KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Askep ini tepat pada waktunya. Askep ini
disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’ KMB II‘’. Adapun askep ini membahas
mengenai ASKEP KLIEN DENGAN KANKER PARU. Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan
askep ini. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan askep ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan
senang hati menerima kritikan serta saran – saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
askep ini.
Semoga hasil dari penyusunan askep ini dapat dimanfaatkan bagi generasi mendatang,
khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima
kasih.
Raha, Februari 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar belakang.......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan....................................................................... 1
C. Metode Penulisan...................................................................... 2
D. Ruang Lingkup.......................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN ................................................................... 3
A.KONSEP PENYAKIT
1 Pengertian................................................................................. 3
2 Klasifikasi…………………………………………………….. 3
3 Etiologi...................................................................................... 4
4 Patofisiologi dan penyimpangan KDM...........………………………………………………….. 6
5 Manifestasi Klinis...................................................................... 6
6 Komplikasi…………………..................................................... 7
7 Prosedur Diagnostik............................................................. 7
8 Manajemen Medik.............................................................. 8
B.KONSEP ASKEP
1. Pengkajian.................................................................................. 9
2. Diagnosa Keperawatan.............................................................. 15
3. Intervensi Keperawatan............................................................. 22
BAB III: KESIMPULAN................................................................................ 23
A. Kesimpulan................................................................................ 23
B. Saran ......................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker paru (Ca Paru) merupakan penyebab kematian utama akibat kanker pada pria dan
wanita. Kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita dibandingkan
pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling umum kematian
akibat kanker pada wanita. Menurut hasil penelitian, hampir 70% pasien kanker paru mengalami
penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Beberapa bukti
menunjukkan bahwa karsinoma cenderung untuk timbul di tempat jaringan perut sebelumnya
(tuberculosis fibrosis ) di dalam paru . Kanker paru mengacu pada lapisan epithelium saluran
napas. Kanker paru dapat timbul dimana saja di paru dan kebanyakan kasus kanker paru dapat
dicegah jika kebiasaan merokok dihilangkan.
Selama 50 tahun terakhir terdapat suatu peningkatan insidensi paru - paru yang
mengejutkan. America Cancer Society memperkirakan bahwa terdapat 1.500.000 kasus baru
dalam tahun 1987 dan 136.000 meningggal. Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi,
di USA tahun 1993 dilaporkan 173.000/tahun, di Inggris 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia
menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Di RS Kanker Dharmais Jakarta tahun 1998 tumor
paru menduduki urutan ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim. Namun, karena sistem
pencatatan kita yang belum baik, prevalensi pastinya belum diketahui tetapi klinik tumor dan
paru di rumah sakit merasakan benar peningkatannya. Sebagian besar kanker paru mengenai pria
(65 %), life time risk 1:13 dan pada wanita 1:20.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan
informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Kanker Paru”.
C. Metode Penulisan
Dalam memperoleh data atau informasi yang digunakan untuk penulisan askep ini,
penyusun menggunakan metode studi kepustakaan yakni dilakukan dengan mengambil referensi
dari buku-buku dan internet yang relevan dengan topik penulisan askep ini sebagai dasar untuk
mengetahui dan memperkuat teori yang digunakan.
D. Ruang Lingkup
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penyusun miliki, sesuai dengan
rujukan materi yang harus dibahas dalam askep ini, maka ruang lingkup makalah ini terbatas
pada pembahasan mengenai tinjauan teoritis kanker paru (pengertian, anatomi fisiologi, etiologi,
manifestasi klinis, patofisi, komplikasi, pemeriksaan penunjang,dan penatalaksanaan medis)
serta konsep askep kanker paru (pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi).
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel-sel yang mengalami proliferasi dalam paru
( underwood, patologi, 2000 ).
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan
paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok (Ilmu
Penyakit Dalam, 2001).
2. Klasifikasi
Pada Klasifikasi menurut WHO untuk Neoplasma Pleura dan Paru – paru (1977) :
1. Karsinoma Bronkogenik.
a. Karsinoma epidermoid (skuamosa).
Kanker ini berasal dari permukaan epitel bronkus. Perubahan epitel
termasuk metaplasia, atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas
mendahului timbulnya tumor. Terletak sentral sekitar hilus, dan menonjol kedalam
bronki besar. Diameter tumor jarang melampaui beberapa centimeter dan
cenderung menyebar langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada dan
mediastinum.
b. Karsinoma sel kecil (termasuk sel oat).
Biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki. Tumor ini
timbul dari sel – sel Kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus. Terbentuk
dari sel – sel kecil dengan inti hiperkromatik pekat dan sitoplasma sedikit.
Metastasis dini ke mediastinum dan kelenjar limfe hilus, demikian pula dengan
penyebaran hematogen ke organ – organ distal.
c. Adenokarsinoma (termasuk karsinoma sel alveolar).
Memperlihatkan susunan selular seperti kelenjar bronkus dan dapat
mengandung mukus. Kebanyakan timbul di bagian perifer segmen bronkus dan
kadang – kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru – paru dan
fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan
limfe pada stadium dini, dan secara klinis tetap tidak menunjukkan gejala – gejala
sampai terjadinya metastasis yang jauh.
d. Karsinoma sel besar.
Merupakan sel – sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk
dengan sitoplasma yang besar dan ukuran inti bermacam – macam. Sel – sel ini
cenderung untuk timbul pada jaringan paru - paru perifer, tumbuh cepat dengan
penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat – tempat yang jauh
e. Gabungan adenokarsinoma dan epidermoid.
f. Lain – lain.
1). Tumor karsinoid (adenoma bronkus).
2). Tumor kelenjar bronchial.
3). Tumor papilaris dari epitel permukaan.
4). Tumor campuran dan Karsinosarkoma
5). Sarkoma
6). Tak terklasifikasi.
7). Mesotelioma.
8). Melanoma.(Price, Patofisiologi, 1995).
3. Etiologi
Meskipun etiologi sebenarnya dari kanker paru belum diketahui, tetapi ada beberapa
faktor yang bertanggung jawab dalam peningkatan insiden kanker paru:
1. Merokok
Tak diragukan lagi merupakan faktor utama. Suatu hubungan statistik yang defenitif telah
ditegakkan antara perokok berat (lebih dari dua puluh batang sehari) dari kanker paru (karsinoma
bronkogenik). Perokok seperti ini mempunyai kecenderungan sepuluh kali lebih besar dari pada
perokok ringan. Selanjutnya orang perokok berat yang sebelumnya dan telah meninggalkan
kebiasaannya akan kembali ke pola resiko bukan perokok dalam waktu sekitar 10 tahun.
Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari tembakau rokok yang jika dikenakan
pada kulit hewan, menimbulkan tumor.
2. Iradiasi
Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan
penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru) berkaitan
dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga merupakan agen etiologi
operatif.
3. Kanker paru akibat kerja
Terdapat insiden yang tinggi dari pekerja yang terpapar dengan karbonil nikel (pelebur
nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja pemecah hematite (paru – paru hematite) dan
orang – orang yang bekerja dengan asbestos dan dengan kromat juga mengalami peningkatan
insiden.
4. Polusi udara
Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka kanker paru yang lebih tinggi dari pada
mereka yang tinggal di desa dan walaupun telah diketahui adanya karsinogen dari industri dan
uap diesel dalam atmosfer di kota.
( Thomson, Catatan Kuliah Patologi,1997).
5. Genetik
Terdapat perubahan/ mutasi beberapa gen yang berperan dalam kanker paru, yakni :
a. Proton oncogen.
b. Tumor suppressor gene.
c. Gene encoding enzyme.
6. Diet
Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, seleniumdan vitamin menyebabkan
tingginya resiko terkena kanker paru (Ilmu Penyakit Dalam, 2001).
4. Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM
Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingk
hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor.
Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation yang merangasang
permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan yang lama dan berkesinambungan
untuk memicu timbulnya penyakit tumor.
Initiati agen biasanya bisa berupa unsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi
langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya
diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan
terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat
tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel
kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa
dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar
dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsinoma sel
besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk.
Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk
kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan
sel ini lambat.
5. Manifestasi Klinis
1. Gejala awal
Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan oleh obstruksi bronkus.
2. Gejala umum
a. Batuk
Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa tumor. Batuk mulai
sebagai batuk kering tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik
dimana dibentuk sputum yang kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi
sekunder.
b. Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami
ulserasi.
c. Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
6. Komplikasi
Adapun beberapa komplikasi dari ca.paru adalah :
- Hematorak
- Pneumotorak
- Empiema
- Endokarditis
- Abses paru
- Atelektasis
7. Pemeriksaan Diagnostik
- Bronskopi untuk memperoleh sampel besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat
- Analisa sputum, pleural, atau nodus limfe untuk sitologi menyatakan tipe sel kanker
atau mengkaji adanya/tahap karsinoma
- Media stinoskopi untuk pertahapan karsinoma
- Aspirasi dengan jarum dan biopsy jaringan paru pada nidus skeln, nodus limfe halus
atau pleura untuk membuat diagnose.
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan ca.paru terbagi atas :
a. Pembedahan, memiliki kemungkinan kesembuhan terbaik, namun hanya < 25% kasus yang
bisadioperasi dan hanya 25% diantaranya ( 5% dari semua kasus ) yang telah hidup setelah 5
tahun.Tingkat mortalitas perioperatif sebesar 3% pada lobektomi dan 6% pada
pneumonektomi.
b. Radioterapi radikal, digunakan pada kasus kanker paru bukan sel kecil yang tidak bisa
dioperasi.Tetapi radikal sesuai untuk penyakit yang bersifat lokal dan hanya
menyembuhklan sedikit diantaranya.
c. Radioterapi paliatif, untuk hemoptisis, batuk, sesak napas atau nyeri local
d. Kemoterapi, digunakan pada kanker paru sel kecil, karena pembedahan tidak pernah sesuai
denganhistologi kanker jenis ini. Peran kemoterapi pada kanker bukan sel kecil belum jelas.
e. Terapi endobronkia, seperti kerioterapi, tetapi laser atau penggunaan stent dapat memulihkan
gejala dengan cepat pada pasien dengan penyakit endobronkial yang signifikan.
f. Perawatan faliatif, opiat terutama membantu mengurangi nyeri dan dispnea. Steroid
membantu mengurangi gejala non spesifik dan memperbaiki selera makan.
B. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
Identitas Klien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Alamat :
Identitas penanggung jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Pendapatan :
Hub. dengan Klien :
Alamat :
b. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang
Keluhan utama : sesak
2. Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah pasien pernah mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri koroner,
dll.
3. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah ada keluarga pasien yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi, arteri
koroner,dll.
c. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/ istirahat.
Gejala : Kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin,
dispnea karena aktivitas.
Tanda : Kelesuan( biasanya tahap lanjut).
b. Sirkulasi.
Gejala : JVD (obstruksi vena kava).
Bunyi jantung : gesekan pericardial (menunjukkan efusi).
Takikardi/ disritmia.
c. Integritas ego.
Gejala : Perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat/
potensi keganasan.
Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang.
d. Eliminasi.
Gejala : Diare yang hilang timbul (karsinoma sel kecil).
Peningkatan frekuensi/ jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal,
tumor epidermoid)
e. Makanan/ cairan.
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan.,Kesulitan menelan,Haus/ peningkatan masukan cairan.
Tanda : Kurus, atau penampilan kurang berbobot (tahap lanjut)
Edema wajah/ leher, dada punggung (obstruksi vena kava), edema wajah/
periorbital (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
Glukosa dalam urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).
f. Nyeri/ kenyamanan.
Gejala : Nyeri dada (tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu
pada tahap lanjut) dimana dapat/ tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan
posisi.
Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma)
Nyeri abdomen hilang timbul.
g. Pernafasan.
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
produksi sputum,Nafas pendek,Pekerja yang terpajan polutan, debu
industry,Serak, paralysis pita suara.
Riwayat merokok
Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja,Peningkatan fremitus taktil (menunjukkan
konsolidasi)Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi (gangguan aliran
udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area yang
mengalami lesi).
h. Keamanan.
Tanda : Demam mungkin ada (sel besar atau karsinoma)Kemerahan, kulit
pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
i. Seksualitas.
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sel
besar)Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel
kecil).
Klasifikasi Data
Data Subjektif
Klien mengatakan batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau
sputum
Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung
Kien mengatakan lemah
Klien mengatakan kurang nafsu makan
Klien mengatakan sering BAK
Klien mengatakan merasa takut
Data objektif
Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi
Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung
Adanya penurunan intoleransi aktifitas
BB klien menurun
Peningkatan frekuensi/jumlah urine
Klien nampak gelisah
Analisa data
No Symptom Etiologi Problem
1. DS : Klien batuk ringan atau
perubahan pola batuk dari
biasanya dan atau sputum
DO : Krekels/mengi pada saat
inspirasi dan ekspirasi
Adanya pembesaran tumor
paru
↓
Menggeser dan menekan
organ paru
↓
Sebagian bronkus tertutup
oleh oleh luasan tumor
↓
Gangguan pertukaran gas
↓
Gangguan pola napas
Gangguan pola nafas
2. DS : Klien mengatakan nyeri
pada dada, bahu,
Adanya pembesaran Nyeri
tulang/sendi,punggung
DO : Adanya edema pada
dada,bahu,tulang/sendi,punggun
g
karsinoma paru
↓
Menekan organ sekitarnya
↓
Terjadi iritasi jaringan
sekitar
↓
Mengeluarkan mediator
kimia histamine,
bradikinin, dan
prostaglandin
↓
Merangsang saraf-saraf
perifer sekitarnya
↓
Korteks serebral
↓
Nyeri dipersepsikan
3. DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi
aktifitas
Adanya pembesaran
karsinoma paru
↓
Menggeser dan menekan
organ disekitarnya
sebagian bronkus
↓
Terhalang oleh masa tumor
↓
Pertukaran CO2 DAN O2
tidak efektif
↓
Intoleransi aktivitas
Sesak nafas/dispnea
↓
Anoreksia
↓
Intake nutrisi kurang dari
kebutuhan kurang
↓
Energy yang terbentuk
kurang
↓
Kelemahan
↓
Intoleransi aktivitas
4. DS : Klien mengatakan merasa
takut
DO : Klien nampak gelisah
Perubahan status kesehatan
↓
Klien terdiagnosa Ca. Paru
↓
Kurang terpapar informasi
tentang penyakit dan
penatalaksanaan
↓
Kurang pengetahuan
↓
Ansietas
Ansietas
Prioritas Masalah
1. Gangguan pola napas
2. Nyeri
3. Intoleransi aktivitas
4. Ansietas
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru,
ditandai dengan:
DS : Klien batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau sputum
DO : Krekels/mengi pada saat inspirasi dan ekspirasi
2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru, ditandai dengan:
DS : Klien mengatakan nyeri pada dada, bahu, tulang/sendi,punggung
DO : Adanya edema pada dada,bahu,tulang/sendi,punggung
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan, ditandai dengan:
DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas
4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan, ditandai dengan:
DS : Kien mengatakan lemah
DO:Adanya penurunan intoleransi aktifitas
3. RENCANA KEPERAWATAN
N
o
Rencana Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. TUPAN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 1
minggu,
gangguan
pertukaran gas
normal
1. Pantau:
Status pernafasan
(Apendiks A) tiap 8
jam.
Hasil pemeriksaan fungsi
paru – paru dan AGD
2. Ketika terjadi episode
dispnea:
1. Untuk mengidentifikasi
perkembangan dan
penyimpangan dari
hasil yang diharapkan.
2. Pemberian oksigen
tambahan membantu
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 2 hari,
gangguan
pertukaran gas
berangsur-angsur
membaik, dengan
kriteria hasil:
AGD dalam
batas normal
warna kulit
normal
frekuensi nafas
12-24x/menit
bunyi paru
bersih
tidak ada
hemoptoe, tidak
menggunakan
otot sensori
untuk bernafas.
Berikan oksigen lembab
tambahan
Implementasikan
tindakan untuk
menurunkan tingkat
ansietas dengan
membantu pasien agar
merasa dalam keadaan
terkontrol.
Tetaplah melakykan
pendekatan dengan
tenang dan penuh
percaya diri . temani
pasien dan instruksikan
pasien untuk bernafas
perlahan dan dalam
Pertahankan posisi tegak
3. Kkonsul kedokter untuk
rujukan kebagian terapi
pernapasan untuk tindakan
nobulizer atau pernafasan
positif intermiten ( PTPI)
bila kongesti paru menetap.
4. Siapkanb pasien untuk
menurunannya upaya
untuk napas dengan
meningkatkan jumlah
oksigen yang tersedia
kejaringan . perasan
tercekik seringkali
muncul ketika terjadi
periode dispneu. Hal
tersebut dapat
mencetuskan ansietas
dan ansietas dapat
diturunkan jika pasien
merasa terkontrol dan
berinteraksi dengan
pemberi perawatan
yang tenang dan
meyakinkan . posisi
tegak memungkinkan
ekspansi paru lebih
penuh dengan
nenurunkan tekanan
abdomen pada
diafragma.
3. Ahli terapi pernafasan
adalah spesialis adalah
spesialis dalam
pemeriksaan fungsi
paru dan modalitas
ferapi
4. teransitesis dilakukan
teransitesis jika dipesankan
sesuai dengan kebijakan
dan prosedur pelayanan
yang ada.
5. Siapkan pasien untuk bedah
paru sesuai pesanan , pre
off.
6. Jika mobilitas terganggu ,
implementasi tindakan
untuk mencegah komplikasi
harusnya masuk di
intolerasikasn ansietas.
oleh dokter . teransitesis
meliputi memasukan
jarum dengan diameter
besar keruang pleura ,
untuk mengeluarkan
kelebihan cairan di
rongga pleura sehingga
memungkinkan
pengembangan paru
lebih baik.
5. Pneumonektomi atau
labektomi dapat
dilakukan untuk
melokalisasi kanker
seperti stadium I dan II.
Bedah reaksi tidak
digunakan untuk
kanker stadium II dan
IV atau karsinoma sel-
selkecil (seloat) karena
metastase luas lebih
terjadi pada saat
diagnose ditegakan .
6. Pasien dengan kanker
mempunyai daya tahan
tubuh yang rendah
karena terapi modalitas
( kemoterapi, terapi
radiasi dan opersi
redikal ) infeksi
nasokomial dapat
7. Pertahankan cairan
sedikitnya 2-3 liter/ hari
kecuali jika ada kontra
indikasi.
8. Berikan dokter jika gejala-
gejala distress pernafasan
menetap atau memburuk.
meluas melalui petugas
kesehatan.
7. Untuk membantu
mengencerkansekresi
paru- paru dan
memudahkan pasien
untuk batuk dan
mengeluarkan secret
tersebut.
8. Hal tersebut merupakan
tanda berkembangnya
infeksi saluran
pernafasan at5au
bertambah luasnya
jaringan paru yang
terkena.
2. TUPAN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 1
minggu nyeri
hilang.
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan
keperawatan
selama 3 hari
nyeri berkurang
1. Berikan analgesic dan
keefektifanya. Konsul
dokter jika anal yang
diberikan tidak efektif
untuk mengontrol nyeri.
2. Untuk meminimalkan nyeri
tulang :
Membalik dengan hati-
hati dan beri dukungan
Hindari menarik
ekstremitas
1. Rasa nyaman
merupakan prioritas
dalam memberikan
perawatan kepada
pasien dengan kanker
2. Metastase ketulang
menyebabkan nyeri
hebat. Pada banyak
pasien, bahkan hanya
sentuhan ringan dapat
menimbulkan rasa
dengan kriteria:
Ekspresi
wajah rileks.
Pengembang
an paru
penuh
Peningkatan
tingkat
aktifitas
Berikan matras yang
lembut
Ubah posisi setiap 2
jam.
3. Untuk meminimalkan nyeri
pleuretik:
Instruksikan pasien
untuk menahan dada
dengan kedua
tangannya/dengan
bantal saat batuk
Dorong pasien untuk
berhenti merokok
Berikan humidifier
(pelembab) udara
sesuai pesanan
Berikan obat antitusif
bila diresepkan
nyeri
3. Nafas dalam dan batuk
kuat meregangkan
membrane pleura dan
menimbulkan nyeri dan
dada pleuretik. Nikotin
dari produk tembakau
dapat mengakibatkan
kontriksi bronchial dan
menurunkan gerakan
silia yang melapisi
saluran pernapasan
bagian bawah. Anti
batuk menekan pusat
batuk diotak.
3. TUPAN : Setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 2
hari intoleransi aktivitas
teratasi
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari intoleransi
aktivitas berangsur-
angsur membaik dengan
kriteria:
Klien sudah bisa
melakukan
1. Evaluasi respon pasien
terhadap aktivitas
kehidupan sehari-hari.
Berikan bantuan dalam
pelaksanaan aktivitas
kehidupan sehari-hari
sesuai kebutuhan. Ajarkan
pasien bagaimana
menghadapi aktivitas untuk
menghindari kelelahan.
Berikan periode istirahat
tampa gangguan diantara
aktivitas.
1. Melakukan aktivitas
dapat membantu daya
tahan. Belajar
bagaimana
meningkatkan rasa
terkontrol dan mandiri
dengan kondisi kronis
dan ketidakmampuan
membantu
meningkatkan harga
diri. Istirahat
memungkinkan tubuh
memperbaiki enerrgi
aktivitas ringan
Tidak lelah lagi
2. Berikan lingkungan yang
hangat, tenang selama
periode istirahat.
3. Bantu pasien dalam
mengidentifikasi aktivitas
menyenangkan yang
memerlukan penggunaan
energy minimal yang dapat
dimasukkan kedalam pola
hidup (membaca, m,enulis,
permainan). Jelaskan bahwa
kunci menikmati aktivitas
tanpa menjadi sangat lelah
adalah periode istirahat
yang sering selama
aktivitas.
yang digunakan selama
aktivitas.
2. Untuk meningkatkan
istirahat.
3. Berlanjutnya menikmati
hidup seluas-luasnya
seperti yang diterima
individu membantu
memudahkan koping.
4. TUPAN : Setelah
diberikan tindakan
keperawatan selama 3
hari ansietas teratasi
TUPEN: Setelah diberikan
tindakan keperawatan
selama 1 hari ansietas
berangsur-angsur
membaik dengan kriteria:
Klien tidak lagi
menanyakan
tentang
penyakitnya.
1. Berikan informasi tentang:
a. Sifat penyakit. Jelaskan
jumlah darah disputum
tidak terlalu
mengidentifikasi
beratnya penyakit dan
bagaimana
meminimalkannya.
b. Tindakan yang
diprogramkan,
meliputikemungkinan
efek samping.
c. Pemeriksaan diagnostic
1. Mengetahui apayang
diharapkan dari
tindakan medis dapat
membantu kepatuhan
pasien dan membantu
menurunkan ansietas
yang berhubungan
dengan tindakan medis.
meliputi:
- Tujuan
- Gambaran singkat
- Persiapan sebelum
pemeriksaan
- Perawatan setelah
pemeriksaan
2. Persiapkan control nyeri
yang efektif
3. Ikut sertakan orang-orang
yang berarti bagi pasien
setiap tahap penyuluhan
kesehatan dan dorong
dukungan mereka terhadap
pasien.
2. Nyeri dapat
mencetusakan ansietas
yang akan
meningkatkan rasa
nyeri.
3. Sistem pendukung yang
kuat penting dalam
membantu individu
secara efektif
mengatasi masalah
dengan penyakit kronis
atau penyakit terminal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker paru adalah pertumbuhan sel-sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan
paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen lingkungan terutama asap rokok. Diagnosa
keperawatan yang pada ca.paru adalah:
1. Gangguan pertukaran gas b/d adanya penutupan parsial bronkus oleh kanker paru.
2. Nyeri b/d adanya iritasi jaringan paru.
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan
4. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan.
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi
yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen
pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
askep ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-Kawan, Penerbit
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.
Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care, edisiketiga, Alih
Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati, SKp. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, 2000.
Satriaperwira. Wordpress. com/kanker paru