Top Banner
BAB I STATUS PASIEN I. Identitas Pasien a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Nn. W/ Perempuan / 15 tahun b. Pekerjaan/Pendidikan : Pelajar c. Alamat : RT. 08 Tanjung Pasir II Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan- keluarga a. Status Perkawinan : belum menikah b. Jumlah anak/saudara : 3 orang saudara c. Status ekonomi keluarga 1) Mampu : + 2) Miskin : - d. Kondisi Rumah : Baik Rumah terdiri 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi. Ventilasi udara dan sirkulasi udara baik, pencahayaan baik karena rumahnya menghadap matahari terbit, kamar pasien cukup lapang. WC dalam rumah. Listrik ada. Sumber air : air PDAM Bak mandi jarang dikuras. e. Kondisi Lingkungan Keluarga : baik I. Aspek Psikologis di Keluarga : baik 1
29

URTIKARIA KASUS 3

Dec 07, 2015

Download

Documents

ddd
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: URTIKARIA KASUS 3

BAB I

STATUS PASIEN

I. Identitas Pasien

a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Nn. W/ Perempuan / 15 tahun

b. Pekerjaan/Pendidikan : Pelajar

c. Alamat : RT. 08 Tanjung Pasir

II Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga

a. Status Perkawinan : belum menikah

b. Jumlah anak/saudara : 3 orang saudara

c. Status ekonomi keluarga

1) Mampu : +

2) Miskin : -

d. Kondisi Rumah : Baik

Rumah terdiri 3 kamar tidur, dan 1 kamar mandi.

Ventilasi udara dan sirkulasi udara baik, pencahayaan baik karena rumahnya

menghadap matahari terbit, kamar  pasien cukup lapang.

WC dalam rumah.

Listrik ada.

Sumber air : air PDAM

Bak mandi jarang dikuras.

e. Kondisi Lingkungan Keluarga : baik

I. Aspek Psikologis di Keluarga : baik

Pasien tinggal bersama kedua orang tua nya Pasien merupakan anak ke tiga

dikeluarga dan disayang oleh ayah dan ibunya serta juga oleh keluarganya. Ayah

bekerja swasta dan ibu sebagai ibu rumah tangga

II. Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :

- Pasien sebelumnya sudah sering sakit seperti ini

- Ibu Pasien juga sering mengalami sakit yang sama

- Riwayaat asma (-), riwayat elergi debu dan dingin (-), riwayat obat (-)

- Riwayat alergi makan makanan laut (+)

1

Page 2: URTIKARIA KASUS 3

III. Keluhan Utama :

Pasien mengeluh timbul bentol-bentol kemerahan pada kedua lengan bawah serta kedua

tungkai kaki ± 2 jam sebelum ke puskesmas.

IV. Riwayat Penyakit Sekarang : (autoanamnesa)

±2 jam sebelum ke puskesmas Pasien mengeluh timbul bentol-bentol kemerahan

pada kedua lengan atas serta kedua lengan kaki. Bentol-bentol timbul mendadak.

Bentol-bentol berbatas tegas dan memutih bila ditekan. Berbentuk oval dengan diameter

±1 cm. Bentol-bentol terasa gatal. Pasien menggaruknya dan jika digaruk akan semakin

terasa gatal.

Sebelumnya Pasien mengaku memakan udang. ½ jam setelah memakan udang

Pasien mulai merasa gatal dan timbul bentol-bentol pada kedua lengan. Kemudian

Pasien menggaruk dan bengkak lama kelamaan menjadi kemerahan. Keluhan yang

sama juga dirasakan Pasien pada kedua tungkai kaki. Pasien menggaruknya dan lama

kelamaan menjadi bentol-bentol kemerahan. Gatal dirasakan Pasien terus menerus.

Oleh karena tidak bisa menahan gatal akhirnya pasien ke puskesmas. Pasien

mengatakan Pasien sebelumnya sudah pernah sakit seperti ini jika memakan makanan

laut

.

V. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum

1. Keadaan sakit : tampak sakit sedang

2. Kesadaran : compos mentis

3. Suhu : 36,5°C

4. Tekanan darah : 120/80 mmHg

5. Uji torniquet : (-)

6. Nadi : 82 x/menit

7. Pernafasan

- Frekuensi : 22 x/menit

- Irama : reguler

- Tipe : thorakoabdominal

8. Kulit

- Turgor : baik

2

Page 3: URTIKARIA KASUS 3

- Lembab / kering : lembab

- Lapisan lemak : ada

Pemeriksaan Organ

1. Kepala Bentuk : normocephal

Simetri : simetris

2. Mata Exopthalmus/enophtal : (-)

Kelopak : normal

Conjungtiva : anemis (-)

Sklera : ikterik (-)

Kornea : normal

Pupil : bulat, isokor, reflex cahaya +/+

Lensa : normal, keruh (-)

3. Hidung : tak ada kelainan

4. Telinga : tak ada kelainan

5. Mulut Bibir : lembab

Bau pernafasan : normal

Gigi geligi : lengkap

Palatum : deviasi (-)

Gusi : warna merah muda, perdarahan (-)

Selaput Lendir : normal

Lidah : putih kotor, ulkus (-)

6. Leher KGB : tak ada pembengkakan

Kel.tiroid : tak ada pembesaran

JVP : 5 - 2 cmH2O

7. Thorax Bentuk : simetris

Pergerakan dinding dada : tidak ada yang tertinggal

3

Page 4: URTIKARIA KASUS 3

Pulmo

Pemeriksaan Kanan Kiri

Inspeksi Statis & dinamis: simetris Statis & dinamis : simetris

Palpasi Stem fremitus normal Stem fremitus normal

Perkusi Sonor

Batas paru-hepar :ICS VI

kanan

Sonor

Auskultasi Wheezing (-), rhonki (-) Wheezing (-), rhonki (-)

Jantung

Inspeksi Ictus cordis terlihat di ICS V linea midclavicula kiri

Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicula kiri

Perkusi Batas-batas jantung :

Atas : ICS II kiri

Kanan : linea sternalis kanan

Kiri : ICS VI linea midclavicula kiri

Auskultasi BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)

8. Abdomen

Inspeksi Datar, skar (-), venektasi (-), spidernevi (-)

Palpasi Nyeri tekan regio epigastrium (-), defans musculer (-), ,

hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri ketok

costovertebra (-/-)

Perkusi Timpani

Auskultasi Bising usus (+) normal

9. Ekstremitas Atas

Edema (-), akral hangat.

10. Ekstremitas bawah

Edema (-), akral hangat.

4

Page 5: URTIKARIA KASUS 3

Status Dermatologis

Ekstremitas superior:

Regio brachii dekstra et sinistra : urtika eritema numular sirkumskrip

Ekstremitas inferior:

Regio cruraris anterior posterior dekstra et sinisra : urtika eritema numular

sirkumskrip

STATUS LOKALIS

5

Page 6: URTIKARIA KASUS 3

VI. Diagnosis Kerja :

Urtikaria

VII. Diagnosa Banding

Uritkaria

Ertimema Multiforme

Ptriasis Rosea

VIII.Pemeriksaan Anjuran

- Pemeriksaan darah

- Pemeriksaan imunologis seperti pemeriksaan kadar IgE, eosinofil dan komplemen.

- Test kulit, Uji gores dan uji tusuk dapat dipergunakan untuk mencari alergen.

- Tes eliminasi makanan

IX. Manajemen

a. Preventif :

- Menghindari makanan yang dapat mencetus munculnya penyakit.

- Menghindari agen lain yang diperkirakan dapat menyebabkan urtikaria.

- Menggunakan cooling antipruritic lotion, seperti krim menthol 1% atau 2%

- Menjaga kebersihan badan

6

Page 7: URTIKARIA KASUS 3

- tidak menggunakan sembarang obat-obatan, menggunakan sabun yang tidak

mengandung antiseptic dan tidak iritatif

Promotif :

- Melakukan penjelasan tentang penyebab penyakitnya sehingga dapat menghindari

faktor pencetus.

- Penyakit urtikaria tidak mengancam nyawa, namun belum ditemukan terapi yang

adekuat, dan fakta jika penyebab urtikaria terkadang tidak dapat ditemukan

b. Kuratif :

Non Farmakologi

Menghindari penyebab yang dicurigai dan faktor pemberat. Memberitahukan kepada

pasien tentang penyakit urtikaria tersebut untuk tidak menggaruk lesi dan pentingnya

mematuhi pengobatan.

farmakologi

- Chlorpheniramin maleat 4 mg, 3x1 tablet Selama 3 hari

- Dexametasone 6 mg, 3x1 tablet selama 3 hari

- salisil talk 2% s.u.e, selama 7 hari

c. Pengobatan Tradisional Urtikaria

1. Bahan

- Kelapa muda secukupnya

- madu

Cara membuat :

- Buka kelapa yang masih muda dan tuangkan air nya, isi kan ke dalam gelas

- Lalu campurkan sedikit madu atau satu sendok makan madu

- Minum air kelapa muda yang di campur madu selama 3 hari berturut –

turut

2. Bahan

- Kunyit segar 250 gram

- Jeruk nipis/ lemon 1 buah

- Madu 1 sendok

- Air 400 ml

Cara membuat ;

- Bakar / panggang kunyit segar lalu kupas kulitnya dan potong kecil – kecil

7

Page 8: URTIKARIA KASUS 3

- Blender kunyit yang sudah di potong – potong dengan air 400ml,saring dan

campurkan 1 sendok madu,dan perasaan jeruk

- Buat 2 gelas yang berisi 200ml

- Minum pagi sesudah sarapan dan mau tidur selama 1 bulan.

d. Rehabilitatif

Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang bergizi

dan menghindari faktor pencetus.

8

Page 9: URTIKARIA KASUS 3

9

Page 10: URTIKARIA KASUS 3

10

Page 11: URTIKARIA KASUS 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Defenisi

Urtikaria merupakan penyakit yang sering ditemukan, diperkirakan 3,2-12,8% dari

populasi pernah mengalami urtikaria.  Urtikaria adalah erupsi pada kulit yang berbatas tegas

dan menimbul (bentol), berwarna merah, memutih bila ditekan, dan disertai rasa gatal.

Urtikaria dapat berlangsung secara akut, kronik, atau berulang.1

2.2. Epidemiologi

Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalami

urtikaria dibandingkan dengan usia muda. Menurut Sheldon (1951), menyatakan bahwa umur

rata-rata penderita urtikaria adalah 35 tahun, jarang dijumpai pada umur kurang dari 10 tahun

atau lebih dari 60 tahun. Penderita atopi lebih mudah mengalami urtikaria dibandingkan

orang normal. Tidak ada perbedaan frekuensi jenis kelamin, baik laki-laki maupun wanita.

Umur, ras, jabatan/ pekerjaan, letak geografis, dan perubahan musim dapat mempengaruhi

hipersensitivitas yang diperankan oleh IgE.1

2.3. Klasifikasi

Berdasarkan lamanya serangan dibedakan menjadi 2, yaitu (Siti Aisah, 2010):

Akut

11

Page 12: URTIKARIA KASUS 3

Serangan berlangsung kurang dari 6 minggu atau berlangsung selama 4 minggu tetapi

timbul setiap hari. Sering terjadi pada anak muda.

Kronik

Serangan berlangsung lebih dari 6 minggu atau timbul setiap hari lebih dari 4 minggu.

Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadinya dibedakan menjadi1:

Urtikaria imunologik

o Bergantung IgE (reaksi alergi tipe 1)

o Ikut sertanya komplemen

o Reaksi alergi tipe IV

Urtikaria non imunologik

o Memacu sel mast

o Trauma fisik

Urtikaria idiopatik

2.4. Etiologi

Penyebab belum dapat di pastikan tetapi menurut para ahli kalau histamin dan

mastosit yang memegang peranan penting. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan

pelepasan mediator mastosit dan basofil yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya

urtikaria :

1. Faktor non imunologik.

2. Faktor imunologik.

3. Faktor genetik.

4. Faktor pemberat (modulasi).

2.5. Patofisiologi

12

Page 13: URTIKARIA KASUS 3

Urtikaria terjadi karena vasodilatasi pembuluh darah dermal disertai permeabilitas

kapiler yang meningkat, sehingga terjadi transudasi cairan yang mengakibatkan pengumpulan

cairan setempat. Sehingga secara klinis tampak edema setempat disertai kemerahan.

Urtikaria hasil dari pelepasan leukotrien C4 histamin, bradikinin, prostaglandin D2, dan

zat vasoaktif lain dari sel mast dan basofil di dalam dermis. Ini menyebabkan zat ekstravasasi

plasma ke dalam dermis, menyebabkan lesi urtikaria. Pruritus adalah hasil dari histamin yang

dilepaskan ke dermis .2

Pengaktifan reseptor histamin H1 pada sel otot endotel dan halus menyebabkan peningkatan

permeabilitas kapiler. Pengaktifan reseptor histamin H2 menyebabkan vasodilatasi arteriol

dan venula. Proses ini disebabkan oleh beberapa mekanisme sebagai berikut.2

Tipe I imunoglobulin (Ig) respon alergi dimulai oleh antigen yang diperantarai

kompleks imun IgE yang mengikat Fc reseptor pada permukaan sel mast dan basofil,

sehingga menyebabkan degranulasi dengan pelepasan histamin.

Reaksi tipe III imun kompleks penyakit dikaitkan dengan lupus eritematosus sistemik

dan penyakit autoimun lain yang menyebabkan urtikaria.

Non-imun yang dimediasi urtikaria misalnya Obat-obatan tertentu (opioid, vecuronium,

succinylcholine, vankomisin, dan lainnya) serta agen radiocontras menyebabkan urtikaria

karena degranulasi sel mast melalui mekanisme non-IgE-mediated .2

2.6. Gejala Klinis

Keluhan subjektif berupa gatal, rasa terbakar, atau tertusuk. Secara klinis tampak eritema

dan edema setempat berbatas tegas, kadang bagian tengah tampak lebih pucat. Besarnya

13

Page 14: URTIKARIA KASUS 3

dapat lentikular, numular sampai plakat. (Siti Aisah, 2010). Biasanya regional atau umum.

Terlokalisasi di daerah yang terkena matahari, tekanan, dingin .3

Dingin gatal, pucat atau merah atau bengkak di daerah yang kontak

dengan dingin

Tekanan bengkak merah sakit atau gatal di daerah yang terkena tekanan

(telapak kaki, telapak tangan, atau pinggang)

Solar gatal, pucat atau merah bercak atau bengkak di tempat paparan

sinar UV

Kolinergik gatal, kecil (<5 mm) monomorfik bercak papular pucat atau

merah muda pada leher, dan anggota badan

2.7. Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah

• Pemeriksaan imunologi seperti kadar IgE, eosinofil dan komplemen.

• Pemeriksaan histopatologi.

• Uji tempel.

• Tes eliminasi makanan

2.8. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan gejala klinis yang khas yakni

adanya oedem setempat yang timbul mendadak dan hilang secara perlahan-lahan,eritem,

memutih bila ditekan disertai rasa gatal, rasa terbakar atau tertusuk.

2.9. Diagnosa Banding

- Urtikaria

- Eritema multiforme

- Pitriasis Rosea

- Dermatitis kontak dengan eksematisasi

2.10. Penatalaksanaan

a. Umum

14

Page 15: URTIKARIA KASUS 3

Menghidari penyebab yang dicurigai dan faktor pemberat.Memberitahukan kepada pasien

tentang penyakit urtikaria tersebut untuk tidak menggaruk lesi dan pentingnya mematuhi

pengobatan.4

b. Khusus

1. Topikal

o Antipruritus:Bedak tabur atau bedak kocok (seperti bedak salisil atau smersel

yang mengandung menthol 0,5%, acid salicyl 6%, oxyd zink 6%, kemicetin

2%, talk venetoium 20%, gliserin 10% dalam aquadest 20cc.4

2. Sistemik4

- Antihistamin H1

- Difenhidramin 25-50 mg, 4x1 cap/hari

- Metildifenhidramin 20-40 mg, 3x1/hari

- Chlorpheniramine maleat 4mg, 3x1 tablet/hari

- Loratadin 10 mg, 1x1 tablet/hari

- Terfenadin 10 mg, 1x1 tablet/hari

- Kombinasi antihistamin 1 dan antihistamin 2 : Cimetidine : 200-400

mg, sehari 2-4 kali atau 800 mg sehari 1 kali waktu tidur malam.

- Kortikosteroid.

- Metilprednisolon 4 mg/dosis, sehari 3 kali

- Dexametasone 0,5-1 mg/dosis, sehari 3 kali

2.11. Prognosa

Pada umumnya prognosis urtikaria baik. Urtiraria akut lebih baik daripada

kronik,karena penyebabnya lebih mudah diketahui.

15

Page 16: URTIKARIA KASUS 3

BAB III

ANALISA KASUS

Pasien perempuan berumur 15 tahun datang dengan keluhan timbul bentol-bentol

kemerahan yang terasa gatal pada kedua lengan dan kedua tungkai kaki yang timbul

mendadak 2 jam sebelum pasien datang berobat ke puskesmas. Sebelumnya pasien mengaku

makan udang. Beberapa saat kemudian timbul bentol-bentol kemerahan yang terasa gatal.

Pada pemeriksaan dermatologis pada regio brachii dekstra et sinistra ditemukan urtika

eritema numular sirkumskrip dan regio crucalis anterior posterior dekstra et sinistra

ditemukan urtika eritema nummular sirkumskrip. Pada pasien ini tidak dilakukan

pemeriksaan penunjang.

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik maka pasien ini didiagnosa urtikaria.

Pasien ini diberikan terapi berupa Chlorpheniramin maleat 4 mg sebanyak 3 x sehari selama 3

hari yang merupakan anti histamine untuk menghilangkan keluhan gatal. Diberikan juga

16

Page 17: URTIKARIA KASUS 3

kortikosteroid dexamethason 6 mg sebanyak 3 x sehari selama 3 hari.lalu di beri bedak salisil

talk 2% s.u.e,

Pada pasien ini dapat diketahui dari anamnesa penyebab keluhannya adalah faktor

makanan yaitu udang. Karena pasien mengaku sebelumnya juga pernah mengalami keluhan

yang sama setelah memakan makanan laut. Oleh sebab itu, pasien dianjurkan untuk

menghindari makanan laut yang bisa menyebabkan keluhan muncul. Selain itu orang tua

pasien ibunya sering mengalami sakit yang sama,ibu nya tidak bisa memakan,makanan laut.

a. Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai keadaan rumah pasien, dapat disimpulkan

bahwa keadaan/ kondisi rumah pasien tidak mempengaruhi atau memperberat penyakit yang

diderita oleh pasien saat ini.

Hubungan diagnosis dengan lingkungan sekitar pada kasus ini, diagnosis penyakit pada

pasien ini tidak ada pengaruhnya terhadap lingkungan disekitarnya, karena penyakit pasien

ini bukan merupakan penyakit berbasis lingkungan. Tetapi penyakit pasien ini ada

hubugannya dengan faktor makanan yaitu udang. Karena pasien mengaku sebelumnya juga

pernah mengalami keluhan yang sama setelah memakan makanan laut. Oleh sebab itu, pasien

dianjurkan untuk menghindari makanan laut yang bisa menyebabkan keluhan muncul.

b. Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga

Hubungan keluarga baik, tidak pernah terjadi percekcokan antara ibu dan ayah

pasien., pasien selalu di manja dan disayang, sehingga factor psikologi mencetuskan

alergi ataupun urtikaria tidak berhubungan.

c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan lingkungan

sekitar

Dari anamnesa yang didapat, pola kebiasaan pasien untuk menghindari makanan

yang merangsang timbulnya penyakit ini kurang dilakukan pasien. Pasien masih tetap

saja makan makanan yang memicu terkenanya urtikaria.

d. Analisis kemungkinan berbagai faktor resiko atau etiologi penyakit

17

Page 18: URTIKARIA KASUS 3

Penyebab belum dapat di pastikan tetapi menurut para ahli kalau histamin dan

mastosit yang memegang peranan penting. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan

pelepasan mediator mastosit dan basofil yang kemudian dapat menyebabkan timbulnya

urtikaria : faktor non imunologik, faktor imunologik, faktor genetik., serta faktor

pemberat (modulasi).

Pada kasus ini faktor predisposisnya adalah faktror pemberat yakni memakanan

makan laut. Dan ibu pasien juga sering mngealami hal yang serupa

e. Analisis untuk mengurangi paparan dengan faktor resiko atau etiologi

Usaha yang hendak dilakukan pasien agar tidak terkena urtikaria kembali adalah

dengan Menghindari makanan yang dapat mencetus munculnya penyakit., Menghindari agen lain

yang diperkirakan dapat menyebabkan urtikaria dan menjaga kebersihan badan

DAFTAR PUSTAKA

1. Siti Aisah. Urtikaria dalam : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Enam. Jakarta :

FKUI; 2010. Hal. 169 – 175

2. Linscott M.S. Urticaria. Diakses dari: www.emedicine.medscape.com/article/762917-

overview (Tanggal 7 Desember 2013)

3. Klaus W, Johnson R.A. Urticaria and Angioderma In : Fitzpatrick’s Color Atlas and

Synopsis of Clinical Dermatology 6th edition. Mc Graw Hill.2009

4. Zuberbier T, Maurer M. Urticaria: current opinions about etiology, diagnosis and therapy.

Acta Derm Venereol. 2007;87(3):196-205.

18

Page 19: URTIKARIA KASUS 3

19

Page 20: URTIKARIA KASUS 3

20

Page 21: URTIKARIA KASUS 3

21

Page 22: URTIKARIA KASUS 3

22

Page 23: URTIKARIA KASUS 3

23