tidak!
Kecelakaan
Inilah hukum dasar WOM: semakin
direkayasa sebuah peristiwa, semakin kecil
dampak WOM-nya. Semakin tidak otentik
sebuah peristiwa, semakin luruh pula dampak
WOM-nya. Semakin tidak spontan sebuah
peristiwa WOM, semakin memble pula efek
WOM-nya. Elemen terpenting terbentuknya
WOM yang powerful adalah keotentikan
(authenticity) dan spontanitas (spontaneity).
Tak heran jika program-program WOM yang
didesain dan direncanakan sedemikian rupa
oleh marketer kebanyakan kandas, karena
kehilangan otentisitas dan spontanitas.
Karena kenyataan ini, saya berani
mengatakan: “The powerful WOM is an
accidental WOM.” WOM yang hebat
adalah WOM hasil kecelakaan, bukan hasil
perencanaan dan perekayasaan.
Kalau demikian adanya, berarti kita tidak
bisa mendesain dan merencanakan program
WOM untuk brand kita dong? Bisa, tapi
Anda harus selalu siap mental dan legowo,
jika program tersebut kandas dan tak
memenuhi harapan. Belajar dari kasus mbak
pramugari sebagai rule of thumb, saya hanya
bisa memberikan tiga tips. Pertama, touch
audience’s heart. Kedua, share an engaging
story. Ketiga, create authenticity.
INSIGHT
44 Vol. 55 | Agustus 2014
EnAm CArA uniKTINGKATKAN
PERFORMA KERJA
1
2
Kualitas Terus Ditingkatkan
Bukan zamannya lagi malas-malasan, berdiam di
zona nyaman, dan menampilkan kinerja yang biasa-
biasa saja. Karena dengan performa yang standar
itu akan mempersulit Anda untuk mencapai prestasi
yang gemilang di kantor. Dunia kerja itu serba
menuntut kinerja yang tinggi, sehingga Anda harus
mulai memperbaiki diri, bekerja dengan tekun, dan
tingkatkan kemampuan unggul yang Anda miliki. Anda
bisa mencari informasi terkait hal yang membuat
seseorang sukses menekuni bidangnya.
Kenali Pesaing Anda
Dari sekian banyak rekan karyawan Anda, pasti satu
atau dua diantaranya memiliki keunggulan dalam
posisi yang sama dengan Anda. Oleh karena itu, Anda
harus mengenali kemampuan pesaing Anda ini. Anda
harus mulai menentukan standar kinerja Anda sendiri.
Mulailah membuat sebuah deskripsi berdasarkan atas
apa yang Anda yakini tentang kinerja tertinggi dari
pekerjaan Anda. Lantas, cobalah tantang diri Anda
untuk bisa melampaui standar kinerja dari pesaing
Anda tersebut. Meski begitu, Anda harus tetap
berpedoman pada persaingan yang sportif.
45Vol. 55 | Agustus 2014
HEALTHY LIVING
3
4
5
6
Mempelajari Pasar Global
Anda harus mulai membuka wawasan terhadap segala
informasi mengenai pasar global. Ini akan sangat
membantu meningkatkan kepekaan Anda dalam
mengatur strategi optimalisasi performa kinerja
Kuasai Peluang Kerja Anda
Cobalah melatih diri untuk melihat peluang dan
eksekusi hal tersebut dengan nyata dan cemerlang.
Namun, perlu diingat bahwa Anda harus konsisten
dalam menumbuhkan peluang tersebut.
Menulis Blog Sambil Pantau Kemajuan Anda
Blog bisa menjadi alat untuk mencatat kemajuan
kinerja Anda. Di sana, Anda bisa menulis segala
pencapaian, tantangan, dan hal-hal yang baru Anda
pelajari untuk di-share kepada para blogger di jagat
maya. Atau Anda boleh saja tidak mempublikasikan isi
blog Anda tersebut, namun cukup digunakan sebagai
media pemantau. Tuliskan rencana dan apapun yang
penting tentang masa depan Anda. Ibaratkan blog
tersebut sebagai jurnal pribadi Anda.
Tekadkan Niat Berinvestasi
Mulailah menantang diri Anda untuk mengejarkan
sesuatu yang baru, misalnya berwirausaha kecil-
kecilan. Terapkan manajemen yang baik dan pelajarilah
semua kesalahan yang telah Anda perbuat. Setelah
tahu apa kesalahan Anda, maka segera bangkit dan
perbaiki kekeliruan tersebut.
ww
w.m
on
ster
wo
rkin
g.co
m
46 Vol. 55 | Agustus 2014
FITNESS Denny SantosoPraktisi Kesehatan dan Kebugaran
ww
w.d
rhal
eype
rlus
.file
s.wor
dpre
ss.c
om
Pendapat, rumor dan teori seputar mengecilkan perut terus berkembang di
kalangan pakar kesehatan, termasuk dokter, pelatih pribadi, guru infomersial,
teman-teman, guru, bahkan orang tua. Beberapa informasi ada yang valid, namun
sebagian besar tidak. Sulit untuk memilah-milah itu semua. Mitologi seputar perut
semakin hari bertambah dan beberapa mitos sepertinya tidak akan pernah hilang.
Sebelum mengecilkan perut dan membentuk
ototnya dengan benar, hal pertama yang
harus dilakukan adalah membersihkan
pikiran Anda dari mitos dan kesalah pahaman
yang telah mencemari otak Anda yang
berasal dari ‘dongeng’ seputar gym, iklan
yang menyesatkan, dan nasihat buruk dari
proklamator palsu.
Kebanyakan informasi palsu yang beredar
berisi seputar latihan perut daripada
informasi kesehatan atau subjek kebugaran
Mitos-MitosMengecilkan Perut
47Vol. 55 | Agustus 2014
FITNESS
lainnya. Artikel ini akan menjelaskan 3
mitos yang berkembang dan mungkin telah
membuat Anda percaya dengan apa yang
dikatakannya.
Mitos #1 : Jika latihan perut setiap hari akan
menjamin Anda mendapat perut ‘six-pack’.
Ini adalah salah satu mitos perut yang
paling umum. Mungkin, kesalah pahaman
ini pertama kali disalurkan melalui dunia
binaraga, dikarenakan banyak binaragawan
yang memprioritaskan latihan perut sebelum
ww
w.bloglet.com
kompetisi. Padahal perut six pack hanya
dapat dimiliki dengan diet yang tepat, bukan
karena latihan perut setiap hari.
Ada dua alasan, kenapa latihan perut setiap
hari itu tidak perlu dan tidak menjamin six
pack. Pertama, jaringan otot perut hampir
sama dengan jaringan otot pada bagian
tubuh lainnya. Otot perut tidak akan lebih
berkembang dan lebih kuat tanpa waktu
untuk beristirahat dan memulihkan setelah
latihan. Kedua, meskipun Anda mendapat
otot perut yang luar biasa dengan latihan
setiap hari, Anda tidak akan dapat melihat
perut Anda, jika mereka tertutup oleh lapisan
lemak. Lemak akan hilang hanya dengan
membuat defisit kalori melalui diet yang
tepat.
Mitos #2 : Anda bebas memakan apa saja
dan tetap menjaga ‘six pack’ selama Anda
melakukan latihan setelah makan.
Yang benar adalah mengembangkan otot
perut dapat dicapai melalui latihan. Namun,
agar otot perut tetap terlihat, tergantung
dari diet Anda. Artinya, akan menjadi sia-sia
memiliki satu set otot perut yang hebat, jika
tertutup lemak. Maka, untuk menghilangkan
lemak dibutuhkan nutrisi.
Mitos #3: Sit-up merupakan cara terbaik
untuk mengembangkan otot perut.
Ini sungguh ironis. Sit-up, yang merupakan
latihan perut paling populer di dunia, bisa
jadi merupakan latihan terburuk dan bisa
berbahaya bagi beberapa orang dalam
kondisi tertentu. Kebanyakan orang tidak
menyadari, jika sit-up bukan latihan perut
yang sebenarnya.
Saat melakukan sit-up, fleksor batang utama
dan otot iliopsoas melakukan sebagian
besar pekerjaan, sementara otot perut
tidak bekerja optimal. Ini mungkin aneh
kedengarannya, tapi faktanya Anda dapat
mengecilkan perut dan mengembangkan
ototnya hingga hasil yang optimal tanpa
harus melakukan sit-up.
48 Vol. 55 | Agustus 2014
BOOKS REVIEW
Leading Change adalah buku yang relatif pendek, sebab buku yang ringkas dan langsung ke sasaran itu
baik. Banyak pertanyaan menarik dibiarkan tak terjawab, khususnya bagaimana orang bisa secara lebih
spesifik mencapai apa yang digambarkan di buku itu.
Tim Deloitte Consulting yang dikepalai oleh Dan Cohen, mewawancarai sekitar dua ratus orang di lebih
dari sembilan puluh organisasi di Amerika, Eropa, Australia, dan Afrika Selatan. Tim ini berfokus pada delapan
puluh cerita yang diperjelas oleh para penuturnya demi keakuratan informasi. Tiga puluh empat kisah yang paling
inspiratif disajikan di buku ini.
Di The Heart of Change digali inti permasalahan yang dihadapi orang dalam seluruh tahapan itu serta cara agar
sukses menghadapinya. Ternyata, isu utamanya tidak pernah terkait dengan strategi, struktur, budaya, atau
sistem. Inti masalahnya selalu terkait dengan perubahan sikap. Perubahan sikap dalam situasi-situasi yang sangat
berhasil, pada umumnya bisa terjadi bila orang merespon perasaan orang lain.
Perubahan itu penting. Siapkah Anda memimpinnya dengan berhasil?
The Heart of ChangeField GuideTools & Tactics For Leading Change In Your Organization
Penulis Buku The Heart of Change
John P. Kotter
49Vol. 55 | Agustus 2014
Datang ke tengah konflik Maluku sebagai seorang jurnalis, Gentur
kemudian terperangkap dalam berbagai situasi pelik. Gentur
tak hanya menyaksikan korban-korban berjatuhan, tapi dia juga
beberapa kali terjebak dalam situasi konflik yang membahayakan
jiwanya.
Melalui berbagai ketegangan, Gentur akhirnya tiba di Desa Tulehu, sebuah
desa muslim yang terkenal sebagai kampung sepakbola. Persahabatannya
dengan Said, seorang mantan pemain bola yang gagal, membawa Said pada
berbagai petualangan yang berbahaya dan arus pikiran yang dinamis dan kadang
menyakitkan. Di titik itulah sepakbola mejadi lorong waktu yang menuntun
Gentur menemukan jalan penyelesaian atas semua trauma yang mengeram di
kepalanya.
Novel ini bukan hanya bercerita tentang bagaimana sepakbola secara unik
memainkan peranannya di tengah konflik. Novel ini juga menempatkan puisi,
musik, dan politik ingatan sebagai elemen penting yang bahkan sempat
menyelamatkan Gentur dari keganasan sebuah laskar rahasia yang hendak
mengeksekusinya.
Jalan Lain ke Tulehu
Oleh: Zen RS
Dalam buku larisnya A Compass to Fulfillment, yang aslinya
diterbitkan dalam bahasa Jepang, Kazuo Inamori
menyampaikan gagasan uniknya tentang hubungan
yang kritis antara pemenuhan hasrat pribadi dan sukses
dalam bisnis. Ketika diterbitkan untuk pertama kali
dalam bahasa Inggris, buku panduan ini merajut kiat-kiat bisnis yang
cerdas dengan keyakinan-keyakinan spiritual guna menghadirkan
kebijaksanaan yang Anda perlukan untuk mengembangkan prinsip-
prinsip yang teguh dan selalu bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip
itu —cara satu-satunya untuk menemukan sukses tertinggi baik dalam
bisnis maupun kehidupan sehari-hari.
“ Sudah waktunya kita menggali dengan sungguh-sungguh bagaimana kita dapat hadir bersama-sama di planet ini dengan mendasarkan jalan hidup kita bukan berdasarkan pertumbuhan ekonomi yang digerakkan oleh hasrat mementingkan diri, melainkan melalui kepedulian, cinta, kasih sayang, dan altruisme.” - Kazuo Inamori
50 Vol. 55 | Agustus 2014
Awal Juni 2014 lalu menjadi bulan paling
menggembirakan bagi para fanboy Apple, pasalnya
produsen PC Mac ini secara resmi merilis
sistem operasi terbaru OS X Yosemite di ajang
Worldwide Developer Conference (WWDC)
2014 lalu. Yosemite ini merupakan pengembangan terbaru dari
OS X Maverick. Dalam demonstrasinya, Yosemite memberikan
perubahan secara signifikan pada interface-nya. Anda pun akan
mendapati komputer Mac Anda dalam penampilan terbarunya.
Desain yang terkesan ‘flat’ minimalis dan panel translucent
mendominasi pada tampilan OS X Yosemite.
Tak hanya itu, pada sidebar notification center juga mengalami
sedikit perubahan, di mana tampilannya agak menyerupai gaya
fitur iOS. Ada ikon kalender, jam, dan ikon cuaca di sana. Anda juga
bisa meng-customize dengan aplikasi widget pihak ketiga.
Yosemite juga memindahkan Spotlight ke tengah layar, di mana
fungsinya tak sebatas sebagai kotak pencarian untuk mengakses
aplikasi dan dokumen di dalam hardisk, tapi juga meluas ke
pencarian untuk Wikipedia, pesan e-mail, daftar kontak, dan lain-
lain. Perubahan juga terjadi pada Safari baik tampilan maupun
fungsinya. Di address bar Safari akan menampilakan semacam
saran yang sesuai diketikan oleh pengguna. Safari juga punya Tab
View untuk melihat semua Tab yang dibuka. Fitur mail yang paling
menjadi sorotan, karena perubahannya yang begitu mendasar.
Mail ini memiliki fitur Markup untuk mencorat-coret attachmenet
dengan tulisan dan tempelan teks serta gambar. Bahkan bisa
tanda tangan secara digital.
Terakhir, iCloud Drive yang fungsinya mirip seperti Dropbox atau
Google Drive, yakni sebagai folder penyimpanan yang terletak di
Cloud. File di iCloud Drive ini bisa diakses lewat Google, iOS, dan
Windows. Rencananya Yosemite sudah go public untuk diinstal di
musim gugur nanti. Bagaimana tertarik?
TECHNOLOGY
REVIEWw
ww
.hd
wal
lpap
ers.
com
oSX YoSEmitE
51Vol. 55 | Agustus 2014
SIN CITY : A Dame to Kill For
Sin City yang disutradarai Robert Rodriguez and Frank
Miller pada 2005 silam akan meluncurkan sekuelnya
bertajuk Sin City: A Dame To Kill For pada pertengahan
2014 ini. Kedua sutradara tersebut pun kembali
berkolaborasi dalam sekuel yang naskahnya juga ikut
ditulis oleh William Monahan. A Dame To Kill For ini sendiri diangkat
berdasarkan buku kedua dari seri Sin City rekaan Miller bertajuk
serupa rilisan 1993 silam. Dalam trailer satu menit yang telah dirilis
menampilkan sosok Dwight (Josh Brolin) yang tengah diburu oleh
Ava Lord (Eva Green), wanita pujaan Dwight yang juga menyimpan
dendam kepadanya. Ada empat plot yang akan disajikan dalam
sekuel ini. Dua plot berdasarkan karya Miller yang telah dirilis “A
Dame To Kill For” dan “Just Another Saturday Night”, serta dua plot
baru yang ditulis eksklusif untuk film ini yakni “The Long Bad Night”
dan “The Fat Loss”. Selain Eva Green dan Josh Brolin, film ini juga
didukung oleh penampilan Mickey Rourke, Bruce Willis, Rosario
Dawson, Jaime King, Dennis Haysbert, Christopher Meloni, Jeremy
Piven, Ray Liotta, Juno Temple, Stacy Keach dan Julia Garner. Film
ini masih akan membawa nuansa kelam ala Rodriguez dengan
sinematografi serta art-production yang eksentrik
Me, I Am Mariah...The Elusive Chanteuse
Mariah Carey is back! Empat tahun hiatus dari
industri musik (sempat merilis album natal
pada 2010 lalu) memaksa Mariah membuat
sedikit gebrakan terhadap album keempat
belasnya. Ia seolah ingin bernostalgia dengan
era keemasan di awal karirnya. Senyawa pop balad dengan vokal
prima kelas diva adalah kesan yang ingin ditanamkan dalam
album berisi 14 tracks ini. Album yang diproduseri oleh Rodney
Jerkins, Jermaine Dupri, Hit-Boy dan Mike Will ini sebelumnya
ditargetkan rilis pada 2012, di mana untuk single pertama
bertajuk “Triumphant (Get ‘Em)” (duetnya dengan Rick Ross)
sempat wara-wiri di radio. Bahkan single kedua, #Beautiful
(featuring Miguel) mendapat respon positif dan bertengger di
tangga-tangga musik bergengsi. Sebelum bernama “Me. I Am
Mariah... The Elusive Chanteuse”, album ini juga sempat dikabarkan
akan berjudul “The Art of Letting Go”. Pemilihan judul yang cukup
panjang tersebut diungkapkan oleh Mariah sebagai jati diri dan
esensi dari kisah hidupnya. “Me. I Am Mariah” akan membawa kita
pada nomor-nomor melodi balad ala Mariah Carey dan mencoba
sedikit meninggalkan aroma R&B dan Hip-hop yang pekat seperti
album The Emancipation of Mimi, E=MC2, maupun Memoirs of an
Imperfect Angel. Dengarkan “Cry.”, “You’re Mine (Eternal)”, “Almost
Home”, dan “Heavenly”, maka Anda akan menemukan Mariah
yang benar-benar ‘kembali’ ke akar balad terbaiknya.
Artist : Mariah Carey
MUSIC MOVIE
Release Date : 22 Agustus 2014
REVIEWw
ww
.en
.wik
iped
ia.o
rg
ww
w.s
cree
ncr
ush
.co
m
52 Vol. 55 | Agustus 2014
MOVIE REVIEW Hary SusantoMovie reviewer, horror & thirller mania
Meski di era millienum
ini sektor film-film
superhero adaptasi
komik porsinya masih
dikuasai oleh Marvel
dan DC, franchise Teenage Mutant Ninja
Turtles dari komik milik Mirage akan tetap
menjadi sebuah fenomena tersendiri sampai
kapanpun. Bagi mereka, mantan bocah
kelahiran era 80-an seperti saya, “Kura-
Kura Ninja” adalah para pahlawan masa
kecil. Dari komik, adaptasi video game dan
animasinya yang tayang setiap sore di stasiun
televisi nasional sudah membentuk citra
kuat untuk terus memuja para reptil mutan
keren pecinta pizza itu termasuk puncaknya,
ketika aksi mereka kemudian dibuatkan
versi live action-nya sampai tiga jilid (Teenage
Mutant Ninja Turtles (1990 film), Teenage
Mutant Ninja Turtles II: The Secret of the
Ooze, Teenage Mutant Ninja Turtles III).
Dan ketika pamor mereka mulai meredup
di era 2000, beberapa sineas mencoba
membangkitkannya kembali, mulai dari serial
baru animasi televisi produksi 4Kids TV
sampai, film animasi full CGI, TMNT 2007
yang masih tidak mampu mengembalikan
kejayaan para Kura-Kura Ninja.
Percaya diri bahwa franchise ini masih bertaji,
Nickelodon lalu nekat mebeli hak ciptanya
dari tangan Mirage 2009 silam, mengajak
Paramount serta Michael Bay dan Plantinum
Dunes-nya untuk menghadirkan proyek
sebesar 125 juta buat reboot Teenage Mutant
Ninja Turtles yang akhirnya benar-benar
terwujud setelah beberapa kali mengalami
kemunduran jadwal rilis.
Reboot berarti memulai segalanya dari awal,
dan versi terbaru Teenage Mutant Ninja
Turtles di bawah arahan sutradara Wrath
of The Titans dan Battle: Los Angeles,
Jonathan Liebesman mencoba melakukan
start ulang dengan memboyong semua
karkater utamanya; empat kura-kura mutan
selokan New York yang diberi nama dari para
seniman lukis tersohor era Renaissance, guru
dan ayah mereka si tikus bijaksana Splinter,
sang arch enemy, Shredder serta tentu saja
reporter cantik April O’Neil dalam come back
Megan Fox pasca tiga tahun absen di dunia
layar lebar.
Terlepas dari plot garapan Josh Appelbaum,
André Nemec dan Evan Daugher yang
kelewat ringan, datar dan sedikit lancang
memodifikasi origins para kura-kura, TMNT
anyar ini punya pesona tersendiri ketika tim
spesial efek-nya berhasil mempersembahkan
performa mo-cap sempurna untuk
menampilkan.setiap personil TMNT lengkap
dengan senjata dan karakteristik khas
masing-masing, misalnya Rafael punya wajah
paling sangar dan postur tubuh paling kekar
mengingat karakternya yang paling kuat dan
bandel, lalu Donattelo si jenius dibuat sedikit
lebih ramping lengkap dengan kaca mata
besar dan gadget untuk menegaskan sisi
nerd-nya.
Ya, tampilan mereka mungkin terlihat lebih
jelek dari yang sudah-sudah, namun dengan
dukungan teknologi canggih, joke-joke ringan
yang menghibur (terutama dari si kuning
Michelangelo) plus pengisi suara yang pas,
mereka bisa tampil keren dengan segala
aksinya. Sedikit mengecewakan adalah
tidak semua personilnya mendapatkan porsi
seimbang. Leonardo sang pempimpin seperti
tak punya wibawa dan Donattelo terlalu
pasif ketimbang dua saudaranya, Rafael dan
Michelangelo. Sementara penampilan dari
sang villain utama, Shredder yang dimodif
dengan armor hi-tec berlebihan yang malah
membuat terasa aneh, ia tampak terlihat
seperti Silver Samurai dari Wolfverine
ketimbang Shardder yang kita kenal.
Berbicara soal aksi, meskipun Bay hanya
duduk santai di bangku produser namun
ini adalah proyek impiannya. Pengaruhnya
begitu terasa ke penyutradaraan
Liebeseman. Lihat saja setiap hingar bingar
ledakan, setiap slowmotion bahkan humor-
humornya begitu terasa sangat “Bay-esque”.
Tetapi tidak semua memukau, beberapa
aksinya terlihat keren seperti momen kejar-
kejaran di gunung bersalju namun beberapa
lagi terlihat garing dan membosankan dan
klimaksnya seperi mencomot cerita dari The
Amazing Spider-Man.
TEENAGE MUTANT NINJA TURTLES
Wise men say, Forgiveness is devine, but never pay full price for late pizza! -tmnt
53Vol. 55 | Agustus 2014www.mtv.mtvnimages.com
54 Vol. 55 | Agustus 2014
GROWTH STRATEGIES I Made WentenDirektur Operasional BPR Lestari
MEMBUAT TIDAK NYAMAN
Hari Sabtu di minggu kedua
Agustus lalu, BPR Lestari
mengadakan perkemahan
dalam rangka orientasi untuk
karyawan baru. Orientasinya
sendiri bertujuan untuk mengenalkan kepada
mereka tentang lingkungan pekerjaan yang
akan mereka hadapi nanti.
Orientasi isinya tentang pengenalan
organisasi, culture, dasar perbankan,
motivasi, dan yang terakhir kita ajak kemah
untuk kegiatan team building di perkemahan.
Adakah dalam orientasi itu peserta
menggunakan pakaian yang aneh-aneh?
Enggak. Tidak ada acara pakai tas dari karung
atau rambut yang dikepang 50. Kita ingin
mereka tetep terlihat tampil menawan.
Terutama yang cowok harus terlihat lebih
ganteng dari saya, hehehe...
Oh iya, tempat kemahnya di Baliwoso, Desa
Pengotan Bangli. Tempatnya cocok sekali
untuk acara sejenis ini. Udaranya sejuk
dan segar, lingkungannya pun hijau. Dan
terpenting jauh dari Denpasar, sehingga
mereka bisa lebih fokus. Tidak ingat rumah,
tidak ingat pacar, dan tidak bisa pulang.
Tiga hari sebelum acara, saya tanya sama
ketua panitia, “Nanti berangkat ke Baliwoso
kumpul jam berapa?”. Pak ketua panitia
menjawab, “Kumpul jam 5 pagi, berangkat
jam 6 pagi.”
ww
w.h
rmas
terk
ey.c
om
55Vol. 55 | Agustus 2014
GROWTH STRATEGIES
“Heh! Ngapain berangkat jam 6 pagi,
terus kumpulnya jam 5? Kan persiapan
berangkatnya sebentar saja, paling banyak
30 menit?”
“Iya Pak. Untuk mengantisipasi orang yang
terlambat, kita majukan pengumuman
kumpulnya setengah jam. Jadi, kalau mereka
terlambat datang hingga setengah jam kita
masih bisa berangkat tepat waktu,” Pak ketua
menjelaskan dengan sabar.
Saatnya memberikan sedikit kuliah nih pikir
saya, “Jadi, kita jagain orang yang terlambat?
Yang kita belain adalah orang yang terlambat,
begitu?”
“Iya Pak,” jawab Pak ketua panitia dengan
kalem.
Kuliah berlanjut “Berarti kita membuat orang
terlambat merasa nyaman. Dan membuat
orang yang rajin dan tepat waktu merasa
tidak nyaman kan? Atau dengan kata lain,
kita menghukum orang yang rajin dengan
cara meminta mereka menunggu orang
yang datang terlambat. Kira-kira kalau kita
melakukan hal itu, apakah kita bisa membuat
budaya tepat waktu dan disiplin di kantor
kita?”
“Tidak Pak, malah sebaliknya. Orang makin
betah terlambat, nanti orang yang rajin ikut-
ikutan terlambat. Malah makin tidak disiplin
Pak.”
Saatnya memberikan kesimpulan, “Pak ketua
panitia, kalau ingin membuat budaya disiplin,
maka kita harus membuat tidak nyaman
orang yang belum disiplin dan membuat
senang dan bangga orang yang disiplin.”
Budaya yang bagus adalah...
Dua bulan lalu pernah ada kejadian mirip
seperti ini. Salah satu Management Trainee
kita mengusulkan untuk membuat sistem
pelaporan menggunakan form dari kertas
saja. Bukan menggunakan Management
Information System yang computerize.
Kelebihan menggunakan form biasa adalah
rekan dia yang tidak familiar menggunakan
komputer tidak mengalami kesulitan.
Kekurangannya adalah akan ada kesulitan
di kala kita ingin menampilkan data dan
menganalisa dalam bentuk berbeda.
Yang ini mirip dengan cerita di awal. Kita
membela orang yang belum bisa (kemauan
belajar kurang) dan mengorbankan orang
yang bisa bahkan mengorbankan efisiensi.
Tanpa sadar terkadang kita mengeluarkan
kebijakan dengan mengorbankan orang baik
dan membela orang yang belum baik. Hanya
karena kita kasihan atau kita tidak ingin
orang lain menjadi tidak suka kepada kita.
Hal ini akan membuat orang yang belum baik
merasa nyaman, merasa tenang, dan fine-fine
saja. Dan justru membuat tidak nyaman
orang yang sudah baik. Kalau ini berlanjut
terus, kita bisa tebak. Lingkungan akan
mengarah ke budaya yang tidak bagus.
Mestinya yang tidak nyaman itu adalah
orang yang belum baik. Kalau mereka merasa
tidak nyaman, maka mereka akan memiliki
keinginan untuk menjadi lebih baik. Atau
kalau tidak, mereka akan mencari lingkungan
atau tempat yang sama dengan mereka.
Jadi, untuk membuat budaya yang bagus, kita
harus membuat nyaman, senang, dan bangga
orang yang bagus. Dan membuat tidak
nyaman orang yang belum bagus. Jangan
membuat kebijakan yang membuat orang
yang belum bagus merasa nyaman.
56 Vol. 55 | Agustus 2014
Fajar di kaki Bromo
Travellers Notes
Sang Brahma, inilah asal kata dari Gunung Bromo, tempat bersemayamnya Dewa Brahma. Gunung berpasir yang berlokasi di Kabupaten Malang ini tak pernah kehilangan keindahannya, bahkan dari sejumlah erupsinya setahun silam. Dan bagi para wisatawan, momen terbaik untuk menikmati Bromo ada di pagi hari, ketika fajar menyiramkan cahayanya dengan berbagi kehangatan!
Photo By Chandra Adi
57Vol. 55 | Agustus 2014
58 Vol. 55 | Agustus 2014
59Vol. 55 | Agustus 2014
60 Vol. 55 | Agustus 2014
Bagi para penggila rutinitas
belanja online, pasti sudah tak
asing mendengar nama eBay.
Ya, eBay merupakan situs
e-commerce terbesar di dunia.
Lewat situs ini, Anda dapat melakukan
jual-beli dan lelang barang atau jasa
secara online. Semua orang dari berbagai
belahan dunia dapat bebas mengakses dan
bertransaksi melalui situs ini. Bahkan berkat
eBay, fenomena online shopping mencapai
titik puncaknya. Bak sebuah ‘virus’, eBay
pun menginspirasi kemunculan situs-situs
e-commerce lokal yang semakin intens dalam
menyebarkan euforia online shopping.
Adalah Pierre Morad Omidyar, otak
kreatif dibalik temuan revolusioner eBay.
Semuanya berawal dari minatnya yang tinggi
terhadap dunia programming. Perkenalan
pertamanya terhadap komputer terjadi di
Sekolah Potomac, Washington DC. Dari
sana, kemudian ia menemukan ketertarikan
dengan dunia komputer dan semakin
menjadi-jadi ketika ia berada di kelas 9.
Pierre Omdyar sendiri memiliki darah Iran-
Amerika. Awalnya, orang tuanya berimigrasi
ke Negeri paman Sam demi menuntut
ilmu. Ibunya Elahé Mir-Djalali Omidyar
mendapatkan gelar doktor di bidang
linguistik di Sorbonne, sementara Ayahnya
adalah seorang dokter bedah. Mereka pindah
ke Amerika, saat Omidyar berusia enam
tahun. Pria kelahiran 21 Juni 1967 ini pun
menikmati masa kecilnya di Washington DC.
Omidyar pun mulai serius dengan bakat
programming. Ia mengasah kemampuannya
tersebut dengan mengaplikasikannya, baik
di sekolah maupun di luar sekolah. Nah,
Pierre Morad Omidyar
Finding The Neverland of “eBay”
Front oF minD
www.bp.blogspot.com
61Vol. 55 | Agustus 2014
ketika ia sukses membantu membuatkan
sebuah katalog online untuk perpustakaan
di sekolahnya secara sukarela, sebuah
keyakinan pun datang menghampirinya.
Bahwa, ia harus menjadi seorang ahli
pemrograman komputer. Ia akhirnya
pun berhasil menamatkan kuliahnya di
Universitas Tufts pada tahun 1988 dengan
gelar B.S (Bachelor of Science) di bidang ilmu
komputer.
Karir profesional Omidyar baru dimulai pada
tahun 1991, saat ia bergabung dengan Claris,
sebuah anak perusahaan Apple Computer. Ia
sempat menjabat sebagai consumer software
engineer di perusahaan tersebut. Pada
tahun 1994, ia sempat mendirikan sebuah
perusahaan startup komputasi berbasis pena,
Inc. Development Corporation. Perusahaan
ini sempat mengalami perubahan nama
menjadi eShop, di mana diakuisisi oleh
Microsoft pada tahun 1996.
Bertemu sukses eBay
Omidyar menemukan eBay, saat usianya
masih 28 tahun. Awalnya, lantaran iseng
untuk membantu salah satu kawannya yang
ingin menjual sebuah barang, tanpa disangka
dari sanalah eBay lahir sebagai pilot project
yang mendulang peluang bisnis prospektif.
eBay pun dibuatnya dengan konsep sebagai
sebuat Auction Web (Situs Lelang). Situs ini
diluncurkan bertepatan pada Hari Buruh
4 September 1995. Sebelum dinamai
eBay, Omidyar sempat mencetuskan
nama ‘echobay’ untuk situs e-commerce
ini. Sayangnya, nama domain ‘echobay’
telah terdaftar. Akhirnya, Omidyar pun
memendekan nama ‘echobay’ menjadi ‘ebay’.
eBay bermarkas di San Jose, California.
Daya tarik eBay yang kuat di dunia
e-commerce membuat Jeffrey Skoll
bergabung ke dalam perusahaan ini pada
tahun 1996. Sekaligus membawa serta
Meg Whitman masuk ke eBay dan direkrut
menjadi Presiden dan CEO eBay sejak Maret
1998. Situs ini akhirnya membuat Omidyar
sukses sebagai milarder dengan mengantongi
178 juta saham pada Juli 2008.
Pertumbuhan eBay yang semakin kuat
tidak hanya berkat komunitas penjual
dan pembeli yang cukup masif, melainkan
juga nilai-nilai kebaikan yang ditanamkan
Omidyar pada eBay. Dalam mengelola eBay,
Omidyar memperlakukan setiap pribadi
yang terlibat di dalam pengembangan
situs itu sebaik mungkin, karena ia percaya
Front oF minDw
ww
.th
edai
lyb
east
.co
m
I knew that if I built the company to a certain level, that I was not the one to take it sort of to the next level… It needed a professional CEO.Pierre Omidyar
“
62 Vol. 55 | Agustus 2014
bahwa setiap individu memiliki keunggulan
yang bisa dibagikan kepada orang lain. eBay
juga membawa refleksi, bahwa semangat
keterbukaan dan kejujuran akan membawa
kebaikan dalam diri manusia. Ia menanamkan
mimpinya di eBay untuk sebuah dunia
perdagangan dalam jaringan yang mampu
menyatukan penjual dan pembeli dari seluruh
dunia.
Pierre Omidyar tak ingin hanya larut dengan
kesuksesan eBay dan dunia programming-nya,
maka ia pun terjun sebagai seorang filantropi
untuk membantu sesama. Sebuah perusahaan
investasi filantropi pun diluncurkannya
bernama Omidyar Network. Perusahaan
non-profit yang didirikan pada tahun 2004
ini memang didekasikan untuk perbaikan
kesejahteraan masyarakat. Omidyar Network
telah menunjukan komitmennya dengan
mengucurkan dana lebih dari $ 270 juta untuk
organisasi nirlaba yang mampu mendorong
kemajuan ekonomi dan mendorong partisipasi
individu di bidang investasi,
Omidyar telah diperhitungkan sebagai salah
satu miliarder abad 21 dengan total kekayaan
mencapai US$ 1,6 miliar berkat lonjakan
harga saham eBay yang sempat naik 115%. Di
tahun 2009, penjualan eBay bahkan mencapai
US$8,7 miliar lewat transaksi dari 84 juta
pengguna aktif.
FRONT OF MIND
63Vol. 55 | Agustus 2014
ISSUELIFESTYLE :
Tas Petite-Malle Antik, Sentuhan Baru Louis
Vuitton
EVENT :Lestari Berbagi
THE ROOKIE :Retno Sofyaniek,
@EnglishTips4U
TEEN CORNER :Episode 18 :
Confession
youth, woman & netizen
nEXtgEnErAtion
Volume 20 Aug 2014
Bermandikan Cahaya
DI CAHYA DEWIKecantikan
64 Vol. 55 | Agustus 2014
Di lantai 1, suara cekrikan gunting dan hembusan hairdryer memecah keheningan. Ternyata,
seorang wanita tengah ditata rambutnya oleh seorang hair stylist. Sementara, di lantai 2
terdengar riuh percakapan beberapa perempuan yang tengah bingung memilih kostum
pernikahan mereka. Kain-kain songket elegan dan pernak-pernik pelengkap pakaian tradisional
Bali yang dipajang makin mempersulit pilihan mereka. Ni Ketut Ari Wijayanti, S.E, selaku founder
& owner Cahya Dewi terlihat menghampiri mereka dan ikut membantu menentukan pilihan.
Pemandangan seperti inilah yang mewarnai hari-hari Cahya Dewi Salon, Spa & Bridal.
Ari, begitu sapaan akrabnya mengaku bahwa gedung tiga lantai yang kini ditempati Cahya Dewi
Beauty Salon, Spa, & Bridal baru resmi di-launching pada pertengahan 2013 lalu. Awalnya, Cahya
Dewi yang mengusung konsep bridal & makeup artist tersebut beroperasi di kediamannya. Usaha
yang dirintis sejak 2011 ini pun mengalami perkembangan pesat, yang juga ditandai dengan
banyaknya permintaan dan dorongan dari customer, agar Cahya Dewi mendirikan sebuah salon
khusus. Akhirnya, Ari pun memperluas konsep bisnis kecantikannya dengan mendirikan Cahya
Dewi Salon, Spa & Bridal di Jalan Letda Tantular No. 9, Depan Bank Indonesia.
Terjunnya Ari ke dunia bisnis kecantikan memang berawal dari hobinya dalam merias wajah.
65Vol. 55 | Agustus 2014
socialita
66 Vol. 55 | Agustus 2014
Lulusan Strata 1 Jurusan Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana ini pun
sempat memilih untuk mempelajari tata rias secara formal dengan mengikuti sejumlah kursus
kecantikan. “Dulu iseng-iseng saja ikut kurus salon di Rudy Hadysuwarno dan Menakjinggo. Selesai
kursus di sana, barulah kemudian berani menawarkan jasa rias. Awalnya cuma sama keluarga dan
teman-tema dekat saja, tapi entah kenapa akhirnya banyak orang yang minta untuk di rias. Mungkin
dari mulut ke mulut,” kisahnya.
Dulu, semua permintaan tata rias yang mengalir pun dieksekusi Ari bersama satu orang asistennya.
Ia belum memiliki tim tata rias khusus kala itu, bahkan usaha jasanya tersebut sebatas berkantor
di rumahnya. “Dulu permintaannya belum sebesar sekarang, jadi saya masih bisa handle sendiri
bersama asisten dan belum bisa membuat tempat bisnis khusus, jadi terpaksa dikerjakan dari rumah
saja dulu,” kenang Ari.
Alumni SMAN 6 Denpasar ini pun akhirnya mengembangkan bisnis Cahya Dewi, yang awalnya lebih
dikenal sebagai bridal, kini merambah salon kecantikan dan perawatan Spa. “Maka dari itu di lantai
satu, saya sengaja tempatkan salon, agar orang tahu kalau Cahya Dewi itu juga menawarkan salon.
Anda bisa potong rambut, cream bath, coloring, hingga hair spa,” kata wanita asli Badung, Kapal ini.
67Vol. 55 | Agustus 2014
socialita
Lulusan Strata 1 Jurusan Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Udayana ini pun
sempat memilih untuk mempelajari tata rias secara formal dengan mengikuti sejumlah kursus
kecantikan. “Dulu iseng-iseng saja ikut kurus salon di Rudy Hadysuwarno dan Menakjinggo. Selesai
kursus di sana, barulah kemudian berani menawarkan jasa rias. Awalnya cuma sama keluarga dan
teman-tema dekat saja, tapi entah kenapa akhirnya banyak orang yang minta untuk di rias. Mungkin
dari mulut ke mulut,” kisahnya.
Dulu, semua permintaan tata rias yang mengalir pun dieksekusi Ari bersama satu orang asistennya.
Ia belum memiliki tim tata rias khusus kala itu, bahkan usaha jasanya tersebut sebatas berkantor
di rumahnya. “Dulu permintaannya belum sebesar sekarang, jadi saya masih bisa handle sendiri
bersama asisten dan belum bisa membuat tempat bisnis khusus, jadi terpaksa dikerjakan dari rumah
saja dulu,” kenang Ari.
Alumni SMAN 6 Denpasar ini pun akhirnya mengembangkan bisnis Cahya Dewi, yang awalnya lebih
dikenal sebagai bridal, kini merambah salon kecantikan dan perawatan Spa. “Maka dari itu di lantai
satu, saya sengaja tempatkan salon, agar orang tahu kalau Cahya Dewi itu juga menawarkan salon.
Anda bisa potong rambut, cream bath, coloring, hingga hair spa,” kata wanita asli Badung, Kapal ini.
68 Vol. 55 | Agustus 2014
Tidak hanya dari segi pengembangan usaha,
Ari pun membuat tim makeup artist khusus
yang terdiri dari lima orang untuk menangani
banyaknya permintaan klien untuk bridal.
“Bisnis ini saya garap secara bertahap.
Kebetulan ada jalan dari Tuhan, mengapa
tidak saya gunakan kesempatan ini sebaik-
baiknya. Dengan adanya tim yang kuat, baik
di manajemen maupun operasionalnya, saya
harapkan Cahya Dewi dapat memberikan
pelayanan yang optimal,” imbuhnya.
Destinasi Calon Pengantin
Dengan tampilan dan konsep baru, Cahya
Dewi kian memperkuat magnetnya sebagai
salah satu pilihan terbaik wanita dalam
mempercantik diri. Terutama bagi mereka
yang tengah menanti detik-detik upacara
pernikahannya, Cahya Dewi pun seakan hadir
sebagai ‘penyelamat’ mereka. Mengusung
tagline ““Cahya Dewi Salon, Spa & Bridal
One Shop Treatment with Good Quality &
Good Price”, mereka mengerti betul cara
mempersiapkan kebutuhan pernikahan,
khususnya dalam hal tata rias dan kostum
pengantin.
“Di sini, kami menyediakan penyewaan
busana pengantin, baik yang bertema
tradisional bali maupun Internasional.
Untuk make-up dan hair do juga kami tangani
langsung,” ungkap Ni Ketut Ari Wijayanti,
S.E, selaku founder & owner Cahya Dewi. Tak
heran di lantai 2 gedung mereka akan banyak
ditemukan pakaian-pakaian pengantin Bali
modifikasi serta gaun-gaun putih mewah
terpajang rapi. Berbagai desain kostum pun
memperkaya pilihan mereka.
Tak hanya untuk melengkapi momen puncak
acara, semua fasilitas dan jasa rias pengantin
tersebut dapat digunakan untuk keperluan
pre-wedding. “Kami juga sudah berpengalaman
banyak menangani pre-wedding untuk
pengantin Bali maupun Internasional, baik
yang dilakukan di Bali ataupun luar daerah.
Kami secara total mengerjakannya,” papar Ari
Wijayanti.
69Vol. 55 | Agustus 2014
Perempuan kelahiran 3 Mei 1987 ini juga
menambahkan, bahwa dalam sehari saja
tim Cahya Dewi bisa menangani 10 pasang
pengantin untuk pre-wedding saja. Begitu pula
dengan wedding utamanya. “Kalau memang
lagi hari baik menikah, kami akan fokus untuk
menangani wedding-nya saja.
Sementara untuk permintaan pre-wedding
biasanya kami oper di hari-hari normal,
karena itu masih bisa untuk disesuaikan,”
terang Ari.
Menariknya yang membuat Cahya Dewi
berbeda dari jasa bridal pada umumnya
adalah ketersediaan paket khusus untuk pre-
wedding treatment. Sebelum hari H, para calon
pengantin akan dimanjakan dengan berbagai
treatment Spa kecantikan. “Seminggu atau
tiga hari sebelum hari H, kami bisa treatment
mereka. Perawatan ini sangat baik untuk
mempersiapkan mereka nantinya di hari
H, agar bisa tampil lebih segar dan total,”
tutur Ari. Menurutnya, konsep pre-wedding
treatment tersebut masih jarang ditemukan
di Bali. Inilah yang menjadi inspirasi sekaligus
membawa nilai unik untuk Cahya Dewi
sendiri.
Demi meningkatkan pelayanannya, Cahya
Dewi pun telah mempaketkan khusus fasilitas
dan jasa yang terkait treatment, pre wedding,
wedding, make up, hingga costume rental,
sehingga pelanggan bisa menyesuaikan
dengan bujet pernikahan mereka. Tak hanya
untuk keperluan pernikahan saja, jasa
make up artist mereka juga diburu oleh para
wisudawan serta untuk mereka yang tengah
menggelar atau menghadiri selebrasi khusus,
baik bersifat formal maupun informal.
Sesuai dengan motonya “Cahya Dewi Go Up!”,
berbagai inovasi juga dikembangkan oleh
Cahya Dewi, sehingga tidak hanya fokus pada
bridal, tetapi juga merambah salon kecantikan
dan Spa tentunya. Untuk perawatan Spa pun
sengaja dibuat unik dengan menghadirkan
fitur Spa khusus Ibu Hamil (Pregnancy Spa).
Ari Wijayanti menilai perawatan Spa untuk
Ibu Hamil masih terbilang minim ditemukan
di Bali, sehingga terobosan ini diharapkan
mampu menarik atensi para ibu-ibu muda di
Bali.
Di samping itu, Ari juga punya keinginan
untuk menambahkan jasa pembuatan
wedding card & souvenir pada Cahya Dewi.
Tentu ini akan membuat Cahya Dewi semakin
diperhitungan sebagai “destinasi utama” bagi
para calon pasangan muda. Mungkin Anda
salah satunya? ng
sosialita
70 Vol. 55 | Agustus 2014
Griya Unik Dari Ex-Container Text & Photo : Agung Soni
71Vol. 55 | Agustus 2014
utama, kita akan disambut dengan pahatan
batu letter “LOVE” , juga ucapan selamat
datang dari sang pemilik rumah, Ibu Lenny dan
Bapak Tjandra.
Rumah utamanya ada 2 lantai. Di sinilah
keunikan yang membuat orang banyak
terkesima. Di lantai 1, tempat biasanya tuan
rumah menjamu para tamu. Kontainer bekas
hampir seluas 200 m2, disulap menjadi
dinding rumah dan masih asli dengan stempel
pengiriman kontainer yang bercat merah.
Griya ini dibangun sejak tahun 2009 dan
dibuka untuk umum sejak tahun 2011 oleh
pemiliknya. ng
memajang hasil kreatifitas dari barang-barang
bekas berbahan keras seperti seng, besi
dan aluminium. Dengan luas tanah 800 m2
dan luas bangunan 300 m2, banyak orang
berdecak kagum. Sekilas orang akan mengira,
seperti bungalow atau vila. Penataan taman,
komposisi pelataran dipadu dengan rumah
utama dan rumah teras menjadikan griya
ini semakin mempesona. Indah dan sedap,
perpaduan antara etnis dan modern.
Pintu gerbang terbuat dari pintu kontainer
baja yang masih asli , masih ada tulisan
dari Bea Cukai yang memberi stempel izin
pengiriman kontainer. Dan memasuki taman
Jika Anda pernah melewati kawasan
pelabuhan seperti Tanjung Priok
Jakarta atau Tanjung Perak
Surabaya, maka melihat ratusan
tumpukan, bahkan mungkin
ribuan kontainer adalah pemandangan yang
sangat biasa. Tidak heran memang, karena
itulah sarana terbesar paling efektif untuk
mengirimkan barang via laut dengan aman dan
praktis. Yang tidak biasa adalah jika kontainer-
kontainer tersebut dialih fungsikan sebagai
kantor, tempat tinggal, bahkan hotel.
Selama beberapa tahun terakhir, hal inilah
yang tengah trend di sejumlah daerah
termasuk Indonesia. Penggunaan material
kontainer yang dimodifikasi sedemikian rupa
sehingga tetap nyaman bahkan menarik dan
unik.
Di Bali, bangunan unik ini juga telah ada di
Jalan Desa Mas Kecamatan Sukawati yang
menuju ke arah Ubud. Lokasinya yang berada
di pinggir jalan raya Desa Mas, penghubung
antara Kota Denpasar menuju Kota Gianyar.
Bangunan griya ini adalah gallery yang
inspiration
72 Vol. 55 | Agustus 2014
Kicauan Asik Berbahasa Inggris
Jari-jari tangan kanan Retno Sofyaniek membuka beberapa halaman
dari bab pertama buku bertajuk Things Your English Books Don’t Tell You.
Dengan nada suara teraturnya, perempuan berambut hitam panjang ini
memaparkan intisari yang terkandung dalam buku bersampul warna biru
muda tersebut. Inilah buku pertama yang ia susun bersama tujuh rekannya
di bawah bendera @EnglishTips4U. Buku pelajaran Bahasa Inggris praktis ini
terkemas funky bercita rasa anak muda lengkap dengan tagline mentereng
“Jago bahasa Inggris, tepat, cepat, dan nggak pakai ribet”.
Neno, begitu sapaan akrabnya tak pernah menyangka akun Twitter @
EnglishTips4U yang ia aktifkan sejak 2011 lalu mampu merilis sebuah buku.
Pun lulusan S1 Sastra Inggris Universitas Brawijaya ini tak pernah menduga
efek yang dibawa @EnglishTips4U bisa sebesar itu. Di jagat media sosial
Twitter, @EnglishTips4U terkenal sebagai empunya portal belajar bahasa
Inggris di Indonesia. Di tahun 2011, hanya @EnglishTips4U yang aktif
memenuhi lini masa setiap harinya dengan ulasan dan tips bermutu seputar
grammar, tenses, atau pun slang dalam bahasa Inggris. “Pertama kali ngetweet
akun ini pada 2 Januari 2011 dan enggak nyangka banyak yang follow dan
retweet,” kata pengajar di Active English ini.
Ide untuk membuat akun Twitter @EnglishTips4U itu pun diakui Neno
berawal dari perdebatannya dengan seorang follower di akun pribadi
Twitternya. “Lucu sih, awalnya gara-gara aku ingin mengoreksi grammar
bahasa Inggris seseorang di Twitter. Waktu itu aku ngotot, tapi orang itu
juga enggak bisa ngejelasin pembenarannya. Lelah berdebat, Ia malah
menyarankanku untuk bikin akun yang khusus mengajarkan bahasa Inggris.
Setelah aku pikir-pikir, oke challenge is accepted,” kenangnya penuh tawa.
Kemudian, Neno pun meluangkan waktu senggangnya dua hari dalam
seminggu untuk ngetweet di @EnglishTips4U. Beberapa tweeps pun mulai
tertarik follow akun tersebut. Berkembang dari yang awalnya hanya di
kalangan teman dan kerabatnya, meningkat dengan tambahan followers
73Vol. 55 | Agustus 2014
the rookie
dari berbagai pelosok negeri dan latarbelakang. “.
Tercatat saat artikel ini dinaikan, @EnglishTips4U
sudah memiliki sekitar 77.900 followers.
Aktivitas ngetweet pun menjadi semakin rutin
dilakukan Neno, yang awalnya hanya dua hari
menjadi tiga, empat, hingga setiap hari. Belum
lagi banyaknya permintaan dari followers untuk
membahas topik-topik tertentu dari pelajaran
Bahasa Inggris. “Banyak yang mention ke kita kalau
sekalinya enggak ngetweet dan banyak pula yang
menanyakan hari ini mau ngetweet apa, dan ada pula
yang menyarankan untuk bahas topik yang ini saja,”
jelas perempuan yang gemar baca buku ini.
Lantaran kewalahan mengurus @EnglishTips4U
sendirian, akhirnya Neno pun mengajak teman
sewaktu kuliahnya di Malang untuk membantu
ngadmin di akun tersebut. Bahkan setelah itu,
ia memberanikan diri untuk open recruitment
admin lebih banyak lagi. “Ternyata banyak juga
followers di @EnglishTips4Uyang antusias melamar
sebagai admin,” tuturnya. Akhirnya Neno pun bisa
membentuk sebuah tim untuk @EnglishTips4U yang
berjumlah 9 orang.
Transfer ilmu
Ketertarikan Neno dengan bahasa Inggris serta
latar belakang profesinya sebagai seorang pendidik
secara tidak langsung menjadikan
@EnglishTips4U sebagai tempatnya berbagi ilmu.
Ia menyadari, bahwa pengetahuan yang ia peroleh
selama ini sudah hampir penuh dan mesti segera
74 Vol. 55 | Agustus 2014
dibagikan bagi mereka yang memerlukannya.
“Simpelnya, kalau orang memberi itu kan,
karena mereka punya. Nah, di sini pun kita
begitu. Kita punya ilmu dan ada baiknya kita
sharing. If it cannot bring you anywhere, at least
the knowledge that you get by mastering this
language itu tidak ternilai, itu yang ingin kita
sampaikan ke followers kita,” papar perempuan
yang berdomisili di Kesiman ini.
Neno menegaskan bahwa ia dan tujuh
kawannya telah menyatukan visi, bahwa @
EnglishTips4U sejauh ini dijalankan secara
non-profit. “Kalau mau dijadikan bisnis bisa
saja. Tapi kita tidak berada pada fokus itu.
Kita semua di sini adalah volunteer. Kalau pun
nanti ada yang ingin beriklan di akun ini, kami
pun harus mempertimbangkan kembali hal
tersebut. Orang-orang senang berkunjung
ke linimasa kami, karena bebas dari iklan.
Itu yang ingin tetap kami pertahankan,”
tambahnya.
Menurut Neno, plus point yang dimiliki
@EnglishTips4U adalah twit pembahasan
pelajaran Bahasa Inggrisnya yang dapat
dengan mudah dicerna di kalangan anak muda.
Terlebih dengan interaksi yang terjalin antara
admin dan followers membuat aktivitas belajar
Bahasa Inggris pun semakin menarik dan tidak
menakutkan.
“Banyak respon positif berdatangan yang
menganggap @EnglishTips4U lebih ‘cool’
dari guru Bahasa Inggris di sekolah mereka.
Mungkin, itu karena kami bisa menjalin
komunikasi dua arah dengan mereka
dan tercipta sebuah diskusi yang asik, “
sambungnya.
Bahasan-bahasan asik yang @EnglishTips4U
tawarkan setiap hari ke followers-nya pun
didapatkan oleh Neno dan timnya dari
berbagai referensi. “Sebenarnya modalnya
hanya kepo. Kepo di sini maksudnya kepo
untuk bahasa Inggris ya. Kami sering kali
penasaran dengan hal yang berbau Bahasa
Inggris yang sebelumnya belum dapat kami
temukan jawabannya secara detil dan rinci.
Itu kita gali dan kita diskusikan, hingga
nantinya kita twit-kan solusinya ke followers,”
ungkapnya.
Di tahun ketiga @EnglishTips4U, buku “Things
Your English Books Don’t Tell You” pun dirilis
sebagai puncak eksistensi mereka. Buku yang
sebagian besar isinya merupakan kompilasi
dari twit-twit @EnglishTips4U di linimasanya
itu menawarkan sebuah konsep buku dengan
pembahasan yang jarang disentuh oleh buku-
buku pelajaran bahasa Inggris pada umumnya.
Perempuan kelahiran 28 Maret 1985 juga
memberi sinyal, bahwa akan ada rencana
untuk membuat buku kedua @EnglishTips4U
untuk ke depannya. Wah! ng
75Vol. 55 | Agustus 2014
76 Vol. 55 | Agustus 2014
teenlitcorner
Samantha Chandrawww.adriannaandevan.blogspot.com
A ConfessionEpisode XIX
Just then, I suddenly lost my ability
to fly and I was dropping down
hundreds of meters to the ground.
I opened my mouth to scream, but
I seemed to lost my voice. So I just
plummeted down silently.
Just when I was about to hit the ground and
die a hard, painful death, someone grabbed
me and took me with him, soaring to the sky.
I opened my eyes, and found Evan cradling
me in his arms. He had saved me, again.
Probably, for the third time this week. I tried
to say thank you but my voice was still gone.
He looked at me and smiled. I smiled back,
looking at his white beautiful wings. Pretty.
Wait. What?
He smiled at me? No way. This must’ve been a
dream. That would explain the smile. Right,
that was it! I was dreaming. But how do I
wake up?
“Adrianna!” suddenly I heard Celia’s piercing
voice. “Help me! Please help me!” her voice
echoed in my head. Suddenly, I had a splitting
headache, and I was blinded for a second.
“Adrianna! You have to wake up!” the voice
called again. Suddenly the voice seemed
very, very near. Like, right-next-to-me near.
I opened my eyes and found three worried
faces looming over me.
I tried to get up, but my head still hurt too
much. Instead, I just lied there, staring at the
unfamiliar faces.
“Who are you?” I demanded, “Where is
Evan?”
“Easy now, dear,” one of the faces spoke
gently. She was a young lady, a bit plump, and
her face was frowning with a worried look.
“You shouldn’t move too much. Your head
injury is still not properly healed yet, honey.”
“Where am I?” I looked around, “and where
is Evan?” I said again. I was in some sort of
room. The walls and ceiling were made out
of woods and it turned out I was lying on a
white thin bed. The young lady helped me to
sit down on my bed gently and brought me a
cup of steaming hot chocolate.
“You are in my healing room, dear,” she
answered, smiling reassuringly, “I’m a healer,”
she added.
“And we’re her assistant,” the other two
added proudly. One of them was a tall young
girl and the other one was a small man with a
mustache almost as big as his face.
My head was spinning. What happened?
Oh yeah, I was almost got eaten by a giant.
Something happened... and I knocked my
head on something hard. That would explain
the splitting headache. But how did I get here
and how did I escape the giant?
“What happened?” I asked in a weak voice.
The tall girl spoke, “your friend brought you
here. You were unconscious and your head
was bleeding pretty bad. You also had a
dislocated shoulder and a couple of bruises.
Oh, and also some fractured ribs.”
My jaw dropped.
“But you’re perfectly fine, now,” she added
quickly, looking at my shocked expression.
“Well, except for the head injury. You had a
pretty bad wound there.”
“How about Evan?”
The young plump lady smiled sweetly, “Don’t
worry. Your boyfriend is fine, dear. Just a bit
shocked. He is completely fine now. Do you
want us to get him? He’s been asking to see
you for days.”
“And very insisting indeed,” the mustached
man replied in a squeaky voice like a hamster.
“Yes please,” I replied. “Wait, what? He’s not
my boyfriend!”.
The three healers just smiled and left the
room.
I was flying. I know it’s weird and impossible, but I was. I was floating over the
treetops, under the sun. I felt peaceful. I never wanted to go back down.
www.hdlatestwallpaper.com
77Vol. 55 | Agustus 2014
teenlitcorner
I lied back down, my head spinning. How
long was I out? This place must’ve been the
Sprites Ville, I concluded. How long did it
take for Evan to get me here? I felt like I was
forgetting something. Something important.
But I couldn’t remember what. My memories
were still vague about the incident with the
giants.
Suddenly, I heard the wooden door opened.
Someone stepped in quietly. I sat up to see
who it was.
“Hi, Evan,” I said with a weak smile.
Evan stood there for a while, just staring at
me with wide eyes. The sight of him reminded
me of something. That was it! He was the
reason I wasn’t inside some giant’s tummy
now.
He took a couple of small steps forward.
“Adrianna,” his voice was barely a whisper,
“you’re okay.”
“Thanks to you again,” I answered,
embarrassed.
He didn’t answer. He just stood there.
“Evan, I’m sorry I ran away,” I said, “I was just
so... tired. Still, it didn’t mean I could pour all
of my frustration on you. Especially after you
saved my life with the wolves. I’m sorry,” I
sighed. “Anyway... thanks for saving me from
being eaten by giants.”
He didn’t say anything, but he kept staring at
me with a weird look on his face.
“Look, I understand if you hate me now,” I
said started, but he interrupted.
“I thought you weren’t going to wake up,” he
shook his head. “You were bleeding badly,
and I... and I thought it was too late,” I’ve
never seen him struggle to find his words like
this before.
I stared at him, thinking how to respond.
“Well, I’m awake now. And I’m okay...,” my
head throbbed, “at least I’m not dying.”
He nodded in relief, his face was still uneasy.
He looked away as if he was embarrassed.
I laughed a bit to lighten my mood, even
though it hurt my head. “They said you were
asking to see me for days,” I teased him. “Who
are they, anyway? Where are we?”
“I was not!” He looked embarrassed. “We’re
in the Sprites Ville. I took you here after...
after the giants left. You were unconscious
and your head was bleeding badly. I guess
you knocked your head on something after
the fall. It took me one night to find the
village, and when I arrived here, the villagers
went to welcome me. As soon as they saw
you, they immediately took care of you. The
person who has been attending you is one of
the best healer here. Her name is Mrs. Gail.”
“How long was I out?” I asked.
“About two days,” Evan answered, his voice
shaking, “A giant attack was nothing light,
and in your case, it was four giants.”
I frowned. There was something I was
forgetting. But what was it?
“What happened, Adrianna? How in the
world did you managed to get yourself in that
situation?” Evan’s voice was a bit angry now.
He sat down on a wooden chair next to my
bed and crossed his arms.
“I don’t know,” I answered, feeling a bit
guilty. “I was running and suddenly I was
surrounded by tall trees... they were
seriously unbelievably tall! And suddenly
out of nowhere, a giant appeared and then
three more appeared and then they started
fighting over me! They wanted to eat me!” I
told him, so fast that I had to catch my breath.
He raised an eyebrow. “That’s what giants
do,” he said as if he was explaining that one
plus one equal two. “They eat people who
enter their territory without permission.”
“Giants don’t even exist!” I protested. “How
come I’ve never heard of any of this? How
come I don’t learn these stuff at school?
Those shadow-monsters... giants... witches...
They are not supposed to exist!”
“It’s because people these days choose not
to believe these things exist,” Evan answered
glumly, “they are afraid of them. Don’t you
learn any history at your school?
“The history of Elf-Land? Of course! I hate
that subject.”
“Do they teach you about these things?
Giants, monsters?”
“No, why would they teach me?”
“I bet they don’t teach you the real history.
The original one, I mean. The original book
of Elf-Land history is stored at the Kingdom
Library. Have you read it?”
I tried to shake my head but my head was
throbbing so bad. At last I managed a shrug.
“Never heard of it.”
Evan scoffed. “Well, if you read it, you won’t
be so surprised to see some giants around
here. This is their territory.”
As I tried to get this unbelievable information
into my head, I wondered why my dad
never told me any of this. Surely he knew
something about this. “When I go back, I’m
going to tell my father to do something about
these giants,” I told Evan.
Evan laughed at my idea. “Good luck with
that, princess.” I scowled. Great, the Irritating
Evan was back. So much for the concern.
78 Vol. 55 | Agustus 2014
“What’s wrong? I have to tell my father that
giants are eating the people around here. It’s
something to be stopped,” I protested.
“It is almost impossible for humans to kill or
control a giant. Nothing will stop them from
doing what they are supposed to do.”
“Which is...?”
“Eat people.”
I sighed. “But I’m still telling my dad. Anyway,
what happened to the giants that attacked
me? If it is that impossible, how did you escape
without getting hurt?”
Evan looked uncomfortable. He started
messing with his black hair. “Luck, I guess...”
Luck. He’d said the same thing when he
escaped the wolves. Something tugged my
mind. I remembered that Evan did something
to the giants. Just before I got knocked out.
But what was it...?
Suddenly I remembered a deafening blast,
right before I got unconscious.
I gasped. “You blew them with something!
From your hand!” I stammered.
Evan’s reaction was a dead giveaway. His eyes
widened and his face got pale. “No, you just
got your head hit pretty bad, Adrianna. That
makes you see and remember things... that
didn’t really happen.”
“No! It’s not in my head. I saw you! You... did
something weird... let me see your hand!” I
snatched his left hand and examined it, trying
to look for some hidden weapon between his
fingers.
“What are you doing?” Evan pulled his hand
back, scowling.
“Your hand is empty. What... how...?” My voice
trailed off, feeling very confused. It made my
head hurt.
“What are you talking about?” Evan asked,
mimicking my confused expression.
“You know what I’m talking about! The blast
thing you did with your fingers... I bet that’s
how you managed to escape the wolves too!
How... what are you?” I squinted at him. He
certainly looked like a normal person. A good
looking one, yes. But still...
Evan didn’t answer. He just flinched and
shifted in his seat nervously, looking away,
like a kid being caught stealing cookies before
lunch.
“You have to tell me the truth sooner or later,”
I insisted.
Evan looked at me, finally giving up. “You want
to know the truth, princess?”
“Yeah! I thought we had nothing to hide with
each other!” I protested.
He took a deep sigh.
“Don’t lie to me, Evan. I’ve seen what you did.
Are you an alien?” I demanded.
“Alien?” Evan repeated in disbelief, “No, of
course I’m not.”
“Then what are you?”
He looked me in the eye and sighed one more
time. “I’m a sorcerer.” ng
teenlitcorner
He looked me in the eye ...and sighed one more time.
“I’m a sorcerer.
79Vol. 55 | Agustus 2014
80 Vol. 55 | Agustus 2014
LIFESTYLE
Louis Vuitton mencoba meninggalkan tas tote besar dan cluth mewah. Untuk
koleksi musim gugurnya, rumah mode ternama ini menawarkan sebuah
desain tas inovatif yang menyerupai boks. Direktur kreatif mereka yang baru
Nicolas Ghesquiere memperkenalkan koleksi eksentrik tersebut di gelaran
Paris Fashion Week. Petite-Malle adalah nama tas unik dengan bentuk kotak
persegi tegas sebagai identitas desainnya. Sekilas nampak terinspirasi dari model koper-
koper klasik Louis Vuitton, namun dikemas dalam versi mininya. Tentu ini membuat tas
lebih praktis untuk dibawa berpergian.
Tali kulit dan sentuhan logam emas
memberi sentuhan klasik pada desainnya.
Pola monogram ikonik LV dapat ditemukan
pada salah satu desain tas ini, lengkap
dengan warna coklat eye-catching nya.
Bentuknya lebih disederhanakan untuk
memaksimalkan kepraktisannya. Bahkan
Harper’s Bazaar memuji desain ini
sebagai salah satu yang wajib dimiliki para
pecinta tas di musim ini. Bahkan, Style.
com merespon postif dengan menuliskan,
“Seperti memiliki ‘miniatur koper LV’ di
genggamanmu”.
Tas ini juga memiliki desain yang lengkap
dengan penutup tas itu sendiri. Anda bisa
memanfaatkan pembungkus dari bahan
kain kanvas tersebut untuk maksimalkan
kesan elegan tas, selain juga berfungsi
sebagai pelindung desain utama tas itu
sendiri. Nuansa tas pun terlihat lembut dan
penutup tersebut mampu menutup ujung
tajam dari logam dekoratifnya.
ww
w.s
tyle
van
ity.
com
81Vol. 55 | Agustus 2014
Tidak hanya hadir dalam bentuk selempang, tas
berbentuk kotak ini juga hadir dalam versi clutch.
Desainnya cenderung lebih sederhana dengan
warna biru dan piggiran logam sebagai estetika
utama. Tak lupa juga hiasan gantungan coklat yang
khas. Tas clutch ini pun makin terlihat glamour dan
eksotis. Terlebih dengan padanan kasual atau pun
gaun pesta formal.
Belum dipastikan harga resmi tas rancangan Nicolas
Ghesquiere ini. Bahkan menurut Daily Mail, tas ini
baru tersedia dengan status ‘on demand’ dan hanya
dipesan secara online. Top model asal Rusia, Natalia
Vodianova beruntung telah mendapatkan tas ini. Ia
memilih tas Petite-Malle dengan aksen pallet oranye.
Tas Petite-Malle Antik, Sentuhan Baru Louis Vuitton
ww
w.d
aily
mai
l.co
.uk
ww
w.d
aily
mai
l.co
.uk
82 Vol. 55 | Agustus 2014
www.bprlestari.com
NICONICODISC 10%
FAIRFOODDISC 15% Untuk semua makanan dan minuman
Warung BENDEGADISC 10% Setiap pembelanjaan
BALE UDANG MANG ENGKINGDISC 15%
KASIH IBU GENERAL HOSPITAL DISC 5% Setiap pembelian obat
DISC 10% Untuk kamar dan laboratorium
KRISNA MODA BOUTIQUEDISC 15% Setiap pembelanjaan
BALI NUSA - Traditional Bali HandwovenDISC 10% Pembelian cash/ debit BCA
NEW MELATI - SALON, BRIDALDISC 10% ALL TREATMENT
Invalid promo lainnya
BALIBEACH GOLFFree only DISC 10% From published rate
Disc invalid package & tournament
ERHACLINICDISC 20% Setiap treatment DPCT (Deep pore
cleansing therapy)Berlaku jam 09.00 - 11.00 & 16.00 - 18.00
CEMPAKA BELIMBING VILLADISC 10% Setiap pembelanjaan
INUL VIZTADISC 15% Untuk ruang karaoke, makanan,
dan minuman
HARRIS HOTELSDISC START FROM 10%In spa, cafe & room rate
DEZIRE AESTHETIC CLINICDISC 30% untuk semua perawatan
HOUSE OF ALTARA BALIDISC 20% All treatment
EDEN HOTELDISC 15%
In Spa, Cafe & Room Rate
CEMPAKA TEXTILE & BORDIRDISC 10% ALL PRODUCTS
BODY & SOULDISC 20%
Mininamal belanja Rp. 500.000,-
SOL SUNGLASSESDISC 10%
THE ORANGE - BAKERY RESTAURANTDISC 10% F&B ONLY
Untuk minimal belanja Rp. 100.000,-
ATW EXPRESS & LOGISTICSDISC 15% From published rate
Setiap pengiriman internasional
BALI BIRD PARKDISC 15% Tiket masuk denganharga normal
DISC 10% Produk retail shopDISC 15% Restaurant Min Rp. 200.000,-
FLORENCE BAKERYDISC 15% All Time
Warung OLEDISC 15% All items (kecuali rokok)
D&I SKINCENTREDISC 10% - 25% All treatment
MY SPADISC 10% dari harga publish
IKAN BAKAR BARUNADISC 15%
UP 2 U BOUTIQUEDISC 20% ALL ITEM
MINARDI BOUTIQUEDISC 15%
PRODIA - LABORATORIUM KLINIKDISC 8% Semua permeriksaan
DISC 10% untuk panel check up, panel check up plus
TAMAN AIR SPALOWEST PRICE
BUMBU DESADISC 15% untuk semua jenis makanan dan
minuman
IWEAR SUNGLASSESDISC 10%
SECTOR - BAR & RESTAURANTDISC 15% From published rates
Invalid for alcohol drink & buffet package
ALL SEASON HOTELSDISC 10% untuk kamar, Restaurant
DISC 20% untuk SpaDISC 10% untuk Mice Package
ADIBI SALON & SPADISC 10% Setiap pembelian produk salon & spa,
sulam alis, eyeliner dan bibir
KAMPOENG VILLADISC 10%
CASHBACK 10% Setelah tamu check out
LLUVIA SPADISC 50% All Treatment
Jam 09.00 - 17.00
THE EXPERIENCE ADVENTUREDISC 10% Setiap pembelanjaan
Khusus The Experience Adventure
KOPI BALI HOUSE DISC UP TO 20%
ANTIQUE SPADISC 50% (jam 10.00 – 14.00)
DISC 25% (selain jam tersebut)
WARUNG CASA LOCADISC 15% Setiap pembelanjaan min Rp.
100.000,-
BALISTUNGDISC 30% biaya pendidikan bulan pertama
DISC 10% bulan selajutnya
MENGIAT RESTAURANTDISC 20% untuk menu A’la Carte
TROPICANA BEAUTY SPA & SALONDISC 50% Massage, reflexology & facial
treatment
RUMAH LULUR BALI TANGIDISC 15% All treatment dan setiap pem-
belanjaan
BARA SILVERDISC 50% All Item
BabyLandDISC 10% kecuali produk tertentu
BAKSO LAPANGAN TEMBAK SENAYANDISC 10% untuk setiap pembelanjaan
D' TUNJUNG BOUTIQUEDISC 10% untuk setiap pembelanjaan
LA'VINA ROOMSDISC 10% untuk setiap pembelanjaan
BALINE CHOCOLATEDISC 10% untuk setiap pembelanjaan
XO SUKI & CUISINEDISC 15% untuk menu Suki dan 10% untuk
menu a la carteMinimal belanja Rp. 150.000,-
GRAND KOMODODISC 10% untuk Tour
83Vol. 55 | Agustus 2014
MERCHANT OF THE MONTH!
246706Please call us for more information
NikmatiSemuaKeuntungannya
Bersama KamiLESTARI FIRST LADIES MERUPAKAN PROGRAM DARI BPR LESTARI YANG
MEMBERIKAN BENEFIT KEPADA NASABAH LESTARI FIRST, KHUSUSNYA PARA IBU BERUPA DISCOUNT BELANJA YANG
mEnguntungKAn. JOIN US TO GET PRIVILEGE!
RUMAH SAKIT BALIMEDDISC 10% biaya kamar, DISC 5% biaya obat, DISC 10% total biaya lab & rontgent (khusus
rawat inap)
RUMAH SAKIT SURYA HUSADADISC 20% Rawat Inap
DISC 10% Medical Check Up
ROI & REINE - Baby Spa SalonDISC 10% Single Treatment
WARUNG KAYU APIDISC 10% Untuk semua jenis makanan dan
minuman
PONDOK KURINGDISC 15% Untuk F&B a la carte menu
ASTON Denpasar - Hotel & Convention CenterDISC 35% Untuk kamar
DISC 15% untuk F&B
AMETIS RESTAURANTDISC 10% Setiap pembelanjaan
LADY’S BAZAARDISC 20% All items
TIFARA AESTHETIC & WELLNESSDISC 15% untuk semua perawatan kecuali
injection dan pembelian produk
BALONKUDISC 10% All items
Transaksi min Rp. 500.000,-
MIRACLE Aesthetic ClinicDISC 10% All treatment
BUBBLE & ME SPADISC 10% Min belanja Rp. 150.000,-
ACCESSORITZDISC 20%
BALI BAKERYDISC 10% Kecuali merchandise
PRIMA MODADISC 30% Tidak berlaku untuk sutra
HOUSE OF DURADISC 30% FACE TREATMENT
DISC 20% Selain face treatment
SERANGAN DIVE & WATERSPORTDISC 50% semua produk dive & watersport
THE ULUWATU SPADISC 20% untuk semua treatment Spa
SUN ROYAL BALI HOTELDISC 50% untuk harga kamar
FIVELEMENTSDISC 30% Beauty Ritual Menu
DISC 10% untuk makanan saja di Sakti Dining Room
CAHYA DEWI SALON, SPA & BRIDALDISC 15% semua produk treatment
GRAND ISTANA RAMA HOTELDeluxe Room Best Rate
DISC 30% massage, DISC 20% LaundryDISC 20% F&B Restaurant
MOOIJ BOUTIQUEDISC 15% Untuk semua item produk
POP HOTELSDISC START FROM 5%
In room rate
BELLA WAXINGDISC 20% Setiap pembelanjaan
LARISSA AESTHETIC CENTERDISC 10% Skin rejuvenation
LITAMA JEWELRYDISC 15% untuk berlian ready stock
DISC 40% untuk berlian dengan pesanan
BALI BRASCODISC 50% untuk Spa
DISC 30% untuk salon & nailDISC 10% untuk boutique & factory outlet
MG PET SHOPDISC 5% untuk setiap pembelanjaan
HOTEL SANTIKA SILIGITADISC 45% untuk semua tipe kamar
RAJA AMPAT DIVE LODGEDISC 10% untuk Tour
QUANTUM SARANA MEDIKDISC 10% Untuk medical check up lab
DISC 5% No lab
RUTH DESSERTS CAFEDISC 15%
ALL MENU
84 Vol. 55 | Agustus 2014