Top Banner
REFERAT GIZI DALAM KEHAMILAN Oleh : Prya Chairullah NIM : 110.2010.222 Pembimbing : dr. Mathius S. Gasong Sp. OG KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT TINGKAT II MOCH. RIDWAN MEURAKSA
38

Referat Gizi Pd Ibu Hamil

Dec 19, 2015

Download

Documents

sisil

referat
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

REFERAT GIZI DALAM KEHAMILAN

Oleh :

Prya ChairullahNIM : 110.2010.222

Pembimbing :

dr. Mathius S. Gasong Sp. OG

KEPANITRAAN KLINIK ILMU OBSTETRI GINEKOLOGI RUMAH SAKIT TINGKAT II MOCH. RIDWAN MEURAKSA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI2014KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir zaman. Karena atas rahmat dan ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan sari pustaka ini dengan judul GIZI DALAM KEHAMILAN sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Obstetri dan Ginekologi RS Mochammad Ridwan Meuraksa.

Berbagai kendala yang telah dihadapi penulis sehingga sari pustaka ini selesai tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Atas bantuan yang telah diberikan, baik moril maupun materil. Penulis ingin mennyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada dr. Mathius Simuruk Gasong Sp. OG selaku konsulen Obstetri dan Ginekologi RS Mochamad Ridwan Meuraksa yang telah banyak memberikan ilmu dan masukan kepada penulis selama mengenyam masa kepaniteraan klinik. Terima kasih juga kepada kedua orang tua tercinta Ir. Abdilah, MM dan Chrisan Priyandaning atas segala doa dan kasih sayang, nasihat dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Terima kasih pula saya sampaikan kepada seluruh rekan-rekan kepaniteraan klinik Obstetri dan Ginekologi RS Mochammad Ridwan Meuraksa atas kebersamaan dan kerja sama yang terjalin selama ini. Seiring dengan perkembangan zaman, banyak sekali perubahan di bidang pengetahuan medis yang mengarah kepada kemajuan dan perbaikan kualitas kesehatan, banyak data dan fakta yang signifikan perlu diketahui terutama oleh tenaga medis untuk mengedukasi dengan baik. Sebagai tenaga medis yang berkualitas diperlukan pengetahuan yang cukup agar dapat memberikan penanganan yang tepat. Untuk itu melalui referat ini penulis mencoba untuk sedikit menjabarkan mengenai gizi dalam kehamilan.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat diharapkan demi penyempurnaannya. Semoga referat ini dapat memberi informasi yang berguna bagi para pembaca.

Jakarta, Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................i

Lembar penilaian........................................................................................................ii

Kata pengantar...........................................................................................................iii

Daftar isi.......................................................................................................................v

Daftar Tabel................................................................................................................vi

Daftar Gambar..........................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................3

2.1 DEFINISI...............................................................................................................3

2.2 EPIDEMIOLOGI..................................................................................................3

2.3 ETIOLOGI.............................................................................................................4

2.4 PATOGENESIS....................................................................................................5

2.5 MANIFESTASI KLINIS..............................................................,.......................9

2.6 KLASIFIKASI.....................................................................................................12

2.7 DIAGNOSIS.........................................................................................................16

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG.......................................................................16

2.9 TATALAKSANA................................................................................................21

2.10 KOMPLIKASI...................................................................................................25

2.11 PROGNOSIS......................................................................................................26

BAB III KESIMPULAN DASAR............................................................................27

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar BelakangKehamilan adalah masa terpenting untuk pertumbuhan janin. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kehamilan adalah gizi. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Status gizi pada trimester pertama akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan embrio pada masa perkembangan dan pembentukan organ organ tubuh (organogenesis). Pada trimester II dan III kebutuhan janin terhadap zat zat gizi semakin meningkat. Jika tidak terpenuhi, plasenta akan kekurangan zat makanan sehingga akan mengurangi kemampuannya dalam mensintesis zat-zat yang dibutuhkan oleh janin.1Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu kemungkinan luaran bayi pada ibu dengan nutrisi yang tidak adekuat. Bayi dengan BBLR tidak jarang diikuti dengan berbagai komplikasi, sehingga dapat berakibat kematian. Frekuensi BBLR di negara maju berkisar antara 3,6 10,8%, di negara berkembang berkisar antara 10 43%. Rasio antara negara maju dan negara berkembang adalah 1 : 4. Di Indonesia, berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab utama kematian neonatal adalah BBLR, yaitu sebanyak 29%. Di Medan, diperoleh angka kematian bayi dikarenakan BBLR sebanyak 311 jiwa.4BBLR dapat dicegah dengan asupan nutrisi seimbang selama kehamilan. Pada laporan pencapaian Millenium Development Goals (MDGs), untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi masih ditemukan beberapa tantangan, diantaranya masih rendahnya status gizi dan kesehatan ibu hamil. Rendahnya status gizi ibu hamil dapat disebabkan berbagai faktor, salah satunya adalah rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi.4Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini didapat setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Perilaku yang didasarkan pengetahuan akan bertahan lebih lama dibandingkan yang tidak didasarkan pengetahuan. Pengetahuan dapat memicu kesadaran untuk mengubah perilaku.10Pemenuhan nutrisi ibu hamil tidak dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, sehingga diperlukan pengetahuan dan kesadaran pentingnya nutrisi agar perilaku asupan nutrisi yang adekuat dapat bertahan selama kehamilan.

Penelitian tentang pengetahuan nutrisi sebelumnya pernah dilakukan. Hasil penelitian tentang pengetahuan ibu hamil di berbagai tempat, antara lain : di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan didapatkan 34,7% responden memiliki pengetahuan rendah, dan di Puskesmas Colomadu II Karanganyar Surakarta didapatkan 20% responden berpengetahuan rendah.5Dari penelitian sebelumnya, masih banyak ibu hamil yang memiliki pengetahuan rendah tentang nutrisi. Hal ini yang menyebabkan peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengetahuan ibu hamil tentang asupan nutrisi di Medan, khususnya di Poliklinik Ibu Hamil Departemen Obstetri dan Ginekologi RSUP H. Adam Malik.4BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1. Kebutuhan Gizi Ibu HamilStatus gizi merupakan hal yang penting diperhatikan selama masa kehamilan karena faktor gizi sangat berpengaruh terhadap status kesehatan ibu guna pertumbuhan dan perkembangan janin. Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang takaran semua zat gizinya dibutuhkan oleh ibu hamil setiap hari dan mengandung zat gizi seimbang dengan jumlah sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Kondisi kesehatan ibu sebelum dan sesudah hamil sangat menentukan kesehatan ibu hamil. Sehingga demi suksesnya kehamilan, keadaan gizi ibu pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus mendapat tambahan energi, protein, vitamin, dan mineral.9Perubahan kebutuhan gizi ibu hamil tergantung dari kondisi kesehatan si ibu. Dasar pengaturan gizi ibu hamil adalah adanya penyesuaian faali selama kehamilan, yaitu sebagai berikut :a. Peningkatan basal metabolisme dan kebutuhan kalori. Metabolisme basal pada masa 4 bulan pertama mengalami peningkatanan kemudian menurun 20-25% pada 20 minggu terakhir.

b. Perubahan fungsi alat pencernaan karena perubahan hormonal, peningkatan HCG, estrogen, progesteron menimbulkan berbagai perubahan seperti mual muntah, motilitas lambung sehingga penyerapan makanan lebih lama, peningkatan absorbsi nutrien, dan motilitas usus sehingga timbul masalah obstipasi.c. Peningkatan fungsi ginjal sehingga banyak cairan yang dieksresi pada pertengahan kehamilan dan sedikit cairan dieksresi pada bulan-bulan terakhir kehamilan. d. Peningkatan volume dan plasma darah hingga 50%, jumlah erytrosit 20-30% sehingga terjadi penurunan hemodilusi dan konsentrasi hemoglobin.

Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang adekuat baik jumlah maupun susunan

menu serta mendapat akses pendidikan kesehatan tentang gizi. Malnutrisi kehamilan akan menyebabkan volume darah menjadi berkurang, aliran darah ke uterus dan plasenta berkurang dan transfer nutrien melalui plasenta berkurang sehingga janin pertumbuhan janin menjadi terganggu.Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam meningkatkan kebutuhan gizi pada ibu hamil adalah:1. Buruknya status gizi ibu

2. Usia ibu yang masih sangat muda

3. Kehamilan kembar

4. Jarak kehamilan yang rapat

5. Tingkat aktivitas fisik yang tinggi

6. Penyakit-penyakit tertentu yang menyebabkan malabsorbsi

7. Konsumsi rokok dan alkohol

8. Konsumsi obat legal (antibiotik dan phenytoin) maupun obat ilegal (narkoba).3Peningkatan berat badan sangat menentukan kelangsungan hasil akhir kehamilan. Bila ibu hamil sangat kurus makan akan melahirkan bayi dengan berat badan rendah (BBLR) dan bayi prematur. Sebab-sebab terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan pada ibu hamil yaitu edema, hipertensi kehamilan, dan makan yang banyak/berlebiha.9 Proporsi kenaikan berat badan selama hamil adalah sebagai berikut :a. Pada trimester I kenaikan berat badan ibu lebih kurang 1 kg yang hampir seluruhnya merupaka kenaikan berat badan ibu.

b. Pada trimester II sekitar 3 kg atau 0,3 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan berat badan ini disebabkan pertumbuhan jaringan ibu.

c. Pada Trimester III sekitar 6 kg atau 0,3-0,5 kg/minggu. Sebesar 60% dari kenaikan berat badan ini karena pertumbuhan jaringan janin. 2.1.1. Energi

Seorang wanita selama kehamilan memiliki kebutuhan energi yang meningkat. Energi ini digunakan untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta, pembuluh darah, dan jaringan yang baru. Selain itu, tambahan kalori dibutuhkan sebagai cadangan lemak serta untuk proses metabolisme jaringan baru. Ibu hamil memerlukan sekitar 80.000 tambahan kalori pada kehamilan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebesar 300 kkal/hari untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian dalam satu hari asupan energi ibu hamil trimester ketiga dapat mencapai 2300 kkal/hari.Kebutuhan energi yang tinggi paling banyak diperoleh dari bahan makanan sumber lemak, seperti lemak dan minyak, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Setelah itu bahan makanan sumber karbohidrat seperti padi-padian, umbi-umbian, dan gula murni.22.1.2. Protein

Pada saat hamil terjadi peningkatan kebutuhan protein yang disebabkan oleh peningkatan volume darah dan pertumbuhan jaringan baru. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan adalah sebanyak 925 gr yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin. Widyakarya Pangan dan Gizi VIII 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 17 gram untuk kehamilan pada trimester ketiga atau sekitar 1,3 g/kg/hr. Dengan demikian, dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 67-100 gr.3Perkiraan faktorial protein terhadap komponen-komponen pertambahan pada kehamilan normal cukup bulan dapat dilihat dalam tabel 2.1.Tabel 2.1. Perkiraan Faktorial Protein Terhadap Komponen-Komponen Pertambahan Pada Kehamilan Normal Cukup Bulan Komponen PertambahanBerat (gr)Protein (gr)

Janin3400440

Plasenta650100

Cairan amnion8003

Rahim970166

Darah125081

Cairan Ekstrasellular1680135

Total8750925

Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik dalam haljumlah maupun mutu, seperti telur, susu, daging, unggas, dan kerang.2.1.3. Vitamin dan Mineral

Bagi pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin C, asam folat, zat besi, kalsium, dan zink. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan oleh Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 untuk tambahan gizi ibu hamil pada trimester ketiga adalah vitamin A +300 RE, vitamin C +10 mg, tiamin +0,3 mg, riboflavin +0,3 mg, niasin +4 mg, asam folat +200 g, vitamin B12 +0,2 g, kalsium +150 mg, magnesium +40 mg, zat besi +13 mg, zink +10,2 mg,serta iodium +50 g.2.1.3.1. Zat BesiSelama hamil, zat besi banyak dibutuhkan untuk mensuplai pertumbuhan janin dan plasenta serta meningkatkan jumlah sel darah merah ibu. Zat besi merupakan senyawa yang digunakan untuk memproduksi hemoglobin yang berfungsi untuk :1. Mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh

2. Sintesis enzim yang terkait besi

3. Penggunaan oksigen untuk produksi energi sel.3

Total besi yang diperlukan selama hamil adalah 1040 mg. Dari jumlah ini, 200 mg Fe tertahan oleh tubuh ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak 300 mg ditransfer ke janin dengan rincian 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg untuk menambah jumlah sel darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 13 mg untuk kehamilan pada trimester ketiga.2 Dengan demikian, angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil trimester ketiga adalah 39 mg/hari.

Ada dua bentuk besi yang terdapat dalam pangan, yaitu besi heme yang terdapat dalam produk-produk hewani dan besi nonheme yang terdapat dalam produk-produk nabati. Makanan dari produk hewani seperti hati, ikan dan daging yang harganya relatif mahal dan belum sepenuhnya terjangkau oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.3 Selain sumber hewani, ada juga makanan nabati yang kaya akan zat besi seperti singkong, kangkung, dan sayuran berwarna hijau lainnya. Namun, zat besi dalam makanan tersebut lebih sulit penyerapannya. Dibutuhkan porsi besar sumber nabati untuk mencukupi kebutuhan besi sehari.2Makanan-makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi selama hamil diantaranya sebagai berikut :1. Konsumsi makanan yang dapat meningkatkan absorpsi besi, yaitu daging, sayur, dan buah yang kaya vitamin C. 2. Menghindari penghambat (inhibitor) absorpsi besi seperti teh dan kopi. Kebutuhan akan zat besi yang besar terutama pada kehamilan yang menginjak usia trimester ketiga tidak akan mungkin tercukupi hanya melalui diet. Oleh karena itu, suplementasi zat besi sangat penting sekali, bahkan kepada ibu hamil status gizinya sudah baik.3 2.1.3.2. Asam FolatAsam folat berperan dalam berbagai proses metabolik seperti metabolisme beberapa asam amino, sintesis purin, dan timidilat sebagai senyawa penting dalam sintesis asam nukleat.3 Selain itu asam folat juga dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam sum-sum tulang belakang dan untuk pendewasaannya.1 Sekitar 24-60% wanita baik di negara berkembang maupun yang telah maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat di dalam makanan mereka sehari-hari Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 menganjurkan penambahan sebanyak 200 g untuk ibu hamil, yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka disaat hamil. Kekurangan asam folat berkaitan dengan tingginya insiden komplikasi kehamilan seperti aborsi spontan, toxemia, prematur, pendeknya usia kehamilan dan hemorrhage (pendarahan).3dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi suplemen. Suplementasi sebaiknya diberikan sekitar 28 hari setelah ovulasi atau pada 28 hari pertama kehamilan. Besarnya suplementasi adalah 280, 660, dan 470 g per hari, masing-masing pada trimester I, II, dan III.2 Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat antara lain ragi, hati, brokoli, sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan, daging, jeruk, dan telur.Beberapa nutrisi membutuhkan perhatian khusus pada masa kehamilan, yaitu:1. Asam folat

Folat merupakan vitamin B yang berperan mencegah defek pada neural tube (mencegah abnormalitas yang cukup berat pada otak dan medulla spinalis. Kekurangan folat pada kehamilan dapat meningkatkan resiko kelahiran premature. Asam folat yang dibutuhkan sebelum konsepsi 800 mikrogram dan asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan 1000 mikrogramTabel 2.2 Contoh makanan mengandung asam folatContoh MakananTakaran sajiKandungan asam folat

Sereal15-45 gram sereal siap saji400 mikrogram

Bayam90 gram bayam rebus100 mikrogram

Kacang-kacangan88 gram kacang rebus90 mikrogram

Jeruk1 buah jeruk kecil30 mikrogram

2.1.3.3. KalsiumIbu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menunjang perrtumbuhan tulang dan gigi serta persendian janin. Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh darah berkontrkasi dan berdilatasi. Jika kebutuhan kalsium tidak tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan diambil dari tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi keropos atau osteoporosis.11Widya Karya Pangan dan Gizi menganjurkan penambahan sebesar 150 mg kalsium untuk ibu hamil trimester ketiga. Dengan demikian kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi oleh ibu hamil adalah 950 mg/hari. Makanan yang menjadi sumber kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai produk olahan susu seperti keju dan yoghurt. Kekurangan kalsium selama hamil akan menyebabkan tekanan darah ibu menjadi meningkat.

Jumlah kalsium yang dibutuhkan : 1000mg/hari Tabel 2.3 Tabel makanan mengandung KalsiumContoh makananTakaran sajiKandungan kalsium

Yogurt227 gram yogurt tawar, rendah lemak415 milligram

Susu245 gram susu skim306 milligram

Keju43 gram keju mozarella275 milligram

Jus186 gram jus jeruk200 to 260 milligram

Salmon85 gram salmon 181 milligram

Spinach90 gram bayam matang120 milligram

Sereal20-60 gram sereal100-1.000 milligram

2.2. Pola Makan Ibu HamilKeadaan kesehatan ibu hamil tergantung dari pola makannya sehari-hari yang dapat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas hidangan. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Menurut Margaret Mead, pola makan (food patern) diartikan sebagai cara seseorang memanfaatkan pangan yang tersedia sebagai reaksi terhadap tekanan sosio-ekonomi yang dialaminya dan dikaitkan dengan kebiasaan makan.1 Sedangkan Husada menyebutkan, pengertian pola makan pada dasarnya mendekati definisi pengertian diet dalam ilmu gizi. Diet diartikan sebagai pengaturan jumlah dan jenis makanan yang dimakan agar seseorang tetap sehat. Untuk mencapai pola makan sehat tersebut tidak terlepas dari masukan gizi yang merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal organ serta menghasilkan energi.2Di dalam susunan pola makan seseorang ada satu bahan makanan yang dianggap penting, dimana satu hidangan dianggap tidak lengkap apabila bahan makanan tersebut tidak ada, bahan makanan tersebut adalah bahan makanan pokok. Di Indonesia bahan makanan pokok adalah beras dan di beberapa daerah menggunakan jagung, sagu, dan ubi jalar.2Pola makan di suatu daerah berubah-ubah sesuai dengan perubahan beberapa faktor ataupun kondisi setempat yang dapat dibagi dalam dua bagian :1. Faktor yang berhubungan dengan persediaan atau pengadaan bahan pangan. Dalam kelompok ini termasuk geografi, iklim, kesuburan tanah yang dapat mempengaruhi jenis tanaman dan jumlah produksinya di suatu daerah.

2. Faktor adat istiadat yang berhubungan dengan konsumen. Taraf sosio-kultural setempat memegang peranan penting dalam konsumsi pangan penduduk. Menurut Den Hartog dan Hautvar, fungsi makanan menurut aspek sosio-kultural adalah sebagai fungsi kenikmatan (gastronomik), untuk menyatakan jati diri, fungsi religi (magis), fungsi komunikasi, dan status ekonomi.1 Jumlah penduduk adalah kunci utama yang menentukan tinggi rendahnya jumlah konsumsi bahan pangan di suatu daerah. Demikian juga dalam hal keluarga, jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi pola konsumsi anggota keluarga. Apalagi dengan pengetahuan, pendapatan yang rendah dan jumlah anak yang banyak cenderung pola konsumsi berkurang pula.7Adapun aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang yaitu :1. Jumlah makanan, yaitu banyaknya makanan yang dimakan atau diminum yang dihitung untuk mendapatkan gambaran secara kuantitatif mengenai asupan zat gizi tertentu.

2. Jenis makanan, yaitu bahan makanan yang diolah, disusun, dan dihidangkan yang dibagi kedalam kelompok makanan pokok, kelompok lauk-pauk, kelompok sayur, dan kelompok buah cuci mulut.

3. Frekuensi makanan, yaitu tingkat keseringan mengkonsumsi sejumlah bahan makanan tertentu atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan, dan tahun. Frekuensi makanan menggambarkan pola konsumsi makanan secara kualitatif.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Krisnawati pada tahun 2010, terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan ibu dengan kejadian Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil. Hasil Riskesdas tahun 2010 menunjukkan persentase ibu hamil yang mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan minimal adalah sebesar 44,4%, sedangkan untuk persentase ibu hamil yang mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal sebesar 49,5%.Pola makan merupakan hal yang penting diperhatikan pada masa kehamilan, sebab apa yang dikonsumsi oleh ibu akan mempengaruhi janin di dalam kandungan.13 Oleh karena itu ibu hamil harus memiliki pola makan yang baik diantaranya harus memenuhi sumber karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin danmineral demi tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Senada dengan hal itu, Husada juga menyatakan bahwa salah satu pedoman pola makan sehat adalah makanan triguna, yaitu:1. Mengandung zat tenaga seperti beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, roti, dan mie yang mengandung karbohidrat serta minyak dan lemak yang mengandung lemak.

2. Mengandung zat pembangun yang berguna untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang rusak. Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari hewan mengandung protein hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, kerang, udang, kepiting, susu, serta hasil olahannya. Sedangkan jenis makanan yang mengandung protein nabati berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah kacang tanah, kacang merah, kacang ijo, kacang kedelai dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, dan lain sebagainya.

3. Mengandung zat pengatur yang berguna untuk mengatur semua fungsi tubuh dan melindungi tubuh dari penyakit. Bahan makanan sumber zat pengatur adalah semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan. Bahan makanan ini mengandung

berbagai macam vitamin dan mineral.Thorn mengungkapkan, cara termudah untuk menjamin pola makan yang sehat adalah dengan memilih berbagai makanan segar secara keseluruhan, karena makanan yang telah mengalami pemrosesan tinggi akan kehilangan banyak zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Makanan ibu selama hamil diharapkan dapat memenuhi kebutuhan zat gizi karena dengan diet yang tepat saat hamil, akan dapat mengurangi resiko pembentukan janin abnormal dan membantu menjamin bayi tumbuh dengan baik.4Untuk memperoleh pengaruh yang lebih baik dari pola makan ibu hamil, perlu diperhatikan prinsip ibu hamil, yaitu jumlah lebih banyak, mutu lebih baik, selain itu susunan menu juga harus seimbang. Ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang bervariasi setiap hari, minimal mengandung 5 porsi buah dan sayur, 5 porsi karbohidrat kompleks, 5 porsi protein dan lemak, dan dilengkapi dengan kombinasi makanan produk susu.13Menurut Irianto, ada beberapa syarat makanan sehat bagi ibu hamilyaitu :1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu dan pertumbuhan bayi.

2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin, mineral).

3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.

4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar

gula darah, dan tekanan darah.Sophia menyatakan, kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak daripada kebutuhan untuk wanita yang tidak hamil, kegunaan makanan tersebut adalah :1. Untuk pertumbuhan janin dalam kandungan

2. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan ibu sendiri

3. Agar luka-luka akibat persalinan cepat sembuh dalam masa nifas 4. Sebagai cadangan untuk masa laktasi.2.3Kebutuhan Gizi bagi Wanita Hamil menurut waktu2.3.1 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Menurut Trimester IKebutuhan gizi ibu hamil pada trimester I meningkat secara minimal, karena pertumbuhan janin pada tiga bulan pertama ini masih lambat. Akan tetapi seluruh zat gizi yang dikonsusi ibu hamil harus memenuhi kebutuhan janin, karena gizi menentukan nasib jabang bayi di kemudian hari. Pada trimester pertama kebutuhan zat gizi yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.1. KaloriKalori dibutuhkan untuk perubahan dalam tubuh ibu hamil, meliputi pembentukan sel-sel baru., pengaliran makanan dari pembuluh darah ibu ke pembuluh darah janin melalui plasenta dan pembentukan enzim serta hormone yang mengatur pertumbuhan janin. Selama trimester pertama, wanita hamil perlu tambahan berat badan sebanyak 1-2 kg. berdasarkan Angka Kecukupan Gizi rata-rata yang dianjurkan, ibu hamil perlu tambahan 285 Kkal setiap hari (tidak termasuk penambahan akibat perubahan temperature, kegiatan fisik dan pertumbuhan atau sama dengan 2485 Kkal per hari. Bandingkan dengan wanita dewasa (20-45 tahun) dalam keadaan normal tidak hamil hanya membutuhkan energy 2200 Kkal.2. ProteinProtein dibutuhkan untuk membangun sel-sel baru janin, termasuk sel darah, kulit, rambut, kuku dan jaringan otot. Protein juga diperlukan plasenta untuk membawa makanan ke janin dan juga pengaturan hormone sang ibu dan janin. Kebutuhan wanita hamil akan protein meningkat sampai 68% dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir kehamilan diperkirakan sebanyak 925 g yang tertimbun dalam jaringan ibu, plasenta, serta janin.3. Vitamin dan mineralVitamin A dalam bentuk retinol berkontribusi terhadap kualitas penglihatan anak. Vitamin B1 dan B2 serta niasin diperlukan dalam proses metabolism tubuh. Sedangkan vitamin B6 dan b12 berguna untuk mengatur penggunaan proten dalam tubuh. Vitamin C penting untuk membantu penyerapan zat besi selama hamil untuk mencegah anemia. Untuk pembentukan tulang serta persendian janin diperlukan vitamin D yang membantu penyerapan kalsium untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Magnesium juga diperlukan. Vitamin E diperlukan untuk pembentukan sel-sel darah merah serta melindungi lemak dari kerusakan. Asam folat dibutuhkan di masa awal kehamilan.2.3.2 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil Trimester IIKebutuhan zat gizi pada trimester keduan dan ketiga perlu diperhatikan karena terkait erat dengan perkembangan intelegensia janin. Tambahan kalori pada trimester kedua 285 kalori setiap hari dibandingkan sebelum hamil. Di akhir bulan kehamila, konsumsi karbohidrat (50-60% dari total kalori) diperlukan dalam takaran yang cukup untuk persiapan tenaga ibu dalam masa persalinan.Protein penting untuk pertumbuhan janin dan plasenta, juga untuk memenuhi kebutuhan suplai darah merah. Vitamin dan mineral tetap dibutuhkan pada trimester kedua. Zat besi biasanya mulai dikonsumsi pada kehamilan trimester kedua.2.3.3 Kebutuhan Gizi Ibu hamil Trimester III

Pada trimester ketiga tubuh membuthkan vitamin B6 dalam jumlah banyak dibandingkan sebelum hamil. Vitamin ini dibutuhkan untuk membentuk protein dari asam amino, darah merah, saraf otak dan otot-otot tubuh. Zink dibutuhkan bagi system imunologi (kekebalan) tubuh. Konsumsi zink juga dapat menghindari lahirnya janin premature dan berperan dalam perkembangan otak janin, terutama trimester terakhir. Kalsium dibutuhkan pada trimester pertama hingga trimester ketiga, karena merupakan zat gizi penting selama kehamilan. Kebutuhan zat besi meningkat terutama pada awal trimester kedua kehamilan.82.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Asupan Zat Gizi Pada Ibu Hamil

Masalah gizi pada masyarakat Indonesia sangat berkaitan erat dengan pangan, karena gizi seseorang sangat terpengaruh pada kondisi pangan yang dikonsumsinya. Masalah pangan antara lain menyangkut ketersediaan pangan dan kerawanan konsumsi pangan yang disebabkan kemiskinan, rendahnya pendidikan, dan adat kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan.1. Tabu Makanan (Pantangan)Pantangan atau tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu karena terdapat ancaman bahaya terhadap barang siapa yang melanggarnya. Beberapa alasan tabu diantaranya khawatir terjadi keracunan, tidak biasa, takut mandul, kebiasaan yang bersifat pribadi, khawatir menimbulkan penyakit, larangan agama, pembatasan makanan hewani karena disucikan oleh adat/budaya.Penelitian yang dilakukan oleh Hartati Bahar pada tahun 2010, menyimpulkan bahwa kepercayaan berpantang makanan tertentu memiliki kontribusi terhadap kejadian anemia pada ibu hamil. Diantara makanan yang menjadi pantangan adalah makanan yang kaya akan zat besi baik golongan hewani, nabati, dan gabungan dari keduanya. Golongan makanan hewani seperti cumi-cumi, udang, kepiting, gurita, telor bebek, dan beberapa jenis ikan. Golongan nabati meliputi daun kelor, rebung, tebu, nenas, durian, terong, serta beberapa jenis buah-buahan.Di beberapa negara berkembang umumnya masih ditemukan larangan, pantangan atau tabu tertentu bagi makanan ibu hamil, tidak terkecuali di Indonesia. Walaupun demikian, harus diakui bahwa tidak semua tabu itu berakibat negatif terhadap kondisi gizi dan kesehatan. Tabu yang tidak jelas pengaruhnya bagi kesehatan dibiarkan saja, sambil terus dipelajari pengaruhnya untuk jangka panjang.122. Rendahnya Penghasilan dan PendidikanPendidikan kurang merupakan salah satu faktor yang mendasari penyebab gizi kurang. Pendidikan yang rendah akan menyebabkan seseorang kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini akan menyebabkan rendahnya penghasilan seseorang yang akan berakibat pula terhadap rendahnya seseorang dalam menyiapkan makanan baik secara kualitas maupun kuantitasnya.12Studi tentang perilaku makan telah dilakukan oleh Jerome yang dikutip oleh Soeharjo, menemukan bahwa jumlah uang belanja untuk makan erat kaitannya dengan serentetan karakteristik masyarakat daripada dengan pendapatan keluarga. Analisis Jerome menyimpulkan bahwa pendapatan bukan sebagai faktor penentu dalam perilaku konsumen, tetapi faktor-faktor gabungan antara pendapatan dan gaya hidup dapat memberikan andil bagi perilaku kelompok yang kebudayaannya cenderung berubah.122.5. Konsumsi Tablet Besi Pada Ibu HamilTablet zat besi adalah zat besi-folat yang berbentuk tablet, tiap tablet berisi 60 mg besi elemental dan 500 g asam folat. Tablet besi diberikan oleh pemerintah kepada ibu hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi besi terutama pada kehamilan yang menginjak trimester ketiga. Konsumsi tablet besi diperlukan karena kebutuhan zat besi yang tinggi pada masa kehamilan tidak akan bisa terpenuhi hanya dari asupan makanan sehari-hari.3Penambahan asupan besi baik lewat makanan ataupun suplemen terbukti mampu mencegah penurunan Hb akibat hemodilusi. Penelitian yang dilakukan oleh Fatimah, dkk juga menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin berkaitan erat dengan konsumsi tablet besi ibu selama kehamilannya. Tanpa suplementasi cadangan besi dalam tubuh ibu akan mengalami penurunan yang tajam dan akan habis pada akhir kehamilan. Oleh karena itu tablet besi sebesar 30-60 mg yang dimulai pada minggu ke-12 kehamilan yang diteruskan sampai tiga bulan pascapartum perlu diberikan setiap hari.22.5.1 Sarana Pendistribusian Tablet Besi

Untuk mengatasi masalah anemia gizi besi pada ibu hamil, pemerintah melalui Depkes sejak tahun 1975 lewat Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) mulai mendistribusikan tablet besi. Ini merupakan cara yang efisien untuk mencegah dan mengobati anemia gizi besi pada ibu hamil karena kandungan besinya padat dan dilengkapi asam folat. Selain itu tablet besi diberikan secara cuma-cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat.Menurut ketentuan Depkes RI, tablet besi diberikan kepada sasaranmelalui sarana-sarana pelayanan pemerintah maupun swasta, sebagai berikut :1. Puskesmas / Puskesmas pembantu

2. Polindes (Pondok Bersalin Desa) / Bidann di desa

3. Posyandu

4. Rumah Sakit Pemerintah / Swasta

5. Pelayanan Swasta / Bidan, Dokter Praktek Swasta dan Poliklinik

6. Apotek / toko obat / warung

7. POD (Pos Obat Desa)

2.5.2 Dosis dan Cara Pemberian Tablet Besi

Waktu yang tepat untuk memulai suplementasi besi dengan dosis 30 mg/hari adalah setelah 12 minggu kehamilan (awal trimester kedua) ketika kebutuhan besi mulai meningkat. Selanjutnya pemberian dengan dosis 60-120 mg/hari dibolehkan bila terdapat bukti lain yang menunjukkan anemia dan dosis besi bisa diturunkan kembali menjadi 30 mg/hari bila kadar Hb sudah kembali normal.3 Sedangkan menurut Depkes RI tablet besi diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan, yaitu :1. Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb, yaitu 1 tablet berturut-turut selama minimal 90 hari masa kehamilan. Mulai pemberian saat pertama kali ibu memeriksakan kehamilannya (K1).

2. Dosis pengobatan, diberikan kepada sasaran yang anemia (Hb < 11 gr/dl), pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari kehamilannya.

Tabel 2.2. Dosis Pemberian Tablet Zat BesiKelompok SasaranUmurDosis

Ibu hamil sampai nifas-Hb < 11gr/dlpemberian3tablet

sehari selama 90 hari

Hb = 11gr/dlpemberian1tablet

sehari minimal 90 hari

Anak usia sekolah6-12 tahunSehari tablet, 2 kali seminggu

selama 3 bulan

Remaja Putri / WUS12-49 tahunHb < 12gr/dlpemberian3tablet

sehari selama 10 hari pada waktu haid

2.5.3 Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Tablet Besi

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi tablet besi pada ibu hamil antara lain :2.5.3.1 Tingkat Pengetahuan dan PendidikanPengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan yang selanjutnya akan berdampak pada derajat kesehatan.10Ada kemungkinan bahwa tingkat pendidikan yang rendah merupakan salah satu faktor penyebab tidak tercukupinya asupan zat besi, sebagai konsekuensi dari kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan dan gizi. Seseorang cenderung menolak untuk mengkonsumsi tablet besi karena ketidaktahuan mereka bahwa selama kehamilan mereka memrlukan tambahan zat besi.32.5.3.2. Usia KehamilanJumlah zat besi yang dibutuhkan pada waktu hamil jauh lebih besar dari pada wanita yang tidak hamil. Pada kehamilan trimester I, kebutuhan zat besi lebih rendah daripada sebelum hamil karena tidak menstruasi dan jumlah zat besi yang ditransfer ke janin masih rendah. Pada waktu kehamilan mulai menginjak trimester II terjadi peningkatan sel darah merah sebanyak 450 mg. Oleh sebab itulah kebutuhan zat besi pada trimester II dan III akan jauh lebih besar dari jumlah zat besi yang terdapat di dalam makanan sehingga suplementasi tablet besi sangat diperlukan.2.5.3.3 Dukungan Sosial

Jika keluarga dan petugas kesehatan memberikan dukungan pada ibu hamil untuk mengkonsumsi tablet besi, maka ibu hamil tersebut akan cenderung mengikuti nasehat medis yang diberikan. Namun, jika motivasi dari keluarga dan petugas kesehatan kurang atau tidak ada sama sekali, bisa mengakibatkan ibu hamil tidak akan mengkonsumsi tablet besi tersebut. Hal ini disebabkan karena dukungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap tindakan seseorang, terutama ibu hamil yang berada dalam keadaan fisiologis khusus.Keberadaan kader posyandu dan petugas kesehatan sangat diperlukan untuk memberikan motivasi dan membantu dalam upaya pemenuhan gizi, dintaranya adalah pendistribusian tablet besi pada ibu hamil.DAFTAR PUSTAKA 1. Almatsier, S. Perinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit: PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 2006.

2. Arisman, 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

3. Aritonang, E., 2010. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil. IPB Press. Bogor.

4. Bappenas, 2007. Laporan Perkembangan Pencapaian Millennium Development Goals Indonesia 2007. Jakarta. 5. Depkes RI., 2004. Satu Dari Dua Orang Indonesia Menderita Anemia. http://www.depkes.go.id.indeks.php?option=news&task=viewarticle&ite mid=2. Diakses 28 Maret 2011. 6. Kemenkes RI., 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta. 7. Depkes RI., 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta

8. Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008. Skripsi FKM USU

9. Kusumawati, Yuli. 2004. Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu dengan Berat Bayi Lahir di RSUD DR. Moewardi Surakarta. Infokes vol. 8 No. 1 Maret September 2004. Available at http://www.google.com. Accessed on April 2011.

10. Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya11. Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Cetakan Pertama. PT. Rineka Ciptan: Jakarta

12. Simanjuntak, N.A., 2009. Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan

13. Supariasa. et.al. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

14. Yuwono, D.K., 2008. Hubungan Status Ekonomi, Tingkat Pendidikan Dan Frekuensi Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Dengan Status Anemia Ibu Hamil Di Kabupaten Banggai. Skripsi FK UGM. viii