BAB 3 DESKRIPSI PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN 3.1 Latar Belakang Penyebaran tanaman cengkeh ke wilayah Indonesia seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan baru dimulai pada tahun 1870. Sampai saat ini tanaman cengkeh talah tersebar keseluruh dunia. Serta penanaman cengkeh banyak ditanam di Indonesia, khususnya Kepulauan Maluku (Tidore, Ternate, Mutir), dan Jawa Timur. Adapun sentra penghasil cengkeh di dunia ialah Madagaskar, Zanzibar, Philipina dan Malaysia. Setiap tahun juataan biji unggul tipe Zanzibar disebarluaskan oleh Derektorat Jendral Perkebunan, Departemen Pertanian, hampir keselurug propinsi di Indonesia. Tanaman cengkeh termasuk dalam family Myrtaceae. Cengkeh ( Syzgium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan perdu yang menmpunyai batang pohon besar dan berkayu keras, cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tinggi tanaman cengkeh dapat mencapai 20-30 meter dan cebang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tanaman cengkeh umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota atau bisa disebut tajuk pohon cengkeh umumnya berbentuk kerucut. Daun cengkeh berbentuk lonjong dengan bunga pada pucuk-pucuknya. Pada awalnya bunga cengkeh berwarna hijau dan ketika mekar akan berubah menjadi merah. Tanaman cengkeh dikenal sebagai tanaman rempah yang digunakan sebagai obat tradisional. Cengkeh merupakan salahsatu penghasil minyak atsiri yang bisa digunakan sebagai bahan baku indrustri farmasi, maupun indrustri makanan, untuk penggunaan cengkeh terbanyak ialah diamanfaatkan sebagai bahan baku rokok. Produksi cengkeh mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjuang upaya peningkatan pendapatan Negara. Beberapa faktor perlu diperhatikan dalam usasa peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman cengkeh diantaranya ialah sebagian besar tanaman yang ada merupakan tanaman yang sudah tua sehingga produksinya sudah sangat menurun, kualitas dari bibit unggul yang kurang, minimnya hasil klon baru, serta pemeliharaan yang minimal mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari tanaman cengkeh yang dibudidayakan. Tanaman cengkeh juga merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Hasil utama tanaman cengkeh adalah bunga cengkeh yang dipanen pada saat kelopak bunga penuh dan masih belum mekar. Demi mencapai pertumbuhan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 3 DESKRIPSI PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
3.1 Latar Belakang
Penyebaran tanaman cengkeh ke wilayah Indonesia seperti Jawa, Sumatra, dan
Kalimantan baru dimulai pada tahun 1870. Sampai saat ini tanaman cengkeh talah tersebar
keseluruh dunia. Serta penanaman cengkeh banyak ditanam di Indonesia, khususnya Kepulauan
Maluku (Tidore, Ternate, Mutir), dan Jawa Timur. Adapun sentra penghasil cengkeh di dunia
ialah Madagaskar, Zanzibar, Philipina dan Malaysia. Setiap tahun juataan biji unggul tipe
Zanzibar disebarluaskan oleh Derektorat Jendral Perkebunan, Departemen Pertanian, hampir
keselurug propinsi di Indonesia.
Tanaman cengkeh termasuk dalam family Myrtaceae. Cengkeh (Syzgium aromaticum)
termasuk jenis tumbuhan perdu yang menmpunyai batang pohon besar dan berkayu keras,
cengkeh mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tinggi tanaman cengkeh
dapat mencapai 20-30 meter dan cebang-cabangnya cukup lebat. Cabang-cabang dari tanaman
cengkeh umumnya panjang dan dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Mahkota
atau bisa disebut tajuk pohon cengkeh umumnya berbentuk kerucut. Daun cengkeh berbentuk
lonjong dengan bunga pada pucuk-pucuknya. Pada awalnya bunga cengkeh berwarna hijau dan
ketika mekar akan berubah menjadi merah.
Tanaman cengkeh dikenal sebagai tanaman rempah yang digunakan sebagai obat
tradisional. Cengkeh merupakan salahsatu penghasil minyak atsiri yang bisa digunakan sebagai
bahan baku indrustri farmasi, maupun indrustri makanan, untuk penggunaan cengkeh terbanyak
ialah diamanfaatkan sebagai bahan baku rokok. Produksi cengkeh mempunyai peran yang cukup
besar dalam menunjuang upaya peningkatan pendapatan Negara. Beberapa faktor perlu
diperhatikan dalam usasa peningkatan kualitas dan kuantitas tanaman cengkeh diantaranya ialah
sebagian besar tanaman yang ada merupakan tanaman yang sudah tua sehingga produksinya
sudah sangat menurun, kualitas dari bibit unggul yang kurang, minimnya hasil klon baru, serta
pemeliharaan yang minimal mempengaruhi kualitas dan kuantitas dari tanaman cengkeh yang
dibudidayakan.
Tanaman cengkeh juga merupakan salah satu komoditas tanaman perkebunan yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Hasil utama tanaman cengkeh adalah bunga cengkeh yang
dipanen pada saat kelopak bunga penuh dan masih belum mekar. Demi mencapai pertumbuhan
cengkeh yang optimal, dibutuhkan suatu usaha pemeliharaan yang maksimal, mulai dari
pembibitan hingga dewasa/tanaman cengkeh menghasilkan. Adapun kegiatan yang dapat
dilakukan ialah seperti pemupukan, pengairan, pembumbunan, pemangkasan untuk peremajaan,
serta pengendalian hama dan penyakit.
3.1.1 Tujuan
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan mahasiswa selama perkuliahan dalam bentuk
Magang Profesi.
2. Mengenal dan mengetahui cara pengendalian OPT tanaman cengkeh yang ada di PT.
Perkebunan Lidjen Banyuwangi.
3. Mempelajari cara-cara pengendalian OPT yang dilakukan PT. Perkebunan Lidjen
Banyuwangi.
3.1.2 Manfaat
1. Memperoleh pemahaman tentang hubungan antara teori di kampus dengan aplikasi praktis di
lapangan
2. Memperoleh pemahaman tentang cara pengendalian OPT tanaman cengkeh yang ada di PT.
Perkebunan Lidjen Banyuwangi.
3. Dapat menyiapkan diri dalam fase transisi menjadi tenaga profesional setelah lulus.
3.2 Landasan teori
Tanaman Cengkeh (Eugenia aromatica L.) merupakan tanaman yang cocok ditanam baik
di dataran rendah dekat pantai maupun hidup di pegunungan pada ketinggian 500-1100 meter dpl
dan di tanah yang berdrainase baik. Tanaman cengkeh memerlukan intensitas cahaya yang kuat.
Tanah yang sesuai untuk tanaman cengkeh adalah tanah yang gembur, humus sedang-tinggi,
permeabilitas sedang, kemasaman tanah (pH) berkisar antara 5,0-6,5, suhu udara 25°C-28°C,
curah hujan yang 1.500-2500 mm/tahun (Purwanti, 2013).
Upaya untuk memenuhi kebutuhan cengkeh yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan
produksi. Peningkatan produksi antara lain dapat dilakukan dengan rehabilitasi. Salah satu
faktor penentu keberhasilan rehabilitasi adalah tersedianya bibit dalam jumlah dan kualitas yang
memadai. Upaya mendapatkan bibit cengkeh yang berkualitas baik yaitu bibit yang mempunyai
bentuk perakaran yang baik dan mempunyai perbandingan yang proporsional antara tajuk dan
akar, untuk memperoleh hal tersebut diperlukan rekayasa lingkungan tumbuh yang sesuai atau
meningkatkan kemampuan tanaman dalam beradaptasi terhadap lingkungannya (Suherman,
2008).
Tanaman cengkeh dapat diperbanyak secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara
generatif dilakukan dengan biji, sedangkan secara vegetatif dilakukan dengan setek, cangkok dan
sambungan. Kedua cara perbanyakan tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Perbanyakan secara generatif lebih mudah dan cepat dilakukan
namun, benih yang dihasilkan belum tentu sama dengan sifat-sifat induknya, karena adanya
proses penyerbukan silang. Sedangkan perbanyakan secara vegetatif dapat dipastikan sifat-
sifat benihnya sama dengan induknya namun, lebih sulit dan memerlukan waktu yang lebih
lama. Sampai saat ini perbanyakan cengkeh lebih banyak dilakukan secara generatif.
Perbanyakan tanaman cengkeh secara vegetatif tingkat keberhasilannya masih rendah, karena
daya tumbuh sel-sel tanaman cengkeh sangat lambat (Ruhnayat, 2012).
Pembuatan bibit cengkeh bisa dilakukan dengan berbagai cara, yaitu menyemaikan benih,
stek atau penyusuan. Bibit yang dihasilkan melalui stek dan penyusuan mempunyai sifat yang
lebih baik dari pada semai. Namun karena masih sulit dilaksanakan dan rendah tingkat
keberhasilannya, maka kedua cara ini belum dianjurkan. Cara yang dianjurkan adalah dengan
menyemaikan benih. Lokasi untuk membuat bibit sebaiknya dipilih yang terbaik diantara lahan
yang ada. Sedapat mungkin tanah yang paling subur, berdekatan dengan sumber air, datar atau
sedikit miring, mudah terjangkau oleh pemelihara, drainase baik, tidak terlalu lembab dan tidak
sering terkena angin kencang. Benih disemaikan dipersemaian hingga diperoleh semaian
(kecambah) yang masih berukuran kecil. Penyemaian ini bisa dilakukan di dalam bedengan
penyemaian tanah atau di dalam polybag berukuran kecil (Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi
Selatan, 2010).
Beberapa aspek yang perlu diperhatikan saat budidaya tanaman cengkeh meliputi