GADIS MEMINTA-MINTA
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkolong kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut gadis kecil berkalengkan
Pulang ke bawah jembatan melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang
Gemerlapan gembira dari kema yang riang
Duniaku yang lebih tinggi dari mena katedral
Melintas-lintas diatas air kotor tapi juga begitu kau hafal jiwa
begitu murni terlalu murni
untuk bisa membagi bukaku
kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
bulan diatas itu, tak ada yang punya
dan kotaku, ah kotaku
hidupnya tak punya tanda
Teman Gaul
Zaman pun terus berubah
Seiring waktu berputar
Temanku terlalu gaul
Mengikuti perubahan zaman
Gaul bukan berarti buruk
Tetapi akibat salah jalan
Terjun kejurang kehancuran
Warna berubah tak cerah
Secerah langit biru
Gaul bukan dilarang
Tapi jangan kerterlaluan
Apabila terjerumus ke dalam
Hancurlah masa depan
Selaju Sampan
Riuh suara di tepi danau
Tepuk sorak dan tepuk tangan
“Dayung, dayung, Ayo!”
“Dayung, dayung, Ayo!”
Suara teriakan bertambah riuh
Sebuah perahu karam terbalik
Sewaktu membelok dia Tabrakan
“Dayung, dayung, Ayo!”
“Dayung, dayung, Ayo!”
Teriakan suara menambah semangat
Selaju sampan di hari lebaran
Dendang Gembala
Di keteduhan pohon sengan
Di kala bukti
Terdengar ria
Dendang anak gembala
Menunggui ternak mereka
Yang asyik semangat
Segera dan hijau rumput
Bunyi seruling gembala
Nyaring gembala
Lupakah harus dan lapar
Dalam guru dan kelakar
Dendang gembala
Diambang senja
Hewan-hewan di halau pulang
Menuju ke kandang
Pengemis Tua
Cipta : Suyono H.R
Pikirannya t’lah pikun
Matanya rabun
Dia jalannya meraba-raba
Dengan tongkatnya
Pengemis tua
Dimana rumahmu?
Dibawah jembatan na
Pengemis tua
Dimana anak gini
Dan cucu tercinta ?
Mereka tiada padaku
Sendiri tubuh ini
Begitu nasibku
Mengembara terlunta
Di dunia fana
Pahlawan Tak Dikenal
Sepuluh tahun lalu dia terbaring
Tertapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar didadanya
Senyum bekunya mau berkata
Kita sedang perang
Dia tidak ingin bilamana ia
Datang kedua tangannya
Memeluk senapan dia
Tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring
Tetapi bukan tidur sayang
Aku mencintai
Malam yang dingin
Aku terus menantimu
Berharap kau datang
Sayangku, dimana cinta
Yang kau tanam di hati
Mengapa tak pernah
Kurasakan
Kesejukan disana ?
Harusnya aku
Membencimu
Yang tak mengerti
Perasaanku
Harusnya aku
Melupakan bukan
Menantimu namun
Hatiku berkata kau yang kucinta
Mawar Berduri
Di pagi yang cerah dipadang ilalang
Sekuntum bunga mawar
Mengembang semerbak wangi
Sinar matahari yang menembus
Bayang-bayang bukit
Menyentuh kelopak
Yang bunganya harum
Semerbak bunga mawar yang
indah baunya terasa meniti
sepanjang lembah
terbawa angin
yang berdesir dari segala arah
bunga mawar semakin merekah
menghiasi persada bunda
ribuan kumbang beterbangan
tak tentu arah
mencari asal aroma dewata
Mengitari gunung
Manjamah lembah dan bukit
Mengisi tebing merabah belantara
Tapi kumbang tak bisa
Lagi mendekati
Mawar dewata
Berduri tajam
Tamanku
Ditaman kulihat aneka bunga
Mawar merah, melati putih dan dahlia
Kawanan kumbang terbang kesana kemari
Pohon-pohon cemara bersenandung
Bersama sepoi angin dan kicau burung
Rerumput tersenyum dan berseri
Dibelai lembut cahaya mentari
O, kusakasikan panorama itu
Keindahan taman sekolahku
O, aku bersyukur kepadamu, Tuhan ku
Karena telah engkau beri aku waktu
Mengagumi segala ciptaan-Mu
Masih Bulankah Engkau ?
Masih bulankah engkau ?
Ketika pucat dipagi hari
Karena terlambat beranjak
Dari singgasanamu
Dan awan pun sedih
Melihat engkau enggan
Kemalu-maluan
Masih bulankah engkau
Ktika bulatmu tinggal sebelah
Terputus angin
Dan rindupun akan tiba
Karena belahanmu
Tidak segera menyatu
Kembali
Bulan, masih belahkah engkau
Ketika pagi gemetar
Karena marah
Melumatkanmu
Masih bulankah engkau
Masihkan ?
Dari Seorang Guru Kepada Murid-muridnya
Apakah yang kupunya, anak-anakku
Selain buku-buku dan sedikit ilmu
Sumber pengabdian kepadamu
Kalau di hari minggu engkau datang kerumahku
Aku takut, anak-anakku
Kursi-kursi tua yang disana
Dan meja tulis sederhana
Dan jendela-jendela yang tak pernah diganti
Kainnya semua padamu kan bercerita
Tentang hidupku di rumah tangga
Ah tentang ini tak pernah aku bercerita
Di depan kelas, sedang menatap wajah-wajahmu
Remaja karena ku tahu, anak-anakku
Engkau terlalu muda
Engkau terlalu bersih dari dosa
Untuk mengenal ini semua
Ibu meninggalkan anaknya
Mama kembalilah kepadaku
Hanyalah dirimu Pelita hidupku
Apalah artinya hidup tanpa dirimu
Mama aku kangen banget ama
Mama kenapa mama meninggalkan
Anakmu mama ………
Aku sangat sayang
Banget ama mama
Karena surga di telapak kaki
Seorang mama yang sudah
Melahirkan aku dengan penuh
Kasih sayang darimu mama
Kemana selama ini kau pergi
Mama sekarang aku hanyalah
Seorang diri kembalilahmama kepadaku mama.
Ular Cinta Manis
Nenek, lihatlah ular hijau kecil itu
Membelit di ranting pohon cengkehku
Nenek, ular apakah itu
Kerjanya tidur sepanjang hari
Nenek lihat itu burung kecil
Suaranya mencicit nyaring sekali
Terbang berputar menggigit ranting
Bangunkah ular lagi berbaring
Lihat ular itu membuka mulutnya
Lihat burung itu memberinya makan
Nenek ular apakah itu
Yang hidupnya manja sekali
Jangan kau usik dia, cucunda
Ular itu teramat berbisa
Cinta manis itulah namanya
Makanya burung yang mengantarkan
Good Night
Tiada kata seindah mutiara
Tiada sapa selembut sutra
Tiada sinar seterik cahaya ?
Saat kupu-kupu menutup
Mata dan kunang-kunang
Menerangi malam dengan itu
Aku tiupkan doa
Untukmu semoga sang
Malaikat menjaga
Tidurmu dan memberi
Mimpi indah untukmu
Good Night
Surat Dari Ibu
Pergi kedunia luas, anakku sayang
Pergi ke laut bebas
Selama angin masih angin buritan
Dan matahari pagi menyinari daun-daunan
Pergi ke laut lepas anankku sayang
Pergi ke alam bebas
Selama hari-hari belum petang
Dan warna hijau belum kemerah-merahan
Menutup pintu waktu lampau
Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
Tiang-tiang akan kering sendiri
Dan narkoba sudah tahu pedoman
Boleh engkau datang padaku
Kembali pulang anakku sayang
Kembali ke balik malam jika
Kapalmu telah rapat ke tepi
Kita akan bercerita
“ Tentang cinta dan hidupmu pagi hari “
Doaku
Aku berdoa …. Aku bersujud
Aku tengadahkan kedua tanganku
Untuk negeriku Indonesia
Tapi ….. kepada siapa …..
Rakyat berharap negeri ini surga
Penuh kedamaian dan kebahagiaan
Rakyat meratap jika negeri ini hancur
Menjadi jika negeri ini
Menjadi neraka
Wahai ….. pemimpin
Arti Hadirnya Dirimu
Jika hati ingin memilih
Aku ingin dekap dirimu
Dan takkan pernah
Ku lepaskan lagi
Karena kuingin kau mengerti
Betapa ku mencintaimu
Sampai kapan pun
Di dekatmu aku merasakan
Suatu yang beda yang belum
Aku rasakan selama ini
Satu sayang yang tak dapat aku ucapkan
Kau cinta ku satu-satunya
Aku sayngi ku selamanya
Dan kau semangat
Buat hidupku bahagia
Wajahmu selalu ada di hatiku
Bayangmu selalu ada di mimpiku
Dan kau juga buat semangat aku
Cinta itu lah buat kita buta
Sobat
1000 canda tak slamanya
Berarti sebuah
Tawa …. 1000 kata
Manis tak selamanya
Berarti sebuah puisi
1000 sayang dan kerinduan
Tak selamanya
Berarti sebuah cinta
1000 kenangan tak selamanya
Berarti sebuah masa lalu yang kian
Terlupa tetapi aku akan abadikan arti
Sebuah persahabatan
Sahabat Sejati
Wahai sahabatku …..
Sahabat sejatiku ….
Duduk sebangku dengan ku
Bermain bercanda bersamaku
Ingatlah engkau …..
Kita selalu berbagi saling mengisi
Kau dan aku
Selalu berbagi sedih dan duka
Walau keadaan kita berbeda
Walau lingkungan kita tak sama
Dan sekarang terpisah
Oleh jarak dan waktu
Aku kan tetap menjadi sahabatmu
Akan selalu ku jaga persahabatan kita
Meski engkau jauh di sana
Kita akan selalu
Bersama semoga
Untuk selamanya
Menanti Esok
Aku relakan hari kemarin
Meniti lalu resah dan lelah
Karena tekadku di dalam tubuh
Menanti esok lega dan cerah
Aku biarkan hati merana
Melangkah lalu bimbang dan kaku
Karena tekadku di dalam batin
Menanti esok kasih dan igu
Tetapi semua hari terbenam dan lalu
Rinduku habis hari termakna umur
Jauhkan nantiku ke mimpi dan uzur
Sampan Tua
Sampan tua
Di tepi kali
Selalu menanti
Saat pergi ke tepi sana
Satu dua orang
Ingin menyeberang
Sampan tua melaju
Memotong air tenang
Ketika penumpang-penumpang turun
Sampan tua gemetar perlahan
Tangan kisut pemiliknya
Menghitung ringit-ringit yang diterimanya
Cukuplah kiranya
Untuk beras dan lauknya
Sampan tua
Telah pudar warnanya
Dari tepi ke tepi
Tetap berbakti
Janji
Terlalu sulit untuk melupakanmu
Terlalu sulit untuk terbenam
Begitu manis janji yang kamu berikan padaku
Putih awan seputih cintamu
Namun itu semua palsu
Kau tebalkan janji-janji padaku
Hingga membuatku terjatuh
Dalam hangatnya pelukan cintamu
Mengharapkan akan terus bersatu
Namun kini kau menjauh
Mencampakan cinta suciku
Menghancurkan angan-anganku
Dalam jurang derita aku pun terjatuh
Kini kau berdua tinggalkan aku
Sendiri kau pun meninggalkan luka
Hati Yang Sunyi
Terhalang langkahku untuk melaju
Hati mu yang tulus telah tertutup
Oleh angan-angan cintamu bintang
Di langit dan rembulan pun tertutup oleh mendung
Cinta tolonglah hatiku ini
Yang selalu rindu pada dirinya
Datanglah pada diriku wahai
Engkau cinta warna penuh
Dengan rasa Rinduku ini
Sunyi hatiku terasa malam
Tanpa bintang tanpa rembulan
Angin-angin pun terus bertutup rencang
Menghampiri hidup ku yang sunyi
Tanpa cinta dirimu
Selepas SMP
Ku buka kembali album biru
Untuk menyongsong hariku
Perkenalan dan perjuangan dahulu
Disaat masih di bangku SMP
Resah kini hariku
Saat kehilanganmu
Bersamamu guru dan para
Sahabatku
Di sini kutitipkan suka dan duka ku
Dan cintaku kepadamu
Coba mengarungi masa
Tanpa kehadiranmu
Selepas bangku SMP
Artikan keberanian kehidupan
Kuartikan pertemuan sebagai awal
Penyesahan awal sebuah kebahagiaan
Kehidupan Dan Alam
Keheningan malam terhiaslah
Rembulan terang menyinari
Malam yang sunyi
Tanpa kehadiranmu, 1000
Bintang menghiasi kesunyian
Terhiduplah udara menyelimuti tubuhku
Wahai engkau maha mengetahui
Kebenaran semua doa
Kukirimkan hanya untukmu
Sebening empun seputihnya
Awan sebening hatiku hanya
Untukmu air yang terus
Mengalir seperti
Kehidupan ku yang terus melangkah
Kemana kata berada untuk
Mencari kehidupan yang abadi
Bagi Rapor
Jangtungku sangat berdebar-debar
Ketika raporku dibagikan
Ku takut ada nilai merah di raporku
Ternyata tidak
Aku malah mendapat peringakt pertama
Karena waktu itu aku sedang
sakit jadi aku menunggu di rumah
saat ku tahu bahwa aku
mendapat peringkat pertama
aku langsung melompat tinggi
Karena sangat senang
Sakitku menjadi sembuh
Terima kasih ya Tuhan