Page 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF SISWA KELAS IV
SDN 03 KARANGMOJO TAHUN AJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh :
CHOIRIYAH DEWI NURWATI
K7108107
PROGRAM S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
Page 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Choiriyah Dewi Nurwati
NIM : K7108107
Jurusan/Program Studi : IP / Pendidikan Guru Sekolah Dasar
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENGGUNAAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE EVERYONE IS A TEACHER
HERE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI
ALTERNATIF SISWA KELAS IV SDN 03 KARANGMOJO TAHUN
AJARAN 2011 / 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang di kutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Choiriyah Dewi Nurwati
Page 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF SISWA KELAS IV
SDN 03 KARANGMOJO TAHUN AJARAN 2011 / 2012
Oleh :
CHOIRIYAH DEWI NURWATI
K7108107
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan
PROGRAM S-1 PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
Page 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul :
Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A Teacher
Here Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas
IV SDN 03 Karangmojo Tahun Ajaran 2011/2012
NAMA : CHOIRIYAH DEWI NURWATI
NIM : K7108107
telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada Hari :
Tanggal :
Surakarta, Juni 2012
Page 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
Page 6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Choiriyah Dewi Nurwati. PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SISWA KELAS IV SDN 03 KARANGMOJO TAHUN AJARAN 2011 / 2012.
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep
energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo melalui penggunaan
model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here tahun ajaran
2011/2012.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus,
dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan
refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri 03 Karangmojo yang
berjumlah 22 anak. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik
pengumpulan data digunakan teknik dokumentasi, observasi, wawancara, dan tes.
Validitas data menggunakan triangulasi data dan metode. Teknik analisis data
adalah model analisis interaktif yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Prosedur penelitian adalah model siklus berulang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman
konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 03 Karangmojo tahun
ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan
tindakan persentase ketuntasan klasikal sebesar 18,18%, siklus I persentase
ketuntasan klasikal sebesar 77,27%, siklus II persentase ketuntasan klasikal
sebesar 81,81%, dan siklus III persentase ketuntasan klasikal meningkat sebesar
90,90%. Selain itu kemampuan guru dan siswa juga meningkat. Hal ini terbukti
dari hasil kemampuan guru yang terus meningkat, yaitu pada siklus I kemampuan
guru sebesar 2,94; siklus II kemampuan guru sebesar 3,49; dan siklus III
kemampuan guru sebesar 3,66. Sedangkan kemampuan siswa pada siklus I
awalnya kemampuan siswa sebesar 2,83; kemudian siklus II kemampuan siswa
meningkat sebesar 3,42; dan siklus III kemampuan siswa juga meningkat sebesar
3,61.
Simpulan penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep
energi alternatif siswa kelas IV SDN 3 Karangmojo tahun ajaran 2011 / 2012 dan
langkah-langkah pembelajarannya juga berjalan dengan lancar dan berhasil.
Kata kunci: metode Everyone Is A Teacher Here, pemahaman konsep energi
alternatif
Page 7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Choiriyah Dewi Nurwati. THE USE OF EVERYONE IS A TEACHER HERE
METHOD WITHIN COOPERATIVE LEARNING MODEL TO IMPROVE
UNDERSTANDING OF THE CONCEPT OF ALTERNATIVE ENERGY
AMONG THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN 03 KARANGMOJO,
IN ACADEMIC YEAR 2011/2012. A Thesis,Faculty of Teachers Training and
Education,Sebelas Maret University. Surakarta. July 2012
The research aims to improve understanding of the concept of alternative
energy among the fourth grade students of SDN 03 Karangmojo, in academic
year 2011/2012 through the use of Everyone Is A Teacher Here method within
Cooperative Learning Model.
The researcher applied classroom action research which had three cycles,
where each cycle consisted of planning, action implementation, observation, and
reflection. This subject are the 22 fourth grade students of SDN 03 Karangmojo.
The source data in this research from teachers and students. The researcher used
documentation, observation, interview, and test as the data collecting techniques.
To reach the data validity, the researcher utilized triangulation of data and
method. Data analysis technique the researcher applied was interactive analysis
model which consisted of data reduction, data presentation, and taking conclusion
or verification. This researcher took recurring cycle model as the research
procedure.
The research finding showed that the use of Everyone Is A Teacher Here
method within Cooperative Learning Model is able to improve understanding of
the concept of alternative energy among the fourth grade students of SDN 03
Karangmojo, in academic year 2011/2012. This fact was proved on the initial
conditions before conducting percentage action of classical completeness on
18.18%, in first cycle of classical completeness percentage achieved 77.27%, the
second cycle of classical completeness percentage reached 81.81% and the third
cycle of classical completeness percentage increased to 90.90%. In addition to the
ability of teachers and students has also increased. This is evident from the
increasing ability of teachers, namely the ability of teachers first cycle of 2.94; in
second cycle the ability of 3.49 teacher, and teachers' ability to third cycle at
3.66. While the student's ability to the first cycle originally abilities of students by
2.83; then the second cycle the student's ability to increase by 3.42; and third
cycle students' skills also increased by 3.61.
In conclusion, the use of Everyone Is A Teacher Here method within
Cooperative Learning Model is able to improve understanding of the concept of
alternative energy among the fourth grade students of SDN 03 Karangmojo, in
academic year 2011/2012.
Key words: Everyone Is A Teacher Here method, understanding of the concept of
alternative energy.
Page 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Perjalanan seribu batu bermula dari satu langkah.”
(Lao Tze)
" Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putus-nya dipukul
ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah ombak
dan gelombang itu."
(Marcus Aurelius)
"Selalu mencoba dan tak kenal putus asa."
(Choiriyah Dewi Nurwati)
“Be a teacher in the world”.
(Choiriyah Dewi Nurwati)
“Jadilah pemuda pencipta lapangan kerja, bukan pencari pekerjaan”.
(Choiriyah Dewi Nurwati)
Page 9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta (Kuwatno dan Sri Sularni)
yang telah memberikan doa, motivasi, bimbingan dan kasih sayang yang tiada
taranya. Kasihmu tak pernah berkesudahan
selalu menyertai setiap langkah hidupku.
Kakak – kakakku tersayang (Heru Mustofa dan Edi Muhamad Thoha)
yang selalu mengasihiku dan selalu ada dalam suka maupun duka, selalu menjadi
penolong dalam menghadapi setiap rintangan.
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
almamaterku tercinta
tempatku menimba ilmu untuk masa depan bangsa yang lebih baik.
Page 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Metode Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Energi Alternatif Siswa Kelas IV SDN 03 Karangmojo Tahun Ajaran 2011/2012”.
Penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa
bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD.
4. Siti Kamsiyati, M.Pd selaku dosen pembimbing I.
5. Dra. Noer Hidayah, M.Pd selaku dosen pembimbing II.
6. Ayah, ibu dan kakak, serta sahabat tercinta yang selalu memberikan doa dan
motivasi.
7. Keluarga besar SD Negeri 03 Karangmojo yang telah membantu dan meyediakan
tempat untuk melaksanakan penelitian.
8. Mahasiswa PGSD semester VIII.
9. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal tindakan kelas ini jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan penulis di kemudian hari. Penulis berharap bahwa
penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat membantu perkembengan ilmu
pengetahuan dan pendidikan terutama di Sekolah Dasar.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
Page 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................
HALAMAN PENGAJUAN.............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................
HALAMAN MOTTO.......................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
DAFTAR TABEL ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penelitian .................................................................................
D. Manfaat Penelitian ...............................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka .....................................................................................
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A
Teacher Here..................................................................................
a. Pengertian Model Pembelajaran ..............................................
b. Jenis – Jenis Model Pembelajaran ………...............................
c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif .........................
d. Elemen – Elemen Dasar Pembelajaran Kooperatif.................
e. Aspek – Aspek Pembelajaran Kooperatif …………...……….
f. Langkah – Langkah Pembelajaran Kooperatif…….…………
g. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xi
xiv
xv
xvi
1
3
3
4
5
5
6
6
7
8
10
10
Page 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Tradisional ………...…………………………………………
h. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif …...…………………..
i. Pengertian Pembelajaran Koperatif Metode Everyone Is A
Teacher Here…………………………………………………
j. Langkah –Langkah Pembelajaran Koperatif Metode
Everyone Is A Teacher Here…………...……………………..
2. Hakikat Pemahaman Konsep Energi Alternatif..............................
a. Pengertian Pemahaman Konsep ..............................................
b. Pengertian Energi Alternatif…….............................................
c. Sumber Energi Alternatif……………………………………..
d. Penggunaan Energi Alternatif………………….……………..
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................
C. Kerangka Berpikir ...............................................................................
D. Hipotesis Tindakan ..............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
B. Subjek Penelitian .................................................................................
C. Bentuk dan Strategi Penelitian………………………...……………...
D. Sumber Data ........................................................................................
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................
F. Validitas Data ......................................................................................
G. Teknik Analisis Data ...........................................................................
H. Indikator Kinerja ..................................................................................
I. Prosedur Penelitian .............................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Awal ............................................................................
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ......................................................
1. Deskripsi Pratindakan ....................................................................
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I .................................................
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II.................................................
4. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III……………..……………….
13
14
15
16
18
18
19
20
26
27
28
30
32
32
32
33
34
35
36
39
39
48
49
49
52
63
74
Page 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
C. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................
D. Pembahasan Hasil Penelitian………………………….……………...
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Implikasi ..............................................................................................
C. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN ....................................................................................................
85
88
97
98
100
102
105
Page 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional …...…….
Tabel 4.1 Data Frekuensi Nilai Pratindakan…………………….................
Tabel 4.2 Perolehan Skor Aktivitas Guru Mengajar Siklus I ......................
Tabel 4.3 Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus I .....................................
Tabel 4.4 Data Frekuensi Nilai Siklus I ………………….……………….
Tabel 4.5 Perolehan Skor Kemampuan Guru Mengajar Siklus II ...............
Tabel 4.6 Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus II ....................................
Tabel 4.7 Data Frekuensi Nilai Siklus II .....................................................
Tabel 4.8 Perolehan Skor Kemampuan Guru Mengajar Siklus III ..............
Tabel 4.9 Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus III……………..……….
Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Siklus III...................................................
Tabel 4.11 Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Pratindakan, Siklus ,
Siklus II, dan Siklus III…………………....................................
Tabel 4.12 Perkembangan Nilai Pratindakan, Siklus I, Siklus II, dan
Siklus III………………...............................................................
Tabel 4.13 Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar…….……………
Tabel 4.14 Perkembangan Aktivitas Siswa………………...……………...
14
51
57
60
62
69
71
73
80
82
83
88
90
92
94
Page 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ...............
Gambar 3.1 Tahap – Tahap dalam PTK ….................................................
Gambar 3.2 Komponen – Komponen Analisis Data: Model Interaktif......
Gambar 3.3 Siklus Penelitian Tindakan Kelas……………….....................
Gambar 4.1 Grafik Nilai Energi Alternatif Pratindakan…….………….…
Gambar 4.2 Grafik Kemampuan Guru Mengajar Siklus I ..........................
Gambar 4.3 Grafik Aktivitas Siswa Siklus I ...............................................
Gambar 4.4 Grafik Nilai Energi Alternatif Siklus I……………….............
Gambar 4.5 Grafik Kemampuan Guru Mengajar Siklus II…….………….
Gambar 4.6 Grafik Aktivitas Siswa Siklus II .............................................
Gambar 4.7 Grafik Nilai Energi Alternatif Siklus II ..................................
Gambar 4.8 Grafik Kemampuan Guru Mengajar Siklus III..…….……….
Gambar 4.9 Grafik Aktivitas Siswa Siklus III.............................................
Gambar 4.10 Grafik Nilai Siklus III ...........................................................
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Daftar Frekuensi Nilia Energi
Alternatif Pratindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III...…..
Gambar 4.12 Grafik Perkembangan Nilai Energi Alternatif ......................
Gambar 4.13 Perkembangan Kemampuan Guru Mengajar …………...…
Gambar 4.14 Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa……………….…….
30
33
38
40
51
58
60
62
70
71
73
80
82
83
89
90
92
94
Page 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Silabus…….………………......................................................
Lampiran 2.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...........................
Lampiran 3.Kisi-Kisi Soal Eveluasi Siklus I ..............................................
Lampiran 4.Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I…………..........................
Lampiran 5.Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan I.......................................
Lampiran 6.Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ………….....................
Lampiran 7.Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II ………
Lampiran 8.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II..........................
Lampiran 9.Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II……......................................
Lampiran 10.Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ………….....................
Lampiran 11.Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I ............
Lampiran 12.Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II............….....................
Lampiran 13.Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I.............
Lampiran 14.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .....................
Lampiran 15.Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan I .....................
Lampiran 16.Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan I………….....................
Lampiran 17.Kunci Jawaban Siklus III Pertemuan I...................................
Lampiran 18.Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan II..……….....................
Lampiran 19.Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus III Pertemuan II ……
Lampiran 20.Lembar Kerja Siswa………………………………………
Lampiran 21.Bentuk Card Quest …………………………………………
Lampiran 22.Bahan Bacaan LKS Siklus I Pertemuan I…………………
Lampiran 23.Bahan Bacaan LKS Siklus I Pertemuan II…………………
Lampiran 24.Bahan Bacaan LKS Siklus II Pertemuan I…………………
Lampiran 25.Bahan Bacaan LKS Siklus II Pertemuan II…………………
Lampiran 26.Bahan Bacaan LKS Siklus III Pertemuan I…………………
Lampiran 27.Bahan Bacaan LKS Siklus III Pertemuan II………………
Lampiran 28.Daftar Nilai Energi Aternatif Prasiklus…………………......
Lampiran 29. Daftar Nilai Energi Aternatif Siklus I …………………......
105
107
119
120
121
122
123
124
136
137
138
139
140
141
155
156
158
159
160
161
162
163
165
167
168
169
171
173
174
Page 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 30.Daftar Nilai Energi Aternatif Siklus II ……………………
Lampiran 31.Daftar Nilai Energi Alternatif Siklus III ……………………
Lampiran 32.Lembar Wawancara Prasiklus ………………………………
Lampiran 33.Lembar Wawancara Guru Setelah Tindakan………………
Lampiran 34.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Prasiklus………………
Lampiran 35.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I………………
Lampiran 36.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………………
Lampiran 37.Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III………………
Lampiran 38.Lembar Observasi Kinerja Guru Prasiklus…..……………
Lampiran 39.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I …………………
Lampiran 40.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II …..……………
Lampiran 41.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III…..……………
Lampiran 42.Rincian Rencana Waktu Penelitian …………………………
Lampiran 43.Eurasia Journal Of Mathematics ……………………………
Lampiran 44.Internaional Business & Economics Research Journal ……
Lampiran 45.Pedoman Observasi Kegiatan Siswa………………………
Lampiran 46.Pedoman Penilaian Lembar Evaluasi Kinerja Guru ………
Lampiran 43.Foto Kegiatan Guru dan Siswa Saat Pembelajaran …………
Lampiran 44.Hasil Kerja Siswa……………………………………………
Lampiran45.Soal Evaluasi Pemahaman Konsep Energi Alternatif
Pratindakan ………………………………………………
175
176
177
178
179
181
183
185
187
189
191
193
195
196
198
200
202
206
209
210
Page 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dahulu mata pelajaran IPA merupakan pelajaran hafalan yang tidak
memerlukan pemikiran yang begitu mendalam. Padahal mata pelajaran IPA itu
merupakan pelajaran yang sangat penting dan memerlukan demonstrasi serta
praktek dalam penyampaiannya. Mata pelajaran IPA juga sebagai pelajaran yang
diajarkan secara analitis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi
tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang
selalu berubah, serta kompetitif.
Kondisi awal yang terjadi di kelas IV SD Negeri 03 Karangmojo,
Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar saat ini adalah rendahnya
pemahaman konsep Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi energi alternatif
dan metode yang digunakan guru masih cenderung konvensional. Hal ini
dibuktikan dari hasil Preetest. Hasil rata-rata nilai Preetest adalah 52,95, padahal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 68 dapat mecapai 90% siswa yang
tuntas. Sedangkan peserta didik yang tuntas belajar hanya 4 dari 22 siswa
(18,18 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil pembelajaran materi
energi alternatif kelas IV masih jauh dari harapan yang diinginkan oleh peneliti
maupun pihak sekolah.
Pemahaman konsep energi alternatif ini perlu ditingkatkan, agar siswa
lebih paham tentang energi alternatif yang ada di saat sekarang ini . Selain itu
siswa dapat menggunakan energi alternatif dengan baik, karena kita ketahui
bahwa di dunia ini energi alternatif saat ini sudah mulai menipis, bahkan akan
habis.
Berdasarkan masalah-masalah di atas seharusnya guru menggunakan
metode pendukung pengembangan yang tepat dari model pembelajaran kooperatif
yang bervariasi dan mengunakan media pembelajaran yang mendukung siswa
dalam proses belajar mengajar, sehingga di dalam proses pembelajaran IPA
Page 19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
khususnya energi alternatif siswa tidak mengalami kebosanan. Dengan demikian,
diharapkan siswa didalam menerima pelajaran IPA dapat aktif dalam
pembelajaran, berani mengemukakan pendapat, tidak menggantungkan diri
dengan temannya saat kerja berkelompok dan dapat dengan mudah memahami
konsep serta menangkap pelajaran IPA khususnya energi alternatif yang
disampaikan oleh guru dengan baik.
Pemahaman konsep energi alternatif agar dapat meningkat perlu
dikembangkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan hakekat energi
alternatif yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here, Agus Suprijono (2011) menyatakan:
Metode Everyone Is A Teacher Here merupakan cara tepat untuk
mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual.
Metode ini memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan
sebagai guru bagi kawan-kawannya. Model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here digunakan karena model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here (semua
orang adalah guru) adalah salah satu metode pendukung pengembangan
pembelajaran kooperatif. Peneliti menggunakan metode pendukung
pembelajaran kooperatif, karena banyak dijumpai di kelas pembelajaran
kooperatif tidak berjalan efektif, meskipun guru telah menerapkan prinsip-
prinsip pembelajaran kooperatif. Diskusi sebagai salah satu mekanisme
membangun kooperatif tidak berjalan efektif karena banyak hal. Diskusi
banyak didominasi oleh salah seorang peserta didik yang telah mempunyai
schemata tentang apa yang akan dipelajari. Fenomena ini menunjukkan
bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif membutuhkan persiapan
matang. Pertama, peserta didik harus sudah memiliki schemata atau
pengetahuan awal tentang topik atau materi yang akan dipelajari. Kedua,
peserta didik sudah harus mempunyai keterampilan bertanya (hlm. 110).
Keuntungan dari model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here antara lain: 1) Setiap diri masing-masing siswa berani
mengemukakan pendapat (menyatakan dengan benar) melalui jawaban atas
pertanyaan yang telah dibuatnya berdasarkan sumber bacaan yang diberikan; 2)
Siswa mampu mengemukakan pendapat melalui tulisan dan menyatakannya di
depan kelas; 3) Siswa yang lain berani mengemukakan pendapat dan menyatakan
kesalahan jawaban dari kelompok lain yang disanggah; dan 4) Terlatih dalam
menyimpulkan masalah dan hasil kajian pada masalah yang dikaji.
Page 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A Teacher Here Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV
SDN 03 Karangmojo Tahun Ajaran 2011 / 2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif siswa
kelas IV SDN 3 Karangmojo Tahun Ajaran 2011 / 2012?
2. Bagaimana langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here dalam meningkatkan pemahaman konsep
energi alternatif siswa kelas IV SDN 3 Karangmojo Tahun Ajaran 2011 /
2012?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri
03 Karangmojo melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here tahun ajaran 2011/2012.
2. Mendiskripsikan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here dalam meningkatkan pemahaman konsep
energi alternatif siswa kelas IV SDN 3 Karangmojo Tahun Ajaran 2011 / 2012.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat
guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
b. Digunakan sebagai referensi penelitian yang sejenis.
Page 21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Manfaat Praktis
a) Bagi siswa
1) Meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif.
2) Memudahkan peserta didik untuk menyerap materi energi alternatif
yang diberikan oleh guru.
3) Membuat peserta didik semangat dalam mengikuti pelajaran materi
energi alternatif, sehingga dapat membantu peserta didik dalam
memperluas ilmu pengetahuan alam.
4) Menambah motivasi belajar peserta didik untuk mengikuti pelajaran
IPA khususnya energi alternatif.
b) Bagi Guru
1) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih metode pembelajaran yang
akan digunakan dalam memberikan materi pelajaran IPA.
2) Guru dapat termotivasi agar bisa menerapkan variatif metode
pembelajaran yang menyenangkan demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
c) Bagi Sekolah
1) Memberikan sumbangan yang positif khususnya dalam penghilangan
image mata pelajaran IPA yang dianggap membosankan.
2) Mendorong guru lain untuk aktif melaksanakan pembelajaran yang
inovatif.
3) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya mata pelajaran IPA dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here.
Page 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
Metode Everyone Is A Teacher Here
a. Pengertian Model Pembelajaran
Secara rinci, Agus Suprijono (2009) menyatakan pengertian model
pembelajaran adalah sebagai berikut.
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran
dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan
kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di
kelas (hlm. 45).
Sedangkan model pembelajaran menurut Isjoni (2011) adalah:
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran.
Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai
dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran
memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda (hlm.
49)
Selain pendapat di atas, ada pendapat lain dari Soli Abimanyu, dkk
(mengutip simpulan Joyce dan Weil, 1986) bahwa “model pembelajaran
adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran” (2008: 3-11) .
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas yang melukiskan prosedur sistematis
Page 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru.
b. Jenis-jenis Model Pembelajaran
Menurut Sugiyanto ada jenis-jenis model pembelajaran diantaranya
“(1) model pembelajaran kontekstual; (2) model pembelajaran kooperatif; (3)
model pembelajaran kuantum; (4) model pembelajaran terpadu; (5) model
pembelajaran berbasis masalah” (2008: 7).
1. Model pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran yang
mendorong guru untuk mengkaitkan antara materi yang diajarkan dan
situasi dunia nyata siswa selain itu juga mendorong siswa membuat
hubungan anrata pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Model pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang
berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama
dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
3. Model pembelajaran kuantum
Prinsip kuantum adalah semua berbicara-bermakna, semua
mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap usaha siswa diberi reward.
Strategi kuantum adalah tumbuhkan minat dengan AMBAK (Apa Manfaat
Bagiku), alami dengan dunia realitas siswa, namai, buat generalisasi
sampai konsep, demonstrasikan melalui presentasi, komunikasi, ulangi
dengan tanya jawab, latihan, rangkuman, dan rayakan dengan reward
dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
4. Model pembelajaran terpadu
Pengajaran terpadu pada dasanya sebagai kegiatan mengajar
dengan memadukan beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan
demikian, pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dengan cara ini dapat
Page 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap
pertemuan.
5. Model pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan
pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengertahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi,
mengembangkan kemandiran dan percaya diri.
Berdasarkan jenis- jenis model pembelajaran diatas, penelitian ini
menggunakan model pembelajaran kooperatif yang merupakan model
pembelajaran berbasis kelompok- kelompok kecil yang saling bekerjasama
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
c. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pengertian model pembelajaran kooperatif menurut Slavin (2011)
adalah sebagai berikut.
Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode
pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari
materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi,
untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan
menutup kesenjangan dan pemahaman masing-masing (hlm. 4).
Sedangkan pengertian lain dari model pembelajaran kooperatif, Isjoni
(2011) menyatakan:
Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini
banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang
tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan
tidak peduli pada yang lain (hlm. 16).
Effandi Zakaria dan Zanaton Iksan (2007) menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah “cooperative learning is grounded in the
belief that learning is most effective when students are actively involved in
sharing ideas and work cooperatively to complete academic tasks” (hlm. 36).
Page 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Pembelajaran kooperatif di atas dapat di artikan bahwa pembelajaran
kooperatif didasarkan pada keyakinan bahwa belajar yang paling efektif
adalah apabila siswa itu aktif dan terlibat dalam berbagi ide dan bekerja sama
untuk menyelesaikan tugas akademik
Selain pendapat diatas terdapat pendapat yang relevan lainnya dari
beberapa ahli, yaitu Agus Suprijono (2009) yang mendefinisikan
pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin
oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran
kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru
menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan
bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta
didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya
menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas (hlm. 54).
Bertolak pada pendapat di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi belajar yang
mengutamakan kerja sama diantara siswa-siswa yang didalamnya diharapkan
dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
mengasah pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan guna
mencapai tujuan pembelajaran dalam kelompok itu sendiri.
d. Elemen-Elemen Dasar Pembelajaran Kooperatif
Beberapa elemen dasar yang dapat membuat pembelajaran kooperatif
lebih produktif dibandingkan dengan pembelajaran kompetitif dan individual,
Miftahul Huda (2011) menyatakan elemen-elemen tersebut antara lain:
“Interpedensi Positif (Positive Interpedence), interaksi Promotif (Promotive
Interaction), Akuntabilitas Individu (Individual Accountability), Keterampilan
Interpersonal dan Kelompok Kecil (Interpersonal And Small-Group Skills),
Pemrosesan Kelompok (Group Processing)” (hlm 46-59).
1) Interpedensi Positif (Positive Interpedence)
Hal utama yang harus diperhatikan agar pembelajaran kooperatif
berjalan efektif adalah interpedensi / ketergantungan positif (positive
Page 26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
interpedence); masing-masing anggota kelompok harus meyakini bahwa
mereka “tenggelam dan berenang bersama” (sink or swim together).
Suasana dalam pembelajaran kooperatif, siswa harus bertanggung
jawab pada dua hal: (1) mempelajari materi yang ditugaskan; dan (2)
memastikan bahwa semua anggota kelompoknya juga mempelajari materi
tersebut.
2) Interaksi Promotif (Promotive Interaction)
Interaksi positif (promotive interaction) didefinisikan sebagai suatu
interaksi dalam kelompok dimana setiap anggota saling mendorong dan
membantu anggota lain dalam usaha mereka untuk mencapai,
menyelesaikan, dan menghasilkan sesuatu untuk tujuan bersama.
Interaksi promotif ini muncul ketika anggota-anggota kelompok saling
memberikan bantuan yang efektif dan efisien bagi para anggota lain yang
membutuhkan, saling berbagi-tukar dan memproses informasi dan saling
menjaga emosi agar tetap tercipta suasana kelompok yang kondusif dan
nyaman.
3) Akuntabilitas Individu (Individual Accountability)
Salah satu ciri penting dari pembelajaran kooperatif, yakni tanggung
jawab individu (individual accountability). Dalam kelompok kooperatif,
akuntabilitas ini muncul ketika performa setiap anggota dinilai dan
hasilnya diberikan kembali kepada mereka dan kelompoknya. Dari hasil
inilah, setiap anggota (siswa) bisa berefleksi kembali untuk meningkatkan
performanya agar mampu berkontribusi maksimal kepada kelompokya
masing-masing.
4) Keterampilan Interpersonal dan Kelompok Kecil (Interpersonal And
Small-Group Skills)
Mengoordinasi setiap usaha demi mencapai tujuan kelompok, siswa
harus: 1) saling mengerti dan percaya satu sama lain; 2) berkomunikasi
dengan jelas dan tidak ambigu; 3) saling menerima dan mendukung satu
sama lain; dan 4) mendamaikan setiap perdebatan yang sekiranya
melahirkan konflik.
Page 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
5) Pemrosesan Kelompok (Group Processing)
Pemrosesan kelompok (group processing) dapat didefinisikan sebagai
refleksi kelompok dalam: 1) mendeskripsikan tindakan apa saja yang
membantu dan tidak terlalu membantu; dan 2) membuat keputusan tentang
tindakan apa saja yang dapat dilanjutkan atau perlu diubah. Tujuan
pemrosesan kelompok adalah mengklarifikasikna dan meningkatkan
efektifitas kerja sama antaranggota untuk mencapai tujuan kelompok.
e. Aspek-Aspek Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif tentunya ada yang namanya aspek-aspek
pembelajaran kooperatif, Miftahul Huda (2011) menjelaskan aspek-aspek
dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan : Semua siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil dan
diminta untuk (a) mempelajari materi tertentu dan (b) saling memastikan
semua anggota kelompok juga mempelajari materi tersebut.
2) Level kooperatif : Kerja sama dapat diterapkan dalam level kelas (dengan
cara memastikan bahwa semua siswa di ruang kelas benar-benar
mempelajari materi yang ditugaskan) dan level sekolah (dengan cara
memastikan bahwa semua siswa di sekolah benar-benar mengalami
kemajuan secara akademik).
3) Pola interaksi: Setiap siswa saling mendorong kesuksesan antarsatu sama
lain. Siswa mempelajari materi pembelajaran bersama siswa lain, saling
menjelaskan cara menyelesaikan tugas pembelajaran, saling menyimak
penjelasan masing-masing, saling mendorong untuk bekerja keras, dan
saling memberikan bantuan akademik jika ada yang membutuhkan. Pola
interaksi ini muncul di dalam dan di antara kelompok-kelompok
kooperatif.
4) Evaluasi: Sistem evaluasi didasarkan pada criteria tertentu. Penekanannya
biasanya terletak pada pembelajaran dan kemajuan akademik setiap
individu siswa bisa pula difokuskan pada setiap kelompok, semua siswa,
ataupun sekolah. (hlm. 78).
f. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran kooperatif
secara umum yang dijelaskan secara operasional oleh Miftahul Huda (2011)
yaitu :
Memilih metode, teknik, dan struktur pembelajaran kooperatif, Menata
ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif, Merangking siswa,
Menentukan jumlah kelompok, Membentuk kelompok-kelompok,
Page 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Merancang “team building” untuk setiap kelompok,
Mempresentasikan materi pembelajaran, Membagikan lembar kerja
siswa, Menugaskan siswa mengerjakan kuis secara mandiri, Menilai
dan menskor kuis siswa., Memberi penghargaan pada kelompok,
Mengevaluasi perilaku-perilaku (anggota) kelompok (hlm. 162).
1) Memilih metode, teknik, dan struktur pembelajaran kooperatif.
Tiga prasyarat utama dalam memilih metode, teknik, dan struktur
pembelajaran kooperatif: (1) pemahaman praktis dan konseptual atas
setiap prosedur yang memerinci pelaksanaan metode dan teknik tersebut;
(2) sifat materi / unit pembelajaran yang sesuai dengan metode dan teknik
yang dipilih; dan (3) karakteristik dan kemampuan siswa yang hendak
ditugaskan untuk belajar kooperatif dengan metode dan teknik tersebut.
2) Menata ruang kelas untuk pembelajaran kooperatif.
Ruang kelas hendaknya ditata sedemikian rupa sehingga semua siswa
dapat melihat ke papan tulis, melihat guru, melihat anggota-anggota satu
kelompoknya, dan melihat kelompok-kelompok yang lain. Setiap
kelompok bisa berdekatan, namun tetap perlu dijaga dan dikontrol agar
tidak mengganggu kelompok-kelompok yang lain.
3) Merangking siswa.
Menggunakan hasil rangking atau nilai ujian yang diperoleh mereka pada
semester / kelas sebelumnya bisa jadi efektif, tetapi melakukan penilaian
secara pribadi terkadang jauh lebih efisien karena rangking/ nilai ujian
pada semester / kelas sebelumnya belum tentu benar-benar sesuai dengan
kemampuan siswa pada materi pelajaran tertentu.
4) Menentukan jumlah kelompok.
Apabila memungkinkan, setiap kelompok sebaiknya terdiri dari 4 anggota.
Siswa SD akan lebih baik jika menggunakan kelompok berpasangan (2
orang anggota).
5) Membentuk kelompok-kelompok.
Menjaga keseimbangan antarmasing-masing kelompok, yaitu : (1) terdiri
dari anggota yang berkemampuan rendah, sedang/ rata-rata, dan tinggi; (2)
terdiri dari anggota yang berasal dari etnis dan ras yang berbeda-beda , dan
Page 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
jika memungkinkan; (3) terdiri dari anggota laki-laki dan anggota
perempuan dengan jumlah yang seimbang.
6) Merancang “team building” untuk setiap kelompok.
Aktivitas ini berarti bahwa setiap kelompok harus membangun rasa
kebersamaan yang kuat di antara anggota-anggotanya. Kebersamaan dan
rasa saling peduli antarsatu anggota dengan anggota yang lain akan turut
menentukan kesuksesan kelompok mereka mencapai tujuannya, yang serta
merta juga akan meningkatkan efektifitas pembelajaran kooperatif di
ruang kelas.
7) Mempresentasikan materi pembelajaran.
Guru diharapkan benar-benar menyajikan materi pembelajaran sejelas dan
seringkas mungkin kepada siswa. Pada saat presentasi ini berlangsung,
siswa harus benar-benar memperhatikannya karena hal tersebut akan
membantu mereka mengerjakan kuis.
8) Membagikan lembar kerja siswa.
Guru juga perlu merancang lembar kerja untuk setiap kelompok. Lembar
kerja ini biasanya berisi 3 hal: 1) alat dan bahan yang diperlukan; 2)
kegiatan; dan 3) soal-soal diskusi.
9) Menugaskan siswa mengerjakan kuis secara mandiri.
Setelah presentasi kelas dan diskusi kelompok, masing-masing anggota/
siswa diberi kuis. Mereka diminta untuk mengerjakan kuis itu secara
individu, tanpa bantuan dari anggota yang lain. Kuis berbentuk butir-butir
soal yang nantinya bisa diskor dan dihitung.
10) Menilai dan menskor kuis siswa.
Dua skor yang biasanya terdapat dalam pembelajaran kooperatif, yaitu
skor dasar dan skor kemajuan. Skor dasar diperoleh pada hari pertama
pertemuan. Pada hari pertama, guru bisa menerapkan beberapa kuis untuk
mengetahui skor dasar siswa. Skor dasar ini akan berubah/ tetap
berdasarkan hasil kuis yang dilalui siswa pada pertemuan berikutnya.
Perubahan skor dasar ke skor yang baru inilah yang disebut dengan skor
Page 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
kemajuan. Baik skor dasar maupun skor kemajuan ini diperoleh dari hasil
jawaban siswa atas kuis-kuis tersebut.
11) Memberi penghargaan pada kelompok.
Kelompok yang anggota-anggotanya mampu menunjukkan peningkatan
performa akademik dan mampu meningkatkan skor kuis mereka dari
sebelumnya, harus mendapatkan apresiasi berupa penghargaan atau
sejenisnya.
12) Mengevaluasi perilaku-perilaku (anggota) kelompok.
Tahap terakhir dari serangkaian langkah penerapan pembelajaran
kooperatif di ruang kelas adalah evaluasi. Salah satu strategi untuk
mewujudkan pembelajaran kooperatif yang berkelanjutan ini adalah
dengan mengajak siswa untuk berefleksi-diri tentang hal-hal apa saja yang
telah mereka lalui dan kerjakan selama ini.
Guru dapat melaksanakan evaluasi ini setiap kali menjelang akhir
pertemuan, atau dua minggu sekali.
g. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran Tradisional
(Konvensional).
Perbedaan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran tradisional
menurut Sugiyanto (2008) adalah sebagai berikut.
Page 31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Pembelajaran
Tradisional (Konvensional)
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Konvensional
Adanya saling ketergantungan positif,
saling membantu, dan saling
memberikan motivasi.
Guru sering membiarkan adanya siswa
yang mendominasi kelompok atau
menggantungkan diri pada kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang
mengukur penguasaan materi
pelajaran tiap anggota kelompok.
Akuntabilitas individual sering diabaikan
sehingga tugas-tugas sering diborong oleh
salah seorang anggota kelompok
sedangkan yang lain hanya pasif saja.
Kelompok belajar heterogen, baik
dalam kemampuan akademis, jenis
kelamin, ras, etnik dan sebagainya.
Kelompok belajar biasanya heterogen.
Pimpinan kelompok dipilih secara
demokratis atau bergilir agar setiap
anggota kelompok mendapat
pengalaman.
Pimpinan kelompok sering ditentukan
oleh guru atau kelompok dibiarkan untuk
memilih pemimpinnya denan cara asing-
masing.
Keterampilan sosial yang diperlukan
dalam kerja gotong royong seperti
kepemimpinan, berkomunikasi, dan
mengelola konflik secara langsung.
Keterampilan sosial sering tidak diajarkan
secara langsung.
Pada saat belajar kooperatif
berlangsung, guru terus melakukan
pemantauan melalui observasi dan
melakukan intervensi jika terjadi
masalah dalam kerja sama kelompok.
Pemantauan melalui observasi dan
intervensi sering dlakukan guru pada saat
belajar kelompok sedang berlangsung.
Penekanan tidak hanya pada
penyelesaian tugas tetapi juga
hubungan interpersonal.
Penekanan sering hanya pada
terselesainya tugas. (hlm. 39)
h. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif
Keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif menurut Sugiyanto
(2008), diantaranya adalah:
1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
2) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap,
ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
3) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
4) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial
dan komitmen.
5) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
6) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa.
Page 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
7) Berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
8) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
9) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari
berbagai perspektif.
10) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang
dirasakan lebih baik.
11) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan
kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas
sosial,agama, dan orientasi tugas (hlm. 41-42)
i. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A Teacher Here
Pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here adalah
salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif yang
mudah diterapkan, yang mana pembelajaran ini melibatkan aktivitas seluruh
siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor
sebaya. Pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan
tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Metode Everyone Is A Teacher Here menurut Agus Suprijono (2009)
mengemukakan bahwa “metode Everyone Is A Teacher Here (setiap orang
adalah guru) merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara
keseluruhan maupun individual. Metode ini memberi kesempatan kepada
setiap siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya” (hlm. 110).
Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here menurut seorang ahli
pendidikan dari Amerika, William Anyers yang dikutip oleh Antoni Lamini
(2008), menyatakan bahwa:
Guru yang paling baik dari sepuluh mitos guru yang baik adalah guru
yang mampu menciptakan keasyikan siswa dalam belajar. Penjabaran
dari ide tersebut secara teknis dilakukan dengan tehnik pembelajaran
Everyone Is A Teacher Here ( semua orang adalah guru), karena
pembelajran Everyone Is A Teacher Here ( semua orang adalah guru)
adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat
belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi, untuk
mengembangkan interaksi pembelajaran siswa dilakukan dengan siswa
menulis pertanyaan di kartu indeks dan mempersiapkan jawabannya,
dan berkomunikasi karena dengan berkomunikasi pembelajaran dititik
Page 33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
beratkan pada hubungan antar individu dan sumber belajar yang lain
dan berorientasi pada kemampuan individu untuk berhubungan dengan
sumber belajar tersebut. Tehnik pembelajaran ini memotivasi semua
siswa untuk aktif dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajar
temannya dan mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama,
serta dapat membuat pertanyaan dan mengemukakan pendapat (2005).
Melvin L. Siberman (2001) mendefinisikan Everyone Is A Teacher
Here adalah sebagai berikut.
Everyone Is A Teacher Here ( setiap peserta didik adalah pengajar)
merupakan sebuah strategi yang mudah guna memperoleh partisipasi
kelas yang besar dan tanggung jawab individu. Strategi ini
memberikan kesempatan pada setiap peserta didik untuk bertindak
sebagai “Pengajar” terhadap peserta didik lain (hlm. 163).
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa metode Everyone Is A Teacher Here merupakan cara tepat untuk
mendapatkan partisipasi kelas dan bertujuan untuk menjadikan peserta didik
sebagai pengajar terhadap peserta didik lainnnya dan untuk meningkatkan
proses pembelajaran siswa yang meliputi aspek kemampuan mengemukakan
pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan
pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan,
kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain.
j. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Metode Everyone Is A
Teacher Here
Agus Suprijono (2009) langkah-langkah pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut.
1) Bagikan secarik kertas/ kartu indeks kepada seluruh peserta didik.
2) Setiap peserta didik diminta menuliskan satu pertanyaan mengenai
materi pembelajaran yang sedang dipelajari di kelas (misalnya
tugas membaca) atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan
di dalam kelas.
3) Kumpukan kertas, acak kertas tersebut yang kemudian bagikan
kepada setiap peserta didik.
4) Pastikan bahwa tidak ada peserta didik yang menerima soal yang
ditulis sendiri.
5) Mintalah kepada peserta didik untuk membaca dalam hati
pertanyaan pada kertas tersebut kemudian mintalah kepada mereka
memikirkan jawabannya.
Page 34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
6) Mintalah kepada peserta didik secara sukarela membacakan
pertanyaan dan menjawabnya.
7) Setelah jawaban diberikan, mintalah kepada peserta didik lainnya
untuk menambahkan.
8) Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya (hlm. 110)
Melvin L. Siberman (2001) prosedur pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut.
1) Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para
peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tenang
materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik
khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.
2) Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa.
Mintalah siswa membaca membaca diam-diam pertanyaan atau
topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.
3) Panggillah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu
yang mereka dapat dan memberi respon.
4) Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas untuk
menambahkan apa yang telah disumbang sukarelawan.
5) Lanjutkan selama masih ada sukarelawan (hlm. 163-164).
VARIASI
1. Pegang kartu yang anda kumpulkan, bentuklah sebuah panel responden.
Baca setiap kartu dan ajaklah diskusi. Putarlah anggota panel secara
berkala.
2. Mintalah peserta didik menulis sebuah opini atau observasi yang mereka
miliki pada kartu tentang materi pelajaran. Mintalah peserta lain setuju
atau tidak dengan opini atau observasi tersebut.
Berdasarkan macam-macam prosedur pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here di atas, maka peneliti akan menggunakan
prosedur pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here
menurut Agus Suprijono untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Prosedur
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here menurut Agus
Suprijono sangat mudah dipahami dan diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Page 35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Hakekat Pemahaman Konsep Energi Alternatif
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Sardiman (2011) pemahaman atau comprehension dapat diartikan
sebagai berikut.
Pemahaman atau comprehension yaitu menguasai sesuatu dengan
pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna
dan filosofisnya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya,
sehingga menyebabkan siswa dapat memahami suatu situasi.
Memahami maksudnya, menangkap maknanya, adalah tujuan akhir
dari setiap belajar. Comprehension atau pemahaman, memiliki arti
yang sangat mendasar yang meletakkan bagian-bagian belajar pada
proporsinya. Tanpa itu, skill pengetahuan dan sikap tidak akan
bermakna. Comprehension/pemahaman, tidak sekadar tahu, tetapi juga
menghendaki agar subjek belajar dapat memanfaatkan bahan-bahan
yang telah dipahami. Comprehension bersifat dinamis. Dengan ini
diharapkan, pemahaman akan bersifat kreatif. Ia akan menghasilkan
imajinasi dan pikiran yang tenang (hlm. 42-44).
Nana Sudjana (2010) menyatakan ada tiga macam pemahaman yang
berlaku umum, antara lain yaitu:
Pertama pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami
makna yang terkandung di dalamnya. Kedua, pemahaman penafsiran,
misalnya memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda,
dll. Dan yang ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi, yakni
kesanggupan melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat,
meramalkan sesuatu, dll (hlm. 51).
W.S. Winkel (1999) mengartikan pemahaman adalah sebagai berikut.
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
menguraikan isi pokok dari suatu bacaan; mengubah data yang
disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus
matematika ke dalam bentuk kata-kata; membuat perkiraan tentang
kecenderungan yang Nampak dalam data tertentu, seperti dalam grafik
(hlm. 246).
JS. Sukardjo, dkk (2005) menyatakan bahwa “konsep sebagai ide/
gagasan yang diabtraksikan atau digeneralisasikan dari pengalaman” (hlm. 10).
Menurut W.S. Winkel (1999) pengertian konsep adalah:
Satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri
yang sama. Orang yang mewakili konsep itu; mampu mengadaan
abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek
Page 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
ditempatkan dalam golongan tertentu (klarifikasi). Objek-objek
dihadirkan dalam kesadaran orang, dalam bentuk suatu representasi
mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam
bentuk suatu kata yang mewakili konsep itu; jadi lambang mental
(konsep) dituangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa) (hlm. :
100).
Selanjutnya, pendapat dari Sumiati (2008) bahwa “konsep adalah hasil
penyimpulan tentang sesuatu hal berdasarkan atas adanya ciri-ciri yang sama
pada hal tersebut. Konsep adakalanya berkaitan dengan sesuatu objek, sesuatu
peristiwa, atau berkaitan dengan manusia” (hlm. 56).
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap makna dan arti dari bahan
yang dipelajari, sehingga dapat membantu menyederhanakan dan meringkas
informasi yang dikelompokkan ke dalam objek, kejadian dan karakteristik
berdasarkan ciri atau bentuk kelompok umum dan sering terjadi.
b. Pengertian Energi Alternatif
Pengertian energi alternatif merupakan istilah yang digunakan untuk
semua energi yang dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar
konvensional. Ini merujuk pada teknologi untuk menghasilkan bahan bakar
selain fosil atau minyak bumi. Ini diperlukan mengingat minyak bumi
merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.
Danang Prasetyo, dkk (2011) menyatakan bahwa “energi alternatif
adalah energi yang bukan berasal dari bahan bakar fosil. Sesungguhnya alam
menyediakan berbagai energi alternatif yang tidak akan habis. Energi
alternatif biasanya dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik dan bahan bakar”
(hlm. 22).
Pengertian energi alternatif menurut S. Rositawaty, dkk bahwa “energi
alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak
Bumi. Energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah energi matahari,
energi angin, energi air terjun, dan panas bumi” (2008: 138).
Budi Wahyono, dkk (2008) menjelaskan “bahan bakar fosil (minyak
bumi) merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu,
Page 37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kita membutuhkan sumber energi yang lain (alternatif) untuk memenuhi
kebutuhan kita. Saat ini, para ilmuwan berusaha memanfaatkan sumber energi
alternatif yang jumlahnya tidak terbatas (tidak cepat habis) dan bersih (tidak
menimbulkan polusi)” (hlm. 101).
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
energi alternatif merupakan energi pengganti daripada energi yang sering kita
gunakan dan termasuk kedalam energi yang tidak dapat diperbaharui.
c. Sumber Energi Alternatif
1. Sumber Energi Alternatif Untuk Pembangkit Listrik
1) Energi Matahari
S. Rositawaty, dkk (2008) matahari merupakan sumber energi utama
bagi Bumi. Jika tidak ada matahari, kehidupan akan musnah” (hlm. 138).
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat manfaat matahari. Padi yang baru
dipanen dikeringkan menggunakan matahari. Ibu mengeringkan pakaian
dengan memanfaatkan matahari.
Gordo Mikrodo, dkk “energi matahari atau energi surya merupakan
salah satu sumber energi yang tak akan habis. Energi matahari membuat
kehidupan dibumi dapat terus berjalan. Energi matahari menjadi sumber
energi utama dan terbesar bagi bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan tidak
dapat hidup jika energi matahari tidak ada” (2008: 111).
Manusia memanfaatkan energi matahari untuk berbagai keperluan.
Misalnya, kita dapat menjemur pakaian di panas matahari. Petani
mengeringkan padi hasil panen. Demikian pula, petani garam membuat garam
di sekitar pantai. Energi surya juga banyak dimanfaatkan di daerah beriklim
dingin untuk sumber energi pemanas air dan pemanas ruangan.
Melalui peralatan canggih, energi matahari dapat diubah menjadi
energi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari
menjadi energi listrik seperti pada.
Sel-sel surya ini dapat mengubah energi radiasi sinar matahari menjadi
energi kalor (panas). Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk
Page 38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
memanaskan ruangan, memanaskan air, dan keperluan lain. Pada saat ini, sel-
sel surya sudah biasa dijumpai di atap-atap rumah, rumah sakit, dan hotel di
Jakarta. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan energi ini
adalah matahari tidak selalu bersinar terang sepanjang hari.
Danang Prasetyo, dkk “sel surya dibuat dari silikon tipis. Bagian atas
lembaran itu dibuat dari silikon yang sedikit berbeda dengan bagian bawah
lembaran. Saat ini sel surya mulai digunakan sebagai sumber listrik di rumah-
rumah dan lampu lalu lintas” (2011: 22).
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa energi matahari merupakan
sumber energi terbesar bagi kehidupan manusia dan tidak akan habis.
2) Energi Angin
Budi wahyono (2008) “angin adalah sumber energi alternatif yang
murah dan tidak mengakibatkan polusi” (hlm. 103). Energi angin juga dapat
dipakai pada kincir angin yang menghasilkan listrik. Baling-baling pada kincir
angin akan berputar cepat apabila ada angin besar yang bertiup. Putaran ini
dapat menggerakkan turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi
angin dapat dijadikan sumber pembangkit energi listrik.
Negara Belanda, kincir angin digunakan untuk memompa air guna
mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga dibangun di tempat-tempat
yang rawan banjir, untuk memompa air. Karena banyaknya kincir angin di
negara Belanda, sampai negara tersebut di juluki negara Kincir Angin.
Demikian juga di Jepang, mereka memanfaatkan angin untuk berbagai
keperluan.
Heri Sulistyanto (2008) “angin merupakan sumber energi alternatif
yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Adanya angin
menyebabkan kincir angin dapat berputar dan menggerakkan generator yang
ada di dalamnya sehingga menghasilkan energi listrik” (hlm. 133)
Danang Prasetyo, dkk (2011) “saat ini tenaga angin dimanfaatkan
untuk menghasilkan listrik” (hlm. : 22). Alat yang menghasilkan listrik dari
tenaga angin ini disebut aerogenerator. Generator ini pada umumnya
Page 39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
berbentuk menara. Pada puncak menara dipasang kincir atau baling-baling.
Baling-baling berputar saat diterpa angin. Panjang baling-baling ada yang
mencapai 20 meter. Perputaran baling-baling inilah yang menyebabkan
generator menghasilkan listrik.
Gordo Mikrodo, dkk (2008) “angin adalah salah satu sumber energi
yang memiliki kekuatan yang besar” (hlm. 110). Angin dapat merusak dan
menghancurkan, misalnya angin gurun, angin topan, dan angin putting beliung.
Akan tetapi, angin juga untuk tujuan-tujuan yang baik. Salah satunya untuk
menggerakkan kincir angin. Angin juga dimnafaatkan untuk memutar baling-
baling yang dihubungkan dengan generator. Putaran generator menghasilkan
energi listrik.
Manfaat kincir angin untuk kebutuhan kecil yaitu untuk menggerakkan
mesin penggiling padi dan memompa air. Manfaat kincir angin yang lebih
besar, yiatu dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
Energi angin juga dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahraga,
misalnya laying gantung dan perahu layar.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa energi angin adalah sumber energi alternatif yang murah
dan dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
3) Energi Air
Sebagian wilayah Indonesia merupakan daerah pegunungan. Oleh
karena itu, di Indonesia air terjun banyak ditemukan.
Hery Sulistyanto (2008) bahwa “di daerah pedesaan yang belum
terjangkau oleh listrik, masyarakat memanfaatkan air sebagai sumber energi
listrik” (hlm. 133). Mereka membuat kincir air yang diletakkan di aliran
sungai yang cukup deras. Kincir air ini berfungsi menggerakkan generator
atau turbin yang nantinya dapat menghasilkan listrik.
Daerah yang terpencil, untuk memenuhi energi listrik, dibuat generator
listrik kecil. Generator tersebut digerakkan oleh kincir-kincir air kecil. Satu
generator listrik biasanya mampu mencukupi kebutuhan listrik satu keluarga.
Page 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Budi Wahyono (2008) menjelaskan bahwa “air mengalir dari tempat
yang tinggi ke tempat yang lebih rendah” (hlm 102-103). Aliran air yang deras
merupakan sumber energi gerak. Energi ini dapat digunakan untuk
menghasilkan nergi listrik.
S. Rositawaty, dkk (2008) menyatakan bahwa:
Sebagian wilayah Indonesia merupakan daerah pegunungan. Oleh
karena itu, di Indonesia air terjun banyak ditemukan. Air terjun
merupakan salah satu sumber daya energi. Air terjun tersebut dapat
digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Pembangkit listrik tenaga
air disebut PLTA. Jika tenaga air terjun terlalu kecil terlebih dahulu
dibuat bendungan. Kemudian, air akan terkumpul di daerah bendungan.
Setelah itu, air dari bendungan dialirkan untuk memutar turbin.
Putaran turbin tersebut digunakan untuk memutar generator penghasil
listrik (hlm. : 139-140).
Danang Prasetyo, dkk (2011) “aliran air sangant deras merupakan
sumber energi gerak. Energi gerak ini dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik. Aliran air yang makin banyak dan deras menghsilkan listrik” (hlm. 22).
Gordo Mikrodo, dkk (2008: 109) “energi gerak iar bermacam-macam,
ada energi air sungai, energi gerak air bendungan, energi air pasang, dan
energi gelombang air laut” (hlm. 109).
a. Air sungai
Sungai yang mengalir deras memiliki energi yang cukup besar. Manusia
telah menggunakan tenaga gerak air selama ribuan tahun untuk berbagai
keperluan, seperti menggerakkan kincir air sebagai bagian dari mesin
penggiling gandum. Gerakan air sungai juga digunakan untuk memutar
kincir air yang dapat menggerakkan mesin pencuci pakaian dan mesin
lainnya.
b. Air yang dibendung
Pada sebuah pusat PLTA, air yang mengalir harus sangat deras agar dapat
memutar turbin. Air disimpan di balik bendungan atau waduk. Pada saat
pintu bendungan dibuka, air yang sangat deras mengalir melalui
terowongan air. Kemudian, gerakan air memutar trbin generator besar
yang menghasilakan energi listrik.
Page 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c. Air pasang
Energi gerak air yang lain adalah energi pasang laut. Pusat pemanfaatan
energi pasang air laut harus dibangun di tempat yang memiliki perbedaan
pasang naik dan pasang surut yang sangat besar. Misalnya yang terdapat di
Teluk Fundy, Kanada dan di La Rance, Perancis.
d. Gelombang air laut
Gelombang air laut merupakan sumber energi yang cukup besar. Ada
beberapa mesin gelombang. Semua mesin ttersebut menggunakan gerakan
gelombang yang bergerak turun naik untuk memutar turbin sehingga
menhgasilkan tenaga listrik. Mesin yang paling terkenal adalah mesin
Salter Ducks. Mesin tersebut memiliki sebarisan pelampung yang bergerak
turun naik di atas gelombang. Pada saat pelampung-pelampung tersebut
bergerak, mesin tersebut memompa pancaran air yang kuat melalui sebuah
pipa, yang kemudian memutar baling-baling.
Pada stasiun pembangkit listrik tenaga air, air biasanya dibendung
sehingga permukaan lebih tinggi. Air yang dibendung, posisinya jauh lebih
tinggi daripada stasiun pembangkit listriknya. Air yang dibendung ini lalu
dialirkan melalui terowongan yang menurun. Aliran air tersebut memutar
generator. Generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Indonesia
sudah sejak lama memanfaatkan air sebagai sumber energi yang disebut
dengan PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air).
Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa energi air merupakan salah
satu sumber energi alternatif yang mempunyai banyak manfaatnya, misalnya
dimanfaatkan sebagai penggerak generator yang nantinya akan menghasilkan
listrik.
4) Panas Bumi ( Geothermal )
Energi alternatif lain yang dapat digunakan adalah panas bumi. Panas
bumi adalah panas yang berasal dari panas yang ada pada inti bumi. Apabila
ada daerah yang pusat buminya dekat dengan permukaan maka panas bumi ini
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Page 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Gordo Mikrodo, dkk (2008) “salah satu sumber energi alternatif yang
tak ada habisnya adalah energi panas bumi” (hlm. 112). Pada pusat listrik
tenaga panas bumi dipasang dua pipa. Pipa tersebut dibor masuk ke dalam
batuan panas di dalam tanah. Air dipompa ke dalam tanah melalui pipa
pertama. Air segera diubah menjadi uap oleh batuan yang sangat panas. Uap
yang menyembur ke atas masuk melalui pipa kedua. Kemudian, uap
menggerakkan turbin pada mesin pembangkit listrik yang ada di atas generator
yang bekerja menghasilkan energi listrik.
Selain energi alternatif yang sudah disebutkan di atas ada beberapa
energi alternative lain seperti biogas dan biodiesel.
S. Rositawaty, dkk (2008) “panas bumi juga merupakan sumber energi.
Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik
tenaga panas bumi biasa disebut PLTU. PLTU singkatan dari Pembangkit
Listrik Tenaga Uap” (hlm. : 138).
Proses pengolahan panas bumi menjadi listrik adalah sebagai berikut.
“Uap panas dari dalam bumi dialirkan ke permukaan melalui pipa. Lalu, uap
panas dialirkan ke turbin melalui pipa sehingga turbin berputar”.
Danang Prasetyo, dkk (2011) “bumi tersusun dari lapisan-lapisan.
Pusat bumi terbentuk dari lapisan batuan yang sangat panas. Hal ini
menunjukkan bahwa bumi merupakan sumber energi panas yang sangat besar”
(hlm. 22).
Sumber energi panas ini cukup dekat ke permukaan bumi sehingga
orang memanfaatkan tenaga panas bumi ini ke permukaan sebagai uap air
yang memancar. Air panas ini disebut juga geyser.
Manfaat panas bumi menurut Duane J. Rosa (2009: 30) menyatakan
bahwa “geothermal energy is used for greenhouse cultivation of fruits and
vegetables. The principal industrial uses of high temperature geothermal
energy involve drying applications using flashed steam and/or hot water”
(hlm. 30).
Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa energi panas bumi
digunakan untuk budidaya rumah kaca buah-buahan dan sayuran. Penggunaan
Page 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
industri utama dari energi panas bumi temperatur tinggi itu melibatkan
aplikasi pengeringan yang menggunakan uap menyala dan / atau air panas.
Tenaga panas bumi digunakan untuk menghasilkan listrik. Air dingin
dari permukaan dipompa dan dialirkan melalui pipa ke dalam tanah hingga ke
lapisan batuan panas. Sata sampai di sana, air langsung mendidih dan berubah
menjadi uap panas. Uap panas ini memutar turbin. Turbin kemudian memutar
generator sehingga listrik dihasilkan. Pembangkit listrik tenaga uap terdapat di
daerah Kamojang, Jawa Barat.
2. Sumber Energi Alternatif Untuk Bahan Bakar
Danang Prasetyo, dkk (2011) saat ini telah dikembangkan beberapa
energi alternatif pengganti minyak bumi, antara lain pemanfaatan energi
matahari, biodiesel, biogas, dan biomassa (hlm. 23). Kendaraan tenaga surya
memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi gerak. Mobil atau
mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar solar dapat diganti dengan
biodiesel, yaitu bahan bakar yang berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan atau
lemak hewan.
Saat ini untuk memasak telah dikembangkan biogas. Biogas
merupakan energi yang dihasilkan dari penguraian bahan organic, seperti
kotoran hewan yang dapat digunakan untuk sumber energi pada kompor.
d. Penggunaan Energi Alternatif
Hery Sulistyanto (2008) “energi alternatif digunakan dengan tujuan
untuk mengatasi apabila sumber energi utama habis karena tidak dapat
diperbaharui” (hlm. 136). Energi alternatif memiliki beberapa keuntungan
dibandingkan dengan sumber energi utama, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Tidak akan habis karena berasal dari matahari dan sumber daya
alam lain yang dapat diperbaharui.
2) Energi yang dihasilkan sangat besar.
3) Harga relatif murah dan dijangkau oleh seluruh masyarakat.
4) Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan apabila digunakan.
Page 44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Danang Prasetyo, dkk segala sesuatu di bumi pasti memiliki
keuntungan dan kerugian. Begitu juga dalam pemanfaatan sumber energi
alternatif.
Keuntungan penggunaan sumber energi seperti berikut ini.
1) Sumber energi alternatif dapat terus digunakan karena tidak akan
habis. Matahari, air, angin, dan panas bumi terus memberikan
energinya sepanjang masa.
2) Energi yang dihasilkan oleh sumber energi alternatif sangant besar.
3) Energi alternatif tidak mencemari lingkungan karena tidak
menghasilkan zat-zat buangan ke lingkungan.
Kesulitan dalam pemanfaatan energi alternatif antara lain sebagai
berikut.
1) Dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk dapat memanfaatkan
energi alternatif. Misalnya, untuk membuat stasiun PLTA perlu
dibuat bendungan besar lebih dulu. Hal ini tentu membutuhkan
biaya besar.
2) Dibutuhkan teknologi tinggi untuk mengubah energi alternatif
menjadi bentuk energi yang dapat digunakan. Misalnya, para ahli
harus dapat membuat alat yang dapat menembus batuan panas di
pusat bumi. Padahal, suhu yang tinggi dapat membakar pipa
pengebor.
3) Tersedianya energi alternatif dipengaruhi oleh musim. Saat musim
kemarau panjang, misalnya, volume air bendungan menyusut.
Akibatnya, energi listrik yang dihasilkan juga berkurang (2011: 22).
B. Penelitian Yang Relevan
Dewi Sri Utami dalam skripsinya yang berjudul : Penerapan Strategi
Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas IV SD Negeri Kedawung 1 Tahun
2010/2011. Hasil penelitian tindakan kelas sebelum diberikan tindakan kelas, nilai
KKM siswa hanya sebesar 59,11%, siklus I sebesar 62,04%, siklus II sebesar
Page 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
65,83% dan pada siklus III sebesar 71,02%. Hasil analisis tampak bahwa
pembelajaran IPS dengan metode Everyone Is A Teacher Here berpengaruh
positif terhadap pembelajaran. Hal ini berarti penggunaan metode Everyone Is A
Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Persamaan dengan
penelitian ini terletak pada variabel bebas yaitu penggunaan metode Everyone Is A
Teacher Here. Perbedaannya, penelitian tersebut dengan variabel terikat hasil
belajar IPS siswa sedangkan penelitian ini dengan variabel terikat pemahaman
konsep siswa dalam materi energi alternatif.
Selanjutnya, Unin Wijayanti dalam skripsinya yang berjudul : Upaya
Peningkatan Pemahaman Konsep Tentang Lapisan Bumi Melalui Media Visual
Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN Sidomulyo Tahun Pelajaran 2009/
2010. Hasil penelitian tindakan kelas ini pada siklus I siswa yang mendapat nilai
minimal 65 ada 14 siswa (83,33%) dari 18 siswa dan siklus II mengalami
prosentase kenaikan 33,33%. Hasil analisis tampak bahwa pembelajaran IPA
lapisan bumi dengan media visual berpengaruh positif terhadap pembelajaran. Hal
ini berarti penggunaan media visual dapat meningkatkan pemahaman konsep
tentang lapisan bumi siswa. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel
bebas yaitu penggunaan media visual, sedangkan penelitian ini dengan variabel
bebas penggunaan metode Everyone Is A Teacher Here. Persamaannya, penelitian
tersebut dengan variabel terikat pemahaman konsep siswa.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan
masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Kerangka berpikir ini
digambarkan dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul
penelitian yang diambil, yaitu “Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
Metode Everyone Is A Teacher Here untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Energi Alternatif Siswa Kelas IV SDN 3 Karangmojo Tahun Ajaran 2011/2012.”
Saat kondisi awal pemahaman konsep energi alternatif siswa kelas IV
SDN 3 Karangmojo tergolong masih rendah, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya: (1) Materi pelajaran IPA sangat banyak dan pelajaran IPA
merupakan pelajaran yang berlatar belakang menghafal sehingga membuat peserta
Page 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
didik merasa jenuh dan menganggapnya sebagai momok; (2) Guru dalam
melakukan pembelajaran masih menggunakan metode pembelajaran yang biasa,
belum menggunakan metode yang secara maksimal sehingga pembelajaran yang
dilakukan masih kurang bermakna.
Berdasarkan latar belakang di atas, untuk menanggulangi hal tersebut
diperlukan sebuah metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan
pemahaman konsep energi alternatif yaitu metode Everyone Is A Teacher Here.
Penggunaan metode Everyone Is A Teacher Here dalam pembelajaran energi
alternatif akan memberikan kesempatan peserta didik untuk mendapat materi
energi alternatif yang otentik dan dapat berinteraksi secara lebih luas. Selain itu,
pembelajaran IPA dengan metode Everyone Is A Teacher Here juga dapat
memberikan motivasi yang lebih tinggi karena selalu dikaitkan dengan
kesenangan, permainan, dan kreativitas. Manfaat penggunaan metode Everyone Is
A Teacher Here, diantaranya: (1) Mampu mengemukakan pendapat melalui
tulisan dan menyatakannya di depan kelas; (2) Siswa lain yang berani
mengemukakan pendapat dan menyatakan kesalahan jawaban dari kelompok lain
yang disanggah; dan (3) Terlatih dalam menyimpulkan masalah dan hasil kajian
pada masalah yang dikaji.
Pada kondisi akhir diharapkan penggunaan model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep
energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo yang dapat digambarkan
dalam kerangka pemikiran pada gambar 2.1 sebagai berikut.
Page 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher
Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif siswa kelas IV
SD Negeri 3 Karangmojo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar
Tahun Ajaran 2011/2012.
KONDISI
AWAL
KONDISI
AKHIR
TINDAKAN
Guru : pembelajaran
masih konvensional
belum menggunakan
metode pembelajaran
Melalui model
pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A
Teacher Here diduga dapat
meningkatkan pemahaman
konsep siswa SDN 3
Karangmojo.
Melaui PTK
Peneliti kolaborasi
dengan guru
menggunakan
Metode Everyone
Is A Teacher Here
dalam proses
pembelajaran
untuk
meningkatka
pemahaman
konsep anak.
Siswa : pemahaman
konsep energi alternatif
rendah.
Siklus I :
Pemahaman konsep
meningkat 70 %.
Siklus II :
Pemahaman konsep
meningkat 75 %.
Siklus III :
Pemahaman konsep
meningkat 80 %.
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
Proses dan suasana pembelajaran lebih
aktif. Siswa sudah berani mengemukakan
pendapatnya sendiri.
Page 48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
2. Mendiskripsikan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here dalam meningkatkan pemahaman konsep energi
alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo Kecamatan Tasikmadu
Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
Page 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 03 Karangmojo yang
berada di Dusun Ngablak Desa Karangmojo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar. Alasan pemilihan SD 03 Karangmojo sebagai tempat penelitian
adalah karena letaknya tidak terlalu jauh dengan tempat tinggal peneliti sehingga
lebih mudah dalam pelaksanaan penelitian.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap selama 5 bulan, dari tahap
persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan, yakni mulai bulan Februari
sampai dengan Juni 2012. Dengan rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian
dapat dilihat pada tabel pada halaman lampiran.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo
Dukuh Ngablak Desa Karangmojo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar tahun ajaran 2011/2012. Jumlah siswa yang diteliti adalah 22 yang
terdiri dari 6 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Sedangkan guru yang
dijadikan subjek penelitian adalah guru kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). I G A K Wardani, dkk (2007) “penelitian tindakan kelas merupakan
terjemahan dari Classroom Action Research, yaitu satu Action Research yang
dilakukan dikelas (hlm. 1.3).
Page 50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Daryanto (2011) menyatakan bahwa “PTK adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan
untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil belajar
siswa dapat ditingkatkan” (hlm. 4).
Suharsimi Arikunto, dkk (2011) menyatakan bahwa “penelitian tindakan
kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
yang dilakukan oleh siswa” (hlm. 3)
2. Strategi Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan strategi model siklus. Menurut
I G A K Wardhani (2007) “langkah-langkah pelaksanaan penelitian tindakan
dilakukan melalui empat tahap, yaitu: merencanaan, melakukan tindakan,
mengamati, dan melakukan refleksi” (hlm. 2.3).
Tahapan-tahapan dalam siklus/daur menurut Daryanto (2011) “membagi
silkus/daur dalam PTK meliputi 4 tahap, yaitu perecanaan (planning),
pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Secara
jelas langkah-langkah tersebut dapat digambarkan pada (Gambar 3.1) (hlm. 21).
Gambar 3.1. Tahap-Tahap dalam PTK
D. Sumber Data
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau
informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar berupa data
kualitatif. Sumber data atau informasi tersebut meliputi:
Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Pelaksanaan
Page 51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
1. Sumber data primer diantaranya: siswa, guru, dan pihak lain yang terkait.
2. Sumber data sekunder diantaranya: kajian dokumen, hasil observasi, hasil
wawancara, dan tes.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data diatas meliputi
observasi, wawancara, kajian dokumen, dan tes.
1. Observasi
I G A K Wardhani (2007) “observasi adalah pengamatan dengan
tujuan tertentu” (hlm. 2.23). Observasi ini digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang : pelaksanaan KBM, letak geografis, kondisi siswa dan
masyarakat sekitar sekolah SD Negeri 3 Karangmojo Kecamatan Tasikmadu
Kabupaten Karanganyar.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
langsung. Observasi terhadap guru kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo
difokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran
pemahaman konsep energi alternatif. Sementara itu, observasi langsung
terhadap siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo difokuskan pada
pengamatan perilaku siswa selama proses pembelajaran.
2. Wawancara
I G A K Wardhani (2007) “wawancara dapat dilakukan untuk
mengungkap pendapat siswa tentang pembelajaran” (hlm. 2.30). Wawancara
dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara terhadap guru yang bertujuan
menggali informasi guna memperoleh data yang berkaitan dengan pemahaman
konsep energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo sebelum dan
sesudah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here.
3. Tes
Endang Poerwanti, dkk (2009) menjelaskan “tes adalah seperangkat
tugas yang harus dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab
oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya
Page 52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan
pengajaran tertentu” (hlm. 1-5).
Tes ini dilakukan untuk mengetahui pemahaman konsep dalam
pembelajaran IPA energi alternatif. Hasil tes ini akan digunakan sebagai acuan
direncanakannya kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki
proses pembelajaran.
4. Kajian Dokumen
I G A K Wardhani (2007) “dokumentasi seperti hasil belajar siswa,
yang dapat berupa tugas, hasil latihan, atau ulangan dapat dimanfaatkan
sebagai data yang dapat member informasi tentang kualitas perbaikan”
(hlm. 2.30).
Data dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh berbagai arsip
atau data berupa Silabus IPA kelas IV, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), foto kegiatan pembelajaran, serta daftar nilai pemahaman konsep siswa
kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo sebelum dan sesudah menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here.
F. Validitas Data
Lexy J. Moleong (1994) menyatakan bahwa validitas data adalah sebagai
berikut.
Data yang telah berhasil dikumpulkan dalam penelitian harus diusahakan
kemantapan dan kebenarannya. Guna menjamin dan mengembangkan
validitas data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik
trianggulasi. Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (hlm. 178).
Triangulasi yang digunakan yaitu:
1) Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber data yaitu teknik yang digunakan untuk menguji
kebenaran data yang diperoleh dengan cara membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang sudah diperoleh melalui
berbagai sumber yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data
berupa nilai Preetest siswa kelas IV, data wawancara yang dilakukan oleh
Page 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
guru kelas IV dan siswa kelas IV, dan lembar observasi pada proses
pembelajaran, serta daftar nilai siklus I, II, dan III.
2) Triangulasi metode
Jenis triangulasi ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis
tetapi menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.
Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi
yang kemudian dilakukan wawancara yang mendalam dari guru kelas IV dan
siswa kelas IV, serta metode dokumentasi siswa kelas IV SDN 3 Karangmojo.
G. Teknik Analisis Data
Menurut Sarwiji Suwandi (2010) menyatakan bahwa “teknik analisis yang
digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara
lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan
teknik analisis kritis” (hlm. 61).
Penjelasan :
1. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni
dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil
sebelum penelitian dengan hasil pada akhir pada setiap siklus. Misalnya :
membandingkan rerata nilai pemahaman konsep siswa pada kondisi sebelum
tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II, dan seterusnya.
2. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis
mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja
siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif
yang diturunkan dari kajian teoritis maupun dari ketentuan yang ada.
Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan
tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data
dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data.
Sedangkan “teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model analisis interaktif” (Milles & Huberman. 2009: 15-21). Model
analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu:
Page 54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berikut
penjelasan alur kegiatan analisis interaktif:
1) Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul
dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk
analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
2) Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data yang digunakan dapat berupa: berbagai jenis matriks, grafik,
jaringan, dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi
yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, dengan
demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan
menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah
melakukan analisis yang menurut saran yang dikiaskan oleh penyajian sebagai
sesuatu yang mungkin berguna.
3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Kesimpulan merupakan tinjauan ulang secara utuh seperti yang diungkapkan
Milles & Huberman (2009) bahwa “setelah data-data direduksi, disajikan
langkah terakhir adalah dilakukannya penarikan kesimpulan. Data-data yang
telah didapatkan dari hasil penelitian kemudian diuji kebenarannya. Penarikan
kesimpulan ini merupakan bagian dari konfigurasi utuh, sehingga kesimpulan-
kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung” (hlm. 19).
Verifikasi data yaitu pemeriksaan tentang benar dan tidaknya hasil laporan
penelitian. Sedang kesimpulan adalah tinjauan ulang pada catatan di lapangan
atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya merupakan
validitasnya.
Page 55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Berdasarkan uraian di atas maka reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai suatu kesatuan yang jalin-menjalin pada
saat sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,
untuk membangun wawasan umum yang disebut analisis. Kegiatan pengumpulan
data itu sendiri merupakan siklus dan interaktif. Oleh karena itu, penelitian ini
sifatnya kualitatif maka diberlakukan adanya objektifitas, subjektivitas, dan
kesepakatan intersubjektifitas dari peneliti agar hasil penelitian tersebut mudah
dipahami bagi para pembaca secara mendalam.
Adapun hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut
dapat divisualisasikan dalam bentuk bagan sebagai berikut :
Gambar 3.2. Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
Berdasarkan bagan diatas, langkah yang akan ditempuh dalam penelitian
ini adalah:
a. Melakukan analisis awal, apabila data yang didapat di kelas sudah cukup.
b. Mengembangkan bentuk sajian data, dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian selanjutnya.
c. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar kasus.
d. Melakukan pengayaan data apabila dalam persiapan analisis ternyata
ditemukan data yang kurang lengkap.
e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.
f. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian.
Pengumpulan Data
(Data Collection)
Reduksi Data
(Data Reduction)
Penyajian Data
(Data Display)
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
Page 56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
H. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan merupakan pedoman yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
(Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Capaian target yang diharapkan pada siklus pertama
dan sampai seterusnya adalah ≥ 25 siswa yang tuntas (mendapat nilai ≥ 68) atau
90% dari jumlah siswa kelas IV. Apabila dalam kelas IV SD Negeri 3
Karangmojo hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan
terus dilakukan sampai hasil tersebut dicapai dan apabila angka tersebut sudah
tercapai pada siklus pertama maka tetap perlu dilakukan refleksi penyebab
terjadinya dan dilanjutkan siklus kedua berdasarkan refleksi dari siklus pertama,
dan apabila angka tersebut sudah tercapai pada siklus kedua maka tetap perlu
dilakukan refleksi penyebab terjadinya dan dilanjutkan siklus ketiga berdasarkan
refleksi dari siklus kedua.
I. Prosedur Penelitian
Suharsimi Arikunto,dkk (2011 : 74) prosedur penelitian ini terdiri atas
rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan
utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c)
pengamatan, dan (d) refleksi, yang dapat digambarkan pada gambar 3.3 sebagai
berikut :
Page 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar 3.3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut :
1. Tahap Perencanaan atau Persiapan
Merancang skenario pembelajaran IPA. Sebelum merancang skenario
pembelajaran IPA, tahap sebelumnya adalah mengumpulkan data yang diperlukan
melalui tekis tes, observasi, dan wawancara. Kemudian merancang pembelajaran
untuk meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif yaitu langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Permintaan izin kepada kepala sekolah.
b. Observasi dan wawancara. Kegiatan ini telah dilakukan untuk mendapatkan
gambaran awal tentang Sekolah Dasar dan kelas yang akan diteliti secara
keseluruhan.
permasalahan Perencanaan
tindakan I
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
pengumpulan data I
Permasalahan
baru hasil
refleksi
Perencanaan
tindakan II
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data II Refleksi II
Apabila permasalahan
belum terselesaikan
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
Refleksi I Siklus I
Siklus II
Page 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
c. Identifikasi permasalahan dalam proses pembelajaran di kelas IV.
d. Merumuskan spesifikasi penggunaan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here untuk meningkatkan pemahaman konsep energi
alternatif.
e. Menyusun rencana penelitian. Pada tahap ini tim peneliti yaitu peneliti, dan
guru kelas IV menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa
siklus tindakan kelas.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Merancang skenario pembelajaran IPA. Sebelum melakukan skenario
pembelajaran IPA, tahap sebelumnya adalah mengumpulkan data yang
diperlukan melalui teknik observasi, wawancara, dan tes. Kemudian
merancang pembalajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap
konsep energi alternatif yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Menyusun silabus.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi energi
alternatif dengan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here.
3) Menyiapkan media dan sumber belajar.
4) Menyiapkan lembar kerja siswa.
5) Membuat soal-soal eveluasi siklus I.
6) Merancang lembar observais guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan atau tindakan siklus I sesuai dengan perencanaan yang
diprogramkan, yaitu:
1) Persiapan materi, media dan sumber belajar.
2) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembalajaran pada pertemuan
kali ini yaitu mengenai sumber energi alternatif khususnya tentang energi
matahari dan energi angin.
Page 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
3) Siswa dan guru bertanya jawab tentang sumber energi terbesar di bumi.
Hal tersebut sebagai salah satu apersepsi yang mengantarkan peserta didik
menuju pembelajaran utama.
4) Setiap peserta didik diberi sebuah bacaan yang berkaitan dengan materi
sumber energi angin dan energi matahari yang diajarkan, dan
menyuruhnya untuk membaca berulang-ulang, kemudian siswa diminta
menuliskan satu pertanyaan yang ada di bacaan tersebut.
5) Setiap peserta didik mengumpulkan kartu yang sudah bertuliskan
pertanyaan.
6) Guru mengacak kartu tersebut yang kemudian membagikannya kembali
kepada setiap peserta didik, dan memastikan bahwa tidak ada peserta didik
yang menerima soal yang ditulis sendiri. Meminta kepada peserta didik
untuk membaca dalam hati pertanyaan pada kertas tersebut kemudian
mintalah kepada mereka memikirkan jawabannya.
7) Setelah mendapat jawabannya siswa tersebut diminta secara sukarela
membacakan pertanyaan dan menjawabnya di depan kelas.
8) Guru bersama siswa mengambil simpulan secara keseluruhan tentang
materi energi matahari dan energi angin yang telah disampaikan dan
mengadakan evaluasi, untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
pembelajaran tersebut tercapai. Guru juga memberikan penguatan/
motivasi kepada siswa, pemberian PR dan menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya.
c. Observasi / Pengamatan
1) Guru melakukan observasi selama proses pembelajaran IPA berlangsung
yang meliputi: lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
2) Guru melakukan observasi terhadap hasil pemahaman konsep energi
alternatif peserta didik disetiap pembelajaran IPA berakhir.
d. Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data
yang berkaitan dengan indikator kinerja siklus I. Evaluasi untuk menilai
pemahaman konsep dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif
Page 60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
metode Everyone Is A Teacher Here dilaksanakan setiap akhir
pertemuan/pembelajaran. Sasaran dari evaluasi ini yaitu pemahaman konsep
energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 03 Karangmojo meningkat.
Hasil ketuntasan klasikal siswa pada siklus I hanya terdapat 17 siswa
(77,27%) yang tuntas atau mencapai KKM 68. Hal tersebut belum mencapai
target yang ditetapkan yaitu 90% siswa tuntas. Oleh karena itu dianalisis
kekurangan pada siklus I dan diperbaiki pada siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan:
1) Membuat silabus pembelajaran.
2) Menyusun Rencana pembelajaran (RPP) yang telah diperbaiki dan
disempurnakan dari rencana pembelajaran siklus I, yaitu tentang energi air
dan energi panas bumi
3) Menyiapkan media dan sumber belajar.
4) Menyiapkan lembar kerja siswa.
5) Membuat soal-soal eveluasi siklus I.
6) Merancang lembar observais guru dan siswa.
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini berdasarkan pada hasil
refleksi siklus I, yaitu pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here yang sudah
diperbaiki dan disempurnakan sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
tetapi pokok bahasan yang diajarkan berbeda. Pokok bahasan atau materi yang
diajarkan pada siklus II yaitu sumber energi air dan panas bumi, adapun
langkah-langkahnya:
1) Persiapan materi dan perangkat pembelajaran.
2) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembalajaran pada pertemuan
kali ini yaitu mengenai sumber energi alternatif khususnya tentang energi
air dan energi panas bumi.
Page 61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
3) Siswa dan guru bertanya jawab tentang sumber energi terkuat di bumi. Hal
tersebut sebagai salah satu apersepsi yang mengantarkan peserta didik
menuju pembelajaran utama.
4) Setiap peserta didik diberi sebuah bacaan yang berkaitan dengan materi
energi air dan energi panas bumi yang diajarkan, dan menyuruhnya untuk
membaca berulang-ulang, kemudian siswa diminta menuliskan satu
pertanyaan yang ada di bacaan tersebut.
5) Setiap peserta didik mengumpulkan kartu yang sudah bertuliskan
pertanyaan.
6) Guru mengacak kartu tersebut yang kemudian membagikannya kembali
kepada setiap peserta didik, dan memastikan bahwa tidak ada peserta didik
yang menerima soal yang ditulis sendiri. Meminta kepada peserta didik
untuk membaca dalam hati pertanyaan pada kertas tersebut kemudian
mintalah kepada mereka memikirkan jawabannya.
7) Setelah mendapat jawabannya siswa tersebut diminta secara sukarela
membacakan pertanyaan dan menjawabnya di depan kelas.
8) Guru bersama siswa mengambil simpulan secara keseluruhan tentang
materi energi matahari dan energi angin yang telah disampaikan dan
mengadakan evaluasi, untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
pembelajaran tersebut tercapai. Guru juga memberikan penguatan/
motivasi kepada siswa, pemberian PR dan menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya.
Pelaksanaan tindakan siklus II ini terbagi dalam 2 x pertemuan, yakni
pertemuan pertama mempelajari tentang sumber energi air, sedangkan
pertemuan kedua mempelajari tentang sumber energi panas bumi.
c. Observasi
1) Observasi dilakukan selama pembelajaran IPA berlangsung, yang
meliputi: Guru melakukan observasi selama proses pembelajaran IPA
berlangsung yang meliputi: lembar observasi guru dan lembar observasi
siswa.
Page 62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2) Guru melakukan observasi terhadap hasil pemahaman konsep energi
alternatif peserta didik disetiap pembelajaran IPA berakhir.
3) Refleksi
Hasil analisis dari ketuntasan klasikal siswa pada siklus II meningkat
dengan diperoleh 18 siswa (81,81%) yang tuntas atau mencapai KKM 64.
Tetapi hal tersebut belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 90% siswa
tuntas. Oleh karena itu dianalisis kekurangan pada siklus II dan diperbaiki
pada siklus III.
4. Siklus III
a. Perencanaan
Tahap perencanaan dalam siklus II ini dipersiapkan:
1) Membuat silabus pembelajaran.
2) Menyusun Rencana pembelajaran (RPP) yang telah diperbaiki dan
disempurnakan dari rencana pembelajaran siklus I, yaitu tentang energi
alternatif.
3) Menyiapkan media dan sumber belajar.
4) Menyiapkan lembar kerja siswa.
5) Membuat soal-soal eveluasi siklus I.
6) Merancang lembar observais guru dan siswa
b. Tindakan
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II ini berdasarkan pada hasil
refleksi siklus I, yaitu pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here yang sudah
diperbaiki dan disempurnakan sesuai tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
tetapi pokok bahasan yang diajarkan berbeda. Pokok bahasan atau materi yang
diajarkan pada siklus II yaitu keseluruhan dari materi energi alternatif, adapun
langkah-langkahnya:
1) Persiapan materi dan perangkat pembelajaran.
2) Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembalajaran pada pertemuan
kali ini yaitu mengenai sumber energi alternatif.
Page 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3) Siswa dan guru bertanya jawab tentang sumber energi alternatif. Hal
tersebut sebagai salah satu apersepsi yang mengantarkan peserta didik
menuju pembelajaran utama.
4) Setiap peserta didik diberi sebuah bacaan yang berkaitan dengan materi
energi alternatif yang diajarkan, dan menyuruhnya untuk membaca
berulang-ulang, kemudian siswa diminta menuliskan satu pertanyaan yang
ada di bacaan tersebut.
5) Setiap peserta didik mengumpulkan kartu yang sudah bertuliskan
pertanyaan.
6) Guru mengacak kartu tersebut yang kemudian membagikannya kembali
kepada setiap peserta didik, dan memastikan bahwa tidak ada peserta didik
yang menerima soal yang ditulis sendiri. Meminta kepada peserta didik
untuk membaca dalam hati pertanyaan pada kertas tersebut kemudian
mintalah kepada mereka memikirkan jawabannya.
7) Setelah mendapat jawabannya siswa tersebut diminta secara sukarela
membacakan pertanyaan dan menjawabnya di depan kelas.
8) Guru bersama siswa mengambil simpulan secara keseluruhan tentang
materi energi matahari dan energi angin yang telah disampaikan dan
mengadakan evaluasi, untuk mengetahui seberapa jauh tujuan
pembelajaran tersebut tercapai. Guru juga memberikan penguatan/
motivasi kepada siswa, pemberian PR dan menyampaikan materi untuk
pertemuan selanjutnya.
c) Observasi
Observasi dilakukan selama pembelajaran IPA berlangsung, yang
meliputi:
1) Guru melakukan observasi selama proses pembelajaran IPA berlangsung
yang meliputi: lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.
2) Guru melakukan observasi terhadap hasil pemahaman konsep energi
alternatif peserta didik disetiap pembelajaran IPA berakhir.
Page 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3) Refleksi
Hasil analisis data dari siklus III ini digunakan sebagai acuan untuk
menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam
meningkatkan pemahaman konsep dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here. Berdasarkan data yang
dikumpulkan diketahui bahwa siswa yang tuntas sudah lebih dari indikator
kinerja yaitu 20 siswa (90,90%) yang tuntas. Berdasarkan hal tersebut maka
penelitian diakhiri pada siklus III.
Page 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Awal
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Karangmojo yang beralamat di
Dukuh Ngablak, Desa Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten
Karanganyar. Sekolah Dasar ini berdiri tahun 1977 dengan Nomor Statistik
Sekolah 101031310027. SD 3 Karangmojo ini di bangun pada Luas tanah ± 2464
m2. Bangunan SD Negeri 3 Karangmojo menghadap ke barat, memiliki halaman
yang cukup luas dan 6 ruang kelas, 1 gudang, 1 kantin sekolah, 1 ruang guru, 1
ruang kepala sekolah, 1 perpustakaan, 4 kamar mandi, dan 1 laboratorium
komputer. Adapun visi dan misi Sekolah Dasar 3 Karangmojo adalah sebagai
berikut.
1) Visi SD Negeri 3 Karangmojo
Menciptakan sumber daya manusia berkualitas, bertaqwa, dan cinta tanah air.
2) Misi SD Negeri 3 Karangmojo
a) Meningkatkan prestasi dan mutu pendidikan sesuai dengan perkembangan
IPTEK.
b) Menjalin kerja sama guna tercapainya program pendidikan yang sejuk dan
harmonis.
c) Meningkatkan pelayanan pendidikan dan mengantarkan siswa ke jenjang
yang lebih tinggi.
Keadaan lingkungan belajar yang tercipta di SD Negeri 3 Karangmojo
antara lain:
1. Kondisi gedung atau bangunan yang permanen serta dalam kondisi yang baik.
2. Pemisahan ruang kelas sehingga antara ruang kelas yang satu dengan kelas
yang lain tidak saling mengganggu dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Tersedianya mushola yang digunakan warga sekolah guna melaksanakan
kegiatan keagamaan bagi pemeluk agama Islam.
4. Tersedianya kursi dan meja belajar dalam kondisi yang baik serta dalam
jumlah yang memadai.
Page 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
5. Penataan ruang kelas yang baik, rapi, dan teratur yang meliputi meja, kursi,
gambar-gambar dan media belajar lainnya.
6. Penanaman pohon di halaman serta penataan taman yang baik dan teratur juga
menambah suasana menjadi nyaman, sejuk, serta asri.
7. Adanya pagar yang mengelilingi sekolah sehingga keamanan siswa terjamin
saat siswa bermain diluar kelas
SD Negeri 3 Karangmojo dipimpin oleh bapak Elkana Margito, S.Pd.
selaku kepala sekolah yang membawahi 11 orang guru, 6 orang bertindak selaku
guru kelas, dan 1 orang sebagai guru mata pelajaran agama, 1 orang guru olahraga,
1 orang guru bahasa Inggris, 1 orang guru Bahasa Inggris, dan 1 orang guru TIK.
SD Negeri 3 Karangmojo mempunyai peserta didik berjumlah 135 siswa,
yaitu dengan perincian untuk siswa laki-laki 76 orang dan 59 orang siswa
perempuan. Siswa terbagi dalam 6 kelas, yakni kelas I sebanyak 19 siswa, kelas II
sebanyak 22 siswa, kelas III sebanyak 29 siswa, kelas IV sebanyak 22 siswa, kelas
V sebanyak 27 siswa, dan kelas VI sebanyak 16 siswa.. Siswa di SD Negeri 3
Karangmojo berasal dari tingkat ekonomi yang bervariasi, namun sebagian besar
berasal dari tingkat ekonomi menengah ke bawah.
Fasilitas yang ada di SD Negeri 3 Karangmojo ini cukup memadai.
Berbagai jenis alat peraga untuk berbagai mata pelajaran tersedia dengan lengkap,
namun itu semua kurang terawat dengan baik. Pemanfaatan alat peraga juga
belum maksimal dan menyebabkan pembelajaran kurang berjalan dengan baik,
sehingga hasil belajar yang dicapai juga belum optimmal.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Deskripsi Pratindakan
Pengamatan kondisi pratindakan dilakukan untuk mengetahui keadaan
nyata yang ada di lapangan sebelum peneliti melakukan proses penelitian.
Pengamatan ini dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara dengan
guru dan siswa serta tes. Pengamatan dilakukan hanya satu kali. Hal tersebut
dilakukan untuk mengetahui proses dan hasil pembelajaran di kelas mata
pelajaran IPA materi energi alternatif.
Page 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Pelaksanaan penelitian dalam bentuk wawancara dilaksanakan pada akhir
pembelajaran yaitu setelah dilaksanakannya evaluasi akhir pembelajaran IPA
yang berbentuk tes tertulis.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa keadaan
siswa memang kurang aktif, kurang antusias, siswa cenderung hanya datang,
duduk, diam, dan mendengarkan. Siswa terlihat malas dan tidak begitu tertarik
pada pelajaran IPA materi energi alternatif. Selain itu diketahui beberapa
penyebab rendahnya materi energi alternatif antara lain :
1. Guru kelas mengajar di kelas belum menggunakan model pembelajaran
bervariasi secara tepat dan maksimal, pembelajaran masih menggunakan model
pembelajaran konvensional yang membuat siswa jenuh.
2. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman guru kelas mengenai berbagai model
pembelajaran yang menganut PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan) sehingga membuat pembelajaran terasa
membosankan dan kurang berkesan bagi siswa.
3. Guru kelas kurang maksimal dalam menggunakan fasilitas yang ada di sekolah,
misalnya penggunaan alat peraga serta ruangan, sehingga tingkat kejenuhan
siswa semakin tinggi dan siswa tidak mempunyai kesempatan untuk
menggunakan alat peraga yang ada di sekolah.
Hal-hal tersebut sangat berpengaruh pada nilai materi energi alternatif
pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Siswa mengalami kesulitan dalam
mencapai KKM (68) yang telah ditetapkan. Siswa kelas IV SD Negeri 3
Karangmojo yang memperoleh nilai di bawah KKM (68) sebanyak 18 siswa
(81,82 %) dari 22 siswa. Berdasarkan data pada (lampiran 28), dapat diketahui
bahwa nilai pemahaman konsep energi alternatif sebelum dilaksanakan tindakan
yaitu pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Page 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa
Kelas IV pada Pratindakan (Februari 2012)
Rentang Nilai Frekuensi Prosentase
20 - 31 2 9,09 %
32 - 43 3 13,63 %
44 - 55 8 36,36 %
56 - 67 5 22,72 %
68 - 79 4 18,18 %
Jumlah 22 100%
Nilai rata-rata = 1165 : 22 = 52,95
Ketuntasan klasikal = (4 : 22) x 100% = 18,18%
Nilai Di bawah KKM = (18 : 22) x 100% = 81,82 %
Nilai tertinggi = 75
Nilai terendah = 20
Lebih jelasnya lagi, nilai hasil tes awal pemahaman konsep pokok bahasan
energi alternatif didapat disajikan dalam grafik pada gambar 4.1 sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
20 - 31 32 - 43 44 - 55 56 - 67 68 - 79
Gambar 4.1. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV
pada Pratindakan
Berdasarkan dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 dapat dianalisis bahwa nilai
rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat
Page 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
pratindakan sebesar 52,95 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 20. Siswa
yang mendapat nilai di atas KKM (68) hanya 4 siswa (18,18%) dari 22 siswa,
sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 18 (81,82%) dari
22 siswa. Berdasarkan analisis pratindakan tersebut menunjukkan bahwa hasil
nilai materi energi alternatif masih rendah, maka dari itu diperlukan suatu usaha
peningkatan pembelajaran agar siswa memiliki pemahaman konsep energi
alternatif yang baik. Hal ini diperlukan suatu usaha dalam bentuk inovasi
pembelajaran yang mudah dan menyenangkan guna meningkatkan pemahaman
konsep energi alternatif. Usaha yang dilakukan adalah menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here dalam mengajarkan
materi energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Sehingga
diharapkan pembelajaran yang mudah dan menyenangkan dengan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan
pemahaman konsep energi alternatif.
2. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus 1
Tindakan Siklus I dilaksanakan pada hari Kamis dan Sabtu, tanggal 12
dan 14 April 2012. Siklus I dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Tiap
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahap-tahap yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Senin, 09 April 2012 di
ruang guru SD Negeri 3 Karangmojo. Peneliti dan guru kelas IV
mendiskusikan rancangan waktu tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus I akan dilaksanakan pada hari Kamis dan Sabtu, tanggal 12
dan 14 April 2012 dengan Standar Kompetensi: Memahami berbagai bentuk
energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan Kompetensi
Dasar: Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
Pelaksanaan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12
April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-
5 (pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB). Pelaksanaan siklus I pertemuan 2
Page 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012 selama dua jam pelajaran
(2x35 menit) yaitu jam ke-1dan jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10
WIB).
Guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan pembelajaran. RPP yang disusun, setiap pertemuan waktu selama 70
menit digunakan untuk kegiatan awal pembelajaran selama 10 menit, kegiatan
inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi selama 40 menit,
dan kegiatan akhir selama 20 menit. RPP siklus I dapat dilihat pada (lampiran
2).
Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.
Media yang akan digunakan adalah berupa bacaan dan kartu pertanyaan.
Media ini nantinya akan diidentifikasi oleh siswa dan selanjutnya siswa
menulis satu pertanyaan yang ada berkaitan dengan bacaan yang telah
disediakan tersebut. Sedangkan sumber belajar diambil dari buku paket dan
lembar kerja siswa (LKS). Selanjutnya peneliti mempersiapkan lembar kartu
pertanyaan, soal evaluasi individu, daftar nilai, reward, lembar observasi
kinerja guru dan lembar observasi aktivitas siswa.
b. Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
1) Pertemuan 1
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis
tanggal 12 April 2012. Tindakan dilaksanakan sesuai perencanaan selama
dua jam pelajaran (2x35menit) yaitu jam ke 4 dan jam ke-5 (pukul 09.30
WIB s/d pukul 11.00 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV
SD Negeri 3 Karangmojo. Urutan pelaksanaan tindakan siklus pertama
pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru (peneliti) memberikan salam pembukaan mengkondisikan kelas.
Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk menumbuhkan semangat siswa.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Page 71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
(1) Eksplorasi
Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi matahari.
(2) Elaborasi
a. Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi
matahari.
b. Setiap siswa membaca bacaan energi matahari. secara berulang-
ulang.
c. Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.
d. Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam
kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.
e. Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.
f. Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.
Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri.
g. Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.
h. Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain
member tanggapan.
(c) Konfirmasi
a. Siswa bertanya kepada guru (peneliti) tentang materi yang
belum dipahami.
b. Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa.
c. Siswa mengerjakan soal secara individu dari semua materi
energi matahari.
d. Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang
aktif.
c) Kegiatan akhir
Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi yang
sudah dipelajari.
Page 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2) Pertemuan 2
Pelaksanaan siklus I pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal
14 April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-1 dan
jam ke-2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Pembelajaran
dilaksanakan di ruang kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Urutan
pelaksanaan tindakan siklus pertama pertemuan kedua adalah sebagai
berikut :
a) Kegiatan awal
Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama
dan melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk
menumbuhkan semangat siswa. Siswa dikondisikan untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(1) Eksplorasi
Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi angin.
(2) Elaborasi
(a) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi
angin.
(b) Setiap siswa membaca bacaan energi angin secara berulang-
ulang.
(c) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.
(d) Setiap siswa membuat pertanyaan yang ditulis dalam sebuah
kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.
(e) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.
(f) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.
Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri.
(g) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.
Page 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(h) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain
member tanggapan.
(3) Konfirmasi
a. Siswa bertanya kepada guru (peneliti) tentang materi yang
belum dipahami.
b. Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa.
c. Siswa mengerjakan soal secara individu dari semua materi
energi angin.
d. Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang
aktif.
c) Kegiatan akhir
Guru (peneliti) bersama siswa membuat kesimpulan dari materi energi
angin.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa daftar
nilai siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa,
kamera dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru
(peneliti) dengan RPP yang telah disusun. Observasi khususnya ditujukan
pada kegiatan guru (peneliti) pada saat mengajar dan aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran.
1) Hasil Observasi Guru (peneliti) pada Saat Mengajar
Hasil observasi dari kinerja guru (peneliti) pada siklus I pertemuan 1 dan
pertemuan 2 yang dapat dilihat pada (lampiran 39) antara lain :
1) Guru saat memulai kegiatan pembelajaran sudah baik.
Page 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2) Guru sudah baik dalam melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai
dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan.
3) Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam urutan logis.
4) Guru sudah menerapkan metode Everyone Is A Teacher Here dengan
tepat dan benar.
5) Guru sudah baik dalam menggunakan alat bantu pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan.
6) Guru sudah baik dalam memberi petunjuk dan penjelasan yang
berkaitan dengan isi pembelajaran.
7) Guru sudah baik dalam melakukan penilaian di akhir pembelajaran.
8) Guru sudah baik dalam memicu dan memelihara keterlibatan siswa.
9) Keefektifan proses pembelajaran sudah baik.
Berdasarkan analisis diatas maka perolehan skor kemampuan guru
(peneliti) mengajar dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2. Perolehan Skor Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus I
No Keterangan Skor Rata-rata Skor
1 Pertemuan 1 2,67 2,94
2 Pertemuan 2 3,22
Berdasarkan tabel 4.2, data dapat disajikan dalam bentuk grafik pada
gambar 4.2 sebagai berikut :
Page 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Gambar 4.2. Grafik Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus I
Berdasarkan tabel 3 dan grafik pada gambar 20 dapat dinyatakan bahwa
skor yang diperoleh guru (peneliti) sesuai lembar observasi kinerja guru siklus
I pertemuan 1 adalah 2,67 yang termasuk dalam kriteria baik, dan untuk siklus
I pertemuan 2 adalah 3,22 yang termasuk dalam kriteriasangat baik. Maka
rata-rata skor yang diperoleh guru (peneliti) adalah 2,94 yang termasuk dalam
kriteria baik.
2) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil dari observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2
yang dapat dilihat pada (lampiran 35) antara lain :
a) Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/ menyampaikan materi
pembelajaransudah baik.
b) Keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran
sudah baik.
c) Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan guru dengan
benar sudah baik.
d) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah baik.
e) Siswa belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru dengan
benar.
Page 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
f) Siswa sudah mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan bahasa
yang benar.
g) Siswa sudah sepenuhnya mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan.
h) Keterlibatan siswa dalam dalam penggunaan media pembelajaran sudah
baik.
i) interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-media yang
digunakan sudah baik.
j) Siswa sudah sangat baik dalam mematuhi perintah dari guru.
k) Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya merasa kurang jelassudah
kelihatan.
l) Siswa sudah sangat baik dalam bertanggung jawab terhadap tugas/ tes
yang diberikan oleh guru.
m) Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh guru sudah
sangat baik.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh guru kelas IV dan
peneliti, maka perolehan skor aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.3
berikut:
Page 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 4.3. Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus I
No Keterangan Skor Rata-rata Skor
1 Pertemuan 1 2,46 2,88
2 Pertemuan 2 3,30
Berdasarkan tabel 4.3, data dapat disajikan dalam bentuk grafik pada
gambar 4.3 sebagai berikut:
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
Gambar 4.3. Grafik Histogram Aktivitas Siswa Siklus I
Berdasarkan tabel 4 dan grafik pada gambar 21, dapat dinyatakan bahwa
skor yang diperoleh siswa sesuai lembar observasi aktivitas siswa siklus I
pertemuan 1 adalah 2,46 yang termasuk dalam kriteria baik dan siklus I
pertemuan 2 adalah 3,30 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-
rata skor yang diperoleh siswa adalah 2,88 yang termasuk dalam kriteria baik.
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan, guru kelas dan
peneliti melakukan refleksi untuk menemukan kelemahan-kelemahan pada
saat kegiatan berlangsung di dalam siklus I. Kelemahan pada siklus I yaitu
pada saat prapembelajaran dan kegiatan awal guru (peneliti) tidak memeriksa
kesiapan siswa dan belum menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, hal ini menjadikan siswa kurang siap menerima pelajaran dan kurang
paham tentang tujuan apa yang harus dicapai dalam pembelajaran.
Page 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Kemampuan guru (peneliti) mengajar pada siklus I mendapatkan skor rata-rata
sebesar 2,94 dalam kriteria baik. Keaktifan siswa pada siklus I masih kurang,
hal ini ditunjukkan dengan kurangnya keberanian siswa mengemukakan
pendapat dan kurangnya interaksi siswa dalam proses diskusi. Pada siklus I
ketika mengerjakan tugas secara individu, siswa kurang tenang/ ramai sendiri.
Pada kegiatan akhir, siswa tidak ikut aktif dalam membuat kesimpulan.
Aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan skor rata-rata 2,88 dalam kriteria
baik.
Berdasarkan dari uraian tersebut dapat dianalisis bahwa hambatan-
hambatan siswa dalam mengikuti pembelajaran energi alternatif dengan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here bersumber dari:
1. Siswa kurang memahami proses pembelajaran kooperatif tentang
membuat sebuah pertanyaan.
2. Siswa masih ada yang belum bisa membaca.
3. Masih ada siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran
Hasil skor tes peningkatan nilai materi energi alternatif berdasarkan aspek
kognitif siswa yang diperoleh pada saat tes selama dua kali pertemuan sesuai
dengan (lampiran 29) diperoleh data dalam bentuk tabel 4.4 sebagai berikut:
Page 79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif
Siswa Kelas IV pada Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%)
1 25 - 39 1 4,54%
2 40 - 54 0 0
3 55 - 69 4 18,18%
4 70 - 84 15 68,18%
5 85 - 99 2 9,1%
Jumlah 22 100
Nilai rata-rata = 1624 : 22 = 73,81
Ketuntasan klasikal = (17 : 22) x 100% = 77,27 %
Nilai Di bawah KKM = (4 : 22) x 100% = 18,18 %
Nilai tertinggi = 93
Nilai terendah = 25
Lebih jelasnya, perolehan nilai pemahaman konsep energi alternatif siklus
I sesuai tabel 4.4 dapat disajikan dengan grafik histogram pada gambar 4.4
sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
16
25 - 39 40 - 54 55 - 69 70 - 84 85 - 99
Gambar 4.4. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siklus I
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.4, dapat dianalisis bahwa nilai rata-
rata kelas yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat siklus I
sebesar 73,81 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 25. Siswa yang
Page 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
mendapat nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥70 sebanyak 17 siswa
(77,27%) dari 22 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
(68) dan mendapat nilai di bawah ≥70 sebanyak 4 siswa dari 22 siswa.
Berdasarkan analisis sikus I tersebut, maka perlu dilakukan tindakan siklus II
untuk meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif..
Namun peningkatan tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang
sudah direncanakan pada siklus II. Meskipun hasilnya sudah diatas indikator
pencapaian, tetapi peneliti harus melaksanakan siklus II untuk meningkatkan
pemahaman konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 3
Karangmojo sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu >
75% dari 22 siswa nilainya di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥75, akan
dilakukan tindakan siklus II dengan perencanaan yang lebih matang terkait
perbaikan dari hasil observasi dan refleksi pada siklus I.
3. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus II
Tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu, 16 April dan
18 April 2012. Siklus II dilaksanakan dengan 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Tahap-tahap yang dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 14 April 2012
di ruang guru SD Negeri 3 Karangmojo. Peneliti dan guru kelas IV
mendiskusikan rancangan waktu tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus II akan dilaksanakan pada hari Senin dan Rabu, 16 dan 18
April 2012 dengan menggunakan SK dan KD yang sama yaitu, Standar
Kompetensi: Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari dan Kompetensi Dasar: Menjelaskan berbagai
energi alternatif dan cara penggunaannya.. Pelaksanaan siklus II pertemuan 1
dilaksanakan pada hari Senin, 16 April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35
menit) yaitu jam ke 1 dan jam ke2 (pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB).
Page 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April 2012
selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-3 dan jam ke-4 (pukul
09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB).
Sebelum pelaksanaan siklus II, ada hal-hal yang perlu diperbaiki guru dan
peniliti dalam pembelajaran energi alternatif menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here guna mengatasai
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I. Kelemahan pada siklus I
salah satunya pada saat prapembelajaran dan kegiatan awal guru (peneliti)
tidak memeriksa kesiapan siswa dan belum menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, hal ini menjadikan siswa kurang siap
menerima pelajaran dan kurang paham tentang tujuan apa yang harus dicapai
dalam pembelajaran, sehingga solusinya pada siklus II ini, perlu diingat oleh
guru (peneliti) untuk memeriksa kesiapan siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Keaktifan siswa pada siklus I masih kurang,
hal ini ditunjukkan dengan kurangnya keberanian siswa mengemukakan
pendapat dan kurangnya interaksi siswa dalam proses diskusi, sehingga guru
(peneliti) perlu memberikan dorongan agar siswa berani mengemukakan
pendapat, misalnya dengan memberi penghargaan bagi siswa yang berani
bertanya. Pada kegiatan akhir, siswa tidak ikut aktif dalam membuat
kesimpulan, maka pada siklus II perlu adanya umpan dari guru (peneliti) untuk
siswa berupa pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya merupakan kesimpulan
dari inti pembelajaran.
Setelah menemukan kelemahan pada siklus I dan menemukan solusi untuk
siklus II, guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang RPP yang
akan dilaksanakan. Pada siklus II akan mendalami lebih lanjut tentang materi
yang telah diajarkan pada siklus I. Segala sesuatu sebelum mengajar sudah
dipersiapkan semaksimal mungkin agar kemampuan guru (peneliti) dalam
mengajar bisa lebih meningkat dari siklus I dan materi energi alternatif juga
dapat meningkat seperti indikator pencapaian yang diharapkan. Pada RPP
yang telah ditentukan waktu selama 70 menit digunakan untuk kegiatan awal
pembelajaran selama 15 menit, kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,
Page 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
elaborasi, dan konfirmasi selama 40 menit, dan kegiatan akhir selama 25 menit.
Alokasi waktu tersebut diterapkan baik pada pertemuan 1 dan 2.
Pembelajaran yang dilaksanakan adalah materi energi alternatif, yang
dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here. Mengingat bahwa model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk
mandiri, maka pada inti pembelajaran sama dengan siklus I terdapat kegiatan
yang menugaskan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, hanya
saja pada siklus II lebih dikoordinir dengan baik sehingga pada saat proses
pembuatan soal akan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Agar
aktivitas siswa bisa meningkat dibandingkan pada siklus I. Sehingga
pemahaman konsep energi alternatif juga ikut meningkat.
Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.
Sumber belajar masih sama dengan siklus I, sedangkan untuk media masih
sama antara siklus I dan siklus II. Selanjutnya peneliti mempersiapkan lembar
kerja individu, tes evaluasi individu sesuai dengan materi energi alternatif
dengan tingkat kesulitan yang semakin sulit dibandingkan siklus I serta
mempersiapkan daftar nilai, lembar observasi kinerja guru, dan lembar
observasi aktivitas siswa untuk mengetahui perkembangan materi pesawat
sederhana pada siswa.
2) Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
a. Pertemuan 1
Pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin, 16 April
2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke 1 dan jam ke-2
(pukul 07.00 WIB s/d pukul 08.10 WIB). Urutan pelaksanaan tindakan
siklus pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama
dan melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk
menumbuhkan semangat siswa. Siswa dikondisikan untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Page 83
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(1) Eksplorasi
Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi air.
(2) Elaborasi
a. Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi air.
b. Setiap siswa membaca bacaan energi air secara berulang-ulang.
c. Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.
d. Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam
kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.
e. Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.
f. Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.
Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri.
g. Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.
h. Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain
member tanggapan.
(3) Konfirmasi
(a) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum
dipahami.
(b) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa.
(c) Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang
paling aktif.
c) Kegiatan akhir
(a) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi
yang sudah dipelajari.
(b) Siswa mengerjakan soal secara individu dari semua materi yang
sudah dipelajari.
Page 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
b. Pertemuan 2
Pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April
2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-5
(pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di
ruang kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Urutan pelaksanaan tindakan
siklus pertama pertemuan kedua adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama.
Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk menumbuhkan semangat siswa.
Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi panas
bumi.
b) Elaborasi
a) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi
panas bumi.
b) Setiap siswa membaca bacaan energi panas bumi secara
berulang-ulang.
c) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.
d) Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam
kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.
e) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.
f) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.
Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri.
g) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.
Page 85
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
h) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain
memberi tanggapan.
c) Konfirmasi
(a) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum
dipahami.
(b) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa.
(c) Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang
paling aktif.
c) Kegiatan akhir
(a) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi
yang sudah dipelajari.
(b) Guru mengadakan penilaian.
(c) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari
energi panas bumi.
(d) Guru menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
3) Tahap Observasi
Pada tahap observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa daftar
nilai siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa,
kamera dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti
dengan RPP yang telah disusun. Observasi khususnya ditujukan pada kegiatan
guru (peneliti) pada saat mengajar, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
a) Hasil Observasi Guru (peneliti) pada Saat Mengajar
Hasil dari observasi kinerja guru (peneliti) pada siklus II pertemuan 1 dan
pertemuan 2 yang dapat dilihat pada (lampiran 40) antara lain:
1) Guru saat memulai kegiatan pembelajaran sudah sangat baik.
Page 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2) Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan jenis kegiatan yang
sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan.
3) Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam urutan logis.
4) Guru sudah menerapkan metode Everyone Is A Teacher Here dengan
tepat dan benar.
5) Guru sudah sangat baik dalam menggunakan alat bantu pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan.
6) Guru sudah sangat baik dalam memberi petunjuk dan penjelasan yang
berkaitan dengan isi pembelajaran.
7) Guru sudah baik dalam melakukan penilaian di akhir pembelajaran.
8) Guru sudah sangat baik dalam memicu dan memelihara keterlibatan
siswa.
9) Keefektifan proses pembelajaran sudah sangat baik.
Berdasarkan Sehingga perolehan skor kemampuan guru (peneliti) mengajar
dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5. Perolehan Skor Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus II
No Keterangan Skor Rata-rata Skor
1 Pertemuan 1 3,44 3,5 2 Pertemuan 2 3,55
Berdasarkan tabel 4.5, data dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti
gambar 4.5 sebagai berikut :
Page 87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3.38
3.4
3.42
3.44
3.46
3.48
3.5
3.52
3.54
3.56
Gambar 4.5. Grafik Histogram Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar
Siklus II
Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.5 dapat dinyatakan bahwa skor yang
diperoleh guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus II
pertemuan 1 adalah 3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik, siklus II
pertemuan 2 adalah 3,55 yang termasuk dalam kriteria sangat baik yang
termasuk dalam kriteria baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh guru
(peneliti) adalah 3,5 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
4) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil dari observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan 1, pertemuan 2, dan
pertemuan 3 yang dapat dilihat pada (lampiran 36) juga ditemukan
peningkatan dari pada siklus I, peningkatan yang ditemukan antara lain :
a) Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/ menyampaikan materi
pembelajaransudah sangat baik.
b) Keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran
sudah sangat baik.
c) Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan guru sudah
sangat baik menjawab dengan benar.
d) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah
sangat baik.
Page 88
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
e) Siswa sudah sangat baik menjawab pertanyaan yang diberikan guru
dengan benar.
f) Siswa sudah sangat baik mengemukakan pendapat/ jawaban dengan
bahasa yang benar.
g) Siswa sudah baik dalam mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan.
h) Keterlibatan siswa dalam dalam penggunaan media pembelajaran sudah
baik.
i) Sudah baik dalam berinteraksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa,
dan siswa-media yang digunakan.
j) Siswa sudah baik dalam mematuhi perintah dari guru.
k) Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya merasa kurang jelas sudah
kelihatan sangat baik.
l) Siswa sudah sangat baik dalam bertanggung jawab terhadap tugas/ tes
yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh guru kelas IV dan
peneliti, maka perolehan skor aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel 4.6
berikut:
Tabel 4.6. Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus II
No Keterangan Skor Rata-rata Skor
1 Pertemuan 1 3,38 3,42
2 Pertemuan 2 3,46
Berdasarkan tabel 4.6 tersebut, data dapat disajikan dalam bentuk grafik
seperti pada gambar 4.6 sebagai berikut :
Page 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
3.34
3.36
3.38
3.4
3.42
3.44
3.46
3.48
Gambar 4.6. Grafik Histogram Aktivitas Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 4.6 dan grafik pada gambar 4.6, dapat dinyatakan bahwa
skor yang diperoleh siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa siklus II
pertemuan 1 adalah 3,38 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus
II pertemuan 2 adalah 3,46 yang termasuk dalam kriteria sangat baik yang
termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh siswa
untuk siklus II adalah 3,42 yang termasuk dalam kriteri sangat baik.
(b) Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan guru kelas IV dan
peneliti melakukan refleksi kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus
I ternyata dapat diatasi pada siklus II. Kemampuan guru (peneliti) mengajar
pada siklus II memperoleh skor rata-rata 3,49 dalam kriteria sangat baik.
Aktivitas siswa pada siklus II memperoleh skor rata-rata 3,43 dalam kriteria
sangat baik. Ketuntasan belajar siswa telah mencapai 90,91%. Berdasarkan
hasil tes siswa mengenai materi energi alternatif pada siklus II yang dapat
dilihat pada (lampiran 30) Adapun hasil yang diperoleh pada siklus II dapat
dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:
Page 90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif
Siswa Kelas IV pada Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%)
1 25 - 40 1 4,54
2 41 - 55 0 0
3 56 – 71 0 0
4 72 – 87 8 36,36
5 88 – 103 13 59,09
Jumlah 22 100
Nilai rata-rata = 1866: 22 = 84,81
Ketuntasan klasikal = (18 : 22) x 100% = 81,81 %
Nilai Di bawah KKM = (4 : 22) x 100% = 18,18 %
Nilai tertinggi = 98
Nilai terendah = 25
Lebih jelasnya perolehan nilai pemahaman konsep energi alternatif siklus
II sesuai tabel 4.7 dapat disajikan dengan grafik histogram pada gambar 4.7
sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
25 - 40 41 - 55 56 – 71 72 – 87 88 – 103
Gambar 4.7. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siklus II
Berdasarkan pada tabel 4.7 dan gambar 4.7, dapat dianalisis bahwa nilai
rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat
siklus I sebesar 84,81 dengan nilai tertinggi 98 dan nilai terendah 25. Siswa
Page 91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
yang mendapat nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥75 sebanyak 18
siswa (81,81%) dari 22 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM (68) dan mendapat nilai di bawah ≥70 sebanyak 4 siswa (18,18%) dari
22 siswa. Berdasarkan analisis sikus II tersebut, maka perlu dilakukan
tindakan siklus III untuk meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif..
Namun peningkatan tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang
sudah direncanakan pada siklus III. Meskipun hasilnya sudah diatas indikator
pencapaian, tetapi peneliti harus melaksanakan siklus III untuk meningkatkan
pemahaman konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 3
Karangmojo sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu >
80% dari 22 siswa nilainya di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥80, akan
dilakukan tindakan siklus III dengan perencanaan yang lebih matang terkait
perbaikan dari hasil observasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.
4. Deskripsi Hasil Tindakan Siklus III
Tindakan Siklus III dilaksanakan pada hari Jum’at dan Senin minggu
berikutnya, tanggal 20 April dan 23 April 2012. Siklus II dilaksanakan dengan 2
kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit).
Tahap-tahap yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1) Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April 2012 di
ruang guru SD Negeri 3 Karangmojo. Peneliti dan guru kelas IV
mendiskusikan rancangan waktu tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini. Akhir diskusi diperoleh kesepakatan bahwa pelaksanaan
tindakan siklus III akan dilaksanakan pada hari Jum’at dan Senin, 20 dan 23
April 2012 dengan menggunakan SK dan KD yang sama yaitu, Standar
Kompetensi: Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya
dalam kehidupan sehari-hari dan Kompetensi Dasar: Menjelaskan berbagai
energi alternatif dan cara penggunaannya. Pelaksanaan siklus II pertemuan 1
dilaksanakan pada hari Jum’at, 20 April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35
menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-5 (pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB).
Pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin, 23 April
Page 92
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-5
(pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB).
Sebelum pelaksanaan siklus III, ada hal-hal yang perlu diperbaiki guru dan
peniliti dalam pembelajaran energi alternatif menggunakan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here guna mengatasai
kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus II. Kelemahan pada siklus II
salah satunya keaktifan siswa pada siklus II masih kurang, hal ini ditunjukkan
dengan kurangnya keberanian siswa mengemukakan pendapat dan kurangnya
interaksi siswa dalam proses diskusi, sehingga guru (peneliti) perlu
memberikan dorongan agar siswa berani mengemukakan pendapat, misalnya
dengan memberi penghargaan bagi siswa yang berani bertanya. Pada kegiatan
akhir, siswa sudah cukup aktif dalam membuat kesimpulan, maka pada siklus
III perlu adanya umpan dari guru (peneliti) untuk siswa berupa pertanyaan-
pertanyaan yang jawabannya merupakan kesimpulan dari inti pembelajaran.
Setelah menemukan kelemahan pada siklus II dan menemukan solusi
untuk siklus III, guru kelas IV dan peneliti menyamakan persepsi tentang RPP
yang akan dilaksanakan. Pada siklus II akan mendalami lebih lanjut tentang
materi yang telah diajarkan pada siklus II. Segala sesuatu sebelum mengajar
sudah dipersiapkan semaksimal mungkin agar kemampuan guru (peneliti)
dalam mengajar bisa lebih meningkat dari siklus II dan materi energi alternatif
juga dapat meningkat seperti indikator pencapaian yang diharapkan. Pada RPP
yang telah ditentukan waktu selama 70 menit digunakan untuk kegiatan awal
pembelajaran selama 15 menit, kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi selama 40 menit, dan kegiatan akhir selama 25 menit.
Alokasi waktu tersebut diterapkan baik pada pertemuan 1 dan 2.
Pembelajaran yang dilaksanakan adalah materi energi alternatif, yang
dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here. Mengingat bahwa model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk
mandiri dan aktif, maka pada inti pembelajaran sama dengan siklus I dan siklus
II terdapat kegiatan yang menugaskan siswa untuk lebih aktif dalam proses
Page 93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
pembelajaran, hanya saja pada siklus III lebih dikoordinir dengan baik
sehingga pada saat proses pembuatan soal akan berlangsung sesuai dengan
yang diharapkan. Agar aktivitas siswa bisa meningkat dibandingkan pada
siklus I. Sehingga pemahaman konsep energi alternatif juga ikut meningkat.
Setelah RPP dibuat, peneliti mempersiapkan media dan sumber belajar.
Sumber belajar masih sama dengan siklus I dan siklus II, sedangkan untuk
media masih sama antara siklus I dan siklus II. Selanjutnya peneliti
mempersiapkan lembar kerja individu, tes evaluasi individu sesuai dengan
materi energi alternatif dengan tingkat kesulitan yang semakin sulit
dibandingkan siklus I dan siklus II serta mempersiapkan daftar nilai, lembar
observasi kinerja guru, dan lembar observasi aktivitas siswa untuk mengetahui
perkembangan materi pesawat sederhana pada siswa.
2) Tahap Pelaksanaan (Tindakan)
(1) Pertemuan 1
Pelaksanaan siklus III pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Jum’at, 20
April 2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam
ke-5 (pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB). Urutan pelaksanaan
tindakan siklus pertama pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan awal
Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama
dan melaksanakan absensi. Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk
menumbuhkan semangat siswa. Siswa dikondisikan untuk mengikuti
kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(a) Eksplorasi
Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi alternatif.
Page 94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
(b) Elaborasi
a. Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi
alternatif.
b. Setiap siswa membaca bacaan energi air secara berulang-ulang.
c. Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.
d. Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam
kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.
e. Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.
f. Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.
Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri.
g. Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.
h. Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain
member tanggapan.
(c) Konfirmasi
(1) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum
dipahami.
(2) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa.
(3) Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang
paling aktif.
(4) Kegiatan akhir
(a) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi yang
sudah dipelajari.
(b) Siswa mengerjakan soal secara individu dari semua materi yang
sudah dipelajari.
(2) Pertemuan 2
Pelaksanaan siklus III pertemuan 2 dilaksanakan pada hari Senin, 23 April
2012 selama dua jam pelajaran (2x35 menit) yaitu jam ke-4 dan jam ke-5
(pukul 09.30 WIB s/d pukul 11.00 WIB). Pembelajaran dilaksanakan di
Page 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
ruang kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Urutan pelaksanaan tindakan
siklus pertama pertemuan kedua adalah sebagai berikut :
a. Kegiatan awal
Guru (peneliti) memberikan salam pembuka lalu siswa berdoa bersama.
Kegiatan dilanjutkan apersepsi untuk menumbuhkan semangat siswa.
Siswa dikondisikan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
(a) Eksplorasi
Guru (peneliti) bersama siswa melakukan tanya jawab untuk
menumbukan rasa ingin tahu siswa tentang materi energi alternatif.
(b) Elaborasi
(1) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi
alternatif.
(2) Setiap siswa membaca bacaan energi panas bumi secara
berulang-ulang.
(3) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.
(4) Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam
kartu pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.
(5) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.
(6) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru.
Dan memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal
yang ditulis sendiri.
(7) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.
(8) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan tersebut dibawah pantauan guru dan siswa lain
memberi tanggapan.
(c) Konfirmasi
a) Siswa bertanya kepada guru tentang materi yang belum
dipahami.
Page 96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
b) Guru (peneliti) memberikan motivasi dan penguatan kepada
siswa.
c) Guru (peneliti) memberikan penghargaan kepada siswa yang
paling aktif.
c. Kegiatan akhir
(a) Guru (peneliti) bersama siswa membuat rangkuman dari materi
yang sudah dipelajari.
(b) Guru mengadakan penilaian.
(c) Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari
energi panas bumi.
(d) Guru menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
3) Tahap Observasi
Tahap observasi ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk
melakukan pengamatan terhadap situasi selama peneliti melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu yang berupa daftar
nilai siswa, lembar observasi kinerja guru, lembar observasi aktivitas siswa,
kamera dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai
kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh peneliti
dengan RPP yang telah disusun. Observasi khususnya ditujukan pada kegiatan
guru (peneliti) pada saat mengajar, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
(a) Hasil Observasi Guru (peneliti) pada Saat Mengajar
Hasil dari observasi kinerja guru (peneliti) pada siklus III pertemuan 1 dan
pertemuan 2 yang dapat dilihat pada (lampiran 41) antara lain :
1. Guru saat memulai kegiatan pembelajaran sudah sangat baik.
2. Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan jenis kegiatan yang
sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan.
3. Guru sudah sangat baik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
dalam urutan logis.
4. Guru sudah sangat baik menerapkan metode Everyone Is A Teacher
Here dengan tepat dan benar.
Page 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
5. Guru sudah sangat baik dalam menggunakan alat bantu pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan.
6. Guru sudah sangat baik dalam memberi petunjuk dan penjelasan yang
berkaitan dengan isi pembelajaran.
7. Guru sudah sangat baik dalam melakukan penilaian di akhir
pembelajaran.
8. Guru sudah baik dalam memicu dan memelihara keterlibatan siswa.
9. Keefektifan proses pembelajaran sudah sangat baik.
Sehingga perolehan skor kemampuan guru (peneliti) mengajar dapat
dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Perolehan Skor Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus
III
No Keterangan Skor Rata-rata
Skor
1 Pertemuan 1 3,44 3,67
2 Pertemuan 2 3,89
Berdasarkan tabel 4.8, data dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti
gambar 4.8 sebagai berikut :
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4
Gambar 4.8. Grafik Histogram Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar
Siklus III
Page 98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.8 dapat dinyatakan bahwa skor yang
diperoleh guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus
III pertemuan 1 adalah 3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik,
siklus III pertemuan 2 adalah 3,89 yang termasuk dalam kriteria sangat
baik yang termasuk dalam kriteria baik. Maka rata-rata skor yang
diperoleh guru (peneliti) adalah 3,67 yang termasuk dalam kriteria sangat
baik.
(b) Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Hasil dari observasi aktivitas siswa siklus III pertemuan 1 dan pertemuan 2
yang dapat dilihat pada (lampiran 37) juga ditemukan peningkatan dari
pada siklus I dan siklus II, peningkatan yang ditemukan antara lain :
a) Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/ menyampaikan materi
pembelajaransudah sangat baik.
b) Keantusiasan dan keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran
sudah sangat baik.
c) Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan guru sudah
sangat baik dalam menjawab dengan benar.
d) Keterlibatan / keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran sudah
sangat baik.
e) Siswa sudah mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru
dengan benar.
f) Siswa sudah sangat baik mengemukakan pendapat/ jawaban dengan
bahasa yang benar.
g) Siswa sudah mampu mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan.
h) Keterlibatan siswa dalam dalam penggunaan media pembelajaran
sudah sangat baik.
i) Sudah ada interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan siswa-
media yang digunakan.
j) Siswa sudah sangat baik dalam mematuhi perintah dari guru.
Page 99
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
k) Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya merasa kurang jelas
sudah kelihatan.
Siswa sudah baik dalam bertanggung jawab terhadap tugas/ tes yang
diberikan oleh guru.Sehingga perolehan skor aktivitas siswa dapat dilihat
pada tabel 4.9 sebagai berikut:
Tabel 4.9. Perolehan Skor Aktivitas Siswa Siklus III
No Keterangan Skor Rata-rata Skor
1 Pertemuan 1 3,46 3,61
2 Pertemuan 2 3,76
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut, data dapat disajikan dalam bentuk grafik
seperti pada gambar 4.9 sebagai berikut :
3.3
3.35
3.4
3.45
3.5
3.55
3.6
3.65
3.7
3.75
3.8
Gambar 4.9. Grafik Histogram Aktivitas Siswa Siklus III
Berdasarkan tabel 4.9 dan grafik pada gambar 4.9, dapat dinyatakan bahwa
skor yang diperoleh siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa siklus III
pertemuan 1 adalah 3,46 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan
siklus II pertemuan 2 adalah 3,76 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
Maka rata-rata skor yang diperoleh siswa untuk siklus II adalah 3,61 yang
termasuk dalam kriteria sangat baik.
4) Tahap Refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan guru kelas IV dan
peneliti melakukan refleksi kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus
Page 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
II ternyata dapat diatasi pada siklus III. Kemampuan guru (peneliti) mengajar
pada siklus III memperoleh skor rata-rata 3,66 dalam kriteria sangat baik.
Aktivitas siswa pada siklus III memperoleh skor rata-rata 3,61 dalam kriteria
sangat baik. Ketuntasan belajar siswa telah mencapai 90,90%. Berdasarkan
hasil tes siswa mengenai materi energi alternatif pada siklus III yang dapat
dilihat pada (lampiran 31). Adapun hasil yang diperoleh pada siklus III dapat
dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif
Siswa Kelas IV pada siklus III
No Interval Nilai Frekuensi (fi) Persentase (%)
1 23 - 38 1 4,54
2 39 – 54 0 0
3 55 – 70 1 4,54
4 71 – 86 7 31,82
5 87 - 102 13 59,09
Jumlah 22 100
Nilai rata-rata = 1874 : 22 = 85,18
Ketuntasan klasikal = (20 : 22) x 100% = 90,90 %
Nilai Di bawah KKM = (2 : 22) x 100% = 9,09 %
Nilai tertinggi = 100
Nilai terendah = 23
Lebih jelasnya lagi perolehan nilai pemahaman konsep energi alternatif siklus
III sesuai tabel 4.10 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.10. sebagai
berikut:
Page 101
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
0
2
4
6
8
10
12
14
23 - 38 39 – 54 55 – 70 71 – 86 87 - 102
Gambar 4.10. Grafik Histogram Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif
Siklus III
Berdasarkan dari tabel 4.10 dan gambar 4.10 dapat dianalisis bahwa
nilai rata-rata kelas yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada
saat siklus III sebesar 85,18 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 23.
Siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 20 siswa (90,90% ) dari
22 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2
siswa (9,09%) dari 22 siswa. Berdasarkan analisis siklus III tersebut, maka
akan dilakukan tindakan siklus berikutnya dengan indikator keberhasilan
yaitu > 75% dari jumlah keseluruhan siswa mendapat nilai di atas KKM
(68) dan mendapat nilai ≥75.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus III menunjukkan sikap siswa dan
guru dalam mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here sudah menunjukkan peningkatan.
Ketuntasan yang dicapai pada siklus III adalah 90,90% dan ini sudah
mencapai target peneliti yaitu 80%. Untuk itu peneliti sudah berhasil dan
tidak perlu adanya tindak lanjut.
Page 102
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Menurut hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat dideskripskan
bahwa ada peningkatan pemahaman konsep energi alternatif dengan menggunkan
model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here pada siswa
kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel
perbandingan daftar frekuensi nilai pratindakan antara kegiatan pratindakan,
siklus I, dan siklus II pada (lampiran 28 - 31) . Nilai yang diperoleh menunjukkan
adanya peningkatan yang signifikan. Peningkatan pemahaman konsep energi
alternatif juga dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru (peneliti) pada
(lampiran 39 - 41) dan hasil observasi aktivitas siswa pada (lampiran 35 - 37)
yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan model
pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here. Berikut ini
merupakan deskripsi penelitian mengenai penerapan model pembelajarab
kooperatif tipe metode Everyone Is A Teacher Here:
1. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV
pada pratindakan.
Berdasarkan pada (lampiran 28) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat pratindakan
sebesar 52,95 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 20. Siswa yang
mendapat nilai di atas KKM (68) hanya 4 siswa (18,18%) dari 22 siswa
sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 18 siswa
(81,81%) dari 22 siswa.
2. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV
pada siklus I
Berdasarkan pada (lampiran 29) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat siklus I sebesar
73,81 dengan nilai tertinggi 93 dan nilai terendah 25. Siswa yang mendapat
nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥70 sebanyak 17 siswa (77,27%)
dari 22 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (68) dan
mendapat nilai kurang dari 70 sebanyak 5 siswa (22,72%) dari 22 siswa.
Page 103
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
3. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV
pada siklus II
Berdasarkan pada (lampiran 30) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat siklus II sebesar
84,81 dengan nilai tertinggi 98 dan nilai terendah 25. Siswa yang mendapat
nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥75 sebanyak 18 siswa (81,81%)
dari 22 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (68) dan
mendapat nilai <75 sebanyak 4 siswa (18,18%) dari 22 siswa.
4. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Energi Alternatif Siswa Kelas IV
pada siklus III
Berdasarkan pada (lampiran 31) dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas
yang diperoleh untuk materi energi alternatif siswa pada saat siklus III sebesar
85,18 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 23. Siswa yang mendapat
nilai di atas KKM (68) dan mendapat nilai ≥80 sebanyak 20 siswa (90,90%)
dari 22 siswa sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM (68) dan
mendapat nilai <80 sebanyak 2 siswa (9,09) dari 22 siswa.
5. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus I
Berdasarkan pada (lampiran 39) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
guru (peneliti) sesuai lembar observasi kinerja guru siklus I pertemuan 1 adalah
2,67 yang termasuk dalam kriteria baik, untuk siklus I pertemuan 2 adalah 3,22
yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh
guru (peneliti) adalah 2,94 yang termasuk dalam kriteria baik.
6. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus II
Berdasarkan pada (lampiran 40) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus II pertemuan 1
adalah 3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus II pertemuan 2
adalah 3,55 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang
diperoleh guru (peneliti) adalah 3,49 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
7. Data Hasil Observasi Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar Siklus III
Berdasarkan pada (lampiran 41) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
guru (peneliti) sesuai lembar penilaian kemampuan guru siklus III pertemuan 1
Page 104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
adalah 3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus III pertemuan
2 adalah 3,89 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor
yang diperoleh guru (peneliti) adalah 3,66 yang termasuk dalam kriteria sangat
baik.
8. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Berdasarkan pada (lampiran 35) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
siswa sesuai lembar observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 adalah 2,46
yang termasuk dalam kriteria baik dan siklus I pertemuan 2 adalah 3,30 yang
termasuk dalam criteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh siswa
adalah 2,88 yang termasuk dalam kriteria baik.
9. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Berdasarkan pada (lampiran 36) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa siklus II pertemuan 1 adalah 3,38
yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus II pertemuan 2 adalah 3,46
yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor yang diperoleh
siswa untuk siklus II adalah 3,42 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
10. Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III
Berdasarkan pada (lampiran 37) dapat dinyatakan bahwa skor yang diperoleh
siswa sesuai lembar penilaian aktivitas siswa siklus III pertemuan 1 adalah
3,46 yang termasuk dalam kriteria sangat baik dan siklus III pertemuan 2
adalah 3,76 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Maka rata-rata skor
yang diperoleh siswa untuk siklus II adalah 3,61 yang termasuk dalam kriteria
sangat baik.
11. Langkah – Langkah Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Metode
Everyone Is A Teacher Here
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti, dinyatakan bahwa
langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here berhasil dilakukan dengan hasil yang diinginkan
oleh peneliti. Adapun langkah-langkah penggunaan model pembelajaran
kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut:
1) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi alternatif.
Page 105
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
2) Setiap siswa membaca bacaan energi alternatif secara berulang-ulang.
3) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.
4) Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam kartu
pertanyaan yang sudah diberikan oleh guru.
5) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.
6) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru. Dan
memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri.
7) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.
8) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari pertanyaan tersebut
dibawah pantauan guru dan siswa lain member tanggapan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus
terdiri dari empat tahap. Tahap penelitian yang dilaksanakan terdiri atas 1) tahap
perencanaan; 2) tahap pelaksanaan tindakan; 3) tahap observasi; 4) tahap refleksi.
Berdasarkan deskripsi permasalahan penelitian di atas, berikut akan dikemukakan
temuan dan pembahasan hasil penelitian tentang penggunaan model pembelajaran
kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here untuk meningkatkan pemahaman
konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo tahun
ajaran 2011/2012.
Berdasarkan pengamatan dan analisis data, hasil penelitian menunjukkan
bahwa materi energi alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo tahun
ajaran 2011/2012 mengalami peningkatan pada setiap siklus. Peningkatan terlihat
setelah dilakukan tindakan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Perbandingan
daftar frekuensi ketuntasan dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai berikut:
Page 106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Tabel 4.11. Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Pratindakan, Siklus I, dan
Siklus II
No Interval
Nilai
Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III
Fre
kue
nsi
Persen
tase
(%)
Frek
uensi
Persen
tase
(%)
Fre
kue
nsi
Persen
tase
(%)
Fre
kue
nsi
Persen
tase
(%)
1 20 -36 3 13,63 1 4,54 1 4,54 1 4,54
2 37 – 53 8 36,36 0 0 0 0 0 0
3 54 – 70 8 36,36 7 31,81 0 0 0 0
4 71 – 87 3 13,63 12 54,54 8 36,36 8 36,36
5 88 - 104 0 0 2 9,09 13 59,09 13 59,09
Jumlah 22 100 22 100 22 100 22 100
Perbandingan daftar frekuensi ketuntasan pada tabel 4.11 di atas dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.11 sebagai berikut:
0
2
4
6
8
10
12
14
20 -36 37 – 53 54 – 70 71 – 87 88 - 104
ban
yak
sisw
a
interval nilai
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Konsep Energi
Alternatif Pratindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.11 terlihat perbandingan daftar
frekuensi nilai energi alternatif dari pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III
dalam interval nilai yang sama dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Terdapat 3 siswa pada pratindakan, sedangkan pada siklus I, siklus II, dan
siklus III terdapat 1 siswa yang mendapat nilai antara 20-36.
Page 107
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
2. Terdapat 8 siswa pada pratindakan. Sedangkan pada siklus I, siklus II, dan
siklus III tidak ada siswa yang mendapat nilai antara 34 - 47.
3. Terdapat 8 siswa pada pratindakan dan 7 siswa pada siklus I yang mendapat
nilai antara 54 - 70. Sedangkan pada siklus II dan siklus III tidak ada siswa
yang mendapat nilai antara 54 - 70.
4. Terdapat 3 siswa pada pratindakan, 12 siswa pada siklus I, 8 siswa pada siklus
II dan siklus III yang mendapat nilai antara 71 - 87.
5. Tidak ada siswa pada pratindakan yang mendapat nilai antara 88 - 104
Sedangkan pada siklus I ada 2 siswa, siklus II ada 13 siswa, dan siklus III ada
13 siswa yang mendapat nilai antara 88 – 104.
Selain itu dari data yang diperoleh, terlihat pula perkembangan
pemahaman konsep energi alternatif untuk aspek nilai terendah, nilai tertinggi,
rata-rata klasikal, dan persentase ketuntasan yang terlihat meningkat dari
pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.12
sebagai berikut:
Tabel 4.12. Perkembangan Nilai Materi Energi Alternatif Pratindakan, Siklus I,
Siklus II, dan Siklus III
No Keterangan Pratindakan Siklus I Siklus II Siklus III
1 Nilai terendah 20 25 25 23
2 Nilai tertinggi 75 93 98 100
3 Rata-rata Nilai Klasikal 52,95 73,81 84,81 85,18
4 Persentase Ketuntasan 18,18% 77,27% 81,81% 90,90%
Perkembangan nilai materi energi alternatif pada tabel 4.12 dapat disajikan
dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.12 sebagai berikut:
Page 108
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
0
20
40
60
80
100
120
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-Rata
Klasikal
Persentase
Ketuntasan
Gambar 4.12. Grafik Histogram Perkembangan Nilai Materi Energi Alternatif
Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.12 terlihat perkembangan nilai
materi energi alternatif siswa dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Nilai terendah pada tes pratindakan adalah 20, pada siklus I dan siklus II nilai
terendah meningkat menjadi 25, dan siklus III turun menjadi menjadi 23.
2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada tes pratindakan adalah 75, pada
siklus I meningkat menjadi 93, pada siklus II meningkat lagi menjadi 98, dan
siklus III meningkat lagi menjadi 100.
3. Nilai rata-rata klasikal juga terjadi peningkatan yaitu pada tes pratindakan
nilai rata-ratanya 52,95. Pada siklus I meningkat menjadi 73,81, pada siklus II
kembali meningkat menjadi 84,81, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi
85,18.
4. Pada prosentase siswa yang tuntas pada pratindakan terdapat 4 siswa (18,18%)
yang tuntas, sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa (77,17%)
yang tuntas, pada siklus II kembali meningkat menjadi 18 siswa (81,81%)
yang tuntas, dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 20 siswa (90,90%).
Data tersebut diambil dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 22 siswa. Sesuai
data tersebut dapat dinyatakan bahwa dari pratindakan ke siklus I persentase
ketuntasan meningkat sebesar 58,99%, sedangkan dari siklus I ke siklus II
Page 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
persentase ketuntasan meningkat sebesar 4,64%, dan dari siklus II ke siklus III
meningkat sebesar 9,09%.
Penelitian yang telah dilaksanakan tidak seluruh siswa nilainya di atas
KKM (68). Terdapat 2 siswa yang nilainya belum mencapai KKM (68), sehingga
peneliti mengadakan remidial untuk kedua siswa tersebut. Setelah dilakukan
remidial sebanyak 3 kali, ternyata kedua siswa tersebut nilainya tetap tidak tuntas.
Hal tersebut disebabkan karena kedua siswa tersebut merupakan siswa yang
tinggal kelas dan tidak bisa membaca. Seharusnya kedua siswa tersebut
bersekolah di Sekolah Luar Biasa, tetapi karena kedua siswa tersebut orang tuanya
berpisah, jadi anak tersebut kurang perhatian dari orang tuanya. Masalah tersebut
dapat dipecahkan melalui studi kasus.
Melalui perkembangan nilai materi energi alternatif bila dibandingkan,
peningkatan persentase ketuntasan dari pratindakan ke siklus I yaitu 58,99% lebih
besar dibandingkan peningkatan persentase ketuntasan dari siklus I ke siklus II
yaitu 4,64%, dan lebih besar dibandingkan peningkatan persentase ketuntasan dari
siklus II ke siklus III yaitu 9,09%, Hal tersebut disebabkan karena pada saat
dilakukan tindakan pada siklus III, merupakan pembelajaran pengulangan yang
ketiga kalinya dan pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terarah,
sehingga siswa lebih berani untuk bertukar pikiran dengan temannya pada saat
siswa mengalami kesulitan untuk memahami materi energi alternatif.
Berdasarkan data perkembangan nilai materi energi alternatif pada tabel
4.12 dan gambar 4.12, jumlah siswa yang tuntas dari pratindakan, siklus I, siklus
II, dan siklus III mengalami peningkatan sesuai indikator keberhasilan yang
sudah ditentukan yaitu > 80% dari jumlah keseluruhan 22 siswa mendapat nilai di
atas KKM (68). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan konsep energi alternatif
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here dinyatakan berhasil.
Selain itu dalam proses pembelajarannya juga terdapat perkembangan
kemampuan guru (peneliti) mengajar dari siklus I ke siklus II. Perkembangan
tersebut dapat dilihat dari tabel 4.13 sebagai berikut:
Page 110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Tabel 4.13. Perkembangan Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar
No Keterangan Skor Rata-rata Skor
1 Siklus I
Pertemuan 1 2,67
2,94
2 Siklus I
Pertemuan 2 3,22
3 Siklus II
Pertemuan 1 3,44
3,49
4 Siklus II
Pertemuan 2 3,55
5 Siklus III
Pertemuan 1 3,44
3,66
6 Siklus III
Pertemuan 2 3,89
Berdasarkan tabel 4.13, perkembangan kemampuan guru (peneliti)
mengajar dapat disajikan dalam bentuk grafik dalam gambar 4.13 sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
Siklus I Siklus II Siklus III
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Rata-rata
Gambar 4.13. Grafik Perkembangan Kemampuan Guru (peneliti) Mengajar
Berdasarkan tabel 4.13 dan grafik pada gambar 4.13 dapat dijelaskan
bahwa pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam
kemampuan mengajar sebesar 2,67 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada siklus
I pertemuan 2 skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan mengajar
meningkat menjadi 3,22 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Sehingga rata-
rata skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan mengajar pada siklus I
adalah 2,94 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada siklus II pertemuan 1 skor
yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan mengajar meningkat menjadi
3,44 yang termasuk dalam kriteria sangat baik. Pada siklus II pertemuan 2 skor
Page 111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
yang diperoleh guru dalam kemampuan mengajar mengalami peningkatan pula
dibanding dengan siklus II, yaitu sebesar 3,55 yang termasuk dalam kriteria sangat
baik. Sehingga rata-rata skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan
mengajar pada siklus II adalah 3,49 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
Pada siklus III pertemuan 1 skor yang diperoleh guru (peneliti) dalam kemampuan
mengajar kembali mengalami penurunan menjadi 3,44 yang termasuk dalam
kriteria sangat baik. Pada siklus III pertemuan 2 skor yang diperoleh guru
(peneliti) dalam kemampuan mengajar kembali mengalami peningkatan menjadi
3,89 yang termasuk dalam criteria baik. Sehingga rata-rata skor yang diperoleh
guru (peneliti) dalam kemampuan mengajar pada siklus III adalah 3,66 yang
termasuk dalam kriteria sangat baik.
Observasi perkembangan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran,
peneliti juga menemukan adanya perkembangan aktivitas siswa yang dapat
ditampilkan dalam bentuk tabel 4.14 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14. Perkembangan Aktivitas Siswa
No Keterangan Skor Rata-rata Skor
1 Siklus I
Pertemuan 1 2,46
2,83
2 Siklus I
Pertemuan 2 3,20
3 Siklus II
Pertemuan 1 3,38
3,42
4 Siklus II
Pertemuan 2 3,46
5 Siklus III
Pertemuan 1 3,46
3,61
6 Siklus III
Pertemuan 2 3,76
Berdasarkan tabel 4.14, perkembangan aktivitas siswa dapat disajikan
dalam bentuk grafik seperti pada gambar 4.14 sebagai berikut:
Page 112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Siklus I Siklus II Siklus III
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Rata-rata
Gambar 4.14. Grafik Perkembangan Aktivitas Siswa
Berdasarkan tabel 4.14 dan grafik pada gambar 4.14 dapat dijelaskan
bahwa hasil observasi pada siklus I pertemuan 1 skor yang diperoleh aktivitas
siswa sebesar 2,46 yang termasuk dalam kriteria baik. Pada siklus I pertemuan 2
skor yang diperoleh aktivitas siswa meningkat menjadi 3,20 yang termasuk dalam
kriteria baik. Sehingga rata-rata skor aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I
adalah 2,83 yang termasuk dalam kriteria baik Pada siklus II pertemuan 1 skor
yang diperoleh aktivitas siswa sebesar 3,38 yang termasuk dalam kriteria sangat
baik. Pada siklus II pertemuan 2 skor aktivitas siswa yang diperoleh mengalami
peningkatan, yaitu sebesar 3,46 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
Sehingga rata-rata skor aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus II adalah 3,42
yang termasuk dalam kriteria sanngat baik Pada siklus III pertemuan 1 skor
aktivitas siswa yang diperoleh kembali mengalami peningkatan menjadi 3,46 yang
termasuk dalam kriteria sangat baik. Pada siklus III pertemuan 2 skor aktivitas
siswa yang diperoleh kembali mengalami peningkatan menjadi 3,76 yang
termasuk dalam kriteria sangat baik. Sehingga rata-rata skor aktivitas siswa yang
diperoleh pada siklus III adalah 3,61 yang termasuk dalam kriteria sangat baik.
Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-
beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah guru belum dapat
menyampaikan materi dengan jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa karena
terlalu cepat dalam menjelaskan sehingga siswa belum memahami langkah-
langkah pembelajaran dengan metode Everyone Is A Teacher Here, guru belum
memberikan motivasi baik pada masing-masing individu sehingga siswa masih
Page 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
belum berani dalam menjawab pertanyaan atau mengungkapkan gagasannya
dalam tugasnya, dan guru belum dapat mengkondisikan siswa ke arah
pembelajaran yang kondusif sehingga menghambat dalam penyelesaian tugas.
Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang
dilaksanakan di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan
arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja individu dengan
model kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here secara tepat dan jelas,
merubah tempat duduk dan memodifikasi pelaksanaan pembelajaran metode
Everyone Is A Teacher Here tanpa merubah kaidah dasarnya, agar pembelajaran
lebih kondusif dan memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal
maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi dalam
menyampaikan pendapat.
Sedangkan upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus II
yang dilaksanakan di siklus III dalam upaya perbaikan adalah dengan memberikan
arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja individu dengan
model kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here secara tepat dan jelas, agar
pembelajaran lebih kondusif dan memberikan motivasi berupa penghargaan baik
secara verbal maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi
dalam menyampaikan pendapat. Pembelajaran pada siklus III sudah berhasil
sehingga tidak ada hambatan yang berarti.
Maka dari itu, dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif pada siswa kelas IV SD
Negeri 3 Karangmojo yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here. Hal ini terjadi karena pembelajaran dengan
model kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here dapat merangsang
keberanian siswa untuk bertanya dan menyampaikan gagasan serta aktif
mengembangkan kreativitas dan inisiatifnya. Hal tersebut agar siswa juga
menunjukkan lebih bertanggungjawab pada dirinya sendiri dan orang lain selama
proses pembelajaran berlangsung.
Page 114
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan model pembelajaran metode
Everyone Is A Teacher Here pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo tahun
ajaran 2011/2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi
alternatif siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo Kecamatan Tasikmadu
Kabupaten Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari nilai
rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu pada tes awal pemahaman konsep energi
alternatif kondisi awal mencapai 52,95 dengan presentase ketuntasan klasikal
sebesar 18,18%, siklus I sebesar 73,81 dengan presentase ketuntasan klasikal
sebesar 77,27%, siklus II sebesar 84,81 dengan presentase ketuntasan klasikal
sebesar 81,81%, dan siklus III sebesar 85,18 dengan presentase ketuntasan
klasikal sebesar 90,90%. Selain itu, peningkatan data tentang hasil observasi
kemampuan guru saat mengajar dan kemampuan siswa saat menerima pelajaran
juga berhasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya hasil data observasi yang dari
siklus I sampai siklus II selalu meningkat, yaitu rata-rata hasil observasi
kemampuan guru saat mengajar pada siklus I sebesar 2,94, rata-rata hasil
observasi kemampuan guru saat mengajar pada siklus II sebesar 3,49, dan rata-
rata hasil observasi kemampuan guru saat mengajar pada siklus III sebesar 3,66.
Sedangkan rata-rata hasil observasi kemampuan siswa saat mengikuti pelajaran
pada siklus I sebesar 2,83, rata-rata hasil observasi kemampuan siswa saat
mengikuti pelajaran pada siklus II sebesar 3,42, dan rata-rata hasil observasi
kemampuan siswa saat mengikuti pelajaran pada siklus III sebesar 3,61.
Kedua, langkah – langkah dalam penggunaan model pembelajaran
kooperatif metode Everyone Is A Teacher Here juga dapat berjalan dengan lancar
dan berhasil seperti yang diinginkan oleh pihak sekolah maupun peneliti sendiri.
Berikut adalah langkah – langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here adalah sebagai berikut:
Page 115
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
1) Siswa diberi sebuah bacaan oleh guru tentang materi energi alternatif.
2) Setiap siswa membaca bacaan energi alternatif secara berulang-ulang.
3) Siswa diberi kartu pertanyaan oleh guru.
4) Setiap siswa membuat sebuah pertanyaan yang ditulis dalam kartu pertanyaan
yang sudah diberikan oleh guru.
5) Siswa mengumpulkan kartu pertanyaan kepada guru.
6) Siswa menerima kartu pertanyaan yang sudah di acak oleh guru. Dan
memastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri.
7) Siswa memikirkan jawaban dari pertanyaan yang di didapat.
8) Siswa secara sukarela mempresentasikan jawaban dari pertanyaan tersebut
dibawah pantauan guru dan siswa lain member tanggapan.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here dalam pelaksanaan pembelajaran IPA materi energi
alternatif. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari tiga siklus. Siklus I
dilaksanakan pada tanggal 12 April 2012 dan 14 April 2012, siklus II
dilaksanakan pada tanggal 16 April 2012 dan 18 April 2012, dan siklus III
dilaksanakan pada tanggal 20 April 2012 dan 23 April 2012.
Indikator pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Menyimpulkan manfaat dan pengertian energi matahari.
2) Menemukan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menyimpulkan pengertian dan manfaat energi angin.
4) Mengidentifikasi manfaat energi angin.
5) Menyimpulkan manfaat energi air.
6) Menemukan manfaat energi air dalam kehidupan sehari-hari.
7) Menyimpulkan manfaat energi panas bumi.
8) Menemukan manfaat energi panas bumi dalam kehidupan sehari-hari.
9) Menemukan manfaat energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.
10) Menjelaskan manfaat dan pengertian energi alternatif.
Page 116
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
Setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaaan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus
perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus
sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan pemahaman
konsep. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke
pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan
peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus III.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui
bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is A
Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi alternatif pada
siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo. Sehubungan dengan penelitian ini maka
dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1) Implikasi Teoritis
Saat menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih metode
pembelajaran yang terpat agar siswa mampu meningkatkan pemahaman
konsep. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan pemahaman konsep energi
alternatif. Penelitian ini juga dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan
model pembelajaran bagi guru dalam memberikan materi pelajaran kepada
siswa.
Berdasarkan hasil rata-rata nilai pemahaman konsep siswa yang
diperoleh bahwa dalam penelitian ini, pemahaman konsep energi alternatif
atau kegiatan proses pembelajaran menjadi meningkat. Hal ini terbukti adanya
peningkatan nilai rata-rata nilai pemahaman konsep energi alternatif,
peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai diatas kriteria, interaksi
dengan guru maupun kerjasama dengan siswa lain. Bersama dengan
partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meningkat, kondisi kelas menjadi
lebih kondusif dan pada akhirnya pemahaman konsep energi alternatif pada
siswa kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo juga meningkat.
Page 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, implikasi
teoritis dari penelitian ini adalah ada peningkatan pemahaman konsep energi
alternatif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif metode
Everyone Is A Teacher Here.
2) Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan
metode dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan
pemahaman konsep proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang
akan dicapai oleh siswa SD Negeri 3 Karangmojo.
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Di samping itu, perlu penelitian
lebih lanjut tentang upaya guru untuk meningkatkan motivasi belajar IPS
siswa pada materi energi alternatif. Adanya kendala yang dihadapi dalam
pembelajaran IPA melalui model pembelajaran kooperatif metode Everyone Is
A Teacher Here harus di atasi semaksimal mungkin.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1) Bagi Sekolah
Sekolah hendaknya memberikan bantuan bagi guru dengan
mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menggunakan metode
pembelajaran yang lebih inovatif dalam melaksanakan proses pembelajaran.
2) Bagi Guru
a) Guru hendaknya melakukan inovasi dalam pembelajaran, misalnya
merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga siswa
menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih kondusif dan
bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan bersemangat
untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya dapat
meningkatkan pemahaman konsep belajar siswa.
Page 118
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
b) Saat penyampaian materi guru hendaknya menggunakan metode
pembelajaran bervariasi, sehingga dapat menarik perhatian dan minat
belajar peserta didik
3) Bagi Peserta didik
Peserta didik diharapkan untuk lebih harus lebih termotivasi untuk
belajar dan meningkatkan minat dalam proses pembelajaran untuk menambah
pengetahuan.
4) Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
metode Everyone Is A Teacher Here guna melengkapi kekurangan yang ada
serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan pemahaman konsep
energi alternatif yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil
yang lebih baik.
Page 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
DAFTAR PUSTAKA
Abimanyu, S., dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Daryanto. (2011). Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah
Beserta Contoh-Contohnya. Yogyakarta: Gava Media.
Huda, M. (2011). Cooperative Learning (Metode, Teknik, Struktur, dan Model
Penerapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Isjoni. (2011). Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta.
Lamini, A., Langgeng, Suwarni, L., Rejeki, S., & Handajani, S. Peningkatan
Interaksi Pembelajaran Siswa Dalam Pembelajaran Siswa Dalam
Pembelajaran Ekonomi Di Kelas XII IPS SMA YKP Monamas Kota
Bontang Dengan Tehnik Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here.
Diperoleh 2 Mei 2012, dari http://antonilamini.wordpress.com/.
Mikrodo, G., Saleh, L.M., & Legowo, R.B,. (2008). IPA SD. Jakarta: Erlangga.
MILES, Matthew B, Michael Huberman. (2009). Analisis Data Kualitatif. Terj.
Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Universitas Indonesia Press. (Buku asli
diterbitkan 1992)
Moleong, L.J. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Poerwanti, E., Estu Widodo, Masduki, Yuni Pantiwati, Ainur Rofieq, & Dwi
Priyo utomo. (2009). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas.
Prasetyo, D., Sri Windarti, Mai Nur arbain, & Ani Rahmawati. (2011). Buku Ajar
Pendamping BSE Ilmu Pengetahuan Alam. Sukoharjo: CV Qoyima
Cendekia Globalindo.
Rosa, D.J. (2009). Optimal Utilization Of Alternative Energy Sources.
International Business & Economics Research Journal, 8 (5) 29-30.
Diperoleh tanggal 29 Maret 2012, dari http://journals.cluteonline.com/
index.php/IBER/article/download/3134/3182).
Rositawaty, S., & Muharam, A. (2008). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan.
Jakarta: Depdiknas.
Sardiman. (2011). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Page 120
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Siberman, M.L. (2001). Active Learning (101 Strategi Pembelajaran Aktif). Terj.
Sarjuli, Ammar, A., Sutrisno, Ahmad, Z.A., & Muqowim. Yogyakarta:
YAPPENDIS. (Buku asli diterbitkan 1996)
Slavin, R.E. (2011). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Terj. Yusron,
N. Bandung: Nusa Media. (Buku asli diterbitkan 2005)
Sudjana, N. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyanto. 2008. Model-Model Pembelajaran Kooperatif. Surakarta: PSG Rayon
13.
Sukardjo, J.S., Subelo, M., Suwarni, Wahyuni, N.S., Purnomo, D., Aisyah, S.,et al.
(2005). Ilmu Kealaman Dasar. Surakarta: UNS Press.
Sulistyanto, H., & Wiyono, E. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Depdiknas.
Sumiati & Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suwandi, S. (2010). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Surakata: Yuma Pustaka.
Tim Skripsi. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP UNS. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Utami, D.S. (2011). Penerapan Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher
Here Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Siswa Kelas IV SD Negeri Kedawung 1 Tahun 2010/2011. Skripsi.
Surakarta: UMS. Diperoleh 23 Februari 2012, dari
etd.eprints.ums.ac.id/13311/.
Wahyono, B. & Nurachmandani, S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Depdiknas.
Wardhani, I., & Wihardit, K. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wijayanti, U. 2010. Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Tentang Lapisan
Bumi Melalui Media Visual Dalam Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN
Sidomulyo Tahun Pelajaran 2009/ 2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unversitas Sebelas Maret.
Winkel, W.S. (1999). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.
Page 121
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Zakaria, E. & Iksan, Z. (2007). Promoting Cooperative Learning in Science and
Mathematics Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of
Mathematics, Science & Technology Education, 3 (1), 35-39. Diperoleh
29 Maret 2012, dari www.ejmste.com/v3n1/EJMSTE v3n1_
Zakaria&Iksan.pdf.
Page 122
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Lampiran 1
SILABUS
Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : IV (Empat) / 2 (dua)
Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
Materi
Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Media dan Sumber
Pembelajaran
Energi
Alternatif
a. Kognitif
8.2.1 Menyimpulkan manfaat
dan pengertian sumber
energi alternatif.
8.2.2 Menemukan manfaat
sumber energi alternatif
dalam kehidupan sehari-
hari.
b. Afektif
a. Pertemuan 1 & 2
Membuat pertanyaan
tentang bacaan sumber
energi matahari dan
energi angin.
b. Pertemuan 3 & 4
Membuat pertanyaan
tentang sumber energi air
dan energi panas bumi.
a. Prosedur:
Tes proses dan
Tes akhir
b. Teknik
Tes
c. Jenis:
Tes tertulis
6 x pertemuan
(@ 35 menit)
a. Sumber
Pembelajaran:
1) Buku IPA Kelas IV.
Heri Sulistyanto, dkk.
hal 133-136
2) Buku IPA untuk Kelas
IV. S. Rositawaty,
dkk. hal 138-140
Page 123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Materi
Pokok Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu
Media dan Sumber
Pembelajaran
8.2.1 Perilaku berkarakter:
disiplin, rasa hormat dan
perhatian, tekun, tanggung
jawab, dan ketelitian.
8.2.2 Keterampilan sosial:
bertanya, menyumbang
ide/berpendapat, menjadi
pendengar yang baik, dan
bekerja sama.
c. Psikomotor
8.2.1 Mendemonstrasikan hasil
jawaban dari pertanyaan
yang telah dibuat oleh
temannya.
c. Pertemuan 5 & 6
Membuat pertanyaan
tentang keseluruhan
materi sumber energi
alternatif.
d. Bentuk:
1) Subjektif /
Uraian
2) Isian
Singkat.
e. Alat:
Soal, kunci
jawaban,
3) Buku IPA untuk SD
Kelas IVBudi
Wahyono, dkk. hal
101-103
b. Media Pembelajaran
- Card Quest (Kartu
Pertanyaan)
Diadaptasi dari Silabus dan RPP IPA SD/ MI 2010
Page 124
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SD Negeri 3 Karangmojo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV (Empat) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (@ 35 menit)
Tanggal : 12 dan 14 April 2012
I. Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
III. Indikator
a. Kognitif
1) Menyimpulkan manfaat dan pengertian energi matahari.
2) Menemukan manfaat energi matahari dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengidentifikasi manfaat energi angin.
4) Menyimpulkan pengertian dan manfaat energi angin.
b. Afektif
8.2.1 Perilaku berkarakter: disiplin, rasa hormat dan perhatian,
keberanian, tanggung jawab, dan ketelitian.
c. Psikomotor
8.2.1 Mendemonstrasikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat oleh siswa.
IV. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui penugasan, siswa dapat menyimpulkan manfaat dan pengertian
energi matahari dengan baik.
Page 125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
2) Melalui metode penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi
matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
3) Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.
4) Melalui penugasan, siswa dapat menyimpulkan manfaat dan pengertian
energi angin dengan baik.
5) Melalui metode penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi
matahari dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
6) Melalui demontrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan yang dibuat oleh siswa dengan baik.
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai, diharapkan siswa dapat menerapkan
energi alternatif matahari dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
1) ENERGI MATAHARI
Energi matahari atau energi surya merupakan salah satu sumber energi
yang tak akan habis. Energi matahari membuat kehidupan dibumi dapat terus
berjalan. Energi matahari menjadi sumber energi utama dan terbesar bagi
bumi. Manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat hidup jika energi matahari
tidak ada.
Manusia memanfaatkan energi matahari untuk berbagai keperluan.
Misalnya, kita dapat menjemur pakaian di panas matahari. Petani
mengeringkan padi hasil panen. Demikian pula, petani garam membuat garam
di sekitar pantai. Energi surya juga banyak dimanfaatkan di daerah beriklim
dingin untuk sumber energi pemanas air dan pemanas ruangan.
Melalui peralatan canggih, energi matahari dapat diubah menjadi
energi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari
menjadi energi listrik
Matahari merupakan sumber energi utama bagi Bumi. Jika tidak ada
matahari, kehidupan akan musnah. Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita
Page 126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
lihat manfaat matahari. Padi yang baru dipanen dikeringkan menggunakan
matahari. Ibu mengeringkan pakaian dengan memanfaatkan matahari.
Manusia memanfaatkan energi matahari untuk berbagai keperluan.
Misalnya, kita dapat menjemur pakaian di panas matahari. Petani
mengeringkan padi hasil panen. Demikian pula, petani garam membuat garam
di sekitar pantai. Energi surya juga banyak dimanfaatkan di daerah beriklim
dingin untuk sumber energi pemanas air dan pemanas ruangan.
2) ENERGI ANGIN
Angin adalah sumber energi alternatif yang murah dan tidak
mengakibatkan polusi. Energi angin juga dapat dipakai pada kincir angin yang
menghasilkan listrik. Baling-baling pada kincir angin akan berputar cepat
apabila ada angin besar yang bertiup. Putaran ini dapat menggerakkan turbin
pada suatu pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi angin dapat dijadikan
sumber pembangkit energi listrik.
Negara Belanda, kincir angin digunakan untuk memompa air guna
mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga dibangun di tempat-tempat
yang rawan banjir, untuk memompa air. Karena banyaknya kincir angin di
negara Belanda, sampai negara tersebut di juluki negara Kincir Angin.
Demikian juga di Jepang, mereka memanfaatkan angin untuk berbagai
keperluan.
Angin merupakan sumber energi alternatif yang dapat dimanfaatkan
untuk pembangkit listrik. Adanya angin menyebabkan kincir angin dapat
berputar dan menggerakkan generator yang ada di dalamnya sehingga
menghasilkan energi listrik.
Saat ini tenaga angin dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Alat
yang menghasilkan listrik dari tenaga angin ini disebut aerogenerator.
Generator ini pada umumnya berbentuk menara. Pada puncak menara
dipasang kincir atau baling-baling. Baling-baling berputar saat diterpa angin.
Panjang baling-baling ada yang mencapai 20 meter. Perputaran baling-baling
inilah yang menyebabkan generator menghasilkan listrik.
Page 127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
Manfaat kincir angin untuk kebutuhan kecil yaitu untuk menggerakkan
mesin penggiling padi dan memompa air. Manfaat kincir angin yang lebih
besar, yiatu dimanfaatkan untuk pembangkit listrik.
Energi angin juga dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahraga,
misalnya laying gantung dan perahu layar.
VII. Metode dan Model Pembelajaran
A. Metode Pembelajaran
1. Ceramah bervariasi
2. Tanya jawab
3. Demostrasi
B. Model Pembelajaran : Cooperative Learning metode Everyone Is A
Teacher Here
VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran
(Pertemuan I)
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
Berkarakter
1.
- Prakegiatan
Salam
Mengkondisikan kelas
Kegiatan Awal
a. Guru memberikan
motivasi-motivasi kepada
siswa.
b. Guru memberikan
apersepsi melalui tanya
jawab tentang sumber
energi utama di dunia.
c. Guru menyampaikan
5 menit
10 menit
Ceramah
bervariasi.
Tanya Jawab.
Ceramah.
Religius.
Religius.
Disiplin
Percaya diri.
Ingin tahu.
Ingin Tahu .
Page 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai kepada
siswa.
d. Guru menyampaikan
materi pembelajaran yang
akan di pelajari.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Siswa dengan guru
bertanya jawab
tentang pengertian dan
manfaat energi
matahari melalui
media yang telah
disediakan.
2) Siswa diberi sebuah
bacaan oleh guru
tentang materi energi
matahari.
3) Siswa diberi kartu
pertanyaan oleh guru.
b. Elaborasi
1) Setiap siswa
membaca bacaan
energi matahari.
secara berulang-
ulang.
2) Setiap siswa membuat
sebuah pertanyaan
yang ditulis dalam
kartu pertanyaan yang
40 menit
Tanya jawab.
Ceramah
bervariasi
Pemberian tugas
berupa bacaan
Pemberian kartu
Penugasan
Ingin tahu dan
keaktifan.
Disiplin dan
ingin tahu.
Perhatian
Ketelitian
Perhatian
Ketelitian dan
tanggung jawab
Page 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
sudah diberikan oleh
guru.
3) Siswa mengumpulkan
kartu pertanyaan
kepada guru.
4) Siswa menerima kartu
pertanyaan yang
sudah di acak oleh
guru. Dan
memastikan bahwa
tidak ada siswa yang
menerima soal yang
ditulis sendiri.
5) Siswa memikirkan
jawaban dari
pertanyaan yang di
didapat.
6) Siswa secara sukarela
mempresentasikan
jawaban dari
pertanyaan tersebut
dibawah pantauan
guru dan siswa lain
memberi tanggapan.
c. Konfirmasi
1) Guru memberi
penguatan kepada
siswa.
2) Siswa yang paling
aktif akan
mendapatkan
Penugasan
Pengumpulan
kartu
Penerimaan
Kartu Acak
Penugasan
Demonstrasi
Ceramah
bervariasi
Keaktifan
Jujur, tanggung
jawab
Ketekunan
Keaktifan,
tanggung jawab,
toleransi,
keberanian
mengungkapkan
pendapat.
Tanggung
jawab dan
kejujuran.
Keaktifan
Page 130
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
penghargaan dari
guru.
3) Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
bagi yang kurang
jelas.
4) Guru memberi
refleksi kepada siswa
yang kurang aktif.
Tanya jawab
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama guru
mereview dan
menyimpulkan
pembelajaran secara
keseluruhan.
b. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses hasil
pembelajaran.
c. Guru mengadakan
penilaian.
d. Guru memberikan tugas
rumah kepada siswa untuk
mempelajari energi angin.
e. Guru menyampaikan
materi untuk pertemuan
selanjutnya.
20 menit
Tanya jawab
Ceramah
Penugasan
Penugasan
Ceramah
bervariasi
Keberanian
mengungkapkan
pendapat,
keaktifan, dan
percaya diri.
Percaya diri.
Kejujuran dan
percaya diri.
Kejujuran,
percaya diri dan
disiplin.
Disiplin.
Page 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
(Pertemuan II)
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
Berkarakter
1.
- Prakegiatan
Salam
Mengkondisikan kelas
Kegiatan Awal
a. Guru memberikan
motivasi-motivasi
kepada siswa.
b. Guru memberikan
apersepsi melalui
tanya jawab tentang
sumber energi angin.
c. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
kepada siswa.
d. Guru menyampaikan
materi pembelajaran
yang akan di pelajari.
5 menit
10 menit
Ceramah
bervariasi.
Tanya Jawab.
Ceramah.
Religius.
Religius.
Disiplin
Percaya diri.
Ingin tahu.
Ingin Tahu .
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
a) Siswa dengan guru
bertanya jawab
tentang pengertian
dan manfaat energi
angin melalui media
40 menit
Tanya jawab.
Ingin tahu dan
keaktifan.
Disiplin dan
ingin tahu.
Page 132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
yang telah
disediakan.
b) Siswa diberi sebuah
bacaan oleh guru
tentang materi
energi matahari.
c) Siswa diberi kartu
pertanyaan oleh
guru.
b. Elaborasi
a) Setiap siswa
membaca bacaan
energi angin secara
berulang-ulang.
b) Setiap siswa
membuat sebuah
pertanyaan yang
ditulis dalam kartu
pertanyaan yang
sudah diberikan oleh
guru.
c) Siswa
mengumpulkan
kartu pertanyaan
kepada guru.
d) Siswa menerima
kartu pertanyaan
yang sudah di acak
oleh guru. Dan
memastikan bahwa
tidak ada siswa yang
Ceramah
bervariasi
Pemberian kartu
Pemberian tugas
berupa bacaan
Penugasan
Pengumpulan
kartu
Penerimaan
Kartu Acak
Perhatian
Ketelitian
Perhatian
Ketelitian dan
tanggung jawab
Jujur, tanggung
jawab
Page 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
menerima soal yang
ditulis sendiri.
7) Siswa memikirkan
jawaban dari
pertanyaan yang di
didapat.
8) Siswa secara
sukarela
mempresentasikan
jawaban dari
pertanyaan tersebut
dibawah pantauan
guru dan siswa lain
memberi
tanggapan.
c. Konfirmasi
a) Guru memberi
penguatan kepada
siswa.
b) Siswa yang paling
aktif akan
mendapatkan
penghargaan dari
guru.
c) Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya bagi yang
kurang jelas.
d) Guru memberi
refleksi kepada
Penugasan
Demonstrasi
Ceramah
bervariasi
Tanya jawab
Ketekunan
Keaktifan,
tanggung jawab,
toleransi,
keberanian
mengungkapkan
pendapat.
Tanggung jawab
dan kejujuran.
Keaktifan
Page 134
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
siswa yang kurang
aktif.
3. Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru
mereview dan
menyimpulkan
pembelajaran secara
keseluruhan.
2) Guru memberikan
umpan balik
terhadap proses
hasil pembelajaran.
3) Guru mengadakan
penilaian.
4) Guru memberikan
tugas rumah kepada
siswa untuk
mempelajari energi
air.
5) Guru
menyampaikan
materi untuk
pertemuan
selanjutnya.
20 menit
Tanya jawab
Ceramah
Penugasan
Penugasan
Ceramah
bervariasi
Keberanian
mengungkapkan
pendapat,
keaktifan, dan
percaya diri.
Percaya diri.
Kejujuran dan
percaya diri.
Kejujuran,
percaya diri dan
disiplin.
Disiplin.
IX. Media dan Sumber Belajar
A. Media Pembelajaran
1. Bacaan energi matahari
2. Card Quest
B. Sumber Belajar
Page 135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
1) Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
hal 133-136.
2) Rositawaty, S, dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan. Jakarta:
Depdiknas, hal 138-140.
3) Wahyono, Budi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Depdiknas, hal 101-103
4) Tim Bina Karya Guru. 2008. IPA SD. Jakarta: Erlangga, hal 108-113.
5) Silabus IPA kelas IV SD.
X. Penilaian
1. Prosedur : tes proses dan tes akhir
2. Teknik : tes
3. Jenis : tertulis
4. Bentuk : subjektif/ Uraian
5. Alat tes : soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, dan LKS.
Karanganyar, April 2012
Guru Kelas
Rohmah Fatmawati
NIP. --
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Kepala Sekolah
SD Negeri 3 Karangmojo
Elkana Margito, S. Pd.
NIP. 19550424 197501 1 002
Page 136
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Lampiran 3
KISI-KISI SOAL EVALUASI
PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS 1
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan
cara penggunaannya.
No. Indikator Bentuk
Penilaian
Jenis
Penilaian
Nomor Butir
Soal
Pertemuan I
1.
a. Kognitif
Pertemuan I
1) Menyimpulkan manfaat dan
pengertian energi matahari.
2) Menemukan manfaat energi
matahari dalam kehidupan sehari-
hari.
Pertemuan II
3) Mengidentifikasi manfaat energi
angin.
4) Menyimpulkan pengertian dan
manfaat energi angin.
Subjektif
Subjektif
Subjektif
Subjektif
Tertulis
Tertulis
Tertulis
Tertulis
1, 2, 3, 5
4
1,2
3, 4, 5
2.
A. Afektif
8.2.3 Perilaku berkarakter: disiplin,
rasa hormat dan perhatian, tekun,
tanggung jawab, dan ketelitian.
8.2.4 Keterampilan sosial: bertanya,
menyumbang ide/berpendapat,
menjadi pendengar yang baik,
dan bekerja sama.
Proses
Ada
3. c. Psikomotorik Mendemonstrasikan jawaban dari
hasil diskusi.
Perbuatan
Ada
Page 137
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Lampiran 4
SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS 1 PERTEMUAN I
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Waktu : 15 menit
Petunjuk :
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!
1. Apa yang menjadi sumber utama dan terbesar bagi bumi?
2. Jelaskan apa yang di maksud dengan energi surya?
3. Apa yang dimaksud dengan sel surya?
4. Sebutkan 5 manfaat dari sumber energi matahari!
5. Energi surya banyak dimanfaatkan di daerah iklim dingin. Sebutkan 2 saja!
Jawab :
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Page 138
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN SIKLUS I PERTEMUAN I
1. Sumber energi matahari.
2. Energi matahari adalah sumber energi utama dan terbesar bagi bumi dan
tidak akan habis.
3. Sel surya adalah alat yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi
listrik.
4. a. Untuk mengeringkan padi hasil panen.
b. Untuk membuat garam di sekitar pantai.
c. Untuk menjemur pakaian.
d. Untuk sumber energi pemanas ruangan.
5. 1. Untuk sumber energi pemanas ruangan.
2. Untuk sumber energi pemanas air.
Keriteria Penilaian
Jumlah benar x 20
5 x 20 = 100
Kategori penilaian:
a. Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.
b. Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang
lengkap.
c. Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang lengkap.
d. Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.
e. Skor 0 apabila tidak dijawab.
Page 139
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Lampiran 6
SOAL EVALUASI
PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS 1 PERTEMUAN II
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Waktu : 15 menit
Petunjuk :
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!
1. Sebutkan 5 manfaat sumber energi angin!
2. Apa yang dimaksud dengan turbin angin?
3. Energi angin dimanfaatkan untuk berbagai jenis olahraga. Sebutkan 2 saja
manfaatnya!
4. Apa manfaat dari kincir angin?
5. Untuk memutar baling-baling pada generator.
Pernyataan di atas adalah termasuk manfaat dari energi apa?
Jawab :
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Page 140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
SIKLUS I PERTEMUAN II
1) - untuk menggerakkan kincir angin;
- Untuk menggerakkan mesin penggiling padi;
- Untuk memompa air;
- Untuk pembangkit tenaga listrik;
- Untuk menggerakkan perahu layar.
2) Turbin angin adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan pembangkit
tenaga listrik.
3) – untuk menggerakkan perahu layar;
- Untuk menggerakkan laying gantung.
4) Kincir angin digunakan untuk memompa air guna mengeringkan tanah.
5) Energi angin.
Keriteria Penilaian
Jumlah benar x 20
5 x 20 = 100
Kategori penilaian:
1. Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.
2. Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang
lengkap.
3. Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang lengkap.
4. Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.
5. Skor 0 apabila tidak dijawab.
Page 141
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SD Negeri 3 Karangmojo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV (Empat) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (@ 35 menit)
Tanggal : 16 – 18 April 2012
I. Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
III. Indikator
a. Kognitif
1) Menyimpulkan manfaat energi air.
2) Menemukan manfaat energi air dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menemukan manfaat energi panas bumi dalam kehidupan sehari-hari.
4) Menyimpulkan manfaat energi panas bumi
b. Afektif
8.2.1. Perilaku berkarakter: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun,
tanggung jawab, dan ketelitian.
c. Psikomotor
8.2.1. Mendemonstrasikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat oleh siswa.
Page 142
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
IV. Tujuan Pembelajaran
1) Melalui tanya jawab, siswa dapat menyimpulkan manfaat energi air
dengan baik.
2) Melalui penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi air dalam
kehidupan sehari-hari dengan benar.
3) Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.
4) Melalui tanya jawab, siswa dapat menyimpulkan manfaat energi panas
bumi dengan baik.
5) Melalui penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi panas bumi
dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
6) Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.
V. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai, diharapkan siswa dapat memanfaatkan
energi alternatif air dalam kehidupan sehari-hari.
VI. Materi Pembelajaran
1) ENERGI AIR
Di daerah pedesaan yang belum terjangkau oleh listrik, masyarakat
memanfaatkan air sebagai sumber energi listrik. Mereka membuat kincir air
yang diletakkan di aliran sungai yang cukup deras. Kincir air ini berfungsi
menggerakkan generator atau turbin yang nantinya dapat menghasilkan
listrik.
Daerah yang terpencil, untuk memenuhi energi listrik, dibuat generator
listrik kecil. Generator tersebut digerakkan oleh kincir-kincir air kecil. Satu
generator listrik biasanya mampu mencukupi kebutuhan listrik satu keluarga.
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Aliran air yang deras merupakan sumber energi gerak. Energi ini dapat
digunakan untuk menghasilkan energi listrik.
Pada stasiun pembangkit listrik tenaga air, air biasanya dibendung
sehingga permukaan lebih tinggi. Air yang dibendung, posisinya jauh lebih
Page 143
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
tinggi daripada stasiun pembangkit listriknya. Air yang dibendung ini lalu
dialirkan melalui terowongan yang menurun. Aliran air tersebut memutar
generator. Generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Indonesia
sudah sejak lama memanfaatkan air sebagai sumber energi yang disebut
dengan PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air).
2) ENERGI PANAS BUMI
Energi alternatif lain yang dapat digunakan adalah panas bumi. Panas
bumi adalah panas yang berasal dari panas yang ada pada inti bumi. Apabila
ada daerah yang pusat buminya dekat dengan permukaan maka panas bumi ini
dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Salah satu sumber energi alternatif yang tak ada habisnya adalah
energi panas bumi. Pada pusat listrik tenaga panas bumi dipasang dua pipa.
Pipa tersebut dibor masuk ke dalam batuan panas di dalam tanah. Air dipompa
ke dalam tanah melalui pipa pertama. Air segera diubah menjadi uap oleh
batuan yang sangat panas. Uap yang menyembur ke atas masuk melalui pipa
kedua. Kemudian, uap menggerakkan turbin pada mesin pembangkit listrik
yang ada di atas generator yang bekerja menghasilkan energi listrik.
Panas bumi juga merupakan sumber energi. Panas bumi dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik. Pembangkit listrik tenaga panas bumi
biasa disebut PLTU. PLTU singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
Pada beberapa tempat, sumber energi panas ini cukup dekat ke
permukaan bumi sehingga orang memanfaatkan tenaga panas bumi ini ke
permukaan sebagai uap air yang memancar. Air panas ini disebut juga geyser.
VII. Metode dan Model Pembelajaran
A. Metode Pembelajaran
a. Ceramah bervariasi
b. Tanya jawab
c. Demostrasi
B. Model Pembelajaran : Cooperative Learning metode Everyone Is A
Teacher Here
Page 144
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
VIII. Langkah-Langkah Pembelajaran
(Pertemuan 1)
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
Berkarakter
1.
- Prakegiatan
Salam
Mengkondisikan kelas
Kegiatan Awal
a. Guru memberikan
motivasi-motivasi
kepada siswa.
b. Guru memberikan
apersepsi melalui
tanya jawab tentang
sumber energi air.
c. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
kepada siswa.
d. Guru menyampaikan
materi pembelajaran
yang akan di pelajari.
5 menit
10 menit
Ceramah
bervariasi.
Tanya Jawab.
Ceramah.
Religius.
Religius.
Disiplin
Percaya diri.
Ingin tahu.
Ingin Tahu .
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
a) Siswa dengan guru
bertanya jawab
tentang pengertian
dan manfaat energi
40 menit
Tanya jawab.
Ingin tahu dan
keaktifan.
Disiplin dan
Page 145
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
air melalui media
yang telah
disediakan.
b) Siswa diberi sebuah
bacaan oleh guru
tentang materi
energi matahari.
c) Siswa diberi kartu
pertanyaan oleh
guru.
b. Elaborasi
a) Setiap siswa
membaca bacaan
energi air secara
berulang-ulang.
b) Setiap siswa
membuat sebuah
pertanyaan yang
ditulis dalam kartu
pertanyaan yang
sudah diberikan oleh
guru.
c) Siswa
mengumpulkan
kartu pertanyaan
kepada guru.
d) Siswa menerima
kartu pertanyaan
yang sudah di acak
oleh guru. Dan
memastikan bahwa
Ceramah
bervariasi
Pemberian kartu
Pemberian tugas
berupa bacaan
Penugasan
Pengumpulan
kartu
Penerimaan
Kartu Acak
ingin tahu.
Perhatian
Ketelitian
Perhatian
Ketelitian dan
tanggung jawab
Jujur, tanggung
jawab
Page 146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
tidak ada siswa yang
menerima soal yang
ditulis sendiri.
e) Siswa memikirkan
jawaban dari
pertanyaan yang di
didapat.
f) Siswa secara
sukarela
mempresentasikan
jawaban dari
pertanyaan tersebut
dibawah pantauan
guru dan siswa lain
memberi tanggapan.
c. Konfirmasi
a) Guru memberi
penguatan kepada
siswa.
b) Siswa yang paling
aktif akan
mendapatkan
penghargaan dari
guru.
c) Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya bagi yang
kurang jelas.
d) Guru memberi
refleksi kepada
Penugasan
Demonstrasi
Ceramah
bervariasi
Tanya jawab
Ketekunan
Keaktifan,
tanggung jawab,
toleransi,
keberanian
mengungkapkan
pendapat.
Tanggung jawab
dan kejujuran.
Keaktifan
Page 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
siswa yang kurang
aktif.
3. Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru
mereview dan
menyimpulkan
pembelajaran secara
keseluruhan.
2) Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses hasil
pembelajaran.
3) Guru mengadakan
penilaian.
4) Guru memberikan
tugas rumah kepada
siswa untuk
mempelajari energi
panas bumi.
5) Guru menyampaikan
materi untuk
pertemuan
selanjutnya.
20 menit
Tanya jawab
Ceramah
Penugasan
Penugasan
Ceramah
bervariasi
Keberanian
mengungkapkan
pendapat,
keaktifan, dan
percaya diri.
Percaya diri.
Kejujuran dan
percaya diri.
Kejujuran,
percaya diri dan
disiplin.
Disiplin.
(Pertemuan II)
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
Berkarakter
- Prakegiatan
Salam
Mengkondisikan kelas
5 menit
Religius.
Religius.
Disiplin
Page 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
1.
Kegiatan Awal
1) Guru memberikan
motivasi-motivasi
kepada siswa.
2) Guru memberikan
apersepsi melalui
tanya jawab tentang
sumber energi panas
bumi.
3) Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
kepada siswa.
4) Guru menyampaikan
materi pembelajaran
yang akan di pelajari.
10 menit
Ceramah
bervariasi.
Tanya Jawab.
Ceramah.
Percaya diri.
Ingin tahu.
Ingin Tahu .
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
a) Siswa dengan guru
bertanya jawab
tentang pengertian
dan manfaat energi
panas bumi melalui
media yang telah
disediakan.
b) Siswa diberi sebuah
bacaan oleh guru
tentang materi
energi panas bumi.
c) Siswa diberi kartu
40 menit
Tanya jawab.
Ceramah
bervariasi
Pemberian kartu
Ingin tahu dan
keaktifan.
Disiplin dan
ingin tahu.
Perhatian
Page 149
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
pertanyaan oleh
guru.
b. Elaborasi
a) Setiap siswa
membaca bacaan
energi angin secara
berulang-ulang.
b) Setiap siswa
membuat sebuah
pertanyaan yang
ditulis dalam kartu
pertanyaan yang
sudah diberikan oleh
guru.
c) Siswa
mengumpulkan kartu
pertanyaan kepada
guru.
d) Siswa menerima
kartu pertanyaan
yang sudah di acak
oleh guru. Dan
memastikan bahwa
tidak ada siswa yang
menerima soal yang
ditulis sendiri.
e) Siswa memikirkan
jawaban dari
pertanyaan yang di
didapat.
f) Siswa secara sukarela
Pemberian tugas
berupa bacaan
Penugasan
Pengumpulan
kartu
Penerimaan
Kartu Acak
Penugasan
Demonstrasi
Ketelitian
Perhatian
Ketelitian dan
tanggung jawab
Jujur, tanggung
jawab
Ketekunan
Keaktifan,
Page 150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
mempresentasikan
jawaban dari
pertanyaan tersebut
dibawah pantauan
guru dan siswa lain
memberi tanggapan.
c. Konfirmasi
a) Guru memberi
penguatan kepada
siswa.
b) Siswa yang paling
aktif akan
mendapatkan
penghargaan dari
guru.
c) Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya bagi yang
kurang jelas.
e) Guru memberi
refleksi kepada
siswa yang kurang
aktif.
Ceramah
bervariasi
Tanya jawab
tanggung jawab,
toleransi,
keberanian
mengungkapkan
pendapat.
Tanggung jawab
dan kejujuran.
Keaktifan
3. Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru
mereview dan
menyimpulkan
pembelajaran secara
keseluruhan.
2) Guru memberikan
20 menit
Tanya jawab
Ceramah
Keberanian
mengungkapkan
pendapat,
keaktifan, dan
percaya diri.
Page 151
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
umpan balik terhadap
proses hasil
pembelajaran.
3) Guru mengadakan
penilaian.
4) Guru memberikan
tugas rumah kepada
siswa untuk
mempelajari energi
air.
5) Guru menyampaikan
materi untuk
pertemuan
selanjutnya.
Penugasan
Penugasan
Ceramah
bervariasi
Percaya diri.
Kejujuran dan
percaya diri.
Kejujuran,
percaya diri dan
disiplin.
Disiplin.
IX. Media dan Sumber Belajar
a. Media Pembelajaran
1) Bacaan energi air
2) Card Quest
b. Sumber Belajar
1) Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
hal 133-136.
2) Rositawaty, S, dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan. Jakarta:
Depdiknas, hal 138-140.
3) Wahyono, Budi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Depdiknas, hal 101-103
4) Tim Bina Karya Guru. 2008. IPA SD. Jakarta: Erlangga, hal 108-113.
5) Silabus IPA kelas IV SD.
X. Penilaian
1. Prosedur : tes proses dan tes akhir
2. Teknik : tes
Page 152
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
3. Jenis : tertulis
4. Bentuk : subjektif/ Uraian
5. Alat tes : soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, dan LKS.
Karanganyar, April 2012
Guru Kelas
Rohmah Fatmawati
NIP. --
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM. K7108107
Kepala Sekolah
SD Negeri 3 Karangmojo
Elkana Margito, S. Pd.
NIP. 19550424 197501 1 002
Page 153
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
Lampiran 9
KISI-KISI SOAL EVALUASI
PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS II
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan
cara penggunaannya.
No. Indikator Bentuk
Penilaian
Jenis
Penilaian
Nomor Butir
Soal
Pertemuan I
1.
a. Kognitif
Pertemuan I
1) Menyimpulkan manfaat energi
air.
2) Mengidentifikasi manfaat
energi air.
Pertemuan II
1) Menyimpulkan pengertian
energi panas bumi.
2) Mengidentifikasi manfaat
energi panas bumi.
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Pilihan ganda
Tertulis
Tertulis
Tertulis
Tertulis
3, 4
1, 2, 5
2, 5
1, 3, 4
2.
b. Afektif
8.2.1. Perilaku berkarakter:
disiplin, rasa hormat dan
perhatian, tekun,
tanggung jawab, dan
ketelitian.
8.2.2. Keterampilan sosial:
bertanya, menyumbang
ide/berpendapat, menjadi
pendengar yang baik.
Proses
Ada
3. c. Psikomotorik Mendemonstrasikan jawaban dari
hasil diskusi.
Perbuatan Ada
Page 154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Lampiran 10
SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS II PERTEMUAN I
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Waktu : 15 menit
Petunjuk :
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!
1. Apa manfaat dari energi air? Sebutkan 5 saja!
2. Sebutkan 2 saja manfaat dari kincir air!
3. Apa kepanjangan dari PLTA?
4. Air mengalir dari tempat yang ……….. ke tempat yang lebih ………… .
Lengkapilah kalimat diatas dengan benar!
5. Apa yang dihasilkan generator saat berputar?
Jawab :
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Page 155
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Lampiran 11
KUNCI JAWABAN SIKLUS II PERTEMUAN I
1. - untuk PLTA
- untuk menggerakkan kincir air.
- Untuk irigasi.
- Untuk memompa air.
- Untuk menggerakkan turbin air.
2. - untuk PLTA
- untuk menggerakkan turbin air.
3. Pembangkit Listrik Tenaga Air.
4. Tinggi ke rendah.
5. Energi listrik / listrik.
Keriteria Penilaian
Jumlah benar x 20
5 x 20 = 100
Kategori penilaian:
1. Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.
2. Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang
lengkap.
3. Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang
lengkap.
4. Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.
5. Skor 0 apabila tidak dijawab.
Page 156
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Lampiran 12
SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS II PERTEMUAN II
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Waktu : 15 menit
Petunjuk :
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!
1. Sebutkan 3 manfaat dari energi panas bumi!
2. Apa yang di maksud dengan panas bumi?
3. Apa kepanjangan dari PLTU?
4. Apa manfaat utama dari energi panas bumi?
5. Apa yang dimaksud dengan geyser?
Jawab :
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Page 157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Lampiran 13
KUNCI JAWABAN
SIKLUS II PERTEMUAN II
1) a. untuk PLTU
b. untuk menggerakkan turbin pada generator.
2) Panas bumi adalah panas yang berasal dari panas yang ada pada inti bumi.
3) Pembangkit Listrik Tenaga Uap.
4) Untuk pembangkit tenaga uap.
5) Geyser adalah atuan panas yang terbentuk memanaskan air.
Keriteria Penilaian
Jumlah benar x 20
5 x 20 = 100
Kategori penilaian:
1. Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.
2. Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang
lengkap.
3. Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang
lengkap.
4. Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.
5. Skor 0 apabila tidak dijawab.
Page 158
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
Lampiran 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS III
Sekolah : SD Negeri 3 Karangmojo
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : IV (Empat) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (@ x 35 menit)
Tanggal : 20 April dan 23 April 2012
I. Standar Kompetensi
8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari.
II. Kompetensi Dasar
8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.
III. Indikator
1. Kognitif
1) Menjelaskan manfaat dan macam-macam energi alternatif.
2) Menemukan manfaat energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.
3) Menjelaskan manfaat dan pengertian energi alternatif.
4) Mengidentifikasi manfaat energi alternatif dalam kehidupan sehari-
hari.
2. Afektif
a) Perilaku berkarakter: disiplin, rasa hormat dan perhatian, tekun,
tanggung jawab, dan ketelitian.
3. Psikomotor
8.2.2 Mendemonstrasikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat oleh siswa.
Page 159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
III. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penugasan, siswa dapat menyimpulkan manfaat dan pengertian
energi alternatif dengan baik.
2. Melalui metode penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi
alternatif dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
3. Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.
4. Melalui penugasan, siswa dapat menyimpulkan manfaat dan pengertian
energi alternatif dengan baik.
5. Melalui metode penugasan, siswa dapat menemukan manfaat energi
alternatif dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.
6. Melalui demonstrasi, siswa dapat mempresentasikan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh siswa.
IV. Dampak Pengiring
Setelah pembelajaran selesai, diharapkan siswa dapat menerapkan
energi alternatif dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pembelajaran
1) ENERGI ALTERNATIF
Energi surya yang berasal dari matahari adalah sumber energi paling
berlimpah yang tersedia di planet kita. Industri tenaga surya masih tergantung
pada subsidi dan pemanfaatan energi surya masih memiliki masalah
intermitten (karena matahari tidak bersinar sepanjang hari). Namun mengingat
potensi, pendanaan, dan banyaknya penelitian mengenai energi surya, cukup
realistis untuk mengatakan bahwa suatu saat energi surya akan menjadi
sumber energi utama di dunia.
Energi angin lebih baik dalam hal persaingan harga jika dibandingkan
dengan energi surya, tetapi masih memiliki masalah intermitten sama seperti
energi surya. Banyak negara sudah mulai ekspansi energi angin dalam jumlah
besar (terutama Cina) dan di tahun-tahun mendatang diperkirakan ladang
angin (wind farm) akan berpindah ke lepas pantai karena angin laut lebih kuat
dan lebih sering.
Page 160
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Energi geothermal mengacu pada panas yang tersimpan di inti bumi.
Energi geothermal tidak seperti matahari dan angin, energi ini tersedia 24-7
namun memiliki biaya pengeboran tinggi, yang berarti bahwa pengembangan
energi geothermal menggunakan teknologi saat ini hanya layak di daerah
dekat lempeng tektonik. Ini juga menjadi alasan mengapa hanya ada 24 negara
di dunia yang memanfaatkan energi panas bumi di saat ini.
Ketiga sumber energi alternatif ini memiliki keunggulan besar
dibandingkan bahan bakar fosil tradisional, yaitu karakter mereka yang ramah
lingkungan. Pembakaran bahan bakar fosil merupakan penyumbang utama
perubahan iklim dan polusi udara. Ini berarti dunia perlu mengganti bahan
bakar fosil dengan sumber energi alternatif sesegera mungkin untuk
menghindari skenario dampak perubahan iklim yang mengerikan.
2) ENERGI ALTERNATIF
Energi yang sering kita pakai sehari-hari semakin lama semakin
berkurang atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang tidak terkontrol
sehingga menimbulkan kelangkaan atau bahkan habis sama sekali. Untuk itu
sekarang perlu dipikirkan adanya energi alternative untuk pengganti dari
energi yang biasanya sering dipakai . Dibawah ini adalah berbagai sumber
energi alternatif yang dapat kita manfaatkan, selain akan membantu udara
untuk jadi bersih, penghematan juga akan dapat dilakukan.
Angin. Tenaga kinetik angin sekarang sudah mulai banyak
dipergunakan sebagai pemutar angin dengan menggunakan turbin angin baik
untuk rumah maupun untuk keperluan bisnis. Satu turbin angin dapat berharga
dua setengah milyar rupiah sampai dengan 10 milyar rupiah, tergantung dari
ukurannya. Tapi satu turbin saja dapat menghidupi sampai dengan tiga puluh
rumah, tapi karena angin tidak selalu bertiup, tenaga cadangan harus selalu
tetap tersedia, misalnya dari PLN.
Matahari. Negara kita yang kaya matahari tampaknya sangat cocok
menggunakan sumber daya ini. Coba gunakan atap yang terbuat dari sistem
tenaga surya yang disebut sel fotovoltaik. Harganya memang tidak murah,
untuk atap ukuran standar dapat mencapai 200 juta rupiah. Tapi sistem ini
Page 161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
sangat mengurangi tagihan listrik pemilik rumah, apalagi dengan sistem
tagihan PLN yang ada sekarang.
Biodiesel. Bahan dasar bahan bakar ini dibuat dari tumbuhan seperti
kedelai, kelapa dan sebangsanya, biodiesel adalah bahan bakar non-toxic yang
dapat dicampurkan dengan minyak diesel biasa atau digunakan sebagaimana
adanya untuk mengurangi emisi.
Nuklir. Dengan bahan bakar uranium, logam yang ditemukan di
bebatuan, dan diproses di reaktor nuklir, energi panas yang ada akan
digunakan sebagai bahan untuk memutar turbin yang ada. Sumber energi ini
tidak melepaskan emisi gas rumah kaca dan tidak malah. 20% sumber listrik
di Amerika sudah berbahan bakar nuklir.
Hidrogen. Bagaimana caranya anda menciptakan sumber daya yang
sama sekali tidak mengeluarkan apapun kecuali air bersih? Jawabannya adalah
sel bahan bakar hidrogen. Masalah yang ada sekarang adalah untuk
memisahkan hidrogen dari bentuk komposisinya, misalnya rantai karbon atau
air, berarti menggunakan sumber daya lainnya. Penyimpanan hidrogen juga
tidak mudah, karena kepadatannya sangat rendah, maka sangatlah sulit untuk
menempatkan hidrogen dalam jumlah besar dalam ruangan yang sempit. Oleh
karena itulah, walaupun banyak kendaraan mulai menggunakan hidrogen
sebagai bahan bakarnya, masih sulit didirikan stasiun pengisian hidrogen.
VI. Metode dan Model Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran
1) Ceramah bervariasi
2) Tanya jawab
3) Demostrasi
2. Model Pembelajaran : Cooperative Learning metode Everyone Is A
Teacher Here
Page 162
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
(Pertemuan I)
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
Berkarakter
1.
- Prakegiatan
Salam
Mengkondisikan kelas
Kegiatan Awal
1) Guru memberikan
motivasi-motivasi
kepada siswa.
2) Guru memberikan
apersepsi melalui tanya
jawab tentang sumber
energi angin.
3) Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
kepada siswa.
4) Guru menyampaikan
materi pembelajaran
yang akan di pelajari.
5 menit
10 menit
Ceramah
bervariasi.
Tanya Jawab.
Ceramah.
Religius.
Religius.
Disiplin
Percaya diri.
Ingin tahu.
Ingin Tahu .
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
a) Siswa dengan guru
bertanya jawab
tentang pengertian
40 menit
Tanya jawab.
Ingin tahu dan
keaktifan.
Page 163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
dan manfaat energi
alternatif melalui
media yang telah
disediakan.
b) Siswa diberi sebuah
bacaan oleh guru
tentang materi
energi alternatif
c) Siswa diberi kartu
pertanyaan oleh
guru.
b. Elaborasi
a) Setiap siswa
membaca bacaan
energi alternatif
secara berulang-
ulang.
b) Setiap siswa
membuat sebuah
pertanyaan yang
ditulis dalam kartu
pertanyaan yang
sudah diberikan oleh
guru.
c) Siswa
mengumpulkan kartu
pertanyaan kepada
guru.
d) Siswa menerima
kartu pertanyaan
yang sudah di acak
Ceramah
bervariasi
Pemberian kartu
Pemberian tugas
berupa bacaan
Penugasan
Pengumpulan
kartu
Penerimaan
Kartu Acak
Disiplin dan
ingin tahu.
Perhatian
Ketelitian
Perhatian
Ketelitian dan
tanggung jawab
Jujur, tanggung
jawab
Page 164
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
oleh guru. Dan
memastikan bahwa
tidak ada siswa yang
menerima soal yang
ditulis sendiri.
e) Siswa memikirkan
jawaban dari
pertanyaan yang di
didapat.
f) Siswa secara sukarela
mempresentasikan
jawaban dari
pertanyaan tersebut
dibawah pantauan
guru dan siswa lain
memberi tanggapan.
c. Konfirmasi
a) Guru memberi
penguatan kepada
siswa.
b) Siswa yang paling
aktif akan
mendapatkan
penghargaan dari
guru.
c) Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
bagi yang kurang
jelas.
d) Guru memberi
Penugasan
Demonstrasi
Ceramah
bervariasi
Tanya jawab
Ketekunan
Keaktifan,
tanggung jawab,
toleransi,
keberanian
mengungkapkan
pendapat.
Tanggung jawab
dan kejujuran.
Keaktifan
Page 165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
refleksi kepada siswa
yang kurang aktif.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama guru
mereview dan
menyimpulkan
pembelajaran secara
keseluruhan.
b. Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses hasil
pembelajaran.
c. Guru mengadakan
penilaian.
d. Guru memberikan
tugas rumah kepada
siswa untuk
mempelajari energi
alternatif.
e. Guru menyampaikan
materi untuk
pertemuan
selanjutnya.
20 menit
Tanya jawab
Ceramah
Penugasan
Penugasan
Ceramah
bervariasi
Keberanian
mengungkapkan
pendapat,
keaktifan, dan
percaya diri.
Percaya diri.
Kejujuran dan
percaya diri.
Kejujuran,
percaya diri dan
disiplin.
Disiplin.
Page 166
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
(PERTEMUAN II)
No Kegiatan Waktu Metode Pendidikan
Berkarakter
1.
- Prakegiatan
Salam
Mengkondisikan kelas
Kegiatan Awal
1. Guru memberikan
motivasi-motivasi
kepada siswa.
2. Guru memberikan
apersepsi melalui
tanya jawab tentang
sumber energi
alternatif.
3. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
kepada siswa.
4. Guru menyampaikan
materi pembelajaran
yang akan di pelajari.
5 menit
10 menit
Ceramah
bervariasi.
Tanya Jawab.
Ceramah.
Religius.
Religius.
Disiplin
Percaya diri.
Ingin tahu.
Ingin Tahu .
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
a) Siswa dengan guru
bertanya jawab
tentang pengertian
dan manfaat energi
40 menit
Tanya jawab.
Ingin tahu dan
keaktifan.
Disiplin dan
Page 167
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
alternatif melalui
media yang telah
disediakan.
b) Siswa diberi sebuah
bacaan oleh guru
tentang materi
energi alternatif.
c) Siswa diberi kartu
pertanyaan oleh
guru.
b. Elaborasi
a) Setiap siswa
membaca bacaan
energi angin secara
berulang-ulang.
b) Setiap siswa
membuat sebuah
pertanyaan yang
ditulis dalam kartu
pertanyaan yang
sudah diberikan oleh
guru.
c) Siswa
mengumpulkan
kartu pertanyaan
kepada guru.
d) Siswa menerima
kartu pertanyaan
yang sudah di acak
oleh guru. Dan
memastikan bahwa
Ceramah
bervariasi
Pemberian kartu
Pemberian tugas
berupa bacaan
Penugasan
Pengumpulan
kartu
Penerimaan
Kartu Acak
ingin tahu.
Perhatian
Ketelitian
Perhatian
Ketelitian dan
tanggung jawab
Jujur, tanggung
jawab
Page 168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
tidak ada siswa yang
menerima soal yang
ditulis sendiri.
e) Siswa memikirkan
jawaban dari
pertanyaan yang di
didapat.
f) Siswa secara
sukarela
mempresentasikan
jawaban dari
pertanyaan tersebut
dibawah pantauan
guru dan siswa lain
memberi tanggapan.
c. Konfirmasi
a) Guru memberi
penguatan kepada
siswa.
b) Siswa yang paling
aktif akan
mendapatkan
penghargaan dari
guru.
c) Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya bagi yang
kurang jelas.
d) Guru memberi
refleksi kepada
Penugasan
Demonstrasi
Ceramah
bervariasi
Tanya jawab
Ketekunan
Keaktifan,
tanggung jawab,
toleransi,
keberanian
mengungkapkan
pendapat.
Tanggung jawab
dan kejujuran.
Keaktifan
Page 169
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
siswa yang kurang
aktif.
3. Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru
mereview dan
menyimpulkan
pembelajaran secara
keseluruhan.
2) Guru memberikan
umpan balik terhadap
proses hasil
pembelajaran.
3) Guru mengadakan
penilaian.
4) Guru memberikan
tugas rumah kepada
siswa untuk
mempelajari gaya.
5) Guru menyampaikan
materi untuk
pertemuan
selanjutnya.
20 menit
Tanya jawab
Ceramah
Penugasan
Penugasan
Ceramah
bervariasi
Keberanian
mengungkapkan
pendapat,
keaktifan, dan
percaya diri.
Percaya diri.
Kejujuran dan
percaya diri.
Kejujuran,
percaya diri dan
disiplin.
Disiplin.
Page 170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
VIII. Media dan Sumber Belajar
A. Media Pembelajaran
1) Bacaan energi alternatif
2) Card Quest
B. Sumber Belajar
1) Sulistyanto, Hery. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdiknas.
hal 133-136.
2) Rositawaty, S, dkk. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan. Jakarta:
Depdiknas, hal 138-140.
3) Wahyono, Budi, dkk. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Depdiknas, hal 101-103
4) Tim Bina Karya Guru. 2008. IPA SD. Jakarta: Erlangga, hal 108-113.
5) Silabus IPA kelas IV SD.
VIII. Penilaian
1. Prosedur : tes proses dan tes akhir
2. Teknik : tes
3. Jenis : tertulis
Page 171
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
4. Bentuk : subjektif/ Uraian
5. Alat tes : soal, kunci jawaban, kriteria penilaian, dan LKS.
Karanganyar, April 2012
Guru Kelas
Rohmah Fatmawati
NIP. --
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Kepala Sekolah
SD Negeri 3 Karangmojo
Elkana Margito, S. Pd.
NIP. 19550424 197501 1 002
Page 172
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
Lampiran 15
KISI-KISI SOAL EVALUASI
PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS 1II PERTEMUAN I
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Standar Kompetensi : 8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara
penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar : 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan
cara penggunaannya.
No. Indikator Bentuk
Penilaian
Jenis
Penilaian
Nomor Butir
Soal
Pertemuan I
1.
1) Kognitif
Pertemuan I
1) Menyimpulkan manfaat dan
pengertian energi alternatif.
2) Menemukan manfaat energi
matahari dalam kehidupan
sehari-hari.
Pertemuan II
3) Menyimpulkan manfaat dan
pengertian energi alternatif.
4) Menemukan manfaat energi
matahari dalam kehidupan
sehari-hari.
Isian
Isian
Uraian
Uraian
Tertulis
Tertulis
Tertulis
Tertulis
1, 2, 3, 5
4, 6, 7, 8, 9, 10
1, 2
3, 4, 5
2.
- Afektif
8.2.5 Perilaku berkarakter: disiplin,
rasa hormat dan perhatian, tekun,
tanggung jawab, dan ketelitian.
8.2.6 Keterampilan sosial: bertanya,
menyumbang ide/berpendapat,
menjadi pendengar yang baik,
dan bekerja sama.
Proses
Ada
3. c. Psikomotorik Mendemonstrasikan jawaban dari
hasil diskusi.
Perbuatan
Ada
Page 173
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Lampiran 16
SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS 1II PERTEMUAN I
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Waktu : 15 menit
Petunjuk :
Isilah teka - teki silang berikut dengan tapat dan benar!
1. 5. 6.
7. 4. 9.
8. 10.
2.
3.
Page 174
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
Pertanyaan:
Mendatar:
1. Uap air yang memancar ke permukaan bumi.
2. Alat yang digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi energi listrik.
3. Alat yang menghasilkan listrik dari tenaga angin.
4. Salah satu sumber energi yang memiliki kekuatan besar.
Menurun:
5. Energi pengganti yang dapat menggantikan peranan minyak bumi.
6. Nama lain dari energi matahari.
7. Digunakan untuk memompa air guna mengeringkan tanah.
8. Singkatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air.
9. Nama lain dari panas bumi.
10. Energi terbesar di bumi.
Page 175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
Lampiran 17
KUNCI JAWABAN
SIKLUS III PERTEMUAN I
1. Geyser.
2. Sel surya.
3. Aerogenerator.
4. Angin.
5. Energi alternatif.
6. Surya.
7. Kincir angin.
8. PLTA.
9. Geothermal.
10. Matahari.
Kriteria penilaian:
Skor Nilai = jumlah benar x 10 = 100
Page 176
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
Lampiran 18
SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS III PERTEMUAN II
Kelas/ Semester : IV/ II (dua)
Mata Pelajaran : IPA
Waktu : 15 menit
Petunjuk :
Kerjakan soal dibawah ini dengan benar!
1. Apa manfaat sari energi matahari? Sebutkan 3 saja!
2. Sebutkan 2 saja manfaat dari kincir angin!
3. Sebutkan 3 manfaat dari energi air!
4. Apa yang dimaksud dengan energi alternatif?
5. Apa nama lain dari energi panas bumi?
Jawab :
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………..
Page 177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
Lampiran 19
KUNCI JAWABAN
SIKLUS III PERTEMUAN II
1. a. Untuk mengeringkan padi hasil panen.
b. Untuk membuat garam di sekitar pantai.
c. Untuk menjemur pakaian.
2. untuk PLT Angin dan untuk menggerakkan turbin.
3. untuk PLTA, untuk memompa air, dan untuk olahraga.
4. energi alternatif adalah energi pengganti dari minyak bumi.
5. geothermal.
Keriteria Penilaian
Jumlah benar x 20
5 x 20 = 100
Kategori penilaian:
1) Skor 20 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat dan lengkap.
2) Skor 15 apabila siswa mampu menjawab dengan tepat tapi kurang
lengkap.
3) Skor 10 apabila siswa mampu menjawab kurang tepat dan kurang lengkap.
4) Skor 5 apabila menjawab tetapi salah.
5) Skor 0 apabila tidak dijawab.
Page 178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
Lampiran 20
LEMBAR KERJA SISWA
(LKS)
PETUNJUK!
1. Bacalah bacaan yang telah disediakan secara berulang-ulang.
2. Kemudian tulislah sebuah pertanyaan ke dalam kartu indeks yang telah
disiapkan.
3. Kumpulkan kartu indeks tersebut kepada guru.
Page 179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Lampiran 21
BENTUK CARD QUEST
Contoh pertanyaan:
CARD QUEST
Apa kepanjangan dari PLTA?
Kepanjangan dari PLTA adalah
Pembangkit Listri Tenaga Air.
Page 180
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
Lampiran 22
BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN I
OPTIMASI ENERGI MATAHARI
Makhluk hidup di seluruh dunia melakukan
berbagai aktivitas setiap harinya, mulai dari makan, minum,
bekerja, tidur dan masih banyak yang lainnya . Semua
aktivitas tersebut membutuhkan banyak sekali penunjang
dan yang terpenting adalah energi.
Sumber energi masa depan sudah ada sejak jaman
dahulu, tetapi belum begitu serius untuk pengembangannya secara luas. Sumber
energi matahari sebagai pusat edar alam semesta yang telah mengandung sumber
energi begitu berlimpah. Pemanfaatan sumber energi matahari memiliki prospek
yang sangat sangat baik untuk masa depan, tinggal bagaimana mengembangkan
sistem dan teknologi yang mumpuni .
Sekarang adalah saatnya pemerintah untuk lebih serius mengembangkan
sumber energi matahari (energi surya). Hal tersebut mengingat letak geografis
Indonesia yang begitu strategis di garis khatulistiwa, dengan penyinaran matahari
hampir 12 jam per hari.
Terdapat banyak alasan mengapa energi matahari sangat potensial dan
cocok untuk masa depan. Energi matahari sangat melimpah jumlahnya, yaitu
sekitar 1.300 Watt per m2, dan yang sampai ke permukaan bumi pada siang hari
dengan cuaca cerah rata-rata 1.000 Watt per m2. Menurut Dr. Masno Ginting yang
telah dikukuhkan sebagai Ahli Peneliti Utama (APU) oleh Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI), bahwa energi yang tersimpan pada cahaya
matahari tidak memerlukan proses panjang untuk dapat dimanfaatkan .
Salah satu teknologi untuk pemanfaatan energi matahari berupa sel surya
(solar cell). Belakangan menjadi lebih rumit, karena memikirkan sisi efisiensi
kinerja sel surya dan untuk penggunaan secara luas membutuhkan sisitem inverter
dan juga batere untuk penyimpanan .
Page 181
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
Pengembangan teknologi sel surya secara intensif, merupakan langkah
yang strategis untuk optimasi pemanfaatan energi matahari. Dengan
keberadaannya di daerah tropis dan tingkat konsumsi energi yang sangat tinggi,
maka Indonesia diharapkan menjadi negara terdepan dalam alih sumber energi,
dari energi fosil (minyak dan gas bumi) yang tidak terbarukan, menjadi energi
matahari yang berkelimpahan.
Page 182
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
Lampiran 23
BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I PERTEMUAN II
PEMANFAATAN ENERGI ANGIN
Pembangkit Listrik Tenaga Angin adalah alat
yang dapat merubah energi angin menjadi energi listrik
dengan memanfaatkan perputaran blade/baling-baling
kincir angin sehingga menggerakkan generator yang ada
di dalamnya. Energi listrik yang di hasilkan tersebut tidak
langsung di manfaatkan atau didistribusikan ke rumah
penduduk tetapi terlebih dahulu di simpan di dalam
baterai.
Pemanfaatan energi angin ini belum optimal, terbukti dengan jumlah PLT
Angin yang telah beroperasi di Indonesia baru sebanyak 5 Unit dengan kapasitas
80 kilo watt dan pada tahun 2007 bertambah lagi sebanyak 7 unit yang beroperasi
di pulau Selayar 3 unit, Sulawesi Utara dua unit, Nusa Penida, Bali dan Bangka
Belitung dengan kapasitas yang sama. Sehingga diperlukan exspansi kedaerah-
daerah yang belum mendapatkan listrik PLN, sehingga di harapkan kebutuhan
listrik masyarakat terpencil dapat tercukupi.
Pemanfaatan energi angin merupakan pemanfaatan energi terbarukan yang
paling berkembang saat ini. Berdasarkan data dari WWEA (World Wind Energy
Association), sampai dengan tahun 2007 perkiraan energi listrik yang dihasilkan
oleh turbin angin mencapai 93.85 GigaWatts, menghasilkan lebih dari 1% dari
total kelistrikan secara global. Amerika, Spanyol dan China merupakan negara
terdepan dalam pemanfaatan energi angin. Diharapkan pada tahun 2010 total
kapasitas pembangkit listrik tenaga angin secara glogal mencapai GigaWatt.
Di Dunia ada ribuan turbin angin yang beroperasi, dengan kapasitas total
58.982 MW yang 69% berada di Eropa (2005). Dia merupakan cara alternatif
Page 183
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
penghasilan listrik yang paling tumbuh cepat dan menyediakan tambahan yang
berharga bagi stasiun tenaga berskala besar yang berbeban besar. Penghasilan
kapasitas listrik diproduksi-angin berlipat empat antara 1999 dan 2005. 90% dari
instalasi tenaga angin berada di AS dan Eropa. Pada 2010, Asosiasi Tenaga Angin
Dunia mengharapkan 120.000 MW akan terpasang di dunia. Jerman, Spanyol,
Amerika Serikat, India dan Denmark telah membuat invesatasi terbesar dalam
penghasilan listrik dari angin. Denmark terkenal dalam pemroduksian dan
penggunaan turbin angin, dengan sebuah komitmen yang dibuat pada 1970-an
untuk menghasilkan setengah dari tenaga negara tersebut dengan angin. Denmark
dan Jerman merupakan eksportir terbesar dari turbin besar. Semoga Indonesia
dapat belajar dari negara-negara yang lebih dahulu berhasil dalam progam
pemanfaatan energi angin menjadi energi listrik supaya ketergantungan terhadap
bahan bakar fosil dapat dikurangi.
Page 184
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
Lampiran 24
BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN I
Energi Air yang Terlupakan
Sulit melupakan pertanyaan Profesor Otto
Soemarwoto dalam buku Ekologi, Lingkungan Hidup dan
Pembangunan (1991) bahwa ”perkembangan pemanfaatan
energi di Eropa yang telah dimulai sangat awal,
menimbulkan pertanyaan mengapa di Indonesia tidak terjadi perkembangan
serupa. Curah hujan di Indonesia sangat tinggi dan topografinya bergunung,
sehingga potensi energi air sangatlah besar.”
Yakinkah kompasianer, Negara Mesir hanya mengandalkan Bendungan
Aswan dari Sungai Nil untuk menghasilkan energi listrik sebesar 2100 megawatt.
Listrik yang dihasilkan bendungan ini mampu menyediakan penerangan dan
energi untuk warga mesir selama 24 jam per hari. Energi listrik dari Bendungan
Aswan juga digunakan untuk memompa air ke beberapa wilayah padang pasir di
negara itu.
Seorang pengusaha penggilingan padi di era itu, almarhum Aman Kuba
pemilik Kilang Padi Pendere Kabupaten Aceh Tengah, membangun sebuah kincir
menggunakan air Sungai Peusangan untuk penggilingan padi, sekaligus
menghasilkan energi listrik. Saat orang-orang masih menggunakan lampu teplok
(lampu minyak tanah dari botol), kilang penggilingan padi itu sudah terang
benderang oleh energi listrik.
Paling kurang, energi listrik yang dihasilkan masyarakat cukup untuk
sumber penerangan di rumah mereka. Sangat luar biasa energi listrik yang
dihasilkan jika sungai atau sumber air itu digunakan untuk menggerakkan turbin
atau dinamo. Soalnya, air di negara kita terus mengalir sepanjang masa, kalaupun
belum mampu membangun bendungan, paling kurang mengajarkan masyarakat
membangun sendiri kincir air penggerak dinamo.
Page 185
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Lampiran 25
BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II PERTEMUAN II
INDONESIA JADI PENGGUNA PANAS BUMI TERBESAR DUNIA
Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Indonesia akan menjadi pengguna
terbesar energi panas bumi atau geothermal di dunia, kata Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono saat membuka kongres ke-4 geothermal dunia di Nusa Dua
Bali.
Presiden mengatakan,saat ini Indonesia masih menduduki posisi ketiga
pengguna energi panas bumi setelah Amerika Serikat sebesar 4.000 MW dan
Filipina 2.000 MW.
Berbagai proyek telah dilakukan menuju target itu, termasuk empat proyek
yang telah ditandatangani Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT Pertamina
Geothermal Energy yang didanai Bank Dunia untuk pembangunan proyek di Jawa
Tengah, Sumatera Utara dan Lampung Barat.
"Untuk pengembangan investasi di bidang geothermal, pendanaannya
sebesar 50 persen akan melalui BUMN dan sisanya bekerjasama dengan pihak
swasta seperti yang sudah berlangsung sebelumnya dari Chevron, Star Energy dan
Medco," katanya.
Presiden mengingatkan pemerintah daerah yang menjadi pemilik sumber
daya geothermal agar bertanggungjawab dalam pengembangan dan pengelolaan
serta pengawasan sumber daya ini.
"Saya mengingatkan bahwa masih banyak kesenjangan keahlian untuk
mempercepat program ini. Harapan saya, upaya untuk mendayagunakan potensi
energi Geothermal ini akan sukses, tidak hanya di Indonesia namun juga di
dunia," katanya.
Kongres ke-4 Geothermal Internasional yang diikuti wakil dari 80 negara
itu juga dihadiri Presiden Islandia Olafur Ragnar Grimsson, Presiden asosiasi
Geothermal Internasional Ladislaus Rybach dan sejumlah pihak yang
berkepentingan terhadap pengembangan energi panas bumi.
Page 186
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
Lampiran 26
BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS III PERTEMUAN I
Menuai Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Kebun
Tidak dapat dipungkiri bahwa hingga
saat ini, bahan bakar fosil merupakan bahan bakar
yang paling luas dan paling sering digunakan oleh
seluruh manusia di dunia ini. Penggunaan jenis bahan
bakar ini semakin lama semakin tinggi, seiring
dengan meningkatnya aktivitas dan jumlah penduduk
bumi ini.
Beberapa solusi pun mulai ditawarkan oleh para ilmuwan. Salah satu yang
paling efektif dan ramai diperbincangkan adalah penggunaan bahan bakar
alternatif. Bahan bakar alternatif yang ramai diteliti para ilmuwan saat ini
biasanya berasal dari sumber yang terbarukan atau tidak dapat habis seperti
cahaya matahari, air, angin, panas bumi, dan biomassa. Hingga saat ini umumnya
penelitian mengenai pemanfaatan terhadap sumber energi terbarukan tersebut
cukup banyak, namun belum seluruhnya efektif dan efisien.
Suatu terobosan ilmiah terbaru berhasil ditemukan sebuah tim riset yang
terdiri atas para insinyur teknik kimia dari University of Massachusetts Amherst
berhasil mengembangkan suatu mesin yang dapat memproduksi berbagai macam
senyawa hidrokarbon dengan bahan baku minyak pirolisis sampah kebun atau
sejenisnya.
Ya, sampah kebun seperti kayu, ranting, cabang, kulit pohon, rumput-
rumput, dedaunan, dan bagian tumbuhan lainnya merupakan sumber alami
biomassa yang mengandung banyak selulosa dan minyak bio. Suatu proses
pirolisis terhadap biomassa seperti ini dapat mengekstrak minyak bio yang
terkandung di dalamnya untuk selanjutnya dapat diolah kembali menjadi berbagai
senyawa hidrokarbon. Pirolisis merupakan dekomposisi termal bahan-bahan
Page 187
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
organik tanpa keberadaan oksigen, sehingga bahan organik yang terkandung di
dalamnya tidak teroksidasi.
Hasil penelitian ini tentu dapat memberi nilai tambah terhadap sampah-
sampah organik yang ada di kebun pekarangan rumah kita ataupun di lingkungan
lain yang serupa. Selain dapat diubah menjadi pupuk kompos, sampah tersebut
juga dapat menghasilkan berbagai senyawa kimia yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku produk kimia maupun sumber energi alternatif.
Page 188
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
Lampiran 27
BAHAN BACAAN LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS III PERTEMUAN II
Pusat Teknologi AZTI-Tecnalia yang berspesialisasi pada riset makanan
telah membuka sebuah pabrik biogas yang mengambil bahan baku dari subproduk
industri makanan. Pabrik tersebut menggunakan senyawa-senyawa organik di
dalam limbah makanan agrikultur untuk menghasilkan energi alternatif. Hal ini
turut menjadi solusi bagi AZTI-Tecnalia untuk mengurangi kadar polusi yang
disebabkan limbah organik.
Pabrik biogas tersebut terletak di kompleks AZTI-Tecnalia, Derio, dan
konsep produksinya adalah menghasilkan biogas kaya metana dari metabolisme
anaerob materi organik di dalam subproduk makanan. Metabolisme anaerob
adalah proses biologis yang menguraikan materi organik sehingga dihasilkan
biogas, serta lumpur halus yang dapat digunakan sebagai suplemen bagi pertanian.
Kompenen utama penyusun biogas antara lain karbon dioksida dan metana
bernilai kalori tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik
atau termal (panas), serta sebagai bahan bakar kendaraan.
Dengan teknik yang serupa, pada tahun 2010, perusahaan tersebut
berencana untuk menghasilkan sumber energi yang mulai naik daun belakangan
ini, yaitu hidrogen. Mereka berharap kelak metana dan hidrogen dapat diperoleh
dari kombinasi proses fermentasi yang sama.
Para pakar di AZTI-Tecnalia terus meneliti kemungkinan untuk
menghasilkan berbagai manfaat lain dari subproduk makanan agrikultur, dalam
bentuk aslinya maupun dalam bentuk kombinasi dengan campuran dari sumber
lain, seperti lumpur dari pabrik pemurnian atau limbah makanan rumah tangga.
Campuran lainnya bisa bersumber dari makanan hewan ternak (purin), bersama
dengan sisa buah-buahan dan sayur-sayuran dari pasar atau supermarket, susu, air
dadih, sisa potongan-potongan ikan, limbah akuakultur, dan lain-lain.
Manfaat yang diperoleh dari pabrik biogas ini sangat besar bagi AZTI-
Tecnalia. Mereka mampu mengurangi tingkat polusi yang disebabkan limbah
organik. Kini, limbah yang mereka buang ke lingkungan jauh lebih aman, baik
Page 189
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
dari segi komposisi maupun bau sehingga emisi gas rumah kaca dapat dikurangi.
Seiring dengan hal tersebut, perusahaan ini juga dapat mengurangi ketergantungan
mereka akan sumber energi komersil, dan mulai menggunakan energi yang
berhasil mereka produksi dari bahan-bahan yang telah ada.
Saat ini, pabrik biogas mereka telah menjadi pelengkap bagi pabrik utama
perusahaan yang memproduksi makanan agrikultur tersebut. Percobaan dan
evaluasi subproduk lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan baku energi dan
produk makanan alternatif terus dilaksanakan. Seiring dengan hal ini, juga
dilakukan analisis mengenai biaya dan dampak lingkungan, sekaligus mencari
solusi bagi terbentuknya proses yang lebih berkualitas dan optimal.
Page 190
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Lampiran 28
Daftar Nilai Kognitif Pemahaman Konsep Energi Alternatif Kelas IV
Pra Siklus
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 dan siswa mendapat nilai 65
No. Nama Siswa Nilai Ket.
1 Ribut S. 20 Tidak Tuntas
2 Triyono 50 Tidak Tuntas
3 Abdul R. 60 Tidak Tuntas
4 Siti A. 40 Tidak Tuntas
5 Aftah M. 35 Tidak Tuntas
6 Bintang R.S. 50 Tidak Tuntas
7 Damar B.A.P. 75 Tuntas
8 Diah A.S. 60 Tidak Tuntas
9 Danang A.S. 65 Tidak Tuntas
10 Eryka A.H. 45 Tidak Tuntas
11 Eko B.S. 30 Tidak Tuntas
12 Husen A.S. 40 Tidak Tuntas
13 Muh. Aldy F. 55 Tidak Tuntas
14 Muh. Al Arthur N. 70 Tuntas
15 Muh. Riviyan S. 75 Tuntas
16 Risa T.W. 60 Tidak Tuntas
17 Tegar A.F. 45 Tidak Tuntas
18 Tino A. 50 Tidak Tuntas
19 Vina A.F.N. 75 Tuntas
20 Ratri D.A. 50 Tidak Tuntas
21 Fizkri S.D. 55 Tidak Tuntas
22 Candra H. 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1165
Rata-Rata 52,95
Keterangan :
Siswa yang tidak tuntas = 18 anak
Siswa yang tuntas = 4 anak
Page 191
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
Lampiran 29
Daftar Nilai Kognitif Pemahaman Konsep Energi Alternatif Kelas IV
Siklus I
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 dan siswa mendapat nilai 70
No. Nama Siswa
Siklus I Rata-
Rata Ket. Pertemuan
I
Pertemuan
II
1 Ribut S. 25 25 25 Tidak Tuntas
2 Triyono 85 65 75 Tuntas
3 Abdul R. 55 90 73 Tuntas
4 Siti A. 65 75 70 Tuntas
5 Aftah M. 70 85 78 Tuntas
6 Bintang R.S. 65 75 70 Tuntas
7 Damar B.A.P. 85 90 88 Tuntas
8 Diah A.S. 75 80 78 Tuntas
9 Danang A.S. 80 85 83 Tuntas
10 Eryka A.H. 60 80 70 Tuntas
11 Eko B.S. 60 90 75 Tuntas
12 Husen A.S. 80 80 80 Tuntas
13 Muh. Aldy F. 100 85 93 Tuntas
14 Muh. Al Arthur N. 70 95 83 Tuntas
15 Muh. Riviyan S. 75 90 83 Tuntas
16 Risa T.W. 50 75 63 Tidak Tuntas
17 Tegar A.F. 85 70 78 Tuntas
18 Tino A. 55 80 68 Tidak Tuntas
19 Vina A.F.N. 90 75 83 Tuntas
20 Ratri D.A. 75 80 78 Tuntas
21 Fizkri S.D. 60 70 65 Tidak Tuntas
22 Candra H. 50 80 65 Tidak Tuntas
Jumlah 1515 1720 1624
Rata-Rata 68.86 78.18 73, 81
Keterangan :
Siswa yang tidak tuntas = 5 anak
Siswa yang tuntas = 17 anak
Page 192
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
Lampiran 30
Daftar Nilai Kognitif Pemahaman Konsep Energi Alternatif Kelas IV
Siklus II
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 dan siswa mendapat nilai 75
No. Nama Siswa
Siklus II Rata-
Rata Ket. Pertemuan
I
Pertemuan
II
1 Ribut S. 30 20 25 Tidak Tuntas
2 Triyono 75 70 73 Tidak Tuntas
3 Abdul R. 95 90 93 Tuntas
4 Siti A. 90 90 90 Tuntas
5 Aftah M. 100 95 98 Tuntas
6 Bintang R.S. 100 80 90 Tuntas
7 Damar B.A.P. 100 90 95 Tuntas
8 Diah A.S. 100 90 95 Tuntas
9 Danang A.S. 70 75 73 Tidak Tuntas
10 Eryka A.H. 95 90 93 Tuntas
11 Eko B.S. 85 85 85 Tuntas
12 Husen A.S. 100 95 98 Tuntas
13 Muh. Aldy F. 100 80 90 Tuntas
14 Muh. Al Arthur N. 90 95 93 Tuntas
15 Muh. Riviyan S. 100 90 95 Tuntas
16 Risa T.W. 100 85 93 Tuntas
17 Tegar A.F. 90 80 85 Tuntas
18 Tino A. 75 75 75 Tuntas
19 Vina A.F.N. 95 80 89 Tuntas
20 Ratri D.A. 90 70 80 Tuntas
21 Fizkri S.D. 100 70 85 Tuntas
22 Candra H. 80 65 73 Tidak Tuntas
Jumlah 1960 1760 1866
Rata-Rata 89, 09 80 84,81
Keterangan :
Siswa yang tidak tuntas = 4 anak
Siswa yang tuntas = 18 anak
Page 193
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
Lampiran 31
Daftar Nilai Kognitif Pemahaman Konsep Energi Alternatif Kelas IV
Siklus III
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) = 65 dan siswa mendapat nilai 80
No. Nama Siswa
Siklus III Rata-
Rata Ket. Pertemuan
I
Pertemuan
II
1 Ribut S. 20 25 23 Tidak Tuntas
2 Triyono 90 95 93 Tuntas
3 Abdul R. 95 90 93 Tuntas
4 Siti A. 80 85 83 Tuntas
5 Aftah M. 80 90 85 Tuntas
6 Bintang R.S. 80 95 88 Tuntas
7 Damar B.A.P. 100 100 100 Tuntas
8 Diah A.S. 90 95 93 Tuntas
9 Danang A.S. 70 80 75 Tidak Tuntas
10 Eryka A.H. 80 90 88 Tuntas
11 Eko B.S. 80 95 85 Tuntas
12 Husen A.S. 95 90 93 Tuntas
13 Muh. Aldy F. 80 95 90 Tuntas
14 Muh. Al Arthur N. 80 90 83 Tuntas
15 Muh. Riviyan S. 80 85 83 Tuntas
16 Risa T.W. 85 75 80 Tuntas
17 Tegar A.F. 90 95 93 Tuntas
18 Tino A. 95 85 90 Tuntas
19 Vina A.F.N. 100 100 100 Tuntas
20 Ratri D.A. 85 90 88 Tuntas
21 Fizkri S.D. 75 85 80 Tuntas
22 Candra H. 80 95 88 Tuntas
Jumlah 1810 1925 1874
Rata-Rata 82,27 87.5 85,18
Keterangan :
Siswa yang tidak tuntas = 2 anak
Siswa yang tuntas = 20 anak
Lampiran 32
Page 194
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
LEMBAR WAWANCARA DENGAN GURU SEBELUM
MENGGUNAKAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
(PRA-SIKLUS)
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran IPA
Energi Alternatif sebelum menggunakan metode Everyone
Is A Teacher Here.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Guru kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo
Nama Guru : Rohmah Fatmawati, S.Pd.
Waktu Wawancara : Jam 09.00
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban 1. Apakah pembelajaran IPA khususnya
materi Energi Alternatif selama ini
sudah menggunakan metode
pembelajaran yang melibatkan siswa
untuk aktif?
Belum. Selama ini saya masih menggunakan
metode ceramah, memberikan contoh
kemudian saya memberikan tugas untuk
latihan soal. Karena menurut saya sulit
menerapkan metode-metode baru ke dalam
pembelajaran. 2. Bagaimana aktivitas siswa dalam
pembelajaran pembelajaran IPA
khususnya materi Energi Alternatif
yang anda terapkan selama ini?
Aktivitas siswa sering menyimpang, misalnya:
ramai sendiri, bermain sendiri, ngobrol dengan
teman, melamun, bahkan ada yang diam tetapi
tidak memperhatikan.
3. Bagaimanakah nilai hasil belajar
pemahaman konsep yang diperoleh
siswa dengan pembelajaran yang
anda terapkan?
Kalau menurut saya nilai IPA khususnya
materi Energi Alternatif untuk Standar
Kompetensi membaca masih rendah.
Sebenarnya mata pelajaran kelihatannya
mudah tapi ya sulit. Apalagi pemahaman
konsep anak juga sangat kurang. 4. Faktor apa saja yang mempengaruhi
tinggi/ rendahnya nilai hasil belajar
pemahaman konsep siswa?
Siswa tidak memperhatikan materi pelajaran,
siswa kurang antusias mengikuti
pembelajaran, kurang konsentrasi, dan
menganggap matari IPA itu mudah.
Karanganyar, 15 Februari 2012
Pewawancara
Choiriyah Dewi Nurwati
K7108107
Page 195
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
Lampiran 33
LEMBAR WAWANCARA GURU SETELAH MENGGUNAKAN
METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai kondisi pembelajaran
pembelajaran IPA Energi Alternatif sebelum menggunakan
metode Everyone Is A Teacher Here.
Bentuk : Wawancara bebas
Responden : Guru kelas IV SD Negeri 3 Karangmojo
Nama Guru : Rohmah Fatmawati, S. Pd.
Waktu : Jam 10.00
No Pertanyaan Ringkasan Jawaban
1. Bagaimanakah pendapat Anda, proses
pelaksanaan pembelajaran IPA khususnya
materi Energi Alternatif setelah menggunakan
metode pembelajaran Everyone Is A Teacher
Here. ?
Siswa menjadi lebih aktif dalam
bertanya dan mengemukakan
pendapat.
2. Menurut Anda, apakah pembelajaran IPA
khususnya materi Energi Alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher
Here. dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa kelas IV SD Negeri 3
Karangmojo?
Iya, karena dengan membuat
pertanyaan siswa menjadi aktif dlam
mengemukakan pendapat.
3. Adakah kendala-kendala dalam pelaksanaan
pembelajaran IPA khususnya materi Energi
Alternatif dengan menggunakan metode
pembelajaran Everyone Is A Teacher Here?
Ada, yaitu menyulitkan siswa yang
blum bisa membaca tidak bisa
mengikuti pembelajaran yang
berlangsung.
4. Bagaimanakah nilai pemahaman konsep
siswa setelah diterapkan pembelajaran
menggunakan metode Everyone Is A Teacher
Here?
Nilai pemahaman konsep energi
alternatif dapat meningkat, meskipun
sedikit demi sedikit.
5. Bagaimanakah keaktifan siswa dalam
pembelajaran setelah menggunakan metode
pembelajaran Everyone Is A Teacher Here?
Siswa jauh lebih aktif dari hari-hari
biasa, karena metode Everyone Is A
Teacher Here ini memang di ajarkan
untuk menjadikan siswa aktif.
Karanganyar, 17 April 2012
Pewawancara
Choiriyah Dewi Nurwati
K7108107
Page 196
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
Lampiran 34
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF (PRA-SIKLUS)
Petunjuk pengisian:
A. Amatilah dengan seksama semua aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari
awal sampai akhir pelajaran.
B. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan skor
Sangat Baik=4, Baik=3, Cukup=2, dan Kurang=1
No Uraian Tindakan Skor
4 3 2 1
1 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran.
√
2 Keantusiasan dan keseriusan siswa untuk mengikuti
pelajaran.
√
3 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang diberikan
oleh guru.
√
4 Keterliban/ keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. √
5 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan guru
dengan benar.
√
6 Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban dengan
bahasa yang benar.
√
7 Siswa mencatat kesimpulan dan materi yang disampaikan. √
8 Keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran. √
9 Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-siswa, dan
siswa-media yang digunakan.
√
10 Siswa mematuhi perintah dari guru. √
11 Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya merasa
kurang jelas.
√
12 Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang diberikan
oleh guru
√
13 Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang diberikan oleh
guru
√
Jumlah 30
Rata-rata = Jumlah skor
13 2,31
Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran energi
alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian ditentukan
dalam kategori sebagai berikut:
Page 197
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
180
Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang
1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik
Observer
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Karanganyar, 13 Februari 2012
Guru Kelas
Rohmah Fatmawati, S. Pd.
NIP--
Page 198
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
181
Lampiran 35
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN
METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE SIKLUS I
Petunjuk pengisian:
A. Amatilah dengan seksama semua aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari
awal sampai akhir pelajaran.
B. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan skor
Sangat Baik=4, Baik=3, Cukup=2, dan Kurang=1
No Uraian Tindakan
Skor
Siklus I Hasil Rata-
Rata Siklus I Pertemuan I Pertemuan II
4 3 2 1 4 3 2 1
1 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran. √ √ 3
2 Keantusiasan dan keseriusan siswa untuk
mengikuti pelajaran. √ √ 2,5
3 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang
diberikan oleh guru. √ √ 2,5
4 Keterliban/ keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran √ √ 2,5
5 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan guru dengan benar. √ √ 2,5
6 Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban
dengan bahasa yang benar. √ √ 3
7 Siswa mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan. √ √ 2,5
8 Keterlibatan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran. √ √ 3
9 Adanya interaksi positif antara siswa-guru, siswa-
siswa, dan siswa-media yang digunakan. √ √ 3
10 Siswa mematuhi perintah dari guru. √ √ 3,5
11 Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya
merasa kurang jelas. √ √ 2,5
12 Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang
diberikan oleh guru √ √ 3,5
13 Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang
diberikan oleh guru √ √ 3,5
Jumlah 32 43 37,5
Rata-rata = Jumlah skor
13 2,46 3,30 2,88
Page 199
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
182
Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran energi
alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian ditentukan
dalam kategori sebagai berikut:
Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang
1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik
Observer
Rohmah Fatmawati, S.Pd
NIP.
Karanganyar, April 2012
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Page 200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
183
Lampiran 36
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN
METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
Petunjuk pengisian:
1. Amatilah dengan seksama semua aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari
awal sampai akhir pelajaran.
2. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan skor
Sangat Baik=4, Baik=3, Cukup=2, dan Kurang=1
No Uraian Tindakan
Skor
Siklus II Hasil
Rata-Rata
Siklus II Pertemuan I Pertemuan II
4 3 2 1 4 3 2 1
1 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran. √ √ 3,5
2 Keantusiasan dan keseriusan siswa untuk
mengikuti pelajaran. √ √ 3,5
3 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang
diberikan oleh guru. √ √ 3,5
4 Keterliban/ keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran √ √ 4
5 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan guru dengan benar. √ √ 3,5
6 Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban
dengan bahasa yang benar. √ √ 3,5
7 Siswa mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan. √ √ 2,5
8 Keterlibatan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran. √ √ 3
9 Adanya interaksi positif antara siswa-guru,
siswa-siswa, dan siswa-media yang digunakan. √ √ 3
10 Siswa mematuhi perintah dari guru. √ √ 3
11 Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya
merasa kurang jelas. √ √ 3,5
12 Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes yang
diberikan oleh guru √ √ 4
13 Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang
diberikan oleh guru √ √ 4
Jumlah 44 45 44,5
Rata-rata = Jumlah skor
13 3,38 3,46 3,42
Page 201
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
184
Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran energi
alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian ditentukan
dalam kategori sebagai berikut:
Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang
1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik
Observer
Rohmah Fatmawati, S.Pd
NIP.
Karanganyar, April 2012
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Page 202
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
185
Lampiran 37
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN
METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
Petunjuk pengisian:
a. Amatilah dengan seksama semua aktivitas siswa dalam pembelajaran, dari
awal sampai akhir pelajaran.
b. Berilah tanda centang (√) pada kolom yang tersedia dengan ketentuan skor
Sangat Baik=4, Baik=3, Cukup=2, dan Kurang=1
No Uraian Tindakan
Skor
Siklus III Hasil
Rata-Rata
Siklus III Pertemuan I Pertemuan II
4 3 2 1 4 3 2 1
1 Perhatian siswa saat guru memberi penjelasan/
menyampaikan materi pelajaran. √ √ 3,5
2 Keantusiasan dan keseriusan siswa untuk
mengikuti pelajaran. √ √ 3,5
3 Respon siswa terhadap pertanyaan/ tugas yang
diberikan oleh guru. √ √ 3,5
4 Keterliban/ keaktifan siswa dalam kegiatan
pembelajaran √ √ 3,5
5 Siswa mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan guru dengan benar. √ √ 4
6 Siswa mau mengemukakan pendapat/ jawaban
dengan bahasa yang benar. √ √ 3,5
7 Siswa mencatat kesimpulan dan materi yang
disampaikan. √ √ 3,5
8 Keterlibatan siswa dalam penggunaan media
pembelajaran. √ √ 3,5
9 Adanya interaksi positif antara siswa-guru,
siswa-siswa, dan siswa-media yang digunakan. √ √ 4
10 Siswa mematuhi perintah dari guru. √ √ 4
11 Keberanian siswa untuk bertanya jika dirinya
merasa kurang jelas. √ √ 3,5
12 Tanggung jawab siswa terhadap tugas/ tes
yang diberikan oleh guru √ √ 3,5
13 Kejujuran siswa saat mengerjakan tes yang
diberikan oleh guru √ √ 3,5
Jumlah 45 49 47
Rata-rata = Jumlah skor
13 3,46 3,76 3,61
Page 203
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
186
Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran energi
alternatif menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian ditentukan
dalam kategori sebagai berikut:
Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang
1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik
Observer
Rohmah Fatmawati, S.Pd
NIP.
Karanganyar, April 2012
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Page 204
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
187
Lampiran 38
LEMBAR OBSERVASI
KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF
(PRA SIKLUS)
No Aspek yang diamati Skor
4 3 2 1
1 Memulai kegiatan pembelajaran. √
2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan,
siswa, situasi dan lingkungan.
√
3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis.
√
4 Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara individual,
kelompok atau klasikal.
√
5 Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan, siswa, situasi dan lingkungan.
√
6 Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan
isi pembelajaran.
√
7 Melakukan penilaian di akhir pembelajaran. √
8 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa. √
9 Keefektifan proses pembelajaran. √
Jumlah 25
Rata-rata = Jumlah skor
9 2,78
Page 205
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
188
A. Kategori Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran kemudian
ditentukan dalam kategori sebagai berikut:
Skor Rata-rata Kategori Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Kinerja guru masih perlu diperbaiki
1,01 – 2,00 Kinerja guru dalam pembelajaran masih kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Kinerja guru dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik
Observer
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Karanganyar, 20 April 2012
Guru Kelas
Rohmah Fatmawati, S. Pd.
NIP
Page 206
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
189
Lampiran 39
LEMBAR OBSERVASI
KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS 1
No Aspek yang diamati
Skor Siklus I Hasil
Rata-Rata
Siklus I
Pertemuan
I
Pertemuan
II
4 3 2 1 4 3 2 1
1 Memulai kegiatan pembelajaran. √ √ 3
2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai
dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. √ √ 3
3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam
urutan logis. √ √ 3,5
4 Menerapkan Everyone Is A Teacher Here.
dengan tepat. √ √ 4
5
Menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,
siswa, situasi dan lingkungan.
√ √ 3
6 Memberi petunjuk dan penjelasan yang
berkaitan dengan isi pembelajaran. √ √ 2,5
7 Melakukan penilaian di akhir pembelajaran. √ √ 2,5
8 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa. √ √ 2,5
9 Keefektifan proses pembelajaran. √ √ 2,5
Jumlah Skor 24 29 26,6
Rata-rata = Jumlah skor
9 2,67 3,22 2,94
Page 207
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
190
A. Kategori Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran kemudian
ditentukan dalam kategori sebagai berikut:
Skor Rata-rata Kategori Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Kinerja guru masih perlu diperbaiki
1,01 – 2,00 Kinerja guru dalam pembelajaran masih kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Kinerja guru dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik
Observer
Rohmah Fatmawati. S.Pd.
NIP
Karanganyar, April 2012
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Page 208
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
191
Lampiran 40
LEMBAR OBSERVASI
KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF
SIKLUS II
No Aspek yang diamati
Skor Siklus II Hasil
Rata-Rata
Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II
4 3 2 1 4 3 2 1
1 Memulai kegiatan pembelajaran. √ √ 3,5
2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai
dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. √ √ 3,5
3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam
urutan logis. √ √ 3,5
4 Menerapkan Everyone Is A Teacher Here.
dengan tepat. √ √ 4
5
Menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,
siswa, situasi dan lingkungan.
√ √ 3,5
6 Memberi petunjuk dan penjelasan yang
berkaitan dengan isi pembelajaran. √ √ 3,5
7 Melakukan penilaian di akhir pembelajaran. √ √ 3,5
8 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa. √ √ 3
9 Keefektifan proses pembelajaran. √ √ 3,5
Jumlah Skor 31 3 31,5
Rata-rata = Jumlah skor
9 3,44 3,55 3,5
Page 209
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
192
B. Kategori Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran kemudian
ditentukan dalam kategori sebagai berikut:
Skor Rata-rata Kategori Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Kinerja guru masih perlu diperbaiki
1,01 – 2,00 Kinerja guru dalam pembelajaran masih kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Kinerja guru dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik
Observer
Rohmah Fatmawati. S.Pd.
NIP
Karanganyar, April 2012
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Page 210
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
193
Lampiran 41
LEMBAR OBSERVASI
KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF
No Aspek yang diamati
Skor Siklus III Hasil
Rata-Rata
Siklus III
Pertemuan
I Pertemuan II
4 3 2 1 4 3 2 1
1 Memulai kegiatan pembelajaran. √ √ 3,5
2 Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai
dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan. √ √ 3,5
3 Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam
urutan logis. √ √ 3,5
4 Menerapkan Everyone Is A Teacher Here.
dengan tepat. √ √ 4
5
Menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,
siswa, situasi dan lingkungan.
√ √ 4
6 Memberi petunjuk dan penjelasan yang
berkaitan dengan isi pembelajaran. √ √ 4
7 Melakukan penilaian di akhir pembelajaran. √ √ 4
8 Memicu dan memelihara keterlibatan siswa. √ √ 3
9 Keefektifan proses pembelajaran. √ √ 3,5
Jumlah Skor 31 35 33
Rata-rata = Jumlah skor
9 3,44 3,89 3,67
Page 211
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
194
C. Kategori Hasil Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi kinerja guru dalam pembelajaran kemudian
ditentukan dalam kategori sebagai berikut:
Skor Rata-rata Kategori Kinerja Guru Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Kinerja guru masih perlu diperbaiki
1,01 – 2,00 Kinerja guru dalam pembelajaran masih kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Kinerja guru dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Kinerja guru dalam pembelajaran sangat baik
Observer
Rohmah Fatmawati. S.Pd.
NIP
Karanganyar, April 2012
Peneliti
Choiriyah Dewi Nurwati
NIM K7108107
Page 212
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
195
Lampiran 42
Rincian Rencana Waktu Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Februari
2012
Maret
2012
April
2012
Mei
2012
Juni
2012
Juli
2012
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
Penyusunan,
pengajuan dan
seminar proposal
2. Mengurus izin
penelitian
3. Persiapan penelitian
4. Pelaksanaan siklus I
5. Pelaksanaan siklus II
6. Pelaksanaan siklus III
7. Analisis data dan
penyusunan laporan.
8. Sidang skripsi, revisi,
dan penjilidan
Page 213
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
196
Lampiran 44
HASIL KERJA SISWA
Page 214
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
197
Lampiran 45
PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Penjelasan Skala Penilaian
Untuk mencentang pemberian skor pada tabel uraian aktivitas siswa, maka
perlu melihat penjelasan skala penilaian di bawah ini:
Skala
Penilaian Penjelasan
Jumlah
Siswa
SB=4 Jika jumlah siswa yang sesuai dengan uraian tindakan >
75% dari jumlah siswa yang ada >31 siswa
B=3 Jika jumlah siswa yang sesuai dengan uraian tindakan
50% – 75% dari jumlah siswa yang ada
21 – 30
siswa
C=2 Jika jumlah siswa yang sesuai dengan uraian tindakan
25% – 50 % dari jumlah siswa yang ada
11 – 20
siswa
K=1 Jika jumlah siswa yang sesuai dengan uraian tindakan 0
– 25%
0 – 10
siswa
Kategori Hasil Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
Hasil skor rata-rata hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
matematika menggunakan metode Everyone Is A Teacher Here kemudian
ditentukan dalam kategori sebagai berikut:
Skor Rata-rata Kategori Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran
0,01 – 1,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran menyimpang
1,01 – 2,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran kurang/ rendah
2,01 – 3,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran baik
3,01 – 4,00 Aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat baik
Page 215
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
198
Lampiran 46
PEDOMAN PENILAIAN LEMBAR KINERJA GURU
DALAM PEMBELAJARAN
1. Memulai kegiatan pembelajaran
Deskriptor dalam memulai pembelajaran guru:
a. Menarik perhatian siswa
b. Memotivasi siswa
c. Mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman siswa
d. Memberikan acuan yang dapat dilakukan dengan menggambarkan garis
besar materi dan kegiatan
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
2. Melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan
lingkungan
Deskriptor:
a. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan dan atau hakikat materi
pembelajaran.
b. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa.
c. Kegiatan pembelajaran terkoordinasi dengan baik (guru dapat
mengendalikan pelajaran, perhatian siswa terfokus pada pelajaran, disiplin
kelas terpelihara).
d. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan situasi dan lingkungan belajar
(ruang, perabot, perubahan situasi dll.)
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
Page 216
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
199
3. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan logis
Deskriptor:
a. Kegiatan disajikan dari mudah ke sukar.
b. Kegiatan yang disajikan berkaitan satu dengan yang lain.
c. Kegiatan bermuara pada kesimpulan.
d. Ada tindak lanjut yang dapat berupa pertanyaan, tugas-tugas atau PR pada
akhir pelajaran.
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
4. Menerapkan metode Everyone Is A Teacher Here dengan tepat.
Deskriptor:
a. Menyeleksi tim dan topik kelas dan memandu tim dalam menentukan
topik tim.
b. Memandu tim dalam menentukan topik kecil dan memantau kegiatan
diskusi kerja tim.
c. Memberikan penghargaan kepada tim yang terbaik dan siswa teraktif.
d. Menerapkan metode Everyone Is A Teacher melalui kegiatan yang
menyenangkan.
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
5. Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan,
siswa, situasi dan lingkungan
Deskriptor:
a. Guru menggunakan sendiri alat bantu pembelajaran.
b. Siswa dilibatkan dalam menggunakan alat bantu pembelajaran.
c. Siswa dikelompokkan untuk menggunakan alat bantu pembelajaran.
Page 217
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
200
d. Pada hampir seluruh kegiatan inti siswa mendapat kesempatan
menggunakan alat bantu pembelajaran secara kelompok atau individu
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
6. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran
Deskriptor:
a. Petunjuk dan penjelasan sulit dimengerti dan tidak ada usaha guru untuk
mengurangi kebingungan siswa.
b. Petunjuk dan penjelasan guru sulit dimengerti dan ada usaha guru untuk
mengurangi kebingungan tetapi tidak efektif.
c. Petunjuk dan penjelasan guru sulit dimengerti, ada usaha guru untuk
mengurangi kebingungan siswa dan efektif.
d. Petunjuk dan penjelasan guru sudah jelas dan mudah dipahami
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
7. Melakukan penilaian sesuai dengan materi pembelajaran.
Deskriptor:
a. Penilaian yang diberikan sesuai dengan indikator yang akan dicapai.
b. Penilaian yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
c. Memberikan penilaian secara menyeluruh sesuai materi pembelajaran
yang dipelajari.
d. Melakukan penilaian secara objektif dan merata.
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
Page 218
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
201
8. Memicu dan memelihara keterlibatan siswa
Deskriptor:
a. Membantu siswa mengingat kembali pengalaman atau pengetahuan yang
sudah diperolehnya.
b. Mendorong siswa yang pasif untuk berpartisipasi.
c. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang bersifat terbuka yang mampu
menggali reaksi siswa.
d. Merespon/ menanggapi secara positif siswa yang berpartisipasi
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
9. Keefektifan proses pembelajaran
Deskriptor:
a. Pembelajaran lancer.
b. Suasana kelas terkendali sesuai dengan rencana.
c. Susana kelas terkendali melalui penyesuaian.
d. Mengarah kepada terbentuknya dampak pengiring (misalnya ada
kesempatan bagi siswa untuk dapat bekerja sama, bertanggung jawab,
tenggang rasa)
Skala
Penilaian Penjelasan
1 Jika hanya 1 deskriptor yang tampak
2 Jika hanya 2 deskriptor yang tampak
3 Jika hanya 3 deskriptor yang tampak
4 Jika empat deskriptor di atas Nampak
Diadaptasi dari: Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II). 2011.S1 PGSD
FKIP UNS Surakarta.
Page 219
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
202
Lampiran : 47
SOAL EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP ENERGI ALTERNATIF
PRATINDAKAN
I. Berilah tanda silang () pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang
benar!
1. Jenis olahraga selancar air membutuhkan energi . . .
a. listrik c. panas
b. cahaya d. angin
2. Sumber energi yang umumnya digunakan bus kota adalah . . .
a. minyak tanah c. solar
b. bensin d. gas
3. Berikut ini yang termasuk sumber energi alternatif adalah . . .
a. batu bara c. bensin
b. minyak tanah d. panas bumi
4. Alat yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi listrik adalah . . .
a. boiler c. suryakanta
b. Sel surya d. Salter Ducks
5. Mesin yang digunakan untuk menghasilkan tenaga litrik dengan
memanfaatkan gelombang air laut adalah . . .
a. sel surya c. reservoir
b. Salter Ducks d. turbin
6. Hewan yang telah mati berjuta-juta tahun lamanya akan membentuk . . .
a. minyak bumi c. minyak goreng
b. batu kali d. energi bumi
7. Nama lain untuk energi panas bumi adalah . . .
a. geometal c. reservoir
b. geothermal d. geologi
8. Sumber energi arus air pada air terjun harus . . .
a. asin c. lamban
b. deras d. bergelombang
9. Keuntungan penggunaan energi alternatif adalah . . .
Page 220
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
203
a. persediaannya terbatas c. tidak dipengaruhi musim
b. dipengarui musim d. relatif tidak mencemari lingkungan
10. Perahu layar adalah alat transformasi air yang menggunakan tenaga . . .
a. angin c. api
b. air d. batu bara
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar!
11. Energi panas matahari dimanfaatkan oleh petani untuk . . .
12. Batu bara merupakan bahan bakar fosil karena dihasilkan dari . . . yang mati
berjuta-juta tahun yang lalu.
13. Saat musim kemarau, debit air di bendungan menurun tajam. Hal ini
menunjukkan kelemahan sumber energi alternatif, yaitu dipengaruhi oleh . . .
14. Solar cell memanfaatkan sumber energi . . .
15. Olahraga arumjeram memanfaatkan energi . . .
16.
KUNCI JAWABAN
1. D 6. A
2. C 7. B
3. D 8. B
4. B 9. D
5. B 10. A
11. mengeringkan padi hasil panen.
12. hewan
13. musim.
14. energi matahari menjadi energi listrik.
15. energi air.
Page 221
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
204
Nilai = Jumlah benar x 100/35 = 100
I. Jumlah benar x 1 = 10 x 1= 10 dijumlahkan 35 x 100/35 = 100
II. Jumlah benar x 5 = 5 x 5 = 25
Page 222
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
206
Lampiran 43
Pengkondisian kelas
Saat guru sedang menjelaskan materi
energi alternatif
Keadaan siswa saat tanya jawab dengan
guru
Saat pembagian bacaan
Saat guru menjelaskan cara
menggunakan kartu jawaban
Saat siswa membaca bacaan
Page 223
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
207
Guru membagi kartu pertanyaan
Siswa saat membuat pertanyaan dalam
kartu pertanyaan
Siswa saat mengumpulkan kartu
pertanyaan di depan meja
Pengacakan kartu pertanyaan oleh guru
Siswa yamg suka rela ingin maju untuk
membaca pertanyaan dan jawaban
Siswa maju untuk membaca hasil
pertanyaan
Page 224
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
208
Guru dan siswa membuat kesimpulan
Guru mengandakan refleksi bagi siswa
yang belum paham
Guru membagi soal eveluasi siswa
Siswa saat mengerjakan soal evaluasi
indvidu
Page 225
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
29
Optimal Utilization
Of Alternative Energy Sources Duane J. Rosa, West Texas A&M University, USA
ABSTRACT
Many areas of the world today have access to alternative energy sources to meet their energy
needs. A fundamental problem facing societies today is to determine the optimum utilization of
energy sources. This paper analyzes the issues involving co-utilization of different types of energy
production in Iceland. Formulating a dynamic social optimization problem, expressions are
derived for optimal energy supply prices from each energy source. Based on the economic
characteristics of the energy sources, an optimal solution is derived that involves both periods of
specialization in a single energy source as well as periods of simultaneous co-utilization of
available sources.
Keywords: Energy, Co-Utilization, Optimization, Geothermal, Hydropower, Iceland
INTRODUCTION
echnology today offers societies today several options in meeting their energy needs. This, however,
creates a problem of selecting the optimal mix of energy sources. The solution to this problem
clearly varies from one situation to another. In certain cases, the optimal energy mix will involve
only one energy source. In other cases, it may involve several energy sources that may, moreover, be employed in
varying proportions over time. This paper analyzes the policy issues involving co-utilization of different types of
energy production. The model presented analyzes the co-utilization of geothermal and hydropower production in
Iceland. Three sources of energy generation specifically relevant to Iceland, hydroelectric, geothermal and fossil fuel
are considered. Even though this paper focuses on a single country, many of the results are applicable globally to the
problem of an optimal energy mix.
Natural conditions in Iceland favor the increased utilization and development of hydroelectric and
geothermal power production. The mean surface run-off in Iceland is about 50 liters/second/square kilometer, with a
large part of the country consisting of a plateau more than 400 meters above sea level. More than half of the country
is above 500 meters above sea level. The technically hydropower potential is estimated at 64 TWh/year, of which 30
TWh/year is considered economically and environmentally harness able. In addition, Iceland has abundant
geothermal energy resources. A quarter of the entire country is a volcanic area. Given that geothermal resources are
not strictly renewable, it is estimated that the potential power production from this source is 20 TWh/year. Present
utilization of these two resources totals only 4.2 TWh/year, or only about 8% of Iceland’s aggregate potential
(Orkustofnun - Iceland Energy Authority, 2007).
HYDROPOWER PRODUCTION
The first hydropower plant in Iceland was constructed in 1904, with a power generation capacity of 9
kilowatts. Over the years, many additional hydropower plants have been added. The first large-scale hydropower
plant was built in 1965, which had a capacity of 210 MW. The total hydropower production in Iceland is now 7,289
GWH (World Energy Council, 2007). This, however, represents only a small amount of the economically feasible
hydropower production for the country. Iceland is second only to Norway in the world in having the smallest per
capita electric power consumption.
T
Page 226
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
30
GEOHERMAL POWER PRODUCTION
Iceland has enormous supplies of geothermal energy. Currently there is 2,631 GWH of installed capacity.
However, it is estimated that the total potential for electricity production from the 19 high temperature fields in the
country could be as high as 1,480 TWH/year. There are three types of geothermal energy: hydrothermal, geo-
pressured and hot dry rock, the last being the most plentiful. The geothermal fields of Iceland are almost exclusively
hydrothermal in nature, and this type of geothermal energy is the most useful for commercial applications.
Hydrothermal areas are divided into high and low temperature fields, according to the reservoir temperature. A low
temperature field is defined as one where the temperature is below 150 degrees centigrade at one kilometer in depth,
and a high temperature field where the temperature is above 200 degrees centigrade. The high temperature fields of
Iceland traverse the country from Southwest to Northeast, with the low temperature fields located on the flanks
(Orkustofnun - Iceland Energy Authority, 2007).
Geothermal energy currently provides 26.5% of the gross energy consumption in Iceland. A very
important use of this energy source is for space heating (residential and commercial), with about 87% of all
buildings in Iceland being heated this way. In addition, geothermal energy is used for greenhouse cultivation of
fruits and vegetables. The principal industrial uses of high temperature geothermal energy involve drying
applications using flashed steam and/or hot water. Iceland has found that the most efficient way of using the high
temperature fluid is to cascade its use by using the heat first for the production of electricity, and the remainder for
providing for space heating, swimming pools, and even for heating sidewalks and roads. There are five major
geothermal power plants in Iceland. In contrast to low temperature space heating, power production is only possible
in the high temperature fields situated in the volcanic zone which lies diagonally from southwest to northeast
through the country. The Svartsengi Power Plant, in the southwest of the country, currently produces 76.5 MW of
electricity and about 475 liters/second of 90º Centigrade hot water. The Nesjavellir Power Plant, which supplies hot
water to Reykjavik, is situated in the south of the country and produces 120 MW of electricity and about 1800
liters/second of hot water. There are three power plants that only produce electricity. The Krafla Power Plant,
situated in the northeast of the country, produces 60 MW of electricity. The Reykjanes Power-Plant, located in the
southwest tip of the country produces 100 MW of electricity. The Hellisheidi Power-Plant, produce 90 MW of
electricity (Landsvirkjun – National Power Company of Iceland, 2007)
ECONOMIC ANALYSIS OF ENERGY UTILIZATION
Iceland is a country of many contrasts. While it is rich in energy resources, Iceland is a barren country. The
Icelandic climate is too cold for any significant growing of crops. Therefore, a considerable part of the needed
agricultural products must be imported. However, Iceland is self-sufficient in meat and dairy products and certain
types of vegetables. The principal industry in Iceland is fishing. This industry, however, has been in a period of
significant decline in recent years due to over fishing and reduced total catch. The principal industrial firms in the
country include an aluminum smelter built in 1969 with 90,000 ton production capacity and a ferrosilicon plant.
Iceland has made some attempts to attract other energy intensive industries to the country. In the 1990s, international
companies started looking at Iceland as potential location for additional aluminum smelters, an industry that
requires an extensive amount of available power. By 2003 Iceland had the world’s highest aluminum production per
capita of the population with two aluminum smelters (260,000 tons production and 300,000 people) (Hilmarsson,
2003)
In 2007, Alcoa opened a 320,000 ton aluminum smelter at Reydarfjordur in Eastern Iceland. This smelter
required Landsvirkjun, The National Power Company of Iceland, to build the 690 MW Karahnjukar Hydropower
plant just to provide power to the Alcoa smelter. The resulting dam, the largest in Europe, has been severely
criticized by environmentalists in the country, as it flooded 57 square kilometers of pasture land (Landsvirkjun –
National Power Company of Iceland, 2007). In 2008, Alcoa proposed construction of an additional smelter in
Husavik, northern Iceland. In addition, Nordural, a subsidiary of the U.S. firm, Century Aluminum, has proposed
construction of an aluminum smelter at Helguvik Cove, in southwest Iceland. Both of these projects have been put
on hold due to the recent financial collapse to hit Iceland.
Page 227
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
31
The construction and operation of aluminum smelters in Iceland has both positive and negative impacts on
the country. It does bring in additional tax revenue to the country, provides additional employment during
construction and final operation, and creates a positive economic multiplier effect on the other sectors of the
Icelandic economy. However, from an environmental perspective, this type of industrial development brings
increased pollution levels and waste disposal problems. Also, if geothermal resources are used as a power source,
this can cause surface disturbances due to fluid withdrawal, noise, thermal effects, and emission of chemicals into
the atmosphere.
Iceland has also considered the export of power. Feasibility studies completed by Landsvirkjun, the
National Power Company of Iceland, have concluded that it would be technically feasible to export electricity
through submerged ocean cable to Scotland or England (Landsvirkjun – National Power Company of Iceland, 1992).
Given the distances involved (minimum of 950 km), transmitting electricity through cables can only be done
effectively by high voltage direct current (HVDC). When electricity is transmitted with HVDC, the alternating
current is changed to direct current by rectifying it in a converter station at one end, and then changing the power to
AC by inverting it in a converter station at the other end.
Even though a submarine cable is technically feasible and the price of Icelandic energy is competitive,
Iceland would still face significant technical, economic and political obstacles. Such a project would require an
enormous expenditure of funds, and this would require some cost sharing by the receiving countries. A plant would
first have to be built in Iceland just to construct the cable. Also, there are some technical issues. There are currently
longer undersea cables and deeper undersea cables in the world, but the undersea cable connecting Iceland to Europe
would be longer and deeper than other previously constructed cables. Also, the cost effectiveness of the project will
depend on market prices of energy in the future. From a political perspective, it may also be difficult for Iceland to
negotiate a cost effective price, given competition from other European power producing countries (e.g. France). For
the receiving countries, however, the greatest advantage may be that Iceland’s electricity does not result in any
environmental pollution.
There are many issues facing Iceland today as it considers development opportunities utilizing these
abundant power supplies especially given the financial and economic crisis currently facing the country. Iceland is
in many ways unique in terms of its available energy sources. However, most countries today face similar situations
with regard to a choice of different energy sources. The following theoretical model is presented to show how a
cost-effective co-utilization of different energy sources can be developed resulting in an optimal mix of energy
sources.
MODEL OF ENERGY CO-UTILIZATION
In order to evaluate the potential for co-utilization of different energy sources, and to determine the optimal
mix of these energy sources, the following model is developed. Consider a city with a certain population area. Let
the instantaneous demand for energy in this area be given by the inverse demand function
(1) ),( tyDp
where p denotes the demand price and y refers to energy consumption at time t. Notice that according to this
specification, the function D(y,t) is time variant. We assume (i) that D(y,t)>0, (ii) that the function D(y,t) is twice
continuously differentiable and (iii) that Dy (y,t)<0.
Given this energy demand a measure of social benefits derived from energy use is provided by the
consumer surplus defined by the following expression:
(2) q
tyDtB0
),()( dy
In this case it is mathematically convenient to assume that the function B (t) is concave in q.
Page 228
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
32
To describe a rather typical situation imagine that the population area in question is a city and the energy
demand in this analysis is for residential and industrial energy purposes. Energy generation can come from three
sources, geothermal, hydroelectric, and fossil fuel. Each of these three methods of energy generation involves social
costs. Let us for a moment describe these costs at time t by the following cost function:
(3) C(t) = C1(yG,t)+C2(yH,t)+C3(yF,t)
Where yG, yH, and yF refer to the instantaneous consumption of geothermal, hydroelectric, and fossil energy
respectively and the functions C1(∙), C2(∙) and C3(∙) represent the corresponding cost functions.
Instantaneous net social benefits may be defined as the difference between social benefits and costs:
(4) )()()( tCtBtNB
The problem for the country or region is to select the optimal combination of these methods so as to maximize the
present value of net social benefits. This problem is equivalent to choosing time paths of yG, yH, and yF to maximize
the objective function:
(5) dtrttNBV )exp()(0
where r represents the social rate of discount, subject to the constraint that demand is satisfied, i.e.
y= yG + yH+ yF and other constraints. Economic optimality requires that demand be satisfied at each point in time,
for otherwise prices would convey incorrect signals and could induce suboptimal behavior.
The maximization of net social benefits from energy generation subject to satisfying demand is clearly
equivalent to minimizing the cost of meeting that demand. This cost minimization approach gives rise to the concept
of the marginal social cost of energy supply which is often referred to as the supply price of energy. Thus, a
particularly transparent way to approach the problem of the optimal energy generation mix, is to proceed in terms of
the social supply price of energy from the different energy sources. The following sections will develop a supply
price for each power source.
HYDROELECTRIC SUPPLY PRICE
Let the cost of electric power generation in the hydroelectric grid system be defined by the cost function:
(6) C(y), Cy >0
This cost function reflects the total costs of operating the existing hydroelectric system (i.e. both fixed and variable
costs) at a point of time. ( )C , however, does not include investment costs (i.e. sunk costs) or costs associated with
future capacity changes. For reasons of mathematical convenience we assume that this cost function is convex and
twice continuously differentiable.
Production of electricity is constrained by two factors, the installed generating capacity, denoted as Q, and
the availability of water. Thus,
(7) Q ≥ y ≥ 0
In a typical hydroelectric power system, capacity can only be adjusted in relatively large discrete blocks.
Generating capacity is, in other words, highly indivisible. This significantly complicates the analysis and resulting
optimal management of the system. We will therefore consider Q fixed for this analysis.
Page 229
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
33
The availability of water depends on the flow rate of the river, which may be taken to be exogenous, and
the accumulation of water resources in reservoirs. Referring to the stored water in the reservoirs at time t by x(t) we
have:
(8) x′ (t) = ∂x∕ ∂t = a(t) – y(t)
where a(t) represents the exogenous inflow of water and y(t) the extraction of water for energy generation.
The simplifying assumption is used that maximization of social benefits from electricity generation is
equivalent to maximizing the present value of future consumer and producer surplus. Thus, assuming for the present
that capital is fixed, the problem facing the hydroelectric power authorities is:
(9) 0 0
[ ( , ) ( )] exp( )q
MaxV D y t dy C y rt dt
subject to:
(10) Q ≥ y ≥ 0
(11) x′ = a – y
(12) y, x ≥ 0
where r>0 denotes the social rate of discount and the term [0
( , ) ( )q
D y t dy C y ] represents the sum of consumer
and producer surpluses at time t.
Equation (9) is only dynamic in a limited sense as the stock variable x does not appear explicitly in the
objective function. This means that the energy generation remains at all times at the optimal equilibrium level given
the exogenous variables. If the stock constraint, x≥0, does not become binding at some point of time, the problem is
entirely static.
A Hamiltonian function corresponding to equation (9) may be written as:
(13) 0
( , ) ( ) ( ) ( )q
H D y t dy C y a y Q y x
where σ and μ1 and μ2 are the Lagrange multipliers for this problem. Along the optimal solution to equation (9),
these variables measure the shadow or, in this case, social values of the respective stock variables. More precisely,
σ(t) measures the increase in the present value of net social benefits, from time t onwards, due to a marginal increase
in water reservoir levels. The variable μ1 measures the instantaneous change in social benefits due to a marginal
increase in electricity generating capacity at time t, and the variable μ2(t) measures the instantaneous increase in
social benefits due to an increase in water levels at time t.
The necessary conditions for solving equation (9) are:
(14) 1( , ) ( ) , 0, 0y y yH D y t C y y H q
(15) 1 2r
(16) 1 1Q y, 0, Q y 0
Page 230
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
34
(17) x′ = a-y
(18) 2 2x 0, 0, x 0
These necessary conditions reveal a set of socially optimal rules for electricity pricing. Provided there is some
production of electricity, according to equation (14), the optimal supply price of hydropower, pH, is given by:
(19) 1( , ) ( )H yP D y t C y
The first term in the supply price is the marginal instantaneous cost of generating electricity. The second, σ, reflects
the social cost of using water for electricity generation. It can be shown that if the water supply is adequate for all
future periods, then σ = 0 at all t. The third term, μ1, measures the social value of a marginal increase in generating
capacity. If there is excess capacity at time, μ1=0, otherwise μ1≥0. For investment to be optimal, μ1 must at least
equal the marginal cost of investment.
The variables σ and μ1 in equation (19) reflect the importance of water availability and investment costs for
the optimal supply price of hydropower. The movement of σ and μ1 over time is given by conditions (14) through
(18). Two important special cases may be discerned from this analysis.
CASE 1: WATER SUPPLY NOT BINDING
If the water supply is abundant in the sense that the x≥0 constraint will never become binding, the
electricity pricing rules are relatively simple. In that case they are:
(20) ( , ) ( )H yp D y t C y , if Q>y, i.e., excess capacity
(21) ( , )Hp D Q t , if Q=y, i.e., full utilization of capacity
It is important to realize that to follow these rules just requires knowledge of the current situation facing the
hydroelectric authority. Assuming for the moment that demand increases at a constant exponential rate (i.e., the
inverse demand function can be written as ( , ) ( ) exp( ), 0D y t D y t ), the optimal time path of supply
price will be similar to Figure 1.
Figure 1
Hydroelectric Supply Price: Abundant Water with No Investment
Page 231
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
35
Figure 1 illustrates two possible phases. In the first phase, from t=0 to t=t1, there is excess capacity and
equation (20) applies. In the second phase, from t=t1 onwards, there is full utilization of capacity. Therefore, the
supply price must adjust so as to satisfy the demand and equation (21) applies.
At some point during phase 2 it will become optimal to invest in additional capacity. The condition for that
is given by:
(22) 1 0( ) ( )V Q V Q I
where 1( )V Q represents the value of the optimal program under some new capacity, Q1, and 0( )V Q the value of
the optimal program under the old capacity, Q0. (I) represents the cost of investing in additional capacity.
As suggested by equation (22), investment decisions require knowledge about future conditions since
1( )V Q and 0( )V Q involve the entire future path of electricity generation. More precisely:
(23) 10 0
( ) [ ( *, ) ( *)] exp( )q
V Q D y t dy C y rt dt
,
Where y* represents the optimal path of electricity production and bounded by the constraint Q1≥y*. A similar
expression holds for 0( )V Q . Thus, the optimal investment decisions require perfect foresight for the remainder of
the program horizon. Only in certain rare circumstances is it possible to base the optimal investment decisions on
current data. One such case is when future electricity demand is guaranteed not to fall below the demand at the time
of the investment.
Once a discrete addition to electricity generation capacity has taken place, the situation reverts to one
described by equations (20) and (21). Thus, allowing discrete investments, the time path of the electricity supply
price is described in Figure 2.
Figure 2.
Hydroelectric Supply Price: Abundant Water
Page 232
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
36
CASE 2: WATER SUPPLY BINDING
If it is expected that at some point in the future water will become scarce in the sense that the x≥0 becomes
binding, this will be reflected in the current shadow value of water, σ. Therefore, as suggested by equation (19), the
social supply price of water will have to be adjusted upwards. The more imminent the water shortage the higher is σ
and the higher the supply price of electricity. This is illustrated in Figure 3.
Figure 3.
Hydroelectric Supply Price: Water Shortage
Figure 3 illustrates the case where demand is time invariant, i.e. ( , ) ( )D y t D y , but water reservoirs are
declining and running dry at time t1. Therefore, prior to t1, the supply price rises to encourage conservation and to
postpone the time of water shortage. From t1 onwards, electricity supply relies on the instantaneous water flow, a(t),
and if this is constant so will the supply price be.
The economic rationale for increasing the supply price of electricity when water shortage is expected is to
encourage conservation. When reservoirs run dry, power authorities are faced with a block interval in the sense that
they would like to make x negative but are unable to do so. This situation suggests prior adjustments in the optimal
paths.
Clearly, potential water shortage greatly complicates the determination of optimal price. First, since
running out of stored water at some point in the future is a distinct possibility in most hydroelectric systems, the
pricing of energy can no longer rely on current data. Foresight and prediction become crucial for identifying the
optimal pricing path. Second, due to this constraint, the calculation of optimal prices becomes more complex, even
when good predictions are available. Third, actual price profiles become more uneven and jagged than before.
GEOTHERMAL ENERGY SUPPLY PRICE
In order to analyze the supply price, we need to first consider a geothermal field consisting of a number of
well. Hot water continuously flows into these wells. Let x(t) represent the level of water of a given temperature in
the wells at time t. It stands to reason that the rate of change of x depends on the level of x itself. Let this natural rate
of change be given by the function G(x(t)). We assume that G(0)>0 and there exists a natural positive equilibrium
water level, x*, say, such that G(x*)=0 and that G(X)>0 for all x in the interval (0,X*). For reasons of mathematical
convenience we further assume that G(x) is twice continuously differentiable and concave. The shape of G(x) is
illustrated in Figure 4.
Page 233
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
37
Figure 4
Natural Water Inflow Function, G(x)
Hot water is being extracted from the wells and supplied to consumers at the rate of y(t). Thus, the water
level in the wells changes according to:
(24) ( ) ( ( )) ( )x t x t G x t y t
The instantaneous cost of extracting water from the field is taken to increase with the rate of extraction, y,
and decrease with the available level of water, x, such that:
(25) ( ) ( , ), 0, 0C t C y x Cy Cx
This function is assumed to be twice continuously differentiable and convex in both of its arguments.
As in the case of the hydroelectric power generation example discussed above, the production of
geothermal energy is constrained in two ways. One is the capacity of the system to pump and pipe hot water to
consumers. Referring to this constraint by the symbol Q, we have:
(26) Q y
The other constraint is the availability of hot water in the wells, x. Therefore, x cannot be made negative.
(27) 0x
In countries like Iceland, the second constraint is much more important than the first one. One reason is
that the delivering capacity can normally be adjusted in relatively small steps to accommodate demand. On this basis
and to avoid unnecessary complications let us assume that investments in capacity are perfectly divisible so that:
(28) Q i
where, i represents net investment.
Page 234
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
38
The problem facing power authorities is thus:
(29) 0 0
[ ( , ) ( , ) ] exp( )q
MaxV D y t dy C y x s i rt dt
subject to:
(30) 0Q y
(31) Q i
(32) ( )x G x y
(33) , 0y x
where, r>0 denotes the social rate of discount, s, the unit price of investment, and the term
0[ ( , ) ( , ) ]
q
D y t dy C y x s i represents the sum of consumer and producer surplus at time t.
The solution to the above problem has an explicitly dynamic character, since the stock variable, x, appears
in the objective function. The following phase diagram explains this situation.
Figure 5
Geothermal Extraction: Phase Diagram
The phase diagram in Figure 5 shows that the optimal interior solution involves a dynamic adjustment to a
saddle point equilibrium (y*,x*). Given an infinite horizon, only paths to (y*,x*) can be optimal. Notice, however,
that qualitatively different cases are possible. For instance, it may well be the case that the y′ = 0 schedule does not
intersect the x′ = 0 schedule for any y › 0. This would be the case for a very low natural rate of hot water renewal or
weak energy demand. In that case zero extraction of hot water would be optimal.
The optimal energy pricing rule is thus:
Page 235
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
39
(34) ( , )G yP C y x
where ( , )yC y x represents the marginal cost of the water supply, σ is the social shadow value of water in the wells,
and μ is the shadow value of the supply capacity. Since μ=0 unless the capacity is fully utilized, equation (30)
reduces to:
(35) ( , )G yP C y x
When delivering capacity is fully utilized, r s , where μ equals the marginal capacity costs. In this case,
equation becomes:
(36) ( , ) ( )G yP C y x r s
Given the assumptions, the shadow value of hot water in the geothermal wells, σ, is positive provided the field is
utilized. In addition, this value increases monotonously as the available water level is drawn down. If it is expected
that the optimal utilization path will exhaust the water level at some point in time, σ will reflect this and increase
faster. Thus, in this case, foresight is needed to calculate the optimal supply prices.
As in the hydroelectric case we can illustrate the time path of the geothermal supply price given constant
proportional growth of demand. This is shown in Figure 6.
Figure 6
Geothermal Supply Price: No Field Investments
Figure 6 essentially illustrates two phases for the geothermal field. In the first phase, t=0 to t=t1, there is
excess capacity in the delivery system and equation (31) applies. In the second phase, from t=t1 onwards, there is
full utilization of capacity and equation (32) applies.
At some point during phase 2, it may become optimal to invest in additional field development capacity
such as drilling new wells. The optimal condition for discrete investment of this nature is given by equation (23) as
before. If such investment is found to be optimal, water shortage will be alleviated and the path of supply price over
time may become jagged as illustrated in Figure 7.
Page 236
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
40
Figure 7
Geothermal Supply Price: Field Investments
It should be noted that under the situation of discrete investments, the optimal pricing rules may not
generate income sufficient to pay for investment costs. In that case, alternative funding will have to be found.
FOSSIL FUEL ENERGY SUPPLY PRICE
Let the cost of energy generation by burning fossil fuel (e.g. coal, oil, natural gas) in existing capacity be
represented by the twice continuously differentiable and convex cost function:
(37) ( ), 0yC y C
Production of fossil fuel energy is constrained by the installed capacity. Thus, referring to the installed capacity by
Q:
(38) Q y
Assume in reality that fossil fuel energy generation capacity can be adjusted upwards and downwards
approximately on a continuous basis by changes in investment. It should, however, be recognized that this requires
that capacity units are small and that there exists a well functioning resale market for fossil fuel capacity. Thus,
omitting depreciation, capacity changes according to:
(39) ( )Q t i
where i refers to investment.
Finally, let the investment cost per unit of capacity be represented by 0s . Given these specifications,
the problem facing fossil-fuel energy utilities is:
(40) 0 0
[ ( , ) ( ) ( )] exp( )q
MaxV D y t dy C y s i rt dt
Page 237
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
41
subject to:
(41) 0Q y
(42) Q i
(43) 0y
where, as before, 0r denotes the social rate of discount and the term [0
( , ) ( ) ( )]q
D y t dy C y s i represents
the sum of consumer and producer surpluses at time t.
It is worth noting that the only stock variable in this problem is the capacity level, Q. However, given the
malleability of the fossil fuel capacity, Q will be adjusted to output, y, at each point in time. Given this, the supply
price of fossil fuel is given by the following single equation
(44) ( )f yP C y r s
The assumption of perfect malleability of fossil fuel capacity is an approximation. Any changes to this
assumption would require some modification of equation (40), but these changes would probably be minor.
JOINT UTILIZATION OF DIFFERENT ENERGY SOURCES
The social supply price schedules of hydroelectric, geothermal, and fossil fuel were derived in the previous
sections. These schedules, defined in equations (19), (31), and (40) give the respective supply prices as functions of
the amount of energy generated as well as other variables. From this, we can examine the conditions for joint
utilization of these energy sources..
For purposes of this analysis it is assumed that any energy demand would be met at the lowest available
supply price at each point of time. If that were not the case, the present value of social benefits would not be
maximized. This condition of lowest available supply price can be formally stated as:
(45) D(yH,yG,yF, t) = Min[pH(yH),pG(yG),pF(yF)], all t,
where pH(yH), pG(yG), and pF (yF) represent the social supply prices of hydroelectric, geothermal, and fossil fuel
respectively.
Thus, the condition for joint utilization of any two energy sources at a point in time is:
(46) ( ) ( )i i j jp y p y , for iy and iy ≥ 0
Given the exogenous demand, D(y, t) and the respective supply price functions, it is clear that equations (41) and
(42) fully specify the optimal joint utilization of the three energy sources at a given point in time. The conditions
are:
(47) ( , ) ( )H HD y t p y , or 0Hy
(48) ( , ) ( )G GD y t p y , or 0Gy
(49) ( , ) ( )F FD y t p y , or 0Fy
Page 238
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
42
(50) H G Fy y y y
This is illustrated in Figure 8. This illustrates short run supply price schedules for the three energy sources. In the
figure geothermal energy has the lowest supply price, hydroelectric a slightly higher supply price, and fossil fuel the
highest supply price at low output levels.
Figure 8
Short Run Supply Prices: Examples
The aggregate inverse supply schedule, obtained as a horizontal sum, (for given supply prices) of the three
individual supply prices, is shown in Figure 9.
Figure 9.
Aggregate Supply Price: An Example
Page 239
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
43
This also shows the energy demand curves for the three different times, namely t=0, t=1, and t=2.
Assuming that demand increases with time, the demand curves move to the right with time.
Figure 9 shows that in this example only geothermal energy should be used when aggregate demand is low.
For higher demand, the supply price of geothermal energy increases and hydroelectric energy becomes economical.
Only hydroelectric energy will be used to meet the growing demand while it can be supplied at a fixed supply price.
When the supply price of hydroelectric energy starts to rise, growing demand will be met with a combination of
hydroelectric and geothermal power sources. In Figure 9, marginal hydroelectric and geothermal supply prices
eventually reach the fossil fuel supply price. At this point fossil fuel energy demand will meet the additional
demand.
This example demonstrates that joint utilization of different energy sources may very well be optimal in the
short run. But does this also apply in the long run? The main reason for the joint utilization effect described above is
the capacity constraints on low cost energy sources in the short run. Presumably, in the long run, the least cost
alternative will be expanded by investment and the associated capacity constraints correspondingly relaxed.
While this is certainly true to some extent, there are at least two reasons why joint utilization of energy
sources may also be optimal in the long run. The first has to do with the limitations of nature. It may well be the case
that least cost energy alternatives simply cannot be expanded by investment because of shortage of the appropriate
natural resources. This clearly holds for all three of the sources of energy considered in this paper, hydroelectric,
geothermal, and fossil fuel. The long run, therefore, might actually not be too dissimilar to the one depicted in
Figure 9.
The other reason for joint utilization of different energy sources in the long run has to do with the cyclical
nature of energy generation and demand. As indicated in Figure 9, it may be optimal to meet daily and seasonal
energy demand peaks and production lows by utilizing more than one energy source with different economic and
technical characteristics. This may hold even in the long run. The question is whether investment in little used
capacity of the low variable cost alternative is optimal or not. The relevant condition to investigate is given in
equation (1.24).
In conclusion, countries like Iceland face significant decisions regarding future develop of their available
energy sources. Given the recent financial and governmental collapse of Iceland, it is important that they promote
these valuable energy sources in order to help insure a sound economic future. The model presented in this paper
demonstrates the feasibility of co-utilization of different energy sources.
AUTHOR INFORMATION
Dr. Duane J. Rosa is Professor Economics and Regional Division Director of the Texas Transportation Institute at
West Texas A&M University. He has been with the university since 1984. Dr. Rosa holds a Ph.D. in economics
from Texas Tech University and Master’s degrees in engineering and economics from the University of Oklahoma
and the University of Nevada Las Vegas. He teaches courses in environmental economics, managerial economics,
and microeconomic theory. Dr. Rosa was a Fulbright Professor at the University of Iceland in 1992 and 1994. His
research and professional publications are in the areas of energy, water resources and transportation.
REFERENCES
1. Arrow, K.J. (1968), “Optimal Capital Policy with Irreversible Investment,” In J.N. Wolve (ed.), Value,
Capital and Growth, Edinburgh University Press.
2. Hilmarsson, T. (2003), “Energy and Aluminum in Iceland,” Platts Aluminum Symposium, Phoenix, AZ.
3. Landsvirkjun – National Power Company of Iceland (2007), Electricity Production.
4. Landsvirkjun – National Power Company of Iceland (2007), Karahnjukar Hydropower Project.
5. Landsvirkjun – National Power Company of Iceland (1992), Feasibility Study for Laying of Submarine
Cable.
6. Orkustofnun - Iceland Energy Authority, (2007), Energy Statistics in Iceland.
Page 240
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
International Business & Economics Research Journal – May 2009 Volume 8, Number 5
44
7. Orkustofnun - Iceland Energy Authority, (2007), Energy in Iceland, Historical Perspective, Present Status,
Future Outlook.
8. Pontryagin, L., Boltyanski, V., Gamkrelidze, R., Mishchenko, E. (1962), The Mathematical Theory of
Optimal Processes, John Wiley Publisher.
9. Valfells, A., Fridleifsson, I., Helgason, T., Ingimarsson, J., Thoroddsson, G., Sophusson, F. (2004),
Sustainable Generation and Utilization of Energy The Case of Iceland, 19th
World Energy Congress,
Sydney, Australia.
10. World Energy Council (2007), Survey of Energy Resources 2007 – Hydropower.
NOTES