OLIVIA OKTAVIANI P (110.2011.204)
OLIVIA OKTAVIANI P (110.2011.204)1
1. KLB
Definisi
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun
waktu dan daerah tertentu (Kep. Dirjen PPM&PLP
No.451-I/PD.03.04/1991Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan salah
satu istilah yang sering digunakan dalam epidemiologi. Istilah ini
juga tidak jauh dari istilah wabah yang sring kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari. Kedua istilah ini sering digunakan akan
tetapi sering kali kita tidak mengetahui apa arti kedua kata
tersebut.Menurut UU : 4 Tahun 1984, kejadian Luar Biasa (KLB)
adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang
bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu.
Wabah:
berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka. Menteri menetapkan dan, mencabut daerah
tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai
daerah wabah
Perbedaan definisi antara Wabah dan KLB :
Wabah harus mencakup:
Jumlah kasus yang besar.
Daerah yang luas
Waktu yang lebih lama.
Dampak yang timbulkan lebih berat.
Kriteria KLB
KLB meliputi hal yang sangat luas seperti sampaikan pada bagian
sebelumnya, maka untuk mempermudah penetapan diagnosis KLB,
pemerintah Indonesia melalui Keputusan Dirjen PPM&PLP No.
451-I/PD.03.04/1999 tentang Pedoman Penyelidikan Epidemiologi dan
Penanggulangan KLB telah menetapkan criteria kerja KLB yaitu :
Timbulnya suatu penyakit/menular yang sebelumnya tidak ada/tidak
dikenal.
Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3
kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari,
minggu, bulan, tahun)
Peningkatan kejadian penyakit/kematian, 2 kali atau lebih
dibandingkan dengan periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan,
tahun).
Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan dua
kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-rata
perbulan dalam tahun sebelumnya.
Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan
dua kali lipat atau lebih dibanding dengan angka rata-rata per
bulan dari tahun sebelumnya.
Case Fatality Rate dari suatu penyakit dalam suatu kurun waktu
tertentu menunjukan kenaikan 50% atau lebih, dibanding dengan CFR
dari periode sebelumnya.
Propotional Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding periode yang
sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya.
Beberapa penyakit khusus : Kholera, DHF/DSS, (a)Setiap
peningkatan kasus dari periode sebelumnya (pada daerah endemis).
(b)Terdapat satu atau lebih penderita baru dimana pada periode 4
minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit
yang bersangkutan.
Klasifikasi KLB
a. Menurut Penyebab:
Entero toxin : misal yang dihasilkan oleh Staphylococus aureus,
Vibrio, Kholera, Eschorichia, Shigella.
Exotoxin (bakteri), misal yang dihasilkan oleh Clostridium
botulinum, Clostridium perfringens.
Endotoxin : Infeksi, Virus, Bacteri, Protozoa, Cacing, Toksin
Biologis, Racun jamur, Alfatoxin, Plankton, Racun ikan, Racun
tumbuh-tumbuhan, Toksin Kimia.
Zat kimia organik: logam berat (seperti air raksa, timah),
cyanide, nitrit, pestisida.
Gas-gas beracun: CO, CO2, HCN.
b. Menurut Sumber KLB
Manusia misal: jalan napas, tenggorokan, tangan, tinja, air
seni, muntahan, seperti : Salmonella, Shigella, Staphylococus,
Streptoccocus,
Protozoa, Virus Hepatitis.
Kegiatan manusia, misal : Toxin biologis dan kimia (pembuangan
tempe bongkrek, penyemprotan, pencemaran lingkungan, penangkapan
ikan dengan racun).
Binatang seperti : binatang piaraan, ikan, binatang mengerat,
contoh : Leptospira, Salmonella, Vibrio, Cacing dan parasit
lainnya, keracunan ikan/plankton
Serangga (lalat, kecoa, dan sebagainya) misal : Salmonella,
Staphylokok, Streptokok.
Udara, misal : Staphyloccoccus, Streptococcus, Virus, pencemaran
udara.
Permukaan benda-benda/alat-alat misal : Salmonella.
Air, misalnya : Vibrio Cholerae, Salmonella.
Makanan/minuman, misal : keracunan singkong, jamur, makanan
dalam kaleng.
c. Menurut Penyakit wabah
Beberapa penyakit dari sumber di atas yang sering menjadi
wabah:
Kholera, Pes, Demam kuning, Demam bolak-balik, Tifus bercak
wabah, DBD, Campak, Polio, DPT, Rabies, Malaria, Influensa,
Hepatitis, Tipus perut, Meningitis, Encephalitis, SARS, Anthrax
Pelacakan Kejadian Luar Biasa
1. Garis Besar Pelacakan Wabah/Kejadian Luar BiasaKeberhasilan
pelacakan wabah sangat ditentukan oleh berbagai kegiatan khusus.
Pengumpulan data dan informasi secara seksama langsung di lapangan
atau tempat kejadian, yang disusul dengan analisis data yang teliti
dengan ketajaman pemikiran merupakan landasan dari suatu
keberhasilan pelacakan.
2. Analisis Situasi AwalPada tahap awal pelacakan suatu situasi
yang diperkirakan bersifat wabah atau kejadian luar biasa,
diperlukan tiga kegiatan awal, yaitu :
a. Penentuan / penegakan diagnosisUntuk kepentingan diagnosis
maka diperlukan penelitian/pengamatan klinis dan pemeriksaan
laboratorium. Harus diamati secara tuntas apakah laporan awal yang
diperoleh sesuai dengan keadaan yang sebenarnya (perhatikan tingkat
kebenarannya). Selain itu, harus pula ditetapkan kapan seseorang
dapat dinyatakan sebagai kasus. Dalam hal ini sangat tergantung
pada keadaan dan jenis masalah yang dihadapi.
b. Penentuan adanya wabahUntuk menentukan apakah situasi yang
dihadapi adalah wabah atau tidak, maka perlu diusahakan melakukan
perbandingan keadaan jumlah kasus sebelumnya untuk melihat apakah
terjadi kenaikan frekuensi yang istimewa atau tidak.
c. Uraian keadaan wabahBila keadaan dinyatakan wabah harus
dilakukan penguraian keadaan wabah bedasarkan tiga unsur utama
yaitu waktu, tempat dan orang.
Gambaran wabah berdasarkan waktuKurva EpidemiAdalah gambar
perjalanan suatu letusan, berupa histogram dari jumlah kasus
berdasarkan waktu timbulnya gejala pertama. Untuk membuatnya
dibutuhkan informasi tentang waktu timbulnya gejala pertama.
Misalnya, tanggal timbulnya gejala pertama, jam timbulnya gejala
pertama, untuk masa inkubasi sangat pendekManfaat kurva
epidemic
Mendapatkan Informasi tentang perjalanan wabah dan kemungkinan
kelanjutan
Bila penyakit dan masa inkubasi diketahui, dapat memperkirakan
kapan pemaparan terjadi dengan memusatkan penyelidikan pada periode
tersebut.
Kesimpulan pola kejadian -- apakah bersumber tunggal, ditularkan
dari orang ke orang, atau campuran keduanya
Perjalanan Wabah
kurve menanjak: jumlah kasus terus bertambah, wabah sedang
memuncak, akan ada kasus-kasus baru
Puncak kurve sudah dilalui: kasus yang terjadi semakin
berkurang, wabah akan segera berakhir.Mencari Periode pemaparan
Pada point source epidemic -- penyakit dan masa inkubasi
diketahui, kurve epidemic dapat digunakan untuk mencari periode
pemaparan -- penting menanyakan sumber letusan
Gambaran wabah berdasarkan tempat
Memberikan informasi tentang luasnya wialyah yang terserang
Menggambarkan pengelompokkan atau pola lain ke arah penyebab
Berupa: Spot map atau area map
Spot map: peta sederhana yang berguna untuk menggambarkan tempat
para penderita tinggal, bekerja, atau kemungkinan terpapar
Area map: menunjukkan insidens atau distribusi kejadian pada
wilayah dengan kode/ arsiran
Mencantumkan angka serangan (rate) untuk masing-masing
wilayah
Gambaran wabah berdasarkan orang
Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang menentukan penyakit,
karena mempengaruhi:
Daya tahan tubuh
Pengalaman kontak dengan penyakit
Lingkungan pergaulan yang memungkinkan kontak dengan sumber
penyakit
Jenis Kelamin; Ras/ suku; dsb.
Faktor-faktor ini digambarkan apabila diduga ada perbedaan
risiko diantara golongan-golongan dalam faktor tsb.Di negara-negara
multirasial, gambaran penderita berdasarkan ras sering ditampilkan.
Adanya perbedaan cara hidup, tingkat sosial ekonomi, kekebalan,
dsb.
Berdasarkan pemaparan: Pekerjaan, Rekreasi, Penggunaan
obat-obatan
3. Analisis LanjutanSetelah melakukan analisis awal dan
menetapkan adanya situasi wabah, maka selain tindak pemadaman
wabah, perlu dilakukan pelacakan lanjut serta analisis
berkesinambungan yaitu :
Usaha penemuan kasus tambahan
Ditelusuri kemungkinan adanya kasus yang tidak dikenal dan kasus
yang tidak dilaporkan. Dengan cara mengadakan pelacakan ke rumah
sakit dan ke dokter praktek umum setempat dan pelacakan yang
itensif adanya gejalaatau yang kontak dengan penderita.
Analisis data
Melakukan analisis data secara berkesinambungan sesuai tambahan
informasi yang didapatkan dan laporkan hasil intrepesi data
tersebut.
Menegakkan hipotesis
Hasil analisis dari seluruh kegiatan dibuat keputusan yang
bersifat hipotesis tentang keadaan yang diperkirakan. Kesimpulan
dari semua fakta yangditemukan harus sesui dengan apa yang
tercantum dalam hipotesis.
Tindak pemadaman wabah dan tindak lanjut
Tindakan diambil berdasarkan hasil analisis dan sesuai dengan
keadaan wabah yang terjadi. Setiap tindakan pemadaman wadah harus
disertai dengan berbagai tindak lanjut (follow up) sampai keadaan
sudah normal kembali. Biasanya kegiatan tindak lanjut dan
pengamatan dilakukan sekurang-kurangnya 2 kali masa tunas penyakit
yang mewabah.
Penanggulangan KLB
Penanggulangan KLBdikenal dengan namaSistem Kewaspadaan Dini
(SKD-KLB), yang dapat diartikan sebagai suatu upaya pencegahan dan
penanggulangan KLB secara dini dengan melakukan kegiatan untuk
mengantisipasi KLB. Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatan yang
sistematis dan terus-menerus yang mendukung sikap tanggap/waspada
yang cepat dan tepat terhadap adanya suatu perubahan status
kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan
data kasus baru dari penyakit-penyakit yang berpotensi terjadi KLB
secara mingguan sebagai upaya SKD-KLB. Data-data yang telah
terkumpul dilakukan pengolahan dan analisis data untuk penyusunan
rumusan kegiatan perbaikan oleh tim epidemiologi (Dinkes
KotaSurabaya, 2002).
Berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah
penyakit menular serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 560 tahun
1989, maka penyakit DBD harus dilaporkan segera dalam waktu kurang
dari 24 jam. Undang-undang No. 4 tahun 1984 juga menyebutkan bahwa
wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat, yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu
serta dapat menimbulkan malapetaka. Dalam rangka mengantisipasi
wabah secara dini, dikembangkan istilah kejadian luar biasa (KLB)
sebagai pemantauan lebih dini terhadap kejadian wabah. Tetapi
kelemahan dari sistem ini adalah penentuan penyakit didasarkan atas
hasil pemeriksaan klinik laboratorium sehingga seringkali KLB
terlambat diantisipasi (Sidemen A., 2003).
Badan Litbangkes berkerja sama dengan Namru 2 telah
mengembangkan suatu sistem surveilans dengan menggunakan teknologi
informasi (computerize) yang disebut dengan EarlyWarningOutbreak
Recognition System (EWORS). EWORS adalah suatu sistem jaringan
informasi yang menggunakan internet yang bertujuan untuk
menyampaikan berita adanya kejadian luar biasa pada suatu daerah di
seluruhIndonesiake pusat EWORS secara cepat (Badan Litbangkes,
Depkes RI). Melalui sistem ini peningkatan dan penyebaran kasus
dapat diketahui dengan cepat, sehingga tindakan penanggulangan
penyakit dapat dilakukan sedini mungkin. Dalam masalah DBD kali ini
EWORS telah berperan dalam hal menginformasikan data kasus DBD dari
segi jumlah, gejala/karakteristik penyakit, tempat/lokasi, dan
waktu kejadian dari seluruh rumah sakit DATI II di Indonesia
(Sidemen A., 2003)
Pencegahan terjadinya wabah/KLBa. Pencegahan tingkat pertama
Menurunkan faktor penyebab terjadinya wabah serendah mungkin
dengan cara desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi yang bertujuan
untuk menghilangkan mikroorganisme penyebab penyakit dan
menghilangkan sumner penularan.
Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan
fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan,
peningkatan lingkungan biologis seperti pemberntasan serangga dan
binatang pengerat serta peningkatan lingkungan sosial seperti
kepadatan rumah tangga.
Meningkatkan daya tahan pejamu meliputi perbaikan status
gizi,kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta peningkatan
status psikologis.
b. Pencegahan tingkat keduaSasaran pencegahan ini terutama
ditunjukkan pada mereka yang menderita atau dianggap menderita
(suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas) dengan cara
diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dicegah meluasnya
penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah serta untuk segera
mencegah proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya
komplikasi.
c. Pencegahan tingkat ketigaBertujuan untuk mencegah jangan
sampai penderita mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah
bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat
penyakit tersebut dengan dilakukannya rehabilitasi.
d. Strategi pencegahan penyakitDilakukan usaha peningkatan
derajad kesehatan individu dan masyarakat, perlindungan terhadap
ancaman dan gangguan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penanganan
dan pengurangan gangguan serta masalah kesehatan serta rehabilitasi
lingkungan.
Faktor penyebab KLBSalah satu faktor yang dapat mempengaruhi
timbulnya KLB/Wabah adalah Herd Immunity. Secara umum dapat
dikatakan bahwa herd immunity ialah kekebalan yang dimiliki oleh
sebagian penduduk yang dapat menghalangi penyebaran. Hal ini dapat
disamakan dengan tingkat kekebalan individu yaitu makin tinggi
tingkat kekebalan seseorang, makin sulit terkena penyakit tersebut.
Demikian pula dengan herd immunity, makin banyak proporsi penduduk
yang kebal berarti makin tinggi tingkat herd immunity-nya hingga
penyebaran penyakit menjadi semakin sulit.
Setelah terjadi wabah, jumlah penduduk yang kebal bertambah
hingga herd immunity meningkat hingga penyebaran penyakit berhenti.
Setelah beberapa waktu jumlah penduduk yang kebal menurun demikian
pula dengan herd immunity-nya dan wabah penyakit tersebut datang
kembali, demikianlah seterusnya.
Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)
Adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk
tertentu terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit
menular tertentu berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu
anggota kelompok tersebut.
Herd Immunity merupakan faktor utama dalam proses kejadian wabah
di masyarakat serta kelangsungan penyakit pada suatu kelompok
penduduk tertentu.
Wabah terjadi karena 2 keadaan :
Keadaan kekebalan populasi yakni suatu wabah besar dapat terjadi
jika agent penyakit infeksi masuk ke dalam suatu populasi yang
tidak pernah terpapar oleh agen tersebut atau kemasukan suatu agen
penyakit menular yang sudah lama absen dalam populasi tersebut.
Bila suatu populasi tertutup seperti asrama, barak dimana
keadaan sangat tertutup dan mudah terjadi kontak langsung, masuknya
sejumlah orang-orang yang peka terhadap penyakit tertentu dalam
populasi tsb. Ex: Asrama mahasiswa/tentara.
Pengukuran epidemiologi : UKURAN-UKURAN DALAM
EPIDEMIOLOGIProporsi: Proporsi adalah perbandingan yang
pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Proporsi digunakan
untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasiRumus:Proporsi
: x / (x+y) x kContoh:Proporsi Mhs wanita =
Jumlah Mahasiswa
wanita------------------------------------------ kJumlah Mahasiswa
wanita + pria
Proporsi Mahasiswa berprestasi
Proporsi Mahasiswa hafal Al Quran
Ratio: Ratio adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling
tergantung. Ratio digunakan untuk menyatakan besarnya kejadian
Rumus:
Ratio: (x/y) k
Ratio dapat juga dinyatakan sebagai perbandingan
Ratio x : y = 1 : 2
Contoh:
jumlah pria---------------------- kjumlah wanita
Pria : Wanita = x : yDependency ratio =
Juml usia (0 - 65 th)-------------------------------------------
kJumlah usia (15 64 th)
Contoh: Jumlah Mahasiswa Stikes = 100, ratio pria : wanita = 2 :
3. Berapa jumlah masing2 mahasiswa?Rate : Rate adalah perbandingan
suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko
kejadian tersebut. Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan
kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakatRumus:Rate: (x/y) k
X: angka kejadian
Y: populasi berisiko
K: konstanta (angka kelipatan dari 10)
Contoh: Campak berisiko pada balita
Diare berisiko pada semua penduduk
Ca servik berisiko pada wanita
PENGUKURAN ANGKA KESAKITAN/ MORBIDITASINCIDENCE RATEIncidence
rate adalah frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat / wilayah / negara pada waktu
tertentu
Incidence Rate (IR):
Jumlah penyakit baru--------------------------------- kJumlah
populasi berisiko
PREVALENCE RATEPrevalence rate adalah frekuensi penyakit lama
dan baru yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/
negara pada waktu tertentu. PR yang ditentukan pada waktu tertentu
(misal pada Juli 2000) disebut Point Prevalence Rate. PR yang
ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31
Desember 2000) disebut Periode Prevalence Rate
Prevalence Rate (PR):
Jumlah penyakit lama +
baru--------------------------------------- kJumlah populasi
berisiko
ATTACK RATEAttack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam
waktu wabah yang berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/
wilayah/ negara pada waktu tertentu
Attack Rate (AR):
Jumlah penyakit baru--------------------------------- kJumlah
populasi berisiko
(dalam waktu wabah berlangsung)
PENGUKURAN MORTALITY RATECRUDE DEATH RATECDR adalah angka
kematian kasar atau jumlah seluruh kematian selama satu tahun
dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun
Rumus: CDR (Crude Death Rate)
Jumlah semua kematian--------------------------------- kJumlah
semua penduduk
SPECIFIC DEATH RATESDR adalah jumlah seluruh kematian akibat
penyakit tertentu selama satu tahun dibagi jumlah penduduk pada
pertengahan tahun
Rumus: SDR (Specific Death Rate
Jumlah kematian penyakit x-----------------------------------
kJumlah semua penduduk
CASE FATALITY RATECFR adalah persentase angka kematian oleh
sebab penyakit tertentu, untuk menentukan kegawatan/ keganasan
penyakit tersebut
CFR (Case Fatality Rate):
Jumlah kematian penyakit x------------------------------------ x
100%Jumlah kasus penyakit x
MATERNAL MORTALITY RATEMMR = AKI = Angka kematian Ibu adalah
jumlah kematian ibu oleh sebab kehamilan/ melahirkan/ nifas (sampai
42 hari post partum) per 100.000 kelahiran hidup
MMR (Maternal Mortality Rate):
Jumlah kematian Ibu------------------------------ x
100.000Jumlah kelahiran hidup
INFANT MORTALITY RATEIMR = AKB = angka kematian bayi adalah
jumlah kematian bayi (umur