Kelompok 2
UrtikariaKelompok 2
1
Kata pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Urtikaria dengan lancar.Dalam penyelesaian makalah ini
tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing Ibu
SUZANNA S.Kep,Ns,M.kes yang telah membimbing kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan juga masih banyak kekurangannya.Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat kami harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua, dan untuk itu kami mengucapkan banyak
terima kasih.Palembang, 18 Oktober 2014
Penulis
Daftar Isi
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangUrtikaria adalah penyakit kulit yang sering di
jumpai. Urtikaria ialah reaksi di kulit akibat bermacam-macam
sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak) setempat yang cepat
timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan kemerahan,
meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa
tersengat atau tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan
nama lain biduran atau kaligata. Walaupun pathogenesis dan penyebab
yang di curigai telah di temukan,ternyata pengobatan yang di
berikan kadang-kadang tidak member hasil seperti yang di
harapkan.Berdasarkan waktunya, urtikaria dapat berlangsung singkat
(akut,kurang dari 6 minggu), lama (kronis, lebih 6 minggu) dan
berulang (kambuhan). Berdasarkan angka kejadiannya, disebutkan
bahwa sekitar 15-20% populasi mengalami urtikaria dalam masa
hidupnya.Kemungkinan mengalami urtikaria, tidak ada perbedaan ras
dan umur (terbanyak pada kelompok umur 40-50 an) . Hanya saja, pada
urtikaria kronis (berulang dan lama), lebih sering dialami pada
wanita (60%).Singkatnya, urtikaria terjadi sebagai akibat pelebaran
pembuluh darah (istilah kerennya: vasodilatasi) dan peningkatan
kepekaan pembuluh darah kecil (kapiler) sehingga menyebabkan
pengeluaran cairan (transudasi) dari membran pembuluh darah,
akibatnya terjadi bentol pada kulit. Kondisi ini dikarenakan adanya
pelepasan histamin yang dipicu oleh paparan alergen (bahan atau
apapun pencetus timbulnya reaksi alergi).
B. Rumusan Masalah
Apakah tinjauan teoritis dari urtikaria ? Apa saja bentuk-bentuk
dari urtikaria ? Bagaimanakah etiologi dari urtikaria ?
Bagaimanakah patofisiologi dari urtikaria ? Apakah penyebab gejala
urtikaria ? System pengobatan apa saja yang dapat dilakukan unutk
urtikaria ? Apa saja asuhan keperawatan yang dapat diberikan kepada
penderita urtikaria ?
C. Tujuan Agar dapat mengerti pengertian urtikaria dan
bentuk-bentuk dari urtikaria. Agar dapat mengetahui etiologi dan
patofisiologi dari urtikaria. Agar dapat mengetahui penyebab gejala
urtikaria dan system pengobatan yang dapat dilakukan kepada
penderita urtikaria. Agar dapat mengetahui pemberian asuhan
keperawatan kepada penderita urtikaria mulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
D. Manfaat Agar kita sebagai tenaga kesehatan dapat mengerti
sedalamnya tentang urtikaria dan khususnya kita dapat memberikan
asuhan keperawatan dengan tepat kepada pasien.
BAB IIPEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi Kulit Kulit merupakan organ tubuh yang
terletak paling luar dan merupakan proteksi terhadap organ-organ
yang terdapat dibawahnya dan membangun sebuah barrier yang
memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar dan turut
berpartisipasi dalam banyak fungsi tubuh yang vital.
Luas kulit orang dewasa 1,5 -2 m2 dengan berat kira-kira 15 %
dari berat badan manusia Tebal bervariasi antara - 3 mm. Kulit
sangat kompleks, elastis dan sensitif bervariasi pada keadaan
iklim, umur, sex, ras dan juga bergantung pada lokasi tubuhKulit
dapat bergerak dan meregang tergantung pada :Tebal kulitJumlah
lipatan kulitElastisitas kulitPerlekatan kulit dengan jaringan
dibawahnyaUmur individu.
Lapisan KulitEpidermisDermisJaringan subcutan.
EPIDERMISTerdiri dari 5 lapisan (stratum) berturut-turut dari
atas ke bawah :Stratum corneumStratum lucidumStratum
garanulosumStratum spinosum/ spongiosumStratum basaleStratum
CorneumLapisan paling luar terdiri dari sel-sel gepeng dan tidak
berinti lagi, sudah mati dan protoplasmanya telah berubah menjadi
keratin.Makin keatas makin halus dan lama-lama terlepas dari kulit
berupa sisik-sisik yang sangat halus.Diperkirakan, tubuh melepaskan
50-60 milyar keratinosit (korneosit) setiap hariStratum
LucidumHanya terdapat pada kulit yang tebal.Mikroskop elektron
menunjukkan bahwa sel-selnya sejenis dengan sel-sel yang berada di
stratum corneum.
Stratum GranulosumTerdiri dari tiga sampai empat lapisan atau
keratocytes yang dipipihkan.Keratocytes ini berperan besar terhadap
susunan keratin di dalam lapisan atas epidermis
Stratum SpinosumTerdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk
poligonal yang besarnya berbeda-beda, karena adanya proses
mitosis.Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan
inti terletak ditengah-tengah. mengaktifkan sistem imunDiantara sel
spinosum terdapat sel langerhans
Stratum BasaleLapisan terdalam epidermis melanin, sel warna
untuk kulit (pigmen).10-20 % sel di stratum basale adalah
melanocytes Butiran melanin berkumpul pada permukaan setiap
keratinocytes.
DERMISDermis membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan
kekuatan dan struktur pada kulit. Lapisan ini tersusun dari dua
lapisan yaitu :Lapisan papillaris yaitu bagian yang menonjol ke
epidermis merupakan jaringan fibrous tersusun longgar yang berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.Lapisan retikularis yaitu
bagian di bawah lapisan papilaris yang menonjol ke arah subcutan,
lebih tebal dan banyak jaringan ikat.Dermis juga tersusun dari
pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat serta
sebasea dan akar rambut.
JARINGAN SUBCUTAN/ HIPODERMISMerupakan lapisan kulit yang paling
dalam. Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan
bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot
dan tulang. Jaringan subcutan dan jumlah lemak yang tertimbun
merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh.
ADNEKSA KULIT
1.Kelenjar pada kulita. Kelenjar SebaseaKelenjar sebasea,
berkaitan dengan folikel rambut, ductus kelenjar sebasea akan
mengosongkan sekret minyaknya ke dalam ruangan antara folikel
rambut dan batang rambutuntuk setiap lembar rambut terdapat sebuah
kelenjar sebasea yang sekretnya akan melumasi rambut dan membuat
rambut menjadi lunak serta lenturb. Kelenjar keringatDitemukan pada
kulit sebagian besar permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama
terdapat pada telapak tangan dan kaki. Hanya glans penis, bagian
tepi bibir (margo labium oris), telinga luar dan dasar kuku yang
tidak mengandung kelenjar keringat
Kelenjar Keringat diklasifikasikan menjadi 2 :
Kelenjar ekrin-Ditemukan pada semua daerah kulit. Saluran
keluarnya bermuara langsung ke permukaan kulit. Keringat
dikeluarkan dari kelenjar ekrin sebagai reaksi terhadap kenaikan
suhu sekitarnya dan kenaikan suhu tubuh.Kelenjar apokrinKelenjar
apokrin terdapat di daerah aksila, anus, skrotum dan labia mayora.
Kelenjar apokrin menjadi aktif pada pubertas. Kelenjar ini
memproduksi keringat yang keruh dan diuraikan oleh bakteri sehingga
menghasilkan bau yang khas.
2.Rambut
Rambut terdiri atas akar rambut yang terbentuk dari dermis dan
batang rambut yang menjulur keluar dari dalam kulit. Rambut tumbuh
dalam sebuah rongga yang dinamakan folikel rambut. Proliferasi
sel-sel dalam bulbus pili menyebabkan pembentukan rambut.
Folikel rambut akan mengalami siklus pertumbuhan dan istirahat.
Kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi, pertumbuhan rambut janggut
berlangsung paling cepat dan kecepatan pertumbuhan ini diikuti oleh
rambut pada kulit kepala, aksila serta alis mata. Pada kulit kepala
pertumbuhan rambut biasanya 3 mm perhari.
Fase pertumbuhan (anagen) dapat berlangsung sampai selama 6
tahun untuk rambut kulit kepala, sementara fase istirahat (telogen)
kurang lebih selama 4 bulan.Selama fase telogen, rambut akan rontok
dari tubuh.
3. KukuKuku adalah bagian terminal lapisan tanduk (stratum
corneum) yang menebal. Bagian kuku yang terbenam dalam kulit jari
disebut akar kuku (nailroot), bagian yang terbuka di atas dasar
jaringan lunak kulit pada ujung jari disebut badan kuku (nailplate)
dan yang paling ujung adalah bagian kuku yang bebas. Kuku tumbuh
dari akar kuku keluar dengan kecepatan tumbuh kira-kira 1 (satu) mm
perminggu.
Fungsi KulitPerlindungan (proteksi)Kulit melindungi tubuh dari
segala pengaruh luar, misalnya bahan kimia, mekanis, bakteriologis
dan lingkungan sekitarnya yang senantiasa berubah-ubah. Fungsi
proteksi ini terutama dilakukan oleh stratum corneum, dalam hal ini
juga dimungkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan
kulit dan serabut-serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai
pelindung terhadap gangguan fisisSensibilitas/fungsi
sensoriUjung-ujung reseptor serabut saraf pada kulit memungkinkan
tubuh untuk memantau secara terus menerus keadaan lingkungan
disekitarnya. Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk
mengindera suhu, rasa nyeri, sentuhan yang ringan dan tekanan.
Berbagai ujung saraf bertanggung jawab untuk bereaksi terhadap
setiap stimuli yang berbeda.Ujung reseptor saraf berupa
mekanoreseptor yaitu sel Merkel di epidermis, korpuskulus Meissners
di stratum papillare, dan korpuskulus paccinian di jaringan
subkutan serta ujung serabut saraf bebas (free nerve endings(nyeri,
tekanan dan reseptor temperatur).Korpus Meisners: reseptor yang
terdapat pada kulit tidak berambut (banyak diujung jari dan bibir)
untuk mendeteksi objek yang sangat ringan dan vibrasi dengan
frekuensi rendah.Sel Merkel terdapat didaerah dimana terdapat
korpus Meisners berfungsi untuk melokalisasi sensasi raba pada
daerah permukaan tubuh dan menentukan teksture benda yang
dipegang.Korpus Paccini berperan penting untuk mendeteksi
vibrasi
Keseimbangan airStratum corneum memiliki kemampuan untuk
menyerap air dan dengan demikian akan mencegah kehilangan air serta
elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan
mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan. Bila kulit
mengalami kerusakan misalnya pada luka bakar, cairan dan elektrolit
dalam jumlah yang besar dapat hilang dengan cepat.Pengaturan suhu
(thermoregulator)Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas
sebagai hasil metabolisme makanan yang memproduksi energi. Panas
ini akan hilang terutama lewat kulit.Fungsi komunikasi oleh
ekspresi respon otonom.Produksi vitaminKulit yang terpajan sinar
ultraviolet dapat mengubah substansi yang diperlukan untuk
mensintesis vitamin D (kolekalsiferol).Fungsi respons immunBeberapa
sel dermal (sel langerhans, interleukin-1 yang memproduksi
keratinosit dan sub kelompok limfosit T) merupakan komponen penting
dalam sistem immunSistem immun lokalSALT (skin associated lymphatic
tissue)MALT (mucosa associated lymphatic tissue)
SALT (Skin Associated Lymphatic Tissue)Struktur khusus SALT atau
SIS (Skin associated immune system) yaitu:Antigen presenting sel
(sel Langerhans, monosit, jaringan makrofag)Sel efektor (Sel T, sel
B, NK cells, granulosit, sel mast)Keratinosit (produksi
sitokin)Kulit beserta struktur anatominya berperan sebagai
pertahanan utama terhadap infeksi.Sel Langerhans secara normal
terdapat dikulit dan setelah diaktivasi akan berpindah ke nodus
limfe dan kontak dengan sel T (sebagai pertahanan spesifik).Sebagai
contoh: saat mengalami dermatitis kontak akibat alergi perhiasan
yang mengandung nikel masuk ke kulit dan berikatan dengan protein
endogen kemudian difagositosis sebagai antigen oleh makrofag kulit
(sel langerhans).Selanjutnya makrofag akan bermigrasi ke kelenjar
limfe regional dan ditempat tersebut antigen akan dipresentasikan
ke sel T yang spesifik untuk antigen tersebut. Sel T ini akan
berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel T pembunuh dan sel
TH1) sehingga dapat mencapai tempat pemajanan antigen dalam jumlah
besar terutama melalui darah).
B. PengertianUrtikaria atau biduran adalah penyakit alergi yang
sangat mengganggu dan membuat penderita atau dokter kadang
frustasi. Frustasi karena pada keadaan tertentu gangguan ini sering
hilang timbul tanpa dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
Kesulitan mencari penyebab ini terjadi karena faktor yang
berpengaruh sangat banyak dan sulit dipastikan. Secara umum yang
mendasari utama biasanya adalah penderita memang punya bakat alergi
kulit yang didasari oleh alergi makanan dan dipicu oleh hilang
timbulnya infeksi virus dalam tubuh (gejalanya demam, sumeng atau
tanpa demam, pilek, badan pegal (sering dikira kecapekan), batuk
atau gangguan saluran cerna).
C. EtiologiAda beberapa penyebab Urtikaria antara lain :1.
ObatBermacam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik secara
imunologik maupun non-imunologik. Hampir semua obat sistemik
menimbulkan urtikaria, secara imunologik terdapat 2 tipe, yaitu
tipe I atau II. Contohnya ialah aspirin, obat anti inflamasi non
steroid, penisilin, sepalosporin, diuretik, dan alkohol. Sedangkan
obat yang secara non-imunologik langsung merangsang sel mast untuk
melepaskan histamin, misalnya opium dan zat kontras. Aspirin
menimbulkan urtikaria karena menghambat sintesis prostaglandin di
asam arakidonat.2. MakananPeranan makanan ternyata lebih penting
pada urtikaria akut, umumnya akibat reaksi imunologik, pada
beberapa kasus urtikaria terjadi setelah beberapa jam atau beberapa
hari setelah mengkonsumsi makanan tersebut. Makanan berupa protein
atau bahan yang dicampurkan ke dalamnya seperti zat warna, penyedap
rasa, atau bahan pengawet, sering menimbulkan urtikaria alergika.
Makanan yang paling sering menimbulkan urtikaria pada orang dewasa
yaitu, ikan, kerang, udang, telur, kacang, buah beri, coklat,
arbei, keju. Sedangkan pada bayi yang paling sering yaitu, susu dan
produk susu, telur, tepung, dan buah-buah sitrus (jeruk).
3. Gigitan atau sengatan seranggaGigitan atau sengatan serangga
dapat menimbulkan urtika setempat, agaknya hal ini lebih banyak
diperantarai oleh IgE (tipe I) dan tipe seluler (tipe IV). Tetapi
venom dan toksin bakteri, biasanya dapat pula mengaktifkan
komplemen. Nyamuk, kepinding, dan serangga lainnya menimbulkan
urtika bentuk papular di sekitar tempat gigitan, biasanya sembuh
sendiri setelah beberapa hari, minggu, atau bulan. 4. Bahan
fotosenzitiser
Bahan semacam ini, misalnya griseovulfin, fenotiazin,
sulfonamid, bahan kosmetik, dan sabun germisid sering menimbulkan
urtikaria.5. InhalanInhalan berupa serbuk sari bunga (polen), spora
jamur, debu, asap, bulu binatang, dan aerosol, umumnya lebih mudah
menimbulkan urtikaria alergik.6. KontaktanKontaktan yang sering
menimbulkan urtikaria ialah kutu binatang, serbuk tekstil, air liur
binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bahan kimia, misalnya
insect repellent (penangkis serangga), dan bahan kosmetik. Keadaan
ini disebabkan bahan tersebut menembus kulit dan menimbulkan
urtikaria. 7. Trauma FisikTrauma fisik dapat diakibatkan oleh-
Faktor dingin, yakni berenang atau memegang benda dingin.- Faktor
panas, misalnya sinar matahari, radiasi, dan panas pembakaran.-
Faktor tekanan, yaitu goresan, pakaian ketat, ikat pinggang, air
yang menetes atau semprotan air. Fenomena ini disebut dermografisme
atau fenomena darier.
8. InfeksiBermacam-macam infeksi dapat menimbulkan urtikaria,
misalnya infeksi bakteri, virus, jamur, maupun infeksi parasit.-
Infeksi oleh bakteri contohnya pada infeksi tonsil, infeksi gigi
dan sinusitis.- Infeksi virus hepatitis, mononukleosis dan infeksi
virus coxsackie pernah dilaporkan sebagai faktor penyebab. Karena
itu pada urtikaria yang idiopatik perlu dipikirkan kemungkinan
infeksi virus subklinis.- Infeksi jamur kandida dan dermatofit
sering dilaporkan sebagai penyebab urtikaria. Infeksi cacing pita,
cacing tambang, cacing gelang juga Schistosoma atau Echinococcus
dapat menyebabkan urtikaria.-Infeksi parasit biasanya paling sering
pada daerah beriklim tropis. 9. PsikisTekanan jiwa dapat memacu sel
mast atau langsung menyebabkan peningkatan permeabilitas dan
vasodilatasi kapiler. Penyelidikan memperlihatkan bahwa hipnosis
menghambat eritema dan urtika, pada percobaan induksi psikis,
ternyata suhu kulit dan ambang rangsang eritema meningkat.10.
GenetikFaktor genetik juga berperan penting pada urtikaria,
walaupun jarang menunjukkan penurunan autosomal dominan. 11.
Penyakt sistemikBeberapa penyakit kolagen dan keganasan dapat
menimbulkan urtikaria, reaksi lebih sering disebabkan reaksi
kompleks antigen-antibodi. Contoh penyakit sistemik yang sering
menyebabkan urtikaria yaitu, sistemik lupus eritematosa (SLE),
penyakit serum, hipetiroid, penyakit tiroid autoimun, karsinoma,
limfoma, penyakit rheumatoid arthritis, leukositoklast vaskulitis,
polisitemia vera (urtikaria akne-urtikaria papul melebihi vesikel),
demam reumatik, dan reaksi transfusi darah.
D. Faktor Predisposisi
Urtikaria terjadi karena vasodilatasi disertai permeabilitas
kapiler yang meningkat, sehingga terjadi transudasi cairan yang
mengakibatkan pengumpulan cairan local. Sehingga secara klinis
tampak edema local disertai eritem. Vasodilatasi dan peningkatan
permeabilitas kapiler dapat terjadi akibat pelepasan mediator
misalnya histamine, kinin, serotonin, slow reacting substance of
anafilacsis (SRSA) dan prostaglandin oleh sel mast dan atau
basofil.
E. Jenis-jenis Urtikaria
1. Urtikaria VaskulitisGatall-gatal yang sangat menyakitkan dan
terasa panas,dapat bertahan lebih dari 24 jam dan meninggalkan
memar saat gatalnya hilang disebut urtikaria vaskulitis.sering
menggosok kulit saat gatal dapat menyebabkan kulit membengkak
linier sesuai arah garukan.2. Urtikaria Dermografismereaksi
terhadap goresan keras pada kulit yang timbul dalam 1 sampai 3
menit dan berlangsung 5 sampai 10 menit3. Urtikaria
KolinergikOlahraga atau berkeringat merupakan agen pencetusnya,
menyebabkan timbulnya 10% reaksi, mengenai orang muda, dan dapat
berlangsung selama 6 sampai 8 tahun. Lesi timbul sebagai wheal
berukuran 1 sampai 2 mm pada dasar eritematosa yang menyaru serta
ditemukan pada batang badan dan lengan tanpa mengenai telapak
tangan, telapak kaki, dan aksila.4. Urtikaria dinginReaksi terhadap
paparan suhu dingin atau penghangatan kembali setelah mengalami
kedinginan biasa di tandai dengan rasa gatal seluruh tubuh setelah
9-18 jam setelah terpapar suhu dingin5. Urtikaria panasReaksi yang
jarang terjadi, disebabkan oleh pajanan sinar matahari. Penyakit
ini timbul sebagai pruritus dan eritema, yang diikuti oleh
urtikaria. Awitan mendadak dan timbul pada setiap kelompok usia6.
Urtikaria AirTerjadi akibat kontak dengar air,biasanya muncul
bintik-bintik merah antara 1-15 menit setelah kontak dengan air dan
bisa terjadi selama 10 menit-2 jam.
7. Urtikaria AkutAlergi jenis ini biasanya muncul setelah kontak
langsung dengan alergen dan dapat bertahan selama beberapa jam
hingga beberapa minggu.8. Urtikaria KronisSeseorang dianggap
urtikaria kronis apabila mengalami gatal dan perubahan kulitb
selama 6 minggu atau lebih9. Urtikaria getaran AngiodemaIni
termasuk jenis yang sangat langka di mana terjadi pembengkakan
yangberkembang setelah kontak dengan getaran dan biasanya terjadi
2-5 menit setelah kontak dengan getaran
F. PatofisiologiPada gangguan urtikaria menunjukkan adanya
dilatasi pembuluh darah dermal di bawah kulit dan edema
(pembengkakan) dengan sedikit infiltrasi sel perivaskular, di
antaranya yang paling dominan adalah eosinofil. Kelainan ini
disebabkan oleh mediator yang lepas, terutama histamin, akibat
degranulasi sel mast kutan atau subkutan, dan juga leukotrien dapat
berperan.Histamin akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah di bawah
kulit sehingga kulit berwarna merah (eritema). Histamin juga
menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga
cairan dan sel, terutama eosinofil, keluar dari pembuluh darah dan
mengakibatkan pembengkakan kulit lokal. Cairan serta sel yang
keluar akan merangsang ujung saraf perifer kulit sehingga timbul
rasa gatal. Terjadilah bentol merah yang gatal.Bila pembuluh darah
yang terangsang adalah pembuluh darah jaringan subkutan, biasanya
jaringan subkutan longgar, maka edema yang terjadi tidak berbatas
tegas dan tidak gatal karena jaringan subkutan mengandung sedikit
ujung saraf perifer, dinamakan angioedema. Daerah yang terkena
biasanya muka (periorbita dan perioral).Urtikaria disebabkan karena
adanya degranulasi sel mast yang dapat terjadi melalui mekanisme
imun atau nonimun.Degranulasi sel mast dikatakan melalui mekanisme
imun bila terdapat antigen (alergen) dengan pembentukan antibodi
atau sel yang tersensitisasi. Degranulasi sel mast melalui
mekanisme imun dapat melalui reaksi hipersensitivitas tipe I atau
melalui aktivasi komplemen jalur klasik.Faktor infeksi pada tubuh
diantaranya infeksi virus (demam, batuk dan pilek) merupakan faktor
pemicu pada urtikaria yang paling sering terjadi namun sering
diabaikanBeberapa macam obat, makanan, atau zat kimia dapat
langsung menginduksi degranulasi sel mast. Zat ini dinamakan
liberator histamin, contohnya kodein, morfin, polimiksin, zat
kimia, tiamin, buah murbei, tomat, dan lain-lain. Masih belum jelas
mengapa zat tersebut hanya merangsang degranulasi sel mast pada
sebagian orang saja, tidak pada semua orang.Faktor fisik seperti
cahaya (urtikaria solar), dingin (urtikaria dingin), gesekan atau
tekanan (dermografisme), panas (urtikaria panas), dan getaran
(vibrasi) dapat langsung menginduksi degranulasi sel mast.Latihan
jasmani (exercise) pada seseorang dapat pula menimbulkan urtikaria
yang dinamakan juga urtikaria kolinergik. Bentuknya khas,
kecil-kecil dengan diameter 1-3 mm dan sekitarnya berwarna merah,
terdapat di tempat yang berkeringat. Diperkirakan yang memegang
peranan adalah asetilkolin yang terbentuk, yang bersifat langsung
dapat menginduksi degranulasi sel mast.
G. Pengkajian KeperawatanAnamnesisa. Biodata Identitas klien :
nama,umur,jenis
kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,tanggalMRS,tanggal
pengkajian,diagnostic medic. Identitas penanggung : nama,umur,jenis
kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,hubungAn dengan klien.
b. Riwayat kesehatan Keluhan utamaMerupakan gambaran yang
dirasakan klien sehingga dating ke RS untuk menerima pertolongandan
mendapatkan perawatan serta pengobatan.
Riwayat kesehatan sekarangMenguraikan keluhan secara PQRST.
Misalnya : pasien (biasanya wanita tua) mungkin melaporkan
penurunan kemampuan untuk mengangkat , pasien menyatakan nyeri
beberapa lama ,letak nyeri,dll.
Riwayat kesehatan terdahuluMerupakan riwayat kesehatan yang
berkaitan dengan penyakit sebelumnya dan riwayat pemeriksaan
klien.apakah alergi terhadap zat
makanan,cuaca,obat-obatan,dsb.Misalnya pada kasus cystitis yang
perlu dikaji yaitu : riwayat menderita infeksi saluran kemih
sebelumnya,riwayat pernah menderita batu ginjal ,riwayat penyakit
DM, dan jantung.
Riwayat kesehata keluargaMemuat riwayat adakah anggota keluarga
yang menderita penyakit yang sama adakah anggota keluarga yang
menderita penyakit akut / kronis serta melampirkan genogram
klien.H. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan UmumPada pemeriksaan klinis
tampak eritema dan edema setempat yang berbatas tegas,kadang bagian
tengah tengah tampak pucat.bila mengenai jaringan yang lebih dalam
sampai dermis dan jaringan submukosa ,juga beberapa alat dalam
misalnya saluran cerna dan nafas yang disebut angiodema.2. Kulit
Inspeksi : warna kulit dan kebersihan kulit Palpasi :
suhu,tekstur,kelembaban,apakah ada nyeri tekan, apakah ada massa /
benjolan atau apakah ada odema.3. Kepala Inspeksi : apakah
penyebaran rambut merata ,apakah ada luka di kepala,apaKah
kebersihan kulit terjaga. Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau
apakah ada massa / benjolan4. Wajah Inspeksi : apakah ada luka di
wajah,apakah wajah tampak pucat atau tidak. Palpasi : apakah ada
nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.
5. Mata Inspeksi : apakah sclera ikterus atau tidak, apakah
konjungtiva pucat atau tidak ,apakah palpebra oedema atau tidak.
Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan.6.
Hidung Inspeksi : apakah ada polip,perdarahan,secret,dan luka
Palpasi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa / benjolan7.
Telinga Inspeksi : apakah ada peradangan atau serumen Palpasi :
apakah ada nyeri tekan atau apakah ada massa / benjolan8. Mulut
Inspeksi : apakah bibir tampak kering atau sariawan Palpasi :
apakah ada nyeri tekan9. Leher Inspeksi : apakah ada kelenjar
thyroid dan kelenjar limfe Palpasi : apakah terjadi pembesaran
kelenjar thyroid dan kelenjar limfe10. ketiak Inspeksi : apakah
tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening Palpasi : apakah
teraba adanya pembesaran getah bening
11. Dada dan pernapasan Inspeksi : bentuk dada
normal/abnormal,apakah simetris kiri dan kanan Palpasi : apakah ada
nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan Perkusi : apakah suara paru
soror,redup,pekak,atau tympani Auskultasi : suara nafas apakah
vesikuler atau broncovesikuler,apakah ada suara tambahan,misalnya :
roles,ronchi.12. Jantung Inspeksi : untuk mengetahui denyut dinding
toraks yaitu ictus cordis pada ventrikel kiri ICS 5 linea
clavikularis kiri Palpasi : untuk meraba dengan jari II,III,IV yang
dirasakan pukulan/ kekuatan getar dan dapat dihitung frekuensi
jantung (HR) selama satumenit penuh. Perkusi : untuk mengetahui
batas-batas jantung Auskultasi : untuk mendengar bunyi jantung13.
Abdomen Inspeksi : apakah ada jaringan parut striase,apakah
permukaan abdomen datar ,pengembangan diafragma simetris kiri dan
kanan Palpasi : apakah ada nyeri tekan,atau apakah ada
massa/benjolan Perkusi : apakah ada sura tympani atau tidak
Auskultasi : apakah ada suara bising usus atau tidak.apakah
peristltik ususnyanormal atau tidak.
14. Genetalia dan anus Inspeksi : apakah ada benjolan atau tidak
Palapsi : apakah ada nyeri tekan,apakah ada massa/benjolan15.
Ekstermitasa. Ekstermitas atas Inspeksi : bagaimana pergerakan
tangan,dan kekuatan otot Palpasi : apakah ada nyeri
tekan,massa/benjolan Motorik : untuk mengamati besar dan bentuk
otot,melakukan pemeriksaantonus kekuatan otot,dan tes keseimbangan.
Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps dan triceps
Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri,
sentuhan,temperature,rasa ,gerak dan tekanan.b. Ekstermitas bawah
Inspeksi : bagaimana pergerakan kaki,dan kekuatan otot Palpasi :
apakah ada nyeri tekan,massa/benjolan Motorik : untuk mengamati
besar dan bentuk otot,melakukan pemeriksaantonus kekuatan otot,dan
tes keseimbangan. Reflex : memulai reflex fisiologi seperti biceps
dan triceps Sensorik : apakah klien dapat membedakan nyeri,
sentuhan,temperature,rasa ,gerak dan tekanan.
I. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah, urin, feses rutin.Pemeriksaan darah, urin, feses
rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau
kelainan pada alat dalam. Pemeriksaan darah rutin bisa bermanfaat
untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit penyerta, misalnya
urtikaria vaskulitis atau adanya infeksi penyerta.
Pemeriksaan-pemeriksaan seperti komplemen, autoantibodi,
elektrofloresis serum, faal ginjal, faal hati, faal hati dan
urinalisis akan membantu konfirmasi urtikaria vaskulitis.
Pemeriksaan C1 inhibitor dan C4 komplemen sangat penting pada kasus
angioedema berulang tanpa urtikaria. Cryoglubulin dan cold
hemolysin perlu diperiksa pada urtikaria dingin.Tes AlergiAdanya
kecurigaan terhadap alergi dapat dilakukan konfirmasi dengan
melakukan tes kulit invivo (skin prick test), pemeriksaan IgE
spesifik (radio-allergosorbent test-RASTs) atau invitro yang
mempunyai makna yang sama. Pada prinsipnya tes kulit dan RAST,
hanya bisa memberikan informasi adanya reaksi hipersensitivitas
tipe I. Untuk urtikaria akut, tes-tes alergi mungkin sangat
bermanfaat, khususnya bila urtikaria muncul sebagai bagian dari
reaksi anafilaksis. Untuk mengetahui adanya faktor vasoaktif
seperti histamine-releasing autoantibodies, tes injeksi intradermal
menggunakan serum pasien sendiri (autologous serum skin test-ASST)
dapat dipakai sebagai tes penyaring yang cukup sederhana.Tes
ProvokasiTes provokasi akan sangat membantu diagnosa urtikaria
fisik, bila tes-tes alergi memberi hasil yang meragukan atau
negatif. Namun demikian, tes provokasi ini dipertimbangkan secara
hati-hati untuk menjamin keamanannya. Adanya alergen kontak
terhadap karet sarung tangan atau buah-buahan, dapat dilakukan tes
pada lengan bawah, pada kasus urtikaria kontak. Tes provokasi oral
mungkin diperlukan untuk mengetahui kemungkinan urtikaria akibat
obat atau makanan tertentu. Tes eleminasi makanan dengan cara
menghentikan semua makanan yang dicurigai untuk beberapa waktu,
lalu mencobanya kembali satu demi satu. Pada urtikaria fisik akibat
sinar dapat dilakukan tes foto tempel.Suntikan mecholyl intradermal
dapat digunakan pada diagnosa urtikaria kolinergik.
Pemeriksaan HistopatologikPerubahan histopatologik tidak terlalu
nampak dan tidak selalu diperlukan tetapi dapat membantu diagnosis
(1,2). Epidermis pada umumnya normal. Ikatan-ikatan kolagen di
retikular dermis terpisah oleh edema dan ada infiltrat inflamasi
limfositik perivaskular. Biasanya juga terdapat peningkatan jumlah
sel mast.Infiltrat limfositik ini biasanya ditemukan pada lesi
urtikaria akut dan kronik. Beberapa lesi urtikaria mengandung
infiltrat seluler campuran, antara lain limfosit, PMN, dan sel
inflamasi lainnya. Tipe infiltrat campuran biasanya merupakan
karakteristik dari bentuk refraktur dari urtikaria kronik seperti
urtikaria mediasi-autoimun.Biasanya terdapat kelainan berupa
pelebaran kapiler di papila dermis, geligi epidermis mendatar, dan
serat kolagen membengkak. Pada tingkat permulaan tidak tampak
infiltrasi selular dan pada tingkat lanjut terdapat infiltrasi
leukosit, terutama disekitar pembuluh darahPunch biopsy dengan
ukuran 4 mm dapat digunakan membantu diagnosis. Urtikaria dapat
juga mencakup kelainan histopatologis yang luas, mulai infiltrasi
berbagai macam sel radang yang agak jarang dengan edema dermis yang
menonjol disertai infiltrasi sel-sel radang yang relatif banyak.
Sel-sel infiltrat tersebut terdiri dari neutrofil, limfosit dan
eosinofil. Adanya infiltrat eosinofil, lebih mengarah pada
urtikaria alergi
J. Penatalaksanaan Medis1. Identifikasi etiologi dari urtikaria
akut jika memungkinkan .jika agen kontak dapat di
identifikasi,anjurkan pasien untuk menghindarinya .Tujuan utama
adalah untuk mengendalikan tingkat keparahan lesi urtikaria akut
sampai proses penyelesaian lebih dari 4-6 minggu2. Pasien di
monitor dan diobservasi apabila penyebabnya tidak diketahui 3.
Pemberian antihistamin.intervensi pada pruritus dan ketidaknyamanan
yang berhubungan dengan lesi urtikaria,terapi bertujuan untuk
memblokir tindakan histamin.kelas obat yang perlu dipertimbangkan
adalah antihistamin H1,antihistamin H2,glukokortikoid ,dan
antidepresan trisiklik yang telah bergabung antagonis H1 dan H2
(misalnya;doxepin)4. Diet.mendidik pasien untuk menghindari makanan
yang diidentifikasi sebagai penyebab urtikaria5. Manajemen
Anafillatik
Prodi S1 KeperawatanStikes Muhammadiyah Palembang