BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dermatitis atopik (D.A) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh faktor herediter dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta, skuama dan pruritus yang hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor psikologik, atau akibat bahan kimia atau iritan. Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak. Eksema dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Penyakit ini dialami sekitar 10-20% anak. Umumnya episode pertama terjadi sebelum usia 12 bulan dan episode-episode selanjutnya akan hilang timbul hingga anak melewati masa tertentu. Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini dinamakan dermatitis atopik oleh karena kebanyakan penderitanya memberikan reaksi kulit yang didasari oleh IgE dan mempunyai kecenderungan untuk menderita asma, rinitis atau keduanya di kemudian hari yang dikenal sebagai allergic march. Walaupun demikian, istilah dermatitis atopik tidak selalu
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dermatitis atopik (D.A) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh faktor herediter
dan faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta,
skuama dan pruritus yang hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor
psikologik, atau akibat bahan kimia atau iritan. Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan
kronik kulit yang kering dan gatal yang umumnya dimulai pada awal masa kanak-kanak. Eksema
dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur. Penyakit ini
dialami sekitar 10-20% anak. Umumnya episode pertama terjadi sebelum usia 12 bulan dan
episode-episode selanjutnya akan hilang timbul hingga anak melewati masa tertentu. Sebagian
besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun. Sebagian kecil anak akan terus
mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini dinamakan dermatitis atopik oleh karena
kebanyakan penderitanya memberikan reaksi kulit yang didasari oleh IgE dan mempunyai
kecenderungan untuk menderita asma, rinitis atau keduanya di kemudian hari yang dikenal
sebagai allergic march. Walaupun demikian, istilah dermatitis atopik tidak selalu memberikan
arti bahwa penyakit ini didasari oleh interaksi antigen dengan antibodi.
Urtikaria atau biduran, dalam bahasa awam, adalah suatu kelainan yang terbatas pada bagian superfisial kulit berupa bintul (wheal) yang berbatas jelas dengan dikelilingi daerah yang eritematous. Urtikaria dikenal juga sebagai penyakit kulit dengan bintul-bintul kemerahan sebagai akibat dari proses alergi (Baskoro et.al, 2007).
Berikut ini adalah permasalahan dalam skenario 2:
Seorang anak bernama Siti, 10 tahun, sering menderita biduren/kaligata, yang biasanya timbul setelah makan udang. Menurut ibunya, beberapa hari setelah lahir dulu pada pipinya timbul eczema, berwarna kemerahan dan selalu digaruk-garuk. Waktu bayi selain ASI, juga mendapat susu formula. Sejak kecil, sehabis makan udang dan kepiting langsung keluar bentol-bentol merah, terasa gatal dan juga disertai kolik abdomen serta diare.
Selanjutnya, Siti tidak berani lagi makan udang, telur, dan semua ikan laut. Setelah periksa ke dokter, hasil pemeriksaan darah lengkap Hb: 13, 2 gr/dL; jumlah leukosit: 7,5×103; AT: 337×103; hitung jenis leukosit: eosinofilia relatif. Selanjutnya dokter memberikan obat dan dianjurkan dilakukan pemeriksaan skin prick test.
Ibunya Siti sering pilek, hidung gatal, bersin-bersin, dan juga menderita asma, dengan gejala sesak nafas dan mengi. Pada waktu hamil ibunya Siti khawatir kalau asmanya menurun pada anaknya. Mereka konsultasi kepada dokter mengenai hasil tersebut. Ibunya Siti pernah berobat ke praktek dokter, diberikan suntikan dan syok. Dokter berusaha menangani syoknya tersebut, namun tidak membaik dan akhirnya dirujuk ke rumah sakit.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
1.1 Dermatitis atopik
· Dermatitis atopik (DA) adalah penyakit kulit reaksi inflamasi yang didasari oleh faktor herediter dan
faktor lingkungan, bersifat kronik residif dengan gejala eritema, papula, vesikel, kusta, skuama dan
pruritus yang hebat. Bila residif biasanya disertai infeksi, atau alergi, faktor psikologik, atau akibat bahan
kimia atau iritan.
· Penyakit ini dinamakan dermatitis atopik oleh karena kebanyakan penderitanya memberikan reaksi
kulit yang didasari oleh IgE dan mempunyai kecenderungan untuk menderita asma, rinitis atau keduanya
di kemudian hari yang dikenal sebagai allergic march. Walaupun demikian, istilah Dermatitis atopik tidak
selalu memberikan arti bahwa penyakit ini didasari oleh interaksi antigen dengan antibodi.
Nama lain untuk Dermatitis atopik adalah eksema atopik, eksema Dermatitis, prurigo Besnier, dan
neurodermatitis. Diperkirakan angka kejadian di masyarakat adalah sekitar 1-3% dan pada anak < 5
tahun sebesar 3,1% dan prevalensi DA pada anak meningkat 5-10% pada 20-30 tahun terakhir. Sangat
mungkin peningkatan prevalensi ini berasal dari faktor lingkungan, seperti bahan kimia industri, makanan
olahan, atau benda asing lainnya. Ada dugaan bahwa peningkatan ini juga disebabkan perbaikan
prosedur diagnosis dan pengumpulan data.
1.2 Urtikaria
Urtikaria merupakan istilah kilnis untuk suatu kelompok kelainan yang di tandai dengan adanya
pembentukan bilur-bilur pembengkakan kulit yang dapat hilang tanpa meninggalkan bekas yang terlihat. (
robin graham, brown. 2205 )
Urtikaria yaitu keadaan yang di tandai dengan timbulnya urtika atau edema setempat yang
menyebabkan penimbulan di atas permukaan kulit yang di sertai rasa sangat gatal ( ramali, ahmad. 2000 )
Urtikaria adalah reaksi vascular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya di tandai dengan
edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan,
meninggi di permukaan kulit, sekitarnya di kelilingi halo (kemerahan). Keluhan subjektif biasanya gatal,
rasa tersengat atau tertusuk.
Dikenal dua macam bentuk klinik urtikaria, yaitu bentuk akut ( <> 6 minggu). Urtikaria yang
mengenai lapisan kulit yang lebih dalam daripada dermis, dapat di submukosa, atau di subkutis, juga
dapat mengenai saluran nafas, saluran cerna, dan organ kardiovaskuler dinamakan angiodema.
Sinonim : Hives, nettle rash, biduran, kaligata.
B. Etiologi
1.1 Dermatitis atopik
Penderita dermatitis atopik biasanya juga memiliki penyakit alergi lainnya. Hubungan antara
dermatitis dan penyakit alergi tersebut tidak jelas; beberapa penderita memiliki kecenderungan yang
sifatnya diturunkan untuk menghasilkan antibodi secara berlebihan (misalnya immunoglobulin E) sebagai
respon terhadap sejumlah rangsangan yang berbeda.
Berbagai keadaan yang bisa memperburuk dermatitis atopik:
1. Stres emosional
2. Perubahan suhu atau kelembaban udara
3. Infeksi kulit oleh kuman umumnya Staphylococcus aureus, virus dan jamur
4. Kontak dengan bahan pakaian yang bersifat iritan (terutama wol).
5. Pada beberapa anak-anak, alergi makanan bisa memicu terjadinya dermatitis atopik.
6. Penggunaan sabun atau deterjen, bahan kimia (alkohol, astrigen) dapat memicu terjadinya rasa gatal
pada kulit.
7. Keringat berlebihan, disebabkan lingkungan yang bersuhu panas/dingin dan kelembaban tinggi atau
Potensial terjadinya infeksi b.d. adanya luka akibat gangguan integritas
Tujuan :Tidak terjadi infeksiKriteria hasil :Hasil pengukuran tanda vital dalam batas normal.- RR :12-24 x/menit- N : 70-82 x/menit- T : 36-37 OC- TD : 120/85 mmHgTidak ditemukan tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, infusiolesa)Hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal Leuksosit darah : 4.400 – 11.300/mm3
1. Lakukan tekni aseptic dan antiseptic dalam melakukan tindakan pada pasien
2. Ukur tanda vital tiap 4-6 jam
3. Observasi adanya tanda-tanda infeksi
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet TKTP
5. Libatkan peran serta keluarga dalam memberikan bantuan pada klien.
6. Jaga lingkungan klien agar tetap bersih.
1. Dengan teknik septik dan aseptik dapat mengirangi dan mencegah kontaminasi kuman.
2. Suhu yang meningkat adalah imdikasi terjadinya proses infeksi.
3. Deteksi dini terhadap tanda-tanda infeksi
4. Untuk menghindari alergen dari makanan.
5. Memandirikan keluarga
6. Menghindari alergen yang dapat meningkatkan urtikaria.
2Resiko kerusakan kulit b.d. terpapar alergen
Tujuan :Tidak terjadi kerusakan pada kulit klienKriteria hasil :Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari alergen
1. Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.
2. Baca label makanan kaleng agar terhindar dari bahan makan yang mengandung alergen
3. Hindari binatang peliharaan.
4. Gunakan penyejuk ruangan (AC) di rumah atau di tempat kerja, bila memungkinkan.
1. Menghindari alergen akan menurunkan respon alergi.
2. Menghindari dari bahan makanan yang mengandung alergen.
3. Binatang sebaiknya hindari memelihara binatang atau batasi keberadaan binatang di sekitar area rumah.
4. AC membantu menurunkan paparan terhadap beberapa alergen yang ada di lingkungan.
3 Perubahan rasa nyaman b.d. pruritus
Tujuan :Rasa nyaman klien terpenuhiKriteria hasil :Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya
1. Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.
2. Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.
3. Gunakan deterjen ringan dan bilas pakaian untuk memastikan sudah
1. Dengan mengetahui proses fisiologis dan psikologis dan prinsip gatal serta penangannya akan meningkatkan rasa kooperatif.
2. Pruritus sering disebabkan oleh dampak iritan atau allergen dari bahan kimia atau komponen pelembut pakaian.
peningkatan rasa nyaman
tidak ada sabun yang tertinggal.4. Jaga kebersihan kulit pasien
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gatal
3. Bahan yang tertinggal (deterjen) pada pencucian pakaian dapat menyebabkan iritasi.
4. Mengurangi penyebab gatal karena terpapar alergen.
5. Mengurangi rasa gatal.
4Gangguan pola tidur b.d. pruritus
Tujuan :Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.Kriteria Hasil :1.Mencapai tidur yang nyenyak.2.Melaporkan gatal mereda.3.Mempertahankan kondisi lingkungan yang tepat.4.Menghindari konsumsi kafein.5.Mengenali tindakan untuk meningkatkan tidur.6.Mengenali pola istirahat/tidur yang memuaskan.
1. Mengerjakan hal ritual menjelang tidur.
2. Menjaga agar kulit selalu lembab.
3. Menghindari minuman yang mengandung kafein menjelang tidur.
4. Melaksanakan gerak badan secara teratur.
5. Nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar tetap memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.
1. Udara yang kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.
2. Tindakan ini mencegah kehilangan air, kulit yang kering dan gatal biasanya tidak dapat disembuhkan tetapi bisa dikendalikan.
3. Kafein memiliki efek puncak 2-4 jam setelah dikonsumsi.
4. Memberikan efek menguntungkan bila dilaksanakan di sore hari.
5. Memudahkan peralihan dari keadaan terjaga ke keadaan tertidur.
5 Gangguan citra tubuh b.d. penampakan kulit yang tidak bagus
Tujuan :Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapaiKriteria Hasil :1.Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.2.Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.3.Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.4.Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.5.Mengutarakan perhatian
1. Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).
2. Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.
3. Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.
4. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan
1. Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
2. Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman klien terhadap kondisi kulitnya.
3. Klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.
4. Memberikan kesempatan pada petugas untuk
terhadap diri sendiri yang lebih sehat.6.Tampak tidak meprihatinkan kondisi.7.Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan
mengenali masalahnya.
5. Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
6. Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .
5. Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
6. Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
6
Kurang pengetahuan tentang program terapi b.d. inadekuat informasi
Tujuan :Terapi dapat dipahami dan dijalankanKriteria Hasil :1.Memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit.2.Mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi.3.Melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program.4.Menggunakan obat topikal dengan tepat.5.Memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.
1. Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya.
2. Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan konsepsi/informasi.
3. Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan lainnya.
4. Nasihati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan..
1. Memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan
2. Klien harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat, kebanyakan klien merasakan manfaat.
3. Memungkinkan klien memperoleh cara yang tepat untuk melakukan terapi.
4. Dengan terjaganya hygiene, dermatitis alergi sukar untuk kambuh kembali
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dermatitis atopik adalah peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit T dan sel mast.
Kata “atopic” berhubungan dengan tiga group gangguan alergi yaitu asthma, alergi renitis (influensa), dan dermatitis
atopik. Dermatitis atopik dibagi 2 tipe yaitu: Tipe 1 : murni tidak disertai keterlibatan saluran napas, ada 2 tipe
yaitu : Intrinsik : tidak terdeteksi adanya sensitasi IgE spesifik dan tidak terdapat peningkatan IgE total serum dan
Ekstrinsik : terbukti dengan adanya sensitasi terhadap alergen hirup dan alergen makanan pada uji kulit dan pada
serum. Tipe 2 : bentuk campuran disertai gejala saluran napas dan terdapat sensitasi IgE.
B. Saran
Beberapa pencegahan untuk penderita dengan DA antara lain:
1. Potong pendek kuku jari tangan untuk mengurangi goresan di kulit.
2. Hindari penggunaan sabun wangi dan gunakan pembersih bebas sabun (soap- free cleansing oils).
3. Penderita sebaiknya tidak terlalu sering dimandikan, cukup dua kali sehari, dan jangan dimandikan terlalu lama.
4. Olesi kulit dengan krim emolien setelah mandi.
5. Jangan memakaikan pakaian yang terbuat dari bahan iritatif seperti wol dan nilon, hindari juga pakaian berlapis-
lapis untuk mencegah produksi keringat yang berlebih.