Top Banner
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengingat usia individu tidak dapat dielakkan terus bertambah dan berlangsung konstan dari lahir sampai mati, sedangkan penuaan dalam masyarakat tidak seperti itu, proporsi populasi lansia relatif meningkat dibandingkan populasi usia muda. Walaupun populasi Amerika telah mengalami penuaan hampir stabil sejak tahun 1800, kecepatan penuaan dalam populasi telah meningkat secara cepat dan dramatis dalam tahun-tahun terakhir ini. Dari tahun 1960-1982, jumlah anak-anak usia 15 tahun kebawah di Amerika Serikat menurun sekitar 70 % dan proposi populasi yang berusia di bawah 15 tahun telah menurun 28%. Pada akhir skala usia yang lain sebaliknya terjadi hal yang sangat berbeda. Sejak tahun 1950, penduduk lansia Amerika yang berusia 5 tahun keatas telah bertambah dua kali dan penduduk lansia yang lemah berusia 85 tahun ke atas telah bertambah lebih dari empat kali lipat. Populasi lansia di AS tidak memiliki dukungan keluarga yang memadai karena adanya pengecualian rendahnya angka kelahiran dari tahun 1964 sampai akhir tahun 1970 dan hilangnya pertambahan generasi tradisional atau kelompok yang hidup pada lingkungan yang sama. Adanya “penuaan” didalam populasi telah diperhatikan oleh the Public Health Service dan the Instituteof Medicine. Dalam leporan terbaru dari bagian 1
42

makalah kelompok 1

Dec 27, 2015

Download

Documents

RahayuTiaVany

qwdq
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: makalah kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMengingat usia individu tidak dapat dielakkan terus bertambah dan

berlangsung konstan dari lahir sampai mati, sedangkan penuaan dalam masyarakat

tidak seperti itu, proporsi populasi lansia relatif meningkat dibandingkan populasi

usia muda. Walaupun populasi Amerika telah mengalami penuaan hampir stabil

sejak tahun 1800, kecepatan penuaan dalam populasi telah meningkat secara cepat

dan dramatis dalam tahun-tahun terakhir ini. Dari tahun 1960-1982, jumlah anak-

anak usia 15 tahun kebawah di Amerika Serikat menurun sekitar 70 % dan proposi

populasi yang berusia di bawah 15 tahun telah menurun 28%. Pada akhir skala usia

yang lain sebaliknya terjadi hal yang sangat berbeda. Sejak tahun 1950, penduduk

lansia Amerika yang berusia 5 tahun keatas telah bertambah dua kali dan penduduk

lansia yang lemah berusia 85 tahun ke atas telah bertambah lebih dari empat kali

lipat. Populasi lansia di AS tidak memiliki dukungan keluarga yang memadai

karena adanya pengecualian rendahnya angka kelahiran dari tahun 1964 sampai

akhir tahun 1970 dan hilangnya pertambahan generasi tradisional atau kelompok

yang hidup pada lingkungan yang sama.

Adanya “penuaan” didalam populasi telah diperhatikan oleh the Public

Health Service dan the Instituteof Medicine. Dalam leporan terbaru dari bagian

bedah umum yang berjudul Health People 2000: Citizens Chart the Course,

perhatian utama diberikan untuk peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit

yang diperlukan oleh lansia. Pemerintahan federal memiliki inisiatif untuk

mendanai Medicare Community Nursing Organization (CNO) yang dirancang

untuk merencanakan, mengatur, dan memberikan upaya promosi kesehatan dan

pelayanan keperluan lainnya oleh perawat. Diakuinya nilai promosi kesehatan oleh

pembuat kebijakan dan peran penting yang dimiliki perawat dalam bidang ini

merupakan tanda yang positif.

B. Tujuan Penulisan

Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan penulisan makalah yang

terbagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan umum dan tujuan

khusus tersebut tersebut adalah :

1

Page 2: makalah kelompok 1

a. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat gerontik dalam melakukan

keperawatan pada lansia

b. Tujuan Khusus

1. Mampu mendefinisikan dan mengerti apa perawatan gerontik itu

2. Mengetahui fenomena keperawatan gerontik

3. Mengetahui peran dan tanggung jawab perawat gerontik

4. Mengetahui dan menguasai sistem pelayanan gerontik

C. Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini penyusun membatasi masalah tentang lingkup, peran, dan fungsi perawat gerontik, meliputi :

Fenomena keperawatan gerontik Lingkup peran dan tanggung jawab Sifat pelayanan keperawatan gerontik Model pemberian pelayanan keperawatan professional pada lansia

D. Metode Penulisan

Didalam pembuatan makalah ini, penulis menggunakan beberapa metode

deskripsi, yaitu antara lain :

a. Metode perpustakaan

Yaitu diambil dari buku

b. Metode IT

Yaitu menggunakan media internet

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Makalah Peran dan Fungsi Perawat gerontik

ini terdiri dari 3 Bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

- Latar belakang

- Tujuan Umum dan Khusus

2

Page 3: makalah kelompok 1

- Rumusan masalah

- Metode penulisan

- Sistematika penulisan

BAB II PEMBAHASAN

- Pengertian lansia

- Lansia masa kini dan mendatang

1. Keadaan lansia di indonesia

2. Lansia masa kini

3. Kesejahteraan rakyat

4. Lansia dan reformasi birokrasi

- Langkah – langkah penanganan lansia

BAB III PENUTUP

- Kesimpulan

- Saran

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: makalah kelompok 1

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Lansia atau Lanjut Usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.

Dalam mendefinisikan batasan penduduk lanjut usia menurut Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu

aspek biologi, aspek ekonomi, dan aspek social.

Secara biologis penduduk lanjut usia adalah penduduk yang mengalami

proses penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya

tahan fisik yaitu semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat

menyebabkan kematian.

Lanjut usia (lansia) menurut undang – undang Nomor 13 Tahun 1998

tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pasal 1 ayat 2 adalah seseorang yang telah

mencapai usia enam puluh tahun ke atas. Menurut undang – undang No. 13 tahun

1998 tentang Kesejahteraan Lansia, Lansia adalah orang yang telah berusia 60

tahun ke atas.

Proses penuaan

a. Penuaan Primer

Perubahan pada tingkat sel (dimana sel yang mempunyai inti DNA/RNA

pada proses penuaan DNA tidak mampu membuat protein dan RNA tidak lagi

mampu mengambil oksigen, sehingga membran sel menjadi kisut dan akibat

kurang mampunya membuat protein maka akan terjadi penurunan imunologi dan

mudah terjadi infeksi.

b. Penuaan Skunder

Proses penuaan akibat dari faktor lingkungan, fisik, psikis dan social,Stress

fisik, psikis, gaya hidup dan diit dapat mempercepat proses menjadi tua.

4

Page 5: makalah kelompok 1

Pembagian Lansia:

WHO membagi lansia menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Usia lanjut : 60 - 74 tahun

2. Usia Tua : 75 - 89 tahun

3. Usia sangat lanjut : > 90 tahun

DEPKES RI membagi Lansia sebagai berikut:

1. kelompok menjelang usia lanjut (45 - 54 th) sebagai masa VIRILITAS

2. kelompok usia lanjut (55 - 64 th) sebagai masa PRESENIUM

3. kelompok usia lanjut (65 th > ) sebagai masa SENIUM

B. Cabang Ilmu Keperawatan Gerontik

Keperawatan gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan

pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional,

perencanaan, implementasi, serta evaluasi (Lueckerotte,2000).

Keperawatan geriatri adalah praktik perawatan yang berkaitan dengan

penyakit pada proses menua (Lueckerotte, 2000).

Keperawatan gerontik adalah spesialis keperawatan usia lanjut yang dapat

menjalankan perannya pada tiap tatanan pelayanan (di rumah sakit, rumah, dan

panti) dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan merawat

untuk meningkatkan fungsi optimal para lansia secara komprehensif.

Keperawatan gerontik adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan yang

profesional dengan menggunakan ilmu dan kiat keperawatan gerontik, mencakup

biopsikososial dan spiritual, di mana klien adalah orang yang telah berusia > 60

tahun, baik yang kondisinya sehat maupun sakit.

C. Fungsi dan Tujuan Keperawatan Gerontik

1. Fungsi Keperawatan gerontik

Menurut Eliopoulous tahun 2005 fungsi dari perawat gerontology adalah :

- Guide person of all ages toward a healthy aging process. ( Membimbing orang

pada segala usia untuk mencapai masa tua yang sehat).

Masa tua yang sehat merupakan impian bagi setiap orang di masa

mendatang, dengan demikian mereka merasa nyaman dalam melaksanakan

5

Page 6: makalah kelompok 1

kehidupan di masa tuanya. Guide person of all ages toward a healthy aging

process diciptakan oleh mereka dengan cara menjaga pola makan sejak

muda, rajin berolah raga, dan mengikuti prosedur kehidupan yang baik.

Proses ini merupakan tahapan awal dari peromosi kesehatan masa lansia

mereka.

- Eliminate ageism ( Menghilangkan perasaan takut tua).

Perasaan takut tua merupakan sebuah masalah yang akan membuat

psikologis para lansia terganggu. Dengan gangguan yang terjadi itu akan

menyebabkan fungsi dan kesehatan terganggu. Perawat gerontik memiliki

fungsi untuk meredam rasa takut tersebut. Dengan cara menjelaskan

sebagaimana proses penuaan tersebut merupakan hal wajar dalam siklus

kehidupan. Pencegahan awal yang baik akan mengurangi rasa takut

terhadap proses penuaan. Dengan menjaga kesehatan tubuh sejak awal.

- Respect the right of older adultsand ensure others do the same ( Menghormati

hak orang dewasa lebih tua dan memastikan yang lain melakukan hal yang

sama).

Merasa dihormati sebagai yang lebih tua akan mengangkat harga diri para

lansia itu. Sehingga dengan demikian lansia tersebut tidak merasa bahwa

perubahan diri mereka akan di cap sebagai hal yang sangat merugikan

lingkungan.

- Oversee and promote the quality of service delivery ( Memantau dan

mendorong kualitas pelayanan)

Sebagai perawat yang merupakan pelaksana kegiatan keperawatan gerontik

ini tentunya harus tanggap terhadap kualitas dari pelayanan keperawatan itu

sendiri. Dimana pelayanan kesehatan akan semakin baik jika dievaluasi dan

di tingkatkan dengan baik. Jika pelayanan kesehatan semakin baik otomatis

akan mendorong tingkat keberhasialn keperawatan gerontik tersebut.

- Notice and reduce risk to health and well-being ( Memperhatikan serta

mengurangi risiko terhadap kesehatan dan kesejahteraan)

Kesehatan dan kesejahteraan sangat berhubungan erat dalam masalah

keperawatan gerontik yang terjadi. Dimana jika resiko terhadap kesehatan

memburuk maka akan mempengaruhi rentan lansia yang mana lansia sangat

mudah terserang penyakit. Perawat gerontik haruslah menekan resiko

tersebut dengan memberikan kesadaran menjaga kesehatan yang baik.

6

Page 7: makalah kelompok 1

- Teach and Support caregives ( Mendidik dan mendorong pemberi pelayanan

kesehatan).

Pendidikan terhadap para perawat gerontik akan mendukung terbentuknya

keperawatan yang sukses. Dimana dengan memahami tata cara yang baik,

mengenal sikap dan persepsi lansia tersebut terhadap diri mereka. Akan

memajukan sistem dari pelayanan kesehatan itu sendiri.

- Listen and support (Mendengarkan dan memberi dukungan)

Sebagai perawat gerontik, fungsi mereka mendengarkan dan memberi

dukungan terhadap klien agar mereka merasa di dengarkan dan merasa

memiliki teman berbagi. Dukungan sangatlah penting agar kenyamanan

terhadap persefsi diri menjadi lebih baik.

- Coordinate and managed care (Mengoordinasi dan mengatur perawatan).

Sebagai perawat yang bertugas dalam keperawatan gerontik ini tentunya

para perawat tersebut harus mampu mengoordinasi dan mengatur

keperawatan yang akan dilakukan agar tujuan dari keperawatan tersebut

tercapai dengan maksimal. Dengan demikian akan memberi dorongan bagi

pelayanan kesehatan yang lebih baik.

- Asses, plan, Implement, and evaluate care in an individualized, holisticmaner

(Mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perawatan

individu dan perawatan secara menyeluruh).

Ini merupakan tindakan umum yang seharusnya dilaksanakan pada

perawatan gerontik, karena aspek diatas merupakan tatanan cara yang akan

mengarah kepada sistem pelayanan yang lebih terpadu. Dengan demikian

meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut.

- Link services with needs (Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan).

Perawat gerontik harus memiliki kepekaan terhadap tata cara pemberian

pelayanan keperawatan tersebut. Dengan cara memberikan perawatan sesuai

kebutuhan klien tersebut. Dimana jika pemberian pelayanan sesuai

kebutuhan akan dapat meningkatkan mutu dari pelayanan yang tidak

menghabiskan waktu dan biaya perawatan.

- Nurture future gerontological nurses for advancementof the specialty

(Membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli di bidangnya).

Masa depan keperawatan yang khusus menangani masalah gerontik adalah

sebuah langkah tepat agar fokus dalam keperawatan tepat sasaran.

Sebagaimana saat ini telah banyak keperawatan yang hanya menjurus pada 7

Page 8: makalah kelompok 1

satu bidang saja, seperti keperawatan jiwa, jantung. Untuk itu keperawatan

gerontik juga merupakan ahli pada bidang tersebut saja.

- Understand the unique physical, emotional, social, and spiritual aspects of

each other (Saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, sosial, dan

spiritual).

Untuk lebih memantapkan keperawatan yang tepat guna tentunya perawata

gerontik tersebut harus dapat menguasai aspek diri manusia atau aspek diri

kliennya dengan memahami segi fisik, emosi, sosial dan spriritual akan

dapat meningkatkan keperawatan yang baik.

- Recognize and encourage the appropriate management of ethical concern

(Mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai dengan tempatnya

bekerja).

Dengan memahami etika dalam tempat kerja maka akan dapat

mempermudah pendekatan terhadap klien. Dengan menjaga etika yang baik

akan mudah melakukan pendekatan yang lebih baik serta mampu

mengarahkan fungsi dengan optimal.

- Support and comfort through the dying process (Memberikan dukungan dan

kenyamanan dalam menghadapi proses kematian).

Dengan pendekatan yang telah terjalin baik tersebut akan membina rasa

percaya terhadap hubungan praktik keperawatan. Masa lansia adalah masa

yang rentan dengan kematian, sehingga perawat gerontik dapat memberikan

penjelasan terhadap proses tersebut agar klien merasa nyaman mendengar

kematian tersebut.

- Educate to promote self care and optimal independence (Mengajarkan untuk

meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal).

Selain tindakan-tindakan yang dibantu oleh perawat. Klien lansia tersebut

harus dapat mengerti dan melaksanakan kebebasan dalam bertindak dengan

pola fikir yang baik. Dengan demikian lansia tersebut merasa nyaman

menikmati hari senjanya.

Dalam prakteknya keperawatan gerontik meliputi peran dan fungsinya sebagai

berikut:

1. Sebagai Care Giver / Pemberi Asuhan Langsung

8

Page 9: makalah kelompok 1

Tanggung jawab etis seorang perawat secara umum telah diuraikan

dalam kaitannya dengan caring dan perlindungan. Reverby melacak sejarah

keperawatan Amerika pada awal abad ke-19. Selama waktu tersebut,

hampir tiap-tiap perempuan menghabiskan sebagian dari hidupnya untuk

memperhatikan macam-macam penyakit dan kelemahan teman-teman dan

sanak keluarga. Pada saat keperawatan dikenal sebagai suatu pekerjaan

profesional dan tempat dalam merawat dipindahkan dari rumah ke rumah

sakit, tugas merawat ditafsirkan berarti ketaatan terhadap perintah dokter.

Menurut Reverby, caring keperawatan baru-baru ini telah mengalami suatu

perubahan bentuk. Berbeda dari sebelumnya, sekarang akan ditemui

perawat menuntut hak untuk menentukan bagaimana tugas merawat akan

didapatkan. Sekarang perawat menginginkan suatu model caring yang

menyertakan hak-hak terhadap otonomi dengan nilai-nilai ideal tradisional

mengenai hubungan dan azas mengutamakan orang lain.

Pakar teori ilmu perawatan modern yang melanjutkan untuk

mengidentifikasi caring sebagai hal yang utama untuk merawat juga

menekankan bahwa teori ilmu keperawatan itu harus dibangun dari praktik

keperawatan dibandingkan dengan gambaran ideal dalam keperawatan.

Benner dan Wrubel sebagai contoh, mengembangkan penafsiran teori

caring keperawatan dari pengamatan empiris dalam praktik keperawatan.

Mereka mendefinisikan caring sebagai suatu perhatian kepada orang lain,

peristiwa, pekerjaan, dan hal-hal lain. Oleh karena itu, dapat dipahami

bahwa caring memungkinkan untuk keperawatan karena memadukan

pemikiran, perasaan, dan tindakan serta memberikan arah dan motivasi

untuk perawat. Swanson juga mengemukakan suatu model induktif caring.

Menurut model ini, caring memberikan bantuan dengan suatu cara yang

memelihara martabat manusia, mempertahankan kemanusiaan, dan

menghindari penurunan status moral seseorang.

2. Sebagai Pendidik klien lansia

Sebagai pendidik klien lansia perawat gerontik memiliki peran untuk

mengajarkan klien lansia tersebut untuk dapat menyadari proses penuaan

tersebut merupakan hal wajar dalam kehidupan manusia. Setiap manusia

yang muda akan mengalami penuaan. Dari penuaan tersebut akan

9

Page 10: makalah kelompok 1

menimbulkan masalah-masalah bagi tubuh dan fungsi tubuh. Sehingga

perawat gerontik yang khusus menangani masalah penuaan tersebuat dapat

bekerja dan mendidik lansia untuk dapat mengontrol diri mereka melakukan

aktivitas dan menanggapi hal penuaan tersebut dengan wajar.

3. Sebagai Motivator

Perawat gerontik tersebut juga merupakan motivator yang

memberikan semangat kepada lansia tersebut untuk terus mempertahankan

kondisi kesehatan mereka. Dengan menjaga pola makan yang baik.

4. Sebagai Advokasi

Bertentangan dengan pendapatan para ahli yang memandang caring

sebagai pusat untuk keperawatan, Annas membantah bahwa suatu kiasan

baru mengenai keperawatan sebagai advokasi harus menggantikan model

tradisional. Sedangkan model keperawatan menekankan tanggapan untuk

memberikan respons terhadap rasa sakit dan penderitaan, advokasi

menekankan rasa hormat terhadap pasien dan mempertahankan hak hukum

pasien. Pada model ini, perawat secara ideal memiliki pengetahuan tentang

hak-hak pasien dan siap untuk meredam perselisihan dengan maksud untuk

perlindungan dan melindungi pasien terhadap penyalahgunaan hak-hak.

Secara khusus, hak-hak yang harus dilindungi oleh perawat meliputi hal-hal

yang termasuk dalam American Hospital Association’s Bill of Right yang

dinyatakan pada tahun 1973.

Hak-Hak Pasien :

1. Pasien mempunyai hak untuk mendapatkan perhatian dan pelayanan

yang terhormat.

2. Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi yang lengkap

dengan berdasarkan hasil diagnosa, pengobatan dan prognosis dari

dokternya sehingga pasien diharapkan paham.

3. Pasien mempunyai hak untuk menerima informasi yang diperlukan

dari dokternya untuk persetujuan tindakan sebelum memulai segala

prosedur dan/atau pengobatan.

10

Page 11: makalah kelompok 1

4. Pasien mempunyai hak untuk menolak perawatan yang diberikan

secara hukum dan untuk diberikan konsekuensi medis dari tindakan

tersebut.

5. Pasien mempunyai hak untuk setiap pertimbangan privasinya

mengenai program perawatan mediknya sendiri.

6. Pasien mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa semua

percakapan dan catatan yang menyangkut perawatan dirinya harus

dijaga kerahasiaanya.

7. Pasien mempunyai hak untuk mengharapkan bahwa pihak rumah

sakit di dalam kapasitasnya mampu memberikan tanggapan yang

beralasan terhadap permintaan pasien untuk jasa pelayanan yang

diperlukan.

8. Pasien mempunyai hak untuk memperoleh informasi seperti

hubungan rumah sakit terhadap pelayanan kesehatan lain dan

institusi pendidikan sepanjang perawatannya diperhatikan.

9. Pasien mempunyai hak untuk diberikan pertimbangan jika rumah

sakit mengusulkan untuk mengikut serta kan dalam percobaan

manusia yang memengaruhi perawatan atau pengobatannya.

10. Pasien mempunyai hak untuk mengharapkan perawatan yang

berkesinambungan.

11. Pasien mempunyai hak untuk memeriksa dan menerima penjelasan

secara terperinci mengenai jumlah tagihan rekening yang harus

dibayar.

12. Pasien mempunyai hak untuk mengetahui peraturan rumah sakit

yang berlaku berkaitan dengan kedudukannya sebagai seorang

pasien.

Sesuai dengan model perawat sebagai advokasi pasien, terdapat

revisi dalam International Council of Nurses Code of Ethics (1973) yang

menekankan “tanggapan jawab perawat yang utama adalah kepada orang

yang memerlukan asuhan keperwatan” dan “perawat mengambilkan

11

Page 12: makalah kelompok 1

tindakan yang sesuai untuk melindungi individu pada saat perawatannya

terancam bahaya oleh teman kerja atau orang lain.

Pengkajian terbaru mengenai model advokasi untuk keperawatan

pada masa sekarang lebih dikonsentrasikan terhadap kebutuhan untuk

meninjau kembali status hukum untuk mendukung advokasi perawat dan

kebutuhan untuk memperluas pendidikan yang memungkinkan perawat

untuk menyelesaikan suatu peran advokasi yang lebih efektif. Pengkajian

lainnya membantah bahwa advokasi itu harus ditafsirkan dalam arti

membantu orang lain untuk melatih kebebasan untuk benar-benar

menemukan nasib mereka sendiri. Maka dapat dipahami, advokasi berbeda

dari kedua-duanya baik praktik paternalistic yang membatasi kebebasan

individu maupun dari perlindungan konsumen, yang menyiratkan nasihat

hanya secara teknis untuk memberikan informasi yang diperlukan untuk

pemilihan pasien di antara berbagai macam tindakan yang tersedia.

2. Tujuan keperawatan gerontik

- Memenuhi Kenyamanan Lansia

Kenyamana lansia merupakan senuah bentuk nyata dalam tujuan keperawatan

gerontik. Dimana jika sebuah kenyamanan bagi lansia tersebut telah terpenuhi

maka mereka akan merasa dirinya segar dan mampu untuk menjalankan

kehidupan dimasa tua yang tidak tertutup kemungkinan menderita penyakit usia

lanjut. Dalam mempersepsikan kehidupan di usia mereka kenyaman sangatlah

mutlak di dapat lansia tersebut. Karena dengan kenyamana dalam menjalani

proses hidup akan menurunkan tingkat strees dalam diri dan fikiran lansia

tersebut.

- Mempertahankan fungsi tubuh

Pada masa lansia fungsi tubuh merupakan bagian vital bagi kesehatan diri

mereka. Dimana fungsi tubuh yang baik akan meningkatkan daya tahan

terhadapap tubuh. Jika daya tahan baik maka persepsi terhadap kesehatan akan

meningkat. Di masa lansia faktor ketahanan diri terhadap penyakit telah

menurun, ditambah lagi penyakit pada usia tua yang menghinggapi lansia

tersebut. Untuk itu mempertahankan fungsi tubuh adalah tujuan bagi perawatan

gerontik ini.

12

Page 13: makalah kelompok 1

- Membantu lansia menghadapi kematian dengan tenang dan damai

Ini juga merupakan tujuan dari perawatan gerontik karena kemungkinan besar

usia lanjut adalah usia yang rentan memasuki kematian. Sehingga persepsi dan

ketenangan dalam menghadapi hal ini perlu dibantu oleh perawat gerontik yang

menanganinya. Dimana mereka harus dapat menjalin hubungan psiko dan sosial

yang baik dengan klien lansia tersebut.

D. Fenomena Keperawatan Gerontik

Dengan semakin besarnya kebutuhan untuk pemberian perawatan kesehatan

bagi lansia juga menimbulkan pertanyaan, “Bagaimana kita dapat menyediakan

asuhan keperawatan berkualitas untuk populasi ini?” Le Sage menyatakan bahwa

“Perawat harus mengidentifikasi bukti-bukti ilmiah tentang hubungan antara

proses perawatan dengan hasilnya. Implementasi dan komunikasi hasil

pengukuran seperti itu akan meningkatkan kontribusi perawat terhadap kualitas

perawatan”. Dengan cara ini, lansia akan menyadari bahwa hasil positif yang

mereka rasakan seringkali merupakan hasil dari asuhan keperawatan secara

spesifik, terutama perawatan yang diberikan atau diarahkan olen perawat-perawat

professional.

Menurut Mickey Stanley (1997, dalam buku ajar keperawatan gerontik

mengemukakan Standar Praktik Keperawatan Gerontik: 1976 dan 1987), sebagai

berikut:

Tahun 1976 :

1. Data tentang status kesehatan lansia dikumpulkan secara sistematis

dan berkelanjutan. Data mudah diakses, komunikatif, dan tercatat.

2. Diagnosis keperawatan diambil dari identifikasi respons normal

individu terhadap penuaan dan data yang dikumpulkan tentang

status kesehatan lansia.

3. Rencana asuhan keperawatan dikembangkan dalam hubungan

dengan lansia dan atau orang lain yang penting juga termasuk tujuan

yang diambil dari diagnosis keperawatan.

13

Page 14: makalah kelompok 1

4. Rencana asuhan keperawatan terdiri dari prioritas dan rencana

pendeketan keperawatan dan ukuran untuk mencapai tujuan yang

diambil dari diagnosis keperawatan.

5. Rencana perawatan diimplementasikan dengan menggunakan

tindakan keperawatan yang tepat.

6. Lansia dan atau orang lain yang penting ikut berpartisipasi dalam

menentukan kemajuan yang diperoleh dalam mencapai tujuan.

7. Lansia dan atau orang lain yang penting ikut berpartisipasi dalam

proses pengkajian berkelanjutan menentukan tujuan baru, menyusun

prioritas, memperbaiki rencana asuhan keperawatan, dan melakukan

tindakan keperawatan yang baru.

Tahun 1987 :

1. Semua pelayanan keperawatan gerontik harus direncanakan, diatur

dan diarahkan oleh perawat eksekutif. Perawat eksekutif memiliki

latar belakang pendidikan sarjana atau master dan memiliki

pengalaman di bidang keperawatan gerontik dan administrasi dalam

pelayanan, perawatan jangka panjang atau pelayanan perawatan akut

untuk lansia.

2. Perawat berpartisipasi dalam pembuatan dan pengujian teori

sebagai dasar untuk keputusan klinis. Perawat menggunakan konsep

teoritis sebagai petunjuk untuk pelaksanaan praktik keperawatan

gerontik yang efektif.

3. Status kesehatan lansia dikaji secara teratur, komprehensif, dan

sistematis. Informasi yang diperoleh selama pengkajian kesehatan

mudah diakses dan dibagi dengan anggota tim interdisiplin

perawatan kesehatan yang sesuai, termasuk klien lansia dan

keluarganya.

4. Perawat menggunakan data pengkajian kesehatan untuk menentukan

diagnosis keperawatan.

14

Page 15: makalah kelompok 1

5. Perawat mengembangkan rencana perawatan dalam hubungannya

dengan klien lansia dan orang lain yang tepat. Tujuan bersama,

prioritas, pendekatan keperawatan, ukuran dalam rencana

keperawatan yang ditujukan untuk kebutuhan terapeutik, preventif,

restorative, dan rehabilitatif klien lansia. RTencana keperawatan

membantu klien lansia untuk memperoleh dan mempertahankan

tingkat kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup tertingginya

yang dapat dicapai, serta kematian yang damai. Rencana

keperawatan memfasilitasi kesinambungan perawatan sepanjang

waktu seiring dengan perpindahan klien ke berbagai lingkungan

perawatan, dan diperbaiki jika perlu.

6. Perawat, dengan dibimbing oleh rencana perawatan melakukan

intervensi untuk memberikan perawatan dalam rangka memperbaiki

kemampuan fungsional klien lansia, dan untuk mencegah

komplikasi serta ketidakmampuan yang berlebihan. Intervensi

keperawatan berasal dari diagnosis keperawatan dan berdasarkan

teori keperawatan gerontik.

7. Perawat secara berkesinambungan mengevaluasi respons klien dan

keluarganya terhadap intervensi yang telah dilakukan dalam rangka

menentukan kemajuan mencapai tujuan dan untuk memperbaiki data

dasar, diagnosis keperawatan dan rencana perawatan.

8. Perawat berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya dengan

berbagai latar belakang yang memberikan perawatan kepada lansia.

Tim ini mengadakan pertemuan secara teratur untuk mengevaluasi

keefektifan rencana perawatan untuk klien dan keluarga, dan untuk

mengelola rencana perawatan untuk mengakomodasi kebutuhan

perubahan,

9. Perawat berpartisipasi dalam desain riset untuk menghasilkan badan

ilmu keperawatan gerontik, menyebarkan temuan riset, dan

menggunakannya dalam praktik.

10. Perawat menggunakan kode etik keperawatan yang dimulai oleh

ANA sebagai pedoman pembuatan keputusan etis dalam praktik.

15

Page 16: makalah kelompok 1

11. Perawat bertanggung jawab terhadap pengembangan professional

dan memberikan kontribusi dalam pertumbuhan professional

sebagai anggota tim interdisiplin. Perawat berpartisipasi dalam

meninjau dan mengevaluasi untuk menjamin kualitas praktik

keperawatan.

Perawat profesional memainkan peranan penting dalam mengembangkan,

melaksanakan, dan mengevaluasi standar praktik keperawatan juga menunjukkan

peran kepemimpinan dalam menjamin kualitas, agar standar-standar ini berguna

dalam praktik. Pada tahun 1987, standar praktik keperawatan gerotik dari

American Nurses’ Association (ANA) yang secara subtansi merupakan revisi dari

standar asli pada tahun 1976 oleh satuan tugas ANA, dengan bantuan dari

Executive Committee of the Council on Gerontological Nursing. Berikutnya,

standar-standar ini diadopsi oleh ANA Cabinet on Nursing Practice dan

digunakan sebagai model untuk praktik yang dapat digunakan oleh perawat

gerontik dalam berbagai situasi praktik keperawatan.

Dengan semakin bertumbuhnya spesialisasi gerontik di dalam keperawatan

dan adanya usaha untuk memenuhi kebutuhan populasi lansia, ANA Standards of

Gerontological Nursing Practice tahun 1987 akan melanjutkan untuk

menggambarkan dan menjelaskan praktik keperawatan profesional. Secara legal,

standar praktik dapat digunakan sebagai petunjuk untuk mengidentifikasi respons

yang jelas tentang gambaran seorang perawat dalam situasi yang spesifik. Standar

tersebut merupakan kerangka kerja yang memberikan gambaran perawat

gerontik.

Standar praktik berfokus pada isi praktik tersebut. “Standar praktik

memberikan orientasi yang berharga tentang hal yang penting atau esensial untuk

praktik yang akan dinilai dengan tingkat kualitas tertentu, seperti aman, baik, atau

sangat baik.” Beckman mengatakan bahwa standar adalah petunjuk yang sangat

berguna bagi perawat dari tingkat pemula sampai setidaknya pada tingkat maqhir

menguasai praktik keperawatan seperti yang dijelaskan oleh Benner. Standar

keperawatan dapat digunakan untuk membantu perawat dalam mengevaluasi dan

meningkatkan praktik mereka sendiri, memuji perawat ketika mereka

memberikan asuhan keperawatan yang sangat baik, memberikan kriteria objektif

untuk mengkaji penampilan perawat, menentukan kebutuhan staf dalam satu unit

16

Page 17: makalah kelompok 1

klinik, mengidentifikasi kebutuhan dan isi orientasi dan program pengembangan

staf.

E. Lingkup Peran dan Tanggung Jawab

Lingkup askep gerontik meliputi:

1. Pencegahan terhadap ketidak mampuan akibat proses penuaan

Pada proses penuaan akan terdapat dimana masa ketika lansia tersebut tidak

melakukan aktivitas pada masa tersebut seperti berjalan, sehingga untuk

melakukan hal tersebut dibantu orang lain. Tidak sedikit mereka yang

menggunakan jasa perawat, khususnya yang menangani keperawatan gerontik.

Perawat gerontik seharusnya mampu untuk mencegah ketidakmampuan

tersebut sehingga lansia tersebut dapat melakukan kegiatan tuanya dengan baik.

2. Perawatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akibat proses penuaan

Akibat dari proses penuaan tersebuat akan terjadi dampak, seperti timbulnya

penyakit usia lanjut yaitu reumatik, asam urat, dan lain-lain. Dengan demikian

asuhan keperawatan gerontik ini akan merangkul pemenuhan kebutuhan pagi

klien lansia tersebut. Dengan demikian perawatan tersebut spesifik untuk

memenuhi kebutuhan dari lansia tersebut.

3. Pemulihan ditujukan untuk upaya mengatasi kebutuhan akibat proses penuaan

Pemulihan dari proses tersebut bertujuan untuk meningkatkan ketergantungan

terhadap bantuan orang lain. Sehingga pada tahap ini lebih mengarah pada

penyembuhan dan pengobatan bagi lansia tersebut. Jika pemulihan yang

dilakukan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, maka kebutuhan mereka

akan sedikit dapat dilaksanakan sendiri. Pemulihan dari suatu penyakit ini

diupayakan bagi lansia dengan masalah yang tidak menahun dan dapat diobati.

Proses penuaan merupakan hal yang wajar dalam sebuah siklus kehidupan

manusia. Sekarang bagaimana persepsi dan kekuatan lansia tersebut

menghadapinya.

Peran Perawat Dalam Promosi Kesehatan Untuk Lansia

Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan

pada saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang paling sering terjadi

17

Page 18: makalah kelompok 1

dikalangan lansia-penyakit jajntung, kanker, dan stroke merupakan akibat dari

gaya hidup yang kurang sehat. Namun, gambaran suram tentang penduduk lansia

yang kurang gerak, lansia yang mengalami penyakit kronis secara bertahap telah

digantikan oleh konsep baru seperti masa tua yang penuh kesuksesan (misalnya,

kemampuan individu untuk beradaptasi terhadap proses penuaan) dan penurunan

morbiditas (misalnya, penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan

melemahkan sampai tahap akhir kehidupan). Perlindungan kesehatan dan

promosi kesehatan merupakan hal yang mendesak dan juga merupakan kerangka

krja yang tepat untuk perawatan lansia. Perawatan profesional untuk lansia

mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang berusia 65 tahun, yang dapat

diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen penting dalam perawatan

kesehatan.

F. Kode Profesi dan Keterbatasannya

Untuk menghadapi tantangan etis dalam keperawatan, Asosiasi

Perawat Amerika (American Nurses’s Association [ANA]) telah mengusahakan

suatu kode untuk perawat. Kode tersebut menyatakan bahwa penyedia dan

penerima layanan keperawatan dipandang sebagai kelompok dan individu yang

memiliki tanggung jawab dan hal-hak dasar serta tanggung jawab dan nilai-nilai

siapa dan keadaan yang perlu dihormati terus menerus. Secara khusus, hal ini

memberikan bimbingan untuk pelaksanaan dan hubungan di dalam praktik

keperawatan berikut.

Kode untuk Perawat :

1. Perawat memberikan pelayanan dengan menghormati martabat

manusia dan keunikan klien yang tidak terbatas dengan

mempertimbangkan status sosial atau ekonomi, sifat pribadi, atau

sifat masalah kesehatan.

2. Perawat melindungi hak privasi klien dengan secara bijaksana

melindungi informasi dari suatu yang bersifat rahasia.

3. Perawat bertindak untuk melindungi klien dan masyarakat ketika

pelayanan kesehatan dan keselamatan dipengaruhi oleh seseorang

yang tidak berkompoten, tidak etis, atau melakukan praktik yang

tidak sah.

18

Page 19: makalah kelompok 1

4. Perawat menerima tanggung jawab dan akuntabilitas untuk penilaian

dan tindakan dari seorang perawat.

5. Perawat mempertahankan kompetensi dalam keperawatan.

6. Perawatan bersaha untuk memberitahukan penilaian dan

menggunakan kompetensi serta kualifikasi sebagai kriteria dalam

mencari konsultasi, menerima tanggung jawab, dan mendelegasikan

tindakan keperawatan kepada orang lain.

7. Perawat berpartisipasi dalam aktivitas yang berperan untuk

pengembangan berkelanjutan dari batang tubuh keilmuan profesi.

8. Perawat berpartisipasi dalam usaha profesi untuk menerapakan dan

meningkatkan standar keperawatan.

9. Perawat berpartisipasi dalam usaha profesi untuk menetapkan dan

memelihara kondisi-kondisi tenaga kerja secara kondusif yang

mendorong tercapainya kualitas asuhan keperawatan ynag tinggi.

10. Perawat bekerja sama dengan anggota tenaga kesehatan dan warga

negara lain dalam meningkatkan usaha komunitas dan nasional

untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

Di samping kode untuk perawat, ANA telah mengeluarkan Standat

Keperawatan Gerontik. Standar ini menekankan otonomi dan peran pasien lansia

dalam pengambilan keputusan media. Sebagai contoh, mereka perlu merancang

suatu rencana dalam asuhan keperawatan bersama dengan lansia atau orang lain

yang lebih penting dan mengimplementasikan serta mengkaji tujuan rencana

keperawatan dan prioritas bersama dengan pasien atau orang terdekatnya. Untuk

membantu menghindari stereotip tentang penuaan dan kesehatan, standar ANA

dapat menggunakan data status kesehatan berlanjut dan sistematis pada lansia

dalam diagnosis dan perawatan.

Standar ini mengaartikulasikan kewajiban perawat yang minimum dan

memperjelas harapan yang beralasan pada pihak klien ddan orang terdekatnya

secara bersamaan. Walaupun aturan ini melengkapi bimbingan yang beharga,

kompleksitas penuh dari masalah etis dalam keperawatan yang hamper tidak

dapat dikurangi menjadi aturan yang diumumkan resmi oleh suatu organisasi

19

Page 20: makalah kelompok 1

profesi. Dalam analisis akhir, diri perawat sendiri yang harus mengembangkan

dan menerapkan keterampilan pemikiran kritis mereka untuk mengiterpretasikan

dan menilai permasalahan etis yang mereka hadapi.

G. Sifat Pelayanan Keperawatan Gerontik

Sifat Pelayanan Gerontik :

1. Independent (layanan tidak tergantung pada profesi lain/mandiri)

Layanan keperawatan gerontik merupakan suatu pelayanan yang bersifat

independent atau mandiri yang bermaksud pelayanan tersebut hanya

pendekatan antara perawat gerontik tersebut di rumah tanpa bantuan dari

sistem pelayanan kesehatan yang lain. Disini asuhan keperawatan tersebut

bersifat total untuk diri mereka dan klien lansia tersebut. Dengan mengacu

pada tujuan dari keperawatan gerontik tersebut. Perawatan tersebut lebih

mengarah untuk mempertahankan fungsi tubuh dan menanamkan persepsi

dari penuaan tersebut.

2. Interdependent ( kolaborasi )

Layanan keperawatan gerontik yang bergabung dengan pelayanan

kesehatan lain untuk mengacu pada penyembuhan. Biasanya ini dilakukan

jika lansia tersebut telah terkena penyakit dan butuh penyembuhan agar

dapat meningkatkan kesehatannya. Dengan demikian ini merupakan

tindakan kolaboratif dengan kesehatan yang lain untuk menjaga dan

memulihkan Kesehatan klien lansia tersebut.

3. Humanistik (secara manusiawi)

Pendekatan untuk meningkatkan kesehatan dari segi lansia itu adalah

manusia yang membutuhkan perhatian dan dukungan moril. Dengan

meningkatkan hubungan dan dukungan tersebut maka lansia tersebut akan

merasa kalau dirinya merupakan bagian dari orang-orang yang sehat.

4. Holistik (secara keseluruhan)

Perawatan yang melihat dari seluruh aspek kehidupan dirinya yang

mengacu pada biologi, psikologi, sosial dan spiritulnya. Dengan demikian

jika tahapan pendekatan dan kebutuhan dirinya telah terpenuhi maka lansia

20

Page 21: makalah kelompok 1

tersebuat akan menjadi lebih baik. Holistik yang merupakan pendekatan

dalam perawatan gerontik ini akan menjadi suatu pemenuhan kebutuhan

dasar lansia tersebut.

H. Model Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional Pada Lansia

Memelihara jaringan dukungan social , merupakan perilaku promosi

kesehatan karena dapat mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan

seseorang.

Promosi kesehatan untuk lansia, tidak difokuskan pada penyakit atau

ketidakmampuan tetapi lebih pada kekuatan dan kemampuan lansia tersebut.

Promosi kesehatan berusaha untuk memaksimalkan potensi lansia dan

meminimalkan efek penuaan. Aktivitas promosi kesehatan utama yang tepat

untuk lansia adalah aktivitas fisik, mental, dan social secara teratur, nutrisi yang

adekuat, pengendalian berat badan, dan manajemen stress.

Penemuan ini menunjukkan kesempatan yang unik bagi profesi

keperawatan. Perawat memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas kehidupan

dalam porsi yang penting bagi populasi dengan menggunakan kerangka kerja

promosi kesehatan untuk mengorganisasi dan memberikan asuhan keperawatan

bagi lansia. Pendekatan ini mendorong perawat untuk memandang lansia secara

positif untuk mengidentifikasi dan membangun kekuatan daripada memusatkan

pada keterbatasan dan masalah. Perilaku perindungan kesehatan adalah aktivitas

yang diarahkan untuk mengurangi risiko individu terhadap berkembangannya

penyakit tertentu. Misalnya pemeriksaan kesehatan secara teratur dan penggunaan

obat-obatan secara tepat merupakan perilaku perlindungan kesehatan. Beberapa

perilaku ada yang termasuk promosi kesehatan dan perlindungan kesehatan.

Misalnya, olahraga secara teratur merupakan perilaku untuk melindungi

kesehatan jika dilakukan untuk mengurangi resiko seseorang menderita penyakit

kardiovaskuler, depresi, diabetes mellitus, pada saat dewasa akibat obesitas, dan

osteoporosis. Pembatasan diet khusus, seperti diet rendah kolesterol atau diet

tinggi serat merupakan perilaku untuk perlindungan kesehatan melawan penyakit

kardiovaskuler dan beberapa jenis kanker. Penjelasan selengkapnya tentang

perlindungan kesehatan terhadap masalah-masalah yang sering terjadi pada

lansia.

21

Page 22: makalah kelompok 1

I. Keperawatan Gerontik dalam Cakupan Public

a. Pengembangan kebijakan public

Peningkatan pengeluaran belanja pemerintah dan swasta untuk perawatan

kesehatan telah menyebabkan berbagai perubahan besar dalam pembiayaan dan

pemberian perawatan kesehatan. Suatu system yang sebelumnya berorientasi

pada perawatan akut telah berubah menjadi suatu system yang menekankan pada

kesejahteraan, promosi kesehatan, dan pencegahan penyakit.

Dengan besarnya biaya yang dikeluarkan pemerintah untuk perawatan

kesehatan lansia, pembuat kebijakan dihadapkan dengan kekhawatiran yang

cukup besar. Dengan penekanan pada kesejahteraan , promosi kesehatan, dan

pengendalian perawat, peran perawat akan lebih terfokus pada bidang ini. Dengan

jumlah pasien rawat inap yang lebih sedikit dan waktu peraawatn yang singkat,

dan lebih menekankan pada perawatan primer dan kesehatan melalui manajemen

pengaturan perawatan yang baik, perawat akan lebih sering bekerja pada

lingkungan perawatan primer dan kesehatan rumah.

Walaupun terjadi perubahan dalam struktur dan bentuk pemberian

perawatan kesehatan , kebutuhan untuk populasi lansia akan memerlukan

perhatian khusus, terutama dalam kerangka perawatan jangka panjang. Beberapa

model tentang perawatn jangka panjang yang memberikan pengaturan penuh

terhadap pelayanan untuk lansia dirumahnya atau didalam lingkungan masyarakat

telah dikembangkan, tetapi sebagian besar keputusan kebijakan pemerintah dalam

bidang tersebut seperti tingkat pembayaran , ruang lingkup, dan tanggung jawab

Negara dan Negara bagian, serta tanggung jawab individu dan keluarga masih

terus diperdebatkan. Kebijakan pemerintah dibentuk selama masa “ GREAT

SOCIETY “ pada tahun 1960-an, yang membuat program-program untuk lanjut

usia seperti medicare ( asuransi kesehatan dari pemerintah Amerika bagi lansia

yang tidak mampu ), Medicaid ( asuransi kesehatan bagi masyarakat yang tidak

mampu ) , dan layanan older Americans Act, telah dikaji ulang untuk

mempertimbangkan keefektifannya dan implikasi fiscal dalam masyarakat lansia

yang tumbuh dengan cepat.

22

Page 23: makalah kelompok 1

Keputusan- keputusan yang dibuat oleh pembuat kebijakan tentang masa

depan program dan pelayanan ini akan memiliki implikasi yang sangat besar

secara keselurahan terhadap kesejahteraan lansia, keluarganya, dan tenaga

perawatan kesehtan professional yang melayani mereka. Baik sebagai warga

Negara maupun sebagai professional, perawat tidak dapat mengabaikan arena

kebijakan pemerintah ini. Sifat pelayanan yang akan tersedia dan dapat dijangkau

oleh orang lansia, dan peran perawat dalam pemberian pelayanan akan sangat

terpengaruh oleh kebijakan pemerintah ini.

b. Kebijakan Publik dan Penuaan

Peran Perawat

Perawat membagi tanggung jawab dengan anggta masyarakat lain untuk

memulai dan mendukung tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan

dan social masyarakat. Tanggung jawab ini telah ditunjukkan dalam international

council of nurse code for nurses (ICN), yang menyarankan agar perawat

berkolaborasi dengan anggota profesi dan anggota masyarakat lain dalam

promosi upaya komunitas dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan

masyarakat.

c. Keterlibatan Perawat Dalam Kebijakan Publik

Walaupun buku teks tentang sejarah keperawatan dengan bangga

memberikan gambaran tentang upaya-upaya advokasi yang dilakukan oleh

perawat-perawat, seperti Florence nightingale, lilian wald, dan lavinia dock,

secara umum hanya sedikit perawat yang bicara untuk ikut terlibat dalam

kebjikan public. Dengan masuk kedalam arena politik, perawat memiliki

kesempatan untuk memperluas perawatannya untuk kesejahteraan lansia secara

keseluruhan kedalam kebijakan yang akan berdampak bagi kehidupan jutaan

orang lansia dan keluarganya.

d. Pentingnya Untuk Ikut Terlibat

Seperti yang di katakana oleh Thomas Jefferson, “individu warga Negara

dalam demokrasi merupakan kekuasaan tertinggi.” Sebagai individu dengan hak

dan tanggung jawab sebagai warga Negara dan sebagai professional yang

23

Page 24: makalah kelompok 1

memiliki komitmen untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, perawat

memiliki dua kepentingan untuk berpartisipasi dalam proses politik.

Pada tahun 1988, 1 dari 44 orang wanita yang terdaftar untuk mengikuti

pemilihan umum adalah perawat. Kekuatan yang ditunjukan dalam statistic

tersebut sangat mengesankan. Namun , data statistik ini dituduh sebagai

penyebabnya hilangnya kesempatan jika perawat tidak mempengaruhi hasi

perhitungan suara. Instrument yang sederhana tetapi sangat penting untuk

mempengaruhi kebijakan adalah kekuatan pemilihan umum yang tidak perlu

dipertanyakan lagi sebagai kekuatan konstitusi .

e. Kesempatan untuk ikut terlibat

Selain kekuatan perawat untuk ikut pemilihan suara, kesempatan perawat

untuk terlibat dalam arena pembuatan kebijakan saat ini masih cukup banyak.

• Perawat dapat memberikan saran dalam membantu kandidat untuk

mengembangkan program artai politiknya dalam bidang perawatan

kesehatan, dan dapat melanjutkan untuk memberikan saran kepada

mereka setelah pemilihan umum selesai

• Perawat dapat mengikuti organisasi yang menganalisis isu-isu dan

mendidik para pemilih.

• Perawat dapat membuat pernyataan pada rapat legislative dan

masyarakat tentang isu – isu kesehatan. Forum ini memberikan

media yang sangat baik untuk edukasi masyarakat yang

berhubungan dengan isu – isu perawatan kesehatan karena dalam hal

ini perawat dapat dianggap sebagai orang yang ahli dibidangnya.

• Perawat dapat bertugas sebagai anggota komite legislative yang

bertugas mempelajari isu – isu perwatan kesehatan. Komite ini

mengembangkan posisi dan srtrategi untuk aktivitas politik

organisasi – organisasi keperawatan seperti yang dilakukan oleh

Texas Nurse’s Association ( TNA ).

Kekuatan media untuk mempengaruhi pemilih sangat besar , dan respons

untuk posisi yang diambil dan hal – hal yang dicetak juga efektif untuk

mengkomunikasikan nilai – nilai dan kepercayaan. Dengan dukungan asosiasi

24

Page 25: makalah kelompok 1

keperawatan , perawat akan ditugaskan pada dewan kesehatan dan lembaga atau

dewan milik pemerintah yang lain. Dalam kapasitas ini mereka dapat

mempengaruhi kebijakan kesehatan public untuk seluruh Negara , juga menjamin

bahwa pandangan perawat diwakili dengan baik dalam rancangan kebijakan.

Lembaga – lembaga Negara terlibat secara luas dalam interpretasi kebijakan ,

implementasi , pengembangan , dan revisi. Lembaga – lembaga ini

mengimplementasikan kekuatan dan pemerintahan federal , serta bertanggung

jawab merumuskan pendekatan ditingkat pusat untuk mempertahankan

kesesuaian dengan peraturan pemerintah federal , misalnya peraturan peraturan

yang mendukung medicare , Medicaid , dan older American acts. Pentingnya

keterlibatan perawat dalam lembaga – lembaga ini tidak dapat diabaikan.

Bantuan dari legislatif legislator yang telah diinformasikan dengan baik

juga merupakan posisi yang strategis untuk membawa agenda perawat dalam

debat public. Untuk legislator yang tidak memiliki latar belakang perawatan

kesehatan dan kekurangan waktu yang diperlukan untuk mencari posisi kebijakan

kesehatan secara adekuat , perawat dapat menjadi anggota staf legislatif yang

sangat berharga. Posisi ini memberikan saluran dan kesempatan langsung bagi

nilai – nilai perawat untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijakan dan

hasilnya. Kedudukan dalam posisi ini juga membuat perawat dan organisasi

perawat lebih mudah membawa inisiatif kebijakan dan masukan pada legislatif

yang sekarang maupun yang akan dating. Lansia harus didorong untuk

berpartisipasi dalam diskusi kebijakan bagi mereka sendiri , untuk

mengekspresikan harapan – harapan dan keinginan bagi inisiatif legislatif yang

bersahabat dengan para lansia. Perawat lansia dapat meberikan advokasi kepada

konsumen lansia karenanya posisi kebijakan yang dikembangkan dan dikuasai

oleh perawat professional sangat diperlukan.

f. Kepentingan Moral

Perawat bertugas sebagai advokat bagi pasien didalam bidang

kebijakan , baik didalam system perawatan kesehatan maupun diluar system

pelayanan kesehatan. Perawat menekankan pada promosi kesehatan , perawatan

manusia secara keseluruhan , perawatan yang berdasarkan pada komunitas yang

dapat dijangkau oleh konsumen dan pada pengakuan lansia dan keluarganya

sebagai unit perawatan yang harus didiskusikan dalam kebijakan kesehatan dan

25

Page 26: makalah kelompok 1

direfleksikan dalam keputusan kebijakan kesehatan. Mungkin konsep – konsep

ini tampak jelas , tetapi hal – hal tersebut belum diketahui secara adekuat. Suara

yang kuat diperlukan untuk berbicara tentang isu – isu , kepentingan dan nilai –

nilai ini.

Hal yang juga harus diketahui adalah agenda advokasi untuk

populasi lansia yaitu agenda untuk keseluruhan populasi. Kebijakan kesehatan

ibu dan anak merupakan suatu isu yang mendasar dari penuaan , demikian juga

halnya dengan semua kebijakan kesehatan. Kita semua dipengaruhi oleh

kesehatan atau penyakit yang ada dikomunitas. Bayi pada saat ini akan menjadi

lansia dimas depan , dan bayi yang sehat akan mempunyai kesempatan yang lebih

baik dibandingkan bayi yang kurang nutriisi dan sakit. Pertimbangan kebutuhan

khusus lansia sangat tepat dan penting untuk kebijakan social yang baik walaupun

demikian ini juga tidak lepas dari kebutuhan secara keseluruhan dari semua

kelompok umur dan tuntutan – tuntutan lainnya. Perawat dapat memiliki

kekuatan politik dan dapat menggunakannya untuk menigkatkan kesejahteraan

lansia dan keluarganya secara keseluruhan. Partisipasi jika hanya sebagai pemilih

yang telah mendapatkan cukup informasi , bukan merupakan pilihan , hal itu

adalah suatu keharusan normal.

Suatu model tentang argumentasi etis melihat pertahanan dan formasi

hukuman moral dalam kaitan dengan berbagai strata atau tingkatan pembenaran

moral. Pada awalnya, seseorang menyatakan suatu pertimbangan etis yang nyata

tentang tindakan tertentu, dengan orang tertentu, pada situasi dan tempat tertentu.

Ketika ditekan, pertimbangan ini boleh jadi dipertahankan dengan cara menarik

ke tingkat pemikiran etis lain, tingkat aturan etis. Aturan etis diri mereka sendiri

boleh jadi dihubungkan, mungkin dalam taraf permulaan dan tidak secara penuh

mengartikulasikan cara ke teori dan prinsip etis yang lebih mendasar.

26

Page 27: makalah kelompok 1

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Lansia atau Lanjut Usia merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan.

Dimana dalam proses ini terdapat masalah-masalah akiabt persepsi yang kurang

tepat mengenai penuaan. Penuaan itu sendiri sebenarnya merupakan hal yang

wajar dalam kehidupan. Dalam hal ini terdapat beberapa cabang ilmu yang

mempelajari penuaan tersebut. Diantaranya adalah gerontologi yaitu bidang ilmu

yang mempelajari aspek sosial, psikologi dan biologi dari peroses penuaan. Ada

lagi yang di kenal dengan geriatri yang merupakan cabang ilmu kedokteran yang

mempelajari penyakit dari usia lanjut (lansia).

Pada pembahasan makalah ini perawatan gerontik memiliki fungsi dan

peran yang mengarah pada usaha untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang

baik. Dimana fungsi perawat gerontik ini antara lain sebagai caring atau pemberia

asuahan, sebagai pendidik lansia, sebagai motivator dan sebagai advokasi yang

memiliki tujuan Memenuhi Kenyamanan Lansia, Mempertahankan fungsi tubuh,

Membantu lansia menghadapi kematian dengan tenang dan damai. Dengan

demikian lansia yang ada akan merasa mereka tidak sendiri dan menjadi

bersemangat serta memahami hakikat bahwa penuaan itu merupakan hal wajar

dalam kehidupan.

B. Saran

Untuk terjalinnya kerjasama yang baik antara perawat dan klien, tentunya harus

ada komunikasi yang baik, sehingga pemberian asuhan keperawatan gerontik kepada

klien dapat lebih di mengerti ( tidak terjadinya diskomunikasi ). Akibatnya timbul

ketidakpercayaan klien terhadap segala tindakan asuhan keperawatan yang akan

dilakukan oleh perawat gerontik. Hal ini akan merugikan baik dari pihak perawat gerontik

maupun klien. Klien yang merasa ragu terhadap semua tindakan perawat yang

seharusnya memberikan asuhan keperawatan kepadanya akan memperlambat proses

penyembuhan dirinya dan bahkan mungkin memperparah keadaan lansia tersebut.

27