Top Banner

of 63

medikal bedah sistem pernafasan.ppt

Oct 07, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Sistem Respirasi

  • Pemeriksaan FisikSistem pernafasan dibagi menjadi dua yaitu bagian konduksi dan bagian respirasi. Bagian konduksi adalah bagian dari sistem pernafasan yang berfungsi sebagai penghantar udara (jalan nafas) sedangkan bagian respirasi adalah sistem pernafasan yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Sistem konduksi meliputi cavum nasi (rongga hidung sampai bronchiolus terminalis sedangkan sistem respirasi meliputi bronchiolus respiratory, ductus alveolaris, saccus alveolaris , dan alveolus.Kelainan atau menurunnya sistem penafasan dapat mengganggu proses bernafas. Untuk mengetahui sistem pernafasan apa yang terganggu maka perawat harus mampu melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien.Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan sistem pernafasan meliputi kulit dan kuku,mata, hidung, mulut, leher, dan dada (paru-paru)

  • Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum pasien : Keadaan umum pasien adalah kondisi yang tampak ketika perawat melihat pasien seperti pucat, pasien tampak lemah

    2. Tanda-tanda vital (TTV) : meliputi tekanan darah (hipertensi, normal, hipotensi), denyut nadi, respirasi rate, dan suhu badan

  • Pemeriksaan FisikPemeriksaan kuku dan kulit :Inspeksi :Inspeksi kulit dan kuku bertujuan untuk mengetahui dan vaskularisasi superficial (peredaran darah permukaan). Bila kuku berwarna keunguan atau cyanosis maka pasien mengalami penurunan hemoglobin atau anemia dan cyanosis bisa juga terlihat di ujung jari bila hemoglobin sangat jauh di bawah normal.Kemudian lihat apakah kuku pasien mengalami clubbing finger atau jari tabuh. Clubbing finger terjadi bila seseorang mengalami hipoksia kronik (lebih dari enam bulan), infeksi paru, dan keganasan paru (kanker paru)

  • Pemeriksaan FisikPemeriksaan faring, laring, dan trakea.Inspeksi :Yang diamati pada faring adalah warna, pembesaran tonsil, adanya udema atau ulserasi, dan mucopolurent. Kemudian inspeksi laring dengan laringoscope. Amati kesimetrisan leher dan trakea, amati adanya massa, udema ( pembengkakan), dan memar.

  • Pemeriksaan FisikPemeriksaan Thoraks.Inspeksi :Pertama-tama yang harus kita amati adalah kemungkinan adanya kelainan bentuk dada pasien, seperti Barrel chess ( bentuk dada mengembung), Funnel chess (bentuk dada cekung, terutama pada daerah sternum), pigeon chest ( bentuk dada seperti burung dara). Kemudian amati juga bentuk vertebrae (tulang belakang pasien) dan kaji kemungkian adanya kelainan seperti lordosis (melengkung ke belakang), kifosis (membungkuk), dan skoliosis (vertebrae miring ke samping). Selanjutnya kaji ritme pernafasan pasien

  • RicketsiaKelainan congenital.

  • RicketsiaKelainan congenital.

  • bilateral pleuro pulmonary fibrosis

  • Pemeriksaan FisikJenis ritme pernafasan meliputi :Eupnea (normal; 16-24 x/mnt)Takipnea (Melebihi normal; > 24x/menit)Bradipnea (Kurang dari normal; < 16 x/mnt)Apnea ( Tidak ada pernafasan)Hiperventilasi (Pernafasan dalam namun kecepatan normal)Cheyne stokes (Secara bertahap semakin cepat kemudian dalam periode tertentu melambat dan diselingi oleh apnea)Biot (Cepat dan dalam dengan berhenti tiba-tiba diantaranya)Kussmaul (cepat dan dalam tanpa berhenti)Apneuis (inspirasi tersenggal-senggal dan lama sedangkan ekspirasi sangat pendek).Amati juga adanya retraksi dada intercostal dan suprastreal.

  • Pemeriksaan FisikPalpasi :Palpasi pada thoraks digunakan untuk mengkaji keadaan kulit pasien, adanya nyeri tekan, massa, kesimetrisan ekspansi dada, taktil fremitus / vokal premitus.

    a) Palpasi kesimetrisan dinding dada.Letakkan kedua telapak tangan pada dinding dada. Anjurkan pasien nafas dalam. Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan antara dada kanan dan kiri. Kemudin kaji pula pada daerah punggung dengan cara yang sama. Biasanya pada pasien yang mengalami nyeri pada costae dan sternum, baik karena adanya krepitasi maupun farktura, pergerakan dinding dada tidak akan sama antara kanan dan kiri.

    b) Palpasi taktil fremitus.Letakkan kedua telapak tangan pada kedua lapang paru. Kemudian minta pasien mengucapkan tujuh puluh tujuh atau sembilan puluh sembilan (angka ini bila diucapkan akan menimbulkan vibrasi yang kuat). Kemudian letakkan kedua telapak tangan pada dinding dada yang sama tetapi secara bersilang. Kegiatan ini dilakukan di semua lapang paru. Palpasi ini dilakukan untuk memeriksa getaran udara pada dinding paru. Normalnya getaran suara terasa sama pada kedua lapang paru. Abnormalitas terjadi bila salah satu sisi atau keduanya vibrasinya lemah.

  • Pemeriksaan FisikPerkusi :Perkusi dilakukan dengan cara mengetuk jari tengah tangan yang tidak dominan oleh jari tengah tangan dominan. Perkusi pada dinding thoraks dilakukan pada intercostal space (ICS)/celah antara tulang rusuk. Perkusi dinding thoraks tidak boleh dilakukan pada sternum karena akan menimbulkan nyeri dan mudah fraktur. Penilaian suara perkusi thoraks :a. Sonor / resonan : suara paru normalb. Redup : Terjadi konsolidasi paruc. Pekak : terjadi bila paru terisi cairan, suara ini normal bila terdengar pada ICS 3-5 midsternal sinistra karena terdapat jantung.d. Hipersonor/hiperresonan : Terjadi bila ada timbunan udara yang berlebihan.

  • Pemeriksaan FisikAuskultasi :Suara normal pada auskultasi pada paru.

    Bunyi NafasInspirasi = EkspirasiBunyi EkspitasiLokasiVesikulerInspirasi > ekspirasiLembutSebagian area paruBronkovesikulerInspirasi = ekspirasiSedangICS 1 dan 2 sternal line sinistra dan dextraTrakealInspirasi = ekspirasiSangat kerasDi atas trakea pada leherBronkialInspirasi < ekspirasiKerasDi bawah manubrium sterni

  • Pemeriksaan FisikSuara abnormal auskultasi paru.a. Rales/ Crackels : dihasilkan oleh eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan mengembang pada inspirasi b. Ronchi : terjadi akibat terkumpulnya cairan mucus pada trakea atau bronkus-bronkus besar (bernada rendah dan sangat kasar) c. Wheezing : terjadi karena ada eksudat lengket yang tertiup aliran udara (terdengar ngiiik pada fase ekspirasi) d. Pleural Friction-Rub : terjadi karena peradangan pleura (terdengar kering seperti suara gosokan amplas pada kayu)

  • Keluhan Utama1. Dispnea2. Batuk3. Pembentukan Sputum4. Hemoptisis5. Mengi (wheezing)6. Nyeri Dada

  • Keluhan UtamaDispneaAdalah kesulitan bernapas dan merupakan persepsi subjektif kesulitan bernapas, yang mencakup komponen fisiologis dan kognitif. Dispnea sering menjadi salah satu manifestasi klinis dialami klien dengan gangguan pulmonal dan jantung. Dispnea yang berkaitan dengan penyakit pernapasan terjadi akibat perubahan patologi yang meningkatkan tekanan jalan napas, penurunan komplians pulmonal, perubahan sistem vaskuler pulmonal, atau melemahnya otot-otot pernapasan.

  • Keluhan UtamaBatukBatuk adalah reflek protektif yang disebabkan oleh iritasi pada percabangan trakheobronkhial. Kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme penting dalam membersihkan jalan napas bagian dalam. Signifikasi, adanya batuk dapat menunjukkan penyakit pulmonal yang serius. Yang juga sama pentingnya adalah tipe batuk. Batuk yang kering, iritatif menandakan infeksi saluran napas atas dengan asal virus Laringo trakeitis menyebabkan batuk dengan puncak bunyi kering? Hacking? Brassy? Mengi? Ringan? Berat? Waktu batuk dicatat. Batuk malam hari dapat menunjukkan awitan gagal jantung sebelah kiri atau asma bronchial. Batuk pada pagi hari dengan pembentukan sputum merupakan indikatif bronchitis. Batuk dengan awitan akhir berarti berasal dari proses infeksi akut.

  • Keluhan UtamaPembentukan sputumSputum secara konstans dikeluarkan ke atas menuju faring oleh silia paru. Sputum yang terdiri atas lendir, debius selular, mikroorganisme, darah, pus dan benda asing akan dikeluarkan dari paru-paru dengan membutuhkan atau membersihkan tenggorok.Signifikansi, jumlah sputum purulen yang sangat banyak (kental dan kuning atau hijau) atau perubahan warna sputum kemungkinan menandakan infeksi bakteri.Sputum rusty menandakan adanya pneumonia bakterialis. Sputum mukoid encer seringkali merupakan akibat dari bronchitis virus. Tanyakan klien tentang warna sputum (jernih, kuning, hijau, kemerahan, atau mengandung darah), bau, kualitas (berair, berserabut, berbusa, kental), dan kuantitas (sendok the, sendok makan, cangkir).Tanyakan juga apakah sputum hanya dibentuk setelah klien berbaring dalam posisi tertentu.

  • HemoptisisHemoptisis adalah membatukkan darah, atau sputum bercampur darah.Sumber perdarahan data berasal dari jalan napas atas atau bawah atau berasal dari parenim paru.Penyebab yang paling umum adalah (1) infeksi pulmonal (2) karsinoma paru (3) abnormalitas pembuluh/ jantung (4) abnormalitas arteri atau vena, dan (5) emboli dan infark pumonal.Klien biasanya menganggap hemoptisis sebagai indikator penyakit serius dan sering akan tampak gelisah, lakukan pengkajian tentang awitan, durasi, jumlah dan warna (misal Merah terang atau berbusa).

  • Keluhan UtamaMengiBunyi mengi dihasilkan ketika udara mengalir melalu jalan napas yang sebagian tersumbat atau menyempit pada saat inspirasi dan ekspirasi.Mengi dapat terdengar hanya dengan menggunakan stetostkop.Minta klien mengidentifikasi kapan mengi terjadi dan akan hilang dengan sendirinya atau dengan menggunakan obat-obatan seperti bronkhodilator.Tidak semua mengi mengacu pada asma. Mengi dapat disebabkan oleh odem mukosa, sekresi dalam jalan napas, kolaps jalan napas akibat kehilangan elastisitas jaringan, dan benda sing atau tumur yang sebagian menyumbat aliran udara.

  • Keluhan UtamaNyeri dadaNyeri dada mungkin berkaitan dengan masalah pulmonal dan jantung, lakukan analisis gejala yang lengkap pada nyeri dada.Informasi tentang lokasi, durasi dan intensitas nyeri dada penting untuk dikumpulkan, dan akan memberikan petunjuk diri tentang penyebab.Nyeri dada dialami oleh banyak pasien dengan pnemonia, embolisme pulmonal dengan infark paru, dan pleuritis dan merupakan gejala lanjut karsinoma broncogenik. Pada karsinoma, nyeri mungkin pekak dan persisten karena kanker telah menyerang dinding dada, mediastinum atau tulang belakang.Dengan medikasi analgesik sangat efektif dalam meredakan nyeri dada tetapi harus hati-hati agar tidak menekan pusat pernapasan atau batuk produktif.

  • ISPAInfeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga di sekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah dan pleura (Depkes, 2009).

  • Klasifikasi ISPA Menurut Depkes 2009, klasifikasi dari ISPA adalah : 1. Ringan ( bukan pneumonia ) Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit, hidung tersumbat / berair, tenggorokan merah, telinga berair.

    2. Sedang ( pneumonia sedang ) Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan ( adentis servikal ).

    3. Berat ( pneumonia berat ) Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, sianosis dan adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.

  • Patofisiologi ISPAPada faringitisDroplet Menginfiltrasi lapisan epitel Epitel terkikis Jaringan limfoid superficial bereaksi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear.

    Pada sinusitisVirus masuk ke saluran pernapasan hidung mengeluarkan ingus menghasilkan superinfeksi bakteria masuk ke rongga-rongga sinus.

  • Manifestasi klinik ISPAPada rhinosinusitisHidung tersumbat + ingus.Batuk, sakit kepala, bersin, bunyi sengau, sakittenggorokan.Demam tinggi sangat jarang terjadi.

    Pada faringitis Suhu hingga 40CRasa gatal, kering pada tenggorokan, batuk kronis,kesulitan menelan.Lesu dan nyeri sendi

    Pada sinusitisGejala lebih dari 1 minggu, mis: sakit gigi maxillary,sakit kepala yang lebih berat pada pagi hari, nyeriwajah, kadang-kadang demam dan batuk, sertabunyi sengau.

  • PENATALAKSANAAN KASUS ISPALihat dan dengarkan apakah ada stridor,wheezing, demam & tanda-tanda gizi buruk.

    Pengobatan

    Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit,diberikan antibiotik parenteral, oksigen dansebagainya.

    Pneumonia: diberi obat antibiotikkotrimoksazol peroral.

    Bukan pneumonia: Diberikan perawatan dirumah, untuk batuk dapat digunakan obatbatuk tradisional atau obat batuk lain yangtidak mengandung zat yang merugikan.

  • BronkopneumoniaBronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis merupakan radang dari saluran pernapasanyang terjadi pada bronkus sampai dengan alveolus paru, yang biasanya dimulai dari bronkiolus terminalis.

  • Klasifikasi PneumoniaKlasifikasi klinis pneumonia didasarkan pada keadaan yang mengelilingi perkembangannya:1. Didapat dari populasi.Contohnya :Streptococcus pneumoniae, Haemophilus I nfluenzae, Chlamydia pneumoniae, dll.

    2. Didapat dari rumah sakit (nosokomial).Contohnya : bakteri gram negatif, seperti Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae

    3. Aspirasi : staphylococcus aureus dan bakteri gram negatif.

    4. Penyakit pada pasien dengan tanggap imun lemah: protozoa Pneumocystis cranii, fungus Candida, Aspergillus, virus Herpes simpleks, Psedomonas atau Mycobacterium tuberculosis

  • Etiologi Pneumonia1. Bakteri : Pneumokokus,Streptokokus, Basil gram negatif,Staphilokokus.2. Virus. Contoh :Virus influenza &adenovirus.3. Aspirasi.4. Pneumonia Hipostatik.5. Jamur.6. Sindroma Loeffler.

  • Manifestasi Klinik PneumoniaInfeksi traktus respiratorius bgn atas selama beberapa hari Suhu mendadak sampai 37- 40C, mungkin disertai kejang akibat demam yg tinggi Anak gelisah, sesak napas, sianosis sekunder hidung & mulut, Pernapasan cuping hidung ; trias gejala yang patognomonik Kadang-kadang muntah & diare, sakit tenggorok, nyeri otot & sendi Batuk mula-mula kering menjadi produktif.

  • Pemeriksaan Fisik PneumoniaInspeksi : frekuensi napas yang cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung serta sianosis hidung dan mulut. Perkusi toraks : terdengar keredupan dan suara napas mengeras. Auskultasi : suara napas vesikuler dan melemah. Terdapat ronkhi basah halus dan nyaring.

  • Pemeriksaan PenunjangDan Laboratorium Bronkoskopi Foto rontgen Laboratorik : Darah Lengkap Analisa gas darah

  • Penatalaksanaan Pneumonia1. Pada neonatus diberikan: Oksigen 2 liter/menit. IVFD Pengobatan : Antibiotik, Kortikosteroid. Pemeriksaan Rutin : Foto toraks, Astrup atas indikasi dan dilakukan evaluasi, darah lengkap, urin dan feses dan KGD.

    2. Pada bayi umur 1 bulan-2 tahun, diberikan : Oksigen 2 liter/menit IVFD Pengobatan : Antibiotika, Kortikosteroid, Pemeriksaan Rutin

    3. Pada anak usia di atas 2 tahun, diberikan : Bila dispnoe berat, berikan Oksigen IVFD Pengobatan : Penisillin prokain 50.000 unit/kgBB/hari dan Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis IV.

  • AsmaAsma merupakan penyakit jalan napas obstruktif intermitten, reversible, dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

  • Klasifikasi ASMA1. Ekstrinsik (Alergik).Disebabkan oleh faktor-faktor pencetus seperti bunga dan bulu binatang.

    2. Intrinsik (Non Alergik).Bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin, infeksi saluran pernapasan dan emosi.

    3. Asma Gabungan.Bentuk asma yang paling umum. Asma inimempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

  • Etiologi Genetik : Alergi Emosi / stress Perubahan cuaca dan iklim Dll.

  • Manifestasi klinikBatuk & wheezing.Bernapas & dalam, gelisah, menggunakan otot-otot bantu pernapasan.Memburuk pd waktu malam.Serangan yang lebih berat, silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada, takikardi, serta pernapasan cepat & dangkal.

  • PenatalaksanaanPengobatan pada asma terbagi 2, yaitu :Pengobatan berdasarkan serangan berat danserangan ringan.1. Serangan berat, Anak perlu segera dirumahsakitkan. Di RS ada alat yang disebut nebulizer.2. Serangan ringan, bentuk obat sirup atau tablet.3. Obat lain yang juga bermanfaat, yaitu obat yang dihirup (inhaler) dua atau tiga kali sehari.4. Mengajarkan sang anak mengembangkan sepenuhnya paru-paru setiap kali bernapas jika mendapat serangan.5. Berenang untuk pengontrolan napas.

  • PleuritisPleuritis merupakan peradangan dari lapisan sekeliling paru paru (pleura) disebabkan penumpukan cairan dalam rongga pleura, selain cairan dapat pula terjadi karena penumpukan pus atau darah. Pleuritis dapat juga disebut sebagai komplikasi dari efusi pleura atau penyakit pada efusi pleura.Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura, sehingga terjadi peradangan.Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka disebutefusi pleuratetapi bila tidak terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebutpleurisi kering.Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan.Pleuritis terbagi atas 2 macam yaitu:Pleuritis kering (frbrosa):yaitu peradangan pada pleura tanpa atau hanya sedikitpengeluaran cairanPleuritis basah(serofibrosa)yaitu terjadinya penimbuhan cairan di ruang pleura disebut juga dengan pleura efusi cairan yang berisi di pleura dapat berupa exudat dan transudat.

  • PENYEBAB UTAMAPneumoniaInfarkparu akibatemboliparuKankerTuberkulosisArtritis reumatoidLupus eritematosus sistemikInfeksi parasit (misalnya amuba)PankreatitisCedera (misalnya patah tulang iga)Bahan/zatiritatifdari saluran pernafasan atau tempat lain (misalnyaabses) yang sampai ke pleuraReaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin, klorpromazin.

  • GEJALA (SIMTOM)Nyeri pada dada yang diperburuk oleh bernapasSesak NapasPerasaan "ditikamGejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul secara tiba-tiba. nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam dan menusuk.nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas dalam dan batuk. Nyeri merupakan akibat dari peradangan pada lapisan pleura sebelah luar dan biasanya dirasakan di dinding dada tepat di daerah yang mengalami peradangan

  • Diagnosisseringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas.Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi, tetapi bisa menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau penimbunan sejumlah kecil cairan di rongga pleura.Nyerinya dapat dikacaukan dengan nyeri dari :Peradangan sekitar jantung (pericarditis)Serangan jantungg (myocardial infarction)Kebocoran udara di dalam dada (pneumothorax)

  • PenatalaksanaanPengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan. Jika penyebabnya adalah penyakitautoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang mendasarinya.Apapun penyebab dari pleurisi, biasanya nyeri dada bisa diredakan dengan memberikan obat pereda nyeri sepertiasetaminofenatauibuprofen.Kodein dan golongan narkotik lainnya merupakan pereda nyeri yang lebih kuat tetapi cenderung bersifat menekan batuk, sehingga bukan merupakan langkah yang baik karena bernafas dalam dan batuk membantu mencegah terjadinya pneumonia

  • Trauma DadaTrauma dada menyebabkan hampir 25 % dari semua kematian yang berhubungan dengan trauma di Amerika dan sangat berkaitan dengan 50 % kematian yang berhubungan dengan trauma yang mencakup cedera sistem multiple.Trauma dada diklasifikasikan dengan trauma tumpul dan tembus ( penetrasi ). Meski trauma tumpul dada adalah lebih umum pada trauma ini sering timbul kesulitan dalam mengidentifikasi keluasan kerusakan karena gejala-gejala mujngkin umum dan rancu.

  • Mekanisme PatologiCedera pada dada sering mengancam jiwa dan mengakibatkan satu atau lebih mekanisme patologi berikut :Hipoksia akibat gangguan jalan nafas, cedera pada parenkim paru, sangkar iga, dan otot pernafasan , kolaps paru dan pneumotoraks.Hipovolemik akibat kehilangan cairan masif dari pembuluh darah besar , ruptur jantung, atau hemotoraks.Gagal jantung akibat tamponade jantung, kontusio jantung, atau tekanan intra toraks yang meningkat .Mekanisme ini sering kali mengakibatkan kerusakan ventilasi dan perfusi yang mengarah pada gagal nafas akut, syok hipovolemia, dan kematian.

  • Pemeriksaan fisikInspeksi jalan nafas, toraks, vena leher, pernafasan, tanda-tanda vital dan warna kulit untuk tanda-tanda syok. Toraks dipalpasi terhadap nyeri tekan, krepitus dan posisi trachea. Bunyi nafas dan bunyi jantung diauskultasi.Pemeriksaan diagnostik awal :Rongent dadaPemeriksaan pembekuan darah.Golongan dan cocok silang.Elektrolit dan osmolalitas.Saturasi oksigen Gas darah arteri.EKGCT scan

  • Tujuan PengobatanUntuk mengevaluasi kondisi pasien dan melakukan resusitasi agresif, sebuah jalan nafas segera ditetapkan dengan dukungan oksigen dan pada beberapa kasus, dukungan ventilator . Tetapkan kembali volume cairan , memulihkan seal pleura dalam dada dan mengalirkan cairan intra pleura serta darah adalah penting.

  • Fraktur Iga Fraktur iga adalah tipe trauma dada yang paling umum terjadi, pada lebih dari 60 % pasien masuk masuk ke rumah sakit dengan cedera dada tertutup .kebanyakan fraktur iga adalah jinak dan diatasi secara konservatif . fraktur iga pertama jarang terjadi namun dapat mengakibatkan kematian yang tinggi karena fraktur tersebut berkaitan dengan laserasi arteri atau vena subklavia.Iga kelima dan kesembilan adalah fraktur yang paling umum . fraktur iga yang lebih rendah dikaitkan dengan cedera limpa dan hepar , yang mungkin tergores oleh patahan igaTujuan pengobatan adalah untuk : mengontrol nyeri, dan untuk mendeteksi serta mengatasi cedera. Sedasi digunakan ujnutk menghilangkan nyeri dan kemungkinan nafas dalam dan batuk. Harus hati-hati untuk menghindari oversedasi dan menekan dorongan bernafas ,strategi alternatif untuk menghilangkan nyeri termasuk penyekat saraf interkosta dan es diatas tempat fraktur.

  • Flail ChestTerjadi ketika 2 atau 3 lebih iga yang berdekata frakur pada satu tempat atau lebih, mengakibatkakn segmen iga mengambang bebas sebagai akibatnya dinding dada kehilangan kestabilannyua, dengan akibat lanjut kerusakan pernafsan dan biasanya gawat nafas yang berat.Selama inspirasi , ketika dada mengembang bagian segmen iga yang terlepas ( Flail segment ) akan bergerak dengan cara paradoksikal yaitu tertarik kedalam ketika inspirasi , menggurangi jumlah udara yang di hirup kedalam paru-paru. Pada ekspirasi karena tekanan intra toraks akan melebihi tekanan atmosfir , segmen flail akan terdorong keluar , merusak kemampuan pasien untuk menghembuskan nafas. Mediastinum lalu berpindah kembali kesisi yang sakit. Penatalaksanaan mencakup pemberian dukungan ventrilator, pembersihan paru dari sekresi, dan pengendalian nyeri. Penatalaksanaan spesifik tergantung pada tingkat disfungsi pernafasan. Jika hanya segmen kecil dari dada yang terkena , sasarannya adalah untuk membersihkan jalan nafas ( batuk, nafas dalam, penghisapan ringan ) untuk membantu ekspansi paru, dan untuk menghilangkan nyeri dengan blok saraf interkosta, blok efidural tiraks tinggi, atau penggunaan narkotik intravena dengan hati-hati.

  • Hemotoraks dan PneumotoraksPada cedera dada hebat, darah seringkali terkumpul dalam rongga dada karena robeknya pembuluh interkosta, laserasi paru-paru atau keluarnya udara dari paru yang cedara ke dalam ruang pleura (pneumotoraks). Cedera dada dapat mengganggu masalah fungsi normal paru.Keseriusan masalah tergantung pada jumlah dan kecepatan perdarahan toraks.Rongga pleura dapat didekompresi dengan aspirasi jarum (torasentesis) atau drainase selang dada darah dan udara. Paru kemudian mampu untuk mengembang kembali dan kembali melakukan fungsinya dalam pernapasan.

  • Tension PneumothoraksTension Pneumothoraks terjasi ketika udara ditarik ke dalam ruang pleura dari paru yang mengalami laserasi atau melalui lubang kecil dalam dinding dada. Pada kedua dasus tersebut, udara yang memasuki rongga dada bersamaan dengan inspirasi akan terjebak disini ; udara tidak dapat dikeluarkan melalui jalan nafas atau lubang kecil dalam dinding dada.Dengan demikian tegangan terbentuk di dalam ruang pleura yang emnyebabkan paru kolaps dan jantung, pembuluh darah yang besar, dan trakea bergeser ke arah sisi dada yang tidak sakit .Jika diduga Tension Pneumothoraks , pasien harus segera diberikan oksigen konsentrasi tinggi untuk mengatasi hipoksia. Dalam keadaan darurat, pneumotoraks tegangan dapat diubah dengan cepaat menjadi pneumotoraks dengan memasangkan jarum berdiameeter besar pada garis midklavikkular ruang interkosta kedua pada sisi yang sakit

  • Luka tembus pada dadaPneumotoraks terbuka Pneumotoraks terbuka terjadi bila lubang dalam dinding dada cukup besar untuk memungkinkan udara mengalir dengan bebas masuk dan keluar ronggga toraks bersama setiap upaya pernapasan. Karena dorongan udara melalui lubang dalam dinding dada menghasilkaan bunyi menghisap, cedera demikian disebut sucking wounds dada. Pada pasien ini, bukan hanya paru yang kolaps, tetapi struktur mediastinum(jantung dan pembuluh darah besar) bergeser ke arah sisi yang tidak cedera bersama setiap kali inspirasi dan pada arah yang berlawanan dengan setiap kali ekspirasi. Ini disebut mediastinal flutter dan kondisi sini mengakibatkan masalah sirkulasi yang serius.Membutuhkan intervensi kedaruratan Menghentikan aliran udara yang melewati lubang pada dinding dada merupakan tindakan menyelamatkan jiwa.

  • Luka tembak dan tusukLuka tembak dan luka tusuk adalah jenis trauma dada tembus yang paling umum. Luka tersebut dikelompokan berdasarkan pada kecepatannya.Luka tusuk umumnya dianggap kecepatan rendah karena senjata menghancurkan area kecil disekitar luka. Sasaran langsung penatalaksanaan adalah untuk memulihkan dan mempertahankan fungsi jantung paru. Setelah jalan nafas adekuat dipastikan dan ventilasi ditegakan , pasien diperiksa terhadap syok dan cedera intratoraks dan intra abdomen

  • Kontusio pulmonalKontusio pulmonal adalah kerusakan jaringan paru yang terjadi pada hemoragi dan edema setempat. Kontusio paru berhubungan dengan traum dada ketika terjadi kompresi dan dekompresi cepat pada dinding dada, ( trauma tumpul ) kontusio pulmonal mungkin saja tidak terbukti pada pemeriksaan awal. Tujuan pengobatan termasuk mempertahankan jalan nafas, memberikan oksigenasi yang adekuat, dan mengendalikan nyeri.pada kontusio pulmonal ringan nebulisasi kabut ultrasonik digunakan untuk menjaga sekresi tetap cair. Drainase postural , fisioterapi dan pengisapan endotracheal steril digunakan untuk membuang sekresi. Nyeri ditangani dengan menyekat saraf interkostal atau dengan opioid. Biasanya terapi antimikrobial diberikan karena kerusakan paru rentan terhadap infeksi. Oksigen biasanya diberikan dengan masker atau kanula selama 24 sampai 36 jam . cairan dibatasi karena cedera diduga akan menyebabkan penumpukan cairan abnormal dalam interstisial paru.

  • Tamponade jantungsering disebabkan oleh luka tembus. Walaupun demikian, trauma tumpul juga dapat menyebabkan perikardium terisi darah baik dari jantung, pembuluh darah besar maupun dari pembuluh darah perikard. Perikardium manusia terdiri dari struktur jaringan ikat yang kaku dan walaupun relatif sedikit darah yang terkumpul, namun sudah dapat menghambat aktivitas jantung dan mengganggu pengisian jantung. Mengeluarkan darah atau cairan perikard, sering hanya 15 ml sampai 20 ml, melalui perikardiosintesis akan segera memperbaiki hemodinamik.Diagnosis tamponade jantung tidak mudah. Diagnosistik klasik adalah adanya Trias Beck yang terdiri dari peningkatan tekanan vena, penurunan tekanan arteri dan suara jantung menjauh.