BAB I STATUS PASIEN 1. 1. IDENTITAS Identitas Pasien Nama : An. F Tanggal Lahir : 31 Oktober 2008 Usia : 1 tahun 9 bulan Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Komplek DLM I/286 Kemayoran Jakarta Pusat Agama : Islam Tang gal Mas uk RS : 16 Agustu s 2010 No. Rekam Medik : 35.69.47 Identitas Orang Tua Pasien Nama Ayah : Tn. R Nama Ibu : Ny. RUsia : 34 tahun Usia : 27 tahun Agama : Islam Agama : Islam Pekerjaan : Pegawai Negeri Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga Pangkat / Kes. : III B Pangkat / Kes. : - Pendidikan : S1 Pendidikan : S1 Hubungan : Ayah Kandung Hubungan : Ibu Kandung 1. 2. ANAMNESIS Dilak ukan allo-anamnesis dengan kedua orang tua pasien pada tanggal 16 Agustus 2010, pukul 15.00 WIB Keluhan Utama Demam Keluhan Tambahan Batuk, pilek, mual, pegal-pegal di seluruh tubuh, timbul ruam di tubuh. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan demam sejak dini hari. Demam timbul tiba-tiba, terus menerus, makin lama makin parah, tidak menggigil, tidak kejang, pasien merasa gelisah. Pasien telah mendapat obat dari puskesmas tapi keluhan pasien tidak membaik. Pasien telah melakukan tes darah dari klinik anggrek. Pasien juga mengeluh batuk dan pilek sejakkamis. Sekret hidung berwarna putih, encer, dan batuk semakin parah menjadi berdahak dan kental. Orang tua pasien menyangkal ada sesak nafas. Orang tua pasien juga mengeluh anaknya susah makan, makan 3x/hari 5-10 sendok teh. Tidak ada muntah, pasien merasa mual terutama sehari-hari saat makan dan minum.pasien juga merasa pegal-pegal di seluruh badan. Timbul ruam dik uli t sej ak min ggu. Bua ng air kecil bany ak, pas ien ganti popo k kur ang leb ih 4-5 kali /hari , tidak berdarah, ti dak nyeri saat berkemih. Buang ai r bes ar 1 kal i/hari den gan konsistensi lunak, tidak ada lendir, tidak ada darah. Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Alamat : Komplek DLM I/286 Kemayoran Jakarta Pusat
Agama : IslamTanggal Masuk RS : 16 Agustus 2010
No. Rekam Medik : 35.69.47
Identitas Orang Tua Pasien
Nama Ayah : Tn. R Nama Ibu : Ny. R
Usia : 34 tahun Usia : 27 tahunAgama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : Pegawai Negeri Pekerjaan : Ibu Rumah TanggaPangkat / Kes. : III B Pangkat / Kes. : -
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Hubungan : Ayah Kandung Hubungan : Ibu Kandung
1. 2. ANAMNESIS
Dilakukan allo-anamnesis dengan kedua orang tua pasien pada tanggal 16 Agustus 2010, pukul15.00 WIB
Keluhan UtamaDemam
Keluhan Tambahan
Batuk, pilek, mual, pegal-pegal di seluruh tubuh, timbul ruam di tubuh.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang rujukan dari puskesmas dengan keluhan demam sejak dini hari. Demam timbul
tiba-tiba, terus menerus, makin lama makin parah, tidak menggigil, tidak kejang, pasien merasa
gelisah. Pasien telah mendapat obat dari puskesmas tapi keluhan pasien tidak membaik. Pasientelah melakukan tes darah dari klinik anggrek. Pasien juga mengeluh batuk dan pilek sejak
kamis. Sekret hidung berwarna putih, encer, dan batuk semakin parah menjadi berdahak dan
kental. Orang tua pasien menyangkal ada sesak nafas. Orang tua pasien juga mengeluh anaknya
susah makan, makan 3x/hari 5-10 sendok teh. Tidak ada muntah, pasien merasa mual terutamasehari-hari saat makan dan minum.pasien juga merasa pegal-pegal di seluruh badan. Timbul
ruam dikulit sejak minggu. Buang air kecil banyak, pasien ganti popok kurang lebih 4-5
kali/hari, tidak berdarah, tidak nyeri saat berkemih. Buang air besar 1 kali/hari dengankonsistensi lunak, tidak ada lendir, tidak ada darah.
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 16 Agustus pukul 15.30 WIBKeadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Baik
Status Mental : LemasBerat Badan : 10 kg Panjang Badan : 83 cm
Tanda Tanda Vital
Nadi : 114 x/mnt, irama teratur, isi cukup, sama di keempat ekstremitas
Frek. Nafas : 28 x/mnt, pernafasan Kussmaul
Suhu : 37,30C di ukur lewat axilla
Data Antopometri
Berat Badan pasien : 10 kg
Berat Badan ideal : 11.6 kg
Panjang Badan : 83 cmRumus : BB/TBx100% = 10/11.6x100 = 86.2
Status Gizi : Malnutrisi sedang
Status Generalis
Kepala : Bentuk normocephal , distribusi merata, tidak mudah dicabut Muka : Raut muka normal, kulit normal Mata : Konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik.
Telinga : Daun telinga normal, lekukan sempurna, Liang telinga lapang, tidak hiperemis, tidak
ada sekret, terlihat ruam di belakang telinga. Hidung : Bentuk normal, tidak ada nafas cuping hidung , sekret putih kental. Mulut : Mukosa bibir kering, tidak pecah, tidak sianosis, Uvula ditengah, Faring hiperemis,
Tonsil T1-T1 tenang Leher : Bentuk normal, tidak terdapat kelainan, terlihat ruam kemerahan.Tidak ada perbesaran
KGB, Trachea ditengah.
Dada : Bentuk normochest, terlihat ruam kemerahan, tidak ada benjolan, Pergerakan dada
simetris saat statis an dinamis, tidak terdapat retraksi, Paru : Sonor pada kedua lapang paru, Suara nafas dasar veikuler +/+, tidak ada rhonki, tidak ada
wheezing Jantung : Pulsasi iktus kordis tidak tampak , Iktus kordis teraba di sela iga V garis midklavikula
sinistra, tidak kuat angkat, tidak ada thrill . Bunyi Jantung I-II reguler, Gallop (-),
Murmur (-) Abdomen : Datar, tidak ada luka / sikatrik / venektasi / perdarahan , Bising usus (+) normal,
Supel, turgor kulit baik, hati tidak teraba, limpa tidak teraba, suara tympani Ekstremitas : Bentuk simetris, ruam kemerahan pada tangan, tidak terdapat deformitas , tidak ada
udem di ke empat ekstremitas, tidak ada sianosis, capillary refill < 2 dtk, akral
Pasien datang dengan keluhan demam sejak dini hari. Demam timbul tiba-tiba, terus menerus,makin lama makin parah, tidak menggigil, tidak kejang, pasien merasa gelisah. Pasien telah
mendapat obat dari puskesmas tapi keluhan pasien tidak membaik. Pasien telah melakukan tes
darah dari klinik anggrek. Pasien juga mengeluh batuk dan pilek sejak kamis minggusebelumnya. Sekret hidung berwarna putih, encer, dan batuk semakin parah menjadi berdahak
dan kental. Orang tua pasien menyangkal ada sesak nafas. Orang tua pasien juga mengeluh
anaknya susah makan, makan 3x/hari 5-10 sendok teh. Tidak ada muntah, pasien merasa mualterutama sehari-hari saat makan dan minum.pasien juga merasa pegal-pegal di seluruh badan.
Timbul ruam dikulit sejak minggu. Buang air kecil banyak, pasien ganti popok kurang lebih 4-5
kali/hari, tidak berdarah, tidak nyeri saat berkemih. Buang air besar 1 kali/hari dengan
konsistensi lunak, tidak ada lendir, tidak ada darah.
Keadaan Umum
Tampak sakit sedang, compos mentis.
Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak sakit sedang dan kompos mentisHR: 114x/menit Suhu : 37.3◦C
Mata : Konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik Hidung : Nafas cuping hidung tidak ada, sekret putih kental
Mulut : Mukosa bibir kering
Thoraxs : Bentuk dan gerak simetris dan tidak ada retraksi, kulit terlihat kemereahan.Jantung : Bunyi jantung I-II regular, tidak ada murmur dan gallop
Pulmo : Suara vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada wheezing
Abdomen : Datar, bising usus positif, supelEkstremitas : Akral hangat, tidak ada sianosis
Campak disebabkan oleh virus RNA dari Famili Paramixoviridae, genus
Morbillivirus. 6,8 Virus campak berada di sekret nasofaring dan dalam waktu yang singkat
sesudah timbulnya ruam. 3 Virus tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam
suhu kamar .6 . Campak salah satu penyakit yang paling dapat ditularkan, sebagaimana jika
merekadalam ruang udara dengan pasien terinfeksi campak dalam satu jam 7
WHO telah mendapatkan 24 genotip campak diseluruh dunia, dan ada 3 genotip
di Indonesia, yaitu genotip G2, G3 dan D9. Dengan pendekatan epidemiologi molekuler,
dapat diketahui bagaimana penyebaran virus campak dari suatu tempat ke tempat lain
atau dari suatu negara ke negara lain (mobilization of population)
D. Patogenesis
Virus campak ditularkan melalui areosol droplet.1 Periode inkubasi biasanya 10
hari dari paparan ke onset demam 2. Di tempat awal infeksi, penggandaan virus sangat
minimal dan jarang dapat ditemukan virusnya. Infeksi awal diyakini dibangun dalam
saluran pernapasan walaupun tidak didefinisikan sasaran utamanya secara baik. 1 Dari
saluran pernapasan, virus masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan
dengan sel mononuklear, kemudian mencapai kelenjar getah bening regional.1,3 Di sini
virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan dimulailah penyebaran ke sel
jaringan limforetikular seperti limpa. Sel mononuklear yang terinfeksi menyebabkan
terbebtuknya sel raksasa berinti banyak (sel Warthin) sedangkan limfosit T (termasuk T-
supressor dan T-helper) yang rentan terhadap infeksi, turut ikut membelah.3
Gambaran dari kejadian awal di jaringan limfoid masih belum diketahui secara
lengkap, tetapi 5-6 hari setelah infeksi awal, terbentuklah fokus infeksi yaitu ketika virus
masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring,
konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus.Pada hari ke 9-10, fokusinfeksi yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva, akan menyebabkan
timbulnya nekrosis pada satu sampai dua lapis sel. Pada saat itu virus dalam jumlah
banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis berupa
demam tinggi, anak tampak sakit berat dan tampak suatu ulsera kecil pada mukosa pipi
yang disebut bercak koplik, yang dapat tanda pasti untuk menegakkan diagnosis. 3
Imunisasi merupakan salah satu upaya terbaik untuk menurunkan insiden
campak.10 Sebagai dampak program imunisasi tersebut insiden campak cenderung turun
pada semua golongan umur. Pada bayi (<1 tahun) dan anak umur 1-4 tahun terjadi
penurunan cukup tajam, sedangkan pada golongan umur 5-14 tahun relatif landai.10
Pada tahun 1963 telah dibuat dua macam vaksin campak, yaitu vaksin yang
berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan, dan yang kedua vaksin yang
berasal dari campak yang dimatikan. Sejak tahun 1967 virus campak yang telah
dimatikan tidak digunakan lagi oleh karena efek proteksinya hanya bersifat sementara
dan dapat menimbulkan atypical measles yang hebat
Dosis baku minimal untuk pemberian virus campak yang dilemahkan adalah
1000TCID-50 atau sebanyak 0,5 ml. Tetapi dalam hal vaksin hidup, pemberian dengan
20 TCID saja sudah memberikan hasil yang baik. Cara pemberian yang dianjurkan
adalah subkutan. Pemberian dosis tunggal vaksin campak hidup (live attenuated)
biasanya dikombinasikan dengan vaksin hidup lainnya (mumps. rubella), dapat diberikan
bersama-sama dengan vaksin yang diinaktivasi lainnya atau bersama-sama toksoid; dapat
memberikan imunitas aktif pada 94-98% individu-individu yang rentan, kemungkinan
kekebalan yang timbul dapat bertahan seumur hidup, kalaupun terjadi infeksi maka
bentuk infeksinya sangat ringan atau infeksi tidak nampak dan tidak menular. Dosis
kedua vaksin campak dapat meningkatkan tingkat kekebalan sampai 99%.
Direkomendasi 2 dosis vaksin utk memastikan imunitas, sebab 15% anak divaksinasi
gagal membangun imunitas dari dosis pertama.11
Banyak anak yang sudah mendapat imunisasi campak tetapi masih bisa terkena
penyakit campak, sehingga telah terjadi ketidakberhasilan imunisasi campak. Banyak
faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kegagalan imunisasi campak, yaitu faktor hospes, lingkungan dan agent. Dari faktor agent, penyebabnya bisa karena pengaruh virus
vaksin campak yang dipakai, perlakuan/pendistribusian vaksin (cold-chain), dan
kemungkinan adanya perbedaan genotip virus campak. Dibeberapa negara dengan tingkat
cakupan imunisasi campak yang tinggi dan sudah tidak didapatkan infeksi campak
indigenous, masih timbul wabah penyakit campak karena adanya kasus impor.