60
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan modul matematika materi
segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah
dilakukan, diperoleh hasil penelitian serta pembahasannya pada masing-masing
tahap Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation adalah
sebagai berikut.
1. ANALYSIS (ANALISIS)
Tahap analisis merupakan langkah paling awal yang dilakukan dalam
penelitian ini. Tahap analisis dalam penelitian ini meliputi analisis kurikulum
dan analisis karakteristik siswa.
a. Analisis Kurikulum
Dalam pembelajaran matematika, SMP Negeri 2 Jetis Bantul
sebagai lokasi tempat uji coba modul, menggunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
Pada tahap analisis kompetensi, peneliti mengidentifikasi standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dibutuhkan dalam pengembangan
modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving
(pemecahan masalah). Dalam KTSP, materi segi empat dan segitiga
terdapat dalam standar kompetensi yang sama yaitu memahami konsep
segi empat dan segitiga serta menentukan ukurannya. Karena peneliti
61
hanya akan membuat modul matematika materi segi empat, maka peneliti
cukup mengambil dua dari empat kompetensi dasar dalam standar
kompetensi tersebut. Tabel berikut ini adalah standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang tercantum dalam Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP,2006:348).
Tabel 6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Segi Empat
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Geometri
6. Memahami konsep segi
empat dan segitiga serta
menentukan ukurannya
6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat
persegi panjang, persegi,
trapesium, jajargenjang, belah
ketupat dan layang-layang.
6.3 Menghitung keliling dan luas
bangun segitiga dan segi
empat serta menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan pengembangan kompetensi
dasar dan materi pokok, dengan tujuan agar siswa dan guru lebih mudah
memahami materi. Pengembangan kompetensi dasar dan materi pokok
selanjutnya akan dibahas lebih lanjut pada tahap desain awal modul.
62
b. Analisis Karakteristik Siswa
Berdasarkan wawancara dengan siswa SMP N 2 Jetis Bantul dan
hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran, peneliti dapat
menyimpulkan beberapa karakteristik siswa dalam pembelajaran
matematika antara lain:
1) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Hal itu terlihat dalam aktifitas
mereka saat belajar di dalam kelas. Terdapat beberapa siswa yang
ramai di dalam kelas dan tidak memperhatikan saat guru menjelaskan
di depan kelas, serta siswa yang aktif menjawab pertanyaan,
mengerjakan tugas di papan tulis hanya siswa tertentu saja.
2) Siswa tidak suka menghafalkan rumus dikarenakan sering lupa.
3) Proses pembelajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah,
yaitu guru menerangkan kemudian siswa mendengarkan, mencatat, dan
mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru.
4) Bahan ajar yang digunakan dalam kelas hanya buku paket yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu “Matematika Konsep dan Aplikasi” dari
BSE, “Matematika untuk SMP Kelas VII” yang diterbitkan Erlangga.
Berdasarkan beberapa karakteristik siswa tersebut maka dibutuhkan
suatu bahan ajar untuk mengatasi permasalahan yang ada dan untuk
membangkitkan motivasi dalam pembelajaran matematika di kelas. Oleh
karena itu, peneliti mengembangkan modul dengan pendekatan pemecahan
masalah (problem solving). Selain untuk memberikan motivasi, modul
dapat meminimalisir peran guru dalam pembelajaran sehingga diharapkan
63
siswa akan lebih aktif dalam pembelajaran. Pendekatan pemecahan
masalah akan mengajak siswa akan aktif, kreatif, dan terampil dalam
memecahkan masalah-masalah matematika.
Materi yang dipilih untuk dikembangkan dalam modul adalah
materi segi empat. Materi segi empat dipilih karena berdasarkan hasil
diskusi dengan guru, diketahui bahwa konsep geometri merupakan materi
yang cukup sulit dipahami oleh siswa. Oleh karena itu dibutuhkan bahan
ajar yang dapat memudahkan siswa dalam mempelajari materi segi empat.
Selain itu, materi segi empat cocok jika diajarkan dengan pendekatan
problem solving.
2. DESIGN (PERANCANGAN)
Hasil dari tahap desain yang telah dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Penyusunan kerangka modul (Outline)
Penyajian modul ini disusun secara urut yang terdiri dari halaman
judul, halaman sampul dalam, kata pengantar, daftar isi, daftar symbol,
pendahuluan, peta konsep, kegiatan belajar 1 sampai kegiatan belajar 6
(berisi uraian materi, tugas, rangkuman, tes formatif, umpan balik dan
tindak lanjut), tes penilaian akhir, kunci jawaban, glosarium, dan daftar
pustaka.
64
b. Penentuan Sistematika
Sistematika atau urutan penyajian materi didasarkan pada
penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan menjadi indikator-indikator. Dalam hal ini peneliti membuat
urutan penyajian materi sebagai berikut:
1) Kegiatan belajar 1:
Persegi panjang dengan materi pengenalan persegi panjang,
keliling, dan luas persegi panjang.
2) Kegiatan belajar 2:
Persegi dengan materi pengenalan persegi , keliling, dan luas
persegi.
3) Kegiatan belajar 3:
Jajargenjang dengan materi pengenalan jajargenjang, keliling, dan
luas jajargenjang.
4) Kegiatan belajar 4:
Belah ketupat dengan materi pengenalan belah ketupat, keliling,
dan luas persegi panjang.
5) Kegiatan belajar 5:
Layang-layang dengan materi pengenalan layang-layang, keliling,
dan luas Layang-layang.
6) Kegiatan belajar 6:
Trapesium dengan materi pengenalan trapesium, keliling, dan luas
trapesium.
65
c. Perencanaan Alat Evaluasi
Alat evaluasi yang digunakan dalam modul meliputi tugas-tugas
dan tes formatif. Evaluasi ini berupa tes yang berbentuk pilihan ganda dan
uraian serta dilengkapi dengan kunci jawaban. Soal-soal uraian tersebut
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengorganisasikan dan
menuliskan jawaban mereka dengan menggunakan kata-kata mereka
sendiri. Hal ini akan melatih keruntutan pola pikir mereka dalam
menuliskan langkah-langkah dalam menjawab soal, dan melatih logika
mereka.
d. Penyusunan Desain Buku Panduan Guru
Desain dari buku panduan guru secara garis besar akan sama
dengan modul yang dikembangkan. Perbedaanya adalah pada cover,
terdapatnya rubrik penskoran, dan dilengkapinya semua soal beserta kunci
jawabannya.
e. Penyusunan Desain Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian bahan ajar disusun berdasarkan BSNP dan
berupa angket dengan skala Likert. Angket tersebut terdiri dari 4 pilihan
jawaban, yaitu 1, 2, 3, dan 4 yang masing-masing menyatakan tidak baik,
kurang baik, baik, dan sangat baik yang digunakan untuk menilai kualitas
kelayakan modul yang dikembangkan. Terdapat empat komponen
kelayakan pada angket ini, yaitu: kelayakan isi, kelayakan penyajian,
kelayakan bahasa, dan kelayakan kegrafikaan. Dalam penelitian ini,
peneliti menambahkan dan memodifikasi angket sesuai dengan kebutuhan
66
peneliti, yaitu dengan menambahkan aspek problem solving pada
kelayakan isi karena modul yang akan dikembangkan dalam penelitian ini
adalah modul yang berbasis problem solving. Selain itu juga terdapat
angket tanggapan siswa yang di dalamnya terdapat poin-poin yang
disesuaikan dari syarat-syarat modul yang baik dan diambil dari tujuan
pengembangan modul.
3. DEVELOPMENT (PENGEMBANGAN)
Sebagai tindak lanjut atas rancangan yang telah dilakukan dalam
tahap design, maka dilakukan langkah pengembangan sebagai berikut.
a. Pra Penulisan
Pengkajian bahan materi dalam modul, dilakukan dengan
pengumpulan sumber dan referensi serta gambar-gambar yang
berhubungan dengan materi segi empat.
Dalam hal ini peneliti menggunakan referensi sebagai berikut:
1) Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/ Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4 karya Atik Winarti
dkk.
2) Matematika SMP dan Mts untuk kelas VII karya Tatag Yuli Eko
Siswono dan Netti Lastiningsih.
3) Matematika untuk SMP kelas VII 1B Semester 2 karya M. Cholik
Adinawan dan Sugijono.
67
4) Geometri (Geometri Euclides secara deduktif-aksiomatik) karya
Murdanu.
Selain mengumpulkan dan mengkaji referensi yang akan
digunakan, peneliti juga mengumpulkan gambar-gambar yang
berhubungan dengan materi segi empat dari dokumen pribadi peneliti
ataupun mencari dari internet. Gambar-gambar dan ilustrasi bertujuan
untuk memperjelas uraian materi pada modul dan sebagai penarik
perhatian pembaca.
b. Penyusunan Draft Modul
Kegiatan penulisan draft ini dilakukan bagian demi bagian sesuai
dengan kerangka modul yang telah disusun. Penyusunan draft ini terdiri:
1) Penyusunan Modul Berdasarkan Aspek Isi
Urutan pengembangan modul berdasarkan aspek isi mengacu
pada sistematika penulisan yang didasarkan pada penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan menjadi
indikator-indikator. Sistematika penulisan tersebut kemudian dijabarkan
ke dalam beberapa kegiatan belajar.
Tabel 7. Distribusi Materi Pada ModulKegiatan Belajar Materi dalam Modul Halaman
I. Persegi Panjang a. Pengenalan persegi panjangb. Keliling persegi panjangc. Luas persegi panjang
4-89-1011-12
II. Persegi a. Pengenalan persegi b. Keliling persegi c. Luas persegi
20-2425-2627-29
III. Jajargenjang a. Pengenalan jajargenjangb. Keliling jajargenjangc. Luas jajargenjang
34-373940-41
68
Kegiatan Belajar Materi dalam Modul Halaman
IV. Belah ketupat a. Pengenalan belah ketupatb. Keliling belah ketupatc. Luas belah ketupat
46-495052-53
V. Layang-layang a. Pengenalan layang-layangb. Keliling layang-layangc. Luas layang-layang
58-606363-64
VI. Trapesium a. Pengenalan trapesiumb. Keliling trapesiumc. Luas trapesium
70-737576-77
2) Penyusunan Modul Berdasarkan Aspek Penyajian &
Kegrafikaan
Penyusunan modul dari aspek penyajian dan kegrafikaan
harus memperhatikan dan disesuaikan dengan kerangka modul yang
telah ditetapkan.
Produk yang dikembangkan oleh peneliti memiliki
komponen-komponen yang bertujuan untuk memudahkan siswa dalam
proses pembelajaran dan dalam memahami materi. Adapun
komponen-komponen tersebut akan dibahas lebih rinci sebagai
berikut:
a) Halaman Sampul (Cover)
Pembuatan cover modul yang dikembangkan melingkupi
beberapa hal sebagai berikut:
(1) Judul
Berdasarkan tahap desain, judul yang telah ditentukan
adalah:
MODUL MATEMATIKA SEGI EMPAT
Untuk Sekolah Menengah Pertama Kelas VII
69
(2) Nama Penulis
Penyertaan nama penulis dilakukan untuk menginformasikan
tentang penulisnya dan pengarangnya. Nama penulis tersebut
adalah Nurul Noviani.
(3) Standar Isi KTSP 2006
Penyertaan Standar Isi KTSP 2006 dalam cover depan untuk
menandakan bahwa modul yang dikembangkan mengacu pada
Standar Isi KTSP 2006.
(4) Model Problem Solving
Penyertaan model Problem Solving adalah untuk
menginformasikan bahwa modul yang dikembangkan berbasis
pada metode Problem Solving.
(5) Identitas Modul
Pemberian tempat penulisan identitas modul adalah untuk
mempermudah dalam hal administrasi. Sehingga tersebut jelas
pemiliknya.
(6) Gambar Pendukung
Penyertaan gambar pendukung dalam cover depan adalah
untuk menggambarkan secara singkat isi dari modulyang
dikembangkan.
(7) Warna Background modul
70
Pemilihan warna background dari cover modul yang
dikembangkan adalah orange.
Gambar 2. Tampilan sampul Modul
b) Halaman Penulis
Halaman penulis berisi informasi tentang modul, yang terdiri
dari judul modul, nama penulis, nama dosen pembimbing, dan nama
penilai modul serta informasi penyusunan modul.
Standar isi KTSP 2006
Judul Modul
Pendekatan Problem Solving
Gambar Ilustrasi
Identitas Modul
Sasaran Pengguna
Nama Penulis
71
Gambar 3. Tampilan halaman penulis
c) Kata Pengantar
Kata Pengantar adalah bentuk pengungkapan pikiran penulis
yang berisi antara lain ungkapan-ungkapan puji syukur kepada Tuhan,
ucapan terimakasih, informasi tentang buku yang ditulis, dan harapan-
harapan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.. Kata
pengantar terdapat pada halaman ii. Tampilan kata pengantar dapat
dilihat pada Gambar 4 berikut ini:
Judul Modul
Informasi penyusunan modul
Nama penulis, nama dosen pembimbing, dan nama penilai modul
72
Gambar 4. Tampilan kata pengantar pada modul
d) Daftar isi
Pembuatan daftar isi adalah untuk memudahkan pembaca
dalam mencari halaman yang dituju. Daftar isi terdapat pada halaman
iii dan iv.
Gambar 5. Tampilan daftar isi pada modul
e) Ada Apa dalam Modul Ini
Ada apa dalam modul ini berisi tentang gambaran isi modul.
Isi modul ini memberikan informasi tentang fungsi dari setiap bagian
yang terdapat di dalam modul yang dikembangkan.
73
Gambar 6. Tampilan ada apa dalam modul ini
f) Daftar simbol
Memuat simbol yang terdapat pada modul. Daftar simbol pada
modul segi empat ini terdapat pada halaman xi. Tampilan daftar
simbol dapat dilihat pada Gambar 7. berikut ini:
Gambar 7. Tampilan daftar simbol pada modul
g) Strategi Problem Solving
Petunjuk-petunjuk kegiatan yang diperlukan oleh siswa untuk
memenuhi langkah-langkah yang tepat dalam menjawab dan
74
memaparkan hasil kegiatan belajarnya yang berbasis pemecahan
masalah (problem solving).
Gambar 8. Tampilan strategi problem solving pada modul
h) Peta Konsep
Peta konsep yang akan dicapai oleh siswa (Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan topik yang akan
dipelajari). Tujuan dari dibuatnya peta konsep adalah memberikan
gambaran kepada siswa dan guru sebagai pengguna tentang apa saja
yang akan dicapai oleh siswa dan target materi apa yang harus
diajarkan oleh guru.
75
Gambar 9. Tampilan peta konsep pada modul
i) Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan ini dapat membantu siswa dengan
menyajikan informasi mengenai pembelajaran yang akan diikuti.
Bagian pendahuluan berisi:
(1) Deskripsi
Deskripsi memuat penjelasan singkat mengenai ruang lingkup
isi modul ini. Deskripsi ini dapat dilihat pada halaman vii modul.
(2) Prasyarat
Materi prasyarat menggunakan modul ini adalah materi segi
tiga. Prasyarat ini dapat dilihat pada halaman vii.
(3) Petunjuk Penggunaan Modul
Petunjuk penggunaan modul berisi petunjuk untuk siswa dan
petunjuk untuk guru dalam kegiatan pembelajaran. Petunjuk untuk
siswa berisi beberapa hal yang harus dilakukan siswa sedangkan
76
petunjuk untuk guru lebih mengacu pada petunjuk untuk mengajar
materi segi empat dalam pembelajaran di kelas.
(4) Tujuan Akhir Hasil Belajar
Tujuan akhir yang diharapkan setelah siswa mempelajari
modul yang dikembangkan ini.
(5) Prosedur Penilaian
Prosedur penilaian pada modul ini dapat dilihat pada halaman
ix. Isi dari prosedur penilaian tersebut adalah :
Setelah melalui proses belajar pada modul ini, maka pada
setiap akhir kegiatan belajar diberikan uji kemampuan untuk
mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa dalam mempelajari
materi pada setiap kegiatan belajar. Uji kemampuan pada modul ini
disertai kunci jawaban dan pembahasan sehingga kalian dapat
mencocokkan jawaban serta dapat mengetahui nilai/hasil dari setiap
kegiatan belajar.
(6) Kompetensi
Kompetensi ini berisi standar kompetensi, kompetensi dasar
serta indikator keberhasilan, dapat dilihat pada gambar 12 berikut
ini:
77
Gambar 10. Tampilan kompetensi pada modul
(7) Kegiatan Belajar
Kegiatan belajar menjelaskan tentang pembagian kegiatan
belajar pada modul ini. Kegiatan belajar 1 berisi uraian materi
tentang persegi panjang, kegiatan belajar 2 berisi uraian materi
tentang persegi, kegiatan belajar 3 berisi uraian materi tentang
jajargenjang, kegiatan belajar 4 berisi uraian materi tentang belah
ketupat, kegiatan belajar 5 berisi uraian materi tentang layang-
layang dan kegiatan belajar 6 berisi uraian materi tentang
trapesium.
Dalam setiap kegiatan belajar terdapat Standar Kompetensi
(SK), Kompetensi Dasar (KD) serta tujuan pembelajaran.
Sedangkan tiap kegiatan belajar sendiri adalah uraian materi,
contoh soal, uji kemampuan serta umpan balik dan tindak lanjut
untuk mengetahui kemampuan dan keberhasilan kalian dalam
memahami materi pada setiap kegiatan belajar yang telah kalian
lakukan.
78
Gambar 11. Tampilan pemetaan kegiatan belajar
j) Kegiatan Belajar
Bagian ini merupakan inti dalam pemaparan materi pelajaran.
Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yaitu, kegiatan belajar
1, kegiatan belajar 2, kegiatan belajar 3, kegiatan belajar 4, kegiatan
belajar 5, dan kegiatan belajar 6. Bagian ini memuat materi pelajaran
yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut disusun sedemikian rupa,
sehingga dengan mempelajari materi tersebut tujuan yang telah
dirumuskan dapat tercapai. Agar materi pelajaran tersebut diterima
siswa, maka perlu disusun secara sistematis dengan bahasa yang
mudah dicerna oleh siswa.
Pada masing-masing belajar terdapat pertanyaan pemicu yang
letaknya pada awal kegiatan belajar. Pertanyaan pemicu tersebut
merupakan pertanyaan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
yang berfungsi untuk memberikan motivasi kepada siswa untuk
mempelajari kegiatan belajar tersebut. Selanjutnya materi dalam
79
kegiatan belajar disusun berdasarkan urutan indikator yang telah
dijabarkan sebelumnya
k) Judul
Judul kegiatan belajar ditulis singkat dan padat sesuai
dengan kegiatan belajar yang ada. Judul kegiatan dibuat sebagai
gambaran secara spesifik tentang materi yang akan diberikan dalam
aktifitas tersebut.
Gambar 12. Tampilan salah satu judul di awal kegiatan belajar
l) Tujuan
Selain tujuan akhir yang telah dikemukakan pada
penjelasan sebelumnya, terdapat juga tujuan setiap kegiatan belajar.
Judul
Bagian ilustrasi
80
Gambar 13. Tampilan salah satu tujuan setiap kegiatan belajar
m) Uraian Materi dan Contoh
Uraian materi dan contoh dijelaskan dengan memberikan
beberapa permasalahan yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan
berhubungan dengan materi segiempat. Uraian materi diberikan
dengan gaya bahasa sederhana dan komunikatif. Contoh-contoh harus
disertakan dalam uraian sehingga memperkuat penguasan terhadap
materi pembelajaran yang disajikan.
Gambar 14. Tampilan salah satu contoh soal
Tujuan setiap
kegiatan belajar.
81
n) Latihan
Latihan diberikan dalam bentuk butir-butir pertanyaan yang
berbentuk esai sebagai latihan untuk menguasai materi pembelajaran.
Dalam modul segi empat ini latihan berupa Asah Otak dan Kotak
Diskusi.
Gambar 15. Tampilan salah satu Kotak diskusi pada modul
Gambar 16. Tampilan salah satu Asah Otak pada modul
o) Rangkuman
82
Dalam modul ini rangkuman berada pada akhir tiap-tiap
kegiatan belajar dan rangkuman di akhir pembelajaran modul.
Gambar 17. Tampilan rangkuman
p) Tes Formatif
Modul ini memuat tes formatif sebagai bahan pengecekan
bagi siswa dan guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan hasil
belajar yang telah dicapai serta sebagai dasar untuk melaksanakan
kegiatan berikutnya. Tes formatif di dalam modul ini berbentuk esai
berupa uji kemampuan 1, uji kemampuan 2, uji kemampuan 3, uji
kemampuan 4, uji kemampuan 5, dan uji kemampuan 6.
83
Gambar 18. Tampilan salah satu tes formatif
q) Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Bagian ini berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas
dasar nilai tes formatifnya. Apabila nilai tes formatif di atas 75, maka
siswa dapat melanjutkan pada Kegiatan Belajar selanjutnya. Nilai 75
diambil sebagai standar ketuntasan minimal pelajaran matematika
pada SMP N 2 Jetis, sedangkan siswa yang nilainya masih di bawah
75 harus mengulang kegiatan belajar tersebut dengan menentukan
sendiri bagian yang belum dipahami.
Gambar 19. Salah satu contoh tampilan umpan balik dan tindak lanjut
84
r) Tes Penilaian Akhir
Tes penilaian akhir merupakan tes untuk mengukur
penguasaan secara keseluruhan setelah semua kegiatan belajar telah
dipelajari. Tes penilaian akhir ini bertujuan untuk menentukan siswa
berhasil atau tidak dalam mencapai tujuan pembelajaran yang
ditetapkan. Pada modul segi empat ini tes penilaian akhir diberi nama
“Tes Formatif Segi empat” Tes penilaian akhir ini terdiri dari 20 soal
pilihan ganda
Gambar 20. Tampilan Tes Formatif Segi empats) Glosarium
Memuat kata-kata atau istilah sulit dan asing yang terdapat
dalam modul beserta artinya dan disusun secara urutan alfabetis.
85
Gambar 21. Tampilan glosarium pada modul
t) Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi pustaka atau daftar buku-buku
referensi yang digunakan dalam menyusun modul ini.
Gambar 22. Tampilan daftar pustaka pada modul
u) Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran
Kunci jawaban terletak di halaman akhir modul yang berisi
jawaban dari soal-soal yang telah diberikan. Siswa dapat
mencocokkan jawabannya dengan kunci yang telah disediakan untuk
86
mengetahui tingkat penguasaannya terhadap isi dari kegiatan belajar
tersebut. Kunci jawaban ini dilengkapi dengan pedoman penskoran,
dimana setiap soal diberi skor yang sesuai dengan tingkat kesulitan
masing-masing soal.
Gambar 23. Tampilan kunci jawaban terpilih dan pedoman penskoran
3) Penyusunan Modul dari Aspek Kebahasaan
Bahasa yang digunakan dalam penyusunan modul ini adalah
Bahasa Indonesia.
4) Penyusunan Modul dari Aspek Pendekatan Problem Solving
Modul yang dikembangkan berbasis Problem Solving, maka modul
ini memuat empat komponen metode Problem Solving. Keempat
komponen tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Memahami masalah
87
Memahami masalah merupakan langkah awal dalam
menyelesaikan masalah. Pada tahapan ini siswa diberi beberapa
pertanyaan terkait dengan masalah tersebut, diantaranya apa yang
diketahui dari soal, apakah yang ditanyakan soal, apa saja informasi
yang diperlukan, dan bagaimana menyelesaikan soal tersebut, serta
kemungkinan pertanyaan-pertanyaan lain yang mengarah pada
pemahaman tentang masalah.
Gambar 24. Langkah Memahami Masalah
b) Membuat rencana penyelesaian masalah
Dalam tahapan membuat rencana penyelesaian masalah, siswa
diarahkan untuk membuat permasalahan menjadi lebih sederhana dan
mudah dipahami, menemukan hubungan antar data yang sudah
diketahui dan ditanyakan, juga memilih strategi-strategi yang tepat dan
berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan.
88
Gambar 25. Langkah Membuat Perencanaan Penyelesaian Masalah
c) Melaksanakan rencana yang telah ditetapkan
Jika siswa telah memahami permasalahan dan menentukan
strategi yang tepat dalam menyelesaikan masalah. Langkah berikutnya
adalah menyelesaikan soal sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Dalam hal ini, kemampuan siswa memahami substansi materi dan
keterampilan siswa melakukan perhitungan-perhitungan matematika
akan sangat membantu untuk melakukan rencana penyelesaian masalah.
d) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh
Pada tahap ini dilakukan pengecekan dari tahap pertama sampai
tahap penyelesaian ketiga. Dengan cara seperti ini maka berbagai
kesalahan yang tidak perlu, dapat terkoreksi kembali sehingga siswa
dapat sampai pada jawaban yang benar sesuai dengan masalah yang
diberikan.
89
Gambar 26. Contoh Masalah dan Penyelesaiannya di dalam Kegiatan Belajar
Langkah ini menghasilkan desain modul yang kemudian
dikonsultasikan kepada dosen pembimbing berupa print out. Draft modul
diserahkan kepada dosen pembimbing untuk direvisi berdasarkan masukan dan
saran dari dosen pembimbing. Modul yang sudah direvisi menghasilkan produk
awal.
c. Pengembangan Buku Panduan Guru
Secara umum pengembangan Buku Panduan Guru tidak jauh berbeda
dengan modul yang dikembangkan. Tetapi perbedaanya adalah sebagai
berikut:
1) Cover dari Buku Panduan Guru
Cover dari Buku Panduan Guru ini dibedakan hanya pada warna
background saja. Warna yang dipilih adalah warna hijau.
90
Gambar 27. Cover Buku Panduan Guru
2) Terdapatnya Rubrik Penskoran
Rubrik Penskoran pada pengembangan Buku Panduan Guru ini
dikembangkan untuk memberikan patokan tehnik penilaian pada setiap
aktivitas dalam modul yang dikembangkan.
Gambar 28. Rubrik Penskoran
3) Terdapatnya kunci jawaban
Pemberian kunci jawaban adalah untuk mempermudah guru dalam
memeriksa jawaban siswa dan mempermudah dalam mengevaluasi siswa.
91
Gambar 29. Kunci Jawaban
d. Pengembangan Instrumen Penilaian, Angket Tanggapan
Guru dan Siswa
Terdapat tiga hal yang akan dikembangkan dalam tahap ini,
yaitu Instrumen Penilaian, Angket Tanggapan Guru, dan Siswa.
Pengembangannya adalah sebagai berikut:
1) Instrumen Penilaian
Pengembangan instrumen penilaian ini dibagi menjadi dua
bagian yaitu instrumen penilaian yang ditujukan oleh ahli media
serta instrumen penilaian yang ditujukan oleh ahli materi dan
pembelajaran. Pembagian ini dikarenakan setiap dosen memiliki
keahlian di bidangnya masing-masing sesuai dengan bidang
keilmuannya.
2) Angket Tanggapan Guru
Angket tanggapan guru dikembangkan dengan tujuan
mengetahui respon guru pada modul yang dikembangkan di saat uji
92
coba terbatas. Guru adalah seorang ahli materi dan pembelajaran
ditinjau dari penilaiannya tentang tingkat kesulitan soal yang cocok
untuk dihadapi siswa berdasarkan pengalaman empirisnya
mengajar di sekolah. Tetapi guru tidak mendalami ilmu yang
berkaitan dengan media pembelajaran. Jadi guru dapat berperan
serta sebagai ahli materi dalam penilaian modul ini.
3) Angket Tanggapan Siswa
Angket Tanggapan Siswa dikembangkan dengan tujuan
mengetahui respon siswa pada modul yang dikembangkan di saat
uji coba terbatas. Poin-poin dalam angket tanggapan siswa
beberapa diambil dari aspek-aspek syarat modul yang baik dan
aspek dari tujuan pengembangan modul ini yang terdapat di dalam
BAB II.
e. Validasi
Tahap validasi adalah tahap untuk menentukan apakah instrumen
penilaian, angket tanggapan guru, angket tanggapan siswa, dan produk
berupa modul yang dikembangkan sudah pantas dan layak untuk
diujicobakan atau belum. Setelah instrumen penilaian, angket
tanggapan guru, angket tanggapan siswa, dan produk berupa modul
tersebut divalidasi, maka akan dilakukan revisi sesuai saran ahli.
Deskripsi pada tahap validasi adalah sebagai berikut:
1) Validasi Instrumen Penilaian, Angket Tanggapan Guru, dan Siswa
93
Validasi Instrumen Penilaian dan Angket Tanggapan Siswa
dilakukan oleh seorang dosen ahli, yaitu Dr. Sugiman. Hasil dari
validasi adalah sebagai berikut:
Tabel 8. Revisi Kisi-kisi Instrumen Penilaian Modul
Aspek Saran Validator Indikator Sebelum
Revisi
Indikator
Sesudah Revisi
Kelayakan isi Lebih diperjelas
lagi materinya
Kesesuaian konteks,
kasus, dan ilustrasi
Kesesuaian materi
dengan
perkembangan
ilmu geometri.
Kelayakan
penyajian
Revisi Konsistensi
sistematika sajian
dalam bab
Konsistensi
sistematika sajian
dalam kegiatan
belajar
Kesesuaian
bahasa (untuk
tanggapan guru)
Revisi Menggunakan
bahasa yang sesuai
dengan tingkat
kedewasaan siswa.
Menggunakan
bahasa yang sesuai
dengan tingkat usia
anak SMP.
Kesesuaian
bahasa (untuk
tanggapan siswa)
Fokus pada
kejelasan
petunjuk
Siswa dapat
melakukan kegiatan
yang ada karena
petunjuk kegiatan-
kegiatan dalam
modul jelas
Saya dapat
memahami
petunjuk-petunjuk
yang diberikan
Kondisi (untuk
tanggapan siswa)
Revisi Pada awal
pembelajaran, saya
tertarik
menggunakan
Modul ini.
Saya tertarik
menggunakan
Modul ini.
94
Aspek Saran Validator Indikator Sebelum
Revisi
Indikator
Sesudah Revisi
Revisi Saya merasa
tertantang dan
termotivasi setelah
melihat Modul ini.
Saya merasa
tertantang dan
termotivasi setelah
menggunakan
Modul ini.
Sesuaikan Saya lebih mudah
mengingat rumus-
rumus segi empat
dengan
menggunakan
Modul ini.
Saya merasa
percaya diri
memecahkan
masalah segi empat
dengan
menggunakan
Modul ini.
Sesuaikan Saya merasa
kesulitan dalam
mengerjakan soal-
soal dalam Modul
ini.
Saya merasa
kesulitan
memaparkan
pekerjaan saya
dalam Modul ini.
Revisi Saya merasa senang
belajar dengan
menggunakan
Modul ini.
Saya menjadi giat
belajar dengan
menggunakan
Modul ini.
Revisi Saya merasa bangga
setelah saya
memecahkan
masalah segi empat
dalam kegiatan di
dalam Modul ini
Saya berhasil
memecahkan
masalah segi empat
dalam kegiatan di
dalam Modul ini
95
2) Validasi Produk
Produk yang dikembangkan ini divalidasi oleh 3 orang ahli
yang terdiri dari 1 orang dosen ahli media, 1 orang dosen ahli
materi dan pembelajaran, serta 1 orang guru matematika SMP 2
Jetis. Adapun 1 orang dosen ahli media yaitu Nur Hadi W.
Dosen ahli materi dan pembelajaran adalah Murdanu.
Sedangkan 1 orang guru SMP N 2 Jetis adalah Fauzi. Hasil dari
validasi produk adalah sebagai berikut:
a) Validasi Ahli Media
Adapun saran yang diberikan oleh ahli media adalah
sebagai berikut:
(1) Melakukan pembenahan pada tampilan cover sesuai dengan
saran ahli media. Cover awal bagian gambar sebaiknya diganti.
Gambar 30. Tampilan cover sebelum revisi
96
Gambar 31. Tampilan cover sesudah revisi
(2) Menghapus judul topik yang ditulis ganda pada awal kegiatan
belajar
Gambar 32. Tampilan Tulisan “Kegiatan Belajar” sebelum revisi
97
Atas masukan serta saran dari ahli media yakni dengan
menuliskan judul topik satu kali agar menghindari kebingungan
dalam menuliskan di daftar isi halaman modul.
Gambar 33. Tampilan Tulisan “Kegiatan Belajar” sesudah revisi
(3) Menuliskan alamat web yang jelas pada keterangan gambar di
dalam modul
98
Gambar 34. Tampilan alamat web sebelum revisi
Atas masukan serta saran dari ahli media yakni alamat web
harus jelas, tidak hanya menuliskan www.google.com.
Gambar 35. Tampilan alamat web sesudah revisi
(4) Cek kembali penulisan kata/kalimat
Banyak terjadi kesalahan-kesalahan penulisan di dalam modul
dan penulis merevisi kesalahan-kesalahan pengetikan
kata/kalimat tersebut.
99
b) Validasi Ahli Materi dan Pembelajaran
Adapun saran yang diberikan oleh ahli materi dan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
(1) Terdapat soal yang memerlukan konsep persamaan kuadrat
dalam penyelesaiannya, padahal siswa belum pernah
mempelajari materi tersebut.
Gambar 36. Tampilan soal sebelum revisi
100
Gambar 37. Tampilan soal sesudah revisi
Perbaikan dengan mengganti soal lain yang sesuai dengan
kemampuan siswa.
(2) Perbaikan tata tulis yaitu pada penulisan rumus keliling
yang tidak perlu diberi spasi terlalu banyak pada bagian
yang harus diisi.
Gambar 38. Tampilan konsep keliling sebelum revisi
101
Gambar 39. Tampilan konsep keliling sesudah revisi
(3) Mempermudah penjelasan materi tentang sifat-sifat
jajargenjang dengan menggantinya menjadi bagian
“aktifitas siswa” berkelompok dan menyusun bahasanya
menjadi lebih sederhana.
Gambar 40. Tampilan sifat-sifat jajargenjang sebelum revisi
102
Gambar 41. Tampilan sifat-sifat jajargenjang sesudah revisi
(4) Cek kembali penulisan kata/kalimat
Banyak terjadi kesalahan-kesalahan penulisan di
dalam modul dan penulis merevisi kesalahan-kesalahan
pengetikan kata/kalimat tersebut terutama dalam penulisan
simbol-simbol matematika.
4. IMPLEMENTATION (IMPLEMENTASI)
a. Uji Coba modul
Setelah bahan ajar dinyatakan layak oleh ahli materi dan ahli
media, maka bahan ajar dapat diimplementasikan yaitu dapat digunakan
dalam kegiatan pembelajaran. Hasil uji coba ini akan dijadikan acuan
untuk merevisi kembali bahan ajar yang dikembangkan. Uji coba produk
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Jetis dengan subyek penelitian siswa kelas
VII. Uji coba produk di
yang berjumlah 3
Dalam implementasi pembelajaran penggunaan
pembelajaran ini mereka bisa secara individu atau berkelompok.
Pembelajaran individu dilakukan ketika mereka mengerjakan latihan atau
tugas-tugas yang menuntut kemandirian, dan mereka berkelompok secara
heterogen terdiri dari 4
kegiatan diskusi.
menggabungkan siswa
4-5 siswa. Kegiatan siswa berkelompok selain mengerjakan kegiatan
diskusi, mereka juga melakukan aktifitas siswa secara bersama
saling bekerja sama dan berdiskusi apab
kelompok yang mengalami kesulitan.
Gambar
Pada awal pembelajaran dengan menggunakan
belum memahami cara menggunakan
. Uji coba produk di SMP Negeri 2 Jetis diikuti oleh siswa kelas
yang berjumlah 35 pada tanggal 15 April – 6 Mei 2013
Dalam implementasi pembelajaran penggunaan modul
pembelajaran ini mereka bisa secara individu atau berkelompok.
Pembelajaran individu dilakukan ketika mereka mengerjakan latihan atau
tugas yang menuntut kemandirian, dan mereka berkelompok secara
heterogen terdiri dari 4-5 siswa dalam melakukan aktivitas siswa atau
kegiatan diskusi. Kelompok diskusi dipilih atas dasar dengan
menggabungkan siswa-siswa yang tempat duduknya berdekatan sebanyak
5 siswa. Kegiatan siswa berkelompok selain mengerjakan kegiatan
diskusi, mereka juga melakukan aktifitas siswa secara bersama
saling bekerja sama dan berdiskusi apabila ada salah satu siswa dalam
kelompok yang mengalami kesulitan.
Gambar 42. Kegiatan siswa ketika implementasi modul
Pada awal pembelajaran dengan menggunakan
belum memahami cara menggunakan modul sehingga guru harus
103
diikuti oleh siswa kelas VIID
modul pada kegiatan
pembelajaran ini mereka bisa secara individu atau berkelompok.
Pembelajaran individu dilakukan ketika mereka mengerjakan latihan atau
tugas yang menuntut kemandirian, dan mereka berkelompok secara
5 siswa dalam melakukan aktivitas siswa atau
as dasar dengan
siswa yang tempat duduknya berdekatan sebanyak
5 siswa. Kegiatan siswa berkelompok selain mengerjakan kegiatan
diskusi, mereka juga melakukan aktifitas siswa secara bersama-sama,
ila ada salah satu siswa dalam
modul
Pada awal pembelajaran dengan menggunakan modul siswa
sehingga guru harus
104
membacakan dan menjelaskan setiap langkah yang harus dilakukan dalam
menggunakan modul serta saat berdiskusi terdapat beberapa siswa yang
melakukan kegiatan di luar pembelajaran. Akan tetapi, untuk pertemuan
selanjutnya sedikit demi sedikit siswa sudah dapat memahami sendiri
petunjuk dan perintah pada modul.
Dalam uji coba, peran guru sebagai pendamping dan
pembimbing. Guru tidak menjelaskan materi secara keseluruhan seperti
pada pembelajaran sebelumnya. Dengan adanya modul diharapkan siswa
dapat menemukan konsep sendiri dan dapat memahaminya serta dapat
mengaplikasikannya pada pemecahan masalah. Jawaban-jawaban dari
kegiatan pada modul hasil kerja siswa dipertegas kembali oleh guru pada
akhir pembelajaran di kelas.
Pada pembelajaran menggunakan modul, terlihat bahwa siswa
tertarik dan termotivasi untuk dapat menyelesaikan masalah yang ada pada
modul. Hal ini dapat dilihat ketika siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan kegiatan pada modul, siswa akan bertanya kepada guru
mengenai solusi atau cara yang harus mereka tempuh untuk dapat
menyelesaikan kesulitan yang sedang mereka hadapi.
Setelah siswa memperoleh kesimpulan dan menuliskannya pada
modul, guru memberikan penguatan pada kesimpulan yang telah diperoleh
siswa dengan terlebih dahulu meminta salah satu siswa mengungkapkan
hasil kesimpulan yang telah mereka dapatkan. Dengan kesimpulan yang
105
telah dikuatkan oleh guru, siswa dapat lebih memahami materi yang
sedang mereka pelajari.
Pada akhir pertemuan, peneliti memberikan soal post test pada
siswa hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah
pembelajaran dengan modul. Hasil dari post test menunjukkan
kemampuan pemecahan masalah siswa meningkat. Hal ini terlihat dari
langkah-langkah siswa dalam mengerjakan sebuah soal beserta
jawabannya sudah dituliskan secara sistematis, runtut, dan jelas. Ketika
saat kegiatan belajar mengajar di awal menggunakan modul, siswa
cenderung untuk langsung menuliskan perhitungan secara matematis tanpa
diawali dengan menjelaskan informasi apa saja yang didapatkan dari soal,
akan tetapi pada lembar jawaban post test untuk soal uraian banyak siswa
telah menuliskan jawabannya secara runtut dan menjelaskan informasi apa
saja yang diperoleh dan bagaimana cara menyelesaikannya. Pada
pertemuan terakhir kegiatan belajar dengan menggunakan modul
matematika segiempat, peneliti memberikan angket pada siswa untuk
mengetahui respon siswa terhadap penggunaan modul hasil pengembangan
bahan ajar dalam pembelajaran.
b. Revisi Produk
Produk yang telah selesai diujicobakan kemudian direvisi
kembali berdasarkan masukan atau saran dari angket respon siswa setelah
menggunakan produk dalam pembelajaran.
106
5. EVALUATION (EVALUASI)
Tahap terakhir dari model pengembangan ADDIE adalah tahap
evaluasi. Evaluasi dilakukan oleh peneliti dengan menganalisis data hasil
penelitian yang diperoleh yaitu analisis kevalidan modul dari dosen ahli dan
guru, analisis kepraktisan modul dari hasil angket respon siswa dan analisis
hasil post test diperlukan untuk mengetahui keefektifan bahan ajar berupa
modul terhadap pembelajaran. Analisis hasil post test diperoleh untuk
mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan modul dalam pembelajaran.
Dengan menggunakan hasil dari post test dapat dilihat keberhasilan dari bahan
ajar yang dikembangkan berupa modul dalam pembelajaran di kelas. Data hasil
validasi ahli digunakan untuk mengetahui kelayakan modul ditinjau dari
kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa dan kelayakan
kegrafikaan. Data angket respon siswa digunakan untuk mengetahui respon
atau tanggapan siswa terhadap modul yang dikembangkan dalam pembelajaran
di kelas. Penjelasan dari analisis kevalidan modul, analisis kepraktisan, dan
analisis keefektifan modul adalah sebagai berikut :
a. Analisis Data Kevalidan Modul
1) Analisis Data Validasi Ahli Materi
Hasil data validasi dosen ahli materi, yaitu Murdanu, M. Pd.
memperoleh skor rata-rata total 3,27 dengan kriteria kualitatif baik.
Aspek butir-butir penilaian ahli materi dinyatakan pada tabel
berikut:
107
Tabel 9. Hasil Analisis Data Ahli Materi
No Aspek Penilaian Rata-rataKriteria
Kualitatif
1. Kelayakan Isi 3,5 Sangat Baik
2. Kelayakan Penyajian 3,1 Baik
3.Penilaian Pemecahan Masalah
3 Baik
Kriteria kevalidan bahan ajar diperoleh dengan cara
mengkonversikan total skor tiap aspek dalam tabel konversi
kelayakan. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran
B1.
Ditinjau dari kelayakan isi, setiap aspek yang dinilai dalam
bahan yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kelayakan
karena materi yang digunakan sudah baik sesuai dengan SK dan
KD, materinya cukup akurat, memiliki materi pendukung
pembelajaran yang baik melalui kemutakhiran materi, memenuhi
aspek kelayakan penyajian, dan materi disajikan sesuai dengan
pendekatan problem solving (pemecahan masalah).
Oleh karena itu, berdasarkan analisis data yang dilakukan dari
Ahli Materi, maka bahan ajar yang dikembangkan memperoleh skor
rata-rata total 3,27 dengan kriteria kualitatif baik dapat dikatakan
valid, meskipun masih banyak hal yang harus direvisi sesuai dengan
saran dosen Ahli Materi.
108
2) Analisi Data Validasi Ahli Media
Dari hasil penilaian oleh Dosen Ahli Media, yaitu Bapak Nur
Hadi Waryanto, M.Eng diperoleh skor rata-rata total 3,09 dengan
kriteria kualitatif baik. Aspek data Ahli Media dinyatakan pada tabel
berikut:
Tabel 10. Hasil Analisis data Ahli Media(Kelayakan Kegrafikaan)
No AspekRata-rata
Kriteria Kualitatif
1 Ukuran Modul 3 Baik
2 Desain Kulit Modul 3,1 Baik
3 Isi Modul 3,05 Baik
3,09Baik
Kriteria kelayakan bahan ajar diperoleh dengan cara
mengkonversikan data kualitatif berupa skor tiap aspek kelayakan
maupun skor total ke dalam tabel konversi kelayakan, sehingga
diperoleh hasil kualitatif pada tabel tersebut. Perhitungan pada tabel
kelayakan dapat dilihat pada lampiran B2.
Ditinjau dari komponen ukuran bahan ajar, modul memiliki
kriteria kualitatif baik dengan rata-rata butir penilaian 3 sehingga
dapat disimpulkan bahwa modul memiliki ukuran bahan ajar yang
sesuai dengan materi isi bahan ajar yang dikembangkan. Desain
sampul memiliki kriteria kualitatif baik dengan nilai rata-rata butir
penilaian 3,1. Pada desain sampul dilakukan revisi karena
109
penggunaan gambar belum sesuai dengan ilustrasi bangun segi
empat dan tulisannya lebih diperjelas. Desain isi modul memiliki
kriteria kualitatif baik dengan nilai rata-rata butir penilaian bahan
ajar 3,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa desain isi modul
memiliki desain yang konsisten dan harmonis. Dengan demikian,
modul ini layak berdasarkan aspek kelayakan kegrafikaan.
Oleh karena itu, berdasarkan analisis data yang dilakukan dari
Ahli Media, maka bahan ajar yang dikembangkan dapat dikatakan
valid, meskipun masih banyak hal yang harus direvisi sesuai dengan
saran dosen Ahli Media.
3) Analisis Data Lembar Penilaian Guru Matematika
Draft bahan ajar yang telah dikembangkan, juga divalidasikan
kepada guru matematika di sekolah. Guru yang menjadi validator
modul yang telah dikembangkan adalah Fauzi S.Pd.ST. Aspek-aspek
yang dinilai oleh guru yaitu pada kelayakan isi/materi, kesesuaian
bahasa, teknik penyajian, serta aspek kemudahan dan
kebermanfaatan. Secara umum keseluruhan skor rata-rata lembar
penilaian guru adalah 3,4 dengan kriteria kualitatif baik. Data hasil
validasi bahan ajar oleh guru ditunjukkan oleh tabel berikut:
110
Tabel 11. Analisis data Lembar Penilaian Guru Matematika
No Aspek PenilaianRata-rata Kriteria
Kualitatif
1 Kualitas Materi Modul 3,4 Baik
2 Kesesuaian Bahasa 3,5 Sangat Baik
3 Teknik Penyajian 3,33 Baik
4Kemudahan dan Kebermanfaatan
3,38 Baik
− 3,4 Baik
Kriteria kelayakan bahan ajar diperoleh dengan cara
mengkonversikan data kualitatif berupa skor tiap aspek kelayakan
maupun skor total ke dalam tabel konversi kelayakan, sehingga
diperoleh hasil kualitatif pada tabel tersebut. Perhitungan pada tabel
kelayakan dapat dilihat pada lampiran B3.
Pada tabel penilaian di atas, dapat disimpulkan bahwa ditinjau
dari aspek materi, bahasa, penyajian, kemudahan dan
kebermanfaatan, modul yang telah dikembangkan dapat dikatakan
valid.
b. Analisis Data Kepraktisan Modul
Untuk mengetahui kepraktisan modul, digunakan analisis data
melalui angket respon siswa. Angket ini diambil saat kegiatan
111
pembelajaran dengan modul selesai dilaksanakan. Angket respon siswa
ini berupa daftar pernyataan yang disusun sebanyak 20 butir pernyataan
positif dengan 4 alternatif jawaban yaitu “Sangat setuju”, “Setuju”,
“Tidak Setuju”, dan “Sangat Tidak Setuju”. Aspek yang termuat dalam
angket respon siswa ini adalah aspek kesesuaian bahasa, aspek tampilan
penyajian, aspek kemudahan, dan aspek kondisi siswa ketika
pembelajaran dengan menggunakan modul. Hasil analisis dari pengisian
angket respon siswa oleh 35 siswa setelah penggunaan bahan ajar di
kelas. Rata-rata seluruh aspek butir penilaian adalah 2,85 yang berada
pada kriteria kualitatif baik. Dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 12. Hasil Analisis Angket Respon Siswa
No Aspek Rata-rataKriteria
Kualitatif1. Kesesuaian Bahasa 3,24 Baik2. Tampilan Penyajian 2,5 Cukup3. Kemudahan 2,74 Cukup
4. Kondisi 2,88 Baik
Jadi, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar yang dikembangkan
memiliki tingkat kepraktisan dengan kriteria baik. Hasil analisis respon
siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B3. Dari hasil angket
respon siswa, juga diperoleh komentar dan saran sebagai berikut:
1. Ada siswa yang berpendapat agar modul dibuat lebih tipis lagi.
2. Modul ini mampu menghadirkan suasana yang berbeda saat belajar
di dalam kelas.
3. Penyampaian materi pada modul menarik, mudah dipahami.
112
c. Analisis data Keefektifan Modul
Keefektifan modul diukur menggunakan analisis post test pada
akhir kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Tes tertulis diambil
setelah kegiatan belajar menggunakan modul selesai dilaksanakan.
Kriteria ketuntasan minimal berdasarkan acuan dari kriteria ketuntasan
minimal sekolah untuk mata pelajaran matematika yaitu 75. Dari tes
yang dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 13. Tabel hasil post test siswa
SiswaNilai Keterangan
Siswa 1 80 TuntasSiswa 2 96,67 TuntasSiswa 3 80 TuntasSiswa 4 83,33 TuntasSiswa 5 96,67 TuntasSiswa 6 90 TuntasSiswa 7 90 TuntasSiswa 8 93,33 TuntasSiswa 9 80 TuntasSiswa 10 83,33 TuntasSiswa 11 96,67 TuntasSiswa 12 90 TuntasSiswa 13 76,67 TuntasSiswa 14 93,33 TuntasSiswa 15 90 TuntasSiswa 16 96,67 TuntasSiswa 17 83,33 TuntasSiswa 18 76,67 TuntasSiswa 19 90 TuntasSiswa 20 86,67 TuntasSiswa 21 93,33 TuntasSiswa 22 66,67 Belum TuntasSiswa 23 80 TuntasSiswa 24 76,67 TuntasSiswa 25 90 TuntasSiswa 26 96,67 TuntasSiswa 27 73,33 Belum Tuntas
113
SiswaNilai Keterangan
Siswa 28 83,33 TuntasSiswa 29 70 Belum TuntasSiswa 30 73,33 Belum TuntasSiswa 31 80 TuntasSiswa 32 86,67 TuntasSiswa 33 70 Belum TuntasSiswa 34 80 TuntasSiswa 35 93,33 Tuntas
Presentase Ketuntasan Siswa = %100testpostpesertajumlah
tuntassiswabanyak
= 3035 × 100% = 85,71%Berdasarkan tabel interval konversi kriteria ketuntasan belajar
yang disusun berdasarkan kemampuan matematis dan sikap matematis,
maka persentase tersebut diklasifikasikan dalam kriteria sangat baik.
Sehingga modul sudah efektif jika ditinjau dari aspek post test.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa; (1) Modul yang dikembangkan telah sesuai
dengan langkah penyusunan dan pengembangan modul dengan model ADDIE,
yaitu analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development),
implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation), (2) Modul yang
dikembangkan telah sesuai dengan tahapan pendekatan problem solving yaitu
understand the problem (memahami masalah), develop a plan (membuat rencana
penyelesaian masalah), carry out the plan (melaksanakan rencana yang telah
ditetapkan), dan look back (memeriksa ulang jawaban yang diperoleh). (3) Modul
yang dikembangkan telah memenuhi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan
keefektifan.