ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN USAHA MIKRO,
KECIL DAN MENENGAH DI KECAMATAN
ALAM BARAJO KOTA JAMBI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu
Oleh:
YUDHA NURWAHID
NIM. 501171811
PEMBIMBING
Titin Agustin Nengsih, S.Si., M.Si, Ph.D
Mohammad Orinaldi, S.E., M.S.Ak
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021
i
MOTTO
اس سوا الن
بخ
تقسط ول
بال
انز مي
يال وال
مك
وا ال
وفوم ا
ويق
سدين رض مف
ال
زوا ف
عث تم ول
ءه
ياش ا
Artinya: “Dan syu‟aib berkata: hai kaumku cukuplah takaran dan timbangan
dengan adil dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak
mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan dimuka bumi dengan
membuat kerusakan. (QS. Hud ayat 85).1
1 Al- Qur‟an dan Terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia. Jakarta: WALI.
2012.
ii
PERSEMBAHAN
Ya Allah,
Waktu yang sudah ku jalanin dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku,
sedih, bahagia dan bertemu dengan orang-orang yang memberiku sejuta
pengalaman bagiku, yang telah memberi warna-warni kehidupaku. Ku bersujud
dihadapan-Mu, engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai Di penghujung
selama ini, maafkan keterlambatan anakmu, doain anakmu semoga sukses dunia
dan akhirat.
Sujud syukurku kusembahkan kepada Allah SWT yang maha pengasih lagi
maha penyayang, atas takdir-Mu telah ku jadikan aku manusia yang senantiasa
berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita
besarku.
Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang
setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku, dengan baik, ya Allah berikanlah
balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari
panasnya sengat hawa api nerakamu.
Untukmu Ayahandaku M.Aris Suwanto dan Ibundaku Dahlini
Terimakasih... Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-
harapan yang kalian impikan didiriku, meski semua belum kuraih’ insyaallah atas
dukungan doa dan restu semua mimpi itu akan terjawab di masa penuh
kehangantan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasih kepada
teman-teman seperjuanganku dan orang-orang yang telah membantuku dalam
meyelesaikan skripsi ini.
“hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan
bantuan Allah dan orang lain.
“tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat
terbaik”..
Terimakasih kuucapkan Kepada Tuhan sejawat Saudara seperjuangan”
iii
ABSTRAK
Perkembangan perekonomian di Indonesia yang berdasarkan pada konsep
pembangunan ekonomi kerakyatan banyak didapat dari sektor Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM). Analisis pengelolaan keuangan mempunyai pengaruh
yang sangat tinggi bagi pencapaian keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil.
Namun kebanyakan para usaha kecil tidak memiliki pengetahuan tentang
pengelolaan keuangan dan banyak diantara mereka yang belum memahami
pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pemilik UMKM
memandang bahwa pengelolaan keuangan tidak terlalu penting untuk diterapkan.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini untuk mengetahui pemahaman dan
pengelolaan keuangan apa saja yang diterapkan oleh UMKM. Penelitian ini
merupakan penelitian lapangan menggunakan metode penelitian kualitatif
deskriftif. Adapun subjek penelitian ini adalah pelaku UMKM yang ada di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Teknik pengumpulan datanya dengan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa pemahaman pelaku UMKM terhadap pengelolaan keuangan di Kecamatan
Alam Barajo Kota Jambi terbilang masih rendah. Kurangnya pengetahuan yang
dimiliki oleh pelaku UMKM, menjadi lebih penting pengelolaan keuangan ini
untuk diterapkan. Adapun untuk pengelolaan keuangan menunjukan bahwa pelaku
UMKM sudah menerapkan pengelolaan keuangan. Secara teori ada empat
indikator pengelolaan keuangan yaitu penggunaan anggaran, pencatatan,
pelaporan dan pengendalian. Dari empat indikator pengelolaan keuangan,
indikator yang paling banyak diterapkan oleh pelaku UMKM adalah pencatatan
dan penggunaan anggaran. Adapun indikator yang paling jarang diterapkan oleh
pemilik UMKM adalah pelaporan dan pengendalian.
Kata Kunci : Pengelolaan Keuangan, Penerapan, UMKM
iv
ABSTRACT
Economic development in Indonesia, which is based on the concept of people's
economic development, is mostly obtained from the Micro, Small and Medium
Enterprises (UMKM) sector. Financial management analysis has a very high
influence on the achievement of business success, including for small businesses.
However, most small businesses do not have knowledge of financial management
and many of them do not understand the importance of recording and
bookkeeping for business continuity. UMKM owners view that financial
management is not very important to implement. therefore, the purpose of this
study is to find out what understanding and financial management are applied by
UMKM. This research is a field research using descriptive qualitative research
methods. The subjects of this research are UMKM in the Alam Barajo sub-
district, Jambi City. Data collection techniques by observation, interviews, and
documentation. The results of this study indicate that the understanding of
UMKM actors on financial management in Alam Barajo District, Jambi City is
still low. The lack of knowledge possessed by UMKM actors becomes more
important in implementing this financial management. As for financial
management, it shows that UMKM actors have implemented financial
management. In theory, there are four indicators of financial management, namely
the use of the budget, recording, reporting, and controlling. Of the four indicators
of financial management, the indicators most widely applied by UMKM actors are
recording, using the budget. The indicators that are least applied by UMKM
owners are reporting and control.
Keywords : Financial Management, Application, UMKM
v
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi”. Shalawat dan salam
semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para
sahabat dan pejuang Islam yang senantiasa berjuang demi kemuliaan agama Allah
SWT.
Skripsi ini ditulis guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi (SE) Strata Satu (S.1) pada Prodi Ekonomi Syari‟ah UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Dan Terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda M.Aris
Suwanto dan Ibunda Dahlini yang telah mencurahkan segenap cinta dan kasih
sayang serta perhatian moril maupun materil serta kepada kakak-kakak dan adik-
adik yang telah memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Selain itu, keberhasilan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu menyelesaikan
skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:
1. Prof. Dr. Su‟aidi, MA, Ph. D Selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Dr. A.A Miftah, M.Ag selaku Dekan Fakultas di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam di UIN STS Jambi.
3. Dr. Rafidah, SE, M.EI, selaku Wakil Dekan I, Dr. Titin Agustin Nengsih,
S.Si, M.Si, selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Sucipto, S.Ag. M.A. Selaku
Wakil Dekan III di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di UIN
STS Jambi
vi
4. Dr. Titin Agustin Nengsih, S.Si, M.Si dan Mohammad Orinaldi, S.E.,
M.S.Ak Selaku Pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu
dalam memberikan bimbingan dan arahan hingga skripsi ini bisa
diselesaikan dengan baik.
5. Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si dan M. Yunus, M.Si Selaku Kajur dan
Sekjur Ekonomi Syariah.
6. Dosen-dosen serta karyawan-karyawati di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam di UIN STS Jambi
7. Bapak dan Ibu di Dinas Koperasi dan UKM Kota Jambi. Yang telah
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik
langsung maupun tidak langsung.
Disamping itu, disadari juga bahwa skripsi ini tidak luput dari kekhilafan
dan kekeliruan oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah
SWT kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon
kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Juli 2021
Penulis,
Yudha Nurwahid
NIM. 501171811
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... i
NOTA DINAS ........................................................................................... ii
MOTTO .................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ..................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5
C. Batasan Masalah.............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
E. Tujuan Masalah ............................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
G. Sistematika Penulisan ..................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN ........................ 18
A. Kajian Pustaka ................................................................................. 18
B. Studi Relevan .................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 32
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 32
B. Objek Penelitian .............................................................................. 32
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 33
E. Metode Analisis Data ...................................................................... 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 35
A. Gambaran Umum ............................................................................ 35
B. Hasil Penelitian ............................................................................... 36
C. Pembahasan ..................................................................................... 45
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 50
viii
A. Kesimpulan ..................................................................................... 50
B. Saran ................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 52
LAMPIRAN ............................................................................................... 56
CURICULUM VITAE .............................................................................. 65
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Presentase Perkembangan UMKM Per-Tahun (2016-2020) ........ 3
Tabel 2 Jumlah UMKM Tiap Kecamatan Tahun 2019-2020 ..................... 3
Tabel 3 Data UMKM Kota Jambi Tahun 2016-2020 ................................. 58
Tabel 4 Sample UMKM di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi .............. 60
Tabel 5 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 29
Tabel 6 Kegiatan Pelatihan dan Pendidikan Yang di Adakan Dinas Tenaga
Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi Tahun 2020 ............................... 63
Tabel 7 Jumlah Para Pelaku UMKM di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi
..................................................................................................................... 64
Tabel 8 Informan yang diteliti Indikator Penggunaan Anggaran................ 37
Tabel 9 Informan yang diteliti Indikator Pencatatan................................... 39
Tabel 10 Informan yang diteliti Indikator Pelaporan .................................. 41
Tabel 11 Informan yang diteliti Indikator Pengendalian ............................ 43
x
DAFTAR LAMPIRAN
Pedoman Wawancara .................................................................................. 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Koperasi dan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menunjukan bahwa jumlah UMKM di
Indonesia pada tahun 2013 adalah lebih kurang 57 juta unit, sedangkan jumlah
usaha besar adalah 5.066 unit. Pada periode tahun 2012-2013 menunjukan bahwa
ada peningkatan jumlah unit usaha sebesar 2,41%, sedangkan persentase kenaikan
untuk usaha besar hanya 1,97%. Data tersebut menunjukan bahwa jumlah UMKM
lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah usaha besar yang ada di Indonesia.
Data ini membuktikan bahwa UMKM merupakan penyokong perekonomian
Indonesia.2
UMKM sebagai penyokong perekonomian, juga dapat dilihat melalui
flashback pada perisitiwa ditahun 1997 hingga 1998, yaitu adanya krisis ekonomi.
Peristiwa krisis ekonomi ini membuat banyak perusahaan besar yang bangkrut,
namun UMKM tetap dapat bertahan dari gejolak krisis yang terjadi. Selain itu,
UMKM juga memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) yang besar
yaitu sekitar satu milyar setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh dari
Kementrian Koperasi dan UMKM bahwa presentase PDB UMKM pada tahun
2010-2013 terus mengalami kenaikan tiap tahunya. Data-data tersebut
menandakan bahwa UMKM perlu untuk mempertahankan eksistensi, dan
mengembangkan usahanya.3
Namun pada kenyataanya masih ada UMKM yang belum mampu
mengelola usahanya dengan baik, sehingga tidak jarang pula UMKM yang gagal
dalam usahanya. Kegagalan ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan
pemilik UMKM akan pengelolaan usaha. Pengelolaan usaha yang perlu
diperhatikan adalah pengelolaan dalam bidang keuangan. Masalah yang sering
2 Kementrian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia. Sandingan Data UMKM 2012-
2013 (http://www.depkop.go.id/sandingan_data_umkm_2012-2013.pdf, diakses pada tanggal 11
Desember 2020) 3 Adisaputro, G., & Anggraini, Anggaran Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
YOGYAKARTA. 2011.
2
dihadapi pemilik UMKM adalah dalam bidang pemasaran produk, teknologi,
kualitas sumber daya manusia, dan pengelolaan keuangannya. Pengelolaan
keuangan menjadi suatu masalah dalam UMKM karena pemilik UMKM
mengabaikan pentingnya pengelolaan keuangan.4
Pengelolaan keuangan penting untuk diterapkan pada UMKM. UMKM
yang keuanganya dikelola dan diinformasikan secara transparan dan akurat akan
memberikan dampak positif terhadap bisnis UMKM itu sendiri. Dampak positif
pengelolaan keuangan inilah, yang menjadi suatu faktor kunci keberhasilan
UMKM dan dapat digunakan untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya.5
Data badan perencanaan pembangunan nasional, Badan Pusat Statistik,
dan United Nation Population fund, memprediksi jumlah pelaku usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 58,97 juta
orang sedangkan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2018 diprediksi
mencapai 265 juta jiwa.6
Dengan angka tersebut terbukti bahwa perkembangan UMKM
berkembang pesat, besarnya minat masyarakat untuk berwirausaha atau
mengembangkan usahanya kembali sebagai mata pencaharian sangatlah besar.
Terbukti Kota Jambi UMKM mengalami peningkatan dari tahun ketahun, hal ini
disebabkan karena semakin banyak masyarakat yang mencoba membuka usaha
sendiri, dengan modal yang mereka miliki. Perkembangan UMKM Kota Jambi
ditunjukan dalam Tabel 1 berikut:
4 Srikandi, C., & Setyawan, A. B. Analisis Penerapan Siklus Akuntansi pada Usaha Kecil
dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmiah ESAI Volume 9. 2004. 5 Ediraras, Dharma. Akuntansi dan Kinerja UMKM. Jurnal Ekonomi Bisnis Nomor 2,
Volume 15. Universitas Gunardama. 2010. 6 Contan.co.id, “Jumlah pelaku UMKM di 2018 diprediksi mencapai 58,97 juta orang
(https://keuangan.kontan.co.id/news/jumlah-pelaku-umkm-di-2018-diprediksi-mencapai-5897-
juta-orang, diakses pada tanggal 11 Desember 2020).
3
Tabel 1
Presentase Perkembangan UMKM Per-Tahun (2016-2020)
NO URAIAN 2016 2017 2018 2019 2020
1. Jumlah 10.556 10.868 11.221 11.641 12.241
2. UMKM (282) (316) (353) (420) (475)
(Sumber: RENSTRA DISKOP UMKM 2016-2020)
Perkembangan UMKM yang signifikan dapat dilihat juga dari
perkembangan UMKM tiap Kecamatan. Dari hasil pendataan dari tahun 2016
sampai dengan tahun 2020, diperoleh jumlah usaha mikro kecil dan menengah di
Wilayah Kota Jambi sebanyak 46.283 UMKM, yang tersebar di 11 Kecamatan
dengan berbagai jenis usaha. Jumlah usaha mikro kecil dan menengah
berdasarkan Wilayah Kecamatan dalam pada tahun 2019, dapat dilihat pada tabel
2 dibawah ini dan data UMKM Kota Jambi Tahun 2016-2020 dapat dilihat pada
tabel 3 berikut dilampirkan pada Lampiran 2.
Tabel 2
Jumlah UMKM Tiap Kecamatan Tahun 2019 - 2020
NO Kecamatan 2019 2020 Jumlah UMKM
2019 -2020
1. Telanaipura 1.195 1.250 2.445
2. Jambi Selatan 1.031 1.090 2.121
3. Jambi Timur 1.423 1.460 2.883
4. Pasar Jambi 929 1.045 1.974
5. Pelayangan 615 852 1.467
6. Danau Teluk 656 790 1.446
7. Kota Baru 736 1.035 1.771
8. Jelutung 553 665 1.218
9. Alam Barajo 932 1.572 2.504
10. Danau Sipin 1.578 1.615 3.193
11. Paal Merah 1.115 1.231 2.346
4
Total 10.763 12.605 23.368
(Sumber: Data UMKM Kota Jambi 2019-2020)
UMKM yang berada di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi sangat
meningkat disetiap tahunya, terutama ditahun 2019-2020 yang sangat meningkat
secara signifikan. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dibeberapa
tempat UMKM di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi dapat dilihat pada tabel 4
berikut dilampirkan pada Lampiran 3.
Dari observasi awal yang saya lakukan masih terdapat masalah yang
timbul yaitu pengelolaan usaha yang dilakukan hanya berfokus kepada pemasaran
dan mengesampingkan pengelolaan keuanganya. Pengelolaan keuangan terbagi
menjadi 4 indikator yaitu penggunaan anggaran, pelaporan, pencatatan dan
pengendalian. Dan dari hasil wawancara langsung dilapangan terhadap pemilik
UMKM yang berada dilampiran 3 tabel 4 bahwa dari 15 UMKM tersebut hanya 5
UMKM yang melakukan pengelolaan keuangan usahanya.
Mengatur atau mengelola keuangan usaha dan bisnis secara efektif
merupakan sebuah metode untuk menjaga laju atau aliran dana perusahaan agar
tidak terjadi kebocoran yang berujung kerugian finansial. Pengelolaan keuangan
(money management) pada umumnya merupakan suatu kegiatan pengelolaan dana
dalam kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh seorang individu atau kelompok
yang memiiki tujuan untuk memperoleh kesejahteraan keuangan (financial
welfare).
Dalam mencapai kesejahteraan tersebut, dibutuhkan pengelolaan keuangan
yang baik sehingga uang bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan dan tidak
dihambur-hamburkan. Untuk bisa menerapkan proses pengelolaan keuangan yang
baik, maka dibutuhkan tanggung jawab keuangan untu melakukan proses
pengelolaan uang dan aset lainya dengan cara yang dianggap positif.7
Proses pengelolaan keuangan merupakan suatu aktivitas yang sangat
penting untuk dilakukan oleh para pelaku usaha, termasuk bagi pelaku ekonomi
rakyat, yang mayoritas berskala Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
7 Ida. & Dwinta, S. Y. “Pengaruh locus of control, financial knowlegde, Income terhadap
financial management behavior”, Journal bussiness and accounting, vol. 12 No. 3, hlm 131-144.
Desember 2010.
5
UMKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya
berdasarkan inisiatif seseorang. Peranan UMKM sangat strategis dalam
perekonomian sebagai salah satu kekuatan pendorong utama dalam pembangunan
ekonomi.
UMKM memiliki konstribusi yang besar terhadap pendapatan daerah
maupun pendapatan negara, dan juga sangat berperan dalam mengurangi tingkat
pengangguran karena dari sifatnya yang padat karya, jenis usaha ini mampu
menyerap banyak tenaga kerja yang masih menganggur. Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) memiliki potensi tumbuh kembang yang besar dalam
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukan oleh keberadaan
UMKM yang telah mencermikan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi
bagian terbesar dari rakyat Indonesia.8
Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai pengelolaan keuangan UMKM yang diterapkan
pada UMKM yang berada diwilayah Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui pengelolaan keuangan apa saja
yang telah diterapkan pada UMKM. Hasil dari penelitian ini juga dapat dijadikan
sebagai pedoman apabila UMKM tersebut belum menerapakan pengelolaan
keuangan. Oleh karena itu, judul yang digunakan dalam penelitian ini adalah
“ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, maka dapat di
identifikasikan bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia).
2. Banyaknya jenis usaha kecil dan menengah di Kota Jambi.
3. Kurangnya tingkat pendidikan masyarakat.
8 Agnirizkita. Pengaruh tingkat literasi keuangan terhadap pengelolaan keuangan pada
pelaku UMKM Kecamatan Cinere, Depok. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan. Vol 2, Issue 1, hal
58. September 2020.
6
C. Batasan Masalah
Penelitian mengenai pengelolaan keuangan ini mencakup penggunaan
anggaran, pencatatan, pelaporan, dan pengendalian yang dilakukan oleh UMKM
di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman pelaku UMKM terhadap pengelolaan keuangan di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi?
2. Bagaimana pengelolaan keuangan yang diterapkan oleh UMKM di Kecamatan
Alam Barajo Kota Jambi?
E. Tujuan Penelitian
Dilihat dari rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pemahaman pelaku UMKM terhadap pengelolaan
keuangan di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi?
2. Untuk mengetahui pengelolaan keuangan yang diterapkan oleh UMKM di
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi?
F. Manfaat Penelitian
Melalui kajian ini, manfaat yang diharapkan peneliti dari pelaksanaan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih terhadap
metode dan teori-teori dalam kajian ilmu ekonomi syariah. Dan dapat menambah
wawasan serta ilmu pengetahuan bagi peneliti dan bagi pembaca, dan dapat
diharapkan dapat digunakan sebagai perbandingan dan referensi bagi peneliti lain
dalam melakukan penelitian terhadap objek atau masalah yang sama dimasa yang
akan datang.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
masalah yang diteliti dan sebagai wujud nyata penerapan teori-teori yang diterima
dibangku kuliah, serta dapat membandingkan antara teori dan praktek yang akan
terjadi dilapangan. Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan ilmu dan dipakai
7
sebagai referensi bagi para peneliti lain serta dapat melanjutkan, dengan meneliti
aspek-aspek lain yang belum tersentuh dan sebagai syarat lulus S.1 (Stara 1).
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami secara keseluruhan penulisan ini,
maka penulis mencatumkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I:PENDAHULUAN. Berisi latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, sistematika penulisan.
BAB II:KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN. Memuat uraian
tentang tinjauan pustaka terlebih dahulu dan kerangka teori yang relevan dan
terkait dengan tema skripsi yaitu berupa artikel ilmiah, hasil penelitian maupun
buku.
BAB III:METODE PENELITIAN. Memuat secara rinci metode penelitian
yang digunakan peneliti beserta justifikasi/alasanya: objek penelitian, metode
penelitian, jenis dan sumber data, metode analisis data.
BAB IV:HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran umum dan objek
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V:PENUTUP. Berisi kesimpulan dan saran-saran.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN STUDI RELEVAN
A. Kajian Pustaka
1. Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM)
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada Bab 1 (ketentuan umum)
menjelaskan9:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha Mikro sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi
kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
9 Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha, Mikro,
Kecil dan Menengah. Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2008. No 4866. Sekretariat Negara.
Jakarta. 2008.
9
1. Usaha Mikro:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
2. Usaha Kecil:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).
3. Usaha Menengah:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00
(dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
2. Pengelolaan Keuangan (Manajemen Keuangan)
1. Pengertian Pengelolaan Keuangan
Manajemen atau pengelolaan adalah bekerja dengan orang-
orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-
tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan dan
kepemimpinan serta pengawasan.10
Manajemen atau pengelolaan adalah gabungan ilmu dan seni
yang merupakan sekumpulan proses tindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pemimpinan, serta pengendalian
10
Handoko, Hani. Manajemen:Edisi Kedua. Yogyakarta:BPFE. 2011.
10
atas penggunaan sumber-sumber daya organisasi yang tersedia untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga bermanfaat bagi
manusia.11
Manajemen keuangan (pengelolaan keuangan) adalah sebagai
aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.12
Seluruh
proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan pendapatan perusahaan
dengan meminimalkan biaya, selain itu dalam penggunaan dan
pengalokasian dana yang efisien dapat memaksimalkan nilai
perusahaan.13
2. Fungsi Pengelolaan Keuangan
Fungsi dari manajemen keuangan (pengelolaan keuangan)
adalah:
a. Kegiatan mencari dana (obtain of fund) yang ditujukan untuk
keputusan investasi yang menghasilkan laba.
b. Kegiatan mengalokasikan dana (allocation of fund), kegiatan ini
ditujukan untuk mengelola penggunaan dana dalam kegiatan
perusahaan.14
Fungsi manajemen keuangan (pengelolaan keuangan)
menjadi 4 fungsi, yaitu:15
a. Meramalkan dan merencanakan keuangan
Kegiatan ini bertujuan untuk meramalkan kondisi yang akan
terjadi di masa yang akan datang yang memungkinkan
berdampak atau tidak berdampak terhadap pencapaian tujuan
11
Wahjono, Sentot. Manajemen Tata Kelola Organisasi Bisnis. Jakarta:PT Indeks. 2008. 12
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta:Prenadamedia Group. 2010. 13
Hartati, Sri. Manajemen Keuangan Untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 2013.
WWW.api-pwu.com/wp-content/uploads/2013/01/Artikel-Sri-Hartati.pdf. Diakses pada 14
Desember 2020 14
Hartati, Sri. Manajemen Keuangan Untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 2013.
WWW.api-pwu.com/wp-content/uploads/2013/01/Artikel-Sri-Hartati.pdf. Diakses pada 14
Desember 2020 15
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia Group. 2010.
11
perusahaan. Setelah peramalan akan disusun perencanaan
pengelolaan keuangan.
b. Keputusan permodalan, investasi dan pertumbuhan
Manajemen keuangan berfungsi untuk menghimpun dana
yang dibutuhkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang
(investasi), serta dapat menentukan pertumbuhan perusahaan
dalam penjualan.
c. Melakukan pengendalian
Fungsi manajemen keuangan sebagai pengendali (controller)
dalam operasi perusahaan, sehingga perusahaan dapat berjalan
secara efisien, sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
d. Hubungan dengan pasar modal
Manajemen keuangan digunakan sebagai penghubung
perusahaan dengan pasar modal, sehingga perusahaan dapat
mencari berbagai alternatif sumber dana atau modal.
3. Tujuan Pengelolaan Keuangan
Tujuan dilakukanya pengelolaan keuangan (manajemen
keuangan untuk mencapai efisiensi dan efektivitas keuangan.
Pengelolaan keuangan yang efisien berarti dapat dilihat dari
kemampuan untuk memaksimalkan input dan output, dalam
keuangan berarti pemasukan dan pengeluaran uang. Pengelolaan
keuangan yang efektif berarti sampai sejauh mana perusahaan
mampu mencapai tujuan yang menjadi target perusahaan.
Pelaksanakan semua program dengan tepat dan penggunaan
keuangan yang tepat akan tercapai pengelolaan keuangan yang
efektif dan efisien.16
4. Proses Pengelolaan Keuangan
Analisa keuangan merupakan fondasi keuangan, dapat
memberikan gambaran kesehatan keuangan perusahaan baik saat ini
16
Agustinus, Jhon. Pengelolaan Keuangan yang Efektif dan Efisien dalam Meningkatkan
Kekuatan Ekonomi Bagi Masyarakat Papua dan Papua Barat di Indonesia. Jurnal. Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Port Numbay. 2014.
12
maupun dimasa lalu, sehingga dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan bagi para manajer perusahaan. Terdapat empat kerangka
dasar pengelolaan:17
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan
organisasi dan memilih cara yang terbaik untuk mencapai tujuan
tersebut. Kegiatan perencanaan pada keuangan, salah satunya
adalah merumuskan sasaran keuangan tahunan dan jangka
panjang, serta anggaran keuangan. Penyusunan anggaran
merupakan proses untuk membantu melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian yang efektif. Anggaran merupakan
suatu rencana yang dibuat oleh perusahaan dan dinyatakan dalam
bentuk moneter. Anggaran sebagai alat pencapai tujuan
perusahaan, yaitu dalam rangka memperoleh laba. Jenis-jenis
anggaran penganggaran komprehensif adalah:
1. Anggaran Produksi
2. Anggaran Penjualan
3. Anggaran Modal
4. Anggaran Laba
b. Pencatatan
Pencatatan merupakan kegiatan mencatat transaksi keuangan
yang telah terjadi, penulisanya secara kronologis dan sistematis.
Pencatatan sendiri digunakan sebagai penanda bahwa telah terjadi
transaksi yang terjadi pada periode yang ditentukan dalam
organisasi. Penyusunan pencatatan diawali dari pengumpulan
dokumen yang mendukung terjadinya transaksi. Contohnya nota,
kwitansi, faktur, dll. Langkah selanjutnya menulis transaksi
dalam jurnal, lalu diposting kedalam buku besar. Jenis-jenis
catatan adalah jurnal, buku besar, dan worksheet.
17
Kuswadi. Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi Orang
Awam. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2013.
13
c. Pelaporan
Pelaporan merupakan langkah selanjutnya setelah selesai
memosting ke buku besar, dan buku besar pembantu. Postingan
dalam buku besar dan buku besar pembantu akan ditutup pada
akhir bulan, setelah itu akan dipindahkan ke ikhtisar laporan
keuangan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. Jenis-
jenis laporan keuangan ada laporan arus kas, laporan laba rugi,
dan laporan posisi keuangan.
d. Pengendalian
Pengendalian merupakan proses mengukur dan mengevaluasi
kinerja aktual dari setiap bagian organisasi, apabila diperlukan
akan dilakukan perbaikan. Pengendalian dilakukan untuk
menjamin bahwa perusahaan atau organisasi mampu mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Jenis-jenis pengendalian adalah
pengendalian awal, pengendalian berjalan, dan pengendalian
umpan balik.
3. Pengelolaan Keuangan UMKM
1. Pengertian Pengelolaan Keuangan bagi UMKM
Manajemen keuangan atau pengelolaan keuangan adalah
pengaturan kegiatan keuangan dalam suatu organisasi. Manajemen
keuangan menyangkut kegiatan perencanaan usaha, pengelolaan kas
dan pengendalian kegiatan keuangan. Manajemen keuangan ini
dilakukan untuk mengatur keuangan dalam usaha yang berukuran
kecil, mulai dari pendanaan, manajemen kas, dan kebutuhan untuk
pengembangan usahanya.18
Kebutuhan dari internal perusahaan akan laporan keuangan
sebagai alat evaluasi kinerja, untuk membantu pengambilan
keputusan, sebagai syarat pengajuan kredit ke Bank atau Kreditor,
sedangkan kebutuhan eksternal sebagai pertanggung jawaban
18
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang). Yogyakarta:BPFE. 2010.
14
perusahaan terhadap calon atau investor/kreditor, pertanggung
jawaban kepada masyarakat.
2. Saran Pengelolaan Keuangan UMKM
Dikutip dari website berdesa. Com pengelolaan berguna
sebagai pengendali dalam membelanjakan uang, maka akan
menghasilkan keuntungan, sehingga mampu untuk membiayai usaha.
Pengelolaan keuangan ini perlu diterapkan oleh pelaku dalam
UMKM diharapkan nantinya akan mengurangi resiko kerugian
usaha. Berikut saran dalam pengelolaan keuangan untuk UMKM:19
a. Memisahkan uang milik pribadi dan uang usaha
Kesalahan yang sering terjadi dan paling sering dilakukan
oleh pelaku UMKM adalah mencampurkan uang usaha dengan
uang pribadi. Resiko apabila tidak ada pemisahan antara uang
pribadi dan usaha adalah penggunaan uang pribadi yang
berlebih, maka memisahkan secara fisik uang pribadi dan uang
usaha sangatlah penting.
b. Membuat perencanaan pembelanjaan uang
Rencanakan penggunaan uang dengan sebaik mungkin.
Jangan pernah mempergunakan uang tanpa perencanaan yang
jelas, karena ada kemungkinan menemui keadaan kekurangan
dana bila tidak ada perencanaan yang jelas. Menyesuaikan
rencana pengeluaran dengan target penjualan dan penerimaan
kas. Lakukanlah analisis cost and benefit untuk memastikan
bahwa pengeluaran yang dilakukan tidak sia-sia dan
memberikan keuntungan yang jelas.
c. Membuat buku catatan keuangan
Ingatan setiap orang tidak selalu kuat dan bahkan sangat
terbatas, maka mengelola keuangan sebuah usaha haruslah
dengan catatan yang lengkap. Minimal memiliki buku kas
19
Admin berdesa. Com. Tips Pengelolaan Manajemen Keuangan Untuk UKM. 2015.
http://WWW.berdesa.com/tips-pengelolaan-manajemen-keuangan-untuk-ukm/. Diakses pada
tanggal 15 Desember 2020.
15
masuk dan buku kas keluar yang mencatat arus keluar
masuknya uang, selain itu mencocokan jumlah fisik uang
dengan catatan anda. Mencatat hutang-piutang serta aset-aset
yang anda miliki. Apabila mampu, dapat menggunakan sistem
komputer untuk memudahkan proses pencatatan.
d. Menghitung keuntungan dengan benar
Menghitung keuntungan dengan tepat sama pentingnya
dengan menghasilkan keuntungan itu sendiri. Bagian paling
penting dalam menghitung keuntungan adalah menghitung
biaya-biaya. Sebagian besar biaya dapat diketahui karena
menggunakan pembayaran tunai. Sebagian yang lain berupa
uang kas, yaitu penyusutan dan amortasi. Sebagian lagi belum
terjadi namun perlu dicadangkan untuk pengeluaran di masa
mendatang, contohnya pajak dan bunga.
e. Memutar arus kas
Manajemen keuangan juga meliputi bagaimana untuk
mengelola hutang, piutang dan persediaan. Pemutaran kas
melambat jika termin penjualan kredit lebih lama dari pada
harga belinya, atau jika anda harus menyimpan persediaan
barang dagangan. Usahakan termin penjualan kredit sama
dengan pembeliaan kredit.
f. Melakukan pengendalian terhadap harta, utang, dan modal
Lakukanlah pemeriksaan terhadap persediaan yang ada di
gudang secara berkala dan memastikan semuanya dalam
keadaan lengkap dan baik-baik saja. Hal yang sama juga perlu
dilakukan terhadap piutang-piutang kepada pembeli serta
tagihan-tagihan dari supplier.
g. Menyisihkan keuntungan untuk pengembangan usaha
Menikmati keuntungan dari usaha tentu saja adalah hal
yang wajar, namun sisihkanlah sebagian keuntungan yang anda
miliki untuk mengembangkan usaha, atau untuk menjaga
16
kelangsungan usaha. Semakin besar sebuah usaha, maka akan
semakin kompleks pula cara pengelolaan keuanganya. UMKM
yang sudah memiliki kreditor dan investor maka akan semakin
tinggi pula tuntutan untuk memiliki catatan keuangan yang
baik.
4. Pengertian Pengelolaan Keuangan (manajemen keuangan)
Secara etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Perancis
Kuno menagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Dalam bahasa inggris, kata manajemen berasal dari kata to manage artinya
mengelola, membimbing, dan mengawasi. Jika diambil dari bahasa Italia,
berasal dari kata maneggiare memiliki arti mengendalikan, terutamanya
mengendalikan kuda. Sementara itu, dalam bahasa Latin, kata manajemen
berasal dari kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti
melakukan, jika digabung memiliki arti menangani.20
Secara terminologi, para ahli tidak memiliki rumusan yang sama
tentang definisi manajemen. Merumuskan manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi
lainya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.21
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber
lainya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.22
Manajemen juga diartikan sebagai usaha yang sistematis dalam
mengatur dan menggerakan orang-orang yang ada dalam organisasi agar
mereka bekerja dengan sepenuh kesanggupan dan kemampuan yang
dimilikinya.23
20
Barnawi & M. Arifin, Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah, hlm. 13. Ar-Ruzz
Media, Yogyakarta, 2012. 21
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, hlm. 8. BPFE-UGM, Yogyakarta, 2011. 22
Hikmat, Manajemen Pendidikan, hlm. 11. CV. Pustaka Setia, Bandung, 2009. 23
Dadang Suhardan, Organisasi dan Manajemen Pendidikan Nasional. Dalam Pengantar
Pengelolaan Pendidikan, hlm. 16, Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan UPI, Bandung,
2001.
17
Manajemen sebagai suatu proses merencana, mengorganisasi,
memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya
agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.24
Dapat diambil pengertian bahwa, manajemen merupakan suatu
usaha mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan dan memberdayakan
semua sumber daya, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
lainya. Manajemen adalah seni. Seni dalam mengorganisasi sesuatu untuk
mewujudkan suatu tujuan tertentu.
Dalam arti sempit, manajemen keuangan adalah tata pembukuan
yang meliputi segala pencatatan masuk dan keluarnya keuangan dalam
membiayai organisasi berupa tata usaha dan tata pembukuan keuangan.25
Sedangkan dalam arti luas adalah pengurusan dan pertanggung jawaban
dalam menggunakan keuangan baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Pada prosesnya manajemen keuangan adalah melakukan kegiatan
mengatur keuangan dengan menggerakan tenaga orang lain. Kegiatan ini
dapat dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai
dengan pengawasan.26
Manajemen keuangan (financial management) mengandung makna
segala aktivitas organisasi yang berhubungan dengan bagaimana
memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola aset sesuai tujuan
organisasi secara menyeluruh.27
Manajemen keuangan merupakan tindakan
pengurusan atau ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggung jawaban, dan pelaporan.28
Pengertian manajemen keuangan menurut para ahli ekonomi yaitu:
24
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, hlm. 1. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2009. 25
H.M. Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, hlm. 140. PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 2013. 26
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam:Konsep, Strategi, dan aplikasi, Teras, hlm.
130. Yogyakarta, 2009. 27
Mulyono, Manajemen Adiministrasi & Organisasi Pendidikan, Ar-Ruzz Media, hlm.
180. Yogyakarta, 2010. 28
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, hlm. 163. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2014.
18
1. Arianti
Manajemen keuangan adalah proses perencanaan,
pengorganisasiaan, pengisian staf, pemimpinan, dan pengontrolan
untuk optimasisasi penggunaan sumber-sumber dan pelaksanaan tugas-
tugas dalam mencapai tujuan organisasional secara efektif dan
efisien.29
2. Kasmir
Manajemen keuangan adalah sebagai semua aktivitas
perusahaan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan
biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan
mengalokasikan dana tersebut secara efisien.30
3. Lawrence J. Gitman
Manajemen keuangan dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu
pengetahuan dari pengelolaan keuangan.31
4. Husnan Suad
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-
fungsi keuangan. Sedangkan fungsi-fungsi keuangan merupakan
kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung
jawab dalam bidang tertentu.32
5. Kuswadi
Manajemen keuangan adalah bagaimana suatu bisnis
diselenggarakan untuk mendapatkan dana, cara memperoleh dana,
penggunaan dana tersebut, dan bagaimana bisnis didistribusikan.33
29
Arianti, Dewi. Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN Insan Cendikia
Serpong. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. 2014. 30
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta:Prenadamedia Group. 2010. 31
Gitman, Lawrence J. Principles of Managerial Finance: Addison Wesley Publising
Company. 2003. 32
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang). Yogyakarta:BPFE. 2010. 33
Kuswadi. Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan Bagi Orang
Awam. Jakarta:ELEX Media Komputindo. 2013.
19
6. Muhammad Anas
Manajemen keuangan adalah suatu proses melakukan kegiatan
mengatur keuangan dengan menggerakan tenaga orang lain. Kegiatan
ini dapat dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
sampai dengan pengawasan.34
5. Tujuan Pengelolaan Keuangan (manajemen keuangan)
Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan
menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana, pelaporan,
pemeriksaan, dan pertangung jawaban. Adapun tujuan manajemen
keuangan secara umum adalah untuk memperoleh dan mencari peluang
sumber-sumber pendanaan bagi kegiatan UMKM agar bisa menggunakan
dana secara efektif dan tidak melanggar aturan serta membuat laporan
keuangan secara transparan dan akuntabel.
Tujuan manajemen keuangan yang efisiensi membutuhkan
keberadaan beberapa tujuan atau sasaran, karena penilaian untuk apakah
ssuatu keputusan keuangan efisiensi atau tidak harus berdasarkan pada
beberapa standar tertentu. Manajemen keuangan adalah memaksimalkan
nilai perusahaan (memaksimumkan kemakmuran pemegang saham) yang
diukur dari harga saham perusahaan.35
6. Fungsi Pengelolaan Keuangan (manajemen keuangan)
Keuangan merupakan komponen yang paling riskan bagi suatu
bisnis atau perusahaan. Keuangan perlu dikelola dan dikendalikan dengan
baik oleh seorang manajer keuangan. Hal tersebut berkaitan dengan
kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam bidang finansial.
Perencanaan keuangan yaitu membuat rencana pemasukan dan
pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainya untuk periode tertentu.
Penganggaran keuangan yaitu tindak lanjut dari perencanaan keuangan
34
Muhammad Anas, Ariawan. Disiplin Pengelolaan Keuangan (Survey UMKM Di
Provinsi Gorontalo). Jurnal Manajemen dan Inovasi (MANOVA) Volume 2 Nomor 2, ISSN:
2685-4716, 2019. 35
H. Dadang Husen Sobana, M.Ag. Manajemen Keuangan Syari‟ah. Bandung: CV
Pustaka Setia, Cet. I Oktober 2017.
20
dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan. Pengelolaan
keuangan yaitu menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan
dana yang ada dengan berbagai cara. Pencarian keuangan yaitu mencari
dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan
perusahaan. Penyimpanan keuangan yaitu mengumpulkan dana perusahaan
serta menyimpan dana tersebut dengan aman. Pengendalian keuangan yaitu
melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan
pada perusahaan. Pemeriksaan keuangan yaitu melakukan audit internal
atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.36
7. Konsep Dasar Pengelolaan Keuangan Syari’ah
1. Pengertian Pengelolaan Keuangan Syari‟ah
Manajemen dalam bahasa Arab disebut dengan idarah. Idarah
diambil dari perkataan adartasy-syai atau perkataan adarta bihi juga
dapat didasarkan pada kata ad-dauran. Pengamat bahasa menilai
pengambilan kata yang kedua, yaitu adarta bihi. Oleh karena itu,
dalam Elias Modern Dictionary English Arabic kata management
(Inggris), sepadan dengan kata tabdir, idarah, siyasah, dan qiyadah
dalam bahasa Arab. Dalam Al-Qur‟an, tema-tema tersebut hanya
ditemui tema tabdir dalam berbagai derivasinya. Tabdir adalah bentuk
masdar dari kata kerja dabbara, ydabbiru, tabdiran. Tabdir berarti
penertiban, pengaturan, pengurusan, perencanaan, dan persiapan.
Secara istilah, sebagian pengamat mengartikanya sebagai alat
untuk merealisasikan tujuan umum. Oleh karena itu, menurut mereka,
idarah (manajemen) adalah aktivitas khusus menyangkut
kepemimpinan, pengarahan, pengembangan personal, perencanaan dan
pengawasan terhadap pekerjaan yang berkenaan dengan unsur-unsur
pokok dalam suatu proyek. Tujuanya adalah hasil-hasil yang
ditargetkan dapat tercapai dengan cara yang efektif dan efisien.
36
Dety Mulyanti. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Volume 8,
Nomor 2, hlm. 64. Agustus 2017.
21
Berdasarkan dari uraian-uraian diatas, secara implisit dapat
diketahui bahwa hakikat manajemen yang terkandung dalam Al-
Qur‟an adalah merenungkan atau memandang kedepan suatu urusan
(persoalan) agar persoalan itu terpuji dan baik akibatnya. Untuk
menuju hakikat tersebut diperlukan adanya pengaturan dengan cara
yang bijaksana.37
Manajemen dikatakan telah memenuhi syari‟ah apabila:38
a. Mementingkan perilaku yang terkait dengan nilai-nilai keimanan
dan ketahuidan;
b. Mementingkan adanya struktur organisasi;
c. Membahas soal sistem. Sistem ini disusun agar perilaku pelaku di
dalamnya berjalan dengan baik. Sistem pemerintahan Umar bin
Abdul Aziz, misalnya, merupakan salah satu yang terbaik. Sistem
ini berkaitan dengan perencanaan, organisasi, dan kontrol, Islam
pun telah mengajarkan jauh sebelum adanya konsep itu lahir, yang
dipelajari sebagai manajemen ala Barat.
Syari‟ah memandang manajemen dari dua sisi, yaitu adalah
sebagai berikut:39
a. Manajemen sebagai ilmu
Sebagai ilmu, manajemen dipandang sebagai salah satu dari
ilmu umum yang lahir berdadarkan fakta empiris yang tidak
berkaitan dengan nilai, peradaban (hadharah) mana pun.
Sebagai ilmu, manajemen termasuk sesuatu yang bebas nilai
atau berhukum asal mubah. Konsekuensinya, siapa pun boleh
belajar. Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya Ulumuddin, bab
ilmu membagi ilmu dalam dua kategori berdasarkan takaran
kewajiban, yaitu:
37
Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, hlm. 2. Yogyakarta: Ekonosia, 2004. 38
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam praktik, hlm. 17.
Jakarta: Gema Insani Press, 2003. 39
Muhammad Ismail Yusanto dkk, Pengantar Manajemen Syariah, hlm. 2-3. Jakarta:
Khairul Bayann, 2002.
22
1) Ilmu yang dikategorikan sebagai fardhu’ain, antara lain ilmu-
ilmu tsaqofah bahasa Arab, sirah nabawiyah, ulumul Qur‟an,
ulumul hadits, tafsir, dan sebagainya;
2) Ilmu yang dikategorikan sebagai fardhu kifayah, antara lain
ilmu yang wajib dipelajari oleh salah satu atau sebagian dari
kaum Muslim. Ilmui yang termasuk dalam kategori ini adalah
ilmu-ilmu kehidupan yang mencakup ilmu pengetahuan dan
teknologi serta keterampilan, seperti ilmu kimia, biologi, fisika,
kedokteran, pertanian, teknik, dan manajemen.
b. Manajemen sebagai aktivitas
Sebagai aktivitas, manajemen dipandang sebagai sebuah amal
yang akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Sehingga harus terikat pada aturan syara‟, nilai, dan hadharah
Islam. Dalam ranah aktivitas, Islam memandang manajemen
sebagai kebutuhan yang tak terelakan dalam memudahkan
implementasi Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan
masyarakat. Implementasi nilai-nilai Islam berwujud pada
difungsikanya Islam sebagai kaidah berpikir dan kaidah amal
dalam kehidupan. Sebagai kaidah berpikir, akidah dan syari‟ah
difungsikan sebagai asas dan landasan pola pikir. Adapun sebagai
kaidah amal, syari‟ah difungsikan sebagai asas dan landasan pola
pikir. Adapun sebagai kaidah amal, syariah‟ah difungsikan sebagai
tolok ukur (standar) perbuatan.
Karena kita semua menerima bahwa tujuan bisnis adalah
mendapatkan keuntungan, sehingga segala sesuatu yang
menyimpangkan dari perolehan keuntungan, tentu saja harus
dihindari. Hal ini merupakan usaha manusia untuk mencari
kelebihan Allah SWT di dunia, sebagaimana Ayat Al-Qur‟an surah
al-Qashash ayat 77.40
40
Al-Qur‟an dan Terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia. Jakarta: WALI.
2012.
23
خزة الذار ال ول تنس نصيبك من الذنيب واابتغ فيمب اتٮك الله واحسن كمب احسن الله
ول تبغ الـفسبد فى الرض اليك ل حب المفسذحن ا الله
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.”
Akan tetapi dalam Islam, perbuatan bisnis yang semata-
mata didasarkan atas asas ekonomi sangat dicela oleh kaum
Muslimin yang jujur. Bisnis sekalipun tujuannya untung, sekalipun
telah dilakukan secara sukarela, namun tetap tidak dibenarkan jika
melanggar aturan atau pengetahuan umum, antara lain pengetahuan
tentang harga umum/wajar; sebagai contoh, perilaku menaikan
harga suatu barang kepada seorang pendatang dan kepada orang
yang biasa ada didaerahnya, memberikan harga yang murah/wajar.
Di dalam Al-Qur‟an, disebutkan terkait dengan motif
ekonomi yang salah karena semata-mata mengejar keuntungan
materi dan „keduniaan‟, Surat Hud ayat 15-16.41
من كب حزحذ البيبة الذنيب وسحنتهب نىف إليهم أعمبلهم فيهب وهم فيهب ل حبخسى
وببطل مب كبنىا ( أولئك الذحن ليس لهم في الآخزة إل النبر وحبط مب صنعىا فيهب51)
51حعملى ) )
“Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan
perhiasaannya, niscahaya Kami berikan kepada mereka balasan
pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak
memperoleh diakhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu
41
Al-Qur‟an dan Terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia. Jakarta. WALI.
2012.
24
apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan.”
2. Fungsi Manajemen Syari‟ah
Dalam konteks Islam, manajemen memiliki unsur-unsur yang
tidak jauh berbeda dengan konsep manajemen secara umum. Hal ini
telah tertuang dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadits sebagai falsafah hidup
manusia.42
a. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi manajemen yang utama, artinya
seluruh fungsi sangat bergantung pada perencanaan. Manajer yang
membuat perencanaan bisnis dengan baik merupakan sebuah
strategi menuju sukses. Proses perencanaan strategis dapat
memberikan ide menyeluruh sehingga seorang manajer dapat
membuat program kerja jangka panjang untuk menentukan arah
pengelolaan masa depan. Proses perencanaan ini adalah proses
yang menyangkut upaya untuk:
1) Menentukan tujuan yang akan dicapai pada masa mendatang;
2) Merumuskan tindakan-tindakan yang perlu dijalankan agar
tujuan yang telah ditentukan tercapai;
3) Menentukan dana yang diperlukan dan faktor-faktor produksi
lain yang akan digunakan.43
Ketiga unsur tersebut merupakan hal yang harus ada dan tidak
dapat dipisah-pisahkan dalam setiap usaha. Merumuskan tujuan
tanpa menentukan cara pelaksanaanya dan tanpa didasarkan pada
faktor-faktor produksi yang dapat digunakan tidak akan dapat
menciptakan hasil yang diharapkan.
b. Fungsi Pengorganisasian
Perlu merumuskan tindakan-tindakan yang akan dijalankan
untuk mewujudkan berbagai tujuan tersebut. Ajaran Islam adalah
42
Sadono Sukirno, Pengantar Bisnis, hlm. 3. Jakarta: Kencana, 2006. 43
Muhammad Ismail Yusanto dkk, Pengantar Manajemen Syariah, hlm. 3. Jakarta:
Khairul Bayan, 2002.
25
ajaran yang mendorong umatnya untuk segala sesuatu secara
terorgaisasi dengan rapi.
Pengorganisasian sangatlah urgen, bahkan kebatilan dapat
mengalahkan suatu kebenaran yang tidak terorganisasi. Organisasi
dalam pandangan Islam bukan semata-mata wadah, melainkan
lebih menekankan pada cara sebuah pekerjaan dilakukan dengan
rapi. Organisasi lebih menekankan pada pengaturan mekanisme
kerja. Dalam sebuah organisasi tentu ada atasan dan bawahan.
Pimpinan harus menentukan struktur organisasi yang terbaik untuk
menjalankan kegiatan ke arah mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Melalui struktur organisasi ini dapat ditentukan
pembagian tugas yang akan dibuat.
c. Fungsi Kepemimpinan
Ada beberapa istilah yang merujuk pada pengertian
kepemimpinan, yaitu umara yang disebut juga dengan ulul amri.
Ulil amri atau pejabat adalah orang yang mendapat amanah untuk
mengurus urusan orang lain.
Pemimpin sering disebut khadimul ummah yang berarti pelayan
umat. Menurut istilah itu, pemimpin harus menempatkan diri pada
posisi pelayang masyarakat (pelayan).44
d. Fungsi Pengawasan
Falsafat dasar fungsi pengawasan dalam islam muncul dari
pemahaman tanggung jawab individu, amanah, dan keadilan. Islam
memerintahkan setiap individu untuk menyampaikan amanah yang
diembannya, jabatan (pekerjaan) merupakan bentuk amanah yang
harus dijalankan.45
Pengawasan internal yang melekat dalam setiap pribadi Muslim
akan menjatuhkannya dari bentuk penyimpangan dan menuntunnya
44
Didin Hafidhuddin dan Hendri Tanjung. Manajemen Syariah dalam Praktik, hlm. 118.
Jakarta: Gema Insani Press, 2003. 45
Ahmad Ibrahim Abu Shin. Manajemen Syariah, hlm. 182. Jakarta: Raja Grafindo
Persada. 2006.
26
konsisten menjalankan hukum-hukum dan syariat Allah dalam
setiap aktivitasnya, dan ini merupakan Islam. Sekalipun demikian,
Islam belum merumuskan kaidah pengawasan yang baku dan detail
serta bentuk-bentuk pengawasan yang wajib dijalankan. Islam
memberikan kebebasan setiap individu Muslim untuk menjalankan
pengawasan sesuai dengan pengalaman kondisi sosial atau
manajemen yang terdapat dalam masyarakat.
3. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Syari‟ah
a. Prinsip Manajemen Keuangan Syari‟ah yang Diajarkan Al-Qur‟an
Prinsip-prinsip manajemen keuangan syari‟ah yang diajarkan Al-
Qur‟an adalah sebagai berikut.46
1) Setiap perdagangan harus didasari sikap saling rida atau atas
dasar suka sama suka di antara dua pihak sehingga para pihak
tidak merasa dirugikan atau dizalimi.
2) Penegakan prinsip keadilan (justice), baik dalam takaran,
timbangan, ukuran mata uang (kurs), maupun pembagian
keuntungan.
3) Kasih sayang, tolong-menolong, dan persaudaraan universal.
4) Dalam kegiatan perdagangan tidak melakukan investasi pada
usaha yang diharamkan seperti usaha yang merusak mental dan
moral, misalnya narkoba dan pornografi. Demikian pula,
komoditas perdagangan haruslah produk yang halal dan baik.
5) Prinsip larangan riba, serta perdagangan harus terhindar dari
praktik gharar, tadlis, dan maysir.
6) Perdagangan tidak boleh melalaikan diri dari beribadah (shalat
dan zakat) dan mengingat Allah.
b. Prinsip-prinsip Sistem Manajemen Keuangan Syari‟ah
Kerangka dasar sistem keuangan syari‟ah adalah seperangkat
aturan dan hukum secara bersama-sama disebut sebagai syariat,
46
Najmudin, Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern, hlm. 39.
Yogyakarta: Andi, 2011.
27
mengatur aspek ekonomi, sosial, politik, dan budaya masyarakat
Islam. Syariat berasal dari aturan-aturan yang ditetapkan oleh Al-
Qur‟an dan penjelasan serta tindakan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW. (lebih dikenal dengan sunnah). Prinsip-prinsip
dasar sistem keuangan syariah dapat diringkas sebagai berikut.47
1) Larangan Bunga
Larangan riba, yang dalam istilah secara harfiah berarti
“kelebihan” dan ditafsirkan sebagai “peningkatan modal yang
tidak bisa dibenarkan dalam pinjaman ataupun penjualan” adalah
ajaran pokok dari sistem keuangan syari‟ah. Lebih tepatnya, semua
tingkat pengembalian positif dan telah ditetapkan sebelumnya
yang terkait dengan jangka waktu dan jumlah pokok pinjaman
(yaitu, yang dijamin tanpa memedulikan kinerja dari investasi
tersebut) dianggap sebagai riba dan dilarang.
2) Uang sebagai “modal potensial”
Uang diperlakukan sebagai modal potensial menjadi modal
sebenarnya hanya ketika digabung dengan sumber daya lain untuk
melakukan kegiatan produktif. Islam mengakui nilai waktu uang,
tetapi hanya ketika uang tersebut sebagai modal, bukan modal
potensial.
3) Berbagi risiko
Karena adanya larangan bunga, penyedia dana mendanai investor
dan bukan kreditor. Penyedia modal keuangan dan pengusaha
berbagi risiko bisnis dengan imbalan pembagian keuntungan.
Transaksi keuangan harus mencerminkan distribusi pengembalian
risiko simetris yang akan dihadape3i pihak-pihak terlibat.
4) Larangan perilaku spekulatif
Sistem keuangan syari‟ah melarang penimbunan dan transaksi
yang melibatkan ketidakpastian esktrem, perjudian, dan risiko.
47
H. Dadang Husen Sobana, M.Ag. Manajemen Keuangan Syari’ah, hlm. 22-23.
Bandung: CV Pustaka Setia. 2017.
28
5) Kesucian kontrak
Islam menjunjung tinggi kewajiban kontrak dan pengungkapan
informasi sebagai tugas suci. Hal ini dimaksudkan untuk
mengurangi risiko dari informasi yang tidak merata dan risiko
moral.
6) Aktivitas sesuai syariat
Hanya aktivitas yang tidak melanggar aturan-aturan syariat yang
memenuhi syarat untuk investasi.
7) Keadilan sosial
Pada prinsipnya, setiap transaksi yang mengarah ketidakadilan dan
eksploitasi adalah dilarang.
8. Sejarah atau Latar Belakang Pengelolaan Keuangan Syari’ah
Rasulullah SAW merupakan kepala negara pertama yang
memperkenalkan konsep baru dibidang keuangan negara pada abad ke-7
pada masa tersebut, semua penghimpunan kekayaan negara harus
dikumpulkan terlebih dahulu kemudian dikeluarkan sesuai dengan
kebutuhan negara. Adapun sumber APBN terdiri atas kharaj, zakat,
khumus, jizyah, dan lain-lain, seperti kaffarah dan harta waris.
Tempat pengumpulan dana itu disebut bait al mal yang pada masa
Nabi Muhammad SAW terletak di Masjid Nabawi. Pemasukan negara
yang sangat sedikit disimpan di lembaga ini dalam jangka waktu yang
pendek untuk selanjutnya didistribusikan seluruhnya kepada masyarakat.
Dana tersebut dialokasikan untuk penyebaran Islam, pendidikan dan
kebudayaan. Akan tetapi, penerimaan negara secara keseluruhan tidak
tercatat secara sempurna karena minimnya jumlah orang yang membaca,
menulis, dan mengenal aritmatika sederhana.48
48
H. Dadang Husen Sobana, M.Ag. Manajemen Keuangan Syari’ah, hlm. 23-24.
Bandung: CV Pustaka Setia. 2017.
29
9. Ruang Lingkup Pengelolaan Keuangan Syari’ah
Manajemen keuangan syari‟ah adalah suatu pengelolaan untuk
memperoleh hasil optimal yang bermuara pada keridaan Allah SWT. Oleh
sebab itu, segala langka yang diambil dalam menjalankan manajemen
tersebut harus berdasarkan aturan-aturan Allah SWT. Aturan-aturan itu
tertuang dalam Al-Qur‟an dan Al-Hadis.49
10. Penerapan dan Pemahaman
Menurut Kamus Besar Bahasa Idonesia (KBBI), pengertian
penerapan adalah perbuatan menerapkan, sedangkan menurut beberapa
ahli, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekan teori, metode dan
hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang
diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan
tersusun sebelumnya. Penerapan (implementasi) bermukla pada aktifitas,
adanya aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi
bukan hanya sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan
untuk mencapai tujuan kegiatan. Berdasarkan pengertian diatas, dapat
disimpulkan bahwa kata penerapan (implementasi) bermukla pada
aktivitas, adanya saksi, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan
mekanisme mengandung arti bahwa penerapan (implementasi) bukan
hanya sekedar aktifitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan
secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk
mencapai tujuan kegiatan.50
Sebelum menerapkan pengelolaan keuangan, terlebih dahulu harus
memahami terkait dengan pengelolaan keuangan. Definisi pemahaman
menyatakan bahwa hasil belajar pemahaman merupakann tipe belajar yang
paling tinggi jika dibandingkan dengan tipe belajar pengetahuan.
Pemahaman dapat dikategorikan kedalam tiga tingkatan, yaitu:51
49
H. Dadang Husen Sobana, M.Ag. Manajemen Keuangan Syari’ah, hal. 28. Bandung:
CV Pustaka Setia. 2017. 50
https://dspace.uii.ac.id. Diakses pada tanggal 10 Desember 2020. 51
Djuharni, Analisis Terhadap Pemahaman Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan
BKM, Jurnal: vol. 1 no 2, 2012.
30
a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, dimulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan
menerapkan prinsip-prinsip. Dalam hal ini pelaku usaha diharapkan
mampu untuk menerjemahkan arti dari pengelolaan keuangan serta
pemahaman mengenai standar pengelolaan keuangan.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan
bagian-bagian terendah dengan mengetahui bagian berikutnya atau
menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan
yang pokok dan yang tidak pokok. Pada tingkat ini subjek penelitian
memberikan pendapat mengenai pengelolaan keuangan yang dilakukan
selama menjalankan usaha, pengetahuan dalam mengelompokan bagian
pengelolaan keuangan.
c. Tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ekstrapolasi. Dalam hal
ini berarti seseorang mampu atau dapat melihat dibalik yang tertulis,
dapat mengestimasikan, memprediksi berdasarkan pada pengertian dan
kondisi yang disajikan dalam bentuk ide-ide atau simbol-simbol, serta
kemampuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan keadaan
dan konsekuensinya.
B. Studi Relevan
Dari beberapa Skripsi yang telah dikaji sebelumya, peneliti
mengemukakan pokok pembahasan yang berkenaan dengan analisis
pengelolaan keuangan. Namun yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya yaitu penelitian ini membahas tentang Analisis
Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (Studi Kasus
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi). Pada penelitian terdahulu sangatlah
dibutuhkan sebagai bahan acuan guna memperjelas arah penelitian, sekaligus
agar tidak terjadi pengulangan penelitian yang sama dengan penelitian
terdahulu. Sedangkan penelitian lainya yang berhasil peneliti dapatkan adalah
sebagai berikut:
31
Tabel 5
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Ita Yustian
Free Diyana
(2017)
Analisis
Pengelolaan
Keuangan
Usaha Mikro
Kecil dan
Menengah,
(Studi Kasus
Pada Asosiasi
Batik Mukti
Manunggal
Kabupaten
Sleman).52
Kualitatif hasil penelitian dari Ita
Yustian Free Diyana
dapat disimpulkan
bahwa Asosiasi Batik
Mukti Manunggal
sudah menerapkan
pengelolaan keuangan.
2. Puput Laily
Indrasari
(2019)
Analisis
Pengelolaan
Keuangan
pada Usaha
Mikro Kecil
dan
Menengah
Pengrajin
Reog.53
Kuantitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa
penerapan pengelolaan
keuangan pada
UMKM pengrajin reog
masihlah sangat
rendah dimana hasil
presentase tiap
indikator kurang dari
50%
3. Pipit Rosita
Andasari
(2018)
Implementasi
Pencatatan
Keuangan
Pada Usaha
Kecil dan
Menengah
(studi pada
Sentra Insustri
Kripik Tempe
Kualitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa
pencatatat keuangan
UMKM pada Sentra
Industri Keripik
Tempe Sanan di Kota
Malang sudah sangat
optimal dilakukan.
52
Ita Yustian Free Diyana. “Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah.” Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2017. 53
Puput Laily Indrasari. “Analisis Pengelolaan Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah, “Pengrajin Reog”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo,
2019.
32
Sanan di Kota
Malang54
4. Endang
Purwanti
(2017)
Analisis
Pengetahuan
Laporan
Keuangan
Pada UMKM
Industri
Konveksi DI
Salatiga.55
Kualitatif hasil dari penelitian
dari Endang Purwanti
disimpulkan bahwa
pengetahuan laporan
keuangan dinilai masih
sebatas mengenali
laporan keuangan
secara mendasar. Salah
satu penyebab
keterbatasan
pengetahuan laporan
keuangan karena
mereka sebagian besar
tidak mendapatkan
pendidikan tentang
laporan keuangan
sehingga mereka tidak
memahami pentingnya
laporan keuangan,
yang berdampak pada
pengembangan
usahanya.
5. Senja Arum
Sari (2018)
Pengaruh
Pengetahuan
Keuangan,
Sikap
Keuangan,
dan Locus of
Control
internal
terhadap
Perilaku
Manajemen
Keuangan
Pada Pelaku
UMKM.56
Kuantitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa
pengetahuan keuangan
berpengaruh positif
terhadap perilaku
manajemen keuangan,
Sikap keuangan tidak
berpengaruh positif
terhadap perilaku
manajemen keuangan,
dan Locus of control
internal berpengaruh
positif terhadap
manajemen keuangan.
54
Pipit Rosita Andasari. “Implementasi Pencatatan Keuangan Pada Usaha Kecil dan
Menengah studi pada Sentra Industri Keripik Tempe Sanan di Kota Malang”, Skripsi Fakultas
Ekonomi, STIE Asia Malang, 2018. 55
Endang Purwanti. “Analisis Pengetahuan Laporan Keuangan Pada UMKM Industri
Konveksi Di Salatiga. Skripsi Fakultas Ekonomi, STIE AMA Salatiga”, 2017. 56
Senja Arum Sari. “Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan, Dan Locus Of
Control Internal Terhadap Perilaku Manatajemen Keuangan Pada Pelaku UMKM”, Skripsi
Program Studi Akuntansi, STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara Yogyakarta, 2018.
33
6. Saadah
(2021)
Pembinaan
Dinas
Pemberdayaan
Masyarakatd
an Desa
Kabupaten
Tanjung
Jabung Timur
Provinsi
Jambi Dalam
Optimalisasi
Pengelolaan
Keuangan dan
Aset Desa.57
Kualitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa
dalam pengelolaan
keuangan dan aset
desa yang dilakukan
oleh dua desa yaitu
Desa Rantau Rasau
Dan Desa Sungai
Rambut yang dimulai
dari tahap perencanaan
hingga kepada laporan
pertanggungjawaban
sudah berjalan cukup
baik dan sesuai dengan
peraturan hanya saja
masih terdapat
beberapa kekurangan
dan kendala yang
harus diperbaiki agar
nantinya dalam
pengelolaan keuangan
dan aset desa menjadi
lebih baik.
7. Kurnia
Arafah
(2019)
Analisis
Laporan
Posisi
Keuangan
Bank
Muamalat
Indonesia
Berdasarkan
Metode
Vertikal-
Horizontal.58
Kualitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa
hasil penelitian dengan
metode vertikal
menunjukan laporan
posisi keuangan Bank
Muamalat Indonesia
tidak konsisten dan
masih berfluktuatif
sedangkan hasil
penelitian dengan
metode horizontal
terlihat terjadi tren
yang cenderung
positif, terjadi
penurunan yang
57
Saadah. “Pembinaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Provinsi Jambi Dalam Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Dan Aset Desa”, Skripsi
Fakultas Syariah, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2021. 58
Kurnia Arafah. “Analisis Laporan Posisi Keuangan Bank Muamalat Indonesia
Berdasarkan Metode Vertikal-Horizontal”, Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019.
34
signifikan baik disisi
aktiva maupun pasiva.
8. Imam
Sahroni
(2019)
Pengelolaan
Keuangan
Desa
Berdasarkan
Permendagri
No 113 Tahun
2014 di Desa
Suko Awin
Jaya
Kecamatan
Sukernan
Kabupaten
Muaro Jambi
Provinsi
Jambi.59
Kualitatif Hasil penelitian
menunjukan bahwa
kesiapan pemerintah
desa dalam
implementasi
penerapan peraturan
Mentri Dalam Negeri
No. 113 Tahun 2014
telah melakukan aau
menerapkan
pengelolaan keuangan
desa namun belum
sepenuhnya sesuai
dengan format
pembukuan yang
sesungguhnya
berdasarkan Pedoman
Pengelolaan Keuangan
Berdasarkan Peraturan
Mentri Dalam Negeri
No. 113 Tahun 2014.
Perbedaan dan persamaan antara penelitian peneliti dan penelitian
terdahulu adalah sebagai berikut:
1. Persamaan antara penelitian Ita Yustian Free Diyana dan penelitian
peneliti adalah persamaan pembahasan tentang penerapan pengelolaan
keuangan pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, metode penelitian dan
perbedaannya adalah penelitian terdahulu hanya fokus terhadap
penganalisaan pengelolaan keuangan UMKM. Sedangkan dalam penelitian
peneliti lebih memfokuskan kepada bagaimana pemahaman serta
penerapan UMKM dalam pengelolaan keuangan.
2. Persamaan antara penelitian Puput Laily Indrasari dan penelitian peneliti
adalah persamaan dalam ruang lingkup pembahasan tentang pengelolaan
keuangan pada UMKM, tujuan penelitian dan perbedaanya adalah
penelitian terdahulu hanya memfokuskan untuk mengetahui pengelolaan
59
Imam Sahroni. “Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri No 113 Tahun
2014 Di Desa Suko Awin Jaya Kecamatan Sukernan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi”,
Skripsi Fakultas Syariah, UIN SulthaN Thaha Saifuddin Jambi, 2019.
35
keuangan yang diterapkan oleh UMKM dan metode analisis data.
Sedangan dalam penelitian peneliti memfokuskan terhadap pemahaman
pelaku UMKM dan penerapan pengelolaan keuangan terhadap UMKM.
3. Persamaan antara penelitian Pipit Rosita Andasari dan penelitian peneliti
adalah persamaan metode menganalisis data, ruang lingkup pembahasan
dalam indikator pelaporan keuangan, pencatatan dalam UMKM, dan
perbedaannya adalah penelitian terdahulu lebih fokus untuk mengetahui
sejauh mana penarapan atas pencatatan keuangan yang dilakukan oleh
UMKM. Sedangkan pada penelitian peneliti untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman dan penerapan pengelolaan keuangan yang dilakukan
oleh UMKM.
4. Persamaan antara penelitian Endang Purwanti dan penelitian peneliti
adalah persamaan dalam metode menganalisis data dan ruang lingkup
pembahasan, dan perbedaannya adalah penelitian terdahulu lebih fokus
untuk mengetahui seperti apa pengetahuan laporan keuangan pada
UMKM. Sedangkan pada penelitian peneliti lebih memfokuskan untuk
mengetahui pemahaman dan penerapan pengelolaan keuangan yang
dilakukan oleh UMKM.
5. Persamaan antara penelitian Senja Arum Sari dan penelitian peneliti
adalah persamaan dalam ruang lingkup pembahasan, dan perbedaanya
adalah peneliti terdahulu menggunakan metode analisis data kuantitatif
dan memfokuskan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan keuangan,
sikap keuangan dan locus of control internal terhadap perilaku UMKM.
Sedangkan pada penelitian peneliti menggunakan metode analisis data
kualitattif dan memfokuskan untuk megetahui pemahaman pelaku UMKM
terhadap pengelolaan keuangan dan penerapan laporan keuangan yang
dilkukan oleh UMKM.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (Field Research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yang umumnya digunakan dalam dunia ilmu-
ilmu sosial budaya. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan
penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari kuantifikasi atau
pengukuran.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metodologi penelitian kualitatif
yang akan menghasilkan data deskriftif, adapun metodologi penelitian kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriftif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah problem, isu, atau permasalahan yang dibahas,
dikaji, diteliti dalam riset sosial. Objek penelitian memiliki cakupan yang
berhubungan dengan topik penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
Sumber data adalah semua keterangan yang diperoleh dari responden
maupun berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau dalam
bentuk lainya guna keperluan penelitian dimaksud. Sumber data ada dua yaitu,
sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data orisinal atau data yang
diperoleh langsung dilapangan atau dari sumbernya langsung.60
Dalam hal
ini data diperoleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan dan
wawancara. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah hasil wawancara dari beberapa responden dari pemilik UMKM di
60
Hanke, J. E. And Reitsch, A. G. Business Foreacasting. Sixth Edition.
London:Prentice-Hall International Ltd. 2008.
37
Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Adapun daftar pertanyaan
wawancara dapat dilihat di Lampiran 1pedoman wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan disatukan oleh studi-
studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.61
Dalam
hal ini yang sumber data sekunder dalam penelitian ini yakni diperoleh dari
jurnal, sumber-sumber buku pendukung, internet dan tesis.
D. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang benar dalam penelitian, pelaksanaan penelitian
dilakukan dengan cara atau teknik yang dirasa relevan dengan data yang
diperoleh. Secara garis besar, data yang dicari adalah data yang diperoleh secara
langsung dari lapangan yang merupakan data primer,62
sedangkan data sekunder
diperoleh dari studi kepustakaan.63
Berdasarkan hal tersebut, teknik pengumpulan
data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Observasi
Observasi adalah bentuk kegiatan untuk mengumpulkan data, dimana
penulis mengadakan pengamatan secara langsung pada objek yang akan
diteliti terhadap kenyataan yang terjadi dilapangan terhadap pemilik
UMKM yang berada di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi.
2) Wawancara
Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan
jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara
pengumpul data (pewawancara) dengan sumber data (responden).
Wawancara ini dilakukan pada pemilik UMKM di Kecamatan Alam
Barajo Kota Jambi. Data informan dari pemilik UMKM di Kecamatan
Alam Barajo dapat dilihat di Lampiran 3.
61
Kuncoro, M. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis
Tesis?, Edisi 3, Cetakan 1. Jakarta: Erlangga. 2009. 62
Hanke, J. E. And Reitsch, A. G. Business Foreacasting. Sixth Edition.
London:Prentice-Hakk Interbationa Ltd. 2008. 63
Kuncoro, M. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti & Menulis
Tesis?, Edisi 3, Cetakan 1. Jakarta: Erlangga. 2009.
38
3) Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data pendukung dalam
penelitian. Data ini bisa berupa foto, atau segala jenis suara atau bunyi.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang valid,
informasinya diberikan oleh informan melalui wawancara.64
E. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, metode yang dipakai adalah:
1) Induktif
Menyajikan fakta yang terjadi dilapangan diperoleh dari riset dengan
fakta-fakta yang terjadi dilapangan kemudian diambil kesimpulan yang
bersifat umum.65
2) Deskriptif Analisis
Analisis desptif memberikan gambaran pola-pola yang konsisten dalam
data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan
penuh makna, di samping itu juga dilakukan komparasi antara hasil
penelitian dengan hasil-hasil penelitian terkait dan dilakukan korelasi
antara hasil penelitian tersebut dengan teori atau konsep yang relevan.66
Pembahasan yang dimulai dengan mendeskripsikan data-data mengenai
pemilik UMKM di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi, kemudian
dianalisis mengenai tentang pengelolaan keuangan UMKM.
64
Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana, 2017. 65
Yusuf, Muri. Metode Penelitian :Kuantitatif, Kaulitatif, Dan Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana, 2017. 66
Singarimbun, M., dan Effendi, S., (Editor). Metode Penelitian Survei, Edisi Revisi,
Cetakan 1. Jakarta: LP3ES. 2015.
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Objek Penelitian
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Provinsi berkembang pesat. Dalam
kurun waktu lima tahun sejak akhir tahun 2016 berjumlah 97.863 unit UMKM.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Provinsi Jambi Harmen Rusdi mengatakan terjadi
peningkatan setiap tahunnya. Tahun 2013 sebanyak 81.552 unit, 2014 meningkat
81.959. Kemudian 2015 naik menjadi 82.659 dan hingga akhir 2016 meningkat
menjadi 97.863 unit. “Perkembangan sangat pesat dan menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia saat krisis,” ujarnya saat menjadi Narasumber Seminar
peran Fintegh dalam mendukung perkembangan UMKM berbasis ekonomi
kreatif.67
2. Sejarah Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi
Sejarah Dinas Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi, Dinas
Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi merupakan penggabungan antara
Dinas Koperasi, UMKM Kota Jambi dan Bidang Tenaga Kerja (Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja Kota Jambi) yang dibentuk pada tahun 2017 berdasarkan peraturan
Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2016 Nomor 14).
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi merupakan instansi
pemerintah Kota Jambi yang melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang
ketenagakerjaan, koperasi dan UMKM serta tugas pembantuan. Tugas tersebut
sudah diberikan kewenangan tersendiri dalam satu dinas instansi yang merupakan
implementasi dari Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Organisasi Prangkat Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 89, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 4741).68
67
Wawancara bersama bapak Harmen Rusdi sebagai Staf Dinas Koperasi UMKM
Provinsi Jambi, pada hari Senin tanggal 3 Mei 2021, pukul 10.00 WIB. 68
Sumber data : Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kota Jambi, 2021.
40
3. Latar Belakang Dinas Tenaga Kerja
Koperasi dan UMKM Kota Jambi Membangun Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil Menengah adalah salah satu wujud nyata dari pembangunan ekonomi
berbasis kerakyatan. Didalam tatanan perekonomian Indonesia ekonomi
kerakyatan merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dan telah terbukti
menjadi katup pengaman perekonomian nasional dimasa krisis serta menjadi
dinamisator pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi.
Kinerja Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi dalam Peran
Pengembangan UMKM. Dalam menjalankan peran nya yang telah dilakukan oleh
dinas tenaga kerja, koperasi dan umkm tergolong sudah sangat bagus dalam
melakukan pengembangan umkm yang ada di kota jambi. Dalam hal ini dinas
tenaga kerja, koperasi dan umkm terus melakukan yang terbaik kepada
masyarakat kota jambi dalam melakukan pembinaan, pelatihan dalam melatih
keuletan, keterampilan serta keaktifan bagi sumber daya manusia (SDM) yang ada
untuk bersaing di dunia bisnis.69
Berikut ini adalah serangkain kegiatan yang telah
dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM dapat dilihat pada tabel
6 berikut dilampirkan pada Lampiran 4.
4. Kondisi Geografis, Batas dan Luas Wilayah, dan Sarana Prasarana
Umum Di Kecamatan Alam Barajo
Kecamatan Alam Barajo sebagai salah satu dari 11 (sebelas) Kecamatan yang
ada di wilayah Kota Jambi, terletah sebelah barat 6,3 km dari ibu kota/pusat
pemerintahan Kota Jambi dan berjarak kurang lebih 4,9 km sebelah selatan dari
ibu kota Provinsi Jambi, lokasi Kecamatan Alam Barajo sementara saat ini
berkedudukan di Kelurahan Beliung, wilayah Kecamatan Alam Barajo
mempunyai ketinggian dari permukaan laut kurang lebih 600 m s/d 1.200 m
dengan suhu maksimum 320
C, minimum 320
C, sedangkan curah hujan 350
mm/tahun.70
69
Sumber data : Kantor Dinas Koperasi dan UMKM Kota Jambi, 2021. 70
Sumber data : Kantor Camat Alam Barajo Kota Jambi, 2021.
41
Batas-batas wilayah Kecamatan Alam Barajo adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Telanaipura
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Kota Baru
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Muaro Jambi
Keadaan Topografi Wilayah Kecamatan Alam Barajo sebagian besar 80%
terdiri dari dataran dan sebagian kecil 20% terdapai sungai kecil dan dataran agak
rendah.
Topografi wilayah Kecamatan Alam Barajo adalah :
# Datar sampai berombak : 80 %
# Berombak sampai rendah : 20 %
Adapun luas wilayah Kecamatan Alam Barajo terinci sebagai berikut :
Perumahan dan Pemukiman : 40.869 ha (41,67km2)
Tanah lain-lain : 61.107 ha
Kecamatan Alam Barajo terdiri dari 5 (lima) Kelurahan, RT. 200 dengan
jumlah penduduk per 31 Desember 2017 sebanyak 74.931 jiwa.
Nama Kelurahan dan Jumlah RT serta jarak dari Kantor Kecamatan Jambi
No Kelurahan Jumlah RT Jarak dari Kecamatan
1 Mayang Mangurai 48 + 3,6 km
2 Kenali Besar 70 + 6 km
3 Rawasari 30 + 2 km
4 Beliung 17 + 0,4 km
5 Bagan Pete 35 + 3 km
Jumlah 200
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Alam Barajo secara global dapat
dilihat sebagai berikut :
Wiraswasta : + 1.000 Orang
Pertukangan : + 4.321 Orang
Pedagang : + 2.919 Orang
PNS : + 5.015 Orang
42
TNI / POLRI : + 2.320 Orang
Peternak : + 36 Orang
Sarana dan Prasarana di wilayah Kecamatan Alam Barajo :
Sarana Pendidikan
1. PAUD : 43 unit
2. Taman kanak-kanak / TK : 52 unit
3. Sekolah Dasar / SD : 16 unit
4. Sekolah Dasar Swasta : 4 unit
5. SMP Negeri : 2 unit
6. Madrasah Ibtidaiyah /MI : - unit
7. SMP Swasta : 1 unit
8. SMA Negeri : 1 unit
9. SMK Swasta : 4 unit
Sarana Peribadatan
1. Masjid : 21 Buah
2. Musholla : 20 Buah
3. Gereja : 3 Buah
Sarana Jalan dan Perhubungan
1. Jalan Provinsi : 10,2 km
2. Jalan Kota : 3,4 km
5. Visi dan Misi Kecamatan Alam Barajo
1. Visi
Visi adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan
dan berpotensi untuk terwujud tentang apa dan kemana tujuan suatu
organisasi dimasa depan. Visi haruslah visi bersama yang mampu
menarik, menggerakkan anggota organisasinya untuk komitmen terhadap
visi tersebut dan harus konsisten, tetap eksis, antisipatif, inovatif serta
produktif. Karena itu, perumusan pernyataan visi perlu secara intensif
43
dikomunikasikan kepada segenap anggota organisasi sehingga semuanya
merasa memiliki visi tersebut.71
Dalam perumusan visi, hendaknya :
- Bukan fakta tetapi gambaran pandangan ideal masa depan yang
ingin dicapai
- Dapat memberikan arahan dan mendorong anggota organisasi
menunjukan kinerja yang baik
- Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan
- Menjembatani masa kini dan masa mendatang
- Gambaran yang realistis dan kredibel, dengan masa depan yang
menarik
- Sifatnya tidak statis dan tidak selamanya
Dalam upaya mewujudkan harapan dan aspirasi stakeholders serta
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, maka pernyataan Visi
Kecamatan Alam Barajo adalah :
“TERWUJUDNYA PELAYANAN PRIMA DAN PROFESIONAL
BERBASIS MASYARAKAT YANG BERAKHLAK DAN
BERBUDAYA”.
Penjelasan Visi tersebut adalah bahwa Visi tersebut mengandung
makna adanya tujuan untuk mewujudkan Kecamatan Alam Barajo mampu
menciptakan aparatur yang berdaya guna untuk memberikan pelayanan
yang prima bagi lingkungannya sendiri maupun masyarakat dan
meningkatnya partisipasi dari masyarakat untuk ikut serta sebagai pelaku
pembangunan di Kota Jambi.
2. Misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi
pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa
organisasi kepada suatu fikiran yang fokus. Misi menjelaskan mengapa
organisasi itu ada, apa yang dilakukannya dan bagaimana melakukannya.
71
Sumber data : Kantor Camat Alam Barajo Kota Jambi, 2021.
44
Misi adalah sesuatu yang dilaksanakan/diemban oleh instansi
pemerintah sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan. Dengan
pernyataan misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang
berkepentingan dapat mengenal instasi pemerintah dan mengetahui peran
dan programnya serta hasil yang diperoleh dimasa mendatang. Pernyataan
Misi yang jelas, akan memberikan arahan jangka panjang dan stabilitas
dalam manajemen dan kepemimpinan Kecamatan Alam Barajo Kota
Jambi.
Adapun misi Kecamatan Alam Barajo adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
2. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendukung Pelayanan Masyarakat
4. Menciptakan masyarakat yang Kondusif
5. Mewujudkan Wilayah Kecamatan Alam Barajo SAKTI (Sejahtera,
Agamis, Kondusif, Tentram, Indah).72
B. Hasil Penelitian
Data responden penelitian atau objek penelitian adalah para pelaku Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi,
penelitian ini dilaksanakan melalui wawancara atau interview dengan sumber
peneliti di UMKM di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi. Berdasarkan hasil
observasi penelitian diketahui bahwa jumlah jenis UMKM di Kecamatan Alam
Barajo Kota Jambi dapat dilihat pada tabel 7 berikut dilampirkan pada Lampiran
5.
Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa jenis Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi berjumlah 932
usaha. Jenis dan jumlah UMKM di Kecamatan Alam Barajo dapat dilihat di
Gambar 1 di halaman 44.
72
Sumber data : Kantor Camat Alam Barajo Kota Jambi, 2021.
45
Gambar 1
Jumlah dan Jenis UMKM
Kecamatan Alama Barajo
Analisa keuangan merupakan fondasi keuangan, dapat memberikan gambaran
kesehatan keuangan perusahaan/UMKM baik saat ini maupun dimasa lalu,
sehingga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi para pelaku
UMKM. Terdapat empat kerangka dasar pengelolaan keuangan yaitu penggunaan
anggaran, pencatatan, pelaporan, dan pengendalian.73
1. Penggunaan Anggaran
Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan memilih
cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut. Kegiatan perencanaan pada
keuangan, salah satunya adalah merumuskan sasaran keuangan tahunan dan
jangka panjang, serta anggaran keuangan. Penyusunan anggaran merupakan
proses untuk membantu melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian yang
efektif. Anggaran merupakan suatu rencana yang dibuat oleh para pelaku UMKM
dan dinyatakan dalam bentuk moneter. Anggaran sebagai alat pencapai tujuan
73
Kuswadi. Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi Orang
Awam. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2013.
435
63 42
109
19
264
Kuliner Fashion Otomotif PKL TI Jasa/Kreatifitas
46
UMKM, yaitu dalam rangka memperoleh laba. Berdasarkan hasil observasi
penelitian, dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 8
Informan Yang Di Teliti Indikator Penggunaan Anggaran
No Nama Nama Usaha Jenis Industri Tahun
1. Sunita Tafdil Aneka Kue
Basah/Kering
2018
2. Yuheswita Penjahit Siah Penjahit 2020
3. Anto Saputra Jejak Coffe Menjual Minuman
Kopi
2020
4. H.Rella Toko Putri Toko Sembako 2020
5. Hira Puspita Kopi Kiroh
Dusun Alfatih
Menjual Kopi 2020
6. Asrol Chania
Tupperware
Menjual
Tupperware 2019
7. Fadliaziz Toko Nita Toko Sembako 2019
8. Novianty Novy Studio Senam dan Yoga 2020
9. Rafika Sihaloho Dos Ni Roha Toko Sembako 2020
10. Sunarto Mitra Agung Jual Konblok dan
Polongan
2019
Sumber: Data Primer Peneliti
Berdasarkan wawancara kepada Ibu Sunita yang mengatakan bahwa:
“saya melakukan perencanaan keuangan mulai dari modal pembentukan
usaha hingga biaya bagian produksi, selain itu saya kurang lebih sedikit
sudah paham mengenai dasar manajamen usaha, salah satunya
perencanaan usaha dengan penggunaan anggaran”74
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa Ibu Sunita
sedikit banyaknya sudah memahami tentang pengelolaan keuangan terutama
dengan penggunaan anggaran akan tetapi para pemilik UMKM hanya memahami
tentang perencanaan usaha dan penggunaan anggaran saja.
“saya belum sepenuhnya memahami tentang penggunaan anggaran, saya
hanya sekedar membuka usaha tanpa mengetahui tentang pengelolaan
keuangan terutama dengan penggunaan anggaran, saya hanya memutarkan
hasil keuntungan untuk modal usaha saya kedepannya dan hasil
74
Wawancara dengan Ibu Sunita sebagai pelaku UMKM, pada hari selasa tanggal 01 Juni
2021, pukul 13.42 WIB.
47
keuntungan yang didapat selain untuk modal usaha kedepan, hasil
keuntungan usaha yang saya dapat, saya pergunakan untuk memenuhi
kebutuhan kehidupan sehari-hari”75
Dari hasil wawancara kepada Ibu Yuheswita bahwa beliau mengaku belum
mengetahui tentang pengelolaan keuangan terutama dengan penggunaan anggaran
beliau hanya sekedar membuka usaha saja.
“Untuk masalah penggunaan anggaran saya dari awal membuka usaha
sedikit banyaknya sudah mengetahui tentang penggunaan anggaran karena
sebelumnya saya juga pernah mempelajari tentang penggunaan anggaran
di perguruan tinggi waktu kuliah dulu, dan saya memperdalamnya lagi di
tempat kerja saya dulu, setelah saya membuka usaha sendiri ilmu yang
saya dapat dari perguruan tinggi maupun ditempat kerja saya dulu tentang
penggunaan anggaran saya terapkan kembali diusaha saya sendiri”76
Dari hasil wawancara kepada Bapak Anto Saputra bahwa beliau mengaku
sudah memahami tentang penggunaan anggaran karena beliau pernah mempelajari
disaat kuliah dulu dan memperdalam pengetahuanya tentang penggunaan
anggaran di tempat kerjanya yang dahulu.
“dari awal saya membuka usaha saya tidak mengetahui apa-apa tentang
pengelolaan keuangan salah satunya penggunaan anggaran karena dulu
saya sekolah hanya sampai dibangku sekolah menengah pertama (SMP),
oleh karena itu saya membuka usaha dengan sepengetahuan saya saja
tanpa pernah tau apa pengertian dari penggunaan anggaran tersebut.77
Dari hasil wawancara kepada Ibu H.Rella bahwa beliau mengaku tidak
memahami apa itu pengelolaan keuangan salah satunya penggunaan anggaran
dikarenakan hanya sekolah sampai dibangku SMP saja, oleh karena itu beliau
hanya membuka usaha dengan sepengetahuanya dirinya saja dan dapat
pengalaman usaha juga karena berjalan dengan seiring waktunya.
75
Wawancara dengan Ibu Yuheswita sebagai pelaku UMKM, Pada hari selasa 01 Juni
2021, pukul 14.30 WIB. 76
Wawancara dengan Bapak Anto sebagai pelaku UMKM, Pada hari selasa 01 Juni 2021,
pukul 15.25 WIB. 77
Wawancara dengan Ibu H. Rella sebagai pelaku UMKM, pada hari selasa tanggal 01
Juni 2021, pukul 11.00 WIB.
48
2. Pencatatan
Pencatatan merupakan kegiatan mencatat transaksi keuangan yang telah
terjadi, penulisanya secara kronologis dan sistematis. Pencatatan sendiri
digunakan sebagai penanda bahwa telah terjadi transaksi yang terjadi pada periode
yang ditentukan dalam suatu usaha. Penyusunan pencatatan diawali dari
pengumpulan dokumen yang mendukung terjadinya transaksi. Contohnya nota,
kwitansi, faktur, dll. Berdasarkan hasi observasi penelitian, dapat dilihat melalui
tabel berikut:
Tabel 9
Informan Yang Di Teliti Indikator Pencatatan
No Nama Nama Usaha Jenis Industri Tahun
1. Watasman Ud Raysa Puti Menjual
Tanaman Obat
Keluarga
2020
2. Hamdani Zarusal Rumah
Hidronik
Sayur
Hidroponik
2020
3. Thea Nathania Rumah Cantik
Thea
MUA 2020
4. Yatun Jamu Mpon-
Mpon
Menjual Jamu 2020
5. Lisdauli Manalu Manalu
Catering
Catering 2020
6. Winarni Indrawati Tupperware Menjual
Tupperware
2020
7. Haska Warung Mak
Ucok
Warung Sarapan
Pagi
2019
8. Fahrizal Amin Restu Jaya
Motor
Bengkel dan
Spare Part
2019
9. Supardi Kantin Ibu
Endang
Menjual Bakso
dan Mie Ayam
2019
10. Sujatwati Lauk Kembar Menjual Lauk 2020
Sumber: Data Primer Peneliti
49
“mengenai soal pencatatan dalam usaha saya lebih banyak mencatat
transaksi harian dari pada membuat laporan keuangan, karena menurut
saya pencatatan lebih mudah dan lebih praktis untuk diterapkan dalam
usaha saya.78
Dari hasil wawancara kepada Bapak Watasman bahwa beliau mengaku
sudah memamahi apa itu pengelolaan keuangan salah satunya pencatatan, beliau
megaku lebih suka mencatat transaksi harian yang dianggap lebih praktis dan
lebih mudah.
“saya merasa bahwa pencatatan yang dilakukan tidak memberikan bantuan
apapun terhadap pengelolaan keuangan terhadap usaha saya, karena
menurut saya dilakukanya pencatatan atau tidak didalam usaha tidak
mempengaruhi secara signifikan untuk membantu keuangan usaha saya79
Dari hasil wawancara kepada Bapak Hamdani Zarusal bahwa menurut
beliau dilakukanya pencatatan atau tidak didalam pengelolaan keuangan
usahanya, tidak memberikan bantuan apapun terhadap usahanya, jadi menurut
beliau dilakukanya pencatatan atau tidak itu tidak berpengaruh terhadap apapun
dalam usahanya.
“saya belum rutin melakukan pencatatan terhadap pengelolaan keuangan
dalam usaha saya dikarenakan tidak memiliki waktu untuk mencatatnya,
karna saya sibuk untuk mengurusi keluarga saya dan belum lagi usaha
yang saya jalankan ini hanya pekerjaan sampingan saya saja”80
Dari hasil wawancara kepada Ibu Thea Nathania bahwa menurut beliau,
beliau sudah lumayan sering melakukan pencatatan dalam pengelolaan keuangan
namun beliau mengaku belum rutin melakukan pencatatan dikarenakan tidak
memiliki waktu untuk mencatatnya.
78
Wawancara dengan Bapak Watasman sebagai pelaku UMKM, pada hari rabu tanggal
02 Juni 2021, pukul 10.00 WIB. 79
Wawancara dengan Bapak Hamdani Zarusal sebagai pelaku UMKM, pada hari rabu
tanggal 02 Juni, pukul 10.45WIB. 80
Wawancara dengan Ibu Thea Nathania sebagai pelaku UMKM, pada hari rabu tanggal
02 Juni 2021, pukul 13.30 WIB.
50
3. Pelaporan
Pelaporan dibuat untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan
suatu usaha, dan ditujukan kepada pemakai laporan keuangan. Oleh sebab itu,
dalam pengelolaan keuangan UMKM membutahkan pelaporan untuk
menyediakan informasi kepada pemakai laporan. Berdasarkan hasil observasi
penelitian, dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 10
Informan Yang Di Teliti Indikator Pelaporan
No Nama Nama Usaha Jenis Industri Tahun
1. Decky Fitromel Shakila Bantu
Manten
Jasa Dekorasi 2020
2. Susilawati Muber Fashion Toko Pakaian 2019
3. Zulpan Hidayat Med Medi Ternak Puyuh 2020
4. Delsis Sofia Barber Shop
Sumatra
Pangkas Rambut 2019
5. Nini Marziani D‟Next
Loundry
Loundry
Pakaian
2019
6. Abdul Gofur Juragan
Bawang Goreng
Menjual
Bawang Goreng
2019
7. Uday Bolu Matahari Menjual
Makanan
2019
8. Wawan Kurniawan Tupperware
Wawan
Menjual
Tupperware
2019
9. Anwar Sadat Anwar Toko Pakaian 2019
10. Marwelis Toko Uni Wel Menjual Pakaian 2019
Sumber: Data Primer Peneliti
“saya tidak pernah melakukan pelaporan apapun dalam pengelolaan
keuangan usaha saya dikarenakan saya tidak mengerti bagaimana
mengatur pelaporan dalam pengelolaan keuangan usaha saya dan
bagaimana cara menerapkan pelaporan tersebut didalam usaha saya”81
81
Wawancara dengan Bapak Decky Fitromel sebagai pelaku UMKM, pada hari kamis
tanggal 03 juni, pukul 13.20 WIB.
51
Dari hasil wawancara kepada Bapak Decky Fitromel bahwa menurut
beliau, bahwa beliau tidak mengerti apapun terhadap pelaporan dalam
pengelolaan keuangan usahanya, karna beliau mengungkapkan memang tidak
pernah tau tentang pelaporan dan dari awal membuka usaha beliau tidak pernah
melakukan pelaporan apaun terhadap usahanya.
“dari awal saya memulai usaha ini saya telah melakukan pengelolaan
keuangan dalam usaha ini salah satunya yaitu laporan saya melakukan
/menyusun laporan keuangan secara lengkap, yaitu laporan neraca, laporan
laba rugi, dan laporan arus kas. Saya membuat/menyusun laporan terhadap
pengelolaan keuangan tersebut sebagai syarat untuk dapat mengajukan
kredit pada lembaga keuangan atau bank, sehingga beliau dapat
mengembangkan usahanya.”82
Dari hasil wawancara kepada Ibu Susilawati bahwa menurut beliau, bahwa
beliau sudah melakukan pengelolaan keuangan salah satunya pelaporan terhadap
usahanya, beliau mengatakan bahwa beliau menyusun laporan keuangan terhadap
usahanya tersebut sebagai syarat untuk dapat mengajukan kredit pada lembaga
keuangan/bank sehingga beliau dapat mengembangkan usahanya.
“saya tidak pernah melakukan pelaporan apapun dalam pengelolaan
keuangan usaha saya, saya tidak melakukan pelaporan terhadap
pengelolaan keuangan karena menurut saya, saya selalu mengambil
keputusan dalam usaha bukan berdasarkan laporan dalam pengelolaan
keuangan melainkan dengan menggunakan hasil analisis dari catatan
transaksi harian saja.”83
Dari hasil wawancara terhadap Ibu Hira Puspita bahwa menurut beliau
tidak melakukan pelaporan terhadap pengelolaan keuangan, karena menurut
beliau, beliau selalu mengambil keputusan untuk usahanya bukan berdasarkan
laporan terhadap pelaporan keuanganya melainkan beliau selalu mengambil
82
Wawancara dengan Ibu Susilawati sebagai pelaku UMKM, pada hari kamis tanggal 03
Juni 2021, pukul 14.00 WIB. 83
Wawancara dengan Ibu Hira Puspita sebagai pelaku UMKM, pada hari kamis tanggal
03 Juni 2021, pukul 14.50 WIB.
52
keputusan dalam usahanya dengan menggunakan hasil analisis dari catatan
transaksi harian.
4. Pengendalian
Pengendalian adalah peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan (Handoko, 2011). Perencanaan yang
disusun pada awal usaha, akan dievaluasi setelah pelaksanaan rencana selesai.
Yaitu dengan cara membandingkan rencana dengan hasil pelaksanaan. Pada
UMKM pengendalian juga penting diterapkan sebagai evaluasi pemilik UMKM
apakah perencanaan yang diterapkan dapat membantu pengelolaan keuangan
usaha pada UMKM. Berdasarkan hasil observasi penelitian, dapat dilihat melalui
tabel berikut:
Tabel 11
Informan Yang Di Teliti Indikator Pengendalian
No Nama Nama Usaha Jenis Industri Tahun
1. Dimas Dwi Julian Mayang
Decoration
Rias Pengantin 2019
2. M.Awi Toko Awi Menjual Pakaian 2019
3. Tony Nuryasa Fakhirah Cake Menjual Makanan 2020
4. Yoga Eka Adipura Seblak Kering Menjual Makanan
Ringan
2020
5. Miswanah Mbak Neng
Loundry
Loundry 2020
6. Yolanda Safitri Penjahit
Yolanda
Penjahit Pakaian 2020
7. Sri Lestari Toko Ac Kue Basah dan
Kering
2019
8. Novita Dewi Blue Sky Food Court 2019
9. Andre Ferdi Saputra Gurame Pakde
Admin
Jual Bibit Gurame 2019
10. Eva Nirwansyah Ayam Potong
Bu‟Eva
Menjual Ayam
Potong
2020
Sumber: Data Primer Peneliti
53
“dari awal saya menjalankan usaha ini saya telah melakukan pengendalian
dalam pengelolaan keuangan usaha saya dikarenakan saya hanya tau
beberapa poin pengendalian saja didalam pengeloaan keuangan usaha jadi
saya menggerjakan pengendalian dalam usaha dengan sepengetahuan saya
saja”84
Dari hasil wawancara terhadap Bapak Dimas Dwi Julian beliau
mengatakan bahwa beliau telah melakukan pengendalian didalam pengelolaan
keuangan usahanya, namun beliau mengungkapkan bahwa beliau hanya tau
beberapa poin pengendalian saja dan belum sepenuhnya melakukan pengendalian
dalam usahanya.
“saya telah melakukan sedikit banyaknya pengendalian terhadap
pengelolaan keuangan usaha saya, akan tetapi saya belum melakukan
semua pengendalian terhadap usaha saya, saya hanya menerapkan
beberapa poin pengendalian saja terhadap usaha, dari daftar wawancara
indikator pengendalian yang saya dengarkan saya masih belum bisa
menerapkan prinsip syariah dan aturan-aturan syariat islam di usaha saya
dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum mengerti tentang
aturan-aturan syariah secara global jadi saya belum berani menggunakan
pengendalian usaha saya secara syariah karena takut akan kehilangan
pelanggan‟85
Dari hasil wawancara terhadap Bapak M.Awi beliau mengatakan telah
melakukan sedikit banyaknya pengendalian terhadap pengelolaan keuangan
usahanya, akan tetapi beliau belum sepenuhnya melakukan pengendalian dalam
pengelolaan keuangan, salah satunya pengendalian dalam prinsip dan aturan
syariah karen menurut beliau masih banyak masyarakat yang belum mengerti
tentang syariah secara global jadi beliau tidak mau mengambil resiko akan hak itu
dan takut akan kehilangan pelangganya lantaran pengendalian secara syariah yg
dilakukanya.
84
Wawancara dengan Bapak Dimas Dwi julian sebagai pelaku UMKM, pada hari jum‟at
tanggal 04 Juni 2021, pukul 14.00 WIB. 85
Wawancara dengan Bapak M. Awi sebagai pelaku UMKM, pada hari jum‟at tanggal 04
Juni 2021, pukul 15.00 WIB.
54
C. Pembahasan
Analisis laporan keuangan UMKM di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi
akan peneliti uraikan dalam sub bab ini. Adapun pembahasan dalam sub bab ini
terbagi menjadi dua rumusan masalah yaitu: pertama, bagaimana pemahaman
pelaku UMKM terhadap pengelolaan keuangan. Kedua, bagaimana pengelolaan
keuangan yang diterapkan oleh UMKM yang di Kecamatan Alam Barajo Kota
Jambi.
1. Pemahaman Pelaku UMKM dalam Pengelolaan Keuangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku UMKM di Kecamatan Alam
Barajo Kota Jambi, untuk menjawab rumusan masalah yang pertama yaitu
mengenai pemahaman pelaku UMKM terhadap pengelolaan keuangan, hasil yang
didapat menurut peneliti adalah bahwa para pelaku UMKM tidak paham dengan
pengelolaan keuangan. Peneliti hanya mendapati sepuluh dari empat puluh
responden yang peneliti anggap paham, namun pemahamanya disesuaikan dengan
pengetahuan serta keadaan yang ada dalam kegiatan sehari-hari. Pemahaman
adalah suatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Seseorang bisa
dikatakan paham jika mampu mengartikan, menerangkan, menyimpulkan,
menulis kembali, memperkirakan, atau menyatakan sesuatu dengan caranya
sendiri tentang pengetahuan yang pernah didapatkan.
Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa
pemahaman pelaku UMKM terhadap pengelolaan UMKM terbilang cukup
rendah. Dari hasil penelitian yang dilakukan, hanya ada sepuluh responden yang
memiliki pemahaman yang cukup mengenai pengelolaan keuangan walaupun
pengelolaan keuangan yang dipahaminya sangat sederhana dan belum sesuai
dengan prosedur proses pengelolaan keuangan.
Pemahaman merupakan kemampuan untuk mendapatkan makna dan arti
akan suatu hal yang dipelajari atau menjadi fokus pembahasan. Hasil belajar
pemahaman merupakan tipe belajar yang paling tinggi jika dibandingkan dengan
55
tipe belajar pengetahuan. Pemahaman dapat dikategorikan kedalam 3 tingkatan,
yaitu:86
a. Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, dimulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan
prinsip-prinsip. Dalam hal ini pelaku UMKM diharapkan mampu untuk
menerjemahkan arti dari pengelolaan keuangan serta pemahaman mengenai
standard pengelolaan keuangan yang berlaku.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-
bagian terendah dengan mengetahui bagian berikutnya atau menghubungkan
beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan yg
tidak pokok. Pada tingkat ini pelaku UMKM penelitian memberikan pendapat
mengenai pengelolaan keuangan yang dilakukan selama kegiatan usaha,
pengetahuan dalam mengelompokkan bagian dari pengelolaan keuangan.
c. Tingkat ketiga merupakan tingkat pemakaian ekstrapolasi. Dalam hal ini
berarti seseorang mampu atau dapat melihat dibalik yang tertulis, dapat
mengestimasikan, memprediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang
disajikan dalam bentuk ide-ide atau simbol-simbol, serta kemampuan
membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan keadaan dan konsekuensinya.
Dari hasil wawancara, belum ada pelaku UMKM yang mencapai tahap ini.
Pelaku UMKM masih memiliki pemahaman yang rendah. Peneliti hanya
menemukan sepuluh responden yang dianggap paham terkait pengelolaan
keuangan. Jika dikaitkan dengan teori pemahaman menurut Djuharni yang
memiliki tiga kategori pemahaman, sepuluh responden yang memiliki pemahaman
tentang pengelolaan keuangan itu hanya memahami dalam kategori pertama.
Dimana pada kategori pertama adalah pemahaman yang dimiliki berada ditingkat
terendah.
86
Djuharni, Analisis Terhadap Pemahaman Akuntansi Penyusunan Laporan Keuangan
BKM, Jurnal: vol. 1 no 2, 2012.
56
Peneliti menyimpulkan hasil pembahasan diatas, bahwa secara
keseluruhan pelaku UMKM belum paham terkait dengan pengelolaan keuangan,
namun disisi lain mereka mengerti bahwa pengelolaan keuangan ini sangat
penting untuk diterapkan.
Dari hasil penelitian yang telah peneliti simpulkan bila dibandingkan
dengan hasil penelitian dengan rumusan masalah yang sama dari Lusy Nur
Misnaningsih dengan judul skripsi “Penerapan Laporan Keuangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya”,
hasil dari penelitian tersebut yaitu secara keseluruhan pelaku UMKM belum
paham dengan penacatatan laporan keuangan, pelaku UMKM merasa kesulitan
dalam menerapkan pencatatan laporan keuangan didalam usahanya, dengan alasan
waktu yang terbatas, kurangnya SDM karena rata-rata pelaku usaha tidak
memiliki karyawan sehingga harus menjalankan usahanya sendiri dan tidak
diwajibkanya pembuatan laporan keauangan dari pihak PT Telkom sebagai
investro sehingga pelaku usaha merasa tidak memiliki tangggung jawab yang
tinggi dalam memahami dan menerapkan laporan keuangan.87
Dari kesimpulan hasil penelitian peneliti bila dibandingkan dengan hasil
penelitian Lusy Nur Misnaningsih maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada
perbandingan apapun dalam hasil penelitian, dikarenakan hasil dari penelitian
tersebut, bahwa pelaku UMKM sama-sama belum paham terkait dengan
pengelolaan keuangan maupun pencatatan laporan keuangan.
2. Pengelolaan Keuangan yang diterapkan UMKM di Kecamatan Alam
Barajo Kota Jambi
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku UMKM di Kecamatan Alam
Barajo Kota Jambi. Untuk menjawab rumusan masalah yang kedua yaitu
mengenai pengelolaan keuangan yang diterapkan pelaku UMKM di Kecamatan
Alam Barajo Kota Jambi, pengelolaan keuangan dapat dilihat melalui 4 indikator
menurut yaitu penggunaan anggaran, pencatatan, pelaporan, dan pengendalian.
87
Lusy Nur Misnaningsih. “Penarapan Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM) Di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya”, Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, IAIN Palangka Raya, 2019.
57
a. Penggunaan Anggaran
Dari hasil penelitian terhadap indikator penggunaan anggaran, peneliti
dapatkan bahwa dua dari sepuluh responden belum sepenuhnya menerapkan
penggunaan anggaran terhadap pengelolaan keuangan usahanya. Dari sepuluh
item pertanyaan indikator penggunaan anggaran hanya delapan responden yang
menerapkan seluruh item pertanyaan indikator penggunaan anggaran didalam
usahanya, sedangkan dua responden yang lain hanya menerapkan delapan item
pertanyaan penggunaan anggaran, dua item pertanyaan indikator penggunaan
anggaran yang tidak diterapkan yaitu pembanding perencanaan dengan aktual
atau kenyataan dan penjualan secara kredit, menurut pelaku UMKM mengapa
mereka tidak menerapkan dua item sisa pertanyaan indikator penggunaan
anggaran dikarenakan mereka tidak mengerti mengenai bagaimana
membandingkan rencana dan kenyataan dan mereka tidak menerima penjualan
secara kredit karena belum memiliki keinginan menjual secara kredit, dan belum
memiliki modal yang cukup.
Dari hasil penelitian peneliti indikator penggunaan anggaran bila
dibandingkan dengan hasil penelitian indikator pengendalian dari Ita Yustian
Free Diyana dengan judul skripsi “Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Pada Asosiasi Batik Mukti Manunggal
Kabupaten Sleman)88
, kesimpulan hasil penelitian peniliti indikator penggunaan
anggaran bila dibandingkan dengan hasil penelitian indikator penggunaan
anggaran dari Ita Yustian Free Diyana maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
perbandinganya adalah metode analisis data yang berbeda dan hasil
penelitiannya indikator penggunaan anggaran yang didapat sangat berbeda dari
hasil penelitian peneliti.
b. Pencatatan
Dari hasil penelitian terhadap indikator pencatatan, peneliti dapatkan bahwa
semua responden (sepuluh responden) telah menerapkan semua item pertanyaan
88
Ita Yustian Free Diyana. “Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2017.
58
indikator pencatatan (sepuluh pertanyaan) terhadap pengelolaan keuangan
usahanya. Menurut pelaku UMKM pencatatan sangat penting mereka terapkan
didalam usahanya karena pencatatan bisa membantu pelaku UMKM untuk
memisahkan antara uang usaha dan uang pribadi, membantu untuk pengambilan
keputusan penting dalam usahanya, dan membantu untuk mengetahui apakah
usaha mereka mendapat keuntungan atau kerugian.
Dari hasil penelitian peneliti indikator pencatatatan bila dibandingkan dengan
dengan hasil penelitian indikator pencatatan dari Lusy Nut Misnaningsih dengan
judul skripsi “Penerapan Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(UMKM) Di Kecamatan Phandut Kota Palangka Raya”89
, kesimpulan dari hasil
penelitian peneliti indikator pencatatan bila dibandingkan dengan hasil penelitian
indikator pencatatan dari Lusy Nur Misnaningsih maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa perbandinganya adalah hasil yang didapat berbeda, karena hasil indikator
pencatatan dari Lusy Nur Misnaningsih bahwa pelaku UMKM terbilang rendah
dalam menerapkan pencatatan sedangkan hasil penelitian peneliti bahwa pelaku
UMKM sudah menerapkan pencatatan dalam usahanya.
c. Pelaporan
Pelaporan dibuat tidak hanya sekedar angka-angka tertulis tetapi memiliki
informasi. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara responden bahwa laporan
yang dibuat juga digunakan sebagai laporan yang memberikan informasi
mengenai keadaan usaha. Dari hasil penelitian terhadap indikator pelaporan,
peneliti dapatkan bahwa hasil dari indikator pelaporan di UMKM masih terbilang
rendah bila dibandingkan dengan indikator sebelumnya yaitu indikator
penggunaan anggaran dan pencatatan. Dari sembilan item pertanyaaan indikator
pelaporan empat dari sepuluh responden belum sepenuhnya menerapkan
pelaporan terhadap pengelolaan keuangan usahanya, karena menurut pelaku
UMKM bahwa mereka belum membutuhkan laporan neraca, karena menurut
89
Lusy Nur Misnaningsih. “Penerapan Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM) Di Kecamatan Phandut Kota Palangka Raya”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam, IAIN Palangka Raya, 2019.
59
pelaku UMKM bila mereka ingin mengetahui mengenai informasi keuangan
usahanya mereka hanya melihat melalui catatan kas yang ada.
Dari hasil penelitian peneliti indikator pelaporan bila dibandingkan dengan
hasil penelitian indikator pelaporan dari Ita Yustian Free Diyana dengan judul
skripsi “Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah
(Studi Kasus Pada Asosiasi Batik Mukti Manunggal Kabupaten Sleman”90
,
kesimpulan dari hasil penelitian peneliti indikator pelaporan bila dibandingkan
dengan hasil penelitian indikator pelaporan dari Ita Yustian Free Diyana maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa perbandingannya adalah metode analisis data
yang berbeda dan hasil penelitian indikator pelaporan yang didapat sangat berbeda
dari hasil penelitian peneliti.
d. Pengendalian
Dari hasil penelitian terhadap indikator pengendalian, peneliti dapatkan
bahwa hasil dari indikator pengendalian di UMKM terbilang paling rendah bila
dibandingkan dengan indikator sebelumnya yaitu indikator pencatatan,
penggunaan anggaran, dan pelaporan. Lima dari sepuluh responden belum
sepenuhnya menerapkan pengendalian terhadap pengelolaan keuangan usahanya,
dari lima item pertanyaan indikator pengendalian hanya lima responden yang
menerapkan seluruh item pertanyaan indikator pengendalian dalam usahanya,
sedangkan lima responden yang lain hanya menerapkan dua item pertanyaan
pengendalian saja yaitu mengarsipkan nota dari pengeluaran kas, dan
mengarsipkan nota penjualan, menurut pelaku UMKM mengapa mereka tidak
menerapkan tiga item sisa pertanyaan dikarenakan usaha mereka belum terlalu
besar untuk melayani penjualan secara kredit dan penarikan kas keluar sehingga
tiga item pertanyaan indikator pengendalian selebihnya belum bisa mereka
terapkan terhadap usahanya.
Dari hasil penelitian peneliti indikator pengendalian bila dibandingkan
dengan hasil penelitian indikator pengendalian dari Lusy Nur Misnaningsih
90
Ita Yustian Free Diyana. “Analisis Pengelolaa Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2017.
60
dengan judul skripsi “Penerapan Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM) Di Kecamatan Phandut Kota Palangka Raya”91
. Dari
kesimpulan hasil penelitian peneliti indikator pengendalian bila dibandingkan
dengan hasil penelitian indikator pengendalian dari Lusy Nur Misnaningsih maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada perbandingan apapun dalam hasil
penelitian indikator pengendalian, dikarenakan hasil dari penelitian tersebut
bahwa indikator pengendalian yang dilakukan oleh pelaku UMKM sama-sama
terbilang rendah.
Peneliti menyimpulkan bahwa hasil pembahasan diatas terkait pengelolaan
keuangan dari 4 indikator yaitu penggunaan anggaran, pencatatan, pelaporan, dan
pengendalian. Bahwa secara keseluruhan pelaku UMKM di Kecamatan Alam
Barajo sudah menerapkan pengelolaan keuangan. Dari empat indikator
pengelolaan keuangan, indikator yang paling banyak diterapkan oleh pelaku
UMKM adalah pencatatan, penggunaan anggaran. Adapun indikator yang paling
jarang diterapkan oleh pemilik UMKM adalah pelaporan dan pengendalian.
91
Lusy Nur Misnaningsih. “Penerapan Laporan Keuangan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (UMKM) DI Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya”, Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam, IAIN Palangka Raya, 2019.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat
disimpulkan bahwa pemilik UMKM di Kecamatan Alam Barajo sudah
menerapkan pengelolaan keuangan. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
jawaban dari rumusan masalah sebagai berikut:
1. Pelaku UMKM di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi masih belum
memahami secara menyeluruh terkait dengan pengelolaan keuangan. Hal
tersebut dikarenakan keterbatasan waktu dan SDM, karena rata-rata
pelaku UMKM menjalankan usahanya sendiri. Terkait dengan pendidikan
pelaku UMKM yang beragam sehingga pengetahuan yang didapat tentang
pengelolaan keuangan masih kurang.
2. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa pelaku UMKM di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi sudah
menerapkan pengelolaan keuangan. Penerapan indikator pada pengelolaan
keuangan yang paling banyak diterapkan oleh pelaku UMKM adalah
pencatatan, penggunaan anggaran dan indikator yang paling jarang
diterapkan oleh UMKM adalah pelaporan dan pengendalian.
B. Saran
Saran dan masukan yang diberikan oleh penulis bagi beberapa pihak adalah
sebagai berikut:
1. Saran bagi pemilik UMKM
Bagi pemilik UMKM agar lebih memahami dan juga menerapkan
pengelolaan keuangan dengan baik sehingga mampu berkembang dan
mampu meluaskan usahanya serta menjadikan pengelolaan keuangan
untuk mengevaluasi kinerjanya dan menjadikan pengelolaan keuangan
sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusan. Dan lebih sadar akan
pentingnya laporan keuangan untuk berkembangnya sebuah usaha
terlepas usaha dalam skala kecil ataupun berskala besar.
62
2. Saran bagi pemerintah
Diharapkan pemerintah yang terkait agar dapat mengadakan pelatihan
mengenai penyusunan laporan keuangan secara merata supaya pemilik
UMKM dapat menambah pengetahuan dan dapat menyusun laporan
keuangan dengan lengkap.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu sumber data untuk
penelitian selanjutnya dan dilakukan penelitian lebih lanjut berdasarkan
faktor pendukung, variable, jumlah sampel, dan tempat yang berbeda.
63
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Al-Qur‟an dan Terjemahan. Kementrian Agama Republik Indonesia.
Jakarta: WALI. 2012.
Adisaputro, G., & Anggraini, Y. Anggaran Bisnis. Yogyakarta:UPP STIM
YKPN YOGYAKARTA. 2011.
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam “Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Berbasis Transintegrasi Ilmu” Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi 2020.
Srikandi, C., & Setyawan, A. B. Analisis Penerapan Siklus Akuntansi pada
Usaha Kecil dan Menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jurnal Ilmiah Esai Volume 9. 2004.
Handoko, Hani. Manajemen:Edisi Kedua.Yogyakarta:BPFE. 2011.
Wahjono, Sentot. Manajemen Tata Kelola Organisasi Bisnis. Jakarta:PT
Indeks. 2008.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia Group.
2010.
Kuswadi. Cara Mudah Memahami Angka dan Manajemen Keuangan bagi
Orang Awam. Jakarta:Elex Media Komputindo. 2013.
Husnan, Suad. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Yogyakarta:BPFE. 2010.
Barnawi & M.arifin, Manajemen Sarana & Prasarana sekolah, Ar-Ruzz
Media, Yogyakarta, 2012.
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, BPFE-UGM, Yogyakarta, 2011.
Hikmat, Manajemen Pendidikan, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2009.
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, PT. Remaja
Rosdakarya, Bandung, 2009.
Dadang Suhardan, Organisasi dan Manajemen Pendidikan Nasional.
Dalam Pengantar Pengelolaan Pendidikan, Tim Dosen Jurusan
Administrasi Pendidikan LPI, Bandung, 2001.
64
H.M. Daryanto, Administrasi dan Manajemen Sekolah, PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 2013.
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam:Konsep, Strategi, dan Aplikasi,
Teras, Yogyakarta, 2009.
Mulyono, Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan, Ar-Ruzz
Media, Yogyakarta, 2010.
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2014.
Aprianti, Dewi. Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN
Insan Cendikia Serpong. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah. 2014.
Gitman, Lawrence J. Principles of Managerial Finance:Addison Wesley
Publising Company. 2003.
Yusuf, Muri. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Kencana, 2017.
B. Jurnal-jurnal
Ediraras, Dharma. Akuntansi dan Kinerja UMKM. Jurnal Ekonomi Bisnis
Nomor 2, Volume 15. Universitas Gunardama. 2010.
Ida. & Dwinta, S. Y. “Pengaruh locus of control, financial knowlegde,
income terhadap financial management behavior”, Journal
bussiness and accounting, Vol. 12 No. 3, Desember 2010.
Agnirizkita. Pengaruh tingkat literasi keuangan terhadap pengelolaan
keuangan pada pelaku UMKM KECAMATAN CINERE,
DEPOK. Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, hal. 58. Vol 2, Issue 1,
September 2020.
Agustinus, Jhon. Pengelolaan Keuangan yang Efektif dan Efisien dalam
Meningkatkan Kekuatan Ekonomi Bagi Masyarakat Papua dan
Papua Barat di Indonesia. Jurnal. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Port Numbay. 2014.
Dety Mulyanti. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jurnal Ilmiah
Akuntansi Volume 8, Nomor 2, Agustus 2017.
65
Muhammad Anas, Ariawan. Disiplin Pengelolaan Keuangan (Survey
UMKM Di Provinsi Gorontalo). Jurnal Manajamen dan Inovasi
(MANOVA) Volume 2 Nomor 2, ISSN: 2685-4716, 2019.
C. Skripsi
Ita Yustian Free Diyana. “Analisis Pengelolaan Keuangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah”, Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, 2017.
Puput Laily Indrasari. “Analisis Pengelolaan Keuangan Pada Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah, Pengrajin Reog”, Skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, 2019.
Pipit Rosita Andasari. “Implementasi Pencatatan Keuangan Pada Usaha
Kecil dan Menengah Studi pada Sentra Industri Keripik Tempe
Sanan di Kota Malang”, Skripsi Fakultas Ekonomi, STIE ASIA
Malang, 2018.
Endang Purwanti. “Analisis Pengetahuan Laporan Keuangan Pada UMKM
Industri Konveksi Di Salatiga”, Skripsi Fakultas Ekonomi, STIE
AMA Salatiga, 2017.
Senja Arum Sari. “Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan,
Dan Locus Of Control Internal Terhadap Perilaku Manajemen
Keuangan Pada Pelaku UMKM”, Skripsi Program Studi
Akuntansi, STIE Yayasan Keluarga Pahlawan Negara
Yogyakarta, 2018.
Lusy Nur Misnaningsih. “Penerapan Laporan Keuangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kecamatan Pahandut Kota
Palangka Raya”, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
IAIN Palangka Raya, 2019.
Saadah. “Pembinaan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi Dalam
Optimalisasi Pengelolaan Keuangan Dan Aset Desa”, Skripsi
Fakultas Syariah, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2021.
66
Kurnia Arafah. “Analisis Laporan Posisi Keuangan Bank Muamalat
Indonesia Berdasarkan Metode Vertikal-Horizontal”, Skripsi
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, 2019.
Imam Sahroni. “Pengelolaan Keuangan Desa Berdasarkan Permendagri
No 113 Tahun 2014 Di Desa Suko Awin Jaya Kecamatan
Sukernan Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi, Skripsi
Fakultas Syariah, UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2019.
D. Website
Contan,co,id, “Jumlah pelaku UMKM di 2018 diprediksi mencapai 58,97
juta orang (https://keuangan.kontan.co.id/news/jumlah-pelaku-umkm-di-
2018-diprediksi-mencapai-5897-juta-orang, diakses pada tanggal 11
Desember 2020).
Hartati, Sri. 2013. Manajemen Keuangan Untuk Usaha Miro, Kecil dan
Menengah (WWW.api-pwu.com/wp-content/uploads/2013/01/Artikel-Sri-
Hartatai.pdf. Diakses pada 14 Desember 2020
Admin berdesa.com. Tips Pengelolaan Manajemen Keuangan untuk UKM.
2015. http://WWW.berdesa.com/tips-pengelolaan-manajemen-keuangan-
untuk-ukm/. Diakses pada tanggal 15 Desember 2020.
E. Undang-undang
Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
Tentang Usaha, Mikro, Kecil dan Menengah. Tambahan Lembaran Negara
RI Tahun 2008. No 4866. Sekretariat Negara. Jakarta
67
LAMPIRAN
68
LAMPIRAN 1. PEDOMAN WAWANCARA
Nama:Yudha Nurwahid
Nim : 501171811
Prodi : Ekonomi Syariah
Judul : ANALISIS PENGELOLAAN KEUANGAN USAHA MIKRO, KECIL
DAN MENENGAH (UMKM)
(Studi Kasus Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi)
A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Alamat :
B. Pertanyaan Wawancara
Indikator: Penggunaan Anggaran
1. Apa Bapak/Ibu membuat perencanaan keuangan dalam usaha?
2. Apa Bapak/Ibu membuat perencanaan dalam pejualan produk/jasa?
3. Apa Bapak/Ibu melayani penjualan secara kredit?
4. Apa Bapak/Ibu membuat perencanaan laba?
5. Apa Bapak/Ibu membuat perancanaan modal awal mendirikan usaha?
6. Apa Bapak/Ibu membandingkan perencanaan yang dibuat dengan aktual
atau kenyataan?
7. Apa Bapak/Ibu melakukan evaluasi apabila terjadi selisih antara
perancanaan dengan aktual?
8. Apa Bapak/Ibu memisahkan uang pribadi dan uang modal usaha?
9. Apa Bapak/Ibu memiliki cadangan kas untuk pengeluaran tak terduga?
10. Apa Bapak/Ibu membuat perencanaan program untuk masa depan?
11. Adakah perencanaan keuangan lainya yang dibuat oleh Bapak/Ibu?
Indikator: Pencatatan
12. Apa Bapak/Ibu melakukan pencatatan transaksi penjualan?
13. Apa Bapak/Ibu melakukan pencatatan transaksi pembelian?
14. Apa Bapak/Ibu melakukan pencatatan transaksi penjualan secara manual?
69
15. Apa Bapak/Ibu melakukan pencatatan transaksi pembelian secara manual?
16. Apa Bapak/Ibu rutin melakukan pencatatan transaksi penjualan?
17. Apa Bapak/Ibu rutin melakukan pencatatan transaksi pembelian?
18. Apa Bapak/Ibu rutin melakukan rekapitulasi penerimaan kas?
19. Apa Bapak/Ibu rutin melakukan rekapitulasi pengeluaran kas?
20. Apa dalam pencatatanpengelolaan keuangan membantu usaha Bapak/Ibu?
Indikator: Pelaporan
21. Apa Bapak/Ibu membuat laporan keuangan lengkap?
22. Apa Bapak/Ibu rutin membuat laporan neraca?
23. Apa Bapak/Ibu mempergunakan laporan neraca dalam menilai kemajuan
usaha Bapak/Ibu?
24. Apa Bapak/Ibu membuat laporan laba rugi?
25. Apa Bapak/Ibu rutin membuat laporan laba rugi?
26. Apa Bapak/Ibu mempergunakan laporan laba rugi dalam menilai kemajuan
usaha Bapak/Ibu?
27. Apa Bapak/Ibu membuat laporan arus kas?
28. Apa Bapak/Ibu rutin membuat laporan arus kas?
29. Apa Bapak/Ibu mempergunakan laporan arus kas dalam menilai kemajuan
usaha Bapak/Ibu?
30. Apa ada pelaporan keuangan lainya yang dibuat oleh Bapak/Ibu?
Indikator:Pengendalian
31. Apa Bapak/Ibu memiliki prosedur penagihan untuk penjualan secara
kredit?
32. Apa Bapak/Ibu memiliki prosedur atau tahapan untuk penarikan kas
keluar?
33. Apa Bapak/Ibu mengarsipkan nota dari penggunaan kas yang telah
dikeluarkan?
34. Apa Bapak/Ibu membuat nota penjualan dua rangkap untuk penjualan
barang/jasa?
35. Apa Bapak/Ibu mengarsipkan seluruh nota penjulan barang/jasa?
36. Dalam perencanaan usaha apakah Bapak/Ibu menerapkan prinsip syariah?
70
LAMPIRAN 2. UMKM KOTA JAMBI TAHUN 2016 – 2020
No Kecamatan Tahun Mikro Kecil Jumlah
1. Telanaipura 2016
2017
2018
2019
2020
312
390
518
683
700
275
325
427
512
550
587
715
945
1.195
1.250
2. Jambi Selatan 2016
2017
2018
2019
2020
371
418
485
562
600
246
378
437
469
490
617
796
922
1.031
1.090
3. Jambi Timur 2016
2017
2018
2019
2020
490
551
610
740
765
444
511
550
683
695
934
1.062
1.160
1.423
1.460
4. Pasar Jambi 2016
2017
2018
2019
2020
309
372
424
508
610
261
299
377
421
435
570
671
801
929
1.045
5. Pelayangan 2016
2017
2018
2019
2020
195
269
298
326
455
150
190
209
289
397
345
459
507
615
852
6. Danau Teluk 2016
2017
2018
341
385
431
115
131
76
456
516
507
71
2019
2020
561
615
95
175
656
790
7. Kota Baru 2016
2017
2018
2019
2020
367
442
482
501
720
111
151
190
231
315
478
593
672
736
1.035
8. Jelutung 2016
2017
2018
2019
2020
178
234
270
394
424
86
100
125
159
241
264
334
395
553
665
9. Alam Barajo 2016
2017
2018
2019
2020
357
421
515
584
951
241
275
315
348
621
598
696
830
932
1.572
10. Danau Sipin 2016
2017
2018
2019
2020
779
891
950
1.344
1.370
90
154
200
234
245
869
1.045
1.150
1.578
1.615
11. Paal Merah 2016
2017
2018
2019
2020
556
678
731
899
930
123
154
180
216
301
679
831
911
1.115
1.231
Total 29.662 16.018 46.283
(Sumber:Data UMKM Kota Jambi 2016-2020)
72
LAMPIRAN 3. UMKM Di Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi Observasi
Awal
No Jenis Industri Nama
Usaha
Pemilik Alamat Usaha No Izin Usaha
1. Makanan/Minu
man
Aneka Kue
Basaha/Keri
ng
Sunita Jl. Sari Bakti RT.
07 Kel. Beliung
Kec. Alam Barajo
530/iumk/049/1
5.71.090.1005
2. Penjahit Penjahit
Siah
Yuheswita Jl. Kasturi 1 No.2
Kel.Beliung Kec.
Alam Barajo
530/IUMK/152/
K-ABR/2020
3. Menjual
Minuman
Jejak Coffe
Kopi
Anto
Saputra
Jl. Tp. Sriwijaya
No.35 B Rt.09
Kel.Beliung
Kec.Alam Barajo
530/IUMK/173/
K-ABR/2020
4. Menjual Kopi Kopi Kiroh
Dusun
Alfatih
Hira
Puspita
Jl. Penerangan
Rt.37 Kel.Bagan
Pete Kec.Alam
Barajo
530/IUMK/147/
K-ABR/2020
5. Menjual
Tanaman Obat
Keluarga
UD Raysa
Puti
Watasman Jl. Poros Pinang
Merah Rt.31 Kel.
Bagan Pete Kec.
Alam Barajo
530/IUMK/144/
K-ABR/2020
6. Katering Manalu
Catering
Lisdauli
Manalu
Jl. Lingkar
Selatan Rt.08
Kel.Bagan Pete
Kec. Alam Barajo
530/IUMK/151/
K-ABR/2020
7. Senam dan
Yoga
Novy
Studio
Novianty KH. Ismail
Marzuki Rt.44
Kel.Mayang
Mangurai
530/IUMK/138/
K-ABR/2020
73
Kec.Alam Barajo
8. Toko Sembako Dos Ni
Roha
Rafika
Sihaloho
Perum.Ahmad
Residence No.6
Rt.9 Kel.Kenali
Besar Kec.Alam
Barajo
530/IUMK/141/
K-ABR/2020
9. Toko Sembako Toko Putri H.Rella Perum.
Bougenville Blok
E 1-1 04 Rt.22
Kel.Kenali Besar
Kec.Alam Barajo
530/IUMK/149/
K-ABR/2020
10. Menjual
Tupperware
Tupperware Winarni
Indrawati
Komp. Pinang
Merah Blok E4
No. 122
Kel.Bagan Pete
Kec.Alam Barajo
530/IUMK/256/
K-ABR/2020
11. MUA (Make
Up Artist)
Rumah
Cantik Thea
Thea
Nathania
Jl. Tp. Sriwijaya
No.18 Rt.17
Kel.Rawasari
Kec.Alam Barajo
530/IUMK/260/
K-ABR/2020
12. Sayur
Hidroponik
Rumah
Hidronik
Papa
Hamdani
Zarusal
Jl. Tp. Sriwijaya
No. 18 RT. 17
Kel.Rawasari
Kec.Alam Barajo
530/IUMK/261/
K-ABR/2020
13. Jasa Dekorasi Shakila
Bantu
Manten
Decky
Fitromel
Sersan
Anwar Bay Rt.01
Kel.Bagan Pete
Kec.Alam Barajo
530/IUMK/275/
K-ABR/2020
14. Menjual Lauk
Pauk
Lauk
Kembar
Sujatwati Jl. Tp. Sriwijaya
Rt.17
530/IUMK/296/
K-ABR/2020
74
Kel.Rawasari
Kec.Alam Barajo
15. Menjual Jamu Jamu
Mpon-
Mpon
Yatun Jl. Tp. Sriwijaya
Lr. Pabean No.41
Rt.17
Kel.Rawasari
Kec.Alam Barajo
530/IUMK/301/
K-ABR/2020
(Sumber:Data Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi)
75
Lampiran 4. Kegiatan Pelatihan dan Pendidikan yang di adakan Dinas
Tenaga Kerja, Koperasi Dan UMKM Kota Jambi Tahun 2020
No Kegiatan Pelaksanaan
1. Pelatihan Keterampilan
Handy Craft
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
2. Pelatihan Sertifikat Label
Halal
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
3. Pelatihan Olahan Makanan
angkatan pertama dan kedua
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
4. Pendidikan dan Pelatihan
Servis AC
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
5. Pendidikan dan Pelatihan
Servis HP
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
6. Pendidikan dan Pelatihan
Menjahit
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
7. Pendidikan dan Pelatihan
Tatarias
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
8. Pelatihan kerajinan daur
ulang
Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
9. Kegiatan pealtihan P-IRT Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan
UMKM Kota Jambi
(Sumber:Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Jambi)
76
Lampiran 5. Jumlah Para Pelaku UMKM di Kecamatan Alam Barajo
Kota Jambi. Berdasarkan Jenis Usaha
NO Jenis Usaha Jumlah Usaha
1. Kuliner 435
2. Fashion 63
3. Otomotif 42
4. PKL 109
5. TI 19
6. Jasa/Kreatifitas 264
Jumlah 932
Sumber:Data Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi
77
CURRICULUM VITAE
A. Identifikasi Diri
Nama Lengkap : Yudha Nurwahid
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/ Tgl Lahir : Jambi, 24 Januari 2000
NIM : 501171811
Alamat : Jl. Ibrahim Ripin Perum Mutiara
Kenali Blok Z 04
Email : [email protected]
Nomor HP : 089628433747
Nama Ayah : M. Aris Suwanto
Nama Ibu : Dahlini
Pekerjaan Orang Tua : Security
Alamat Orang Tua : Jl. Ibrahim Ripin Perum Mutiara
Kenali Blok Z 04
B. Latar Belakang Pendidikan
No Pendidikan Tahun Alamat
1 SDN 6 Kota Jambi 2005-2011 Kota Jambi
2 SMPN 2 Kota Jambi 2011-2014 Kota Jambi
3 SMKN 2 Kota Jambi 2014-2017 Kota Jamb
4 UIN STS Jambi 2017 Kota Jambi
78
DOKUMENTASI PENELITIAN
79
80