PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SMA DI KOTA PALEMBANG Hartono, Ratu Ilma Indra Putri, Riyanto, iVI Hadely L, Alfiandra, Bambang AL, Ansori, Supriyanto, Fitriyanti, Sudirman FKIP Universitas Sriwijaya; [email protected]ABSTRAK Hcn,ing done with mappirtg ancl development o.f quulity educcttion research in Palembang cit,v. Objectives o.f the research are (l) to explore senior high school stuclents' competetlcy rnapping at every topics in ttctlional examirtcttion, (2) to explore.factors that students dicl not nxaster certain topics, (3) to find out ctlterncttive solutions to enhctnce students cotnpetettcie.s for natiottctl-exam xbjects, and (4) forntulate implemented ntodel for problem solving with involving some institutions. There were 9 senior high schools involved in the research. Amount of respondents are IB teachers and principals, vice principals each the senior high schools. Data gathering techniques were usedfoctts group discussion (FGD), questionnaires, and documentation. Research findings are (l) str.tdents' competencies were low at certain topics which strengthened by teachers' FGD, (2) some foctors that were inJluence of low students' competencies at certaitt topics sttch cts teacher mismatch and lack of professional development program, (3) alternative problem solving activities were offered such as teacher of professional development program through nrastery learning at ce,-tain topics in short term training and lesson study activities. Key Words: Mapping, Quality Eclucation, Competency, National Examination PENDAHULUAN eraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 63 Ayat (1) penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: (a) penilaian oleh pendidik; (b) penilaian oleh satuan pendidikan; dan (c) penilaian oleh pemerintah sedangkan pasal 66 Ayat (1): Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menitrai pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional dilakukan dalam bentuk ujian nasional. Dengan adanya UN memotivasi: (1) siswa belajar lebih giat, (2) guru mengajar lebih baik, (3) kepala sekolah terdorong memperbaiki mutu sekolah, dan (4) orang tua terdorong lebih memperhatikan anak belajar. Lebih lanjut pasal 68 PP No. 19 Tahun 2005 rnenyatakan hasil UN dijadikan sebagai dasar pemetaan dan pemberian bantuan. Sekolah yang sudah baik dibimbing untuk terus berkembang secara lebih mandiri sedangkan sekolah yang belum baik akan dibantu lebih banyak dalam rangka peningkatan & pemerataan mutu pendidikan di selumh tanah air (Anashar,20lO) Pemetaan pendidikan sangat penting dilakukan untuk melihat mutu pendidikan di suatu wilaya.h. Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 68, Hasil UN dijadikan dasar pemetaan pendidikan di suatu wilayah. Pemetaan dilakukan berdasarkan tingkat kompetensi yang sudah dan belum dikuasai oleh sisr,va di suatu wilayah. Siswa di suatu sekolah yang sudah memenuhi standar kompetensi dalarn menguasai kompetensi dasar, sekolah akan 122 Prosicling Semiri{t-r Na-"ionctl Pendidikan 20I 3, Palembang 26 Januari 20I 3
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PEMETAAN DAN PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN SMADI KOTA PALEMBANG
Hartono, Ratu Ilma Indra Putri, Riyanto, iVI Hadely L, Alfiandra, Bambang AL,Ansori, Supriyanto, Fitriyanti, Sudirman
ABSTRAKHcn,ing done with mappirtg ancl development o.f quulity educcttion research in Palembang cit,v.
Objectives o.f the research are (l) to explore senior high school stuclents' competetlcyrnapping at every topics in ttctlional examirtcttion, (2) to explore.factors that students dicl notnxaster certain topics, (3) to find out ctlterncttive solutions to enhctnce students cotnpetettcie.s
for natiottctl-exam xbjects, and (4) forntulate implemented ntodel for problem solving withinvolving some institutions. There were 9 senior high schools involved in the research.Amount of respondents are IB teachers and principals, vice principals each the senior highschools. Data gathering techniques were usedfoctts group discussion (FGD), questionnaires,and documentation. Research findings are (l) str.tdents' competencies were low at certaintopics which strengthened by teachers' FGD, (2) some foctors that were inJluence of lowstudents' competencies at certaitt topics sttch cts teacher mismatch and lack of professionaldevelopment program, (3) alternative problem solving activities were offered such as teacherof professional development program through nrastery learning at ce,-tain topics in short termtraining and lesson study activities.
Key Words: Mapping, Quality Eclucation, Competency, National Examination
PENDAHULUAN
eraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 63
Ayat (1) penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
(a) penilaian oleh pendidik; (b) penilaian oleh satuan pendidikan; dan (c) penilaian olehpemerintah sedangkan pasal 66 Ayat (1): Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuanuntuk menitrai pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional dilakukan dalam bentukujian nasional. Dengan adanya UN memotivasi: (1) siswa belajar lebih giat, (2) gurumengajar lebih baik, (3) kepala sekolah terdorong memperbaiki mutu sekolah, dan (4) orangtua terdorong lebih memperhatikan anak belajar. Lebih lanjut pasal 68 PP No. 19 Tahun 2005rnenyatakan hasil UN dijadikan sebagai dasar pemetaan dan pemberian bantuan. Sekolahyang sudah baik dibimbing untuk terus berkembang secara lebih mandiri sedangkan sekolah
yang belum baik akan dibantu lebih banyak dalam rangka peningkatan & pemerataan mutupendidikan di selumh tanah air (Anashar,20lO)
Pemetaan pendidikan sangat penting dilakukan untuk melihat mutu pendidikan disuatu wilaya.h. Berdasarkan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 68, Hasil UN dijadikan dasar
pemetaan pendidikan di suatu wilayah. Pemetaan dilakukan berdasarkan tingkat kompetensi
yang sudah dan belum dikuasai oleh sisr,va di suatu wilayah. Siswa di suatu sekolah yang
sudah memenuhi standar kompetensi dalarn menguasai kompetensi dasar, sekolah akan
122 Prosicling Semiri{t-r Na-"ionctl Pendidikan 20I 3, Palembang 26 Januari 20I 3
w-:'Fry
i'-crttetttrrtt c!rLtt Ftngertrbnit-!tttt Mttnt Petitlidikatt "llt;i'i' tlt' i' t I lii\
dibina agar dapat mempeftahankan dan terus meningkatkan prestasi sekolah sedangkan sisrva
J, ,uutu sekolah beiurn mencapai standar kompetensi yang ciiinginkalr maka sekoiah tersebut
akan mendapat pembinaan agar dapat mencapai standar kompetensi yang diinginkan.
p.rnbinuar-r dilakukan tidak hanya berorientasi pada kegiatan hsik/pengadaan tetapi juga
berupa kegiatan peningkatan mutu seperii pelatihan bagi sumberdaya yang ada di sekolah'
Melalui pemetaal pendidikan akan diperoleh peta pendidikan di suatu wilayah. Peta
tersebut dapat berupa pencapaian standar kompetensi mata peiajaran yang diujikan secara
nasional. Melalui data ini dapat diclaiarni melalui per-relitian untuk menjarvab akar penyebab
pennasalahan tersebut clan mencarikan model riil untuk menjawab pernasalahan pendidikan
yang diha<lapi r,vilayah tersebut. Lebih lanjut setelah diketahui model riil penvelesaian
masalah, model tersebut dapat diimplementasikan misalkan melalui pilot project dan atuJ
pengabdian inasyarkat yang diimplernentasikan oleh perguman tinggi. Implementasi hasil
p".r"ti,iu., inelalui kegiatan pilot project dan pengabdian pada masyarakat adalah dua
kegiatal yang saling berkesinambungan dan sinergis sehingga diharapkan dapat
rnenghasilkan suatu peta permasalahan pendidikan dan tawaran solusi yang siap digunakan'
peningkatan mutu pendidikan merupakan agenda utama paling penting bagi suatu
institusi (Saiiis, 2006;Abu-Duhou, 20AD. Mutu merupakan sebuah filosofi dan meiodologi
yang membantu institusi untuk merencakan perubahan dan mengatur agenda dalam
menghadapi tekanan-tekanan ekstemal yang beriebihan. Mutu dalam konteks total quality
managemenr (TeM) tidak hanya untuk dunia industri tetapi juga berlaku pada dunia
peldidikan. Dalam TQM, kontrol mutu adalah proses yang menjamin bahwa hanya produk
(lulusan) yang memenuhi spesifikasi yang boleh lulus (bersaing di pasar kerja)- Dalam hal ini
kontrolikendali mutu harus sangat selektif. Dalam dunia pendidikan, standar kompetensi
lulusan harus menjadi pedoman/acuan dalam menghasilkan luaran. Lebih lanjut Sallis
menyatakan bahwa mutu dapat ditinjau sebagai komsep yang abolut dan relatif. Kousep'
absolut menyatakan bahwa hasil pendidikan yang berkualitas dengan luaran yang memenuhi
kompetensi lulusan, semua lulusannya diterima bekerja/studi lanjut di perusahan/sekolah
yang bergengsi. Konsep absolut merupakan suatu yang idealisme yang tidak dapat
dikompromikan/standar yang sangat tinggi sehingga seorang lulusan dari institusi harus
melalui beberapa kali ujian sebelum mereka dinyatakan lulus. Produk yang bermutu adalah
sesuatu yang dibuat dengan sempurna dan dengan biaya yang mahal sehingga produk tersebut
membuat pui.s dan bangga para pemiliknya (dalam dunia pendidikan para lulusan bangga
akan prestasinya mendapatkan pekerjaan/studi lanjut di tempat yang bergengsi).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri di Palembang,
mgtu pendidikan sangat dipengaruhi oleh moral/karakter pelaku program pendidikan- Sebaik
apa pun model peningkatan mutu dirancang bila tidak diikuti moral dan komitmen yang
tinggi oleh pelaku pendidikan maka mutu pendidikan di daerah tersebut tidak akan
meningkat.
Dari uraian di atas peneliti terlarik melakukan penelitian pemetaan dan
pengembangan mutu pendikan (PPMP) di kota Palembang untuk rnenggali faktor penyebab
rendahnya kompetensi dan menemukan model aplikatif yang merninimalkan faktor penyebab.
PeneJitian pPMP ini merupakan bagian dari penelitian PPMP di Kota Palernbang dan Ogan
Komering Ulu Timur Sumatera Selatan. Permasaiahan yang diajukan dalam penelitian
kebijakan ini adalah (a) bagaimana pera kompetensi peseita didik SllA tiap pokok bahasan di
Petneloctn clu tt Pettgcrtibcngcut t\rfLtttt pendtc/ikctn ... f {urtcnta, clklt
Kota Palembang? (b) Apa saja laktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasantertentu'/ (c) Bagaimana altematif pemecahan untuk merringkatkan kompetensi siswa? (ci)Bagaimarla model implernentasi pemecahan masalah dengan menyeftakan berbagai ilstitusiterkait? Adapun tujuan penelitian ini adalah (a) mengungkap peta kompetensi peserta didikSMA tiap pokok bahasan yang diujikan secara nasional di Kota palernbang, (b) mengungkapfaktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan mata pelajaran yang diujika'secara nasional jurusan IPA dan IPS di SMA Kota Palembang, (c) menemukan rumusanaltematif pemecahan untuk meningkatkan kompetensi peseda didik untuk mata pelajaranyang diujikan secara nasional di SMA Kota Palembang, dan (d) memmuskan rnodeiimplementasi pemecahan masalah dengan menyerlakan berbagai ilstitusi terkait.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kebijakan yang mempakan salahsatu dari jenis penelitian deskriptif. Penelitian kebijakan yang dimaksudkan di dalampenelitian ini ialah usaha mengumpulkan informasi secara komprehensif untuk memmuskankebijakan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling.Pertama Sekolah dipilih berdasarkan letak geografis, yaitu sekolah yang berada pada tengahkota dan pinggir kota kemudian sekolah dipilih berdasarkan tingkat akreditasi sekolah. UntukKota Palembang diperoleh 9 SMA dan 18 orang guru yang mata pelajarannya diujikannasional, yaitu Kimia, Biologi, Fisika, Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa tnggnr,Geografi, Ekonomi, dan Sosiologi. Gambar 1 adalah alur tahapan penelitian yang telahdilakukan tahun 2o1l- Pada alur penelitian tahun 2011, terdiri dari tiga kegiatan yulr,, 1t;pemetaan kompetensi, (2) identifikasi faktor penyebab, dan (3) identifikasi akternatifpemecahan masalah. Ketiga kegiatan tersebut akan dibahas secara rinci sebagai berikut.
Pemetaan kompetensi siswa SMA pada tahap awal melalui studi dokumentasi, yaituhasil persentase penguasan materi soal yang diujikan secara nasionai. pada tahapan inipemetaan kompetensi ini berdasarkan data Pusat Penilaian Pendidikan BNSP tahun 2011.Dari data dokumentasi tersebut dapat diketahui penguasan siswa SMA terhadap kompetensidasar/pokok bahasan yang diujikan secara nasional.
Kegiatan indentifikasi faktor penyebab ini adalah kegiatan yang mencari faktor-faktorpenyebab rendahnya kemampuan kompetensi dasar/ penguasaan pokok-pokok bahasan matayang diuji secara nasional baik guru dan siswa SMA. Kegiatan ini menggunakan berbagaiteknik pengumpulan data antara lain (a) wawancara mendalam, (b) angket, (c) studidokumentasi, dan (d) Focuss Group Discussion Secara rinci teknik pengumpulan data adalahsebagai berikut.
124 Prosiding Seminor Nasional Pettdidiitcut 2013, Paiembang 26 Janucri 2013
Pentetunn datt Pengembongcut tVlutu Pettclid iJ;un
Gambar 1 Bagan Alur Penelitian
Wawancara mendalam dilakukan kepada guru. Wawancara yang dilakukan kepada
guru untuk memperoleh data berkaitan dengan kompetensi-kompetensi yang bermasalah,pelaksanaan PBM, faktor-faktor penyebab peserta didik belum menguasai kompetensi dasar.
Angket digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan delapan standarpendidikan. Angket ditujukan baik kepada kepala sekolah, wakil keala sekolah, bendahara,dan guru. Luaran dari teknik pengumpul data angket adalah diperolehnya informasi secaraakurat dan representatif terhadap pelaksanaan delapan standar pendidikan
Data dokumen diperlukan untuk menggali hal-hal yang berkaitan dengan strategiyang digunakan guru, nilai siswa, dan hasil kerja siswa. Dokumen yang diperlukan untukmenjaring data tersebut berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), silabus, dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Luaran dari pelaksanaan teknik pengumpul datamelalui dokurnentasi adalah diperolehnya dukungan data. Dukungan data merupakan bukti(positif dan negatif) terhadap penguasaan mutu pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM)dan penguasaan pokok bahasan mata pelajaran yang diujikan secara nasional.
FGD (diskusi kelompok terfokus) dilakukan dalam rangka mendiskusikankompetensi-kompetensi yang mudah dan yang sulit dikuasai oleh siswa dan guru dalam matapelajaran yang diujikan secara nasional. Diskusi kelompok terfokus ini juga dilakukan untukmendiskusikan hal-hal yang akan dan telah dilakukan pihak g.rru dan sekolah serta untukmencari faktor-faktor penyebabnya. Selain itu, didiskusikan pula bagaimana solusipemecahan terhadap masalah yang dihadapi yakni modei peningkatan mutu pendidikan yangvalid dan siap diimplementasikan secara konkret. FGD dilakukan dengan terknik wawancaraterbuka dan diskusi mendalam dalam kelompok yang terarah. Data yang diperoleh dianalisisdengan teknik triangulasi.
Prosiding Seminor Nasionol PendicJikan 2013, Palenrbang 26 Januari 2013 125
Itlitiletotlit clcut Pertgetrtbungcttt Mir iu Ferttl itli l;urr
HASIL DAN PEMBAFIASAN
l. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
,"trrFt.
Ilurtotto, dlik i
Penelitian pengembangan mutu pendidikar-r sudah dilaksanakan untuk Kota Palembang
pada bulan September dan Oktober 2011. Responden sebanyak l8 orang yang berasal
dari sekolah-sekolah terkakreditasi dan tidak terkakreditasi. Selain itu secara geografis,
responden berasal dari sekolah yang terletak di tengah/pusat kota, pinggir kota/kecamatan
dan kecamatan perbatasan dengan kabupaten lainnya. Responden adalah gum yang mata
pelajaran yang diuji-nasionalkan sepedi, matematika, fisika, biologi, kimia, bahasa
Indonesia, bahasa Inggris, sosiologi, geografi, dan ekonomi. Pelaksanaan pengambilan
data.foctts group discussion (FGD) di kota Palembang, FGD dilakukan di sekolah-sekolah
sarnpel yang tersebar di kota Palembairg dengan cara peneliti yang mendatangi sekolah-
sekolah yalg menjadi responden. Respouden selain guni untuk rnengisi angket adalah
kepala sekolah, wakil kepala sekolah urusan kurikulum, wakii kepala sekolah urusan
sarana, dan bendahara. Angket berisikan tentang 8 standar nasional pendidikan. Hasil
analisis angket ini berguna sebagai data pendukung dari hasii FGD.
Jumlah responden yang dijadikan sampel di kota Palernbang yaitu 18 responden guru
yang berasal dari 9 sekolah. Sekolah yang dijadikan sampel adalah sekolah yang berada
di pusat dan pinggir kota. Sekolah yang terpilih sebagai sampel juga terdiri dari sekolah
yang memiliki perbedaan tingkat akreditasinya.
Tim peneliti yang berjumlah 10 orang memiliki latar belakang yang sama dengan mata
peiajaran diujikan secara nasional kecuali mata pelajaran sosiologi" Untuk mata pelajaran
sosiologi, peneliti memiliki latar belakang pendidikan sejarah-
Pelaksanaan FGD yang dilakukan membutuhkan 2-3 jam.Instrumen angket disebarkan
terlebih dahulu sebelum FGD dimulai seiringga data angket yang diisi oleh kepala
sekolah, wakil kepala sekolah urusan kurikulum, wakil kepala sekolah urusan sarana, dan
bendahara dapat diverifikasikan dengan gum bidang studi pada saat FGD dilakukan"
2. Peta Kompetensi Mata Pelajaran yang Diujikan secara nasional
Peta kompetensi mata pelajaran yang diujikan secara nasional diperoleh dari hasil daftar
nilai UN (BNSP, 2009). Hasil Peta kompetensi mata pelajaran yang diujikan secara
nasional kota Palembang dapat dilihat pada Tabel 1.
125 Prosiding Seminar Nssional Perudidikan 2013, Palentbeng 26 Januari 2013
;F
i.t-,,,?
llar'tonrt, clkA P e m c t ttct r t cl o t t P e tt tc tn b a n gett L[u n t P e rttl i cl i lctt n
Tabel 1 Kompetensi yang Kurang Dikuasai Berdasarkan Data UN BNSP
Dari Tabel 1 di atas dapat dijelaskan bahwa masih banyak kompetensi yang belumdikuasai oleh siswa. Hal ini menjadikan indikator mutu pendidikan di kota Palembang masihrendah untuk kompetensi seperti yang ada pada Tabel 1.
3. Faktor Penyebab Tidak Menguasai KompetensiSecara umum akar masalah mata pelajaran yang diujikan secara nasional relatif sama
antara sekolah-sekolah yang berada di Kota Palembang. Akar masalah tersebut tersebar pada8 standar nasional pendidikan (PP No 19 tahun 2005) dan beberapa bidang studi mengalamimismatch. Secara rinci faktor penyebab dideskripsikan setiap mata pelajaran di kotaPalembang seperti pada Tabel 2 berikut.
No Mata Pelajaran Kompetensi yang Kurang Dikuasai
Kimia -MenentukanlpH air limbah berdasarkan hasil percobaan dengan
menggunakan berbagai indikator
- Menentukan tekanan uap yang paling besar dari bagan beberapa larutan
- Menentukan hasil dan proses reaksi dari pembuatan unsur/senyawa
- Laju reaksi
2 Fisika Siswa dapat menjelaskan isi teori kuantum Planck
3 Biologi -Mampu mengidentifikasi ciri-ciri vertebrata untuk kelompok takson tertentu
-Mampu mengidentifikasi tahap tertentu respirasi sel.
-Mampu menerapkan hukum Hardy-weinberg
-Mampu mengidentifikasi penerapan bioteknologi konvensional / modern
4 Matematika Menemukan hasil operasi aljabar akar-akar persamaan eksponen, menentukan volumebangun ruang dengan aturan sinus dan cosinus, menentukan cara menghitung ukuranpemusatannya dari data berbentuk table/diagram, menentukan integral tertentu fungsitrigonometri sederhana
5 Bahasa lnggris Diperdengarkan percakapan pendek yg menyatakan simpati, siswa dpt menentukan respon
yg tepat
Menentukan tujuan komunikatif dr sebuah teks esei tertulis berbtk report
Disajkn teks tertulis berbtk recount, siswa dpt menentukan informasi tersirat dr bacaan.
6 Ekonomi Masalah pokok ekonomi, prilaku konsumen/produsen, fungsi konsumsi, uang,
perbankan, dan jurnal penyesuaian
7 Bahasa lndonesia Menentukan maksud puisi
B Geografi Menentukan ciri ciri jenis tanah tertentu, mengidentifikasi upaya mempertahankan kesuburantanah, membedakan jenis tanah antar pulau di lndonesia, mengidentifikasi dampak seksratio yang tidak seimbang disuatu wilayah, menentukan upaya mengatasi permasalahankependudukan, menentukan pemanfaatan peta, menentukan potensi desa, menentukanpendekatan yang digunakan untuk menganalisis fenomena geosfer, mengidentifikasi prinsipgeosfer dalam kehidupan sehari hari, menentukan ciri-ciri batuan berdasarkan gambar,
Prosiciing Seminar Nctsional Pendidikan 2013, Palentbong 26 Januari 2013 127
P e t tt e / utt t't tl rt t t f) e t t ge tt t l.t cu t.qti n iViu t u P e tt d i cl i l; cut f{rtrlono, tll;k
Tabel 2 Faktor Penyebab dan Solusi
Kenyataan masih banyak ditemukan di lapangan berbagai indikator mutu pendidikanmasih belum memuaskan. Menurut Sukmadinata dkk. (2002) banyak masalah mutu dihadapidalam dunia pendidikan, seperti: mutu lulusan, mutu pengajaran, bimbingan, dan latihan dariguru, mutu profesionalisme dan kinerja guru. Mutu-mutu tersebut terkait dengan mutumanajerial para pimpinan pendidikan, keterbatasan dana, sarana dan prasarana, dan fasilitaspendidikan, media, sumber belajar, alat dan bahan latihan, iklim sekolah, lingkunganpendidikan, serta dukungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan. Semuakelemahan mutu dari kompenen-kompenen pendidikan tersebut akhirnya berujung padarendahnya mutu lulusan. Dilihat dari perolehan ujian nasional dari sekolah menengahdiketahui masih diketernukan beberapa penguasaan kompetensi materi yang diuji masihrendah dan tidak mengalami peningkatan yang berarti.
Masalah Alternatif Solusi
Kehadiran tidak < 100% -Rancangan program semester yang longgar waktunya
-Reward bagi guru yang hadir 100%
-Punishment bagi guru yang kehadirannya < 100%
Kuranganya media/bahan untuk mengajarkan kimia -pelatihan pemilihan media dan bahan kimia yangterdapat di daerah (lokal material)
-Pelatihan penggunaan media animasi
Kesulitan penyusunan RPP, model pembelajaran, media, danevaluasi
Pelatihan penyusunan RPP, model pembelajaran,media, dan
penyusunan soal.
Kesulitan terhadap topiki materi Pembelajaran/kompetensitertentu (lihat Tabet 1)
Pelatihan pendalaman materi
Pengembangan profesional guru sangat kurang -Mengaktifkan MGMP pelajaran kimia bekerjasamadengan LPMP
-menawarkan pengembangan profesionalisime melaluilesson studi dalam kegiatan MGMP
Pembuatan bahan ajar
Mismatch
tingkat rendah ( C1 - C3) lebih dari 50%, soal yang berkatagoritingkat tinggi sudah ada tetapi umumnya guru masih kesulitandalam membedakan jenjang berdasarkan taksonomi. Soal yangdibuat umumnya dilengkapi dengan kunci jawaban tetapi masihbelum ada pedoman penskoran sehingga tinggkat validasinyakurang terukur.
Pelatihan pembuatan bahan ajar
128 Prosiding Seminar Nasionzl Penciidikan 2013, Paientbang 25 Januari 2013
Jabatan guni merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru halris bekerja
secara profesiollai. Bekerja secara profesional berarti bekerja dengan keahlian sedangkan
keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus. Gum tentunya teial-r merlilikipendidikan keahiian melalui lembaga pendidikan yang ditandai derrgan pemberian serlifikatatau akta mengajar. Sedikitnya ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru
antara lain: (1) kompetensi profbsional, arlinya gum memiiiki pengetahuan yang luas dari
bidang studi yang akan diajarkan serta penguasaan rnetodologi dalam arli memiliki konsep
teoretis mampu n-remilih metode dalam proses belajar mengajar, (2) kompetensi profesional,
arttnya sikap kepribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber inrensifikasi bagisubyek, (3) koinpetensi sosial, artinya guru hams menujukkan atau mampu berinteraksisosial, baik dengan inuris-muridnya rlaupun dengan sesafira gum, dan (4) kompetensi untuk i
melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai-nilai sosial dannilai rnaterial (Uno, 2001).
4. N{odel Peningkatan Mutu PendidikanRancangan model peningkatan mutu pendidikan di kota Palembang berdasarkan akar
masalah yang diperoleh dari FGD dan angket dari responden dapat dilihat pada Gambar 2.Berdasarkan Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa guru-guru yang memiliki berbagai masalahsesuai dengan temuan akar masalah dalam penelitian berikut dengan pengawas bidang studiikut program peningkatan mutu pendidikan melalui dua kegiatan inti. Kegiatan inti tersebutberupa pendalaman materi yang isinya sesuai dengan rekomendasi penelitian. Pendalammateri dapat berupa topik-topik yang terdeteksi sulit, model pembelajaran, RPP, media,evaluasi dan lainnya. Setelah guru dan pengawas mendapat kompetensi yang sesuai denganstandar maka mereka mengaplikasikan dalam kegiatan lesson studi sebagai guru model dan'pengawas terlibat di dalamnya sebagai narasumber. Pengimbasan pengetahuan yang sudahdiperoleh selama pendalam materi disampaikan pada kegiatan pengembangankeprofesionalan guru melalui lesson study di kelompok MGMP atau KKG.
Kegiatan lesson study bersiklus (plan, do.observe, dan see) dan guru rnodelbergantian. Melalui siklus lesson study akan memberi makna kepada guru model dan gurulainnya mengenai pembelajaran mencakup materi, model pembelajaran, media, evaluasi dancara-cara mengobservasi pembelaj aran.
Keterlibatan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota dalam hal pengadministrasian calonpeserta guru dan pengawas yang akan mengikuti model peningkatan rnutu pendidikan danpenyandang dana agar kegiatan ini tetap berlangsung setelah program peningkatan mutuseiesai diiaksanakan. Penyandang dana lainnya setelah program peningkatan mutu selesaiadalah Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP). LPMP tersedia kegiatan hibah/blockgrand peningkatan mutu untuk MGMP dan KKG. Selain itu LPMP memiliki widiaiswarayang dapat dijadikan sebagai narasumber. Setelah guru dan pengawas melalui kegiatanpendalaman materi dan lesson study diharapkan mereka sudah menjadi lebih profesional.Secara berkala mereka kembali mengikuti kegiatan peningkatan mutu minimal 1 tahun sekali.
Prosiding Seir'inar Nasional Pendidikan 2013, Patemban.q 26 Jarutari 2013 129
tifiF!"Ii
I{urlono, tli;k l;P e t 71. c t L i t i t ti ct t t P e t t ge t n i't tL rt st t tt liu|u P en tl i cli ktt i t
KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis terhadap akar dan alternatif masalah dalam penelitian inimaka ditarik simpulan sebagai berikut.
Peta kornpetensi siswa SMA untuk mata pelajaran yang diujikan secara nasional dikota Palembang bervariasi. Sebagian kompetensi dasar (KD) pada level rayon lebih tinggidari regional dan nasional namun sebagian KD lagi lebih rendah. Setelah dikonfirmasiterhadap guru tentang KD yang rendah, sebagian guru juga menguatkan bahwa merekamengaldmi kesulitan terhadap materi tersebut.
Faktor penyebab peserta didik tidak menguasai pokok bahasan tertentu sangatbervariasi. Faktor-faktor tersebut terjaring melalui FGD dan angket antara lain sebagaiberikut; (i) kehadiran guru kurang dari 100%, (2) guru mismatch, (3) guru tidak menguasaimateri dengan baik, (4) pengembangan keprofesionalan guru yang sangat kurang, dan (5)MGMP tidak aktif.
Alternatif pemecahan masalah yang diusulkan dalam rangka memecahkan masalahadalah sebagai berikut; (1) pendalaman materi (KD, media, RPP, penyusunan soal), (2)Mengaktifkan MGMP, (3) reward bagi guru yang kehadirannya 10006. Alternatif pemecahan
rnasalah yang diusulkan berkaitan dengan peningkatan mutu i,valaupun sebenarnya ada aspekterhadap minimnya kualitas fisik yang tersedia di sekolah tertentu.
Rancangan model peningkatan mutu yang diusulkan melibatkan tiga lembaga besarsebagai produsen (LPTK), pengguna kementerian pendidikan dan kebudayaan (kemdikbud),