Top Banner
Di Susun oleh : Kelompok 2 1. Julita Kristiani 2. Leniken 3. Kristina Ajan 4. Putri Lestari 5. Tri Hardiyansah 6. Edison 7. Isak Udau Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) PendidikanGuru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Widia Gama Mahakam Samarinda 2014/2015
36

MAKALAH KELOMPOK 2

Jan 18, 2016

Download

Documents

dokumen
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH KELOMPOK 2

Di Susun oleh :

Kelompok 2

1. Julita Kristiani

2. Leniken

3. Kristina Ajan

4. Putri Lestari

5. Tri Hardiyansah

6. Edison

7. Isak Udau

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)PendidikanGuru Sekolah Dasar (PGSD)

Universitas Widia Gama Mahakam Samarinda2014/2015

Page 2: MAKALAH KELOMPOK 2
Page 3: MAKALAH KELOMPOK 2

I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah yang berjudul “inovasi pembelajaran IPS di SD” pembuatan makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Bahan dan Media Pembelajaran IPS SD.

Diharapkan makalah ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan generasi muda yang berkarakter religi dan bermoral baik.

Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karennya, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar dapat menjadi masukan, guna menyempurnakan penulisan makalah ini dalam kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Amin.

 

 

                                                                                     

                                                                                  

 

Samarinda, 05 November 2014

Penyusun

Page 4: MAKALAH KELOMPOK 2

II

Daftar Isi

Kata Pengantar..................................................................................................................IDaftar Isi..........................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang..........................................................................................................1 1.2 Rumusan masalah.....................................................................................................3 1.3 Tujuan penulis...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian pembelajaran tematik..............................................................................4 2.2 Karateristik pembelajaran tematik............................................................................7 2.3 Strategi pembelajaran tematik..................................................................................9 2.4 Pembelajaran Kontekstual dalam IPS.....................................................................10 2.5 Prinsip pembelajaran CTL......................................................................................13 2.6 Sumber dan media pembelajaran IPS.....................................................................14 2.7 Media Pembelajaran berbasis ICT..........................................................................16

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan.............................................................................................................18 3.2 Saran.......................................................................................................................19 3.3 Daftar pustaka.........................................................................................................20

Page 5: MAKALAH KELOMPOK 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan suatu konsep yang ada kaitanya dengan bagaimana menjadikan suatu kegiatan pembelajaran yang terjadi menjadi lebih efektif, efisien dan juga menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dalam artian menyenangkan. Proses ini melibatkan berbagai unsur yang termasuk dalam satu lingkungan belajar, baik guru, siswa, media, dan unsur lain yang menunjang terjadinya interaksi belajar. gurulah yang berhak menentukan apa yang akan dipelajari oleh siswa dan yang memberikan ruang kreatifitas baik bagi siswa maupun guru dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Hal ini menjadi suatu dasar yang membuat suatu jurang pemisah antara guru dan siswa dalam pembelajaran. Sikap, paham, atau kebiasaan yang terjadi seperti disebutkan di atas menjadikan suasana belajar yang menyenangkan dan bisa menciptakan motivasi belajar yang lebih bagi siswa.Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukanmengetahuinya.Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang.Pendekatan konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari .Dengan konsep itu,hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa,Proses pembelajaran alamiah berlangsung dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,bukan mentrasfer pengetahuan dari guru kesiswa .Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam matapelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.Makna pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa matapelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Dikatakan bermakna pada pembelajaran tematik terpadu artinya, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang lain yang sudah mereka pahami.Ada kencenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah.Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya,bukan mengetahuinya.Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat

Page 6: MAKALAH KELOMPOK 2

2

jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Pendekatan konstektual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan sehari-hari .Dengan konsep itu,hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa, Proses pembelajaran alamiah berlangsung dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami,bukan mentrasfer pengetahuan dari guru kesiswa .Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil.Sedangkan media pembelajaran yaitu apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Saat ini muncul kecenderungan pemanfaatan/pendayagunaan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT atau information Communication Technology). Media pembelajaran berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Page 7: MAKALAH KELOMPOK 2

3

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran tematik ?2. Apa yang dimaksud karateristik pembelajaran tematik ?3. Mengapa calon guru membutuhkan strategi pembelajaran tematik ?4. Bagaimana cara pembelajaran Kontekstual dalam IPS ?5. Apa yang dimaksud dengan Prinsip pembelajaran CTL ?6. Apa manfaat dari Sumber dan Media pembelajaran IPS?7. Manfaat menggunakan Media pembelajaran berbasis ICT !

1.3 Tujuan penulis

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan mengerti tentang pembelajaran tematik.2. Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya pembelajaran karateristik

pembelajaran.4. Mahasiswa dapat mengetahui strategi, ciri-ciri, dan kekuatan, manfaat dalam

pembelajaran.5. Mahasiswa dapat mengetahui pentingnya media dalam pembelajaran.6. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat mengetahui Teknologi Informasi dan

Komuniksi dalam Media pembelajaran berbasis ICT

Page 8: MAKALAH KELOMPOK 2

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1   Pembelajaran Tematik Terpadu

Pembelajaran Tematik Terpadu merupakan suatu pendekatan dalam

pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam

intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran Dengan adanya pemaduan itu,

peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan  secara utuh sehingga

pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.

     Makna pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan pembelajaran yang

melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman

yang bermakna kepada peserta didik dikatakan bermakna  pada

pembelajaran tematik terpadu artinya, peserta didik akan memahami konsep-

konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkan

dengan konsep yang lain yang sudah mereka pahami.

Tujuan pembelajaran tematik terpadu

  Pembelajaran  Tematik  Terpadu  dikembangkan  selain  untuk mencapai tujuan

pembalajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :

    1.  Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna

    2.  Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi

    3.  Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang

diperlukan dalam kehidupan

    4.  Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi,

serta menghargai pendapat orang lain

    5.  Meningkatkan minat dalam belajar

6.  Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya

  Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu

Page 9: MAKALAH KELOMPOK 2

5

     Pembelajaran Tematik Terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya

(Panduan Pengembangan Pembelajaran Temati Terpadu Depdiknas,2004)

     1. Berpusat pada peserta didik

     2. Memberi pengalaman langsung pada peserta didik

     3. Pemisahan antar mata pelajaran        tidak begitu jelas

     4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran

     5. Bersifat luwes.

     6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik

     7. Holistik,artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam

pembelajaran Tematik Terpadu diamati dan dikaji dari beberapa mata pelajaran

sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.

     8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek

memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki peserta didik.

     9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi otentik.

    10. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam  proses pembelajaran mulai

dari perencanaan,pelaksanaan hingga proses penilaian.

11. Wujud lain dari implementasi Tematik Terpadu yang bertolak dari tema,

Strategi Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu

    Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tersusun secara Tematik

Terpadu di dalam kurikulum 2013 adalah mata pelajaran  IPA dan IPS.

 Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu bergantung pada

kesesuaian  rencana yang dibuat dengan  kondisi dan potensi peserta didik (minat,

bakat, kebutuhan, dan kemampuan). Penentuan Tema Pembelajaran IPA/IPS Terpadu

Page 10: MAKALAH KELOMPOK 2

6

    1. Tidak terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan  memadukan banyak banyak

indikator

    2. Tema harus bermakna artinya bahwa tema yang dipilih untuk dikaji harus  memberikan

bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya

    3. Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis anak.

    4. Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan  penstiwa peristiwa otentik yang

terjadi dalam rentang waktu belajar,

    5. Tema yang ipilih hendaknya juga mempertimbangkan  ketersediaan sumber belajar.

    Untuk menyusun perencanaan pembelajaran Tematik Terpadu perlu dilakukan

langkah-langkah seperti berikut

Langkah-langkah perencanaan pembelajaran tematik terpadu seperti yangdisajikan

pada diagram di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.   Menganalisis KI dan KD mata pelajaran IPA atau IPS

2.   Menentukan tema yang sesuai dengan konsep konsep yang ada dalam setiap

nomor KD IPA atau IPS

3.   Penjabaran (perumusan) Kompetensi   Dasar ke dalam indikator sesuai

topik/tema

4.   Membuat peta hubungan antar indikator dengan judul tema

5.   Pengembangan Silabus

6.   Menyusun RPP Tematik Terpadu

2.2. Karakterisitik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai sesuatu yang holistic, sehingga pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berfikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik. Atas dasar pemikirian di atas pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas 1, 2 dan 3 lebih jelas jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik.Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

Page 11: MAKALAH KELOMPOK 2

7

1.         Berpusat pada siswaPembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

 2.     Memberikan pengalaman langsungPembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

3.      Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelasDalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

4.      Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5.      Bersifat fleksibelPembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

6.      Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswaSiswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

7.      Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan, dalam proses pembelajaran tematik tidak menjemukkan /membosankan bahkan dalam suasana bermain yang menyenangkan mereka dapat memperoleh pengetahuan baru yang sangat utuh dan bermakna.

Adapun identik dengan butir-butir tersebut diatas ,menurut depdikbud (1996) karakteristik pembelajaran tematik tersebut adalah meliputi holistik, bermakna, autentik, dan aktif Pertama. Holistik, suatu gejala yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkontak-kontak, sehingga memungkinkan siswa-siswi untuk memahami suatu

Page 12: MAKALAH KELOMPOK 2

8

gejala/fenomena dari segala sisi. Hal ini sebagai modal yang sangat baik untuk menjadi ebih bijak menyikapi setiap yang dia hadapi atau alami.

Kedua. Bermakna, memungkinkan terbentuknya suatu jalinan antar konsep yang saling berhubungan atau disebut juga skemata , sehingga dapat menambah kebermaknaan materi yang dipelajari.Autentik, siswa-siswi mempelajari suatu konsep danprinsip melalui kejadian langsung yangdilaksanakan dalam proses kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan eksperimen guru lebih berperansebagai fasilitator dan siswa-siswi sebagai aktor langsung dalam kegiatan tersebut untuk mencari dan memperoleh informasi dan pengetahuan.

Keempat. Aktif, pembelajaran lebih menekankan pada aktifitas siswa-siswi secara fisik, mental, intelektual, dan emosional melalui tema tertentu yang sesuai dengan hasrat, minat, dan kemampuanya, sehingga ia termotivasi untuk terus menerus belajar .

2.3 STRATEGI PEMBELAJARAN TEMATIK

Untuk menyusun strategi yang benar maka harus dikenal beberapa spesifikasi Pembelajaran Tematik sebagai berikut, diantaranya:

1. Ciri-Ciri

Sesuai dengan perkembangan fisik dan mental siswa kelas I dan II, pembelajaran pada tahap ini haruslah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut, diantaranya:

Page 13: MAKALAH KELOMPOK 2

9

1. Berpusat pada anak2. Memberikan pengalamana langsung3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses

pembelajaran5. Bersifat fleksibel6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuiai dengan minat , dan kebutuhan

anak

2. Kekuatan

Pembelajaran Tematik mempunyai kekuatan sebagai berikut, diantaranya:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak

2. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna4. Mengembangkan keterampilan berpikir siswa sesuai dengan permasalahan yang

dihadapi dan5. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerjasama, toleransi, komunikasi

dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

3. Manfaat

Dengan menggunakan tema, kegiatan pembelajaran akanmendorong beberapa hal bermanfaat sebagai berikut, diantaranya:

1. Siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai

kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan4. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata

pelajaran lain dan pengalaman pribadi anak5. Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan

dalam konteks tema yang jelas6. Anak lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi

yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat, dan sebagainya untuk mengembanglcan keterampilan berbahasa, sekaligus untuk mempelajari mata pelajaran lain

7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan

Page 14: MAKALAH KELOMPOK 2

10

2.4. Pembelajaran Kontekstual dalam IPS

       Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah suatu pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung di dalamnya. Pertama, Pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks Pembelajaran kontekstual tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran. Kedua, Pembelajaran kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, Pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya Pembelajaran kontekstual bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Konstruktivisme.Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Menurut konstruktivisme, pengetahuan itu memang berasal dari luar akan tetapi dikonstruksi oleh dan dari dalam diri seseorang. Oleh sebab itu pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk menginterpretasi objek tersebut. Kedua faktor itu sama pentingnya. Dengan demikian pengetahuan itu tidak bersifat statis akan tetapi bersifat dinamis, tergantung individu yang melihat dan mengonstruksinya. Inkuiri.Asas kedua dalam pembelajaran kontekstual adalah inkuiri. Artinya, proses

Page 15: MAKALAH KELOMPOK 2

11

pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar pada dasarnya merupakan proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis. Melalui proses mental itulah diharapkan siswa berkembang secara utuh baik intektual, mental emosional maupun pribadinya. Bertanya (questioning).Bertanya (questioning). Belajar pada hakikatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berfikir. Dalam proses pembelajaran melalui pembelajaran kontekstual, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Oleh sebab itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. Dalam suatu pembelajaran yang produktif kegiatan bertanya akan sangat berguna untuk:

(1). menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran (2). membangkitkan motivasi siswa untuk belajar (3). merangsang keingintahuan siswa terhadap sesuatu (4). memfokuskan siswa pada sesuatu yang diinginkan dan (5). membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu. (6). masyarakat belajar (learning community).Masyarakat belajar (learning community). Dalam pembelajaran kontekstual, penerapan asas masyarakat belajar dapat dialukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. Biarkan dalam kelompoknya mereka saling membelajarkan; yang cepat belajar didorong untuk membantu yang lambat belajar, yang memiliki kemampuan tertentu didorong untuk menularkannya pada yang lain.

Pemodelan (modeling).Pemodelan (modeling). Maksudnya adalah, proses pembelajaran dengan menggunakan sesuatu contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Misalnya guru memberikan contoh bagaimana cara mengoperasionalkan sebuah alat, atau bagaimana cara melafalkan sebuah kalimat asing, guru olahraga memberikan contoh bagaimana cara melempar bola, guru kesenian memberi contoh bagaimana cara memainkan alat musik, guru biologi memberikan contoh bagaimana cara mengggunakan thermometer dan lain sebagainya.Proses modelling, tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga guru memanfaatkan siswa yang dianggap memiliki kemampuan. Misalnya siswa yang pernah menjadi juara dalam membaca puisi dapat disuruh untuk menampilkan

Page 16: MAKALAH KELOMPOK 2

12

kebolehannya di depan teman-temannya, dengan demikian siswa dapat dianggap sebagai model. Modeling merupakan asas yang cukup penting dalam pembelajaran kontekstual, sebab melalui modelling siswa dapat terhindar dari pembelajaran yang teoretis-abstrak yang memungkinkan terjadinya verbalisme.6)        Refleksi (reflection).Refleksi (reflection) adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Melalui proses refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. Bisa terjadi melalui proses refleksi siswa akan memperbarui pengetahuan yang telah dibentuknya, atau menambah khazanah pengetahuannya dunia pendidikan. 7)        Penilaian nyata (authentic assessment).Penilaian nyata (authentic assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan baik intelektual maupun mental siswa.

2.5 . Prinsip Dasar Pembelajaran CTL

Menyampaikan pembelajaran sesuai dengan konsep teknologi pendidikan dan pembelajaran pada hakikatnya merupakan kegiatan menyampaikan pesan kepada siswa oleh nara sumber dengan menggunakan bahan alat, teknik, dan dalam lingkungan tertentu. Hal ini dimaksudkan agar penyampaian tersebut lebih efektif, oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa prinsip desain pesan pembelajaran. Prinsip tersebut antara lain kesiapan dan motivasi, penggunaan alat pemusat perhatian, partisipasi aktif siswa, perulangan, dan umpan balik.

Page 17: MAKALAH KELOMPOK 2

13

a.       Kesiapan dan motivasiPrinsip ini menyatakan bahwa jika dalam menyampaikan pesan pembelajaran siswa siap dan mempunyai motivasi tinggi, hasilnya akan lebih baik. Siap disini berarti siap pengetahuan prasyarat, siap mental, dan siap fisik. Untuk mengetahui kesiapan siswa perlu diadakan tes prasyarat.Sedangkan motivasi merupaan dorongan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu, termasuk melakukan kegiatan belajar. Dorongan bisa berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa. Motivasi dapat ditingkatkan dengan memberikan ganjaran dan hukuman (reward and punishment).b.       Penggunaan alat pemusat perhatianTerpusatnya mental terhadap suatu objek memegang peranan penting bagi keberhasilan proses belajar mengajar. Semakin memperhatikan akan semakin berhasil, tetapi sebaliknya, semakin tidak memperhatikan akan gagal. Meskipun penting, perhatian mempunyai sifat sukar dikendalikan dalam waktu lama. Karena itu perlu digunakan berbagai alat dan teknik untuk mengendalikan atau mengarahkan perhatian. Alat pengendali perhatian yang paling utama adalah media seperti gambar, ilustrasi, bagan warna-warni, audio, video, penegas visual atau penegas verbal.Teknik yang dapat digunakan untuk mengendalikan perhatian misalnya gerakan, perubahan, sesuatu yang aneh, mengagetkan, menegangkan, lucu atau humor.c.       Memancing penampilan siswaMemancing penampilan untuk membantu siswa dalam menguasai materi atau mencapai tujuan pembelajaran. Bentuk kegiatan siswa berupa latihan atau praktikum. Siswa diharapkan dapat berlatih menerapkan konsep da prinsip yang dipelajari dalam konteks dan situasi yang berbeda, bukan sekedar menghafal. Misalnya setelah mempelajari konsep adab, siswa mereka diberi tugas berlatih tentang tata cara sopan santun kepada orang tua.d.      PerulanganPerulangan dilakukan dengan cara dan media yang sama maupun berbeda. Perulangan dapat pula dilakukan dengan memberikan tinjauan selintas awal pada saat memulai pelajaran dan ringkasan atau kesimpulan pada akhir pembelajaran.

2.6 Sumber dan Media pemelajaran IPS

Media adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perhatian dan minat siswa yang menjurus kearah terjadinya proses belajar. Yang dimaksud dengan makna dan manfaat disini adalah media mempunyai arti tersendiri bagi guru yang menggunakannya sehinggadapat membantu peserta didik memproses peran-pesan pendidikan atau bahan-bahanpembelajaran yang disampaikan berarti media membantu mempertinggi proses belajaryang pada gilirannya mempertinggi hasil yang sangat diharapkan.

Page 18: MAKALAH KELOMPOK 2

14

Ada beberapa alasan, mengapa media dapat mempertinggi proses belajar?Diantaranya berkenaan dengan makna dan manfaat media dalam proses belajar siswa,

antara lain sebagai berikut : 1. Makin memperjelas bahan pengajaran yang disampaikan guru.2. Memberi pengalaman nyata pada peserta didik. 3. Merangsang peserta didik berdialog dengan dirinya. 4. Merangsang cara berfikir siswa.

Pemilihan media yang tepat akan lebih mempercepat daya cerna mereka terhadap materi yang disajikan. Ketahuilah, bahwa aspek-aspek kejiwaan seperti pengamatan tanggapan, daya ingatan, emosi, fantasi, intelegensi, dan sebagainya dapat digugah atau dibangunkan oleh pemilihan media dan penggunaan media yang tepat. Berkenaan dengan cara berfikir siswa, cara berfikir manusia mengikuti perkembangan dimulai dari berfikir kongkrit menuju berikir abstrak, dari berfikir sederhana menuju ke berfikir kompleks. Dalam hal ini, pengguna media pembelajaran erat kaitannya dengan tahap berfikir tersebut sebab melalui media hal-hal yang abstrak dapat dikongkritkan, dan hal-hal yang kongkrit dapat disederhanakan. Contohnya, penggunaan peta atau gelobe dalam mata pelajaran geografi. Penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media dalam proses belajar mengajar sampai kepada kesimpulan proses dan hasil belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang berurutan, antara pembelajaran antara media. Oleh karena itu, penggunaan media dalam pembelajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pendidikan.

Jenis-jenis dan kriteria memilih MediaAdapun beberapa jenis media pembelajaran yang biasa yang digunakan dalam proses belajar mengajar, diantaranya sebagai berikut : 1. Media grafis, disebut juga media dua dimensi, yakni media yang mempunyai panjang dan lebar, seperti gambar, photo, grafik, poster, bagan kartun dan lain-lainnya. 2. Media tiga dimensi, yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, dan lain-lain. 3. Media proyeksi, seperti slide, film, film strip, penggunaan OHP dan lain-lain. 4. Lingkungan, seperti halaman sekolah, kebun sekolah, pasar, bukit, hutan, sungai, toko dan lain-lain.

Penggunaan media diatas dapat dilihat atau dinilai dari segi kecanggihan medianya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi dan peranannya dalam membantu mempertinggi proses pembelajran. Oleh sebab itu, penggunaan media pelajaran sangat bergantung pada hal-hal berikut.

1. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran Artinya, media dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Adapun tujuan instruksional berisikan unsur pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis yang lebih memungkinkan digunakannya media.

2. Dukungan terhadap pembelajaran

Page 19: MAKALAH KELOMPOK 2

15

Artinya, bahan pembelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

3. Kemudahan memperoleh media Artinya, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya.

4. Keterampilan dalam menggunakannya Adapun jenis media yang diperlukan, syarat utama adalah terampil atau dapat menggunakannya dalam proses bembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungan.

5. Tersedianya waktu untuk penggunaannyaArtinya, media yang dipergunakan hendaknya dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

6. Sesuai dengan taraf berfikir siswa Memilih media hendaknya disesuaikan dengan taraf berfikir siswa, agar makna dan kesan-kesan pendidikan yang dikandungnya sampai kepada mereka dan dipahaminya.

2.7 Media pemelajaran berbasis ICT

Pengertian Media PembelajaranIstilah media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti “antara”. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada penerima. Sedangkan menurut Wina Sanjaya secara umum media merupakan kata jamak dari “medium”, yang berarti perantara atau pengantar. Kata media berlaku untuk berbagai kegiatan atau usaha, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik.

Page 20: MAKALAH KELOMPOK 2

16

Dan istilah media juga digunakan dalam bidang pendidikan, dalam hal in pengajaran. Ada banyak defenisi yang diungkapkan oleh beberapa pakar dalam mendefenisikan media pembelajaran. Berikut ini beberapa defenisi atau konsep media pembelajaran menurut para pakar.

Menurut Association of Education and Communication Technology (AECT) media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik.Selain dai Pengertian di atas Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ”tengah”, ”perantara” atau ”pengantar”. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Jadi, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran.Sedangkan media pembelajaran yaitu apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Saat ini muncul kecenderungan pemanfaatan/pendayagunaan media berbasis teknologi informasi dan komunikasi (ICT atau information Communication Technology). Media pembelajaran berbasis ICT adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICTBanyak sekali media dilingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam rangka, agar ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu penyampai pesan benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.Prinsip-prinsip dalam pemilihan media pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang konstruktif antara lain: 1.    Kesesuaian media dengan tujuan pembelajaran 2.    Kesesuaian media dengan lingkungan belajar 3.    kesesuaian media dengan karakteristik pembelajaran 4.    Kemudahan dan keterlaksanaan pemanfaatan media 5.    Kefisiensi media dalam kaitannya dengan waktu, tenaga dan biaya 6.    Keamanan bagi pembelajaran 7.    Kemampuan media dalam mengaktifkan siswa.

Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran biasanya menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) beserta aplikasinya, seperti: perangkat komputer yang tersambung dengan jaringan internet, LCD/proyektor, CD pembelajaran, televisi, bahkan menggunakan web atau situs-situs tertentu dalam internet.Dalam pembelajaran berbasis ICT, selain dukungan perangkat keras dan perangkat lunak, dukungan koneksi berbasis web (internet) juga sangat diperlukan. Hal ini

Page 21: MAKALAH KELOMPOK 2

17

memungkinkan para siswa dan guru melaksanakan aktifitas pembelajaran tidak harus selalu bertatap muka secara langsung, akan tetapi bisa dengan cara online yang tekoneksi dengan jaringan internet. Dengan adanya jaringan internet ini seseorang dapat mengakses data apa saja dengan melakukan browsing ke berbagai penyedia data (server) di berbagai belahan dunia. Beberapa fasilitas yang tersedia melalui jaringan internet yang bermanfaat untuk pengembangan pembelajaran adalah

a)    pencarian informasi dengan menggunakan mesin pencari (search engine) t termasuk didalamnya layanan pengelolaan uploud dan download

dokumen. Search engine tersebut diantaranya google, yahoo, altavista, ask, dsb.

b)    layanan kelompok diskusi dengan menggunakan mailing-list.c)    layanan komunikasi melalui surat elektronik (email). Dalam perkembangannya, email dipergunakan sebagai pendukung layanan

jejaring sosial seperti facebook, twitter, dsb.d)    layanan media komunikasi (interaksi) berbasis situs web, seperti blog.e)   ketersediaan aplikasi/progam yang bersifat freeware (boleh diunduh)

untuk media pembelajaran, seperti aplikasi perhitungan zakat, aplikasi pembelajaran baca tulis Al-Qur’an, aplikasi perhitungan warisan.

Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis ICT Diantana mafaat penggunaan media pembelajaran berbasis ICT yaitu:

1.    Materi abstrak (diluar pengalaman sehari-hari)2.    Kekuatan Hypertext (dibandingkan Buku)3.    Penggambaran ulang object belajar dan pola pikir siswa4.    Meningkatkan retensi/daya ingat siswa dengan belajar secara multimedia5.    Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan tenaga6.    Memungkinkan siswa belajar mandiri, sesuai bakat, kemampuan visual,

auditori dan kinestetiknya7.    Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama

8.    Pembelajaran dapat lebih menarik9.    Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek10.   Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun

diperlukanBAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar

Page 22: MAKALAH KELOMPOK 2

18

pada suatu lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Pembelajaran inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang

sedemikian rupasehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru (konvensional). Inovasi pembelajaranmerupakan sesuatu yang penting dan harus dimiliki atau dilakukan oleh guru. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup danbermakna. Kemauan guru untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan strategi pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru. Seorang guru professional telah mengikuti beberapa pelatihan tentang bagaimana menerapkan pendidikan kepada peserta didik, dengan megunakan media dan metode pembelajaran yang akan di ajarkan kepada peserta didik supaya mencapai tujuan yang akan dicapai sehingga peserta didik mempunyai komptensi yang akan di capai sesuai tingkatan-tingkatan yang telah di rancang sedemikian rupa.

Model pembelajaran CTL dapat membantu meningkatkan hasil belajar karena strategi CTL ini lebih memfokuskan pada pemahaman serta menekankan pada pengembangan minatpengalamansiswadalamkehidupansehari-hari bukan hanya sekedar hafalan saja.Sehingga dengan strategi CTL ini siswa diharapkan dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaatbagidirinyasendiridanorang lain.Sehinnga pembelajaran dengan menggunakan strategi CTL ini pembelajaran akan lebih produktif dan bermakna.

3.2 Saran

Calon guruPenting sekali bagi calon guru untuk memahami pembelajaran inovatif. Karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna.

3.3  Pembaca

Page 23: MAKALAH KELOMPOK 2

19

Dari uraian masalah tersebut penulis menyadari banyak sekali kekurangannya. Untuk itu penulis mengharapkan kepada pembaca untuk meneliti dan mengkaji kembali hal-hal yangberhubungandengan masalah ini, supaya para pembaca mendapat wawasan yang lebih luas. Selain itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya untuk perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Devid. 2008. Makalah Model-Model Pembelajaran Inovatif .

http://devidportofolio.blogspot.com/2008/11/makalah-model-model-

pembelajaran.html pada tanggal 26 Juni 2013

Page 24: MAKALAH KELOMPOK 2

20

Djamarah Syaiful Bahri, Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Edukasi Kompasiana. 2011. Pentingnya Inovasi Dalam Pembelajaran.

http://edukasi.kompasiana.com/2011/09/24/pentingnya-inovasi dalam-

pembelajaran-396045.html pada tanggal 26 Juni 2013

Masitoh, dkk. 2005. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Universitas

Terbuka

Perdana Andrean. 2013. Apa sih Pentingnya Inovasi Pembelajaran ?.

http://andreanperdana.blogspot.com/2013/02/apa-sih-pentingnya-

inovasi-pembelajaran.html pada tanggal 26 Juni 2013