29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Aditirto yang beralamat
di Jalan SMU Pejagoan Km.3 Desa Aditirto Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen
Provinsi Jawa Tengah. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas 5 Sekolah
Dasar Negeri Aditirto yang berjumlah 22 siswa terdiri dari 10 siswa perempuan dan 12
siswa laki-laki.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2013. Keadaan setting digambarkan
sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi geografis SDN Aditirto berada di tengah-tengah pemukiman warga.
Lingkungannya juga sangat baik dan memiliki halaman yang luas.
2. Dilihat dari segi tenaga pendidik, SDN Aditirto memiliki 15 pegawai yang terdiri dari
seorang kepala sekolah, 9 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru olahraga, 2 orang
tenaga perpustakaan, dan 2 penjaga sekolah.
3. Dilihat dari segi sosial ekonomi orang tua, secara garis besar orang tua siswa kelas 5
SDN Aditirto bekerja sebagai petani dan buruh.
3.2 Variabel Penelitian
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menentukan variabel-variabel
penelitian dan selanjutnya merumuskan hipotesis berdasarkan hubungan antara variabel
penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel Bebas
“Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebuah perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)” Sugiyono (2012:39).
Dalam penelitian ini yang berperan sebagai variabel bebas adalah penggunaan model
pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok melalui kerjasama dan aktivitas serta interaksi
30
diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai hasil belajar yang maksimal.
2. Variabel Terikat
“Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012:39). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah
hasil belajar matematika”. Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah melakukan aktivitas atau kegiatan belajar mengajar setelah pengalaman
belajarnya dalam bentuk perubahan tingkah laku dan pelatihan berupa kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial
yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3.3 Rencana Tindakan
Dalam prosedur metode ilmiah khususnya pelaksanaan penelitian tindakan kelas,
terdapat empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama
yang ada pada siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, dan (d) refleksi,
yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
31
Secara detail langkah-langkah dalam setiap siklus penelitian adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Rencana penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang tersusun dan memiliki
pandangan jauh ke depan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
serta hasil belajar siswa. Berikut ini adalah hal-hal yang direncakan dalam penelitian
tindakan kelas:
a) Membuat RPP (Rencana Palaksanaan Pembelajaran) tentang materi yang akan
diajarkan. RPP dibuat oleh peneliti dengan pertimbangan guru. RPP ini berguna
sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
b) Menyusun lembar observasi kegiatan pembelajaran.
c) Menyusun pedoman wawancara untuk guru agar mempermudah peneliti dalam
mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan STAD.
d) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
e) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu soal post test. Soal post test diberikan pada
akhir setiap siklus.
2. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah guru sebagai peneliti yang
dilakukan secara sadar dan terkendali dan yang merupakan variasi praktik yang cermat
dan bijaksana. Tindakan ini dilakukan dengan menggunakan panduan perencanaan yang
telah dibuat dan dalam pelaksanaannya bersifat fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-
perubahan.
Tindakan dalam penelitian ini adalah mendorong siswa untuk belajar matematika
dengan motivasi belajar yang tinggi dengan menggunakan alat peraga.
3. Observasi
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan untuk melihat
secara langsung aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran.
32
4. Refleksi
Pada tahap refleksi, peneliti mengadakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan
terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti menganalisis hasil evaluasi. Hasil
evaluasi kemudian digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun tindakan yang
akan dilakukan. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas yaitu memahami proses,
masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan yang telah dilakukan selama
proses pembelajaran.Tahap refleksi juga merupakan evaluasi tentang tindakan yang telah
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan atau pengaruh tindakan.
Data yang diperoleh dalam lembar observasi, wawancara, dan post test dianalisis
kemudian dilakukan refleksi. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru
kelas yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan
yang telah dilakukan. Jika dengan tindakan yang diberikan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, maka penelitian dihentikan. Namun jika belum dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, maka dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya.
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan data.
Apabila peneliti tidak mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan dan dibutuhkan. Data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif berupa nilai hasil tes matematika sedangkan data kualitatif
berupa informasi tentang kefektifan penggunaan model pembelajaran Student Teams
Achivement Divisions (STAD) dalam pembelajaran matematika tentang pecahan.
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh keterangan yang benar dan
dapat dipercaya dalam penelitian. Untuk mengumpulkan data ini perlu digunakan teknik
yang tepat. Teknik pengumpulan data banyak ragamnya dan masing-masing teknik
mempunyai karakteristik sendiri serta kelemahan dan kelebihan.
33
Adapun teknik pengumpulan data, yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat
diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Nana Sudjana,
2011:84). Dengan kata lain observasi dapat mengukur atau menilai hasil proses belajar
misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar,
kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan menggunakan model
pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) waktu mengajar.
Penelitian ini menggunakan lembar observasi untuk memperoleh data. Observasi
atau pengamatan dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat dengan cara melakukan
pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas serta kegiatan
yang dilakukan pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung tanpa
mengganggu kegiatan pembelajaran.
Observasi ini dilaksanakan untuk memperoleh data tentang kegiatan guru dalam
mengajar menggunakan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) dan partisipasi/keterlibatan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung.
2. Wawancara
Esterberg (dalam Sugiyono 2012:231) mendefinisikan wawancara (interview)
sebagai berikut:
“A meeting of two persons to exchange information and idea throught question and
responses, resulting in communiatio and joint construction of meaning about a particular
topic. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.
Definisi tersebut diperjelas oleh Susan Stainback (1998) yang mengemukakan
bahwa interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how
the participant a situation or phonemenon than can be gained through observation alone
(Sugiono, 2012:232). Jadi dengan wawancara, maka peneliti dapat mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena
yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.
34
Wawancara dilakukan terhadap siswa dengan cara bertanya secara langsung
kepada siswa bagaimana pendapat mereka tentang penggunaan model pembelajaran
Student Teams Achivement Divisions (STAD) dalam proses pembelajaran. Wawancara ini
dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa berbentuk tulisan,
gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2012:240). Hasil
penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel/dapat dipercaya jika didukung
oleh dokumentasi. Pada penelitian ini, dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto
siswa dan keadaan di sekeliling siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Tes
Nana Sudjana (2011:35) menyebutkan tes sebagai alat penilaian adalah
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari
siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk
perbuatan (tes tindakan). Soal tes diberikan kepada siswa pada akhir setiap siklus dan
dikerjakan setiap individu yang digunakan untuk menunjukan hasil belajar yang dicapai
pada siklus dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar
matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan alat peraga cakram pecahan.
Menurut Padmono (2009:25) tes merupakan cara untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan aspek tertentu yang berbentuk serangkaian pertanyaan atau tugas yang
harus dikerjakan oleh testee sehingga memperoleh informasi tentang keadaan
(kemampuan) subjek yang dapat dibandingkan dengan suatu ukuran tertentu. Arikunto
(2002) menyatakan bahwa tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Berdasarkan tiga pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tes merupakan
suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif berbentuk serangkaian pertanyaan
atau tugas yang harus dikerjakan oleh testee untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
inteligensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam
penelitian ini tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Tes digunakan untuk memperoleh data
tentang kemampuan siswa sebelum (pre-test) dan setelah (post test) dilakukan tindakan.
35
3.4.2 Alat Pengumpulan Data
Untuk memudahkan dalam pengolahan data sehingga didapatkan hasil kesimpulan
yang valid maka diperlukan alat pengumpul data, yaitu: lembar observasi, pedoman
wawancara, serta daftar nilai dan buku acuan untuk mengajar dan kamera untuk
mendokumentasikan proses belajar. Secara rinci sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Alat pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi adalah
menggunakan lembar observasi yang akan diberikan kepada teman sejawat yang
bertugas sebagai observer dalam penelitian. Lembar observasi digunakan untuk
memperoleh data yang dapat memperlihatkan proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD). Subjek
yang diamati yaitu guru dan partisipasi siswa pada proses pembelajaran secara
keseluruhan.
2. Pedoman Wawancara
Alat pengumpulan data dengan teknik wawancara ini yaitu wawancara yang
dilakukan oleh peneliti kepada siswa dan observer tentang tanggapan mereka terhadap
proses belajar mengajar, serta kesan mereka selama pembelajaran Matematika dengan
penggunaan model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
3. Lembar Tes
Alat pengumpulan data yang digunakan pada teknik tes ini yaitu berupa soal-soal
tes. Adapun soal yang digunakan berisi tentang materi pecahan yang telah disampaikan
melalui penerapan model pembelajaran Student Teams Achivement Divisions (STAD). Tes
ini dilaksanakan secara tertulis. Tes ini dilaksanakan sebelum dan sesudah dilaksanakan
tindakan, dengan tujuan mengetahui tingkat kemajuan belajar sebelum dan sesudah
dilaksanakan tindakan.
4. Kamera Foto
Pengumpulan data yang digunakan dalam teknik dokumentasi yaitu kamera foto.
Kamera foto digunakan untuk memberikan gambaran visual sehingga sangat bagus untuk
merekam suatu kegiatan, proses, atau objek. Kamera foto digunakan untuk
mengumpulkan data tentang gambaran visual pelaksanaan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
36
3.4.3 Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD).
a) Definisi Konsep
Penerapan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD) adalah model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-
kelompok melalui kerjasama dan aktivitas serta interaksi diantara siswa untuk saling
memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai
prestasi yang maksimal untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran siswa kelas 5
SD Negeri Aditirto dan memotivasi siswa dalam belajar sehingga prestasi belajar
siswa akan lebih baik.
b) Definisi Operasional
Berdasarkan definisi konsep tersebut peneliti menggunakan alat pengumpul
data berupa lembar observasi, dan pedoman wawancara. Lembar observasi
digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Divisions (STAD) yang dilakukan oleh peneliti, apakah sudah sesuai dengan langkah-
langkah yang telah direncanakan atau belum. Observasi dilakukan oleh observer.
Adapun yang menjadi observer dalam penelitian ini adalah teman sejawat. Dalam
melakukan wawancara pada penelitian ini, telah disusun pedoman wawancara
sebelumnya. Pedoman wawancara yang telah disusun lebih dulu dimaksudkan untuk
menanyakan dan mengetahui hal-hal yang tidak dapat atau kurang jelas diamati pada
saat observasi. Pedoman wawancara juga berguna untuk mempermudah peneliti
dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana siswa terhadap pembelajaran yang
dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team
Achievement Divisions (STAD). Agar lebih jelasnya dapat dilihat dalam kisi-kisi
observasi dan pedoman wawancara. Instrumen yang digunakan terdiri dari dua lembar
observasi.
37
a) Lembar observasi aktivitas guru dalam mengajar
Tabel 1. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No Aspek Indikator
Tahap Pelaksanaan Perbaikan
Siklus 1 Siklus 2
Ya Tidak Ya Tidak
I.
Pra
Pembelajaran
1. Kesiapan ruang, alat/media pembelajaran.
2. Mengecek kesiapan siswa.
3. Penyusunan RPP. 4. Guru mempersiapkan
ruang untuk kegiatan pembelajaran, mengatur tempat duduk siswa.
II. Membuka
Pelajaran
1. Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
2. Mengkomunikasikan rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD.
3. Memberikan dorongan agar siswa termotivasi untuk aktif dalam proses pembelajaran.
4. Memberikan apersepsi.
III. Kegiatan Inti
Pembelajaran
1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
2. Guru membagikan LKS secara berkelompok.
3. Guru menginstrusikan siswa supaya berdiskusi dan bekerja sama dengan anggota kelompok.
4. Guru mendemonstrasikan media pembelajaran.
5. Guru memantau jalannya diskusi kelompok.
6. Guru memberikan
38
arahan bagi kelompok yang mengalami kesulitan.
7. Guru membimbing siswa untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana.
8. Guru mengingatkan kembali jawaban yang diperoleh.
9. Guru meminta beberapa siswa dari kelompok yang berbeda mempresentasikan hasil diskusinya.
10. Guru membimbing jalannya diskusi.
11. Guru menjelaskan kembali materi, jika ada siswa yang belum paham.
12. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individual.
IV Penutup 1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang dipelajari.
2. Guru melaksanakan evaluasi pada akhir pembelajaran.
3. Guru melakukan penilaian dan memberikan reward/penghargaan pada siswa yang berhasil.
JUMLAH
39
b) Lembar Observasi Partisipasi/keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
Tabel 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Variabel Aspek Indikator No Item Ya Tidak
Pembelajaran Matematika
menggunakan model
pembelajaran STAD
1. Keaktifan 1. Siswa aktif dalam proses pembelajaran.
3,4,8,13,19,23
2. Keantusiasan/ motivasi
2. Siswa merasa bersemangat dalam belajar.
1,2,7,10, 12, 20
3. Kerjasama 3. Siswa bekerjasama dalam kelompok
9,16,22
4. Kesungguhan 4. Siswa melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
14,15,17, 19
5. Kebermaknaan 5. Siswa mengalami kemudahan untuk memahami materi pelajaran.
5,6,11,21
c) Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Tabel 3. Kisi-kisi Pedoman Wawancara
Aspek Indikator No Soal
Pembelajaran dengan menggunakan model STAD
Pendapat mengenai pembelajaran matematika yang dilaksanakan dengan model pembelajaran STAD
1
Pendapat mengenai peningkatan hasil belajar dengan model STAD
2
Hambatan dalam penggunaan model pembelajaran model STAD
3
Cara mengatasi hambatan pada pelaksanaan pembelajaran dengan model STAD
4
Kesan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model STAD
5
40
2. Instrumen Hasil Belajar Matematika
a) Definisi Konsep
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas
atau kegiatan belajar mengajar setelah pengalaman belajarnya dalam bentuk
perubahan tingkah laku dan pelatihan berupa kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi
siswa dalam kehidupan sehari-hari. Peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas
5 merupakan cara meningkatkan kegiatan atau interaksi yang terjadi dalam perubahan
pada individu melalui aktivitas praktek ketika pembelajaran berlangsung melalui model
pembelajaran yang menarik dan inovatif. Dalam penelitian ini menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) daam
mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa kelas 5 di SD Negeri Aditirto, sehingga
sesuai dengan harapan hasil belajar matematika yang diperoleh para siswa di akhir
kegiatan pembelajaran lebih baik. Pada pembelajaran ini siswa dapat berfikir logis dan
kritis sesuai dengan karakteristik siswa kelas 5.
b) Definisi Operasional
Berdasarkan definisi konsep tersebut peneliti menggunakan alat pengumpul data
berupa lembar tes. Lembar tes diberikan kepada siswa kelad 5 SD Negeri Aditirto
pada akhir setiap siklus dan dikerjakan setiap individu yang digunakan untuk
menunjukan hasil belajar yang dicapai pada siklus dengan tujuan untuk mengetahui
ada tidaknya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 5 SD Negeri Aditirto
setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
Kisi-kisi yang digunakan dalam menyusun tes sesuai dengan standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang telah ditetapkan. Soal tes yang
digunakan berjumlah 15 butir. Berikut ini adalah kisi-kisi soal tes yang digunakan.
41
Standar Kompetensi: menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Siklus I
Kompetensi Dasar Materi Indikator Butir Soal
5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Penjumlahan berbagai bentuk pecahan
5.2.1 Siswa dapat membandingkan dua bentuk pecahan biasa
1, 2, 3, 4, 5
5.2.2 Siswa dapat menentukan penjumlahan dua bentuk pecahan biasa penyebut sama
6, 7, 8, 9,10
5.2.3 Siswa dapat menentukan penjumlahan dua bentuk pecahan biasa penyebut tidak sama
11,12,13,14
,15
Tabel 5. Kisi-kisi Soal Siklus II
Kompetensi Dasar Materi Indikator Butir Soal
5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Pengurangan berbagai bentuk pecahan
5.2.1. Siswa dapat menentukan hasil pengurangan dua bentuk pecahan biasa penyebut sama
1, 2, 3, 4, 5
5.2.2. Siswa dapat menentukan hasil pengurangan dua bentuk pecahan biasa penyebut tidak sama.
6, 7, 8, 9, 10
3.4.4 Uji Coba Instrumen
Untuk mendapatkan instrumen penelitian hasil belajar yang baik perlu diadakan uji
validitas dan uji reliabilitas. Validitas yaitu ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir
soal (yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam
mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir soal tersebut. Validitas butir merupakan
konsekuensi logis tercapainya valitas keseluruhan tes. Sehubungan dengan itu yang
dimaksudkan dengan validitas butir adalah jika butir soal tersebut memberikan kontribusi
(sumbangan) terpenuhinya validitas soal secara keseluruhan. Skor butir menyebabkan
42
skor keseluruhan tinggi atau rendah. Dengan demikian sebuah butir soal dinyatakan
memiliki kesejajaran dengan skor total. Dalam menganalisis butir tes isian, saya
berpedoman pada klasifikasi indeks validitas sebagai berikut:
r < 0,20 : tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 : validitas rendah
0,40 ≤ r < 0,60 : validitas sedang
0,60 ≤ r < 0,80 : validitas tinggi
0,80 ≤ r < 1,00: validitas sedang
Reliabilitas suatu tes pada hakekatnya menguji keajegan pertanyaan tes yang
didalamnya berupa seperangkat butir soal apabila dikerjakan berulang kali pada objek
yang sama. Suatu instrumen mempunya reliabilitas yang tinggi apabila memberikan hasil
yang relatif konstan pada pengguna ulang bagi subjek yang berbeda. Reliabilitas
menunjukkan tingkat ketepatan atau kemantapan suatu tes yang reliabel akan mampu
menghasilkan data yang relatif tetap dan konsisten hingga hasilnya dapat dipercaya.
Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman sebagai
berikut:
0 – 0,7 : belum memiliki reliabilitas yang tinggi
0,7 – 1 : memiliki reliabilitas yang tinggi.
Ujicoba instrumen meliputi 2 Kompetensi Dasar yaitu penjumlahan pecahan biasa
dan pengurangan pecahan biasa. Setelah diuji validitas dari 15 item soal dari soal
penjumlahan pecahan biasa yang akan digunakan sebagai soal evaluasi pada penelitian
ini memperoleh hasil bahwa 11 item soal valid dan 4 item soal tidak valid dengan
reliabilitas tinggi yaitu 1.01. Di samping itu juga diujicobakan soal pengurangan pecahan
biasa, sehingga diketahui bahwa soal yang terdiri dari 10 memperoleh hasil bahwa 8 item
soal valid dan 2 item soal tidak valid dengan reliabilitas tinggi yaitu 0,70.
Hasil penghitungan reliabilitas soal evaluasi, yang telah dilakukan memperoleh hasil
reliabilitas yang tinggi.
43
3.5 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Taraf kesukaran menunjukkan kemampuan butir soal untuk menyaring banyaknya
peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Semakin banyak subjek yang
menjawab soal dengan benar, maka taraf kesukaran soal tersebut tinggi. Jika taraf
kesukarannya tinggi maka soal tersebut tergolong mudah. Suatu tes tidak boleh terlalu
sulit dan tidak boleh terlalu mudah. Tes yang baik bertujuan mengukur dan membedakan
siswa yang belajar dan yang tidak, siswa yang menguasai dan yang belum.
Seperti dituliskan Y. Padmono (2009: 214) taraf kesukaran (P) dapat dicari dengan
rumus sebagai berikut:
WL + WH
nL + nH
Keterangan:
DK : Derajat Kesukaran
WL : Jumlah individu kelompok bawah (27% bawah) yang menjawab
salah pada butir soal tersebut.
WH : Jumlah individu kelompok atas (27% atas) yang menjawab
benar pada butir soal tersebut.
nL : Jumlah kelompok bawah
nH : Jumlah kelompok atas
Kriteria pengujian:
Soal dikatakan mudah jika derajat kesukarannya < 25%.
Soal dikatakan baik/sedang jika derajat kesukarannya berkisar antara 25%-
75%.
Soal dikatakan sulit jika derajat kesukarannya > 75%.
DK = x 100%
44
Pada penelitian ini derajat tingkat kesukaran dapat dilihat pada table berikut ini:
Tabel 6. Uji Coba Instrumen Penjumlahan Pecahan
No. K. Atas K. Bawah Tingkat Kesukaran Status Soal
Soal Benar Salah Benar Salah Indeks Tafsiran
1 12 0 12 0 1,00 Soal Mudah Soal Dibuang
2 12 0 12 0 1,00 Soal Mudah Soal Dibuang
3 10 2 9 3 0,79 Soal Mudah Soal Dibuang
4 9 3 9 3 0,75 Soal Mudah Soal Dibuang
5 12 0 5 7 0,71 Soal Mudah Soal Diterima Baik
6 12 0 7 5 0,79 Soal Mudah Soal Diterima Baik
7 12 0 8 4 0,83 Soal Mudah Soal Diterima tapi Diperbaiki
8 12 0 9 3 0,88 Soal Mudah Soal Diperbaiki
9 10 2 5 7 0,63 Soal Sedang Soal Diterima Baik
10 11 1 6 6 0,71 Soal Mudah Soal Diterima Baik
11 11 1 5 7 0,67 Soal Sedang Soal Diterima Baik
12 9 3 4 8 0,54 Soal Sedang Soal Diterima Baik
13 10 2 2 10 0,50 Soal Sedang Soal Diterima Baik
14 10 2 1 11 0,46 Soal Sedang Soal Diterima Baik
15 10 2 5 7 0,63 Soal Sedang Soal Diterima Baik
Tabel 7. Uji Coba Instrumen Pengurangan Pecahan
No K. Atas K. Bawah Tingkat Kesukaran Status Soal
Soal Benar Salah Benar Salah Indeks Tafsiran
1 12 0 11 1 0,96 Soal Mudah Soal Dibuang
2 12 0 7 5 0,79 Soal Mudah Soal Diterima Baik
3 9 3 5 7 0,58 Soal Sedang Soal Diterima tapi Diperbaiki
4 8 4 7 5 0,63 Soal Sedang Soal Dibuang
5 10 2 5 7 0,63 Soal Sedang Soal Diterima Baik
6 11 1 6 6 0,71 Soal Mudah Soal Diterima Baik
7 11 1 5 7 0,67 Soal Sedang Soal Diterima Baik
8 12 0 7 5 0,79 Soal Mudah Soal Diterima Baik
9 9 3 2 10 0,46 Soal Sedang Soal Diterima Baik
10 11 1 4 8 0,63 Soal Sedang Soal Diterima Baik
3.6 Indikator Kinerja
Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas, keberhasilan penelitian
ditandai dengan adanya perubahan yang lebih baik secara proses maupun peningkatan
45
hasil belajar. Terkait dengan hal itu, peneliti menentukan indikator kinerja dalam penelitian
ini yaitu secara kuantitatif terkait dengan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif ditandai
dengan:
1) Hasil belajar matematika ≥ 65,00 sebagai batas tuntas kompetensi dan dicapai oleh
minimal 75% dari keseluruhan siswa.
2) Indikator pencapaian dalam penelitian ini juga ditetapkan: nilai rata-rata kelas ≥ 65
dan berada pada kategori baik.
3.7 Analisis Data
Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain (Sugiyono, 2012:224). Sugiyono (2009:335) mengemukakan bahwa analisis
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis dengan teknik
statistik deskriptif dan deskriptif kualitatif. Statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum (generalisasi) (Sugiyono, 2009). Teknik statistik deskriptif dalam
penelitian ini digunakan untuk menganalisis tes hasil belajar yang diperoleh siswa. Analisis
ini dilakukan dengan penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, perhitungan
modus, median, mean, perhitungan persentase, dan lain-lain.
Selain menggunakan teknik statistik deskriptif, dalam penelitian ini penulis juga
menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Teknik deskripti kualitatif digunakan untuk
mendeskripsikan prosedur penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Divisions (STAD) yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 di SD Negeri
Aditirto. Analisis dilakukan dengan mengananalisis data yang diperoleh melalui
46
pengamatan (observasi), wawancara, dan foto. Menurut Miles dan Hubermen (dalam
Sugiyono, 2009:246) analisis deskriptif kualitatif meliputi tiga alur kegiatan yang
bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data, yaitu reduksi data
(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Ketiga
kegiatan dalam analisis data dengan teknik deskriptif kualitatif disajikan dalam uraian
berikut ini.
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, mengorganisasikan data
dengan sedemikian rupa sehingga disimpulkan dan diverifikasi. Memberikan gambaran
yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan
mencarinya saat diperlukan.
Proses reduksi data dilakukan dengan mengumpulkan data dari sumber data,
menelaah data yang ada. Selanjutnya data tersebut kemudian dirangkum, memilah
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Selanjutnya yang memiliki kesamaan pola akan dijadikan satu, apabila diketahui ada
pola-pola dalam reduksi data yang berbeda akan ditindaklanjuti menggunakan teknik
yang lain sampai sama dengan pola lama atau akan menemui pola yang baru.
Pengelompokan data dalam satuan yang sejenis ini dapat dilakukan dengan membuat
koding sesuai dengan kisi-kisi, selanjutnya memfokuskan, menyederhanakan dan
mentransfer data kasar ke catatan lapangan atau catatan harian.
2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang disusun untuk menarik
kesimpulan dan mengambil tindakan yang tepat. Penyajian data dalam penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan ringkasan yang berfungsi untuk
menunjukan informasi tentang suatu hal berkaitan antara variabel yang satu dengan
yang lainnya. Proses penyajian data dilakukan dengan menghubungkan dan
memaknai fenomena yang ada kemudian menindaklanjuti apa yang perlu dan
menyajikannya dalam bentuk tabel dan grafik.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
47
Tahap akhir dari analisis data yaitu melakukan penarikan kesimpulan dari tahap
reduksi dan penyajian data. Kesimpulan yang diperoleh masih bersifat sementara dan
akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti yang belum kuat. Namun, jika kesimpulan
yang dikemukakan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat penelitian berlangsung, maka kesimpulan tersebut merupakan
kesimpulan yang kredibel.
Miles dan Huberman mengemukakan bahwa tiga hal utama yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan/reduksi data merupakan sesuatu yang jalin-
menjalin pada saat sebelum, selama, dan setelah pengumpulan data dalam bentuk
yang sejajar. Tiga jenis kegiatan analisis tersebut merupakan proses siklus dan
interaktif. Hubungan antara ketiga kegiatan analis tersebut dapat disajikan dalam
gambar berikut ini.
Gambar 3. Komponen-komponen Analisis Data
Pengumpulan data
Penyajian data
Reduksi data
Penarikan kesimpulan/ verifikasi