Top Banner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF SISWA KELAS IV SDN 03 KARANGMOJO TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : CHOIRIYAH DEWI NURWATI K7108107 PROGRAM S-1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
240

penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

Mar 24, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF SISWA KELAS IV

SDN 03 KARANGMOJO TAHUN AJARAN 2011 / 2012

SKRIPSI

Oleh :

CHOIRIYAH DEWI NURWATI

K7108107

PROGRAM S-1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Choiriyah Dewi Nurwati

NIM : K7108107

Jurusan/Program Studi : IP / Pendidikan Guru Sekolah Dasar

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE EVERYONE IS A TEACHER

HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI

ALTERNATIF SISWA KELAS IV SDN 03 KARANGMOJO TAHUN

AJARAN 2011 / 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.

Selain itu, sumber informasi yang di kutip dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Choiriyah Dewi Nurwati

Page 3: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN

PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF SISWA KELAS IV

SDN 03 KARANGMOJO TAHUN AJARAN 2011 / 2012

Oleh :

CHOIRIYAH DEWI NURWATI

K7108107

Skripsi

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

Jurusan Ilmu Pendidikan

PROGRAM S-1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

Juli 2012

Page 4: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A Teacher

Here Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas

IV SDN 03 Karangmojo Tahun Ajaran 2011/2012

NAMA : CHOIRIYAH DEWI NURWATI

NIM : K7108107

telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari :

Tanggal :

Surakarta, Juni 2012

Page 5: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Choiriyah Dewi Nurwati. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SISWA KELAS IV SDN 03 KARANGMOJO TAHUN AJARAN 2011 / 2012.

Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Juli 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep

energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo melalui penggunaan

model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here tahun ajaran

2011/2012.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus,

dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan

refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 03 Karangmojo yang

berjumlah 22 anak. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik

pengumpulan data digunakan teknik dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes.

Validitas data menggunakan triangulasi data dan metode. Teknik analisis data

adalah model analisis interaktif yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan

kesimpulan atau verifikasi. Prosedur penelitian adalah model siklus berulang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran

kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman

konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Karangmojo tahun

ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan

tindakan persentase ketuntasan klasikal sebesar 18,18%, siklus I persentase

ketuntasan klasikal sebesar 77,27%, siklus II persentase ketuntasan klasikal

sebesar 81,81%, dan siklus III persentase ketuntasan klasikal meningkat sebesar

90,90%. Selain itu kemampuan guru dan siswa juga meningkat. Hal ini terbukti

dari hasil kemampuan guru yang terus meningkat, yaitu pada siklus I kemampuan

guru sebesar 2,94; siklus II kemampuan guru sebesar 3,49; dan siklus III

kemampuan guru sebesar 3,66. Sedangkan kemampuan siswa pada siklus I

awalnya kemampuan siswa sebesar 2,83; kemudian siklus II kemampuan siswa

meningkat sebesar 3,42; dan siklus III kemampuan siswa juga meningkat sebesar

3,61.

Simpulan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep

energi alternatif siswa kelas IV SDN 3 Karangmojo tahun ajaran 2011 / 2012 dan

langkah-langkah pembelajarannya juga berjalan dengan lancar dan berhasil.

Kata kunci: metode Everyone Is A Teacher Here, pemahaman konsep energi

alternatif

Page 7: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Choiriyah Dewi Nurwati. THE USE OF EVERYONE IS A TEACHER HERE

METHOD WITHIN COOPERATIVE LEARNING MODEL TO IMPROVE

UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF ALTERNATIVE ENERGY

AMONG THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN 03 KARANGMOJO,

IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. A Thesis,Faculty of Teachers Training and

Education,Sebelas Maret University. Surakarta. July 2012

The research aims to improve understanding of the concept of alternative

energy among the fourth grade students of SDN 03 Karangmojo, in academic

year 2011/2012 through the use of Everyone Is A Teacher Here method within

Cooperative Learning Model.

The researcher applied classroom action research which had three cycles,

where each cycle consisted of planning, action implementation, observation, and

reflection. This subject are the 22 fourth grade students of SDN 03 Karangmojo.

The source data in this research from teachers and students. The researcher used

documentation, observation, interview, and test as the data collecting techniques.

To reach the data validity, the researcher utilized triangulation of data and

method. Data analysis technique the researcher applied was interactive analysis

model which consisted of data reduction, data presentation, and taking conclusion

or verification. This researcher took recurring cycle model as the research

procedure.

The research finding showed that the use of Everyone Is A Teacher Here

method within Cooperative Learning Model is able to improve understanding of

the concept of alternative energy among the fourth grade students of SDN 03

Karangmojo, in academic year 2011/2012. This fact was proved on the initial

conditions before conducting percentage action of classical completeness on

18.18%, in first cycle of classical completeness percentage achieved 77.27%, the

second cycle of classical completeness percentage reached 81.81% and the third

cycle of classical completeness percentage increased to 90.90%. In addition to the

ability of teachers and students has also increased. This is evident from the

increasing ability of teachers, namely the ability of teachers first cycle of 2.94; in

second cycle the ability of 3.49 teacher, and teachers' ability to third cycle at

3.66. While the student's ability to the first cycle originally abilities of students by

2.83; then the second cycle the student's ability to increase by 3.42; and third

cycle students' skills also increased by 3.61.

In conclusion, the use of Everyone Is A Teacher Here method within

Cooperative Learning Model is able to improve understanding of the concept of

alternative energy among the fourth grade students of SDN 03 Karangmojo, in

academic year 2011/2012.

Key words: Everyone Is A Teacher Here method, understanding of the concept of

alternative energy.

Page 8: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah.”

(Lao Tze)

" Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul

ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak

dan gelombang itu."

(Marcus Aurelius)

"Selalu mencoba dan tak kenal putus asa."

(Choiriyah Dewi Nurwati)

“Be a teacher in the world”.

(Choiriyah Dewi Nurwati)

“Jadilah pemuda pencipta lapangan kerja, bukan pencari pekerjaan”.

(Choiriyah Dewi Nurwati)

Page 9: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta (Kuwatno dan Sri Sularni)

yang telah memberikan doa, motivasi, bimbingan dan kasih sayang yang tiada

taranya. Kasihmu tak pernah berkesudahan

selalu menyertai setiap langkah hidupku.

Kakak – kakakku tersayang (Heru Mustofa dan Edi Muhamad Thoha)

yang selalu mengasihiku dan selalu ada dalam suka maupun duka, selalu menjadi

penolong dalam menghadapi setiap rintangan.

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

almamaterku tercinta

tempatku menimba ilmu untuk masa depan bangsa yang lebih baik.

Page 10: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Metode Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Energi Alternatif Siswa Kelas IV SDN 03 Karangmojo Tahun Ajaran 2011/2012”.

Penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa

bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD.

4. Siti Kamsiyati, M.Pd selaku dosen pembimbing I.

5. Dra. Noer Hidayah, M.Pd selaku dosen pembimbing II.

6. Ayah, ibu dan kakak, serta sahabat tercinta yang selalu memberikan doa dan

motivasi.

7. Keluarga besar SD Negeri 03 Karangmojo yang telah membantu dan meyediakan

tempat untuk melaksanakan penelitian.

8. Mahasiswa PGSD semester VIII.

9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal tindakan kelas ini jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk perbaikan penulis di kemudian hari. Penulis berharap bahwa

penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat membantu perkembengan ilmu

pengetahuan dan pendidikan terutama di Sekolah Dasar.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 11: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................

HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................

HALAMAN ABSTRAK..................................................................................

HALAMAN MOTTO.......................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................

KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

DAFTAR TABEL ...........................................................................................

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan Penelitian .................................................................................

D. Manfaat Penelitian ...............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka .....................................................................................

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A

Teacher Here..................................................................................

a. Pengertian Model Pembelajaran ..............................................

b. Jenis – Jenis Model Pembelajaran ………...............................

c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif .........................

d. Elemen – Elemen Dasar Pembelajaran Kooperatif.................

e. Aspek – Aspek Pembelajaran Kooperatif …………...……….

f. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif…….…………

g. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran

i

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xi

xiv

xv

xvi

1

3

3

4

5

5

6

6

7

8

10

10

Page 12: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

Tradisional ………...…………………………………………

h. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif …...…………………..

i. Pengertian Pembelajaran Koperatif Metode Everyone Is A

Teacher Here…………………………………………………

j. Langkah –Langkah Pembelajaran Koperatif Metode

Everyone Is A Teacher Here…………...……………………..

2. Hakikat Pemahaman Konsep Energi Alternatif..............................

a. Pengertian Pemahaman Konsep ..............................................

b. Pengertian Energi Alternatif…….............................................

c. Sumber Energi Alternatif……………………………………..

d. Penggunaan Energi Alternatif………………….……………..

B. Penelitian yang Relevan ......................................................................

C. Kerangka Berpikir ...............................................................................

D. Hipotesis Tindakan ..............................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................

B. Subjek Penelitian .................................................................................

C. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………...……………...

D. Sumber Data ........................................................................................

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................

F. Validitas Data ......................................................................................

G. Teknik Analisis Data ...........................................................................

H. Indikator Kinerja ..................................................................................

I. Prosedur Penelitian .............................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal ............................................................................

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................................

1. Deskripsi Pratindakan ....................................................................

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I .................................................

3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II.................................................

4. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III……………..……………….

13

14

15

16

18

18

19

20

26

27

28

30

32

32

32

33

34

35

36

39

39

48

49

49

52

63

74

Page 13: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

C. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................

D. Pembahasan Hasil Penelitian………………………….……………...

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan ..............................................................................................

B. Implikasi ..............................................................................................

C. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN ....................................................................................................

85

88

97

98

100

102

105

Page 14: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional …...…….

Tabel 4.1 Data Frekuensi Nilai Pratindakan…………………….................

Tabel 4.2 Perolehan Skor Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ......................

Tabel 4.3 Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus I .....................................

Tabel 4.4 Data Frekuensi Nilai Siklus I ………………….……………….

Tabel 4.5 Perolehan Skor Kemampuan Guru Mengajar Siklus II ...............

Tabel 4.6 Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus II ....................................

Tabel 4.7 Data Frekuensi Nilai Siklus II .....................................................

Tabel 4.8 Perolehan Skor Kemampuan Guru Mengajar Siklus III ..............

Tabel 4.9 Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus III……………..……….

Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Siklus III...................................................

Tabel 4.11 Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Pratindakan, Siklus ,

Siklus II, dan Siklus III…………………....................................

Tabel 4.12 Perkembangan Nilai Pratindakan, Siklus I, Siklus II, dan

Siklus III………………...............................................................

Tabel 4.13 Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar…….……………

Tabel 4.14 Perkembangan Aktivitas Siswa………………...……………...

14

51

57

60

62

69

71

73

80

82

83

88

90

92

94

Page 15: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ...............

Gambar 3.1 Tahap – Tahap dalam PTK ….................................................

Gambar 3.2 Komponen – Komponen Analisis Data: Model Interaktif......

Gambar 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas……………….....................

Gambar 4.1 Grafik Nilai Energi Alternatif Pratindakan…….………….…

Gambar 4.2 Grafik Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ..........................

Gambar 4.3 Grafik Aktivitas Siswa Siklus I ...............................................

Gambar 4.4 Grafik Nilai Energi Alternatif Siklus I……………….............

Gambar 4.5 Grafik Kemampuan Guru Mengajar Siklus II…….………….

Gambar 4.6 Grafik Aktivitas Siswa Siklus II .............................................

Gambar 4.7 Grafik Nilai Energi Alternatif Siklus II ..................................

Gambar 4.8 Grafik Kemampuan Guru Mengajar Siklus III..…….……….

Gambar 4.9 Grafik Aktivitas Siswa Siklus III.............................................

Gambar 4.10 Grafik Nilai Siklus III ...........................................................

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Daftar Frekuensi Nilia Energi

Alternatif Pratindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III...…..

Gambar 4.12 Grafik Perkembangan Nilai Energi Alternatif ......................

Gambar 4.13 Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar …………...…

Gambar 4.14 Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa……………….…….

30

33

38

40

51

58

60

62

70

71

73

80

82

83

89

90

92

94

Page 16: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Silabus…….………………......................................................

Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...........................

Lampiran 3.Kisi-Kisi Soal Eveluasi Siklus I ..............................................

Lampiran 4.Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I…………..........................

Lampiran 5.Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan I.......................................

Lampiran 6.Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ………….....................

Lampiran 7.Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ………

Lampiran 8.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II..........................

Lampiran 9.Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II……......................................

Lampiran 10.Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ………….....................

Lampiran 11.Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ............

Lampiran 12.Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II............….....................

Lampiran 13.Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I.............

Lampiran 14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .....................

Lampiran 15.Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan I .....................

Lampiran 16.Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan I………….....................

Lampiran 17.Kunci Jawaban Siklus III Pertemuan I...................................

Lampiran 18.Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan II..……….....................

Lampiran 19.Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan II ……

Lampiran 20.Lembar Kerja Siswa………………………………………

Lampiran 21.Bentuk Card Quest …………………………………………

Lampiran 22.Bahan Bacaan LKS Siklus I Pertemuan I…………………

Lampiran 23.Bahan Bacaan LKS Siklus I Pertemuan II…………………

Lampiran 24.Bahan Bacaan LKS Siklus II Pertemuan I…………………

Lampiran 25.Bahan Bacaan LKS Siklus II Pertemuan II…………………

Lampiran 26.Bahan Bacaan LKS Siklus III Pertemuan I…………………

Lampiran 27.Bahan Bacaan LKS Siklus III Pertemuan II………………

Lampiran 28.Daftar Nilai Energi Aternatif Prasiklus…………………......

Lampiran 29. Daftar Nilai Energi Aternatif Siklus I …………………......

105

107

119

120

121

122

123

124

136

137

138

139

140

141

155

156

158

159

160

161

162

163

165

167

168

169

171

173

174

Page 17: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

Lampiran 30.Daftar Nilai Energi Aternatif Siklus II ……………………

Lampiran 31.Daftar Nilai Energi Alternatif Siklus III ……………………

Lampiran 32.Lembar Wawancara Prasiklus ………………………………

Lampiran 33.Lembar Wawancara Guru Setelah Tindakan………………

Lampiran 34.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus………………

Lampiran 35.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I………………

Lampiran 36.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………………

Lampiran 37.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III………………

Lampiran 38.Lembar Observasi Kinerja Guru Prasiklus…..……………

Lampiran 39.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I …………………

Lampiran 40.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II …..……………

Lampiran 41.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III…..……………

Lampiran 42.Rincian Rencana Waktu Penelitian …………………………

Lampiran 43.Eurasia Journal Of Mathematics ……………………………

Lampiran 44.Internaional Business & Economics Research Journal ……

Lampiran 45.Pedoman Observasi Kegiatan Siswa………………………

Lampiran 46.Pedoman Penilaian Lembar Evaluasi Kinerja Guru ………

Lampiran 43.Foto Kegiatan Guru dan Siswa Saat Pembelajaran …………

Lampiran 44.Hasil Kerja Siswa……………………………………………

Lampiran45.Soal Evaluasi Pemahaman Konsep Energi Alternatif

Pratindakan ………………………………………………

175

176

177

178

179

181

183

185

187

189

191

193

195

196

198

200

202

206

209

210

Page 18: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dahulu mata pelajaran IPA merupakan pelajaran hafalan yang tidak

memerlukan pemikiran yang begitu mendalam. Padahal mata pelajaran IPA itu

merupakan pelajaran yang sangat penting dan memerlukan demonstrasi serta

praktek dalam penyampaiannya. Mata pelajaran IPA juga sebagai pelajaran yang

diajarkan secara analitis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi

tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh,

mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang

selalu berubah, serta kompetitif.

Kondisi awal yang terjadi di kelas IV SD Negeri 03 Karangmojo,

Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar saat ini adalah rendahnya

pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi energi alternatif

dan metode yang digunakan guru masih cenderung konvensional. Hal ini

dibuktikan dari hasil Preetest. Hasil rata-rata nilai Preetest adalah 52,95, padahal

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68 dapat mecapai 90% siswa yang

tuntas. Sedangkan peserta didik yang tuntas belajar hanya 4 dari 22 siswa

(18,18 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran materi

energi alternatif kelas IV masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh peneliti

maupun pihak sekolah.

Pemahaman konsep energi alternatif ini perlu ditingkatkan, agar siswa

lebih paham tentang energi alternatif yang ada di saat sekarang ini . Selain itu

siswa dapat menggunakan energi alternatif dengan baik, karena kita ketahui

bahwa di dunia ini energi alternatif saat ini sudah mulai menipis, bahkan akan

habis.

Berdasarkan masalah-masalah di atas seharusnya guru menggunakan

metode pendukung pengembangan yang tepat dari model pembelajaran kooperatif

yang bervariasi dan mengunakan media pembelajaran yang mendukung siswa

dalam proses belajar mengajar, sehingga di dalam proses pembelajaran IPA

Page 19: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

khususnya energi alternatif siswa tidak mengalami kebosanan. Dengan demikian,

diharapkan siswa didalam menerima pelajaran IPA dapat aktif dalam

pembelajaran, berani mengemukakan pendapat, tidak menggantungkan diri

dengan temannya saat kerja berkelompok dan dapat dengan mudah memahami

konsep serta menangkap pelajaran IPA khususnya energi alternatif yang

disampaikan oleh guru dengan baik.

Pemahaman konsep energi alternatif agar dapat meningkat perlu

dikembangkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan hakekat energi

alternatif yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here, Agus Suprijono (2011) menyatakan:

Metode Everyone Is A Teacher Here merupakan cara tepat untuk

mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual.

Metode ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan

sebagai guru bagi kawan-kawannya. Model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here digunakan karena model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here (semua

orang adalah guru) adalah salah satu metode pendukung pengembangan

pembelajaran kooperatif. Peneliti menggunakan metode pendukung

pembelajaran kooperatif, karena banyak dijumpai di kelas pembelajaran

kooperatif tidak berjalan efektif, meskipun guru telah menerapkan prinsip-

prinsip pembelajaran kooperatif. Diskusi sebagai salah satu mekanisme

membangun kooperatif tidak berjalan efektif karena banyak hal. Diskusi

banyak didominasi oleh salah seorang peserta didik yang telah mempunyai

schemata tentang apa yang akan dipelajari. Fenomena ini menunjukkan

bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif membutuhkan persiapan

matang. Pertama, peserta didik harus sudah memiliki schemata atau

pengetahuan awal tentang topik atau materi yang akan dipelajari. Kedua,

peserta didik sudah harus mempunyai keterampilan bertanya (hlm. 110).

Keuntungan dari model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here antara lain: 1) Setiap diri masing-masing siswa berani

mengemukakan pendapat (menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas

pertanyaan yang telah dibuatnya berdasarkan sumber bacaan yang diberikan; 2)

Siswa mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di

depan kelas; 3) Siswa yang lain berani mengemukakan pendapat dan menyatakan

kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah; dan 4) Terlatih dalam

menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.

Page 20: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A Teacher Here Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV

SDN 03 Karangmojo Tahun Ajaran 2011 / 2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif siswa

kelas IV SDN 3 Karangmojo Tahun Ajaran 2011 / 2012?

2. Bagaimana langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here dalam meningkatkan pemahaman konsep

energi alternatif siswa kelas IV SDN 3 Karangmojo Tahun Ajaran 2011 /

2012?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri

03 Karangmojo melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here tahun ajaran 2011/2012.

2. Mendiskripsikan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here dalam meningkatkan pemahaman konsep

energi alternatif siswa kelas IV SDN 3 Karangmojo Tahun Ajaran 2011 / 2012.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap

peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat

guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.

b. Digunakan sebagai referensi penelitian yang sejenis.

Page 21: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Manfaat Praktis

a) Bagi siswa

1) Meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif.

2) Memudahkan peserta didik untuk menyerap materi energi alternatif

yang diberikan oleh guru.

3) Membuat peserta didik semangat dalam mengikuti pelajaran materi

energi alternatif, sehingga dapat membantu peserta didik dalam

memperluas ilmu pengetahuan alam.

4) Menambah motivasi belajar peserta didik untuk mengikuti pelajaran

IPA khususnya energi alternatif.

b) Bagi Guru

1) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran yang

akan digunakan dalam memberikan materi pelajaran IPA.

2) Guru dapat termotivasi agar bisa menerapkan variatif metode

pembelajaran yang menyenangkan demi tercapainya tujuan

pembelajaran.

c) Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang positif khususnya dalam penghilangan

image mata pelajaran IPA yang dianggap membosankan.

2) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang

inovatif.

3) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran IPA dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here.

Page 22: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif

Metode Everyone Is A Teacher Here

a. Pengertian Model Pembelajaran

Secara rinci, Agus Suprijono (2009) menyatakan pengertian model

pembelajaran adalah sebagai berikut.

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran

dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan

kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di

kelas (hlm. 45).

Sedangkan model pembelajaran menurut Isjoni (2011) adalah:

Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan

pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.

Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai

dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran

memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda (hlm.

49)

Selain pendapat di atas, ada pendapat lain dari Soli Abimanyu, dkk

(mengutip simpulan Joyce dan Weil, 1986) bahwa “model pembelajaran

adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran” (2008: 3-11) .

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas yang melukiskan prosedur sistematis

Page 23: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru.

b. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Menurut Sugiyanto ada jenis-jenis model pembelajaran diantaranya

“(1) model pembelajaran kontekstual; (2) model pembelajaran kooperatif; (3)

model pembelajaran kuantum; (4) model pembelajaran terpadu; (5) model

pembelajaran berbasis masalah” (2008: 7).

1. Model pembelajaran kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang

mendorong guru untuk mengkaitkan antara materi yang diajarkan dan

situasi dunia nyata siswa selain itu juga mendorong siswa membuat

hubungan anrata pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Model pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang

berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

3. Model pembelajaran kuantum

Prinsip kuantum adalah semua berbicara-bermakna, semua

mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward.

Strategi kuantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBAK (Apa Manfaat

Bagiku), alami dengan dunia realitas siswa, namai, buat generalisasi

sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi, komunikasi, ulangi

dengan tanya jawab, latihan, rangkuman, dan rayakan dengan reward

dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.

4. Model pembelajaran terpadu

Pengajaran terpadu pada dasanya sebagai kegiatan mengajar

dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan

demikian, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dengan cara ini dapat

Page 24: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap

pertemuan.

5. Model pembelajaran berbasis masalah

Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan

pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik

dengan maksud untuk menyusun pengertahuan mereka sendiri,

mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,

mengembangkan kemandiran dan percaya diri.

Berdasarkan jenis- jenis model pembelajaran diatas, penelitian ini

menggunakan model pembelajaran kooperatif yang merupakan model

pembelajaran berbasis kelompok- kelompok kecil yang saling bekerjasama

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pengertian model pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2011)

adalah sebagai berikut.

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok

kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari

materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan

dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi,

untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan

menutup kesenjangan dan pemahaman masing-masing (hlm. 4).

Sedangkan pengertian lain dari model pembelajaran kooperatif, Isjoni

(2011) menyatakan:

Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini

banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang

berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi

permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang

tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan

tidak peduli pada yang lain (hlm. 16).

Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2007) menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif adalah “cooperative learning is grounded in the

belief that learning is most effective when students are actively involved in

sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks” (hlm. 36).

Page 25: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Pembelajaran kooperatif di atas dapat di artikan bahwa pembelajaran

kooperatif didasarkan pada keyakinan bahwa belajar yang paling efektif

adalah apabila siswa itu aktif dan terlibat dalam berbagi ide dan bekerja sama

untuk menyelesaikan tugas akademik

Selain pendapat diatas terdapat pendapat yang relevan lainnya dari

beberapa ahli, yaitu Agus Suprijono (2009) yang mendefinisikan

pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua

jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin

oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran

kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru

menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan

bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta

didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya

menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (hlm. 54).

Bertolak pada pendapat di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar yang

mengutamakan kerja sama diantara siswa-siswa yang didalamnya diharapkan

dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk

mengasah pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan guna

mencapai tujuan pembelajaran dalam kelompok itu sendiri.

d. Elemen-Elemen Dasar Pembelajaran Kooperatif

Beberapa elemen dasar yang dapat membuat pembelajaran kooperatif

lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individual,

Miftahul Huda (2011) menyatakan elemen-elemen tersebut antara lain:

“Interpedensi Positif (Positive Interpedence), interaksi Promotif (Promotive

Interaction), Akuntabilitas Individu (Individual Accountability), Keterampilan

Interpersonal dan Kelompok Kecil (Interpersonal And Small-Group Skills),

Pemrosesan Kelompok (Group Processing)” (hlm 46-59).

1) Interpedensi Positif (Positive Interpedence)

Hal utama yang harus diperhatikan agar pembelajaran kooperatif

berjalan efektif adalah interpedensi / ketergantungan positif (positive

Page 26: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

interpedence); masing-masing anggota kelompok harus meyakini bahwa

mereka “tenggelam dan berenang bersama” (sink or swim together).

Suasana dalam pembelajaran kooperatif, siswa harus bertanggung

jawab pada dua hal: (1) mempelajari materi yang ditugaskan; dan (2)

memastikan bahwa semua anggota kelompoknya juga mempelajari materi

tersebut.

2) Interaksi Promotif (Promotive Interaction)

Interaksi positif (promotive interaction) didefinisikan sebagai suatu

interaksi dalam kelompok dimana setiap anggota saling mendorong dan

membantu anggota lain dalam usaha mereka untuk mencapai,

menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan bersama.

Interaksi promotif ini muncul ketika anggota-anggota kelompok saling

memberikan bantuan yang efektif dan efisien bagi para anggota lain yang

membutuhkan, saling berbagi-tukar dan memproses informasi dan saling

menjaga emosi agar tetap tercipta suasana kelompok yang kondusif dan

nyaman.

3) Akuntabilitas Individu (Individual Accountability)

Salah satu ciri penting dari pembelajaran kooperatif, yakni tanggung

jawab individu (individual accountability). Dalam kelompok kooperatif,

akuntabilitas ini muncul ketika performa setiap anggota dinilai dan

hasilnya diberikan kembali kepada mereka dan kelompoknya. Dari hasil

inilah, setiap anggota (siswa) bisa berefleksi kembali untuk meningkatkan

performanya agar mampu berkontribusi maksimal kepada kelompokya

masing-masing.

4) Keterampilan Interpersonal dan Kelompok Kecil (Interpersonal And

Small-Group Skills)

Mengoordinasi setiap usaha demi mencapai tujuan kelompok, siswa

harus: 1) saling mengerti dan percaya satu sama lain; 2) berkomunikasi

dengan jelas dan tidak ambigu; 3) saling menerima dan mendukung satu

sama lain; dan 4) mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya

melahirkan konflik.

Page 27: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

5) Pemrosesan Kelompok (Group Processing)

Pemrosesan kelompok (group processing) dapat didefinisikan sebagai

refleksi kelompok dalam: 1) mendeskripsikan tindakan apa saja yang

membantu dan tidak terlalu membantu; dan 2) membuat keputusan tentang

tindakan apa saja yang dapat dilanjutkan atau perlu diubah. Tujuan

pemrosesan kelompok adalah mengklarifikasikna dan meningkatkan

efektifitas kerja sama antaranggota untuk mencapai tujuan kelompok.

e. Aspek-Aspek Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif tentunya ada yang namanya aspek-aspek

pembelajaran kooperatif, Miftahul Huda (2011) menjelaskan aspek-aspek

dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan : Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil dan

diminta untuk (a) mempelajari materi tertentu dan (b) saling memastikan

semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut.

2) Level kooperatif : Kerja sama dapat diterapkan dalam level kelas (dengan

cara memastikan bahwa semua siswa di ruang kelas benar-benar

mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah (dengan cara

memastikan bahwa semua siswa di sekolah benar-benar mengalami

kemajuan secara akademik).

3) Pola interaksi: Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antarsatu sama

lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain, saling

menjelaskan cara menyelesaikan tugas pembelajaran, saling menyimak

penjelasan masing-masing, saling mendorong untuk bekerja keras, dan

saling memberikan bantuan akademik jika ada yang membutuhkan. Pola

interaksi ini muncul di dalam dan di antara kelompok-kelompok

kooperatif.

4) Evaluasi: Sistem evaluasi didasarkan pada criteria tertentu. Penekanannya

biasanya terletak pada pembelajaran dan kemajuan akademik setiap

individu siswa bisa pula difokuskan pada setiap kelompok, semua siswa,

ataupun sekolah. (hlm. 78).

f. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif

secara umum yang dijelaskan secara operasional oleh Miftahul Huda (2011)

yaitu :

Memilih metode, teknik, dan struktur pembelajaran kooperatif, Menata

ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif, Merangking siswa,

Menentukan jumlah kelompok, Membentuk kelompok-kelompok,

Page 28: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Merancang “team building” untuk setiap kelompok,

Mempresentasikan materi pembelajaran, Membagikan lembar kerja

siswa, Menugaskan siswa mengerjakan kuis secara mandiri, Menilai

dan menskor kuis siswa., Memberi penghargaan pada kelompok,

Mengevaluasi perilaku-perilaku (anggota) kelompok (hlm. 162).

1) Memilih metode, teknik, dan struktur pembelajaran kooperatif.

Tiga prasyarat utama dalam memilih metode, teknik, dan struktur

pembelajaran kooperatif: (1) pemahaman praktis dan konseptual atas

setiap prosedur yang memerinci pelaksanaan metode dan teknik tersebut;

(2) sifat materi / unit pembelajaran yang sesuai dengan metode dan teknik

yang dipilih; dan (3) karakteristik dan kemampuan siswa yang hendak

ditugaskan untuk belajar kooperatif dengan metode dan teknik tersebut.

2) Menata ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif.

Ruang kelas hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa

dapat melihat ke papan tulis, melihat guru, melihat anggota-anggota satu

kelompoknya, dan melihat kelompok-kelompok yang lain. Setiap

kelompok bisa berdekatan, namun tetap perlu dijaga dan dikontrol agar

tidak mengganggu kelompok-kelompok yang lain.

3) Merangking siswa.

Menggunakan hasil rangking atau nilai ujian yang diperoleh mereka pada

semester / kelas sebelumnya bisa jadi efektif, tetapi melakukan penilaian

secara pribadi terkadang jauh lebih efisien karena rangking/ nilai ujian

pada semester / kelas sebelumnya belum tentu benar-benar sesuai dengan

kemampuan siswa pada materi pelajaran tertentu.

4) Menentukan jumlah kelompok.

Apabila memungkinkan, setiap kelompok sebaiknya terdiri dari 4 anggota.

Siswa SD akan lebih baik jika menggunakan kelompok berpasangan (2

orang anggota).

5) Membentuk kelompok-kelompok.

Menjaga keseimbangan antarmasing-masing kelompok, yaitu : (1) terdiri

dari anggota yang berkemampuan rendah, sedang/ rata-rata, dan tinggi; (2)

terdiri dari anggota yang berasal dari etnis dan ras yang berbeda-beda , dan

Page 29: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

jika memungkinkan; (3) terdiri dari anggota laki-laki dan anggota

perempuan dengan jumlah yang seimbang.

6) Merancang “team building” untuk setiap kelompok.

Aktivitas ini berarti bahwa setiap kelompok harus membangun rasa

kebersamaan yang kuat di antara anggota-anggotanya. Kebersamaan dan

rasa saling peduli antarsatu anggota dengan anggota yang lain akan turut

menentukan kesuksesan kelompok mereka mencapai tujuannya, yang serta

merta juga akan meningkatkan efektifitas pembelajaran kooperatif di

ruang kelas.

7) Mempresentasikan materi pembelajaran.

Guru diharapkan benar-benar menyajikan materi pembelajaran sejelas dan

seringkas mungkin kepada siswa. Pada saat presentasi ini berlangsung,

siswa harus benar-benar memperhatikannya karena hal tersebut akan

membantu mereka mengerjakan kuis.

8) Membagikan lembar kerja siswa.

Guru juga perlu merancang lembar kerja untuk setiap kelompok. Lembar

kerja ini biasanya berisi 3 hal: 1) alat dan bahan yang diperlukan; 2)

kegiatan; dan 3) soal-soal diskusi.

9) Menugaskan siswa mengerjakan kuis secara mandiri.

Setelah presentasi kelas dan diskusi kelompok, masing-masing anggota/

siswa diberi kuis. Mereka diminta untuk mengerjakan kuis itu secara

individu, tanpa bantuan dari anggota yang lain. Kuis berbentuk butir-butir

soal yang nantinya bisa diskor dan dihitung.

10) Menilai dan menskor kuis siswa.

Dua skor yang biasanya terdapat dalam pembelajaran kooperatif, yaitu

skor dasar dan skor kemajuan. Skor dasar diperoleh pada hari pertama

pertemuan. Pada hari pertama, guru bisa menerapkan beberapa kuis untuk

mengetahui skor dasar siswa. Skor dasar ini akan berubah/ tetap

berdasarkan hasil kuis yang dilalui siswa pada pertemuan berikutnya.

Perubahan skor dasar ke skor yang baru inilah yang disebut dengan skor

Page 30: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kemajuan. Baik skor dasar maupun skor kemajuan ini diperoleh dari hasil

jawaban siswa atas kuis-kuis tersebut.

11) Memberi penghargaan pada kelompok.

Kelompok yang anggota-anggotanya mampu menunjukkan peningkatan

performa akademik dan mampu meningkatkan skor kuis mereka dari

sebelumnya, harus mendapatkan apresiasi berupa penghargaan atau

sejenisnya.

12) Mengevaluasi perilaku-perilaku (anggota) kelompok.

Tahap terakhir dari serangkaian langkah penerapan pembelajaran

kooperatif di ruang kelas adalah evaluasi. Salah satu strategi untuk

mewujudkan pembelajaran kooperatif yang berkelanjutan ini adalah

dengan mengajak siswa untuk berefleksi-diri tentang hal-hal apa saja yang

telah mereka lalui dan kerjakan selama ini.

Guru dapat melaksanakan evaluasi ini setiap kali menjelang akhir

pertemuan, atau dua minggu sekali.

g. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional

(Konvensional).

Perbedaan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran tradisional

menurut Sugiyanto (2008) adalah sebagai berikut.

Page 31: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran

Tradisional (Konvensional)

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional

Adanya saling ketergantungan positif,

saling membantu, dan saling

memberikan motivasi.

Guru sering membiarkan adanya siswa

yang mendominasi kelompok atau

menggantungkan diri pada kelompok.

Adanya akuntabilitas individual yang

mengukur penguasaan materi

pelajaran tiap anggota kelompok.

Akuntabilitas individual sering diabaikan

sehingga tugas-tugas sering diborong oleh

salah seorang anggota kelompok

sedangkan yang lain hanya pasif saja.

Kelompok belajar heterogen, baik

dalam kemampuan akademis, jenis

kelamin, ras, etnik dan sebagainya.

Kelompok belajar biasanya heterogen.

Pimpinan kelompok dipilih secara

demokratis atau bergilir agar setiap

anggota kelompok mendapat

pengalaman.

Pimpinan kelompok sering ditentukan

oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk

memilih pemimpinnya denan cara asing-

masing.

Keterampilan sosial yang diperlukan

dalam kerja gotong royong seperti

kepemimpinan, berkomunikasi, dan

mengelola konflik secara langsung.

Keterampilan sosial sering tidak diajarkan

secara langsung.

Pada saat belajar kooperatif

berlangsung, guru terus melakukan

pemantauan melalui observasi dan

melakukan intervensi jika terjadi

masalah dalam kerja sama kelompok.

Pemantauan melalui observasi dan

intervensi sering dlakukan guru pada saat

belajar kelompok sedang berlangsung.

Penekanan tidak hanya pada

penyelesaian tugas tetapi juga

hubungan interpersonal.

Penekanan sering hanya pada

terselesainya tugas. (hlm. 39)

h. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif

Keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto

(2008), diantaranya adalah:

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,

ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.

3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial

dan komitmen.

5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa

dewasa.

Page 32: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

7) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.

8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari

berbagai perspektif.

10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang

dirasakan lebih baik.

11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas

sosial,agama, dan orientasi tugas (hlm. 41-42)

i. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A Teacher Here

Pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here adalah

salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif yang

mudah diterapkan, yang mana pembelajaran ini melibatkan aktivitas seluruh

siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya. Pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here

memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan

tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

Metode Everyone Is A Teacher Here menurut Agus Suprijono (2009)

mengemukakan bahwa “metode Everyone Is A Teacher Here (setiap orang

adalah guru) merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara

keseluruhan maupun individual. Metode ini memberi kesempatan kepada

setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya” (hlm. 110).

Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here menurut seorang ahli

pendidikan dari Amerika, William Anyers yang dikutip oleh Antoni Lamini

(2008), menyatakan bahwa:

Guru yang paling baik dari sepuluh mitos guru yang baik adalah guru

yang mampu menciptakan keasyikan siswa dalam belajar. Penjabaran

dari ide tersebut secara teknis dilakukan dengan tehnik pembelajaran

Everyone Is A Teacher Here ( semua orang adalah guru), karena

pembelajran Everyone Is A Teacher Here ( semua orang adalah guru)

adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat

belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan

pembelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi, untuk

mengembangkan interaksi pembelajaran siswa dilakukan dengan siswa

menulis pertanyaan di kartu indeks dan mempersiapkan jawabannya,

dan berkomunikasi karena dengan berkomunikasi pembelajaran dititik

Page 33: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

beratkan pada hubungan antar individu dan sumber belajar yang lain

dan berorientasi pada kemampuan individu untuk berhubungan dengan

sumber belajar tersebut. Tehnik pembelajaran ini memotivasi semua

siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar

temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama,

serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat (2005).

Melvin L. Siberman (2001) mendefinisikan Everyone Is A Teacher

Here adalah sebagai berikut.

Everyone Is A Teacher Here ( setiap peserta didik adalah pengajar)

merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi

kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini

memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak

sebagai “Pengajar” terhadap peserta didik lain (hlm. 163).

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa metode Everyone Is A Teacher Here merupakan cara tepat untuk

mendapatkan partisipasi kelas dan bertujuan untuk menjadikan peserta didik

sebagai pengajar terhadap peserta didik lainnnya dan untuk meningkatkan

proses pembelajaran siswa yang meliputi aspek kemampuan mengemukakan

pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan

pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan,

kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.

j. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A

Teacher Here

Agus Suprijono (2009) langkah-langkah pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut.

1) Bagikan secarik kertas/ kartu indeks kepada seluruh peserta didik.

2) Setiap peserta didik diminta menuliskan satu pertanyaan mengenai

materi pembelajaran yang sedang dipelajari di kelas (misalnya

tugas membaca) atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan

di dalam kelas.

3) Kumpukan kertas, acak kertas tersebut yang kemudian bagikan

kepada setiap peserta didik.

4) Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang

ditulis sendiri.

5) Mintalah kepada peserta didik untuk membaca dalam hati

pertanyaan pada kertas tersebut kemudian mintalah kepada mereka

memikirkan jawabannya.

Page 34: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

6) Mintalah kepada peserta didik secara sukarela membacakan

pertanyaan dan menjawabnya.

7) Setelah jawaban diberikan, mintalah kepada peserta didik lainnya

untuk menambahkan.

8) Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya (hlm. 110)

Melvin L. Siberman (2001) prosedur pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut.

1) Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para

peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tenang

materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik

khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.

2) Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa.

Mintalah siswa membaca membaca diam-diam pertanyaan atau

topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.

3) Panggillah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu

yang mereka dapat dan memberi respon.

4) Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas untuk

menambahkan apa yang telah disumbang sukarelawan.

5) Lanjutkan selama masih ada sukarelawan (hlm. 163-164).

VARIASI

1. Pegang kartu yang anda kumpulkan, bentuklah sebuah panel responden.

Baca setiap kartu dan ajaklah diskusi. Putarlah anggota panel secara

berkala.

2. Mintalah peserta didik menulis sebuah opini atau observasi yang mereka

miliki pada kartu tentang materi pelajaran. Mintalah peserta lain setuju

atau tidak dengan opini atau observasi tersebut.

Berdasarkan macam-macam prosedur pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here di atas, maka peneliti akan menggunakan

prosedur pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here

menurut Agus Suprijono untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Prosedur

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here menurut Agus

Suprijono sangat mudah dipahami dan diterapkan dalam proses belajar

mengajar.

Page 35: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Hakekat Pemahaman Konsep Energi Alternatif

a. Pengertian Pemahaman Konsep

Sardiman (2011) pemahaman atau comprehension dapat diartikan

sebagai berikut.

Pemahaman atau comprehension yaitu menguasai sesuatu dengan

pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna

dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya,

sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi.

Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir

dari setiap belajar. Comprehension atau pemahaman, memiliki arti

yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada

proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap tidak akan

bermakna. Comprehension/pemahaman, tidak sekadar tahu, tetapi juga

menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan

yang telah dipahami. Comprehension bersifat dinamis. Dengan ini

diharapkan, pemahaman akan bersifat kreatif. Ia akan menghasilkan

imajinasi dan pikiran yang tenang (hlm. 42-44).

Nana Sudjana (2010) menyatakan ada tiga macam pemahaman yang

berlaku umum, antara lain yaitu:

Pertama pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami

makna yang terkandung di dalamnya. Kedua, pemahaman penafsiran,

misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda,

dll. Dan yang ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi, yakni

kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat,

meramalkan sesuatu, dll (hlm. 51).

W.S. Winkel (1999) mengartikan pemahaman adalah sebagai berikut.

Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti

dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam

menguraikan isi pokok dari suatu bacaan; mengubah data yang

disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus

matematika ke dalam bentuk kata-kata; membuat perkiraan tentang

kecenderungan yang Nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik

(hlm. 246).

JS. Sukardjo, dkk (2005) menyatakan bahwa “konsep sebagai ide/

gagasan yang diabtraksikan atau digeneralisasikan dari pengalaman” (hlm. 10).

Menurut W.S. Winkel (1999) pengertian konsep adalah:

Satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri

yang sama. Orang yang mewakili konsep itu; mampu mengadaan

abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek

Page 36: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

ditempatkan dalam golongan tertentu (klarifikasi). Objek-objek

dihadirkan dalam kesadaran orang, dalam bentuk suatu representasi

mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam

bentuk suatu kata yang mewakili konsep itu; jadi lambang mental

(konsep) dituangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa) (hlm. :

100).

Selanjutnya, pendapat dari Sumiati (2008) bahwa “konsep adalah hasil

penyimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama

pada hal tersebut. Konsep adakalanya berkaitan dengan sesuatu objek, sesuatu

peristiwa, atau berkaitan dengan manusia” (hlm. 56).

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap makna dan arti dari bahan

yang dipelajari, sehingga dapat membantu menyederhanakan dan meringkas

informasi yang dikelompokkan ke dalam objek, kejadian dan karakteristik

berdasarkan ciri atau bentuk kelompok umum dan sering terjadi.

b. Pengertian Energi Alternatif

Pengertian energi alternatif merupakan istilah yang digunakan untuk

semua energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar

konvensional. Ini merujuk pada teknologi untuk menghasilkan bahan bakar

selain fosil atau minyak bumi. Ini diperlukan mengingat minyak bumi

merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

Danang Prasetyo, dkk (2011) menyatakan bahwa “energi alternatif

adalah energi yang bukan berasal dari bahan bakar fosil. Sesungguhnya alam

menyediakan berbagai energi alternatif yang tidak akan habis. Energi

alternatif biasanya dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan bahan bakar”

(hlm. 22).

Pengertian energi alternatif menurut S. Rositawaty, dkk bahwa “energi

alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak

Bumi. Energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah energi matahari,

energi angin, energi air terjun, dan panas bumi” (2008: 138).

Budi Wahyono, dkk (2008) menjelaskan “bahan bakar fosil (minyak

bumi) merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu,

Page 37: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kita membutuhkan sumber energi yang lain (alternatif) untuk memenuhi

kebutuhan kita. Saat ini, para ilmuwan berusaha memanfaatkan sumber energi

alternatif yang jumlahnya tidak terbatas (tidak cepat habis) dan bersih (tidak

menimbulkan polusi)” (hlm. 101).

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

energi alternatif merupakan energi pengganti daripada energi yang sering kita

gunakan dan termasuk kedalam energi yang tidak dapat diperbaharui.

c. Sumber Energi Alternatif

1. Sumber Energi Alternatif Untuk Pembangkit Listrik

1) Energi Matahari

S. Rositawaty, dkk (2008) matahari merupakan sumber energi utama

bagi Bumi. Jika tidak ada matahari, kehidupan akan musnah” (hlm. 138).

Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat manfaat matahari. Padi yang baru

dipanen dikeringkan menggunakan matahari. Ibu mengeringkan pakaian

dengan memanfaatkan matahari.

Gordo Mikrodo, dkk “energi matahari atau energi surya merupakan

salah satu sumber energi yang tak akan habis. Energi matahari membuat

kehidupan dibumi dapat terus berjalan. Energi matahari menjadi sumber

energi utama dan terbesar bagi bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan tidak

dapat hidup jika energi matahari tidak ada” (2008: 111).

Manusia memanfaatkan energi matahari untuk berbagai keperluan.

Misalnya, kita dapat menjemur pakaian di panas matahari. Petani

mengeringkan padi hasil panen. Demikian pula, petani garam membuat garam

di sekitar pantai. Energi surya juga banyak dimanfaatkan di daerah beriklim

dingin untuk sumber energi pemanas air dan pemanas ruangan.

Melalui peralatan canggih, energi matahari dapat diubah menjadi

energi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari

menjadi energi listrik seperti pada.

Sel-sel surya ini dapat mengubah energi radiasi sinar matahari menjadi

energi kalor (panas). Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk

Page 38: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

memanaskan ruangan, memanaskan air, dan keperluan lain. Pada saat ini, sel-

sel surya sudah biasa dijumpai di atap-atap rumah, rumah sakit, dan hotel di

Jakarta. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan energi ini

adalah matahari tidak selalu bersinar terang sepanjang hari.

Danang Prasetyo, dkk “sel surya dibuat dari silikon tipis. Bagian atas

lembaran itu dibuat dari silikon yang sedikit berbeda dengan bagian bawah

lembaran. Saat ini sel surya mulai digunakan sebagai sumber listrik di rumah-

rumah dan lampu lalu lintas” (2011: 22).

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa energi matahari merupakan

sumber energi terbesar bagi kehidupan manusia dan tidak akan habis.

2) Energi Angin

Budi wahyono (2008) “angin adalah sumber energi alternatif yang

murah dan tidak mengakibatkan polusi” (hlm. 103). Energi angin juga dapat

dipakai pada kincir angin yang menghasilkan listrik. Baling-baling pada kincir

angin akan berputar cepat apabila ada angin besar yang bertiup. Putaran ini

dapat menggerakkan turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi

angin dapat dijadikan sumber pembangkit energi listrik.

Negara Belanda, kincir angin digunakan untuk memompa air guna

mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga dibangun di tempat-tempat

yang rawan banjir, untuk memompa air. Karena banyaknya kincir angin di

negara Belanda, sampai negara tersebut di juluki negara Kincir Angin.

Demikian juga di Jepang, mereka memanfaatkan angin untuk berbagai

keperluan.

Heri Sulistyanto (2008) “angin merupakan sumber energi alternatif

yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Adanya angin

menyebabkan kincir angin dapat berputar dan menggerakkan generator yang

ada di dalamnya sehingga menghasilkan energi listrik” (hlm. 133)

Danang Prasetyo, dkk (2011) “saat ini tenaga angin dimanfaatkan

untuk menghasilkan listrik” (hlm. : 22). Alat yang menghasilkan listrik dari

tenaga angin ini disebut aerogenerator. Generator ini pada umumnya

Page 39: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

berbentuk menara. Pada puncak menara dipasang kincir atau baling-baling.

Baling-baling berputar saat diterpa angin. Panjang baling-baling ada yang

mencapai 20 meter. Perputaran baling-baling inilah yang menyebabkan

generator menghasilkan listrik.

Gordo Mikrodo, dkk (2008) “angin adalah salah satu sumber energi

yang memiliki kekuatan yang besar” (hlm. 110). Angin dapat merusak dan

menghancurkan, misalnya angin gurun, angin topan, dan angin putting beliung.

Akan tetapi, angin juga untuk tujuan-tujuan yang baik. Salah satunya untuk

menggerakkan kincir angin. Angin juga dimnafaatkan untuk memutar baling-

baling yang dihubungkan dengan generator. Putaran generator menghasilkan

energi listrik.

Manfaat kincir angin untuk kebutuhan kecil yaitu untuk menggerakkan

mesin penggiling padi dan memompa air. Manfaat kincir angin yang lebih

besar, yiatu dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

Energi angin juga dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahraga,

misalnya laying gantung dan perahu layar.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa energi angin adalah sumber energi alternatif yang murah

dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

3) Energi Air

Sebagian wilayah Indonesia merupakan daerah pegunungan. Oleh

karena itu, di Indonesia air terjun banyak ditemukan.

Hery Sulistyanto (2008) bahwa “di daerah pedesaan yang belum

terjangkau oleh listrik, masyarakat memanfaatkan air sebagai sumber energi

listrik” (hlm. 133). Mereka membuat kincir air yang diletakkan di aliran

sungai yang cukup deras. Kincir air ini berfungsi menggerakkan generator

atau turbin yang nantinya dapat menghasilkan listrik.

Daerah yang terpencil, untuk memenuhi energi listrik, dibuat generator

listrik kecil. Generator tersebut digerakkan oleh kincir-kincir air kecil. Satu

generator listrik biasanya mampu mencukupi kebutuhan listrik satu keluarga.

Page 40: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Budi Wahyono (2008) menjelaskan bahwa “air mengalir dari tempat

yang tinggi ke tempat yang lebih rendah” (hlm 102-103). Aliran air yang deras

merupakan sumber energi gerak. Energi ini dapat digunakan untuk

menghasilkan nergi listrik.

S. Rositawaty, dkk (2008) menyatakan bahwa:

Sebagian wilayah Indonesia merupakan daerah pegunungan. Oleh

karena itu, di Indonesia air terjun banyak ditemukan. Air terjun

merupakan salah satu sumber daya energi. Air terjun tersebut dapat

digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga

air disebut PLTA. Jika tenaga air terjun terlalu kecil terlebih dahulu

dibuat bendungan. Kemudian, air akan terkumpul di daerah bendungan.

Setelah itu, air dari bendungan dialirkan untuk memutar turbin.

Putaran turbin tersebut digunakan untuk memutar generator penghasil

listrik (hlm. : 139-140).

Danang Prasetyo, dkk (2011) “aliran air sangant deras merupakan

sumber energi gerak. Energi gerak ini dimanfaatkan untuk menghasilkan

listrik. Aliran air yang makin banyak dan deras menghsilkan listrik” (hlm. 22).

Gordo Mikrodo, dkk (2008: 109) “energi gerak iar bermacam-macam,

ada energi air sungai, energi gerak air bendungan, energi air pasang, dan

energi gelombang air laut” (hlm. 109).

a. Air sungai

Sungai yang mengalir deras memiliki energi yang cukup besar. Manusia

telah menggunakan tenaga gerak air selama ribuan tahun untuk berbagai

keperluan, seperti menggerakkan kincir air sebagai bagian dari mesin

penggiling gandum. Gerakan air sungai juga digunakan untuk memutar

kincir air yang dapat menggerakkan mesin pencuci pakaian dan mesin

lainnya.

b. Air yang dibendung

Pada sebuah pusat PLTA, air yang mengalir harus sangat deras agar dapat

memutar turbin. Air disimpan di balik bendungan atau waduk. Pada saat

pintu bendungan dibuka, air yang sangat deras mengalir melalui

terowongan air. Kemudian, gerakan air memutar trbin generator besar

yang menghasilakan energi listrik.

Page 41: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

c. Air pasang

Energi gerak air yang lain adalah energi pasang laut. Pusat pemanfaatan

energi pasang air laut harus dibangun di tempat yang memiliki perbedaan

pasang naik dan pasang surut yang sangat besar. Misalnya yang terdapat di

Teluk Fundy, Kanada dan di La Rance, Perancis.

d. Gelombang air laut

Gelombang air laut merupakan sumber energi yang cukup besar. Ada

beberapa mesin gelombang. Semua mesin ttersebut menggunakan gerakan

gelombang yang bergerak turun naik untuk memutar turbin sehingga

menhgasilkan tenaga listrik. Mesin yang paling terkenal adalah mesin

Salter Ducks. Mesin tersebut memiliki sebarisan pelampung yang bergerak

turun naik di atas gelombang. Pada saat pelampung-pelampung tersebut

bergerak, mesin tersebut memompa pancaran air yang kuat melalui sebuah

pipa, yang kemudian memutar baling-baling.

Pada stasiun pembangkit listrik tenaga air, air biasanya dibendung

sehingga permukaan lebih tinggi. Air yang dibendung, posisinya jauh lebih

tinggi daripada stasiun pembangkit listriknya. Air yang dibendung ini lalu

dialirkan melalui terowongan yang menurun. Aliran air tersebut memutar

generator. Generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Indonesia

sudah sejak lama memanfaatkan air sebagai sumber energi yang disebut

dengan PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air).

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa energi air merupakan salah

satu sumber energi alternatif yang mempunyai banyak manfaatnya, misalnya

dimanfaatkan sebagai penggerak generator yang nantinya akan menghasilkan

listrik.

4) Panas Bumi ( Geothermal )

Energi alternatif lain yang dapat digunakan adalah panas bumi. Panas

bumi adalah panas yang berasal dari panas yang ada pada inti bumi. Apabila

ada daerah yang pusat buminya dekat dengan permukaan maka panas bumi ini

dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Page 42: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gordo Mikrodo, dkk (2008) “salah satu sumber energi alternatif yang

tak ada habisnya adalah energi panas bumi” (hlm. 112). Pada pusat listrik

tenaga panas bumi dipasang dua pipa. Pipa tersebut dibor masuk ke dalam

batuan panas di dalam tanah. Air dipompa ke dalam tanah melalui pipa

pertama. Air segera diubah menjadi uap oleh batuan yang sangat panas. Uap

yang menyembur ke atas masuk melalui pipa kedua. Kemudian, uap

menggerakkan turbin pada mesin pembangkit listrik yang ada di atas generator

yang bekerja menghasilkan energi listrik.

Selain energi alternatif yang sudah disebutkan di atas ada beberapa

energi alternative lain seperti biogas dan biodiesel.

S. Rositawaty, dkk (2008) “panas bumi juga merupakan sumber energi.

Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik

tenaga panas bumi biasa disebut PLTU. PLTU singkatan dari Pembangkit

Listrik Tenaga Uap” (hlm. : 138).

Proses pengolahan panas bumi menjadi listrik adalah sebagai berikut.

“Uap panas dari dalam bumi dialirkan ke permukaan melalui pipa. Lalu, uap

panas dialirkan ke turbin melalui pipa sehingga turbin berputar”.

Danang Prasetyo, dkk (2011) “bumi tersusun dari lapisan-lapisan.

Pusat bumi terbentuk dari lapisan batuan yang sangat panas. Hal ini

menunjukkan bahwa bumi merupakan sumber energi panas yang sangat besar”

(hlm. 22).

Sumber energi panas ini cukup dekat ke permukaan bumi sehingga

orang memanfaatkan tenaga panas bumi ini ke permukaan sebagai uap air

yang memancar. Air panas ini disebut juga geyser.

Manfaat panas bumi menurut Duane J. Rosa (2009: 30) menyatakan

bahwa “geothermal energy is used for greenhouse cultivation of fruits and

vegetables. The principal industrial uses of high temperature geothermal

energy involve drying applications using flashed steam and/or hot water”

(hlm. 30).

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa energi panas bumi

digunakan untuk budidaya rumah kaca buah-buahan dan sayuran. Penggunaan

Page 43: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

industri utama dari energi panas bumi temperatur tinggi itu melibatkan

aplikasi pengeringan yang menggunakan uap menyala dan / atau air panas.

Tenaga panas bumi digunakan untuk menghasilkan listrik. Air dingin

dari permukaan dipompa dan dialirkan melalui pipa ke dalam tanah hingga ke

lapisan batuan panas. Sata sampai di sana, air langsung mendidih dan berubah

menjadi uap panas. Uap panas ini memutar turbin. Turbin kemudian memutar

generator sehingga listrik dihasilkan. Pembangkit listrik tenaga uap terdapat di

daerah Kamojang, Jawa Barat.

2. Sumber Energi Alternatif Untuk Bahan Bakar

Danang Prasetyo, dkk (2011) saat ini telah dikembangkan beberapa

energi alternatif pengganti minyak bumi, antara lain pemanfaatan energi

matahari, biodiesel, biogas, dan biomassa (hlm. 23). Kendaraan tenaga surya

memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi gerak. Mobil atau

mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar solar dapat diganti dengan

biodiesel, yaitu bahan bakar yang berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan atau

lemak hewan.

Saat ini untuk memasak telah dikembangkan biogas. Biogas

merupakan energi yang dihasilkan dari penguraian bahan organic, seperti

kotoran hewan yang dapat digunakan untuk sumber energi pada kompor.

d. Penggunaan Energi Alternatif

Hery Sulistyanto (2008) “energi alternatif digunakan dengan tujuan

untuk mengatasi apabila sumber energi utama habis karena tidak dapat

diperbaharui” (hlm. 136). Energi alternatif memiliki beberapa keuntungan

dibandingkan dengan sumber energi utama, diantaranya adalah sebagai

berikut:

1) Tidak akan habis karena berasal dari matahari dan sumber daya

alam lain yang dapat diperbaharui.

2) Energi yang dihasilkan sangat besar.

3) Harga relatif murah dan dijangkau oleh seluruh masyarakat.

4) Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan apabila digunakan.

Page 44: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Danang Prasetyo, dkk segala sesuatu di bumi pasti memiliki

keuntungan dan kerugian. Begitu juga dalam pemanfaatan sumber energi

alternatif.

Keuntungan penggunaan sumber energi seperti berikut ini.

1) Sumber energi alternatif dapat terus digunakan karena tidak akan

habis. Matahari, air, angin, dan panas bumi terus memberikan

energinya sepanjang masa.

2) Energi yang dihasilkan oleh sumber energi alternatif sangant besar.

3) Energi alternatif tidak mencemari lingkungan karena tidak

menghasilkan zat-zat buangan ke lingkungan.

Kesulitan dalam pemanfaatan energi alternatif antara lain sebagai

berikut.

1) Dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk dapat memanfaatkan

energi alternatif. Misalnya, untuk membuat stasiun PLTA perlu

dibuat bendungan besar lebih dulu. Hal ini tentu membutuhkan

biaya besar.

2) Dibutuhkan teknologi tinggi untuk mengubah energi alternatif

menjadi bentuk energi yang dapat digunakan. Misalnya, para ahli

harus dapat membuat alat yang dapat menembus batuan panas di

pusat bumi. Padahal, suhu yang tinggi dapat membakar pipa

pengebor.

3) Tersedianya energi alternatif dipengaruhi oleh musim. Saat musim

kemarau panjang, misalnya, volume air bendungan menyusut.

Akibatnya, energi listrik yang dihasilkan juga berkurang (2011: 22).

B. Penelitian Yang Relevan

Dewi Sri Utami dalam skripsinya yang berjudul : Penerapan Strategi

Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas IV SD Negeri Kedawung 1 Tahun

2010/2011. Hasil penelitian tindakan kelas sebelum diberikan tindakan kelas, nilai

KKM siswa hanya sebesar 59,11%, siklus I sebesar 62,04%, siklus II sebesar

Page 45: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

65,83% dan pada siklus III sebesar 71,02%. Hasil analisis tampak bahwa

pembelajaran IPS dengan metode Everyone Is A Teacher Here berpengaruh

positif terhadap pembelajaran. Hal ini berarti penggunaan metode Everyone Is A

Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Persamaan dengan

penelitian ini terletak pada variabel bebas yaitu penggunaan metode Everyone Is A

Teacher Here. Perbedaannya, penelitian tersebut dengan variabel terikat hasil

belajar IPS siswa sedangkan penelitian ini dengan variabel terikat pemahaman

konsep siswa dalam materi energi alternatif.

Selanjutnya, Unin Wijayanti dalam skripsinya yang berjudul : Upaya

Peningkatan Pemahaman Konsep Tentang Lapisan Bumi Melalui Media Visual

Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN Sidomulyo Tahun Pelajaran 2009/

2010. Hasil penelitian tindakan kelas ini pada siklus I siswa yang mendapat nilai

minimal 65 ada 14 siswa (83,33%) dari 18 siswa dan siklus II mengalami

prosentase kenaikan 33,33%. Hasil analisis tampak bahwa pembelajaran IPA

lapisan bumi dengan media visual berpengaruh positif terhadap pembelajaran. Hal

ini berarti penggunaan media visual dapat meningkatkan pemahaman konsep

tentang lapisan bumi siswa. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel

bebas yaitu penggunaan media visual, sedangkan penelitian ini dengan variabel

bebas penggunaan metode Everyone Is A Teacher Here. Persamaannya, penelitian

tersebut dengan variabel terikat pemahaman konsep siswa.

C. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan

masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini

digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul

penelitian yang diambil, yaitu “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif

Metode Everyone Is A Teacher Here untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep

Energi Alternatif Siswa Kelas IV SDN 3 Karangmojo Tahun Ajaran 2011/2012.”

Saat kondisi awal pemahaman konsep energi alternatif siswa kelas IV

SDN 3 Karangmojo tergolong masih rendah, hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor, diantaranya: (1) Materi pelajaran IPA sangat banyak dan pelajaran IPA

merupakan pelajaran yang berlatar belakang menghafal sehingga membuat peserta

Page 46: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

didik merasa jenuh dan menganggapnya sebagai momok; (2) Guru dalam

melakukan pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran yang biasa,

belum menggunakan metode yang secara maksimal sehingga pembelajaran yang

dilakukan masih kurang bermakna.

Berdasarkan latar belakang di atas, untuk menanggulangi hal tersebut

diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan

pemahaman konsep energi alternatif yaitu metode Everyone Is A Teacher Here.

Penggunaan metode Everyone Is A Teacher Here dalam pembelajaran energi

alternatif akan memberikan kesempatan peserta didik untuk mendapat materi

energi alternatif yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Selain itu,

pembelajaran IPA dengan metode Everyone Is A Teacher Here juga dapat

memberikan motivasi yang lebih tinggi karena selalu dikaitkan dengan

kesenangan, permainan, dan kreativitas. Manfaat penggunaan metode Everyone Is

A Teacher Here, diantaranya: (1) Mampu mengemukakan pendapat melalui

tulisan dan menyatakannya di depan kelas; (2) Siswa lain yang berani

mengemukakan pendapat dan menyatakan kesalahan jawaban dari kelompok lain

yang disanggah; dan (3) Terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian

pada masalah yang dikaji.

Pada kondisi akhir diharapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep

energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo yang dapat digambarkan

dalam kerangka pemikiran pada gambar 2.1 sebagai berikut.

Page 47: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher

Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif siswa kelas IV

SD Negeri 3 Karangmojo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar

Tahun Ajaran 2011/2012.

KONDISI

AWAL

KONDISI

AKHIR

TINDAKAN

Guru : pembelajaran

masih konvensional

belum menggunakan

metode pembelajaran

Melalui model

pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A

Teacher Here diduga dapat

meningkatkan pemahaman

konsep siswa SDN 3

Karangmojo.

Melaui PTK

Peneliti kolaborasi

dengan guru

menggunakan

Metode Everyone

Is A Teacher Here

dalam proses

pembelajaran

untuk

meningkatka

pemahaman

konsep anak.

Siswa : pemahaman

konsep energi alternatif

rendah.

Siklus I :

Pemahaman konsep

meningkat 70 %.

Siklus II :

Pemahaman konsep

meningkat 75 %.

Siklus III :

Pemahaman konsep

meningkat 80 %.

1. Perencanaan

2. Tindakan

3. Observasi

4. Refleksi

Proses dan suasana pembelajaran lebih

aktif. Siswa sudah berani mengemukakan

pendapatnya sendiri.

Page 48: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2. Mendiskripsikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here dalam meningkatkan pemahaman konsep energi

alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.

Page 49: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 03 Karangmojo yang

berada di Dusun Ngablak Desa Karangmojo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar. Alasan pemilihan SD 03 Karangmojo sebagai tempat penelitian

adalah karena letaknya tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal peneliti sehingga

lebih mudah dalam pelaksanaan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama 5 bulan, dari tahap

persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan, yakni mulai bulan Februari

sampai dengan Juni 2012. Dengan rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian

dapat dilihat pada tabel pada halaman lampiran.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo

Dukuh Ngablak Desa Karangmojo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa yang diteliti adalah 22 yang

terdiri dari 6 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Sedangkan guru yang

dijadikan subjek penelitian adalah guru kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research). I G A K Wardani, dkk (2007) “penelitian tindakan kelas merupakan

terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action Research yang

dilakukan dikelas (hlm. 1.3).

Page 50: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Daryanto (2011) menyatakan bahwa “PTK adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan

untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar

siswa dapat ditingkatkan” (hlm. 4).

Suharsimi Arikunto, dkk (2011) menyatakan bahwa “penelitian tindakan

kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru

yang dilakukan oleh siswa” (hlm. 3)

2. Strategi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan strategi model siklus. Menurut

I G A K Wardhani (2007) “langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan

dilakukan melalui empat tahap, yaitu: merencanaan, melakukan tindakan,

mengamati, dan melakukan refleksi” (hlm. 2.3).

Tahapan-tahapan dalam siklus/daur menurut Daryanto (2011) “membagi

silkus/daur dalam PTK meliputi 4 tahap, yaitu perecanaan (planning),

pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara

jelas langkah-langkah tersebut dapat digambarkan pada (Gambar 3.1) (hlm. 21).

Gambar 3.1. Tahap-Tahap dalam PTK

D. Sumber Data

Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau

informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data

kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi:

Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Pelaksanaan

Page 51: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

1. Sumber data primer diantaranya: siswa, guru, dan pihak lain yang terkait.

2. Sumber data sekunder diantaranya: kajian dokumen, hasil observasi, hasil

wawancara, dan tes.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi

observasi, wawancara, kajian dokumen, dan tes.

1. Observasi

I G A K Wardhani (2007) “observasi adalah pengamatan dengan

tujuan tertentu” (hlm. 2.23). Observasi ini digunakan untuk mendapatkan

informasi tentang : pelaksanaan KBM, letak geografis, kondisi siswa dan

masyarakat sekitar sekolah SD Negeri 3 Karangmojo Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karanganyar.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi

langsung. Observasi terhadap guru kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo

difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran

pemahaman konsep energi alternatif. Sementara itu, observasi langsung

terhadap siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo difokuskan pada

pengamatan perilaku siswa selama proses pembelajaran.

2. Wawancara

I G A K Wardhani (2007) “wawancara dapat dilakukan untuk

mengungkap pendapat siswa tentang pembelajaran” (hlm. 2.30). Wawancara

dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara terhadap guru yang bertujuan

menggali informasi guna memperoleh data yang berkaitan dengan pemahaman

konsep energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo sebelum dan

sesudah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here.

3. Tes

Endang Poerwanti, dkk (2009) menjelaskan “tes adalah seperangkat

tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab

oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya

Page 52: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan

pengajaran tertentu” (hlm. 1-5).

Tes ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman konsep dalam

pembelajaran IPA energi alternatif. Hasil tes ini akan digunakan sebagai acuan

direncanakannya kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki

proses pembelajaran.

4. Kajian Dokumen

I G A K Wardhani (2007) “dokumentasi seperti hasil belajar siswa,

yang dapat berupa tugas, hasil latihan, atau ulangan dapat dimanfaatkan

sebagai data yang dapat member informasi tentang kualitas perbaikan”

(hlm. 2.30).

Data dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh berbagai arsip

atau data berupa Silabus IPA kelas IV, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), foto kegiatan pembelajaran, serta daftar nilai pemahaman konsep siswa

kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo sebelum dan sesudah menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here.

F. Validitas Data

Lexy J. Moleong (1994) menyatakan bahwa validitas data adalah sebagai

berikut.

Data yang telah berhasil dikumpulkan dalam penelitian harus diusahakan

kemantapan dan kebenarannya. Guna menjamin dan mengembangkan

validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik

trianggulasi. Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (hlm. 178).

Triangulasi yang digunakan yaitu:

1) Triangulasi sumber data

Triangulasi sumber data yaitu teknik yang digunakan untuk menguji

kebenaran data yang diperoleh dengan cara membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang sudah diperoleh melalui

berbagai sumber yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data

berupa nilai Preetest siswa kelas IV, data wawancara yang dilakukan oleh

Page 53: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

guru kelas IV dan siswa kelas IV, dan lembar observasi pada proses

pembelajaran, serta daftar nilai siklus I, II, dan III.

2) Triangulasi metode

Jenis triangulasi ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis

tetapi menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi

yang kemudian dilakukan wawancara yang mendalam dari guru kelas IV dan

siswa kelas IV, serta metode dokumentasi siswa kelas IV SDN 3 Karangmojo.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sarwiji Suwandi (2010) menyatakan bahwa “teknik analisis yang

digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara

lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan

teknik analisis kritis” (hlm. 61).

Penjelasan :

1. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni

dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil

sebelum penelitian dengan hasil pada akhir pada setiap siklus. Misalnya :

membandingkan rerata nilai pemahaman konsep siswa pada kondisi sebelum

tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan seterusnya.

2. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis

mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja

siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif

yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada.

Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan

tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data

dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data.

Sedangkan “teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model analisis interaktif” (Milles & Huberman. 2009: 15-21). Model

analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:

Page 54: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berikut

penjelasan alur kegiatan analisis interaktif:

1) Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk

analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang

tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

2) Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Penyajian data yang digunakan dapat berupa: berbagai jenis matriks, grafik,

jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi

yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan

demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan

menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah

melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai

sesuatu yang mungkin berguna.

3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan merupakan tinjauan ulang secara utuh seperti yang diungkapkan

Milles & Huberman (2009) bahwa “setelah data-data direduksi, disajikan

langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan. Data-data yang

telah didapatkan dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan

kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-

kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung” (hlm. 19).

Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan

penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan

atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan

validitasnya.

Page 55: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu kesatuan yang jalin-menjalin pada

saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,

untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan

data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Oleh karena itu, penelitian ini

sifatnya kualitatif maka diberlakukan adanya objektifitas, subjektivitas, dan

kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah

dipahami bagi para pembaca secara mendalam.

Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut

dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Gambar 3.2. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

Berdasarkan bagan diatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian

ini adalah:

a. Melakukan analisis awal, apabila data yang didapat di kelas sudah cukup.

b. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik

yang berguna untuk penelitian selanjutnya.

c. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.

d. Melakukan pengayaan data apabila dalam persiapan analisis ternyata

ditemukan data yang kurang lengkap.

e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

f. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam

laporan akhir penelitian.

Pengumpulan Data

(Data Collection)

Reduksi Data

(Data Reduction)

Penyajian Data

(Data Display)

Penarikan

Kesimpulan/Verifikasi

Page 56: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

H. Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan merupakan pedoman yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian

(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Capaian target yang diharapkan pada siklus pertama

dan sampai seterusnya adalah ≥ 25 siswa yang tuntas (mendapat nilai ≥ 68) atau

90% dari jumlah siswa kelas IV. Apabila dalam kelas IV SD Negeri 3

Karangmojo hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan

terus dilakukan sampai hasil tersebut dicapai dan apabila angka tersebut sudah

tercapai pada siklus pertama maka tetap perlu dilakukan refleksi penyebab

terjadinya dan dilanjutkan siklus kedua berdasarkan refleksi dari siklus pertama,

dan apabila angka tersebut sudah tercapai pada siklus kedua maka tetap perlu

dilakukan refleksi penyebab terjadinya dan dilanjutkan siklus ketiga berdasarkan

refleksi dari siklus kedua.

I. Prosedur Penelitian

Suharsimi Arikunto,dkk (2011 : 74) prosedur penelitian ini terdiri atas

rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan

utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c)

pengamatan, dan (d) refleksi, yang dapat digambarkan pada gambar 3.3 sebagai

berikut :

Page 57: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Gambar 3.3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai

berikut :

1. Tahap Perencanaan atau Persiapan

Merancang skenario pembelajaran IPA. Sebelum merancang skenario

pembelajaran IPA, tahap sebelumnya adalah mengumpulkan data yang diperlukan

melalui tekis tes, observasi, dan wawancara. Kemudian merancang pembelajaran

untuk meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif yaitu langkah-

langkahnya sebagai berikut:

a. Permintaan izin kepada kepala sekolah.

b. Observasi dan wawancara. Kegiatan ini telah dilakukan untuk mendapatkan

gambaran awal tentang Sekolah Dasar dan kelas yang akan diteliti secara

keseluruhan.

permasalahan Perencanaan

tindakan I

Pelaksanaan

tindakan I

Pengamatan/

pengumpulan data I

Permasalahan

baru hasil

refleksi

Perencanaan

tindakan II

Pelaksanaan

tindakan II

Pengamatan/

pengumpulan data II Refleksi II

Apabila permasalahan

belum terselesaikan

Dilanjutkan ke

siklus berikutnya

Refleksi I Siklus I

Siklus II

Page 58: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

c. Identifikasi permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas IV.

d. Merumuskan spesifikasi penggunaan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here untuk meningkatkan pemahaman konsep energi

alternatif.

e. Menyusun rencana penelitian. Pada tahap ini tim peneliti yaitu peneliti, dan

guru kelas IV menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa

siklus tindakan kelas.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Merancang skenario pembelajaran IPA. Sebelum melakukan skenario

pembelajaran IPA, tahap sebelumnya adalah mengumpulkan data yang

diperlukan melalui teknik observasi, wawancara, dan tes. Kemudian

merancang pembalajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap

konsep energi alternatif yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menyusun silabus.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi energi

alternatif dengan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here.

3) Menyiapkan media dan sumber belajar.

4) Menyiapkan lembar kerja siswa.

5) Membuat soal-soal eveluasi siklus I.

6) Merancang lembar observais guru dan siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan atau tindakan siklus I sesuai dengan perencanaan yang

diprogramkan, yaitu:

1) Persiapan materi, media dan sumber belajar.

2) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembalajaran pada pertemuan

kali ini yaitu mengenai sumber energi alternatif khususnya tentang energi

matahari dan energi angin.

Page 59: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

3) Siswa dan guru bertanya jawab tentang sumber energi terbesar di bumi.

Hal tersebut sebagai salah satu apersepsi yang mengantarkan peserta didik

menuju pembelajaran utama.

4) Setiap peserta didik diberi sebuah bacaan yang berkaitan dengan materi

sumber energi angin dan energi matahari yang diajarkan, dan

menyuruhnya untuk membaca berulang-ulang, kemudian siswa diminta

menuliskan satu pertanyaan yang ada di bacaan tersebut.

5) Setiap peserta didik mengumpulkan kartu yang sudah bertuliskan

pertanyaan.

6) Guru mengacak kartu tersebut yang kemudian membagikannya kembali

kepada setiap peserta didik, dan memastikan bahwa tidak ada peserta didik

yang menerima soal yang ditulis sendiri. Meminta kepada peserta didik

untuk membaca dalam hati pertanyaan pada kertas tersebut kemudian

mintalah kepada mereka memikirkan jawabannya.

7) Setelah mendapat jawabannya siswa tersebut diminta secara sukarela

membacakan pertanyaan dan menjawabnya di depan kelas.

8) Guru bersama siswa mengambil simpulan secara keseluruhan tentang

materi energi matahari dan energi angin yang telah disampaikan dan

mengadakan evaluasi, untuk mengetahui seberapa jauh tujuan

pembelajaran tersebut tercapai. Guru juga memberikan penguatan/

motivasi kepada siswa, pemberian PR dan menyampaikan materi untuk

pertemuan selanjutnya.

c. Observasi / Pengamatan

1) Guru melakukan observasi selama proses pembelajaran IPA berlangsung

yang meliputi: lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

2) Guru melakukan observasi terhadap hasil pemahaman konsep energi

alternatif peserta didik disetiap pembelajaran IPA berakhir.

d. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data

yang berkaitan dengan indikator kinerja siklus I. Evaluasi untuk menilai

pemahaman konsep dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif

Page 60: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

metode Everyone Is A Teacher Here dilaksanakan setiap akhir

pertemuan/pembelajaran. Sasaran dari evaluasi ini yaitu pemahaman konsep

energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 03 Karangmojo meningkat.

Hasil ketuntasan klasikal siswa pada siklus I hanya terdapat 17 siswa

(77,27%) yang tuntas atau mencapai KKM 68. Hal tersebut belum mencapai

target yang ditetapkan yaitu 90% siswa tuntas. Oleh karena itu dianalisis

kekurangan pada siklus I dan diperbaiki pada siklus II.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan:

1) Membuat silabus pembelajaran.

2) Menyusun Rencana pembelajaran (RPP) yang telah diperbaiki dan

disempurnakan dari rencana pembelajaran siklus I, yaitu tentang energi air

dan energi panas bumi

3) Menyiapkan media dan sumber belajar.

4) Menyiapkan lembar kerja siswa.

5) Membuat soal-soal eveluasi siklus I.

6) Merancang lembar observais guru dan siswa.

b. Tindakan

Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini berdasarkan pada hasil

refleksi siklus I, yaitu pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here yang sudah

diperbaiki dan disempurnakan sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

tetapi pokok bahasan yang diajarkan berbeda. Pokok bahasan atau materi yang

diajarkan pada siklus II yaitu sumber energi air dan panas bumi, adapun

langkah-langkahnya:

1) Persiapan materi dan perangkat pembelajaran.

2) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembalajaran pada pertemuan

kali ini yaitu mengenai sumber energi alternatif khususnya tentang energi

air dan energi panas bumi.

Page 61: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

3) Siswa dan guru bertanya jawab tentang sumber energi terkuat di bumi. Hal

tersebut sebagai salah satu apersepsi yang mengantarkan peserta didik

menuju pembelajaran utama.

4) Setiap peserta didik diberi sebuah bacaan yang berkaitan dengan materi

energi air dan energi panas bumi yang diajarkan, dan menyuruhnya untuk

membaca berulang-ulang, kemudian siswa diminta menuliskan satu

pertanyaan yang ada di bacaan tersebut.

5) Setiap peserta didik mengumpulkan kartu yang sudah bertuliskan

pertanyaan.

6) Guru mengacak kartu tersebut yang kemudian membagikannya kembali

kepada setiap peserta didik, dan memastikan bahwa tidak ada peserta didik

yang menerima soal yang ditulis sendiri. Meminta kepada peserta didik

untuk membaca dalam hati pertanyaan pada kertas tersebut kemudian

mintalah kepada mereka memikirkan jawabannya.

7) Setelah mendapat jawabannya siswa tersebut diminta secara sukarela

membacakan pertanyaan dan menjawabnya di depan kelas.

8) Guru bersama siswa mengambil simpulan secara keseluruhan tentang

materi energi matahari dan energi angin yang telah disampaikan dan

mengadakan evaluasi, untuk mengetahui seberapa jauh tujuan

pembelajaran tersebut tercapai. Guru juga memberikan penguatan/

motivasi kepada siswa, pemberian PR dan menyampaikan materi untuk

pertemuan selanjutnya.

Pelaksanaan tindakan siklus II ini terbagi dalam 2 x pertemuan, yakni

pertemuan pertama mempelajari tentang sumber energi air, sedangkan

pertemuan kedua mempelajari tentang sumber energi panas bumi.

c. Observasi

1) Observasi dilakukan selama pembelajaran IPA berlangsung, yang

meliputi: Guru melakukan observasi selama proses pembelajaran IPA

berlangsung yang meliputi: lembar observasi guru dan lembar observasi

siswa.

Page 62: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2) Guru melakukan observasi terhadap hasil pemahaman konsep energi

alternatif peserta didik disetiap pembelajaran IPA berakhir.

3) Refleksi

Hasil analisis dari ketuntasan klasikal siswa pada siklus II meningkat

dengan diperoleh 18 siswa (81,81%) yang tuntas atau mencapai KKM 64.

Tetapi hal tersebut belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 90% siswa

tuntas. Oleh karena itu dianalisis kekurangan pada siklus II dan diperbaiki

pada siklus III.

4. Siklus III

a. Perencanaan

Tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan:

1) Membuat silabus pembelajaran.

2) Menyusun Rencana pembelajaran (RPP) yang telah diperbaiki dan

disempurnakan dari rencana pembelajaran siklus I, yaitu tentang energi

alternatif.

3) Menyiapkan media dan sumber belajar.

4) Menyiapkan lembar kerja siswa.

5) Membuat soal-soal eveluasi siklus I.

6) Merancang lembar observais guru dan siswa

b. Tindakan

Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini berdasarkan pada hasil

refleksi siklus I, yaitu pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here yang sudah

diperbaiki dan disempurnakan sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai,

tetapi pokok bahasan yang diajarkan berbeda. Pokok bahasan atau materi yang

diajarkan pada siklus II yaitu keseluruhan dari materi energi alternatif, adapun

langkah-langkahnya:

1) Persiapan materi dan perangkat pembelajaran.

2) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembalajaran pada pertemuan

kali ini yaitu mengenai sumber energi alternatif.

Page 63: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3) Siswa dan guru bertanya jawab tentang sumber energi alternatif. Hal

tersebut sebagai salah satu apersepsi yang mengantarkan peserta didik

menuju pembelajaran utama.

4) Setiap peserta didik diberi sebuah bacaan yang berkaitan dengan materi

energi alternatif yang diajarkan, dan menyuruhnya untuk membaca

berulang-ulang, kemudian siswa diminta menuliskan satu pertanyaan yang

ada di bacaan tersebut.

5) Setiap peserta didik mengumpulkan kartu yang sudah bertuliskan

pertanyaan.

6) Guru mengacak kartu tersebut yang kemudian membagikannya kembali

kepada setiap peserta didik, dan memastikan bahwa tidak ada peserta didik

yang menerima soal yang ditulis sendiri. Meminta kepada peserta didik

untuk membaca dalam hati pertanyaan pada kertas tersebut kemudian

mintalah kepada mereka memikirkan jawabannya.

7) Setelah mendapat jawabannya siswa tersebut diminta secara sukarela

membacakan pertanyaan dan menjawabnya di depan kelas.

8) Guru bersama siswa mengambil simpulan secara keseluruhan tentang

materi energi matahari dan energi angin yang telah disampaikan dan

mengadakan evaluasi, untuk mengetahui seberapa jauh tujuan

pembelajaran tersebut tercapai. Guru juga memberikan penguatan/

motivasi kepada siswa, pemberian PR dan menyampaikan materi untuk

pertemuan selanjutnya.

c) Observasi

Observasi dilakukan selama pembelajaran IPA berlangsung, yang

meliputi:

1) Guru melakukan observasi selama proses pembelajaran IPA berlangsung

yang meliputi: lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

2) Guru melakukan observasi terhadap hasil pemahaman konsep energi

alternatif peserta didik disetiap pembelajaran IPA berakhir.

Page 64: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

3) Refleksi

Hasil analisis data dari siklus III ini digunakan sebagai acuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam

meningkatkan pemahaman konsep dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here. Berdasarkan data yang

dikumpulkan diketahui bahwa siswa yang tuntas sudah lebih dari indikator

kinerja yaitu 20 siswa (90,90%) yang tuntas. Berdasarkan hal tersebut maka

penelitian diakhiri pada siklus III.

Page 65: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Awal

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Karangmojo yang beralamat di

Dukuh Ngablak, Desa Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten

Karanganyar. Sekolah Dasar ini berdiri tahun 1977 dengan Nomor Statistik

Sekolah 101031310027. SD 3 Karangmojo ini di bangun pada Luas tanah ± 2464

m2. Bangunan SD Negeri 3 Karangmojo menghadap ke barat, memiliki halaman

yang cukup luas dan 6 ruang kelas, 1 gudang, 1 kantin sekolah, 1 ruang guru, 1

ruang kepala sekolah, 1 perpustakaan, 4 kamar mandi, dan 1 laboratorium

komputer. Adapun visi dan misi Sekolah Dasar 3 Karangmojo adalah sebagai

berikut.

1) Visi SD Negeri 3 Karangmojo

Menciptakan sumber daya manusia berkualitas, bertaqwa, dan cinta tanah air.

2) Misi SD Negeri 3 Karangmojo

a) Meningkatkan prestasi dan mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan

IPTEK.

b) Menjalin kerja sama guna tercapainya program pendidikan yang sejuk dan

harmonis.

c) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan mengantarkan siswa ke jenjang

yang lebih tinggi.

Keadaan lingkungan belajar yang tercipta di SD Negeri 3 Karangmojo

antara lain:

1. Kondisi gedung atau bangunan yang permanen serta dalam kondisi yang baik.

2. Pemisahan ruang kelas sehingga antara ruang kelas yang satu dengan kelas

yang lain tidak saling mengganggu dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Tersedianya mushola yang digunakan warga sekolah guna melaksanakan

kegiatan keagamaan bagi pemeluk agama Islam.

4. Tersedianya kursi dan meja belajar dalam kondisi yang baik serta dalam

jumlah yang memadai.

Page 66: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

5. Penataan ruang kelas yang baik, rapi, dan teratur yang meliputi meja, kursi,

gambar-gambar dan media belajar lainnya.

6. Penanaman pohon di halaman serta penataan taman yang baik dan teratur juga

menambah suasana menjadi nyaman, sejuk, serta asri.

7. Adanya pagar yang mengelilingi sekolah sehingga keamanan siswa terjamin

saat siswa bermain diluar kelas

SD Negeri 3 Karangmojo dipimpin oleh bapak Elkana Margito, S.Pd.

selaku kepala sekolah yang membawahi 11 orang guru, 6 orang bertindak selaku

guru kelas, dan 1 orang sebagai guru mata pelajaran agama, 1 orang guru olahraga,

1 orang guru bahasa Inggris, 1 orang guru Bahasa Inggris, dan 1 orang guru TIK.

SD Negeri 3 Karangmojo mempunyai peserta didik berjumlah 135 siswa,

yaitu dengan perincian untuk siswa laki-laki 76 orang dan 59 orang siswa

perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas, yakni kelas I sebanyak 19 siswa, kelas II

sebanyak 22 siswa, kelas III sebanyak 29 siswa, kelas IV sebanyak 22 siswa, kelas

V sebanyak 27 siswa, dan kelas VI sebanyak 16 siswa.. Siswa di SD Negeri 3

Karangmojo berasal dari tingkat ekonomi yang bervariasi, namun sebagian besar

berasal dari tingkat ekonomi menengah ke bawah.

Fasilitas yang ada di SD Negeri 3 Karangmojo ini cukup memadai.

Berbagai jenis alat peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia dengan lengkap,

namun itu semua kurang terawat dengan baik. Pemanfaatan alat peraga juga

belum maksimal dan menyebabkan pembelajaran kurang berjalan dengan baik,

sehingga hasil belajar yang dicapai juga belum optimmal.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Deskripsi Pratindakan

Pengamatan kondisi pratindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan

nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian.

Pengamatan ini dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dengan

guru dan siswa serta tes. Pengamatan dilakukan hanya satu kali. Hal tersebut

dilakukan untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran di kelas mata

pelajaran IPA materi energi alternatif.

Page 67: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Pelaksanaan penelitian dalam bentuk wawancara dilaksanakan pada akhir

pembelajaran yaitu setelah dilaksanakannya evaluasi akhir pembelajaran IPA

yang berbentuk tes tertulis.

Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa keadaan

siswa memang kurang aktif, kurang antusias, siswa cenderung hanya datang,

duduk, diam, dan mendengarkan. Siswa terlihat malas dan tidak begitu tertarik

pada pelajaran IPA materi energi alternatif. Selain itu diketahui beberapa

penyebab rendahnya materi energi alternatif antara lain :

1. Guru kelas mengajar di kelas belum menggunakan model pembelajaran

bervariasi secara tepat dan maksimal, pembelajaran masih menggunakan model

pembelajaran konvensional yang membuat siswa jenuh.

2. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru kelas mengenai berbagai model

pembelajaran yang menganut PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, dan Menyenangkan) sehingga membuat pembelajaran terasa

membosankan dan kurang berkesan bagi siswa.

3. Guru kelas kurang maksimal dalam menggunakan fasilitas yang ada di sekolah,

misalnya penggunaan alat peraga serta ruangan, sehingga tingkat kejenuhan

siswa semakin tinggi dan siswa tidak mempunyai kesempatan untuk

menggunakan alat peraga yang ada di sekolah.

Hal-hal tersebut sangat berpengaruh pada nilai materi energi alternatif

pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Siswa mengalami kesulitan dalam

mencapai KKM (68) yang telah ditetapkan. Siswa kelas IV SD Negeri 3

Karangmojo yang memperoleh nilai di bawah KKM (68) sebanyak 18 siswa

(81,82 %) dari 22 siswa. Berdasarkan data pada (lampiran 28), dapat diketahui

bahwa nilai pemahaman konsep energi alternatif sebelum dilaksanakan tindakan

yaitu pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Page 68: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa

Kelas IV pada Pratindakan (Februari 2012)

Rentang Nilai Frekuensi Prosentase

20 - 31 2 9,09 %

32 - 43 3 13,63 %

44 - 55 8 36,36 %

56 - 67 5 22,72 %

68 - 79 4 18,18 %

Jumlah 22 100%

Nilai rata-rata = 1165 : 22 = 52,95

Ketuntasan klasikal = (4 : 22) x 100% = 18,18%

Nilai Di bawah KKM = (18 : 22) x 100% = 81,82 %

Nilai tertinggi = 75

Nilai terendah = 20

Lebih jelasnya lagi, nilai hasil tes awal pemahaman konsep pokok bahasan

energi alternatif didapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.1 sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

20 - 31 32 - 43 44 - 55 56 - 67 68 - 79

Gambar 4.1. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV

pada Pratindakan

Berdasarkan dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat dianalisis bahwa nilai

rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat

Page 69: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

pratindakan sebesar 52,95 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 20. Siswa

yang mendapat nilai di atas KKM (68) hanya 4 siswa (18,18%) dari 22 siswa,

sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 18 (81,82%) dari

22 siswa. Berdasarkan analisis pratindakan tersebut menunjukkan bahwa hasil

nilai materi energi alternatif masih rendah, maka dari itu diperlukan suatu usaha

peningkatan pembelajaran agar siswa memiliki pemahaman konsep energi

alternatif yang baik. Hal ini diperlukan suatu usaha dalam bentuk inovasi

pembelajaran yang mudah dan menyenangkan guna meningkatkan pemahaman

konsep energi alternatif. Usaha yang dilakukan adalah menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here dalam mengajarkan

materi energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Sehingga

diharapkan pembelajaran yang mudah dan menyenangkan dengan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan

pemahaman konsep energi alternatif.

2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus 1

Tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis dan Sabtu, tanggal 12

dan 14 April 2012. Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahap-tahap yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Senin, 09 April 2012 di

ruang guru SD Negeri 3 Karangmojo. Peneliti dan guru kelas IV

mendiskusikan rancangan waktu tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan

tindakan siklus I akan dilaksanakan pada hari Kamis dan Sabtu, tanggal 12

dan 14 April 2012 dengan Standar Kompetensi: Memahami berbagai bentuk

energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan Kompetensi

Dasar: Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12

April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-

5 (pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB). Pelaksanaan siklus I pertemuan 2

Page 70: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 selama dua jam pelajaran

(2x35 menit) yaitu jam ke-1dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10

WIB).

Guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran. RPP yang disusun, setiap pertemuan waktu selama 70

menit digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, kegiatan

inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi selama 40 menit,

dan kegiatan akhir selama 20 menit. RPP siklus I dapat dilihat pada (lampiran

2).

Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.

Media yang akan digunakan adalah berupa bacaan dan kartu pertanyaan.

Media ini nantinya akan diidentifikasi oleh siswa dan selanjutnya siswa

menulis satu pertanyaan yang ada berkaitan dengan bacaan yang telah

disediakan tersebut. Sedangkan sumber belajar diambil dari buku paket dan

lembar kerja siswa (LKS). Selanjutnya peneliti mempersiapkan lembar kartu

pertanyaan, soal evaluasi individu, daftar nilai, reward, lembar observasi

kinerja guru dan lembar observasi aktivitas siswa.

b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

1) Pertemuan 1

Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis

tanggal 12 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama

dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke 4 dan jam ke-5 (pukul 09.30

WIB s/d pukul 11.00 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV

SD Negeri 3 Karangmojo. Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama

pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru (peneliti) memberikan salam pembukaan mengkondisikan kelas.

Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk menumbuhkan semangat siswa.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Page 71: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

(1) Eksplorasi

Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi matahari.

(2) Elaborasi

a. Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi

matahari.

b. Setiap siswa membaca bacaan energi matahari. secara berulang-

ulang.

c. Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.

d. Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam

kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.

e. Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.

f. Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.

Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal

yang ditulis sendiri.

g. Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.

h. Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain

member tanggapan.

(c) Konfirmasi

a. Siswa bertanya kepada guru (peneliti) tentang materi yang

belum dipahami.

b. Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada

siswa.

c. Siswa mengerjakan soal secara individu dari semua materi

energi matahari.

d. Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang

aktif.

c) Kegiatan akhir

Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi yang

sudah dipelajari.

Page 72: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2) Pertemuan 2

Pelaksanaan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

14 April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-1 dan

jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran

dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Urutan

pelaksanaan tindakan siklus pertama pertemuan kedua adalah sebagai

berikut :

a) Kegiatan awal

Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama

dan melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk

menumbuhkan semangat siswa. Siswa dikondisikan untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(1) Eksplorasi

Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi angin.

(2) Elaborasi

(a) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi

angin.

(b) Setiap siswa membaca bacaan energi angin secara berulang-

ulang.

(c) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.

(d) Setiap siswa membuat pertanyaan yang ditulis dalam sebuah

kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.

(e) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.

(f) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.

Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal

yang ditulis sendiri.

(g) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.

Page 73: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

(h) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain

member tanggapan.

(3) Konfirmasi

a. Siswa bertanya kepada guru (peneliti) tentang materi yang

belum dipahami.

b. Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada

siswa.

c. Siswa mengerjakan soal secara individu dari semua materi

energi angin.

d. Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang

aktif.

c) Kegiatan akhir

Guru (peneliti) bersama siswa membuat kesimpulan dari materi energi

angin.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk

melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa daftar

nilai siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa,

kamera dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru

(peneliti) dengan RPP yang telah disusun. Observasi khususnya ditujukan

pada kegiatan guru (peneliti) pada saat mengajar dan aktivitas siswa dalam

proses pembelajaran.

1) Hasil Observasi Guru (peneliti) pada Saat Mengajar

Hasil observasi dari kinerja guru (peneliti) pada siklus I pertemuan 1 dan

pertemuan 2 yang dapat dilihat pada (lampiran 39) antara lain :

1) Guru saat memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.

Page 74: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

2) Guru sudah baik dalam melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai

dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan.

3) Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dalam urutan logis.

4) Guru sudah menerapkan metode Everyone Is A Teacher Here dengan

tepat dan benar.

5) Guru sudah baik dalam menggunakan alat bantu pembelajaran yang

sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan.

6) Guru sudah baik dalam memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan isi pembelajaran.

7) Guru sudah baik dalam melakukan penilaian di akhir pembelajaran.

8) Guru sudah baik dalam memicu dan memelihara keterlibatan siswa.

9) Keefektifan proses pembelajaran sudah baik.

Berdasarkan analisis diatas maka perolehan skor kemampuan guru

(peneliti) mengajar dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2. Perolehan Skor Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus I

No Keterangan Skor Rata-rata Skor

1 Pertemuan 1 2,67 2,94

2 Pertemuan 2 3,22

Berdasarkan tabel 4.2, data dapat disajikan dalam bentuk grafik pada

gambar 4.2 sebagai berikut :

Page 75: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Gambar 4.2. Grafik Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus I

Berdasarkan tabel 3 dan grafik pada gambar 20 dapat dinyatakan bahwa

skor yang diperoleh guru (peneliti) sesuai lembar observasi kinerja guru siklus

I pertemuan 1 adalah 2,67 yang termasuk dalam kriteria baik, dan untuk siklus

I pertemuan 2 adalah 3,22 yang termasuk dalam kriteriasangat baik. Maka

rata-rata skor yang diperoleh guru (peneliti) adalah 2,94 yang termasuk dalam

kriteria baik.

2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil dari observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2

yang dapat dilihat pada (lampiran 35) antara lain :

a) Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/ menyampaikan materi

pembelajaransudah baik.

b) Keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran

sudah baik.

c) Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan guru dengan

benar sudah baik.

d) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah baik.

e) Siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan

benar.

Page 76: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

f) Siswa sudah mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa

yang benar.

g) Siswa sudah sepenuhnya mencatat kesimpulan dan materi yang

disampaikan.

h) Keterlibatan siswa dalam dalam penggunaan media pembelajaran sudah

baik.

i) interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-media yang

digunakan sudah baik.

j) Siswa sudah sangat baik dalam mematuhi perintah dari guru.

k) Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya merasa kurang jelassudah

kelihatan.

l) Siswa sudah sangat baik dalam bertanggung jawab terhadap tugas/ tes

yang diberikan oleh guru.

m) Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru sudah

sangat baik.

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh guru kelas IV dan

peneliti, maka perolehan skor aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.3

berikut:

Page 77: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 4.3. Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus I

No Keterangan Skor Rata-rata Skor

1 Pertemuan 1 2,46 2,88

2 Pertemuan 2 3,30

Berdasarkan tabel 4.3, data dapat disajikan dalam bentuk grafik pada

gambar 4.3 sebagai berikut:

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

Gambar 4.3. Grafik Histogram Aktivitas Siswa Siklus I

Berdasarkan tabel 4 dan grafik pada gambar 21, dapat dinyatakan bahwa

skor yang diperoleh siswa sesuai lembar observasi aktivitas siswa siklus I

pertemuan 1 adalah 2,46 yang termasuk dalam kriteria baik dan siklus I

pertemuan 2 adalah 3,30 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-

rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,88 yang termasuk dalam kriteria baik.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan, guru kelas dan

peneliti melakukan refleksi untuk menemukan kelemahan-kelemahan pada

saat kegiatan berlangsung di dalam siklus I. Kelemahan pada siklus I yaitu

pada saat prapembelajaran dan kegiatan awal guru (peneliti) tidak memeriksa

kesiapan siswa dan belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, hal ini menjadikan siswa kurang siap menerima pelajaran dan kurang

paham tentang tujuan apa yang harus dicapai dalam pembelajaran.

Page 78: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Kemampuan guru (peneliti) mengajar pada siklus I mendapatkan skor rata-rata

sebesar 2,94 dalam kriteria baik. Keaktifan siswa pada siklus I masih kurang,

hal ini ditunjukkan dengan kurangnya keberanian siswa mengemukakan

pendapat dan kurangnya interaksi siswa dalam proses diskusi. Pada siklus I

ketika mengerjakan tugas secara individu, siswa kurang tenang/ ramai sendiri.

Pada kegiatan akhir, siswa tidak ikut aktif dalam membuat kesimpulan.

Aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor rata-rata 2,88 dalam kriteria

baik.

Berdasarkan dari uraian tersebut dapat dianalisis bahwa hambatan-

hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran energi alternatif dengan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here bersumber dari:

1. Siswa kurang memahami proses pembelajaran kooperatif tentang

membuat sebuah pertanyaan.

2. Siswa masih ada yang belum bisa membaca.

3. Masih ada siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran

Hasil skor tes peningkatan nilai materi energi alternatif berdasarkan aspek

kognitif siswa yang diperoleh pada saat tes selama dua kali pertemuan sesuai

dengan (lampiran 29) diperoleh data dalam bentuk tabel 4.4 sebagai berikut:

Page 79: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif

Siswa Kelas IV pada Siklus I

No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%)

1 25 - 39 1 4,54%

2 40 - 54 0 0

3 55 - 69 4 18,18%

4 70 - 84 15 68,18%

5 85 - 99 2 9,1%

Jumlah 22 100

Nilai rata-rata = 1624 : 22 = 73,81

Ketuntasan klasikal = (17 : 22) x 100% = 77,27 %

Nilai Di bawah KKM = (4 : 22) x 100% = 18,18 %

Nilai tertinggi = 93

Nilai terendah = 25

Lebih jelasnya, perolehan nilai pemahaman konsep energi alternatif siklus

I sesuai tabel 4.4 dapat disajikan dengan grafik histogram pada gambar 4.4

sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

16

25 - 39 40 - 54 55 - 69 70 - 84 85 - 99

Gambar 4.4. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siklus I

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.4, dapat dianalisis bahwa nilai rata-

rata kelas yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat siklus I

sebesar 73,81 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 25. Siswa yang

Page 80: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

mendapat nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥70 sebanyak 17 siswa

(77,27%) dari 22 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM

(68) dan mendapat nilai di bawah ≥70 sebanyak 4 siswa dari 22 siswa.

Berdasarkan analisis sikus I tersebut, maka perlu dilakukan tindakan siklus II

untuk meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif..

Namun peningkatan tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang

sudah direncanakan pada siklus II. Meskipun hasilnya sudah diatas indikator

pencapaian, tetapi peneliti harus melaksanakan siklus II untuk meningkatkan

pemahaman konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 3

Karangmojo sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu >

75% dari 22 siswa nilainya di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥75, akan

dilakukan tindakan siklus II dengan perencanaan yang lebih matang terkait

perbaikan dari hasil observasi dan refleksi pada siklus I.

3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II

Tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu, 16 April dan

18 April 2012. Siklus II dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan

terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012

di ruang guru SD Negeri 3 Karangmojo. Peneliti dan guru kelas IV

mendiskusikan rancangan waktu tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan

tindakan siklus II akan dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu, 16 dan 18

April 2012 dengan menggunakan SK dan KD yang sama yaitu, Standar

Kompetensi: Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya

dalam kehidupan sehari-hari dan Kompetensi Dasar: Menjelaskan berbagai

energi alternatif dan cara penggunaannya.. Pelaksanaan siklus II pertemuan 1

dilaksanakan pada hari Senin, 16 April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35

menit) yaitu jam ke 1 dan jam ke2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB).

Page 81: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April 2012

selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-3 dan jam ke-4 (pukul

09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB).

Sebelum pelaksanaan siklus II, ada hal-hal yang perlu diperbaiki guru dan

peniliti dalam pembelajaran energi alternatif menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here guna mengatasai

kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I. Kelemahan pada siklus I

salah satunya pada saat prapembelajaran dan kegiatan awal guru (peneliti)

tidak memeriksa kesiapan siswa dan belum menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai, hal ini menjadikan siswa kurang siap

menerima pelajaran dan kurang paham tentang tujuan apa yang harus dicapai

dalam pembelajaran, sehingga solusinya pada siklus II ini, perlu diingat oleh

guru (peneliti) untuk memeriksa kesiapan siswa dan menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Keaktifan siswa pada siklus I masih kurang,

hal ini ditunjukkan dengan kurangnya keberanian siswa mengemukakan

pendapat dan kurangnya interaksi siswa dalam proses diskusi, sehingga guru

(peneliti) perlu memberikan dorongan agar siswa berani mengemukakan

pendapat, misalnya dengan memberi penghargaan bagi siswa yang berani

bertanya. Pada kegiatan akhir, siswa tidak ikut aktif dalam membuat

kesimpulan, maka pada siklus II perlu adanya umpan dari guru (peneliti) untuk

siswa berupa pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya merupakan kesimpulan

dari inti pembelajaran.

Setelah menemukan kelemahan pada siklus I dan menemukan solusi untuk

siklus II, guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang RPP yang

akan dilaksanakan. Pada siklus II akan mendalami lebih lanjut tentang materi

yang telah diajarkan pada siklus I. Segala sesuatu sebelum mengajar sudah

dipersiapkan semaksimal mungkin agar kemampuan guru (peneliti) dalam

mengajar bisa lebih meningkat dari siklus I dan materi energi alternatif juga

dapat meningkat seperti indikator pencapaian yang diharapkan. Pada RPP

yang telah ditentukan waktu selama 70 menit digunakan untuk kegiatan awal

pembelajaran selama 15 menit, kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,

Page 82: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

elaborasi, dan konfirmasi selama 40 menit, dan kegiatan akhir selama 25 menit.

Alokasi waktu tersebut diterapkan baik pada pertemuan 1 dan 2.

Pembelajaran yang dilaksanakan adalah materi energi alternatif, yang

dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here. Mengingat bahwa model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk

mandiri, maka pada inti pembelajaran sama dengan siklus I terdapat kegiatan

yang menugaskan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, hanya

saja pada siklus II lebih dikoordinir dengan baik sehingga pada saat proses

pembuatan soal akan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Agar

aktivitas siswa bisa meningkat dibandingkan pada siklus I. Sehingga

pemahaman konsep energi alternatif juga ikut meningkat.

Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.

Sumber belajar masih sama dengan siklus I, sedangkan untuk media masih

sama antara siklus I dan siklus II. Selanjutnya peneliti mempersiapkan lembar

kerja individu, tes evaluasi individu sesuai dengan materi energi alternatif

dengan tingkat kesulitan yang semakin sulit dibandingkan siklus I serta

mempersiapkan daftar nilai, lembar observasi kinerja guru, dan lembar

observasi aktivitas siswa untuk mengetahui perkembangan materi pesawat

sederhana pada siswa.

2) Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

a. Pertemuan 1

Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 16 April

2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke 1 dan jam ke-2

(pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Urutan pelaksanaan tindakan

siklus pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama

dan melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk

menumbuhkan semangat siswa. Siswa dikondisikan untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran.

Page 83: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(1) Eksplorasi

Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi air.

(2) Elaborasi

a. Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi air.

b. Setiap siswa membaca bacaan energi air secara berulang-ulang.

c. Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.

d. Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam

kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.

e. Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.

f. Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.

Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal

yang ditulis sendiri.

g. Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.

h. Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain

member tanggapan.

(3) Konfirmasi

(a) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum

dipahami.

(b) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada

siswa.

(c) Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang

paling aktif.

c) Kegiatan akhir

(a) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi

yang sudah dipelajari.

(b) Siswa mengerjakan soal secara individu dari semua materi yang

sudah dipelajari.

Page 84: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

b. Pertemuan 2

Pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April

2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-5

(pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di

ruang kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Urutan pelaksanaan tindakan

siklus pertama pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama.

Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk menumbuhkan semangat siswa.

Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

a) Eksplorasi

Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi panas

bumi.

b) Elaborasi

a) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi

panas bumi.

b) Setiap siswa membaca bacaan energi panas bumi secara

berulang-ulang.

c) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.

d) Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam

kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.

e) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.

f) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.

Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal

yang ditulis sendiri.

g) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.

Page 85: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

h) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain

memberi tanggapan.

c) Konfirmasi

(a) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum

dipahami.

(b) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada

siswa.

(c) Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang

paling aktif.

c) Kegiatan akhir

(a) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi

yang sudah dipelajari.

(b) Guru mengadakan penilaian.

(c) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari

energi panas bumi.

(d) Guru menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

3) Tahap Observasi

Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk

melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa daftar

nilai siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa,

kamera dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti

dengan RPP yang telah disusun. Observasi khususnya ditujukan pada kegiatan

guru (peneliti) pada saat mengajar, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

a) Hasil Observasi Guru (peneliti) pada Saat Mengajar

Hasil dari observasi kinerja guru (peneliti) pada siklus II pertemuan 1 dan

pertemuan 2 yang dapat dilihat pada (lampiran 40) antara lain:

1) Guru saat memulai kegiatan pembelajaran sudah sangat baik.

Page 86: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

2) Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan jenis kegiatan yang

sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan.

3) Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dalam urutan logis.

4) Guru sudah menerapkan metode Everyone Is A Teacher Here dengan

tepat dan benar.

5) Guru sudah sangat baik dalam menggunakan alat bantu pembelajaran

yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan.

6) Guru sudah sangat baik dalam memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan isi pembelajaran.

7) Guru sudah baik dalam melakukan penilaian di akhir pembelajaran.

8) Guru sudah sangat baik dalam memicu dan memelihara keterlibatan

siswa.

9) Keefektifan proses pembelajaran sudah sangat baik.

Berdasarkan Sehingga perolehan skor kemampuan guru (peneliti) mengajar

dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5. Perolehan Skor Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus II

No Keterangan Skor Rata-rata Skor

1 Pertemuan 1 3,44 3,5 2 Pertemuan 2 3,55

Berdasarkan tabel 4.5, data dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti

gambar 4.5 sebagai berikut :

Page 87: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

3.38

3.4

3.42

3.44

3.46

3.48

3.5

3.52

3.54

3.56

Gambar 4.5. Grafik Histogram Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar

Siklus II

Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.5 dapat dinyatakan bahwa skor yang

diperoleh guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus II

pertemuan 1 adalah 3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik, siklus II

pertemuan 2 adalah 3,55 yang termasuk dalam kriteria sangat baik yang

termasuk dalam kriteria baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh guru

(peneliti) adalah 3,5 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

4) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil dari observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1, pertemuan 2, dan

pertemuan 3 yang dapat dilihat pada (lampiran 36) juga ditemukan

peningkatan dari pada siklus I, peningkatan yang ditemukan antara lain :

a) Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/ menyampaikan materi

pembelajaransudah sangat baik.

b) Keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran

sudah sangat baik.

c) Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan guru sudah

sangat baik menjawab dengan benar.

d) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah

sangat baik.

Page 88: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

e) Siswa sudah sangat baik menjawab pertanyaan yang diberikan guru

dengan benar.

f) Siswa sudah sangat baik mengemukakan pendapat/ jawaban dengan

bahasa yang benar.

g) Siswa sudah baik dalam mencatat kesimpulan dan materi yang

disampaikan.

h) Keterlibatan siswa dalam dalam penggunaan media pembelajaran sudah

baik.

i) Sudah baik dalam berinteraksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa,

dan siswa-media yang digunakan.

j) Siswa sudah baik dalam mematuhi perintah dari guru.

k) Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya merasa kurang jelas sudah

kelihatan sangat baik.

l) Siswa sudah sangat baik dalam bertanggung jawab terhadap tugas/ tes

yang diberikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh guru kelas IV dan

peneliti, maka perolehan skor aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut:

Tabel 4.6. Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus II

No Keterangan Skor Rata-rata Skor

1 Pertemuan 1 3,38 3,42

2 Pertemuan 2 3,46

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, data dapat disajikan dalam bentuk grafik

seperti pada gambar 4.6 sebagai berikut :

Page 89: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

3.34

3.36

3.38

3.4

3.42

3.44

3.46

3.48

Gambar 4.6. Grafik Histogram Aktivitas Siswa Siklus II

Berdasarkan tabel 4.6 dan grafik pada gambar 4.6, dapat dinyatakan bahwa

skor yang diperoleh siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa siklus II

pertemuan 1 adalah 3,38 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus

II pertemuan 2 adalah 3,46 yang termasuk dalam kriteria sangat baik yang

termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh siswa

untuk siklus II adalah 3,42 yang termasuk dalam kriteri sangat baik.

(b) Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan guru kelas IV dan

peneliti melakukan refleksi kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus

I ternyata dapat diatasi pada siklus II. Kemampuan guru (peneliti) mengajar

pada siklus II memperoleh skor rata-rata 3,49 dalam kriteria sangat baik.

Aktivitas siswa pada siklus II memperoleh skor rata-rata 3,43 dalam kriteria

sangat baik. Ketuntasan belajar siswa telah mencapai 90,91%. Berdasarkan

hasil tes siswa mengenai materi energi alternatif pada siklus II yang dapat

dilihat pada (lampiran 30) Adapun hasil yang diperoleh pada siklus II dapat

dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Page 90: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif

Siswa Kelas IV pada Siklus II

No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%)

1 25 - 40 1 4,54

2 41 - 55 0 0

3 56 – 71 0 0

4 72 – 87 8 36,36

5 88 – 103 13 59,09

Jumlah 22 100

Nilai rata-rata = 1866: 22 = 84,81

Ketuntasan klasikal = (18 : 22) x 100% = 81,81 %

Nilai Di bawah KKM = (4 : 22) x 100% = 18,18 %

Nilai tertinggi = 98

Nilai terendah = 25

Lebih jelasnya perolehan nilai pemahaman konsep energi alternatif siklus

II sesuai tabel 4.7 dapat disajikan dengan grafik histogram pada gambar 4.7

sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

25 - 40 41 - 55 56 – 71 72 – 87 88 – 103

Gambar 4.7. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siklus II

Berdasarkan pada tabel 4.7 dan gambar 4.7, dapat dianalisis bahwa nilai

rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat

siklus I sebesar 84,81 dengan nilai tertinggi 98 dan nilai terendah 25. Siswa

Page 91: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

yang mendapat nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥75 sebanyak 18

siswa (81,81%) dari 22 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah

KKM (68) dan mendapat nilai di bawah ≥70 sebanyak 4 siswa (18,18%) dari

22 siswa. Berdasarkan analisis sikus II tersebut, maka perlu dilakukan

tindakan siklus III untuk meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif..

Namun peningkatan tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang

sudah direncanakan pada siklus III. Meskipun hasilnya sudah diatas indikator

pencapaian, tetapi peneliti harus melaksanakan siklus III untuk meningkatkan

pemahaman konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 3

Karangmojo sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu >

80% dari 22 siswa nilainya di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥80, akan

dilakukan tindakan siklus III dengan perencanaan yang lebih matang terkait

perbaikan dari hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

4. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III

Tindakan Siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at dan Senin minggu

berikutnya, tanggal 20 April dan 23 April 2012. Siklus II dilaksanakan dengan 2

kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit).

Tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1) Tahap Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April 2012 di

ruang guru SD Negeri 3 Karangmojo. Peneliti dan guru kelas IV

mendiskusikan rancangan waktu tindakan yang akan dilakukan dalam proses

penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan

tindakan siklus III akan dilaksanakan pada hari Jum’at dan Senin, 20 dan 23

April 2012 dengan menggunakan SK dan KD yang sama yaitu, Standar

Kompetensi: Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya

dalam kehidupan sehari-hari dan Kompetensi Dasar: Menjelaskan berbagai

energi alternatif dan cara penggunaannya. Pelaksanaan siklus II pertemuan 1

dilaksanakan pada hari Jum’at, 20 April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35

menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-5 (pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB).

Pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin, 23 April

Page 92: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-5

(pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB).

Sebelum pelaksanaan siklus III, ada hal-hal yang perlu diperbaiki guru dan

peniliti dalam pembelajaran energi alternatif menggunakan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here guna mengatasai

kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus II. Kelemahan pada siklus II

salah satunya keaktifan siswa pada siklus II masih kurang, hal ini ditunjukkan

dengan kurangnya keberanian siswa mengemukakan pendapat dan kurangnya

interaksi siswa dalam proses diskusi, sehingga guru (peneliti) perlu

memberikan dorongan agar siswa berani mengemukakan pendapat, misalnya

dengan memberi penghargaan bagi siswa yang berani bertanya. Pada kegiatan

akhir, siswa sudah cukup aktif dalam membuat kesimpulan, maka pada siklus

III perlu adanya umpan dari guru (peneliti) untuk siswa berupa pertanyaan-

pertanyaan yang jawabannya merupakan kesimpulan dari inti pembelajaran.

Setelah menemukan kelemahan pada siklus II dan menemukan solusi

untuk siklus III, guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang RPP

yang akan dilaksanakan. Pada siklus II akan mendalami lebih lanjut tentang

materi yang telah diajarkan pada siklus II. Segala sesuatu sebelum mengajar

sudah dipersiapkan semaksimal mungkin agar kemampuan guru (peneliti)

dalam mengajar bisa lebih meningkat dari siklus II dan materi energi alternatif

juga dapat meningkat seperti indikator pencapaian yang diharapkan. Pada RPP

yang telah ditentukan waktu selama 70 menit digunakan untuk kegiatan awal

pembelajaran selama 15 menit, kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,

elaborasi, dan konfirmasi selama 40 menit, dan kegiatan akhir selama 25 menit.

Alokasi waktu tersebut diterapkan baik pada pertemuan 1 dan 2.

Pembelajaran yang dilaksanakan adalah materi energi alternatif, yang

dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here. Mengingat bahwa model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk

mandiri dan aktif, maka pada inti pembelajaran sama dengan siklus I dan siklus

II terdapat kegiatan yang menugaskan siswa untuk lebih aktif dalam proses

Page 93: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

pembelajaran, hanya saja pada siklus III lebih dikoordinir dengan baik

sehingga pada saat proses pembuatan soal akan berlangsung sesuai dengan

yang diharapkan. Agar aktivitas siswa bisa meningkat dibandingkan pada

siklus I. Sehingga pemahaman konsep energi alternatif juga ikut meningkat.

Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.

Sumber belajar masih sama dengan siklus I dan siklus II, sedangkan untuk

media masih sama antara siklus I dan siklus II. Selanjutnya peneliti

mempersiapkan lembar kerja individu, tes evaluasi individu sesuai dengan

materi energi alternatif dengan tingkat kesulitan yang semakin sulit

dibandingkan siklus I dan siklus II serta mempersiapkan daftar nilai, lembar

observasi kinerja guru, dan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui

perkembangan materi pesawat sederhana pada siswa.

2) Tahap Pelaksanaan (Tindakan)

(1) Pertemuan 1

Pelaksanaan siklus III pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jum’at, 20

April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam

ke-5 (pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB). Urutan pelaksanaan

tindakan siklus pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

a) Kegiatan awal

Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama

dan melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk

menumbuhkan semangat siswa. Siswa dikondisikan untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(a) Eksplorasi

Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi alternatif.

Page 94: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

(b) Elaborasi

a. Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi

alternatif.

b. Setiap siswa membaca bacaan energi air secara berulang-ulang.

c. Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.

d. Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam

kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.

e. Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.

f. Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.

Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal

yang ditulis sendiri.

g. Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.

h. Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain

member tanggapan.

(c) Konfirmasi

(1) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum

dipahami.

(2) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada

siswa.

(3) Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang

paling aktif.

(4) Kegiatan akhir

(a) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi yang

sudah dipelajari.

(b) Siswa mengerjakan soal secara individu dari semua materi yang

sudah dipelajari.

(2) Pertemuan 2

Pelaksanaan siklus III pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin, 23 April

2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-5

(pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di

Page 95: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

ruang kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Urutan pelaksanaan tindakan

siklus pertama pertemuan kedua adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan awal

Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama.

Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk menumbuhkan semangat siswa.

Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

(a) Eksplorasi

Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk

menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi alternatif.

(b) Elaborasi

(1) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi

alternatif.

(2) Setiap siswa membaca bacaan energi panas bumi secara

berulang-ulang.

(3) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.

(4) Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam

kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.

(5) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.

(6) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.

Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal

yang ditulis sendiri.

(7) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.

(8) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain

memberi tanggapan.

(c) Konfirmasi

a) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum

dipahami.

Page 96: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

b) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada

siswa.

c) Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang

paling aktif.

c. Kegiatan akhir

(a) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi

yang sudah dipelajari.

(b) Guru mengadakan penilaian.

(c) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari

energi panas bumi.

(d) Guru menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

3) Tahap Observasi

Tahap observasi ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk

melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa daftar

nilai siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa,

kamera dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai

kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti

dengan RPP yang telah disusun. Observasi khususnya ditujukan pada kegiatan

guru (peneliti) pada saat mengajar, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

(a) Hasil Observasi Guru (peneliti) pada Saat Mengajar

Hasil dari observasi kinerja guru (peneliti) pada siklus III pertemuan 1 dan

pertemuan 2 yang dapat dilihat pada (lampiran 41) antara lain :

1. Guru saat memulai kegiatan pembelajaran sudah sangat baik.

2. Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan jenis kegiatan yang

sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan.

3. Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dalam urutan logis.

4. Guru sudah sangat baik menerapkan metode Everyone Is A Teacher

Here dengan tepat dan benar.

Page 97: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

5. Guru sudah sangat baik dalam menggunakan alat bantu pembelajaran

yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan.

6. Guru sudah sangat baik dalam memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan isi pembelajaran.

7. Guru sudah sangat baik dalam melakukan penilaian di akhir

pembelajaran.

8. Guru sudah baik dalam memicu dan memelihara keterlibatan siswa.

9. Keefektifan proses pembelajaran sudah sangat baik.

Sehingga perolehan skor kemampuan guru (peneliti) mengajar dapat

dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8. Perolehan Skor Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus

III

No Keterangan Skor Rata-rata

Skor

1 Pertemuan 1 3,44 3,67

2 Pertemuan 2 3,89

Berdasarkan tabel 4.8, data dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti

gambar 4.8 sebagai berikut :

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

4

Gambar 4.8. Grafik Histogram Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar

Siklus III

Page 98: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.8 dapat dinyatakan bahwa skor yang

diperoleh guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus

III pertemuan 1 adalah 3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik,

siklus III pertemuan 2 adalah 3,89 yang termasuk dalam kriteria sangat

baik yang termasuk dalam kriteria baik. Maka rata-rata skor yang

diperoleh guru (peneliti) adalah 3,67 yang termasuk dalam kriteria sangat

baik.

(b) Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil dari observasi aktivitas siswa siklus III pertemuan 1 dan pertemuan 2

yang dapat dilihat pada (lampiran 37) juga ditemukan peningkatan dari

pada siklus I dan siklus II, peningkatan yang ditemukan antara lain :

a) Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/ menyampaikan materi

pembelajaransudah sangat baik.

b) Keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran

sudah sangat baik.

c) Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan guru sudah

sangat baik dalam menjawab dengan benar.

d) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah

sangat baik.

e) Siswa sudah mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru

dengan benar.

f) Siswa sudah sangat baik mengemukakan pendapat/ jawaban dengan

bahasa yang benar.

g) Siswa sudah mampu mencatat kesimpulan dan materi yang

disampaikan.

h) Keterlibatan siswa dalam dalam penggunaan media pembelajaran

sudah sangat baik.

i) Sudah ada interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-

media yang digunakan.

j) Siswa sudah sangat baik dalam mematuhi perintah dari guru.

Page 99: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

k) Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya merasa kurang jelas

sudah kelihatan.

Siswa sudah baik dalam bertanggung jawab terhadap tugas/ tes yang

diberikan oleh guru.Sehingga perolehan skor aktivitas siswa dapat dilihat

pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9. Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus III

No Keterangan Skor Rata-rata Skor

1 Pertemuan 1 3,46 3,61

2 Pertemuan 2 3,76

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut, data dapat disajikan dalam bentuk grafik

seperti pada gambar 4.9 sebagai berikut :

3.3

3.35

3.4

3.45

3.5

3.55

3.6

3.65

3.7

3.75

3.8

Gambar 4.9. Grafik Histogram Aktivitas Siswa Siklus III

Berdasarkan tabel 4.9 dan grafik pada gambar 4.9, dapat dinyatakan bahwa

skor yang diperoleh siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa siklus III

pertemuan 1 adalah 3,46 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan

siklus II pertemuan 2 adalah 3,76 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

Maka rata-rata skor yang diperoleh siswa untuk siklus II adalah 3,61 yang

termasuk dalam kriteria sangat baik.

4) Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan guru kelas IV dan

peneliti melakukan refleksi kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus

Page 100: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

II ternyata dapat diatasi pada siklus III. Kemampuan guru (peneliti) mengajar

pada siklus III memperoleh skor rata-rata 3,66 dalam kriteria sangat baik.

Aktivitas siswa pada siklus III memperoleh skor rata-rata 3,61 dalam kriteria

sangat baik. Ketuntasan belajar siswa telah mencapai 90,90%. Berdasarkan

hasil tes siswa mengenai materi energi alternatif pada siklus III yang dapat

dilihat pada (lampiran 31). Adapun hasil yang diperoleh pada siklus III dapat

dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif

Siswa Kelas IV pada siklus III

No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%)

1 23 - 38 1 4,54

2 39 – 54 0 0

3 55 – 70 1 4,54

4 71 – 86 7 31,82

5 87 - 102 13 59,09

Jumlah 22 100

Nilai rata-rata = 1874 : 22 = 85,18

Ketuntasan klasikal = (20 : 22) x 100% = 90,90 %

Nilai Di bawah KKM = (2 : 22) x 100% = 9,09 %

Nilai tertinggi = 100

Nilai terendah = 23

Lebih jelasnya lagi perolehan nilai pemahaman konsep energi alternatif siklus

III sesuai tabel 4.10 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.10. sebagai

berikut:

Page 101: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

0

2

4

6

8

10

12

14

23 - 38 39 – 54 55 – 70 71 – 86 87 - 102

Gambar 4.10. Grafik Histogram Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif

Siklus III

Berdasarkan dari tabel 4.10 dan gambar 4.10 dapat dianalisis bahwa

nilai rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada

saat siklus III sebesar 85,18 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 23.

Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 20 siswa (90,90% ) dari

22 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2

siswa (9,09%) dari 22 siswa. Berdasarkan analisis siklus III tersebut, maka

akan dilakukan tindakan siklus berikutnya dengan indikator keberhasilan

yaitu > 75% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai di atas KKM

(68) dan mendapat nilai ≥75.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus III menunjukkan sikap siswa dan

guru dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here sudah menunjukkan peningkatan.

Ketuntasan yang dicapai pada siklus III adalah 90,90% dan ini sudah

mencapai target peneliti yaitu 80%. Untuk itu peneliti sudah berhasil dan

tidak perlu adanya tindak lanjut.

Page 102: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

C. Deskripsi Hasil Penelitian

Menurut hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat dideskripskan

bahwa ada peningkatan pemahaman konsep energi alternatif dengan menggunkan

model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here pada siswa

kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel

perbandingan daftar frekuensi nilai pratindakan antara kegiatan pratindakan,

siklus I, dan siklus II pada (lampiran 28 - 31) . Nilai yang diperoleh menunjukkan

adanya peningkatan yang signifikan. Peningkatan pemahaman konsep energi

alternatif juga dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru (peneliti) pada

(lampiran 39 - 41) dan hasil observasi aktivitas siswa pada (lampiran 35 - 37)

yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan model

pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here. Berikut ini

merupakan deskripsi penelitian mengenai penerapan model pembelajarab

kooperatif tipe metode Everyone Is A Teacher Here:

1. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV

pada pratindakan.

Berdasarkan pada (lampiran 28) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat pratindakan

sebesar 52,95 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 20. Siswa yang

mendapat nilai di atas KKM (68) hanya 4 siswa (18,18%) dari 22 siswa

sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 18 siswa

(81,81%) dari 22 siswa.

2. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV

pada siklus I

Berdasarkan pada (lampiran 29) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat siklus I sebesar

73,81 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 25. Siswa yang mendapat

nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥70 sebanyak 17 siswa (77,27%)

dari 22 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (68) dan

mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 5 siswa (22,72%) dari 22 siswa.

Page 103: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

3. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV

pada siklus II

Berdasarkan pada (lampiran 30) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat siklus II sebesar

84,81 dengan nilai tertinggi 98 dan nilai terendah 25. Siswa yang mendapat

nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥75 sebanyak 18 siswa (81,81%)

dari 22 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (68) dan

mendapat nilai <75 sebanyak 4 siswa (18,18%) dari 22 siswa.

4. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV

pada siklus III

Berdasarkan pada (lampiran 31) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas

yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat siklus III sebesar

85,18 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 23. Siswa yang mendapat

nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥80 sebanyak 20 siswa (90,90%)

dari 22 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (68) dan

mendapat nilai <80 sebanyak 2 siswa (9,09) dari 22 siswa.

5. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus I

Berdasarkan pada (lampiran 39) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh

guru (peneliti) sesuai lembar observasi kinerja guru siklus I pertemuan 1 adalah

2,67 yang termasuk dalam kriteria baik, untuk siklus I pertemuan 2 adalah 3,22

yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh

guru (peneliti) adalah 2,94 yang termasuk dalam kriteria baik.

6. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus II

Berdasarkan pada (lampiran 40) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh

guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus II pertemuan 1

adalah 3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus II pertemuan 2

adalah 3,55 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang

diperoleh guru (peneliti) adalah 3,49 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

7. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus III

Berdasarkan pada (lampiran 41) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh

guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus III pertemuan 1

Page 104: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

adalah 3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus III pertemuan

2 adalah 3,89 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor

yang diperoleh guru (peneliti) adalah 3,66 yang termasuk dalam kriteria sangat

baik.

8. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Berdasarkan pada (lampiran 35) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh

siswa sesuai lembar observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 adalah 2,46

yang termasuk dalam kriteria baik dan siklus I pertemuan 2 adalah 3,30 yang

termasuk dalam criteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh siswa

adalah 2,88 yang termasuk dalam kriteria baik.

9. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Berdasarkan pada (lampiran 36) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh

siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 adalah 3,38

yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus II pertemuan 2 adalah 3,46

yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh

siswa untuk siklus II adalah 3,42 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

10. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III

Berdasarkan pada (lampiran 37) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh

siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa siklus III pertemuan 1 adalah

3,46 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus III pertemuan 2

adalah 3,76 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor

yang diperoleh siswa untuk siklus II adalah 3,61 yang termasuk dalam kriteria

sangat baik.

11. Langkah – Langkah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Metode

Everyone Is A Teacher Here

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, dinyatakan bahwa

langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here berhasil dilakukan dengan hasil yang diinginkan

oleh peneliti. Adapun langkah-langkah penggunaan model pembelajaran

kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut:

1) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi alternatif.

Page 105: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

2) Setiap siswa membaca bacaan energi alternatif secara berulang-ulang.

3) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.

4) Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam kartu

pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.

5) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.

6) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru. Dan

memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri.

7) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.

8) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari pertanyaan tersebut

dibawah pantauan guru dan siswa lain member tanggapan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus

terdiri dari empat tahap. Tahap penelitian yang dilaksanakan terdiri atas 1) tahap

perencanaan; 2) tahap pelaksanaan tindakan; 3) tahap observasi; 4) tahap refleksi.

Berdasarkan deskripsi permasalahan penelitian di atas, berikut akan dikemukakan

temuan dan pembahasan hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran

kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here untuk meningkatkan pemahaman

konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo tahun

ajaran 2011/2012.

Berdasarkan pengamatan dan analisis data, hasil penelitian menunjukkan

bahwa materi energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo tahun

ajaran 2011/2012 mengalami peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan terlihat

setelah dilakukan tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Perbandingan

daftar frekuensi ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:

Page 106: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 4.11. Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Pratindakan, Siklus I, dan

Siklus II

No Interval

Nilai

Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III

Fre

kue

nsi

Persen

tase

(%)

Frek

uensi

Persen

tase

(%)

Fre

kue

nsi

Persen

tase

(%)

Fre

kue

nsi

Persen

tase

(%)

1 20 -36 3 13,63 1 4,54 1 4,54 1 4,54

2 37 – 53 8 36,36 0 0 0 0 0 0

3 54 – 70 8 36,36 7 31,81 0 0 0 0

4 71 – 87 3 13,63 12 54,54 8 36,36 8 36,36

5 88 - 104 0 0 2 9,09 13 59,09 13 59,09

Jumlah 22 100 22 100 22 100 22 100

Perbandingan daftar frekuensi ketuntasan pada tabel 4.11 di atas dapat

disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.11 sebagai berikut:

0

2

4

6

8

10

12

14

20 -36 37 – 53 54 – 70 71 – 87 88 - 104

ban

yak

sisw

a

interval nilai

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Siklus III

Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Konsep Energi

Alternatif Pratindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III

Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.11 terlihat perbandingan daftar

frekuensi nilai energi alternatif dari pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III

dalam interval nilai yang sama dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Terdapat 3 siswa pada pratindakan, sedangkan pada siklus I, siklus II, dan

siklus III terdapat 1 siswa yang mendapat nilai antara 20-36.

Page 107: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

2. Terdapat 8 siswa pada pratindakan. Sedangkan pada siklus I, siklus II, dan

siklus III tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 34 - 47.

3. Terdapat 8 siswa pada pratindakan dan 7 siswa pada siklus I yang mendapat

nilai antara 54 - 70. Sedangkan pada siklus II dan siklus III tidak ada siswa

yang mendapat nilai antara 54 - 70.

4. Terdapat 3 siswa pada pratindakan, 12 siswa pada siklus I, 8 siswa pada siklus

II dan siklus III yang mendapat nilai antara 71 - 87.

5. Tidak ada siswa pada pratindakan yang mendapat nilai antara 88 - 104

Sedangkan pada siklus I ada 2 siswa, siklus II ada 13 siswa, dan siklus III ada

13 siswa yang mendapat nilai antara 88 – 104.

Selain itu dari data yang diperoleh, terlihat pula perkembangan

pemahaman konsep energi alternatif untuk aspek nilai terendah, nilai tertinggi,

rata-rata klasikal, dan persentase ketuntasan yang terlihat meningkat dari

pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12

sebagai berikut:

Tabel 4.12. Perkembangan Nilai Materi Energi Alternatif Pratindakan, Siklus I,

Siklus II, dan Siklus III

No Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III

1 Nilai terendah 20 25 25 23

2 Nilai tertinggi 75 93 98 100

3 Rata-rata Nilai Klasikal 52,95 73,81 84,81 85,18

4 Persentase Ketuntasan 18,18% 77,27% 81,81% 90,90%

Perkembangan nilai materi energi alternatif pada tabel 4.12 dapat disajikan

dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.12 sebagai berikut:

Page 108: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

0

20

40

60

80

100

120

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-Rata

Klasikal

Persentase

Ketuntasan

Gambar 4.12. Grafik Histogram Perkembangan Nilai Materi Energi Alternatif

Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.12 terlihat perkembangan nilai

materi energi alternatif siswa dengan penjelasan sebagai berikut :

1. Nilai terendah pada tes pratindakan adalah 20, pada siklus I dan siklus II nilai

terendah meningkat menjadi 25, dan siklus III turun menjadi menjadi 23.

2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes pratindakan adalah 75, pada

siklus I meningkat menjadi 93, pada siklus II meningkat lagi menjadi 98, dan

siklus III meningkat lagi menjadi 100.

3. Nilai rata-rata klasikal juga terjadi peningkatan yaitu pada tes pratindakan

nilai rata-ratanya 52,95. Pada siklus I meningkat menjadi 73,81, pada siklus II

kembali meningkat menjadi 84,81, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi

85,18.

4. Pada prosentase siswa yang tuntas pada pratindakan terdapat 4 siswa (18,18%)

yang tuntas, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,17%)

yang tuntas, pada siklus II kembali meningkat menjadi 18 siswa (81,81%)

yang tuntas, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 20 siswa (90,90%).

Data tersebut diambil dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 22 siswa. Sesuai

data tersebut dapat dinyatakan bahwa dari pratindakan ke siklus I persentase

ketuntasan meningkat sebesar 58,99%, sedangkan dari siklus I ke siklus II

Page 109: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

persentase ketuntasan meningkat sebesar 4,64%, dan dari siklus II ke siklus III

meningkat sebesar 9,09%.

Penelitian yang telah dilaksanakan tidak seluruh siswa nilainya di atas

KKM (68). Terdapat 2 siswa yang nilainya belum mencapai KKM (68), sehingga

peneliti mengadakan remidial untuk kedua siswa tersebut. Setelah dilakukan

remidial sebanyak 3 kali, ternyata kedua siswa tersebut nilainya tetap tidak tuntas.

Hal tersebut disebabkan karena kedua siswa tersebut merupakan siswa yang

tinggal kelas dan tidak bisa membaca. Seharusnya kedua siswa tersebut

bersekolah di Sekolah Luar Biasa, tetapi karena kedua siswa tersebut orang tuanya

berpisah, jadi anak tersebut kurang perhatian dari orang tuanya. Masalah tersebut

dapat dipecahkan melalui studi kasus.

Melalui perkembangan nilai materi energi alternatif bila dibandingkan,

peningkatan persentase ketuntasan dari pratindakan ke siklus I yaitu 58,99% lebih

besar dibandingkan peningkatan persentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II

yaitu 4,64%, dan lebih besar dibandingkan peningkatan persentase ketuntasan dari

siklus II ke siklus III yaitu 9,09%, Hal tersebut disebabkan karena pada saat

dilakukan tindakan pada siklus III, merupakan pembelajaran pengulangan yang

ketiga kalinya dan pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terarah,

sehingga siswa lebih berani untuk bertukar pikiran dengan temannya pada saat

siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi energi alternatif.

Berdasarkan data perkembangan nilai materi energi alternatif pada tabel

4.12 dan gambar 4.12, jumlah siswa yang tuntas dari pratindakan, siklus I, siklus

II, dan siklus III mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan yang

sudah ditentukan yaitu > 80% dari jumlah keseluruhan 22 siswa mendapat nilai di

atas KKM (68). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsep energi alternatif

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here dinyatakan berhasil.

Selain itu dalam proses pembelajarannya juga terdapat perkembangan

kemampuan guru (peneliti) mengajar dari siklus I ke siklus II. Perkembangan

tersebut dapat dilihat dari tabel 4.13 sebagai berikut:

Page 110: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 4.13. Perkembangan Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar

No Keterangan Skor Rata-rata Skor

1 Siklus I

Pertemuan 1 2,67

2,94

2 Siklus I

Pertemuan 2 3,22

3 Siklus II

Pertemuan 1 3,44

3,49

4 Siklus II

Pertemuan 2 3,55

5 Siklus III

Pertemuan 1 3,44

3,66

6 Siklus III

Pertemuan 2 3,89

Berdasarkan tabel 4.13, perkembangan kemampuan guru (peneliti)

mengajar dapat disajikan dalam bentuk grafik dalam gambar 4.13 sebagai berikut:

0

1

2

3

4

5

Siklus I Siklus II Siklus III

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Rata-rata

Gambar 4.13. Grafik Perkembangan Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar

Berdasarkan tabel 4.13 dan grafik pada gambar 4.13 dapat dijelaskan

bahwa pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam

kemampuan mengajar sebesar 2,67 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada siklus

I pertemuan 2 skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan mengajar

meningkat menjadi 3,22 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Sehingga rata-

rata skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan mengajar pada siklus I

adalah 2,94 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada siklus II pertemuan 1 skor

yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan mengajar meningkat menjadi

3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Pada siklus II pertemuan 2 skor

Page 111: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

yang diperoleh guru dalam kemampuan mengajar mengalami peningkatan pula

dibanding dengan siklus II, yaitu sebesar 3,55 yang termasuk dalam kriteria sangat

baik. Sehingga rata-rata skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan

mengajar pada siklus II adalah 3,49 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

Pada siklus III pertemuan 1 skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan

mengajar kembali mengalami penurunan menjadi 3,44 yang termasuk dalam

kriteria sangat baik. Pada siklus III pertemuan 2 skor yang diperoleh guru

(peneliti) dalam kemampuan mengajar kembali mengalami peningkatan menjadi

3,89 yang termasuk dalam criteria baik. Sehingga rata-rata skor yang diperoleh

guru (peneliti) dalam kemampuan mengajar pada siklus III adalah 3,66 yang

termasuk dalam kriteria sangat baik.

Observasi perkembangan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran,

peneliti juga menemukan adanya perkembangan aktivitas siswa yang dapat

ditampilkan dalam bentuk tabel 4.14 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14. Perkembangan Aktivitas Siswa

No Keterangan Skor Rata-rata Skor

1 Siklus I

Pertemuan 1 2,46

2,83

2 Siklus I

Pertemuan 2 3,20

3 Siklus II

Pertemuan 1 3,38

3,42

4 Siklus II

Pertemuan 2 3,46

5 Siklus III

Pertemuan 1 3,46

3,61

6 Siklus III

Pertemuan 2 3,76

Berdasarkan tabel 4.14, perkembangan aktivitas siswa dapat disajikan

dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.14 sebagai berikut:

Page 112: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

Siklus I Siklus II Siklus III

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Rata-rata

Gambar 4.14. Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa

Berdasarkan tabel 4.14 dan grafik pada gambar 4.14 dapat dijelaskan

bahwa hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh aktivitas

siswa sebesar 2,46 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada siklus I pertemuan 2

skor yang diperoleh aktivitas siswa meningkat menjadi 3,20 yang termasuk dalam

kriteria baik. Sehingga rata-rata skor aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I

adalah 2,83 yang termasuk dalam kriteria baik Pada siklus II pertemuan 1 skor

yang diperoleh aktivitas siswa sebesar 3,38 yang termasuk dalam kriteria sangat

baik. Pada siklus II pertemuan 2 skor aktivitas siswa yang diperoleh mengalami

peningkatan, yaitu sebesar 3,46 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

Sehingga rata-rata skor aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus II adalah 3,42

yang termasuk dalam kriteria sanngat baik Pada siklus III pertemuan 1 skor

aktivitas siswa yang diperoleh kembali mengalami peningkatan menjadi 3,46 yang

termasuk dalam kriteria sangat baik. Pada siklus III pertemuan 2 skor aktivitas

siswa yang diperoleh kembali mengalami peningkatan menjadi 3,76 yang

termasuk dalam kriteria sangat baik. Sehingga rata-rata skor aktivitas siswa yang

diperoleh pada siklus III adalah 3,61 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.

Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-

beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah guru belum dapat

menyampaikan materi dengan jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa karena

terlalu cepat dalam menjelaskan sehingga siswa belum memahami langkah-

langkah pembelajaran dengan metode Everyone Is A Teacher Here, guru belum

memberikan motivasi baik pada masing-masing individu sehingga siswa masih

Page 113: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

belum berani dalam menjawab pertanyaan atau mengungkapkan gagasannya

dalam tugasnya, dan guru belum dapat mengkondisikan siswa ke arah

pembelajaran yang kondusif sehingga menghambat dalam penyelesaian tugas.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang

dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan

arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja individu dengan

model kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here secara tepat dan jelas,

merubah tempat duduk dan memodifikasi pelaksanaan pembelajaran metode

Everyone Is A Teacher Here tanpa merubah kaidah dasarnya, agar pembelajaran

lebih kondusif dan memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal

maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi dalam

menyampaikan pendapat.

Sedangkan upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus II

yang dilaksanakan di siklus III dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan

arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja individu dengan

model kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here secara tepat dan jelas, agar

pembelajaran lebih kondusif dan memberikan motivasi berupa penghargaan baik

secara verbal maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi

dalam menyampaikan pendapat. Pembelajaran pada siklus III sudah berhasil

sehingga tidak ada hambatan yang berarti.

Maka dari itu, dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD

Negeri 3 Karangmojo yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here. Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan

model kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here dapat merangsang

keberanian siswa untuk bertanya dan menyampaikan gagasan serta aktif

mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya. Hal tersebut agar siswa juga

menunjukkan lebih bertanggungjawab pada dirinya sendiri dan orang lain selama

proses pembelajaran berlangsung.

Page 114: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran metode

Everyone Is A Teacher Here pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo tahun

ajaran 2011/2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi

alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo Kecamatan Tasikmadu

Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari nilai

rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal pemahaman konsep energi

alternatif kondisi awal mencapai 52,95 dengan presentase ketuntasan klasikal

sebesar 18,18%, siklus I sebesar 73,81 dengan presentase ketuntasan klasikal

sebesar 77,27%, siklus II sebesar 84,81 dengan presentase ketuntasan klasikal

sebesar 81,81%, dan siklus III sebesar 85,18 dengan presentase ketuntasan

klasikal sebesar 90,90%. Selain itu, peningkatan data tentang hasil observasi

kemampuan guru saat mengajar dan kemampuan siswa saat menerima pelajaran

juga berhasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil data observasi yang dari

siklus I sampai siklus II selalu meningkat, yaitu rata-rata hasil observasi

kemampuan guru saat mengajar pada siklus I sebesar 2,94, rata-rata hasil

observasi kemampuan guru saat mengajar pada siklus II sebesar 3,49, dan rata-

rata hasil observasi kemampuan guru saat mengajar pada siklus III sebesar 3,66.

Sedangkan rata-rata hasil observasi kemampuan siswa saat mengikuti pelajaran

pada siklus I sebesar 2,83, rata-rata hasil observasi kemampuan siswa saat

mengikuti pelajaran pada siklus II sebesar 3,42, dan rata-rata hasil observasi

kemampuan siswa saat mengikuti pelajaran pada siklus III sebesar 3,61.

Kedua, langkah – langkah dalam penggunaan model pembelajaran

kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here juga dapat berjalan dengan lancar

dan berhasil seperti yang diinginkan oleh pihak sekolah maupun peneliti sendiri.

Berikut adalah langkah – langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut:

Page 115: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

1) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi alternatif.

2) Setiap siswa membaca bacaan energi alternatif secara berulang-ulang.

3) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.

4) Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam kartu pertanyaan

yang sudah diberikan oleh guru.

5) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.

6) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru. Dan

memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri.

7) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.

8) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari pertanyaan tersebut

dibawah pantauan guru dan siswa lain member tanggapan.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi energi

alternatif. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga siklus. Siklus I

dilaksanakan pada tanggal 12 April 2012 dan 14 April 2012, siklus II

dilaksanakan pada tanggal 16 April 2012 dan 18 April 2012, dan siklus III

dilaksanakan pada tanggal 20 April 2012 dan 23 April 2012.

Indikator pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut:

1) Menyimpulkan manfaat dan pengertian energi matahari.

2) Menemukan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-hari.

3) Menyimpulkan pengertian dan manfaat energi angin.

4) Mengidentifikasi manfaat energi angin.

5) Menyimpulkan manfaat energi air.

6) Menemukan manfaat energi air dalam kehidupan sehari-hari.

7) Menyimpulkan manfaat energi panas bumi.

8) Menemukan manfaat energi panas bumi dalam kehidupan sehari-hari.

9) Menemukan manfaat energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.

10) Menjelaskan manfaat dan pengertian energi alternatif.

Page 116: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu

perencanaan tindakan, pelaksanaaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini

dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus

perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus

sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan pemahaman

konsep. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke

pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan

peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus III.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui

bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A

Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif pada

siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Sehubungan dengan penelitian ini maka

dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:

1) Implikasi Teoritis

Saat menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih metode

pembelajaran yang terpat agar siswa mampu meningkatkan pemahaman

konsep. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi

alternatif. Penelitian ini juga dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan

model pembelajaran bagi guru dalam memberikan materi pelajaran kepada

siswa.

Berdasarkan hasil rata-rata nilai pemahaman konsep siswa yang

diperoleh bahwa dalam penelitian ini, pemahaman konsep energi alternatif

atau kegiatan proses pembelajaran menjadi meningkat. Hal ini terbukti adanya

peningkatan nilai rata-rata nilai pemahaman konsep energi alternatif,

peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai diatas kriteria, interaksi

dengan guru maupun kerjasama dengan siswa lain. Bersama dengan

partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meningkat, kondisi kelas menjadi

lebih kondusif dan pada akhirnya pemahaman konsep energi alternatif pada

siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo juga meningkat.

Page 117: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, implikasi

teoritis dari penelitian ini adalah ada peningkatan pemahaman konsep energi

alternatif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode

Everyone Is A Teacher Here.

2) Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan

metode dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan

pemahaman konsep proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang

akan dicapai oleh siswa SD Negeri 3 Karangmojo.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Di samping itu, perlu penelitian

lebih lanjut tentang upaya guru untuk meningkatkan motivasi belajar IPS

siswa pada materi energi alternatif. Adanya kendala yang dihadapi dalam

pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is

A Teacher Here harus di atasi semaksimal mungkin.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa

saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1) Bagi Sekolah

Sekolah hendaknya memberikan bantuan bagi guru dengan

mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan metode

pembelajaran yang lebih inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran.

2) Bagi Guru

a) Guru hendaknya melakukan inovasi dalam pembelajaran, misalnya

merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa

menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan

bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan bersemangat

untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat

meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa.

Page 118: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

b) Saat penyampaian materi guru hendaknya menggunakan metode

pembelajaran bervariasi, sehingga dapat menarik perhatian dan minat

belajar peserta didik

3) Bagi Peserta didik

Peserta didik diharapkan untuk lebih harus lebih termotivasi untuk

belajar dan meningkatkan minat dalam proses pembelajaran untuk menambah

pengetahuan.

4) Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya

lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan

dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif

metode Everyone Is A Teacher Here guna melengkapi kekurangan yang ada

serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep

energi alternatif yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil

yang lebih baik.

Page 119: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, S., dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Bumi Aksara.

Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah

Beserta Contoh-Contohnya. Yogyakarta: Gava Media.

Huda, M. (2011). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model

Penerapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Isjoni. (2011). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.

Lamini, A., Langgeng, Suwarni, L., Rejeki, S., & Handajani, S. Peningkatan

Interaksi Pembelajaran Siswa Dalam Pembelajaran Siswa Dalam

Pembelajaran Ekonomi Di Kelas XII IPS SMA YKP Monamas Kota

Bontang Dengan Tehnik Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here.

Diperoleh 2 Mei 2012, dari http://antonilamini.wordpress.com/.

Mikrodo, G., Saleh, L.M., & Legowo, R.B,. (2008). IPA SD. Jakarta: Erlangga.

MILES, Matthew B, Michael Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Terj.

Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. (Buku asli

diterbitkan 1992)

Moleong, L.J. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya Offset.

Poerwanti, E., Estu Widodo, Masduki, Yuni Pantiwati, Ainur Rofieq, & Dwi

Priyo utomo. (2009). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas.

Prasetyo, D., Sri Windarti, Mai Nur arbain, & Ani Rahmawati. (2011). Buku Ajar

Pendamping BSE Ilmu Pengetahuan Alam. Sukoharjo: CV Qoyima

Cendekia Globalindo.

Rosa, D.J. (2009). Optimal Utilization Of Alternative Energy Sources.

International Business & Economics Research Journal, 8 (5) 29-30.

Diperoleh tanggal 29 Maret 2012, dari http://journals.cluteonline.com/

index.php/IBER/article/download/3134/3182).

Rositawaty, S., & Muharam, A. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan.

Jakarta: Depdiknas.

Sardiman. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Page 120: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Siberman, M.L. (2001). Active Learning (101 Strategi Pembelajaran Aktif). Terj.

Sarjuli, Ammar, A., Sutrisno, Ahmad, Z.A., & Muqowim. Yogyakarta:

YAPPENDIS. (Buku asli diterbitkan 1996)

Slavin, R.E. (2011). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Terj. Yusron,

N. Bandung: Nusa Media. (Buku asli diterbitkan 2005)

Sudjana, N. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Kooperatif. Surakarta: PSG Rayon

13.

Sukardjo, J.S., Subelo, M., Suwarni, Wahyuni, N.S., Purnomo, D., Aisyah, S.,et al.

(2005). Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: UNS Press.

Sulistyanto, H., & Wiyono, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Depdiknas.

Sumiati & Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suwandi, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya

Ilmiah. Surakata: Yuma Pustaka.

Tim Skripsi. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Utami, D.S. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher

Here Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Siswa Kelas IV SD Negeri Kedawung 1 Tahun 2010/2011. Skripsi.

Surakarta: UMS. Diperoleh 23 Februari 2012, dari

etd.eprints.ums.ac.id/13311/.

Wahyono, B. & Nurachmandani, S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Depdiknas.

Wardhani, I., & Wihardit, K. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Wijayanti, U. 2010. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Tentang Lapisan

Bumi Melalui Media Visual Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN

Sidomulyo Tahun Pelajaran 2009/ 2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Sebelas Maret.

Winkel, W.S. (1999). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Page 121: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Zakaria, E. & Iksan, Z. (2007). Promoting Cooperative Learning in Science and

Mathematics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of

Mathematics, Science & Technology Education, 3 (1), 35-39. Diperoleh

29 Maret 2012, dari www.ejmste.com/v3n1/EJMSTE v3n1_

Zakaria&Iksan.pdf.

Page 122: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Lampiran 1

SILABUS

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/ Semester : IV (Empat) / 2 (dua)

Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

Materi

Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

Alokasi

Waktu

Media dan Sumber

Pembelajaran

Energi

Alternatif

a. Kognitif

8.2.1 Menyimpulkan manfaat

dan pengertian sumber

energi alternatif.

8.2.2 Menemukan manfaat

sumber energi alternatif

dalam kehidupan sehari-

hari.

b. Afektif

a. Pertemuan 1 & 2

Membuat pertanyaan

tentang bacaan sumber

energi matahari dan

energi angin.

b. Pertemuan 3 & 4

Membuat pertanyaan

tentang sumber energi air

dan energi panas bumi.

a. Prosedur:

Tes proses dan

Tes akhir

b. Teknik

Tes

c. Jenis:

Tes tertulis

6 x pertemuan

(@ 35 menit)

a. Sumber

Pembelajaran:

1) Buku IPA Kelas IV.

Heri Sulistyanto, dkk.

hal 133-136

2) Buku IPA untuk Kelas

IV. S. Rositawaty,

dkk. hal 138-140

Page 123: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Materi

Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

Alokasi

Waktu

Media dan Sumber

Pembelajaran

8.2.1 Perilaku berkarakter:

disiplin, rasa hormat dan

perhatian, tekun, tanggung

jawab, dan ketelitian.

8.2.2 Keterampilan sosial:

bertanya, menyumbang

ide/berpendapat, menjadi

pendengar yang baik, dan

bekerja sama.

c. Psikomotor

8.2.1 Mendemonstrasikan hasil

jawaban dari pertanyaan

yang telah dibuat oleh

temannya.

c. Pertemuan 5 & 6

Membuat pertanyaan

tentang keseluruhan

materi sumber energi

alternatif.

d. Bentuk:

1) Subjektif /

Uraian

2) Isian

Singkat.

e. Alat:

Soal, kunci

jawaban,

3) Buku IPA untuk SD

Kelas IVBudi

Wahyono, dkk. hal

101-103

b. Media Pembelajaran

- Card Quest (Kartu

Pertanyaan)

Diadaptasi dari Silabus dan RPP IPA SD/ MI 2010

Page 124: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS I

Sekolah : SD Negeri 3 Karangmojo

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : IV (Empat) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (@ 35 menit)

Tanggal : 12 dan 14 April 2012

I. Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari.

II. Kompetensi Dasar

8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

III. Indikator

a. Kognitif

1) Menyimpulkan manfaat dan pengertian energi matahari.

2) Menemukan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengidentifikasi manfaat energi angin.

4) Menyimpulkan pengertian dan manfaat energi angin.

b. Afektif

8.2.1 Perilaku berkarakter: disiplin, rasa hormat dan perhatian,

keberanian, tanggung jawab, dan ketelitian.

c. Psikomotor

8.2.1 Mendemonstrasikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

dibuat oleh siswa.

IV. Tujuan Pembelajaran

1) Melalui penugasan, siswa dapat menyimpulkan manfaat dan pengertian

energi matahari dengan baik.

Page 125: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

2) Melalui metode penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi

matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

3) Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.

4) Melalui penugasan, siswa dapat menyimpulkan manfaat dan pengertian

energi angin dengan baik.

5) Melalui metode penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi

matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

6) Melalui demontrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan yang dibuat oleh siswa dengan baik.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran selesai, diharapkan siswa dapat menerapkan

energi alternatif matahari dalam kehidupan sehari-hari.

VI. Materi Pembelajaran

1) ENERGI MATAHARI

Energi matahari atau energi surya merupakan salah satu sumber energi

yang tak akan habis. Energi matahari membuat kehidupan dibumi dapat terus

berjalan. Energi matahari menjadi sumber energi utama dan terbesar bagi

bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat hidup jika energi matahari

tidak ada.

Manusia memanfaatkan energi matahari untuk berbagai keperluan.

Misalnya, kita dapat menjemur pakaian di panas matahari. Petani

mengeringkan padi hasil panen. Demikian pula, petani garam membuat garam

di sekitar pantai. Energi surya juga banyak dimanfaatkan di daerah beriklim

dingin untuk sumber energi pemanas air dan pemanas ruangan.

Melalui peralatan canggih, energi matahari dapat diubah menjadi

energi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari

menjadi energi listrik

Matahari merupakan sumber energi utama bagi Bumi. Jika tidak ada

matahari, kehidupan akan musnah. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita

Page 126: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

lihat manfaat matahari. Padi yang baru dipanen dikeringkan menggunakan

matahari. Ibu mengeringkan pakaian dengan memanfaatkan matahari.

Manusia memanfaatkan energi matahari untuk berbagai keperluan.

Misalnya, kita dapat menjemur pakaian di panas matahari. Petani

mengeringkan padi hasil panen. Demikian pula, petani garam membuat garam

di sekitar pantai. Energi surya juga banyak dimanfaatkan di daerah beriklim

dingin untuk sumber energi pemanas air dan pemanas ruangan.

2) ENERGI ANGIN

Angin adalah sumber energi alternatif yang murah dan tidak

mengakibatkan polusi. Energi angin juga dapat dipakai pada kincir angin yang

menghasilkan listrik. Baling-baling pada kincir angin akan berputar cepat

apabila ada angin besar yang bertiup. Putaran ini dapat menggerakkan turbin

pada suatu pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi angin dapat dijadikan

sumber pembangkit energi listrik.

Negara Belanda, kincir angin digunakan untuk memompa air guna

mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga dibangun di tempat-tempat

yang rawan banjir, untuk memompa air. Karena banyaknya kincir angin di

negara Belanda, sampai negara tersebut di juluki negara Kincir Angin.

Demikian juga di Jepang, mereka memanfaatkan angin untuk berbagai

keperluan.

Angin merupakan sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan

untuk pembangkit listrik. Adanya angin menyebabkan kincir angin dapat

berputar dan menggerakkan generator yang ada di dalamnya sehingga

menghasilkan energi listrik.

Saat ini tenaga angin dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Alat

yang menghasilkan listrik dari tenaga angin ini disebut aerogenerator.

Generator ini pada umumnya berbentuk menara. Pada puncak menara

dipasang kincir atau baling-baling. Baling-baling berputar saat diterpa angin.

Panjang baling-baling ada yang mencapai 20 meter. Perputaran baling-baling

inilah yang menyebabkan generator menghasilkan listrik.

Page 127: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Manfaat kincir angin untuk kebutuhan kecil yaitu untuk menggerakkan

mesin penggiling padi dan memompa air. Manfaat kincir angin yang lebih

besar, yiatu dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.

Energi angin juga dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahraga,

misalnya laying gantung dan perahu layar.

VII. Metode dan Model Pembelajaran

A. Metode Pembelajaran

1. Ceramah bervariasi

2. Tanya jawab

3. Demostrasi

B. Model Pembelajaran : Cooperative Learning metode Everyone Is A

Teacher Here

VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran

(Pertemuan I)

No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan

Berkarakter

1.

- Prakegiatan

Salam

Mengkondisikan kelas

Kegiatan Awal

a. Guru memberikan

motivasi-motivasi kepada

siswa.

b. Guru memberikan

apersepsi melalui tanya

jawab tentang sumber

energi utama di dunia.

c. Guru menyampaikan

5 menit

10 menit

Ceramah

bervariasi.

Tanya Jawab.

Ceramah.

Religius.

Religius.

Disiplin

Percaya diri.

Ingin tahu.

Ingin Tahu .

Page 128: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

tujuan pembelajaran yang

akan dicapai kepada

siswa.

d. Guru menyampaikan

materi pembelajaran yang

akan di pelajari.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Siswa dengan guru

bertanya jawab

tentang pengertian dan

manfaat energi

matahari melalui

media yang telah

disediakan.

2) Siswa diberi sebuah

bacaan oleh guru

tentang materi energi

matahari.

3) Siswa diberi kartu

pertanyaan oleh guru.

b. Elaborasi

1) Setiap siswa

membaca bacaan

energi matahari.

secara berulang-

ulang.

2) Setiap siswa membuat

sebuah pertanyaan

yang ditulis dalam

kartu pertanyaan yang

40 menit

Tanya jawab.

Ceramah

bervariasi

Pemberian tugas

berupa bacaan

Pemberian kartu

Penugasan

Ingin tahu dan

keaktifan.

Disiplin dan

ingin tahu.

Perhatian

Ketelitian

Perhatian

Ketelitian dan

tanggung jawab

Page 129: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

sudah diberikan oleh

guru.

3) Siswa mengumpulkan

kartu pertanyaan

kepada guru.

4) Siswa menerima kartu

pertanyaan yang

sudah di acak oleh

guru. Dan

memastikan bahwa

tidak ada siswa yang

menerima soal yang

ditulis sendiri.

5) Siswa memikirkan

jawaban dari

pertanyaan yang di

didapat.

6) Siswa secara sukarela

mempresentasikan

jawaban dari

pertanyaan tersebut

dibawah pantauan

guru dan siswa lain

memberi tanggapan.

c. Konfirmasi

1) Guru memberi

penguatan kepada

siswa.

2) Siswa yang paling

aktif akan

mendapatkan

Penugasan

Pengumpulan

kartu

Penerimaan

Kartu Acak

Penugasan

Demonstrasi

Ceramah

bervariasi

Keaktifan

Jujur, tanggung

jawab

Ketekunan

Keaktifan,

tanggung jawab,

toleransi,

keberanian

mengungkapkan

pendapat.

Tanggung

jawab dan

kejujuran.

Keaktifan

Page 130: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

penghargaan dari

guru.

3) Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

bagi yang kurang

jelas.

4) Guru memberi

refleksi kepada siswa

yang kurang aktif.

Tanya jawab

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa bersama guru

mereview dan

menyimpulkan

pembelajaran secara

keseluruhan.

b. Guru memberikan umpan

balik terhadap proses hasil

pembelajaran.

c. Guru mengadakan

penilaian.

d. Guru memberikan tugas

rumah kepada siswa untuk

mempelajari energi angin.

e. Guru menyampaikan

materi untuk pertemuan

selanjutnya.

20 menit

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

Penugasan

Ceramah

bervariasi

Keberanian

mengungkapkan

pendapat,

keaktifan, dan

percaya diri.

Percaya diri.

Kejujuran dan

percaya diri.

Kejujuran,

percaya diri dan

disiplin.

Disiplin.

Page 131: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

(Pertemuan II)

No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan

Berkarakter

1.

- Prakegiatan

Salam

Mengkondisikan kelas

Kegiatan Awal

a. Guru memberikan

motivasi-motivasi

kepada siswa.

b. Guru memberikan

apersepsi melalui

tanya jawab tentang

sumber energi angin.

c. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

kepada siswa.

d. Guru menyampaikan

materi pembelajaran

yang akan di pelajari.

5 menit

10 menit

Ceramah

bervariasi.

Tanya Jawab.

Ceramah.

Religius.

Religius.

Disiplin

Percaya diri.

Ingin tahu.

Ingin Tahu .

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

a) Siswa dengan guru

bertanya jawab

tentang pengertian

dan manfaat energi

angin melalui media

40 menit

Tanya jawab.

Ingin tahu dan

keaktifan.

Disiplin dan

ingin tahu.

Page 132: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

yang telah

disediakan.

b) Siswa diberi sebuah

bacaan oleh guru

tentang materi

energi matahari.

c) Siswa diberi kartu

pertanyaan oleh

guru.

b. Elaborasi

a) Setiap siswa

membaca bacaan

energi angin secara

berulang-ulang.

b) Setiap siswa

membuat sebuah

pertanyaan yang

ditulis dalam kartu

pertanyaan yang

sudah diberikan oleh

guru.

c) Siswa

mengumpulkan

kartu pertanyaan

kepada guru.

d) Siswa menerima

kartu pertanyaan

yang sudah di acak

oleh guru. Dan

memastikan bahwa

tidak ada siswa yang

Ceramah

bervariasi

Pemberian kartu

Pemberian tugas

berupa bacaan

Penugasan

Pengumpulan

kartu

Penerimaan

Kartu Acak

Perhatian

Ketelitian

Perhatian

Ketelitian dan

tanggung jawab

Jujur, tanggung

jawab

Page 133: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

menerima soal yang

ditulis sendiri.

7) Siswa memikirkan

jawaban dari

pertanyaan yang di

didapat.

8) Siswa secara

sukarela

mempresentasikan

jawaban dari

pertanyaan tersebut

dibawah pantauan

guru dan siswa lain

memberi

tanggapan.

c. Konfirmasi

a) Guru memberi

penguatan kepada

siswa.

b) Siswa yang paling

aktif akan

mendapatkan

penghargaan dari

guru.

c) Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya bagi yang

kurang jelas.

d) Guru memberi

refleksi kepada

Penugasan

Demonstrasi

Ceramah

bervariasi

Tanya jawab

Ketekunan

Keaktifan,

tanggung jawab,

toleransi,

keberanian

mengungkapkan

pendapat.

Tanggung jawab

dan kejujuran.

Keaktifan

Page 134: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

siswa yang kurang

aktif.

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa bersama guru

mereview dan

menyimpulkan

pembelajaran secara

keseluruhan.

2) Guru memberikan

umpan balik

terhadap proses

hasil pembelajaran.

3) Guru mengadakan

penilaian.

4) Guru memberikan

tugas rumah kepada

siswa untuk

mempelajari energi

air.

5) Guru

menyampaikan

materi untuk

pertemuan

selanjutnya.

20 menit

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

Penugasan

Ceramah

bervariasi

Keberanian

mengungkapkan

pendapat,

keaktifan, dan

percaya diri.

Percaya diri.

Kejujuran dan

percaya diri.

Kejujuran,

percaya diri dan

disiplin.

Disiplin.

IX. Media dan Sumber Belajar

A. Media Pembelajaran

1. Bacaan energi matahari

2. Card Quest

B. Sumber Belajar

Page 135: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

1) Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

hal 133-136.

2) Rositawaty, S, dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan. Jakarta:

Depdiknas, hal 138-140.

3) Wahyono, Budi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Depdiknas, hal 101-103

4) Tim Bina Karya Guru. 2008. IPA SD. Jakarta: Erlangga, hal 108-113.

5) Silabus IPA kelas IV SD.

X. Penilaian

1. Prosedur : tes proses dan tes akhir

2. Teknik : tes

3. Jenis : tertulis

4. Bentuk : subjektif/ Uraian

5. Alat tes : soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, dan LKS.

Karanganyar, April 2012

Guru Kelas

Rohmah Fatmawati

NIP. --

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Kepala Sekolah

SD Negeri 3 Karangmojo

Elkana Margito, S. Pd.

NIP. 19550424 197501 1 002

Page 136: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

Lampiran 3

KISI-KISI SOAL EVALUASI

PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS 1

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan

cara penggunaannya.

No. Indikator Bentuk

Penilaian

Jenis

Penilaian

Nomor Butir

Soal

Pertemuan I

1.

a. Kognitif

Pertemuan I

1) Menyimpulkan manfaat dan

pengertian energi matahari.

2) Menemukan manfaat energi

matahari dalam kehidupan sehari-

hari.

Pertemuan II

3) Mengidentifikasi manfaat energi

angin.

4) Menyimpulkan pengertian dan

manfaat energi angin.

Subjektif

Subjektif

Subjektif

Subjektif

Tertulis

Tertulis

Tertulis

Tertulis

1, 2, 3, 5

4

1,2

3, 4, 5

2.

A. Afektif

8.2.3 Perilaku berkarakter: disiplin,

rasa hormat dan perhatian, tekun,

tanggung jawab, dan ketelitian.

8.2.4 Keterampilan sosial: bertanya,

menyumbang ide/berpendapat,

menjadi pendengar yang baik,

dan bekerja sama.

Proses

Ada

3. c. Psikomotorik Mendemonstrasikan jawaban dari

hasil diskusi.

Perbuatan

Ada

Page 137: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Lampiran 4

SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS 1 PERTEMUAN I

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Waktu : 15 menit

Petunjuk :

Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!

1. Apa yang menjadi sumber utama dan terbesar bagi bumi?

2. Jelaskan apa yang di maksud dengan energi surya?

3. Apa yang dimaksud dengan sel surya?

4. Sebutkan 5 manfaat dari sumber energi matahari!

5. Energi surya banyak dimanfaatkan di daerah iklim dingin. Sebutkan 2 saja!

Jawab :

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 138: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

Lampiran 5

KUNCI JAWABAN SIKLUS I PERTEMUAN I

1. Sumber energi matahari.

2. Energi matahari adalah sumber energi utama dan terbesar bagi bumi dan

tidak akan habis.

3. Sel surya adalah alat yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi

listrik.

4. a. Untuk mengeringkan padi hasil panen.

b. Untuk membuat garam di sekitar pantai.

c. Untuk menjemur pakaian.

d. Untuk sumber energi pemanas ruangan.

5. 1. Untuk sumber energi pemanas ruangan.

2. Untuk sumber energi pemanas air.

Keriteria Penilaian

Jumlah benar x 20

5 x 20 = 100

Kategori penilaian:

a. Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.

b. Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang

lengkap.

c. Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang lengkap.

d. Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.

e. Skor 0 apabila tidak dijawab.

Page 139: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

Lampiran 6

SOAL EVALUASI

PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS 1 PERTEMUAN II

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Waktu : 15 menit

Petunjuk :

Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!

1. Sebutkan 5 manfaat sumber energi angin!

2. Apa yang dimaksud dengan turbin angin?

3. Energi angin dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahraga. Sebutkan 2 saja

manfaatnya!

4. Apa manfaat dari kincir angin?

5. Untuk memutar baling-baling pada generator.

Pernyataan di atas adalah termasuk manfaat dari energi apa?

Jawab :

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 140: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Lampiran 7

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI

SIKLUS I PERTEMUAN II

1) - untuk menggerakkan kincir angin;

- Untuk menggerakkan mesin penggiling padi;

- Untuk memompa air;

- Untuk pembangkit tenaga listrik;

- Untuk menggerakkan perahu layar.

2) Turbin angin adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan pembangkit

tenaga listrik.

3) – untuk menggerakkan perahu layar;

- Untuk menggerakkan laying gantung.

4) Kincir angin digunakan untuk memompa air guna mengeringkan tanah.

5) Energi angin.

Keriteria Penilaian

Jumlah benar x 20

5 x 20 = 100

Kategori penilaian:

1. Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.

2. Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang

lengkap.

3. Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang lengkap.

4. Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.

5. Skor 0 apabila tidak dijawab.

Page 141: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Lampiran 8

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS II

Sekolah : SD Negeri 3 Karangmojo

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : IV (Empat) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (@ 35 menit)

Tanggal : 16 – 18 April 2012

I. Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari.

II. Kompetensi Dasar

8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

III. Indikator

a. Kognitif

1) Menyimpulkan manfaat energi air.

2) Menemukan manfaat energi air dalam kehidupan sehari-hari.

3) Menemukan manfaat energi panas bumi dalam kehidupan sehari-hari.

4) Menyimpulkan manfaat energi panas bumi

b. Afektif

8.2.1. Perilaku berkarakter: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun,

tanggung jawab, dan ketelitian.

c. Psikomotor

8.2.1. Mendemonstrasikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

dibuat oleh siswa.

Page 142: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

IV. Tujuan Pembelajaran

1) Melalui tanya jawab, siswa dapat menyimpulkan manfaat energi air

dengan baik.

2) Melalui penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi air dalam

kehidupan sehari-hari dengan benar.

3) Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.

4) Melalui tanya jawab, siswa dapat menyimpulkan manfaat energi panas

bumi dengan baik.

5) Melalui penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi panas bumi

dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

6) Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.

V. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran selesai, diharapkan siswa dapat memanfaatkan

energi alternatif air dalam kehidupan sehari-hari.

VI. Materi Pembelajaran

1) ENERGI AIR

Di daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh listrik, masyarakat

memanfaatkan air sebagai sumber energi listrik. Mereka membuat kincir air

yang diletakkan di aliran sungai yang cukup deras. Kincir air ini berfungsi

menggerakkan generator atau turbin yang nantinya dapat menghasilkan

listrik.

Daerah yang terpencil, untuk memenuhi energi listrik, dibuat generator

listrik kecil. Generator tersebut digerakkan oleh kincir-kincir air kecil. Satu

generator listrik biasanya mampu mencukupi kebutuhan listrik satu keluarga.

Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Aliran air yang deras merupakan sumber energi gerak. Energi ini dapat

digunakan untuk menghasilkan energi listrik.

Pada stasiun pembangkit listrik tenaga air, air biasanya dibendung

sehingga permukaan lebih tinggi. Air yang dibendung, posisinya jauh lebih

Page 143: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

tinggi daripada stasiun pembangkit listriknya. Air yang dibendung ini lalu

dialirkan melalui terowongan yang menurun. Aliran air tersebut memutar

generator. Generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Indonesia

sudah sejak lama memanfaatkan air sebagai sumber energi yang disebut

dengan PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air).

2) ENERGI PANAS BUMI

Energi alternatif lain yang dapat digunakan adalah panas bumi. Panas

bumi adalah panas yang berasal dari panas yang ada pada inti bumi. Apabila

ada daerah yang pusat buminya dekat dengan permukaan maka panas bumi ini

dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Salah satu sumber energi alternatif yang tak ada habisnya adalah

energi panas bumi. Pada pusat listrik tenaga panas bumi dipasang dua pipa.

Pipa tersebut dibor masuk ke dalam batuan panas di dalam tanah. Air dipompa

ke dalam tanah melalui pipa pertama. Air segera diubah menjadi uap oleh

batuan yang sangat panas. Uap yang menyembur ke atas masuk melalui pipa

kedua. Kemudian, uap menggerakkan turbin pada mesin pembangkit listrik

yang ada di atas generator yang bekerja menghasilkan energi listrik.

Panas bumi juga merupakan sumber energi. Panas bumi dapat

digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga panas bumi

biasa disebut PLTU. PLTU singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

Pada beberapa tempat, sumber energi panas ini cukup dekat ke

permukaan bumi sehingga orang memanfaatkan tenaga panas bumi ini ke

permukaan sebagai uap air yang memancar. Air panas ini disebut juga geyser.

VII. Metode dan Model Pembelajaran

A. Metode Pembelajaran

a. Ceramah bervariasi

b. Tanya jawab

c. Demostrasi

B. Model Pembelajaran : Cooperative Learning metode Everyone Is A

Teacher Here

Page 144: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran

(Pertemuan 1)

No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan

Berkarakter

1.

- Prakegiatan

Salam

Mengkondisikan kelas

Kegiatan Awal

a. Guru memberikan

motivasi-motivasi

kepada siswa.

b. Guru memberikan

apersepsi melalui

tanya jawab tentang

sumber energi air.

c. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

kepada siswa.

d. Guru menyampaikan

materi pembelajaran

yang akan di pelajari.

5 menit

10 menit

Ceramah

bervariasi.

Tanya Jawab.

Ceramah.

Religius.

Religius.

Disiplin

Percaya diri.

Ingin tahu.

Ingin Tahu .

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

a) Siswa dengan guru

bertanya jawab

tentang pengertian

dan manfaat energi

40 menit

Tanya jawab.

Ingin tahu dan

keaktifan.

Disiplin dan

Page 145: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

air melalui media

yang telah

disediakan.

b) Siswa diberi sebuah

bacaan oleh guru

tentang materi

energi matahari.

c) Siswa diberi kartu

pertanyaan oleh

guru.

b. Elaborasi

a) Setiap siswa

membaca bacaan

energi air secara

berulang-ulang.

b) Setiap siswa

membuat sebuah

pertanyaan yang

ditulis dalam kartu

pertanyaan yang

sudah diberikan oleh

guru.

c) Siswa

mengumpulkan

kartu pertanyaan

kepada guru.

d) Siswa menerima

kartu pertanyaan

yang sudah di acak

oleh guru. Dan

memastikan bahwa

Ceramah

bervariasi

Pemberian kartu

Pemberian tugas

berupa bacaan

Penugasan

Pengumpulan

kartu

Penerimaan

Kartu Acak

ingin tahu.

Perhatian

Ketelitian

Perhatian

Ketelitian dan

tanggung jawab

Jujur, tanggung

jawab

Page 146: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

tidak ada siswa yang

menerima soal yang

ditulis sendiri.

e) Siswa memikirkan

jawaban dari

pertanyaan yang di

didapat.

f) Siswa secara

sukarela

mempresentasikan

jawaban dari

pertanyaan tersebut

dibawah pantauan

guru dan siswa lain

memberi tanggapan.

c. Konfirmasi

a) Guru memberi

penguatan kepada

siswa.

b) Siswa yang paling

aktif akan

mendapatkan

penghargaan dari

guru.

c) Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya bagi yang

kurang jelas.

d) Guru memberi

refleksi kepada

Penugasan

Demonstrasi

Ceramah

bervariasi

Tanya jawab

Ketekunan

Keaktifan,

tanggung jawab,

toleransi,

keberanian

mengungkapkan

pendapat.

Tanggung jawab

dan kejujuran.

Keaktifan

Page 147: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

siswa yang kurang

aktif.

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa bersama guru

mereview dan

menyimpulkan

pembelajaran secara

keseluruhan.

2) Guru memberikan

umpan balik terhadap

proses hasil

pembelajaran.

3) Guru mengadakan

penilaian.

4) Guru memberikan

tugas rumah kepada

siswa untuk

mempelajari energi

panas bumi.

5) Guru menyampaikan

materi untuk

pertemuan

selanjutnya.

20 menit

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

Penugasan

Ceramah

bervariasi

Keberanian

mengungkapkan

pendapat,

keaktifan, dan

percaya diri.

Percaya diri.

Kejujuran dan

percaya diri.

Kejujuran,

percaya diri dan

disiplin.

Disiplin.

(Pertemuan II)

No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan

Berkarakter

- Prakegiatan

Salam

Mengkondisikan kelas

5 menit

Religius.

Religius.

Disiplin

Page 148: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

1.

Kegiatan Awal

1) Guru memberikan

motivasi-motivasi

kepada siswa.

2) Guru memberikan

apersepsi melalui

tanya jawab tentang

sumber energi panas

bumi.

3) Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

kepada siswa.

4) Guru menyampaikan

materi pembelajaran

yang akan di pelajari.

10 menit

Ceramah

bervariasi.

Tanya Jawab.

Ceramah.

Percaya diri.

Ingin tahu.

Ingin Tahu .

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

a) Siswa dengan guru

bertanya jawab

tentang pengertian

dan manfaat energi

panas bumi melalui

media yang telah

disediakan.

b) Siswa diberi sebuah

bacaan oleh guru

tentang materi

energi panas bumi.

c) Siswa diberi kartu

40 menit

Tanya jawab.

Ceramah

bervariasi

Pemberian kartu

Ingin tahu dan

keaktifan.

Disiplin dan

ingin tahu.

Perhatian

Page 149: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

pertanyaan oleh

guru.

b. Elaborasi

a) Setiap siswa

membaca bacaan

energi angin secara

berulang-ulang.

b) Setiap siswa

membuat sebuah

pertanyaan yang

ditulis dalam kartu

pertanyaan yang

sudah diberikan oleh

guru.

c) Siswa

mengumpulkan kartu

pertanyaan kepada

guru.

d) Siswa menerima

kartu pertanyaan

yang sudah di acak

oleh guru. Dan

memastikan bahwa

tidak ada siswa yang

menerima soal yang

ditulis sendiri.

e) Siswa memikirkan

jawaban dari

pertanyaan yang di

didapat.

f) Siswa secara sukarela

Pemberian tugas

berupa bacaan

Penugasan

Pengumpulan

kartu

Penerimaan

Kartu Acak

Penugasan

Demonstrasi

Ketelitian

Perhatian

Ketelitian dan

tanggung jawab

Jujur, tanggung

jawab

Ketekunan

Keaktifan,

Page 150: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

mempresentasikan

jawaban dari

pertanyaan tersebut

dibawah pantauan

guru dan siswa lain

memberi tanggapan.

c. Konfirmasi

a) Guru memberi

penguatan kepada

siswa.

b) Siswa yang paling

aktif akan

mendapatkan

penghargaan dari

guru.

c) Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya bagi yang

kurang jelas.

e) Guru memberi

refleksi kepada

siswa yang kurang

aktif.

Ceramah

bervariasi

Tanya jawab

tanggung jawab,

toleransi,

keberanian

mengungkapkan

pendapat.

Tanggung jawab

dan kejujuran.

Keaktifan

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa bersama guru

mereview dan

menyimpulkan

pembelajaran secara

keseluruhan.

2) Guru memberikan

20 menit

Tanya jawab

Ceramah

Keberanian

mengungkapkan

pendapat,

keaktifan, dan

percaya diri.

Page 151: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

umpan balik terhadap

proses hasil

pembelajaran.

3) Guru mengadakan

penilaian.

4) Guru memberikan

tugas rumah kepada

siswa untuk

mempelajari energi

air.

5) Guru menyampaikan

materi untuk

pertemuan

selanjutnya.

Penugasan

Penugasan

Ceramah

bervariasi

Percaya diri.

Kejujuran dan

percaya diri.

Kejujuran,

percaya diri dan

disiplin.

Disiplin.

IX. Media dan Sumber Belajar

a. Media Pembelajaran

1) Bacaan energi air

2) Card Quest

b. Sumber Belajar

1) Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

hal 133-136.

2) Rositawaty, S, dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan. Jakarta:

Depdiknas, hal 138-140.

3) Wahyono, Budi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Depdiknas, hal 101-103

4) Tim Bina Karya Guru. 2008. IPA SD. Jakarta: Erlangga, hal 108-113.

5) Silabus IPA kelas IV SD.

X. Penilaian

1. Prosedur : tes proses dan tes akhir

2. Teknik : tes

Page 152: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

3. Jenis : tertulis

4. Bentuk : subjektif/ Uraian

5. Alat tes : soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, dan LKS.

Karanganyar, April 2012

Guru Kelas

Rohmah Fatmawati

NIP. --

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM. K7108107

Kepala Sekolah

SD Negeri 3 Karangmojo

Elkana Margito, S. Pd.

NIP. 19550424 197501 1 002

Page 153: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Lampiran 9

KISI-KISI SOAL EVALUASI

PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS II

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan

cara penggunaannya.

No. Indikator Bentuk

Penilaian

Jenis

Penilaian

Nomor Butir

Soal

Pertemuan I

1.

a. Kognitif

Pertemuan I

1) Menyimpulkan manfaat energi

air.

2) Mengidentifikasi manfaat

energi air.

Pertemuan II

1) Menyimpulkan pengertian

energi panas bumi.

2) Mengidentifikasi manfaat

energi panas bumi.

Pilihan ganda

Pilihan ganda

Pilihan ganda

Pilihan ganda

Tertulis

Tertulis

Tertulis

Tertulis

3, 4

1, 2, 5

2, 5

1, 3, 4

2.

b. Afektif

8.2.1. Perilaku berkarakter:

disiplin, rasa hormat dan

perhatian, tekun,

tanggung jawab, dan

ketelitian.

8.2.2. Keterampilan sosial:

bertanya, menyumbang

ide/berpendapat, menjadi

pendengar yang baik.

Proses

Ada

3. c. Psikomotorik Mendemonstrasikan jawaban dari

hasil diskusi.

Perbuatan Ada

Page 154: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Lampiran 10

SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS II PERTEMUAN I

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Waktu : 15 menit

Petunjuk :

Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!

1. Apa manfaat dari energi air? Sebutkan 5 saja!

2. Sebutkan 2 saja manfaat dari kincir air!

3. Apa kepanjangan dari PLTA?

4. Air mengalir dari tempat yang ……….. ke tempat yang lebih ………… .

Lengkapilah kalimat diatas dengan benar!

5. Apa yang dihasilkan generator saat berputar?

Jawab :

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 155: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

Lampiran 11

KUNCI JAWABAN SIKLUS II PERTEMUAN I

1. - untuk PLTA

- untuk menggerakkan kincir air.

- Untuk irigasi.

- Untuk memompa air.

- Untuk menggerakkan turbin air.

2. - untuk PLTA

- untuk menggerakkan turbin air.

3. Pembangkit Listrik Tenaga Air.

4. Tinggi ke rendah.

5. Energi listrik / listrik.

Keriteria Penilaian

Jumlah benar x 20

5 x 20 = 100

Kategori penilaian:

1. Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.

2. Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang

lengkap.

3. Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang

lengkap.

4. Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.

5. Skor 0 apabila tidak dijawab.

Page 156: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Lampiran 12

SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS II PERTEMUAN II

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Waktu : 15 menit

Petunjuk :

Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!

1. Sebutkan 3 manfaat dari energi panas bumi!

2. Apa yang di maksud dengan panas bumi?

3. Apa kepanjangan dari PLTU?

4. Apa manfaat utama dari energi panas bumi?

5. Apa yang dimaksud dengan geyser?

Jawab :

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 157: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Lampiran 13

KUNCI JAWABAN

SIKLUS II PERTEMUAN II

1) a. untuk PLTU

b. untuk menggerakkan turbin pada generator.

2) Panas bumi adalah panas yang berasal dari panas yang ada pada inti bumi.

3) Pembangkit Listrik Tenaga Uap.

4) Untuk pembangkit tenaga uap.

5) Geyser adalah atuan panas yang terbentuk memanaskan air.

Keriteria Penilaian

Jumlah benar x 20

5 x 20 = 100

Kategori penilaian:

1. Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.

2. Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang

lengkap.

3. Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang

lengkap.

4. Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.

5. Skor 0 apabila tidak dijawab.

Page 158: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Lampiran 14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

SIKLUS III

Sekolah : SD Negeri 3 Karangmojo

Mata Pelajaran : IPA

Kelas / Semester : IV (Empat) / 2 (dua)

Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (@ x 35 menit)

Tanggal : 20 April dan 23 April 2012

I. Standar Kompetensi

8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam

kehidupan sehari-hari.

II. Kompetensi Dasar

8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

III. Indikator

1. Kognitif

1) Menjelaskan manfaat dan macam-macam energi alternatif.

2) Menemukan manfaat energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.

3) Menjelaskan manfaat dan pengertian energi alternatif.

4) Mengidentifikasi manfaat energi alternatif dalam kehidupan sehari-

hari.

2. Afektif

a) Perilaku berkarakter: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun,

tanggung jawab, dan ketelitian.

3. Psikomotor

8.2.2 Mendemonstrasikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang

dibuat oleh siswa.

Page 159: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

III. Tujuan Pembelajaran

1. Melalui penugasan, siswa dapat menyimpulkan manfaat dan pengertian

energi alternatif dengan baik.

2. Melalui metode penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi

alternatif dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

3. Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.

4. Melalui penugasan, siswa dapat menyimpulkan manfaat dan pengertian

energi alternatif dengan baik.

5. Melalui metode penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi

alternatif dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.

6. Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.

IV. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran selesai, diharapkan siswa dapat menerapkan

energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.

V. Materi Pembelajaran

1) ENERGI ALTERNATIF

Energi surya yang berasal dari matahari adalah sumber energi paling

berlimpah yang tersedia di planet kita. Industri tenaga surya masih tergantung

pada subsidi dan pemanfaatan energi surya masih memiliki masalah

intermitten (karena matahari tidak bersinar sepanjang hari). Namun mengingat

potensi, pendanaan, dan banyaknya penelitian mengenai energi surya, cukup

realistis untuk mengatakan bahwa suatu saat energi surya akan menjadi

sumber energi utama di dunia.

Energi angin lebih baik dalam hal persaingan harga jika dibandingkan

dengan energi surya, tetapi masih memiliki masalah intermitten sama seperti

energi surya. Banyak negara sudah mulai ekspansi energi angin dalam jumlah

besar (terutama Cina) dan di tahun-tahun mendatang diperkirakan ladang

angin (wind farm) akan berpindah ke lepas pantai karena angin laut lebih kuat

dan lebih sering.

Page 160: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Energi geothermal mengacu pada panas yang tersimpan di inti bumi.

Energi geothermal tidak seperti matahari dan angin, energi ini tersedia 24-7

namun memiliki biaya pengeboran tinggi, yang berarti bahwa pengembangan

energi geothermal menggunakan teknologi saat ini hanya layak di daerah

dekat lempeng tektonik. Ini juga menjadi alasan mengapa hanya ada 24 negara

di dunia yang memanfaatkan energi panas bumi di saat ini.

Ketiga sumber energi alternatif ini memiliki keunggulan besar

dibandingkan bahan bakar fosil tradisional, yaitu karakter mereka yang ramah

lingkungan. Pembakaran bahan bakar fosil merupakan penyumbang utama

perubahan iklim dan polusi udara. Ini berarti dunia perlu mengganti bahan

bakar fosil dengan sumber energi alternatif sesegera mungkin untuk

menghindari skenario dampak perubahan iklim yang mengerikan.

2) ENERGI ALTERNATIF

Energi yang sering kita pakai sehari-hari semakin lama semakin

berkurang atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang tidak terkontrol

sehingga menimbulkan kelangkaan atau bahkan habis sama sekali. Untuk itu

sekarang perlu dipikirkan adanya energi alternative untuk pengganti dari

energi yang biasanya sering dipakai . Dibawah ini adalah berbagai sumber

energi alternatif yang dapat kita manfaatkan, selain akan membantu udara

untuk jadi bersih, penghematan juga akan dapat dilakukan.

Angin. Tenaga kinetik angin sekarang sudah mulai banyak

dipergunakan sebagai pemutar angin dengan menggunakan turbin angin baik

untuk rumah maupun untuk keperluan bisnis. Satu turbin angin dapat berharga

dua setengah milyar rupiah sampai dengan 10 milyar rupiah, tergantung dari

ukurannya. Tapi satu turbin saja dapat menghidupi sampai dengan tiga puluh

rumah, tapi karena angin tidak selalu bertiup, tenaga cadangan harus selalu

tetap tersedia, misalnya dari PLN.

Matahari. Negara kita yang kaya matahari tampaknya sangat cocok

menggunakan sumber daya ini. Coba gunakan atap yang terbuat dari sistem

tenaga surya yang disebut sel fotovoltaik. Harganya memang tidak murah,

untuk atap ukuran standar dapat mencapai 200 juta rupiah. Tapi sistem ini

Page 161: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

sangat mengurangi tagihan listrik pemilik rumah, apalagi dengan sistem

tagihan PLN yang ada sekarang.

Biodiesel. Bahan dasar bahan bakar ini dibuat dari tumbuhan seperti

kedelai, kelapa dan sebangsanya, biodiesel adalah bahan bakar non-toxic yang

dapat dicampurkan dengan minyak diesel biasa atau digunakan sebagaimana

adanya untuk mengurangi emisi.

Nuklir. Dengan bahan bakar uranium, logam yang ditemukan di

bebatuan, dan diproses di reaktor nuklir, energi panas yang ada akan

digunakan sebagai bahan untuk memutar turbin yang ada. Sumber energi ini

tidak melepaskan emisi gas rumah kaca dan tidak malah. 20% sumber listrik

di Amerika sudah berbahan bakar nuklir.

Hidrogen. Bagaimana caranya anda menciptakan sumber daya yang

sama sekali tidak mengeluarkan apapun kecuali air bersih? Jawabannya adalah

sel bahan bakar hidrogen. Masalah yang ada sekarang adalah untuk

memisahkan hidrogen dari bentuk komposisinya, misalnya rantai karbon atau

air, berarti menggunakan sumber daya lainnya. Penyimpanan hidrogen juga

tidak mudah, karena kepadatannya sangat rendah, maka sangatlah sulit untuk

menempatkan hidrogen dalam jumlah besar dalam ruangan yang sempit. Oleh

karena itulah, walaupun banyak kendaraan mulai menggunakan hidrogen

sebagai bahan bakarnya, masih sulit didirikan stasiun pengisian hidrogen.

VI. Metode dan Model Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran

1) Ceramah bervariasi

2) Tanya jawab

3) Demostrasi

2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning metode Everyone Is A

Teacher Here

Page 162: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

VII. Langkah-Langkah Pembelajaran

(Pertemuan I)

No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan

Berkarakter

1.

- Prakegiatan

Salam

Mengkondisikan kelas

Kegiatan Awal

1) Guru memberikan

motivasi-motivasi

kepada siswa.

2) Guru memberikan

apersepsi melalui tanya

jawab tentang sumber

energi angin.

3) Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

kepada siswa.

4) Guru menyampaikan

materi pembelajaran

yang akan di pelajari.

5 menit

10 menit

Ceramah

bervariasi.

Tanya Jawab.

Ceramah.

Religius.

Religius.

Disiplin

Percaya diri.

Ingin tahu.

Ingin Tahu .

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

a) Siswa dengan guru

bertanya jawab

tentang pengertian

40 menit

Tanya jawab.

Ingin tahu dan

keaktifan.

Page 163: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

dan manfaat energi

alternatif melalui

media yang telah

disediakan.

b) Siswa diberi sebuah

bacaan oleh guru

tentang materi

energi alternatif

c) Siswa diberi kartu

pertanyaan oleh

guru.

b. Elaborasi

a) Setiap siswa

membaca bacaan

energi alternatif

secara berulang-

ulang.

b) Setiap siswa

membuat sebuah

pertanyaan yang

ditulis dalam kartu

pertanyaan yang

sudah diberikan oleh

guru.

c) Siswa

mengumpulkan kartu

pertanyaan kepada

guru.

d) Siswa menerima

kartu pertanyaan

yang sudah di acak

Ceramah

bervariasi

Pemberian kartu

Pemberian tugas

berupa bacaan

Penugasan

Pengumpulan

kartu

Penerimaan

Kartu Acak

Disiplin dan

ingin tahu.

Perhatian

Ketelitian

Perhatian

Ketelitian dan

tanggung jawab

Jujur, tanggung

jawab

Page 164: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

oleh guru. Dan

memastikan bahwa

tidak ada siswa yang

menerima soal yang

ditulis sendiri.

e) Siswa memikirkan

jawaban dari

pertanyaan yang di

didapat.

f) Siswa secara sukarela

mempresentasikan

jawaban dari

pertanyaan tersebut

dibawah pantauan

guru dan siswa lain

memberi tanggapan.

c. Konfirmasi

a) Guru memberi

penguatan kepada

siswa.

b) Siswa yang paling

aktif akan

mendapatkan

penghargaan dari

guru.

c) Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

bagi yang kurang

jelas.

d) Guru memberi

Penugasan

Demonstrasi

Ceramah

bervariasi

Tanya jawab

Ketekunan

Keaktifan,

tanggung jawab,

toleransi,

keberanian

mengungkapkan

pendapat.

Tanggung jawab

dan kejujuran.

Keaktifan

Page 165: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

refleksi kepada siswa

yang kurang aktif.

3. Kegiatan Akhir

a. Siswa bersama guru

mereview dan

menyimpulkan

pembelajaran secara

keseluruhan.

b. Guru memberikan

umpan balik terhadap

proses hasil

pembelajaran.

c. Guru mengadakan

penilaian.

d. Guru memberikan

tugas rumah kepada

siswa untuk

mempelajari energi

alternatif.

e. Guru menyampaikan

materi untuk

pertemuan

selanjutnya.

20 menit

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

Penugasan

Ceramah

bervariasi

Keberanian

mengungkapkan

pendapat,

keaktifan, dan

percaya diri.

Percaya diri.

Kejujuran dan

percaya diri.

Kejujuran,

percaya diri dan

disiplin.

Disiplin.

Page 166: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

(PERTEMUAN II)

No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan

Berkarakter

1.

- Prakegiatan

Salam

Mengkondisikan kelas

Kegiatan Awal

1. Guru memberikan

motivasi-motivasi

kepada siswa.

2. Guru memberikan

apersepsi melalui

tanya jawab tentang

sumber energi

alternatif.

3. Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

kepada siswa.

4. Guru menyampaikan

materi pembelajaran

yang akan di pelajari.

5 menit

10 menit

Ceramah

bervariasi.

Tanya Jawab.

Ceramah.

Religius.

Religius.

Disiplin

Percaya diri.

Ingin tahu.

Ingin Tahu .

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

a) Siswa dengan guru

bertanya jawab

tentang pengertian

dan manfaat energi

40 menit

Tanya jawab.

Ingin tahu dan

keaktifan.

Disiplin dan

Page 167: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

alternatif melalui

media yang telah

disediakan.

b) Siswa diberi sebuah

bacaan oleh guru

tentang materi

energi alternatif.

c) Siswa diberi kartu

pertanyaan oleh

guru.

b. Elaborasi

a) Setiap siswa

membaca bacaan

energi angin secara

berulang-ulang.

b) Setiap siswa

membuat sebuah

pertanyaan yang

ditulis dalam kartu

pertanyaan yang

sudah diberikan oleh

guru.

c) Siswa

mengumpulkan

kartu pertanyaan

kepada guru.

d) Siswa menerima

kartu pertanyaan

yang sudah di acak

oleh guru. Dan

memastikan bahwa

Ceramah

bervariasi

Pemberian kartu

Pemberian tugas

berupa bacaan

Penugasan

Pengumpulan

kartu

Penerimaan

Kartu Acak

ingin tahu.

Perhatian

Ketelitian

Perhatian

Ketelitian dan

tanggung jawab

Jujur, tanggung

jawab

Page 168: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

tidak ada siswa yang

menerima soal yang

ditulis sendiri.

e) Siswa memikirkan

jawaban dari

pertanyaan yang di

didapat.

f) Siswa secara

sukarela

mempresentasikan

jawaban dari

pertanyaan tersebut

dibawah pantauan

guru dan siswa lain

memberi tanggapan.

c. Konfirmasi

a) Guru memberi

penguatan kepada

siswa.

b) Siswa yang paling

aktif akan

mendapatkan

penghargaan dari

guru.

c) Guru memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk

bertanya bagi yang

kurang jelas.

d) Guru memberi

refleksi kepada

Penugasan

Demonstrasi

Ceramah

bervariasi

Tanya jawab

Ketekunan

Keaktifan,

tanggung jawab,

toleransi,

keberanian

mengungkapkan

pendapat.

Tanggung jawab

dan kejujuran.

Keaktifan

Page 169: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

siswa yang kurang

aktif.

3. Kegiatan Akhir

1) Siswa bersama guru

mereview dan

menyimpulkan

pembelajaran secara

keseluruhan.

2) Guru memberikan

umpan balik terhadap

proses hasil

pembelajaran.

3) Guru mengadakan

penilaian.

4) Guru memberikan

tugas rumah kepada

siswa untuk

mempelajari gaya.

5) Guru menyampaikan

materi untuk

pertemuan

selanjutnya.

20 menit

Tanya jawab

Ceramah

Penugasan

Penugasan

Ceramah

bervariasi

Keberanian

mengungkapkan

pendapat,

keaktifan, dan

percaya diri.

Percaya diri.

Kejujuran dan

percaya diri.

Kejujuran,

percaya diri dan

disiplin.

Disiplin.

Page 170: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

VIII. Media dan Sumber Belajar

A. Media Pembelajaran

1) Bacaan energi alternatif

2) Card Quest

B. Sumber Belajar

1) Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.

hal 133-136.

2) Rositawaty, S, dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan. Jakarta:

Depdiknas, hal 138-140.

3) Wahyono, Budi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Depdiknas, hal 101-103

4) Tim Bina Karya Guru. 2008. IPA SD. Jakarta: Erlangga, hal 108-113.

5) Silabus IPA kelas IV SD.

VIII. Penilaian

1. Prosedur : tes proses dan tes akhir

2. Teknik : tes

3. Jenis : tertulis

Page 171: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

4. Bentuk : subjektif/ Uraian

5. Alat tes : soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, dan LKS.

Karanganyar, April 2012

Guru Kelas

Rohmah Fatmawati

NIP. --

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Kepala Sekolah

SD Negeri 3 Karangmojo

Elkana Margito, S. Pd.

NIP. 19550424 197501 1 002

Page 172: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

Lampiran 15

KISI-KISI SOAL EVALUASI

PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS 1II PERTEMUAN I

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara

penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi Dasar : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan

cara penggunaannya.

No. Indikator Bentuk

Penilaian

Jenis

Penilaian

Nomor Butir

Soal

Pertemuan I

1.

1) Kognitif

Pertemuan I

1) Menyimpulkan manfaat dan

pengertian energi alternatif.

2) Menemukan manfaat energi

matahari dalam kehidupan

sehari-hari.

Pertemuan II

3) Menyimpulkan manfaat dan

pengertian energi alternatif.

4) Menemukan manfaat energi

matahari dalam kehidupan

sehari-hari.

Isian

Isian

Uraian

Uraian

Tertulis

Tertulis

Tertulis

Tertulis

1, 2, 3, 5

4, 6, 7, 8, 9, 10

1, 2

3, 4, 5

2.

- Afektif

8.2.5 Perilaku berkarakter: disiplin,

rasa hormat dan perhatian, tekun,

tanggung jawab, dan ketelitian.

8.2.6 Keterampilan sosial: bertanya,

menyumbang ide/berpendapat,

menjadi pendengar yang baik,

dan bekerja sama.

Proses

Ada

3. c. Psikomotorik Mendemonstrasikan jawaban dari

hasil diskusi.

Perbuatan

Ada

Page 173: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

Lampiran 16

SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS 1II PERTEMUAN I

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Waktu : 15 menit

Petunjuk :

Isilah teka - teki silang berikut dengan tapat dan benar!

1. 5. 6.

7. 4. 9.

8. 10.

2.

3.

Page 174: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

Pertanyaan:

Mendatar:

1. Uap air yang memancar ke permukaan bumi.

2. Alat yang digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.

3. Alat yang menghasilkan listrik dari tenaga angin.

4. Salah satu sumber energi yang memiliki kekuatan besar.

Menurun:

5. Energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak bumi.

6. Nama lain dari energi matahari.

7. Digunakan untuk memompa air guna mengeringkan tanah.

8. Singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air.

9. Nama lain dari panas bumi.

10. Energi terbesar di bumi.

Page 175: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

Lampiran 17

KUNCI JAWABAN

SIKLUS III PERTEMUAN I

1. Geyser.

2. Sel surya.

3. Aerogenerator.

4. Angin.

5. Energi alternatif.

6. Surya.

7. Kincir angin.

8. PLTA.

9. Geothermal.

10. Matahari.

Kriteria penilaian:

Skor Nilai = jumlah benar x 10 = 100

Page 176: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

Lampiran 18

SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS III PERTEMUAN II

Kelas/ Semester : IV/ II (dua)

Mata Pelajaran : IPA

Waktu : 15 menit

Petunjuk :

Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!

1. Apa manfaat sari energi matahari? Sebutkan 3 saja!

2. Sebutkan 2 saja manfaat dari kincir angin!

3. Sebutkan 3 manfaat dari energi air!

4. Apa yang dimaksud dengan energi alternatif?

5. Apa nama lain dari energi panas bumi?

Jawab :

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

…………………………………………………………………………………..

Page 177: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

Lampiran 19

KUNCI JAWABAN

SIKLUS III PERTEMUAN II

1. a. Untuk mengeringkan padi hasil panen.

b. Untuk membuat garam di sekitar pantai.

c. Untuk menjemur pakaian.

2. untuk PLT Angin dan untuk menggerakkan turbin.

3. untuk PLTA, untuk memompa air, dan untuk olahraga.

4. energi alternatif adalah energi pengganti dari minyak bumi.

5. geothermal.

Keriteria Penilaian

Jumlah benar x 20

5 x 20 = 100

Kategori penilaian:

1) Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.

2) Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang

lengkap.

3) Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang lengkap.

4) Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.

5) Skor 0 apabila tidak dijawab.

Page 178: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

Lampiran 20

LEMBAR KERJA SISWA

(LKS)

PETUNJUK!

1. Bacalah bacaan yang telah disediakan secara berulang-ulang.

2. Kemudian tulislah sebuah pertanyaan ke dalam kartu indeks yang telah

disiapkan.

3. Kumpulkan kartu indeks tersebut kepada guru.

Page 179: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

Lampiran 21

BENTUK CARD QUEST

Contoh pertanyaan:

CARD QUEST

Apa kepanjangan dari PLTA?

Kepanjangan dari PLTA adalah

Pembangkit Listri Tenaga Air.

Page 180: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

Lampiran 22

BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS I PERTEMUAN I

OPTIMASI ENERGI MATAHARI

Makhluk hidup di seluruh dunia melakukan

berbagai aktivitas setiap harinya, mulai dari makan, minum,

bekerja, tidur dan masih banyak yang lainnya . Semua

aktivitas tersebut membutuhkan banyak sekali penunjang

dan yang terpenting adalah energi.

Sumber energi masa depan sudah ada sejak jaman

dahulu, tetapi belum begitu serius untuk pengembangannya secara luas. Sumber

energi matahari sebagai pusat edar alam semesta yang telah mengandung sumber

energi begitu berlimpah. Pemanfaatan sumber energi matahari memiliki prospek

yang sangat sangat baik untuk masa depan, tinggal bagaimana mengembangkan

sistem dan teknologi yang mumpuni .

Sekarang adalah saatnya pemerintah untuk lebih serius mengembangkan

sumber energi matahari (energi surya). Hal tersebut mengingat letak geografis

Indonesia yang begitu strategis di garis khatulistiwa, dengan penyinaran matahari

hampir 12 jam per hari.

Terdapat banyak alasan mengapa energi matahari sangat potensial dan

cocok untuk masa depan. Energi matahari sangat melimpah jumlahnya, yaitu

sekitar 1.300 Watt per m2, dan yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari

dengan cuaca cerah rata-rata 1.000 Watt per m2. Menurut Dr. Masno Ginting yang

telah dikukuhkan sebagai Ahli Peneliti Utama (APU) oleh Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI), bahwa energi yang tersimpan pada cahaya

matahari tidak memerlukan proses panjang untuk dapat dimanfaatkan .

Salah satu teknologi untuk pemanfaatan energi matahari berupa sel surya

(solar cell). Belakangan menjadi lebih rumit, karena memikirkan sisi efisiensi

kinerja sel surya dan untuk penggunaan secara luas membutuhkan sisitem inverter

dan juga batere untuk penyimpanan .

Page 181: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

Pengembangan teknologi sel surya secara intensif, merupakan langkah

yang strategis untuk optimasi pemanfaatan energi matahari. Dengan

keberadaannya di daerah tropis dan tingkat konsumsi energi yang sangat tinggi,

maka Indonesia diharapkan menjadi negara terdepan dalam alih sumber energi,

dari energi fosil (minyak dan gas bumi) yang tidak terbarukan, menjadi energi

matahari yang berkelimpahan.

Page 182: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

Lampiran 23

BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS I PERTEMUAN II

PEMANFAATAN ENERGI ANGIN

Pembangkit Listrik Tenaga Angin adalah alat

yang dapat merubah energi angin menjadi energi listrik

dengan memanfaatkan perputaran blade/baling-baling

kincir angin sehingga menggerakkan generator yang ada

di dalamnya. Energi listrik yang di hasilkan tersebut tidak

langsung di manfaatkan atau didistribusikan ke rumah

penduduk tetapi terlebih dahulu di simpan di dalam

baterai.

Pemanfaatan energi angin ini belum optimal, terbukti dengan jumlah PLT

Angin yang telah beroperasi di Indonesia baru sebanyak 5 Unit dengan kapasitas

80 kilo watt dan pada tahun 2007 bertambah lagi sebanyak 7 unit yang beroperasi

di pulau Selayar 3 unit, Sulawesi Utara dua unit, Nusa Penida, Bali dan Bangka

Belitung dengan kapasitas yang sama. Sehingga diperlukan exspansi kedaerah-

daerah yang belum mendapatkan listrik PLN, sehingga di harapkan kebutuhan

listrik masyarakat terpencil dapat tercukupi.

Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang

paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy

Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan

oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari

total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara

terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total

kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai GigaWatt.

Di Dunia ada ribuan turbin angin yang beroperasi, dengan kapasitas total

58.982 MW yang 69% berada di Eropa (2005). Dia merupakan cara alternatif

Page 183: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

penghasilan listrik yang paling tumbuh cepat dan menyediakan tambahan yang

berharga bagi stasiun tenaga berskala besar yang berbeban besar. Penghasilan

kapasitas listrik diproduksi-angin berlipat empat antara 1999 dan 2005. 90% dari

instalasi tenaga angin berada di AS dan Eropa. Pada 2010, Asosiasi Tenaga Angin

Dunia mengharapkan 120.000 MW akan terpasang di dunia. Jerman, Spanyol,

Amerika Serikat, India dan Denmark telah membuat invesatasi terbesar dalam

penghasilan listrik dari angin. Denmark terkenal dalam pemroduksian dan

penggunaan turbin angin, dengan sebuah komitmen yang dibuat pada 1970-an

untuk menghasilkan setengah dari tenaga negara tersebut dengan angin. Denmark

dan Jerman merupakan eksportir terbesar dari turbin besar. Semoga Indonesia

dapat belajar dari negara-negara yang lebih dahulu berhasil dalam progam

pemanfaatan energi angin menjadi energi listrik supaya ketergantungan terhadap

bahan bakar fosil dapat dikurangi.

Page 184: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

Lampiran 24

BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS II PERTEMUAN I

Energi Air yang Terlupakan

Sulit melupakan pertanyaan Profesor Otto

Soemarwoto dalam buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan

Pembangunan (1991) bahwa ”perkembangan pemanfaatan

energi di Eropa yang telah dimulai sangat awal,

menimbulkan pertanyaan mengapa di Indonesia tidak terjadi perkembangan

serupa. Curah hujan di Indonesia sangat tinggi dan topografinya bergunung,

sehingga potensi energi air sangatlah besar.”

Yakinkah kompasianer, Negara Mesir hanya mengandalkan Bendungan

Aswan dari Sungai Nil untuk menghasilkan energi listrik sebesar 2100 megawatt.

Listrik yang dihasilkan bendungan ini mampu menyediakan penerangan dan

energi untuk warga mesir selama 24 jam per hari. Energi listrik dari Bendungan

Aswan juga digunakan untuk memompa air ke beberapa wilayah padang pasir di

negara itu.

Seorang pengusaha penggilingan padi di era itu, almarhum Aman Kuba

pemilik Kilang Padi Pendere Kabupaten Aceh Tengah, membangun sebuah kincir

menggunakan air Sungai Peusangan untuk penggilingan padi, sekaligus

menghasilkan energi listrik. Saat orang-orang masih menggunakan lampu teplok

(lampu minyak tanah dari botol), kilang penggilingan padi itu sudah terang

benderang oleh energi listrik.

Paling kurang, energi listrik yang dihasilkan masyarakat cukup untuk

sumber penerangan di rumah mereka. Sangat luar biasa energi listrik yang

dihasilkan jika sungai atau sumber air itu digunakan untuk menggerakkan turbin

atau dinamo. Soalnya, air di negara kita terus mengalir sepanjang masa, kalaupun

belum mampu membangun bendungan, paling kurang mengajarkan masyarakat

membangun sendiri kincir air penggerak dinamo.

Page 185: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

Lampiran 25

BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS II PERTEMUAN II

INDONESIA JADI PENGGUNA PANAS BUMI TERBESAR DUNIA

Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Indonesia akan menjadi pengguna

terbesar energi panas bumi atau geothermal di dunia, kata Presiden Susilo

Bambang Yudhoyono saat membuka kongres ke-4 geothermal dunia di Nusa Dua

Bali.

Presiden mengatakan,saat ini Indonesia masih menduduki posisi ketiga

pengguna energi panas bumi setelah Amerika Serikat sebesar 4.000 MW dan

Filipina 2.000 MW.

Berbagai proyek telah dilakukan menuju target itu, termasuk empat proyek

yang telah ditandatangani Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina

Geothermal Energy yang didanai Bank Dunia untuk pembangunan proyek di Jawa

Tengah, Sumatera Utara dan Lampung Barat.

"Untuk pengembangan investasi di bidang geothermal, pendanaannya

sebesar 50 persen akan melalui BUMN dan sisanya bekerjasama dengan pihak

swasta seperti yang sudah berlangsung sebelumnya dari Chevron, Star Energy dan

Medco," katanya.

Presiden mengingatkan pemerintah daerah yang menjadi pemilik sumber

daya geothermal agar bertanggungjawab dalam pengembangan dan pengelolaan

serta pengawasan sumber daya ini.

"Saya mengingatkan bahwa masih banyak kesenjangan keahlian untuk

mempercepat program ini. Harapan saya, upaya untuk mendayagunakan potensi

energi Geothermal ini akan sukses, tidak hanya di Indonesia namun juga di

dunia," katanya.

Kongres ke-4 Geothermal Internasional yang diikuti wakil dari 80 negara

itu juga dihadiri Presiden Islandia Olafur Ragnar Grimsson, Presiden asosiasi

Geothermal Internasional Ladislaus Rybach dan sejumlah pihak yang

berkepentingan terhadap pengembangan energi panas bumi.

Page 186: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

Lampiran 26

BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS III PERTEMUAN I

Menuai Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Kebun

Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga

saat ini, bahan bakar fosil merupakan bahan bakar

yang paling luas dan paling sering digunakan oleh

seluruh manusia di dunia ini. Penggunaan jenis bahan

bakar ini semakin lama semakin tinggi, seiring

dengan meningkatnya aktivitas dan jumlah penduduk

bumi ini.

Beberapa solusi pun mulai ditawarkan oleh para ilmuwan. Salah satu yang

paling efektif dan ramai diperbincangkan adalah penggunaan bahan bakar

alternatif. Bahan bakar alternatif yang ramai diteliti para ilmuwan saat ini

biasanya berasal dari sumber yang terbarukan atau tidak dapat habis seperti

cahaya matahari, air, angin, panas bumi, dan biomassa. Hingga saat ini umumnya

penelitian mengenai pemanfaatan terhadap sumber energi terbarukan tersebut

cukup banyak, namun belum seluruhnya efektif dan efisien.

Suatu terobosan ilmiah terbaru berhasil ditemukan sebuah tim riset yang

terdiri atas para insinyur teknik kimia dari University of Massachusetts Amherst

berhasil mengembangkan suatu mesin yang dapat memproduksi berbagai macam

senyawa hidrokarbon dengan bahan baku minyak pirolisis sampah kebun atau

sejenisnya.

Ya, sampah kebun seperti kayu, ranting, cabang, kulit pohon, rumput-

rumput, dedaunan, dan bagian tumbuhan lainnya merupakan sumber alami

biomassa yang mengandung banyak selulosa dan minyak bio. Suatu proses

pirolisis terhadap biomassa seperti ini dapat mengekstrak minyak bio yang

terkandung di dalamnya untuk selanjutnya dapat diolah kembali menjadi berbagai

senyawa hidrokarbon. Pirolisis merupakan dekomposisi termal bahan-bahan

Page 187: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

organik tanpa keberadaan oksigen, sehingga bahan organik yang terkandung di

dalamnya tidak teroksidasi.

Hasil penelitian ini tentu dapat memberi nilai tambah terhadap sampah-

sampah organik yang ada di kebun pekarangan rumah kita ataupun di lingkungan

lain yang serupa. Selain dapat diubah menjadi pupuk kompos, sampah tersebut

juga dapat menghasilkan berbagai senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan baku produk kimia maupun sumber energi alternatif.

Page 188: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

Lampiran 27

BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA

SIKLUS III PERTEMUAN II

Pusat Teknologi AZTI-Tecnalia yang berspesialisasi pada riset makanan

telah membuka sebuah pabrik biogas yang mengambil bahan baku dari subproduk

industri makanan. Pabrik tersebut menggunakan senyawa-senyawa organik di

dalam limbah makanan agrikultur untuk menghasilkan energi alternatif. Hal ini

turut menjadi solusi bagi AZTI-Tecnalia untuk mengurangi kadar polusi yang

disebabkan limbah organik.

Pabrik biogas tersebut terletak di kompleks AZTI-Tecnalia, Derio, dan

konsep produksinya adalah menghasilkan biogas kaya metana dari metabolisme

anaerob materi organik di dalam subproduk makanan. Metabolisme anaerob

adalah proses biologis yang menguraikan materi organik sehingga dihasilkan

biogas, serta lumpur halus yang dapat digunakan sebagai suplemen bagi pertanian.

Kompenen utama penyusun biogas antara lain karbon dioksida dan metana

bernilai kalori tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik

atau termal (panas), serta sebagai bahan bakar kendaraan.

Dengan teknik yang serupa, pada tahun 2010, perusahaan tersebut

berencana untuk menghasilkan sumber energi yang mulai naik daun belakangan

ini, yaitu hidrogen. Mereka berharap kelak metana dan hidrogen dapat diperoleh

dari kombinasi proses fermentasi yang sama.

Para pakar di AZTI-Tecnalia terus meneliti kemungkinan untuk

menghasilkan berbagai manfaat lain dari subproduk makanan agrikultur, dalam

bentuk aslinya maupun dalam bentuk kombinasi dengan campuran dari sumber

lain, seperti lumpur dari pabrik pemurnian atau limbah makanan rumah tangga.

Campuran lainnya bisa bersumber dari makanan hewan ternak (purin), bersama

dengan sisa buah-buahan dan sayur-sayuran dari pasar atau supermarket, susu, air

dadih, sisa potongan-potongan ikan, limbah akuakultur, dan lain-lain.

Manfaat yang diperoleh dari pabrik biogas ini sangat besar bagi AZTI-

Tecnalia. Mereka mampu mengurangi tingkat polusi yang disebabkan limbah

organik. Kini, limbah yang mereka buang ke lingkungan jauh lebih aman, baik

Page 189: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

dari segi komposisi maupun bau sehingga emisi gas rumah kaca dapat dikurangi.

Seiring dengan hal tersebut, perusahaan ini juga dapat mengurangi ketergantungan

mereka akan sumber energi komersil, dan mulai menggunakan energi yang

berhasil mereka produksi dari bahan-bahan yang telah ada.

Saat ini, pabrik biogas mereka telah menjadi pelengkap bagi pabrik utama

perusahaan yang memproduksi makanan agrikultur tersebut. Percobaan dan

evaluasi subproduk lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan baku energi dan

produk makanan alternatif terus dilaksanakan. Seiring dengan hal ini, juga

dilakukan analisis mengenai biaya dan dampak lingkungan, sekaligus mencari

solusi bagi terbentuknya proses yang lebih berkualitas dan optimal.

Page 190: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

Lampiran 28

Daftar Nilai Kognitif Pemahaman Konsep Energi Alternatif Kelas IV

Pra Siklus

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 dan siswa mendapat nilai 65

No. Nama Siswa Nilai Ket.

1 Ribut S. 20 Tidak Tuntas

2 Triyono 50 Tidak Tuntas

3 Abdul R. 60 Tidak Tuntas

4 Siti A. 40 Tidak Tuntas

5 Aftah M. 35 Tidak Tuntas

6 Bintang R.S. 50 Tidak Tuntas

7 Damar B.A.P. 75 Tuntas

8 Diah A.S. 60 Tidak Tuntas

9 Danang A.S. 65 Tidak Tuntas

10 Eryka A.H. 45 Tidak Tuntas

11 Eko B.S. 30 Tidak Tuntas

12 Husen A.S. 40 Tidak Tuntas

13 Muh. Aldy F. 55 Tidak Tuntas

14 Muh. Al Arthur N. 70 Tuntas

15 Muh. Riviyan S. 75 Tuntas

16 Risa T.W. 60 Tidak Tuntas

17 Tegar A.F. 45 Tidak Tuntas

18 Tino A. 50 Tidak Tuntas

19 Vina A.F.N. 75 Tuntas

20 Ratri D.A. 50 Tidak Tuntas

21 Fizkri S.D. 55 Tidak Tuntas

22 Candra H. 60 Tidak Tuntas

Jumlah 1165

Rata-Rata 52,95

Keterangan :

Siswa yang tidak tuntas = 18 anak

Siswa yang tuntas = 4 anak

Page 191: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

Lampiran 29

Daftar Nilai Kognitif Pemahaman Konsep Energi Alternatif Kelas IV

Siklus I

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 dan siswa mendapat nilai 70

No. Nama Siswa

Siklus I Rata-

Rata Ket. Pertemuan

I

Pertemuan

II

1 Ribut S. 25 25 25 Tidak Tuntas

2 Triyono 85 65 75 Tuntas

3 Abdul R. 55 90 73 Tuntas

4 Siti A. 65 75 70 Tuntas

5 Aftah M. 70 85 78 Tuntas

6 Bintang R.S. 65 75 70 Tuntas

7 Damar B.A.P. 85 90 88 Tuntas

8 Diah A.S. 75 80 78 Tuntas

9 Danang A.S. 80 85 83 Tuntas

10 Eryka A.H. 60 80 70 Tuntas

11 Eko B.S. 60 90 75 Tuntas

12 Husen A.S. 80 80 80 Tuntas

13 Muh. Aldy F. 100 85 93 Tuntas

14 Muh. Al Arthur N. 70 95 83 Tuntas

15 Muh. Riviyan S. 75 90 83 Tuntas

16 Risa T.W. 50 75 63 Tidak Tuntas

17 Tegar A.F. 85 70 78 Tuntas

18 Tino A. 55 80 68 Tidak Tuntas

19 Vina A.F.N. 90 75 83 Tuntas

20 Ratri D.A. 75 80 78 Tuntas

21 Fizkri S.D. 60 70 65 Tidak Tuntas

22 Candra H. 50 80 65 Tidak Tuntas

Jumlah 1515 1720 1624

Rata-Rata 68.86 78.18 73, 81

Keterangan :

Siswa yang tidak tuntas = 5 anak

Siswa yang tuntas = 17 anak

Page 192: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

Lampiran 30

Daftar Nilai Kognitif Pemahaman Konsep Energi Alternatif Kelas IV

Siklus II

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 dan siswa mendapat nilai 75

No. Nama Siswa

Siklus II Rata-

Rata Ket. Pertemuan

I

Pertemuan

II

1 Ribut S. 30 20 25 Tidak Tuntas

2 Triyono 75 70 73 Tidak Tuntas

3 Abdul R. 95 90 93 Tuntas

4 Siti A. 90 90 90 Tuntas

5 Aftah M. 100 95 98 Tuntas

6 Bintang R.S. 100 80 90 Tuntas

7 Damar B.A.P. 100 90 95 Tuntas

8 Diah A.S. 100 90 95 Tuntas

9 Danang A.S. 70 75 73 Tidak Tuntas

10 Eryka A.H. 95 90 93 Tuntas

11 Eko B.S. 85 85 85 Tuntas

12 Husen A.S. 100 95 98 Tuntas

13 Muh. Aldy F. 100 80 90 Tuntas

14 Muh. Al Arthur N. 90 95 93 Tuntas

15 Muh. Riviyan S. 100 90 95 Tuntas

16 Risa T.W. 100 85 93 Tuntas

17 Tegar A.F. 90 80 85 Tuntas

18 Tino A. 75 75 75 Tuntas

19 Vina A.F.N. 95 80 89 Tuntas

20 Ratri D.A. 90 70 80 Tuntas

21 Fizkri S.D. 100 70 85 Tuntas

22 Candra H. 80 65 73 Tidak Tuntas

Jumlah 1960 1760 1866

Rata-Rata 89, 09 80 84,81

Keterangan :

Siswa yang tidak tuntas = 4 anak

Siswa yang tuntas = 18 anak

Page 193: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

Lampiran 31

Daftar Nilai Kognitif Pemahaman Konsep Energi Alternatif Kelas IV

Siklus III

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 dan siswa mendapat nilai 80

No. Nama Siswa

Siklus III Rata-

Rata Ket. Pertemuan

I

Pertemuan

II

1 Ribut S. 20 25 23 Tidak Tuntas

2 Triyono 90 95 93 Tuntas

3 Abdul R. 95 90 93 Tuntas

4 Siti A. 80 85 83 Tuntas

5 Aftah M. 80 90 85 Tuntas

6 Bintang R.S. 80 95 88 Tuntas

7 Damar B.A.P. 100 100 100 Tuntas

8 Diah A.S. 90 95 93 Tuntas

9 Danang A.S. 70 80 75 Tidak Tuntas

10 Eryka A.H. 80 90 88 Tuntas

11 Eko B.S. 80 95 85 Tuntas

12 Husen A.S. 95 90 93 Tuntas

13 Muh. Aldy F. 80 95 90 Tuntas

14 Muh. Al Arthur N. 80 90 83 Tuntas

15 Muh. Riviyan S. 80 85 83 Tuntas

16 Risa T.W. 85 75 80 Tuntas

17 Tegar A.F. 90 95 93 Tuntas

18 Tino A. 95 85 90 Tuntas

19 Vina A.F.N. 100 100 100 Tuntas

20 Ratri D.A. 85 90 88 Tuntas

21 Fizkri S.D. 75 85 80 Tuntas

22 Candra H. 80 95 88 Tuntas

Jumlah 1810 1925 1874

Rata-Rata 82,27 87.5 85,18

Keterangan :

Siswa yang tidak tuntas = 2 anak

Siswa yang tuntas = 20 anak

Lampiran 32

Page 194: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

LEMBAR WAWANCARA DENGAN GURU SEBELUM

MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE

(PRA-SIKLUS)

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran IPA

Energi Alternatif sebelum menggunakan metode Everyone

Is A Teacher Here.

Bentuk : Wawancara bebas

Responden : Guru kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo

Nama Guru : Rohmah Fatmawati, S.Pd.

Waktu Wawancara : Jam 09.00

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban 1. Apakah pembelajaran IPA khususnya

materi Energi Alternatif selama ini

sudah menggunakan metode

pembelajaran yang melibatkan siswa

untuk aktif?

Belum. Selama ini saya masih menggunakan

metode ceramah, memberikan contoh

kemudian saya memberikan tugas untuk

latihan soal. Karena menurut saya sulit

menerapkan metode-metode baru ke dalam

pembelajaran. 2. Bagaimana aktivitas siswa dalam

pembelajaran pembelajaran IPA

khususnya materi Energi Alternatif

yang anda terapkan selama ini?

Aktivitas siswa sering menyimpang, misalnya:

ramai sendiri, bermain sendiri, ngobrol dengan

teman, melamun, bahkan ada yang diam tetapi

tidak memperhatikan.

3. Bagaimanakah nilai hasil belajar

pemahaman konsep yang diperoleh

siswa dengan pembelajaran yang

anda terapkan?

Kalau menurut saya nilai IPA khususnya

materi Energi Alternatif untuk Standar

Kompetensi membaca masih rendah.

Sebenarnya mata pelajaran kelihatannya

mudah tapi ya sulit. Apalagi pemahaman

konsep anak juga sangat kurang. 4. Faktor apa saja yang mempengaruhi

tinggi/ rendahnya nilai hasil belajar

pemahaman konsep siswa?

Siswa tidak memperhatikan materi pelajaran,

siswa kurang antusias mengikuti

pembelajaran, kurang konsentrasi, dan

menganggap matari IPA itu mudah.

Karanganyar, 15 Februari 2012

Pewawancara

Choiriyah Dewi Nurwati

K7108107

Page 195: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

Lampiran 33

LEMBAR WAWANCARA GURU SETELAH MENGGUNAKAN

METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Tujuan : Memperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran

pembelajaran IPA Energi Alternatif sebelum menggunakan

metode Everyone Is A Teacher Here.

Bentuk : Wawancara bebas

Responden : Guru kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo

Nama Guru : Rohmah Fatmawati, S. Pd.

Waktu : Jam 10.00

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban

1. Bagaimanakah pendapat Anda, proses

pelaksanaan pembelajaran IPA khususnya

materi Energi Alternatif setelah menggunakan

metode pembelajaran Everyone Is A Teacher

Here. ?

Siswa menjadi lebih aktif dalam

bertanya dan mengemukakan

pendapat.

2. Menurut Anda, apakah pembelajaran IPA

khususnya materi Energi Alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher

Here. dapat meningkatkan pemahaman

konsep siswa kelas IV SD Negeri 3

Karangmojo?

Iya, karena dengan membuat

pertanyaan siswa menjadi aktif dlam

mengemukakan pendapat.

3. Adakah kendala-kendala dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA khususnya materi Energi

Alternatif dengan menggunakan metode

pembelajaran Everyone Is A Teacher Here?

Ada, yaitu menyulitkan siswa yang

blum bisa membaca tidak bisa

mengikuti pembelajaran yang

berlangsung.

4. Bagaimanakah nilai pemahaman konsep

siswa setelah diterapkan pembelajaran

menggunakan metode Everyone Is A Teacher

Here?

Nilai pemahaman konsep energi

alternatif dapat meningkat, meskipun

sedikit demi sedikit.

5. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam

pembelajaran setelah menggunakan metode

pembelajaran Everyone Is A Teacher Here?

Siswa jauh lebih aktif dari hari-hari

biasa, karena metode Everyone Is A

Teacher Here ini memang di ajarkan

untuk menjadikan siswa aktif.

Karanganyar, 17 April 2012

Pewawancara

Choiriyah Dewi Nurwati

K7108107

Page 196: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

Lampiran 34

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF (PRA-SIKLUS)

Petunjuk pengisian:

A. Amatilah dengan seksama semua aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari

awal sampai akhir pelajaran.

B. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan skor

Sangat Baik=4, Baik=3, Cukup=2, dan Kurang=1

No Uraian Tindakan Skor

4 3 2 1

1 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/

menyampaikan materi pelajaran.

2 Keantusiasan dan keseriusan siswa untuk mengikuti

pelajaran.

3 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan

oleh guru.

4 Keterliban/ keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. √

5 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru

dengan benar.

6 Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan

bahasa yang benar.

7 Siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan. √

8 Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran. √

9 Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan

siswa-media yang digunakan.

10 Siswa mematuhi perintah dari guru. √

11 Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya merasa

kurang jelas.

12 Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan

oleh guru

13 Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh

guru

Jumlah 30

Rata-rata = Jumlah skor

13 2,31

Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran energi

alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian ditentukan

dalam kategori sebagai berikut:

Page 197: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang

1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik

Observer

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Karanganyar, 13 Februari 2012

Guru Kelas

Rohmah Fatmawati, S. Pd.

NIP--

Page 198: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

Lampiran 35

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN

METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE SIKLUS I

Petunjuk pengisian:

A. Amatilah dengan seksama semua aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari

awal sampai akhir pelajaran.

B. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan skor

Sangat Baik=4, Baik=3, Cukup=2, dan Kurang=1

No Uraian Tindakan

Skor

Siklus I Hasil Rata-

Rata Siklus I Pertemuan I Pertemuan II

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/

menyampaikan materi pelajaran. √ √ 3

2 Keantusiasan dan keseriusan siswa untuk

mengikuti pelajaran. √ √ 2,5

3 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang

diberikan oleh guru. √ √ 2,5

4 Keterliban/ keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran √ √ 2,5

5 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang

diberikan guru dengan benar. √ √ 2,5

6 Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban

dengan bahasa yang benar. √ √ 3

7 Siswa mencatat kesimpulan dan materi yang

disampaikan. √ √ 2,5

8 Keterlibatan siswa dalam penggunaan media

pembelajaran. √ √ 3

9 Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-

siswa, dan siswa-media yang digunakan. √ √ 3

10 Siswa mematuhi perintah dari guru. √ √ 3,5

11 Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya

merasa kurang jelas. √ √ 2,5

12 Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang

diberikan oleh guru √ √ 3,5

13 Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang

diberikan oleh guru √ √ 3,5

Jumlah 32 43 37,5

Rata-rata = Jumlah skor

13 2,46 3,30 2,88

Page 199: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran energi

alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian ditentukan

dalam kategori sebagai berikut:

Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang

1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik

Observer

Rohmah Fatmawati, S.Pd

NIP.

Karanganyar, April 2012

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Page 200: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

Lampiran 36

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN

METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Petunjuk pengisian:

1. Amatilah dengan seksama semua aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari

awal sampai akhir pelajaran.

2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan skor

Sangat Baik=4, Baik=3, Cukup=2, dan Kurang=1

No Uraian Tindakan

Skor

Siklus II Hasil

Rata-Rata

Siklus II Pertemuan I Pertemuan II

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/

menyampaikan materi pelajaran. √ √ 3,5

2 Keantusiasan dan keseriusan siswa untuk

mengikuti pelajaran. √ √ 3,5

3 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang

diberikan oleh guru. √ √ 3,5

4 Keterliban/ keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran √ √ 4

5 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang

diberikan guru dengan benar. √ √ 3,5

6 Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban

dengan bahasa yang benar. √ √ 3,5

7 Siswa mencatat kesimpulan dan materi yang

disampaikan. √ √ 2,5

8 Keterlibatan siswa dalam penggunaan media

pembelajaran. √ √ 3

9 Adanya interaksi positif antara siswa-guru,

siswa-siswa, dan siswa-media yang digunakan. √ √ 3

10 Siswa mematuhi perintah dari guru. √ √ 3

11 Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya

merasa kurang jelas. √ √ 3,5

12 Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang

diberikan oleh guru √ √ 4

13 Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang

diberikan oleh guru √ √ 4

Jumlah 44 45 44,5

Rata-rata = Jumlah skor

13 3,38 3,46 3,42

Page 201: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran energi

alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian ditentukan

dalam kategori sebagai berikut:

Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang

1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik

Observer

Rohmah Fatmawati, S.Pd

NIP.

Karanganyar, April 2012

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Page 202: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

Lampiran 37

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN

METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE

Petunjuk pengisian:

a. Amatilah dengan seksama semua aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari

awal sampai akhir pelajaran.

b. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan skor

Sangat Baik=4, Baik=3, Cukup=2, dan Kurang=1

No Uraian Tindakan

Skor

Siklus III Hasil

Rata-Rata

Siklus III Pertemuan I Pertemuan II

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/

menyampaikan materi pelajaran. √ √ 3,5

2 Keantusiasan dan keseriusan siswa untuk

mengikuti pelajaran. √ √ 3,5

3 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang

diberikan oleh guru. √ √ 3,5

4 Keterliban/ keaktifan siswa dalam kegiatan

pembelajaran √ √ 3,5

5 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang

diberikan guru dengan benar. √ √ 4

6 Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban

dengan bahasa yang benar. √ √ 3,5

7 Siswa mencatat kesimpulan dan materi yang

disampaikan. √ √ 3,5

8 Keterlibatan siswa dalam penggunaan media

pembelajaran. √ √ 3,5

9 Adanya interaksi positif antara siswa-guru,

siswa-siswa, dan siswa-media yang digunakan. √ √ 4

10 Siswa mematuhi perintah dari guru. √ √ 4

11 Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya

merasa kurang jelas. √ √ 3,5

12 Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes

yang diberikan oleh guru √ √ 3,5

13 Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang

diberikan oleh guru √ √ 3,5

Jumlah 45 49 47

Rata-rata = Jumlah skor

13 3,46 3,76 3,61

Page 203: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran energi

alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian ditentukan

dalam kategori sebagai berikut:

Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang

1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik

Observer

Rohmah Fatmawati, S.Pd

NIP.

Karanganyar, April 2012

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Page 204: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

Lampiran 38

LEMBAR OBSERVASI

KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF

(PRA SIKLUS)

No Aspek yang diamati Skor

4 3 2 1

1 Memulai kegiatan pembelajaran. √

2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,

siswa, situasi dan lingkungan.

3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis.

4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual,

kelompok atau klasikal.

5 Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan, siswa, situasi dan lingkungan.

6 Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan

isi pembelajaran.

7 Melakukan penilaian di akhir pembelajaran. √

8 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa. √

9 Keefektifan proses pembelajaran. √

Jumlah 25

Rata-rata = Jumlah skor

9 2,78

Page 205: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

A. Kategori Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran kemudian

ditentukan dalam kategori sebagai berikut:

Skor Rata-rata Kategori Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Kinerja guru masih perlu diperbaiki

1,01 – 2,00 Kinerja guru dalam pembelajaran masih kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Kinerja guru dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik

Observer

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Karanganyar, 20 April 2012

Guru Kelas

Rohmah Fatmawati, S. Pd.

NIP

Page 206: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

Lampiran 39

LEMBAR OBSERVASI

KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS 1

No Aspek yang diamati

Skor Siklus I Hasil

Rata-Rata

Siklus I

Pertemuan

I

Pertemuan

II

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Memulai kegiatan pembelajaran. √ √ 3

2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai

dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. √ √ 3

3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam

urutan logis. √ √ 3,5

4 Menerapkan Everyone Is A Teacher Here.

dengan tepat. √ √ 4

5

Menggunakan alat bantu (media)

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,

siswa, situasi dan lingkungan.

√ √ 3

6 Memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan isi pembelajaran. √ √ 2,5

7 Melakukan penilaian di akhir pembelajaran. √ √ 2,5

8 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa. √ √ 2,5

9 Keefektifan proses pembelajaran. √ √ 2,5

Jumlah Skor 24 29 26,6

Rata-rata = Jumlah skor

9 2,67 3,22 2,94

Page 207: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

A. Kategori Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran kemudian

ditentukan dalam kategori sebagai berikut:

Skor Rata-rata Kategori Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Kinerja guru masih perlu diperbaiki

1,01 – 2,00 Kinerja guru dalam pembelajaran masih kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Kinerja guru dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik

Observer

Rohmah Fatmawati. S.Pd.

NIP

Karanganyar, April 2012

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Page 208: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

Lampiran 40

LEMBAR OBSERVASI

KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF

SIKLUS II

No Aspek yang diamati

Skor Siklus II Hasil

Rata-Rata

Siklus II

Pertemuan I Pertemuan II

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Memulai kegiatan pembelajaran. √ √ 3,5

2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai

dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. √ √ 3,5

3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam

urutan logis. √ √ 3,5

4 Menerapkan Everyone Is A Teacher Here.

dengan tepat. √ √ 4

5

Menggunakan alat bantu (media)

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,

siswa, situasi dan lingkungan.

√ √ 3,5

6 Memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan isi pembelajaran. √ √ 3,5

7 Melakukan penilaian di akhir pembelajaran. √ √ 3,5

8 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa. √ √ 3

9 Keefektifan proses pembelajaran. √ √ 3,5

Jumlah Skor 31 3 31,5

Rata-rata = Jumlah skor

9 3,44 3,55 3,5

Page 209: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

B. Kategori Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran kemudian

ditentukan dalam kategori sebagai berikut:

Skor Rata-rata Kategori Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Kinerja guru masih perlu diperbaiki

1,01 – 2,00 Kinerja guru dalam pembelajaran masih kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Kinerja guru dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik

Observer

Rohmah Fatmawati. S.Pd.

NIP

Karanganyar, April 2012

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Page 210: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

Lampiran 41

LEMBAR OBSERVASI

KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF

No Aspek yang diamati

Skor Siklus III Hasil

Rata-Rata

Siklus III

Pertemuan

I Pertemuan II

4 3 2 1 4 3 2 1

1 Memulai kegiatan pembelajaran. √ √ 3,5

2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai

dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. √ √ 3,5

3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam

urutan logis. √ √ 3,5

4 Menerapkan Everyone Is A Teacher Here.

dengan tepat. √ √ 4

5

Menggunakan alat bantu (media)

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,

siswa, situasi dan lingkungan.

√ √ 4

6 Memberi petunjuk dan penjelasan yang

berkaitan dengan isi pembelajaran. √ √ 4

7 Melakukan penilaian di akhir pembelajaran. √ √ 4

8 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa. √ √ 3

9 Keefektifan proses pembelajaran. √ √ 3,5

Jumlah Skor 31 35 33

Rata-rata = Jumlah skor

9 3,44 3,89 3,67

Page 211: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

C. Kategori Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran kemudian

ditentukan dalam kategori sebagai berikut:

Skor Rata-rata Kategori Kinerja Guru Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Kinerja guru masih perlu diperbaiki

1,01 – 2,00 Kinerja guru dalam pembelajaran masih kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Kinerja guru dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik

Observer

Rohmah Fatmawati. S.Pd.

NIP

Karanganyar, April 2012

Peneliti

Choiriyah Dewi Nurwati

NIM K7108107

Page 212: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

Lampiran 42

Rincian Rencana Waktu Penelitian

No Kegiatan

Bulan

Februari

2012

Maret

2012

April

2012

Mei

2012

Juni

2012

Juli

2012

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Penyusunan,

pengajuan dan

seminar proposal

2. Mengurus izin

penelitian

3. Persiapan penelitian

4. Pelaksanaan siklus I

5. Pelaksanaan siklus II

6. Pelaksanaan siklus III

7. Analisis data dan

penyusunan laporan.

8. Sidang skripsi, revisi,

dan penjilidan

Page 213: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

Lampiran 44

HASIL KERJA SISWA

Page 214: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

197

Lampiran 45

PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Penjelasan Skala Penilaian

Untuk mencentang pemberian skor pada tabel uraian aktivitas siswa, maka

perlu melihat penjelasan skala penilaian di bawah ini:

Skala

Penilaian Penjelasan

Jumlah

Siswa

SB=4 Jika jumlah siswa yang sesuai dengan uraian tindakan >

75% dari jumlah siswa yang ada >31 siswa

B=3 Jika jumlah siswa yang sesuai dengan uraian tindakan

50% – 75% dari jumlah siswa yang ada

21 – 30

siswa

C=2 Jika jumlah siswa yang sesuai dengan uraian tindakan

25% – 50 % dari jumlah siswa yang ada

11 – 20

siswa

K=1 Jika jumlah siswa yang sesuai dengan uraian tindakan 0

– 25%

0 – 10

siswa

Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

matematika menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian

ditentukan dalam kategori sebagai berikut:

Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran

0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang

1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah

2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik

3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik

Page 215: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

198

Lampiran 46

PEDOMAN PENILAIAN LEMBAR KINERJA GURU

DALAM PEMBELAJARAN

1. Memulai kegiatan pembelajaran

Deskriptor dalam memulai pembelajaran guru:

a. Menarik perhatian siswa

b. Memotivasi siswa

c. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa

d. Memberikan acuan yang dapat dilakukan dengan menggambarkan garis

besar materi dan kegiatan

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

2. Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan

lingkungan

Deskriptor:

a. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan dan atau hakikat materi

pembelajaran.

b. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa.

c. Kegiatan pembelajaran terkoordinasi dengan baik (guru dapat

mengendalikan pelajaran, perhatian siswa terfokus pada pelajaran, disiplin

kelas terpelihara).

d. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan situasi dan lingkungan belajar

(ruang, perabot, perubahan situasi dll.)

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

Page 216: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

199

3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis

Deskriptor:

a. Kegiatan disajikan dari mudah ke sukar.

b. Kegiatan yang disajikan berkaitan satu dengan yang lain.

c. Kegiatan bermuara pada kesimpulan.

d. Ada tindak lanjut yang dapat berupa pertanyaan, tugas-tugas atau PR pada

akhir pelajaran.

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

4. Menerapkan metode Everyone Is A Teacher Here dengan tepat.

Deskriptor:

a. Menyeleksi tim dan topik kelas dan memandu tim dalam menentukan

topik tim.

b. Memandu tim dalam menentukan topik kecil dan memantau kegiatan

diskusi kerja tim.

c. Memberikan penghargaan kepada tim yang terbaik dan siswa teraktif.

d. Menerapkan metode Everyone Is A Teacher melalui kegiatan yang

menyenangkan.

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

5. Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,

siswa, situasi dan lingkungan

Deskriptor:

a. Guru menggunakan sendiri alat bantu pembelajaran.

b. Siswa dilibatkan dalam menggunakan alat bantu pembelajaran.

c. Siswa dikelompokkan untuk menggunakan alat bantu pembelajaran.

Page 217: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

200

d. Pada hampir seluruh kegiatan inti siswa mendapat kesempatan

menggunakan alat bantu pembelajaran secara kelompok atau individu

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

6. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran

Deskriptor:

a. Petunjuk dan penjelasan sulit dimengerti dan tidak ada usaha guru untuk

mengurangi kebingungan siswa.

b. Petunjuk dan penjelasan guru sulit dimengerti dan ada usaha guru untuk

mengurangi kebingungan tetapi tidak efektif.

c. Petunjuk dan penjelasan guru sulit dimengerti, ada usaha guru untuk

mengurangi kebingungan siswa dan efektif.

d. Petunjuk dan penjelasan guru sudah jelas dan mudah dipahami

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

7. Melakukan penilaian sesuai dengan materi pembelajaran.

Deskriptor:

a. Penilaian yang diberikan sesuai dengan indikator yang akan dicapai.

b. Penilaian yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

c. Memberikan penilaian secara menyeluruh sesuai materi pembelajaran

yang dipelajari.

d. Melakukan penilaian secara objektif dan merata.

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

Page 218: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

201

8. Memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Deskriptor:

a. Membantu siswa mengingat kembali pengalaman atau pengetahuan yang

sudah diperolehnya.

b. Mendorong siswa yang pasif untuk berpartisipasi.

c. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang bersifat terbuka yang mampu

menggali reaksi siswa.

d. Merespon/ menanggapi secara positif siswa yang berpartisipasi

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

9. Keefektifan proses pembelajaran

Deskriptor:

a. Pembelajaran lancer.

b. Suasana kelas terkendali sesuai dengan rencana.

c. Susana kelas terkendali melalui penyesuaian.

d. Mengarah kepada terbentuknya dampak pengiring (misalnya ada

kesempatan bagi siswa untuk dapat bekerja sama, bertanggung jawab,

tenggang rasa)

Skala

Penilaian Penjelasan

1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak

2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak

3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak

4 Jika empat deskriptor di atas Nampak

Diadaptasi dari: Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II). 2011.S1 PGSD

FKIP UNS Surakarta.

Page 219: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

202

Lampiran : 47

SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF

PRATINDAKAN

I. Berilah tanda silang () pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang

benar!

1. Jenis olahraga selancar air membutuhkan energi . . .

a. listrik c. panas

b. cahaya d. angin

2. Sumber energi yang umumnya digunakan bus kota adalah . . .

a. minyak tanah c. solar

b. bensin d. gas

3. Berikut ini yang termasuk sumber energi alternatif adalah . . .

a. batu bara c. bensin

b. minyak tanah d. panas bumi

4. Alat yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi listrik adalah . . .

a. boiler c. suryakanta

b. Sel surya d. Salter Ducks

5. Mesin yang digunakan untuk menghasilkan tenaga litrik dengan

memanfaatkan gelombang air laut adalah . . .

a. sel surya c. reservoir

b. Salter Ducks d. turbin

6. Hewan yang telah mati berjuta-juta tahun lamanya akan membentuk . . .

a. minyak bumi c. minyak goreng

b. batu kali d. energi bumi

7. Nama lain untuk energi panas bumi adalah . . .

a. geometal c. reservoir

b. geothermal d. geologi

8. Sumber energi arus air pada air terjun harus . . .

a. asin c. lamban

b. deras d. bergelombang

9. Keuntungan penggunaan energi alternatif adalah . . .

Page 220: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

203

a. persediaannya terbatas c. tidak dipengaruhi musim

b. dipengarui musim d. relatif tidak mencemari lingkungan

10. Perahu layar adalah alat transformasi air yang menggunakan tenaga . . .

a. angin c. api

b. air d. batu bara

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar!

11. Energi panas matahari dimanfaatkan oleh petani untuk . . .

12. Batu bara merupakan bahan bakar fosil karena dihasilkan dari . . . yang mati

berjuta-juta tahun yang lalu.

13. Saat musim kemarau, debit air di bendungan menurun tajam. Hal ini

menunjukkan kelemahan sumber energi alternatif, yaitu dipengaruhi oleh . . .

14. Solar cell memanfaatkan sumber energi . . .

15. Olahraga arumjeram memanfaatkan energi . . .

16.

KUNCI JAWABAN

1. D 6. A

2. C 7. B

3. D 8. B

4. B 9. D

5. B 10. A

11. mengeringkan padi hasil panen.

12. hewan

13. musim.

14. energi matahari menjadi energi listrik.

15. energi air.

Page 221: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

204

Nilai = Jumlah benar x 100/35 = 100

I. Jumlah benar x 1 = 10 x 1= 10 dijumlahkan 35 x 100/35 = 100

II. Jumlah benar x 5 = 5 x 5 = 25

Page 222: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

206

Lampiran 43

Pengkondisian kelas

Saat guru sedang menjelaskan materi

energi alternatif

Keadaan siswa saat tanya jawab dengan

guru

Saat pembagian bacaan

Saat guru menjelaskan cara

menggunakan kartu jawaban

Saat siswa membaca bacaan

Page 223: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

207

Guru membagi kartu pertanyaan

Siswa saat membuat pertanyaan dalam

kartu pertanyaan

Siswa saat mengumpulkan kartu

pertanyaan di depan meja

Pengacakan kartu pertanyaan oleh guru

Siswa yamg suka rela ingin maju untuk

membaca pertanyaan dan jawaban

Siswa maju untuk membaca hasil

pertanyaan

Page 224: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

208

Guru dan siswa membuat kesimpulan

Guru mengandakan refleksi bagi siswa

yang belum paham

Guru membagi soal eveluasi siswa

Siswa saat mengerjakan soal evaluasi

indvidu

Page 225: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

29

Optimal Utilization

Of Alternative Energy Sources Duane J. Rosa, West Texas A&M University, USA

ABSTRACT

Many areas of the world today have access to alternative energy sources to meet their energy

needs. A fundamental problem facing societies today is to determine the optimum utilization of

energy sources. This paper analyzes the issues involving co-utilization of different types of energy

production in Iceland. Formulating a dynamic social optimization problem, expressions are

derived for optimal energy supply prices from each energy source. Based on the economic

characteristics of the energy sources, an optimal solution is derived that involves both periods of

specialization in a single energy source as well as periods of simultaneous co-utilization of

available sources.

Keywords: Energy, Co-Utilization, Optimization, Geothermal, Hydropower, Iceland

INTRODUCTION

echnology today offers societies today several options in meeting their energy needs. This, however,

creates a problem of selecting the optimal mix of energy sources. The solution to this problem

clearly varies from one situation to another. In certain cases, the optimal energy mix will involve

only one energy source. In other cases, it may involve several energy sources that may, moreover, be employed in

varying proportions over time. This paper analyzes the policy issues involving co-utilization of different types of

energy production. The model presented analyzes the co-utilization of geothermal and hydropower production in

Iceland. Three sources of energy generation specifically relevant to Iceland, hydroelectric, geothermal and fossil fuel

are considered. Even though this paper focuses on a single country, many of the results are applicable globally to the

problem of an optimal energy mix.

Natural conditions in Iceland favor the increased utilization and development of hydroelectric and

geothermal power production. The mean surface run-off in Iceland is about 50 liters/second/square kilometer, with a

large part of the country consisting of a plateau more than 400 meters above sea level. More than half of the country

is above 500 meters above sea level. The technically hydropower potential is estimated at 64 TWh/year, of which 30

TWh/year is considered economically and environmentally harness able. In addition, Iceland has abundant

geothermal energy resources. A quarter of the entire country is a volcanic area. Given that geothermal resources are

not strictly renewable, it is estimated that the potential power production from this source is 20 TWh/year. Present

utilization of these two resources totals only 4.2 TWh/year, or only about 8% of Iceland’s aggregate potential

(Orkustofnun - Iceland Energy Authority, 2007).

HYDROPOWER PRODUCTION

The first hydropower plant in Iceland was constructed in 1904, with a power generation capacity of 9

kilowatts. Over the years, many additional hydropower plants have been added. The first large-scale hydropower

plant was built in 1965, which had a capacity of 210 MW. The total hydropower production in Iceland is now 7,289

GWH (World Energy Council, 2007). This, however, represents only a small amount of the economically feasible

hydropower production for the country. Iceland is second only to Norway in the world in having the smallest per

capita electric power consumption.

T

Page 226: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

30

GEOHERMAL POWER PRODUCTION

Iceland has enormous supplies of geothermal energy. Currently there is 2,631 GWH of installed capacity.

However, it is estimated that the total potential for electricity production from the 19 high temperature fields in the

country could be as high as 1,480 TWH/year. There are three types of geothermal energy: hydrothermal, geo-

pressured and hot dry rock, the last being the most plentiful. The geothermal fields of Iceland are almost exclusively

hydrothermal in nature, and this type of geothermal energy is the most useful for commercial applications.

Hydrothermal areas are divided into high and low temperature fields, according to the reservoir temperature. A low

temperature field is defined as one where the temperature is below 150 degrees centigrade at one kilometer in depth,

and a high temperature field where the temperature is above 200 degrees centigrade. The high temperature fields of

Iceland traverse the country from Southwest to Northeast, with the low temperature fields located on the flanks

(Orkustofnun - Iceland Energy Authority, 2007).

Geothermal energy currently provides 26.5% of the gross energy consumption in Iceland. A very

important use of this energy source is for space heating (residential and commercial), with about 87% of all

buildings in Iceland being heated this way. In addition, geothermal energy is used for greenhouse cultivation of

fruits and vegetables. The principal industrial uses of high temperature geothermal energy involve drying

applications using flashed steam and/or hot water. Iceland has found that the most efficient way of using the high

temperature fluid is to cascade its use by using the heat first for the production of electricity, and the remainder for

providing for space heating, swimming pools, and even for heating sidewalks and roads. There are five major

geothermal power plants in Iceland. In contrast to low temperature space heating, power production is only possible

in the high temperature fields situated in the volcanic zone which lies diagonally from southwest to northeast

through the country. The Svartsengi Power Plant, in the southwest of the country, currently produces 76.5 MW of

electricity and about 475 liters/second of 90º Centigrade hot water. The Nesjavellir Power Plant, which supplies hot

water to Reykjavik, is situated in the south of the country and produces 120 MW of electricity and about 1800

liters/second of hot water. There are three power plants that only produce electricity. The Krafla Power Plant,

situated in the northeast of the country, produces 60 MW of electricity. The Reykjanes Power-Plant, located in the

southwest tip of the country produces 100 MW of electricity. The Hellisheidi Power-Plant, produce 90 MW of

electricity (Landsvirkjun – National Power Company of Iceland, 2007)

ECONOMIC ANALYSIS OF ENERGY UTILIZATION

Iceland is a country of many contrasts. While it is rich in energy resources, Iceland is a barren country. The

Icelandic climate is too cold for any significant growing of crops. Therefore, a considerable part of the needed

agricultural products must be imported. However, Iceland is self-sufficient in meat and dairy products and certain

types of vegetables. The principal industry in Iceland is fishing. This industry, however, has been in a period of

significant decline in recent years due to over fishing and reduced total catch. The principal industrial firms in the

country include an aluminum smelter built in 1969 with 90,000 ton production capacity and a ferrosilicon plant.

Iceland has made some attempts to attract other energy intensive industries to the country. In the 1990s, international

companies started looking at Iceland as potential location for additional aluminum smelters, an industry that

requires an extensive amount of available power. By 2003 Iceland had the world’s highest aluminum production per

capita of the population with two aluminum smelters (260,000 tons production and 300,000 people) (Hilmarsson,

2003)

In 2007, Alcoa opened a 320,000 ton aluminum smelter at Reydarfjordur in Eastern Iceland. This smelter

required Landsvirkjun, The National Power Company of Iceland, to build the 690 MW Karahnjukar Hydropower

plant just to provide power to the Alcoa smelter. The resulting dam, the largest in Europe, has been severely

criticized by environmentalists in the country, as it flooded 57 square kilometers of pasture land (Landsvirkjun –

National Power Company of Iceland, 2007). In 2008, Alcoa proposed construction of an additional smelter in

Husavik, northern Iceland. In addition, Nordural, a subsidiary of the U.S. firm, Century Aluminum, has proposed

construction of an aluminum smelter at Helguvik Cove, in southwest Iceland. Both of these projects have been put

on hold due to the recent financial collapse to hit Iceland.

Page 227: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

31

The construction and operation of aluminum smelters in Iceland has both positive and negative impacts on

the country. It does bring in additional tax revenue to the country, provides additional employment during

construction and final operation, and creates a positive economic multiplier effect on the other sectors of the

Icelandic economy. However, from an environmental perspective, this type of industrial development brings

increased pollution levels and waste disposal problems. Also, if geothermal resources are used as a power source,

this can cause surface disturbances due to fluid withdrawal, noise, thermal effects, and emission of chemicals into

the atmosphere.

Iceland has also considered the export of power. Feasibility studies completed by Landsvirkjun, the

National Power Company of Iceland, have concluded that it would be technically feasible to export electricity

through submerged ocean cable to Scotland or England (Landsvirkjun – National Power Company of Iceland, 1992).

Given the distances involved (minimum of 950 km), transmitting electricity through cables can only be done

effectively by high voltage direct current (HVDC). When electricity is transmitted with HVDC, the alternating

current is changed to direct current by rectifying it in a converter station at one end, and then changing the power to

AC by inverting it in a converter station at the other end.

Even though a submarine cable is technically feasible and the price of Icelandic energy is competitive,

Iceland would still face significant technical, economic and political obstacles. Such a project would require an

enormous expenditure of funds, and this would require some cost sharing by the receiving countries. A plant would

first have to be built in Iceland just to construct the cable. Also, there are some technical issues. There are currently

longer undersea cables and deeper undersea cables in the world, but the undersea cable connecting Iceland to Europe

would be longer and deeper than other previously constructed cables. Also, the cost effectiveness of the project will

depend on market prices of energy in the future. From a political perspective, it may also be difficult for Iceland to

negotiate a cost effective price, given competition from other European power producing countries (e.g. France). For

the receiving countries, however, the greatest advantage may be that Iceland’s electricity does not result in any

environmental pollution.

There are many issues facing Iceland today as it considers development opportunities utilizing these

abundant power supplies especially given the financial and economic crisis currently facing the country. Iceland is

in many ways unique in terms of its available energy sources. However, most countries today face similar situations

with regard to a choice of different energy sources. The following theoretical model is presented to show how a

cost-effective co-utilization of different energy sources can be developed resulting in an optimal mix of energy

sources.

MODEL OF ENERGY CO-UTILIZATION

In order to evaluate the potential for co-utilization of different energy sources, and to determine the optimal

mix of these energy sources, the following model is developed. Consider a city with a certain population area. Let

the instantaneous demand for energy in this area be given by the inverse demand function

(1) ),( tyDp

where p denotes the demand price and y refers to energy consumption at time t. Notice that according to this

specification, the function D(y,t) is time variant. We assume (i) that D(y,t)>0, (ii) that the function D(y,t) is twice

continuously differentiable and (iii) that Dy (y,t)<0.

Given this energy demand a measure of social benefits derived from energy use is provided by the

consumer surplus defined by the following expression:

(2) q

tyDtB0

),()( dy

In this case it is mathematically convenient to assume that the function B (t) is concave in q.

Page 228: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

32

To describe a rather typical situation imagine that the population area in question is a city and the energy

demand in this analysis is for residential and industrial energy purposes. Energy generation can come from three

sources, geothermal, hydroelectric, and fossil fuel. Each of these three methods of energy generation involves social

costs. Let us for a moment describe these costs at time t by the following cost function:

(3) C(t) = C1(yG,t)+C2(yH,t)+C3(yF,t)

Where yG, yH, and yF refer to the instantaneous consumption of geothermal, hydroelectric, and fossil energy

respectively and the functions C1(∙), C2(∙) and C3(∙) represent the corresponding cost functions.

Instantaneous net social benefits may be defined as the difference between social benefits and costs:

(4) )()()( tCtBtNB

The problem for the country or region is to select the optimal combination of these methods so as to maximize the

present value of net social benefits. This problem is equivalent to choosing time paths of yG, yH, and yF to maximize

the objective function:

(5) dtrttNBV )exp()(0

where r represents the social rate of discount, subject to the constraint that demand is satisfied, i.e.

y= yG + yH+ yF and other constraints. Economic optimality requires that demand be satisfied at each point in time,

for otherwise prices would convey incorrect signals and could induce suboptimal behavior.

The maximization of net social benefits from energy generation subject to satisfying demand is clearly

equivalent to minimizing the cost of meeting that demand. This cost minimization approach gives rise to the concept

of the marginal social cost of energy supply which is often referred to as the supply price of energy. Thus, a

particularly transparent way to approach the problem of the optimal energy generation mix, is to proceed in terms of

the social supply price of energy from the different energy sources. The following sections will develop a supply

price for each power source.

HYDROELECTRIC SUPPLY PRICE

Let the cost of electric power generation in the hydroelectric grid system be defined by the cost function:

(6) C(y), Cy >0

This cost function reflects the total costs of operating the existing hydroelectric system (i.e. both fixed and variable

costs) at a point of time. ( )C , however, does not include investment costs (i.e. sunk costs) or costs associated with

future capacity changes. For reasons of mathematical convenience we assume that this cost function is convex and

twice continuously differentiable.

Production of electricity is constrained by two factors, the installed generating capacity, denoted as Q, and

the availability of water. Thus,

(7) Q ≥ y ≥ 0

In a typical hydroelectric power system, capacity can only be adjusted in relatively large discrete blocks.

Generating capacity is, in other words, highly indivisible. This significantly complicates the analysis and resulting

optimal management of the system. We will therefore consider Q fixed for this analysis.

Page 229: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

33

The availability of water depends on the flow rate of the river, which may be taken to be exogenous, and

the accumulation of water resources in reservoirs. Referring to the stored water in the reservoirs at time t by x(t) we

have:

(8) x′ (t) = ∂x∕ ∂t = a(t) – y(t)

where a(t) represents the exogenous inflow of water and y(t) the extraction of water for energy generation.

The simplifying assumption is used that maximization of social benefits from electricity generation is

equivalent to maximizing the present value of future consumer and producer surplus. Thus, assuming for the present

that capital is fixed, the problem facing the hydroelectric power authorities is:

(9) 0 0

[ ( , ) ( )] exp( )q

MaxV D y t dy C y rt dt

subject to:

(10) Q ≥ y ≥ 0

(11) x′ = a – y

(12) y, x ≥ 0

where r>0 denotes the social rate of discount and the term [0

( , ) ( )q

D y t dy C y ] represents the sum of consumer

and producer surpluses at time t.

Equation (9) is only dynamic in a limited sense as the stock variable x does not appear explicitly in the

objective function. This means that the energy generation remains at all times at the optimal equilibrium level given

the exogenous variables. If the stock constraint, x≥0, does not become binding at some point of time, the problem is

entirely static.

A Hamiltonian function corresponding to equation (9) may be written as:

(13) 0

( , ) ( ) ( ) ( )q

H D y t dy C y a y Q y x

where σ and μ1 and μ2 are the Lagrange multipliers for this problem. Along the optimal solution to equation (9),

these variables measure the shadow or, in this case, social values of the respective stock variables. More precisely,

σ(t) measures the increase in the present value of net social benefits, from time t onwards, due to a marginal increase

in water reservoir levels. The variable μ1 measures the instantaneous change in social benefits due to a marginal

increase in electricity generating capacity at time t, and the variable μ2(t) measures the instantaneous increase in

social benefits due to an increase in water levels at time t.

The necessary conditions for solving equation (9) are:

(14) 1( , ) ( ) , 0, 0y y yH D y t C y y H q

(15) 1 2r

(16) 1 1Q y, 0, Q y 0

Page 230: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

34

(17) x′ = a-y

(18) 2 2x 0, 0, x 0 

These necessary conditions reveal a set of socially optimal rules for electricity pricing. Provided there is some

production of electricity, according to equation (14), the optimal supply price of hydropower, pH, is given by:

(19) 1( , ) ( )H yP D y t C y

The first term in the supply price is the marginal instantaneous cost of generating electricity. The second, σ, reflects

the social cost of using water for electricity generation. It can be shown that if the water supply is adequate for all

future periods, then σ = 0 at all t. The third term, μ1, measures the social value of a marginal increase in generating

capacity. If there is excess capacity at time, μ1=0, otherwise μ1≥0. For investment to be optimal, μ1 must at least

equal the marginal cost of investment.

The variables σ and μ1 in equation (19) reflect the importance of water availability and investment costs for

the optimal supply price of hydropower. The movement of σ and μ1 over time is given by conditions (14) through

(18). Two important special cases may be discerned from this analysis.

CASE 1: WATER SUPPLY NOT BINDING

If the water supply is abundant in the sense that the x≥0 constraint will never become binding, the

electricity pricing rules are relatively simple. In that case they are:

(20) ( , ) ( )H yp D y t C y , if Q>y, i.e., excess capacity

(21) ( , )Hp D Q t , if Q=y, i.e., full utilization of capacity

It is important to realize that to follow these rules just requires knowledge of the current situation facing the

hydroelectric authority. Assuming for the moment that demand increases at a constant exponential rate (i.e., the

inverse demand function can be written as ( , ) ( ) exp( ), 0D y t D y t ), the optimal time path of supply

price will be similar to Figure 1.

Figure 1

Hydroelectric Supply Price: Abundant Water with No Investment

Page 231: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

35

Figure 1 illustrates two possible phases. In the first phase, from t=0 to t=t1, there is excess capacity and

equation (20) applies. In the second phase, from t=t1 onwards, there is full utilization of capacity. Therefore, the

supply price must adjust so as to satisfy the demand and equation (21) applies.

At some point during phase 2 it will become optimal to invest in additional capacity. The condition for that

is given by:

(22) 1 0( ) ( )V Q V Q I

where 1( )V Q represents the value of the optimal program under some new capacity, Q1, and 0( )V Q the value of

the optimal program under the old capacity, Q0. (I) represents the cost of investing in additional capacity.

As suggested by equation (22), investment decisions require knowledge about future conditions since

1( )V Q and 0( )V Q involve the entire future path of electricity generation. More precisely:

(23) 10 0

( ) [ ( *, ) ( *)] exp( )q

V Q D y t dy C y rt dt

,

Where y* represents the optimal path of electricity production and bounded by the constraint Q1≥y*. A similar

expression holds for 0( )V Q . Thus, the optimal investment decisions require perfect foresight for the remainder of

the program horizon. Only in certain rare circumstances is it possible to base the optimal investment decisions on

current data. One such case is when future electricity demand is guaranteed not to fall below the demand at the time

of the investment.

Once a discrete addition to electricity generation capacity has taken place, the situation reverts to one

described by equations (20) and (21). Thus, allowing discrete investments, the time path of the electricity supply

price is described in Figure 2.

Figure 2.

Hydroelectric Supply Price: Abundant Water

Page 232: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

36

CASE 2: WATER SUPPLY BINDING

If it is expected that at some point in the future water will become scarce in the sense that the x≥0 becomes

binding, this will be reflected in the current shadow value of water, σ. Therefore, as suggested by equation (19), the

social supply price of water will have to be adjusted upwards. The more imminent the water shortage the higher is σ

and the higher the supply price of electricity. This is illustrated in Figure 3.

Figure 3.

Hydroelectric Supply Price: Water Shortage

Figure 3 illustrates the case where demand is time invariant, i.e. ( , ) ( )D y t D y , but water reservoirs are

declining and running dry at time t1. Therefore, prior to t1, the supply price rises to encourage conservation and to

postpone the time of water shortage. From t1 onwards, electricity supply relies on the instantaneous water flow, a(t),

and if this is constant so will the supply price be.

The economic rationale for increasing the supply price of electricity when water shortage is expected is to

encourage conservation. When reservoirs run dry, power authorities are faced with a block interval in the sense that

they would like to make x negative but are unable to do so. This situation suggests prior adjustments in the optimal

paths.

Clearly, potential water shortage greatly complicates the determination of optimal price. First, since

running out of stored water at some point in the future is a distinct possibility in most hydroelectric systems, the

pricing of energy can no longer rely on current data. Foresight and prediction become crucial for identifying the

optimal pricing path. Second, due to this constraint, the calculation of optimal prices becomes more complex, even

when good predictions are available. Third, actual price profiles become more uneven and jagged than before.

GEOTHERMAL ENERGY SUPPLY PRICE

In order to analyze the supply price, we need to first consider a geothermal field consisting of a number of

well. Hot water continuously flows into these wells. Let x(t) represent the level of water of a given temperature in

the wells at time t. It stands to reason that the rate of change of x depends on the level of x itself. Let this natural rate

of change be given by the function G(x(t)). We assume that G(0)>0 and there exists a natural positive equilibrium

water level, x*, say, such that G(x*)=0 and that G(X)>0 for all x in the interval (0,X*). For reasons of mathematical

convenience we further assume that G(x) is twice continuously differentiable and concave. The shape of G(x) is

illustrated in Figure 4.

Page 233: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

37

Figure 4

Natural Water Inflow Function, G(x)

Hot water is being extracted from the wells and supplied to consumers at the rate of y(t). Thus, the water

level in the wells changes according to:

(24) ( ) ( ( )) ( )x t x t G x t y t

The instantaneous cost of extracting water from the field is taken to increase with the rate of extraction, y,

and decrease with the available level of water, x, such that:

(25) ( ) ( , ), 0, 0C t C y x Cy Cx

This function is assumed to be twice continuously differentiable and convex in both of its arguments.

As in the case of the hydroelectric power generation example discussed above, the production of

geothermal energy is constrained in two ways. One is the capacity of the system to pump and pipe hot water to

consumers. Referring to this constraint by the symbol Q, we have:

(26) Q y

The other constraint is the availability of hot water in the wells, x. Therefore, x cannot be made negative.

(27) 0x

In countries like Iceland, the second constraint is much more important than the first one. One reason is

that the delivering capacity can normally be adjusted in relatively small steps to accommodate demand. On this basis

and to avoid unnecessary complications let us assume that investments in capacity are perfectly divisible so that:

(28) Q i

where, i represents net investment.

Page 234: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

38

The problem facing power authorities is thus:

(29) 0 0

[ ( , ) ( , ) ] exp( )q

MaxV D y t dy C y x s i rt dt

subject to:

(30) 0Q y

(31) Q i

(32) ( )x G x y

(33) , 0y x

where, r>0 denotes the social rate of discount, s, the unit price of investment, and the term

0[ ( , ) ( , ) ]

q

D y t dy C y x s i represents the sum of consumer and producer surplus at time t.

The solution to the above problem has an explicitly dynamic character, since the stock variable, x, appears

in the objective function. The following phase diagram explains this situation.

Figure 5

Geothermal Extraction: Phase Diagram

The phase diagram in Figure 5 shows that the optimal interior solution involves a dynamic adjustment to a

saddle point equilibrium (y*,x*). Given an infinite horizon, only paths to (y*,x*) can be optimal. Notice, however,

that qualitatively different cases are possible. For instance, it may well be the case that the y′ = 0 schedule does not

intersect the x′ = 0 schedule for any y › 0. This would be the case for a very low natural rate of hot water renewal or

weak energy demand. In that case zero extraction of hot water would be optimal.

The optimal energy pricing rule is thus:

Page 235: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

39

(34) ( , )G yP C y x

where ( , )yC y x represents the marginal cost of the water supply, σ is the social shadow value of water in the wells,

and μ is the shadow value of the supply capacity. Since μ=0 unless the capacity is fully utilized, equation (30)

reduces to:

(35) ( , )G yP C y x

When delivering capacity is fully utilized, r s , where μ equals the marginal capacity costs. In this case,

equation becomes:

(36) ( , ) ( )G yP C y x r s

Given the assumptions, the shadow value of hot water in the geothermal wells, σ, is positive provided the field is

utilized. In addition, this value increases monotonously as the available water level is drawn down. If it is expected

that the optimal utilization path will exhaust the water level at some point in time, σ will reflect this and increase

faster. Thus, in this case, foresight is needed to calculate the optimal supply prices.

As in the hydroelectric case we can illustrate the time path of the geothermal supply price given constant

proportional growth of demand. This is shown in Figure 6.

Figure 6

Geothermal Supply Price: No Field Investments

Figure 6 essentially illustrates two phases for the geothermal field. In the first phase, t=0 to t=t1, there is

excess capacity in the delivery system and equation (31) applies. In the second phase, from t=t1 onwards, there is

full utilization of capacity and equation (32) applies.

At some point during phase 2, it may become optimal to invest in additional field development capacity

such as drilling new wells. The optimal condition for discrete investment of this nature is given by equation (23) as

before. If such investment is found to be optimal, water shortage will be alleviated and the path of supply price over

time may become jagged as illustrated in Figure 7.

Page 236: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

40

Figure 7

Geothermal Supply Price: Field Investments

It should be noted that under the situation of discrete investments, the optimal pricing rules may not

generate income sufficient to pay for investment costs. In that case, alternative funding will have to be found.

FOSSIL FUEL ENERGY SUPPLY PRICE

Let the cost of energy generation by burning fossil fuel (e.g. coal, oil, natural gas) in existing capacity be

represented by the twice continuously differentiable and convex cost function:

(37) ( ), 0yC y C

Production of fossil fuel energy is constrained by the installed capacity. Thus, referring to the installed capacity by

Q:

(38) Q y

Assume in reality that fossil fuel energy generation capacity can be adjusted upwards and downwards

approximately on a continuous basis by changes in investment. It should, however, be recognized that this requires

that capacity units are small and that there exists a well functioning resale market for fossil fuel capacity. Thus,

omitting depreciation, capacity changes according to:

(39) ( )Q t i

where i refers to investment.

Finally, let the investment cost per unit of capacity be represented by 0s . Given these specifications,

the problem facing fossil-fuel energy utilities is:

(40) 0 0

[ ( , ) ( ) ( )] exp( )q

MaxV D y t dy C y s i rt dt

Page 237: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

41

subject to:

(41) 0Q y

(42) Q i

(43) 0y

where, as before, 0r denotes the social rate of discount and the term [0

( , ) ( ) ( )]q

D y t dy C y s i represents

the sum of consumer and producer surpluses at time t.

It is worth noting that the only stock variable in this problem is the capacity level, Q. However, given the

malleability of the fossil fuel capacity, Q will be adjusted to output, y, at each point in time. Given this, the supply

price of fossil fuel is given by the following single equation

(44) ( )f yP C y r s

The assumption of perfect malleability of fossil fuel capacity is an approximation. Any changes to this

assumption would require some modification of equation (40), but these changes would probably be minor.

JOINT UTILIZATION OF DIFFERENT ENERGY SOURCES

The social supply price schedules of hydroelectric, geothermal, and fossil fuel were derived in the previous

sections. These schedules, defined in equations (19), (31), and (40) give the respective supply prices as functions of

the amount of energy generated as well as other variables. From this, we can examine the conditions for joint

utilization of these energy sources..

For purposes of this analysis it is assumed that any energy demand would be met at the lowest available

supply price at each point of time. If that were not the case, the present value of social benefits would not be

maximized. This condition of lowest available supply price can be formally stated as:

(45) D(yH,yG,yF, t) = Min[pH(yH),pG(yG),pF(yF)], all t,

where pH(yH), pG(yG), and pF (yF) represent the social supply prices of hydroelectric, geothermal, and fossil fuel

respectively.

Thus, the condition for joint utilization of any two energy sources at a point in time is:

(46) ( ) ( )i i j jp y p y , for iy and iy ≥ 0

Given the exogenous demand, D(y, t) and the respective supply price functions, it is clear that equations (41) and

(42) fully specify the optimal joint utilization of the three energy sources at a given point in time. The conditions

are:

(47) ( , ) ( )H HD y t p y , or 0Hy

(48) ( , ) ( )G GD y t p y , or 0Gy

(49) ( , ) ( )F FD y t p y , or 0Fy

Page 238: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

42

(50) H G Fy y y y

This is illustrated in Figure 8. This illustrates short run supply price schedules for the three energy sources. In the

figure geothermal energy has the lowest supply price, hydroelectric a slightly higher supply price, and fossil fuel the

highest supply price at low output levels.

Figure 8

Short Run Supply Prices: Examples

The aggregate inverse supply schedule, obtained as a horizontal sum, (for given supply prices) of the three

individual supply prices, is shown in Figure 9.

Figure 9.

Aggregate Supply Price: An Example

Page 239: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

43

This also shows the energy demand curves for the three different times, namely t=0, t=1, and t=2.

Assuming that demand increases with time, the demand curves move to the right with time.

Figure 9 shows that in this example only geothermal energy should be used when aggregate demand is low.

For higher demand, the supply price of geothermal energy increases and hydroelectric energy becomes economical.

Only hydroelectric energy will be used to meet the growing demand while it can be supplied at a fixed supply price.

When the supply price of hydroelectric energy starts to rise, growing demand will be met with a combination of

hydroelectric and geothermal power sources. In Figure 9, marginal hydroelectric and geothermal supply prices

eventually reach the fossil fuel supply price. At this point fossil fuel energy demand will meet the additional

demand.

This example demonstrates that joint utilization of different energy sources may very well be optimal in the

short run. But does this also apply in the long run? The main reason for the joint utilization effect described above is

the capacity constraints on low cost energy sources in the short run. Presumably, in the long run, the least cost

alternative will be expanded by investment and the associated capacity constraints correspondingly relaxed.

While this is certainly true to some extent, there are at least two reasons why joint utilization of energy

sources may also be optimal in the long run. The first has to do with the limitations of nature. It may well be the case

that least cost energy alternatives simply cannot be expanded by investment because of shortage of the appropriate

natural resources. This clearly holds for all three of the sources of energy considered in this paper, hydroelectric,

geothermal, and fossil fuel. The long run, therefore, might actually not be too dissimilar to the one depicted in

Figure 9.

The other reason for joint utilization of different energy sources in the long run has to do with the cyclical

nature of energy generation and demand. As indicated in Figure 9, it may be optimal to meet daily and seasonal

energy demand peaks and production lows by utilizing more than one energy source with different economic and

technical characteristics. This may hold even in the long run. The question is whether investment in little used

capacity of the low variable cost alternative is optimal or not. The relevant condition to investigate is given in

equation (1.24).

In conclusion, countries like Iceland face significant decisions regarding future develop of their available

energy sources. Given the recent financial and governmental collapse of Iceland, it is important that they promote

these valuable energy sources in order to help insure a sound economic future. The model presented in this paper

demonstrates the feasibility of co-utilization of different energy sources.

AUTHOR INFORMATION

Dr. Duane J. Rosa is Professor Economics and Regional Division Director of the Texas Transportation Institute at

West Texas A&M University. He has been with the university since 1984. Dr. Rosa holds a Ph.D. in economics

from Texas Tech University and Master’s degrees in engineering and economics from the University of Oklahoma

and the University of Nevada Las Vegas. He teaches courses in environmental economics, managerial economics,

and microeconomic theory. Dr. Rosa was a Fulbright Professor at the University of Iceland in 1992 and 1994. His

research and professional publications are in the areas of energy, water resources and transportation.

REFERENCES

1. Arrow, K.J. (1968), “Optimal Capital Policy with Irreversible Investment,” In J.N. Wolve (ed.), Value,

Capital and Growth, Edinburgh University Press.

2. Hilmarsson, T. (2003), “Energy and Aluminum in Iceland,” Platts Aluminum Symposium, Phoenix, AZ.

3. Landsvirkjun – National Power Company of Iceland (2007), Electricity Production.

4. Landsvirkjun – National Power Company of Iceland (2007), Karahnjukar Hydropower Project.

5. Landsvirkjun – National Power Company of Iceland (1992), Feasibility Study for Laying of Submarine

Cable.

6. Orkustofnun - Iceland Energy Authority, (2007), Energy Statistics in Iceland.

Page 240: penggunaan model pembelajaran kooperatif - Digilib UNS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5

44

7. Orkustofnun - Iceland Energy Authority, (2007), Energy in Iceland, Historical Perspective, Present Status,

Future Outlook.

8. Pontryagin, L., Boltyanski, V., Gamkrelidze, R., Mishchenko, E. (1962), The Mathematical Theory of

Optimal Processes, John Wiley Publisher.

9. Valfells, A., Fridleifsson, I., Helgason, T., Ingimarsson, J., Thoroddsson, G., Sophusson, F. (2004),

Sustainable Generation and Utilization of Energy The Case of Iceland, 19th

World Energy Congress,

Sydney, Australia.

10. World Energy Council (2007), Survey of Energy Resources 2007 – Hydropower.

NOTES