BAB I PENDAHULUAN Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu pendengaran dan keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu tanda perjalanan dari sebuah penyakit. 1 Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, melainkan dapat juga berasal dari tempat atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred pain) karena telinga dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan nervus servikalis C2 dan C3 . Nyeri telinga ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi. Dapat berupa rasa sakit yang tajam seperti ditusuk- tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri tumpul seolah-olah telinga terasa penuh. Rasa nyeri telinga dapat hilang timbul mengenai satu atau kedua telinga. Pada bayi dan anak yang mengalami nyeri telinga dapat menjadi lebih rewel, sering menggaruk telinga atau menarik telinganya. Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari telinga yang biasanya didahului oleh batuk dan pilek. Pada anak yang lebih besar, remaja, dewasa yang sering dikeluhkan selain rasa nyeri adalah adanya rasa penuh atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam. Apabila sudah menyebar ke daerah mastoid biasanya disertai dengan nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga sering disertai nyeri ketika membuka 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I PENDAHULUAN
Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu pendengaran dan
keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan
bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu
tanda perjalanan dari sebuah penyakit.1 Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan
sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan
tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri, melainkan dapat juga berasal dari tempat
atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred pain) karena
telinga dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan nervus servikalis C2 dan C3 .
Nyeri telinga ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi. Dapat berupa rasa
sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri tumpul seolah-olah
telinga terasa penuh. Rasa nyeri telinga dapat hilang timbul mengenai satu atau kedua telinga.
Pada bayi dan anak yang mengalami nyeri telinga dapat menjadi lebih rewel, sering menggaruk
telinga atau menarik telinganya. Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan keluar cairan dari
telinga yang biasanya didahului oleh batuk dan pilek.
Pada anak yang lebih besar, remaja, dewasa yang sering dikeluhkan selain rasa nyeri
adalah adanya rasa penuh atau tekanan pada telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada
infeksi terdapat cairan yang keluar dari telinga atau demam. Apabila sudah menyebar ke daerah
mastoid biasanya disertai dengan nyeri kepala. Pada infeksi liang telinga sering disertai nyeri
ketika membuka mulut atau menelan. Hampir 50% pasien yang mengeluhkan nyeri telinga tidak
ditemukan penyakit di telinga.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan otalgia, adalah keadaan
timbulnya keluhan nyeri pada telinga. Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan
dari penyakit telinga itu sendiri (primer), melainkan dapat juga berasal dari tempat atau
organ lain (sekunder) yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga (nyeri alih atau referred
pain).2
2.2 Anatomi
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan
juga berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Suara adalah bentuk energi yang
bergerak melewati udara, air, atau benda lainnya, dalam sebuah gelombang. Walaupun
telinga yang mendeteksi suara, fungsi pengenalan dan interpretasi dilakukan di otak dan
sistem saraf pusat. Rangsangan suara disampaikan ke otak melalui saraf yang
menyambungkan telinga dan otak (nervus vestibulokoklearis).
Bagian telinga
Telinga terdiri dari tiga bagian: telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga. Telinga luar terdiri dari daun telinga,
Tes Bisik : Normalnya tes bisik dapat didengar 10 – 15 meter. Tetapi biasa dipakai patokan 6 meter. Syarat melakukan tes Bisik :
1. Pemeriksa berdiri di belakang pasien supaya pasien tidak dapat membaca gerakan bibir pemeriksa.
2. Perintahkan pasien untuk meletakkan satu jari pada tragus telinga yang tidak diperiksa untuk mencegah agar pasien tidap dapat mendengar suara dari telinga itu.
9
3. Bisikkan kata pada telinga pasien yang akan diperiksa. Kata harus dimengerti oleh pasien, kata dibagi atas : yang mengandung huruf lunak ( m, n, l, d, h, g ) dan yang mengandung huruf desis ( s, c, f, j, v, z ).
4. Suruh pasien untuk mengulang kata – kata tersebut.
5. Sebut 10 kata ( normal 80 % ), yaitu 8 dari 10 kata atau 4 dari 5 kata.
6. Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf desis → tuli persepsi.
7. Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf lunak → tuli konduksi
Tes Konversasi : Caranya sama dengan tes bisik, tetapi tes ini menggunakan percakan biasa.
b. Tes Garpu Tala.
Tes Schwabach : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui tulang penderita dan pemeriksa. Syarat melakukan tes Schwabach :
1. Gunakan garpu tala 256 atau 512 Hz.
2. Getarkan garpu tala.
3. Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa.
4. Apabila bunyi sudah tidak didengar lagi, segera garpu tala diletakkan pada planum mastoid penderita.
5. Lakukan hal ini sekali lagi tetapi sebaliknya lebih dahulu ke telinga penderita lalu ke telinga pemeriksa. Lakukan cara ini untuk telinga kiri dan kanan.
6. Normal jika pemeriksa sudah tak dapat mendengar suara dari garpu tala, maka penderita juga tidak dapat mendengar suara dari garpu tala tersebut.
7. Tuli Konduksi apabila pemeriksa sudah tidak dapat mendengar suara dari garpu tala tetapi penderita masih dapat mendengarnya ( Schwabach memanjang ).
8. Tuli persepsi apabila pemeriksa masih dapat mendengar suara dari garpu tala tetapi penderita sudah tidak dapat mendengar lagi.
c. Tes Rinne
Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui tulang dan melalui udara pada penderita. Syarat melakukan tes Rinne :
1.Garpu tala digetarkan.
2. Letakkan tegak lurus pada planum mastoid penderita, ini disebut posisi 1
3. Setelah bunyi sudah tidak terdengar lagi letakkan garpu tala tegak lurus di depan meatus akustikus eksterna, ini disebut posisi 2 (dua ).
4. Kalau pada posisi 2 masih terdengar bunyi → Tes Rinne (+).
10
5. Kalau pada posisi 2 tidak terdengar bunyi → Tes Rinne (–).
6. Kalau pada posisi 1 terdengar berlawanan → Tes Rinne ragu – ragu.
d. Tes Weber
Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui sebelah kanan / kiri penderita. Syarat melakukan tes Weber :
1. Garpu tala digetarkan.
2. Letakkan tegak lurus pada garis tengah kepala penderita, mis : dahi, ubun – ubun, rahang, kemudian suara yamg paling keras di kiri dan kanan.
3. Pada tes ini terdapat beberapa kemungkinan.
4. Bisa didapat hasil telinga kiri dan kanan sama keras terdengarnya, hal ini bisa berarati : normal atau ada gangguan pendengaran yang jenisnya sama.
5. Bisa juga didapatkan hasil telinga kiri > telinga kanan atau kiri < telinga kanan.
6. Lateralisasi ke kanan dapat berarti : adanya tuli konduksi sebelah kanan, telinga kiri dan kanan ada tuli konduksi, tetapi yang kanan lebih berat dari yang kiri, terdapat tuli persepsi disebelah kiri, keduanya tuli persepsi, keduanya tuli persepsi tetapi lebih berat yang kiri, kedua telinga tuli, kiri tuli persepsi, kanan tuli konduksi.
Adapun tes lain yang dilakukan, adalah:- CT scan kepala, Audiogram, Pemeriksaan sitology, Naso pharynges copy, Laringos copy, Endoscopy
11
2.9 Tatalaksana
Pengobatan diberikan sesuai dengan penyebab. Jika rasa nyeri pada telinga
disebabkan oleh kotoran atau benda asing maka dibersihkan dengan mengeluarkannya,
pada infeksi diterapi dengan pemberian antibiotik dan analgetik, apabila disebabkan oleh
virus diberikan antivirus dan pada kasus tertentu dapat dilakukan pembedahan.8
2.10 Komplikasi
Komplikasi yang timbul dapat berupa kehilangan pendengaran yang dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
12
a. Kehilangan Konduktif
Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan
telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu,
hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.
b. Kehilangan Sensoris
Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan konduksi
dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu juga
kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran
mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi
konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fungsional bersifat
inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme
pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.9
13
BAB III KESIMPULAN
Telinga merupakan indera pendengaran dan memiliki fungsi ganda yaitu pendengaran dan
keseimbangan. Nyeri adalah mekanisme protektif untuk menimbulkan kesadaran akan kenyataan
bahwa sedang atau akan terjadi kerusakan jaringan, maka itu nyeri pada telinga merupakan suatu
tanda perjalanan dari sebuah penyakit. Nyeri telinga (earache atau ear pain) yang dikenal dengan
sebutan otalgia, adalah keadaan timbulnya keluhan nyeri pada telinga.
Rasa nyeri yang dirasakan tidak selalu disebabkan dari penyakit telinga itu sendiri,
melainkan dapat juga berasal dari tempat atau organ lain yang rasa nyerinya dihantarkan ke telinga
(nyeri alih atau referred pain) karena telinga dipersarafi nervus kranialis V, VII, IX dan X dan
nervus servikalis C2 dan C3 .Nyeri ini sendiri dapat muncul dengan keluhan yang bervariasi.
Dapat berupa rasa sakit yang tajam seperti ditusuk-tusuk, rasa panas pada telinga, atau nyeri
tumpul seolah-olah telinga terasa penuh.
Nyeri pada telinga merupakan suatu tanda perjalanan penyakit, karena itu harus segera
dicari penyebabnya dengan anamnesis dan pemeriksaan yang tepat agar dapat ditangani dengan
baik dan memperbaiki fungsi telinga yang terganggu.
14
DAFTAR PUSTAKA
1. Sherwood L. Fisiologi manusia; dari sel ke sistem. 6th ed. Jakarta EGC; 2011. p.207.
2. Otalgia. Medscape 2015. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/845173-
otalgia/overview. Akses 13 November 2015
3. Anatomi telinga. Available from: http://www.nebraskamed.com/health-library/3d-medical-
atlas/291/anatomy-of-the-ear. Akses 13 November 2015
4. Hawkins JE.Anatomy and physiology human ear.Britain: Encyclopaedia Britain: 2014
5. Kim D, Cheang P, Dover S, et al. Dental otalgia. J Laryngol Otol 2009;121:1129– 34.
6. Neilan R, Roland Otalgia. P.Med Clin North Am. Otolaryngology-Head & Neck Surgery,
2010 ;94:961-71
7. JOHN W. ELY, Diagnosis of ear pain.University of Iowa Carver College of Medicine, Iowa
City, Iowa.Am Fam Physician. 2008 Mar 1;77(5):621-628.
8. Myung HY, Hong JP. Diagnosis and treatment of otalgia.Korean Society of
Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery Journal.Korea: March 20, 2013.
9. Neilan RE,Roland PS.Otalgia. Medclin North Am:2010 Sep;94(5):961-71