Top Banner
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH ASKEP GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN ABES HEPAR OLEH ARAHMAN 09 071 014 018 JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR MAKASSAR 2011 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. TUJUAN PENULISAN BABA II TINJAUAN PUSTAKA A. KONSEP MEDIS 1. Definisi 2. Anatomi fisiologi 3. Etiologi
24

Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

Jul 25, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAHASKEP GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

ABES HEPAR

OLEH

ARAHMAN

09 071 014 018

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

MAKASSAR

2011

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

B.     TUJUAN PENULISAN

BABA II TINJAUAN PUSTAKA

A.    KONSEP MEDIS

1.      Definisi

2.      Anatomi fisiologi

3.      Etiologi

4.      Patofisologi

5.      Manifestasi klink/Gejalal – gejala

6.      Klasifikasi

7.      Komplikasi

B.     KONSEP KEPERAWATAN

Page 2: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

1.      Pengkajan

2.      Analisis data

3.      Diagnosa keperawatan dan Lampiran penyimpangan KDM

4.      Implementasi

5.      Evaluas keperawatan

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan

B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Abses Hepar adalah bentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi

bakter, parasit, jamur maupun nekrosis steril yang bersumber dari sistem gasmointestional

yang ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari

jaringan hati nektolik, sel-sel inflamasi atau sel darah di dalam parenkim hati.

Abses Hati dibagi secara umum yaitu abses hati amebik (AHA) dan abses hati

piogenik. Abses Hati amebik yaitu komplikasi dimebiasis ekstraintertinal yang paling sering

dijumpai di daerah tropik/subtropik, termasuk Indonesia. Abses hati piogenik sebagai hepatic

abscess, bacterial liver obscess, buctelial obscess of the liver, bacterial hepatic abscess.

Di negara-negara yang sedang berkembang abses hati amebik didapatkan secara endemik dan

jauh lebih sering dibandingkan dengan abses hati piogenik. Abses hati piogenik ini tersebar di

seluruh dunia, dan terbanyak di daerah tropis dengan kondisi higrene/sanitasi yang kurang.

Secara epidemiologi didapatkan 8-15 per 100.000 kasus abese hati piogenik yang

memerlukan perawatan di Rumah Sakit, dan dari beberapa kepustakaan Barat, didapatkan

prevalensi antopsi bervariasi antara 0,29-1,47%. Sedangkan prevalensi di rumah sakit antara

0,008-0,16% abses hati sering terjadi pada pria dibandingkan perempuan dengan rentang usia

berkisar lebih dari 40 tahun, dengan insiden puncak pada dekade ke-6

Page 3: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

Berdasarkan hasil Laporan Medical Record Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

mulai 01 Jnauari 31 Desember 2010 didapatkan penderita Abses Hepar sebanyak 71 orang.

Jumlah penderita laki-laki sebanyak 57 orang dengan presentase 0,80%, sedangkan pada

perempuan sebanyak 14 orang. Jumlah penderita yang meninggal dunia pada jumlah

keseluruhan sebanyak 3 orang.

Dari data tersebut di atas bahwa penderita Abses Hepar mayoritas dialami oleh laki-laki.

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi abses hepar sangat diperlukan

kerjasama tim kesehatan dan penanggulangan Abses Hepar dengan terjadinya dalam

pemenuhan diri, memeriksa kesehatan secara teratur, menjaga kebersihan lingkungan,

menghindari minuman beralkohol, mengawasi pemberian obat atau terapi yang membantu

pemulihan.

Dengan latar belakang di atas penulis tertarik dan ingin mengetahui bagaimana Asuhan

Keperawatan yang tepat pada Gangguan Sistem Pencernaan dengan Abses Hepar. Sehingga

memilih judul untuk Karya Tulis Ilmiah mengenai Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Pencernaan dengan Abses Hepar pada Tn. S di Ruangan Santa Melania Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan.

B.     TUJUAN PENULISAN

1.      Tujuan Umum

Agar penulis mampu melaksanakan dan menerapkan Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem

Pencernaan dengan Abses Hepar di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan

2.      Tujuan Khusus

Adapun tujuan penulisan Karya Tulis ini agar penulis diharapkan mampu :

a.       Melakukan Pengkajian pada Tn. S dengan gangguan sistem pencernaan dengan Abses Hepar

b.      Merumuskan Diagnosa Keperawatan Pada Tn. S dengan Gangguan Sistem Pencernaan

dengan Abses Hepar

c.       Merencanakan Tindakan Keperawatan kepada Tn. S dengan Gangguan Sistem Pencernaan

dengan Abses Hepar

d.      Melaksanakan Tindakan Keperawatan pada Tn. S dengan Gangguan Sistem Pencernaan

dengan Abses Hepar

e.       Melakukan Evalausi Keperawatan terhadap tindakan yang diterapkan pada Tn. S dengan

Gangguan Sistem Pencernaan dengan Abses Hepar

Page 4: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    KONSEP MEDIS

1.      Defenisi

Abses adalah pengumpulan cairan nanah tebal, berwarna kekuningan disebabkan oleh

bakteri, protozoa atau invasi jamur kejaringan tubuh. Abses dapat terjadi I kulit, gusi, tulang,

dalam organ tubuh seperti hati, paru-paru, bahkan otak area yang terjai abses berwarna merah

dan menggembung, biasanya terdapat sensasi nyeri dan panas setempat. (Microsoft Encarta

Refrence Library 2004)

Hati atau hepar adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya cokelat

dan beratnya ±1,5 kg, letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah

diafragma. (Drs. H. Syafuddin, 2006)

Abses hepar adalah bebentuk infeksi pada hati yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri,

parasit, jamur maupun nekrosis stail yang bersumber dari sistem gastrointestinal yang

ditandai dengan adanya proses gupurasi dengan pembentukan pus yang terdiri dari jaringan

hati neklohk, sel-sel inflamasi atau sel darah didalam parenkim hati.

2.      Anatomi Fisiologi

a.       Anatomi

Hati atau hepar adalah organ yang paling besar didalam tubuh kita, warnanya cokelat

dan beratnya ±1,5 kg, letaknya dibagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan bawah

diafragma.

Hati terbagi atas 2 lapisan utama :

Permukaan atas berbentuk cembung, terletak dibawah diafragma, dan permukaan bawah

tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transbersus.

Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri dibagian atas hati, selanjutnya hati

dibahi 4 belahan : lobus kanan, lobus kiri, lobus kaudata, dan lobus quardratus.

Hati mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatika, dan vena porta. Arteri

hepatika keluar dari aorta dan memberi 1/5 darah pada hati, darah ini mempunyai kejenuhan

95% -100%, masuk kehati akan membentuk jaringan kapiler setelah bertemu dengan kapiler

vena, akhirnya keluar sebagai vena hepatika.

Page 5: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

Vena portu yang berbentuk dari lielasis dan vena merantika superior menghantarkan 4/5

datah kehati. Darah ini mempunyai kejenuhan 70% sebab beberapa oksigen telah diambil

oleh limfe dan usus. Guna darah ini membawa zat makanan ke hati yang telah diabsorbsi oleh

mukosa dan usus halus. Besarnya kira-kira berdiamater 1mm. Satu dengan yang lain terpisah

oleh jaringan ikat yang membuat cabang-cabang pembuluh darah ke hati, lubang vena portu

arteri hepatika dan saluran-saluran empedu dibungkus bersama oleh sebuah balutan dan

membentuk saluran porta.

Darah berasal dari vena portu bersentuhan erat dengan sel hati dan setiap lobulus disaluri oleh

sebuah pembuluh sinusoid darah atau kapiler hepatika. Pembuluh darah halus berjalan

diantara lobulus hati, disebut vena interlobuler. Dari sisi cabang-cabang kapiler masuk

kedalam bahan lobulus yaitu vena lobuker. Pembuluh darah ini mengalirkan darah dalam

vena lain yang disebut vena sublobuler, yang satu sama lain membentuk vena hepatika dan

langsung masuk ke dalam vena kara interior.,

Empedu dibentuk didalam sela-sela keal di dalam sel hepar melalui kapiler empedu yang

halus/korekuli.

Bahan-bahan termasuk glikogen lemak, vitamin, zat besi, vitamin yang larut dalam minyak

atau lemak disimpan dihati. Hati membantu mempertahankan suhu tubuh karena masing

organ ini dan banyaknya kegiatan metabolisme yang berlangsung sehingga mengakibatkan

darah banyak mengalir melalui organ ini yang menaikkan suhu tubuh.

b.      Fisiologi

1.      Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usu dan yang disimpan disuatu tempat dalam

tubuh, dikeluarkan sesuai dengan pemakaian dalam jaringan.

2.      Mengubah zat buangan dan bahan eacun untuk diekskresi dalam empedu dan urine.

3.      Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen

4.      Diekresi empedu, garam empedu dibuat dihati, dibentuk dalam sistem ertikuldendetelisin

disalurkan ke empedu

5.      Pembentukan utelum, hati membentuk asam amino diubah menjadi uteum, dikeluarkan

dalam darah oleh ginjal dalam bentuk urine.

6.      Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.

Page 6: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

3.      Etiologi

Pada umumnya abses hati terbagi atas dua yaitu :

a.       Abses hati amebik merupakan komplikasi amebiasis ektraintestinal yang sering dijumpai di

daerah tropik/subtropik, termasuk Indonesia.

b.      Abses hepar pyogelik dikenal dengan juga sebagai hepatis abses barterial inter obscess,

bakterial obscess of the liver, bacterial hepatic abscess.

(Aru. W.S, 2002).

4.      Patofisiologi

Sirosis hati adalah penyakit hati kronik yang dicirikan oleh distori arsitektur hati yang

normal, penyakit ini ditandai oleh adanya peradangan difus dan manahun pada hati, dikuti

oleh proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul

kekacauan dalam susunan parenkim hati. Walaupun etiologi dari berbagai bentuk sirosis tidak

dimengerti dengan baik, ada tiga pola khas yang ditemukan pada kebanyakan kasus yaitu

sirosis Laennec, postnekrotik dan biliaris, dan ada beberapa penyakit yang diduga dapat

menjadi penyebab sirosis hepatis antara lain malnutrisi, alkoholisme, virus hepatitis,

kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika, penyakit Wilson,

hemokromatosis, zat toksik dan lainnya.

Bila melihat manifestasi klinis dan hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada

pasien Tn. S bahwa sirosis hati yang terjadi dapat digolongkan sirosis Laennec (postal).

Sirosis ini juga disebut dengan sirosis alkoholik, portal, dan sirosis gizi merupakan pola

sirosis yang berbeda yang dihubungkan dengan penyalahgunaan alkohol kronik, efek toksik

alkohol pada hepar menyebabkan perubahan yang sangat bermakna pada struktur dan fungsi

sel-sel hepar. Perubahan ini ditandai dengan inflamasi dan nekrosis sel hepar dapat secara

lokal maupun menyebar. Simpanan lemak dalam sel-sel parenkim dapat terlihat pada fase

awal. Penyebab perubahan lemak ini tidak jelas dimungkinkan ada perubahan fungsi enzim

yang berhubungan dengan metabolisme lemak secara normal. Pelebaran sel-sel lemak

menyebabkan tekanan pada lobus hepar, yang mengarah pada peningkatan tekanan aliran

darah. Terjadi hipertensi sistem portal, dengan tekanan balik yang cukup pada sistem portal,

terjadi sirkulasi kolateral dan memungkinkan darah mengalir dari intestin langsung ke vena

kava. Peningkatan aliran darah ke vena esovagus; vena lambung, varises lambung; pada

limpa, splenomegali dan pada vena hemoroid. Nekrosis diikuti oleh regenerasi dan jaringan

Page 7: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

fibrosa yang terbentuk merusak bentuk normal lobus hepar. Perubahan fibrotik ini tidak dapat

kembali normal dan mengakibatkan disfungsi hepar kronis dan akhirnya gagal hepar.

5.      Manifestasi Klinik/Geja;a - gejala

Beberapa manifestasi klinis atau gejala – gejala pada penyakit abses hepar adalah

antara lain :

a.       Demam di sertai menggigil

b.      Diafresis, malaire, anoreksia

c.       Mual, muntah

d.      Penurunan berat badan

e.       Nyeri tumpul pada adomen

f.        nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen,

g.      hepatomegali

h.      ikterus

i.        anemia.

6.      Komplikasi

a.       Klainan plempulmonal

b.      Gagal hati

c.       Perdarahan kedalam rongga abses

d.      Hemobilia

e.       Empioma

f.       Fislusa nepabronkial

g.      Ruphur ke dalam pelikerd atau retropsitoneum

(An. W.Sudoyo, 2006)

B.     KONSEP KEPERAWATAN

1.      Pengkajian

a.       Biodata klien

Nama initial                       : Tn. S

Tempat /Tgl.Lahir (umur) : 4-4-1965 (46 tahun)

Jenis kelamin                     : Laki-laki

Status perkawinan             : Sudah menikah

Agama                               : Katolik

Page 8: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

Warga negara/suku            : Indonesia/Batak karo

Pendidikan/pekerjaan        : PNS

Alamat rumah                   : Desa Hulu Kec. Pacur batu Kab. Deli Serdang

Tanggal masuk/jam           : 24 Juni 2011/ 21.00Wib

Rekam medik                     : 00-25-41-99

b.      Penanggung jawab

Nama                                 : Tn. K

Jenis kelamin                     : Laki-laki

Alamat                              : Desa Mbainai Kec. Sibiru-biru Kab.  Deliserdang

Pekerjaan/pendidikan        : Wiraswasta

Hubungan dengan pasien : Saudara kandung

Data Medik :

Diagnosa : Abses hepar

Dr. yang merawat : dr. Pengarapan

a.       Riwayat Kesehatan Sekarang

Riwayat kesehatan/alasan masuk rumah sakit Santa Elisabeth Medan tanggal 24 Juni 2011

pukul 21.00Wib. Pada tanggal 24 Juni 2011 pukul 21.00wib pasien datang kerumah sakit

Santa Elisabeth Medan dengan keluhan nyeri pada perut sebelah kanan atas, sering mual

muntah, tidak selera makan, tidak bisa tidur karena nyeri pada perut demam atas anjuran

dokter untuk rawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, cek darah rutin, cek fungsi

faal hati, USG. Nyeri dapat berkurang setelah makan obat yang diberikan oleh dokter.

b.      Keluhan saat ini tanggal 28 Juni 2011 pukul 14.00 Wib

Pada tanggal 28 Juni 2011 pukul 14.00Wib, masih ada nyeri pada perut kanan atas, sering

mual saat makan, tidak selera makan, tidak bisa tidur karena nyeri pada perut terutama pada

malam hari.

c.       Keadaan umum

1.      Tekanan darah : 110/70 mmh

MAP =

Kesimpulan : Perpfusi ginjal masih dalam batas normal

MAP normal : 70 – 100 mmhg

2.      Pernafasan : frekwensi 22 x/menit

3.      Suhu : 37,5°C

4.      Nadi : 88 x/menit

Page 9: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

2.      ANALISIS DATA

Nama/ Umur   : Tn. S / 46 Tahun.

Ruang/ Kamar : St. Melania / 74-3

No Sign/Synptom Etiologi Problem

1.      Data subjektif

a.       Pasien mengatakan nyeri di perut kanan atas

b.      Pasien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk dan menjalar kepunggung

2.      Data subjektif

a.       Nyeri tekomardonam

b.       Pasien gelisah

c.        Pasien tampak meringis kesakitan

d.       Pasien memegangi perut yang sakit

e.        Skala nyeri : 5

Memburuknya fungsi liver

Nyeri

1.      Data subjektif

a.       Pasien mengatakan tidak ada selera makan

b.      Terasa mual saat makan

2.      Data subjektif

a.        Pasien tampak mual saat makan

b.       Makanan yang disajikan ½ porsi

c.        Mukosa tampak kering

d.       Nyeri tekan abdomen

e.        Bibir tampak kering

f.        Konjungtiva anemia

g.       Sclera icterms

Intake makanan yang tidak adekuat

Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1.      Data subjektif

a.       Pasien mengatakan tidak bisa tidur karena nyeri abdomen

2.      Data subjektif

a.       Ekspresi wajah mengantuk

b.      Sering menguap

Page 10: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

c.        Pasien tampak gelisah

d.      Palpebrase tampak kehitaman

Nyeri abdomen

Gangguan pola tidur

1.      Data subjektif

a.       Pasien mengatakan mencemaskan penyakitnya

b.       Pasien mengatakan takut penyakitnya tidak sembuh

2.      Data subjektif

a.       Ekspresi wajah gelisah

b.       Pasien tampak meremas-remas tangannya

c.        TD : 110/70 mmHg

                  Perubahan terhadap status kesehatan

                  Ansietas

3.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama/ Umur               : Tn. S / 46 Tahun.

Ruang/ Kamar             : St. Melania / 74-3

No Diagnosa keperawatan Tanggal Paraf

Ditemukan Diatasi

a.        Nyeri berhubungan dengan memburuknya fungsi liver

Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

makanan yang tidak adekuat

b.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri abdomen

Ansietas berhubungan dengan perubahan terhadap status kesehatan. 28-06-2011

Tujuan

1.      Menenangkan pasien dan berikan terapi

Dalam waktu 3 hari masa perawatan pasien melaporkan adanya penurunan rangsang nyeri.

Kriteria hasil

a.       Melaporkan nyeri hilang

b.      Wajah rilex

c.       Tampak relaksasi otot-otot abdomen Pertahankan posisi semi fawler sesuai indikasi

Page 11: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

2.      Berikan tindakan kenyamanan, seperti masase punggung, latihan nafas dalam, latihan

relaksasi.

3.      Anjurkan pasien berdest bila pasien melaporkan adanya ketidaknyamanan perut.

4.       Berikan lingkungan yang nyaman pada pasien

5.       Selidiki laporan nyeri, catat lokasi, lima intervensi

6.      Berikan obat sesuai indikasi canalgesik narkotik 1. Membantu meminimalkan nyeri karena

gerakan

7.      Meningkatkan relaksasi

8.      Melindungi liver dan membantu tubuh dan metabolisme

9.      Membantu klien untuk menghilangkan rasa nyeri

10.  Dapat menunjukkan terjadinya komplikasi

11.  Membantu menghilankan nyeri

Tujuan

Dalam waktu 2 hari masa perawatan resiko perubahan nutrisi tidak terjadi

Kriteria hasil

a.       Menunjukkan peningkatan BB

b.      Wajah rilex

c.       Konjungtiva tidak berlemak

1.      Berikan perwatan mulut sebelum makan

2.      Anjurkan makan pada posisi semi farler

3.      Berikan makanan sedikit agak panas frekwensi sering

4.       Anjurkan makan pagi dengan porsi yang lebih besar

5.      Dorong pemasukan sari jeruk dan makanan selingan

6.      Kolaborasi dengan ahli diet untuk membuat diet sesuai kebutuhan pasien.

a)      Menghilangkan rasa tidak enak dan meningkatkan nafsu makan

b)      Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan pemasukan

c)      Menambah pemasukan

d)     Trorexia selama siang hari membuat masukan sulit pada sore hari.

Page 12: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

e)      Untuk masukan tambahan

f)       Berguna dalam membuat program diet untuk kebutuhan tubuh

 Tujuan

Dalam waktu 2 hari masa perawatan keburuhan tidur dapat terpelihara

Kriteria hasil

a.       Melaporkan perbaikan dalam pola tidur/ istirahat

b.      Pasien tampak segar

c.       Palpebrae tidak kehitaman

1.      Berikan tempat tidur yang nyaman dan berikan milik pribadi mis: bantal dan guling

2.      Tentukan kebiasaan tidur dan biasanya dan perubahan yang terjadi

3.       Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur mesase punggug waktu mau tidur.

4.      Instruksikan tindakan relaksasi

5.      Kurangi kebisingan dan lampu

6.      Hindari bila mungkin (mis: membangunkan untuk obat/terapi)

7.      Berikan obat sesuai indikasi

a)      Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis

b)      Mengidentifikasi intervensi yang tepat

c)      Meningkatkan efek relaksasi

d)     Membantu mengindikasi tidur

e)      Memberikan situasi konduktif untuk tidur

f)        Tidur tanpa gangguan menimbulkan rasa segar

g)      Mungkin diberikan untuk membantu pasien tidur K

Tujuan

Dalam waktu 1 hari ansietas menurun

Kriteria hasil

Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah

melaporkan ansietas menurun.

Page 13: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

1. Evaluasi tingkat ansieatas, catat respon verbal dan non verbal

2. Pertahankan kondisi lingkungan yang terapeutik

3. Jadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur

4. Dorong keluarga untuk selalu mendampingi pasien

5. Berikan hiburan yang mendukung, televisi koran

a)      Ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, meningkarkan perasaan sakit

b)      Menurunkan ansietas

c)      Membetasi kelemahan

d)     Untuk memberikan dukungan yang positif

e)      Sebagai faktor yang mendukung untuk mengetahui ansietas

Tujuan

Dalam waktu 1 hari ansietas menurun

Kriteria hasil

Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan cara yang sehat untuk menghadapi masalah

melaporkan ansietas menurun.

1.      Evaluasi tingkat ansieatas, catat respon verbal dan non verbal

2.      Pertahankan kondisi lingkungan yang terapeutik

3.      Jadwalkan istirahat adekuat dan periode menghentikan tidur

4.      Dorong keluarga untuk selalu mendampingi pasien

5.      Berikan hiburan yang mendukung, televisi koran

a)      Ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, meningkarkan perasaan sakit

b)      Menurunkan ansietas

c)      Membetasi kelemahan

d)     Untuk memberikan dukungan yang positif

e)      Sebagai faktor yang mendukung untuk mengetahui ansietas

C.     IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama/ Umur         : Tn. S / 46 Tahun

Ruang/ Kamar       : St. Melania / 74-3

Tanggal/jam No Implementasi keperawatan Paraf

28-06-2011

14.00

Page 14: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

Mengobservasi keadaan pasien dan menanyakan keluhan.

Pasien : pasien mengatakan nyeri pada perut masih ada,

Observasi : - Pasien tampak lemah

1.      Infus ka-en 3B 20Tts/I berjalan dengan lancar sesuai dengan tetesan

2.      Menganjurkan pasien untuk istirahat, pasien mengatakan mau istirahat

3.      Menyajikan snack pasien

4.      Merapikan tempat tidur pasien dan memberikan posisi towler pada pasien

Pasien mengatakan merasa nyaman dengan posisi itu

5.       Mengobservasi tanda-tanda vital pasien :

T : 37°C, P: 84 x/i, TD : 110/70 mmhg, RR : 22 x/i

6.      Mengontrol keadaan pasien, pasien tampak sedang beristirahat

7.       Menganjurkan pasien untuk mandi dan mengganti pakaiannya, pasien mengatakan mau

melakukannya

8.       Menyajikan diet kepada pasien dengan diet lemak + soup 1 gelas + 1 gelas air putih dan

menganjurkan pasien untuk makan,

Pasien mengatakan tidak selera makan karena ada rasa mual saat makan

9.      Menganjurkan pada pasien untuk tarik nafas bila aa keluhan mual, pasien tampak tarik nafas

10.   Memotivasi pasien untuk menghabiskan makanannya dengan tetap tarik nafas bila mual

muncul : makanan yang disajikan habis ½ porsi

11.   Memberikan obat oral : mucosta 1 tablet + 1 gelas air putih, pasien tampak meminum obat

12.   Menganjurkan pasien untuk istirahat, pasien mengatakan mau istirahat

13.   Mengobservasi tanda-tanda vital pasien :

T : 37°C, P: 80 x/menit, TD : 120/70 mmhg, RR : 22 x/i

14.   Menanyakan kepada pasien apakah nyeri masih ada:

Pasien mengatakan nyeri masih ada

15.   Menganjurkan keluarga untuk tidak membuat keributan supaya pasien dapat istirahat:

Keluarga pasien tampak setuju

16.   Menganjurkan pasien untuk istirahat,

Pasien mengatakan mau istirahat

D.    EVALUASI KEPERAWATAN

Nama/ Umur : Tn. S / 46 Tahun.

Ruang/ Kamar : St. Melania / 74-3

Page 15: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

Tanggal/jam No Evaluasi keperawatan Paraf

28-06-2011

1 21.00 Wib

S :  1. Pasien mengatakan nyeri masih ada pada perut sebalah kanan atas

O : 2. Pasien tampak lemah

3.      Pasien tampak gelisah

4.      Pasien merasa nyeri sedikit berkurang dalam posisi semi towler

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2,3,4

2 21.00 Wib

S : 1. Pasien mengatakan mual masih ada saat makan

O :2. Saat makan pasien tampak masih mual Pasien mendapat asupan nutrisi

         tambahan (roti, buah)

3.      Makanan yang disajikan habis ½ porsi

4.       Pasien tampak lemah

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2,3,4

3 21.00 Wib

S : 1. Pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri pada perut

     2. Pasien mengatakan sering terbangun bila ada suasa ribut

O :1. Pasien tampak sering menguap

     2. Palpebras tampak kehitaman

     3. Pasien tampakgelisah

     4. Pasien tampak lemah

     5. Nadi : 84 x/i; TD : 110/70 mmhg

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan rencana tindakan no. 1,2,3,4

30-06-2011 1 21.00 WIB

S : 1. Pasien mengatakan nyeri sudah berkurang

O : 2. Pasien tampak rileks

      1. Keluhan nyeri sudah berkurang

A : Masalah sebagian teratasi

P : Pertahankan rencana tindakan keperawatan

Page 16: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

2 21.00 WIB

S : 1. Pasien mengatakan sudah selera makan, rasa mual sudah tidak ada lagi

O : 2. Makanan yang disajikan habis

1.      Pasien mendapat asupan tambahan (roti, buah

A : Masalah sebagian teratasi

P : Pertahankan rencana tindakan keperawatan

3 21.00 WIB

S : 1. Pasien mengatakan sudah mulai tidur nyenyak

     2. Keluarga mengatakan pasien sudah mau tidur

     3. Pasien mengatakan keluarga selalu menganjur-kan pasien untuk istirahat

O :1. Saat diobservasi pasien tampak istirahat

     2. Wajah tampak mulai segar

 A : Masalah sebagian teratasi

 P : Pertahankan rencana tindakan keperawatan

4 21.00 WIB

S : - Pasien mengatakan termotivasi karena dukungan keluarga dan tenaga medis

O : 1. Rasa cemas sudah berkurang

      2. Keluarga selalu mendampingi pasien

A : Masalah sebagian teratasi

P : Pertahankan rencana tindakan keperawatan

PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN KDM ABES HEPAR

Infeksi kuman                                                                                                  

           Sabiran  Pnemonan                     

Saluran cerna/sistem pencernaan

Page 17: Keperawatan Medikal Bedah Absea Hepar

-          Vena-          Sistem bilier-          Sistem alterial Hepatik

 

                            Hepar                                                                                                                                                                                    Mengalami kerusakan jaringan                                                                                                                                        

                                                                                                                                             Peradangan/Inflamasi                              Rongga abes yangg penuh dengan                                                                                  Cairan yang berisi leukosit mati  &                                                                                 hidup, sel-sel mati yang mencair                               Infeksi             Hancur                  serta bakteri                                                                                                                    Nyeri

                                                                                              Abes                                                                                                                                                                     Metabolisme nutrisi                                                                                                             Gangguan pola tidur                                                          Perubahan nutrisi         Produksi energi berkurang