ENGERTIANv Disebut juga Morbili. Campak merupakan penyakit yang
sangat menular terutama menyerang anak-anak, walaupun pada beberapa
kasus juga dapat menyerang orang dewasa. Pada anak-anak dengan
keadaan gizi buruk ditemukan kejadian campak dengan komplikasi yang
fatal atau berpotensi menyebabkan kematian.v Penyakit Campak adalah
penyakit menular akut yang disebabkan virus Campak/ Rubella. Campak
adalah penyakit infeksi menular yang ditandai dengan 3 stadium,
yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi.
Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan
pasien.v Virus ini terdapat dalam darah, air seni, dan cairan pada
tenggorokan. Itulah yang membuat campak ditularkan melalui
pernapasan, percikan cairan hidung ataupun ludah1. 2.
PENYEBABCampak adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
Rubella, oleh karena itu campak juga sering disebut Demam Rubella.
Virus penyebab campak ini biasanya hidup pada daerah tenggorokan
dan saluran pernapasan. Virus campak dapat hidup dan berkembang
biak pada selaput lendir tenggorokan, hidung dan saluran
pernapasan. Anak yang terinfeksi oleh virus campak dapat menularkan
virus ini kepada lingkungannya, terutama orang-orang yang tinggal
serumah dengan penderita. Pada saat anak yang terinfeksi bersin
atau batuk, virus juga dibatukkan dan terbawa oleh udara. Anak dan
orang lain yang belum mendapatkan imunisasi campak, akan mudah
sekali terinfeksi jika menghirup udara pernapasan yang mengandung
virus. Penularan virus juga dapat terjadi jika anak memegang atau
memasukkan tangannya yang terkontaminasi dengan virus ke dalam
hidung atau mulut. Biasanya virus dapat ditularkan 4 hari sebelum
ruam timbul sampai 4 hari setelah ruam pertama kali timbul.1. 3.
DIAGNOSADiagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut
:% Anamnesis1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,
mendadak), batuk, pilek harus dicurigai atau di diagnosis banding
morbili.2. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.3. Dapat
disertai diare dan muntah.4. Dapat disertai dengan gejala
perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, petekie,
ekimosis.5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita
morbili (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi
campak.% Pemeriksaan fisik1. Pada stadium kataral manifestasi yang
tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda
nasofaringitis dan konjungtivitis.2. Pada umumnya anak tampak
lemah.3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium
kataral).4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam
makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti
pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh tubuh.4.
PATOFISIOLOGI5. DIAGNOSA BANDING1. German measles. Pada penyakit
ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di
daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.2.
Eksantema subitum. Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal.
(Hassan.R. et al, 1985) Rubeola infantum (eksantema subitum)
dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak
ketika demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus
cenderung untuk kurang mencolok daripada ruam campak, sebagaimana
tingkat demam dan keparahan penyakit. Walaupun batuk ada pada
banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang
pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi
serum atau pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit
serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan
ruam yang agak serupa dengan ruam campak, tetapi batuk dan
konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut ruam
khas purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet
dengan susunan daging angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah
dibedakan.6. KOMPLIKASIPada anak yang sehat dan gizinya cukup,
campak jarang berakibat serius. Namun komplikasi dapat terjadi
karena penurunan kekebalan tubuh sebagai akibat penyakit Campak.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak :1. Infeksi bakteri
: Pneumonia dan Infeksi telinga tengah2. Kadang terjadi
trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga
pendertamudah memar dan mudah mengalami perdarahan3. Ensefalitis
(radang otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.4.
Bronkopnemonia (infeksi saluran napas) 7. Kejang demam (step)5.
Otitis Media (infeksi telinga) ` 8. Diare6. Laringitis (infeksi
laring)7. PENGOBATANA. Campak tanpa Penyulit, cukup dengan: Rawat
jalan Cukup mengkonsumsi cairan dan kaloriMorbili merupakan suatu
penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat
symtomatik, yaitu : memperbaiki keadaan umum, antipiretik bila suhu
tinggi parasetamol 7,5 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam
ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 100 mg tiap
2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari. Antitusif perlu diberikan bila
batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak
boleh digunakan. Mukolitik bila perlu Vitamin terutama vitamin A
dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat.Antibiotic
diberikan bila ada infeksi sekunder. Kortikosteroid dosis tinggi
biasanya diberikan kepada penderita morbili yang mengalami
ensefalitis, yaitu:o Hidrokostison 100 200 mg/hari selama 3 4
hari.o Prednison 2 mg/kgBB/hari untuk jangka waktu 1 minggu.B.
Campak dengan Penyulit : Menyingkirkan komplikasi Mengobati
komplikasi bila ada Merujuk ke rumah sakit bila perlu8.
PENCEGAHAN1) Cara yang paling efektif untuk mencegah anak dari
penyakit campak adalah dengan memberikan imunisasi campak. Jika
setelah mendapat imunisasi, anak terserang campak, maka perjalanan
penyakit akan jauh lebih ringan. Imunisasi campak untuk bayi
diberikan pada umur 9 bulan. Bisa pula imunisasi campuran, misalnya
MMR (measles-mump-rubella), biasanya diberikan pada usia 12-15
bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Disuntikkan pada
otot paha atau lengan atas2) Selalu menjaga kebersihan dengan
selalu mencuci tangan anak sebelum makan.Jika anak belum waktunya
menerima imunisasi campak, atau karena hal tertentu dokter menunda
pemberian imunisasi campak (MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan
dengan anak lain atau orang lain yang sedang demam.ASUHAN
KEPERAWATAN1. PENGKAJIANa. Biodatao Anak yang sakit.o Orang tua.b.
Riwayat kesehatano Keluhan utama.o RPS (demam tinggi, anoreksia,
malaise, dll).o Riwayat kesehatan lalu.o Riwayat kesehatan
keluarga. o Riwayat kehamilan (anak yang sakit).o Riwayat imunisasi
(bayi dan anak).o Riwayat nutrisi.o Riwayat tumbuh kembang.c. Pola
aktivitas sehari-hario Nutrisi / minum : 1) Dirumah 2) Dirumah
sakito Tidur / istirahat : 1) Dirumah 2) Dirumah sakito Kebersihan
: 1) Dirumah 2) Dirumah sakito Eliminasi : 1) Dirumah 2) Dirumah
sakitd. Keadaan umum : kesadaran, TTVe. Pemeriksaan fisik1) Mata :
terdapat konjungtivitis, fotophobia2) Kepala : sakit kepala3)
Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza,
perdarahanhidung ( pada stad eripsi ).4) Mulut & bibir : Mukosa
bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.5) Kulit :
Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler
pada leher, muka, lengan dan kaki ( pada stad. Konvalensi ),
evitema, panas ( demam ).6) Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk,
sesak nafas, wheezing, renchi, sputum7) Tumbuh Kembang : BB, TB, BB
Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.Pola Defekasi : BAK, BAB,
Diare9) Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanane.
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya
leukopeni.Dalam sputum, sekresi nasal, sediment urine dapat
ditemukan adanya multinucleated giant sel yang khas.Pada
pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test
dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang
spesifik dalam 1 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai
puncaknya pada 2 4 minggu kemudian.II. DIAGNOSA KEPERAWATANa.
Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses
inflamasi/infeksi virusb. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.III. INTERVENSI
KEPERAWATAN1) Dx I : Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh
bd proses inflamasi/infeksi virusTujuan : setelah dilakukan askep
selama 2 jam diharapkan suhu badan pasien berkurang denganKriteria
hasil : Suhu tubuh 36,6 37,4 0 Co Bibir lembabo Nadi normalo Kulit
tidak terasa panaso Tidak ada gangguan neurologis ( kejang
)Intervensi :1. Libatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara
menurunkan suhu tubuhRasional : agar keluarga lebih kooperatif
dalam terapib. Memberikan kompres dingin / hangat.Rasional : untuk
membantu dalam penurunan suhsu tubuh pada pasien.c. Pantau suhu
lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat tidur sesuai
indikasi.Rasional : suhu ruangan / jumlah selimut harus diubah
untuk mempertahankand. Monitor perubahan suhu tubuhRasional : untuk
mengetahui dan merencanakan intervensi selanjutnyab. Kolaborasi
medis untuk pemberian terapi antipiretik.Rasional : antipiretik
bekerja untuk menurunkan adanya kenaikan suhu tubuh.suhu tubuh agar
tetap normal.2) Dx II : Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksiaTujuan : setelah
dilakukan askep 2x 24 jam diharapakan pasien menunjukkan
peningkatan nafsu makan denganKriteria Hasil : BB meningkat Mual
berkurang / hilang Tidak ada muntah Pasien menghabiskan makan 1
porsi Nafsu makan meningkat Pasien menyebutkan manfaat nutrisi
Pasien mengungkapkan kesediaan mematuhi diit Tidak ada tanda tanda
malnutrisiIntervensi :a. Berikan banyak minum (sari buah-buahan,
sirup yang tidak memakai es).Rasional : untuk mengkompensasi adanya
peningkatan suhu tubuh dan merangsang nafsu makanb. Berikan susu
porsi sedikit tetapi sering (susu dibuat encer dan tidak terlalu
manis, dan berikan susu tersebut dalam keadaan yang hangat ketika
diminum).Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan
bernutrisi.c. Berikan makanan lunak, misalnya bubur yang memakai
kuah, sup atau bubur santan memakai gula dengan porsi sedikir
tetapi dengan kuantitas yang sering.Rasional : untuk memudahkan
mencerna makanan dan meningkatkan asupan makanan.d. Berikan nasi
TKTP, jika suhu tubuh sudah turun dan nafsu makan mulai
membaik.Rasional : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh setelah
sakit.DAFTAR PUSTAKAv Copyright2003gemari.or.iddesigned by Gemari
Online. Campak Alias Morbili Oleh : Harun Riyantov Kategori Info
Penyakit . Campak (Measles)vhttp://m.okezone.comJangan Anggap Remeh
Campakv Coprright @2008 TEMPOinteraktif. Campakv Copyright @
indoskripsi. com launcehed at November 2007-200. Morbili Website
hosting by Ide Bagusv Kapita Selekta kedokteran Jilid 2, Jakarta :
Media
Aesculapuhttps://nurse87.wordpress.com/2011/10/25/askep-morbilicampak-pada-anak/
APA PERMASALAHAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT CAMPAK ?Indonesia
telah melaksanakan imunisasi campak lebih dari 20 tahun namun angka
kesakitan dan kematian karena campak masih cukup tinggi,
diperkirakan terdapat 1 juta penderita campak dan 30.000 kematian
yang berkaitan dengan campak setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan
data surveylans belum cukup akurat dalam mengarahkan kebijakan
pelaksanaan imunisasi campak, karena banyak kasus campak yang tidak
dicatat dan tidak dilaporkan.APA YANG HARUS DILAKUKAN ?Dengan
mencatat setiap kasus campak ke dalam folmulir C1 dan melaporkan ke
tingkat yang lebih atas secara berjenjang.APA DEFINISI TERSANGKA
KASUS CAMPAK ?Penyakit Campak (Rubeola, Campak 9 hari, measles)
adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai
dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini disebabkan karena
infeksi virus campak golonganParamyxovirus.Penularan infeksi
terjadi karena menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita
bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum rimbulnya
ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.Sebelum vaksinasi
campak digunakan secara meluas, wabah campak terjadi setiap 2-3
tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-anak SD.
Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia
akan kebal terhadap penyakit ini.APA PENYEBAB PENYAKIT CAMPAK
?Campak, rubeola, atau measles adalah penyakit infeksi yang sangat
mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu
kurang lebih 4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan
olehparamiksovirus( virus campak). Penularan terjadi melalui
percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita
campak (air borne disease). Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum
gejala muncul.Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah
vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang
lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah: bayi berumur lebih
dari 1 tahun bayi yang tidak mendapatkan imunisasi remaja dan
dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.APA GEJALA
PENYAKIT CAMPAK ?Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah
terinfeksi, yaitu berupa: Panas badan nyeri tenggorokan hidung
meler ( Coryza ) batuk ( Cough ) Bercak Koplik nyeri otot mata
merah ( conjuctivitis )2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil
di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit)
yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala
diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang
mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada
awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga
serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari, ruam menyebar
ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah mulai
memudar.Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit,
ruamnya meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40 Celsius. 3-5 hari
kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam
yang tersisa segera menghilang.Demam, kecapaian, pilek, batuk dan
mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam
jerawat merah yang mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada
selama 4 hari hingga 7 hari.APA KOMPLIKASI DARI KASUS CAMPAK ?Pada
anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak:1. Infeksi
bakteri:Pneumoniadan Infeksi telinga tengah2. Kadang terjadi
trombositopenia (penurunan jumlah trombosit), sehingga pendeita
mudah memar dan mudah mengalami perdarahan3. Ensefalitis (inteksi
otak) terjadi pada 1 dari 1,000-2.000 kasus.BAGAIMANA CARA
MENDIAGNOSA KASUS CAMPAK ?Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala
dan ruam kulit yang khas.Pemeriksaan lain yang mungkin perlu
dilakukan: pemeriksaan darah, pemeriksaan darah tepi pemeriksaan Ig
M anti campak Pemeriksaan komplikasi campak: Enteritis
Ensephalopati, BronkopneumoniaBAGAIMANA TATALAKSANA KASUS CAMPAK ?*
Pengobatan simtomatik (antipiretik)* Pemberian antibiotic bila ada
komplikasi, bila berat segera dirujuk ke RS.* Pemberian vitamin A
dengan dosis sesuai umur kasusBAGAIMANA CARA MENCEGAH PENYAKIT
CAMPAK ?Penyakit campak dapat dicegah dengan pemberian imunisasi
campak yaitu pada anak usia 9 11 bulan dan pada saat anak duduk di
kelas I SD.APA PERAN PUSKESMAS ? Setiap Kasus campak yang datang ke
Puskesmas, harus dicatat dalam folmulir C1, laporkan setiap bulan
ke Kabupaten. Setelah itu tanyakan pada anak lain di sekitar
penderita yang mempunyai penyakit dengan gejala yang sama, bila ada
lakukan pelacakan Bila terdapat lebih dari 5 penderita dalam 4
minggu berturut-turut mengelompok secara epidemiologis di wilayah
puskesmas lakukan penyelidikan KLB menggunakan folmulir C1 dan
C2.BAGAIMANA CARA PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH PADA TERSANGKA KLB
CAMPAK ? Darah : Ambil 3 5 ml darah vena pada tersangka penderita
campak sebelum 28 hari setelah timbul rash, menggunakan syring 5
ml. Diamkan dalam suhu kamar selama 1 jam. Ambil serum, masukan ke
dalam tabung khusus. Lalu masukan ke dalam spesimen carier pada
suhu 2 8 derajat celcius. Segera kirim ke provinsi atau
Laboratorium campak
nasionalSUMBERhttp://id.wikipedia.org/wiki/CampakDepartemen
Kesehatan RI, leaflet Peran peran Petugas Kesehatan dalam surveylan
Campak .dansumber-sumber lainnya
https://p4bciamis.wordpress.com/program-pencegahan/surveilans-dan-bencana/campak/
1 Latar BelakangCampak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai
pembunuh terbesar, meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih
dari 30 tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang
setiap tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden
terbanyak berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit
campak yaitu pada negara berkembang, meskipun masih mengenai
beberapa negara maju seperti Amerika Serikat1.Program pencegahan
dan pemberantasan campak di Indonesia pada saat ini berada pada
tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan KLB (Kejadian Luar
Biasa). Hasil pemeriksaan sampel darah dan urin penderita campak
pada saat KLB menunjukkan IgM positif sekitar 70-100 persen.
Insiden rate semua kelompok umur dari laporan rutin Puskesmas dan
Rumah Sakit selama tahun 1992-1998 cenderung menurun, terutama
terjadi penurunan yang tajam pada semua kelompok umur. Tahun
1997-1999 kejadian campak dari hasil penyelidikan KLB cenderung
meningkat, kemungkinan hal ini terjadi berkaitan dengan dampak
krisis pangan dan gizi, namum masih perlu dikaji secara mendalam
dan komprehensive.Sidang WHA (World Health Assembly) tahun 1998,
menetapkan kesepakatan global untuk membasmi polio atau Eradikasi
Polio (Rapo), Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) dan Reduksi Campak
(RECAM) pada tahun 2000. Beberapa negara seperti Amerika, Australia
dan beberapa negara lainnya telah memasuki tahap eliminasi campak.
Pada sidang CDC/PAHO/WHO tahun 1996 menyimpulkan bahwa campak
dimungkinkan untuk dieradikasi, karena satu-satunya pejamu (host)
atau reservoir campak hanya pada manusia dan adanya vaksin dengan
potensi yang cukup tinggi dengan efikasi vaksin 85 persen.
Diperkirakan eradikasi akan dapat dicapai 10-15 tahun setelah
eliminasi2.1.2 Batasan PermasalahanCampak telah banyak diteliti,
namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat dalam penanganannya.
Imunisasi yang tepat pada waktunya dan penanganan sedini mungkin
akan mengurangi komplikasi penyakit ini.1.3 Tujuan
PenulisanMengetahui definisi, etiologi, epidemiologi,
patofisiologi, gambaran klinis, diagnosis banding, diagnosis,
komplikasi, prognosis, terapi dan pencegahan campak.BAB IITINJAUAN
PUSTAKA2.1 DefinisiPenyakit campak adalah suatu penyakit
berjangkit. Campak atau rubeola adalah suatu infeksi virus yang
sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis
dan ruam kulit3.Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular
yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu: a. stadium kataral, b.
stadium erupsi dan c. stadium konvalesensi4.Campak adalah suatu
penyakit akut menular, ditandai oleh tiga stadium5:1. Stadium
kataralDi tandai dengan enantem (bercak koplik) pada mukosa bukal
dan faring, demam ringan sampai sedang, konjungtivitis ringan,
koryza, dan batuk.2. Stadium erupsiDitandai dengan ruam makuler
yang muncul berturut-turut pada leher dan muka, tubuh, lengan dan
kaki dan disertai oleh demam tinggi.3. Stadium konvalesensiDitandai
dengan hilangnya ruam sesuai urutan munculnya ruam, dan terjadi
hiperpigmentasi.2.2 EtiologiCampak disebabkan oleh virus RNA dari
famili paramixoviridae, genus Morbillivirus. Selama masa prodormal
dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam
sekresi nasofaring, darah dan urin. Virus dapat aktif
sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.Virus campak dapat
diisolasi dalam biakan embrio manusia atau jaringan ginjal kera
rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari, terdiri dari
sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi
dalam sirkulasi dapat dideteksi bila ruam muncul.Penyebaran virus
maksimal adalah melalui percikan ludah (droplet) dari mulut selama
masa prodormal (stadium kataral). Penularan terhadap penderita
rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang
terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan,
pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke 7. Tindakan
pencegahan dengan melakukan isolasi terutama di rumah sakit atau
institusi lain, harus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah
pemajanan sampai hari ke 5 sesudah ruam muncul5.2.3
EpidemiologiBerdasarkan hasil penyelidikan lapangan KLB campak yang
dilakukan Subdit Surveilans dan Daerah pada tahun 1998-1999,
kasus-kasus campak terjadi karena anak belum mendapat imunisasi
cukup tinggi, mencapai sekitar 40100 persen dan mayoritas adalah
balita (>70 persen).Frekuensi KLB campak pada tahun 1994-1999
berdasarkan laporan seluruh provinsi se-Indonesia ke Subdit
Surveilans, berfluktuasi dan cenderung meningkat pada periode
19981999: dari 32 kejadian menjadi 56 kejadian. Angka frekuensi itu
sangat dipengaruhi intensitas laporan dari provinsi atau
kabupaten/kota. Daerah-daerah dengan sistern pencatatan dan
pelaporan yang cukup intensif dan mempunyai kepedulian cukup tinggi
terhadap pelaporan KLB, mempunyai kontribusi besar terhadap
kecenderungan meningkatnya frekuensi KLB campak di Indonesia,
seperti Jawa Barat, NTB, Jambi, Bengkulu dan Yogyakarta.Dari
sejumlah KLB yang dilaporkan ke Subdit Surveilans, diperkirakan KLB
campak sesungguhnya terjadi jauh lebih banyak. Artinya, masih
banyak KLB campak yang tidak terlaporkan dari daerah dengan
berbagai kendala. Walaupun frekuensi KLB campak yang dilaporkan itu
mengalami peningkatan, tapi jumlah kasusnya cenderung menurun
dengan rata-rata kasus setiap KLB selama 19941999, yaitu sekitar
1555 kasus pada setiap kejadian. Berarti besarnya jumlah kasus
setiap episode KLB campak selama periode itu, rata-rata tidak lebih
dari 15 kasus.Dari 19 lokasi KLB campak yang diselidiki Subdit
Surveilans, daerah dan mahasiswa FETP (UGM) selama 1999, terlihat
attack-rate pada KLB campak dominan pada kelompok umur balita.
Angka proporsi penderita pada KLB campak 19981999 juga menunjukkan
proporsi terbesar pada kelompok umur 14 tahun dan 59 tahun bila
dibandingkan kelompok umur lebih tua (1014 tahun)3.2.4
PatofisiologiLesi campak terdapat di kulit, membran mukosa
nasofaring, bronkus, dan saluran cerna dan pada konjungtiva.
Eksudat serosa dan proliferasi sel mononuklear dan beberapa sel
polimorfonuklear terjadi disekitar kapiler. Ada hiperplasi
limfonodi, terutama pada apendiks. Pada kulit, reaksi terutama
menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik
pada mukosa bukal pipi berhadapan dengan molar II terdiri dari
eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak
pada lesi kulit. Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri sekunder.Pada kasus ensefalomielitis yang mematikan,
terjadi demielinisasi pada daerah otak dan medulla spinalis. Pada
SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis) dapat terjadi degenerasi
korteks dan substansia alba5.Gambar.1. Enantem pada
palatum6.Gambar.2. Ruam kulit pada campak62.5 Gejala KlinisMasa
inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi
dalam 3 stadium, yaitu:1. Stadium kataral (prodormal).Stadium ini
berlangsung selama 4-5 hari disertai gambaran klinis seperti demam,
malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan coryza. Menjelang
akhir dari stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem,
terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum
dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang
berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni dan
limfositosis.2. Stadium erupsiCoryza dan batuk bertambah. Timbul
enantem atau titik merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang
kadang terlihat bercak koplik. Terjadi eritem bentuk makulopapuler
disertai naiknya suhu badan. Diantara macula terdapat kulit yang
normal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, bagian atas
lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal,
muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan
menghilang sesuai urutan terjadinya.Terdapat pembesaran kelenjar
getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang.
Sedikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai diare dan
muntah.Variasi yang biasa terjadi adalah Black Measless, yaitu
morbili yang disertai dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung,
dan traktus digestivus.3. Stadium konvalesensiErupsi berkurang
menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau hiperpigmentasi
(gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang sendiri.
Selain itu ditemukan pula kelainan kulit bersisik. Hiperpigmentasi
ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada
penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit
menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal
kecuali bila ada komplikasi4.2.6 Diagnosis BandingDiagnosis banding
penyakit campak yang perlu dipertimbangkan adalah campak jerman,
infeksi enterovirus, eksantema subitum, meningokoksemia, demam
skarlantina, penyakit riketsia dan ruam kulit akibat obat, dapat
dibedakan dengan ruam kulit pada penyakit campak.1. Campak
jerman.Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada
pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian
posterior, belakang telinga.2. Eksantema subitum.Perbedaan dengan
penyakit campak. Ruam akan timbul bila suhu badan menurun.3.
Infeksi enterovirusRuam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan
dengan campak. Sesuai dengan derajat demam dan berat penyakitnya.4.
Penyakit RiketsiaDisertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul
biasanya tidak mengenai wajah yang secara khas terlihat pada
penyakit campak.5. MeningokoksemiaDisertai ruam kulit yang mirip
dengan campak, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan
konjungtivits.6. Ruam kulit akibat obatRuam kulit tidak disertai
dengan batuk dan umumnya ruam kulit timbul setelah ada riwayat
penyuntikan atau menelan obat.7. Demam skarlantina.Ruam kulit difus
dan makulopapuler halus, eritema yang menyatu dengan tekstur
seperti kulit angsa secara jelas terdapat didaerah abdomen yang
relatif mudah dibedakan dengan campak.2.7 DiagnosisDiagnosis dibuat
dari gambaran klinis, selama stadium prodormal, sel raksasa
multinuklear dapat ditemukan pada apusan mukosa hidung. Virus dapat
diisolasi pada biakan jaringan. Angka leukosit cenderung rendah
dengan limfositosis relatif. Pungsi lumbal pada penderita dengan
ensefalitis campak biasanya menunjukkan kenaikan protein dan
sedikit kenaikan limfosit. Kadar glukosa normal. Bercak koplik dan
hiperpigmentasi adalah patognomonis untuk rubeola/campak.2.8
KomplikasiPada penyakit campak terdapat resistensi umum yang
menurun sehingga dapat terjadi alergi (uji tuberkulin yang semula
positif berubah menjadi negatif). Keadaan ini menyebabkan mudahnya
terjadi komplikasi sekunder seperti:1.
BronkopnemoniaBronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak
atau oleh pneumococcus, streptococcus, staphylococcus.
Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang masih
muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit
menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain-lain. Oleh karena
itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan.2. Komplikasi
neurologisKompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi,
paraplegi, afasia, gangguan mental, neuritis optica dan
ensefalitis.3. Encephalitis morbili akutEncephalitis morbili akut
ini timbul pada stadium eksantem, angka kematian rendah. Angka
kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah 1:1000 kasus,
sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili hidup
adalah 1,16 tiap 1.000.000 dosis.4. SSPE (Subacute Scleroting
panencephalitis)SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang
dari susunan saraf pusat. Ditandai oleh gejala yang terjadi secara
tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi motorik, kejang, dan
koma. Perjalan klinis lambat, biasanya meninggal dalam 6 bulan
sampai 3 tahun setelah timbul gejala spontan. Meskipun demikian,
remisi spontan masih dapat terjadi. Biasanya terjadi pada anak yang
menderita morbili sebelum usia 2 tahun. SSPE timbul setelah 7 tahun
terkena morbili, sedang SSPE setelah vaksinasi morbili terjadi 3
tahun kemudian.Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada bukti-bukti
bahwa virus morbilli memegang peranan dalam patogenesisnya. Anak
menderita penyakit campak sebelum umur 2 tahun, sedangkan SSPE bisa
timbul sampai 7 tahun kemudian SSPE yang terjadi setelah vaksinasi
campak didapatkan kira-kira 3 tahun kemudian. Kemungkinan menderita
SSPE setelah vaksinasi morbili adalah 0,5-1,1 tiap 10.000.000,
sedangkan setelah infeksi campak sebesar 5,2-9,7 tiap 10.000.000.5.
Immunosuppresive measles encephalopathyDidapatkan pada anak dengan
morbili yang sedang menderita defisiensi imunologik karena
keganasan atau karena pemakaian obat-obatan imunosupresif4.2.9
PrognosisPrognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik,
tetapi prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang
menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi4.Angka kematian
kasus di Amerika Serikat telah menurun pada tahun-tahun ini sampai
tingkat rendah pada semua kelompok umur, terutama karena keadaan
sosioekonomi membaik.Campak bila dimasukkan pada populasi yang
sangat rentan, akibatnya bencana. Kejadian demikian di pulau Faroe
pada tahun 1846 mengakibatkan kematian sekitar seperempat, hampir
2000 dari populasi total tanpa memandang umur5.2.10
PengobatanSimtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi,
sedativum, obat batuk dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan lain
adalah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul4.Diberikan
sedatif, antipiretik untuk demam tinggi, tirah baring dan masukan
cairan yang cukup. Penderita harus dilindungi dari kontak dengan
cahaya yang kuat selama masa fotofobia. Adanya komplikasi seperti
ensefalitis, SSPE, bronkopneumonia pada setiap kasus harus dinilai
secara individual5.2.11 Pencegahan1. Imunisasi aktif.Imunisasi
campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan tetapi mungkin
diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik).
Imunisasi aktif dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan
Moraten. Vaksin tersebut diberikan secara subcutan dan menyebabkan
imunitas yang berlangsung lama. Dianjurkan untuk memberikan vaksin
morbili tersebut pada anak berumur 10 15 bulan karena sebelum umur
10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara
baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan
pula agar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat
banyak tuberkulosis diberikan vansinasi pada umur 6 bulan dan
revaksinasi pada umur 15 bulan. Di Indonesia saat ini masih
dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur 9 bulan ke
atas.Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi
terhadap telur. Hanya saja pemberian vaksin sebaiknya ditunda
sampai 2 minggu sembuh. Vaksin ini juga dapat diberikan pada
penderita tuberkulosis aktif yang sedang mendapat tuberkulosita.
Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil,
anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan
anak yang sedang mendapat pengobatan imunosupresif4.2. Imunisasi
pasif.Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan
serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan
plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak
dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis
0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah
pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Proteksi sempurna
terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis dan untuk
kontak dibangsal rumah sakit anak5.3. IsolasiPenderita rentan
menghindari kontak dengan seseorang yang terkena penyakit campak
dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi penderita campak
untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari penularan
lingkungan sekitar.
BAB IIIPENUTUP3.1 Kesimpulan1. Campak ialah penyakit infeksi
virus akut, menular, secara epidemiologi penyebab utama kematian
terbesar pada anak.2. Menurut etiologinya campak disebabkan oleh
virus RNA dari famili paramixoviridae, genus Morbillivirus, yang
ditularkan secara droplet.3. Gejala klinis campak terdiri dari 3
stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi dan stadium
konvalesensi.4. Diagnosis ditegakkan dari gambaran klinis,
pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang.5. Komplikasi
dari morbili adalah bronkopneumonia, ensefalitis morbili akut,
komplikasi neurologis, SSPE dan immunosuppresive measles
encephalopathy.6. Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang
baik, tetapi prognosis buruk bila keadaan umum buruk.7. Pengobatan
yang dilakukan hanya terapi simptomatik.8. Pencegahan morbili dapat
dilakukan dengan imunisasi aktif, imunisasi pasif dan
isolasi.https://anwarusy.wordpress.com/2009/06/16/referat-morbili-campak/
Burnett M., 2007.Measles, Rubeola.http://www.e-emedicine.com. 2.
Silalahi Levi, 2004.Campak.http://www.tempointeraktif.com Depkes,
R.I., 2004.Campak di Indonesia.http://www.penyakitmenular. info.
Hassan, et al. 1985.Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Infomedika.
Maldonado, Y. 2002.Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC. Anonim,
2008.Measles.http://dermnetnz.org/viral/morbilli.html. Bagikan
ini:http://www.ichrc.org/67-campak
http://ocw.usu.ac.id/course/download/1125-TROPICAL-MEDICINE/mk_itp_slide_measles_atau_campak_-_rubeola_-_gabak_-_kerumut.pdf
http://www.who.int/ihr/elibrary/manual_diagn_lab_mea_rub_en.pdf