BAB I PENDAHULUAN Leher merupakan bagian tubuh yang terbuka dan karena itulah pembengkakan pada daerah ini mudah di kenal oleh penderita atau di deteksi selama pemeriksaan rutin. Di samping itu, lesi servikal congenital, peradangan, dan keganasan relative sering terjadi. Dengan demikian dokter seringkali berhadapan dengan masalah benjolan baru pada leher. 1 Pada tahun 2003 di perkirakan bahwa kanker kepala dan leher akan terdiri dari 2%-3% dari seluruh kanker di Amerika Serikat dan untuk 1%-2% dari semua kematian kanker. Total ini mencakup 19.400 kasus kanker rongga mulut, 9500 kasus kanker laring dan 8300 kasus kanker faring. Kebanyakan pasien dengan kanker kepala dan leher (regional nodal kanker leher memiliki penyakit metastasis pada saat diagnosis 43% dan metastasis dalam 10%.. 5 Kanker kepala dan leher mencakup berbagai kelompok tumor biasa yang seringkali agresif dalam perilaku biologis mereka. Selain itu pasien dengan kanker kepala dan leher sering berkembang menjadi tumor primer kedua. Tumor ini terjadi pada tingkat tahunan sebesar 3%-7% dan 50%-75% dari kanker baru seperti terjadi di saluran aerodigestive atas atau paru-paru. 8 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Leher merupakan bagian tubuh yang terbuka dan karena itulah pembengkakan pada
daerah ini mudah di kenal oleh penderita atau di deteksi selama pemeriksaan rutin. Di
samping itu, lesi servikal congenital, peradangan, dan keganasan relative sering terjadi.
Dengan demikian dokter seringkali berhadapan dengan masalah benjolan baru pada leher. 1
Pada tahun 2003 di perkirakan bahwa kanker kepala dan leher akan terdiri dari 2%-3%
dari seluruh kanker di Amerika Serikat dan untuk 1%-2% dari semua kematian kanker. Total
ini mencakup 19.400 kasus kanker rongga mulut, 9500 kasus kanker laring dan 8300 kasus
kanker faring. Kebanyakan pasien dengan kanker kepala dan leher (regional nodal kanker
leher memiliki penyakit metastasis pada saat diagnosis 43% dan metastasis dalam 10%..5
Kanker kepala dan leher mencakup berbagai kelompok tumor biasa yang seringkali
agresif dalam perilaku biologis mereka. Selain itu pasien dengan kanker kepala dan leher
sering berkembang menjadi tumor primer kedua. Tumor ini terjadi pada tingkat tahunan
sebesar 3%-7% dan 50%-75% dari kanker baru seperti terjadi di saluran aerodigestive atas
atau paru-paru.8
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. ANATOMI LEHER
M.sternocleidomastoid membagi daerah leher menjadi 2 segitiga besar, yaitu :
1. Trigonum colli anterior, yang terdiri dari: 2
Tigonum sub mental
Trigonum digastrikus
Trigonum Karotis
Trigonum Muskulari
Batas-batas trigonum colli anterior adalah, anterior: garis tengah leher, superior:
symphisis mandibula dan posterior : sisi anterior m.sternocleidomastoid. trigonum
ini tertutup oleh kulit, fascia superfisialis, platysma dan fascia intermedia.
2. Trigonum colli posterior, yang terdiri dari :
Trigonum oksipitalis.
Trigonum supraklavikularis.
2
Batas-batas trigonum colli posterior, yaitu anterior: sisi posterior
m.sternocleidomastoideus, inferior : klavicula dan posterior: sisi anterior M.
Trapezius.
Lantai dari trigonum tertutup oleh lapisan prevertebra yang terdiri dari
semispinalis capitis, levator scapula dan scalenus medius. Trigonum ini berisi
a.subklavia, v.jugularis eksterna, pleksus brakialis dan cabang-cabang pleksus
servikalis.3
1.1 PERSARAFAN DAERAH LEHER
Terdapat 4 saraf superfisial yang berhubungan dengan tepi posterior
m.sternocleidomastoid. Saraf-saraf tersebut mempersarafi kulit di daerah yang bersangkutan.
Saraf superfisial yang dimaksud adalah : 2
1. N. Oksipitalis minor (C2)
2. N. Auricularis magnus (C2 dan C3)
3. N.Cutaneus anterior (cutaneus colli, C2 dan C3).
4. N.Supraklavikularis (C3 dan C4).
Keempat saraf ini berasal dari Nn Servikalis II, III dan IV dan terlindung di bawah
otot. Dalam perjalanan ekstra kranialnya, 4 nervi kranial terletak di daerah M. Digastricus.
Saraf-saraf cranial yang dimaksud:
1. N. Vagus, keluar melalui For. Jugularis, mensarafi : saluran pernafasan dan saluran
pencernaan .
2. N. Glossopharyngeus, keluar bersama N. Vagus , terletak diantara karotis interna dan
jugularis interna. Merupakan saraf motorik untuk M. Stylopharyngeus.
3. N. Asesorius, berasal dari cranial dan C5 atau C6. Merupakan motorik untuk M. SCM dan
M. Trapezius, sedangkan cabang cervicalnya merupakan sensorik.
4. N. Hypoglosus, keluar melalui cranial hypoglosus, merupakan motorik untuk lidah.
3
Gambar 2. Persarafan Leher
1.2 OTOT-OTOT LEHER BAGIAN DEPAN
Otot-otot di bagian ventral leher terdiri dari :2
1. M. Digastricus, terdiri dari venter anterior dan posterior. Berjalan dari os temporal ke
arkus mandibula, merupakan landmark yang penting di bagian atas leher. Kedua
venternya dipisahkan oleh tendon intermedius.
2. Mm infrahyoid, disebut juga sebagai STRAP muscles
Terdiri dari :
a. M. Sterno hyoid
Origo pada manubrium sterni dan berinsersi di os. hyoid. Dekat origo terpisah, makin
ke atas makin bersatu dan didekat insersi bergabung dengan M. Omohyoid.
b. M. Omohyoid
Terdiri dari 2 venter (superior dan inferior). Mulai dari skapula dan lig. supraskapula
berjalan ke atas dan berakhir sebagai tendo intermedius.
c. M. Sternothyroid
Merupakan landmark penting dalam pembedahan thyroid untuk menemukan
cleavage plane. Origo terletak di manubrium sterni dan berinsersi di lamina kartilago
thyroid, berjalan menutupi sebagian Gld. Thyroid. Kontraksinya menyebabkan laryng
bergerak ke bawah.
4
d. M. Thyrohyoid
Berorigo di kartilago thyroid dan berinsersi di os hyoid. Menutupi membrana
thyrohyoid, kontraksinya menarik hyoid ke bawah, tetapi bila hyoid difiksir oleh otot
suprahyoid, kontraksinya akan mengangkat laryng.
Jaringan di leher dibungkus oleh 3 fasia, yaitu:2
1. Fasia koli superfisialis membungkus: m. sternokleidomastoidues dan berlanjut ke garis
tengah leher untuk bertemu dengan fasia sisi lain.
2. Fasia koli media membungkus otot pretrakeal dan bertemu pula dengan fasia sisi yang
lain di garis tengah yang juga merupakan pertemuan dengan fasia koli superfisialis. Ke
dorsal fasia koli media membungkus a. karotis komunis, v. jugularis interna dan n. vagus
menjadi satu.
3. Fasia koli profunda membungkus m. prevertebralis dan bertemu ke lateral dengan fasia
koli media. Perlukaan sebelah dalam fasia koli media berbahaya karena bila terjadi
infeksi hubungan langsung ke mediastinum.
1.3 SISTEM LIMFE KEPALA-LEHER
Karena sebagian besar keganasaan di daerah kepala dan leher penyebaraan secara
limfogen.2.7
Gambar 3. Anatomi Sistem Limfe
5
L E T A K
KELENJAR LIMFE RADANG DAN KEGANASAAN PRIMER
Submental
Submandibuler
Servikal atas
Servikal tengah
Servikal bawah
Retroklavikula
Oksipital
Segitiga belakang
Bibir bawah, rongga mulut, kulit
Bibir bawah, rongga mulut, kulit, wajah
Rongga mulut, orofaring, hipofaring
Hipofaring, pangkal lidah, laring, tiroid
Hipofaring, tiroid, paru, saluran cerna (oesofagus,
lambung)
Paru, saluran cerna atas
Kulit, tenggorokan
Nasofaring, hipofaring, tiroid
1.4 VASKULARISASI DAERAH LEHER
Sirkulasi darah arteri
Aliran darah menuju kepala dibawa melalui arteri carotis dan arteri vertebralis. Arteri
vertebralis dalam rongga kepala bersatu membentuk arteri basilaris. Memberikan cabang-
cabangnya pada struktur intracranial, tidak ada cabang-cabang.2.3
A. carotis comunis dibagi dua menjadi a. carotis interna dan a. carotis eksterna. A. carotis
interna memberikan darahnya pada bagian dalam tenggorokan dan sirkulus ini bervariasi
dan memberikan darahnya pada otak.
A. meningeal cabang a. carotis eksterna dan a. opthalmica cabang arteri carotis interna ini
tidak cukup memberikan darahnya untuk kebutuhan minimum dari otak. Oleh karena itu
kebutuhan darah otak akan di penuhi terutama oleh a. carotis interna dan disusul oleh a.
vertebralis.
A. carotis interna memberikan darahnya pada daerah kulit kepala dan vicera dari kepala
dan leher. Pada daerah muka dan cabang-cabangnya kaya dengan anastomose, sehingga
dengan mudah dapat terjadi kompensasi bila terjadi gangguan pada salah satu cabangnya.
6
Gambar 4. Vaskularisasi Arteri Leher
Sirkulasi darah vena2.3
Aliran darah balik dari kepala dan leher dialirkan melalui sistem jugularis (anterior,
eksterna, interna, posterior) dan beberapa plexus venosus (pterygoid, orbital, vertebral,
perilaryngeal, esophageal). Dari semua aliran darah balik ini v. jugularis internalah yang
paling penting. Pleksus brakialis terdiri dari dua sistem yang terpisah, yaitu bagian interna
yang terdapat antara duramater dan tulang, dan bagian exsterna yang mengelilingi lengkung
vertebrae terletak di dalam otot-otot leher dan punggung.
7
Gambar 6. Vaskularisasi Vena Leher
2. TUMOR REGIO COLLI
2.1 DEFINISI
Adalah setiap massa baik kongenital maupun didapat yang timbul di segitiga anterior
atau posterior leher diantara klavikula pada bagian inferior dan mandibula serta dasar
tengkorak pada bagian superior. Tumor leher dibagi atas tumor leher medial yang dapat
bersifat solid dan kistik; dan tumor leher lateral yang juga bersifat solid dan bersifat kistik.9
2.2 EPIDEMIOLOGI
Umumnya tumor primer dapat ditemukan kecuali pada 5-15% penderita. Umumnya
dari jumlah tersebut 60% diantaranya tumor primernya tidak pernah ditemukan. Dapat
ditemukan pada kira-kira 3% dari keseluruhan kasus kanker yang ada di Amerika Serikat
(dan sekitar 6% dari semua populasi kanker dunia pada tahun 2002), dan sekitar 45.000 kasus
kanker kepala dan leher didiagnosis pada tahun 2004 Perbandingan dalam jenis kelamin
wanita lebih banyak dari laki-laki = 3 : 1 dengan umur rata-rata 40-70 tahun. 60% penderita
kebanyakan datang dengan hanya satu keluhan, yaitu benjolan di daerah leher.
8
2.3 ETIOLOGI
Divertikulum paten duktus tiroglosus9
Kelenjar tiroid berasal dari dasar faring pada foramen sekum selama masa
kehamilan empat minggu, kemudian turun sesuai dengan garis tengah leher dekat
dengan os. Hyoid. Divertikulum paten yang disebabkan oleh penurunan ini disebut
duktus tiroglosus. Jika semua atau sebagian dari duktus ini menetap, maka akan
terbentuk kista-kista atau sinus-sinus duktus tiroglosus.
Anomali celah brankial
Kista celah brankial, sinus, dan sisa-sisa karilagenus, berasal dari penyatuaan
celah brankial yang tidak lengkap. Arkus brankial ke-3 membentuk os. Hyioid,
sedangkan arkus brankial ke-4 membentuk skelet laring, yaitu rawan tiroid, krikoid,
dan aritenoid. Fistel cranial dari tulang hyoid yang berhubungan dengan meatus
akustikus eksternus berasal dari celah pertama. Fistel antara fosa tonsilaris ke pinggir
depan m. sternokleidomastoideus berasal dari celah ke-2. fistel yang masuk ke sinus
piriformis berasal dari celah ketiga. Sinus dari celah ke-4 tidak pernah ditemukan.
Sinus atau fistel mungkin berupa saluran yang lengkap atau mungkin menutup
sebagian. Sisanya akan membentuk kista yang terletak agak tinggi di bawah sudut
rahang.
Hemangioma dan malformasi vaskuler
Hemangioma mempunyai aktivitas mitosis yang meningkat dan keadaan
demikian dianggap sebagai neoplasma sejati. Malformasi vaskuler tidak seperti
hemangioma, mempunyai kecepatan penggantian sel endothelial yang normal. Lesi
yang tinggi akibat kelainan menyolok yang berhubungan dengan sistem arterial dan
venousa dan dapat menyebabkan masalah yang berbahaya dari adanya perdarahan
masif, gagal jantung dan kongestif curah tinggi, dan anemia hemolitik
Malformasi limfatik (higroma kistik)
Anyaman pembuluh limf yang pertama kali terbentuk di sekitar pembuluh
vena mengalami dilatasi dan bergabung membentuk jala yang di daerah tertentu akan
berkembang menjadi sakus limfatikus. Pada embrio usia 2 bulan, pembentukan sakus
primitive telah sempurna. Bila hubungan saluran kearah sentral tidak terbentuk maka
timbulah penimbunan cairan yang akhirnya membentuk kista berisi cairan. Hal ini
paling sering terjadi didaerah leher, kelainan ini dapat meluas ke segala arah seperti
ke jaringan sublingualis di mulut
9
2.4 PATOLOGI
Pembengkakan pada leher dapat dibagi kedalam 3 golongan:9
1. Kelainan kongenital
Kista dan fistel leher lateral dan median, seperti hygroma colli cysticum, kista
dermoid.
2. Inflamasi atau peradangan
Limfadenitis sekunder karena inflamasi banal (acne faciei, kelainan gigi dan tonsilitis)
atau proses infamasi yang lebih spesifik (tuberculosis, tuberculosis atipik, penyakit
garukan kuku, actinomikosis, toksoplasmosis). Disamping itu di leher dijumpai
perbesaran kelenjar limfe pada penyakit infeksi umum seperti rubella dan
mononukleosis infeksiosa.
3. Neoplasma
Lipoma, limfangioma, hemangioma dan paraganglioma caroticum yang jarang
terdapat (terutama carotid body; tumor glomus caroticum) yang berasal dari
paraganglion caroticum yang terletak di bifurcatio carotis,merupakan tumor benigna.
Selanjutnya tumor benigna dari kutub bawah glandula parotidea, glandula
submandibularis dan kelenjar tiroid. Tumor maligna dapat terjadi primer di dalam