i KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL- QUR’AN DENGAN MAKNA AL-QUR’AN (Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok Pesantren Al- Qur’an Baitul Qurro Ciputat) Tesis Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Magister Agama (M. Ag) Oleh: Marhamah Hasan NIM. 219410887 PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA 1442 H/ 2021 M
71
Embed
KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL - repository iiq
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-
QUR’AN DENGAN MAKNA AL-QUR’AN
(Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu
Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok Pesantren Al-
Qur’an Baitul Qurro Ciputat)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Magister Agama (M. Ag)
Oleh:
Marhamah Hasan
NIM. 219410887
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/ 2021 M
ii
KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-
QUR’AN DENGAN MAKNA AL-QUR’AN
(Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu
Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok Pesantren Al-
Qur’an Baitul Qurro Ciputat)
Tesis
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Magister Agama (M. Ag)
Oleh:
Marhamah Hasan
NIM. 219410887
Pembimbing:
Dr. Hj. Romlah Widayati, M. Ag
Dr. H. Muhammad Azizan Fitriana, MA
PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ) JAKARTA
1442 H/ 2021 M
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis dengan judul “KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-QUR‟AN
DENGAN MAKNA AL-QUR‟AN (Analisis Resepsi Estetis dan Exegesis
Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok
Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat)” yang disusun oleh Marhamah
Hasan dengan Nomor Induk Mahasiswa 219410887 telah melalui proses
bimbingan dengan baik dan dinilai oleh pembimbing telah memenuhi syarat
ilmiah untuk diujikan di sidang munaqasyah.
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag. Dr. H.Muhammad Azizan Fitriana, MA.
Tanggal: 7 Juli 2021 Tanggal: 11 Juli 2021
ii
iii
PERNYATAAN PENULIS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Marhamah Hasan
NIM : 219410887
Tempat/Tgl Lahir : Majene, 22 September 1996
Program Studi : Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir
Menyatakan bahwa Tesis dengan judul “KORELASI PEMILIHAN LAGU
BACAAN AL-QUR‟AN DENGAN MAKNA AL-QUR‟AN (Analisis Resepsi
Estetis dan Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan
Santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat)” adalah benar-
benar asli karya saya kecuali kutipan-kutipan yang sudah disebutkan.
Kesalahan dan kekurangan dalam karya ini sepenuhnya menjadi tanggung
jawab saya.
Jakarta, 27 Juni 2021
Yang membuat pernyataan,
Marhamah Hasan
iv
MOTTO
ل يغير ما ى يغيروا ما بانفسهم ان للاه بقىم حته“... Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa
yang ada pada diri mereka...”
(QS. ar-Ra‟d [13]:11)
“Barang siapa yang keluar rumah untuk mencari ilmu maka ia berada di
jalan Allah hingga ia pulang”
(HR. Tirmidzi)
Jangan berduka, apapun yang hilang darimu akan kembali lagi dalam wujud
lain
(Jalaluddin El-Rumi)
“Hidup itu perjuangan, maka perjuangkanlah dan jika saja kemungkinan itu
kecil, maka pastikan perjuangan itu besar”
v
ABSTRAK
Tesis dengan judul “KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-
QUR‟AN DENGAN MAKNA AL-QUR‟AN (Analisis Resepsi Estetis dan
Exegesis Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok
Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat)” oleh Marhamah Hasan
(219410887) ini dilatarbelakangi ketidak sesuaian antara harapan para ahli
lagu bacaan Al-Qur‟an dengan yang terjadi di lapangan. Tidak semua Qâri‟-
Qâri‟ah menguasai kaidah ilmu tajwid, tidak semua mempu memilih lagu Al-
Qur‟an yang sesuai dengan makna ayat, dan tidak semua memahami isi
kandungan ayat yang dibaca. Kajian mengenai lagu bacaan Al-Qur‟an/
Nagham sudah pernah diteliti, namun kajiannya hanya dari sisi historisnya, sisi
hadis-hadis anjuran menghiasi Al-Qur‟an dengan suara, dan pada resepesi
estetis. Jadi, persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini hanya
pada tema besarnya saja, tidak pada fokus penelitian. Penelitian ini
merumuskan dua masalah pokok, yakni: bagaimana resepsi estetis mahasiswa
IIQ dan santri BQ terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna
Al-Qur‟an? Bagaimana resepsi exegesis mahasiswa IIQ dan santri BQ
terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an?.
Penelitian ini termasuk penelitian gabungan antara metode kuantitatif
dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan angka atau diagram untuk
mendapatkan hasil data, kemudian dari hasil data yang diperoleh, dianalisis
dan dijelaskan melalui metode kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan dalam penelitian ini melalui wawancara, angket, observasi dan
dokumentasi. Data primer ini didapatkan melalui wawancara terhadap
responden yang dipilih secara simpel random sampling dengan memilih secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada, yaitu mahasiswa IIQ dan santri BQ
yang tentunya belajar lagu bacaan Al-Qur‟an.
Adapun hasil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teori
resepsi Wolfgang Iser mengungkap bahwa mahasiswa IIQ dan santri BQ
sebagai Implied Reader memiliki 2 peran penting. Pertama, sebagai textual
structure, menunjukkan yang dibaca adalah teks Al-Qur‟an yang sudah
memiliki keindahan, baik dari segi lughah, susunan kalimat, serta makna yang
terkandung di dalamnya, lalu dibaca menggunakan lagu Al-Qur‟an
membuatnya bertambah indah. Kedua, sebagai structure act, menunjukkan
mereka memberikan reaksi yang sama yaitu menyuarakan Al-Qur‟an
menggunakan lagu. Bentuk konkrit Resepsi Estetis dapat dilihat dari
pemahaman mahasiswa IIQ dan santri BQ terhadap macam-macam maqâmât
dan karakteristiknya, sejumlah 75,8% mahasiwa hanya mengetahui nama
maqâmât, dan 24,2% mengetahui nama maqâmât dan karakteristiknya. Santri
BQ sejumlah 83,8% hanya mengetahui nama maqâmât dan 16,2% mengetahui
nama maqâmât dan karakteristiknya. Selanjutnya, pemahamannya terhadap
vi
pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an, yaitu sejumlah
54,5% mahasiswa menjawab harus sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan
makna ayat, sejumlah 45,5% mahasiswa menjawab tidak harus sesuai antara
lagu Al-Qur‟an dengan makna, ayat. Santri BQ sejumlah 45,9% menjawab
harus sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan makna ayat, dan 54,1% menjawab
tidak harus sesuai antara lagu Al-Qur‟an dengan makna ayat. Mahasiswa IIQ
dan santri BQ yang paham berpendapat bahwa isi dalam kandungan ayat Al-
Qur‟an akan lebih bisa diresapi dan dihayati ketika sesuai antara lagu Al-
Qur‟an dengan makna ayat. Resepsi exegesis dapat dilihat dari pemahaman
mahasiswa IIQ dan santri BQ terhadap ayat-ayat yang dibaca dengan lagu Al-
Qur‟an, yaitu mahasiswa IIQ sejumlah 93,9% mengetahui isi ayat yang dibaca
dengan lagu Al-Qur‟an, dan sejumlah 6,1% tidak mengetahui isi ayat yang
dibaca dengan lagu Al-Qur‟an. Santri BQ sejumlah 83,9% mengetahui isi ayat
yang dibaca lagu Al-Qur‟an dan 16,2% tidak mengetahui isi ayat yang dibaca
lagu Al-Qur‟an. Mahasiswa IIQ dan santri BQ mengetahui isi ayat hanya pada
ayat-ayat yang telah dipelajari.
Kata Kunci: Lagu Bacaan Al-Qur’an, Resepsi Estetis, Resepsi Exegesis
vii
ABSTRACT
Thesis with the title "CORRELATION OF SELECTION OF AL-QUR'AN
SONG WITH THE MEANING OF THE QUR'AN (Aesthetic Reception and
Exegesis Analysis of Students at the Institute of Al-Qur'an Science (IIQ)
Jakarta, and Santri of Al-Qur'an Baitul Qurro Islamic Boarding School
Ciputat)" by Marhamah Hasan (219410887) motivated by discrepancy
between the expectations of the experts in reading the Qur'an and what
happened in the field. Not all Qâri-Qâri'ah master the rules of tajweed, not all
are able to choose Al-Qur'an songs that are in accordance with the meaning of
the verse, and not all understand the contents of the verses read. The study of
the Al-Qur'an recitation song/Nagham Al-Qur'an has been researched, but the
study is only from the historical side, from the side of the recommended
hadiths to decorate Qur'an with sound, at the aesthetic reception. So, the
similarities between the previous research and this research are only on the
major theme, not on the focus of the research. This study formulates two main
problems, namely: How is the aesthetic reception of IIQ Student and BQ
Santri on the selection of Al-Qur'an recitation songs with the meaning of the
Qur'an? How is the exegesis reception of IIQ Student and BQ Santri regarding
the selection of Al-Qur'an recitation songs with the meaning of Qur'an?
This research includes a combination of quantitative and qualitative
methods. The quantitative approach uses numbers or diagrams to obtain data
results, then from the data obtained, it is analyzed and explained through
qualitative methods. Data collection techniques carried out in this study were
through interviews, questionnaires, observation and documentation. This
primary data was obtained through interviews with respondents who were
selected by simple random sampling by choosing randomly without regard to
the existing level, namely IIQ students and BQ students who of course learned
Al-Qur'an recitation songs (naghâm).
The results in this study are using Wolfgang Iser's reception theory,
revealing that IIQ students and BQ students as Implied Readers have 2
important roles. First, as a textual structure, it shows that what is read is the
text of the Qur'an which already has beauty, both in terms of lughah, sentence
structure, and the meaning contained in it, then being read using the song of
the Qur'an makes it even more beautiful. Second, as a structure act, it shows
that they give the same reaction, namely voicing the Qur'an using songs. The
concrete form of the Aesthetic Reception can be seen from the the
understanding of IIQ students and BQ students towards various maqâmât and
their characteristics, 75,8% of students only know the name of maqâmât and
24,2% know the name of maqâmât and its characteristics. BQ students a total
of 83,8% only know the name of maqâmât, and 16,2% know the name of
maqâmât and its characteristics. Than their understanding of IIQ students and
viii
BQ students on the selection of Al-Qur'an reading songs with the meaning of
the Qur'an, namely 54.5% of students answered that it must match the Al-
Qur'an song with the meaning of the verse, a total of 45.5% of students
answered that the song does not have to match the meaning of the Qur'an and
the verse. 45.9% of BQ students answered that it must match the Al-Qur'an
song with the meaning of the verse, and 54.1% answered that it did not have to
match the Al-Quran song with the meaning of the verse. IIQ students and BQ
students who understand are of the opinion that the content in the content of
the verses of the Qur'an will be more absorbable and internalized when it
matches the song of the Qur'an with the meaning of the verse. Furthermore, the
Exegesis Reception can be seen from the understanding of IIQ students and
BQ students towards the verses read with the song of the Qur'an, namely,
93.9% of IIQ students know the contents of the verses that are read with the
song of the Qur'an, and a total of 6.1% do not know the contents of the verse
read with the song of the Qur'an. 83.9% of BQ students know the contents of
the verses that are read with the song of the Qur'an and 16.2% do not know the
contents of the verses that are read with the song of the Qur'an. IIQ students
and BQ students know the contents of the verse only on the verses that have
الملقصاالستقبال حتليل القوآن مع منىن القوآن ) نغم قواءة"ارتباط اختيار رطووةة عنواان كانت خلفية األ
(BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهدجاكوتا (IIQ)لطالب منهد علام القوآن يالتفسي و اجلمايل التواقض عني تاقنات اخلرباء يف قواءة القوآن وما ةدث يف هي (٨٠١١٢)دلومحة ةسن " جيباتات
القوآن اليت تتاافق نغم قواءةقااعد التجايد، وال يستطيع اجلميع اختيار والقارئات القواء تقن مجيعي. ال ادليدانفقط البحثقواءة القوآن، لكن البحث يف نغم اآليات ادلقووءة. مت مناين، وال يفهم اجلميع اتاآلي ينامع من
تزيني القوآن عالصات، يف االستقبال اجلمايل. لذا، اليت حتث على األةاديث ناةيةمن الواةية التارخيية، من ا هذ ةددالوئيسي، وليس على حمار البحث. هماضاعيف فإن أوجه التشاعه عني البحث الساعق وهذا البحث
ورطالب (IIQ)مها: كيف يتم االستقبال اجلمايل لطالب منهد علام القوآن ،رئيسيتني مسألتني البحث يستقبال التفسي االكيف كان و ناين القوآن مبالقوآن نغم قواءةيف اختيار (BQ) القواءالقوآن عيت منهد
لبيانية للحصال وهج الكمي األرقام أو الوسام استخدم ادلاالكمي والواعي. ادلوهجهذا البحث مجعالواعي. مت ادلوهجعلى نتائج البيانات، مث من البيانات اليت مت احلصال عليها يتم حتليلها وشوةها من خالل
واالستبيان وادلالةظة والتاثيق. مت احلصال ةمن خالل ادلقاعلا البحث استخدام تقويات مجع البيانات يف هذمع ادلستجيبني الذين مت اختيارهم عأخذ عيوات عشاائية عسيطة ةقاعلادلمن خالل الوئيسيةعلى هذه البيانات
كشف أن م نظوية االستقبال لالفجانج إيسواستخدبحث عاا البحث هي أن الالوتائج يف هذكانت كقواء ضمويني لديهم دورين (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد (IIQ)رطالب منهد علام القوآن
ها نص القوآن الذي له مجال سااء من ةيث اللغة، تتم قواءتهأن ما يظهو، فإنه ةنصي بويةمهمني. أوال، كفإنه ، عويايثانيا، كنمل القوآن جتنلها أمجل. نغمعاستخدام قواءتهادلنىن الاارد فيه، مث أو توكيب اجلملة، أو
. ميكن رؤية الشكل ادللماس لالستقبال اجلمايل من عالوغمالقوآن قواءةنفس رد الفنل، أي انيظهو أهنم ينطدلختلف ادلقامات (BQ) القواءالقوآن عيت ورطالب منهد (IIQ)فهم رطالب منهد علام القوآن
٪٢,٢٢، وفحسبينوفان اسم ادلقامات (IIQ)من رطالب منهد علام القوآن ٪ ٨,٧٥ وخصائصها، (BQ) القواءالقوآن عيت رطالب منهدمن ٪ ٨,٨٨ ينوفان اسم ادلقامات وخصائصها. ما يصل إىل
لك، فإن فهمهم عالوة على ذ ينوفان اسم ادلقامات وخصائصها.٪ ٢,٦١فحسب، و ينوفان اسم ادلقامات
x
أنه جيب (IIQ)من رطالب منهد علام القوآن ٪ ٥,٥٢ مناين القوآن، أجاب معالقوآن نغم قواءةالختيار نغم قواءة أن يتطاعق ال جيبمن الطالب أنه ٪ ٢ ٥,٥وأجاب ، اتاآلي ينانمبالقوآن نغم قواءةتطاعق يأن
نغم قواءة أنه جيب أن تتطاعق (BQ) القواءالقوآن عيت رطالب منهدمن ٪ ٢. أجاباتاآلي يناالقوآن مبن. يوى رطالب اتاآلي ينانمبالقوآن نغم قواءة أن يتطاعق ال جيبأنه ٪ ٦,٥٢، وأجاباتاآلي ينانمبالقوآن
ث نا مسعر, عن عدي بن ثابت ث نا أب و ن عيم, حد عت النب صل الب راء عن , أراه حد ي اهلل قال: سعت أحدا أحسن صوتا أو قراءة منو )رواه عليو وسلم ي قرأف العشاء )والت ي والزي ت ون( فماس
3البخاري(
“Telah menceritakan kepada kami Abû Nu‟aȋm, telah menceritakan
kepada kami Mis‟ar, dari „Adiyy ibn Tsâbit, Aku pernah melihat al-
Barâȋ berkata; Saya pernah mendengar Nabi Saw., saat shalat Isya
membaca (wa at-Tîni wa az-Zaitûn). Dan belum pernah kudengar
seorang pun yang lebih indah suaranya, atau bacaannya daripada
beliau‟." (HR. Bukhari)4
Hadis ini menjadi bukti bahwa Rasulullah Saw. adalah seorang qari‟
yang ketika membaca Al-Qur‟an memiliki suara yang indah. Terkait dengan
suara indah, dalam Shahih Bukhari menjelaskan bahwa unta yang dinaiki
Abdullah bin Mughaffal (w. 60 H) terperanjat ketika Nabi Saw. membaca QS.
al-Fath,5 beliau melantunkannya dengan lembut dan dengan suara mendayu
seperti terulang huruf-hurufnya (tarjî`), yaitu melafalkan huruf Alif (â) seperti
terulang tiga kali.6 Jadi, suara yang indah akan menambah keindahannya
sehingga menggerakkaan hati dan menggoncangkan kalbu.7
3 Abû „Abdillâh Muhammad ibn Ismâ‟ȋl al-Bukhârȋ, Shahȋh al-Bukhârȋ, (Markâz al-
Buhûts wa Taqniyat al-Ma‟lûmât.: Dâr at-Tâshil, 2012), Bab Qaûl an-Nabiyyi Shallallâhu
„alaihi wasallam, al-Mâhiru bi al-Qurâni ma‟a al-Kirâmi al-Bararah wa zayyin al-Qur‟âna
bi Ashwâtikum, Juz 9, No hadis. 7542, h. 420 4 Bukhari, Terjemah Shahih Bukhari, Kitab Tauhid, Bab Sabda Nabi SAW.: "Orang
yang mahir (membaca) Al-Qur'an bersama para malaikat yang mulia lagi berbakti." dan "Hiasilah Al Qur`an dengan suara-suara kalian". No. Hadis 6989, h. 307 dalam Ebook Terjemah_Sahih_Bukhari_7.pdf diakses 3 januari 2021 pada jam 08.50
5 Abȋ „Abdillah Muhammad bin Ismâ‟ȋl Al-Bukhârȋ, Shahȋh Bukhârȋ, (Bairut: Dâr
Ibnu Katsȋr, tt.), No. Hadis 4458, h. 1830. Atau lihat Muhsin Salim, Ilmu Nagham Al-Qur‟an,
(Jakarta: PT. Kebayoran Widya Ripta, 2004), Cet.II, h. 17 6 “Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrâhȋm Telah menceritakan kepada
kami Syu'bah Telah menceritakan kepada kami Mu'âwiyah bin Qurrah dari „Abdullâh bin
Mughaffal dia berkata; pada waktu fathu Makkah, Nabi Saw., membaca surah al-Fath, dan
beliau mengulang-ngulangnya. Mu'âwiyah berkata; Jika aku ingin menceritakan kepada kalian
bacaan Nabi Saw., tentu akan aku ceritakan.” (HR. al-Bukhârȋ, Muslim, dan Ahmad). atau
lihat dokumen BAB214123441314.pdf diakses 26 November 2020 pada jam 11: 13 7Yusuf Qardhawi, Kaifa Nata‟amalu Ma‟a al-Qur‟ani al-„Azhim, Berinteraksi
dengan Al-Qur‟an, terj. Abdul Hayyie al-Kattani, (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), Cet. ke-1, h. 233
3
Untuk merealisasikan bacaan Al-Qur‟an dengan lagu indah, tidak
hanya faktor suara atau keindahan saja yang diutamakan, melainkan aturan
dalam bacaan Al-Qur‟an seperti hukum-hukum tajwid, pengetahuan al-Waqaf
wa al-Ibtida‟, penyesuaian makna ayat dengan lagu, serta ilmu tadabbur
(penghayatan). Hal ini tercatat bahwa generasi awal Islam pada saat itu telah
membacakan Al-Qur‟an dengan lagu yang sederhana, tentunya dengan
menggunakan aturan tajwid yang benar.8
Ada dua teori yang diusung oleh Ibnu Manzhûr (w. 711 H) tentang
asal-usul lagu Al-Qur‟an disampaikan oleh Amad Syahid dalam tulisannya
Sejarah dan Pengantar Ilmu Nagham “Pertama, lagu Al-Qur‟an berasal dari
nyanyian budak kafir yang tertawan ketika perang melawan kaum Muslimin
dan pendapat Kedua, menyatakan bahwa itu didapat dari nyanyian nenek
moyang bangsa Arab, yang kemudian dipakai untuk melagukan Al-Qur‟an.”9
Dengan demikian, kelahiran lagu-lagu Al-Qur‟an dipahami berasal dari Arab
atau Timur Tengah.10
Tidak banyak data yang ditemukan untuk menjangkau
sisi historisitas pembacaan Al-Qur‟an dengan lagu.
Nurul Karimatil Ulya menyebutkan dalam tulisannya yang berjudul
Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi Komparasi Penggunaan
Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam Resitasi Al-Qur‟an bahwa
“Estetika langgam (lagu) Arab diketahui berpengaruh besar dalam
mentransmisikan dan mengembangkan nagham Al-Qur‟an ke seluruh dunia
termasuk Indonesia, dan menjadi langgam Arab yang diminati dan
berkembang pesat hingga saat ini.”11
8 Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al-Qur‟an, (Yogyakarta, FKBA, 2001),
h. 96
9 Ahmad Syahid, Sejarah dan Pengantar Ilmu Nagham: Bunga Rampai Mutiara Al-
Qur‟an Pembinaan Qâri‟ Qâri‟ah dan Hâfidz Hâfidzah, (Jak-sel: PP. Jam‟iyyatul Qurrâ‟ wal Huffâzh, 2006), h. 23-24.
10 Muhammad Aminullah, "Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima”, dalam
Annual Conference for Muslim Scholars Kopertais Wilayah IV Surabaya, pdf, h. 536
11 Nurul Karimatil Ulya, “Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi
Komparasi Penggunaan Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam Resitasi Al-Qur‟an”,
http://digilib.uinsgd.ac.id/24721/4/4_bab1.pdf, diakses tanggal 26 November 2019 Jam 20.55
lagu dengan makna ayat, penerapan kaidah-kaidah tajwid, tata cara waqaf dan
ibtida‟, serta tadabbur makna ayat ketika membaca Al-Qur‟an. Karena peneliti
berpikir akan sangat disayangkan jika para Qurrâ‟ yang memiliki suara bagus,
indah melantukan ayat Al-Qur‟an tapi tidak paham dengan apa yang
dibacanya, tidak dapat menyesuaikan antara lagu dengan ayat yang dibaca,
tidak paham mengenai tajwid dalam hal penentuan waqaf dan ibtida‟, serta
tidak melakukan tadabbur terhadap makna ayat.
Jadi, berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sedemikian rupa
mengharapkan bahwa dengan terpenuhinya aspek kesesuaian antara lagu Al-
Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an dan aspek diterapkannya hukum tajwid
dengan benar, penguasaan waqaf dan ibtida‟, dan penerapan tadabbur, maka
para pembaca bahkan pendengar, tidak hanya akan menikmati indahnya
lantunan seni baca Al-Qur‟an, tetapi bisa mengambil pelajaran dari ayat Al-
Qur‟an yang didengungkan. Oleh karena itu, peneliti merasa judul ini sangat
menarik untuk dikaji dan diteliti.
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah upaya pengelompokkan, pengurutan dan
pemetaan masalah-masalah, maka peneliti mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
a. Banyak orang yang mempelajari bacaan Al-Qur‟an dengan lagu hanya
demi mengikuti perlombaan semata dan menjadikannya sebagai ladang
bisnis.
b. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya pelaksanaan
pembelajaran bacaan Al-Qur‟an dengan lagu, seperti sarana-prasarana
yang harus lengkap, serta keseriusan audiens yang dihadapi.
c. Tidak semua pelajar lagu bacaan Al-Qur‟an faham eksistensi naghâm
Al-Qur‟an di Indonesia.
10
d. Ustadz/ustadzah dalam mengajarkan bacaan Al-Qur‟an dengan lagu
dianjurkan tidak hanya mengajarkan berbagai macam lagu dan variasi
dalam berlagu, akan tetapi perlu memberikan pengetahuan mengenai
seperti apa karakteristik masing-masing lagu.
e. Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok
Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat merupakan wadah yang
selalu berinteraksi membaca Al-Qur‟an dengan lagu, maka sepatutnya
mengetahui pemahamannya tentang segi keindahan (estetis) Al-Qur‟an
ketika dilantunkan dengan lagu, maupun pemahaman makna (exegesis)
dari ayat yang dibaca.
2. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti membatasi
permasalahan agar dapat terarah dengan baik. Peneliti hanya akan meneliti
tentang resepsi estetis dan exegesis pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dan
hubungannya dengan makna ayat Al-Qur‟an oleh mahasiswa Institut Ilmu
Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat. Alasan pemilihan lokasi penelitian karena kedua lembaga
tersebut sudah sangat eksis sebagai tempat pembinaan qâri‟-qâri‟ah yang
konsen mempelajari dan mengkaji ilmu-ilmu Al-Qur‟an, termasuk bacaan
Al-Qur‟an dengan lagu-lagunya. Di tempat tersebutlah memang aktivitas
lagu bacaan Al-Qur‟an hidup, proses pembelajaran nagham berjalan secara
sistematis, berjenjang dan bertahap.
Peneliti merasa bahwa kedua lembaga ini memiliki andil dalam
mensosialisasikan tentang pentingnya penyesuaian dan pemilihan lagu
bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an melalui pembinaan-pembinaan.
Oleh karena itu, peneliti hanya akan meneliti mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro
Ciputat.
11
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah
disebutkan, Maka dibuat rumusan masalah, yaitu:
a. Bagaimana resepsi estetis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat
terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an?
b. Bagaimana resepsi exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat
terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan rumusan masalah yaitu:
1. Untuk mengetahui resepsi estetis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an
(IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro
Ciputat terhadap pemilhan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-
Qur‟an.
2. Untuk mengetahui resepsi exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat terhadap pemilhan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan
makna Al-Qur‟an.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian terdiri dari manfaat teoritis dan praktis. Adapun
manfaat teoritis dan praktis yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangan keilmuan di bidang Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir
yang merupakan satu bentuk kajian penelitian gabungan, terkhusus bidang
lagu bacaan Al-Qur‟an. Kemudian, diharapkan hasil penelitian ini akan
sangat menarik perhatian dan minat peneliti lain, khususnya di kalangan
akademisi untuk mengembangkan penelitian lanjutan tentang masalah
12
yang serupa. Dari hasil penelitian ini dapat dilakukan pengembangan yang
lebih komprehensif, sehingga akan memberikan sumbangan bagi
pengembangan pengetahuan ke-Al-Qur‟an-an.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan kesadaran dan
penjelasan terhadap masyarakat, khususnya qâri‟/qâri‟ah bahwa
pentingnya Al-Qur‟an dilantunkan dengan lagu bacaan Al-Qur‟an
berdasarkan isi kandungan ayat yang dibacakan, dan menerapkan kaidah
tajwid dengan baik dan benar, serta tadabbur akan makna ayat. Sehingga
apa yang dibacakan lebih meresap dan berbekas di hati, baik pembaca
maupun pendengar.
E. Kajian Pustaka
Penelitian maupun karya tulis yang berkaitan belum bermunculan di
kalangan akademisi, peneliti mencoba memanfaatkan rujukan yang dinilai
memiliki relevansi dengan tema yang diangkat. Adapun karya tulis, buku,
skripsi atau tesis tersebut antara lain:
1. M. Husni Thamrin dalam penelitiannya berbentuk tesis yang berjudul
Nagham Al-Qur‟an, Telaah atas Kemunculan dan Perkembangan
Nagham di Indonesia, (Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga) tahun
2008 menyimpulkan bahwa “Di Indonesia sejarah perkembangan
nagham berasal dari tradisi seni Arab pra-Islam yang sudah diadopsi
secara berkesinambungan dari generasi ke genarasi. Nagham Al-Qur‟an
lahir dari resensi masyarakat Arab terhadap ajaran Islam yang
berkembang sangat luas.”26
Perbedaan tesis ini dengan penelitian yang
akan dilakukan dapat dilihat dari jenis penelitiannya. Jenis penelitian
yang dilakukan oleh M. Husni Thamrin merupakan penelitian
26
M. Husni Thamrin, “Nagham Al-Qur‟an (Telaah atas kemunculan dan
Perkembangan Nagham di Indonesia)”, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2008, tidak diterbitkan
(t.d)
13
kepustakaan (Library Research). Tesis ini lebih mengarah pada aspek
kajian sejarah perkembangan nagham di Indonesia. Sedangkan peneliti,
Fokus kajian peneliti tidak hanya terbatas pada kajian pustaka, tapi
peneliti juga melakukan kajian lapangan. Kajian peneliti akan mencari
bagaimana resepsi estetis dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta dan Santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat terhadap pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna
Al-Qur‟an. Adapun persamaan tesis M. Husni Tamrin dengan penelitian
yang akan dilakukan terlihat dari sisi tema, di mana tujuannya
memberikan pengetahuan tentang nagham khususnya yang ada di
Indonesia. Bagaimana umat berinteraksi dengan Al-Qur‟an, dalam hal
ini lagu yang digunakan dalam membaca Al-Qur‟an apakah sesuai
dengan ayat yang dibacakan. Karya ilmiah ini sangat memberikan
kontribusinya terhadap penelitian yang akan dilakukan, salah satunya
memberikan pengetahuan dan bukti yang real bahwa sejarah
perkembangan nagham berasal dari tradisi seni Arab pra-Islam yang
sudah diadopsi secara berkesinambungan dari generasi ke genarasi.
2. Sebuah tesis di bidang Ilmu Hadis oleh Awaludin yang berjudul
Membaca Al-Qur‟an dengan Langgam Daerah: Studi Syarh Hadis
dalam al-Kutub al-Sittah tentang Hadis tentang Memperindah Membaca
Al-Qur‟an.27
Dapat terlihat perbedaannya antara tesis ini dengan
penelitian yang akan dilakukan. Awaludin fokus kajiannya
menggunakan analisis hadis dalam al-Kutub as-Sittah. Karya tulis ini
mengungkap makna hadis tentang memperindah bacaan Al-Qur‟an dan
relevansinya dengan langgam daerah. Sedangkan yang akan diteliti
korelasi antara pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-
27
Awaludin, “Membaca Al-Qur‟an dengan Langgam Daerah: Studi Syarh Hadis
dalam al-Kutub al-Sittah tentang Hadis Memperindah Membaca Al-Qur‟an”, Tesis, (Bandung:
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, 2018), Tidak diterbitkan (t.d)
14
Qur‟an, analisis resepsi estetis dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat. Adapun kontribusi tesis ini adalah di samping menjadi
bahan rujukan peneliti, tesis ini memberikan wawasan yang mendalam
mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan membaca Al-Qur‟an
menggunakan langgam dalam kitab-kitab hadis yang masyhur.
3. Masih dalam bidang ilmu hadis, yaitu Hadis tentang Anjuran untuk
menghiasi Al-Qur‟an dengan Suara (Studi Ma‟anil Hadis) oleh Tantan
Qital Barozi tahun 2017. Penulis ini berusaha menyimpulkan beberapa
poin dari hasil penelitiannya, salah satunya bahwa: “... ketika membaca
Al-Qur‟an, hendaknya tidak tergesa-gesa dan membacanya dengan
perlahan-lahan. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah dalam
memahami dan men-tadabbur-i Al-Qur‟an.”28
Perbedaan karya ilmiah
ini dengan yang akan diteliti terlihat jelas, bahwa penulis mengkaji
mengenai hadis-hadis tentang anjuran untuk menghiasi Al-Qur‟an
dengan suara, jenis penelitiannya hanya pada penelitian kepustakaan
(Library Research) dan metode yang digunakan deskriptif-analitik.
Sedangkan peneliti akan mengkaji korelasi pemilihan lagu bacaan Al-
Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an dengan jenis penelitiannya adalah
penelitian gabungan (campuran) yang menggunakan metode kombinasi
(Mixed Methods). Persamaannya terletak pada temanya saja tidak pada
substansinya, yaitu mengenai nagham Al-Qur‟an. Adapun kontribusi
yang diberikan memberikan pengetahuan dan menjadi referensi peneliti
tentang hadis-hadis yang menjadi landasan dan anjuran untuk menghiasi
Al-Qur‟an dengan suara.
28
Tantan Qital Barozi, “Hadis tentang Anjuran untuk Menghiasi Al-Qur‟an dengan
Suara (Studi Ma‟anil Hadis)”, Skripsi, (Yogyakarta:Universitas Negeri Islam Sunan Kalijaga
(UINSUKA), 2017), h. 73-74. Tidak diterbitkan (t.d)
15
4. Sebuah tulisan oleh „Ainatu Masrurin berjudul Resepsi Al-Qur‟an dalam
Tradisi Pesantren di Indonesia: Studi Kajian Nagham Al-Qur‟an di
Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur‟an Ngadiluweh, Kediri. Tulisan ini
menunjukkan bahwa “Al-Qur‟an yang dibaca oleh qâri‟ dipengaruhi
unsur internal dan eksternal, unsur ekternal meliputi quranic competition
dan pubic relation. Sedangkan unsur internal yakni spiritual aesthetic
meliputi puasa Dawud, do‟a „Ain Al-Qur‟an, Mahabah Asma Nabi
Yusuf dan Adam As, puasa 7 hari nyuprih suara Nabi Dâwûd As.”29
Meskipun ini hanyalah sebuah jurnal, tetapi tulisan ini memberikan
kontribusinya, yaitu menjadi salah satu acuan penelitian yang
menggambarkan tentang resepsi Al-Qur‟an dalam hal bacaan Al-Qur‟an
dengan lagu Al-Qur‟an. Persamaan dan perbedaan yang signifikan bisa
terlihat, di mana penulis dan peneliti sama-sama mengkaji tentang lagu
Al-Qur‟an. Perbedaannya terlihat dari titik fokus penelitian yang di
lakukan, penulis hanya menganalisis fenomena transmisi nagham di
pesantren Jawa (khususnya di PP. Tarbiyatul Qur‟an Ngadiluweh
Kediri). Sedangkan yang peneliti akan kaji adalah korelasi pemilihan
lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an, analisis resepsi estetis
dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri
Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat.
5. Artikel yang ditulis oleh Muhammad Aminullah tahun 2017, yaitu
Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima mahasiswa IAI
Muhammadiyah BIMA. Tulisannya memberikan kesimpulan bahwa
“Pada prinsipnya nagham Al-Qur‟an merupakan aplikasi dari perintah
membaca, mendengar, memahami dan mengamalkan Al-Qur‟an, yang
dikembangkan oleh masyarakat Bima dalam tradisi-tradisi lokal.
29
Ainatu Masrurin, “Resepsi Al-Qur‟an dalam Tradisi Pesantren di Indonesia: Studi Kajian Nagham Al-Qur‟an di Pondok Pesantren Tarbiyatul Qur‟an Ngadiluweh Kediri”, (Al-Bayan: Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir, 2018), h. 116
16
Sehingga menjadi bagian dari proses kreativitas artistik dan etis
masyarakat Bima.”30
Persamaannya hanya pada tema saja, yaitu penulis
dan peneliti sama-sama mengkaji tentang lagu bacaan Al-Qur‟an.
Perbedaannya terletak pada letak lokasi penelitiannya, di mana penulis
hanya membahas nagham Al-Qur‟an dalam masyarakat Bima.
Sedangkan peneliti mencari korelasi pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an
dengan makna Al-Qur‟an, analisis resepsi estetis dan exegesis
mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok
Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat. Adapun kontribusinya adalah
dengan memberikan pemahaman bahwa salah satu tujuan yang dicapai
ketika nagham Al-Qur‟an diaplikasikan dan menjadi bagian tradisi
adalah agar masyarakat Bima menjadi mencintai Al-Qur‟an sehingga
mampu membaca, memahami, dan mengamalkannya dalam kehidupan.
6. Artikel ditulis oleh Kuntarto yang berjudul Pemberdayaan Masyarakat
Melalui Pelatihan Seni Baca Al-Quran pada Santri di Pesantren An-
Najah Purwokerto. Artikel ini memuat kesimpulan bahwa “Seni baca
Al-Qur‟an merupakan bacaan-bacaan yang bertajwid yang diperindah
oleh irama lagu. Seni ini dikenal dengan nama an-Nagham fȋ Al-Qur‟ân
yakni seni yang mempelajari cara atau metode dalam menyenandungkan
atau melagukan suara pada tilawah Al-Qur‟an.”31
Kontribusi yang diberikan adalah untuk memahami dan menguasai lagu-
lagu Al-Qur‟an, ada beberapa metode yang dapat digunakan seperti tape
recorder (rekaman) dan menghapal tausyih. Persamaannya terlihat sama-
sama mengkaji tentang lagu bacaan Al-Qur‟an. Perbedaannya terlihat
dari titik fokus penelitian yang di lakukan. Penulis hanya pada pelatihan
30
Muhammad Aminullah, Nagham Al-Qur‟an dalam Masyarakat Bima, Annual
Conference for Muslim Scholars Kopertais Wilayah IV Surabaya, pdf, h. 541-542 31
Kuntarto, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Seni Baca Al-Qur‟an pada
Santri di Pesantren An-Najah Purwokerto, Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers:
Pengembangan Sumber Daya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VI, 2016, h. 8
17
seni baca Al-Qur‟an yang diadakan di Pondok An-Najah dengan
menggunakan metode menghafal tausyih. Sedangkan peneliti akan
mengkaji korelasi pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-
Qur‟an, analisis resepsi estetis dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro Ciputat.
7. Skripsi yang dirilis tahun 2018 oleh Marhamah Hasan, mahasiswa
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta yang berjudul Peran Bacaan Al-
Qur‟an bi an-Nagham terhadap Tadabbur Makna Al-Qur‟an (Studi
Kasus di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta), berdasarkan hasil
penelitian dan Analisis data yang dilakukan oleh penulisnya memberikan
kesimpulan bahwa: “Besar peran bacaan Al-Qur‟an bi an-Nagham
terhadap tadabbur makna Al-Qur‟an terlihat sekitar 79 % dari yang
diharapkan. Nilai 79 dari 100 termasuk dalam kategori “baik” Dengan
demikian peran bacaan Al-Qur‟an bi an-Nagham terhadap tadabbur
makna Al-Qur‟an termasuk dalam kategori baik.32
Skripsi ini memiliki
persamaan juga pada bagian tema. Skripsi ini memberikan informasi
yang sangat penting tidak hanya kepada peneliti, akan tetapi kepada
pembaca pada umumnya bahwa ketika seseorang membaca Al-Qur‟an
dengan nagham akan lebih memudahkan dalam tadabbur makna Al-
Qur‟an. Sebab bacaan Al-Qur‟an dengan nagham terdapat lagu-lagu Al-
Qur‟an yang bisa disesuaikan dengan kandungan isi ayat yang dibaca.
Dengan pengetahuan ini, skripsi ini memberikan kontibusinya tidak
hanya sebagai salah satu bahan rujukan, tetapi juga memberikan
dukungan semangat kepada peneliti bahwa ketika membaca Al-Qur‟an
32
Marhamah Hasan, “Peran Bacaan Al-Qur‟an bi an-Nagham terhadap Tadabbur
Makna Al-Qur‟an (Studi Kasus di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta)”, Skripsi, (Jakarta:
Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ), 2018 ), h. 121. Tidak diterbitkan (t.d).
18
dengan lagu, lagu yang diterapkan itu haruslah sesuai dengan makna
ayat yang dibacakan.
8. Nagham (Seni Baca Al-Qur‟an) telah diterbitkan tahun 2019. Buku ini
membahas mengenai wawasan nagham Al-Qur‟an, meliputi pengertian
nagham, sejarah perkembangan lagu Al-Qur‟an, hukum melagukan Al-
Qur‟an, dan semua yang berkaitan dengan nagham. Spesifik buku ini
memuat hal-hal yang mendukung untuk kesuksesan seseorang menjadi
seorang qâri‟ atau qâri‟ah yang andal, seperti masalah suara dan
pernafasan, adab, serta hakikat dalam melagukan Al-Qur‟an. Mursjied
Qorie Indra berharap dengan adanya buku ini bisa memotivasi pembaca
agar meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur‟an disertai lagu dan suara
yang merdu.33
Persamaan karya beliau dan yang akan diteliti terletak
pada tema besar, di mana membahas mengenai lagu bacaan Al-Qur‟an.
Perbedaannya terletak dari ruang lingkup kajiannya, peneliti akan
menitip beratkan pembahasannya pada korelasi pemilihan lagu bacaan
Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an analisis resepsi estetis dan exegesis.
Sedangkan buku ini pembahasannya masih sangat luas mengenai
nagham seperti lazim. Meskipun memiliki perbedaan, buku ini
memberikan kontribusinya pada penelitian ini, salah satunya dengan
menjadi bahan rujukan peneliti dalam mengkaji tema penelitian.
9. Tesis yang berjudul Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi
Komparasi Penggunaan Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam
Resitasi Al-Qur‟an oleh Nurul Karimatil Ulya mahasiswa Universitas
Islam Negeri (UIN) Sunan Gunug Djati Bandung. Tesis ini memiliki
kesamaan dengan penelitian yang akan dikaji, yaitu temanya membahas
tentang nagham atau lagu bacaan Al-Qur‟an dan menggunakan metode
33
Mursjied Qorie Indra, Seputar Nagham; Seni Baca Al-Qur‟an, (Jakarta: PT. Qaf.
Media Kreativa, 2019), h. 12
19
penelitian gabungan. Namun, perbedaannya ada pada ruang lingkupnya,
tesis Ulya ini secara khusus meneliti sisi epistemologi Al-Qur‟an di
Indonesia menggunakan tiga teori, yakni teori resepsi estetis oleh Anne
K. Rasmussen, teori etnomusikologi oleh Kristina Nelson, dan historis-
antropologi oleh Ali Sodikin.34
Kontribusi yang diberikan adalah
penelitian ini merupakan salah satu contoh penelitian yang mencari dan
menunjukkan penelitian tentang resepsi.
10. Buku Modul Pembelajaran Nagham Al-Qur‟an yang ditulis oleh Maria
Ulfah, Mursjied Qorie Indra dan Khadijatus Shalihah tahun 2009. Modul
ini berisi tentang materi nagham Al-Qur‟an, seperti; pengertian nagham,
hukum melagukan, sejarah perkembangan nagham, perkembangan seni
baca Al-Qur‟an di Indonesia, teori nagham dan penerapannya dalam
ayat-ayat Al-Qur‟an. Penulisnya berharap dengan adanya modul ini, bisa
menjadi pedoman dan dapat dimanfaatkan bagi para mahasiswa di
semua jurusan, khususnya di Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta
sebagai bahan kuliah, yang tujuannya agar mampu mengaplikasikannya
pada ayat-ayat Al-Qur‟an disertai suara indah.35
Kontribusi yang
diberikan adalah buku ini merupakan sumber rujukan berkaitan teori-
teori nagham dan seluk beluknya.
Dari berbagai karya di atas, tidak ada yang membahas tentang korelasi
pemilihan lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an, dalam hal analisis
resepsi estesis dan exegesis. Oleh karena itu peneliti akan membuat karya
dengan judul “KORELASI PEMILIHAN LAGU BACAAN AL-QUR’AN
DENGAN MAKNA AL-QUR’AN (Analisis Resepsi Estesis dan Exegesis
34
Nurul Karimatil Ulya, “Epistemologi Nagham Al-Qur‟an di Indonesia: Studi
Komparasi Penggunaan Langgam Arab dan Langgam Nusantara dalam Resitasi Al-Qur‟an”,
Tesis, (Bandung: Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, 2019), h. 13. Tidak
diterbitkan (t.d) 35
Maria Ulfah. dkk, Modul Pembelajaran Nagham Al-Qur‟an, (Jakarta: IIQ, 2009),
h. 3
20
Mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, dan Santri Pondok
Pesantren Al-Qur’an Baitul Qurro Ciputat)”.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian gabungan atau mixed
methods, yaitu penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif
dan metode kualitatif.36
Pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini
menggunakan angka dan diagram untuk menampilkan hasil data yang
diperoleh dengan melakukan penelitian secara tertib, terstruktur, serta
terperinci. Selanjutnya dari hasil data yang diperoleh akan dianalisis dan
dijelaskan melalui metode kualitatif. Melalui dua metode ini akan
didapatkan hasil resepsi estetis dan exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-
Qur‟an (IIQ) Jakarta dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro
(PPABQ) Ciputat.
2. Sumber Data
Sumber Data yang akan diambil berupa data primer dan data
sekunder. Menurut Sugiyono, “Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpulan data, dan data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data”.37
Data primer dalam penelitian ini adalah wawancara
kepada ahli lagu bacaan Al-Qur‟an (nagham), mahasiswa IIQ Jakarta dan
santri PPA. Baitul Qurro Ciputat. Untuk melengkapi data tersebut, akan
ditambahkan pula data dokumentasi dan arsip-arsip, manuskrip, artikel,
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017), h. 397 37
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif , Kualitatif, dan
R dan D, alfabeta, (Bandung: Alfabeta, 2008), h. 308
21
buku-buku atau majalah yang berkaitan dengan penelitian sebagai data
sekunder yang akan sangat membantu.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dapat dilakukan dengan
beberepa teknik berikut:
a. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dalam suatu penelitian mempunyai peranan sentral dan
menentukan. Sampel merupakan suatu konsep yang mempunyai karakter
dan sifat-sifat tertentu dan sebagian dari objek, manusia, atau kejadian
yang mewakili populasi.38
Sampel penelitian adalah sebagian wakil-wakil
dari populasi yang diteliti.39
Teknik sampling yang akan digunakan yaitu
probability sampling dengan mengambil teknik simpel random sampling.
Peneliti dalam hal ini akan memilih sampel secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara ini dilakukan bila
anggota populasi dianggap homogen.40
Lebih spesifik lagi, mereka adalah
para mahasiswa IIQ Jakarta dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul
Qurro yang tentunya belajar lagu bacaan Al-Qur‟an (nagham), baik
kepada mahasiswa atau santri yang masih junior atau senior dalam
membaca Al-Qur‟an dengan lagu.
Peneliti mengumpulkan data untuk mengetahui resepsi estesis dan
exegesis mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ) Jakarta, dan santri
Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat terhadap pemilihan
lagu bacaan Al-Qur‟an dengan makna Al-Qur‟an.
38
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Kencana, 2014) h. 144 39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1993), h. 115
40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), h. 122
22
b. Metode Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, di mana
sebuah metode untuk mengumpulkan data dengan menggunakan semua
panca indera. Obsevasi merupakan alat pengumpulan data untuk melihat
tingkah laku atau proses yang terjadi pada suatu kegiatan, baik secara
langsung ataupun tidak langsung, dalam situasi yang sebenarnya ataupun
situasi buatan.41
Peneliti dalam hal ini menggunakan observasi partisipatif
pasif, di mana peneliti datang di tempat kegiatan, tetapi tidak ikut terlibat
dalam kegiatan tersebut.42
c. Metode Wawancara
Metode “Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deksriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif”,43
sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewner). “Wawancara sering juga disebut interview,
yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara” untuk memperoleh informasi dari yang
diwawancara”.44
Adapun narasumber wawancara ini adalah ahli nagham
sebagai kunci pokok yang dapat menjelaskan bacaan Al-Qur‟an dengan
lagu. Kemudian peneliti akan melanjutkan wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur kepada para mahasiswa Institut Ilmu Al-Qur‟an (IIQ)
Jakarta dan santri Pondok Pesantren Al-Qur‟an Baitul Qurro Ciputat.
Peneliti akan banyak melakukan wawancara yang bebas di mana tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis.
41 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Politik,
dan Ilmu Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2007), h. 125 42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed
Methods), h. 311 43
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), h. 122 44