Top Banner
MAKALAH BELAJAR BERDASARKAN MASALAH (BBM) MALARIA KELOMPOK II : ABDUL HADI I1B113612 ANITA YULIANA HALIFAH I1B113614 DINI AKHIRIA I1B113615 SETIAWAN I1B113616 EVA METALITA I1B113617 YUNUS I1B113618 RUSMAWATY DIANA I1B113619 NORSYEHAN I1B113620 NORI WIDIOWATI I1B113621 NOR LATIFAH I1B113622
36

Makalah Kelompok Malaria

Nov 24, 2015

Download

Documents

liesdapriyanto

malaria
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAH BELAJAR BERDASARKAN MASALAH (BBM)MALARIA

KELOMPOK II :ABDUL HADI I1B113612ANITA YULIANA HALIFAHI1B113614DINI AKHIRIAI1B113615SETIAWANI1B113616EVA METALITAI1B113617YUNUS I1B113618RUSMAWATY DIANAI1B113619NORSYEHAN I1B113620NORI WIDIOWATI I1B113621NOR LATIFAH I1B113622

Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran Universitas Lambung MangkuratBanjarbaru, 2014

HALAMAN PENGESAHAN

Nama :Abdul Hadi I1B113612Anita Yuliana HalifahI1B113614Dini akhiriaI1B113615SetiawanI1B113616Eva MetalitaI1B113617YunusI1B113618Rusmawaty DianaI1B113619NorsyehanI1B113620Nori WidiowatiI1B113621Nor LatifahI1B113622Judul Makalah : MALARIA Tanggal : 21 Maret 2014

Mengetahui,Tutor

Abdurrahman Wahid S. Kep, Ns

KATA PENGANTARBismillahirrahmanirrahim.Puji syukur kehadirat Allah karena dengan izin dan karunia serta segala anugerah-Nya, makalah Keperawatan Penyakit Tropis dengan topik Malaria dapat selesai tepat pada waktunya.Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini baik dengan materi maupun non materi. Kami sangat mengharapkan saran, ulasan, dan kritik yang membangun dari semua pihak agar pembuatan dan penyusunan makalah berikutnya bisa lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak pada umumnya dan kami pada khususnya.

Wassalam

Penulis

DAFTAR ISI

COVERHALAMAN PENGESAHANKATA PENGANTARDAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUANA. SKENARIOB. ANALISA KASUS1. LANGKAH 12. LANGKAH 23. LANGKAH 34. LANGKAH 45. LANGKAH 5BAB II PEMBAHASANBAB III PENUTUPDAFTAR PUSTAKA

1234555589102627

BAB IPENDAHULUANA. SKENARIO (LBM)Tn. Danu (20 tahun) dirawat di Rumah Sakit Banjarbaru dengan riwayat pekerjaan sebagai penambang emas di hutan. Berdasarkan hasil pemeriksaan lab. Darah terdapat plasmodium vivax. Klien mendapat obat anti malaria, analgesi-antipiretik. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan Ners Dedi didapatkan data TD 120/80 mmHg, RR 18x/m, N 80x/m, Suhu 40o C, terdapat jaundice. Klien mengatakan sakit kepala dan nyeri didaerah persendian seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 5. Klien mengatakan sulit tidur pada malam hari. Klien tidur mulai jam 24.00- 04.00 wita. B. ANALISA KASUS1. Langkah 1(Klarifikasi/ Identifikasi istilah) Plasmodium Vivax : Merupakan salah satu jenis parasit yang ditularkan oleh nyamuk anopheles. Jaundice : Tanda-tanda kekuningan pada kulit Obat Anti Malaria : Merupakan jenis obat yang diberikan untuk mencegah dan menekan jumlah penyebaran parasit. Skala Nyeri 5: Nyeri berat menurut skala nyeri 0-5 nyeri seperti ditusuk-tusuk. Analgetik-antipiretik : Merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dan panas.

2. Langkah 2 (Membuat Daftar Masalah) Sebutkan macam-macam obat anti malaria? Bagaimana pengkajian klien dengan malaria? Kenapa terdapat jaundice/ ikterik ? Kenapa terjadi sulit tidur pada klien? Apa definisi dari malaria? Apa manifestasi klinis dari malaria? Apa perbedaan antara malaria dan DBD? Diagnosa Keperawatan klien dengan malaria? Bagaimana pathofisiologi dari malaria? Apakah ada derajat malaria seperti pada malaria? Bagaimana penanganan/ antisipasi klien malaria ke daerah endemis?

3. Langkah 3( Menganalisis Masalah) Macam-macam obat anti malaria pada Plasmodium VivaxBiasanya jenis obat anti malaria adalah Premakuin,kloroqin, arsuamoon Pada puskemsmas memberikan: Arsuamoon (tab) yakni 24 tablet (8 tablet/hari selama 3 hari) Pada Rumah sakit : injeksi quinin (drip) Kloroquin diberikan 4,4,2/hari selama 3 hari Darplex diberikan selama 3 hari sebanyak 3 tab/hari Injeksi arsuamoon: Hari 1 = 2 x 2 vial, Hari 2-5= 1x2 vial Arsuamoon(tab) 24 tab (8 tab/hari selama 3 hari)

Pengkajian dimasukkan kedalam tugas belajar dan didiskusikan pada langkah 7 Jaundice/ ikterik dimasukkan kedalam tugas belajar dan didiskusikan pada langkah 7 Pada klien malaria dengan skala nyeri 5 akan menyebabkan rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk sehingga pada malam hari klien menjadi susah untuk tidur Definisi malaria adalah demam (menggigil) biasanya pada pagi dan malam hari disertai dengan sakit kepala,mual. Manifestasi klinis klien malaria: Panas tinggi 40o C Demam Mual Berkeringat dingin

Perbedaan antara malaria dan DBDMalaria: Penyakit ditularkan oleh nyamuk anopheles membawa parasit plasmodium Pada tahap awal klien menggigil suhu turun, kemudian suhu meningkat disertai dengan berkeringat dingin Memiliki riwayat pergi ke hutan ataupun ke gunungDBD : Panas tinggi (7 hari) 38-39o C Tes uji tuniquet positif Hasil Laboratorium Trombosit menurun, hemotokrit meningkat

Diagnosa Keperawatan dimasukkan kedalam tugas belajar dan didiskusikan pada langkah 7 Pathofisiologi dimasukkan kedalam tugas belajar dan didiskusikan pada langkah 7 Pada malaria tidak ada derajat seperti DBD namun malaria dibedakan berdasarkan parasit yang menyerang seperti; Plasmodium Palsiparum = terjadi gangguan pada otak dan menyebabkan kematian Plasmodium Vivax = bias disembuhkan Plasmodium Malariae Plasmodium Ovale Penanganan/ antisipasi klien malaria ke daerah endemis dimasukkan kedalam tugas belajar dan didiskusikan pada langkah 7

4. Langkah 4 (Pohon Masalah)

Nyamuk Anopeles

Plasmodium/ Parasit yang dibawa oleh nyamukTanda dan GejalaMalaria

Demam, MualNyeri KepalaAnemia

NyeriResiko kekurangan volme cairan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Perubahan perfusi jaringan

Penanganan:KlinikPuskesmasRumah Sakit

Gambar 1: Pohon Masalah

5. Langkah 5 (Sasaran Belajar)1. Pengkajian pada klien dengan malaria?2. Kenapa terjadi jaundice/ ikterik? 3. Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengan malaria?4. Pathofisiologi Malaria?5. Antisipasi/ pencegahan ke daerah endemis?6. Standar obat-obatan anti malaria?

BAB IIPEMBAHASAN

1. PengkajianDasar data pengkajiana. Aktivitas/ istirahatGejala : Keletihan, kelemahan, malaise umumTanda : Takikardi, Kelemahan otot dan penurunan kekuatan.b. SirkulasiTanda : Tekanan darah normal atau sedikit menurun. Denyut perifer kuat dan cepat (fase demam) Kulit hangat, diuresis (diaphoresis ) karena vasodilatasi. Pucat dan lembab (vaso kontriksi), hipovolemia,penurunan aliran darahc. EliminasiGejela : Diare atau konstipasi; penurunan haluaran urineTanda : Distensi abdomend. Makanan dan cairanGejala : Anoreksia mual dan muntahTanda : Penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan Penurunan masa otot. Penurunan haluaran urine, kosentrasi urine.e. Neuro sensoriGejala : Sakit kepala, pusing dan pingsan.Tanda : Gelisah, ketakutan, kacau mental, disorientas deliriu atau koma.f. Pernapasan.Tanda : Tackipnea dengan penurunan kedalaman pernapasan .Gejala : Napas pendek pada istirahat dan aktivitasg. Penyuluhan/ pembelajaranGejala : Masalah kesehatan kronis, misalnya hati, ginjal, keracunan alkohol, riwayat splenektomi, baru saja menjalani operasi/ prosedur invasif, luka traumatik.h. Pernah/ tidak meminum obat anti malaria ataupun mendapat tranfusi darah

i. Pengkajian focus pada pasien malaria adalah Anemis Trias malaria : demam, menggigil, berkeringat Sakit kepala kuat, ikterus, mual muntah, nyeri abdomen, hepatomegali, diare, nyeri otot

2. Terjadi jaundice/ ikterik karena billirubin dibawa ke hati dibuang ke usus melalui urine, pembuangan billirubin terganggu kemudian billirubin mengendap dan meninngkat, masuk ke aliran darah dan terjadilah jaundice.

3. Diagnosa Keperawatan yang muncul pada klien dengan malariaa. Hipertermi b/d peningkatan metabolismb. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d asupan nutrisi yang tidak adekuatc. Nyeri b/d respon inflamasi sistemikd. Resiko ketidkseimbangan elektrolit b/d factor kehilangan cairan aktife. Resiko syok hipovolemikf. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak

4. Pathofisiologi MalariaMalaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh protozoal blood parasite yaitu spesies plasmodium. Plasmoodium yang menimbulkan penyakit pada manusia terdapat 4 spesies. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropikana, Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale, Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana. Untuk membedakan jenis infeksi dari masing-masing plasmodium dapat dianalisis dari pemeriksaan penunjang yang menunjukkan perbedaan morfologi dari hapusan darah, serta manifestasi klinis baik karakteristik demam, serta manifestasi klinis lainnya yang khas pada setiap plasmodium. Infeksi plasmodium melibatkan manusia sebagai host dan nyamuk sebagai vektor dan host definitif. Siklus hidup plasmodium terdiri dari fase seksual dan aseksual. Fase seksual eksogen (sporogoni) dalam tubuh nyamuk. Fase aseksual (skizogoni) dalam tubuh hospes perantara/manusia ; daur dalam darah (skozogoni eritrosit), daur dalam sel parenkim hati/ stadium jaringan (skizogoni ekso-eritrosit).Vektor malaria adalah Nyamuk Anopheles betina, yang merupakan inang definitif. Dalam lambung nyamuk mikrogametosit dan makrogametosit Plasmodium, masing-masing telah menjadi mikrogamet dan makrogamet yang kemudian kawin (singami): zigot oosista, ookinet (proses sprogoni) keluar puluhan ribu ratusan ribu, lisis dalam dinding lambung nyamuk sporozoit yang akan menuju kelenjar liur nyamuk inangnya. Melalui gigitan nyamuk Anopheles, sporozoit masuk aliran darah selama 1/2-1 jam menuju hati untuk berkembang biak. Selanjutnya berpuluh-puluh ribu merozoit masuk ke dalam darah dan masuk ke dalam eritrosit untuk berkembang biak menjadi tropozoit. Skizon eritrosit pecah (disebut sporulasi), sambil membesarkan puluhan merozoit sebagian skizon masuk kembali ke eritrosit baru dan sebagian lagi membentuk mikro dan makro gametosit. Gametosit akan terisap oleh nyamuk Anopheles saat menghisap darah penderita untuk memulai fase sporogoni.(Darmowandowo,2007)Gigitan nyamuk yang terinfeksi dimulai dari bentuk aseksual yaitu sporozoite ke dalam sirkulasi darah. Sporozoite menuju hepatocytes (sel hati) membentuk schizont (bentuk asexsual). . Schizonts mengalami maturasi dan multiplikasi disebut hepatic schizogony atau preerythrocytic. Pada infeksi P vivax and P ovale , sporozoite berubah menjadi hupnozoite yang merupakan bentuk dorman sehingga dapat menyebabkan penyakit setelah terinfeksi beberapa bulan atau tahun. (WHO,2010)Preerythrocytic schizogony membutuhkan waktu 6-16 hari dan menghasilkan pecahnya sel dan ledakan invasi ribuan merozoites di darah . Merozoites menuju erythrocytes dan menginisiasi asexual reproductive siklus, kemudian disebut erythrocytic schizogony. Parasite sukses meleawati fase tersebut kemudian menjadi trophozoite dan schizont, dan akhirnya berhsil membentuk merozoites yang lebih poten. Merozoites yang matur menyebabkan rupturnya sel darah merah dan melepaskan merozoite baru multiple antigenic and pyrogenic (substansi yang menyebabkan demam) menuju aliran darah. Sebagian merozoite yang baru akan menginfeksi sel darah merah yang baru, dan sebagian berdiferensiasi membentuk fase seksual : gametosis jantan dan betina yang merupakan bagian dari siklus erythrocytic schizogony. Nyamuk yang menghisap darah pasien dengan gametocymia mendapatkan betuk seksual yang merupakan bagian dari siklus hidup plasmodium. (WHO,2011)Rupturnya banyak eritrosit bersamaan dengan pelepasan banyak pyrigen yang menyebakan paroxysms dari demam malaria. Periode demam malaria sesuai dengan waktu yang dibutuhkan untuk siklus eritrosit yang mendefinisikan masing-masing jenis plasmodium. P malariae memerlukan 72 jam untuk setiap siklus , disebut quartan malaria. Dan tiga spesies lain memerlukan 48 jam untuk 1 siklus dan menyebabkan alternatife demam di lain hari (tertian malaria). Namun periode ini sesuai dengan perkembangan parasit dan stimulasi pelepasan substansi kimia bila tidak singkron maka periode demam tidak dapat diamati. Selain melalui gigitan nyamuk , malaria juga dapat ditularkan melalui tranfusi darah dan penularan tranplancental. Parasitemia pada donor kadang tidak menimbulkan manifestasi klini berupa demam. Hal ini disebabkan karena merozoit tidak mengivasi sel hati. Karena tidak terjadi perkembangan dalam hati bila maka pengobatan pada serangan akut merupakan pilihan pengobatan yang lengkap. Selain ini transmisi juga dapat terjadi melalui transplantasi organ. Penularan lain yaitu transplancental dari ibu dengan malaria kepada bayinya di dalam kandungan. Orang yang berisiko tinggi lainnya adalah orang yang bepergian dari daerah endemis, serta pasca bepergian namun tidak lengkap mendapatkan chemoprofilaksis, serta bayi dan orang dengan imunocompromise (WHO,2010)Beberapa keadaan klinik dalam perjalanan infeksi malaria adalah : serangan primer, periode latent, recrudescense, relapse atau rechute. Periode latent mulai akhir masa inkubasi hingga timbul gejala paroksima trias malaria (dingin, demam, dan berkeringat), Periode latent yaitu masa tanpa keluhan fisik dan tanpa parasitemia. Recrudescense adalah berulangnnya parasitemia setelah 24 minggu berakhirnya serangan primer. Relaps adalah berulangnnya keluhan klinik lama setelah terjadi masa latent biasanya terjadi pada P vivax atau ovale. (Harijanto,2007). Infeksi P falciparum menyebabkan malaria yang parah. Spesies ini lebih virulen dari yang lain karena menyebabkan parasitemia yang tinggi dan tumpukan virus yang berkontribusi pada kematian sel organ. Faktor parasit yang mempengaruhi P. falcifaraum adalah sitoadherensi (perlekatan eritrosit parasit pada permukaan endotel vaskuler sehingga memiliki variasi antigenik yang sangat besar), sekuetrasi (karena adanya sitoadherensi menyebabkan P.falciparum terperangkap dalam mikrovaskuler dan menghabiskan seluruh siklus hidupnya pada pembuluh darah perifer, otak, hepar, ginjal, paru, jantung, usus, dan kulit yang mememgang peranan patofisiologi malaria berat, Rosetting (berkelompoknya eritrosit parasit matur diselubungi 10 atau lebih eritrosit non parasit; rosetting akan menyebabkan obstruksi dan mempermudah terjadinya sitoadherensi yang lebih besar), sitokin dan NO (Nitrit oksida) yang berlebihan karena respon infeksi. Penyimpanan bagian dari parasite ini merupakan cirri spesifik dari spesies ini. Sesuai dengan perkembangan siklusnya setiap 48 jam bagain kecil dari P falcifarum masih tertingal pada pembulu postcapilary yang kecil . Karena alasan ini hanya pada awal infeksi parasit ini dapat dideteksi pada pembuluh darah perifer dan merupakan waktu penting diagnostik malaria infeks P falcifarum. Sequestrasi dari parasit menyebabkan perubaman status mental hingga koma pada infeksi P falciparum pada anak kejang, konvulsi sering menuju kematian karena infeksi hingga microvaskular pada jaringan otak. Selain itu cytokine dan ivasi parasit dalam jumlah besar menyebabkan kematian sel tertuama pada cental venous system (CNS), paru-paru dan ginjal. Bebberapa penderita infeksi P falciparum meninggalkan sequele seperti (hemiparesis, cerebellar ataxia, aphasia, spasticity)Manifestasi lainnya dalah hipoglycemia karena glukosa darah banyak diambil alih oleh plasmodium. Anemia berat dapat karena banyaknya sel darah merah yang lisis. Mekanisme lain dari anemia pada malaria adalah dyserythropoiesis, dan hypersplenism sehingga anemia pada malaria cenderung berat dan dapat menyebabkan kematian. Berkurangnya umur sel darah merah yang beredar diikuti dengan penekanan sumsum tulang ditunjukkan dengan trombositopenia mengganggu koagulasi intravaskular sehingga dapat mengarah pada perdarahan sistemik. Anemia kronik pada anak menyebabkan malnutrisi dan terhentinya pertumbuhan.malaria serebral diduga disebabkan adanya obstruksi pembuluh kapiler darah di otak karena sitoadherensi dan sekuetrasi. Kadar laktat dalam CSS cenderung meningkat biasanya disertai dengan gangguan fungsi organ lain ikterik, gagal ginjal, hipoglikemik, dan edema paru. Gagal ginjal akut sering terjadi pada penderita malaria dewasa diduga disebabkan adanya anoksia karena penurunan darah ke ginjal akibat dari obstruksi kapiler. Kecenderungan terjadinya perdarahan karena trombositopenia karena pengaruh sitokin sehingga terjadi gangguan intrakoagulai pada infeksi P falciparum. Edema paru yang disebabkan adanya kelebihan cairan dibuktikan dalam otopsi terdapat edema yang difus, kongesti paru, perdarahan dan pembentukan membran hialin. Manifestasi gastrointestinal yang sering muncul adalah nausea dan muntah, diare, konstipasi, kembung diduga terkait dengan proses infeksi virus. Hiponatremia bersamaan penurunan osmolalitas plasma akibat kehilangan cairan dan garam melalui muntah dan mencret (Harijanto,2007)

5. Antisipasi/ pencegahan ke daerah endemisOrang-orang yang tinggal di daerah malaria atau yang mengadakan perjalanan ke daerah malaria bisa melakukan hal-hal berikut: Menggunakan semprotan pembasmi serangga di dalam dan di luar rumah Memasang tirai di pintu dan jendela Memasang kawat nyamuk Mengoleskan obat anti nyamuk di kulit Mengenakan pakaian yang menutupi tubuh sehingga mengurangi daerah tubuh yang dapat digigit nyamukObat-obat pencegahan bisa diminum untuk mengurangi risiko terkena malaria selama melakukan perjalanan ke daerah malaria. Obat ini dapat mulai diminum 1 minggu sebelum perjalanan dilakukan, dilanjutkan selama tinggal di daerah malaria dan 1 bulan setelah meninggalkan daerah malaria. Obat yang paling sering digunakan adalah Chloroquine. Tetapi banyak daerah yang memiliki spesies Plasmodium falciparum yang sudah resisten terhadap obat ini. Obat lain yang bisa digunakan adalah mefloquine atau doxycycline. Doxycycline tidak boleh diberikan kepada anak-anak dibawah usia 8 tahun dan wanita hamil.

Gambar 1. Siklus hidup plasmodium

6. Standar obat-obatan anti malariaPengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia termasuk stadium gametosit. Adapun tujuan pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan klinis dan parasitologik serta memutuskan rantai penularan. Pengobatan malaria di Indonesia menggunakan obat anti malaria(OAM) kombinasi. Pengobatan kombinasi malaria adalah penggunaan dua atau lebih obat anti malaria yang farmakodinamik dan farmakokinetiknya bersinergi dan berbeda cara terjadinya resistensi. Tujuan terapi kombinasi ini adalah untuk pengobatan yang lebih baik dan mencegah terjadinya resistensi plasmodium terhadap obat anti malaria. Pengobatan kombinasi malaria haruslah :a. Aman dan toleran untuk semua umurb. Efektif dan cepat kerjanyac. Resisten dan atau resistensi silang belum terjadid. Harga murah dan terjangkauSaat ini yang digunakan Program Nasional adalah derivat artemisinin dengan golongan aminokuinolin, yaitu :Kombinasi Fixed Dose Combination (FDC) terdiri atas Dihydroartemisin dan piperaquin. Setiap tablet mengandung 40 mg dihydroartemisinin dan 320 mg piperaquin. Obat ini diberikan peroral selama tiga hari dengan range dosis tunggal harian sebagai berikut :Dihydroartemisinin dosis 2-4 mg/kgBB; Piperaquin dosis 16-32 mg/kgBB Artesunat Amodiakuin, Kemasan artesunate amodiaquin yang ada pada program pengendalian malaria dengan 3 blister, setiap blister terdiri dari 4 tablet artesunate @ 50 mg dan 4 tabletamodiaquin 150 mg.Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.1) Malaria falsiparumdan Malaria vivaksPengobatan malaria falsifarum dan vivaks saat ini menggunakan ACT di tambah primakuin. Dosis ACT untuk malaria falsiparum sama dengan malaria vivaks, sedangkan obat primakuin, untuk malaria falsifarum hanya diberikan pada hari pertama saja dengan dosis 0,75 mg/kgBB, dan untuk malaria vivaksselama 14 hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB.Lini pertama pengobatan malaria falsiparum dan malaria vivaksadalah seperti yang tertera di bawah ini:(1) Lini PertamaACT + Primakuin

Tabel 1. Pengobatan Lini Pertama Malaria falsiparummenurut berat badan dengan Dihydroartemisinin + Piperakuin (DHP)dan Primakuin

Hari

Jenis obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

60 kg

0 -1Bulan2 -11 Bulan1 - 4tahun5 9Tahun10 -14Tahun> 15Tahun> 15Tahun

1-3DHP1/41/211234

1Primakuin--3/41223

Tabel 2. Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan Dihydroartemisinin + Piperakuin (DHP)dan Primakuin

Hari

Jenis obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

60 kg

0 -1Bulan2 -11 Bulan1 - 4tahun5 9Tahun10 -14Tahun> 15Tahun> 15Tahun

1-3DHP1/41/211234

1-14Primakuin--1/43/411

Dosis obat : Dihydroartemisinin= 2 4 mg/kgBBPiperakuin= 16 32 mg/kgBBPrimakuin = 0,75mg/kgBB (P falcifarum untuk hari I)Primakuin= 0,25 mg/kgbb (P vivax selama 14 hari)

Catatan: a. Sebaiknya dosis pemberian DHA + PPQ berdasarkan berat badan,apabila penimbangan berat badan tidak dapat dilakukan maka pemberian obat dapat berdasarkan kelompok umur.b. Apabila ada ketidaksesuaian antara umur dan berat badan(pada tabel pengobatan), maka dosis yang dipakai adalah berdasarkan berat badan.c. Dapat diberikan pada ibu hamil trimester 2 & 3d. Bila pasien P.f dengan BB > 80 kg datang kembali dalam waktu 2 bulan setelah pemberian obat dan pemeriksaan Sediaan Darah masih positif P.f, maka diberikan DHP dengan dosis ditingkatkan menjadi 5 tablet/hari selama 3 hari.

ATAUTabel 3.Pengobatan Lini Pertama Malaria falsifarum menurut berat badan dengan Artesunat +Amodiakuin dan Primakuin :HariJenis obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

60 kg

0 -1Bulan2 -11Bulan1 4Tahun5 - 9tahun10 -14Tahun> 15Tahun> 15Tahun> 15Tahun

1-3Artesunat112344

Amodiakuin112344

1Primakuin--12223

Amodiakuin basa= 10mg/kgbb dan Artesunat = 4mg/kgbb.Primakuin = 0,75mg/kgBB (P falcifarumuntuk hari I)Tabel 4. Pengobatan Lini Pertama Malaria vivaks menurut berat badan dengan Artesunat +Amodiakuin dan Primakuin :HariJenis obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

15Tahun> 15Tahun> 15Tahun

1-3Artesunat112344

Amodiakuin112344

1-14P vivaxPrimakuin--1/41/2111

Dosis obat :Amodiakuin basa= 10mg/kgbb dan Artesunat = 4mg/kgbb.Primakuin= 0,25 mg/kgbb (P vivax selama 14 hari)Catatan : bila pada pengobatan lini pertama,didapatkan gejala dan tanda malaria berat maka ditatalaksana sebagai malaria berat.

(1) Lini kedua untuk malaria falsifarumKina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin

Pengobatan lini kedua malaria falsiparum diberikan, jika pengobatan lini pertama tidak efektif dimana ditemukan: gejala klinis tidak memburuk tetapi parasit aseksual tidak berkurang (persisten) atau timbul kembali (rekrudesensi).Tabel 5. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria Falsiparum (Dengan Obat Kombinasi Kina dan Doksisiklin)HariJenis obatJumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan

60 kg

0-1Bulan2-11bulan1-4 tahun5-9 tahun10-14 tahun10-14 tahun> 15 tahun> 15 tahun> 15 tahun

Hari 1-7Kinasesuai BB3 x 3 x 13 x 13 x 13 x 2 3 x 23 x 23 x 3

Hari 1Primakuin--12 2233

Tabel 6. Dosis DoksisiklinHariJenis obatJumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan

60 kg

0-1bulan2 bulan 8 tahun>8 tahun10-14 tahun> 15 tahun> 15 tahun

Hari 1-7Doksisiklin--2 x 25 mg2 x 50 mg2 x 75 mg2 x 100 mg

Catatan :Dosis Kina diberikan sesuaiBB (3x 10mg/kgBB / hari)Dosis Doksisiklin 3.5 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari( > 15 tahun) Dosis Doksisiklin 2.2 mg/kgBB/hari diberikan 2 x sehari(8-14 tahun)

Doksisiklin dan Tetrasiklin tidak dapat diberikan pada ibu hamil dan anak. Sebagai pengganti dapat dipakai Klindamisin yang tersedia di Puskesmas dengan dosis anak 6 mg/kb bb/kali diberikan 3 x sehari selama 7 hari, maksimal tidak melebihi dosis orang dewasa (300 mg), pada ibu hamil dengan dosis 10 mg/kg bb 2 x sehari selama 7 hari (dr Ali)

Tabel 7. Pengobatan Lini Kedua Untuk Malaria Falsiparum (Dengan obat kombinasi Kina dengan Tetrasiklin)HariJenis obatJumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan

60 kg

0-1Bulan2-11bulan14 tahun5-9 tahun10-14 tahun10-14 tahun> 15 tahun> 15 tahun> 15 tahun

Hari 1-7Kinasesuai BB3 x 3 x 13 x 13 x 13 x 2 3 x 23 x 23 x 3

Hari 1Primakuin--12 2233

Tabel 8. Dosis TetrasiklinHariJenis obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

15 tahun> 15 tahun> 15 tahun

Hari1-7Tetrasiklin---Sesuai BB4 x 125 mg4 x 125mg4 x 250mg4 x 250mg

Catatan : Dosis Tetrasiklin 4 5mg/kgBB/kali diberikan 4xsehariTabel 9. Dosis klindamisin pada anakHariJenis obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

15 tahun> 15 tahun

Hari1-7Klindamisin2 x *2 x *

2 x *2 x *2 x *2 x *2 x *2 x *

* Dosis anak-anak 10 mg/kg bb/kali diberikan 2 x sehariPerkapsul Klindamisin basa ~150 mg dan 300 mg

(1) Pengobatan lini kedua malaria vivaksKina + Primakuin

Kombinasi ini digunakan untuk pengobatan malaria vivaks yang tidak respon terhadap pengobatan ACT.Tabel 10.Pengobatan Lini Kedua Malaria VivaksHariJenis obatJumlah tablet perhari menurut kelompok berat badan

60 kg

0-1bulan2-11bulan1-4 tahun5-9 tahun10-14 tahun10-14 tahun> 15 tahun> 15 tahun> 15 tahun

Hari 1-7Kinasesuai bb3 x 3 x 13 x 13 x 13 x 2 3 x 23 x 23 x 3

Hari 1-14Primakuin--111

Pengobatan malaria vivaks yang relapsDugaan Relaps pada malaria vivaks adalah apabila pemberian primakuin dosis 0,25 mg/kg BB/hari sudah diminum selama 14 hari dan penderita sakit kembali dengan parasit positif dalam kurun waktu 1 sampai 3 bulan setelah pengobatan

Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan lagi regimen ACT yang sama tetapidosis primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgbb/hari.

(1) Pengobatan malaria ovalea. Lini pertama Malaria ovalePengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT (Artemisinin-based Combination Therapy) yaitu Dihydroartemisinin Piperaquin (DHP) atau Artesunate + Amodiaquin. Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks

Khusus untuk penderita defisiensi enzim G6PD ringan melalui pemeriksaan laboratorium, maka pengobatan diberikan secara mingguan selama 8-12 minggu dengan dosis mingguan 0,75mg/kgBB. Apabila gejala terus berlanjut maka pemberian primakuin harus dihentikan. Jika pemeriksaan tidak tersedia namun dari anamnesis ada keluhan atau riwayat warna urin coklat kehitaman setelah minum obat (golongan sulfa, primakuin, kina, klorokuin dan lain-lain maka pemberian primakuin sebaiknya primakuin tidak diberikan. Pengobatan malaria pada penderita dengan defisiensi G6PD berat segera rujuk ke RS.

b. Pengobatan Lini Kedua Malaria OvalePengobatan Lini ke 2 untuk malaria ovale sama dengan untuk malaria vivaks(2) Pengobatan malariamalariaePengobatan P. malariae cukup diberikan ACT 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin(3) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivaks/P.ovaledengan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT).Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari sertaprimakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hariselama 14 hari Tabel 11. Pengobatan infeksi campur P.falciparum + P. Vivax/P.ovale dengan Dihidroartemisinin + Piperakuin

Hari

Jenis obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

60 kg

0 -1Bulan2 -11 Bulan1 - 4tahun5 - 9tahun10 -14Tahun> 15Tahun> 15Tahun

1-3DHP1/41/211,5234

1-14Primakuin--1/41/23/411

ATAU

Tabel 12.Pengobatan infeksi campur P.falciparum + P. vivaks/P.ovale dengan Artesunat + AmodiaquinHariJenis obatJumlah tablet perhari menurut berat badan

60 kg

0 -1 Bulan

2 -11 Bulan1 4 tahun5 9 tahun10 -14 Tahun> 15Tahun> 15Tahun

1-3Artesunat12344

Amodiakuin12344

1-14Primakuin--11

Amodiakuin basa = 10 mg/kgbb dan Artesunat = 4 mg/kgbb.

(4) Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. malariaedengan Artemisinin Combination Therapy (ACT).Infeksi campur antara P. falcifarum dengan P.malariae diberikan regimen ACT selama 3 hari dan primakuin pada hari I.Catatan : penderita malaria berat harus segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.Sebelum dirujuk diberikan Artemeter/Artesunat injeksi.a. Pengobatan malaria pada ibu hamilPada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan pengobatan pada orang dewasa lainnya, perbedaan adalah pada pemberian obat malaria berdasarkan umur kehamilan. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin.

Tabel 13.Pengobatan malaria falsifarum pada ibu hamil Umur KehamilanPengobatan

Trimester I (0-3 bulan)Kina 3 x 2 tablet + Klindamisin 2 x 300 mgselama 7 hari

Trimester II (4-6 bulan)ACT tablet selama 3 hari

Trimester III (7-9 bulan)ACT tablet selama 3 hari

Tabel 14.Pengobatan malaria vivaks pada ibu hamil Umur KehamilanPengobatan

Trimester I (0-3 bulan)Kina tablet selama 7 hari

Trimester II (4-6 bulan)ACT tablet selama 3 hari

Trimester III (7-9 bulan)ACT tablet selama 3 hari

Sebagai kelompok yang berisiko tinggi pada ibu hamil dilakukan penapisan/skrining terhadap malaria sedini mungkin atau segera setelah mengetahui dirinya hamil. Pada fasilitas kesehatan, skrining ibu hamil dilakukan pada kunjungan pertama kali ke fasilitas kesehatan. Selanjutnya ibu hamil dianjurkan tidur dengan kelambu berinsektisida.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan dari penjelasan di atas adalah :Malaria adalah demam (menggigil) biasanya pada pagi dan malam hari disertai dengan sakit kepala,mual. Plasmoodium yang menimbulkan penyakit pada manusia terdapat 4 spesies. Plasmodium falciparum menyebabkan malaria tropikana, Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana, Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale, Plasmodium malariae menyebabkan malaria kuartana.Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia termasuk stadium gametosit.

DAFTAR PUSTAKABuku Ajar Ilmu Kesehatan Anak infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bagian IKA FKUI. Jakarta. 2002.Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.Anonim. 2012. Pedoman tata laksana malaria revisi 201227