8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
1/22
2.6 Teknik Anestesi Infiltrasi untuk Rahang Atas dan Rahang Bawah
2.6.1 Teknik Anestesi Infiltrasi untuk Rahang Atas
Teknik anestesi lokal infiltrasi merupakan teknik anestesi daerah yang
diinervasi oleh ujung-ujung saraf terminal. Teknik anestesi infiltrasi adalah
metode untuk kontrol nyeri atau untuk anestesi dengan cara mendepositkan
larutan anestesi di dekat serabut terminal dari saraf dan akan terinfiltrasi di
sepanjang jaringan untuk mencapai serabut saraf dan menimbulkan efek anestesi
dari daerah terlokalisir yang disuplai oleh saraf tersebut. (Malamed, 200 !
"ambar. #okasi local anestsi untuk gigi insisif.
$umber % Malamaed, 200
Teknik anestesi infiltrasi untuk rahang atas dapat digunakan karena
cortical plate pada rahang atas tipis secara alami sehingga larutan anestesi yang
diberikan dapat berdifusi ke dalam jaringan yang kemudian akan mencapai saraf
yang dituju. &ndikasi teknik infiltrasi adalah untuk anestesi pulpal bagi satu atau
dua gigi maksila dan untuk anestesi jaringan lunak. (Malamed, 200 !
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
2/22
'ontraindikasi teknik ini antara lain apabila terdapat inflamasi akut ataupun
infeksi pada area yang ingin dianestesi dan apabila ada tulang padat yang
menutupi apikal gigi yang ingin dianestesi. 'euntungan dari teknik infiltrasi
adalah mudah diterapkan, umumnya atraumatik dan memiliki tingkat keberhasilan
yang tinggi yaitu )*.
+rea yang dianestesi adalah area yang diinervasi oleh cabang-cabang
nervus terminal besar antara lain pada area pulpa dan apeks gigi, periosteum
bukal, dan membrane mukosa serta jaringan ikat. (Malamed, 200 !
"ambar % &njeksi supraperiosteal pada region maksila. arna
kuning menunjukan area yang akan dianestesi.
$umber % Malamaed, 200
'elemahn dari teknik ini adalah tidak sesuai jika diterapkan pada daerah
yang luas karena membutuhkan insersi jarum yang banyak dan larutan anestesi
yang banyak pula. Teknik ini menggunakan jarum 27 gauge yang diinsersikan
dengan target area yaitu daerah apical dari gigi tersebut. rosedur teknik infiltrasi
ini adalah sebagai berikut % (Malamed, 200 !
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
3/22
Teknik &nfiltrasi untuk "igi remolar $atu ahang +tas
($umber % Malamed Te/tbook of #ocal +nesthesia th edition!
1. ersihkan area yang akan dianestesi dengan gauze steril yang kering2. +plikasikan antiseptic local bila perlu.3. +plikasikan anestesi topikal minimal 1 menit4. +rahkan jarum suntikan dengan bevel menghadap tulang). +ngkat bibir dan tarik mukosa hingga tegang
. egang syringe paralel dengan sumbu panjang gigi
. &nsersikan jarum ke lipatan mukobukal vertikal pada gigi target
5. Masukkan jarum lebih dalam hingga bevel mencapai region apikal dari
gigi target. +spirasi dua kali
10. 6ika aspirasi negative, masukkan larutan anestesi 0, ml perlahan selama
20 detik ( jangan sampai jaringan menggembung!11. Tarik syringe perlahan12. Tunggu tiga hingga lima menit sebelum prosedur dental dilakukan
"ambar % 6arum suntik harus dalam posisi parallel terhadap sumbu
panjang gigi dan dimasukkan sedalam mukobukofold.
$umber % Malamaed, 200
+da dua gejala dan tanda apabila anestesi infiltrasi ini berhasil, yang
pertama adalah gejala subjektif yaitu rasa baal7kebal pada area admistrasi, dan
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
4/22
gejala objektif yaitu tidak adanya rasa nyeri selama prosedur dental dilakukan,
dan dengan 8 T ( electrical pulp testing ! tidak menimbulkan respon dari gigi
hingga output (50750!.
'egagalan teknik ini dapat terjadi apabila ujung jarum terletak di ba9ah
apeks gigi target yang menyebabkan tertumpuknya larutan anestesi di ba9ah gigi
maksila sehingga menyebabkan anesthesia jaringan lunak namun gigi tidak
teranestesi dengan baik. 'egagalan juga dapat terjadi apabila ujung jarum terletak
jauh dari tulang yang menyebabkan tertumpuknya larutan di jaringan bukal. :ara
membenarkan kesalahan tersebut yaitu dengan mengarahkan jarum lebih dekat ke
jaringan periosteum. (Malamed, 200 !
Tabel 1. Rata – rata tinggi gigi
$umber % Malamaed, 200
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
5/22
2.6.2 Teknik Anestesi Infiltrasi untuk Rahang Bawah
&nfiltrasi lokal pada membrane mukosa (submucosal injection!. $araf yang
teranestesi adalah sama seperti pada infiltrasi rahang atas yaitu ujug cabang saraf
terminal. ;aerah yang teranestesi terbatas pada tempat di mana larutan anestesi
local diinjeksikan. #angsung pada tempat yang dituju, Teknik ini diindikasikan u
ntuk menganestesi membrane mukosa dan jaringan submukosa pada daerah yang
akan dilakukan tindakan, misalnya %
1. ada insisi mukosa, gingivektomi, atau eksisi lesi pada jaringan lunak 2.
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
6/22
"ejala subjektif yang ditimbulkan yaitu terasa kebas pada daerah yang dianestesi..
(Malamed, 200 !
"ambar % &nfiltrasi lokal dengan teknik submucosal injection pada
mukosa bukal rahang ba9ah (kiri! dan mukosa alveolaris lingual
rahang ba9ah (kanan!, jarum ditusukkan pada membran mukosa
sedalam jaringan submukosa kemudian cairan anestesi diinjeksikan
dengan perlahan-lahan
"ambar % >ield lock dengan teknik paraperiosteal injection untuk
gigi anterior rahang ba9ah.
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
7/22
2.7 Teknik Anestesi Blok Nervus alatinus
"ambar % ersyarafan pada rahang atas$umber % Malamaed, 200
2.7.1 Blok Nervus alatinus Anterior
lok nervus palatinus anterior atau dapat disebut dengan greater palatine
nervus blok . ?ervus palatinus anterior keluar dari foramen palatinus major.
$edangkan daerah yang teranestesi adalah bagian posterior dari palatum durum
mulai dari premolar atau mukoperiosteum dan mukosa palatal duapertiga
posterior palatum durum, mulai dari pertengahan kaninus atau sampai dengan
batas posterior palatum durum.
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
8/22
"ambar % ;aerah yang teranastesi pada teknik anestesi blok nervus
palatine anterior.
$umber % Malamaed, 200
&ndikasinya adalah untuk anestesi daerah palatum dari premolar satu
sampai molar tiga dan operasi daerah posterior dari palatum durum dan untuk
mengontrol rasa sakit saat bedah periodontal atau bedah mulut yang mencakup
palatum keras dan palatum lunak. 'euntungan dari teknik anestesi ini adalah
meminimalisasi dari penetrasi jarum dan jumlah larutan yang masuk (valume
minimum larutan 0,4) = 0. m#!. (Malamed, 200 !
Tekniknya adalah sebagai berikut %
(1! ?ervus palatinus anterior keluar dari foramen palatinus mayor yang
terletak antara molar dua, molar tiga dan 173 bagian dari gingiva molar
menuju garis median. 6ika tempat tersebut telah ditentukan, tusuklah
jarum dari posisi berla9anan mulut (bila di suntikkan pada sebelah kanan,
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
9/22
maka arah jarum dari kiri menuju kanan! sehingga membentuk sudut 0@
dengan curve tulang palatinal(2! Tusukkan jarum tersebut perlahan-lahan hingga kontak dengan tulang(3! injeksikan anestetikum sebanyak 0,2)-0,) cc secara perlahan = lahan.
"ejala subjektif yang dirasakan kebas pada mukosa palatum bagian posterior
apabila dirasa dengan lidah.
"ambar % ;aerah target anestesi blok nervus palatina anterior
$umber % Malamaed, 200
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
10/22
"ambar % osisi operator saat penetrasi jarum pada anestesi blok
nervus palatina anterior.
$umber % Malamaed, 200
"ambar % $udut jarum saat di masukan ke dalam jaringan.
;igunakan teknik prepuncture yaitu bevel dari jarum ditempatkan pada jaringan lunak, berikan tekanan dengan cotton bud. #arutan anestesi lokal
masuk sebelum jarum masuk kejaringan.
$umber % Malamaed, 200
2.7.2 Anestesi Blok Nervus Naso!alatinus
&ndikasi dari pera9atan ini adalah ketika anestesi jaringan lunak palatal
diperlukan untuk terapi restorative pada lebih dari dua gigi (misalnya pada
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
11/22
restorasi subgingival dan insersi matriks band secara subgingival!.$elain itu
teknik ini diindikasikan untuk mengkontrol rasa nyeri selama prosedur
periodontal atau oral surgical yang melibatkan jaringan lunak dan keras pada
palatal.'ontraindikasi dari pera9atan ini adalah adanya inflamasi atau infeksi
pada area yang mau diinjeksi dan area terapi yang kecil dimana hanya melibatkan
satu atau dua gigi.'euntungan dari teknik ini adalah meminimalisir penetrasi
jarum dan volume dari solusi.Teknik ini juga dapat mengurangi rasa
ketidaknyamanan pasien dari penetrasi beberapa jarum dan merupakan teknik
yang paling sering menyebabkan trauma pada pasien.$araf yang teranestesi adalah nervus nasopalatinus bilaterally yang keluar
dari foramen incisivus . ;aerah yang teranestesi yaitu daerah anterior dari palatum
keras ( soft dan hard tissue ! dari mesial gigi premolar pertama kanan ke mesial
gigi premolar pertama kiri. (Malamed, 200 !
"ambar % ;aerah yang teranestesi oleh nasoplatine nerve block .$umber % Malamaed, 200
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
12/22
"ambar " ;aerah target nasopalatine nerve blok.$umber % Malamaed, 200
Teknik anestesi blok nervus nasopalatine %
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
13/22
"ambar % +plikasikan anestesi topical selama 2 menit
kemudian tekan pada papilla insisivus.$umber % Malamaed, 200
"ambar % :otton bud terus ditekan sampai pemasukan
larutan anestesi selesai. 6arum dimasukan di lateral papilla insisvus
atau sekitar 4) o
$umber % Malamaed, 200
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
14/22
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
15/22
penyimpanan dan tidak berinteraksi dengan material anaesthetic circuit atau
dengan soda, tidak mudah terbakar dan eksplosif, dapat menyebabkan kehilangan
kesadaran dengan analgesik dan relaksasi otot, cukup poten untuk adanya
penggunaan inspirasi oksigen dengan konsentrasi tinggi ketika dibutuhkan, tidak
dimetabolisme oleh tubuh, tidak beracun, dan tidak merangsang reaksi alergik.
Menghasilkan depresi yang minimal pada sistem kardiovaskuler dan
pernapasan dan harus tidak berinteraksi dengan obat-obat lain yang juga dipakai
selama anestesi dan juga inert, berkurang secara cepat dan menyeluruh dalam
bentuk yang tidak berubah melalui paru-paru. ( $ingh.200 !
Minimal alveolar concentration (M+:! adalah konsentrasi anestesi terendah
pada alveolus pulmonalis yang dibutuhkan untuk menghasilkan imobilitas
terhadap respon hingga stimulus sakit (incisi bedah! pada )0* individu. Aal ini
diterima sebagai perhitungan yang valid terhadap potensi anestesi umum inhalasi
karena tetap konstan pada tiap jenis bahkan pada beragam kondisi. M+:
merefleksikan kapasitas anestesi untuk masuk ke dalam sistem saraf pusat dan
untuk mencapai konsentrasi yang cukup pada membran neuronal.:ontoh obat
untuk anestesi inhalasi% halothane, isoflurane, desflurane, sevoflurane, nitrous
o/ide.
1. Nitrous o*ide
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
16/22
"ambar % Tabung gas nitrous o/idehttp%77999.cironpharma.com7
"as nitrous oksida merupakan gas tidak ber9arna, tidak berbau, tidak
mengiritaasi, non-inflammable dan memilik rasa manis. +nestesi lemah, dengan
nilai M+: lebih dari 100. 'urang poten untuk induksi, sehingga dipakai untuk
penjagaan anestesi.
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
17/22
"ambar % "ambar anestesi inhalasi halothane
http%77999.slideshare.net7aramshah2
Aalothane merupakan agen anestesi volatile liquid yang poten, bersifat
non-iritan dan non-inflammable . ;apat menghambat refleks pada laring dan
faring. Aalothane menyebabkan depresi pernapasan yang lebih besar,
menghambat kontraksi usus dan uterin. :urah jantung juga dikurangi sebesar 20
= )0 persen apabila anestesi dihisap pada konsentrasi 0,5 sampai 1,2 persen yang
diperlukan untuk anestesi bedah. 'onsentrasi inspirasi sekitar 30*, jika
berlebihan akan segera menyebabkan depresi miokardia dan pernapasan yang
fatal.Ebat ini dapat menurunkan tonus otot bronkial, sehingga menguntungkan
untuk pasien yang berisiko mengalami bronkokonstriksi. engulangan pemakaian
halothane harus berselang 12 minggu karena dapat menyebabkan disfungsi hepar
jika digunakan dengan tidak bijak. ( $ingh.200 D "ilder.200 !
,. Isoflurane- esflurane dan /evoflurane
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
18/22
&soflurane memiliki aksi yang serupa dengan halothane,tetapi potensinya
kurang sebagai depresan kardiak dan tidak bersifat hepatotoksik. ;esflurane
serupa dengan isoflurane, namun kurang poten. $evoflurane bersifat non-
inflammable dan non irritant lebih poten daripada desflurane dan pemulihannya
lebih cepat. 8fek pernapasan dan peredaran darahnya mirip dengan isoflurane.
( $ingh.200 D "ilder.200 !
Tabel 2 % 6enis +nestesi umum
$umber % $ingh, 200
I. Inhalational Anasthethics
a. "ases ?itrous o/ide 0 * dengan agen lain:yclopropane ) = 2) *
b. Folatile liGuids8ther ( ;iethyl ether ! 3-10*Trichloroethylene (T ?8! 0,2) = 0, ) *
Aakothane (>#E +?8! 0,5 = 2.0 *
&&. &ntravenous anestheticsa. entanyl roperidol 2.! mg " fentanyl #.#!
mg$ml% &-'
ml is diluted in glucose solution and
infused
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
19/22
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
20/22
"ambar % +nestesi intravena thiopentone
http%77999.cironpharma.com7
Thiopentone merupakan obat anestesi umum dari golongan barbiturat.+ksi
cepat, biasanya dengan onset tidur perlahan, pasien hilang kesadaran dalam
9aktu 30 = 4) detik, kemudian pulih kembali setelah 4- menit.Ebat ini
tidak memiliki efek analgesik, alkalin kuat, dapat menyebabkan nekrosis
parah pada kecelakaan administrasi ekstravaskuler. $ebaiknya diinjeksikan
melalui cateter untuk mencegah hal ini.
Tidak digunakan sebagai anestesi utama pada prosedur pembedahan,
karena menyebabkan zero-order elimination kinetic . ;imetabolisme di
hepar. 8fek samping% hipotensi, apnea, obstruksi jalan napas, aritmia,
batuk, bersin, reaksi hipersensitif. ;osisnya untuk anak dan de9asa 3-)
mg7kg diberikan perlahan selama 10-1) detik. ( $ingh.200 D "ilder.200 !
2. ro!ofol
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
21/22
"ambar % +nestesi intravena propofol
http%77999.cironpharma.com7
&nduksi cepat (30 detik! dan pemulihan cepat pula (4 menit!. ;igunakan untuk
induksi dan maintenance .Terkadang terasa sakit ketika diinjeksikan intravena,
dapat dikurangi rasa sakitnya dengan lidocaine. ( $ingh.200 D "ilder.200 !
,. 0eta&ine
"ambar % +nestesi umum ketamine
http%77999.cironpharma.com7
8/17/2019 2.6 Teknik Infiltrasi
22/22
'etamine sudah jarang digunakan 9alaupun obat ini memiliki efek analgesik
yang baik. +nestesi bertahan hingga 1) menit dan tidak menyebabkan hipotensi,
jarang menyebabkan bronkospasme,tidak menghasilkan relaksasi otot,
meningkatkan detak jantung juga meningkatkan tekanan intrakranial dan
intraokular. ;osis untuk induksi intravena 1-2 mg7kg, intramuskular -5 mg7kg,
dosis untuk maintenance+ yaitu dengan dosis serial )0* dosis &F dan 2)* dosis
&M, dan dosis sebagai analgesik 0,) mg7kg. ( $ingh.200 D "ilder.200 !
"irdler,?M. Aill,:M. ilson '8. 200 . :linical $edation in ;entistry.