LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
PELATIHAN METODE PENGAJARAN SENI RUPA
BAGI GURU TK SEKECAMATAN BULELENG, KABUPATEN
BULELENG
Oleh:
Dra. Luh Suartini, M.Pd.
NIP: 196410031990032001
Drs. Hardiman, M.Si.
NIP:195705071985031002
Drs. Mursal
NIP:195306171985031001
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1 Judul Pelatihan Metode Pengajaran Seni
Rupa bagi Guru TK se-Kecamatan
Buleleng Kabupaten Buleleng
2 Ketua Tim Pengusul
a. Nama Dra. Luh Suartini, M.Pd.
b. NIP 196410031990032001
c. Jabatan/Golongan Lektor / IIId
d. Jurusan/Fakultas Jurusan Pendidikan Seni Rupa/
Fakultas Bahasa dan Seni
e. Perguruan Tinggi Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja
f. Bidang Keahlian Seni Rupa
g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail Jl. A. Yani 67 Singaraja/ (0362)21541
h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail Jl. Satelit Asri X No. 8, Singaraja,
Bali 81116/ (0362)25661
3 Anggota Tim Pengusul
a. Jumlah Anggota Dosen 2 (dua) orang
b. Nama Anggota/Bidang Keahlian Drs. Hardiman, M.Si./Seni Rupa
c. Nama Anggota/Bidang Keahlian Drs. Mursal/Seni Rupa
d. Mahasiswa yang Terlibat 2 (dua) orang
4 Lokasi Kegiatan Kecamatan Buleleng
7 Biaya Total Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
Mengetahui, Singaraja, 01 September 2016
Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Ketua Tim Pengusul,
Universitas Pendidikan Ganesha
Prof. Dr. Putu Niti Kertiasih, M.A Dra. Luh Suartini, M.Pd
NIP. 196206261986032002 NIP. 196410031990032001
Mengetahui
Ketua LPM Universitas Pendidikan Ganesha
Prof. Dr. I Nengah Suandi, M.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….…….………..... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….... ii
Abstrak ..........………………………………………………………………………….….... iii
Abstract....................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………… 1
Analisis Situasi………………………………………………………………………………. 2
Identifikasi ...............................................................................................................................3
Tinjauan ................…………………………………………………………………………. . 3
Tujuan ......................... …………………………………………………………………….... 6
Manfaat ....................................................................................................................................6
Kerangka....……………………………………………………………………………………6
Khalayak Sasaran .....................................................................................................................7
Keterkaitan ...............................................................................................................................7
Metode Kegiatan.......................................................................................................................7
Rencana Evaluasi......................................................................................................................7
BAB II METODE PELAKSANAAN …………………………………………………….....8
Realisasi ……………………………………………………………………………………...8
Peserta .......… ………………….……………………………………………………………..8
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ..............……………………………………..…….9
Hasil...........................................................................................................................................9
Pembahasan ..............................................................................................................................9
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN…………………….……….....………..…….........10
Kesimpulan ………….......…………………………………..……………….…….………...10
Saran...................……………………………………………………………….….……....…10
LAMPIRAN…………………………………………………………………...………..…....12
iv
Abstrak
Pelatihan Metode Pengajaran Seni Rupa
bagi Guru Tk Sekecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng
Dra. Luh Suartni, M.Pd., dkk.
Hampir bisa dipastikan bahwa anak-anak pada usia TK dan SD dimanapun menyukai
kegiatan menggambar dan bentuk kesenirupaan lainnya. Hal ini sejalan dengan psikologi
perkembangan anak-anak, khususnya yang bertalian dengan ekspresi. Pada masa ini ekspresi
yang paling mudah dilakukan anak-anak adalah kegiatan menggambar. Menggambar adalah
serupa bahasa dimana segala ungkapan perasaan disampaikan melalui gambar.
Metode pengajaran yang sering digunakan di banyak TK di Buleleng adalah metode
mencontoh. Metode ini tentu saja tidak cocok digunakan di tingkat TK. Bertimbang pada
realitas di atas, maka kini dibutuhkan suatu tindakan untuk memecahkan masalah tersebut.
tindakan yang dimaksud adalah bentuk pengabdian pada masyarakat. Kegiatan ini bertajuk
“pelatihan metode pengajaran seni rupa bagi guru TK se-Kecamatan Buleleng, Kabupaten
Buleleng”. Kegiatan P2M ini mempunyai tujuan: (1) memberikan wawasan kepada guru TK
se-Kecamatan Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak, (2) memberikan wawasan
kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang beragam metode pengajaran seni rupa, (3)
memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang beragam metode
pengajaran menggambar.
Kata kunci: pelatihan, metode pengajaran , seni rupa, TK.
Abstract
Arts Training Teaching Methods
Teacher TK District Buleleng, Buleleng
Dra. Luh Suartni, M.Pd., et al.
It is almost certain that the children at the kindergarten and elementary wherever liked
drawing and other artistic forms. This is in line with the psychological development of
children, especially those concerned with expression. At this time the expression is most
easily done children are drawing. Drawing is similar to the language in which any expression
of feelings conveyed through images.
The teaching methods are often used in many kindergartens in Buleleng is modeled method.
This method is certainly not suitable for use in kindergarten. Equal weight on the reality of
the above, it now takes an action to solve the problem. the measures referred to is a form of
community service. This activity is called "training methods of teaching art for kindergarten
teachers throughout the District Buleleng, Buleleng". Activity P2M these objectives: (1)
provide insight to the kindergarten teachers throughout the District Buleleng on the
characteristics of images of children, (2) provide insight to the kindergarten teachers
throughout the District Buleleng about the different methods of teaching art, (3) provide
training to sub-district kindergarten teacher Buleleng about a variety of teaching methods to
draw.
Keywords: training, teaching methods, art, kindergarten.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Hampir bisa dipastikan bahwa anak-anak pada usia TK dan SD dimanapun menyukai
kegiatan menggambar dan bentuk kesenirupaan lainnya. Hal ini sejalan dengan
psikologi perkembangan anak-anak, khususnya yang bertalian dengan ekspresi. Pada
masa ini ekspresi yang paling mudah dilakukan anak-anak adalah kegiatan
menggambar. Menggambar adalah serupa bahasa dimana segala ungkapan perasaan
disampaikan melalui gambar.
Namun sayang dalam pratik sehari-hari baik dalam pendidikan formal maupun
informal kegiatan menggambar bagi anak-anak sering disamakan dengan kegiatan
bahasa, matematika, dan pengetahuan lainnya. Itu sebabnya sudah menjadi
pengetahuan umum bahwa pengajaran menggambar dilakukan dengan tujuan, metode,
dan evaluasi yang sama dengan pembelajaran bahasa, matematika, dan pengetahuan
lainnya.
Salah satu metode pengajaran seni rupa yang paling sering dilakukan dalam
pendidikan formal adalah metode mencontoh (copy the master). Guru biasanya
memberikan contoh gambar dipapan tulis untuk ditiru oleh para siswa. Tentu saja
hasil yang segara bisa dilihat adalah para siswa sebagian besar atau setidaknya
sebagian bisa membuat gambar sesuai dengan yang dicontohkan gurunya.
Kelihatannya ini adalah sebuah keberhasilan, padahal sesungguhnya ini adalah sebuah
kegagalan.
Tujuan pendidikan seni rupa bukanlah menjadikan siswa pandai menggambar, tetapi
tujuan pendidikan seni rupa adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Intinya
tujuan pendidikan adalah memanusiakan manusia. Dalam hal ini tujuan pendidikan
seni rupa bertalian dengan pemeliharaan perasaan halus, budi baik, dan ekspresi yang
positif. Karena itulah metode pengajaranpun bukanlah serupa cara mudah
menggambar.
2
Bertimbang pada realitas diatas, maka kini dibutuhkan suatu tindakan untuk
memecahkan masalah tersebut. tindakan yang dimaksud adalah bentuk pengabdian
pada masyarakat. Kegiatan ini bertajuk “pelatihan metode pengajaran seni rupa bagi
guru TK se-Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng”. Kegiatan P2M ini
mempunyai tujuan: (1) memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan
Buleleng tentang karakteristik gambar anak-anak, (2) memberikan wawasan kepada
guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang beragam metode pengajaran seni rupa, (3)
memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang beragam
metode pengajaran menggambar.
B. Analisis Situasi
Di Buleleng, hari-hari ini sejumlah TK memperlihatkan perhatiaannya terhadap dunia
kesenirupaan. Sejumlah TK misalnya menyediakan fasilitas kesenirupaan lengkap
dengan guru pendampingnya yang secara khusus menangani pendidikan
kesenirupaan. Ada kesan bahwa dunia kesenirupaan bagi sejumlah TK di Buleleng
adalah dunia kemestian sebagaimana kegiata inti lainnya.
Perhatian ini ditandai misalnya dengan sejumlah lomba menggambar dan lomba
mewarnai kesertaannya selalu membludak. Minat siswa, sekolah dan orang tua siswa
terhadap lomba menggambar dan mewarnai sungguh tinggi. Sejumlah sekolah
menyediakan fasilitas kesenirupaan secara lengkap dan memadai. Mulai dari peralatan
menggambar hingga peralatan berkreasi dua dan tiga dimensi. Sejumlah TK lain
bahkan secara khusus menyediakan guru pembimbing kesenirupaan di sekolahnya.
namun demikian perihal pengajaran seni rupa di TK, khususnya di buleleng
sepengetahuan penulis selalu beriorientasi pada pencapaian kualitas gambar dan
kepandaian menggambar. tentu saja hal ini sungguh tidak benar sebab tujuan
pendidikan seni rupa di TK bukanlah untuk mencapai kemampuan menggambar dan
bukan pula untuk menghasilkan gambar yang bagus. tetapi, tujuan pendidikan seni
rupa di TK adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Di kecamantan Buleleng Kabupaten Buleleng terdapat 64 TK bisa dipastikan para
guru TK tersebut tidak memiliki pengetahuan memadai perihal karakteristik gambar
anak-anak dan perihal metode pengajarannya.
3
C. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan analisis situasi di atas, maka dapat diidentifikasi dan
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai
tentang karakteristik gambar anak-anak; dan
2. Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai
tentang metode pengajaran gambar anak-anak.
Berdasarkan dua rumusan tersebut, maka tindakan yang dipandang tepat adalah
pelatihan metode pengajaran seni rupa bagi guru TK sekecamatan buleleng,
kabupaten buleleng.
D. Tinjauan pustaka
Secara umum dunia pendidikan adalah bagian penting dari dunia psikologi.
Soemanto (1983: 15-38) memilah aktivitas kejiwaan menjadi : 1 pengamatan, 2
pendengaran, 3 perabaan, 4 pembauan, dan 5 pencecapan. Pencecapan ini meliputi
tanggapan, fantasi, pikiran, perasaan dan kemauan.
Lebih jauh Soemato (1983, 54-55) menjelaskan bahwa fungsi – fungsi kepribadian
manusia berhubungan dengan aspek jasmaniah dan aspek kejiwaan. Fungsi-fungsi
kepribadian yang jasmaniah misalnya:
1) Fungsi motorik pada bagian – bagian tubuh.
2) Fungsi sensoris pada alat-alat indera.
3) Fungsi neurotik pada system syaraf.
4) Fungsi seksual pada bagian- bagian tubuh yang erotis.
5) Fungsi pernafasan pada alat pernafasan.
6) Fungsi peredaran darah pada jantung dan urat-urat nadi.
7) Fungsi pencernaan makanan pada alat percernaan.
Sedangkan fungsi – fungsi kepribadian yang bersifat kejiwaaan misalnya :
1) Fungsi perhatian.
2) Fungsi pengamatan.
3) Fungsi tanggapan.
4) Fungsi ingatan.
5) Fungsi fantasi.
4
6) Fungsi pikiran.
7) Fungsi perasaan.
8) Fungsi kemauan.
Para ahli mengklasifikasikan pekembangan anak-anak berdasarkan golongan usia.
Pertama masa 0-3 tahun. Kedua masa 3-5 tahun adalah masa pemain kecil. Ketiga
masa 6-12 tahun adalah masa sekolah, keempat masa 13-19 tahum masa pubertas.
Soemanto menjelaskan bahwa masa 3-5 tahun yang adalah masa pemain kecil
ditandai dengan (a) jasmani yakni anak secara menerus aktif bergerak, terutama
dengan alat motoriknya, (b) jiwani anak-anak ingin belajar tentang segala sesuatu,
memiliki fantasi yang kuat dan senang meniru sesuatu (1983, 67-68).
Anak – anak usia TK sesuai dengan tingkat usianya ia berada pada masa pemain kecil
dan masa sekolah awal yang memiliki karakteristik jasmani dan jiwani yang khas.
Dalam dunia pendidikan seni rupa perkembangan kesenirupaan adalah juga tahapan
psikilogi perkembangan. Teori tikus pendidikan seni rupa yang terkemuka yang
banyak diacu oleh pendidik seni rupa di berbagai belahan dunia, Viktor Lowenfeld /
W. Lambert Brittain dalam bukunya yang telah menjadi klasik (1964 89-287),
mengklasifikasikan perkembangan seni rupa anak-anak menjadi: masa mencoreng
pada usia 2-4 tahun, masa prabagan pada usia 4-7 tahun, masa bagan 7-9 tahun, masa
realisme 9-12 tahun, masa naturalisme semu 12-14 tahun, dan masa pubertas 14-17
tahun.
Anak – anak TK umumnya berusia sekitar 4-6 tahun maka berdasarkan klasifikasi di
atas dapat digolongkan pada masa mencoreng dan masa prabagan. Anak-anak TK
pada masa mencoreng ditandai dengan antara lain anak-anak suka membuat garis
coreng moreng dalam struktur vertikal, horizontal, dan melingkar. Penggunaan tiga
jenis garis ini pada masa tertentu pemakaiannya sendiri-sendiri, tapi pada masa yang
lain ketiga jenis garis ini digabung menjadi satu kesatuan gambar. Gambar ini adalah
representasi ingatan sesaat yang terlintas pada benak anak-anak. Artinya jika ada
sebuah gambar yang dibangun dengan garis vertikal, horizontal atau melingkar, dan
ditanyakan kepada anak yang bersangkutan: apakah gambar tersebut? Anak akan
menjawab sesuai dengan apa yang terlintas di benaknya saat itu. Jika ia sedang ingat
kepada ibunya, anak akan menjawab itu adalah gambar ibunya. Jika anak sedang ingat
5
pada mainanya, maka gambar itu disebutnya sebagai mainannya. Dengan demikian
setiap kali ditanyakan “gambar apakah ini?” kepada gambar yang sama pada waktu
yang berbeda, maka jawabannyapun akan berbeda-beda sesuai dengan apa yang
terlintas dalam pikiran si anak pada saat itu.
Masa prabagan ditandai dengan antara lain gambar sudah menunjukkan bakal bagan
tentang sesuatu yang dekat dengan daya ingat anak-anak. Umumnya pada masa ini
yang pertama dibuat oleh anak-anak adalah gambar manusia. Ada alasan yang mudah
diterima, mengapa anak-anak pertama kali menggambar adalah menggambar
manusia. Pertama, secara psikologi yang paling melekat dalam ingatan anak adalah
manusia dan bukan mahluk lain atau benda lain. Ini penyebabnya adalah ketika anak
lahir ke muka bumi; dan ketika pertama membuka matanya ia melihat ibunya,
perawat, atau dokter. Realitas visual yang pertama terlihat itulah yang tersimpan
dalam memori anak. Oleh karena itulah dikemudian hari, ketik ia telah melewati masa
mencoreng, gambar pertama yang dibuatnya adalah realitas visual yang tersimpan
dalam memorinya. Itulah gambar manusia. Kedua secara kebentukan gambar manusia
adalah gambar yang paling mudah dibuat dibandigkan dengan gambar-gambar lain.
Gambar manusia cukup diwakili oleh sebuah lingkaran dua buah garis vertikal dan
dua buah garis horizontal. Itulah wakil dari kepala, kaki, dan tangan yang adalah
bagian inti bagian tubuh manusia menurut versi ingatan visual anak-anak. Oleh karena
alasan itu pula, maka gambar pertama yang dibuat anak – anak adalah gambar
manusia.
Sementata itu, Muharam E (1992:39-46) yang mengacu pada teori Viktor Lowenfeld
dan W. Lambert Brittain menguraikan bahwa pada masa prabagan (4-7 tahun) mulai
memperlihatkan hubungan emosional dengan obyek yang digambarnya. Bentuk-
bentuk tersebut misalnya manusia, binatang, rumah, pohon, dll. Bentuk manusia
digambarkan dengan lingkaran untuk kepala, garis vertikal untuk kaki dan garis
horizontal untuk tangan. Warna yang dipilih tidak mempunyai hubungan tertentu
dengan obyak. Sedangkan untuk penggambaran ruang tidaklah berpatokan pada satu
konsep pun tentang ruang. Anak-anak bisa menggambar apa saja di permukaan kertas
dan satu obyek dengan obyek lainnya tidak mempunyai hubungan.
6
Berdasarkan teori Viktor Lowenfeld dan W. Lambert Brittain inilah P2M ini bekerja.
Khususnya tentang ciri-ciri atau karakteristik gambar anak-anak dan metode
pengajarannya. Dengan demikian pelatihan metode pengajaran seni rupa bagi guru
TK sekecamatan buleleng, kabupaten buleleng. Diharapkan bisa memecahkan situasi
yang kurang baik tersebut.
E. Tujuan Kegiatan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pengabdian kepada masyarakat
ini adalah:
1. Memberikan wawasan kepada guru-guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang
karakteristik gambar anak-anak;
2. Memberikan wawasan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode
pengajaran seni rupa; dan
3. Memberikan pelatihan kepada guru TK se-Kecamatan Buleleng tentang metode
pengajaran seni rupa;
F. Manfaat Kegiatan
Kegiatan P2M ini bermanfaat bagi para guru TK se-Kecamatan Buleleng.
Manfaat yang segera dapat di petik oleh guru TK se-Kecamatan Buleleng adalah:
1. Terbukanya pengetahuan dan wawasan guru TK tentang karakteristik gambar
anak-anak; dan
2. Terbentuknya keterampilan guru TK se-Kecamatan Buleleng penggunaan
beragam metode pengajaran seni rupa;
G. Kerangka Pemecahan Masalah
Sejalan dengan permasalahan yang dihadapi mitra (guru TK se-Kecamatan Buleleng),
solusi yang ditawarkan pada program pengabdian kepada masyarakat ini diajukan
melalui 3 langkah:
1. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang karakteristik gambar anak-anak;
2. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang metode pengajaran seni rupa di
TK;
3. pelatihan penggunaan metode pengajaran seni rupa di TK;
7
H. Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada pengabdian pada masyarakat ini adalah guru TK se-
Kecamatan Buleleng. Pilihan ini berkembang pada masalah yang dihadapi serta
kesediaan waktu dan dana yang terbatas. Diharapkan setelah penanganan ditingkat
Kecamatan Buleleng ini program serupa pada waktu mendatang bisa dilaksanakan di
tempat lain dengan sasaran yang lebih luas serta waktu dan kesediaan dana juga labih
luas.
I. Keterkaitan
Program pengabdian kepada masyarakat ini berkaitan dengan dinas pendidikan
Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.
J. Metode Kegiatan
Pengabdian kepada masyarakat ini sejalan dengan masalah dan pemecahannya, maka
metode yang dipilih adalah pelatihan.
K. Rencana Evaluasi
Keberhasilan pengabdian kepada masyarakat ini ditetukan oleh respon dari para guru
TK yang terlibat dalam kegiatan ini. Respon ini adalah tanggapan para guru terhadap
materi, cara penyajian, metode,dan tehnik presentasinya. Semua tanggapan tentang
hal ini akan diklasifikasikan berdasarkan masalahnya. Seluruh klasifikasi akan
dianalisis secara kualitatif. Dan, hasilnya diharapkan bisa diguakan untuk penulisan
proposal pada program berikutnya.
8
BAB II
METODE PELAKSANAAN
a. Realisasi Pemecahan Masalah
Sejalan dengan identifikasi dan perumusan masalah yang yakni (1) Sejauh ini guru
TK di Buleleng belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang karakteristik
gambar anak-anak; dan (2) Sejauh ini guru TK di Buleleng belum memiliki
pengetahuan yang memadai tentang metode pengajaran gambar anak-anak, maka
pemecahan masalahnya berupa tindakan yang dipandang tepat adalah pelatihan
metode pengajaran seni rupa bagi guru TK se-Kecamatan Buleleng, Kabupaten
Buleleng.
Sejalan dengan permasalahan yang dihadapi mitra (guru TK se-Kecamatan Buleleng),
solusi yang ditawarkan pada program pengabdian kepada masyarakat ini diajukan
melalui 3 langkah:
1. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang karakteristik gambar anak-anak;
2. Penyampaian wawasan dan pengetahuan tentang metode pengajaran seni rupa di
TK;
3. Pelatihan penggunaan metode pengajaran seni rupa di TK;
Pelaksanaan tiga poin tersebut dimulai dengan langkah pertama demonstrasi pengajaran
dengan motode kerja kelompok campuran dan metode kerja kelompok gabungan. Selama
para siswa beserta guru (dalam hal ini diperankan oleh mahasiswa) praktik kerja
kelompok campuran dan kerja kelompok gabungan, para guru TK memperhatikan,
mengamati, mengapresiasi dan mencatat praktik tersebut. Langkah kedua, penyampaian
pengetahuan tentang kedua metode tersebut melalui ceramah. Langkah ketiga diskusi
dengan para guru TK perihal kedua metode tersebut.
a. Peserta
Kegiatan ini diikuti oleh 50 guru TK se-Kecamatan Buleleng (daftar peserta terlampir).
Sebagian besar peserta ini secara aktif melakukan tanya jawab perihal metode pengajaran
seni rupa di TK.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Hasil
Kegiatan P2M ini secara garis besar dibagi menjadi 3 kegiatan utama yakni prakegiatan,
pelaksanaan kegiatan, dan penyusunan laporan.
Yang dimaksud dengan prakegiatan adalah menyusun segala persiapan pelaksanaan P2M
yang menyangkut penyiapan ruangan, administrasi, dan materi P2M. Pelaksanaan
kegiatan pada Mei 2016 terdiri dari pendaftaran peserta, pembukaan, dan pelaksanaan
kegiatan.
Bagian terakhir, penyusunan laporan terdiri dari evaluasi pelaksanaan kegiatan,
pembuatan draf laporan, dan penyusunan laporan.
b. Pembahasan
Kegiatan P2M ini memperoleh respon yang positif dari peserta, yakni guru TK se-
Kecamatan Buleleng. Bukan hanya positif dalam pengertian menyambut dengan hangat,
tetapi para guru sangat antusias untuk memperoleh pengetahuan tentang pendidikan seni
rupa.
Dari hasil diskusi dalam proses pelatihan ini tercetus keinginan para peserta untuk
memahami materi pembelajaran seni rupa di TK. Ini jelas adalah permintaan dari guru-
guru TK agar Undiksha, dalam hal ini Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS pada masa
yang akan datang diharapkan dapat melaksanakan kembali P2M dengan sasaran guru-
guru TK dengan materi pembelajaran seni rupa di TK.
10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari seluruh kegiatan P2M ini dapat ditarik kesimpulan:
1. Wawasan dan pengetahuan guru TK sekecamatan Buleleng tentang
metode kerja kelompok campuran dan metode kerja kelompok gabungan
yang diketahui melalui tes awal sungguh sangat terbatas. Setelah kegiatan
berlangsung pengetahuan perihal ini menjadi lebih terbuka, hal ini dapat
diketahui melalui proses kegiatan tanya jawab dan diskusi yang adalah
bentuk dari tes akhir.
2. Berdasarkan evaluasi sepanjang kegiatan ini berlangsung melalui
pengamatan terhadap materi tanya jawab dan diskusi dapatlah disimpulkan
bahwa sebagian besar peserta pelatihan ini wawasan mengenai metode
kerja kelompok campuran dan metode kerja kelompok gabungan sudah
menunjukkan keterbukaan. Keterbukaan ini adalah modal awal untuk bisa
memahami lebih lanjut tentang metode pengajaran kerja kelompok
campuran dan metode kerja kelompok gabungan yang sesuai dengan teori
pendidikan seni rupa.
4.2 Saran
Sejalan dengan pembahasan di atas dapat dikemukakan saran:
1. Saran kepada lembaga
Hendaknya Jurusan Pendidikan Seni Rupa FBS Undiksha bisa
melaksanakan kembali kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan
sasaran guru-guru TK yang menyangkut materi pembelajaran seni rupa di
TK.
2. Saran kepada guru TK
Disarankan agar pengetahuan yang diperoleh dari kegiatan P2M ini dapat
diaplikasikan di sekolah masing-masing.
Daftar Pustaka
Garha, Oho,1983. Mari Berkarya Seni Rupa (Buku Penajaran Kesenian Sub Bidang
Studi Seni Rupa SD). Bandung: Angkasa.
Soemanto, Wasty, 1984. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pinpinan Pendidikan).
Jakarta: Bina Aksara.
Lowernfeld, Viktor dan W. Lambert Brittain, 1964. Creative and Mental Growth edisi
ke-5. Londen: the Macmillan Company.
Harsono, Radno, 2005. Melatih Anak Berpikir Analisis, Kritis dan Kreatif. Jakarta:
Gramedia Wiasrana Indonesia.
Purwanto, Ngalim, 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rohidi, Tjetjep Rohendi, 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. Bandung:
STISI Pers.
Supriadi, 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan IPTEK. Bandung:
Alfabeta.
Semiawan, Conny R, 1979. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, 2002. Desain dan Analisi Eksperimen. Bandung: Tarsito.
Semiawan, Conny R, dkk. 1988. Dimensi Kreatif dan Filsafat Ilmu. Bandung: Remadja
Karya.
Utami Munandar, 1999. Pengembangan Kratifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rhinieka
Cipta
Lampiran