Top Banner
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya kami dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Ca Mammae” sesuai dengan waktu yang ditentukan. Laporan kasus ini dibuat berdasarkan data dan informasi serta pengetahuan yang diperoleh selama kepanitraan klinik di SMF Bedah. Penyusunan laporan kasus ini dibuat untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik di SMF Bedah. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Dicky D. Sp.B selaku dosen pembimbing serta semua teman sejawat yang turut membantu dalam penyusunan makalah laporan kasus hingga selesai. Kami menyadari laporan kasus ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para membaca. Mojokerto, 22 Agustus 2013
32

makalah lapsus bedah.docx

Dec 10, 2015

Download

Documents

Tyox ComAg
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah lapsus bedah.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karuniaNya kami dapat

menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “Ca Mammae” sesuai dengan waktu yang

ditentukan. Laporan kasus ini dibuat berdasarkan data dan informasi serta pengetahuan yang

diperoleh selama kepanitraan klinik di SMF Bedah. Penyusunan laporan kasus ini dibuat

untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik di SMF Bedah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr.Dicky D. Sp.B selaku dosen pembimbing

serta semua teman sejawat yang turut membantu dalam penyusunan makalah laporan kasus

hingga selesai.

Kami menyadari laporan kasus ini masih banyak kekurangan, sehingga kritik dan

saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Semoga dapat bermanfaat bagi para membaca.

Mojokerto, 22 Agustus 2013

Penyusun,

i

Page 2: makalah lapsus bedah.docx

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus

Ca Mammae

Telah disetujui dan disahkan pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Dokter Pembimbing

Dr.Dicky D.Sp.B

ii

Page 3: makalah lapsus bedah.docx

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………… i

LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………….. iii

BAB I. LAPORAN KASUS

1.1. Identitas pasien

……………………………………………………………. 1

1.2. Anamnesa

…………………………………………………………………. 1

1.3. Pemeriksaan fisik

…………………………………………………………. 3

1.4. Diagnosa

…………………………………………………………………… 4

1.5. Penatalaksanaan

…………………………………………………………….. 4

1.6. Penunjang

………………………………………………………………….. 5

BAB II Pembahasan

2.1. Definisi

…………………………………………………………….….. 9

2.2. Etiologi

………………………………………………. 9

2.3. Anatomi

………………………………………………………………. 10

2.4. Faktor Resiko

………………………………………………………………. 12

2.5. Gejala Klinis

…………………………………………………………………. 12

Page 4: makalah lapsus bedah.docx

2.6. Diagnosis

………………………………………………………………….. 12

2.7. Penatalaksanaan……………………………………………………………… 13

2.8.Jenis Ca mammae……………………………………………………………..

13

2.9.Stadium, Sistem TNM, dan Jalur Penyebarannya………………….................

14

2.10 Pengobatan …………………………………………………………………. 18

Daftar pustaka……………………………………………………………… 20

iii

LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Lik Annah

Umur : 46 th

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Pulorejo - Pralon

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Status Marital : Menikah

Tgl MRS : 24 Juli 2013

Tgl Pemeriksaan : 4 juli 2013

No RM : S1307020201

1.2 ANAMNESA

Page 5: makalah lapsus bedah.docx

SUBJEKTIF

Keluhan Utama : benjolan di payudara kanan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluh pada payudara kanannya terasa ada benjolan, benjolan muncul 2,5

tahun yang lalu. Benjolan mula-mula kecil dan tidak bernanah, kemudian benjolan

membesar dan ada nanah. Saat benjolan masih kecil tidak nyeri,tetapi saat benjolan

mulai membesar mulai terasa nyeri. Nyerinya hilang timbul. Batuk (+) berdahak,

batuk kalau udara dingin atau kena debu. Pilek (-), Sesak (+), Pusing (-), mual(-),

muntah(-),Makan dan minum (+) dbn , BAK (+) dbn ,BAB (+) dbn, Berat badan

semakin turun dari 40 kg menjadi 37 kg.

1Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah mengalami kejadian ini sebelumnya Kencing manis (-) Penyakit darah tinggi (-) Penyakit Jantung (-) Asma (+) sejak kecil kambuh kalau udara dingin dan kena debu Alergi obat (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang serupa dengan pasien.

Riwayat haid

Haid pertama kali usia 14 th.

Haid lancar tiap bulan selama 7 hari.

Saat haid payudara terasa keras,tetapi tidak nyeri.

Belum menopause

Riwayat ginekologi

Memiliki anak 1,melahirkan usia 40 th. Melahirkan sesar,alasan sesar yaitu pecah ketuban.

Page 6: makalah lapsus bedah.docx

Menyusui anak selama 2 bulan saja,payudara kiri keluar ASI Cuma 2 bulan,sedangkan payudara kanan keluar ASI Cuma 1 bulan kemudian PASIEN berhenti menyusui.

Riwayat alat kontrasepsi

Pemakaian KB suntik 3 bulan sekali selama 3 bulan kemudian ganti KB pil selama 1 bulan.KB berhenti setelah ada benjolan di payudara kanan.

Riwayat pengobatan

Kalau nyeri diminumi ponstan.

Riwayat sosial dan kebiasaan

Sering makan makanan yang berlemak seperti soto daging (jeroan) dan bakso.

2

Riwayat operasi

Belum pernah operasi pada payudara sebelumnya.

OBJEKTIF

1.3 Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum : Cukup

Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 4-5-6

Tanda vital

• tensi :120/80 • suhu :36 derajat celcius • nadi :70x/ menit • pernapasan : 20x / menit

Kepala/leher

● a/i/c/d -/-/-/-

benjolan pada kepala dan leher (-),nyeri kepala (-)

Page 7: makalah lapsus bedah.docx

● Thorax

Inspeksi : simetris, retraksi -/-, jejas (-)

Palpasi : nyeri tekan (-)

Perkusi : sonor +/+

Auskultasi : S1 S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)

vesikuler +/+, rh -/-, wh -/-

● Abdomen:

- Soepel

- bising usus (+) normal

- meterorismus(-)

- nyeri tekan (-)

3

- hepar / lien tidak teraba.

Ekstremitas :

- Akral hangat, kering , merah +/+

- Oedema -/-

- CRT < 2dtk,

Status lokalis pada mammae dextra:

Inspeksi :

warna kulit : kemerahan

peau d’orange : +

Ulkus : +

retraksi papilla mammae : +

pengeluaran sekret : +

inflamasi : +

Palpasi

teraba benjolan,

-lokasi : mammae dextra

Page 8: makalah lapsus bedah.docx

-ukuran : ± 5 cm

-bentuk/permukaan : berdungkul2

-konsistensi : padat keras

-nyeri : +

1.4 Assesment:

Tumor mammae dextra dengan T2,N0, M0 ,suspect ke arah keganasan

1.5 Planning diagnosa:

Saran untuk melakukan pemeriksaan FNAB

4

1.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang diagnostic

1. USG : tampak bayangan masa hiperekoik inhomogen noduler, tampak kasar, vaskularisasi bertambah pada kuadaran atas. Suspek Ca mamae dextra

2. FNAB: mikroskopis : sedian sitologi menunjukkan sel-sel berkelompok dan tersebar atipi dan polimrfik, sitoplasma luas eosinophylik, didapatkan sel ganas.Kesimpulan: Karsinoma duktal invasive

3. Mammografi: tidak dilakukan

4. Rontgen Thoraks: pulmo dan cor normal, tidak tampak tanda-tanda pulmo metastase dan bone metastase. Darah Lengkap Tgl 5/7/13

Wbc : 7.900 /uL PLT : 350.000 /uL

Hgb :13.4 g/dL

Hct : 39.1 %

Prognosis

Page 9: makalah lapsus bedah.docx

Prognosis kanker payudara tergantung dari : Besarnya tumor primer.

Banyaknya/besarnya kelenjar axilla yang positf.

Fiksasi ke dasar dari tumor primer.

Tipe histologis tumor/invasi ke pembuluh darah.

Tingkatan tumor anaplastik.

Umur/keadaan menstruasi

5

Lampiran

Darah lengkap

Urine lengkap

Page 10: makalah lapsus bedah.docx

6

FNAB

USG abdomen

Page 11: makalah lapsus bedah.docx

7

EKG

Foto thorax

Page 12: makalah lapsus bedah.docx

8

Bab II

Pembahasan

KANKER PAYUDARA (CA MAMMAE)

A.    Definisi

Ca mammae adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan

mammae. Ca Mammae adalah kanker yang menyerang jaringan payudara yang menyebabkan

sel dan jaringan payudara berubah bentuk menjadi abnormal dan bertambah banyak secara

tidak terkendali Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai

suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.

Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan

kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Belum ada

Page 13: makalah lapsus bedah.docx

data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit

menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama di antara kanker lainnya

pada wanita.

B. Etiologi

Saat ini belum ditemukan data yang pasti yang menjadi faktor penyebab utama penyakit

ca mammae. Sampai saat ini terjadinya ca mammae diduga akibat interaksi yang rumit dari

banyak faktor seperti faktor genetika, lingkungan, dan hormonal yaitu kadar hormon estrogen

dalam tubuh yang berlebihan

9

C. Anatomi Payudara

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong lemak,

pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Pada bagian lateral atas kelenjar payudara,

jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksila, disebut penonjolan Spence atau

ekor payudara. Setiap payudara terdiri atas 12-20 lobulus kelenjar yang masing-masing

mempunyai saluran ke papilla mamae, yang disebut duktus lactiferous. Di antara kelenjar

susu dan fasia pectoralis, juga di antara kulit dan kelenjar tersebut mungkin terdapat jaringan

lemak. Di antara lobules tersebut ada jaringan ikat yang disebut ligamentum Cooper yang

Page 14: makalah lapsus bedah.docx

memberi rangka untuk payudara.

10

Perdarahan payudara terutama berasal dari cabang a.perforantes anterior dari a.mamaria

interna, a.torakalis lateralis yang bercabang dari a.aksilaris, dan beberapa a.interkostalis

(Hidayat S., 1997).

Persarafan kulit payudara diurus oleh cabang pleksus servikalis dan n. interkostalis. Jaringan

kelenjar payudara sediri diurus oleh saraf simpatik. Ada beberapa saraf lagi yang perlu

diingat sehubungan dengan penyulit paralisis dan mati rasa pasca bedah, yakni

n.interkostobrakialis dan n.kutaneus brakius medialis yang mengurus sensibilitas daerah

aksila dan bagian medial lengan atas. Pada diseksi aksila, saraf ini sedapat mungkin

disingkirkan sehingga tidak terjadi mati rasa di daerah tersebut (Hidayat S., 1997).

Page 15: makalah lapsus bedah.docx

Saraf n.pektoralis yang mengurus m.pektoralis mayor dan minor, n. torakodorsalis yang

menguurus m.latisimus dorsi, dan n.torakalis longus yang mengurus m.serratus anterior

sedapat mungkin dipertahankan pada mastektomi dengan diseksi aksila.

Patofisiologi

Ca mammae  terjadi karena hilangnya kontrol atau proliferasi sel payudara dan

apoptosis sehingga sel payudara berpoliferasi secara terus-menerus. Hilangnya fungsi

apoptosis menyebabkan ketidakmampuan mendeteksi kerusakan sel akibat kerusakan

DNA.Peningkatan jumlah sel tidak normal umumnya membentuk benjolan yang

disebut tumor atau kanker.

Sel-sel yang menyebar kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang

akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Keganasan

kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel nomal disekitarnya, terutama sel-sel

yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan

membesar tidak seperti biasanya.

Ca mammae berasal dari epitel saluran dan kelenjar payudara. Pertumbuhan dimulai

dari dalam duktus ataupun kelenjar lobulus yang disebut karsinoma non invasif.

Kemudian tumor menerobos ke luar dinding duktus atau kelenjar di daerah lobulus

dan invasi ke dalam stroma, yang dikenal dengan nama karsinoma invasif.

Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh di

kelenjar getah bening, sehingga kelenjar getah bening aksiler atau supraklavikuler

membesar. Ca mammae pertama kali menyebar ke kelenjar aksila regional. Lokasi

metastasis paling jauh yaitu tulang, hati, paru, pleura, dan otak.

11

Faktor Risiko

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko

pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Ada beberapa faktor

resiko yang dapat meningkatkan terjadinya ca mammae yaitu :

1.         Riwayat keluarga

Wanita yang memiliki riwayat keluarga ada yang menderita ca mammae seperti pada ibu,

saudara perempuan, atau adik/kakak memiliki resiko terkena ca mammae 2 hingga 3 kali

lebih tinggi.

Page 16: makalah lapsus bedah.docx

2.         Hormon

Haid pertama (menarche) sebelum umur 10 tahun, mati haid (menopause) setelah umur 55

tahun, tidak menikah atau tidak pernah melahirkan anak, melahirkan anak setelah umur 35

tahun dan tidak pernah menyusui anak.

3.      Umur

Wanita berumur >30 tahun mempunyai kemungkinan lebih besar mendapat kanker payudara

dan kemungkinan tersebut bertambah setelah menopause.

4.     Wanita yang pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor

jinak atatu tumor ganas kontralateral.

5.      Wanita yang mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada.

6.      Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa.

7.      Wanita yang pernah mengalami operasi tumor ovarium resikonya 3 hingga 4 kali lebih tinggi

(Dalimartha, 2004).

8.      Lama menggunakan kontrasepsi oral

9.      Pola konsumsi makanan berlemak

10.  Kurangnya aktivitas fisik

Gejala Klinis Karsinoma payudara biasanya mempunyai gambaran klinis sebagai berikut :

12

Page 17: makalah lapsus bedah.docx

a. Terdapat benjolan keras yang lebih melekat atau terfiksir.

b. Tarikan pada kulit di atas tumor.

c. Ulserasi atau koreng.

d. Peau’d orange.

e. Discharge dari puting susu.

f. Asimetri payudara.

g. Retraksi puting susu.

h. Elovasi dari puting susu.

i. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak.

j. Satelit tumor di kulit.

k. Eksim pada puting susu.

l. Edema.

Tipe Ca mammae berdasarkan gambaran histopatologi :

1.      Karsinoma duktal menginflitrasi

Adalah tipe histopatologi yang paling umum, merupakan 75 % dari semua jenis kanker

payudara. Kanker ini sangat jelas karena keras saat palpasi. Kanker jenis ini biasanya

bermetastasis ke nodus aksila, tulang, paru, hepar dan otak

2.      Karsinoma lobular menginfiltrasi

Tipe ini umumnya multisentris, dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau

kedua mammae. Karsinoma lobular biasanya bermetastasis ke permukaan meningeal.

3.      Karsinoma modular

Pada  6 % karsinoma modular  tumbuh dalam kapsul, dapat menjadi besar tetapi meluas

dengan lambat, sehingga prognosis seringkali lebih baik.

4.      Karsinoma musinus

Pada  3 % karsinoma musinus adalah  penghasil lendir, juga tumbuh dengan lambat.

5.      Karsinoma duktal-tubular

Hanya 2% dan jarang terjadi, karena metastasis aksilaris secara histologi tidak lazim maka

prognosisnya sangat baik.

13

Page 18: makalah lapsus bedah.docx

6.      Karsinoma inflamantori

Merupakan tipe karsinoma mammae yang jarang (1-2 %) dan menimbulkan gejala-gejala

yang berbeda dari karsinoma mammae yang lain. Tumor ini nyeri tekan dan sangat nyeri,

mammae secara abnormal keras dan membesar. Kulit diatas tumor merah dan agak hitam.

Sering terjadi edema dan retraksi papilla mammae

Stadium, Sistem TNM, dan Jalur Penyebarannya

a. Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat

mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari WHO atau World Health Organization) / AJCC(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons.

Stadium I

Tumor terbatas pada payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan di bawahnya (otot). Besar tumor 1-2 cm. Kelenjar getah bening regional belum teraba.

Stadium II

Besar tumor 2,5-5 cm dan sudah ada satu atau beberapa Kelenjar Getah Bening (KGB) aksila yang masih bebas dengan diameter < 2 cm.

Stadium IIIa

Tumor sudah meluas dalam payudara (5-10 cm) tetapi masih bebas di jaringan sekitarnya, KGB aksila masih bebas satu sama lain.

Stadium IIIb

Tumor sudah meluas ke dalam payudara (5-10 cm) fiksasi pada kulit atau dinding dada, kulit merah, dan ada oedema (>1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi dan atau nodul.

14

Page 19: makalah lapsus bedah.docx

Stadium IV

Tumor seperti pada yang lain (stadium I, II, dan III), tetapi sudah disertai dengan KGB aksila supra-klavikula dan metastasis jauh lainnya.

T = ukuran primer tumor.

Ukuran T secara klinis, radiologis, dan mikroskopis adalah sama.

Nilai T dalam cm, nilai paling kecil dibulatkan ke angka 0,1 cm.

Tx : Tumor primer tidak dapat dnilai.

To : Tidak terdapat tumor primer.

Tis : Karsinoma in situ.

Tis(DCIS) : Ductal Carcinoma In Situ.

Tis(LCIS) : Lobular Carcinoma In Situ.

Tis(Paget’s) : Penyakit Paget pada putting tanpa adanya tumor.

Catatan: Penyakit Paget dengan adanya tumor dikelompokkan sesuai dengan ukuran tumornya.

T1 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya 2cm atau kurang.

T1mic : Adanya mikroinvasi ukuran 0,1 cm atau kurang.

T1a : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,1 cm sampai 0,5 cm.

T1b : Tumor dengan ukuran lebih dari 0,5 cm sampai 1 cm.

T1c : Tumor dengan ukuran lebih dari 1 cm sampai 2 cm.

T2 : Tumor dengan ukuran diameter terbesarnya lebih dari 2 cm sampai 5 cm.

T3 : Tumor dengan ukuran diameter terbesar lebih dari 5 cm.

T4 : Ukuran tumor berapapun dengan ekstensi langsung ke dinding dada atau kulit.

T4a : Ekstensi ke dinding dada tidak termasuk otot pektoralis.

15

T4b : Edema (termasuk peau d’orange), ulserasi, nodul satelit pada kulit yang terbatas pada 1 payudara.

Page 20: makalah lapsus bedah.docx

T4c : Mencakup kedua hal di atas.

T4d : Metastasis karsinomatosa

N = kelenjar getah bening regional.

Nx : Kgb regional tidak bisa dinilai (telah diangkat sebelumnya).

N0 : Tidak terdapat metastasis kgb.

N1 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral yang mobil.

N2 : Metastasis ke kgb aksila ipsilateral terfiksir, berkonglomerasi, atau adanya pembesaran kgb ke mamaria interna ipsilateral (klinis) tanpa adanya metastasis ke kgb aksila.

N2a : Metastasis pada kgb aksila terfiksir atau berkonglomerasi atau melekat ke struktur lain.

N2b : Metastasis hanya pada kgb mamaria interna ipsilateral secara klinis dan tidak terdapat metastasis pada kgb aksila.

N3 : Metastasis pada kgb infraklavikular ipsilateral dengan atau tanpa metastasis kgb aksila atau klinis terdapat metastasis pada kgb aksila; atau metastasis pada kgb supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa metastasis pada kgb aksila/mamaria interna.

N3a : Metastasis ke kgb infraklavikular ipsilateral.

N3b : Metastasis ke kgb mamaria interna dan kgb aksila.

N3c : Metastasis ke kgb supraklavikula.

Catatan: Terdeteksi secara klinis; terdeteksi dengan pemeriksaan fisik atau secara imaging (di luar limfoscintigrafi).

16

M = metastasis jauh.

Mx : Metastasis jauh belum dapat dinilai.

Page 21: makalah lapsus bedah.docx

M0 : Tidak terdapat metastasis jauh.

M1 : Terdapat metastasis jauh

Jalur Penyebaran

Invasi local Kanker mammae sebagian besar timbul dari epitel duktus kelenjar. Tumor pada mulanya menjalar dalam duktus, lalu menginvasi dinding duktus dan ke sekitarnya, ke anterior mengenai kulit, posterior ke otot pektoralis hingga ke dinding toraks (Wan Desen, 2008).

Metastasis kelenjar limfe regional

Metastasis tersering karsinoma mammae adalah ke kelenjar limfe aksilar. Data di China menunjukkan: mendekati 60% pasien kanker mammae pada konsultasi awal menderita metastasis kelenjar limfe aksilar. Semakin lanjut stadiumnya, diferensiasi sel kanker makin buruk, angka metastasis makin tinggi. Kelenjar limfe mammaria interna juga merupakan jalur metastasis yang penting. Menurut observasi klinik patologik, bila tumor di sisi medial dan kelenjar limfe aksilar positif, angka metastasis kelenjar limfe mammaria interna adalah 50%; jika kelenjar limfe aksilar negative, angka metastasis adalah 15%. Karena vasa limfatik dalam kelenjar mammae saling beranastomosis, ada sebagian lesi walaupun terletak di sisi lateral, juga mungkin bermetastasis ke kelenjar limfe mammaria interna. Metastasis di kelenjar limfe aksilar maupun kelenjar limfe mammaria interna dapat lebih lanjut bermetastasis ke kelenjar limfe supraklavikular.

Metastasis hematogen

Sel kanker dapat melalui saluran limfatik akhirnya masuk ke pembuluh darah, juga dapat langsung menginvasi masuk pembuluh darah (melalui vena kava atau sistem vena interkostal-vertebral) hingga timbul metastasis hematogen. Hasil autopsy menunjukkan lokasi tersering metastasis adalah paru, tulang, hati, pleura, dan adrenal.

17

Tes Diagnostik

a.    Mammografi

Page 22: makalah lapsus bedah.docx

Dengan tes ini dapat ditemukan benjolan yang kecil sekalipun. Bila secara klinis dicurigai

ada tumor dan pada mamografi tidak ditemukan apa-apa, pemeriksaan harus dilanjutkan

dengan biopsi sebab sering karsinoma tidak tampak pada mammogram. Sebaliknya bila

mamografi positif dan secara klinis tidak teraba tumor pemeriksaan harus dilanjutkan dengan

pungsi atau biopsi.

b.    Ulrasonografi

USG biasanya digunakan bersamaan bersama dengan mamografi, tujuannya untuk

membedakan kista yang berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium dapat

menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone scanning dan CT scan.

c.         X-foto thorax

Dapat membantu mengetahui adanya keganasan dan mendeteksi adanya metastase ke paru-

paru.

d.      Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus

Merupakan pemeriksaan sitologi dimana bahan pemeriksaan diperoleh dari hasil punksi

jarum terhadap lesi yang dapat dipakai untuk menentukan apakah akan segera disiapkan

pembedahan dengan sediaan beku atau akan dilanjutkan oleh pemeriksaan lain. Cara

pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, namun tidak dapat

memastikan tidak adanya keganasan. Hasil negatif pada pemeriksaan ini dapat berarti bahwa

jarum biopsi tidak mengenai daerah keganasan sehingga biopsi eksisi tetap diperlukan untuk

konfirmasi hasil negatif tersebut (Sjamsuhidayat, 2004).

Pengobatan

Pengobatan dimulai setelah dilakukan penilaian secara menyeluruh terhadap kondisi

penderita, yaitu sekitar 1 minggu atau lebih setelah biopsi. Pengobatannya terdiri dari

pembedahan, terapi penyinaran, kemoterapi dan obat penghambat hormon.

18

1. Pembedahan

Page 23: makalah lapsus bedah.docx

a.         Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan mammae. Ada 3 jenis mastektomi yaitu :

1)   Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh mammae,  jaringan

mammae di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.

2)   Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh mammae saja, tanpa kelenjar

di ketiak.

3)   Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari mammae. Biasanya disebut

Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan

seluruh mammae. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya

kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir mammae.

b.      Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.

Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita ca mammae yang menyebar tetapi

besar tumornya lebih dari 2,5 cm.

2.    Non Pembedahan

a.       Terapi radiasi

Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena ca dengan menggunakan sinar X

dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di mammae

setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang,

warna kulit di sekitar mammae menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun

sebagai akibat dari radiasi.

b.      Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau

kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat –obatan ini tidak hanya

membunuh sel kanker pada mammae, tetapi juga seluruh sel dalam tubuh. Efek dari

kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok. Sistematik

setelah mastektomi, paliatif pada penyakit yang lanjut.

19

c.       Terapi hormon dan endokrin

Page 24: makalah lapsus bedah.docx

Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi

hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.

Obat-obat penghambat hormon (obat yang mempengaruhi kerja hormon yang menyokong

pertumbuhan sel kanker) digunakan untuk menekan pertumbuhan sel kanker di seluruh tubuh.

Diberikan pada kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen,

coferektomi adrenalektomi hipofisektomi

20

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: makalah lapsus bedah.docx

Tjindarbumi, D. 2002. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya dalam Deteksi Dini Kanker. Jakarta : FK UI.

Sjamsuhidayat, R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC. Kejadian Kanker Payudara. Magister Programme of Epidemiology,

University of Diponegoro, Semarang, Indonesia No 5248. Tapan, Erik. 2005. Kanker, Antioksidan, dan Terapi Komplementer. Jakarta :

Elex Media Komputindo.

Tim Penanggulangan dan Pelayanan Kanker Payudara Terpadu Paripurna RS

Kanker Dharmais. 2002. Penatalaksanaan Kanker Payudara Terkini Edisi 1

Cetakan 1. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Prawirohardjo, Sarwono. (2007). Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.