BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Komposisi Vegetasi
Komposisi komunitas tumbuhan dapat diartikan variasi jenis flora yang
menyusun suatu komunitas. Komposisi jenis tumbuhan merupakan daftar floristik
dari jenis tumbuhan yang ada dalam suatu komunitas (Misra 1973). Selanjutnya
Richard (1966), menggunakan istilah komposisi untuk menyatakan keberadaan
jenis-jenis pohon dalam hutan. Soerianegara dan Indrawan (2005) mengatakan
bahwa komposisi jenis dibedakan antara populasi (satu jenis) dan komunitas
(beberapa jenis).
Kawasan Arboretum PT Arara Abadi merupakan hutan dataran rendah.
Berdasarkan hasil analisis vegetasi yang dilakukan di Arboretum PT Arara Abadi
diperoleh keanekaragaman spesies tumbuhan sebanyak 102 spesies dari 47 famili.
Adapun spesies tumbuhan yang paling banyak ditemukan adalah spesies-spesies
yang berasal dari famili Dipterocarpaceae dan Fabaceae masing-masing sebanyak
9 spesies. Pada Gambar 3 menunjukkan 12 famili yang memiliki jumlah spesies
lebih besar atau sama dengan tiga, sedangkan daftar famili dan spesies
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1 .
Gambar 3 Famili dan jumlah spesies tumbuhan di Arboretum PT Arar Abadi
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
AnacardiaceaeArecaceaeClusiaceae
DipterocarpaceaeEuphorbiaceae
FabaceaeLauraceaeMoraceae
MyrtaceaePoaceae
PolypodiaceaeZingiberaceae
Jumlah spesies
Fa
mil
i
Famili Dipterocarpaceae merupakan famili dengan anggota spesies
terbanyak yang ditemukan di petak contoh penelitian. Hal ini dikarenakan famili
Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan yang mendominasi pada hutan hujan
tropis seperti hutan-hutan Sumatera, dengan marga seperti Shorea, Hopea,
Dipterocarpus, Vatica, dan Dryobalanops. Hal ini disebabkan oleh kenaikan
keanekaragaman lokal berhubungan erat dengan sifat-sifat tanah dan iklim mikro.
Naik turunnya intensitas dan sudut penyinaran matahari, curah hujan, suhu dan
pembagian hara antara tanah dan vegetasi adalah lebih besar di hutan tropik
daripada di hutan daerah beriklim sedang (Ashton 1982)
5.1.1 Nilai penting tingkat semai dan tumbuhan bawah
Hasil analisis vegetasi di petak contoh penelitian, tumbuhan pada tingkat
semai dan tumbuhan bawah ditemukan sebanyak 77 spesies dari 40 famili. Jumlah
semai dan tumbuhan bawah pada suatu hutan sangat menentukan keberlangsungan
hutan tersebut untuk beregenerasi dan tetap ada. Berdasarkan nilai INP untuk
spesies tingkat semai dan tumbuhan bawah termasuk ke dalam rangking 10
(sepuluh) besar dengan INP ≥ 5% disajikan pada Gambar 4, sedangkan daftar
spesies tumbuhan tingkat semai dan tumbuhan bawah selengkapnya disajikan
padan Lampiran 6.
Gambar 4 INP spesies tumbuhan pada tingkat semai dan tumbuhan bawah
Pada Gambar 4 terlihat bahwa spesies tumbuhan yang memiliki INP
terbesar adalah kelat (Syzygium sp1.) dengan nilai INP sebesar 20,6%, diikuti
0 5 10 15 20 25
Syzygium sp1.
Litsea odorifera
Santiria laevigata
Gleichenia microphylla
Korthalsia sp.
Panera semibifida
Palaquium burchii
Piper caducibractum
Zingiber officinale
Dialium indum
Indeks Nilai Penting (%)
Sp
esi
es
Tu
mb
uh
an
spesies tumbuhan medang (Litsea odorifera) sebesar 14,54%, lalan (Santiria
laevigata) sebesar 14,33%, dan resam (Gleichenia microphylla) sebesar 8,07%.
5.1.2 Nilai penting tingkat pancang
Spesies tumbuhan pada tingkat pancang ditemukan sebanyak 47 spesies
dari 27 famili pada petak contoh penelitian, sedangkan nilai INP dari spesies
pancang yang termasuk ke dalam rangking 10 (sepuluh) besar disajikan pada
Gambar 5 dan untuk INP dari semua spesies yang ditemukan di petak contoh
penelitian disajikan dalam Lampiran 7. Gambar 5 menunjukkan spesies-spesies
tumbuhan yang memiliki INP ≥ 6%.
Gambar 5 INP spesies tumbuhan pada tingkat pancang
Berdasarkan Gambar 5 di atas terlihat bahwa Indeks Nilai Penting (INP)
spesies pada tingkat pancang di petak contoh penelitian yang tertinggi yaitu
tumbuhan medang (Litsea odorifera) dengan nilai INP sebesar 34,68%, diikuti
oleh kelat (Syzygium sp1.) dan petatal/petaling (Ochanostachys amentacea), Hal
ini menunjukkan regenerasi medang pada tingkat pancang cukup baik sedangkan,
nilai INP yang paling kecil adalah spesies medang buah (Litsea sp.), kedondong
hutan (Dacryodes rostrata), durian hantu (Coelostegia griffthii), dan punak
(Tetramerista glabra) yang masing-masing memiliki INP sama besar yaitu
sebesar 0,26% spesies-spesies ini sangat sedikit sekali ditemukan pada petak
contoh penelitian.
0 10 20 30 40
Litsea odorifera
Syzygium sp1.
Ochanostachys amentacea
Palaquium burchii
Baccaurea deflexa
Myristica sp.
Canarium tomentosum
Dialium indum
Santiria laevigata
Calophylum pulcherimum
Indeks Nilai Penting (%)
Sp
esi
es
Tu
mb
uh
an
5.1.3 Nilai penting tingkat tiang
Hasil analisis vegetasi pada tingkat tiang ditemukan tumbuhan pada tingkat
tiang ditemukan sebanyak 41 spesies dari 22 famili. Spesies-spesies pada tingkat
tiang yang termasuk rangking teratas dengan INP ≥ 7% di petak contoh
pengamatan disajikan dalam Gambar 6, sedangkan untuk INP dari semua spesies
yang ditemukan di petak contoh penelitian disajikan pada Lampiran 8.
Gambar 6 INP spesies tumbuhan pada tingkat tiang
Pada Gambar 6 terlihat nilai INP terbesar dimiliki oleh spesies tumbuhan
meranti (Shorea smithiana) dengan nilai INP sebesar 43,41%, ini menunjukkan
bahwa meranti yang paling mendominasi diantara spesies lainnya pada tingkat
tiang. Spesies yang memilki INP yang terkecil yaitu spesies kopi-kopi (Randia
anisophylla) sebesar 0,81%.
5.1.4 Nilai penting tingkat pohon
Spesies tumbuhan pada tingkat pohon ditemukan sebanyak 60 spesies dari
32 famili. Spesies-spesies pohon yang memiliki Indeks INP terbesar disajikan
pada Gambar 7 dengan INP ≥ 8%, sedangkan untuk INP dari semua spesies yang
ditemukan di petak contoh pengamatan disajikan pada Lampiran 9.
0 10 20 30 40 50
Shorea smithiana
Myristica sp.
Syzygium sp1.
Palaquium burchii
Litsea odorifera
Pometia pinnata
Ochanostachys amentacea
Jaringa sp.
Macaranga sp.
Nephelium lapaceum
Indeks Nilai Penting (%)
Sp
esi
es
Tu
mb
uh
an
Gambar 7 INP spesies tumbuhan pada tingkat pohon
Gambar 7 terlihat nilai INP terbesar dimiliki oleh spesies tumbuhan
meranti (Shorea smithiana) dari famili Dipterocarpaceae dengan nilai INP sebesar
48,06%. INP ini dapat mencirikan tingkat penguasaan terhadap tempat tumbuh.
Kebanyakan dari spesies Dipterocarpaceae bersifat toleran terhadap intensitas
cahaya pada saat semai dan intoleran setelah mencapai tahap pancang dan tiang
(Ashton 1982).
5.1.5 Penyebaran kelas diameter pohon
Jumlah pohon yang ditemukan pada petak contoh penelitian sebanyak 956
individu yang termasuk ke dalam 60 spesies. Jumlah pohon tersebut memiliki
kelas diameter yang beragam. Kelas diameter pohon yang banyak jumlahnya
terdapat pada kelas diameter 20 – 29 cm dan yang paling sedikit jumlahnya
terdapat pada kelas diameter ≥ 50 cm. Diagram kelas diameter pohon pada petak
contoh pengamatan disajikan pada Gambar 8.
0 10 20 30 40 50 60
Shorea smithiana
Quercus sp.
Litsea odorifera
Syzygium sp1.
Endospermum malaccensis
Myristica sp.
Scorodocarpus borneensis
Sapium sp.
Ochanostachys amentacea
Santiria laevigata
Indeks Nilai Penting (%)
Sp
esi
es
Tu
mb
uh
an
Gambar 8 Diagram kelas diameter pohon per total luas areal petak contoh
penelitian
Berdasarkaan Gambar 8 di atas, struktur vegetasi yang terdapat di petak
contoh penelitian menunjukkan bentuk J terbalik yang berarti struktur tegakan
dalam keadaan normal, karena pohon-pohon yang masih muda lebih banyak
daripada pohon-pohon tua. Jumlah pohon yang berdiameter ≥ 70 cm sebanyak 8
individu, dan diameter pohon yang paling besar adalah 85,98 cm yaitu spesies
meranti (Shorea smithiana). Kondisi vegetasi hutan alam yang normal
ditunjukkan dengan bentuk kurva seperti huruf “J” terbalik (Loewenstein 1996
diacu dalam Husch et al. 2003).
5.1.6 Keanekaragaman spesies tumbuhan
Hasil perhitungan Indeks keanekaragaman Shannon dari setiap tingkat
pertumbuhan seperti tersaji pada Tabel 2.
Tabel 2 Rekapitulasi nilai indeks keanekaragaman Shannon pada berbagai tingkat
pertumbuhan No Tingkat Pertumbuhan Nilai Indeks Shannon
1 Pohon 2,95
2 Tiang 2.84
3 Pancang 2,99
4 Semai/tumbuhan bawah 3,65
050
100150200250300350400450500550600650700
20-29 30-39 40-49 50-59 60-69 ≥ 70
Ju
mla
h i
nd
ivid
u (
Ind
/4h
a)
Kelas diameter (cm)
Berdasarkan Tabel 2 tersebut bahwa di lokasi penelitian menunjukkan
untuk tingkat pohon, tiang, dan pancang adalah tingkat keanekaragamannya
sedang. Sedangkan pada tingkat semai dan tumbuhan bawah keanekaragaman
spesiesnya tinggi. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1988), apabila derajat
keanekaragaman lebih kecil dari satu berarti keanekaragaman spesies pada petak
tersebut rendah, berkisar antara satu dan tiga disebut sedang, dan jika lebih besar
dari tiga disebut mempunyai nilai keanekaragaman spesies pada petak tinggi atau
melimpah.
5.1.7 Kemerataan Individu
Indeks kemerataan menggambarkan adanya penyebaran yang merata dari
setiap spesies pada masing-masing tingkat pertumbuhan yang ada. Adapun nilai
Indeks Kemerataan tersebut seperti pada Tabel 3.
Tabel 3 Rekapitulasi Nilai Indeks Kemerataan pada berbagai tingkat pertumbuhan
No Tingkat Pertumbuhan Nilai Indeks Kemerataan
1 Pohon 0,76
2 Tiang 0,73
3 Pancang 0,77
4 Semai 0,84
Nilai indeks kemerataan memiliki selang antara 0-1, nilai indeks kemerataan
mendekati 1, maka sebaran individu antar spesies relatif merata, sedangkan bila
nilai indeks mendekati 0 maka sebaran individu antar spesies sangat tidak merata
(Krebs 1978). Dari Tabel 3 terlihat bahwa kemerataan spesies-spesies dari tingkat
pertumbuhan yang ada di petak contoh penelitian menunjukkan penyebaran
individu yang relatif merata, terutama pada tingkat semai ini terlihat dari hasil
indeks kemerataan sebesar 0,84.
5.1.8 Status konservasi spesies tumbuhan
Hasil identifiksi spesies tumbuhan dari 102 spesies tumbuhan yang
ditemukan di petak contoh penelitian sebanyak 14 spesies yang masuk dalam Red
List IUCN 2009 dan 2 spesies tumbuhan termasuk langka. Data mengenai status
konservasi spesies tumbuhan disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 tersebut
areal Arboretum PT Arara Abadi mempunyai nilai konservasi yang cukup tinggi.
Tabel 4 Status konservasi spesies tumbuhan yang ditemukan di petak contoh
penelitian
Sumber : Mogea et al. (2001), Red List IUCN (2009)
5.2 Keanekaragaman Tumbuhan Obat
5.2.1 Kekayaan spesies dan famili tumbuhan obat
Dari hasil analisis vegetasi yang dilakukan dan perhitungan persentase
tumbuhan obat dari keseluruhan spesies tumbuhan yang ditemukan di Arboretum
PT. Arara Abadi diperoleh sebanyak 38 spesies dari 25 famili atau 37% dari
jumlah total spesies yang ditemukan. Nilai persantase tumbuhan obat dapat dilihat
pada Gambar 9.
Gambar 9 Persentase tumbuhan obat dan bukan tumbuhan obat
63%
37%
Spesies bukan tumbuhan obat
Tumbuhan obat
No Nama spesies Famili Status konservasi
1 Aquilaria malaccensis Thymelaeaceae Vulnerable (Rentan)
2 Alstonia scholaris Apocynaceae Lower risk (Resiko rendah)
3 Cratoxylum arborescens Hypericaceae Lower risk (Resiko rendah)
4 Dacryodes rostrata Meliaceae Lower risk (Resiko rendah)
5 Irvingia malayana Simaroubaceae Lower risk (Resiko rendah)
6 Koompassia malaccensis Fabaceae Vulnerable (Rentan)
7 Santiria laevigata Burseraceae Lower risk (Resiko rendah)
8 Shorea acuminata Dipterocarpaceae Critically endangered (Kritis)
9 Shorea leprosula Dipterocarpaceae Endangered (genting)
10 Shorea smithiana Dipterocarpaceae Critically endangered (Kritis)
11 Ochanostachys amentacea Olacaceae Data decifient (Kurang data)
12 Vatica stapfiana Dipterocarpaceae Endangered (genting)
13 Styrax benzoin Styracaceae Rare (langka)
14 Scorodocarpus borneensis Olacaceae Rare (langka)
Adapun spesies terbanyak adalah yang berasal dari famili Zingiberaceae
seperti jahe-jahean (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), dan lengkuas
(Alpinia galanga), Moraceae seperti terap (Artocarpus elasticus), cempedak hutan
(Artocarpus integra), dan beringin (Ficus benjamina), Polypodiaceae sisik naga
seperti (Drymoglossum piloselloides), pakis andam (Nephralepis cordifolia), dan
paku tanduk rusa (Platycerium sp.) dan Fabaceae seperti putri malu (Mimosa
pudica), gelinggang, ketepeng cina (Cassia alata), dan petai hutan (Parkia
speciosa). Pada Gambar 10 disajikan famili dengan jumlah 2 dan 3 spesies.
Gambar 10 Famili dan spesies tumbuhan obat
5.2.2 Keanekaragaman tumbuhan obat berdasarkan habitus
Potensi tumbuhan obat yang ditemukan di Arboretum PT Arara Abadi
dilihat dari habitusnya atau perawakannya yaitu pohon, perdu dan herba. Adapun
pengelompokkan potensi spesies tumbuhan obat berupa persentase berdasarkan
habitusnya seperti ada pada Gambar 11.
Gambar 11 Persentase habitus tumbuhan obat
0 1 2 3
Euphorbiaceae
Fabaceae
Melastomaceae
Moraceae
polypodiaceae
Zingiberaceae
Olacaceae
Myrtaceae
Jumlah spesies
Fam
ili
53%
10%
37%
Pohon Perdu Herba
Dari Gambar 11 terlihat bahwa tumbuhan obat yang ditemukan terbanyak
adalah yang berhabitus pohon dengan persentase sebesar 53%. Hal ini
dikarenakan spesies tumbuhan yang ada dalam Arboretum PT Arara Abadi
merupakan hutan sisa dalam HTI Group Sinar Mas Forestry (SMF) di Riau.
5.2.3 Potensi tumbuhan obat berdasarkan bagian yang digunakan
Adapun jumlah spesies yang berpotensi sebagai tumbuhan obat berdasarkan
bagian yang dapat dimanfaatkan dapat dilihat pada Gambar 12 terlihat bahwa
bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai obat adalah bagian daun.
Gambar 12 Bagian tumbuhan yang digunakan
5.2.4 Potensi tumbuhan obat berdasarkan kelompok penyakit
5.2.4.1 Gangguan Peredaran darah
Spesies tumbuhan obat yang terdapat di petak contoh penelitian di
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
gangguan peredaran darah sebanyak 6 spesies. Jumlah khasiat/macam penyakit
yang ditemukan sebanyak 6 macam, yaitu pendarahan gusi, kencing darah,
perdarahan rahim, perdarahan luka sayatan, pembersih darah, dan pencegah
pendarahan. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit gangguan
peredaran darah selengkapnya disajikan pada Tabel 5.
0
2
4
6
8
10
12
14
Buah Seluruh bagian
Daun Rimpang Getah Akar Kulit batang
Jum
lah
Sp
esi
es
Bagian Yang Digunakan
Tabel 5 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
gangguan peredaran darah No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Sirih Hutan Piper caducibractum Daun Pendarahan gusi
2 Patikan
Kebo
Euphorbia hirta Daun Kencing darah
3 Harendong/
Senggani
Melastoma affine Biji Pendarahan rahim
4 Harendong
Bulu
Clidemia hirta Daun Pendarahan luka
sayatan
5 Sisik Naga Drymoglossum
piloselloides
Seluruh bagian Pembersih darah
6 Rumput Teki
Cyperus rotundus Seluruh bagian Pencegah pendarahan
Sumber : Arisandi dan Andriani (2006)
Kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam spesies tumbuhan
senggani berdasrkan literatur adalah daun senggani mengandung saponin,
flavonoida, dan tanin. Sifat kimiawi dan efek farmakologis yaitu daun senggani
rasanya pahit yang dapat menghentikan perdarahan rahim Arisandi dan Andriani
(2006). Kandungan senyawa kimia spesies lainnya selengkapanya disajikan pada
Lampiran 4. Spesies tumbuhan berpotensi obat seperti harendong/senggani dan
harendong bulu disajikan pada Gambar 13 (a) dan 13 (b) .
(a) (b)
Gambar 13 Harendong/senggani (a) dan harendong bulu (b)
5.2.4.2 Penawar racun
Spesies tumbuhan obat yang terdapat pada petak contoh penelitian di
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk penawar racun sebanyak
2 spesies. Jumlah khasiat/macam penyakit yang ditemukan sebanyak 2 macam,
yaitu menetralkan racun dan sebagai racun cacing. Spesies tumbuhan obat untuk
penawar racun selengkapnya disajikan pada Tabel 6.
Tabel 6 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk penawar racun
No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Harendong/Senggani Melastoma affine Akar dan
atau daun
Keracunan
singkong/menetralakan
racun
2 Petai hutan Parkia speciosa Buah Racun cacing
Sumber : Arisandi dan Andriani (2006)
Kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam spesies tumbuhan petai
hutan adalah tanin, garam alkali, damar yang dapat digunakan sebagai racun
cacing. Spesies senggani juga berfungsi untuk menetralkan racun dan bagian yang
digunakan adalah akar dan atau daun senggani Arisandi dan Andriani (2006).
5.2.4.3 Penyakit kelamin
Spesies tumbuhan obat yang terdapat pada petak contoh penelitian
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
kelamin ditemukan sebanyak 4 spesies. Jumlah khasiat/macam penyakit yang
ditemukan sebanyak 3 macam, yaitu infeksi saluran kemih, kencing darah, dan
mengobati penyakit sipilis. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit
kelamin selengkapnya disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
kelamin No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Pakis andam Nephralepis cordifolia Seluruh bagian Infeksi saluran
kemih
2 Patikan Kebo Euporbhia hirta Daun Kencing darah
3 Pulai Alstonia scholaris Akar Mengobati sipilis
4 Sirih Hutan Piper caducibractum Daun Sipilis
Sumber : Zuhud dan Haryanto (1994)
Kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam spesies tumbuhan pulai
adalah Alkaloid (Ekitamina, Alstonamina) yang dapat digunakan untuk mengobati
penyakit sipilis. Spesies tumbuhan sirih hutan mengandung senyawa kimia seperti
Piperin, minyak atsiri, dan damar berfungsi untuk mengobati penyakit sipilis dan
bagian yang digunakan adalah bagian daun sirih hutan Zuhud dan Haryanto
(1994).
5.2.4.4 Penyakit khusus wanita
Spesies tumbuhan obat yang terdapat pada petak contoh penelitian
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
khusus wanita ditemukan sebanyak 4 spesies. jumlah khasiat/macam penyakit
yang ditemukan sebanyak 4 macam, yaitu keputihan, payudara bengkak, haid
berlebih, dan nyeri pada saat haid. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati
penyakit khusus wanita selengkapnya disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit khusus
wanita No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Sirih Hutan Piper caducibractum Daun Keputihan
2 Patikan Kebo Euphorbia hirta Daun Payudara
bengkak
3 Harendong/Senggani Melastoma affine Daun Haid berlebih
4 Kunyit Curcuma longa Rimpang Nyeri pada saat
haid
Sumber : Dalimartha (2003)
Kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam spesies tumbuhan sirih
hutan mengandung senyawa kimia seperti Piperin, minyak atsiri, damar senggani
juga berfungsi untuk mengatasi masalah keputihan pada wanita dan bagian yang
digunakan adalah daun sirih tersebut. Sedangkan kunyit mengandung senyawa
kimia seperti Kurkuminoid dan minyak atsiri/volatile oil yang dapat mengurangi
rasa nyeri pada saat haid (Dalimartha 2003).
5.2.4.5 Penyakit kulit
Spesies tumbuhan obat yang terdapat pada petak contoh penelitian di
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit kulit
sebanyak 4 spesies. Jumlah khasiat/macam penyakit yang ditemukan sebanyak 4
macam penyakit, yaitu kulit gatal, sakit kulit, kudis/kurap, dan panu. Spesies
tumbuhan obat untuk mengobati penyakit khusus wanita selengkapnya disajikan
pada Tabel 9.
Tabel 9 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit kulit No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Sirih Hutan Piper caducibractum Daun Kulit gatal
2 Kemenyan Styrax benzoin Getah Sakit kulit
3 Gelinggang/ketepeng
cina
Cassia alata Daun Kudis, kurap
4 Lengkuas Alpinia galangal Rimpang Panu
Sumber : Dalimartha (2003) , Zuhud dan Haryanto (1994).
Kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam spesies kemenyan
mengandung senyawa kimia seperti Asam benzoat yang berfungsi untuk
mengobati sakit kulit dan bagian yang digunakan adalah getah kemenyan tersebut.
Zuhud dan Haryanto (1994). Lengkuas mengandung senyawa kimia seperti trans-
p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol asetat, asetoksi
eugenol setat, minyak atsiri, dan alkaloid kolin yang dapat mengobati penyakit
panu pada kulit dan bagian yang digunakan adalah rimpang lengkuas. Sedangkan
gelinggang/ketepeng cina mengandung senyawa kimia seperti Asam krisofanik,
krisaro-robin, oksimetil, tanin, dan zat pahit yang dapat menyembuhkan penyakit
kudis dan kurap dan bagian yang digunakan adalah daun dari ketepeng cina
tersebut (Dalimartha 2003).
5.2.4.6 Penyakit kepala dan demam
Spesies tumbuhan obat yang terdapat pada petak contoh penelitian
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
kepala dan demam ditemukan sebanyak 12 spesies. Jumlah khasiat/macam
penyakit yang ditemukan sebanyak 4 macam, yaitu demam, sakit kepala, panas
tinggi, dan panas pada anak. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit
kepala dan demam selengkapnya disajikan pada Tabel 10. Beberapa spesies untuk
mengobati penyakit kepala dan demam yang ditemukan berdasarkan literatur yang
digunakan adalah : Arisandi dan Andriani (2006), Dalimartha (2003), Zuhud dan
Haryanto (1994). Kandungan senyawa kimia dari beberapa spesies tumbuhan
tersebut adalah rambutan hutan yang mengandung senywa kimia seperti tannin,
saponin, flavonoida, zat besi. Beringin mengandung senyawa kimia, yaitu akar
udaranya mengandung asam amino, fenol, gula, dan asam orange. Putri malu
mengandung senyawa kimia mimosine. Meniran mengandung senyawa kimia
seperti filantin, kalium, mineral, damar, dan tanin dengan masing-masing
kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 10. Kandungan senyawa kimia spesies
lainnya selengkapanya disajikan pada Lampiran 4.
Tabel 10 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
kepala dan demam No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Rambutan Hutan Nephelium lappaceum Kulit buah Demam
2 Jahe-jahean Zingiber officinale Rimpang Sakit kepala
3 Pakis andam Nephralepis cordifolia Seluruh bagian Demam
4 Beringin Ficus benjamina Akar dan daun Panas pada anak
dan demam
tinggi
5 Putri Malu Mimosa pudica Seluruh bagian Panas tinggi
6 Meniran Phylanthus urinaria Seluruh bagian Demam
7 Cempedak hutan Artocarpus integra Akar, biji, kulit
batang
Demam
8 Jukut jampang Eleusine indica Seluruh bagian Demam
9 Embacang Mangifera foetida Daun dan biji Demam
10 Petatal Ochanostachys amentacea Kulit batang Demam
11 Sungkai Peronema canenscens Daun Demam
12 Gelam Melaleuca leucadendron Daun Kepala pusing
Sumber : Arisandi dan Andriani (2006), Dalimartha (2003) , Zuhud dan Haryanto (1994)
5.2.4.7 Penyakit mulut
Spesies tumbuhan obat yang terdapat pada petak contoh penelitian di
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
mulut ditemukan sebanyak 5 spesies. Jumlah khasiat/macam penyakit yang
ditemukan, yaitu untuk sariawan. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati
penyakit kepala dan demam selengkapnya disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
mulut No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Rambutan Hutan Nephelium lappaceum Kulit kayu Sariawan
2 Sirih Hutan Piper caducibractum Daun Sariawan
3 Harendong/Senggani Melastoma affine Seluruh bagian Sariawan
4 Gelinggang/ketepeng
cina
Cassia alata Daun Sariawan
5 Medang Litsea odorifera Daun Sariawan
Sumber : Zuhud dan Haryanto (1994)
5.2.4.8 Penyakit saluran pernafasan
Spesies tumbuhan obat yang terdapat pada petak contoh penelitian di
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
saluran pernafasan ditemukan sebanyak 6 spesies. Jumlah khasiat/macam penyakit
yang ditemukan, yaitu bronkhitis, batuk, dan asma. Spesies tumbuhan obat untuk
mengobati penyakit saluran pernafasan selengkapnya disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
saluran pernafasan No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Beringin Ficus benjamina Akar udara dan
daun
Bronkhitis, batuk
2 Meniran Phylanthus urinaria Seluruh bagian Batuk
3 Patikan Kebo Euporbhia hirta Daun Bronkhitis,
4 Sirih Hutan Piper caducibractum Daun Batuk
5 Gaharu Aquilaria malaccensis Kayu dan kulit
batang
Asma dan sesak
napas
6 Gelam Melaleuca leucadendron Daun Asma
Sumber : Arisandi dan Andriani (2006), Zuhud dan Haryanto (1994)
5.2.5.9 Penyakit lainnya
Spesies tumbuhan obat yang terdapat pada petak contoh penelitian di
Arboretum PT Arara Abadi yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit
lainnya ditemukan sebanyak 8 spesies. jumlah khasiat/macam penyakit yang
ditemukan, yaitu obat cacing, obat kuat, liver, gairah seks, post partum, panas
dalam perut dan bengkak, sebagai campuran minuman keras. Spesies tumbuhan
obat untuk mengobati penyakit lainnya selengkapnya disajikan pada Tabel 13.
Spesies tumbuhan yang berpotensi sebagai obat seperti pasak bumi dan buah
kulim disajikan pada Gambar 14 (a) dan 14 (b) .
(a) (b)
Gambar 14 Pasak bumi (a) dan buah kulim (b)
Tabel 13 Spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit
lainnya No Nama lokal Nama ilmiah Bagian yg
digunakan
Khasiat/macam
penyakit
1 Kulim Scorodocarpus
borneensis
Buah Obat cacing
2 Lengkuas Alpinia galangal Rimpang
lengkuas
Gairah seks
3 Pasak Bumi Eurycoma longifolia Akar Obat kuat
4 Asam Kandis Garcinia syzygifolia Buah Obat kanker
5 Jukut jampang Eleusine indica Seluruh bagian Liver
6 Marpoyan Rhodamnia cinerea Seluruh bagian Post partum
7 Paku tanduk
rusa
Platycerium bifurcatum Daun Panas dalam perut dan
bengkak
8 Pisang-pisang Polyalthia sumatrana Buah Sebagai campuran
minuman keras
Sumber : Arisandi dan Andriani (2006), Dalimartha (2003), Zuhud dan Haryanto (1994)
Kandungan senyawa kimia yang terkandung dalam spesies tumbuhan
pasak bumi berdasarkan literatur yaitu mengandung senyawa kimia seperti
eurikomalakton, amaroli yang berfungsi untuk sebagai tonikum pascapartum, anti
mikroba, anti hipertensi, anti inflamansi, anti piretik, mengobati sakit perut, usus,
malaria dan yang paling dikenal adalah sebagai obat kuat pria (afrodisiak) dan
bagian yang digunakan adalah akar pasak bumi tersebut Zuhud dan Haryanto
(1994). Kandungan senyawa kimia spesies lainnya selengkapanya disajikan pada
Lampiran 4.