BAB I PENDAHULUAN Tumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplasma atau proses desak ruang (space occupying lession atau space taking lession) yang timbul di dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial maupun infratentorial. 1,2 Di Amerika Serikat, berdasarkan data statistik dari Central Brain Tumor Registry of United State angka kejadian tumor otak adalah 14,8 per 100.000 populasi per tahun, dimana wanita lebih banyak (15,1) dibandingkan dengan pria (14,5). Sedangkan di negara- negara lainnya angka kejadian tumor otak berkisar antara 7-13 per 100.000 populasi per tahun (Jepang 9 per 100.000 populasi per tahun, Swedia 4 per 100.000 per tahun). Di Indonesia dijumpai frekuensi tumor otak sebanyak 200-220 kasus/tahun dimana 10% darinya adalah lesi metastasis. Insidensi tumor otak primer bervariasi sehubungan dengan kelompok umur penderita. Angka insidens ini mulai cenderung meningkat sejak 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplasma atau proses
desak ruang (space occupying lession atau space taking lession) yang timbul di
dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial maupun
infratentorial. 1,2
Di Amerika Serikat, berdasarkan data statistik dari Central Brain Tumor
Registry of United State angka kejadian tumor otak adalah 14,8 per 100.000
populasi per tahun, dimana wanita lebih banyak (15,1) dibandingkan dengan
pria (14,5). Sedangkan di negara-negara lainnya angka kejadian tumor otak
berkisar antara 7-13 per 100.000 populasi per tahun (Jepang 9 per 100.000
populasi per tahun, Swedia 4 per 100.000 per tahun). Di Indonesia dijumpai
frekuensi tumor otak sebanyak 200-220 kasus/tahun dimana 10% darinya adalah
lesi metastasis. Insidensi tumor otak primer bervariasi sehubungan dengan
kelompok umur penderita. Angka insidens ini mulai cenderung meningkat sejak
kelompok usia dekade pertama yaitu dari 2/100.000 populasi/tahun pada
kelompok umur 10 tahun menjadi 8/100.000 populasi/tahun pada kelompok usia
40 tahun; dan kemudian meningkat tajam menjadi 20/100.000 populasi/tahun
pada kelompok usia 70 tahun untuk selanjutnya menurun lagi. Insiden per tahun
tumor primer intra¬kranial adalah 7,8-12,5/100.000 penduduk, yakni dari
10.000 penduduk, setiap tahun terdapat kurang lehih satu penderita baru tumor
primer intrakranial. Tumor primer intrakranial terbanyak adalah glioma, yakni
sekitar 35-60%; meningioma sekitar 9-22%; hipofisoma 5-16%; neurilemoma 7-
1
9%. Data terdahulu dari bagian bedah saraf, tumor sekunder otak menempati 10-
15% dari pasien tumor otak, namun bagian terbesar pasien tumor metastatik
otak tidak ditangani bagian bedah saraf.1,3
Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi.
Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak
apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang
ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor
dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa
tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, infasi dan destruksi
dari jaringan otak. Walaupun demikian ada beberapa jenis tumor yang
mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang spesifik dari
tumor otak. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi hampir pasti
dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Otak
Otak merupakan jaringan yang konsistensinya kenyal menyerupai agar dan
terletak di dalam ruangan yang tertutup oleh tulang, yaitu cranium (tengkorak),
yang secara absolut tidak dapat bertambah volumenya, terutama pada orang
dewasa. Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih
100 triliun neuron atau dapat diibaratkan sejumlah bintang di langit. Masing-
masing neuron mempunyai 1000 sampai 10.000 korteks sinaps dengan sel saraf
lainnya, sehingga mungkin jumlah keseluruhan sinaps di dalam otak dapat
mencapai 100 triliun.1 Gambar penampang otak dapat dilihat pada gambar 2.1.
3
Gambar 2.1 Gambaran Penampang Otak
Jaringan otak dillindungi oleh beberapa pelindung, mulai dari permukaan luar
adalah kulit kepala, tulang tengkorak, meningens (selaput otak), dan likuor
serebrospinal. Meningens terdiri dari tiga lapisan, yaitu : Duramater (meningens
cranial terluar), arakhnoid (lapisan tengah antara duramater dan piamater), dan
piamater (lapisan selaput otak yang paling dalam). Di tempat-tempat tertentu
duramater membentuk sekat-sekat rongga cranium dan membaginya menjadi tiga
kompartemen. Tentorium merupakan sekat yang membagi rongga cranium menjadi
supratentorial dan infratentorial, memisahkan bagian posterior-inferior hemisfer
serebri dari serebelum.1
Korteks serebrum mempunyai pola individual (yang berbeda antara manusia
satu dan lainnya) yang ditandai dengan celah-celah yang disebut sulkus dan birai-
birai yang dikenal dengan nama girus. Dengan adanya sulkus di atas, serebrum dapat
dibagi menjadi beberapa lobus ; (1) Lobus frontalis di fosa anterior; pusat fungsi
perilaku, pengambilan keputusan, dan control emosi; (2) Lobus temporalis di fosa
media; pusat pendengaran, keseimbangan, dan emosi-memori; (3) Lobus oksipitalis
di belakang dan di atas tentorium; pusat penglihatan dan asosiasi; (4) Lobus
parietalis di antara ketiganya; pusat evaluasi sensorik umum dan rasa kecap.1
2.2 Definisi
Tumor otak atau tumor intrakranial merupakan neoplasma atau proses
desak ruang (space occupying lession atau space taking lession) yang timbul di
dalam rongga tengkorak baik di dalam kompartemen supratentorial maupun
infratentorial. Di dalam hal ini mencakup tumor-tumor primer pada korteks,
meningens, vascular, kelenjar hipofise, epifisis, saraf otak, jaringan penyangga,
4
serta tumor metastasis dari bagian tubuh lainnya. Tumor otak dapat bersifat
maligna ataupun benigna. Tumor otak dapat menekan jaringan otak normal ke
daerah kranium: menyebabkan kerusakan pada jaringan otak. Apabila sel-sel
tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri, disebut tumor otak primer dan bila
berasal dari organ –organ lain, disebut tumor otak metastase. 1,2
2.3 Etiologi dan Faktor Risiko Tumor Otak
Penyebab tumor otak hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti,
walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang
perlu ditinjau sebagai penyebab tumor otak, sebagai berikut:4
1. Herediter
Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada
anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber
yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan
faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada
bukti-bukti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor herediter yang
kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)
Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi
ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh,
menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal
itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.
5
3. Radiasi
Jaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami
perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu
terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah
timbulnya suatu radiasi.
4. Virus
Banyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang
dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses
terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan
antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.
EBV, adenovirus tipe 12, papovavirus, dan retrovirus.
5. Substansi-substansi Karsinogenik
Penyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan.
Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti
methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang
dilakukan pada hewan.
2.4 Patogenesis Tumor Otak
Patogenesis tumor system saraf pusat, mis. Glioma, pada dasarnya
melibatkan gen-gen yang menyebabkan inisiasi, diferensiasi, dan proliferasi sel-
sel tumor. Gen ini mengkode factor pertumbuhan dan reseptornya, protein second
messenger, yang mempengaruhi control siklus sel, apoptosis dan nekrosis, factor
transkripsi dan protein memediasi angiogenesis dan interaksi antara tumor dan
matriks ekstraseluler. Keterlibatan onkogen (overekspresi) dan inaktivasi tumor
suppressor genes berperan dalam pathogenesis pasien ini.5
6
Gambar 2.2 Deskripsi genetic molekuler pathogenesis kanker5
2.5 Klasifikasi Tumor Otak
Klasifikasi tumor otak diawali oleh konsep Virchow berdasarkan tampilan
sitologinya, dan dalam perkembangan selanjutnya dikemukakan berbagai variasi
modifikasi peneliti-peneliti lain dari berbagai negara. Klasifikasi universal awal
dipelopori oleh Bailey dan Cushing (1926) berdasarkan histogenesis sel tumor
dari sel embrional yang dikaitkan dengan diferensia-sinya pada berbagai
tingkatan. Korelasi klasifikasi ini dengan klinis penderita diperankan oleh faktor-
faktor seperti: lokasi tumor, efek radiasi, usia penderita, dan tindakan operasi
yang dilakukan. Tumor-tumor yang diferensiasinya buruk dan struktur sel
condong ke tahap yang lebih primitif, tumbuh lebih cepat daripada tumor yang
sel-selnya lebih matang. 1
Tahap perkembangan selanjutnya klasifikasi ini juga mengalami modifikasi
seperti oleh Tokoro dari Jepang, Zulch dari Jerman, Russel-Rubinstein (1959),