Slide 1
HASIL RISKESDAS 2010Skenario 3
Kelompok : B-07
Ketua:Muhammad Hikmah Adha1102011178Sekretaris: Nadya Afiefa
Putri1102011189Anggota:Rizkie Arianti P.N1102010254 Sri Ayu Daeng
Macora1102010272Muhammad Reza Irzanto1102011180Muhammad Rizdimas
R.P1102011181Muthia Despi Utami1102011182Raditya Sakti
Prabowo1102011217 Rahma Arsella1102011218
SKENARIO 3
HASIL RISKESDAS 2010Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) 2010 yang dilaksanakan oleh Balitbangkes Kementerian
Kesehatan RI didapatkan beberapa hasil terkait dengan status gizi
anak sebagai berikut: prevalence rate anak pendek secara nasional
pada kelompok umur 6-12 tahun adalah 35,6% yang terdiri dari 15,6%
sangat pendek dan 20% pendek. Prevalence rate kekurusan pada anak
umur 6-12 tahun adalah 12,2% terdiri dari 4,6% sangat kurus dan
7,6% kurus. Secara nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12
tahun masih tinggi yaitu 9,2% atau masih diatas 5,0%.RISKESDAS 2010
juga meneliti pola konsumsi energi dan protein penduduk.Hasilnya
adalah masalah kekurangan konsumsi energi dan protein terjadi pada
semua kelompok umur anak. Terutama anak usia sekolah (6-12 tahun),
usia pra remaja (13-15 tahun), usia remaja (16-18 tahun), dan
kelompok ibu hamil, khususnya ibu hamil di pedesaan.Status gizi
anak tidak hanya dipengaruhi pola makan tetapi juga pola asuh
keluarga serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) keluarga dan
anak. Dua keadaan tersebut disebabkan karena perilaku yang kurang
baik dan cenderung menyebabkan kegemukan pada anak adalah
membiarkan anak duduk berjam-jam menonton TV, kurang olahraga, dan
sering makan makanan junk food yang tinggi lemak, kalori, garam,
rendah serat.Rekomendasi hasil RISKESDAS yang berhubungan dengan
status gizi anak usia sekolah adalah anak-anak perlu diberi makanan
tambahan. Program pemberian makanan tambahan di daerah miskin dapat
dilaksanakan oleh Puskesmas dengan menjalin kerjasama pihak sekolah
dan masyarakat.Dalam pandangan islam, menjalankan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) juga melakukan pemberdayaan masyarakat agar
masyarakat dapat mandiri adalah wajib.
SASARAN BELAJARLO.1. Memahami dan Menjelaskan Gizi Kurang dan
Gizi Lebih pada AnakLO.2. Memahami dan Menjelaskan Gizi pada
Anakdan Ibu HamilLO.3. Memahami dan Menjelaskan Perlaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS)LO.4.Memahami dan Menjelaskan Perilaku Hidup
Tidak Sehat Usia SekolahLO.5. Memahami dan Menjelaskan Pandangan
Islam tentang PHBSDefinisi
Gizi lebihGizi lebih terjadi jika terdapat ketidakseimbangan
antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang
berlebihan secara kronis akan menimbulkan kenaikan berat badan,
berat badan lebih (overweight) dan obesitas.
Gizi kurang Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan nutrisi
seperti protein, karbohidrat, lemak dan vitamin yang dibutuhkan
oleh tubuh. Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) pada tahun
1999.LO.1. Memahami dan Menjelaskan Gizi Kurang dan Gizi Lebih pada
Anakfaktor yang menyebabkan gizi kurang
Lima masalah gizi kurang yang mendominasi di Indonesia, yaitu :
1) Kurang Energi Protein (KEP) Kurang Energi Protein (KEP)
disebabkan oleh kekurangan makan sumber energi secara umum dan
kekurangan sumber protein2) Anemia Gizi Besi (AGB) Masalah anemia
gizi di Indonesia terutama yang berkaitan dengan kekurangan zat
besi (AGB). Penyebab masalah AGB adalah kurangnya daya beli
masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sumber zat besi, terutama
dengan ketersediaan biologik tinggi (asal hewan), dan pada
perempuan ditambah dengan kehilangan darah melalui haid atau
persalinan. 3) Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) Kekurangan
iodium umumnya banyak ditemukan di daerah pegunungan dimana tanah
kurang mengandung iodium. GAKI menyebabkan pembesaran kelenjar
gondok (tiroid
Gizi Buruk4) Kurang Vitamin A (KVA) KVA merupakan suatu ganguan
yang disebabkan karena kurangnya asupan vitamin A dalam tubuh. 5)
MarasmikMarasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang
terutama akibat kekurangan kalori yang berat dan kronis terutama
terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak bawah
kulit dan otot.Sinonim marasmus diterapkan pada pola penyakit
klinis yang menekankan satu ayau lebih tanda defisiensi protein dan
kalori.
Secara garis besar sebab-sebab marasmus ialah sebagai berikut:1)
Masukan makanan yang kurang.2) Infeksi3) Kelainan struktur bawaan4)
Prematuritas dan penyakit pada masa neonatus5) Pemberian ASI tidak
cukup6) Gangguan metabolik7) Tumor hypothalamus8) Penyapihan9)
Urbanisasi
Selain itu manifestasi marasmus adalah sebagai berikut :1. Badan
kurus kering tampak seperti orangtua2. Lethargi3.Irritable4. Kulit
keriput (turgor kulit jelek)5. Ubun-ubun cekung pada bayi6. Jaingan
subkutan hilang7. Malaise8. Kelaparan9. Apatis ObesitasKonsumsi
terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian
energy. Kelebihan energi dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk
lemak. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya
pada laki laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat
badan ideal menurut umurnyaAkibat dari penyakit obesitas ini adalah
penderita cenderung menderita penyakit kardiovaskuler,
hipertensi,dan diabetes mellitus. Obesitas adalah keadaan
penimbunan jaringan lemak tubuh yang berlebihan.Obesitas terjadi
bila asupan energi melebihi pengeluarannya. Ketidakseimbangan ini
terjadi karena jumlah makanan yang dimakan berlebihan dibandingkan
energi yang dikeluarkan untuk aktivitas anak sehari-hari. Secara
ilmiah didefinisikan sebagai indeks massa tubuh terletak di atas
persentil 95 kurva BMI CDC 2000. Bila masih di atas persentil 85
maka perlu dikatakan memiliki risiko obestitas.Gizi LebihKebanyakan
obesitas dipengaruhi oleh faktor :keturunan (genetik) dan pengaruh
lingkunganpola makanolahragajenis aktivitas keseharianobat-obatan
yaitu:kortisol dan glukokortikoid, atau steroid,penghambat monoamin
oksidase,sulfonylurea,tiazolidindion, risperidon,klozapin,insulin
dosis berlebih,kontrasepsi oral
Tanda dan GejalaObesitas pada anak ditandai dengan beberapa ciri
sebagai berikut:pertumbuhan atau pertambahan berat badan di atas
rata-ratamulai tampak gemuk sejak usia diniasupan makan berlebihada
riwayat keturunan obesitastidurnya mengorokaktivitas sehari-hari
hanya ringan-ringan saja/ sedentary lifemuka tembem, dagu rangkap,
leher pendekterdapat bagian tubuh yang berlipat-lipatperut
buncitpada anak lelaki penis tenggelam (tertutup lipatan tubuh),
nak laki-laki sering merasa malu karena payudara seolah olah
tumbuh,menggantung dan sering disertai strieAnak lebih cepat
mencapai pubertas. Kematangan sexsual lebih cepat, pertumbuhan
payudara, menarke, pertumbuhan rambut kelamin dan ketiak juga lebih
cepatPada stadium ringan dengan perbaikangizi.Pengobatanpada
stadium berat cenderung lebih kompleks karena
masing-masingpenyakitharus diobati satu persatu. Penderitapun
sebaiknya dirawat di RumahSakituntuk mendapat perhatianmedis secara
penuh.Pengobatan pada penderita MEP (Malnutrisi Energi Protein)
tentu saja harus disesuaikan dengan tingkatannya. Penderita kurang
gizi stadium ringan, contohnya, diatasi dengan perbaikan gizi.
Dalam sehari anak-anak ini harus mendapat masukan protein sekitar
2-3 gram atau setara dengan 100-150 Kkal.Sedangkan pengobatan MEP
berat cenderung lebih kompleks karena masing-masing penyakit yang
menyertai harus diobati satu per satu. Penderita pun sebaiknya
dirawat di rumah sakit untuk mendapat perhatian medis secara penuh.
Sejalan dengan pengobatan penyakit penyerta maupun infeksinya,
status gizi anak tersebut terus diperbaiki hingga sembuh.
Penanganan gizi burukPada prinsipnya pengobatan anak dengan
obesitas adalah sebagai berikut:1.Memperbaiki factor penyebab,
misalnya kesalahan cara pengasuhan maupun factor
kejiwaan.2.Motivasi penderita obesitas dewasa tentang perlunya
penggusauran badan. Sedangkan orang tua bayi atau anak yang
obesitas harus dimotivasi tentang pentingnya memperlambat kenaikan
berat badan bayi atau anaknya.3.Pemberian diet rendah kalori
seimbang untuk menghambat kenaikan berat badan kemudian membimbing
pengaturan makanan yang sesuai untuk mempertahankan gizi yang ideal
sesuai dengan pertumbuhan anak. Ditambahkan pula vitamin dan
mineral.4.Mengajukan penderita untuk olahraga yang teratur atau
anak bermain secara aktif, sehingga banyak energy yang banyak
digunakan.Penanganan gizi lebihPenilaian Status Gizi Anak Menurut
Djoko Pekik Irianto (2006: 65) Pengukuran status gizi seseorang
dapat dilakukan pemeriksaan secara langsung antara lain
:AntropometriBiokimiaKlinisBiofisik Adapun pengukuran secara tidak
langsung antara lain :Survey konsumsiStatistik vitalFaktor ekologi
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok
masyarakat. Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia
yang dikenal dengan Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian
status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang
dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai
berikut :UmurBerat BadanTinggi badan
LO. 2. Memahami dan Menjelaskan Gizi pada Anak dan Ibu Hamil
Sumber : Depkes RI 2004.
Tabel 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U,
BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHSNo.Indeks yang
dipakaiBatas PengelompokanSebutan Status Gizi1.BB/U< -3 SD3 s/d
+2 SDGizi burukGizi KurangGizi baikGizi lebih2.TB/U< -3 SD3 s/d
+2 SD
Sangat pendekPendekNormalTinggi3.BB/TB< -3 SD3 s/d +2 SD
Sangat kurusKurusNormalGemukStatus Gizi Anak adalah keadaan
kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi
dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang
dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan
dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U,
TB/U dan BB/TBMasalah gizi pada anakMasalah gizi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu masalah gizi kurang (under nutrition) dan masalah
gizi lebih (over nutrition) (Supariasa et al. 2001).Seseorang
mempunyai status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami
kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial.Status gizi lebih
terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan,
sehingga menimbulkan efek toksin atau membahayakan.Masalah gizi
disebabkan oleh faktor primer atau sekunder.Faktor primer adalah
bila susunan makanan seseorang salah dalam kuantitas dan atau
kualitas yang disebabkan oleh berkurangnya penyediaan pangan,
kurang baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan,
kebiasaan makan yang salah, dan sebagainya.
Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat
gizi tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan
dikonsumsi.Misalnya, faktor-faktor yang menyebabkan terganggunya
pencernaan, faktor-faktor yang mengganggu absorbsi zat-zat gizi,
faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme dan utilisasi zat-zat
gizi seperti adanyapenyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi
ekskresi sehingga menyebabkan banyak kehilangan zat gizi (Almatsier
2001).Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada
umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein(KEP),
masalah Anemia Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah obesitas
terutama di kota-kota besar (Supariasa et al. 2001). Pada keluarga
yang berlatar belakang sosial ekonomi yang rendah atau miskin,
umumnya menghadapi masalah kekurangan gizi (gizi kurang).
Pola Asuh AnakPengertian pola asuh dalam keluarga bisa
ditelusuri dari pedoman yang dikeluarkan oleh Tim Penggerak PKK
Pusat (1995), yakni : usaha orang tua dalam membina anak dan
membimbing anak baik jiwa maupun raganya sejak lahir sampai dewasa
(18 tahun).Secara garis besar pola asuh yang diterapkan orang tua
kepada anaknya dapat digolongkan menjadi : 1.) Pola asuh
otoriterYang dimaksud adalah setiap orang tua dalam mendidik anak
mengharuskan setiap anak patuh tunduk terhadap setiap kehendak
orang tua. Anak tidak diberi kesempatan untuk menanyakan segala
sesuatu yang menyangkut tentang tugas, kewajiban dan hak yang
diberikan kepada dirinya. 2.) Pola asuh demokratisYang dimaksud
adalah sikap orang tua yang mau mendengarkan pendapat anaknya,
kemudian dilakukan musyawarah antara pendapat orang tua dan
pendapat anak lalu diambil suatu kesimpulan secara bersama, tanpa
ada yang merasa terpaksa. 3.) Pola asuh permisifYang dimaksud
dengan sikap orang tua dalam mendidik anak memberikan kebebasan
secara mutlak kepada anak dalam bertindak tanpa ada pengarahan
sehingga bagi anak yang perilakunya menyimpang akan menjadi anak
yang tidak diterima di masyarakat karena dia tidak bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan ( Nuryoto,1998)Terdapat
kecendrungan pola asuh dengan status gizi. Semakin baik pola asuh
anak maka proporsi gizi baik pada anak juga akan semakin besar.
Dengan kata lain, jika pola asuh anak di dalam keluarga semakin
baik tentunya tingkat konsumsi pangan anak juga akan semakin baik
dan akhirnya akan mempengaruhi keadaan gizi anak. Pola asuh
meliputi 6 hal yaitu :Perhatian / dukungan ibu terhadap
anakPemberian ASI atau makanan pendamping pada anakRangsangan
psikososial terhadap anakPersiapan dan penyimpanan makananPraktek
kebersihan atau higiene dan sanitasi lingkungan, dan Perawatan
balita dalam keadaan sakit seperti pencari pelayanan
kesehatan.Status Gizi pada Ibu HamilMenurut WHO, dampak kekurangan
gizi pada ibu hamil, kekurangan gizi pada ibu hamil, akibat kurang
gizi pada ibu hamil, dampak kurang gizi pada ibu hamil, kebutuhan
gizi seimbang dan pengaruh status gizi terhadap sistem reproduksi,
kebutuhan energi ibu hamil menurut who, pengaruh status gizi
terhadap sistem reproduksi akan dijelaskan dalam artikel kesehatan
kali ini: Status gizi ibu hamil pada waktupertumbuhan dan selama
hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin.Berat
badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur kehamilan. Hal
ini dikarenakan berat badan yang bertambah normal akan menghasilkan
bayi yang normal juga. Di negara maju, rata-rata kenaikan berat
badan selama hamil sekitar 12-14 kilogram.Tetapi berdasarkan
perkembangan terkini, disampaikan bahwa penambahan berat badan ibu
selama hamil tidak terlalu mempengaruhi berat badan bayi.Kekurangan
asupan gizi pada trimester I dapat menyebabkan hiperemesis
gravidarum, kelahiran prematur, kematian janin, keguguran dan
kelainan pada sistem saraf pusat.Sedangkan pada trimester II dan
III dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan janin
terganggu, berat bayi lahir rendah. Selain itu, juga akan berakibat
terjadi gangguan kekuatan rahim saat persalinan, dan perdarahan
post partum.
Zat GiziSatuanWanita DewasaIbu
HamilEnergiKal22002485Proteingr4860Vitamin ARE500700Vitamin
Dug515Vitamin Emg818Vitamin
Kmg65130Thiaminmg1,01,2Niacinmg99,1Vitamin B12mg1,01,3Asam
folatug150300Piridoksinmg1,63,8Vitamin
Cmg6070Kalsiummg500900Fosformg450650Zat
besimg2646Sengmg1520Yodiumug150175Seleniumug5570Tanda Kecukupan
Gizi pada Wanita Dewasa dan Ibu Hamil
Kategori Berat (BMI)Total Kenaikan BB (Kg)Penambahan BBTM I
(Kg)TM II (Kg)Normal ( BMI 19,8-26)12,5 132,30,49Kurus ( BMI <
19,8 )11,5 161,60,44Lebih7 11, 60,90,3Obesitas ( BMI > 29
)6Penambahan Berat Badan Status Gizi Ibu Sebelum Hamil
Masalah Gizi pada Ibu HamilPenyakit Gondok EndemikKekurangan zat
iodium dapat berakibat kondisi hypothyroidism dan tubuh mencoba
untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok dan
akhirnya terjadi hypertrophy. Kekurangan iodium juga dapat
mengakibatkan Cretinisma dimana kondisi penderita dengan tinggi di
bawah normal disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan
jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan hingga berat. Umumnya
orang cretin dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan
iodium.Untuk penanggulangannya dapat dengan iodiumisasi, yaitu
dengan penyediaan garam dapur yang diperkaya dengan
iodum.AnemiaTerjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak
seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh.Pada wanita hamil
kebutuhan Fe meningkat karena bayi yang dikandungnya jg memerlukan
Fe.Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar
sehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat.Program
penanggulangan anemia besi, terutama pada ibu hamil sudah dilakukan
dengan pemberian Fe secara cuma-cuma melalui Puskesmas atau
Posyandu.
DefinisiAdalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi
dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana
(Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan
demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya
sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat
menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
LO.3. Memahami dan Menjelaskan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
Visi Misi Indonesia SehatBerdasarkan paradigma sehat ditetapkan
visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3pilaryang perlu mendapat
perhatian khusus, yaitu Lingkungan sehatPerilaku sehat, perilaku
proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan. mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berpartisipasi aktif dalam upaya kesehatan.Pelayanan kesehatan yang
bermutu, adil dan merata. Dalam mewujudkan visi Indonesia Sehat
2010 telah ditetapkan misi pembangunan yaitu: Menggerakkan
pembangunan nasional berwawasan kesehatan.Mendorong kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat. Memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta Memelihara dan
meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Tatanan dan Manajemen PHBSDalam hal ini ada 5 tatanan PHBS
yaitu:Rumah Tangga, Sekolah, Tempat Kerja, Sarana Kesehatan,
danTempat Tempat Umum. Ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi,
Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JPKM. Pengelolaan PHBS yang dilaksanakan melalui 4 tahap
kegiatan, yaitu: Pengkajian,PerencanaanPenggerakkan
pelaksanaanPemantauan dan penilaian.
PHBS di Rumah Tangga
DefinisiPerilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga :
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah
tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih
dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah
Tangga Sehat. Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga,
meningkatkan, dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga
dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif
untuk hidup sehat (Depkes RI, 2007)
Tujuan PHBS di Rumah TanggaTujuan Umum : Meningkatnya rumah
tangga sehat di desa kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Tujuan
KhususMeningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah
tangga untuk melaksanakan PHBS. Berperan aktif dalam gerakan PHBS
di masyarakat.Manfaat PHBS di Rumah TanggaManfaat PHBS bagi rumah
tangga : Setiap rumah tangga meningkatkan kesehatannya dan tidak
mudah sakitAnak tumbuh sehat dan cerdasProduktivitas kerja anggota
keluarga meningkat dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah
tangga maka biaya yang dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan
untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan, pemenuhan gizi
keluarga dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga.
Manfaat PHBS bagi masyarakat : Masyarakat mampu mengupayakan
lingkungan yang sehatMasyarakat mampu mencegah dan menanggulangi
masalah-masalah kesehatanMasyarakat memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang ada.Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan
kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok
pemakai air, ambulans desa dan lain-lain.Sasaran PHBS di Rumah
TanggaSasaran PHBS di Rumah Tangga adalah seluruh anggota keluarga
yaitu :Pasangan Usia Subur Ibu Hamil dan Ibu MenyusuiAnak dan
RemajaUsia LanjutPengasuh AnakPeran KaderDalam mewujudkan Rumah
Tangga Ber-PHBSMelakukan pendataan rumah tangga yang ada di
wilayahnya dengan menggunakan Kartu PHBS atau Pencatatan PHBS di
Rumah Tangga pada buku kader.Melakukan pendekatan kepada kepala
desa/lurah dan tokoh masyarakat untuk memperolah dukungan dalam
pembinaan PHBS di Rumah Tangga.Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke
seluruh rumah tangga yang ada di desa/kelurahan melalui kelompok
damawisma.Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui
penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan
pergerakan masyarakat.Mengembangkan kegiatan-kegiatan ang mendukung
terwujudnya Rumah Tangga Ber-PHBS.Memantau kemajuan pencapaian
Rumah Tangga Ber-PHBS di wilayahnya setiap tahun melalui pencatatan
PHBS di Rumah Tangga.
Indikator PHBS di Rumah TanggaPembinaan PHBS di rumah tangga
dilakukan untuk mewujudkan Rumah Tangga Sehat. Rumah Tangga Sehat
adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator
Gaya Hidup Sehat sebagai berikut :Tujuh Indikator PHBS di Rumah
Tangga :Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatanAdalah
pertolongan persalinan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga para medis
lainnya).Tenaga kesehatan merupakan orang yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, sehingga keselamatan Ibu dan bayi lebih
terjamin.Apabila terdapat kelainan dapat diketahui dan segera
ditolong atau dirujuk ke Puskesmas atau rumah sakit.Persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan menggunakan peralatan yang aman,
bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan bahaya
kesehata lainnya.
Bayi diberi ASI eksklusifAdalah bayi usia 0-6 bulan hanya diberi
ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan. ASI adalah makanan
alamiah berupa cairan dengan kandungan gizi yar cukup dan sesuai
untuk kebutuhan bayi, sehingga bayi tumbuh dan berkembang dengan
baik. Air Susu Ibu pertama berupa cairan bening berwarna kekuningan
(kolostrum), sangat baik untuk bayi karena mengandung zat kekebalan
terhadap penyakit
Penimbangan bayi dan balita (setiap bulan)Penimbangan bayi dan
balita dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan setiap bulan dan
mengetahui apakah bayi dan balita berada pada kondisi gizi kurang
atau gizi buruk.Penimbangan bayi dan balita dilakukan setiap buian
mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di Posyandu.Mencuci tangan dengan
air bersih dan sabunMenggunakan air bersih Menggunakan jamban
sehatJamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau
tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung)
yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkannya.Rumah bebas jentikRumah bebas Jentik adalah rumah
tangga yang setelah dilakukan pemeriksaan Jentik secara berkala
tidak terdapat Jentik nyamuk.
Tiga Indikator Gaya Hidup SehatMakan buah dan sayur setiap
hariSetiap anggota rumah tangga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah
dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Melakukan
aktivitas fisik setiap hariAktivitas fisik adalah melakukan
pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang
sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang
hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit 30
menit dalam sehari, sehingga, dapat menyehatkan jantung, paru-paru
serta alat tubuh lainnya.Tidak merokok dalam rumahSetiap anggota
keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah.Rokok ibarat pabrik
bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan
sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling
berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon Monoksida (CO).Nikotin
menyebabkan ketagihan dan merusakjantung dan aliran darah.Tar
menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kankerCO menyebabkan
berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, sehingga sel-sel
tubuh akan mati.
PHBS di SekolahDefinisiPHBS di Sekolah adalah sekumpulan
perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat
lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
sehat.IndikatorAda beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran
untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :Mencuci tangan dengan air yang
mengalir dan menggunakan sabunMengkonsumsi jajanan sehat di kantin
sekolahMenggunakan jamban yang bersih dan sehatOlahraga yang
teratur dan terukurMemberantas jentik nyamukTidak merokok di
sekolahMenimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6
bulanMembuang sampah pada tempatnya
Sasaran PembinaanSiswaWarga sekolah (kepala sekolah, guru,
karyawan sekolah, komite sekolah, dan orangtua siswa)Masyarakat
lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dll)Manfaat
PembinaanTerciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga siswa,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai
gangguan dan ancaman penyakit.Meningkatkan semangat proses belajar
mengajar yang berdampak pada prestasi belajar siswaCitra sekolah
sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu
menarik minat orang tuaMeningkatkan citra pemerintah daerah di
bidang pendidikanMenjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah
lain
Langkah-langkah Pembinaan Analisis SituasiPembentukan kelompok
kerjaPembuatan Kebijakan PHBS di sekolahPenyiapan
InfrastrukturSosialisasi Penerapan PHBS di sekolahPenerapan PHBS di
SekolahPemantauan dan evaluasi
Dukungan dan Peran untuk membina PHBS di sekolahAdanya kebijakan
dan dukungan dari pengambil keputusan seperti Bupati, Kepala Dinas
pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, DPRD, lintas sector sangat
penting untuk pembinaan PHBS disekolah demi terwujudnya sekolah
sehat. Disamping itu, peran dari berbagai pihak terkait (Tim
Pembina dan pelaksana UKS), sedangkan masyarakat sekolah
berpartisipasi dalam perilaku hidup bersih dan sehat baik di
sekolah maupun di masyarakat.PemdaLintas SektorTim Pembina UKSTim
Pelaksana UKSKomite sekolahGuru-guruOrang tua murid
PHBS di Tempat KerjaAdalah pemberdayaan para pekerja agar mau
mempraktekkan PHBS serta berperan aktif dalam mewujudkan tempat
kerja sehat.Manfaat :Setiap pekerja meningkat kesehatannya dan
tidak mudah sakit.Produktifitas pekerja meningkat yang berdampak
pada peningkatan penghasilan.Pengeluaran biaya rumah tangga hanya
untuk meningkatkan taraf hidup bukan untuk biaya
berobat.Meningkatnya citra tempat kerja yang positifLangkah-Langkah
:Tidak merokok di tempat kerja;Membeli dan mengkonsumsi makanan di
tempat kerja;Melakukan olahraga secara teratur;Mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah
BAB/BAK;Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja;Menggunakan air
bersih;Menggunakan jamban;Membuang sampah pada
tempatnya;Menggunakan alat pengaman diri (APD) sesuai jenis
pekerjaannya.
PHBS di Institusi KesehatanAdalah upaya memberdayakan pasien,
pengunjung dan petugas agar mau dan mampu mempraktikkan PHBS dan
berperan aktif dalam mewujudkan institusi kesehatan sehat.Manfaat
:Pasien memperoleh pelayanan kesehatan di institusi kesehatan yang
sehat.Pasien terhindar dari penularan penyakit.Mempercepat proses
penyembuhan penyakit bagi pasien.Meningkatkan citra sebagai
institusi kesehatan yang baikLangkah-Langkah :Menggunakan air
bersih;Menggunakan jamban;Membuang sampah pada tempatnya;Tidak
merokok di institusi kesehatan;Tidak meludah
sembarangan;Memberantas jentik nyamuk;Mencuci tangan dengan air
bersih yang mengalir dan sabun.
PHBS di Tempat UmumAdalah pemberdayaan pengunjung dan pengelola
TEMPAT UMUM agar mau mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam
mewujudkan TEMPAT UMUM sehat.Manfaat :Masyarakat menjadi lebih
sehat dan tidak mudah sakit.Masyarakat mampu mengupayakan
lingkungan sehat, mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan
yang dihadapi.Lingkungan di sekitar tempat umum menjadi lebih
bersih, indah, dan sehat sehingga meningkatkan citra tempat
umum.Meningkatkan pendapatan tempat umum akibat meningkatnya
kunjungan pengguna tempat umum.Langkah-langkah :Menggunakan air
bersih;Menggunakan jamban;Membuang sampah pada tempatnya;Tidak
merokok di tempat umum;Tidak meludah sembarangan;Memberantas jentik
nyamuk.
Diet tidak seimbang.Sejak kecil, anak-aak harus terbiasa
mengenal makanan sehat. Seperti membawa makanan ringan buatan rumah
sebagai bekal sekolah atau menyantap potongan buah dan sayur
sebagai camilan. Kenalkan mereka pada makanan bernutrisi yang
rendah lemak dan gula.Aktivitas fisik yang kurang. Ajak mereka
melakukan kegiatan fisik seperti olahraga ringan. Kegiatan itu tak
hanya membebaskan mereka dari segudang penyakit namun juga
mengajarkan anak-anak untuk memiliki pandangan positif.Tidak ada
batasan waktu dalam menonton TV. Batasi waktu mereka menonton TV.
Saat menonton TV, mereka jadi enggan bergerak. Hal itu berujung
pada risiko penyakit kardiovaskular dan kegemukan. Aturan itu pun
sebaiknya berlaku pada jam-jam mereka bermain video game atau
mengoperasikan komputer.Tidak menggosok gigi. Ajarkan mereka
menggosok gigi sebanyak dua kali sehari. Beri mereka pengetahuan
tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Tidak
mencuci tangan. Anak-anak harus mencuci tangan sebelum dan sesudah
menyantap apapun. Mereka juga harus membersihkan tangan setelah
batuk, flu, atau menyentuh barang-barang kotor.
LO. 4. Memahami dan Menjelaskan Perilaku Hidup Tidak Sehat pada
AnakKonsumsi air yang kurang. Saat anak berusia enam bulan, dokter
menyarankan orangtua mengenalkan air putih pada mereka. Kebiasaan
minum air putih akan mengeluarkan racun dari dalam
tubuh.(Magforwoman)Menghabiskan makanan hingga piring bersihPada
umumnya, anak-anak yang sehat akan makan ketika mereka merasa lapar
dan berhenti sebelum kekenyangan. Namun banyak orang tua yang
secara tidak sadar mengacaukan hal ini dengan mengajarkan anak
untuk menghabiskan makanan sampai piring bersih. Hal ini akan
membuat anak bisa makan hingga terlalu kenyang. Sebaiknya sediakan
porsi makan yang sesuai untuk anak, tidak terlalu sedikit, juga
tidak terlalu banyak. Tingginya konsumsi gula. Sudah merupakan hal
yang biasa untuk kebanyakan orang tua membujuk anak-anak mereka
agar mau memakan buah-buahan atau sayur-sayuran dengan sogokan atau
hadiah diberikan makanan penutup yang manis seperti permen, cokelat
es krim dan lain sebagainya. Hal ini tentu saja tidak baik karena
secara tidak langsung Anda mengajarkan anak berpikir bahwa makanan
manis adalah makanan paling enak daripada makanan utama. Akibatnya,
anak akan terbiasa mengonsumsi makanan penutup yang manis setelah
mereka makan makanan seimbang yang sehat.Ngemil terlalu banyak.
Memberikan cemilan terlalu banyak kepada anak akan membuat anak
kenyang dengan makanan yang tidak mengandung nutrisi untuk tubuh
mereka, sehingga mereka akan menolak untuk makan makanan yang
sehat. Selain itu, kebiasaan mengemil pada anak juga tentu saja
akan memicu obesitas.Konsumsi kalori berlebih dari minuman. Minuman
seperti soda, jus kalengan dan smoothies yang mudah ditemukan di
mana-mana mengandung kalori yang tinggi serta tidak memberikan
vitamin atau nutrisi apapun untuk tubuh. Oleh karena itu biasakan
memberi Anak anda air putih, susu atau jus yang dibuat sendiri di
rumah.Terlalu lama di depan layar kacaTak mengacuhkan waktu
tidurSuka ngemil sembari menonton televisiMalas olahragaMalas minum
air putihSuka makanan yang diprosesSering stress dan perilaku suka
makanTidak melakukan 3J : Jenis makanan yang beraneka, Jam makan
yang teratur, dan Jumlah makanan secukupnyaTidak menghindari 3G :
Gula, Garam, Goreng-gorenganTidak minum air putih yang cukup
(minimal 2 liter per hari)Mengkonsumsi makanan kalengTidak menyikat
gigi setelah makan
"Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami
angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari
yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.Q.S.
al-Isr'/17: 70.Di antara faktor yang mengantarkan kita menjadi
manusia mulia adalah kemampuan mendapatkan al-thayyibt (hal-hal
yang baik-baik).Al-Thayyibt mengandung makna halal, bersih dan
sehat. Dalam al-Quran kata-kata al-thayyibt sering digunakan untuk
menunjuk pada makanan (Q.S. al-Midah/5: 4-5, al-Mu'minn/23: 51) dan
rizki pada umumnya baik yang bersifat material, intelektual, maupun
spiritual (Q.S. al-Anfl/8: 26, Ynus/10: 93, al-Nahl/16: 72). Kita
akan menjadi mulia kalau mampu memadukan secara imbang pola hidup
bersih dan sehat baik secara intelektual, spiritual, maupun
material. Rasulullah SW bersabda: Sesungguhnya Allah Taala adalah
baik dan mencintai kebaikan, bersih dan mencintai kebersihan, mulia
dan mencintai kemuliaan, dermawan dan mencintai kedermawanan, maka
bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah kamu menyerupai orang
Yahudi. (H.R. al-Tirmidzi.)
LO.5. Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang PHBS
Possitive ThinkingPola hidup Bersih dan sehat (PHBS) dimulai
dengan pola pikir.Kekuatan pikiran dapat merubah perilaku
seseorang. Kekuatan Pikiran dapat mengubah cara pandang dan pola
hidup. Berbagai penderitaan yang dialami seseorang, sering terjadi
karena lemahnya pikiran. Membangun keyakinan secara alami sangat
diperlukan agar dapat menatap masa depan dengan gemilang. Kekuatan
pikiran dapat menghasilkan perilaku yang lebih santun dan bijak.
Kekuatan pikiran yang dikelola dengan baik tidak saja berpengaruh
pada kesehatan jiwa, lebih dari itu, ia akan berpengaruh pada
kesehatan jasmani, kekayaan, kepercayaan diri, dan kreatifitas.
Dengan berpikir positif, kita dapat melihat masalah sebagai
tantangan, tidak melihat masalah sebagai cobaan dan petaka yang
menyengsarakan. Hidup dapat dinikmati, menerima keadaan dengan
penuh tawakkal, berbesar hati, dengan terus berusaha mendapatkan
yang terbaik. Dengan berpikir positif, kita terbuka untuk menerima
saran dan ide orang lain sehingga muncul hal-hal baru yang akan
membuat segala sesuatu lebih baik. Kita segera menyingkirkan
pikiran negatif juh-jauh ketika terlintas dalam diri kita. Dengan
berpikir positif, kita dapat mensyukuri nikmat, tidak
berkeluh-kesah. Sucikan HatiAgar pola hidup bersih dan sehat
terwujud, maka kita harus membersihkan hati.Ia merupakan sifat
lembut Ketuhanan yang terdapat dalam jiwa manusia.Ia digambarkan
oleh Rasulullah SAW sebagai mudhghah (segumpal daging, potensi)
yang akan menentukan baik buruknya kehidupan:
"Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging,
apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan
sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi
buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah hati". (H. R.
al-Bukhari).
Hati yang ikhlas akan menyelamatkan seorang mukmin dari siksa
neraka. Allah berfirman: Pada hari itu (kiamat), tidaklah
bermanfaat harta dan keturunan kecuali bagi orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih (Q. S. al-Syuar/26: 88-89).Rasulullah
SAW. bersabda, Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan
kecuali dilakukan dengan ikhlas demi mengharap wajah-Nya. (H.R.
al-Nasai dari Abu Umamah al-Bahili). Beliau juga bersabda: Orang
yang paling berbahagia dengan syafaatku kelak pada hari kiamat
adalah orang yang mengucapkan la ilaha illallah dengan ikhlas dari
dalam hati atau dirinya. (H.R. al-Bukhari dari Abu Hurairah).
Bersihkan Harta dan Lingkungan.Ketika hendak menghadap Allah
dalam Shalat, kita diharuskan dalam keadaan suci dan bersih. Bersih
diri, pakaian dan tempat. Aktifitas menjaga kebersihan diwajibkan
dalam syariat. Disebutkan dalam sebuah Hadist: "Al-thahr syatr
al-mn, kebersihan itu sebagai dari iman. Bersih, suci (thhir)
adalah keadaan tanpa najis/hadas, baik besar maupun kecil pada
badan, pakaian, tempat, air dan sebagainya. Sedangkan bersuci
merupakan aktifitas seseorang untuk mencapai kondisi suci, seperti
berwudhu, tayyamum dan mandi junub.Selain itu juga menjaga
kebersihan makanan, minuman, menjaga kebersihan pakaian, lingkungan
dn lain-lain. Allah berfirman: "Hai orang yang berkemul
(berselimut),bangunlah, lalu berilah peringatan!, dan Tuhanmu
agungkanlah!, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa
tinggalkanlah, dan janganlah kamu memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak" (QS.Al-Muddatsir 74: 1-5)
Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka
tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat
petunjuk. (QS.Al-Baqarah 2: 16) Maka hendaklah manusia itu
memperhatikan makanannya. (QS.'Abasa 80: 24)
DAFTAR PUSTAKA
Nuryoto, Sartini. Pola Asuh Anak. (disampaikan dalam sarasehan
Pola Asuh Anak yang Adil Gender , 24 Juli 1998 di Benteng
Vredeberg. Yogyakarta.Tim Penggerak PKK Pusat. 1995. Pola Asuh Anak
dalam Keluarga : Pedoman bagi Orang Tua, JakartaDepkes RI.
Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1996. Pedoman
Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan Enargi Kronis. Jakarta.Depkes
RI. 1997. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta.Saraswati, E.
1998.Resiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia untuk
melahirkan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).Penelitian
Gizi dan Makanan jilid 21.Kardjati, S. 1999. Aspek Kesehatan dan
Gizi Anak Balita.Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.Pudiadi.1997. Ilmu
Gizi Klinis pada Anak. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta Manik, R.
2000. Pengaruh Sosio Demografi, Riwayat Persalinan dan Status Gizi
Ibu terhadap Kejadian BBLR, Studi Kasus di RSIA Sri Ratu Medan.
Skripsi Mahasiswa FKM USU. Medan.Sarimawar, D., dkk. 1991. Faktor
Resiko yang Mempengaruhi Anemia Kehamilan. Buletin Penelitian
Kesehatan. Jakarta.Ilyas EI. Aspek kebugaran pada obesitas anak.
Dalam: Samsudin, Nasar SS, Sjarif DR, penyunting. Naskah lengkap
PKB- IKA XXXV. Masalah gizi ganda dan tumbuh kembang anak.Jakarta:
Bina Rupa Aksara; 1995. p. 89-102 Kral JG.Morbidity of severe
obesity. Surg Clin North Am 2001; 81:1039-61Nasar SS. Obesitas pada
anak.Aspek klinis dan pencegahan. Dalam: Samsudin, Nasar SS, Sjarif
DR, penyunting. Naskah lengkap PKB- IKA XXXV. Masalah gizi ganda
dan tumbuh kembang anak.Jakarta: Bina Rupa Aksara; 1995. p.
68-81