Top Banner

of 34

Referat Ilmu Tht

Jul 07, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    1/34

    REFERAT ILMU THT

    PANSINUSITIS

    Penyaji:

    Marleen (NIM: 07120110032)

    Andre Liena!a (NIM: 071201100"")

    Pe#$i#$in%:

    dr& 'ri!ian Harry* S+THT

    ,EPANITERAAN ,LINI, ILMU THT

    FA,ULTAS ,E-.,TERAN UNI/ERSITAS PELITA HARAPAN

    PERI.-E 1 MARET 201" 17 APRIL 201"

    RUMAH SA,IT MARINIR 'ILAN-A, A,ARTA

    1

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    2/34

    4A4 I

    PEN-AHULUAN

    Sinus paranasalis (maksilaris, frontalis, ethmoidalis, dan sfenoidalis) adalah

    rongga di sekitar yang selalu terisi udara dan berhubungan dengan saluran hidung melalui ostium

    yang kecil. Kondisi inflamasi pada sinus paranasalis dapat menyebabkan sinusitis yang

    mempunyai dampak sosial ekonomi yang signifikan setiap tahunnya, berhubungan dengan biaya

    kesehatan dan jam kerja karena sakit. Sinusitis mewakili salah satu dari penyakit yang paling

    sering membutuhkan pengobatan dengan antibiotika pada populasi dewasa. Tantangan bagi para

    klinisi dalam mengevaluasi pasien dengan kemungkinan sinusitis adalah untuk mencoba

    membedaan infeksi virus saluran nafas atau rhinitis alergika, yang tidak membutuhkan

     pengobata dengan menggunakan antibiotika, dengan sinusitis kronis atau akut yang memberikan

    respon dengan pengobatan antibiotika. 

    Sinusitis dianggap salah satu penyebab gangguan kesehatan tersering di dunia. !ata dari

    !"#K"S $% tahun &'' menyebutkan bahwa penyakit hidung dan sinus berada pada urutan ke

    &* dari *' pola penyakit peringkat utama atau sekitar '&.+ penderita rawat jalan di rumah

    sakit. Survei Kesehatan %ndera #englihatan dan #endengaran -- yang diadakan oleh

    /inkesmas bekerja sama dengan #"$01T% dan /agian T0T $S23 mendapatkan data penyakit

    hidung dari propinsi. !ata dari !ivisi $inologi !epartemen T0T $S23 4anuari1gustus &''*

    menyebutkan jumlah pasien rinologi pada kurun waktu tersebut adalah 5* pasien, -6nya

    adalah sinusitis.& 

    Kejadian sinusitis umumnya disertai atau dipicu oleh rhinitis sehingga sinusitis sering

     juga disebut dengan rhinosinusitis. $inosinusitis adalah penyakit inflamasi yang sering

    2

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    3/34

    ditemukan dan mungkin akan terus meningkat prevalensinya. $inosinusitis dapat mengakibatkan

    gangguan kualitas hidup yang berat, sehingga penting bagi dokter umum atau dokter spesialis

    lain untuk memiliki pengetahuan yang baik mengenai definisi, gejala dan metode diagnosis dari

     penyakit rinosinusitis ini.&

    #enyebab utamanya ialah infeksi virus yang kemudian diikuti oleh infeksi bakteri.&

    Kebanyakan infeksi bakteri terjadi pada keadaan dimana terjadi gangguan fungsi, obstruksi

    anatomi, inflamasi, drainase yang terganggu, dan perkembangan bakteri yang berlebihan.

    Kemudian sinus akan dipenuhi oleh cairan purulen. 0al tersebut terjadi karena proses inflamasi

    menyebabkan peningkatan sekresi dan edema pada mukosa sinosial. !engan progresifnya

    komponen inflamasi, secret tersebut tertahan di dalam sinus paranasal yang dapat terjadi karena

    gangguan fungsi silia dan obstruksi dari ostium sinus yang relative kecil. #osisi ostium yang

    melawan gravitasi secara tidak langsung juga menyebabkan buruknya drainase. 7nstruksi

    tersebut menyebabkan pengurangan tekanan parsial oksigen di dalam sinus dan menyebabkan

    kondisi anaerobic di dalam sinus. 8actorfaktor inilah yang menyebabkan kondisi yang ideal

    dalam pertumbuhan bakteri pathogen, dan menyebabkan sinusitis. $hinitis alergi dan infeksi

    virus pada saluran nafas atas yang berkepanjangan akan menyebabkan terjadinya sinusitis,

    dimana sinus maksilaris adalah sinus yang paling sering terjadi infeksi.

    Secara epidemiologi yang paling sering terkena adalah sinus etmoid dan maksila. 9ang

     berbahaya dari sinusitis adalah komplikasinya ke orbita dan intrakranial. Komplikasi ini terjadi

    akibat tatalaksana yang inadekuat atau faktor predisposisi yang tak dapat dihindari.&

    3

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    4/34

    Tatalaksana dan pengenalan dini terhadap sinusitis ini menjadi penting karena hal diatas.

    1walnya diberikan terapi antibiotik dan jika telah begitu hipertrofi, mukosa polipoid dan atau

    terbentuknya polip atau kista maka dibutuhkan tindakan operasi.&

    4

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    5/34

    4A4 II

    ANAT.MI 5 FISI.L.6I

    HI-UN6 5 SINUS PARANASAL

    ANAT.MI HI-UN6

    $ongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang dipisahkan

    oleh septum nasi dibagian tengahnya sehingga menjadi kavum nasi kanan dan kiri. Setiap kavum nasi

    mempunyai 5 buah dinding yaitu dinding medial, lateral, inferior dan superior.

      /agian dari kavum nasi yang letaknya sesuai ala nasi, tepat dibelakang nares anterior,

    disebut sebagai vestibulum. :estibulum ini dilapisi oleh kulit yang memiliki banyak kelenjar sebasea

    dan rambutrambut yang disebut dengan vibrise.

    S"#T;3 amina perpendikularis os etmoid

    >amina perpendikularis os etmoid terletak pada bagian superoposterior dari septum nasi

    dan berlanjut ke atas membentuk lamina kribriformis dan Krista gali.

    &. 7s :omer

    7s vormer terletak pada bagian posteroinferior. Tepi belakang os vomer merupakan

    ujung bebas dari septum nasi.

    . Krista nasi os maksila

    5

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    6/34

    Tepi bawah os vomer melekat pada krista nasiis os maksila dan os palatina.

    5. Krista nasi os palatine

    /agian Tulang $awan terdiri dari =

    . Kartilago septum (kartilago kuadrangularis)

    Kartilago septum melekat dengan erat pada os nasi, lamina perpendikularis os etmoid, os

    vomer dan krista nasiis os maksila oleh serat kolagen.

    &. Kolumela

    Kedua lubang berbentuk elips disebut nares, dipisahkan satu sama lain oleh sekat tulang

    rawan dan kulit yang disebut kolumela.

    !inding lateral rongga hidung dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontsalis os

    maksila, os lakrimalis, konka inferior dan konka media yang merupakan bagian dari os etmoid,

    konka inferior, lamina perpendikularius os palatum, dan lamina pterigoides medial. #ada dinding

    lateral terdapat empat buah konka. 9ang terbesar dan letaknya paling bawah ialah konka inferior,

    kemudian yang lebih kecil adalah konka media, yang lebih kecil lagi konka superior, sedangkan yang

    terkecil ialah konka suprema dan konka suprema biasanya rudimenter. Konka inferior merupakan

    tulang tersendiri yang melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior,

    dan suprema merupakan bagian dari labirin etmoid. !iantara konkakonka dan dinding lateral hidung

    terdapat rongga sempit yang dinamakan dengan meatus. Tergantung dari letak meatus, ada tiga

    meatus yaitu meatus inferior, medius dan superior. !inding inferior merupakan dasar hidung yang

    dibentuk oleh prosesus palatina os maksila dan prosesus hori?ontal os palatum.

    !inding superior atau atap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os nasi,

     prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid dan korpus os sphenoid. Sebagian besar atap hidung

    dibentuk oleh lamina kribrosa yang dilalui filamentfilamen n.olfaktorius yang berasal dari

    6

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    7/34

     permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju bagian teratas septum nasi dan permukaan

    kranial konka superior.

    Pendaraan Hidn% :

    /agian posteroinferior septum nasi diperdarahi oleh arteri sfenopalatina yang merupakan

    cabang dari arteri maksilaris (dari arteri karotis eksterna). Septum bagian anteroinferior diperdarahi

    oleh arteri palatina mayor (juga cabang dari arteri maksilaris) yang masuk melalui kanalis insisivus.

    1rteri labialis superior (cabang dari arteri fasialis) memperdarahi septum bagian anterior 

    mengadakan anastomose membentuk pleksus Kiesselbach yang terletak lebih superfisial pada bagian

    anterior septum. !aerah ini disebut juga >ittle@s area yang merupakan sumber perdarahan pada

    epistaksis.

    1rteri karotis interna memperdarahi septum nasi bagian superior melalui arteri etmoidalis

    anterior dan superior.

    /agian bawah rongga hidung mendapat perdarahan dari cabang arteri maksilaris interna,

    diantaranya ialah ujung arteri palatina mayor dan arteri sfenopalatina yang keluar dari foramen

    sfenopalatina bersama nervus sfenopalatina dan memasuki rongga hidung di belakang ujung

     posterior konka media. /agian depan hidung mendapat perdarahan dari cabangcabang arteri fasialis.

    :ena sfenopalatina mengalirkan darah balik dari bagian posterior septum ke pleksus

     pterigoideus dan dari bagian anterior septum ke vena fasialis. #ada bagian superior vena etmoidalis

    mengalirkan darah melalui vena oftalmika yang berhubungan dengan sinus sagitalis superior.

    Perara8an Hidn% :

    /agian anterosuperior septum nasi mendapat persarafan sensori dari nervus etmoidalis

    anterior yang merupakan cabang dari nervus nasosiliaris yang berasal dari nervus oftalmikus (n.:).

    Sebagian kecil septum nasi pada anteroinferior mendapatkan persarafan sensori dari nervus

    alveolaris cabang anterosuperior. Sebagian besar septum nasi lainnya mendapatkan persarafan

    7

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    8/34

    sensori dari cabang maksilaris nervus trigeminus (n.:&). endir yang dibentuk di dalam sinus paranasal dialirkan ke dalam meatus

    nasalis. 1lirannya dimulai dari sinus frontal, sel etmoid anterior, dan sinus maksila kemudian

    masuk ke meatusmedius. Sedangkan aliran dari sel etmoid posterior dan sinus sfenoid masuk ke

    meatus superior. 1liran yang menuju ke dalam meatus inferior hanya masuk melalui duktus

    nasolakrimalis. Secara klinis, bagian yang penting ialah bagian depantengah meatus medius

    yang sempit, yang disebut kompleks ostiomeatal. !aerah ini penting karena hampir semua

    lubang saluran dari sinus paranasal terdapat di sana.

     

    8

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    9/34

    1& 4a%ian4a%ian Sin Paranaal

    a& Sin Ma9ila

    Sinus maksila merupakan sinus pertama yang muncul (' minggu masa janin).

    Sinus maksila adalah sinus paranasal yang terbesar dan bervolume + ml saat lahir 

    (Soetjipto, &''). ;kuran standar volume sinus maksila pada orang dewasa adalah

    sekitar * cm& dan secara kasar bentuknya menyerupai piramid. !asar piramid

    dibentuk oleh dinding medial sinus maksilaris dengan sisi apeks piramid ke arah

    resesus ?igomatikus.

    /atas A batas dinding sinus maksilaris =- !inding anterior = permukaan fasial os maksila (fossa kanina)

    - !inding posterior = permukaan infratemporal maksila

    - !inding medial = dinding lateral rongga hidung

    - !inding superior = dasar orbita

    - !inding inferior = prosesus alveolaris dan palatum

    $& Sin Frn!al

    Sinus frontal adalah sinus yang paling bervariasi dalam ukuran dan bentuk.

    Sinus frontal kanan dan kiri biasanya tidak simetris, satu lebih besar dari pada

    yang lainnya dan dipisahkan oleh sekat yang terletak di bagian tengah. Kurang lebih

    *6 orang dewasa hanya mempunyai satu sinus frontal dan kurang lebih *6 sinus

    frontalnya tidak berkembang.

    ;kuran sinus frontal adalah &,+ cm (tinggi) B &,5 cm (lebar) B & cm (dalamnya).

    Sinus frontal biasanya bersekatsekat dan tepi sinus berlekuklekuk. Tidak adanya

    gambaran septumseptum atau lekuklekuk dinding sinus pada foto $ontgen

    menunjukan adanya infeksi sinus.

    9

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    10/34

     

    ;& Sin E!#id

    !ari semua sinus paranasal, sinus etmoid yang paling bervariasi dan akhirakhir 

    ini dianggap paling penting, karena dapat merupakan Cfokus infeksi@ bagi sinussinus

    lainnya.

    #ada orang dewasa bentuk sinus etmoid seperti piramid dengan dasarnya di

     bagian posterior. ;kurannya dari anterior ke posterior 5* cm, tinggi &,5 cm dan

    lebarnya ',* cm di bagian anterior dan ,* cm di bagian posterior.

    Sinus etmoid beronggarongga, terdiri dari selsel yang menyerupai sarang tawon,

    yang terdapat di dalam massa bagian lateral os etmoid, yang terletak di antara konka

    media dan dinding medial orbita.

    #ada bagian terdepan sinus etmoid anterior terdapat resesus frontal yang

     berhubungan dengan sinus frontal. !i daerah etmoid anterior terdapat suatu area

     penyempitan disebut infundibulum yang merupakan tempat bermuaranya ostium

    sinus maksila. #eradangan di resesus frontal mengakibatkan sinusitis frontal.

    Sementara jika peradangan terjadi di infundibulum mengakibatkan sinusitis maksila.

    Sinus etmoid dipisahkan oleh rangkaian resesus yang dibatasi * sekat tulang atau

    lamela. >amela ini diberi nama dari yang paling anterior ke posterior = prosesus

    uncinatus, bula etmoidalis (sel etmoid yang terbesar), dasar atau lamela basalis dan

    konka superior. 1tap sinus etmoid yang disebut fovea etmoidalis berbatasan dengan

    lamina kribosa. !inding lateral sinus adalah lamina papirasea yang sangat tipis dan

    membatasi sinus etmoid dari rongga orbita. !i bagian belakang sinus etmoid posterior 

     berbatasan dengan sinus sphenoid. 

    d& Sin S8enid

    Sinus sfenoid merupakan sinus paranasal yang terletak paling posterior. #ada

    orang dewasa, derajat pneumatisasinya berubahubah dan keasimetrisan menjadi hal

    utama yang harus diperhatikan.

    10

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    11/34

    Saat sinus berkembang, pembuluh darah dan nervus di bagian lateral os sphenoid

    akan menjadi sangat berdekatan dengan rongga sinus dan tampak sebagai indentasi

     pada dinding sinus sphenoid.

    Sebelah superior sinus sfenoid terdapat fosa serebri media dan kelenjar hipofisa,

    sebelah inferiornya adalah atap nasofaring, sebelah lateral berbatasan dengan sinus

    kavernosus dan arteri karotis interna dan pada sebelah posteriornya berbatasan

    dengan fosa serebri posterior di daerah pons.

    ,.MPLE,S .STI.MEATAL (,.M)

    Kompleks ostiomeatal (K73)

    merupakan celah pada dinding lateral hidung

    yang dibatasi oleh konka media dan lamina

     papirasea. Struktur anatomi penting yang

    membentuk K73 adalah prosesus unsinatus,

    infundibulum etmoid, hiatus semilunaris, bula

    etmoid, agger nasi dan ressesus frontal. K73 merupakan unit fungsional yang merupakan

    tempat ventilasi dan draenase dari sinussinus yang letaknya di anterior yaitu sinus maksila, sinus

    etmoid anterior, dan sinus frontal.

    4ika terjadi obstruksi pada celah yang sempit ini, maka akan terjadi perubahan patologis

    yang signifikan pada sinussinus yang terkait.

    SISTEM MU,.SILIAR

    11

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    12/34

    Seperti pada mukosa hidung, di dalam sinus juga terdapat mukosa bersilia dan palut

    lender di atasnya. !i dalam sinus silia bergerak secara teratur untuk mengalirkan lender menuju

    ostium alamiahnya mengikuti jalurjalur yang sudah tertentu polanya.

    #ada sinus maksila system transport mukosiliar menggerakan secret sepanjang dinding

    anterior, medial, posterior, dan lateral serta atap rongga sinus membentuk gambaran halo atau

     bintang yang mengarah ke ostium alamiah. Setinggi ostium secret akan lebih kental tetapi

    draenasenya lebih cepat untuk mencegah tekanan negative dan berkembangnya infeksi.

    Kerusakan mukosa yang ringan tidak akan menghentikan atau menguba transport dan secret akan

    melewati mukosa yang rusak tersebut. Tetapi jika secret lebih kental, secret akan terhenti pada

    mukosa yang mengalami defek.

    Derakan system mukosiliar pada sinus frontal mengikuti gerakan spiral. Secret akan

     berjalan menuju septum interfrontal, kemudian ke atap, dinding lateral dan bagian inferior dari

    dinding anterior dan posterior menuju ressesus frontal. Derakan spiral menuju ke ostiumnya

    terjadi pada sinus sphenoid sedangkan pada sinus etmoid terjadi gerakan rektilinier jika

    ostiumnya terletak di dasar sinus atau gerakan spiral jika ostium terdapat pada salah satu

    dindingnya.

    #ada dinding lateral hidung terdapat & aliran transport mukosiliar dari sinus. >endir yang

     berasal dari kelompok sinus anterior yang bergabung di infundibulum etmoid dialirkan ke

    nasofaring di depan muara tuba "ustachius. >endir yang berasal dari kelompok sinus posterior 

     bergabung di ressesus sfenoetmoidalis, dialirkan ke nasofaring di posterosuperior muara tuba.

    %nilah sebabnya pada sinusitis didapati secret pasca nasal (post nasal drip), tetapi belum tentu ada

    secret di rongga hidung.

    12

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    13/34

    FISI.L.6I SINUS PARANASAL

    /eberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain =

    () Sebagai Pengatur Kondisi Udara (Air Conditioning)Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur 

    kelembapan udara inspirasi. Keberatan terhadap teori ini ialah karena ternyata tidak 

    didapati pertukaran udara yang definitive antara sinus dan rongga hidung.

    (&) Sebagai Penahan Suhu (Thermal Insulators)Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer) panas, melindungi orbita dan

    fosa serebri dari suhu rongga hidung yang berubahubah. 1kan tetapi kenyataannya

    sinussinus yang besar tidak terletak di antara hidung da organorgan yang dilindungi.()  Membantu Keseimbangan Kepala

    Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka.

    1kan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya akan memberikan

     pertambahan berat sebesar 6 dari berat kepala, sehingga teori ini dianggap tidak 

     bermakna.(5)  Membantu Resonansi Suara

    Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonansi suara dan

    mempengaruhi kualitas suara. 1kan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus dan

    ostiumnya tidak memungkinkan sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif. >agipula

    tidak ada korelasi antara resonansi suara dan besarnya sinusa pada hewanhewan tingkat

    rendah.(*) Sebagai Peredam Perubahan Tekanan Udara

    8ungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak,

    misalnya pada waktu bersin atau membuang ingus.()  Membantu Produksi Mukus

    3ucus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya kecil disbanding

    dengan mucus dari rongga hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut

    13

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    14/34

    masuk dengan udara inspirasi karena mucus ini keluar dari meatus medius, tempat yang

     paling strategis.

    4A4 III

    PANSINUSITIS

    -EFINISI* 

    Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal, bila mengenai beberapa sinus disebut

    multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.

    Sesuai dengan anatomi sinus yang terkena dapat dibagi menjadi sinusitis maksila, sinusitis

    ethmoid, sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid.

    #aling sering ditemukan ialah sinusitis maksila dan sinusitis ethmoid, sedangkan sinusitis

    frontal dan sinisitis sfenoid lebih jarang. #ada anak hanya sinus maksila dan sinus ethmoid yang

     berkembang, sedangkan sinus frontal dan sinus sfenoid belum.

    EPI-EMI.L.6I,

    14

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    15/34

    #revalensi sinusitis tinggi di masyarakat. !i bagian T0T !epartemen %lmu Kesehatan

    1nak $S23 4akarta, pada tahun --- didapatkan data sekitar &*6 anakanak dengan %S#1

    menderita sinusitis maksila akut. Sedangkan pada !epartemen Telinga 0idung dan Tenggorokan

    sub bagian $inologi didapatkan data dari sekitar 5- dari penderita rawat jalan, &5- orang

    terkena sinusitis (*'6). !i 1merika Serikat diperkirakan ',*6 dari %S#1 karena virus dapat

    menyebabkan sinusitis akut. Sinusitis kronis mengenai hamper juta rakyat 1merika Serikat.

    #revalensi sinusitis tertinggi pada usia dewasa +* tahun dan kemudian anakanak 

     berusia * tahun. #ada anakanak berusia *' tahun. %nfeksi saluran pernafasan dihubungkan

    dengan sinusitis akut. Sinusitis jarang pada anakanak berusia kurang dari tahun karena sinus

     belum berkembang dengan baik sebelum usia tersebut.

    0al ini dibuktikan dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan. #enelitian 0edayati,

    et al tahun &'' di $umah Sakit /oo 1li %ran, didapatkan proporsi penderita sinusitis kronik 

    tertinggi yaitu pada kelompok umur &'&- tahun sebanyak & orang (5&6). #enderita terdiri dari

    & lakilaki (*&6) dan &5 perempuan (5+6), dimana keluhan terbanyak yaitu hidung tersumbat

     pada 5+ orang (-6).

    ETI.L.6I,+

    Sinusitis dapat disebabkan oleh =

    ) /akteri = Streptococcus pneumoniae, 0aemophillus influen?a, Streptococcus group 1,

    Staphylococcus aureus,

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    16/34

    ) $hinitis akut

    &) 8aringitis

    ) 1denoiditis5) Tonsillitis akut

    *) !entogen. %nfeksi dari gigi rahang atas seperti 3, 3&, 3, #, dan #&.

    ) /erenang) 3enyelam

    +) Trauma. 3enyebabkan perdarahan mukosa sinus paranasal.

    -) /arotrauma. 3enyebabkan nekrosis mukosa sinus paranasal.

    %nfeksi kronis dari sinusitis kronis disebabkan =

    ) Dangguan drainase. Dangguan drainase dapat disebabkan oleh obstruksi mekanik dan

    kerusakan silia.

    &) #erubahan mukosa. #erubahan mukosa dapat disebabkan alergi, defisiensi

    imunologik, dan kerusakan silia.

    ) #engobatan. #engobatan infeksi akut yang tidak sempurna atau tidak adekuat.

    /akteri sebagai "tiologi Sinusitis

    .r%ani#e Sini!i A9! Sini!i ,rni

    Streptococcus pneumoniae 5'

    0aemophilus influen?ae ' '3oraBella catarrhalis

    /akteri 1naerob + *'''

    Staphylococcus aureus

    Streptococcus pyogenes

    Streptococcus viridians *

    /akteri Dram

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    17/34

    5) #olip nasi

    *) Tumor dalam rongga hidung

    ) $hinitis. $hinitis kronis dan $hinitis alergi menyebabkan obstruksi ostium sinus dan

    menghasilkan lendir yang banyak sehingga menjadi media yang baik bagi

     pertumbuhan bakteri.

    ) >ingkungan. >ingkungan yang berpolusi dan udara dingin serta kering dapat

    menyebabkan perubahan mukosa dan kerusakan silia.

    ,LASIFI,ASI 

    3enurut 2auwenberg berdasarkan perjalanan penyakitnya terbagi atas =

    ) Sinusitis 1kut, yaitu sinusitis yang berlangsung sampai 5 minggu.&) Sinusitis Sub1kut, yaitu sinusitis yang berlangsung antara 5 minggu sampai bulan.

    ) Sinusitis Kronis, yaitu sinusitis yang berlangsung lebih dari bulan.

    /erdasarkan gejala sinusitis juga dibedakan menjadi =

    ) Sinusitis 1kut = memiliki tandatanda peradangan akut.&) Sinusitis Sub1kut = sinusitis yang memiliki tandatanda peradanga akut yang telah

    mereda. #erubahan histologik mukosa sinus paranasal masih reversible.

    ) Sinusitis Kronis = perubahan histologik mukosa sinus paranasal sudah irreversible.

    3isalnya berubah menjadi jaringan granulasi dan polipoid.

    PAT.FISI.L.6I,

    Kesehatan sinus dipengaruhi oleh patensi ostiumostium sinus dan lancarnya klirens

    mukosiliar (mucociliary clearance) di dalam K73. 3ucus juga mengandung substansi

    17

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    18/34

    antimicrobial dan ?at?at yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap kuman

    yang masuk bersama udara pernafasan.

    7rganorgan yang membentuk K73 letaknya berdekatan dan bila terjadi edema, mukosa

    yang berhadapan akan saling bertemu sehingga silia tidak dapat bergerak dan ostium tersumbat.

    1kibatnya terjadinya tekanan negative di dalam rongga sinus yang menyebabkan terjadinya

    transudasi, mulamula serous. Kondisi ini bisa dianggap sebagai sinusitis nonbacterial dan

     biasanya sembuh dalam beberapa hari tanpa pengobatan.

    /ila kondisi ini menetap, secret yang terkumpul dalam sinus merupakan media baik 

    untuk tumbuhnya dan multiplikasi bakteri. Secret menjadi purulen. Keadaan ini disebut sebagai

    sinusitis akut bacterial dan memerlukan terapi antibiotika.

    4ika terapi tidak berhasil (misalnya karena ada factor predisposisi), inflamasi berlanjut,

    terjadi hipoksia dan bakteri anaerob berkembang. 3ukosa makin membengkak dan ini

    merupakan rantai siklus yang terus berputar sampai akhirnya perubahan mukosa menjadi kronik 

    yaitu hipertrofi, polipoid, atau pembentukan polip dan kista. #ada keadaan ini mungkin

    diperlukan tindakan operasi.

    6EALA (MANIFESTASI ,LINIS) 

    A& SINUSITIS A,UT

    1& 6ejala S$je9!i8

    !ari anamnesis biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas atas (terutama pada

    anak kecil, berupa batuk dan pilek yang lama, lebih dari hari.Dejala subjektif dibagi menjadi gejala sistemik, yaitu demam dan lesu, serta gejala

    gejala local, yaitu hidung tersumbat, ingus kental yang kadang berbau dan mengalir 

    18

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    19/34

    ke nasofaring (post nasal drip, halitosis, sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari,

    nyeri di daerah sinus yang terkena, serta kadang disertai nyeri alih ke tempat lain.a. S%1$%S

    Sinus maksila disebut juga 1ntrum 0ighmore, merupakan sinus yang

    sering terinfeksi oleh karena () merupakan sinus paranasal yang terbesar, (&)

    letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret (drenase) dari sinus

    maksila hanya tergantung dari gerakan silia, () dasar sinus maksila adalah dasar 

    akar gigi (prosesus alveolaris), sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis

    maksila, (5) ostium sinus maksila terletak di meatus medius di sekitar hiatus

    semilunaris yang sempit sehingga mudah tersumbat.#ada peradangan aktif sinus maksila atau frontal, nyeri biasanya sesuai

    dengan daerah yang terkena. #ada sinusitis maksila nyeri terasa di bawah kelopak 

    mata dan kadang menyebar ke alveolus hingga terasa di gigi.

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    20/34

    Dejala berupa nyeri yang dirasakan di pangkal hidung dan kantus medius,

    kadangkadang nyeri dibola mata atau belakangnya, terutama bila mata

    digerakkan.

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    21/34

    #ada pemeriksaan transiluminasi, sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap.

    #emeriksaan transiluminasi bermakna

     bila salah satu sisi sinus yang sakit,

    sehingga tampak lebih suram dibanding

    sisi yang normal.#emeriksaan radiologik yang dibuat

    ialah posisi waters, #1 dan lateral. 1kan

    tampak perselubungan atau penebalan

    mukosa atau batas cairan udara (air fluid leel ) pada sinus yang sakit.

    /. SINUSITIS SU4 A,UTDejala klinisnya sama dengan sinusitis akut hanya tandatanda radang akutnya

    (demam, sakit kepala hebat, nyeri tekan) sudah reda.

    #ada rinoskopi anterior tampak sekret di meatus medius atau superior. #ada

    rinoskopi posterior tampak sekret purulen di nasofaring. #ada pemeriksaan transiluminasi

    tampak sinus yang sakit, suram atau gelap

    2. SINUSITIS ,R.NISSinusitis kronis berbeda dengan sinusitis akut dalam berbagai aspek, umumnya

    sukar disembuhkan dengan pengobatan medikamentosa saja. 0arus dicari faktor 

     penyebab dan faktor predisposisinya.#olusi bahan kimia menyebabkan silia rusak, sehingga terjadi perubahan mukosa

    hidung. #erubahan tersebut juga dapat disebabkan oleh alergi dan defisiensi imunologik,

    sehingga mempermudah terjadinya infeksi, dan infeksi menjadi kronis apabila

     pengobatan sinusitis akut tidak sempurna.

    1& 6ejala S$je9!i8

    /ervariasi dari ringan sampai berat, terdiri dari =

    - Dejala hidung dan nasofaring, berupa sekret pada hidung dan sekret pasca

    nasal (post nasal drip)  yang seringkali mukopurulen dan hidung biasanya

    sedikit tersumbat.

    21

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    22/34

    - Dejala laring dan faring yaitu rasa tidak nyaman dan gatal di tenggorokan.

    - Dejala telinga berupa pendengaran terganggu oleh karena terjadi sumbatan

    tuba eustachius.- 1da nyeri atau sakit kepala.

    - Dejala mata, karena penjalaran infeksi melalui duktus nasolakrimalis.- Dejala saluran nafas berupa batuk dan komplikasi di paru berupa bronkhitis

    atau bronkhiektasis atau asma bronkhial.- Dejala di saluran cerna mukopus tertelan sehingga terjadi gastroenteritis.

    2& 6ejala .$je9!i8

    Temuan pemeriksaan klinis tidak seberat sinusitis akut dan tidak terdapat

     pembengkakan pada wajah. #ada rinoskopi anterior dapat ditemukan sekret kental,

     purulen dari meatus medius atau meatus superior, dapat juga ditemukan polip, tumor 

    atau komplikasi sinusitis. #ada rinoskopi posterior tampak sekret purulen di

    nasofaring atau turun ke tenggorok.

    !ari pemeriksaan endoskopi fungsional dan 2T Scan dapat ditemukan etmoiditis

    kronis yang hampir selalu menyertai sinusitis frontalis atau maksilaris. "tmoiditis

    kronis ini dapat menyertai poliposis hidung kronis.

    #emeriksaan 3ikrobiologi merupakan infeksi campuran oleh bermacammacam

    mikroba, seperti kuman aerob S! aureus" S! iridans" #! influen$ae  dan kuman

    anaerob Pepto strepto%o%%us dan fuso bakterium.

    -IA6N.SIS, 

    !iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

     penunjang. #emeriksaan fisik dengan rinoskopi anterior dan posterior, pemeriksaan

    nasoendoskopi dianjurkan untuk diagnosis yang lebih tepat dan dini.

    #ada sinusitis akut, pemeriksaan rinoskopi anterior menampakkan mukosa konka nasi

    hiperemis dan edema. Terdapat mukopus (nanah) di meatus nasi medius pada sinusitis maksila,

    sinusitis forntal, dan sinusitis etmoid anterior.

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    23/34

     pada sinusitis etmoid posterior dan sinusitis sfenoid. #emeriksaan rinoskopi posterior 

    menampakkan adanya mukopus (nanah) di nasofaring (post nasal drip).

    #emeriksaan penunjang berupa transiluminasi dan radiologik dapat kita gunakan untuk 

    membantu diagnosa sinusitis akut. #emeriksaan transiluminasi menampakkan sinus paranasal

    yang sakit lebih suram F lebih gelap daripada sinus paranasal yang sehat. #emeriksaan radiologik 

    dapat menggunakan posisi Eaters, #1, atau lateral. 1kan tampak adanya perselubungan,

     penebalan mukosa, atau batas cairanudara (air fluid level). Sebaiknya kita mengambil sekret

    dari meatus nasi medius atau meatus nasi superior pada pemeriksaan mikrobiologik.

    3ikrobiologi yang mungkin kita temukan yaitu bakteri, virus atau jamur. /akteri yang berfungsi

    sebagai flora normal di hidung maupun bakteri patogen keduanya bisa kita dapatkan. /akteri

     patogen seperti #neumococcus, Streptococcus, Staphyloccus, dan 0aemophilus influen?ae.

    !iagnosis Sinusitis Kronis

    !iagnosis sinusitis kronis dapat ditegakan dengan =

    . 1namnesis yang cermat

    &. #emeriksaan rinoskopi anterior dan posterior. #emeriksaan transiluminasi untuk sinus maksila dan sinus frontal, yakni pada sinus

    yang terinfeksiakan terlihat suram dan gelap.

    5. #emeriksaan radiologik, posisi rutin yang dipakai adalah posisi Eaters, #1 dan

    >ateral. #osisi Eaters, maksud posisi Eaters adalah untuk memproyeksikan tulang

     petrosus supaya terletak di bawah antrum maksila, yakni dengan cara menengadahkan

    kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan meja. #osisi ini

    terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid.

    #osisi #osteroanterior untuk menilai sinus frontal dan posisi lateral untuk menilai

    sinus frontal, sphenoid dan etmoid.

    23

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    24/34

    *. #ungsi sinus maksila

    . Sinoskopi sinus maksilaris, dengan sinoskopi dapat dilihat keadaan dalam sinus,

    apakah ada sekret, polip, jaringan granulasi, massa tumor atau kista dan bagaimana

    keadaan mukosa dan apakah osteumnya terbuka. #ada sinusitis kronis akibat

     perlengketan akan menyebabkan osteum tertutup sehingga drenase menjadi

    terganggu.

    . #emeriksaan histopatologi dari jaringan yang diambil pada waktu dilakukan

    sinoskopi.+. #emeriksaan meatus medius dan meatus superior dengan menggunakan naso

    endoskopi.

    -. #emeriksaan 2T AScan, merupakan cara terbaik untuk memperlihatkan sifat dan

    sumber masalah pada sinusitis dengan komplikasi. 2TScan pada sinusitis akan

    tampak = penebalan mukosa, air fluid level, perselubungan homogen atau tidak 

    homogen pada satu atau lebih sinus paranasal, penebalan dinding sinus dengan

    sklerotik (pada kasuskasus kronik).

    0alhal yang mungkin ditemukan pada pemeriksaan 2Tscan =- Kista retensi yang luas, bentuknya konveks (bundar), licin, homogen, pada

     pemeriksaan 2TScan tidak mengalami ehans. Kadang sukar membedakannya

    dengan polip yang terinfeksi, bila kista ini makin lama makin besar dapat

    menyebabkan gambaran airfluid level.- #olip yang mengisi ruang sinus

    - #olip antrokoanal

    - 3assa pada cavum nasi yang menyumbat sinus

    - 3ukokel, penekanan, atrofi dan erosi tulang yang berangsurangsur oleh

    massa jaringan lunak mukokel yang membesar dan gambaran pada 2T Scan

    sebagai perluasan yang berdensitas rendah dan kadangkadang pengapuran

     perifer.

    - Tumor

    24

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    25/34

    ,.MPLI,ASI

    2TScan penting dilakukan dalam menjelaskan derajat penyakit sinus dan derajat infeksi

    di luar sinus, pada orbita, jaringan lunak dan kranium. #emeriksaan ini harus rutin dilakukan

     pada sinusitis refrakter, kronis atau berkomplikasi.

    . Komplikasi 7rbita

    Sinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita yang tersering.

    #embengkakan orbita dapat merupakan manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus

    frontalis dan sinus maksilaris juga terletak di dekat orbita dan dapat menimbulkan

    infeksi isi orbita.

    Terdapat * tahapan =a. #eradangan atau reaksi edema yang ringan. Terjadi pada isi orbita akibat infeksi

    sinus ethmoidalis didekatnya. Keadaan ini terutama ditemukan pada anak, karena

    lamina papirasea yang memisahkan orbita dan sinus ethmoidalis sering kali

    merekah pada kelompok umur ini. b. Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif menginvasi isi

    orbita namun pus belum terbentuk.c. 1bses subperiosteal, pus terkumpul diantara periorbita dan dinding tulang orbita

    menyebabkan proptosis dan kemosis.

    d. 1bses orbita, pus telah menembus periosteum dan bercampur dengan isi orbita.

    Tahap ini disertai dengan gejala sisa neuritis optik dan kebutaan unilateral yang

    lebih serius. Keterbatasan gerak otot ekstraokular mata yang tersering dan

    kemosis konjungtiva merupakan tanda khas abses orbita, juga proptosis yang

    makin bertambah.

    25

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    26/34

    e. Trombosis sinus kavernosus, merupakan akibat penyebaran bakteri melalui

    saluran vena kedalam sinus kavernosus, kemudian terbentuk suatu tromboflebitis

    septik.

    Secara patognomonik, thrombosis sinus kavernosus terdiri dari G- 7ftalmoplegia

    - Kemosis konjuctiva

    - Dangguan penglihatan yang berat

    - Kelemahan pasien

    - Tandatanda meningitis oleh karena letak sinus kavernosus yang berdekatan

    dengan saraf cranial %%, %%%, %:, :%, serta berdekatan juga dengan otak.

    &. 3ukokel

    3ukokel adalah suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus, kista

    ini paling sering ditemukan pada sinus maksilaris, sering disebut sebagai kista retensi

    mukus dan biasanya tidak berbahaya.

    !alam sinus frontalis, ethmoidalis dan sfenoidalis, kista ini dapat membesar dan

    melalui atrofi tekanan mengikis struktur sekitarnya. Kista ini dapat bermanifestasi

    sebagai pembengkakan pada dahi atau fenestra nasalis dan dapat menggeser mata ke

    lateral. !alam sinus sfenoidalis, kista dapat menimbulkan diplopia dan gangguan

     penglihatan dengan menekan saraf didekatnya.#iokel adalah mukokel terinfeksi, gejala piokel hampir sama dengan mukokel

    meskipun lebih akut dan lebih berat.#rinsip terapi adalah eksplorasi sinus secara bedah untuk mengangkat semua mukosa

    yang terinfeksi dan memastikan drainase yang baik atau obliterasi sinus.. Komplikasi %ntra Kranial

    a. 3eningitis 1kut, salah satu komplikasi sinusitis yang terberat adalah meningitis

    akut, infeksi dari sinus paranasalis dapat menyebar sepanjang saluran vena atau

    langsung dari sinus yang berdekatan, seperti lewat dinding posterior sinus

    frontalis atau melalui lamina kribriformis di dekat sistem sel udara ethmoidalis.

     b. 1bses dura, adalah kumpulan pus diantara dura dan tabula interna kranium, sering

    kali mengikuti sinusitis frontalis. #roses ini timbul lambat, sehingga pasien hanya

    26

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    27/34

    mengeluh nyeri kepala dan sebelum pus yang terkumpul mampu menimbulkan

    tekanan intra kranial.1bses subdural adalah kumpulan pus diantara duramater dan arachnoid atau

     permukaan otak. Dejala yang timbul sama dengan abses dura.c. 1bses otak, setelah sistem vena, dapat mukoperiosteum sinus terinfeksi, maka

    dapat terjadi perluasan metastatik secara hematogen ke dalam otak.

    Terapi komplikasi intra kranial ini adalah antibiotik yang intensif, drainase secara

     bedah pada ruangan yang mengalami abses dan pencegahan penyebaran infeksi.5. 7steomielitis dan abses subperiosteal

    #enyebab tersering osteomielitis dan abses subperiosteal pada tulang frontalis adalah

    infeksi sinus frontalis.

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    28/34

    Sedangkan untuk terapi sinusitis akut bacterial diberikan terapi medikamentosa berupa

    antibiotik empirik (&B&5 jam). 1ntibiotik yang diberikan lini % yakni golongan penisilin

    atau cotrimoBa?ol dan terapi tambahan yakni obat dekongestan oral H topikal, mukolitik 

    untuk memperlancar drenase dan analgetik untuk menghilangkan rasa nyeri. #ada pasien

    atopi, diberikan antihistamin atau kortikosteroid topikal. 4ika ada perbaikan maka

     pemberian antibiotik diteruskan sampai mencukupi '5 hari. 4ika tidak ada perbaikan

    maka diberikan terapi antibiotik lini %% selama hari yakni amoksisilin

    klavulanatFampisilin sulbaktam, cephalosporin generasi %%, makrolid dan terapi tambahan.

    4ika ada perbaikan antibiotic diteruskan sampai mencukupi '5 hari.

    /erdasarkan pedoman Sinus and 1llergy 0ealth #artnership tahun &''', terapi sinus akut

    yang disebabkan bakteri dikategorikan menjadi kelompok =

    - !ewasa dengan sinusitis ringan yang tidak meminum antibiotic =

    1moBicillinFclavulanate, amoBicillin (,*,* gFd), cefrodoBime proBetil, atau

    cefuroBime direkomendasikan sebagai terapi awal.- !ewasa dengan sinusitis ringan yang telah mendapat antibiotika sebelumnya

    5 minggu dan dewasa dengan sinusitis sedang = 1moBicillinFclavulanate,

    amoBicillin -,* gFd), cefrodoBime proBetil, atau cefiBime.- !ewasa dengan sinusitis sedang yang telah mendapat antibiotika sebelumnya

    5 minggu = 1moBicillinFclavulanate, levofloBacin, moBifloBacin, atau

    doBycycline.

    !iberikan terapi medikamentosa berupa antibiotik empirik (&B&5 jam). 1ntibiotik yang

    diberikan lini % yakni golongan penisilin atau cotrimoBa?ol dan terapi tambahan yakni

    obat dekongestan oral H topikal, mukolitik untuk memperlancar drenase dan analgetik 

    28

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    29/34

    untuk menghilangkan rasa nyeri. #ada pasien atopi, diberikan antihistamin atau

    kortikosteroid topikal. 4ika ada perbaikan maka pemberian antibiotik diteruskan sampai

    mencukupi '5 hari. 4ika tidak ada perbaikan maka diberikan terapi antibiotik lini %%

    selama hari yakni amoksisilin klavulanatFampisilin sulbaktam, cephalosporin generasi

    %%, makrolid dan terapi tambahan. 4ika ada perbaikan antibiotic diteruskan sampai

    mencukupi '5 hari.

    4ika tidak ada perbaikan maka dilakukan rontgenpolos atau 2T Scan dan atau naso

    endoskopi./ila dari pemeriksaan tersebut ditemukan kelainan maka dilakukan terapi

    sinusitis kronik. Tidak ada kelainan maka dilakukan evaluasi diagnosis yakni evaluasi

    komprehensif alergi dan kultur dari fungsi sinus.

    Terapi pembedahan pada sinusitis akut jarang diperlukan, kecuali bila telah terjadi

    komplikasi ke orbita atau intrakranial, atau bila ada nyeri yang hebat karena ada sekret

    tertahan oleh sumbatan.

    S%

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    30/34

    sinus. Kalau belum membaik, maka dilakukan pencucian sinus. #ada sinusitis maksilaris

    dapat dilakukan pungsi irigasi.

    #ada sinusitis ethmoid, frontal atau sphenoid yang letak muaranya dibawah, dapat

    dilakukan tindakan pencucian sinus cara #roet?.

    S%

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    31/34

    $&  

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    32/34

    4A4 I/

    ,ESIMPULAN

    Sinusitis adalah radang mukosa sinus paranasal. /ila mengenai beberapa sinus disebut

    multisinusitis, sedangkan bila mengenai semua sinus paranasal disebut pansinusitis.

    #aling sering ditemukan adalah sinusitis maksila dan sinusitis ethmoid, sedangkan

    sinusitis frontal dan sinusitis sfenoid lebih jarang, pada anak hanya sinus maksila dan sinus

    etmoid yang berkembang, sedangkan sinus frontal dan sinus sfenoid belum.

    Sinusitis terjadi jika ada gangguan drenase dan ventilasi di dalam sinus. /ila terjadi

    edema di kompleks ostiomeatal, mukosa yang letaknya berhadapan akan saling bertemu,

    sehingga silia tidak dapat bergerak dan lendir tidak dapat dialirkan. 1kibatnya lendir yang

    diproduksi mukosa sinus menjadi lebih kental dan merupakan media yang baik untuk tumbuhnya

     bakteri patogen.

    8aktor predisposisi sinusitis adalah obstruksi mekanik, seperti deviasi septum, hipertrofi

    konka media, benda asing di hidung, polip serta tumor dalam rongga hidung. Selain itu rinitis

    kronis serta rinitis alergi juga menyebabkan obstruksi ostium sinus serta menghasilkan lendir 

    yang banyak, yang merupakan media untuk tumbuhnya bakteri. Sebagai faktor predisposisi lain

    ialah lingkungan berpolusi, udara dingin serta kering, yang dapat mengakibatkan perubahan

    mukosa serta kerusakan silia.

    Secara klinis sinusitis dibagi menjadi sinusitis akut, bila gejala berlangsung dari beberapa

    hari sampai 5 minggu. Sinusitis subakut bila berlangsung dari 5 minggu sampai bulan dan

    sinusitis kronis bila lebih dari bulan.

    32

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    33/34

    Dejala sinusitis yang banyak dijumpai adalah gejala sistemik berupa demam dan rasa

    lesu. >okal pada hidung terdapat sekret kental yang kadangkadang berbau dan dirasakan

    mengalir ke nasofaring. !irasakan hidung tersumbat dan rasa nyeri di daerah sinus yang

    terinfeksi serta kadangkadang dirasakan juga ditempat lain karena nyeri alih (referred pain).

    Tetapi pada sinusitis subakut tandatanda radang akut demam, nyeri kepala hebat dan nyeri tekan

    sudah reda. Sedangkan pada sinusitis kronis selain gejalagejala di atas sering ditemukan gejala

    komplikasi dari sinusitis. !iagnosis ditegakkan berdasarkan gejalagejala, foto rontgen sinus dan

    hasil pemeriksaan fisik. ;ntuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan

     pemeriksaan 2T Scan. #ada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan roentgen gigi untuk 

    mengetahui adanya abses gigi.

    Terapi sinusitis secara umum diberikan medikamentosa berupa antibiotik selama '5

    hari, meskipun gejala klinik telah hilang. 1ntibiotik yang diberikan berupa golongan penisilin.

    !iberikan juga dekongestan sistemik dan analgetik untuk menghilangkan nyeri. Terapi

     pembedahan dilakukan jika ada komplikasi ke orbita atau intrakanialG atau bila nyeri hebat

    karena sekret tertahan oleh sumbatan yang biasanya disebabkan sinusitis kronis.

    33

  • 8/18/2019 Referat Ilmu Tht

    34/34

    -a8!ar P!a9a

    . Sinusitis 3aksilaris. http=FFandikunud.files.wordpress.com .

    &. $hinosinusitisKronis.

    http=FFrepository.unand.ac.idF+FF$%