Top Banner

of 39

Ppt b1 - Sk1 Kedkom

Jul 21, 2015

Download

Documents

priissccaa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Ketua : Prisca Ockta Putri Sekretaris : Putri Indah Permata

(1102009220) (1102209228) (1102008309) (1102008331) (1102009179) (1102009180) (1102009199) (1102009267) (1102009279)

Anggota : Chintia R. Endismoyo Fadhilah M. Ardyansyah P M. Arman P Nagusman Danil Siti Isye Nasrifah Syanadia Andriani

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan (PUSKESMAS) setidaknya 4 kali untuk pemeriksaan kehamilan. Bukti yang kuat menunjukkan bahwa ibu hamil yang menerima pelayanan antenatal (antenatal care) dan yang mendapat pertolongan persalinan dan nifas oleh tenaga kesehatan (Nakes) keselamatannya lebih terjamin jika terjadi komplikasi persalinan yang tidak terduga, dibandingkan dengan mereka yang tidak mendapat pelayanan tersebut. Pelayanan antenatal merupakan salah satu dari program kesehatan dasar puskesmas (primary health care) yang merupakan program wajib dilaksanakan oleh puskesmas. Di antara intervensi kunci untuk kelangsungan hidup yang diberikan dalam pelayanan antenatal antara lain imunisasi tetanus toksoid dan diagnosis dini serta pengobatan anemia. Program KIA bertujuan meningkatkan kesehatan ibu, kesehatan bayi dan anak. Salah satu cara meningkatkan derajat kesehatan anak dengan mengendalikan penykit-penyakit menular yang dapat dicegah melalui imunisasi. Kementrian kesehatan dengan Program Pengembangan Imunisasi ( PPI ) sejak tahun 1977 menganjurkan agar semua anak mendapat imunisasi dasar lengkap. Berdasarkan data SDKI 2007 cakupan imunisasi lengkap pada anak usia 12-23 bulan sebesar 51 persen. Untuk mewujdkan tujuan KIA di atas, peran Pendidikan Kesehatan (Penyuluhan kesehatan) sangatlah penting. Penyuluhan yang efektif dipengaruhi oleh banyak faktor di antaranya diperlukan alat bantu dan media penyuluhan yang baik dan harus sesuai dengan etika komunikasi Islam.

1.1 Definisi Pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan standard minimal pelayanan antenatal.

1.2 Tujuan pelayanan ante natal careA. Tujuan umum Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anakselama kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dananak yang sehat.

B. Tujuan khusus Mengenali dan menangani kesulitan yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas ibu dan anak Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-haridan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,mental dan sosial ibu dan bayi. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan dan komplikasi yang mungkin terjadi Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan memberikan ASI eksklusif. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

1.3 Menjelaskan Pemeriksaan Antenatal CareA. B.

Konsep Pemeriksaan Kehamilan Anamnesa Pemeriksaan Pemeriksaan Umum Pemeriksaan khusus obstetric Pemeriksaan penunjang

C. D. E.

Diagnosis / kesimpulan Diagnosis banding Prognosis

Standar Pelayanan Antenatal Secara operasionalnya Depkes RI (2009) menentukan pelayanan antenatal dengan standar pelayanan, antara lain:1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Ukur tekanan darah Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas) Ukur tinggi fundus uteri Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan Test laboratorium (rutin dan khusus) Tatalaksana kasus Temu wicara (konseling), termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi serta KB pasca persalinan.

1.4 Menjelaskan Kunjungan Antenatal Care

Kebijaksanaan Program Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu : 1 kali pada trimester I 1 kali pada trimester II 2 kali pada trimester III Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid. Kunjungan ANC yang saint adalah : setiap bulan sampai umur kehamilan 28 minggu setiap 2 minggu sampai umur kehamilan 32 minggu setiap 1 minggu sejak kehamilan 32 minggu sampai terjadi kelahiran. Pemeriksaan khusus jika ada keluhan tertentu. Pelayanan Asuhan Standar Minimal

Kunjungan Ibu Hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi dalam beberapa tahap, seperti: 1) Kunjungan baru ibu hamil (K1) Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan pada trimester I, di mana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu. 2) Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar pada trimester III, di mana usia kehamilan > 24 minggu. Selanjutnya menurut Depkes RI (2009), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.

Program kesehatan dasar adalah program minimal yang wajib dilaksanakan oleh tiap puskesmas. Yang dikemas dalam basic six, dan ada juga upaya atau program kesehatan pengembangan.

1.

Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat. Kegiatan pokok : Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Pengembangan upaya kesehatan bersumber dari masyarakat (seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan usaha kesehatan sekolah). Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Peningkatan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JKPM) secara kapitasi dan pra upaya terutama bagi keluarga miskin. Peningkatan pendanaan operasional Puskesmas dan revitalisasi Puskesmas sebagai Pusat Promotive dan Preventive bidang kesehatan.

2. Upaya kesehatan lingkungan Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar; Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; Pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan Pengembangan wilayah sehat.

3. Upaya perbaikan gizi masyarakat Pengukuran dan pemantauan status Gizi masyarakat (pelacakan kasus gizi buruk, pemantauan status gizi, pengukuran KEB dan lila bumil, pengukuran indeks masa tubuh (IMT) wanita usia subur, pengukuran tinggi badan anak sekolah, GAKY, kurang vitamin A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya); Perbaikan status gizi masyarakat ( pengadaan pemberian makanan tambahan, pengadaan vitamin A, Fe, rujukan kasus gizi buruk, penanggulangan gizi lebih serta pendistribusiannya); Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi (SKPG,UPGK,gizi institusi, pemetaan daerah rawan gizi); Pengawasan pelayanan gizi masyarakat; Peningkatan SDM petugas gizi

4. Upaya pecegahan dan pemberantasan penyakit menular Melaksanakan sistem kewaspadaan dini (SKD) / pengamatan penyakit. Melaksanakan imunisasi. Pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue. Pencegahan dan pemberantasan penyakit tuberculosis. Pencegahan dan penanggulangan penyakit Pnemonia pada Balita. Pencegahan dan penanggulangan penyakit Diare pada Balita. Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV / AIDS. Eliminasi penyakit kusta. Eradikasi polio, Eliminasi Tetanus Neonnatorum dan Reduksi Campak.

5. Upaya KIA dan KB Menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Kegiatan : 1. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan anak prasekolah. 2. Deteksi dini faktor resiko ibu hamil. 3. Pemantauan tumbuh kembang balita. 4. Imunisasi Tetanus Toxoid 2 kali pada ibu hamil serta BCG, DPT 3 kali, Polio 3 kali dan campak 1 kali pada bayi. 5. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA. 6. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita dan anak pra sekolah untuk macam-macam penyakit ringan. 7. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan pemeliharaan serta bayi-bayi yang lahir ditolong oleh dukun selama periode neonatal (0-30 hari) 8. Pengawasan dan bimbingan kepada taman kanak-kanak dan para dukun bayi serta kader-kader kesehatan.

6. Upaya pengobatan dasarTujuan Upaya pengobatan : meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat di Indonesia Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang. Berkurangnya penderitaan karena sakit. Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan. Merujuk penderita ke fasilitas diagnose dan pelayanan yang lebih canggih bila perlu. Kegiatannya mencakup : Melakukan diagnose sedini mungkin melalui Melaksanakan tindakan pengobatan Melakukan rujukan bila dipandang perlu

7. Upaya kesehatan pengembangan Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Bila ada masalah kesehatan tapi puskesmas tidak mampu maka pelaksanaan oleh dinkes kab/KotaUpayaLab (medisdankesmasy) dan Perkesmas serta Pencatatan Pelaporan merupakan kegiatan penunjang dari tiap upaya wajib atau pengembangan. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yakni: Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Olah Raga Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Upaya Kesehatan Mata Upaya Kesehatan Usia Lanjut Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional Metadon

Ruangan kartu / loket Poli umum Poli gigi Poli KIA-KB Pojok gizi UGD Apotek Gudang obat Gudang inventaris Ruangan tata usaha Ruangan imunisasi Ruangan laboratorium sederhana Ruangan kepala puskesmas

Posyandu balita Posyandu lansia Posyandu kesehatan Pelacakan kasus Rapat koordinasi

Pelayanan puskesmas dalam gedung

Pelayanan puskesmas di luar gedung

Imunisasi Prinsipnya adalah : - membentuk antibodi - mengaktifkan sel limfosit dan makrofag Tujuan imunisasi Melindungi seseorang terhadap penyakit tertentu Menurunkan prevalensi penyakit Eradikasi penyakit

Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikan vaksin kepada anak sebelum anak terinfeksi

Definisi

Imunisasi dasar pada bayi1. Vaksin Polio

Dosis: 2 tetes p.o Ada resiko VAPP dan cVDPV OPV harus diubah menjadi IPV Perhatikan warna Vaccine Vial Monitor (VVM)

Setelah pemberian OPV boleh langsung diberi ASI, tetapi kalau kolostrum harus ditunda dahulu karena mengandung Ig yang tinggi

2. Vaksin Campak Bibit penyakit yang menyebabkan campak adalah virus. Vaksin yang digunakan adalah vaksin hidup. BIAS: ulangan campak saat masuk SD Program: reduksi kematian campak Dosis: 0,5 ml s.k pada usia 9 bulan, ulangan usia 6 tahun

3. Vaksin BCG Berfungsi melindungi anak terhadap penyakit tuberculosis (TBC) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan dalam waktu 3 jam. Vaksin akan mudah rusak bila kena sinar matahari langsung. Tempat penyuntikan adalah sepertinya bagian lengan kanan atas. Diberikan 3 bln perlu uji tuberkulin dulu

4. Vaksin Hepatitis B

Mengapa harus diberikan saat lahir Endemisitas ,Karier kronik ,Transmisi maternal. Penularan infeksi virus Hep B: Perinatal/vertikal: ibu ke bayi saat lahir 70-90% bayi yang terinfeksi menjadi karier 25% diantaranya meninggal chronic carrier sebagai sumber infeksi Horisontal: bayi ke bayi/anak ke dewasa Parenteral, perkutan: unsafe injection, transfusi darah

Sexual transmission

5. Vaksin DPT Terdiri toxoid difteri, bakteri pertusis dan tetanus toxoid, kadang disebut triple vaksin. Dalam pemberiannya biasanya berupa suntikan pada lengan atau paha.

UMUR 0-7 hari 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan 9 bulan

VAKSINASI Hepaitis B-uniject BCG HB- DPT 1 (Combo ), Polio 1 HB- DPT 2 (Combo ), Polio 2 HB- DPT 3 (Combo ), Polio 3 Campak, Polio 4

Imunisasi tambahan: o HiB o PCV o Rotavirus o Influenza o Varisela o MMR Tifoid o Hepatitis A o HPV

Cara pemberian imunisasi: Secara parenteral dan ada juga yang per oral (vaksin polio)Vaksin BCGDPT Polio Hepatitis B Campak

Dosis

Cara pemberian

0.005 cc Suntikan intrakutan, tepatnya insertio M.deltoideus dextra0.5 cc 2 tetes 0.5 cc 0.5 cc Suntikan intramuskuler atau subkutan dalam di antrolateral paha atas Meneteskan per oral Suntikan intramuskuler pada paha atas luar atau anterolateral Suntikan secara subkutan biasanya di lengan kiri bagian atas

4.1 Definisi Suatu usaha atau kegiatan untuk membantu masyarakat dalam meningkatkan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal.

1. Dimensi sasaran a. Pendidikan kesehatan individu dengan sasaran individu b. Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok masyarakat tertentu. c. Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas. 2. Dimensi tempat pelaksanaan a. Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasaran pasien dan keluarga b. Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasaran pelajar. c. Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan sasaran masyarakat atau pekerja. 3. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan a. Pendidikan kesehatan promosi kesehatan (Health Promotion) b. Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific

Protection) treatment

c. Pendidikan kesehatan untuk Early diagnostic and prompt d. Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation)

4.3 Metode Pendidikan Kesehatan 1. Metode pendidikan Individual (perorangan) Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) b. Interview (wawancara)

2. Metode pendidikan Kelompok Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.a. Kelompok besar Ceramah Seminar

b. Kelompok kecil

Diskusi kelompok ; Curah pendapat (Brain Storming) ; Bola salju (Snow Balling) Kelompok kecil-kecil (Buzz group) Memainkan peranan (Role Play) Permainan simulasi (Simulation Game)

3. Metode pendidikan Massa Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh : Ceramah umum (public speaking) Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV maupun radio. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Sinetron Dokter Sartika di dalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar hari Sabtu siang (th 2006) Tulisan-tulisan di majalah/koran Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa.

Konsep perilaku Skinner (1938). Respons dibagi menjadi 2 : Respondent respons/reflexive respons, Respons yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu Operant Respons atau instrumental respons, Respons yang timbul dan berkembang diikuti oleh perangsangan tertentu.

Suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Mencakup 4 : Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, Perilaku terhadap pelayanan kesehatan, Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

(environmental health behavior)

Klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan (health behavior) Perilaku kesehatan (health behavior) Perilaku sakit (illness behavior) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

Bentuk pasif

Respons internal, yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain, misal tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.

Bentuk aktif:

Perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung.

Faktor Predisposing, berupa pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dll. Faktor Enabling/pemungkin, berupa ketersediaan sumber-sumber/fasilitas, peraturan-peraturan. Faktor Reinforcing/mendorong/memperkuat, berupa tokoh agama, tokoh masyarakat. (Notoatmodjo,S.2007)

Keenam kaidah komunikasi dalam perspektif Islam itu adalah : 1. Qaulan Sadida perkataan yang benar alias tidak dusta 2. Qaulan Baligha Ucapan yang , efektif dan tidak berbelit-belit 3. Qaulan Marufa perkataan yang baik , santun, dan tidak kasar 4. Qaulan Karima- kata kata yang mulia dan penuh penghormatan 5. Qaulan Layinan ucapan yang lemah lembut menyentuh hati 6. Qaulan Masyura ucapan yang menyenangkan dan tidak menyinggung perasaan.