A 1 SURVEILANS CAMPAK ( CBMS ) CASE BASED MEASLES SURVEILLANCE
A 1SURVEILANSCAMPAK
( CBMS )CASE BASED MEASLES
SURVEILLANCE
- 45 Negara prioritas- Goal: Menurunkan
Kematian Campak 90% sebelum th 2010 dibandingan th 2000
- 4 strategi
WHO/UNICEF Strategic Plan 2006-2010
1. Secara nasional cakupan Campak dosis 1 >90% & Tidak ada Kab/Kota dgn cakupan <=80% pada 2010
2. Vaksinasi pada kesempatan ke-dua Kekebalan populasi yg tinggi melalui Imunisasi
3. Meningkatkan Manajemen Kasus• Memberikan tambahan Vit A• Antibiotik bila ada komplikasi
4. Surveilans Pasca Campaign: • Surveilans berbasis kasus individu• Konfirmasi Laboratorium kasus rutin• Investigasi KLB
WHO-UNICEF: Measles Mortality Reduction and Regional Elimination Strategic Plan, 2001-2005, www.who.int/vaccines-documents.
STRATEGI REDUKSI KEMATIAN CAMPAK
CampakPenyebab Utama Kematian Anak
M E A S L E S 2
1.6 juta kematian anak pada th
2000 disebabkan oleh PD3I
Measles48%
(777,000 deaths)
Yellow Fever2% Hib
22%
NeonatalTetanus12%
Diphtheria0.2%Pertussi
s16%
April 22, 2023
Measles Mortality Reduction Measles Mortality Reduction 47 UNICEF / WHO Priority Countries 200047 UNICEF / WHO Priority Countries 2000
94 % kematian campak berasal dari 47 negara94 % kematian campak berasal dari 47 negara
Measles Control Goalsby WHO Region, 2008
20002000
20102010
20102010 20122012
Africa and SE Asia have mortality reduction goals
Americas, Europe, E. Mediterranean, W. Pacific have elimination goals
GIVS Goal: 90% reduction in deaths by 2010 (vs. 2000)
StrategiesMENURUNKAN
ANGKA KEMATIANELIMINASI
CAKUPAN DOSIS 1 >90% >95%
DOSIS KE 2 (RUTIN ATAU KAMPANYE) All children All children
Surveillance Aggregate or case-based
Case-based
TATALAKSANA KASUS
Vitamin A Supportive Rx
Vitamin A Supportive Rx
Regional Strategic Plan 2007-2010
TARGET SEARO
Pengendalian Penyakit Campak
“Pada th 2010 angka perkiraan kematian campak menurun sebesar 90 %
dibandingkan th 2000”
Regional Strategic Plan 2007-2010
Tujuan Khusus :• Cakupan dosis 1 >90 % secara nasional
dan >80% di semua kab/kota pd th 2010• Melaksanakan imunisasi kesempatan kedua
dengan cakupan >90% pd th 2010
• Case based measles surveillance bagi negara yang telah melaksanakan catch-up campaigns
• Fully investigate semua KLB campak
• Cakupan imunisasi rutin (anak usia 9 – 12 bln) tinggi dan merata > 90 % di seluruh desa
• Melaksanakan imunisasi campak kesempatan kedua– Catch up campaign/crash program
• 6 bl – 5 th anak - anak di masyarakat.• 5 th – 12 th anak-anak yg bersekolah
– Routine dosis kedua pada anak 6 th ( masuk sekolah)
• Follow up campaign bila kasus campak banyak dan cakupan rendah (Data surveilans)
Strategi Penanggulangan campak di Indonesia (1) - IMUNISASI
Strategi Penanggulangan campak di Indonesia (2) -
SURVEILANS• Meningkatkan sensitifitas surveillance
campak (case-based) dg pemeriksaan serologis secara bertahap.
• Meningkatkan management kasus, termasuk pemberian vit A dan antibiotik untuk kasus dengan komplikasi
• KLB campak dilakukan “fully investigation”
Penyelidikan lapangan (mengetahui besar masalah)
Pemeriksaan serologis (diagnosis/IgM) Virologis (pemetaan type virus)
Alasan Perlunya Imunisasi
Kesempatan ke-dua
Herd ImmunityDefinisiKekebalan populasi untuk melawan suatu penyakit dengan besarnya proporsi populasi yang imun/kebal.
- Untuk Campak, proporsi: 95%
KONSEPS PENTING DALAM PEMBENTUKAN KEKEBALAN
Kekebalan Populasi Rendah
Kebal/Imun PenderitaRentan
- Penyakit menyebar dengan cepat. Transmisi terus terjadi. - KLB sering terjadi
- Kemungkinan penderita kontak dengan yang rentan sangat tinggi
Sudah Divaksin tapi SAKIT
Herd Immunity ? Scenario 1
Penderita
Kekebalan Populasi Tinggi
Penyebaran penyakit terbatas. KLB jarang terjadi. Populasi disini mempunyai Herd immunity
Kekebalan Populasi yang Tinggi (95%) kemungkinan penderita kontak dengan yang rentan adalah kecil.
Kebal/Imun Rentan
Herd Immunity? Scenario 2
Vaksin- serokonversion: Proporsi masyarakat yang terbentuk antibody setelah divaksinasi.
Umur (bulan) Seroconversion* (%)6 509 85 (rutin - bayi)12 9015 95 (rutin/kampanye)
Sero-Konversi Vaksinasi Campak
Jumlah Bayi lahir 500 000 dengan cakupan vaksinasi campak 80%. • Berapa kekebalan populasi yang terjadi?• apakah Herd immunity (95% populasi
kebal) tercapai?
Vaksinasi pada Kesempatan ke-dua, Skenario 1
500 000 BayiCakupan Vaksinasi = 80%
400 000 divaksin
340 000 immunized60 000 divaksin tp
TDK kebal
100 000 Tdk divaksin
160 000 rentan340 000 Kebal
500 000 – 400 000 = 500 000 x 80
100=
400 000 x 85
100= 400 000 – 340 000 =
100 000 + 60 000 =
Sero-konversi pada 9 bln
Kekebalan Populasi = 68%
340 000 x 100
500 000=
Herd Immunity (95%) TDK tercapai
Populasi Kebal ≈ 97%. Herd Immunity Tercapai
500 000 BayiCakupan Vaksinasi = 80%
400 000 divaksin
340 000 Kebal60 000 Divaksin
TDK Kebal
100 000 tidak divaksin
160 000 Rentan340 000 Kebal
Populasi Kebal = 68%
Herd Immunity (95%) tidak dicapai
160 000 Vaksinasi ke-dua. Cakupan = 95%
15 600 Masih Rentan
+
8 000 TDK divaksin
160 000 – 152 000 =
7 600 Divaksin TDK Kebal
160 000 – 152 000 =340 000 + 144 400
500 000=
+ 144 400 Kebal
152 000 x 95
100=
seroconversion pada 15 bln
160 000 x 95
100
152 000 divaksin=
Efek Vaksinasi Campak ke-dua pada
Anak >12 bln (Kampanye)
Adapted from: de Quadros CA, et al. JAMA 1996;275(3):224-9.
0200400600800
10001200140016001800
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11Year of program
Sus
cept
ible
x 1
000
500 000 BayiCakupan = 80%Vaccine efficacy = 85%
Birth cohort
160 000 Kelompok Rentan Terakumulasi selama 1 th
1 760 000 Kelompok Rentan terakumulasi selama 11 th
Akumulasi Kelompok Rentan pada Vaksinasi-1 (Rutin)
500,000 BayiCakupan Vaksinasi 1 = 80% Vaccine efficacy = 85%Target BIAS umur 6 th (klas 1 SD) setiap tahun: 160.000; Cakupan = 95%, vaccine efficacy 95%
Year of program
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Susc
epti
ble
x 10
00
Birth cohort, 500.000
BIAS hanya meng-cover: 160.000 yg berumur 6 th.Pada kelompok ini tersisa 15 600 masih tetap rentan + 800.000 ( 160.000 X 5 th ) akumulasi rentan umur dibawahnya melebihi jumlah bayi lahir per tahun
SIA
Akumulasi Kelompok Rentan pada BIAS setelahVaksinasi ke-dua (Kampanye)
Sisa campaign15.600
Kelompok rentan setiap tahunBertambah 15.600
BIAS
500,000 BayiCakupan Vaksinasi 1 = 80% Vaccine efficacy = 85%Target Kampanye anak umur 1 – 5 th setiap 4 tahun; Cakupan = 95%, vaccine efficacy 95%
Year of program
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Susc
epti
ble
x 10
00
Birth cohort
Setelah Kampanye: 15 600 sisa kelompok rentan pada akhir th, bandingkan dengan 640 000 bila tanpa kampanye..
SIA SIA SIA
Akumulasi Kelompok Rentan pada Vaksinasi ke-dua (Kampanye)
Perlunya diberikan Vaksinasi pada Kesempatan ke-dua
• Untuk mencapai anak yang sudah divaksin tetapi tidak terbentuk kekebalan serokonversi (-)
• Untuk mencapai anak yang lolos saat pelayanan imunisasi rutin (drop-out)
• Menjamin kekebalan populasi pd level tinggi (herd immunity terjadi jika cakupan >95%)
Surveilans Campak
CASE BASED MEASLES SURVEILLANCE
(CBMS)Dengan
PEMERIKSAAN SEROLOGIS SEMAKSIMAL MUNGKIN (20 %)
Kasus klinis campak dilakukan konfirmasi laboratorium melalui
pemeriksaan serology (serum darah)
CBMS dg Serological Test :
Tujuan Surveilans Campak :• Memetakan masalah
– Daerah yg bermasalah– Kelompok umur yg bermasalah– Status imunisasi penderita campak maupun
masyarakat
• Memantau kemajuan program penanggulangan campak , apakah Reduksi atau Eliminasi
Memandu strategi program imunisasi
Tujuan Khusus1. Terlaksananya pengumpulan data campak / gambaran
epidemiologi campak yg meliputi waktu, tempat , umur, status imunisasi & faktor risikonya
2. Terlaksananya analisis data campak & faktor risiko di setiap tingkat administrasi kesehatan
3. Terdiseminasinya hasil analisis kepada unit terkait 4. Terlaksananya Penyelidikan Epidemiologi setiap KLB
campak & konfirmasi laboratorium5. Tersedianya gambaran epidemiologi campak setelah
kampanye campak 6. Terlaksananya case based surveilans ( CBMS)7. Terwujudnya pengambilan keputusan dengan
menggunakan data surveilans.
DEFINISI OPERASIONAL CAMPAK
Kasus klinis:• Demam, • Bercak merah (rash) berbetuk mokulopapular,• Batuk/pilek atau mata merah (conjunctivitis) atau Dokter mendiagnosa sebagai kasus campak
DIMANA KASUS CAMPAK DAPAT DITEMUKAN ?
Sama dengan penemuan kasus AFP yaitu :1. Di Rumah Sakit : Surveilans Aktif bersamaan dengan surveilans aktif S-AFP
2. Di Masyarakat / CBS (Community Based Surveillance ) yang dikoordinir oleh puskesmas
Campak
PuskesmasDokter Praktek Rumah Sakit
Keg Posyandu
Dll
swastaDesa Siaga
Bidan Desa
Sekolah
Klinik Swasta
Kasus Campak Dapat Ditemukan di :
Praktek Pelayanan Swasta• Setiap Puskesmas diminta mengidentifikasi
praktek pelayanan swasta di wilayah kerjanya• Lakukan sosialisasi
• Beri form C-1 atau buku bantu yang berisi variabel kasus yang sama dg form C1
• Minta melaporkan kasus campak melalui telp, atau dikirim, diambil oleh petugas, dll. Diserahkan kepada masing-masing puskesmas
JIKA KASUS CAMPAK DITEMUKAN APA YANG HARUS DILAKUKAN PUSKESMAS ?
1. Catat pada formulir C-12. Jika kasus adalah kasus pertama pada tahun ini,
maka ambil spesimennya3. Cari kasus tambahan ke lapangan4. Jika ditemukan kasus lebih 5 mengelompok
secara epidemiologis dalam 1 bulan, maka lakukan tatalaksana KLB laporkan SEGERA ke Kabupaten
5. Setiap bulan laporan C-1 dikirim ke Kabupaten
Flow Surveilans campak di PKM
Puskesmas Dokter poliklinik
Petugas lab ambil spesimen ks pertama &
selanjutnya setiap kelipatan 5 kirim ke kabupaten
Cari kasus tambahan di lapangan, ditemukan 5 ks, KLB Penyelidikan KLB (Fully investigation)
Petugas SurveilansCatat di form C1
Ks Campak Klinis
APA YANG DILAKUKAN KABUPATEN ?
1. Data dari laporan C-1, direkap dalam formulir Integrasi, laporkan ke Provinsi setiap bulan
2. Lakukan Penyelidikan KLB, Kirim laporan ke Provinsi
3. Laporan KLb direkap dalam form C-KLB, kirim ke provinsi dengan melampirkan form pelacakan C-1
4. Lakukan analisa data
APA YANG DILAKUKAN PROVINSI ?
1. Laporan integrasi direkap ke form integrasi provinsi, kirim ke pusat setiap bulan
2. Laporan KLB direkap dalam form C-KLB/P, kirim ke pusat setiap bulan dengan melampirkan Hasil penyelidikan C-1/C-2
3. Jika dana penyelidikan tidak ada, mintakan ke Subdit Surv (Jika dana tersedia)
4. Lakukan analisa data
Klinis Campak
Tdk ada spesimen/
spesimen tidak adekuat
IgM positif
Ada hubungan
epidemiologi dengan
kasus pasti laboratorium
Tidak ada hubungan
epidemiologi dengan
kasus pasti
Kasus campak Pasti
Kasus campak pasti secara
epidemiologi (biasanya dalam
kasus KLB)
Kasus campak klinis
Spesimen darah adekuat
IgM Negatif Bukan Kasus Campak
SKEMA KLASIFIKASI KASUS CAMPAK
Klasifikasi Kasus Campak (1)
• Pasti Secara Laboratorium : Kasus campak klinis yang telah
dilakukan konfirmasi laboratorium dengan hasil positif campak (IgM positif).
• Pasti Secara Epidemiologi : Semua kasus klinis yang mempunyai
hubungan epidemiologi dengan kasus yang pasti secara laboratorium.
Klasifikasi Kasus Campak (2):
• Bukan Kasus Campak (Discarded) : Kasus tersangka campak, setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium hasilnya negatif
• Kasus Rubella Kasus tersangka klinis campak , dengan
hasil laboratorium positif IgM rubella
KEMATIAN CAMPAK Kematian dari seorang penderita campak
confirmed (klinis, laboratorium maupun epidemiologi) yang terjadi dalam 30 hari setelah timbul rash, bukan disebabkan oleh hal-hal lain.
Seperti : trauma atau penyakit kronik yang tidak berhubungan dengan komplikasi campak.
• Diare
• Bronkhopneumonia
• Pneumonia
• Malnutrisi
• Otitis media
• Ulkus mucosa mulut
• Komplikasi mata
Sering
a. Encephalitisb. Myocarditisc. Pneumothoraxd. Pneumomediastinume. Appendicitisf. Subacute sclerosing
panencephalitis (SSPE)
Jarang
Komplikasi
Kejadian Luar Biasa(KLB)
BATASAN KLB CAMPAK
• Tersangka KLB: Adanya 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi secara kluster dan dibuktikan adanya hubungan epidemiologi.
• KLB Campak Pasti: Apabila minimum 2 spesimen positif IgM campak dari hasil pemeriksaan kasus pada tersangka KLB campak.
Kriteria KLB Campak
• KLB Campak : Minimum 2 spesimen positive IgM Campak
• KLB Rubella : Minimum 2 spesimen positive IgM rubella
• KLB MIXED (Campuran) : Ditemukan adanya IgM rubella positive dan IgM campak positive dalam satu KLB
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KLB CAMPAK1. Lakukan Investigasi lengkap (“Fully Investigation”)
• Minimal lakukan 1 kali kunjungan rumah kerumah untuk mencari kasus tambahan di daerah KLB.
• Investigasi kasus menggunakan formulir C-1 yang memuat informasi alamat, umur, status dan tgl vaksinasi terakhir, tgl timbul rash dan keadaan akhir kasus
• Lakukan pemeriksaan serology terhadap 5 kasus campak
2. Cari faktor risiko terjadi KLB (Form C-2)3. Rekomendasi tindak lanjut
Pelaksanaan
Case Based Measles Surveillance
( CBMS )
1. PERSIAPAN :
– Kajian data di setiap tingkat– Penyediaan pedoman dan logistik– TOT terhadap Kabupaten– Training puskesmas dan tenaga lab– Sosialisasi CBMS terhadap semua sektor pelayanan
yg terkait baik perorangan maupun pelayanan swasta dan pemerintah.
2. PELAKSANAAN– Pengambilan dan pengiriman spesimen – Pelaporan– Kajian Data
Tahap Persiapan1. TOT & sosialisasi di propinsi , 2 orang
– Sudah dilakukan di 27 Provinsi– (Papua, Maluku, Malut & NTT) akan dilaks. th 2010– Peserta : Staf Teknis & Pengambil keputusan untuk
mendapatkan dukungan pendanaan & operasional untuk mensosialisasikan ke PKM.
2. Training Puskesmas (PKM)– Peserta 3 org setiap PKM (dokter, surv, lab), sosialisasi ke
PKM dapat dilakukan dg menginterasikan dgn pertemuan bulanan PKM
3. Logistik dan pendanaan – Thn 2008 - 2010 dibantu Pusat/WHO– Selanjutnya agar dianggarkan PKM/Kab
Cara Perhitungan Spesimen• 20 % dari jumlah kasus campak klinis • Atau bila laporan kasus kecil atau nol, maka spesimen
diambil dg target minimal 2/100.000 populasi di setiap Kab.
• Spesimen terutama diambil dari kasus PKM, bila kasus di PKM tidak ada maka diambil dari RS/praktek swasta
• Untuk tersangka KLB campak, spesimen diambil 5• PKM yg telah terjadi KLB campak konfirm maka daerah ini
tidak prioritas untuk dilakukan pemeriksaan serologi terhadap kasus rutin dalam tahun yang sama.
NO KAB/KOTA
JUMLAH PENDUDUK
JML KS CAMPAK SPESIMEN
TOTAL 2/100.000 TOTAL 20%
2010
1 KABUPATEN KARIMUN 225.672 5 35 7 7
2 KABUPATEN BINTAN 152.977 3 42 8 83 KABUPATEN LINGGA 90.950 2 0 0 2
4 KABUPATEN NATUNA 63.429 2 0 0 2
5 KOTA BATAM 886.164 18 319 64 646 KOTA
TANJUNGPINANG 206.308 4 122 25 257 KABUPATEN
ANAMBAS 46.358 1 - - 1 PROVINSI 1.671.858 35 518 104 109
Jumlah Spesimen Campak KEPRI 2010
Cara pengambilan 20 % spesimen
• Untuk perencanaan (logistik, transport spesimen dan kebutuhan anggaran lainnya) – 20 % spesimen dihitung dari kasus campak klinis
tahun sebelumnya, atau 2/100.000 populasi perkabupaten.
SEDANGKAN
• Realisasi pemeriksaan spesimen 20 % dihitung dari kasus klinis campak pada tahun berjalan perkabupaten.
Cara Pengambilan 20 % Spesimen
• Ambil spesimen kasus pertama yang terjadi di puskesmas
• Selanjutnya ambil spesimen setiap kelipatan 5 ( LIMA ) kasus Campak.
• Usahakan pengambilan spesimen tersebar secara TEMPAT dan WAKTU
PKM E
PKM A
PKM D
PKM B
PKM C
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kabupaten
SEHAT WALAFIAT BANYAK REJEKI AMIIIIN
8/23 = 34 %
KLB
Kenapa 20 %
• Kasus klinis campak masih tinggi dan keterbatasan sumber daya
• Tujuan :– Mengetahui apakah masih ada transmisi
campak (20 % bukan representasi kab)– Melatih petugus dalam melaksanakan
CBMS dg serological test menuju eliminasi– Mendorong setiap kabupaten
meningkatkan sensitifitas penemuan kasus
PERHATIANPengambilan spesimen 20 % merupakan target
perkabupaten, oleh sebab itu upayakan
semua kabupaten dapat melaksanakannya
Flow Manajemen Spesimen ?
Petugas
laboratorium puskesmas
Lab Campak
Nasional
Surveilans
Provinsi
Surveilans
Kabupaten
INDIKATOR SURVEILANS CAMPAK
Surveilans Rutin :1.Kelengkapan laporan C-1 puskesmas : ≥
90 %2.Ketepatan laporan C-1 puskesmas : ≥
80 %3.Kelengkapan laporan surveilans aktif RS : ≥
90 %
KLB1.KLB dg “Fully investigated” :
100 %2.KLB dilakukan pengambilan spesimen :
100 % 3.Kelengkapan laporan C- KLB :
≥ 90 %
Dana yang diperlukan untuk CBMS1. Sosialisasi ke Puskesmas/RS/Tenaga kesehatan lainnya2. Pengalokasian dana di setiap tingkat :• Di Puskesmas :
– Pengadaan spesimen kit (Vacutainer/spuit/tube/dll) & formulir laporan
– Pengiriman spesimen ke kab.– Pelacakan kasus
• Di Kabupaten :– Pengiriman spesimen ke prop– Penyelidikan KLB– Review/bimbingan teknis
• Di Propinsi :– Pengiriman spesimen ke Lab Campak Nasional – Penyelidikan KLB– Review/bimbingan teknis
CHALLENGES Human Resources (SDM )
Keterbatasan tenaga, tingginya pergatian petugas, kompetensi petugas tidak memadai (skill, background etc)
Operasional Keterbatasan dana operasional Keterbatasan training & sosialisasiSupervisi belum memadai Keterbatasan alat penunjang (komputer, jaringan internet)Keterbatasan kemampuan petugas dlm melakukan analisis dataData belum digunakan untuk evaluasi, koreksi atau perencanaan
program Investigasi (KLB) belum memadaiKualitas data rendah (Kelengkapan, Ketepatan dan kebenaran)
Political will Decentralization lack of commitment from local government
KetenagaanPendanaan
THANK YOUTHANK YOU
PERAN DINKES PROPINSI
• Mengirim spesimen serum yang diterima provinsi ke LCN setiap hari Senin/Selasa dan Kamis.
• Merekap data integrasi dan data C1 (kasus yang diperiksa serologi), setiap bulan dikirim ke Subdit surv melalui pouch/email.
• Validasi dan cleaning data setiap awal bulan pada system web based.
• Analisa data bulanan dan feedback data bulanan ke Dinkes kab/kota dan LCN
• Verifikasi data dengan Dinkes kab/kota setiap 6 bulan (Jml kasus, jml spesimen, hasil lab)
• Mengalokasikan dana daerah untuk kegiatan surveilans campak tahun berikutnya.
Peran RS
A. Peran RS dalam Surv Campak
• Ks campak klinis di Poliklinik (Anak dan Umum), Ruang rawat (Anak dan Umum) dicatat dalam C1, semua variabel dalam C1 diisi lengkap.
• Setiap minggu diambil oleh petugas kab/kota, juga mengecek register bersamaan dg SARS AFP.
• Petugas surveilans Kab/Kota menginformasikan ks campak tersebut ke puskesmas alamat penderita dan melakukan tindak lanjut di lapangan sebagai bentuk kewaspadaan dini KLB.
Peran Puskesmas
Surveilans CampakDI PUSKESMAS (1) :
1. Setiap kasus campak dicatat dlm form W2 dan C1 (Rutin) Form W2 untuk SKD, dikirim mingguan. Form C1, individual report, dikirim bulanan. Laporan campak juga terdapat di Lb1 (STP), tetapi status imunisasi (-), dikirim bulanan
2. Setiap KLB lakukan :• Segera lapor ke Kabupaten• Semua KLB Lakukan Penyelidikan dan pemeriksaan spesimen• Semua hasil penyelidikan didokumentasi• Bila Kabupaten tidak ikut dalam pelacakan, maka hasil penyelidikan
laporkan ke kabupaten.
3. Buat absensi dan dokumentasi pengiriman laporan ke kabupaten.
DI PUSKESMAS (2)
4. Lakukan Pengolahan data dalam bentuk : Distribusi kasus perdesa (Spot map) Kecendrungan kasus setiap minggu (Grafik mingguan) Kelompok umur dan status imunisasi kasus (Grafik batang,
pie ) Areamap cakupan imunisasi campak
5. Lakukan Analisa Data Tentukan daerah Resiko tinggi Informasikan kepada pengelola program imunisasi Perketat pelaksanaan surveilans di daerah resiko tinggi
tersebut
Catatan : Di tingkat puskesmas, data campak adalah individual
Surveilans Campak
Peran KABUPATEN
Surveilans CampakKABUPATEN (1) :
1. Laporan C1 puskesmas dan laporan surveilans aktif RS direkap dalam laporan integrasi (Rutin)Buat absensi penerimaan laporan W2Kirim laporan integrasi setiap bulan ke propinsi
2. Setiap KLB lakukan :• Segera lapor ke Propinsi• Semua KLB Lakukan Penyelidikan dan ambil spesimen urin dan
darah• Semua hasil penyelidikan didokumentasikan• Semua KLB direkap dalam formulir PWS KLB, setiap bulan
dilaporkan ke propinsi.
3. Buat umpan balik setiap 3 bulan ke RS dan puskesmas yang memuat :• Absensi penerimaan laporan (W2, C1 dan STP) dan analisis
sederhana tentang isu-isu penting.
PERAN DINKES KAB/KOTA3. MELAKSANAKAN SURVEILANS AKTIF
KE RS BERSAMA AFP
4. PENCATATAN & PELAPORAN– Data C1 puskesmas dan RS direkap ke
formulir integrasi (spt yg sudah berjalan)
– Khusus kasus campak yang diperiksa spesimen direkap khusus dalam formulir C1 dan dilaporkan ke propinsi bersamaan dg form integrasi secara kumulatif
UPAYA YANG DILAKUKAN PUSATSDM
Refreshing training surveilans kabupaten/kotaBimbingan technis
Operasional Dana operasional surveilans AFPSupervisi (provinsi) Pengadaan buku pedoman, format laporan dan bahan
KIE (poster, leaflet, calender, dll)Training Web based di beberapa provinsi
Puskesmas : C1 (Rutin) = Bulanan, tiap tagl 5 C-1 & C-2 (Jika ada KLB) = (segera)
Kabupaten : Form integrasi (Rutin), hasil rekap form C1
puskesmas = Bulanan,tiap tgl 10 Form C KLB/K, ada tidak ada KLB setiap
bulan tgl 10, jika ada KLB lampirkan C1 dan C2 Propinsi : Form integrasi (Rutin), hasil rekap form C1
puskesmas = Bulanan,tiap tgl 10 Form C KLB/P, ada tidak ada KLB setiap
bulan tgl 15, jika ada KLB lampirkan C1 dan C2 Jika ada KLB laporkan segera : fax atau tlp
PELAPORAN DAN FORMAT SURVEILANS CAMPAK
Format laporan CampakLokasi Data Rutin Waktu Data KLB Waktu
Puskesmas C1 Bulanan, tgl 5
C1 & C2 Segeratgl 5
Kabupaten C1 direkap ke Form integrasi Kabupaten
BulananTgl 10
Rekap ke form C KLB/K, jika ada KLB lampirkan C1 dan C2
BulananTgl 10
Provinsi Form integrasi Kab direkap ke form integrasi prop
BulananTgl 15
Form C KLB/K, direkap ke C KLB/P, jika ada KLB lampirkan C1 dan C2
BulananTgl 15