BAB 3 DESKRIPSI PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
3.1 Latar Belakang
Penyebaran tanaman cengkeh ke wilayah Indonesia seperti Jawa, Sumatra, dan
Kalimantan baru dimulai pada tahun 1870. Sampai saat ini tanaman cengkeh talah tersebar
keseluruh dunia. Serta penanaman cengkeh banyak ditanam di Indonesia, khususnya Kepulauan
Maluku (Tidore, Ternate, Mutir), dan Jawa Timur. Adapun sentra penghasil cengkeh di dunia
ialah Madagaskar, Zanzibar, Philipina dan Malaysia. Setiap tahun juataan biji unggul tipe
Zanzibar disebarluaskan oleh Derektorat Jendral Perkebunan, Departemen Pertanian, hampir
keselurug propinsi di Indonesia.
Tanaman cengkeh termasuk dalam family Myrtaceae. Cengkeh (Syzgium aromaticum)
termasuk jenis tumbuhan perdu yang menmpunyai batang pohon besar dan berkayu keras,
cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tinggi tanaman cengkeh
dapat mencapai 20-30 meter dan cebang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tanaman
cengkeh umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota
atau bisa disebut tajuk pohon cengkeh umumnya berbentuk kerucut. Daun cengkeh berbentuk
lonjong dengan bunga pada pucuk-pucuknya. Pada awalnya bunga cengkeh berwarna hijau dan
ketika mekar akan berubah menjadi merah.
Tanaman cengkeh dikenal sebagai tanaman rempah yang digunakan sebagai obat
tradisional. Cengkeh merupakan salahsatu penghasil minyak atsiri yang bisa digunakan sebagai
bahan baku indrustri farmasi, maupun indrustri makanan, untuk penggunaan cengkeh terbanyak
ialah diamanfaatkan sebagai bahan baku rokok. Produksi cengkeh mempunyai peran yang cukup
besar dalam menunjuang upaya peningkatan pendapatan Negara. Beberapa faktor perlu
diperhatikan dalam usasa peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman cengkeh diantaranya ialah
sebagian besar tanaman yang ada merupakan tanaman yang sudah tua sehingga produksinya
sudah sangat menurun, kualitas dari bibit unggul yang kurang, minimnya hasil klon baru, serta
pemeliharaan yang minimal mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari tanaman cengkeh yang
dibudidayakan.
Tanaman cengkeh juga merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Hasil utama tanaman cengkeh adalah bunga cengkeh yang
dipanen pada saat kelopak bunga penuh dan masih belum mekar. Demi mencapai pertumbuhan
cengkeh yang optimal, dibutuhkan suatu usaha pemeliharaan yang maksimal, mulai dari
pembibitan hingga dewasa/tanaman cengkeh menghasilkan. Adapun kegiatan yang dapat
dilakukan ialah seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan, pemangkasan untuk peremajaan,
serta pengendalian hama dan penyakit.
3.1.1 Tujuan
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan mahasiswa selama perkuliahan dalam bentuk
Magang Profesi.
2. Mengenal dan mengetahui cara pengendalian OPT tanaman cengkeh yang ada di PT.
Perkebunan Lidjen Banyuwangi.
3. Mempelajari cara-cara pengendalian OPT yang dilakukan PT. Perkebunan Lidjen
Banyuwangi.
3.1.2 Manfaat
1. Memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus dengan aplikasi praktis di
lapangan
2. Memperoleh pemahaman tentang cara pengendalian OPT tanaman cengkeh yang ada di PT.
Perkebunan Lidjen Banyuwangi.
3. Dapat menyiapkan diri dalam fase transisi menjadi tenaga profesional setelah lulus.
3.2 Landasan teori
Tanaman Cengkeh (Eugenia aromatica L.) merupakan tanaman yang cocok ditanam baik
di dataran rendah dekat pantai maupun hidup di pegunungan pada ketinggian 500-1100 meter dpl
dan di tanah yang berdrainase baik. Tanaman cengkeh memerlukan intensitas cahaya yang kuat.
Tanah yang sesuai untuk tanaman cengkeh adalah tanah yang gembur, humus sedang-tinggi,
permeabilitas sedang, kemasaman tanah (pH) berkisar antara 5,0-6,5, suhu udara 25°C-28°C,
curah hujan yang 1.500-2500 mm/tahun (Purwanti, 2013).
Upaya untuk memenuhi kebutuhan cengkeh yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan
produksi. Peningkatan produksi antara lain dapat dilakukan dengan rehabilitasi. Salah satu
faktor penentu keberhasilan rehabilitasi adalah tersedianya bibit dalam jumlah dan kualitas yang
memadai. Upaya mendapatkan bibit cengkeh yang berkualitas baik yaitu bibit yang mempunyai
bentuk perakaran yang baik dan mempunyai perbandingan yang proporsional antara tajuk dan
akar, untuk memperoleh hal tersebut diperlukan rekayasa lingkungan tumbuh yang sesuai atau
meningkatkan kemampuan tanaman dalam beradaptasi terhadap lingkungannya (Suherman,
2008).
Tanaman cengkeh dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara
generatif dilakukan dengan biji, sedangkan secara vegetatif dilakukan dengan setek, cangkok dan
sambungan. Kedua cara perbanyakan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Perbanyakan secara generatif lebih mudah dan cepat dilakukan
namun, benih yang dihasilkan belum tentu sama dengan sifat-sifat induknya, karena adanya
proses penyerbukan silang. Sedangkan perbanyakan secara vegetatif dapat dipastikan sifat-
sifat benihnya sama dengan induknya namun, lebih sulit dan memerlukan waktu yang lebih
lama. Sampai saat ini perbanyakan cengkeh lebih banyak dilakukan secara generatif.
Perbanyakan tanaman cengkeh secara vegetatif tingkat keberhasilannya masih rendah, karena
daya tumbuh sel-sel tanaman cengkeh sangat lambat (Ruhnayat, 2012).
Pembuatan bibit cengkeh bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu menyemaikan benih,
stek atau penyusuan. Bibit yang dihasilkan melalui stek dan penyusuan mempunyai sifat yang
lebih baik dari pada semai. Namun karena masih sulit dilaksanakan dan rendah tingkat
keberhasilannya, maka kedua cara ini belum dianjurkan. Cara yang dianjurkan adalah dengan
menyemaikan benih. Lokasi untuk membuat bibit sebaiknya dipilih yang terbaik diantara lahan
yang ada. Sedapat mungkin tanah yang paling subur, berdekatan dengan sumber air, datar atau
sedikit miring, mudah terjangkau oleh pemelihara, drainase baik, tidak terlalu lembab dan tidak
sering terkena angin kencang. Benih disemaikan dipersemaian hingga diperoleh semaian
(kecambah) yang masih berukuran kecil. Penyemaian ini bisa dilakukan di dalam bedengan
penyemaian tanah atau di dalam polybag berukuran kecil (Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi
Selatan, 2010).
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan saat budidaya tanaman cengkeh meliputi
pemupukan, pengairan, pengendalian hama/penyakit, pengendalian gulma, pembersihan ranting
yang kurang produktif, panen dan pasca panen. Pemupukan pada tanaman cengkeh bertujuan
untuk mencukupi kebutuhan unsur hara esensial bagi tanaman serta memperbaiki kondisi tanah
sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan dapat menyerap unsur hara dalam jumlah
yang cukup. Unsur hara esensial adalah unsur yang diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan
normalnya. Apabila salah satu unsur itu tidak terdapat di dalam tanah atau tidak mencukupi,
maka pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal. Jenis pupuk yang sering digunakan untuk
tanaman cengkeh adalah pupuk buatan dan pupuk organik. Pupuk buatan yang digunakan terdiri
atas pupuk urea, TSP atau fosfat alam, KCL dan CaCO3 atau dolomit, sedang pupuk organik
berupa pupuk kandang atau kompos (Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, 2010).
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman cengkeh dapat dilakukan dengan cara
preventif (pengendalian sebelum terdapat gejala serangan hama/penyakit) dan kuratif
(pengendalian setelah terdapat gejala serangan hama/penyakit). Pengendalian secara preventif
dilakukan dengan penyemprotan insektisida atau fungisida pada kurun waktu tertentu.
Insektisida yang digunakan seperti Marshall, Damasid, dll. Sedangkan fungisida yang dipakai
Dithane 80 WP, Belate, Antracol 70 WP, dll. Pengendalian secara kuratif, dilakukan bila terdapat
gejala serangan hama atau penyakit. Hama yang sering menyerang dipembibitan cengkeh yaitu
rayap, kutu putih, penghisap daun dll. Pengendalian menggunakan insektisida Decis atau
Marshal, konsentrasi 1-2 cc/lt air. Sedangkan penyakit yang sering menyerang dipembibitan
cengkeh yaitu embun jelaga, cacar daun, bercak daun merah. Pengendaliannya menggunakan
fungisida Benlate, Dithane dengan konsentrasi 2 gr/lt air (Dinas Perkebunan Provinsi Jawa
Timur, 2013).
Ranting dan daun tanaman cengkeh secara keseluruhan akan membentuk tajuk yang
sangat indah. Ujung ranting yang telah menghasilkan bunga, biasanya tidak menghasilkan bunga
lagi pada musim berikutnya. Demi menjaga kualitas dan kuantitas tanaman cengkeh ranting-
ranting yang kurang produktif setidaknya harus di pangkas/dikurangi. Cabang-cabang kurang
produktif contohnya ialah cabang air, cabang/ranting yang mengering dan batang ganda.
Pemangkasan cabang air ini bertujuan mempertahankan bentuk mahkota pohon karena apabila
cabang air dibiarkan tumbuh maka akan merusak bentuk mahkota pohon. Cabang air mempunyai
ciri-ciri pertumbuhan sangat cepat dan lurus ke atas, berwarna lebih muda, ruas antar daun lebih
panjang dan banyak mengandung air (lunak). Pemangkasan ranting dilakukan dengan
menggunakan gunting pangkas atau gergaji. Untuk mengurangi peluang masuk dan
berkembangnya bibit penyakit. pemangkasan sebaiknya dilakukan dengan cara miring ke atas,
agar air hujan dapat langsung mengucur ke bawah sehingga luka cepat kering (Dinas Perkebunan
Provinsi Sulawesi Selatan, 2010).
Keberadaan gulma pada areal pertanaman cengkeh dapat menimbulkan kerugian baik
dari segi kuantitas maupun kualitas produksi. Kerugian yang ditimbulkan oleh gulma diantaranya
penurunan hasil pertanian akibat persaingan atau kompetisi dalam perolehan sumber daya (air,
udara, unsur hara, dan ruang hidup), menjadi inang hama dan penyakit, dapat menyebabkan
tanaman keracunan akibat senyawa racun yang dimiliki gulma (alelopati), menyulitkan pekerjaan
lapangan dan dalam pengolahan hasil serta dapat merusak atau menghambat penggunaan alat
pertanian. Pengendalian gulma yang dilakukan oleh petani cengkeh adalah dengan cara,
pengendalian secara mekanis dan tradisional yaitu, usaha menekan pertumbuhan gulma dengan
cara merusak bagian-bagian gulma sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya
terhambat (Fadil, 2011). Pengendalian gulma secara kimiawi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan herbisida. Herbisida merupakan senyawa kimia yang dapat digunakan untuk
mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non selektif.
Keuntungan dari pengendalian gulma menggunakan herbisida ialah pekerjaan dapat dilakukan
secara cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas (Eddyana, 2013).
Tanaman Cengkeh yang terawat dengan baik biasanya berproduksi pada umur 4,5-8,5
tahun, sejak disemaikan tergantung pada jenis dan lingkungannya. Cengkeh tipe zanzibar
berproduksi pada umur 4,5-6,5 tahun, sedangkan tipe sikotok dan siputih pada umur 6,5-8,5
tahun. Cengkeh yang ditanam di dataran rendah biasanya akan lebih cepat berbunga dari pada
yang ditanam didataran tinggi. Untuk memperoleh hasil yang bermutu baik, bunga cengkeh
harus dipetik tepat waktu. Kriteria bunga yang dipetik yaitu kepala bunga kelihatan sudah penuh,
tetapi belum membuka. Apabila bunga dipetik sebelum matang (tidak tepat waktu) atau masih
muda, berat kering dan kualitasnya akan rendah. Sebaliknya bila dipetik setelah kelopaknya
membuka, maka pada waktu pengolahan benang sari akan terlepas dan bunga tidak berkepala
lagi, sehingga mutunya menjadi rendah. Untuk menghemat tenaga, pemetikan bisa dimulai bila
50-60 % jumlah bunga yang ada dipohon telah matang petik. Pemetikan ini bisa diulangi lagi
setiap 10-14 hari selama 3-4 bulan (Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, 2010).
Demi mendapatkan hasil yang bermutu dan baik, masalah pengolahan juga harus
diperhatikan dengan saksama. Pengolahan cengkeh ini dilakukan beberapa tahap yaitu sortasi
basah, pemeraman, pengeringan, sortasi kering dan penyimpanan. Sortasi basah dilakukan segera
setelah cengkeh tiba di tempat pengolahan. Sortasi ini dilakukan dengan cara memisahkan bunga
dari gagangnya dan menempatkannya pada tempat yang berbeda. Bunga dan gagang cengkeh
masing-masing dimasukkan ke dalam karung atau peti dan diperam selama sehari (24 jam).
Setelah diperam selama sehari, cengkeh lalu dikeringkan untuk mendapatkan kadar air 12-14 %.
Kadar air yang melebihi 14 % menyebabkan cengkeh mudah terserang jamur sehingga tidak
tahan disimpan. Sebaliknya bila kadar air kurang dari 12 %, cengkeh akan mudah hancur
sehingga mutunya rendah (Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan, 2010).
.
3.3 Metode Kegiatan
3.3.1. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan magang dilaksanakan di PT Perkebunan Lidjen Glagah, Banyuwangi, Jawa
Timur. Pelaksanaan magang selama 6 Minggu dimulai tanggal 12 Januari s/d 26 Februari 2015.
3.3.2. Teknis Pelaksanaan
Table 1. Kegiatan Magang
no Hari/Tanggal/jam Kegiatan Hasil
1. Senin,
12 januari 2015
11.00-14.00 WIB
Tiba diperusahaan PT.
Perkebunan Lidjen
Pengenalan tata tertib
perusahaan
Pengenalan beberapa
karyawan
Penempatan lokasi
magang
Mengetahui beberapa tata
tertib perusahaan serta
mengena beberapa
keryawan dan mendapatkan
tempat penginapan
2. Selasa,
13 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Pertemuan dengan
instruktur
Pengenalan lahan areal
pertanaman kopi di
afdeling panggungsari dan
pemaparan masalah
Mengenal instruktur lapang
serta mengetahui lahan
pertanaman kopi yang ada
di PT. Perkebunan Lidjen.
3. Rabu,
14 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Pertemuan dengan
instruktur
Pengenalan lahan
pertanaman cengkeh di
afdeling Sido Mulyo
dengan adanya proses
pemupukan
Mengetahui lahan
pertanaman cengkeh yang
ada di PT. Perkebunan
Lidjen.
4. Kamis, Pemupukan di petak
Afdeling Sido Mulyo
Pemupukan tanaman
cengkeh di Afdeling Sido
15 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Mulyo berjalan dengan baik.
5. Jum’at,
16 Januari 2015
07.00-11.00 WIB
Pemupukan tanaman
cengkeh di petak 81, 76
dan 65 Afdeling
Sidomulyo
Pemupukan tanaman
cengkeh berjalan dengan
lancar dan mahasiswa turut
serta melakukan pemupukan
dengan baik
6. Sabtu,
17 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Pemupukan tanaman
cengkeh di petak 61,63,53,
dan 52 Afdeling
Sidomulyo
Pemupukan tanaman
cengkeh berjalan dengan
baik dan mahasiswa turut
serta melakukan pemupukan
dengan baik
7. Minggu
18 Januari 2015
Libur Kerja
8. Senin,
19 Januari 2015
07.00-09.00 WIB
Rapat agenda kegiatan
magang dengan kepala
kantor/Instruktur (Pak
Imron) untuk minggu
selanjutnya
Diperoleh hasil agenda
magang untuk minggu
selanjutnya telah terjadwal
9. Selasa,
20 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Pemupukan tanaman
cengkeh pada petak
50,42,49 dan 48 Afdeling
Sidomulyo
Pelaksanaan pemupukan
tanaman cengkeh berjalan
dengan baik.
10. Rabu,
21 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Pemupukan tanaman
cengkeh pada petak 37,36
dan 34 Afdeling Sidomulyo
Mahasiswa magang
melakukan pemupukan
tanaman cengkeh dengan
11. Kamis,
22 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Pemupukan tanaman
cengkeh di petak 32,33,
dan 38 Afdeling
Sidomulyo
Pemupukan tanaman
cengkeh berjalan dengan
baik dan penyelesaiannya
lebih cepat.
12. Jum’at, Jombret/pemangkasan
gulma di lahan tanaman
cengkeh pada petak 97
Lahan pertanaman cengkeh
di petak Afdeling Sido Dadi
terhindar dari gulma
23 Januari 2015
07.00-11.00 WIB
Afdeling Sidodadi sehingga tampak lebih rapi.
13. Sabtu,
24 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Melaksanakan Jombret di
Petak 105 Afdeling
Sidodadi (dekat
perbatasan)
Mahasiswa magang mampu
melaksanakan jombret
dengan baik.
14. Minggu,
25 Januari 2015
Libur Kerja
15. Senin,
26 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Pelaksanaan jombret
dipetak 105 Afdeling Sido
dadi
Pelaksanaan jombret
berjalan dengan baik dan
lahan tanaman cengkeh
terhindar dari gulma.
16. Selasa,
27 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Mengikuti serangkaian
pemakaman salah satu
warga sekitar yang
meninggal/karyawan yang
meninggal sehingga
kegiatan diperkebunan di
tiadakan (libur kerja).
Bersosialisasi dengan warga
sekitar dan mengikuti
serangkai pemakaman
17. Rabu,
28 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
Melakukan Jombret di
lahan cengkeh pada petak
107 Afdeling Sido Dadi
Mahasiswa mampu
melakukan jombret dengan
baik dan lahan pertanaman
cengkeh terhindar dari
gulma.
18. Kamis,
29 Januari 2015
07.00-10.00 WIB
Pemaparan teknik
pembibitan di klinik
pembibitan PT.
Perkebunan Lidjen
Mahasiswa mengetahui
teknik pembibitan cengkeh
di PT. Perkebunan Lidjen.
19. Jum’at,
30 Januari 2015
07.00-11.00 WIB
Praktek pembibitan
tanaman cengkeh di klinik
pembibitan
Mahasiswa magang
mengetahui teknik
pembibitan tanaman
cengkeh yang diperoleh dari
biji cengkeh.
20. Sabtu, Perawatan bibit cengkeh
yang masih tersedia di
Tempat pembibitan tanaman
31 Januari 2015
07.00-12.00 WIB
klnik cengkeh yang ada di klinik
terbebas dari gulma
21. Minggu,
01 Februari 2015
Libur Kerja
22. Senin,
02 Februari 2015
07.00-10.00 WIB
Pengiriman pupuk
tanaman cengkeh di
Afdeling purwosari
Mengetahui lokasi
pengiriman pupuk afdeling
Purwosari
23. Selasa,
03 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Mengikuti dan memahami
terlebih daulu pembuatan
pupuk organik di klinik
Mahasiswa mampu
memahami cara pembuatan
pupuk organik yang
digunakan untuk tanaman
cengkeh
24. Rabu,
04 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Melakukan pembuatan
pupuk organik di klinik
Mahasiswa turut melakukan
pembuatan pupuk organik di
klinik
25. Kamis,
05 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Melaksanakan pengiriman
pupuk di afdeling
Purwosari
Pupuk yang digunakan
untuk tanaman di afdeling
Purwosari tersedia
26. Jum’at,
06 Februari 2015
07.00-11.00 WIB
Mengikuti pembuatan
pupuk organik di klinik
Pembuatan pupuk organik
di klinik berjalan dengan
baik
27. Sabtu,
07 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Mengikuti pembuatan
pupuk organik di klinik
Mahasiswa mampu
melakukan pembuatan
pupuk organik di klinik
28. Minggu,
08 Februari 2015
Libur Kerja
29. Senin,
09 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Pemangkasan dan
pembersihan pohon
cengkeh di afdeling
Sidodadi petak 96
Tanaman cengkeh terbebas
dari ranting-ranting kering
dan gulma kancing yang
menempel di pohon.
30. Selasa,
10 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Pemangkasan dan
pembersihan pohon
cengkeh di afdeling
Sidodadi petak 96
Tanaman cengkeh terbebas
dari ranting-ranting kering
dan gulma kancing yang
menempel di pohon.
31. Rabu,
11 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Pemangkasan dan
pembersihan pohon
cengkeh di petak 94
Afdeling Sidodadi
Tanaman cengkeh terbebas
dari ranting-ranting kering
yang tidak produktif serta
terbebas dari gulma kancing
yang menempel di pohon
cengkeh
32. Kamis,
12 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Melakukan Pengendalian
Organisme Pengganggu
Tanaman Cengkeh petak
94 Afdeling Sidodadi
Intensitas serangan OPT
cengkeh dapat dikendalikan
33. Jum’at
13 Februari 2015
07.00-11.00WIB
Melakukan Pengendalian
Organisme Pengganggu
Tanaman Cengkeh petak
94 Afdeling Sidodadi
Intensitas serangan hama
penggerek batang tanaman
cengkeh mampu
dikendalikan
34. Sabtu,
14 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Melakukan Pengendalian
Organisme Pengganggu
Tanaman Cengkeh petak
95 Afdeling Sidodadi
Intensitas serangan hama
penggerek batang tanaman
cengkeh mampu
dikendalikan
35. Minggu,
15 Februari 2015
Libur Kerja Melanjutkan penyusunan
laporan magang profesi
36. Senin,
16 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Melakukan Pengendalian
Organisme Pengganggu
Tanaman Cengkeh petak
95 Afdeling Sidodadi
Intensitas serangan hama
penggerek batang tanaman
cengkeh mampu
dikendalikan
37. Selasa,
17 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Melakukan Pengendalian
Organisme Pengganggu
Tanaman Cengkeh petak
90 Afdeling Sidodadi
Intensitas serangan hama
penggerek batang tanaman
cengkeh mampu
dikendalikan
38. Rabu,
18 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Melakukan Pengendalian
Organisme Pengganggu
Tanaman Cengkeh petak
90 Afdeling Sidodadi
Intensitas serangan hama
penggerek batang tanaman
cengkeh mampu
dikendalikan
39. Kamis,
19 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Libur Hari Raya Imlek
40 Jum’at
20 Februari 2015
07.00-11.00 WIB
Meninjau lokasi proses
penyulingan daun cengkeh
Mengetahui lokasi
penyulingan dauncengkeh
41. Sabtu
21 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Mengikuti penjelasan
pasca panen bunga
cengkeh
Mengetahui teknik dan
menejemen pasca panen
bunga cengkeh.
42. Minggu,
22 Februari 2015
Libur Kerja
43. Senin,
23 Februari 2015
07.00-12.00 WIB
Mengikuti pemaparan
teknik panen bunga
cengkeh
Mengetahui teknik
pemanenan bunga cengkeh
yang baik.
3.3.3. Sarana dan Prasarana yang dibutuhkan
1. Areal lahan tanaman cengkeh
2. Transportasi
3. Alat jombret (sabit, panjeng dan golok)
4. Bambu
5. Kapas
6. Insektisida
7. Masker
8. Cangkul
9. Alat pangkas (golok)
10. Camera
11. Alat tulis
3.3.4. Mahasiswa Pelaksana
1. Alvian Afif Fadhullah
2. Derry Marhaendar Mayang
3. Faris Agazali
4. Imam Taufiq
5. Risa Arini Putri
3.3 Deskripsikan pelaksanaan kegiatan
Gambar 1. Penerjunan Mahasiswa Magang Profesi 2015
Gambar 2. Pembibitan tanaman cengkeh
Gambar 3. Pembuatan lubang pemupukan dan melaksanakan pemupukan tanaman cengkeh
Gambar 3. Proses pembersihan cabang cengkeh dari lumut dan gulma kancingan yang menempel
di cabang tanaman cengkeh.
Gambar 4. Pemangkasan dan pengendalian gulma di areal tanaman cengkeh.
Gambar 5. Pengendalian hama pada tanaman cengkeh
Gambar 6. Panen dan pasca panen tanaman cengkeh
3.4 Hasil yang dicapai
Hasil yang dicapai selama kegiatan magang berlangsung mulai dari awal sampai akhir
alhamdulilah berjalan dengan baik dan lancar. Seperti pada proses pembibitan dapat dikatakan
mudah namun yang patut diperhatikan adalah perawatan bibit tanaman cengkeh tanaman
cengkeh dilakukan pembibitan selama 30-45 hari kemudian dipindahkan ke polybag sampai bibit
siap tanam (berumur 2 tahun). Tahapan dalam pembibitan seperti pembuatan media tanam
(polybag), penanaman di polybag, pemeliharaan bibit seperti melakukan penyiraman,
penyiangan gulma, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit tanaman cengkeh, pengaturan