KUMPULAN PUISI KACA MATA karya IN HARI PUWANTO, M.Si., M.Pd. MGMP BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA KABUPATEN KEDIRI 2013 2 PENGANTAR Secara etimologis kata puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang berarti membuat, poesis yang berarti pembuatan, atau poeities yang berarti membuat, pembangun atau pembentuk. Di Inggris puisi itu disebut poem atau poetry yang tidak jauh berbeda dengan to make atau to create, sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker (Tjahjono, 2011:5) Dengan demikian tidak salah apabila puisi diartikan sebagai pembangun, pembentuk atau pembuat, karena pada dasarnya menulis sebuah puisi berarti membangun, atau membuat atau membentuk sebuah dunia baru. Dunia imajener dari sebuah realita. Selanjutnya Tjahjono (2011:6) menjelaskan bahwa puisi mempunyai kekhasan apabila dibandingkan dengan prosa dan drama. Kekhasan itu adalah kepadatan, irama, dan tipografi. Kepadatan puisi menjadikan puisi amat konsentratif, aksentuatif, dan sublimatif. Di samping itu irama menjadi salah satu pembentuk efek estetik dan artistik sebuah puisi. Irama bisa dibentuk dengan persajakan. Pada perkembangannya, puisi-puisi modern mulai meninggalkan persajakan klasik atau konvensional. Hal tersebut tidak mengurangi nilai ritmis sebuah puisi. Sedang tipografis puisi terungkap lewat bait dan larik. Bait dan larik menjadi ciri visual sebuah puisi. Prosa umumnya dibangun dengan pola paragraf dan bab-bab. Naskah drama menonjolkan dialog dan narasi atau petunjuk laku dalam ekspresi tulis yang sangat berbeda dengan puisi. Yang lebih penting lagi ialah pemakaian bahasa dalam puisi. Bahasa puisi berbeda dengan bahasa wacana dalam prosa. Hal ini dipengaruhi oleh sifat kepadatan dan estetika
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KUMPULAN PUISI
KACA MATA
karyaIN HARI PUWANTO, M.Si., M.Pd.
MGMP BAHASA DAN SASTRA INDONESIADINAS PENDIDIKAN DAN OLAHRAGA
KABUPATEN KEDIRI2013
PENGANTAR
Secara etimologis kata puisi berasal dari bahasa Yunanipoeima yang berarti membuat, poesis yang berartipembuatan, atau poeities yang berarti membuat, pembangunatau pembentuk. Di Inggris puisi itu disebut poem atau poetryyang tidak jauh berbeda dengan to make atau to create,sehingga pernah lama sekali di Inggris puisi itu disebut maker(Tjahjono, 2011:5)
Dengan demikian tidak salah apabila puisi diartikansebagai pembangun, pembentuk atau pembuat, karena padadasarnya menulis sebuah puisi berarti membangun, ataumembuat atau membentuk sebuah dunia baru. Duniaimajener dari sebuah realita.
Selanjutnya Tjahjono (2011:6) menjelaskan bahwa puisimempunyai kekhasan apabila dibandingkan dengan prosa dandrama. Kekhasan itu adalah kepadatan, irama, dan tipografi.Kepadatan puisi menjadikan puisi amat konsentratif,aksentuatif, dan sublimatif.
Di samping itu irama menjadi salah satu pembentuk efekestetik dan artistik sebuah puisi. Irama bisa dibentuk denganpersajakan. Pada perkembangannya, puisi-puisi modern mulaimeninggalkan persajakan klasik atau konvensional. Haltersebut tidak mengurangi nilai ritmis sebuah puisi.
Sedang tipografis puisi terungkap lewat bait dan larik. Baitdan larik menjadi ciri visual sebuah puisi. Prosa umumnyadibangun dengan pola paragraf dan bab-bab. Naskah dramamenonjolkan dialog dan narasi atau petunjuk laku dalamekspresi tulis yang sangat berbeda dengan puisi.
Yang lebih penting lagi ialah pemakaian bahasa dalampuisi. Bahasa puisi berbeda dengan bahasa wacana dalamprosa. Hal ini dipengaruhi oleh sifat kepadatan dan estetika
1 2
3
puisi. Menurut Riffaterre (dalam Tjahjono, 2011:8) puisi itumenyatakan tidak langsung, yaitu mengatakan sesuatudengan cara yang lain, berbeda dengan kelaziman orangdalam mengungkapkan gagasan atau perasaannya. Ketidak-langsungan tersebut disebabkan oleh displacing (penggantianarti), distorting (penyimpangan arti), dan creating of meaning(penciptaan arti).
Puisi bermanfaat untuk menghibur diri pembaca, mampumenghadirkan suasana diri yang nyaman. Bahkan dengan puisiseseorang mampu membangun tali silaturrahim dengankekasih, orang tua, saudara, tetangga dan sebagainya dalamcinta. Selanjutnya Tjahjono (2011:19) menjelaskan bahwadengan puisi kita dapat membayangkan zaman yang akandatang, perubahan dari yang fana kepada zaman yang lebihkekal. Puisi juga merupakan doa, sarana kita memuji,memohon dan bersyukur atas karunia Tuhan. Puisi dapathadir pula sebagai kontrol sosial melalui ungkapan-ungkapankritisnya.
Kediri, Januari 2013
ttd
Penulis
4
DAFTAR ISI
1. Generasi Garuda 52. Cinta 63. Rosa dan Bos Besar 74. Malam 11 Januari 2012 85. Bunga Trotoar 96. Aktor Lucu 107. Kupu-Kupu 118. Bunga Desa 129. Senyum 1310. Aku 1411. Wanita Idaman 1512. Tawon 1613. Semut 1714. Contekan 1815. Pengawas UN 1916. Tikus dan Kucing 2017. Bintang Malam 2118. Kambing Hitam 2219. Amburadul 2320. Sial Sebelas 2421. Sunyi Lelap 2522. Mata Dewa 2623. Mendung Kelam 2724. Generasi Pinggiran 2825. Gerimis Pagi 2926. Nyamuk 3027. Menanti 3128. Dik Ayuningati 3229. Zaman Edan 3330. Berbaringlah Mata 34
5
31. Dering Bel 3532. Jelita Tersenyum 3633. Kaca Mata 3734. KPK 3835. Televisi 3936. Hidup dan Mati 4037. Langit Biru 4138. Wujud dan Rupa 4239. Gerah 4340. Galau 4441. Bimbang 4542. Kagum 4643. Pengakuan 4744. Rengkuhan 4845. Pertentangan 4946. Kebijakan Tidak Bijaksana 5047. Segelas Kopi Warung 51
6
1. Generasi Garuda
Karya: IHP, 30 Nov ‘11
Baca buku mengukir ilmu
Ilmu berdiam diri membeku
Hangat panas semangat baca
Mencairkan kebekuan harta
Pandai pintar jabatan harta melirik
Tatapan tajam insan hati tertarik
Senja membuka selimut mentari
Anak manusia membuka pikir menari
Aksara demi aksara dilantunkan
Meniti kata dalam baris persajakan
Majas gaya bahasa pujangga diamankan
Generasi garuda gapailah masa depan
7
2. Cinta
karya: IHP, 29 Nov ’11
Cinta kala senja merekah
Maju badan meringkuk wajah
Suasana batin merah jambu
Sembunyikan hati retak kalbu
Sinar violet panorama senja
Lucu pantai ubah cinta
Cintaku bawa damai
Mengalir bagai sungai
8
3. Rosa dan Bos Besar
Karya: IHP, 12-01-2012
Jujur diancam ajur, Jujur dianggap ngawurJujur menjadi bubur, Jujur berubah kabur
Jujur milik bos besar, Jujur milik siapa sajaJujur menimbulkan masalah
Jujur menjadi saksi, Jujur menjadi hakimJujur menjadi polisi
Jujur menjadi pengacaraJujur menjadi WNI bermartabatJujur janganlah mengubah diri jadi slogan
Jujur janganlah menjadi bualan RosaJujur janganlah menjadi sandiwara Bos Besar
Jujur janganlah hanya sebatas tamengJujur janganlah dikhianatiJujur janganlah menjadi objek ejekanJujur janganlah menjadi kambing hitam
Jujur sekarang entah esokJujur sekarang entah kemarinJujur Rosa atau Jujur Bos Besar
9
4. Malam 11 Januari 2012karya: IHP, 11-01-2012
Esok 11 Januari 2012, hari kelahirankuEsok genap usia 40 tahunEsok harapan baru menantiEsok misteri kehidupanEsok waktu membarui SIM-kuEsok pertama memberi didikan siswakuEsok apa ada pesta?Esok apa ada uang ekstra?
Malam petang mengirim lebat hujanMenambah cuaca menghangat dingin basahTerbang layang hewan malam kecil bergembiraManambah kotor lantai plataran gerejaAlunan suara pendeta Gidion melambai-lambaiGemuruh panitia natal membubarkan diriSorak sambut ucapan terima kasih
Marilah membangun mimpi megah pada natal 2012Marilah menabung rupiah di tengah keprihatinanMarilah mengumpulkan harta dan talenta dari TuhanMarilah memikirkan tujuan utama perayaan natalMarilah menikmati natal dengan iman bukan sematajasmani
Apakah natal ajakan hidup baru?Apakah natal ajakaan saling ampuni?Apakah natal ajakan menghamburkan uang?
10
5. Bunga Trotoar
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Harum bunga semerbak di trotoar jalan kotaLemah gemulai tersembul di lekuk tubuhmu
Oh ... memang pantas kau disebut bunga desaElok paras bagai bidadari turun dari khayangan
Oh ... bunga desa, syarat apa yang ingin kau tebarkan padasetiap pria yang datang?
14
9. Senyum
karya: IHP, 16 – 12 – 2011
Senyum awal dari sapaanSenyum melambangkan kesan penuh artiSenyum membagikan amalan kalbu
Senyum membangkitkan harapan yang tak pastiSenyum membakar urat syaraf yang mati
Senyum memikat kesan pertama pertemuanSenyum merayu hati gersang sepiSenyum menutupi kejahatan yang belum ketahuanSenyum merasakan rasa persaudaraan semu
Gemuruh ombak tiada dendangNyiur lambaikan angin enggan datangGurau siswa ujian dipatah pandangNyanyian jangkrik lemah bergoyangGegeran remaja cinta jadi melayangNama megah pahlawan bisu menjulangGanti gilir teriak memekak kendangNurani membelai cinta yang menghadangGagal bercatur lawan ditendangNegeri tanpa pemimpi bangsa terbelakangGadis desa tergeletak di awan melayangNama tanpa bayangan awak jadi hilangGunung Kelud meletus tanpa batu melayangNyanyian bidadari mengalun tanpa syair dendangGerimis lemah pawang sedang terawangNikmat tawa takdir menentangGenggam gembira terlena di gawangNang ning nong gong digoyang kerawangGemerlap sinar nyenyakan tembang-tembangNinabobok lelap mata awak ditimang
27
22. Mata Dewa
karya: IHP, 13 – 12 – 2011
Mata memancar sinar kehidupanBanyak mata memandang alami keredupanMenanti dan menanti petani tuwai panen depanBocah kecil ramaikan mainan masa depanMenari-narilah burung-burung di awan-awanBersorak-sorailah hewan berebut panganMengalirlah fotosintesis daun tumbuhanBerhentilah siang menunggu lelahanMenyambut hari baru selamat pagi kuucapkanBerlian dicari manusia simbol kemewahanMimpi orang pinggiran menyambut kemegahanBerlabuhlah senyum manis dalam hamparanMenatap sayup mata dewa berbinaranBekerja siang, malam, tanpa berlelah-lelahanMarilah memandang jauh ke depanBerbudi bahasa menghadang harapanMata dewa berkelana menginjak landasanBerlomba menantang alasan
28
23. Mendung Kelam
karya: IHP, 12 – 12 – 2011
Awan menguak lebar rebahkan mentari siangAngin semilir menggoda burung-burung di awang-awangAwas sapaan mesra dari halilintar terbentangAkankah tetes air dari surga membasahi ladang-ladangApa suasana mencekam seram dipandangArti apa semua yang akan terjadi diterjangAwak pesawat terbang cemas harap melayangArmada persiapan cegah banjir siap menantangAngkasa luar tak menerima cinta melintangAnak manusia menanti deras hujan datangAyah ibu sibuk mengemasi jemuran tadi siangAnak ayam menciap-ciap hilang arah menendang-tendang
29
24. Generasi Pinggiran
karya: IHP, 10 – 12 – 2011
Keberadaan mereka perlu dibina dan disayangMereka punya hak dan kewajiban melayangKemarin mereka berperang berjuangMereka sekarang melayang-layang terbangKe mana dan di mana pintu cita-cita terpampangMereka tak bosan dirajut ilmu bayang-bayangKemunafikan sering datang dan terbangMereka sering menangisi waktu yang hilangKemarahan memeluk kasih sayangMeraba pagi ganti siang ganti petangKemarilah generasi penerus mendatangMeski pinggiran kota sinar cemerlangKemiskinan mereka rebahkan terlentangMereka kadang mengukir bangsa tanpa pandangKemerosotan moral dan akhlak hilang membayangMakan dan minum mungkin jarang rentangKetakutan membayangMalas membentang
30
25. Gerimis Pagi
karya: IHP, 9 – 12 – 2011
Cericih mengalun landai suara titik hujanSembari mentari lagi bermalas-malasanKasak kusuk perjuangan nilai ulanganMata beterbangan tak punya tujuanKudengar rajutan peserta ulangan
Entah… mereka berpeluk dalam impianSaat bergandengan menyusuri jalanNegeri ini lahirkan jutaan pahlawanAsal bukan pahlawan kesiangan
Sudah budaya gerimis di musim hujanTanah kering bersujud syukuran
Gerimis pagi banyak kenanganSejuta insan menaruh banyak harapan
Gerimis pagi telah teranganSenang berdendang pekerjaan
31
26. Nyamuk
karya: IHP, 8 – 12 – 2011
Ngung … nyanyian sunyiNging … seruling bidadari
Clekit … plak! Irama tari menariSiapa tak pernah bersorak soraiBelalaimu melerai sepiManufermu mengajari bernyanyi
Nona manis menari-nariBocah nakal memanjat tinggiTuan dan Nyonya berpeluk hatiMajikan memanjakan diriPelayan menggegam buah kemiriSerdadu beradu bela diriUlama datang waktu mengaji
Mereka donatur berbudiMereka sering lupa diri berkali
32
27. Menanti
karya: IHP, 8-12-2011
Bangkitlah sinar dada meronaMenerjang badai rebahkan mataBersemilah tunas rasa merabaBunyi kereta merayap tak berdayaSampai mentari beranak duaHingga rasa terbang ke manaMengapa bulan malam lama menyapaApakah sang surya lupa bekerjaAdakah bidadari tebar bunga cintaApa mungkin cinta bersemi tanpa hartaSabarlah menebar rasa rindu di dadaBelaian silir angin pagi ubah suasanaMenguji diri berkelana tanpa maknaSuara aneh merajai suasana bertapaPesanggrahan tinggal kenangan dan tandaJemuku, jemumu, jemu dia, dan jemu merekaLemah lesuh tubuh rebah tak berdayaKhiamat datang membawa tawa
33
28. Dik Ayuningati(Oktober 2011, IHP)
Aduh ... Dik Ayuningati ...Siang ... Malam ...bayang wajah membayangapalagi senyummu menggodasenyum manismu ... semanis madu ...manis madu hutan kenangan.Aduh ... Mimpiku ...Mengapa rinduku merana?Mengapa sayangku menggoda?Mengapa Adam ditemani Hawa?Mengapa bibir tepis membiusku?Mengapa kedip mata sejukan ...?Hati penuh harap, sayangku...Ah ... Sayangku Ayuningati ...Angan ini rasakan hangat nafas ...Yang mendesah dalam mimpi ...Angan ini rasakan belaian tangan ...Yang menari-nari dalam mimpi ...Angan ini menjemput bulan madu ...Yang berpergian dalam mimpi ...Angan ini terperanga tutur kata ...Yang semerdu kicau burung Kung ...Oh ... Dik Ayuningati ...Masih berapa lama lagi penantian ini?Belum cukupkah edanku ini?Edan ... Yah ... Edan tenan ...Oh ... Wedo’an... Dik Ayuningati.
34
29. Zaman Edan(Oktober 2011, IHP)Zamanku zamanmu zaman merekaMasaku masamu masa merekaTakdirku takdirmu takdir merekaCintaku cintamu cinta mereka, Siapa yang tahu?Suamiku suamimu suami merekaIstriku istrimu istri merekaAnaku anakmu anak merekaRumahku rumahmu rumah mereka, Siapa yang tahu?Mobilku mobilmu mobil merekaBajuku bajumu baju merekaRanjangku ranjangmu ranjang merekaSawahku sawahmu sawah mereka, Siapa yang tahu?Agamaku agamamu agama merekaSusuku susumu susu merekaMaduku madumu madu merekaGayaku gayamu gaya mereka, Siapa yang tahu?Temanku temanmu teman merekaDarahku darahmu darah merekaMaluku malumu malu merekaHartaku hartamu harta mereka, Siapa yang tahu?Malaikat pun tak tahubila tak diberi tahu.Hanya Allah swt. yang tahukarena Maha Tahu.
35
30. Berbaringlah Mata
(IHP, 23 Nov ’11)
Lelah menjemputAwan pun berkabutMentari ikut berkalutBurung terbang di atas laut
Wahai kau yang takutBayang membentang rajutMenjerat yang tersangkutPenatianpun menjemput
Mengapa?
Mata membaringkan badanMata mengerti kesehatanMatamu kelihatan surutanMataku terkapar di hamparan
Seiring mata dewa yang tiduran
Mengapa?
36
31. Dering Bel
(IHP, 23 Nov ‘11)
Bunyi dering bel tanda lembaran baruBunyi dering bel mengagetkan lamunkuBunyi dering bel mengajakkuBekerja … bekerja… sampai tiba waktukuBelajar … belajar … terus mengajarikuBelajar … bekerja … menghampiriku
Sampai kapan menyapaku?
Bosankah kau memanjakanku?
Kenanglah yang kualamiKejarlah yang kujalaniKibarkanlah cita-cita insaniKemarin boleh bernyanyiKemarin sudah bermimpi
Sampai kapan mimpi-mimpi berlalu?
Bosankah kau memahamiku?
37
32. Jelita Tersenyum(IHP, 23 Nov ‘11)
Nada dasar mendesah dadakuSenyummu meresahkankuSinar kerlingmu menggugahkuTanyamu menghapus lamunkuMendung cuaca mendukungkuMerajut rasa gelora dadaku
Mengapa egomu merayuku?
Mengapa detak jantungkubergelora … tanpa seizinku?
Mengapa rona beningmu membiusku?
Mengapa kilauan merah tipismu bisik hasratku?
Mengapa pancaran gelombang asmarakuberbaur dengan keheningan malam gulitaku?
Komisi Pemberantasan Korupsi mengamukKPK akrab panggil koruptor menenteng cambukPenguasa melangsingkan diri yang dulu gemukSiapa dulu berkuasa namun sekarang ambruk
Kekuasaan tunggal merambah melilit merekaPimpinan partai berbondong mencium merekaRakyat dengan tangis senyum kecut menatap merekaIsu menjadi monster di negeri ini memukau mereka
KPK bukan malaikat pencabut nyawaKPK bukan hantu gentayangan takuti siapa sajaKPK mengorban diri demi negeriKPK berjaya melayang di awan negeri
40
35. Televisikarya: IHP, 30 Nov ’11
Tua muda menatap termanguTua muda menyerap udara ilmuTua muda menyenangi selaluTua muda enggan berlalu
Pria perempuan selalu kau hiburPria perempuan sering menjadi takaburPria perempuan menjadi malas untuk kaburPria perempuan berbuat jarang jujur
Kaulah yang membuka jendela kehidupanKaulah yang merajut kenangan kehidupanKaulah yang mengubah warna pelangi kehidupanKaulah yang dinantikan bawa nafas kehidupan
41
36. Hidup dan Matikarya: IHP, 15 Oktober ’12
Terasa panas kemarau 2012Olah raga mengucurkan keringatPetani mengeluh air fatamorganaTetap semangat petani berpeluk cari airOling bahtera hidup mengancamPilih hidup atau matiTerbang debu beramai menderuOnggokan sampah menjamu pesta lalatPernahkah anak kecil bersedih?Tanpa ragu dan maluOrang lapar berpesta ria dengan lalatPernahkah terpikirkan oleh tuan?Tuan dan nyonya harapan merekaOnggokan sampah rumah tuan dan nyonyaPelipur rasa lapar mereka setiap hariTerapung harapanku di kolam air mataObor api abadi hangatkan tubuh kuruskuPernik-pernik tuan dan nyonya menguburku
42
37. Langit Birukarya: IHP, 15 Oktober ’12
Sinar mata dewa meredup pagi cerah membisuAnak Adam menikmati segudang sakit abadiHati Hawa menebar kabut kepasrahanSiapa yang peduli?Adakah harapan menepis kenyataan?Haruskah manusia berselimut doa?Sampai kapan kuberharap?Akankah doaku terkabut?Harapan mungkin hanya penghiburan sesaatSiang malam debar jantung terasa lelahAgungkan nama-Nya selama-lamanyaHapuslah masa silam kelam dengan tobatSayang cita-citaku sudah berlabuhApa mungkin datang kehidupan baruHarap melambung tinggi di langit biru
43
38. Wujud dan Rupakarya: IHP, 16 Oktober ’12
Semilir desah sejuk dingin terasa di telingakuEnergi panas tubuhku lelah tertidurNyonya dan tuan merajut benang kehidupanYang tanpa batas kapan berakhir?Ulama berkumpul bersujud kehadirat-NyaMembawa visi dan misi yang membelenggu
Kereta kencana simbol wibawa dan kharismatikElemen kehidupan saling tindih dan tumpasDunia tak pernah jujur dalam berkataManis di bibir lain di hati menjadi budayaApakah gadis kecilku mengerti arti hidup ini?Impian anak desa tak sebanding dengan kenyataanAmukan masa merajalela di sudut kotaNamun kekecewaan menutup mata dewa
Apa mungkin cercahan menutup luka?Nyanyian malam melelapkan kantukkuApa mungkin pujian melukai hati?Ke mana ramalan menempatkan diri?
Ada suka dan duka meratapi nasibkuDermaga cinta tampak sepiAkankah dunia kehilangan penghuniManusia berganti wujud dan rupa
Laut berdesir menyapa lantangArus deras mengaliri jurangRawa-rawa menertawakan dengan riangArmada udara terbang melayang
Nirwana menangis mengerangEnergi panas bumi berkumandangSenyum kabut pegunungan mengenangTertawa pohon pinus bergumangAir mata ibu pertiwi menggenangPikiran sunyi hutan mencengangAlam semesta tak lelah berjuang
Bumi berdoa sujud sembahyangAngkasa bersorak sorai melintangHujan bermimpi jumpa waktu siangArjuna bergetar berbuih menjulangGas bercampur angin berpasang-pasangIkan di sungai enggan bersulangApi akhir dari kehidupan mendatang
Hidup mati siapa tahu?Inilah kenyataan yang kutahuHidup mati siapa tahu?Inilah takdir yang bukan urusankuHidup mati siapa tahu?Inilah dunia keberadaanku
Halal haram menampakkan kepadakuOrang suka dan murka bermesraanHalal haram menyapa kepadakuOrang suka dan murka berduaanHalal haram menghampiri kepadakuOrang suka dan murka berjabatan
Hidangkan bagi rajaEmpat sehat lima sempurnaHidangkan bagi rajaEmpat gadis lima jandaHidangkan bagi rajaEmpat anggur lima delima
46
41. Bimbangkarya: IHP, 2 November ’12
Hamparan cita dan cinta melayangIkatan batin dan sukma melayangJiwa raga pergi sembahyangAlam kekal melayang-layangUmat manusia beranjak pulangKiriman hujan tak kunjung datangAmarahkah alam sekarang?Hangus tanah tanpa ilalang
Rasa malu rasa duka tanpa mukaUrusan dunia dan akhirat menjadi lupaMalam siang enggan merondaPulanglah si petualang membawa dupaUngkapan para wali siswa berlombaTemuan uang tak bernama
Temaram sinar rembulanEntah menyapa entah mengejekTiada teman tiada saudaraAnak manusia mencari mangsaNegara bersatu bangsa berpaduGetarkan gunung-gunung setiap waktuGalau asmara mendaki puncakAngkasa penuh sampah berbahayaMata air menetes tak menentuUngkap manusia menahan tangis
47
42. Kagumkarya: IHP, 3 November ’12
Cermerlang biar sinar wajahmuIndah kemilau hitam rambutmuNiat hati tuk pergi menanti sapamuTerbersit gairah nafas segarmuAir mata terasa kering tanpamu
Bersemi cinta hanya untukmuEnergi kuat tatapan matamuRiang selalu bila teringat dirimuSenyum manis membias wajahmuElegi mana yang berani menolakmuMerdu suara nada terlontar dari mulutmuInilah getar nadi hasratku kepadamu
Seni berdandan busana membungkusmuAroma wangi menebar dari tubuhmuAlis mata bermakna raut wajahmuTelinga berpasang menambah tampangmu
Kerikil tajam memijat kaki indahmuAngin membisikkan kata hatimuUlu hati menelan madu cintamu
Merpati putih lambang ketulusan hasratmuAwan putih biru menghiasi mahkotamuTerang sinar rembulan meredupkan sorot matamuIsilah hatiku dengan sukma kemesraanmu
Kekasih mengapa kau toreh hatikuApakah memang engkau lahir menyambutku?Ujian apalagi yang akan kau ujikan kepadaku?
Sisihkan waktumu hanya untukkuIzinkan binar pipimu membelai relung hatikuCeritalah masa-masa indahmu kepadakuAmbilah langkah kakimu menuju istanakuNikmatilah hidup mu bersama dirikuTinggalah hatimu dalam hatikuIkrarkan semangat juangmu bersamakuKembalilah engkau dalam semayamku
Jelajah kakimu menebar badai cintakuEntah ada apa dalam dirimu meluluhkan hasratkuLenggang pinggulmu jadi inspirasikuInilah keberadaankuTanpa pengakuan kau dambaankuAku mengharap dirimu menjadi miliku
49
44. Rengkuhankarya: IHP, 9 November ’12
Remang-remang sinar hati melenyapEsa keyakinan menebar sunyumNiscaya sang surya memejamkan mataGunung cinta meletuskan pesonaKerikil batu menebar petakaUjung jalan menanti sampai matiHaruskah hidup seperti ini?Apakah tidak ada pilihan selain ini?Namun siapa yang peduli?
Iman manusia harus berbuahNafsu manusia harus bermanfaatSenyuman siapa yang bijak?Adakah peta akibat senyumNamun siapa yang peduli?
Manusia menebar biji perbuatanAngan manusia memburu rasaNikmat yang tak pernah kenyangUsaha senantiasa berpacuSiang malam tak pernah jumpaInilah hidup manusia sekarangApakah yang akan terjadi esok?
50
45. Pertentangankarya: IHP, 10 November ’12
Berani menentang arusArus ditentang tanpa selaJalan gelap dilewati terusUjung tanpa batas dituju tanpa sela
Wajah senyum tanpa ekspresiAmarah terbendung rasa berseriHarapan memeluk cinta sendiriJarang orang berhasil tanpa cinta sejariUntung mendapat lawan seriDunia penuh dendam diriIkatan bathin mengusik kawan sendiri
Siapa yang abadi dalam pertentangan?Pangeran mana yang tak punya lawan?Di manakah tersembunyi dermawan?
Manusia resah gerah dan berserahOmongan berbisa beraroma madu perahJenaka anak balita untuk dapat susu perahOrang pinggiran hidupnya makih parah
51
46. Kebijakan Tidak Bijaksanakarya: IHP, 10 November ’12
Pemenang tidak selama jadi juaraArgumentasi tidak selama dapat diterimaKebiasaan belum tentu jadi budayaEvaluasi hanya kedok belakaTerpidana tak mampu bayar pengacara
Anak pinggiran tak mampu bayar sekolahPengamen jalanan tak ada yang pergi sekolahLelaki tua renta apa dulu juga sekolah?Ibu tua bongkok apa dulu masuk sekolah?Kakek bergedeg-gedeg tak mau sekolahAnjing tuan Polan yang rajin sekolahSi Ning yang bersolek sebelum sekolahIstri dan pejabat bertamu ke sekolah
Siapa yang berjasa mencerdaskan generasi muda?Engkaukah yang berjasa?Keluarga kolong jembatan apa tidak berjasa?Orang berpuasa karena miskin juga tidak berjasa?Laki perempuan berilmu dan berdidikasi tinggi sajaApa memang seperti mereka saja?Hiruk pikuk anak pejabat berebut jasa
52
47. Segelas Kopi Warungkarya: IHP, 15 November ’12
Surya mulai berani bertengger menjelang pagiEnak hisapan rokok berbaur aroma segelas kopiGigi usang dan uban tak mengusik hatiEnak sekali seruput wedang kopi yang khas iniLaki-laki setengah baya berimajinasiAkankah kehidupan cepat berlalu hari ini?Sementara aroma wedang kopi tak berubah sampai nanti
Kaca mata tebal menemani tak jemuOtak berpikir menerawang jauh tuk bertemuPerasaan bergejolak memberontak anganmuIdaman hanya rayuan belaka di balik wajahmu
Warnailah hidup ini dengan karyaApalah arti harta tak berkaryaRasa puas perlu pengakuan karyaUntung rugi hidup dinilai dari karyaNasib baik tidak dilihat dari karyaGaruda terbang di angkasa raya
BIOGRAFI PENYAIR
Lahir di Kabupaten Kediri,Kecamatan Pare, pada tanggal
11 Januari 1972. Lahir daripasangan Bapak Soehariadji(almarhum) dan Ib
Swihani, S.Pd. Pernah belajar diTK Dharma Wanita Bendo,
SDN Bendo II, SMPN 1 Pare,SMAN 2 Pare, IKIP NegeriMalang (S1), Universitas
Wijaya Putra Surabaya (S2gelar M.Si.), Universitas
Muhamadiyah Surabaya (S2gelar M.Pd. Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia).bekerja di Penerbit Sigma
Media Malang, Penerbit IKIPMalang, menjadi guru GTT di
SMAN 1 Purwoasri, dansekarang menjadi guru PNS di
UPTD SMAN 1 Mojo.
53
IOGRAFI PENYAIR
Lahir di Kabupaten Kediri,Kecamatan Pare, pada tanggal
11 Januari 1972. Lahir daripasangan Bapak Soehariadji(almarhum) dan Ibu Indyah
Pernah belajar diTK Dharma Wanita Bendo,
SDN Bendo II, SMPN 1 Pare,SMAN 2 Pare, IKIP Negeri
S1), UniversitasWijaya Putra Surabaya (S2gelar M.Si.), Universitas
Muhamadiyah Surabaya (S2Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia). Pernahbekerja di Penerbit Sigma
Media Malang, Penerbit IKIPMalang, menjadi guru GTT di