BAB I PENDAHULUAN Disfagia merupakan salah satu gejala kelainan atau penyakit di orofaring dan esofagus. Disfagia didefinisikan sebagai kesulitan dalam mengalirkan makanan padat atau cair dari mulut melalui esofagus 1 . Keluhan ini akan timbul bila terdapat gangguan gerakan otot-otot menelan dan gangguan transportasi makanan dari rongga mulut ke lambung. Manifestasi klinik yang sering ditemukan ialah sensasi makanan yang tersangkut di daerah leher atau dada ketika menelan. 2 Proses menelan terbagi dalam 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal, dan fase esofageal. 2 Disfagia dapat terjadi bila ada gangguan pada masing-masing fase menelan. 1 Disfagia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor mekanik, motorik, dan psikologik berupa gangguan emosi. 2 Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang kedokteran, angka harapan hidup untuk usia tua semakin besar. Menurut The National Research Council of the National Academies (USA), angka harapan hidup untuk usia >65 tahun mencapai 80%. 3 Pelayanan kesehatan yang baik merupakan faktor yang berperan dalam peningkatan angka harapan hidup terutama untuk pasien pasca stroke atau penyakit- penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf lainnya. 3 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Disfagia merupakan salah satu gejala kelainan atau penyakit di orofaring
dan esofagus. Disfagia didefinisikan sebagai kesulitan dalam mengalirkan
makanan padat atau cair dari mulut melalui esofagus1. Keluhan ini akan timbul
bila terdapat gangguan gerakan otot-otot menelan dan gangguan transportasi
makanan dari rongga mulut ke lambung. Manifestasi klinik yang sering
ditemukan ialah sensasi makanan yang tersangkut di daerah leher atau dada ketika
menelan.2
Proses menelan terbagi dalam 3 fase yaitu fase oral, fase faringeal, dan
fase esofageal.2 Disfagia dapat terjadi bila ada gangguan pada masing-masing fase
menelan.1 Disfagia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti faktor mekanik,
motorik, dan psikologik berupa gangguan emosi.2
Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang kedokteran, angka
harapan hidup untuk usia tua semakin besar. Menurut The National Research
Council of the National Academies (USA), angka harapan hidup untuk usia >65
tahun mencapai 80%.3 Pelayanan kesehatan yang baik merupakan faktor yang
berperan dalam peningkatan angka harapan hidup terutama untuk pasien pasca
stroke atau penyakit-penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf lainnya.3
Penyakit-penyakit ini dapat meninggalkan gejala sisa pada pasien seperti disfagia.
Angka kejadian disfagia di Asia mencapai ....Di Indonesia angka kejadian disfagia
adalah…. Kalo ada di RSMH?
Kemampuan untuk makan dan minum adalah hal esensial bagi kehidupan.
Disfagia dapat menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi dan berbagai gangguan
lain dalam tubuh bahkan kematian. Karena hal tersebut, etiologi, manifestasi, dan
penatalaksaan disfagia perlu dibahas lebih lanjut dalam referat ini.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ANATOMI FARING DAN ESOFAGUS
QuickTime™ and a decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 1. Anatomi faring4
2.1.1 Anatomi Orofaring
Batas-batas orofaring adalah ujung bawah dari palatum mole dan
superior tulang hyoid inferior. Batas anterior dibentuk oleh inlet
orofaringeal dan pangkal lidah, dan perbatasan posterior dibentuk oleh
otot-otot konstriktor superior dan media dan mukosa faring.5
Orofaring berhubungan dengan rongga mulut melalui saluran
masuk orofaringeal, yang menerima bolus makanan. Inlet orofaringeal
terbuat dari lipatan palatoglossal lateral, tepat di anterior tonsil palatina.
Lipatan itu sendiri terbuat dari otot palatoglossus, yang berasal dari
palatum mole itu sendiri dan mukosa diatasnya. 5
Di inferior, terdapat sepertiga posterior lidah, atau pangkal lidah,
meneruskan perbatasan anterior orofaring. Valekula, yang merupakan
ruang antara pangkal lidah dan epiglotis, membentuk perbatasan inferior
dari orofaring. Ini biasanya setara dengan tulang hyoid. 5
2
Pada dinding-dinding lateral orofaring terdapat sepasang tonsil
palatina di fosa anterior yang dipisahkan oleh lipatan palatoglossal dan
posterior oleh lipatan palatopharyngeal. Tonsil adalah massa jaringan
limfoid yang terlibat dalam respon imun lokal untuk patogen oral. 5
Otot-otot yang membentuk dinding posterior orofaring adalah otot
konstriktor faring superior dan menengah dan membran mukosa diatasnya
yang saling tumpang tindih. Saraf glossopharingeus dan otot faring
stylopharyngeus memasuki faring pada perbatasan antara konstriktor
superior dan tengah.5
2.1.2 Anatomi Hipofaring
Perbatasan hipofaring adalah di bagian superior terdapat tulang
hyoid dan sfingter esofagus atas (Upper Esophagus Sphincter/UES), dan
otot krikofaringeus di bagian inferior. 5
Batas anterior hipofaring sebagian besar terdiri dari inlet laring,
yang meliputi epiglotis dan kedua lipatan aryepiglottic dan tulang rawan
arytenoid. Permukaan posterior dari kartilago arytenoid dan pelat posterior
kartilago krikoid merupakan perbatasan anteroinferior dari hipofaring.
Lateral kartilago arytenoid, hipofaring terdiri dari kedua sinus piriformis,
yang dibatasi oleh tulang rawan lateral tiroid. 5
Dinding posterior faring terdiri dari otot konstriktor tengah dan
inferior dan selaput lendir diatasnya. Di bawahnya, sejajar dengan
kartilago krikoid, otot cricopharyngeus membentuk UES. Otot ini
kontraksi tonik selama istirahat dan relaksasi saat menelan untuk
memungkinkan bolus makanan masuk ke esofagus. 5
2.1.3 Anatomi Esofagus
Esofagus adalah tabung muskular yang menghubungkan faring
dengan lambung. Esophagus berukuran panjang sekitar 8 inci dan dilapisi
oleh jaringan merah muda yang lembab disebut mukosa. Esophagus
3
berjalan di belakang trakea dan jantung, dan di depan tulang belakang.
Tepat sebelum memasuki lambung, esofagus melewati diafragma.6
QuickTime™ and a decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 2. Anatomi Esofagus4
Sfingter esofagus bagian atas (UES) adalah sekumpulan muskulus
di bagian atas esofagus. Otot-otot UES berada di bawah kendali sadar
(involunter), digunakan ketika bernapas, makan, bersendawa, dan muntah.6
Sfingter esophagus bagian bawah (Lower esophageal
sphincter/LES) adalah sekumpulan otot pada akhir bawah dari esofagus,
yang mana berbatasan langsung dengan gaster. Ketika LES ditutup, dapat
mencegah asam dan isi gaster naik kembali ke esofagus. Otot-otot LES
tidak berada di bawah kontrol volunter.6
2.1.4 Vaskularisasi Faring dan Esofagus
Pasokan arteri ke faring berasal dari 4 cabang dari arteri karotis
eksternal. Kontribusi utama adalah dari arteri faring asenden, yang berasal
dari arteri karotis eksternal yang tepat berada diatas bifurkasio
(percabangan) karotis dan melewati posterior selubung karotis,
memberikan cabang ke faring dan tonsil.5
Cabang arteri palatina memasuki faring tepat diatas dari muskulus
konstriktor faring superior. Arteri fasialis juga bercabang menjadi arteri
palatina asenden dan arteri tonsilaris, yang membantu pasokan untuk
muskulus konstriktor faring superior dan palatum. Arteri maksilaris
bercabang menjadi arteri palatina mayor dan cabang pterygoideus, dan
4
arteri lingualis dorsalis berasal dari arteri lingual memberi sedikit
kontribusi.5
QuickTime™ and a decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 3. Vaskularisasi dan persarafan faring
Darah mengalir dari faring melalui pleksus submukosa interna dan
pleksus faring eksterna yang terkandung dalam fasia buccopharyngeal
terluar. Pleksus mengalir ke vena jugularis interna dan, sesekali, vena
fasialis anterior. Hubungan yang luas terjadi antara vena yang terdapat di
tenggorokan dan vena-vena pada lidah, esofagus, dan laring.5
Esofagus mendapat perdarahan dari arteri secara segmental.
Cabang-cabang dari arteri tiroid inferior memberikan pasokan darah ke
sfingter esofagus atas dan esofagus servikal. Kedua arteri aorta esofagus
atau cabang-cabang terminal dari arteri bronkial memperdarahi esofagus
bagian toraks. Arteri gaster sinistra dan cabang dari arteri frenikus sinistra
memperdarahi sfingter esophagus bagian bawah dan segmen yang paling
distal dari esofagus. Arteri yang memperdarahi akhir esofagus dalam
5
jaringan sangat luas dan padat di submukosa tersebut. Suplai darah
berlebihan dan jaringan pembuluh darah yang berpotensi membentuk
anastomosis dapat menjelaskan kelangkaan dari infark esofagus.7
QuickTime™ and a decompressor
are needed to see this picture.QuickTime™ and a
decompressorare needed to see this picture.
Gambar 4. Vaskularisasi esofagus. Aliran darah arteri (kiri) dan aliran darah vena
(kanan).
Vaskularisasi vena juga mengalir secara segmental. Dari pleksus
vena submukosa yang padat darah mengalir ke vena cava superior. Vena
esofagus proksimal dan distal mengalir ke dalam sistem azygos. Kolateral
dari vena gaster sinistra, cabang dari vena portal, menerima drainase vena
dari mid-esofagus. Hubungan submukosa antara sistem portal dan sistem
vena sistemik di distal esofagus membentuk varises esofagus pada
hipertensi portal. Varises submukosa ini yang merupakan sumber
perdarahan GI utama dalam kondisi seperti sirosis.7
2.1.5 Persarafan Faring dan Esofagus
Pleksus saraf faring memberi pasokan saraf eferen dan aferen
faring dan dibentuk oleh cabang dari nervus glossopharingeus (saraf
kranial IX), nervus vagus (saraf kranial X), dan serat simpatis dari rantai
6
servikal. Selain muskulus stylopharyngeus, yang dipersarafi oleh saraf
glossopharingeus, semua otot-otot faring dipersarafi oleh nervus vagus.5
Semua otot-otot intrinsik laring dipersarafi oleh nervus laringeus,
cabang nervus vagus, kecuali untuk otot krikotiroid, yang menerima
persarafan dari cabang eksternal dari nervus laringeus superior, juga dari
cabang nervus vagus.5
Pleksus faring menerima cabang-cabang nervus vagus dan
glossopharingeus untuk persarafan sensorik faring. Sepertiga lidah
posterior, di orofaring, menerima baik sensasi rasa dan sensasi somatik
dari nervus glossopharingeus. Otot krikofaringeus (UES) menerima
persarafan parasimpatis untuk relaksasi dari nervus vagus dan persarafan
simpatis untuk kontraksi dari serabut post ganglionik dari ganglion
servikalis superior.5
QuickTime™ and a decompressor
are needed to see this picture.
Gambar 5. Persarafan esofagus.
Persarafan motor esophagus didominasi melalui nervus vagus.
Esophagus menerima persarafan parasimpatis dari nucleus ambiguus dan
inti motorik dorsal nervus vagus dan memberikan persarafan motor ke
7
mantel otot esofagus dan persarafan secretomotor ke kelenjar. Persarafan
simpatis berasal dari servikal dan rantai simpatis torakalis yang mengatur
15. Lazarus, Cathy L. Management of Dysphagia, Head & Neck Surgery -
Otolaryngology, 4th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2006:
Philadelphia.
16. Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Management of patients with
stroke: identification and management of dysphagia, a National clinical
guideline. June 2010.
[internet] 2008. [cited 2010 Feb 14] Available from:
TATA LAKSANA DISFAGIA
-
Sumber
1. Lazarus, Cathy L. Management of Dysphagia, Head & Neck Surgery - Otolaryngology, 4th Edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2006: Philadelphia.
2. Scottish Intercollegiate Guidelines Network. Management of patients with stroke: identification and management of dysphagia, a National clinical guideline. June 2010.