i
KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-
QUR’AN DENGAN MAKNA AL-QUR’AN
(Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu
Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok Pesantren Al-
Qur’an Baitul Qurro Ciputat)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Magister Agama (M. Ag)
Oleh:
Marhamah Hasan
NIM. 219410887
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/ 2021 M
ii
KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-
QUR’AN DENGAN MAKNA AL-QUR’AN
(Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu
Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok Pesantren Al-
Qur’an Baitul Qurro Ciputat)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Magister Agama (M. Ag)
Oleh:
Marhamah Hasan
NIM. 219410887
Pembimbing:
Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag
Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/ 2021 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-QUR‟AN
DENGAN MAKNA AL-QUR‟AN (Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis
Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok
Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat)” yang disusun oleh Marhamah
Hasan dengan Nomor Induk Mahasiswa 219410887 telah melalui proses
bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat
ilmiah untuk diujikan di sidang munaqasyah.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag. Dr. H.Muhammad Azizan Fitriana, MA.
Tanggal: 7 Juli 2021 Tanggal: 11 Juli 2021
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Marhamah Hasan
NIM : 219410887
Tempat/Tgl Lahir : Majene, 22 September 1996
Program Studi : Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir
Menyatakan bahwa Tesis dengan judul “KORELASI PEMILIHAN LAGU
BACAAN AL-QUR‟AN DENGAN MAKNA AL-QUR‟AN (Analisis Resepsi
Estetis dan Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan
Santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat)” adalah benar-
benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.
Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab saya.
Jakarta, 27 Juni 2021
Yang membuat pernyataan,
Marhamah Hasan
iv
MOTTO
ل يغير ما ى يغيروا ما بانفسهم ان للاه بقىم حته“... Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa
yang ada pada diri mereka...”
(QS. ar-Ra‟d [13]:11)
“Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di
jalan Allah hingga ia pulang”
(HR. Tirmidzi)
Jangan berduka, apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud
lain
(Jalaluddin El-Rumi)
“Hidup itu perjuangan, maka perjuangkanlah dan jika saja kemungkinan itu
kecil, maka pastikan perjuangan itu besar”
v
ABSTRAK
Tesis dengan judul “KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-
QUR‟AN DENGAN MAKNA AL-QUR‟AN (Analisis Resepsi Estetis dan
Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok
Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat)” oleh Marhamah Hasan
(219410887) ini dilatarbelakangi ketidak sesuaian antara harapan para ahli
lagu bacaan Al-Qur‟an dengan yang terjadi di lapangan. Tidak semua Qâri‟-
Qâri‟ah menguasai kaidah ilmu tajwid, tidak semua mempu memilih lagu Al-
Qur‟an yang sesuai dengan makna ayat, dan tidak semua memahami isi
kandungan ayat yang dibaca. Kajian mengenai lagu bacaan Al-Qur‟an/
Nagham sudah pernah diteliti, namun kajiannya hanya dari sisi historisnya, sisi
hadis-hadis anjuran menghiasi Al-Qur‟an dengan suara, dan pada resepesi
estetis. Jadi, persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini hanya
pada tema besarnya saja, tidak pada fokus penelitian. Penelitian ini
merumuskan dua masalah pokok, yakni: bagaimana resepsi estetis mahasiswa
IIQ dan santri BQ terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna
Al-Qur‟an? Bagaimana resepsi exegesis mahasiswa IIQ dan santri BQ
terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an?.
Penelitian ini termasuk penelitian gabungan antara metode kuantitatif
dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan angka atau diagram untuk
mendapatkan hasil data, kemudian dari hasil data yang diperoleh, dianalisis
dan dijelaskan melalui metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini melalui wawancara, angket, observasi dan
dokumentasi. Data primer ini didapatkan melalui wawancara terhadap
responden yang dipilih secara simpel random sampling dengan memilih secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada, yaitu mahasiswa IIQ dan santri BQ
yang tentunya belajar lagu bacaan Al-Qur‟an.
Adapun hasil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teori
resepsi Wolfgang Iser mengungkap bahwa mahasiswa IIQ dan santri BQ
sebagai Implied Reader memiliki 2 peran penting. Pertama, sebagai textual
structure, menunjukkan yang dibaca adalah teks Al-Qur‟an yang sudah
memiliki keindahan, baik dari segi lughah, susunan kalimat, serta makna yang
terkandung di dalamnya, lalu dibaca menggunakan lagu Al-Qur‟an
membuatnya bertambah indah. Kedua, sebagai structure act, menunjukkan
mereka memberikan reaksi yang sama yaitu menyuarakan Al-Qur‟an
menggunakan lagu. Bentuk konkrit Resepsi Estetis dapat dilihat dari
pemahaman mahasiswa IIQ dan santri BQ terhadap macam-macam maqâmât
dan karakteristiknya, sejumlah 75,8% mahasiwa hanya mengetahui nama
maqâmât, dan 24,2% mengetahui nama maqâmât dan karakteristiknya. Santri
BQ sejumlah 83,8% hanya mengetahui nama maqâmât dan 16,2% mengetahui
nama maqâmât dan karakteristiknya. Selanjutnya, pemahamannya terhadap
vi
pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an, yaitu sejumlah
54,5% mahasiswa menjawab harus sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan
makna ayat, sejumlah 45,5% mahasiswa menjawab tidak harus sesuai antara
lagu Al-Qur‟an dengan makna, ayat. Santri BQ sejumlah 45,9% menjawab
harus sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan makna ayat, dan 54,1% menjawab
tidak harus sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan makna ayat. Mahasiswa IIQ
dan santri BQ yang paham berpendapat bahwa isi dalam kandungan ayat Al-
Qur‟an akan lebih bisa diresapi dan dihayati ketika sesuai antara lagu Al-
Qur‟an dengan makna ayat. Resepsi exegesis dapat dilihat dari pemahaman
mahasiswa IIQ dan santri BQ terhadap ayat-ayat yang dibaca dengan lagu Al-
Qur‟an, yaitu mahasiswa IIQ sejumlah 93,9% mengetahui isi ayat yang dibaca
dengan lagu Al-Qur‟an, dan sejumlah 6,1% tidak mengetahui isi ayat yang
dibaca dengan lagu Al-Qur‟an. Santri BQ sejumlah 83,9% mengetahui isi ayat
yang dibaca lagu Al-Qur‟an dan 16,2% tidak mengetahui isi ayat yang dibaca
lagu Al-Qur‟an. Mahasiswa IIQ dan santri BQ mengetahui isi ayat hanya pada
ayat-ayat yang telah dipelajari.
Kata Kunci: Lagu Bacaan Al-Qur’an, Resepsi Estetis, Resepsi Exegesis
vii
ABSTRACT
Thesis with the title "CORRELATION OF SELECTION OF AL-QUR'AN
SONG WITH THE MEANING OF THE QUR'AN (Aesthetic Reception and
Exegesis Analysis of Students at the Institute of Al-Qur'an Science (IIQ)
Jakarta, and Santri of Al-Qur'an Baitul Qurro Islamic Boarding School
Ciputat)" by Marhamah Hasan (219410887) motivated by discrepancy
between the expectations of the experts in reading the Qur'an and what
happened in the field. Not all Qâri-Qâri'ah master the rules of tajweed, not all
are able to choose Al-Qur'an songs that are in accordance with the meaning of
the verse, and not all understand the contents of the verses read. The study of
the Al-Qur'an recitation song/Nagham Al-Qur'an has been researched, but the
study is only from the historical side, from the side of the recommended
hadiths to decorate Qur'an with sound, at the aesthetic reception. So, the
similarities between the previous research and this research are only on the
major theme, not on the focus of the research. This study formulates two main
problems, namely: How is the aesthetic reception of IIQ Student and BQ
Santri on the selection of Al-Qur'an recitation songs with the meaning of the
Qur'an? How is the exegesis reception of IIQ Student and BQ Santri regarding
the selection of Al-Qur'an recitation songs with the meaning of Qur'an?
This research includes a combination of quantitative and qualitative
methods. The quantitative approach uses numbers or diagrams to obtain data
results, then from the data obtained, it is analyzed and explained through
qualitative methods. Data collection techniques carried out in this study were
through interviews, questionnaires, observation and documentation. This
primary data was obtained through interviews with respondents who were
selected by simple random sampling by choosing randomly without regard to
the existing level, namely IIQ students and BQ students who of course learned
Al-Qur'an recitation songs (naghâm).
The results in this study are using Wolfgang Iser's reception theory,
revealing that IIQ students and BQ students as Implied Readers have 2
important roles. First, as a textual structure, it shows that what is read is the
text of the Qur'an which already has beauty, both in terms of lughah, sentence
structure, and the meaning contained in it, then being read using the song of
the Qur'an makes it even more beautiful. Second, as a structure act, it shows
that they give the same reaction, namely voicing the Qur'an using songs. The
concrete form of the Aesthetic Reception can be seen from the the
understanding of IIQ students and BQ students towards various maqâmât and
their characteristics, 75,8% of students only know the name of maqâmât and
24,2% know the name of maqâmât and its characteristics. BQ students a total
of 83,8% only know the name of maqâmât, and 16,2% know the name of
maqâmât and its characteristics. Than their understanding of IIQ students and
viii
BQ students on the selection of Al-Qur'an reading songs with the meaning of
the Qur'an, namely 54.5% of students answered that it must match the Al-
Qur'an song with the meaning of the verse, a total of 45.5% of students
answered that the song does not have to match the meaning of the Qur'an and
the verse. 45.9% of BQ students answered that it must match the Al-Qur'an
song with the meaning of the verse, and 54.1% answered that it did not have to
match the Al-Quran song with the meaning of the verse. IIQ students and BQ
students who understand are of the opinion that the content in the content of
the verses of the Qur'an will be more absorbable and internalized when it
matches the song of the Qur'an with the meaning of the verse. Furthermore, the
Exegesis Reception can be seen from the understanding of IIQ students and
BQ students towards the verses read with the song of the Qur'an, namely,
93.9% of IIQ students know the contents of the verses that are read with the
song of the Qur'an, and a total of 6.1% do not know the contents of the verse
read with the song of the Qur'an. 83.9% of BQ students know the contents of
the verses that are read with the song of the Qur'an and 16.2% do not know the
contents of the verses that are read with the song of the Qur'an. IIQ students
and BQ students know the contents of the verse only on the verses that have
been studied.
Keyword: Al-Qur’an Recitation Songs, Aesthetic Reception, Exegesis
Analysis
ix
الملقصاالستقبال حتليل القوآن مع منىن القوآن ) نغم قواءة"ارتباط اختيار رطووةة عنواان كانت خلفية األ
(BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهدجاكوتا (IIQ)لطالب منهد علام القوآن يالتفسي و اجلمايل التواقض عني تاقنات اخلرباء يف قواءة القوآن وما ةدث يف هي (٨٠١١٢)دلومحة ةسن " جيباتات
القوآن اليت تتاافق نغم قواءةقااعد التجايد، وال يستطيع اجلميع اختيار والقارئات القواء تقن مجيعي. ال ادليدانفقط البحثقواءة القوآن، لكن البحث يف نغم اآليات ادلقووءة. مت مناين، وال يفهم اجلميع اتاآلي ينامع من
تزيني القوآن عالصات، يف االستقبال اجلمايل. لذا، اليت حتث على األةاديث ناةيةمن الواةية التارخيية، من ا هذ ةددالوئيسي، وليس على حمار البحث. هماضاعيف فإن أوجه التشاعه عني البحث الساعق وهذا البحث
ورطالب (IIQ)مها: كيف يتم االستقبال اجلمايل لطالب منهد علام القوآن ،رئيسيتني مسألتني البحث يستقبال التفسي االكيف كان و ناين القوآن مبالقوآن نغم قواءةيف اختيار (BQ) القواءالقوآن عيت منهد
القوآن نغم قواءةيف اختيار (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد (IIQ)لطالب منهد علام القوآن ناين القوآن مب
لبيانية للحصال وهج الكمي األرقام أو الوسام استخدم ادلاالكمي والواعي. ادلوهجهذا البحث مجعالواعي. مت ادلوهجعلى نتائج البيانات، مث من البيانات اليت مت احلصال عليها يتم حتليلها وشوةها من خالل
واالستبيان وادلالةظة والتاثيق. مت احلصال ةمن خالل ادلقاعلا البحث استخدام تقويات مجع البيانات يف هذمع ادلستجيبني الذين مت اختيارهم عأخذ عيوات عشاائية عسيطة ةقاعلادلمن خالل الوئيسيةعلى هذه البيانات
(IIQ)عن رطويق االختيار النشاائي دون الوظو إىل الطبقات ادلاجادة، وهي رطالب منهد علام القوآن .عالطبع القوآن نغم قواةالذين تنلماا (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد
كشف أن م نظوية االستقبال لالفجانج إيسواستخدبحث عاا البحث هي أن الالوتائج يف هذكانت كقواء ضمويني لديهم دورين (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد (IIQ)رطالب منهد علام القوآن
ها نص القوآن الذي له مجال سااء من ةيث اللغة، تتم قواءتهأن ما يظهو، فإنه ةنصي بويةمهمني. أوال، كفإنه ، عويايثانيا، كنمل القوآن جتنلها أمجل. نغمعاستخدام قواءتهادلنىن الاارد فيه، مث أو توكيب اجلملة، أو
. ميكن رؤية الشكل ادللماس لالستقبال اجلمايل من عالوغمالقوآن قواءةنفس رد الفنل، أي انيظهو أهنم ينطدلختلف ادلقامات (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد (IIQ)فهم رطالب منهد علام القوآن
٪٢,٢٢، وفحسبينوفان اسم ادلقامات (IIQ)من رطالب منهد علام القوآن ٪ ٨,٧٥ وخصائصها، (BQ) القواءالقوآن عيت رطالب منهدمن ٪ ٨,٨٨ ينوفان اسم ادلقامات وخصائصها. ما يصل إىل
لك، فإن فهمهم عالوة على ذ ينوفان اسم ادلقامات وخصائصها.٪ ٢,٦١فحسب، و ينوفان اسم ادلقامات
x
أنه جيب (IIQ)من رطالب منهد علام القوآن ٪ ٥,٥٢ مناين القوآن، أجاب معالقوآن نغم قواءةالختيار نغم قواءة أن يتطاعق ال جيبمن الطالب أنه ٪ ٢ ٥,٥وأجاب ، اتاآلي ينانمبالقوآن نغم قواءةتطاعق يأن
نغم قواءة أنه جيب أن تتطاعق (BQ) القواءالقوآن عيت رطالب منهدمن ٪ ٢. أجاباتاآلي يناالقوآن مبن. يوى رطالب اتاآلي ينانمبالقوآن نغم قواءة أن يتطاعق ال جيبأنه ٪ ٦,٥٢، وأجاباتاآلي ينانمبالقوآن
القوآن ةآي منىنالذين يفهمان أن (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد (IIQمنهد علام القوآن )من يستقبال التفسي االميكن رؤية ات. اآلي ينانمبالقوآن نغم قواءةتطاعق يعودما للفهمكان أكثو قاعلية يس
عوغم ادلقووءةجتاه اآليات (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد (IIQ)فهم رطالب منهد علام القوآن نغممع ادلقووءةاآليات مناينينوفان (IIQ)من رطالب منهد علام القوآن ٪ ٩,٩٨ القوآن، أي أن
القوآن عيت رطالب منهدمن ٪ ٩,٨٨و القوآن. نغماليت تقوأ مع اتاآلي مناين٪ ال ينوفان ١,٦. والقوآن نغماآليات تقوأ مع مناينال ينوفان ٪ ٢,٦١القوآن و نغممع اآليات ادلقووءة مناينينوفان (BQ) القواء
اتاآلي مناين (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد (IIQ)القوآن. ينوف رطالب منهد علام القوآن دراستها. تعلى اآليات اليت مت فقط
الكلمات االفتتاحية : نغم قراءة القرآن، االستقبال الجمالي، االستقبال التفسيري
xi
PERSEMBAHAN
Tulisan ini merupakan bagian dari ibadahku kepada Allah Swt, kuucap
syukurku atas segala nikmat, hidayah, dan semua pertolongan-Mu yang begitu
indah.
Teruntuk kedua insan mulia (Mama dan Puaku) yang telah berjuang,
berkorban jiwa dan raga, dan untuk Adik-adik shalehah peneliti, “Untuk
kalian semangat terus, jangan mudah menyerah!”.
Teruntuk kedua Pembimbing Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag dan Dr.
H. Muhammad Azizan Fitriana, MA. Terima kasih yang tak terhingga atas
bimbingan ilmunya yang bermanfaat, serta waktu kebersamaan yang
dicurahkan kepada peneliti, semoga menjadi amal yang terus mengalir seiring
dengan bermanfaatnya ilmu yang diberikan.
Teruntuk para guru dan dosen-dosen yang selalu memberikan wawasan
keilmuwan, selalu memberikan motivasi, serta do‟a restu sehingga lancar
dalam penyelesaian tesis ini.
Kupersembahkan pula untuk para netizen yang selalu menunggu
jawaban dari pertanyaan: “Sudah bab berapa? Sudah selesai belum?
xii
عسم اهلل الومحن الوةيمKATA PENGANTAR
Ucapan yang selalu pantas, wajib dan indah diucapkan untuk seorang
hamba yang taat adalah ucapan hamdalah sebagai puji syukur atas segala
rahmat, hidayah, cinta dan kasih sayang yang telah Allah Swt. berikan kepada
peneliti, sehingga peneliti dapat memenuhi tugas dan amanah menyelesaikan
tesis sebagai tugas akhir akademis pada Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
(IAT) Program Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta.
selalu tercurah kepada ه اع ح ص أ و ه ل ى آل ع و د م ا حم ن د ي ى س ل ع ىأللهم صل
junjungan yang mulia Nabi Muhammad Saw, keluarga, para sahabat dan
pengikut beliau semuanya. Karena dengan langkah-langkah perjuangan
dakwah, perang, doa beliaulah sehingga kita bisa menjadi penikmat manisnya
iman dan islam.
Salah satu kebanggaan dan kesyukuran tersendiri, jika suatu amanah dan
tugas dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Bagi peneliti, penyusunan
dan penyelesaian tesis memang bukanlah tugas yang mudah, sebab peneliti
telah banyak melalui proses yang melelahkan dan melalui banyak rintangan.
Alhamdulillâh pada akhirnya peneliti dapat meyelesaikan tesis yang berjudul
“KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-QUR’AN DENGAN
MAKNA AL-QUR’AN (Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis Mahasiswa
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok Pesantren Al-
Qur’an Baitul Qurro Ciputat)”. Hal ini tidak pernah lepas dari peranan dan
dukungan orang-orang disekitar peneliti hingga selesainya tesis ini.
Peneliti bukanlah seorang yang romantis, bukanlah seorang yang puitis
yang merangkai kata menjadi indah untuk menyampaikan rasa terima kasihnya
secara mendalam kepada yang tercinta, terkasih, dan tersayang:
xiii
1. Prof.Dr.Hj. Huzaimah T. Yanggo, MA (Almarhuma) selaku Rektor
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang selalu menjadi inspirasi, dan
menumbukan semangat serta kecintaan kepada ilmu.
2. Direktur Pascasarjana IIQ Jakarta, Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana,
MA, dan Kaprodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir IIQ Jakarta Dr. Ahmad
Syukron, MA. yang selalu memberikan untaian kata-kata motivasi bagi
para mahasiswa agar selesai dengan baik dan tepat waktu.
3. Dosen pembimbing I, Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag, dan dosen
pembimbing II, Bpk. Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA, yang
tak pernah lelah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, dan doa
kepada peneliti demi terselesaikannya tesis dengan baik. Semoga selalu
dalam keadaan sehat wal‟afiat dan dalam lindungan-Nya.
4. Bapak Ibu dosen Program Pascasarjana IIQ Jakarta yang memberikan
rangkaian ilmu dan pengalaman yang berharga selama mengikuti studi.
5. Seluruh staf TU Pascasarjana IIQ Jakarta yang telah membimbing dan
memberikan bantuan selama proses perkuliahan dari awal hingga akhir.
6. Seluruh keluarga Ibu Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag. Terima kasih
banyak telah menjadi guru, sekaligus menjadi keluarga untuk peneliti
selama menjalani proses pendidikan S2 di Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta, semoga selalu dalam lindungan Allah, dimudahkan dan
dilancarkan segala urusannya oleh Allah.
7. Dr. Hj. Maria Ulfa, MA sebagai ahli Nagham yang selalu menjadi
tokoh inspiratif bagi peneliti dalam mensyi‟arkan bahwa “Tidak hanya
Qâri‟, tapi sebagai Muqri‟ yang bisa baca Al-Qur‟an dengan baik,
hafal, dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur‟an, serta menguasai
IPTEK dan IMTAQ”
8. Mamaku, Puaku (Saharah dan Hasan) sebagai orang tua yang tak
pernah lelah selalu memberikan cinta, kasih sayang, usaha, doa serta
xiv
dukungan moril ataupun moral kepada peneliti, sejak ketika raga masih
dikandung badan hingga saat ini. Terutama kepada mama, sifat sabar,
tegar, lapang dada, qana‟ah, optimis yang telah engkau ajarkan selama
ini sangatlah berharga. Anugerah terindah adalah Allah memberikanku
seorang ibu yang luar biasa, cintamu tak akan musnah oleh waktu.
9. Adik-adik tercantik peneliti Jumiati Hasan dan Huzaimah Hasan, insya
Allah shalehah dunia dan akhirat. Terima kasih sudah menjadi adik-
adik sekaligus sahabat untuk peneliti baik dalam suka maupun duka.
10. Sahabat seperjuangan di angkatan 2019 terkhusus kelas A, terima kasih
sudah menjadi teman seperjuangan yang menyenangkan.
11. Keluarga besar Pondok Pesantren Ihyaul „Ulum DDI Baruga, terima
kasih atas doa dan ilmu yang diberikan selama peneliti menempuh
pendidikan hingga saat ini.
12. al-Mukarram Kh. Nurhusain, BA (Almarhum) sebagai tokoh ulama
favorit panutan peneliti, terima kasih atas segala ilmu, do‟a restu, dan
keteladanan yang engkau pancarkan selama ini, akan selalu terkenang
namata‟ di sanubari para santrita‟ di manapun berada.
13. Keluarga kak Mushlih Nurhusain dan kak Ramlah Amir, terima kasih
banyak telah menjadi kakak sekaligus ayah dan ummi, menjadi tempat
kembali yang nyaman bagi peneliti selama menjalani proses
pendidikan di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, semoga selalu
dalam lindungan Allah, dimudahkan dan dilancarkan segala urusannya
oleh Allah.
14. Pengurus Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro (Kak Tiara dan
Kak Aziz), terima kasih sudah meluangkan waktu, memberikan
informasi serta menerima baik kehadiran peneliti di BQ.
xv
15. Mahasiswa IIQ dan santri BQ (Kakak-kakak dan adik-adik) sebagai
“Responden”, terima kasih sudah meluangkan waktu dan membantu
proses penelitian.
16. Calon keluarga baru (In Syâ Allah), terima kasih sudah hadir,
memberikan cerita yang berwarna, suasana yang beragam (suka dan
duka).
17. Calon partner kehidupan, syukurku atas hadirmu membersamai dalam
kehidupan ini, denganmu berbagai rasa hadir. Jika Allah menetapkan
garis untuk berjalan beriringan, bimbing aku menuju syurga-Nya.
18. Kepada saudariku Siti Hazrotun, Mabrurotul Hasanah, Isyroqotun
Nashoiha, yang selama ini menjadi tempat sharing peneliti,
memberikan masukan, motivasinya selama proses penelitian,
penulisan, dan penyelesaian tesis. Semoga selalu bahagia dan sehat
selalu.
19. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan, terima kasih
dukungan dan support-nya. Semoga Allah membalas jasa dan
perjuangan kalian.
Peneliti hanya dapat memohon dan memanjatkan doa semoga selalu
bahagia, diberikan kesehatan, diberikan kemudahan dalam setiap kesulitan,
selalu mendapatkan perlindungan dari Allah Azza wa Jalla, serta mendapat
kesuksesan, keberkahan baik di dunia maupun di akhirat. Hanya Allah-lah
Yang Maha Sempurna, segala sesuatunya kembali pada Allah. Akhir kata,
semoga apa yang peneliti tuangkan dalam tesis ini dapat bermanfaat dan dapat
menambah khazanah keilmuan pembacanya. Alhamdulillâh ya Allâh,
Alhamdulillâhi Rabbil „Âlamîn.
Jakarta Selatan, 27 Juni 2021
Marhamah Hasan
xvi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN TESIS ........................................................... ii
PERNYATAAN PENULIS ....................................................................... iii
MOTTO ...................................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... xi
KATA PENGANTAR ................................................................................ xii
DAFTAR ISI............................................................................................... xvi
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................... xx
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah ............................................................ 9
2. Pembatasan Masalah ........................................................... 9
3. Perumusan Masalah ............................................................ 11
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 11
D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 11
E. Kajian Pustaka........................................................................... 12
F. Metodologi Penelitian ............................................................... 20
G. Sistematika Penulisan ............................................................... 25
BAB II: LAGU BACAAN AL-QUR’AN DAN LIVING QUR’AN ....... 27
A. Seputar Lagu Bacaan Al-Qur‟an (Nagham) ............................ 27
1. Definisi Lagu Bacaan Al-Qur‟an (Nagham) ....................... 27
2. Sejarah Lagu Bacaan Al-Qur‟an (Nagham) ........................ 32
3. Macam-Macam Maqâmât dan Karakteristiknya ................. 47
a. Maqâm Bayyâti ............................................................. 48
b. Maqâm Hijâz ................................................................. 51
xvii
c. Maqâm Nahâwand ........................................................ 54
d. Maqâm Râst .................................................................. 57
e. Maqâm Sikâh ................................................................ 59
f. Maqâm Shabâ ................................................................ 61
g. Maqâm Jiharkâ .............................................................. 63
B. Hukum Melagukan Bacaan Al-Qur‟an ..................................... 64
C. Keutamaan-Keutamaan Al-Qur‟an .......................................... 71
1. Keutamaan Membaca dan Mendengarkan Al-Qur‟an ........ 71
2. Keutamaan Mengamalkan Al-Qur‟an ................................. 74
D. Tadabbur Al-Qur‟an .................................................................. 76
1. Definisi Tadabbur ............................................................... 76
2. Urgensi dan Hukum Tadabbur Al-Qur‟an .......................... 77
3. Cara-Cara Terpenting untuk Mentadabburi Al-Qur‟an ...... 79
4. Faedah Mentadabburi Al-Qur‟an ........................................ 83
E. Living Qur`an ........................................................................... 88
1. Definisi Living Qur‟an dan Urgensinya ............................ 88
2. Wilayah Kajian Living Qur‟an .......................................... 92
F. Teori Resepsi............................................................................. 95
1. Definisi Resepsi .................................................................. 95
2. Macam-Macam Resepsi Muslim Terhadap Al-Qur‟an ....... 97
BAB III: LOKASI PENELITIAN ............................................................ 105
A. Profil Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta ............................. 105
1. Sejarah Berdiri IIQ Jakarta ................................................ 105
2. Visi, Misi, dan Tujuan IIQ Jakarta..................................... 109
3. Peranan IIQ Jakarta dalam Mengembangkan Lagu bacaan Al-
Qur‟an ................................................................................ 112
B. Profil Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat ........ 119
1. Sejarah Berdirinya PPA. Baitul Qurro Ciputat .................. 119
xviii
2. Visi, Misi dan Tujuan PPA. Baitul Qurro Ciputat ............. 120
3. Peranan PPA. Baitul Qurro Ciputat dalam Mengembangkan
Lagu Bacaan Al-Qur‟an ..................................................... 121
BAB IV: KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-QUR’AN
DENGAN MAKNA AL-QUR’AN ............................................................ 125
A. Proses Pelaksanaan Pembelajaran Lagu Bacaan Al-Qur‟an ..... 125
1. Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta ................................ 125
2. Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat ........... 130
B. Hasil Observasi pada Mahasiswa IIQ Jakarta dan PPA. Santri BQ
Ciputat yang Mempelajari Lagu Bacaan Al-Qur‟an ................. 133
1. Tujuan dan Motivasi Mempelajari Lagu Bacaan Al-Qur‟an
............................................................................................ 133
2. Hambatan yang dihadapi dalam Mempelajari Lagu Bacaan Al-
Qur‟an ................................................................................ 135
C. Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis ...................................... 136
1. Resepsi Estetis Mahasiswa IIQ Jakarta dan Santri PPA. Baitul
Qurro Ciputat ..................................................................... 136
a. Tingkat Pemahamannya Terhadap Macam-Macam Lagu
dan Karakteristiknya .................................................... 139
b. Tingkat Pemahamannya Terhadap Pemilihan Lagu Bacaan
Al-Qur‟an Sesuai dengan Makna Ayat ........................ 147
2. Resepsi Exegesis Mahasiswa IIQ Jakarta dan PPA. Santri
Baitul Qurro Ciputat ......................................................... 168
a. Tingkat Pemahamannya Terhadap Ayat-Ayat yang dibaca
dengan Lagu Al-Qur‟an ............................................... 168
BAB V: PENUTUP ................................................................................... 192
A. Kesimpulan ............................................................................... 192
B. Saran-Saran .............................................................................. 194
xix
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 196
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI
CURRICULUM VITAE
xx
PEDOMAN TRANSLITERASI
Tesis ini ditulis dengan menggunakan pedoman transliterasi
sebagaimana diuraikan di bawah ini. Transliterasi adalah penyalinan dengan
penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Dalam penulisan
tesis dan disertasi di Program Pascasarjana IIQ Jakarta, transliterasi Arab-
Latin mengacu pada berikut ini:
1. Konsonan
th : ط a : ا
zh : ظ b : ب
„ : ع t : ت
غ ts : ث: gh
ف j : ج: f
q : ق h : ح
k : ك kh : خ
l : ل d : د
m : م dz : ذ
n : ن r : ر
w : و z : ز
h : ه s : س
' : ء sy : ش
y : ي sh : ص
dh : ض
xxi
2. Vokal
Vokal Tunggal Vokal Panjang Vokal Rangkap
Fathah : a آ : â ي :ai
Kasrah : i ي : î و :au
Dhammah : u و : û
3. Kata Sandang
a. Kata sandang yang diikuti oleh lam )ال( qamariyah.
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )ال( qamariyah
ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya. Contoh:
ةالبقو : al-Baqarah ادلديوة : al-Madînah
b. Kata sandang yang diikuti oleh lam )ال( Syamsiyah.
Kata sandang yang diikuti oleh alif lam )ال( syamsiyah
ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan didepan dan
sesuai dengan bunyinya. Contoh:
ad-Dârimî : الدارمى ar-Rajul : الوجل
as-Sayyidah : السيدة as-Syams : الشمس
c. Syaddah ( Tasydîd )
Syaddah (Tasydîd) dalam sistem aksara arab digunakan lambang ( )
sedangkan untuk alih aksara ini dilambangkan dengan huruf. Yaitu
dengan cara menggandakan huruf yang bertanda Tasydîd. Aturan ini
berlaku secara umum, baik tasydid yang berada ditengah kata, di akhir
kata maupun yang terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh
huruf-huruf syamsiyah. Contoh:
Inna al-ladzîna : ان الذين
xxii
Âmanna billâhî : آموا عالله
Âmana as-Sufahâ‟u : آمن السفهاء
wa ar-rukka‟i : والوكع
d. Ta Marbûthah ( ة )
Ta Marbûthah ( ة ) apabila berdiri sendiri, waqaf atau diikuti oleh kata
sifat (na‟at), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf “h”.
Contoh:
al-Af‟idah : األفدة
al-jâmi‟ah al-Islâmiyyah : اجلامنة اإلسالمية
Sedangkan ta Marbûthah ( ة ) yang diikuti atau disambungkan (di-
washal) dengan kata benda (ism), maka dialih aksarakan menjadi
huruf „t‟. Contoh:
Âmilatun Nâsibah : عاملة ناصبة
al-Âyat Al-Kubrâ : األية الكربى
e. Huruf Kapital
Sistem penulisan huruf Arab tidak mengenal huruf kapital, akan tetapi
apabila telah dialihaksarakan maka berlaku ketentuan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) bahasa Indonesia, seperti penulisan awal
kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri dan lain-lain.
Ketentuan yang berlaku pada WYD berlaku pula pada alih aksara ini,
seperti cetak miring (italic) atau cetak tebal (bold) dan ketentuan
lainnya. Adapun untuk nama diri yang diawali dengan kata sandang,
maka huruf yang ditulis kapital adalah awal nama diri, bukan kata
sandangnya. Contoh „Alî Hasan al- „Âridh, al-Asqâlâni, al-Farmawî,
xxiii
dan seterusnya. Khusus untuk penulisan kata Al-Qur‟an dan nama-
nama surahnya menggunakan huruf kapital. Contoh: Al-Qur‟an, al-
Fâtiẖah dan seterusnya.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca Al-Qur‟an dengan menggunakan lagu atau irama merupakan
perintah Allah dan Rasul-Nya dalam rangka memelihara Al-Qur‟an dan
menjadikannya benar-benar hidup di hati setiap Muslim. Menggunakan lagu
dalam membaca Al-Qur‟an dengan berbagai nada diistilahkan dengan kata
nagham.
Menurut Muhsin Salim bahwa “Nagham Al-Qur‟an ialah alunan
intonasi atau lagu yang disuarakan dalam ragam nada, variasi, dan improvisasi
yang selaras dengan pesan-pesan yang diungkapkan oleh ayat yang dibaca.
Tandasnya lebih lanjut, lagu tersebut tentu saja bermuara dari lagu-lagu yang
dilantunkan dalam nyanyian atau seni suara orang Arab.”1
Mengalunkan Al-Qur‟an dengan lagu tentunya untuk tujuan yang
positif yaitu, agar ayat- ayat Al-Qur‟an terdengar enak dikumandangkan,
indah, menarik perhatian, dan dapat memberikan kesan, tidak hanya kepada
pembaca, tetapi para pendengarnya juga.2
Rasulullah Saw. sendiri memiliki suara merdu dan suka melagukan Al-
Qur‟an, tercatat dalam sejarah Islam bahwa para sahabat takjub akan hal itu.
Hal ini terlihat dari hadis yang diriwayatkan oleh al-Barâ‟ berikut:
1 Muhsin Salim, Ilmu Nagham Al-Qur‟an: Metode Membaca Al-Qur‟an dengan
Lagu, cet. III, Jakarta :YATAQI, 2008 dalam Hasrul, “Dimensi Tartil, Qira‟ah, Tilawah dan
Nagham dalam Al-Qur‟an”, https://id.scribd.com/doc/265829309/Dimensi-Tartil-Qira-ah-
Tilawah-dan-Nagham-dalam-al-Quran-PDF, h. 8 diakses tanggal 03 Maret 2021 jam 12:24
2 Khadijatus Sholihah, Nagham Al-Qur`an: Versi Haflah dan MTQ, (tt.p: t.p., t.t), h. 1
2
ث نا مسعر, عن عدي بن ثابت ث نا أب و ن عيم, حد عت النب صل الب راء عن , أراه حد ي اهلل قال: سعت أحدا أحسن صوتا أو قراءة منو )رواه عليو وسلم ي قرأف العشاء )والت ي والزي ت ون( فماس
3البخاري(
“Telah menceritakan kepada kami Abû Nu‟aȋm, telah menceritakan
kepada kami Mis‟ar, dari „Adiyy ibn Tsâbit, Aku pernah melihat al-
Barâȋ berkata; Saya pernah mendengar Nabi Saw., saat shalat Isya
membaca (wa at-Tîni wa az-Zaitûn). Dan belum pernah kudengar
seorang pun yang lebih indah suaranya, atau bacaannya daripada
beliau‟." (HR. Bukhari)4
Hadis ini menjadi bukti bahwa Rasulullah Saw. adalah seorang qari‟
yang ketika membaca Al-Qur‟an memiliki suara yang indah. Terkait dengan
suara indah, dalam Shahih Bukhari menjelaskan bahwa unta yang dinaiki
Abdullah bin Mughaffal (w. 60 H) terperanjat ketika Nabi Saw. membaca QS.
al-Fath,5 beliau melantunkannya dengan lembut dan dengan suara mendayu
seperti terulang huruf-hurufnya (tarjî`), yaitu melafalkan huruf Alif (â) seperti
terulang tiga kali.6 Jadi, suara yang indah akan menambah keindahannya
sehingga menggerakkaan hati dan menggoncangkan kalbu.7
3 Abû „Abdillâh Muhammad ibn Ismâ‟ȋl al-Bukhârȋ, Shahȋh al-Bukhârȋ, (Markâz al-
Buhûts wa Taqniyat al-Ma‟lûmât.: Dâr at-Tâshil, 2012), Bab Qaûl an-Nabiyyi Shallallâhu
„alaihi wasallam, al-Mâhiru bi al-Qurâni ma‟a al-Kirâmi al-Bararah wa zayyin al-Qur‟âna
bi Ashwâtikum, Juz 9, No hadis. 7542, h. 420 4 Bukhari, Terjemah Shahih Bukhari, Kitab Tauhid, Bab Sabda Nabi SAW.: "Orang
yang mahir (membaca) Al-Qur'an bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti." dan "Hiasilah Al Qur`an dengan suara-suara kalian". No. Hadis 6989, h. 307 dalam Ebook Terjemah_Sahih_Bukhari_7.pdf diakses 3 januari 2021 pada jam 08.50
5 Abȋ „Abdillah Muhammad bin Ismâ‟ȋl Al-Bukhârȋ, Shahȋh Bukhârȋ, (Bairut: Dâr
Ibnu Katsȋr, tt.), No. Hadis 4458, h. 1830. Atau lihat Muhsin Salim, Ilmu Nagham Al-Qur‟an,
(Jakarta: PT. Kebayoran Widya Ripta, 2004), Cet.II, h. 17 6 “Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrâhȋm Telah menceritakan kepada
kami Syu'bah Telah menceritakan kepada kami Mu'âwiyah bin Qurrah dari „Abdullâh bin
Mughaffal dia berkata; pada waktu fathu Makkah, Nabi Saw., membaca surah al-Fath, dan
beliau mengulang-ngulangnya. Mu'âwiyah berkata; Jika aku ingin menceritakan kepada kalian
bacaan Nabi Saw., tentu akan aku ceritakan.” (HR. al-Bukhârȋ, Muslim, dan Ahmad). atau
lihat dokumen BAB214123441314.pdf diakses 26 November 2020 pada jam 11: 13 7Yusuf Qardhawi, Kaifa Nata‟amalu Ma‟a al-Qur‟ani al-„Azhim, Berinteraksi
dengan Al-Qur‟an, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), Cet. ke-1, h. 233
3
Untuk merealisasikan bacaan Al-Qur‟an dengan lagu indah, tidak
hanya faktor suara atau keindahan saja yang diutamakan, melainkan aturan
dalam bacaan Al-Qur‟an seperti hukum-hukum tajwid, pengetahuan al-Waqaf
wa al-Ibtida‟, penyesuaian makna ayat dengan lagu, serta ilmu tadabbur
(penghayatan). Hal ini tercatat bahwa generasi awal Islam pada saat itu telah
membacakan Al-Qur‟an dengan lagu yang sederhana, tentunya dengan
menggunakan aturan tajwid yang benar.8
Ada dua teori yang diusung oleh Ibnu Manzhûr (w. 711 H) tentang
asal-usul lagu Al-Qur‟an disampaikan oleh Amad Syahid dalam tulisannya
Sejarah dan Pengantar Ilmu Nagham “Pertama, lagu Al-Qur‟an berasal dari
nyanyian budak kafir yang tertawan ketika perang melawan kaum Muslimin
dan pendapat Kedua, menyatakan bahwa itu didapat dari nyanyian nenek
moyang bangsa Arab, yang kemudian dipakai untuk melagukan Al-Qur‟an.”9
Dengan demikian, kelahiran lagu-lagu Al-Qur‟an dipahami berasal dari Arab
atau Timur Tengah.10
Tidak banyak data yang ditemukan untuk menjangkau
sisi historisitas pembacaan Al-Qur‟an dengan lagu.
Nurul Karimatil Ulya menyebutkan dalam tulisannya yang berjudul
Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi Komparasi Penggunaan
Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam Resitasi Al-Qur‟an bahwa
“Estetika langgam (lagu) Arab diketahui berpengaruh besar dalam
mentransmisikan dan mengembangkan nagham Al-Qur‟an ke seluruh dunia
termasuk Indonesia, dan menjadi langgam Arab yang diminati dan
berkembang pesat hingga saat ini.”11
8 Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur‟an, (Yogyakarta, FKBA, 2001),
h. 96
9 Ahmad Syahid, Sejarah dan Pengantar Ilmu Nagham: Bunga Rampai Mutiara Al-
Qur‟an Pembinaan Qâri‟ Qâri‟ah dan Hâfidz Hâfidzah, (Jak-sel: PP. Jam‟iyyatul Qurrâ‟ wal Huffâzh, 2006), h. 23-24.
10 Muhammad Aminullah, "Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima”, dalam
Annual Conference for Muslim Scholars Kopertais Wilayah IV Surabaya, pdf, h. 536
11 Nurul Karimatil Ulya, “Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi
Komparasi Penggunaan Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam Resitasi Al-Qur‟an”,
http://digilib.uinsgd.ac.id/24721/4/4_bab1.pdf, diakses tanggal 26 November 2019 Jam 20.55
4
Dalam hal ini perkembangannya disampaikan Maria Ulfah bahwa
“Pemerintah Mesir mengirimkan Qâri‟ dan Huffâzh ke Indonesia pada tahun
195512
, seperti Syekh Musthafâ Ismâ‟ȋl (w. 1978 M), Sykh Abd. Bâsith Abd.
Shamad (w. 1988 M), Syekh Mahmud Khalil al-Husharȋ (w. 1980 M), Syekh
Abd. Hayy Ahmad Zahran dan Syekh Muhammad Shiddiq al-Minsyawȋ (w.
1969 M) sebagai qâri‟ termasyhur dan pernah datang ke Indonesia.”13
Melihat
keberhasilan dan peran para ulama yang membawa langgam Arab masuk ke
Indonesia merupakan bukti bahwa pembaca sebagai salah satu aspek yang
berperan penting dalam menyampaikan makna, kesan yang terdapat pada ayat
yang dibacakan.
Mengenai hal ini, sejauh pengetahuan peneliti seorang qâri‟ sepatutnya
bisa membaca Al-Qur‟an dengan maqâmat serta sesuai dengan kandungan
ayat. Sebagaimana yang disampaikan oleh Muhammad Aminullah dalam
tulisannya Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima bahwa:
“Penghayatan makna ayat yang dibaca dengan menggunakan nagham
akan sangat terasa oleh pendengar. Apalagi ketika seorang qâri‟
mampu memahami maksud Allah dalam ayat tersebut, maka ayat-ayat
perintah akan dibacanya dengan menggunakan maqâm lagu dengan
nada yang tinggi dan tegas. Apabila membaca ayat yang berisi tentang
azab di akhirat, maka akan digunakan nada yang sesuai.”14
Hal ini menunjukkan bahwa begitu pentingnya menyesuaikan antara
lagu dengan makna ayat yang dibaca. Muhammad Aminullah juga
menyampaikan bahwa “Dalam mempelajari seni baca Al-Qur‟an haruslah
dengan ketentuan-ketentuan khusus seperti bacaan, suara, lagu dan variasinya,
12 Pengiriman para qâri‟tersebut pada setiap ramadhan berlangsung hingga tahun
2004 di mana yang didatangkan adalah para qâri‟ yang terkenal, paling tidak sekitar 10 orang.
Kemudian tahun 2005 dihapus oleh Maqtûh Bashwini yang mengatakan bahwa ini tidak
perlu. 13
Maria Ulfah, dkk., Serial nagham; Modul Pembelajaran Nagham Al-Qur‟an, h. 7 14
Muhammad Aminullah, Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima, Annual
Conference for Muslim Scholars Kopertais Wilayah IV Surabaya, pdf, h. 537
5
pengaturan nafas, serta mimik muka (sesuai dengan makna ayat), kemudian
yang tidak kalah penting adalah penguasaan ilmu tajwid.”15
Berdasarkan beberapa paragraf yang telah tertulis, ada beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan bagi seorang reciter Al-Qur‟an, yaitu: aturan
dalam hukum tajwid, termasuk pengetahuan al-Waqaf wa al-Ibtida‟, pemilihan
lagu dengan makna ayat yang dibacakanm serta pengetahuan ilmu tadabbur.
Hal inilah yang akan menambah penghayatan terhadap Al-Qur‟an ketika
dibacakan.
Namun, tidak semua pembaca Al-Qur‟an bisa menyesuaikan antara
lagu dengan makna Al-Qur‟an. Begitu pula dengan penguasaan ilmu tajwid,
seperti dalam menentukan waqaf dan ibtida‟ terhadap ayat yang dibaca. Sebab
penentuan waqaf dan ibtida‟ merupakan hal mutlak yang dibutuhkan agar
dapat mengetahui aturan boleh berhenti dan aturan memulai tanpa mengubah
makna Al-Qur‟an. Contohnya saja seorang qâri‟ah yang pernah membaca ayat
43 pada surah an-Nisâ yang berbunyi:
يهاذين يا
منوا ال
ا ا
وة تقربوا ل
ل نتم الص
رى وا
ى سك موا حت
ون ما تعل
ا تقول
جنبا ول
اى سبيل عابري ال وا حت
(٤٤(: ٤)النساء) ... تغتسل
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah mendekati salat,
sedangkan kamu dalam keadaan mabuk sampai kamu sadar akan apa
yang kamu ucapkan dan jangan (pula menghampiri masjid ketika
kamu) dalam keadaan junub, kecuali sekadar berlalu (saja) sehingga
kamu mandi (junub)....”(QS. an-Nisâ‟ [4]: 43)
Pada ayat ini, dia waqaf pada lafadz رى kemudian ibtida‟ pada ,سك
lafadz رى -‟pula. Jika dilihat dari segi maknanya, tata cara waqaf dan ibtida سك
nya keliru, hal ini mengakibatkan terjadinya perubahan makna.
15
Muhammad Aminullah, Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima, h. 537
6
Al-Anbari (w. 2016 M) dalam Jurnal Suhuf yang berjudul Waqaf dan
Ibtida dalam Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf Madinah; Pengaruhnya
terhadap Penafsiran menjelaskan bahwa “Sebagian dari kesempurnaan
mengenal Al-Qur‟an adalah mengenal waqaf. Mustahil seseorang dapat
memahami makna- makna Al-Qur‟an dengan baik tanpa mengetahui tempat-
tempat berhenti atau waqaf.”16
Sepatutnya seseorang yang lihai dalam membaca Al-Qur‟an dengan
lagu, mampu pula menerapkan kaidah tajwid dengan baik, sesuai yang
diharapkan oleh para ahli Al-Qur‟an, khususnya ahli nagham adalah qâri‟ atau
qâri‟ah yang mampu memilih lagu Al-Qur‟an sesuai dengan isi kandungan
ayat yang dibacakan tanpa menyalahi aturan/ hukum tajwid yang ada. Hal ini
perlu diperhatikan, terutama lembaga-lembaga yang lahir dan konsen bergerak
dibidang pendidikan dan pengkaderan bagi para qâri‟-qâri‟ah dan huffâzh.
Seperti Lembaga Pengembangan Tilawah Al-Qur‟an (LPTQ), Institut
Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur‟an (IPTIQ), dan Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ).
Telah diketahui Institut Ilmu Al-Qur‟an (Jakarta) telah terkenal
dikancah nasional maupun internasional, perguruan tinggi yang selalu
mencetak mahasiswanya sebagai qâri‟ah dan para hâfizhah terbaik pada setiap
perlombaan. Salah satunya Ibu Dra. Hj. Maria Ulfah, MA yang merupakan
qâri‟ah terbaik Indonesia, kemampuan beliau dalam melantunkan ayat suci
Al-Qur‟an telah diakui di dunia Internasional.17
Selain perguruan tinggi IIQ, ada pondok pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro. Perlu diketahui bahwa pondok pesantren ini juga sangat eksis sebagai
tempat pembinaan para qâri‟ dan qâri‟ah yang konsen mempelajari dan
mengkaji ilmu-ilmu yang berkaitan langsung bacaan Al-Qur‟an dengan
lagu (nagham). Pendiri dan pengasuhnya tidak lain adalah Ibu Dra, Hj. Maria
Ulfah, MA. Beliau mendirikan pesantren ini tujuannya adalah menghantarkan
16 Al-Anbari, “Waqaf dan Ibtida‟ dalam Mushaf Standar Indonesia dan Mushaf
Madinah; Pengaruhnya terhadap Penafsiran”, Jurnal Suhuf, No. 2, 2013, (Vol. 6), h. 171 17
Institut Ilmu Al-Qur‟an ”https://iiq.ac.id, diakses tanggal 31 Mei 2018 jam 10.20
7
generasi Qur‟ani yang mampu membaca Al-Qur‟an dengan baik, membina dan
mengembangkan mereka yang memiliki bakat, sekaligus memahami makna
yang terkandung di dalamnya, serta mengaplikasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.18
Kedua wadah ini menurut peneliti sangat patut ikut mensosialisasikan
hal ini, dan dipercaya bisa mempercepat dan menyebarluaskannya melalui
pembinaan-pembinaannya. Tujuannya tidak lain sebagaimana diharapkannya
pembaca yang dapat menerapkan kaidah tajwid dengan benar, menjadi cerdas
dalam memilih lagu Al-Qur‟an yang sesuai dengan makna ayat, serta dapat
meresapi apa yang dibacanya.
Dengan demikian, kelihaian dalam melagukan Al-Qur‟an oleh
pembaca sangat penting dalam membentu resepsi pendengar. Resepsi terhadap
Al-Qur‟an sebenarnya adalah interaksi oleh pendengar dan juga teks bacaan,
yaitu Al-Qur‟an. Resepsi teks yang dimaksudkan adalah lebih kepada proses
reproduksi makna yang dinamis antara pendengar (pembaca) dengan teks (Al-
Qur‟an). Lebih spesifik, diharapkan pesan dan makna Al-Qur‟an tersampaikan
juga kepada pendengar, karena resepsi yang dimaksudkan tidak hanya
memiliki rasa kagum terhadap keindahan lantunan musikalitasnya.19
Proses resepsi ini adalah apa yang diterima oleh pembaca kemudian
dilokalisasi atau dinyatakan dalam benak.20
Berkaitan hal ini, Imas Lu‟ul
Jannah menyampaikan dalam tulisannya Kaligrafi Syaifulli, Resepsi Estetis
Terhadap Al-Qur‟an Pada Lukisan Kaligrafi Syaiful Adnan bahwa
18
PP. Baitul Qurra‟ Jakarta, “Profil”,
https://sites.google.com/site/ppbaitulqurrajakarta/pp-baitul-qurra-jakarta, diakses tanggal 18
Mei 2020 Jam 08.37 19
Nurul Karimatil Ulya, “Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi
Komparasi Penggunaan Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam Resitasi Al-Qur‟an”,
http://digilib.uinsgd.ac.id/24721/4/4_bab1.pdf ,diakses tanggal 02 Maret 2021 jam 22.21 20
Nur Kholis Setiawan, Al-Qur‟ān Kitab Sastra Terbesar, (Yogyakarta: elSAQ Press, 2005), h. 68
8
“Penerimaan Al-Qur‟an oleh umat banyak bentuknya,21
yakni tidak hanya
dalam sisi exegesis (penafsiran) saja dalam menerima kehadiran Al-Qur‟an,
namun juga mengapresiasinya dalam bentuk sosial budaya dan ekspresi
estetis.”22
Penelitian terbaru tentang historis penerimaan Al-Qur‟an telah
dilakukan oleh Navid Kermani23
(l. 1967 M). Hasil penelitiannya
menunjukkan bagaimana sahabat Nabi dan generasi setelahnya meresepsi Al-
Qur‟an. Penelitian Kermani yang inti adalah dari aspek estetik psikologis24
yang berkembang menjadi sebuah resepsi estetis. Noura Khasna Syarifa
mengemukakan bahwa:
“Resepsi estetis berarti bahwa Al-Qur‟an diposisikan sebagai teks yang
bernilai estetis (keindahan) atau diterima dengan cara yang estetis pula,
artinya resepsi ini berusaha menunjukkan keindahan inheren Al-Qur‟an
yaitu berupa kajian puitik atau melodik yang terkandung dalam Al-
Qur‟an dan diterima dengan cara ditulis, dibaca, disuarakan, atau
ditampilkan dengan cara yang estetik.”25
Keindahan Al-Qur‟an yang menunjukkan diterima dengan cara dibaca
dan disuarakan adalah membaca Al-Qur‟an dengan lagu Al-Qur‟an yang
disebut juga nagham. Dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan
pemahaman dan khazanah keilmuan betapa pentingnya penyesuaian antara
21
Imas Lu‟ul Jannah, “Kaligrafi Syaifulli, Resepsi Estetis Terhadap Al-Qur‟an Pada
Lukisan Kaligrafi Syaiful Adnan”, Skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015), h.1,
Tidak diterbitkan (t.d.) 22
Noura Khasna Syarifa, “Seni Baca Al-Qur‟an di Jam‟iyyatul Qurrâ' Al-Lathifiyah
Kradenan Pekalongan (Analisis Resepsi Estetis Al-Qur‟an)”, Skripsi, (Semarang: UIN
Walisongo, 2018), h.5, Tidak diterbitkan (t.d.) 23
Lahir di Siegen (Jerman, 27 November 1967). beliau adalah seorang penulis
Jerman keturunan Iran dan seorang pakar agama Islam yang telah menulis beberapa novel,
buku dan esai mengenai Islan, Timur Tengah dan dialog Kristen-Islam. Kermani telah
memenangkan banyak penghargaan dan hadiah untuk karya sastra dan ilmiahnya. Lihat
https://id.wikipedia.org/wiki/Navid_Kermani, di akses pada 18 Agustus 2021 ja. 08.54 24
Nur Kholis Setiawan, Al-Qur‟an Kitab Sastra Terbesar, h. 7
25 Noura Khasna Syarifa, “Seni Baca Al-Qur‟ān di Jam‟iyyatul Qurrâ' Al-Lathifiyah
Kradenan Pekalongan (Analisis Resepsi Estetis Al-Qur‟an)”, h 6. Lihat Ahmad, Rofiq. 2015.
Tradisi Resepsi Al-Qur‟ān di Indonesia dari http://sarbinidamai.blogspot.co.id/2015/06/tradisi-
resepsi-al-quran-diindonesia.html, Diunduh pada 26 April 2018 jam 16.42
9
lagu dengan makna ayat, penerapan kaidah-kaidah tajwid, tata cara waqaf dan
ibtida‟, serta tadabbur makna ayat ketika membaca Al-Qur‟an. Karena peneliti
berpikir akan sangat disayangkan jika para Qurrâ‟ yang memiliki suara bagus,
indah melantukan ayat Al-Qur‟an tapi tidak paham dengan apa yang
dibacanya, tidak dapat menyesuaikan antara lagu dengan ayat yang dibaca,
tidak paham mengenai tajwid dalam hal penentuan waqaf dan ibtida‟, serta
tidak melakukan tadabbur terhadap makna ayat.
Jadi, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sedemikian rupa
mengharapkan bahwa dengan terpenuhinya aspek kesesuaian antara lagu Al-
Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an dan aspek diterapkannya hukum tajwid
dengan benar, penguasaan waqaf dan ibtida‟, dan penerapan tadabbur, maka
para pembaca bahkan pendengar, tidak hanya akan menikmati indahnya
lantunan seni baca Al-Qur‟an, tetapi bisa mengambil pelajaran dari ayat Al-
Qur‟an yang didengungkan. Oleh karena itu, peneliti merasa judul ini sangat
menarik untuk dikaji dan diteliti.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah upaya pengelompokkan, pengurutan dan
pemetaan masalah-masalah, maka peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
a. Banyak orang yang mempelajari bacaan Al-Qur‟an dengan lagu hanya
demi mengikuti perlombaan semata dan menjadikannya sebagai ladang
bisnis.
b. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya pelaksanaan
pembelajaran bacaan Al-Qur‟an dengan lagu, seperti sarana-prasarana
yang harus lengkap, serta keseriusan audiens yang dihadapi.
c. Tidak semua pelajar lagu bacaan Al-Qur‟an faham eksistensi naghâm
Al-Qur‟an di Indonesia.
10
d. Ustadz/ustadzah dalam mengajarkan bacaan Al-Qur‟an dengan lagu
dianjurkan tidak hanya mengajarkan berbagai macam lagu dan variasi
dalam berlagu, akan tetapi perlu memberikan pengetahuan mengenai
seperti apa karakteristik masing-masing lagu.
e. Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok
Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat merupakan wadah yang
selalu berinteraksi membaca Al-Qur‟an dengan lagu, maka sepatutnya
mengetahui pemahamannya tentang segi keindahan (estetis) Al-Qur‟an
ketika dilantunkan dengan lagu, maupun pemahaman makna (exegesis)
dari ayat yang dibaca.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti membatasi
permasalahan agar dapat terarah dengan baik. Peneliti hanya akan meneliti
tentang resepsi estetis dan exegesis pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dan
hubungannya dengan makna ayat Al-Qur‟an oleh mahasiswa Institut Ilmu
Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena kedua lembaga
tersebut sudah sangat eksis sebagai tempat pembinaan qâri‟-qâri‟ah yang
konsen mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu Al-Qur‟an, termasuk bacaan
Al-Qur‟an dengan lagu-lagunya. Di tempat tersebutlah memang aktivitas
lagu bacaan Al-Qur‟an hidup, proses pembelajaran nagham berjalan secara
sistematis, berjenjang dan bertahap.
Peneliti merasa bahwa kedua lembaga ini memiliki andil dalam
mensosialisasikan tentang pentingnya penyesuaian dan pemilihan lagu
bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an melalui pembinaan-pembinaan.
Oleh karena itu, peneliti hanya akan meneliti mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro
Ciputat.
11
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
disebutkan, Maka dibuat rumusan masalah, yaitu:
a. Bagaimana resepsi estetis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat
terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an?
b. Bagaimana resepsi exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat
terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui resepsi estetis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro
Ciputat terhadap pemilhan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-
Qur‟an.
2. Untuk mengetahui resepsi exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat terhadap pemilhan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan
makna Al-Qur‟an.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian terdiri dari manfaat teoritis dan praktis. Adapun
manfaat teoritis dan praktis yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan keilmuan di bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
yang merupakan satu bentuk kajian penelitian gabungan, terkhusus bidang
lagu bacaan Al-Qur‟an. Kemudian, diharapkan hasil penelitian ini akan
sangat menarik perhatian dan minat peneliti lain, khususnya di kalangan
akademisi untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang masalah
12
yang serupa. Dari hasil penelitian ini dapat dilakukan pengembangan yang
lebih komprehensif, sehingga akan memberikan sumbangan bagi
pengembangan pengetahuan ke-Al-Qur‟an-an.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan kesadaran dan
penjelasan terhadap masyarakat, khususnya qâri‟/qâri‟ah bahwa
pentingnya Al-Qur‟an dilantunkan dengan lagu bacaan Al-Qur‟an
berdasarkan isi kandungan ayat yang dibacakan, dan menerapkan kaidah
tajwid dengan baik dan benar, serta tadabbur akan makna ayat. Sehingga
apa yang dibacakan lebih meresap dan berbekas di hati, baik pembaca
maupun pendengar.
E. Kajian Pustaka
Penelitian maupun karya tulis yang berkaitan belum bermunculan di
kalangan akademisi, peneliti mencoba memanfaatkan rujukan yang dinilai
memiliki relevansi dengan tema yang diangkat. Adapun karya tulis, buku,
skripsi atau tesis tersebut antara lain:
1. M. Husni Thamrin dalam penelitiannya berbentuk tesis yang berjudul
Nagham Al-Qur‟an, Telaah atas Kemunculan dan Perkembangan
Nagham di Indonesia, (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga) tahun
2008 menyimpulkan bahwa “Di Indonesia sejarah perkembangan
nagham berasal dari tradisi seni Arab pra-Islam yang sudah diadopsi
secara berkesinambungan dari generasi ke genarasi. Nagham Al-Qur‟an
lahir dari resensi masyarakat Arab terhadap ajaran Islam yang
berkembang sangat luas.”26
Perbedaan tesis ini dengan penelitian yang
akan dilakukan dapat dilihat dari jenis penelitiannya. Jenis penelitian
yang dilakukan oleh M. Husni Thamrin merupakan penelitian
26
M. Husni Thamrin, “Nagham Al-Qur‟an (Telaah atas kemunculan dan
Perkembangan Nagham di Indonesia)”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2008, tidak diterbitkan
(t.d)
13
kepustakaan (Library Research). Tesis ini lebih mengarah pada aspek
kajian sejarah perkembangan nagham di Indonesia. Sedangkan peneliti,
Fokus kajian peneliti tidak hanya terbatas pada kajian pustaka, tapi
peneliti juga melakukan kajian lapangan. Kajian peneliti akan mencari
bagaimana resepsi estetis dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta dan Santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna
Al-Qur‟an. Adapun persamaan tesis M. Husni Tamrin dengan penelitian
yang akan dilakukan terlihat dari sisi tema, di mana tujuannya
memberikan pengetahuan tentang nagham khususnya yang ada di
Indonesia. Bagaimana umat berinteraksi dengan Al-Qur‟an, dalam hal
ini lagu yang digunakan dalam membaca Al-Qur‟an apakah sesuai
dengan ayat yang dibacakan. Karya ilmiah ini sangat memberikan
kontribusinya terhadap penelitian yang akan dilakukan, salah satunya
memberikan pengetahuan dan bukti yang real bahwa sejarah
perkembangan nagham berasal dari tradisi seni Arab pra-Islam yang
sudah diadopsi secara berkesinambungan dari generasi ke genarasi.
2. Sebuah tesis di bidang Ilmu Hadis oleh Awaludin yang berjudul
Membaca Al-Qur‟an dengan Langgam Daerah: Studi Syarh Hadis
dalam al-Kutub al-Sittah tentang Hadis tentang Memperindah Membaca
Al-Qur‟an.27
Dapat terlihat perbedaannya antara tesis ini dengan
penelitian yang akan dilakukan. Awaludin fokus kajiannya
menggunakan analisis hadis dalam al-Kutub as-Sittah. Karya tulis ini
mengungkap makna hadis tentang memperindah bacaan Al-Qur‟an dan
relevansinya dengan langgam daerah. Sedangkan yang akan diteliti
korelasi antara pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-
27
Awaludin, “Membaca Al-Qur‟an dengan Langgam Daerah: Studi Syarh Hadis
dalam al-Kutub al-Sittah tentang Hadis Memperindah Membaca Al-Qur‟an”, Tesis, (Bandung:
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, 2018), Tidak diterbitkan (t.d)
14
Qur‟an, analisis resepsi estetis dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat. Adapun kontribusi tesis ini adalah di samping menjadi
bahan rujukan peneliti, tesis ini memberikan wawasan yang mendalam
mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan membaca Al-Qur‟an
menggunakan langgam dalam kitab-kitab hadis yang masyhur.
3. Masih dalam bidang ilmu hadis, yaitu Hadis tentang Anjuran untuk
menghiasi Al-Qur‟an dengan Suara (Studi Ma‟anil Hadis) oleh Tantan
Qital Barozi tahun 2017. Penulis ini berusaha menyimpulkan beberapa
poin dari hasil penelitiannya, salah satunya bahwa: “... ketika membaca
Al-Qur‟an, hendaknya tidak tergesa-gesa dan membacanya dengan
perlahan-lahan. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam
memahami dan men-tadabbur-i Al-Qur‟an.”28
Perbedaan karya ilmiah
ini dengan yang akan diteliti terlihat jelas, bahwa penulis mengkaji
mengenai hadis-hadis tentang anjuran untuk menghiasi Al-Qur‟an
dengan suara, jenis penelitiannya hanya pada penelitian kepustakaan
(Library Research) dan metode yang digunakan deskriptif-analitik.
Sedangkan peneliti akan mengkaji korelasi pemilihan lagu bacaan Al-
Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an dengan jenis penelitiannya adalah
penelitian gabungan (campuran) yang menggunakan metode kombinasi
(Mixed Methods). Persamaannya terletak pada temanya saja tidak pada
substansinya, yaitu mengenai nagham Al-Qur‟an. Adapun kontribusi
yang diberikan memberikan pengetahuan dan menjadi referensi peneliti
tentang hadis-hadis yang menjadi landasan dan anjuran untuk menghiasi
Al-Qur‟an dengan suara.
28
Tantan Qital Barozi, “Hadis tentang Anjuran untuk Menghiasi Al-Qur‟an dengan
Suara (Studi Ma‟anil Hadis)”, Skripsi, (Yogyakarta:Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga
(UINSUKA), 2017), h. 73-74. Tidak diterbitkan (t.d)
15
4. Sebuah tulisan oleh „Ainatu Masrurin berjudul Resepsi Al-Qur‟an dalam
Tradisi Pesantren di Indonesia: Studi Kajian Nagham Al-Qur‟an di
Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur‟an Ngadiluweh, Kediri. Tulisan ini
menunjukkan bahwa “Al-Qur‟an yang dibaca oleh qâri‟ dipengaruhi
unsur internal dan eksternal, unsur ekternal meliputi quranic competition
dan pubic relation. Sedangkan unsur internal yakni spiritual aesthetic
meliputi puasa Dawud, do‟a „Ain Al-Qur‟an, Mahabah Asma Nabi
Yusuf dan Adam As, puasa 7 hari nyuprih suara Nabi Dâwûd As.”29
Meskipun ini hanyalah sebuah jurnal, tetapi tulisan ini memberikan
kontribusinya, yaitu menjadi salah satu acuan penelitian yang
menggambarkan tentang resepsi Al-Qur‟an dalam hal bacaan Al-Qur‟an
dengan lagu Al-Qur‟an. Persamaan dan perbedaan yang signifikan bisa
terlihat, di mana penulis dan peneliti sama-sama mengkaji tentang lagu
Al-Qur‟an. Perbedaannya terlihat dari titik fokus penelitian yang di
lakukan, penulis hanya menganalisis fenomena transmisi nagham di
pesantren Jawa (khususnya di PP. Tarbiyatul Qur‟an Ngadiluweh
Kediri). Sedangkan yang peneliti akan kaji adalah korelasi pemilihan
lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an, analisis resepsi estetis
dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri
Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat.
5. Artikel yang ditulis oleh Muhammad Aminullah tahun 2017, yaitu
Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima mahasiswa IAI
Muhammadiyah BIMA. Tulisannya memberikan kesimpulan bahwa
“Pada prinsipnya nagham Al-Qur‟an merupakan aplikasi dari perintah
membaca, mendengar, memahami dan mengamalkan Al-Qur‟an, yang
dikembangkan oleh masyarakat Bima dalam tradisi-tradisi lokal.
29
Ainatu Masrurin, “Resepsi Al-Qur‟an dalam Tradisi Pesantren di Indonesia: Studi Kajian Nagham Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur‟an Ngadiluweh Kediri”, (Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir, 2018), h. 116
16
Sehingga menjadi bagian dari proses kreativitas artistik dan etis
masyarakat Bima.”30
Persamaannya hanya pada tema saja, yaitu penulis
dan peneliti sama-sama mengkaji tentang lagu bacaan Al-Qur‟an.
Perbedaannya terletak pada letak lokasi penelitiannya, di mana penulis
hanya membahas nagham Al-Qur‟an dalam masyarakat Bima.
Sedangkan peneliti mencari korelasi pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an
dengan makna Al-Qur‟an, analisis resepsi estetis dan exegesis
mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok
Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat. Adapun kontribusinya adalah
dengan memberikan pemahaman bahwa salah satu tujuan yang dicapai
ketika nagham Al-Qur‟an diaplikasikan dan menjadi bagian tradisi
adalah agar masyarakat Bima menjadi mencintai Al-Qur‟an sehingga
mampu membaca, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan.
6. Artikel ditulis oleh Kuntarto yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pelatihan Seni Baca Al-Quran pada Santri di Pesantren An-
Najah Purwokerto. Artikel ini memuat kesimpulan bahwa “Seni baca
Al-Qur‟an merupakan bacaan-bacaan yang bertajwid yang diperindah
oleh irama lagu. Seni ini dikenal dengan nama an-Nagham fȋ Al-Qur‟ân
yakni seni yang mempelajari cara atau metode dalam menyenandungkan
atau melagukan suara pada tilawah Al-Qur‟an.”31
Kontribusi yang diberikan adalah untuk memahami dan menguasai lagu-
lagu Al-Qur‟an, ada beberapa metode yang dapat digunakan seperti tape
recorder (rekaman) dan menghapal tausyih. Persamaannya terlihat sama-
sama mengkaji tentang lagu bacaan Al-Qur‟an. Perbedaannya terlihat
dari titik fokus penelitian yang di lakukan. Penulis hanya pada pelatihan
30
Muhammad Aminullah, Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima, Annual
Conference for Muslim Scholars Kopertais Wilayah IV Surabaya, pdf, h. 541-542 31
Kuntarto, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Seni Baca Al-Qur‟an pada
Santri di Pesantren An-Najah Purwokerto, Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers:
Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI, 2016, h. 8
17
seni baca Al-Qur‟an yang diadakan di Pondok An-Najah dengan
menggunakan metode menghafal tausyih. Sedangkan peneliti akan
mengkaji korelasi pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-
Qur‟an, analisis resepsi estetis dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat.
7. Skripsi yang dirilis tahun 2018 oleh Marhamah Hasan, mahasiswa
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang berjudul Peran Bacaan Al-
Qur‟an bi an-Nagham terhadap Tadabbur Makna Al-Qur‟an (Studi
Kasus di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta), berdasarkan hasil
penelitian dan Analisis data yang dilakukan oleh penulisnya memberikan
kesimpulan bahwa: “Besar peran bacaan Al-Qur‟an bi an-Nagham
terhadap tadabbur makna Al-Qur‟an terlihat sekitar 79 % dari yang
diharapkan. Nilai 79 dari 100 termasuk dalam kategori “baik” Dengan
demikian peran bacaan Al-Qur‟an bi an-Nagham terhadap tadabbur
makna Al-Qur‟an termasuk dalam kategori baik.32
Skripsi ini memiliki
persamaan juga pada bagian tema. Skripsi ini memberikan informasi
yang sangat penting tidak hanya kepada peneliti, akan tetapi kepada
pembaca pada umumnya bahwa ketika seseorang membaca Al-Qur‟an
dengan nagham akan lebih memudahkan dalam tadabbur makna Al-
Qur‟an. Sebab bacaan Al-Qur‟an dengan nagham terdapat lagu-lagu Al-
Qur‟an yang bisa disesuaikan dengan kandungan isi ayat yang dibaca.
Dengan pengetahuan ini, skripsi ini memberikan kontibusinya tidak
hanya sebagai salah satu bahan rujukan, tetapi juga memberikan
dukungan semangat kepada peneliti bahwa ketika membaca Al-Qur‟an
32
Marhamah Hasan, “Peran Bacaan Al-Qur‟an bi an-Nagham terhadap Tadabbur
Makna Al-Qur‟an (Studi Kasus di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta)”, Skripsi, (Jakarta:
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ), 2018 ), h. 121. Tidak diterbitkan (t.d).
18
dengan lagu, lagu yang diterapkan itu haruslah sesuai dengan makna
ayat yang dibacakan.
8. Nagham (Seni Baca Al-Qur‟an) telah diterbitkan tahun 2019. Buku ini
membahas mengenai wawasan nagham Al-Qur‟an, meliputi pengertian
nagham, sejarah perkembangan lagu Al-Qur‟an, hukum melagukan Al-
Qur‟an, dan semua yang berkaitan dengan nagham. Spesifik buku ini
memuat hal-hal yang mendukung untuk kesuksesan seseorang menjadi
seorang qâri‟ atau qâri‟ah yang andal, seperti masalah suara dan
pernafasan, adab, serta hakikat dalam melagukan Al-Qur‟an. Mursjied
Qorie Indra berharap dengan adanya buku ini bisa memotivasi pembaca
agar meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur‟an disertai lagu dan suara
yang merdu.33
Persamaan karya beliau dan yang akan diteliti terletak
pada tema besar, di mana membahas mengenai lagu bacaan Al-Qur‟an.
Perbedaannya terletak dari ruang lingkup kajiannya, peneliti akan
menitip beratkan pembahasannya pada korelasi pemilihan lagu bacaan
Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an analisis resepsi estetis dan exegesis.
Sedangkan buku ini pembahasannya masih sangat luas mengenai
nagham seperti lazim. Meskipun memiliki perbedaan, buku ini
memberikan kontribusinya pada penelitian ini, salah satunya dengan
menjadi bahan rujukan peneliti dalam mengkaji tema penelitian.
9. Tesis yang berjudul Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi
Komparasi Penggunaan Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam
Resitasi Al-Qur‟an oleh Nurul Karimatil Ulya mahasiswa Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Gunug Djati Bandung. Tesis ini memiliki
kesamaan dengan penelitian yang akan dikaji, yaitu temanya membahas
tentang nagham atau lagu bacaan Al-Qur‟an dan menggunakan metode
33
Mursjied Qorie Indra, Seputar Nagham; Seni Baca Al-Qur‟an, (Jakarta: PT. Qaf.
Media Kreativa, 2019), h. 12
19
penelitian gabungan. Namun, perbedaannya ada pada ruang lingkupnya,
tesis Ulya ini secara khusus meneliti sisi epistemologi Al-Qur‟an di
Indonesia menggunakan tiga teori, yakni teori resepsi estetis oleh Anne
K. Rasmussen, teori etnomusikologi oleh Kristina Nelson, dan historis-
antropologi oleh Ali Sodikin.34
Kontribusi yang diberikan adalah
penelitian ini merupakan salah satu contoh penelitian yang mencari dan
menunjukkan penelitian tentang resepsi.
10. Buku Modul Pembelajaran Nagham Al-Qur‟an yang ditulis oleh Maria
Ulfah, Mursjied Qorie Indra dan Khadijatus Shalihah tahun 2009. Modul
ini berisi tentang materi nagham Al-Qur‟an, seperti; pengertian nagham,
hukum melagukan, sejarah perkembangan nagham, perkembangan seni
baca Al-Qur‟an di Indonesia, teori nagham dan penerapannya dalam
ayat-ayat Al-Qur‟an. Penulisnya berharap dengan adanya modul ini, bisa
menjadi pedoman dan dapat dimanfaatkan bagi para mahasiswa di
semua jurusan, khususnya di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
sebagai bahan kuliah, yang tujuannya agar mampu mengaplikasikannya
pada ayat-ayat Al-Qur‟an disertai suara indah.35
Kontribusi yang
diberikan adalah buku ini merupakan sumber rujukan berkaitan teori-
teori nagham dan seluk beluknya.
Dari berbagai karya di atas, tidak ada yang membahas tentang korelasi
pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an, dalam hal analisis
resepsi estesis dan exegesis. Oleh karena itu peneliti akan membuat karya
dengan judul “KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-QUR’AN
DENGAN MAKNA AL-QUR’AN (Analisis Resepsi Estesis dan Exegesis
34
Nurul Karimatil Ulya, “Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi
Komparasi Penggunaan Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam Resitasi Al-Qur‟an”,
Tesis, (Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, 2019), h. 13. Tidak
diterbitkan (t.d) 35
Maria Ulfah. dkk, Modul Pembelajaran Nagham Al-Qur‟an, (Jakarta: IIQ, 2009),
h. 3
20
Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok
Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat)”.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian gabungan atau mixed
methods, yaitu penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif
dan metode kualitatif.36
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini
menggunakan angka dan diagram untuk menampilkan hasil data yang
diperoleh dengan melakukan penelitian secara tertib, terstruktur, serta
terperinci. Selanjutnya dari hasil data yang diperoleh akan dianalisis dan
dijelaskan melalui metode kualitatif. Melalui dua metode ini akan
didapatkan hasil resepsi estetis dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro
(PPABQ) Ciputat.
2. Sumber Data
Sumber Data yang akan diambil berupa data primer dan data
sekunder. Menurut Sugiyono, “Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data”.37
Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara
kepada ahli lagu bacaan Al-Qur‟an (nagham), mahasiswa IIQ Jakarta dan
santri PPA. Baitul Qurro Ciputat. Untuk melengkapi data tersebut, akan
ditambahkan pula data dokumentasi dan arsip-arsip, manuskrip, artikel,
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017), h. 397 37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan
R dan D, alfabeta, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 308
21
buku-buku atau majalah yang berkaitan dengan penelitian sebagai data
sekunder yang akan sangat membantu.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilakukan dengan
beberepa teknik berikut:
a. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dalam suatu penelitian mempunyai peranan sentral dan
menentukan. Sampel merupakan suatu konsep yang mempunyai karakter
dan sifat-sifat tertentu dan sebagian dari objek, manusia, atau kejadian
yang mewakili populasi.38
Sampel penelitian adalah sebagian wakil-wakil
dari populasi yang diteliti.39
Teknik sampling yang akan digunakan yaitu
probability sampling dengan mengambil teknik simpel random sampling.
Peneliti dalam hal ini akan memilih sampel secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara ini dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen.40
Lebih spesifik lagi, mereka adalah
para mahasiswa IIQ Jakarta dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro yang tentunya belajar lagu bacaan Al-Qur‟an (nagham), baik
kepada mahasiswa atau santri yang masih junior atau senior dalam
membaca Al-Qur‟an dengan lagu.
Peneliti mengumpulkan data untuk mengetahui resepsi estesis dan
exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri
Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat terhadap pemilihan
lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an.
38
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2014) h. 144 39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1993), h. 115
40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), h. 122
22
b. Metode Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, di mana
sebuah metode untuk mengumpulkan data dengan menggunakan semua
panca indera. Obsevasi merupakan alat pengumpulan data untuk melihat
tingkah laku atau proses yang terjadi pada suatu kegiatan, baik secara
langsung ataupun tidak langsung, dalam situasi yang sebenarnya ataupun
situasi buatan.41
Peneliti dalam hal ini menggunakan observasi partisipatif
pasif, di mana peneliti datang di tempat kegiatan, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut.42
c. Metode Wawancara
Metode “Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deksriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif”,43
sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewner). “Wawancara sering juga disebut interview,
yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara” untuk memperoleh informasi dari yang
diwawancara”.44
Adapun narasumber wawancara ini adalah ahli nagham
sebagai kunci pokok yang dapat menjelaskan bacaan Al-Qur‟an dengan
lagu. Kemudian peneliti akan melanjutkan wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur kepada para mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat.
Peneliti akan banyak melakukan wawancara yang bebas di mana tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis.
41 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik,
dan Ilmu Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007), h. 125 42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), h. 311 43
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), h. 122 44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), Cet. ke-5,
h. 155
23
Akan tetapi, peneliti tetap menyiapkan beberapa pertanyaan, hanya saja
yang digunakan berupa garis-garis besar permasalahan untuk ditanyakan.
d. Metode Kuesioner (angket)
Metode angket, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang dia ketahui.45
Alasan peneliti
menggunkan metode angket juga sebagai teknik pengumpulan data adalah
metode angket merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan
hasil sesuai fakta yang beredar. Hal ini peneliti lakukan agar hasil
penelitian yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan, dapat
dipertanggungjawabkan serta menambah keabsahan data yang diberikan.
Angket yang disediakan akan diberikan kepada mahasiswa Institut Ilmu
Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat.
e. Metode Dokumentasi,
Metode dokumentasi, yaitu obyek yang perlu diperhatikan
(ditatap) dalam memperoleh informasi, yaitu tulisan (paper), tempat
(place), dan kertas atau orang (people). Dokumentasi yang dimaksud bisa
berupa dokumen yang tertulis, seperti agenda kegiatan, daftar hadir
peserta, materi kegiatan, tempat kegiatan dan sebagainya, bisa juga berupa
dokumen yang tervisualisasikan, seperti foto kegiatan atau rekaman dalam
bentuk video, atau juga berupa audio.
Peneliti di sini akan menampilkan data dan informasi dalam
bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar berupa laporan
serta keterangan yang dapat mendukung penelitian, sesuai penelitian yang
dilakukan. Baik yang ada pada mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
45
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 1989), h. 136
24
Jakarta, maupun pada santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro
Ciputat.
4. Instrumen Penelitian
Peneliti sebagai “Key Instrumen” atau instrument utama dalam
penelitian ini, di mana peneliti terjun langsung untuk mengadakan
wawancara dan bertindak sebagai “tangan pertama” (first hand). Namun
demikian, peneliti tetap melakukan diskusi yang tidak hanya dilakukan
dengan teman sejawat, tetapi juga berdiskusi dan meminta arahan kepada
pembimbing dalam orientasi, eksplorasi terfokus dalam teknik pengumpulan
data, pengelolaan, dan analisis data. Selain itu, peneliti juga melakukan
instrument lain seperti pedoman wawancara, recorder, kamera, sosial media
(Whatsapp).
5. Metode Analisis Data
Analisis resepsi, yaitu kajian tentang sambutan pembaca terhadap
ayat-ayat suci Al-Qur‟an. Bisa berupa cara masyarakat dalam menafsirkan
pesan ayat-ayatnya, cara masyarakat mengaplikasikan ajaran moralnya serta
cara masyarakat membaca dan melantunkan ayat-ayatnya.46
Analisis ini
digunakan untuk mengetahui interaksi antara pendengar dan teks bacaan,
yakni Al-Qur‟an.
Selain itu, analisis data yang akan dipakai dalam penelitian ini
adalah deskriptif analitis, yaitu suatu metode analisis data yang tidak hanya
melalui pengumpulan data dan pendapat, tetapi juga mendeskripsikannya
menjadi sebuah uraian panjang, menjelaskan, menjabarkan data-data,
kemudian diteliti dan ditelaah sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan.
Dimana peneliti akan memperoleh hasil tentang korelasi pemilihan lagu
bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an, analisis resespsi estetis dan
46
Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 22
25
exegesis dari mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an dan santri Pondok Pesantren
Al-Qur‟an Baitul Qurro.
G. Sistematika Penulisan
Teknik penulisan penelitian yang menjadi acuan adalah buku
Pedoman dan Penulisan Proposal, Tesis, dan Disertasi oleh Program
Pascasarjana Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta tahun 2017.
Adapun sistematika penulisan ini menjelaskan bagian-bagian yang
akan ditulis dari penelitan agar tersusun secara sistematis. Penelitian ini
terdiri atas lima bab sebagai berikut:
Bab pertama, bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian, sistematika penulisan. Bab ini
bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan proses penelitian dan juga
memberikan penjelasan pokok mengenai apa yang menjadi penjelasan pada
bab-bab berikutnya.
Bab kedua, berisi penjelasan mengenai wawasan lagu bacaan Al-
Qur‟an, Living Qur‟an, keutamaan-keutamaan Al-Qur‟an termasuk ilmu
tadabbur dan teori resepsi. Mulai dari pengertian, sejarah perkembangan lagu
Al-Qur‟an, macam-macam maqâmât, hukum melagukan Al-Qur‟an, serta
lain-lainnya yang berkaitan dengan teori lagu bacaan Al-Qur‟an, Living
Qur‟an, resepsi estetis dan exegesis. Bab II ini merupakan pusat peneliti
dalam memaparkan pembahasan secara teori, di mana peneliti secara tuntas
bertujuan untuk menjelaskan wawasan tentang lagu Al-Qur‟an dan
sebagainya.
Bab ketiga, pada bab ini akan diisi penjelasan tentang lokasi
penelitian, di antaranya Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta dan Pondok
Pesanren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat, mulai dari sejarah berdirinya, Visi-
Misi, dan peranannya dalam mengembangkan lagu bacaan Al-Qur‟an.
26
Bab keempat, peneliti pada bab ini akan mencari hasil penelitian,
yang merupakan proses yang sangat penting, di mana akan dilakukan analisis
secara mendalam, yaitu analisis data untuk mencari resepsi estetis dan
exegesis. Peneliti akan menganalisis data-data yang telah didapatkan selama
proses penelitian, sesuai dengan metode yang telah dipilih untuk
mendapatkan hasil yang menjadi tujuan akhir. Bab ini berisi pelaksanaan
pembelajaran lagu bacaan Al-Qur‟an di IIQ Jakarta dan Pondok Pesantren
Al-Qur‟an Baitul Qurro, hasil observasi, serta hasil penelitian dari resepsi
estetis dan exegesis terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan
makna Al-Qur‟an di Institut Ilmu Al-Qur‟an Jakarta dan di Pondok Pesantren
Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat.
Bab kelima, berisi penutup di antaranya kesimpulan dan saran-saran.
Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang ada. Sedangkan
saran adalah bagaimana sebaiknya dalam menyikapi suatu proses dan
tindakan yang dilakukan.
192
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data yang peneliti lakukan
terhadap tesis yang berjudul “Korelasi Pemilihan Lagu Bacaan Al-
Qur’an dengan Makna Al-Qur’an (Analisis Resepsi Estetis dan
Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta dan Santri
Pondok Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat)”, maka peneliti
dapat memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk resepsi estetis mahasiswa IIQ dan santri BQ diwujudkan dengan
menyuarakan Al-Qur‟an dengan nagham (lagu-lagu) Al-Qur‟an.
Mahasiswa IIQ dan santri BQ sebagai Implied Reader memiliki peran
penting, yaitu sebagai Textual Structure dan Structure Act. Peran Reader
sebagai Textual Structure meliputi dua unsur yaitu, makna murni dari
struktur teks dan pemahaman struktural dari pembaca. Kedua unsur
tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur‟an yang dibaca secara keseluruhan
diposisikan sebagai teks seni yang sudah indah baik dari segi lughah-
nya, susunan kalimatnya, serta makna yang terkandung di dalamnya, lalu
dibaca menggunakan lagu-lagu Al-Qur‟an dengan berbagai variasi akan
menghasilkan bacaan Al-Qur‟an yang bertambah indah. Sedangkan
perannya sebagai Structure Act dideskripsikan melalui apa yang
dilakukan pembaca kepada teks. Mahasiswa IIQ dan santri BQ hidup di
lingkungan yang sama di mana mereka mempelajari serta membaca Al-
Qur‟an dengan lagu, secara umum mereka memberikan reaksi yang
sama. Meskipun secara materi mahasiswa IIQ dan santri BQ melakukan
proses atau pada situasi yang sama, yaitu melantunkan Al-Qur‟an
dengan lagu. Tetapi terjadi perbedaan dalam penerapan lagu pada ayat
Al-Qur‟an, mulai dari variasi, suara, pengetahuannya pada macam-
193
macam lagu dan sifatnya, penyesuaian antara lagu dengan makna ayat,
serta penghayatannya. Perbedaan ini terjadi karena dipengaruhi latar
belakang pembaca yang tidak semuanya qâri‟ atau qâri‟ah. Jadi, dalam
kehidupan sehari-hari belum sepenuhnya merealisasikan Al-Qur‟an
secara maksimal dalam bentuk material, baik dari segi penerapan lagu,
penyesuaiannya lagu terhadap makna, karena tidak mendalamnya
pengkajian tentang makna dan pesan Al-Qur‟an. Meskipun demikian,
secara spiritual mereka yang membaca atau mendengarkan ayat-ayat Al-
Qur‟an dengan lagu mendapatkan banyak manfaat, seperti hatinya
mendapatkan ketenangan, perasaan kagum, lebih meresapi ayat dan
menghayati apa yang dibacanya. Bentuk konkrit resepsi estetis dapat
dilihat dari pemahaman mahasiswa IIQ dan santri BQ terhadap macam-
macam maqâmât dan karakteristiknya, sejumlah 75,8% mahasiswa
hanya mengetahui nama maqâmât, dan 24,2% mengetahui nama
maqâmât dan karakteristiknya. Santri BQ sejumlah 83,8% hanya
mengetahui nama maqâmât dan 16,2% mengetahui nama maqâmât dan
karakteristiknya. Selanjutnya, pemahaman mahasiswa IIQ dan santri BQ
terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an,
yaitu sejumlah 54,5% mahasiswa menjawab harus sesuai antara lagu Al-
Qur‟an dengan makna ayat, sejumlah 45,5% mahasiswa menjawab tidak
harus sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan makna ayat. Santri BQ
sejumlah 45,9% menjawab harus sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan
makna ayat, dan 54,1% menjawab tidak harus sesuai antara lagu Al-
Qur‟an dengan makna ayat. Mereka yang paham berpendapat bahwa isi
dalam kandungan ayat Al-Qur‟an akan lebih bisa diresapi dan dihayati
ketika sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan makna ayat.
2. Resepsi exegesis yang terdapat pada mahasiswa IIQ dan santri BQ
dapat dilihat dari pemahaman mereka terhadap ayat-ayat yang dibaca
194
dengan lagu Al-Qur‟an. Mahasiswa IIQ sejumlah 93,9% mengetahui isi
ayat yang dibaca dengan lagu Al-Qur‟an, dan sejumlah 6,1% tidak
mengetahui isi ayat yang dibaca dengan lagu Al-Qur‟an. Santri BQ
sejumlah 83,9% mengetahui isi ayat yang dibaca dan 16,2% tidak
mengetahui isi ayat yang dibaca. Mereka sebagian besar telah
memahami ayat-ayat yang dibaca dengan lagu-lagu Al-Qur‟an, tetapi
hanya pada ayat-ayat yang mereka telah pelajari, sedangkan ayat-ayat
yang belum mereka pelajari belum sepenuhnya. Meskipun demikian,
mereka tetap berusaha agar ayat-ayat tersebut dapat diaktualisasikan
dalam kehidupan sehari-hari secara maksimal.
B. Saran-Saran
Adapun saran-saran yang akan peneliti berikan, antara lain:
1. Diharapkan pihak IIQ Jakarta dan BQ Ciputat untuk tetap memberikan
support kepada mahasiswa dan santrinya agar tetap semangat membaca
Al-Qur‟an, baik itu menggunakan lagu ataupun tidak menggunakan
lagu, berusaha mencintai Al-Qur‟an dengan tidak hanya membaca,
tetapi mengerti isi kandungan Al-Qur‟an serta dapat
mengaktualisasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari.
2. Diharapkan lembaga LKTQ di IIQ Jakarta agar dapat dijalankan
kembali sesuai fungsinya, dan ketika di luar perkuliahan ilmu Nagham
dapat menerapkan penentuan kategorisasi sesuai tingkatan para
mahasiswa, khususnya mahasiswa yang memiliki bakat.
3. Diharapkan kepada ustadz-ustadzah yang menjadi tenaga pengajar ilmu
Nagham, agar dalam pelaksanaan pembelajaran perlu memberikan
pemahaman penyesuaian antara lagu Al-Qur‟an dengan makna ayat.
4. Diharapkan Baitul Qurro tetap mempertahankan penentuan kelas
berdasarkan kategorisasi yang dimiliki santri, sehingga proses
195
pelaksanaan pembelajaran lebih tertata dan mencapai hasil yang
maksimal.
5. Diharapkan mahasiswa IIQ dan santri BQ, ketika membaca atau
mendengarkan Al-Qur‟an perlu memperhatikan isi dari kandungan ayat
Al-Qur‟an agar sebagai Ahl Al-Qur‟an dapat menyelaraskan akhlak
sesuai dengan pesan-pesan Al-Qur‟an. Jadi, tidak hanya menjadi qâri‟
dan qâri‟ah yang mampu melantunkan Al-Qur‟an dengan suara indah,
tetapi juga memiliki akhlak Al-Qur‟an.
6. Diharapkan para qâri‟ dan qâri‟ah secara umum bahwa jangan hanya
menjadi Muqri‟ yang bisa baca Al-Qur‟an dengan baik, tetapi juga
hafal serta memiliki wawasan akademik yang luas.
196
Daftar Pustaka
al-„Azhȋm, Sa‟ȋd „ Abd, Mafâtȋh fahum wa Tadabbur al-Qur‟ân al-Karȋm wa
Tahqȋq an-Najâh fi al-Hayâh, Iskandariyah: Dâr al-Imyân, 2005.
Abidin, Ahmad Zainal, dkk., Pola Perilaku Masyarakat dan Fungsionalisasi
Al-Qur‟an melalui Rajah: Studi Living Qur‟an di Desa Ngantru, Kec.
Ngantru, Kab. Tulungagung, Lamongan: Pustaka Wacana, 2018.
Akbar, Abul Haris, “Musikalitas Al-Qur‟an: Kajian Unsur Keindahan Bunyi
Internal dan Eksternal”, Skripsi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2009. Tidak diterbitkan.
Alwi, Bashori, dkk., Bunga Rampai Mutiara Al-Qur‟an Pembinaan Qari
Qariah dan Hafizh Hafizhah, Jakarta Selatan: Pimpinan Pusat
Jam`iyyatul Qurra‟ Wal Huffazh (JQH), 2006.
Amal, Taufik Adnan, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur‟an, Yogyakarta: FKBA,
2001.
Aminullah, Muhammad, “Naghâm Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima”,
Vol. 6, Annual Conference for Muslim Scholars Kopertais Wilayah IV
Surabaya, Pdf.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998.
________, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1993.
Awaludin, “Membaca Al-Qur‟an dengan Langgam Daerah: Studi Syarh Hadis
dalam al-Kutub al-Sittah tentang Hadis Memperindah Membaca Al-
Qur‟an”, Tesis, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung, 2018. Tidak diterbitkan.
197
Barozi, Tantan Qital, “Hadis tentang Anjuran untuk Menghiasi Al-Qur‟an
dengan Suara (Studi Ma‟anil Hadis)”, Skripsi, Universitas Negeri Islam
Sunan Kalijaga (UINSUKA) Yogyakarta, 2017. Tidak diterbitkan.
al-Bukhârȋ, Muhammad bin Ismâ‟ȋl. Shahȋh Bukhârȋ, Bairut: Dâr Ibnu Katsȋr,
tt.
Bukhari, Terjemah Shahih Bukhari, Kitab Tauhid, Bab Sabda Nabi SAW.
dalam Ebook Terjemah_Sahih_Bukhari_7.pdf diakses 3 januari 2021
ad-Dârimȋ, Abû Muhammad „Abdullâh ibn „Abd ar-Rahmân ibn al-Fadhl ibn
Bahrâm ibn Abd ash-Shamad, Musnad ad-Dârimȋ, tt.p: Dâr al-Mughnȋ,
2000.
ad-Dârimȋ, Abȋ Muhammad „Abdillâh ibn „Abd ar-Rahmân, al-Musnad ad-
Dârimȋ, Kairo: Dâr at-Tâshȋl, 1987.
ad-Dausary, Mahmud Keutamaan-Keutamaan Al-Qur‟an, (Ebook Islam),
file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/keutamaan.pdf, diakses tanggal
21 Juni 2021.
Graham, William A, Beyond The Written Word in Oral Aspects of Scripture in
the History of Religion, t.tp: Cambridge, 1987.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989.
al-Hamad, Ganum Qadduri, Al-Muyassar fi „Ilm al-Tajwid, Jeddah: Ma‟had
Imam asy-Syafi‟, 2009.
Hasan, Ilyas, Atlas Budaya Islam, Bandung: Mizan, 2003.
Hasan, Marhamah, “Peran Bacaan Al-Qur‟an bi an-Naghâm terhadap
Tadabbur Makna Al-Qur‟an (Studi Kasus di Institut Ilmu Al-Qur‟an
198
(IIQ) Jakarta)”, Skripsi, Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, 2018.
Tidak diterbitkan.
Hasrul, “Dimensi Tartil, Qira‟ah, Tilawah dan Naghâm dalam Al-
Qur‟an”, https://id.scribd.com/doc/265829309/Dimensi-Tartil-Qira-ah-
Tilawah-dan-Naghâm-dalam-al-Quran-PDF, Diakses tanggal 26
November 2019.
Hosen, M. Nadratuzzaman, disampaikan dalam acara Haul Prof. KH. Ibrahim
Hosen LML dan Hj. Zatiah Kadir, dirangkaikan dengan Tasyakur-an
M. Nadratuzzaman Hosen, Milad IIQ ke-44 tahun dan untuk
menyambut bulan Ramadhan melalui Zoom (Meeting ID:
91303268818, Passcode: haul), pada tanggal 4 April 2021.
Huda, Nurul dan Athiyyatus Sa‟adah Albadriyah, ”Living Qur‟an: Resepsi Al-
Qur‟an Di Pondok Pesantren Al-Husna Desa Sidorejo Pamot
Rembang”,
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=resepsi+
al+qur%27an&oq=resepsi+Al#d=gs_qabs&u=%23p%3DBjtcUSGhee
UJ, diakses tanggal 1 Februari 2021
ibn Katsȋr, Ismâȋl ibn 'Amr al-Quraisyȋ, Tafsir Al-Qur‟ân al-„Adzhȋm, Bairut:
Dâr al-Kutub al-„Ilmiyyah, 1998, Juz 8.
Indra, Mursjied Qorie, Seputar Naghâm; Seni Baca Al-Qur‟an, Jakarta: PT.
Qaf. Media Kreativa, 2019.
IIQ Jakarta, “Mahasiswa IIQ Jakarta Kembali Harumkan Indonesia di Ajang
MTQ Internasional”, https://iiq.ac.id/berita/details/87/Mahasiswa-IIQ-
Jakarta-Kembali-Harumkan-Indonesia-di-Ajang-MTQ-Internasional,
diakses tanggal 23 Juni 2021.
199
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ), Modul Naghâm Ilmu Al-Qur‟an, tt.p: t.p., 2014
Iser, Wolfgang, The Act of Reading: A Theory of Aesthetic Response,
Baltimore: John Hopkins University Press, 1979.
Jannah, Imas Lu‟ul, “Kaligrafi Syaifulli, Resepsi Estetis Terhadap Al-Qur‟an
Pada Lukisan Kaligrafi Syaiful Adnan”, Skripsi, Yogyakarta: UIN
Sunan Kalijaga, 2015. Tidak diterbitkan.
Jauzz, Hans Robert, Toward an Aesthetic of Reception, Minneapolis:
University of Minnesota, 1982.
John W. Creswel, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset Memilih diantara
lima Pendekatan, terj. Ahmad Lintang Lazuardi dari “Qualitative
Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Approaches”,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Junus, Umar, Resepsi Sastra Sebuah Pengantar, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1985.
Al-Kholidi, Sholah, Membedah Al-Qur‟an Versi Al-Qur‟an: Upaya Tadabbur
Kitabullah di Tengah-Tengah Pesatnya Peradaban Umat, Surabaya:
Pustaka Progressif, 1997.
Khalil, Athiyat Abdul Khaliq dan Nahid Ahmad Hafidz, Fann Tarbiyah ash-
Shaut, Mesir: t.tp, 1984.
Kurnaedi, Abu Ya‟la, Tajwid Lengkap asy-Syafi‟i, Jakarta: Pustaka Imam
Syafi‟i, 2013.
Kuntarto, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Seni Baca Al-Quran
pada Santri di Pesantren An-Najah Purwokerto”, Prosiding Seminar
200
Nasional dan Call for Papers: Pengembangan Sumber Daya Perdesaan
dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI, 2016.
Mansyur, Muhammad, (ed.), Metodologi Penelitian Living Qur‟an dan Hadis,
Yogyakarta: TH. Press, 2007.
Middelton, John, The Religious System dalam A. Handbook of Method in
Cultural Anthropolgy, ed. Naroll, Raul, New York: Columbia
University Press, 1973.
Muhaya, Abdul, Bersufi melalui Musik: Sebuah Pembelaan Musik Sufi oleh
Ahman al-Ghazali,Yogyakarta: Gama Media, 2004
Mujab, Saiful, Ilmu Nagham Kaidah Seni Baca Al-Qur‟an, Kudus: STAIN
Kudus, 2011.
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir; Arab-Indonesia
Terlengkap, Surabaya: Pustaka Progressi, 1997.
Mursyid, Achmad Yafik, “Resepsi Estetis terhadap Al-Qur‟an (Implikasi Teori
Resepsi Estetis Navid Kermani terhadap Dimensi Musikalitas Al-
Qur‟an)”, Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013. Tidak
diterbitkan.
an-Naisâbûrȋ, Abû al-Husaȋn Muslim ibn al-Hajjâj al-Qusyairȋ, Shahih Muslim,
Bairut: Dâr Ihyâ‟ at-Turâts al-„Arabȋ, t.t.
___________, Shahȋh Muslim, Beirut: Dâr at-Tâshȋl, 2014), Juz 2, No. 746.
Nasution, Ira Yusna, “Strategi Coping Santri dalam Menghafal Al-Qur‟an di
Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurra Sawah Lama, Ciputat Baru,
Tangerang Selatan”, Skripsi, Jakarta: UIN Jakarta, 2020. Tidak
diterbitkan (t.d.)
201
an-Nawawȋ, Yahyâ ibn Syaraf ibn Hasan ibn Husaȋn, Shahȋh Muslim bi Syarh
an-Nawawȋ, (tt.p.: t.p., 1994), Juz 6.
__________, Riyad as-Salihin dalam https://sunnah.com/riyadussalihin:999,
diakses tanggal 21 Juni 2021.
Padmopuspito, Asia, “Teori Resepsi dan Penerapannya”, Diksi No. 2 tahun
1993, https://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/view/7044,
diakses tanggal 10 April 2021.
Pradopo, Rachmad Djoko, Beberapa Teori Sastra: Metode Sastra dan
Penerapannya, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007.
Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurra‟, “Pondok Pesantren Al-Qur‟an
Baitul Qurro Jakarta”, http://ppbaitulqurra.blogspot.com/, diakses
tanggal 30 Maret 2021.
PonPes Al-Qur‟an Baitul Qurro, “Brosur Pendaftaran” dalam Gambar di
Instagram, diakses tanggal 31 Maret 2021.
PP. Baitul Qurro Jakarta, https://sites.google.com/site/ppbaitulqurrajakarta/pp-
baitul-qurra-jakarta, diakses tanggal 18 Mei 2020.
Putra, Afriadi, dan Muhammad Yasir, Kajian Al-Qur‟an di Indonesia (Dari
Studi Teks ke Living Qur‟an), Vol. 21, Majalah Ilmu Pengetahuan dan
Pemikiran Keagamaan Tajdid, No. 2, Desember 2018.
al-Qardhawi, Yûsuf, Kaifa Nata‟âmal ma‟a al-Qur‟ân, Kairo: Dâr as-Shuruq,
1999.
__________, Kaifa Nata‟amalu Ma‟a Al-Qur‟ani al-„Azhim, Berinteraksi
dengan Al-Qur‟an. terj. Abdul Hayyie al-Kattani, Jakarta: Gema Insani
Press, 1999.
Quthnȋ, Ad-Dâru, Sunan Ad-Dâru Quthnȋ, Beirut: Muassasah ar-Risâlah, 2004.
202
al-Qurthubȋ, Abȋ „Abdullah Muhammad ibn Ahmad al-Anshârȋ, al-Jâmi‟ al-Ahkâm
al-Qur‟ân, Riyâdh: Dâr „Âli al-Kutub, 1952.
al-Quzwȋinȋ, Ibn Mâjah Abȋ „Abdillâh Muhammad ibn Yazȋd, as-Sunan Ibnu
Majah, Beirut: Dâr ar-Risâlah al-„Al‟âlamiyah, 2009.
Ratna, Nyoman Kutha, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Rofiq, Ahmad, Tradisi Resepsi Al-Qur‟ān di Indonesia,
http://sarbinidamai.blogspot.co.id/2015/06/tradisi-resepsi-al-quran-
diindonesia.html, Diunduh pada 26 April 2018
Rusmana, Dadan, Metode Penelitian Al-Qur‟an dan Tafsir, Bandung: CV.
Pustaka Setia, Cet. ke-1, 2015.
as-Sâd, Muhammad „Aththa, Sejarah Kalam Tuhan Kaum Beriman Menalar
Al-Qur‟an Masa Nabi, Klasik & Modern, terj. Ilham B. Saenong,
Jakarta: Teraju, 2004.
as-Sa‟dȋ,„Abd ar-Rahmân ibn Nâshȋr, Taisȋr al-Karȋm ar-Rahmân fȋ Tafsȋr al-
Kalâm al-Manân,
https://ia801903.us.archive.org/20/items/WAQ100585/100585.pdf,
diakses tanggal 22 Juni 2021.
as-Sahâranfûrȋ, Khalȋl Ahmad, Sunan Abȋ Dâwûd, India: Markâz Syaȋkh Abȋ
al-Hasan an-Nadwȋ, 2006.
Salim, Muhsin, Ilmu Naghâm Al-Qur‟an, Jakarta: PT. Kebayoran Widya
Ripta, 2004.
________, Ilmu Naghâm al-Quran: Metode Membaca al-Quran dengan Lagu,
Jakarta: YATAQI, 2008.
203
Setiawan, Nur Kholis, Al-Qur‟an Kitab Sastra Terbesar, Yogyakarta: elSAQ
Press, 2005.
as-Sindȋ, Salman ibn „Umar, Tadabbur al-Qur‟ân, Riyâdh: Majalla al-Bayân,
2002.
Sholihah, Khadijatus, Naghâm Al-Qur`an: Versi Haflah dan MTQ, tt.p: t.p., t.t.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan kombinasi (Mixed
Methods), Bandung: Alfabeta CV, 2017.
________, Metode Penelitian Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2016.
________, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Alfabeta, 2012.
________, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R dan D, alfabeta, Bandung: Alfabeta, 2008.
Sunnah.com, “The Hadith of the Prophet Muhammad (صلى هللا عليه و سلم) at your
fingertips”, https://sunnah.com/abudawud:1468, diakses tanggal 21
April 2021
Suratmaputra, Ahmad Munif, dkk., Indahnya Hidup dan Berjuang Bersama
Al-Qur‟an, Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ), Cet. ke-1, 2007.
Syahid, Ahmad, Sejarah dan Pengantar Ilmu Naghâm: dalam buku Bunga
Rampai Mutiara Al-Qur‟an Pembinaan Qari‟ Qari‟ah dan Hafidz
Hafidzah, Jak-sel: PP. Jam‟iyyatul Qurro wal Huffazh, 2006.
Syarifa, Noura Khasna, “Seni Baca Al-Qur‟ān di Jam‟iyyatul Qurra' Al-
Lathifiyah Kradenan Pekalongan (Analisis Resepsi Estetis Al-
Qur‟an)”, Skripsi, Semarang: UIN Walisongo, 2018. Tidak diterbitkan.
204
asy-Syaukânȋ, Muhammad ibn „Alȋ ibn Muhammad, Fath al-Qadȋr, tt.p.: t.p.,
t.t
Tafsirq, Surah al-Isrâ Ayat 1, https://tafsirq.com/17-al-isra/ayat-1#tafsir-
quraish-shihab, diakses tanggal 24 Juni 2021.
Tanzeh, Ahmad, Metodologi Penelitian Praktis, Yogyakarta: Teras, 2011
Teeuw, A., Membaca dan Menilai Sastra, Jakarta: PT. Gramedia, 1983.
ath-Thabarȋ, Abȋ Ja‟Far Muhammad ibn Jarȋr, Tafsȋr ath-Thabarȋ, ditahqiq
oleh „Abdullah ibn „Abd al-Muhsin at-Turkȋ, Kairo: Markâz al-Buhûts
wa ad-Dirâsat al-„Arabiyyah wa al-Islâmiyyah, 2001, Juz 2.
ath-Thabarȋ, Muhammad ibn Jarȋr ibn Yazȋd, Tafsȋr ath-Thabarȋ, ditahqiq oleh
Ahmad Muhammad Tsâkir, Kairo: Maktabah ibn Taimiyah, 1374H,
Juz 2.
Thamrin, M. Husni, “Naghâm Al-Qur‟an (Telaah atas kemunculan dan
Perkembangan Naghâm di Indonesia)”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga,
2008. Tidak diterbitkan.
at-Tayyâr, Musâ‟id Ibn Sulaimân, Mafhûm at-Tafsȋr wa at-Ta‟wȋl, wa
Istinbâth wa at-Tadabbur wa al-Mufassir, Riyâdh: Dâr Ibn al-Jauzȋ,
1422 H.
Tim Penyusun, Belajar Membaca Al-Qur‟an dengan Lagu, Jakarta: LBIQ DKI
Jakarta, 1987.
at-Tirmidzȋ, Muhammad ibn „Ȋsâ ibn Saurah ibn Mûsâ ibn adh-Dhahhak,
Sunan at-Tirmidzȋ, Beirut: Dâr al-Gharb al-Islâmȋ, 1998.
Ulfah, Maria, dkk., Serial Naghâm Modul Pembelajaran Naghâm Al-Qur‟an,
Jakarta: IIQ Jakarta Press, 2009.
205
Ulya, Nurul Karimatil, “Epistemologi Naghâm Al-Qur‟an di Indonesia: Studi
Komparasi Penggunaan Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam
Resitasi Al-Qur‟an”, http://digilib.uinsgd.ac.id/24721/4/4_bab1.pdf,
diakses tanggal 26 November 2019
Wawancara dengan Ahli Nagham, Maria Ulfah, Ciputat, 20 Maret 2021
Wawancara dengan mahasiswa IIQ Jakarta, Nur Alfiyah, Lampung (daring),
21 April 2021
Wawancara dengan mahasiswa IIQ Jakarta, Annisa Nur Zein, Tangerang
(daring), 1 April 2021
Wawancara dengan mahasiswa IIQ secara Daring, Aisyah Al Khairunnida,
Malang, 6 April 2021
Wawancara dengan mahasiswa IIQ secara Daring, Fathmah Muthi‟ah, Medan,
10 April 2021
Wawancara dengan mahasiswa IIQ secara Daring, Ikrima Nisdi, Pariaman, 11
April 2021
Wawancara dengan santri BQ, Amelia Dwi Wulansari, Ciputat, 10 April 2021
Wawancara dengan santri BQ, Azkia Afni Gunawan, Ciputat, 10 April 2021
Wawancara dengan santri BQ, Cut Zahara Salsabila, Ciputat, 10 April 2021
Wawancara dengan santri BQ, Nadhifa Kamila M, Ciputat, 10 April 2021
Wawancara dengan santri BQ, Nafisah Almais, Ciputat, 12 April 2021
Wawancara dengan santri BQ, Nazwa Valizaa, Ciputat, 11 April 2021
Wawancara dengan santri BQ, Pangeran bagus Hidayat, Ciputat, 12 April
2021
Wawancara dengan santri BQ, Recia Nazwa Zila, Ciputat, 10 April 2021
Yanggo, Huzaemah Tahido, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan
Disesrtasi Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, Jakarta: IIQ Press,
Cet. ke-1, 2001.
206
_________, Pedoman Penulisan Proposal, Tesis dan Disertasi, Jakarta: IIQ
Press, 2017.
Yapitaum, Yoseph, Pengantar Teori Sastra, Indonesia: Nusa Indah, 1997.
Youtube, https://www.youtube.com/watch?v=IWnA9ncJU2U, diakses tanggal
23 Juni 2021.
Yusuf, A. Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, Jakarta: Kencana, 2014.
Zaman, Akhmad Roja, “Resepsi Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Al-Hidayah
Karangsuci Purwokerto”, Maghza: Jurnal IAT, 2019, Vol. 4, No. 1.
Zen, A. Muhaimin, Ahmad Mustafid, Bunga Rampai Mutiara Al-Qur‟an –
Pembinaan Qari‟-Qari‟ah dan Hafidz-Hafidzah, Jakarta: Jam‟iyyatul
Qura‟ wal Huffaz, 2006
Jurnal Al-Bayan: Studi Al-Qur‟an dan Tafsir, 2018.
Jurnal El-Afkar: Bengkulu, Vol. 6, No. II, 2017.
Jurnal of Qur‟an and Hadits Studies: IAIN Syekh Nurjati Cirebon, 2015.
Jurnal Suhuf, No. 2, 2013.
CURRICULUM VITAE
A. DATA PRIBADI
Nama : Marhamah Hasan
TTL : Majene, 22 September 1996
Alamat : Jl. Muh. Saleh Bone, No. 1, Kel. Baruga Barat,
Kec. Banggae Timur, Kab. Majene, Prov. Sulawesi
Barat
Email : [email protected]
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
2000-2001 : TK Pertiwi, Baruga
2002-2008 : SD. No 36, Pa’leo Baruga
2008-2011 : MTs. Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum
Addariyah Darud Da’wah Wal Irsyad
(DDI) Baruga
2011-2014 : MA Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum
Addariyah Darud Da’wah Wal Irsyad
(DDI) Baruga
2014-2018 : Fakultas Ushuluddin, Prodi Ilmu
2
Al-Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta
2019-2021 : Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir Pascasarjana Institut Ilmu Al-
Qur’an (IIQ) Jakarta
C. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Sekretaris OSIS MTs Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum Addariyah
Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Baruga Periode 2009-2010
2. Ketua OSIS MA Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum Addariyah
Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Baruga Periode 2012-2013
3. Sekretaris Forum OSIS Nasional, Prov. Sulawesi Barat
4. Anggota PMR MA Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum Addariyah
Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Baruga.
5. Anggota PRAMUKA Pondok Pesantren Ihyaul ‘Ulum Addariyah
Darud Da’wah Wal Irsyad (DDI) Baruga.
6. Reddar Lembaga Pers Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ)
Jakarta Periode 2015-2016.
D. PRESTASI
1. Juara I lomba 1 Juz dan Tilawah pada MTQ Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 2008
2. Juara I lomba 1 Juz dan Tilawah pada STQ Provinsi Sulawesi
Barat tahun 2009
3. Juara 1 lomba Tilawah Anak-Anak pada MTQ Provinsi Sulawesi
Barat tahun 2010
3
4. Juara III lomba Mengaji Putri pada Kegiatan Suzuki Fajar Safari
Ramadhan V untuk wilayah Sulawesi Selatan dan Barat tahun
2010
5. Juara I lomba Mengaji Putri pada Kegiatan Suzuki Fajar Safari
Ramadhan VI untuk wilayah Sulawesi Selatan dan Barat tahun
2011
6. Juara I lomba 1 Juz dan Tilawah pada MTQ Provinsi Maluku
Utara tahun 2012
7. Juara 1 Juara 1 lomba Tilawah Remaja pada MTQ Provinsi
Sulawesi Barat tahun 2014
8. Juara 2 lomba Tilawah Remaja pada MTQ Provinsi Sulawesi
Barat tahun 2016
9. Juara 2 lomba Tilawah Remaja pada MTQ Provinsi Sulawesi Barat
tahun 2018
10. Juara 1 lomba Tilawah Remaja pada MTQ Kabupaten Majene
tahun 2020