Top Banner

of 21

radiologi ref

Jul 07, 2018

Download

Documents

Amhie Ar Awal
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/19/2019 radiologi ref

    1/21

    EMFISEMA(Arhami Awal, Pangeran Indal Patra)

    I. PENDAHULUAN

    Emfisema merupakan salah satu penyakit yang tergolong dalam

    COPD (Chronic Obstructive Pulmonal Disease). Emfisema merupakan

    kondisi peningkatan ukuran ruang udara, disertai dilatasi dan destruksi

     jaringan paru di bagian distal dari bronkus terminal. kadang-kadang

    terdapat hubungan defisiensi alfa !-antitripsin (dimana emfisema se"ara

    dominan menyerang lobus ba#ah). ($.Patel, %&&')

    dara pernafasan akan terdapat di dalam rongga jaringan

    interstitial atau tetap berada di dalam rongga aleoli saja. Proses dapat

     berjalan se"ara akut maupun kronik. *e"ara umum, emfisema paru- paru

    ditandai dengan dipsnoea ekspiratorik, hyperpnoea dan mudahnya

     penderita mengalami kelelahan.

    II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

    +ron"hitis kronik dan emfisema merupakan dua proses yang

     berbeda, tapi kedua penyakit ini sering ditemukan bersama-sama pada

     penderita COPD. Diperkirakan !,% juta orang merika menderita bron"hitis kronik 

    dan emfisema atau keduanya, yang bertanggung ja#ab dalam menyebabkan !!%.'/

    kematian pada tahun !00. 1nsiden COPD meningkat /'&2 sejak tahun !0'& dan

    1

  • 8/19/2019 radiologi ref

    2/21

    sekarang merupakan penyebab kematian terbanyak keempat. COPD menyerang pria

    dua kali lebih banyak dari pada #anita, diperkirakan karena pria adalah perokok berat3

    tetapi insiden pada #anita meningkat &&2 sejak tahun !0'&, dan diperkirakan akibat

     prilaku merokok mereka. (*ylia .Pri"e, 4orraine 5.6ilson, %&&')

    III. EIOLOGI

    Emfisema paling sering terjadi karena pelepasan berlebihan en7im

     perusak misalnya tripsin dari makrofag aleolus sebagai mekanisme

     pertahanan terhadap pajanan kronik asap rokok atau iritan lain. Pada dalam

    keadaan normal terlindung dari kerusakan oleh en7im-en7im ini oleh !-

    antitripsin, suatu protein yang menghambat tripsin. (*her#ood, %&!!)

     8amun merokok adalah faktor terpenting. 5erokok meningkatkan

     produksi mukus dan mengurangi pemindahanannya dari saluran udara,

    menghentikan fungsi-fungsi sel saluran udara yang men"erna organisme

     penyebab penyakit, menyebabkan infeksi saluran udara, menghan"urkan

    udara paru-paru dan mengakibatkan pertumbuhan jaringan fibrous yang

    tidak normal dalam "abang bron"hi. (+.Cooper, !00)

    I!. ANAOMI

    *e"ara umum saluran udara pernapasan adalah sebagai berikut 9

    dari nares anterior menuju ke "aitas nasalis, "hoanae, nasopharyn:,

    laryn:, tra"hea, bron"hus primarius, bron"hus se"undus, bron"hus tertius,

     bron"hiolus, bron"hiolus terminalis, bron"hiolus respiratorius, du"tus

    aleolaris, atrium aleolaris, sa""ulus aleolaris, kemudian berakhir pada

    aleolus tempat terjadinya pertukaran udara (+udiyanto, dkk, %&&')

    2

  • 8/19/2019 radiologi ref

    3/21

    ;ra"tus respiratorius dibagi menjadi % bagian 9 (!) 7ona konduksi, dari

    lubang hidung sampai bron"iolus terminalis, (%) 7ona respiratorik, mulai

    dari bron"iolus respiratorius sampai aleolus.

  • 8/19/2019 radiologi ref

    4/21

    • @olume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara

     pada dada menge"il sehingga udara pasuk ke paru-paru. 8ormalnya manusia butuh kurang lebih A&& liter oksigen perhari.

    Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O% yang diperlukan

     pun menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai !& hingga !' kalilipat.

    Betika oksigen tembus selaput aleolus, hemoglobin akan mengikat

    oksigen yang banyaknya akan disesuaikan dengan besar ke"il tekanan

    udara.

    Pada pembuluh darah arteri, tekanan oksigen dapat men"apat !&& mmg

    dengan !0 "" oksigen. *edangkan pada pembuluh darah ena tekanannya

    hanya /& milimeter air raksa dengan !% "" oksigen. Oksigen yang kita

    hasilkan dalam tubuh kurang lebih sebanyak %&& "" di mana setiap liter 

    darah mampu melarutkan /,A "" karbondioksida ? CO%. CO% yang

    dihasilkan akan keluar dari jaringan menuju paruparu dengan bantuan

    darah.

    Proses Bimia#i $espirasi Pada ;ubuh 5anusia 9

    Pembuangan CO% dari paru-paru 9 COA --- %COA --- % CO%

    Pengikatan oksigen oleh hemoglobin 9 b O% --- bO%

    Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke "airan sel 9 bO% --- b O%

    Pengangkutan karbondioksida di dalam tubuh 9 CO% %O --- %

    CO%

    lat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung

    oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan

    uap air.

    ;ujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristi#a

     bernapas terjadi pelepasan energy.

    "a#a$ita$ Par%&Par%

    dara yang keluar masuk paru-paru pada #aktu melakukan

     pernapasan biasa disebut udara pernapasan (udara tidal). @olume udara

     pernapasan pada orang de#asa lebih kurang '&& ml. @olume udara tidal

    4

  • 8/19/2019 radiologi ref

    5/21

    orang de#asa pada pernapasan biasa kira-kira '&& ml. ketika menarik 

    napas dalam-dalam maka olume udara yang dapat kita tarik men"apai

    !'&& ml. dara ini dinamakan udara komplementer. Betika kita menarik 

    napas sekuat-kuatnya, olume udara yang dapat diembuskan juga sekitar 

    !'&& ml. dara ini dinamakan udara suplementer. 5eskipun telah

    mengeluarkan napas sekuat-kuatnya, tetapi masih ada sisa udara dalam

     paru-paru yang olumenya kira-kira !'&& m4. dara sisa ini dinamakan

    udara residu. Fadi, Bapasitas paru-paru total G kapasitas ital olume

    residu G/'&& ml?#anita dan ''&& ml?pria.

    Pert%'aran Ga$ dalam Alel%$

    Oksigen yang diperlukan untuk oksidasi diambil dari udara yang

    kita hirup pada #aktu kita bernapas. Pada #aktu bernapas udara masuk 

    melalu saluran pernapasan dan akhirnyan masuk ke dalam aleolus.

    Oksigen yang terdapat dalam aleolus berdifusi menembus dinding sel

    aleolus. khirnya masuk ke dalam pembuluh darah dan diikat oleh

    hemoglobin yang terdapat dalam darah menjadi oksihemoglobin.

    *elanjutnya diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh.

    Oksigennya dilepaskan ke dalam sel-sel tubuh sehingga

    oksihemoglobin kembali menjadi hemoglobin. Barbondioksida yang

    dihasilkan dari pernapasan diangkut oleh darah melalui pembuluh darah

    yang akhirnya sampai pada aleolus Dari aleolus karbon dioksida

    dikeluarkan melalui saluran pernapasan pada #aktu kita mengeluarkan

    napas.Dengan demikian dalam aleolus terjadi pertukaran gas yaitu

    oksigen masuk dan karnbondioksida keluar.

    Pr$e$ Perna*a$an

    Proses pernapasan meliputi dua proses, yaitu menarik napas atau

    inspirasi serta mengeluarkan napas atau ekspirasi. *e#aktu menarik napas,

    otot diafragma berkontraksi, dari posisi melengkung ke atas menjadi lurus.

    +ersamaan dengan itu, otot-otot tulang rusuk pun berkontraksi. kibat dari

    5

  • 8/19/2019 radiologi ref

    6/21

     berkontraksinya kedua jenis otot tersebut adalah mengembangnya rongga

    dada sehingga tekanan dalam rongga dada berkurang dan udara masuk.

    *aat mengeluarkan napas, otot diafragma dan otot-otot tulang rusuk 

    melemas. kibatnya, rongga dada menge"il dan tekanan udara di dalam

     paru-paru naik sehingga udara keluar. Fadi, udara mengalir dari tempat

    yang bertekanan besar ke tempat yang bertekanan lebih ke"il.

    Fenis Pernapasan berdasarkan organ yang terlibat dalam peristi#a

    inspirasi dan ekspirasi, orang sering menyebut pernapasan dada dan

     pernapasan perut. *ebenarnya pernapasan dada dan pernapasan perut

    terjadi se"ara bersamaan.(!) Pernapasan dada terjadi karena kontraksi otot

    antar tulang rusuk, sehingga tulang rusuk terangkat dan olume rongga

    dada membesar serta tekanan udara menurun (inhalasi).$elaksasi otot

    antar tulang rusuk, "osta menurun, olume ke"il, tekanan membesar (e

    kshalasi). (%) Pernapasan perut terjadi karena kontraksi ?relaksasi otot

    diafragma ( datar dan melengkung), olume rongga dada membesar , paru-

     paru mengembang tekanan menge"il (inhalasi).5elengkung olume

    rongga dada menge"il, paru-paru menge"il, tekanan besar?ekshalasi.

    !I. PAOFISIOLOGI

    Emfisema merupakan kelainan dimana terjadinya kerusakan pada

    dinding aleolar, yang mana akan menyebabkan oerdistensi permanen

    ruang udara. Perjalanan udara terganggu akibat dari perubahan ini.

    ;erdapat / perubahan patologik yang dapat timbul pada pasien emfisema,

    yaitu 9

    • Hilangn+a ela$ti$ita$ #ar% 

    Protease (en7im paru) merubah atau merusakkan aleoli dan saluran

    nafas ke"il dengan jalan merusakkan serabut elastin. kibat hal

    tersebut, kantung aleolar kehilangan elastisitasnya dan jalan nafas

    ke"il menjadi kollaps atau menyempit. +eberapa aleoli rusak dan yang

    lainnya mungkin dapat menjadi membesar.

    • H+#erin*la$i #ar% 

    6

  • 8/19/2019 radiologi ref

    7/21

    Pembesaran aleoli men"egah paru-paru untuk kembali kepada posisi

    istirahat normal selama ekspirasi.

    • erent%'n+a %llae

    Dinding aleolar membengkak dan berhubungan untuk membentuk 

    suatu bullae (ruangan tempat udara) yang dapat dilihat pada

     pemeriksaan H-ray.

    • "lla#$ -alan na*a$ 'eil dan %dara ter#erang'a# 

    Betika klien berusaha untuk ekshalasi se"ara kuat, tekanan positif 

    intratorak akan menyebabkan kollapsnya jalan nafas.

    !II. "LASIFI"ASI

    Emfisema dibagi menurut pola asinus yang terserang. da dua

     bentuk pola morfologik dari emfisema yaitu9

    !.  C4E (emfisema sentrilobular)

    C4E ini se"ara selektif hanya menyerang bagian bronkhiolus

    respiratorius. Dinding-dinding mulai berlubang, membesar, bergabung

    dan akhirnya "enderung menjadi satu ruang. 5ula-mula duktus

    aleolaris yang lebih distal dapat dipertahankan penyakit ini sering

    kali lebih berat menyerang bagian atas paru-paru, tapi "enderung

    menyebar tidak merata. C4E lebih banyak ditemukan pada pria

    dibandingkan dengan bron"hitis kronik, dan jarang ditemukan pada

    mereka yang tidak merokok (*ylia . Pri"e !00').

    %.  P4E (emfisema panlobular)

    5erupakan bentuk morfologik yang lebih jarang, dimana

    aleolus yang terletak distal dari bronkhiolus terminalis mengalami

     pembesaran serta kerusakan se"ara merata. P4E ini mempunyaigambaran khas yaitu tersebar merata diseluruh paru-paru. P4E juga

    ditemukan pada sekelompok ke"il penderita emfisema primer, ;etapi

    dapat juga dikaitkan dengan emfisema akibat usia tua dan bron"hitis

    kronik. Penyebab emfisema primer ini tidak diketahui, tetapi telah

    diketahui adanya deisiensi en7im alfa !-antitripsin. lfa-antitripsin

    adalah anti protease. Diperkirakan alfa-antitripsin sangat penting

    7

  • 8/19/2019 radiologi ref

    8/21

    untuk perlindungan terhadap protease yang terbentuk se"ara

    alami( Chernia"k dan "hernia"k, !0A).

    P4E dan C4E sering kali ditandai dengan adanya bula tetapi

    dapat juga tidak.+iasanya bula timbul akibat adanya penyumbatan

    katup pengatur bronkhiolus. Pada #aktu inspirasi lumen bronkhiolus

    melebar sehingga udara dapat mele#ati penyumbatan akibat

     penebalan mukosa dan banyaknya mu"us.. ;etapi se#aktu ekspirasi,

    lumen bronkhiolus tersebut kembali menyempit, sehingga sumbatan

    dapat menghalangi keluarnya udara.

    Emfisema dapat bersifat kompensatorik atau obstruktif.  Emfisema kompensatorik 

    ;erjadi di bagian paru yang masih berfungsi, karena ada bagian

     paru lain yang tidak atau kurang berfungsi, misalnya karena

     pneumonia, atelektasis, pneumothoraks.

      Emfisema obstruktif 

    ;erjadi karena tertutupnya lumen bronkus atau bronkiolus yang

    tidak menyeluruh, hingga terjadi mekanisme entil.

    !III. DIAGNOSIS

    @11.!. D1=8O*1* B4181B 

    @11.!.a. =5+$8 B4181B 

    Pada umumnya gejala-gejala pada keadaan akut maupun

    kronik adalah sama. Be"uali dalam derajat dispneu yang tampak.

    Dalam keadaan akut, emfisema terjadi se"ara mendadak dengan

    dispnoe yang sangat meskipun penderita sedang istrahat. saha

    untuk memompa keluar udara pernapasan tampak dari pernapasan

    abdominal yang mennjol. Ekspirasi dilakukan lebih lama dan pada

    akhir ekspirasi udara didorong lebih keras, sehingga sering terlihat

    ekspirasi ganda (double).

    =ejala emfisema se"ara khas terdiri dari 9

    !. *esak napas 9 olume paru-paru lebih besar dibandingkan orang

    yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan

    dari paru-paru terperangkap didalamnya.

    8

  • 8/19/2019 radiologi ref

    9/21

    %. +atuk kronis

    A. Behilangan napsu makan sehingga berat badan menurun

    /. Belelahan'. 5enghasilkan dahak kuning atau hijau, bibir dan kuku mereka

    mungkin biru atau abu-abu yang rendah menunjukkan oksigen

    dalam tubuh

    . @olume paru-paru lebih besar 

    7. Dan seperti tong (barel chest )

    @11.%. D1=8O*1* $D1O4O=1B 

    • +erdasarkan radiologiko Emfisema obstruktif 9

    a. kut

     b. Bronik 

    ". +ullous

    o Emfisema non-obstruktif 9

    a. Bompensasi

     b. *enilis (postural) 

    =ambar !. =ambaran radiologi emfisema se"ara umuma. Em*i$ema lari$

    Emfisema lobaris biasanya terjadi pada bayi baru lahir dengan

    kelainan tulang ra#an, bronkus, mukosa bron"hial yang tebal,

    sumbatan mu"us (mu"ous plug), penekanan bronkus dari luar oleh

    anomaly pembuluh darah. =ambaran radiologiknya berupa bayangan

    radiolusen pada bagian paru yang bersangkutan dengan pendorongan

    mediastinum kearah kontra-lateral. ($asad, %&!&)

    9

  • 8/19/2019 radiologi ref

    10/21

    =ambar %. Emfisema lobaris

    . Hi#erl%$en idi#ati' %nilateral

    iperlusen idiopatik unilateral ialah emfisema yang unilateral

    dengan hipoplasi arteri pulmonalis dan gambaran bronkiektasis. *e"ara

    radiologi", paru yang terkena lebih radiolusen tanpa penambahan ukuran

     paru seperti pada umumnya emfisema lainnya.

    . Em*i$ema hi#ertr*i' 'rni' 

    ;erjadi sebagai akibat komplikasi penyakit paru seperti asma

     bron"hial yang parah, bronkiektasis, peradangan paru berat, pneumokinosis

    ganas, dan tuber"ulosis. =ambaran radiologi" menunjukkan peningkatan

    aerasi dan penambahan ukuran toraks yang biasanya hanya terjadi pada

    satu sisi. *ering ditemukan bleb atau bulla yang berupa bayangan

    radiolusen tanpa struktur jaringan paru.

    d. Em*i$ema %lla

    +ulla merupakan emfisema esikuler setempat dengan ukuran

    antara !-% "m atau lebih besar, yang kadang-kadang sukar 

    dibedakan dengan pneumotoraks. Penyebabnya sering tidak diketahui

    tapi dianggap sebagai akibat suatu penyakit paru yang menyebabkan

    10

  • 8/19/2019 radiologi ref

    11/21

     penyumbatan seperti bronkiolitis atau peradangan akut lainnya dan

     perangsangan atau iritasi gas yang terhisap. *ering fa"tor penyebabnya

    sudah tidak tampak lagi, tetapi akibatnya adalah emfisema bulla yang tetap

    atau bertambah besar.

    =ambaran radiologik berupa suatu kantong radiolusen di

     perifer lapangan paru, terutama bagian apeks paru dan bagian basal

     paru dimana jaringan paru normal sekitarnya akan terkompresi sehingga

    menimbulkan keluhan sesak nafas. (5alueka, %&&)

    =ambar /. Emfisema +ulosa

    e. Em*i$ema 'm#en$a$i

    Beadaan ini merupakan usaha tubuh se"ara fisiologik 

    menggantikan jaringan paru yang tidak berfungsi (atelektasis) atau mengisi

    toraks bagian paru yang terangkat pada pneumoektomi.

    *. Em*i$ema $enili$

    5erupakan akibat proses degeneratie orang tua pada kolumna

    ertebra yang mengalami kifosis di mana ukuran anterior-posterior 

    toraks bertambah sedangkan tinggi toraks se"ara erti"al tidak 

     bertambah, begitu pula bentuk diafragma dan peranjakan diafragma

    tetap tidak berubah. Beadaan ini akan menimbulkan atrofi septa aleolar 

    dan jaringan paru berkurang dan akan diisi oleh udara sehingga

    se"ara radiologi tampak toraks yang lebih radiolusen, "orakan

     bronkoaskuler yang jarang dan diafragma yang normal. ($asad, %&!&)

    11

  • 8/19/2019 radiologi ref

    12/21

    =ambar '. emfisema senilis

    I/. PEME0I"SAAN

    1.1he$t /&0a+2  dapat menunjukkan hiperinflation paru, flatteneddiafragma, peningkatan ruang udara retrosternal, penurunan tanda

    askular?bulla (emfisema), peningkatan bentuk bron"hoaskular 

    (bron"hitis), normal ditemukan saat periode remisi (asthma)

    2. Pemeri'$aan F%ng$i Par%2  dilakukan untuk menentukan penyebab dari

    dyspnea, menentukan abnormalitas fungsi tersebut apakah akibat obstruksi

    atau restriksi, memperkirakan tingkat disfungsi dan untuk mengealuasi

    efek dari terapi, misal9 bron"hodilator.

    3.L12  meningkat pada bron"hitis berat dan biasanya pada asthma,

    menurun pada emfisema.

     4."a#a$ita$ In$#ira$i2 menurun pada emfisema.

    5. FE!34F!12  ratio tekanan olume ekspirasi (IE@) terhadap tekanan

    kapasitas ital (I@C) menurun pada bron"hitis dan asthma.

    6.A5G$2 menunjukkan proses penyakit kronis, seringkali PaO% menurun

    dan PaCO% normal atau meningkat (bron"hitis kronis dan emfisema) tetapi

    seringkali menurun pada asthma, p normal atau asidosis, alkalosis

    respiratori ringan sekunder terhadap hiperentilasi (emfisema sedang atauasthma).

    7.5rnhgram2  dapat menunjukkan dilatasi dari bron"hi saat inspirasi,

    kollaps bron"hial pada tekanan ekspirasi (emfisema), pembesaran kelenjar 

    mukus (bron"hitis).

    8.Darah "m#lit2 peningkatan hemoglobin (emfisema berat), peningkatan

    eosinofil (asthma).

    9."imia Darah2  alpha !-antitrypsin dilakukan untuk kemungkinan kurang

     pada emfisema primer.

    12

  • 8/19/2019 radiologi ref

    13/21

    10. S#%t%m "%lt%r2  untuk menentukan adanya infeksi,

    mengidentifikasi patogen, pemeriksaan sitologi untuk menentukan

     penyakit keganasan atau allergi.11. E1G2  deiasi aksis kanan, gelombang P tinggi (asthma berat), atrial

    disritmia (bron"hitis), gel. P pada 4eads 11, 111, @I panjang, tinggi (bron"hitis,

    emfisema), a:is J$* ertikal (emfisema).

    12. E6eri$e E1G, Stre$$ e$t2  menolong mengkaji tingkat disfungsi

     pernafasan, mengealuasi keefektifan obat bron"hodilator,

    meren"anakan?ealuasi program.

    /. PENAALA"SANAAN• Penatalaksanaan utama pada pasien emfisema adalah untuk 

    meningkatkan kualitas hidup, memperlambat perkembangan proses

     penyakit dan mengobati obstruksi saluran nafas yang berguna untuk 

    mengatasi hipo:ia. Pendekatan terapi men"akup 9

    • Pemberian terapi untuk meningkatkan entilasi dan menurunkan kerja

    nafas.

    • 5en"egah dan mengobati infeksi

    • ;eknik terapi fisik untuk memperbaiki dan meningkatkan entilasi

     paru

    • 5emelihara kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk 

    memfasilitasi pernafasan.

    • *upport psikologis

    • Patient edu"ation and rehabilitation.

    • Fenis obat yang diberikan 9

    •  +ron"hodilators

    • erosol therapy

    • ;reatment of infe"tion

    • Corti"osteroids

    • O:ygenation

    DAFA0 PUSA"A+.Cooper, D. (!00). Disease penyakit. Fakarta9 =ramedia.

    13

  • 8/19/2019 radiologi ref

    14/21

    5alueka, $. =. (%&&). Radiologi Diagnostik edisi kenam. Kogyakarta9 5arell fakultas

    kedokteran =5.

    $.Patel, P. (%&&'). Lecture Notes Radiologi edisi kedua. Fakarta9 Erlangga.

    $asad, *. (%&!&). Radiologi Diagnostik edisi kedua. Fakarta9 IB1.

    *her#ood, 4. (%&!!). Fisiologi anusia. Fakarta9 E=C.

    *ylia .Pri"e, 4orraine 5.6ilson. (%&&'). Pato!isiologi. Fakarta9 E=C.

    LAPO0AN "ASUS

    14

  • 8/19/2019 radiologi ref

    15/21

    I.  IDENIFI"ASI

    L 8ama 9 ;uan

    L mur 9 /& tahun

    L Fenis kelamin 9 4aki - laki

    L lamat 9 Fl. Bedinding >, *urabaya

    L *tatus 9 5enikah

    L Pekerjaan 9 +uruh bangunan

    L gama 9 1slam

    II.  ANAMNESA

    "el%han %tama

    *esak napas

    0iwa+at #er-alanan #en+a'it

    ;uan tinggal bersama istri dan dua anaknya. ;uan mengeluh sesak 

    napas, batuk, dan nyeri di daerah dada sebelah kanan pada saat bernafas. +anyak 

    sekret keluar ketika batuk, ber#arna kuning kental. ;uan tampak kebiruan pada

    daerah bibir dan dasar kuku. ;uan merasakan sedikit nyeri pada dada. ;uan

    "epat merasa lelah saat melakukan aktiitas.

    0iwa+at #en+a'it dah%l%2

    ;uan selama A tahun terakhir mengalami batuk produktif dan pernah menderita

     pneumonia

    III.  PEME0I"SAAN FISI"

    "eadaan %m%m

    Beadaan umum 9 +aik 

    Besadaran 9 "ompos mentis

    ;ekanan darah 9 !A&?& mmg

    15

  • 8/19/2019 radiologi ref

    16/21

     8adi 9 !&% kali?menit

    Pernafasan 9 %& kali?menit

    *uhu 9 A>,/& C

    +erat badan 9 '' kg

    ;inggi badan 9 !>& "m

    $+6 9 >,2 (under#eight)

    "eadaan $#e$i*i' 

    "%lit

    6arna sa#o matang, turgor kembali "epat, ikterus pada kulit (-), sianosis (-),

    s"ar(-), keringat umum(), keringat setempat (-), pu"at pada telapak tangan

    dan kaki (-), pertumbuhan rambut normal.

    "G5

    ;idak ada pembesaran B=+ pada daerah aksila, leher, inguinal dan

    submandibula serta tidak ada nyeri penekanan.

    "e#ala

    +entuk oal, simetris, ekspresi sakit sedang, #arna rambut hitam dan

    deformasitas (-)

    Mata

    Eksoftalmus dan endoftalmus (-), edema palpebra (-), konjungtia palpebra

     pu"at (-), sklera ikterik (-), pupil isokor, reflek "ahaya normal, pergerakan

    mata ke segala arah baik.

    Hid%ng

    16

  • 8/19/2019 radiologi ref

    17/21

    +agian luar tidak ada kelainan, septum dan tulang-tulang dalam perabaan

     baik, tidak ditemukan penyumbatan maupun perdarahan, pernapasan "uping

    hidung(-).

    elinga

    ;ophi (-), nyeri tekan pro"essus mastoideus (-), pendengaran baik.

    M%l%t

    ;onsil tidak ada pembesaran, pu"at pada lidah (-), atrofi papil (-), gusi

     berdarah (-), stomatitis (-), rhagaden (-), bau pernapasan khas (-), faring tidak 

    ada kelainan.

    Leher

    Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, F@P ('-%)"m%&, kaku kuduk (-).

    Dada

    +entuk dada simetris, nyeri tekan (-), nyeri ketok (-), krepitasi (-)

    Par%ar%

    1 9 bentuk dada 9 barrel "hest

    retraksi otot bantu napas9 ada

    P 9

    P 9 hipersonor pada lapangan paru

    9 #hee7ing (),

    7ant%ng

    1 9 1ktus kordis tidak terlihat.

    P 9 1ktus kordis tidak teraba, thrill (-).

    17

  • 8/19/2019 radiologi ref

    18/21

    P 9 +atas jantung sulit dinilai

    9 $ G !&% kali?menit, murmur (-) , gallop (-)

    Per%t

    1 9 Datar dan tidak ada pembesaran,enektasi(-)

    P 9 4emas, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba, turgor kulit

    normal.

    P 9 timpani

    9 bising usus () normal

    Alat 'elamin

    Bebersihan 9 normal

    +entuk alat kelamin 9 normal

    retra 9 normal

    E6tremita$ ata$

    Eutoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan ', nyeri sendi (-), edema (-),

     jaringan paru(-), pigmentasi normal, a"ral hangat, jari tabuh (-), turgor 

    kembali "epat, "lubbing finger (-).

    E6tremita$ awah

    Eutoni, eutrophi, gerakan bebas, kekuatan ', nyeri sendi (-), edema

     pretibial(-?-), jaringan parut (-), pigmentasi normal, "lubbing finger (-), turgor 

    kembali "epat.

    18

  • 8/19/2019 radiologi ref

    19/21

    I!.  PEME0I"SAAN PENUN7ANGa) *inar : dada 9 Hray tanggal !% 8oember dengan hiperinflasi paru-paru3

    mendatarnya diafragma3 peningkatan area udara retrosternal3 penurunan tanda

    as"ularisasi?bula (emfisema)3 peningkatan tanda bronkoaskuler (bron"hitis),

    hasil normal selama periode remisi. (asma)

    Besimpulan 9

    b) ;es IE@! menurun

    0ntgen hra6 PA

     1nterpretasi

    o Bondisi foto baik 

    o ;ra"hea di tengah

    o simetris kanan kiri

    o ;ampak hiperlusen askuler pada kedua lapangan paru

    *ela iga melebar pada kedua lapangan paru

    o Fantung 9 pinggang jantung ramping

    o Diafragma letak rendah dan mendatar 

    o Costa tampak mendatar 

    o *inus lan"ip

    o C;$ M '&2

    Besan 9 Emfisema paru

    !. DIAGNOSIS "E07A

    Emfisema

    !I. DIAGNOSIS 5ANDING

    Pneumothora:

    19

  • 8/19/2019 radiologi ref

    20/21

    !II. PENAALA"SANAAN

    • +erhenti merokok (prioritas)

    • 1nhalasi bronkodilator 

    • Bortikosteroid

    • gen mukolitik 

    • ntibioti"  bila ada infeksi

    • Oksigenasi

    !III.  0EN1ANA PEME0I"SAAN DAN INDA"AN

    • Ioto ;hora: P dan 4ateral ulang (kontrol)

    • Pemeriksaan sputum (+;)

    I/.  P0OGNOSIS

    • Juo ad itam 9 bonam

    • Juo ad fun"tionam 9 dubia ad bonam

    0ESUME

    *eorang laki-laki berinisial , berumur /& tahun, 5$* dengan keluhan

    utama sesak napas.

    N A bulan *5$*, ;n mengeluh batuk, dahak () dan jumlahnya banyak,

    #arna dahak kuning kental, dan merasakan nyeri pada dada, "epat merasa lelah

    saat melakukan aktiitas. ++ dan +B biasa.

    $i#ayat penyakit selama A tahun terakhir mengalami batuk produktif dan

     pernah menderita pneumonia

    Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak baik, dan

    kesadaran "ompos mentis. ;ekanan darah !A&?& mmg, nadi !&%:?menit,

    20

  • 8/19/2019 radiologi ref

    21/21

     pernafasan %&:?menit, dan temperatur A>,/&C. Pemeriksaan kepala dan leher 

    dalam batas normal. Pada pemeriksaan paru ditemukan bentuk dada barel chest ,

    retraksi otot bantu napas ada, hipersonor pada paru. Pada pemeriksaan jantung,

    abdomen, genital, dan ekstremitas tidak ditemukan kelainan.

    Dari pemeriksaan laboratorium, pada pemeriksaan ;es IE@! menurun.

    Pemeriksaan radiologi thora: P, didapatkan kesan emfisema.

      Penatalaksanaan yang diberikan adalah berhenti merokok, inhalasi

     bronkodilator, oksigenasi dan medikamentosa. 5edikamentosa meliputi agen

    mukolitik dan antibiotik apabila infeksi. Prognosis dari emfisema tergantung dari

     penyebabnya, umur pasien, dan pengobatan yang dilakukan.

    21